Sabtu, 19 April 2008

38. Amaran Terakhir

Kemudian daripada itu aku melihat seorang malaikat lain turun dari surga. la mempunyai kekuasaan besar dan bumi menjadi terang oleh kemuliaannya. Dan ia berseru dengan suara kuat, ka­tanya, `Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, dan ia telah menjadi kediaman roh-roh jahat dan tempat bersembunyi semua roh najis, dan tempat bersembunyi segala burung najis dan yang dibenci.'Lalu aku mende­ngar suara lain dari surga berkata: 'Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari padanya, supaya kamu jangan mengambil bagian dalam dosa-dosa­nya, dan supaya kamu jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya. (Wahyu 18:1, 2, 4).
Ayat-ayat ini menunjuk bilamana ke depan kepada suatu waktu bilamana pengumuman mengenai rubuhnya kota Babel yang disiarkan oleh malaikat yang kedua dalam Wahyu 14:8, akan diulang, dengan pemberitahuan tambahan mengenai kejahatan yang telah memasuki berbagai organisasi yang mem­bentuk Babel, sejak pekabaran itu pertama kali disampaikan pada musim panas tahun 1844. Keadaan dunia keagamaan yang mengerikan diterang­kan di sini. Setiap penolakan kepada kebenaran, pikiran orang menjadi le­bih gelap, hati mereka semakin degil, sehingga mereka terjerumus ke dalam kekerasan hati kefasikan. Dalam menentang amaran yang telah diberi­kan oleh Allah, mereka akan terus menginjak-injak salah satu dari perin­tah-perintah hukum yang sepuluh itu, sampai mereka dituntun untuk menganiaya orang-orang yang menyucikan hari Sabat hari ketujuh. Kristus dianggap tidak ada melalui penghinaan yang dilancarkan terhadap firman­Nya dan umat-Nya. Sementara ajaran-ajaran Spiritisme diterima oleh ge­reja-gereja, pembatasan-pembatasan yang dikenakan kepada hati duniawi manusia itu dihapuskan dan pengakuan agama menjadi seperti jubah yang menyembunyikan kejahatan yang paling keji. Kepercayaan kepada mani­festasi spiritual membuka pintu kepada roh-roh yang menggoda dan ajar­an-ajaran Setan, dan dengan demikian pengaruh malaikat-malaikat Setan akan terasa di dalam gereja.
Mengenai Babel, pada waktu dimunculkan di dalam nubuatan ini, di­nyatakan, "Sebab dosa-dosanya telah bertimbun-timbun sampai ke langit, dan Allah telah mengingat' segala kejahatannya." (Wahyu 18:5). la telah memenuhi cawan kejahatannya dan kebinasaan sudah hampir dijatuhkan kepadanya. Tetapi masih ada umat Allah di Babel; dan sebelum penghakim­an-Nya dilaksanakan, orang-orang yang setia ini harus dipanggil keluar agar mereka "jangan mengambil bagian dalam dosa-dosanya" dan supaya mereka "jangan turut ditimpa malapetaka-malapetakanya." (Wahyu 18:4). Sejak pergerakan yang dilambangkan oleh malaikat yang turun dari langit, menerangi dunia ini dengan kemuliaannya, dan berseru dengan suara yang kuat, mengumumkan dosa-dosa Babel. Sehubungan dengan pekabarannya, panggilan ini terdengar, "Pergilah kamu, hai umat-Ku, pergilah dari pada­nya." Pengumuman ini, yang disatukan dengan pekabaran malaikat yang ketiga, menjadi amaran terakhir yang akan diberikan kepada penghuni du­nia ini.
Sungguh mengerikan keadaan yang akan dihadapi oleh dunia ini. Kua­sa-kuasa duniawi; yang disatukan melawan perintah-perintah Allah, akan memutuskan bahwa baik "kecil atau besar, kaya atau miskin, merdeka atau hamba," (Wahyu 13:16) harus menyesuaikan diri dengan kebiasaan-kebia­saan gereja dengan cara memelihara hari Sabat palsu. Semua yang menolak menyesuaikan diri akan dikenakan hukuman sipil, dan akhirnya akan di­nyatakan bahwa mereka pantas dihukum mati. Sebaliknya, terhadap hukum Allah yang memerintahkan hari perhentian, Pencipta menuntut penurutan, dan mengancam dengan murka Allah bagi semua yang melanggar ajaran-ajaran hukum itu.
Dengan masalah yang telah begitu jelas dibukakan di hadapan mereka, maka barangsiapa yang menginjak-injak hukum Allah dan menuruti per­aturan-peraturan manusia, menerima tanda binatang; ia menerima tanda kesetiaan kepada kuasa yang dipilihnya untuk diturut sebagai pengganti Allah. Amaran dari surga ialah, "Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam, cawan murka-Nya." (Wahyu 14:9, 10).
Tetapi tak seorang pun dibiarkan menderita murka Allah sebelum ke­benaran dinyatakan ke dalam pikiran dan hati nuraninya, dan ditolaknya. Banyak yang tidak pernah mempunyai kesempatan mendengar kebenaran khusus zaman ini. Kewajiban hukum keempat belum pernah dibukakan di hadapan mereka dalam terang yang sesungguhnya. Dia yang dapat mem­baca setiap hati, dan yang menguji setiap motif, tidak akan membiarkan mereka yang rindu akan pengetahuan kebenaran tertipu mengenai masalah pertentangan ini.
Perintah itu tidak dipaksakan secara membabi buta. Setiap orang harus mempunyai cukup terang untuk mengambil keputusan dengan baik.
Hari Sabat akan merupakan ujian terbesar kesetiaan, karena itulah po­kok kebenaran yang terutama dipertentangkan. Bilamana ujian terakhir di­lakukan ke atas manusia, maka garis pemisah akan ditarik antara mereka yang melayani Allah dan yang tidak melayani-Nya. Sementara pemeliharaan sabat palsu yang sesuai dengan hukum negara yang bertentangan dengan hukum yang keempat, adalah suatu pengakuan kesetiaan kepada suatu kuasa yang menentang Allah, maka pemeliharaan Sabat yang benar, dalam pe­nurutan kepada hukum Allah, adalah suatu bukti kesetiaan kepada Pencipta. Sementara satu golongan, oleh menerima tanda penurutan kepada kuasa-­kuasa duniawi, menerima tanda binatang, maka yang satu golongan yang memilih tanda kesetiaan kepada kekuasaan Ilahi, menerima meterai Allah.
Sejauh ini mereka yang menyampaikan pekabaran malaikat yang keti­ga sering dianggap, sebagai sekadar menakut-nakuti saja. Ramalan-ramalan mereka bahwa sikap tidak toleran terhadap agama akan berkuasa di Amerika Serikat, bahwa gereja dan negara akan bersatu untuk menganiaya, mereka yang memelihara, hukum-hukum Allah, telah dinyatakan sebagai tidak ber­alasan dan tidak masuk akal. Telah dinyatakan dengan meyakinkan bahwa negara ini tidak akan pernah menjadi sesuatu yang lain selain daripada, te­tap seperti yang sudah-sudah--pembela kebebasan beragama. Tetapi se­mentara masalah pemaksaan pemeliharaan hari Minggu menghangat seca­ra luas, peristiwa yang begitu lama diragukan dan tidak dipercayai tampak­nya sedang mendekat, dan pekabaran malaikat yang ketiga akan memberi­kan suatu pengaruh yang tidak bisa terjadi sebelumnya.
Pada setiap generasi Allah telah mengirimkan hamba-hamba-Nya un­tuk menegur dosa, baik di luar maupun di dalam gereja.Tetapi orang-orang ingin perkara-perkara yang menyenangkan yang disampaikan kepada me­reka, dan kebenaran yang murni dan yang tidak dipoles tidak berterima ke­pada mereka. Banyak pembaharu, yang memasuki pekerjaan mereka, berte­kad untuk bertindak bijaksana dalam menyerang dosa-dosa gereja dan bang­sa. Mereka berharap, oleh teladan kehidupan Kristen yang murni, menuntun orang-orang kembali kepada ajaran-ajaran Alkitab. Tetapi Roh Allah turun ke atas mereka sebagaimana turun ke atas Elia, menggerakkannya menegur dosa-dosa seorang raja yang jahat dan suatu umat yang murtad. Mereka tidak bisa menahan diri dari mengkhotbahkan kata-kata Alkitab—doktrin-­doktrin yang tadinya mereka enggan untuk menyampaikannya. Mereka di­dorong untuk dengan bersemangat menyatakan kebenaran, dan menyata­kan bahaya yang mengancam jiwa-jiwa. Perkataan yang Tuhan berikan ke­pada mereka, mereka ucapkan, tidak takut apa pun akibatnya, dan orang­-orang terdorong untuk mendengar amaran itu.
Demikianlah pekabaran malaikat yang ketiga itu dikabarkan. Pada waktu saatnya tiba untuk mengabarkannya dengan kuasa yang paling besar, Tuhan akan bekerja melalui alat-alat yang sederhana, untuk menuntun pikiran mereka yang menyerahkan dirinya kepada. pelayanan-Nya. Para pekerja akan disanggupkan oleh urapan Roh-Nya, bukan oleh pelatihan di dalam institusi pendidikan. Orang-orang yang beriman dan yang tekun berdoa, akan terdorong untuk pergi dengan sungguh-sungguh menyatakan firman-­firman yang diberikan Allah kepada mereka. Dosa-dosa Babel akan dinyatakan. Akibat-akibat yang menakutkan dari pemaksaan menuruti upacara-­upacara gereja oleh kekuasaan sipil, jalan menuju Spiritisme, kemajuan kekuasaan kepausan yang diam-diam tetapi pesat,—semuanya ditelanjangi. Orang-orang akan digerakkan oleh amaran-amaran yang sungguh-sung­guh ini. Ribuan orang akan mendengarkan perkataan-perkataan yang sebe­lumnya tidak pernah mendengar perkataan seperti itu. Dengan heran mere­ka mendengar kesaksian bahwa Babel adalah gereja, jatuh oleh karena ke­salahan-kesalahan dan dosa-dosanya, oleh karena penolakannya akan ke­benaran yang telah dikirim dari surga. Sementara orang-orang pergi kepada guru-guru mereka yang sebelumnya dengan pertanyaan yang sungguh­-sungguh ingin mendapat jawabannya, Apakah perkara-perkara ini demiki­an? Para pendeta memberikan cerita-cerita dongeng, menubuatkan perka­ra-perkara yang enak untuk meredakan ketakutan mereka dan untuk men­diamkan hati nurani mereka yang telah bangkit. Tetapi oleh karena banyak orang yang menolak hanya dipuaskan dengan otoritas manusia saja, dan menuntut kalimat sederhana, "Demikianlah firman Tuhan," maka para pen­deta populer, seperti para orang Farisi zaman dahulu, dipenuhi dengan ama­rah oleh karena otoritas mereka diragukan, akan mengatakan bahwa peka­baran itu datangnya dari Setan, dan membangkitkan sikap, orang banyak yang cinta dosa untuk mencaci maki dan menganiaya mereka yang menga­barkan pekabaran itu.
Sementara pertikaian meluas ke ladang-ladang baru, dan pikiran orang banyak dialihkan kepada hukum Allah yang telah diinjak-injak, maka Setan pun tersentak. Kuasa yang membantu pekabaran itu hanya akan menda­tangkan amarah mereka yang menentangnya. Para alim-ulama akan beru­saha sekuat tenaga untuk menutupi terang dari kawanan domba mereka. Dengan segala sarana yang di bawah perintahnya mereka akan berusaha untuk melarang memperbincangkan masalah-masalah penting ini. Gereja mengimbau tangan kuat kekuasaan sipil, dan dalam pekerjaan ini, para peng­ikut kepausan dan Protestan bersatu. Sementara gerakan bagi pemaksaan hari Minggu semakin berani dan tegas, maka undang-undang itu akan dipak­sakan kepada para pemelihara hukum Allah. Mereka akan diancam dengan denda dan hukuman penjara, dan sebagian akan ditawari kedudukan-kedu­dukan yang berpengaruh, dan hadiah-hadiah serta keuntungan-keuntungan lainnya sebagai bujukan untuk menyangkal iman mereka. Tetapi jawaban teguh dan tegas mereka adalah, "Tunjukkanlah kepada kami dari firman Allah kesalahan kami,"—permohonan yang sama yang di buat oleh Luther dalam keadaan yang sama. Mereka yang dihadapkan ke pengadilan, mem­buat suatu pembuktian yang kuat mengenai kebenaran itu, dan beberapa orang yang mendengarnya dituntun untuk mengambil sikap mereka untuk memelihara semua perintah-perintah Allah. Demikianlah terang akan dibawa di hadapan ribuan orang yang tadinya tidak mengetahui kebenaran-kebe­naran ini.
Penurutan yang teliti kepada firman Allah akan dianggap sebagai pem­berontakan. Dibutakan oleh Setan, orangtua akan berlaku kasar dan kejam kepada anak-anak mereka yang percaya, para majikan akan menindas ham­banya yang memelihara hukum Allah. Hubungan kasih sayang menjadi renggang. Anak-anak akan dihilangkan hak warisnya dan diusir dari ru­mah. Perkataan-perkataan Rasul Paulus akan digenapi, "Memang setiap orang yang mau hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya." (2 Timotius 3:12). Sementara para pembela kebenaran menolak menghormati sabat hari Minggu, sebagian dari mereka akan dijebloskan ke dalam penjara, sebagian dibuang, dan sebagian lagi diperlakukan sebagai budak. Kepada hikmat manusia, hal-hal ini tampaknya tidak mungkin, te­tapi sementara Roh Allah yang menahan semua ini ditarik dari manusia, dan mereka akan berada di bawah pengendalian Setan yang membenci ajar­an-ajaran ilahi, maka akan terjadi perkembangan-perkembangan yang aneh. Hati dapat menjadi sangat kejam bilamana takut dan kasih akan Allah di­singkirkan.
Apabila topan mendekat, suatu golongan besar orang yang mengaku percaya kepada pekabaran malaikat yang ketiga, tetapi belum disucikan oleh penurutan kepada kebenaran, meninggalkan kedudukan mereka dan bergabung dengan barisan penentang. Oleh bersatu dengan dunia dan meng­ambil bagian dalam rohnya, mereka telah memandang hal-hal itu dalam terang yang hampir sama. Dan bilamana ujian diberikan mereka telah siap memilih pihak yang pemurah dan populer. Orang-orang berbakat serta yang mempunyai tutur kata yang menarik, yang pada suatu waktu bersukacita di dalam kebenaran, akan menggunakan kuasa mereka untuk menipu danmenyesatkan jiwa-jiwa. Mereka menjadi musuh yang paling sengit dari saudara-saudara mereka dahulu. Bilamana para pemelihara hari Sabat diha­dapkan ke depan mahkamah pengadilan untuk mempertanggungjawabkan iman mereka, orang-orang yang murtad ini adalah agen-agen Setan yang paling efisien untuk memberikan gambaran yang salah dan menuduh me­reka, dan oleh laporan-laporan palsu dan sindiran-sindiran menghasut para penguasa untuk melawan mereka.
Pada masa penganiayaan ini iman hamba-hamba Allah akan diuji. Me­reka telah dengan setia memberikan amaran, memandang kepada Allah dan kepada firman-Nya. Roh Allah, yang menggerakkan hati mereka, telah mendorong mereka untuk berbicara. Dirangsang oleh semangat yang suci, dan oleh dorongan ilahi yang kuat atas mereka, mereka memasuki pelaksa­naan tugas-tugas mereka tanpa memperhitungkan akibat-akibat dari mem­bicarakan kepada orang-orang firman Allah yang telah diberikan ke­pada mereka. Mereka tidak membicarakan kepentingan-kepentingan duniawi mereka, atau berusaha mempertahankan reputasi atau hidup mere­ka. Namun, pada waktu topan perlawanan dan celaan menimpa mereka, beberapa orang dari mereka, karena dipenuhi rasa takut, akan bersedia ber­seru, "Seandainya kami telah melihat lebih dahulu akibat-akibat dari per­kataan-perkataan kami, kami akan diam saja." Mereka dikelilingi oleh ber­bagai kesulitan. Setan menyerang mereka dengan pencobaan-pencobaan yang hebat. Pekerjaan yang mereka jalankan kelihatannya jauh di atas ke­mampuan mereka untuk melakukannya. Mereka diancam dengan kebi­nasaan. Semangat yang menggerakkan mereka sudah hilang namun mere­ka tidak dapat berbalik. Kemudian, karena merasa sama sekali tidak berdaya, mereka lari kepada Yang Mahakuasa untuk mendapatkan kekuatan. Mere­ka ingat, bahwa kata-kata yang telah mereka ucapkan bukan kata-kata me­reka, melainkan kata-kata, Dia yang menyuruh mereka memberikan amaran itu. Allah menaruh kebenaran itu ke dalam hati mereka, dan mereka tidak bisa menahan untuk tidak mengabarkannya.
Ujian-ujian yang sama telah dialami oleh umat Allah di masa yang lalu. Wycliffe, Huss, Luther, Tyndale, Baxter, Wesley, mengatakan agar semua doktrin diuji dengan Alkitab, dan menyatakan akan menolak segala sesua­tu yang disalahkan oleh Alkitab. Terhadap orang-orang ini penganiayaan keji menimpa tanpa berpengasihan, namun mereka tidak berhenti menyiar­kan kebenaran itu. Berbagai kurun waktu atau periode dalam sejarah gereja telah ditandai oleh perkembangan beberapa kebenaran khusus, yang dise­suaikan dengan keperluan umat Allah pada masa itu. Setiap kebenaran baru telah melalui kebencian dan perlawanan. Mereka yang diberkati dengan terang itu telah dicobai dan diuji. Tuhan memberikan kebenaran khusus bagi orang-orang dalam suatu keadaan darurat. Siapakah yang berani me­nolak untuk menyiarkannya? la memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk menyampaikan undangan rahmat terakhir kepada dunia ini. Mereka tidak bisa tinggal diam, kecuali jiwa mereka dibinasakan. Duta-duta Kristus ti­dak ada urusan dengan akibat-akibat. Mereka harus melaksanakan tugas- tugas dan menyerahkan hasilnya kepada Allah.
Sementara perlawanan semakin meningkat, hamba-hamba Allah kem­bali bingung, oleh karena mereka menyangka merekalah yang mendatang­kan krisis itu. Tetapi hati nurani dan firman Allah meyakinkan mereka bahwa jalan-jalan mereka adalah benar. Dan meskipun pencobaan itu ber­lanjut, mereka dikuatkan untuk menanggungnya. Pertarungan semakin de­kat dan semakin sengit, tetapi iman dan semangat mereka bangkit bersama keadaan darurat itu. Kesaksian mereka adalah, "Kami tidak berani memal­sukan firman Allah, membagi-bagi hukum-Nya yang kudus, mengatakan sebagian penting dan sebagian yang lain tidak penting, demi memperoleh persetujuan dunia ini. Tuhan yang kami layani sanggup melepaskan kami. Kristus telah mengalahkan kuasa-kuasa dunia ini, dan akankah kita takut kepada dunia yang sudah dikalahkan?"
Penganiayaan dalam berbagai bentuknya adalah perkembangan suatu prinsip yang akan terus ada selama Setan masih ada dan Kekristenan mem­punyai kuasa vital. Tak seorang pun dapat melayani Allah tanpa melawan pasukan kegelapan. Malaikat-malaikat jahat akan menyerang mereka, takut kalau-kalau pengaruh mereka dirampas dari tangan mereka. Orang-orang jahat, yang dicela oleh teladannya, akan bersatu dengan mereka dalam usa­ha untuk memisahkan umat-Nya dari Allah dengan pencobaan yang memi­kat. Bilamana ini tidak berhasil, maka tindakan kekerasan akan digunakan untuk memaksa hati nurani.
Akan tetapi selama Yesus tetap menjadi pengantara di dalam bait suci di surga, pengaruh Roh Suci yang mengekang akan dirasakan oleh para penguasa dan orang-orang banyak. Roh itu masih mengendalikan undang­-undang negara, sampai batas-batas tertentu. Kalau bukan karena undang­-undang yang seperti ini, keadaan dunia akan lebih buruk daripada yang sekarang. Walaupun banyak pemimpin kita adalah agen-agen aktif Setan, Allah juga mempunyai agen-agen-Nya di antara orang-orang terkemuka bangsa itu. Musuh menggerakkan hamba-hambanya untuk mengusulm tindakan yang sangat menghalangi pekerjaan Allah, tetapi negarawan­-negarawan yang takut akan Allah dipengaruhi oleh malaikat-malaikat suci Allah untuk melawan usul-usul seperti itu dengan argumen-argumen yang tidak bisa dijawab. Demikianlah beberapa orang akan membendung arus kejahatan itu. Perlawanan musuh-musuh kebenaran akan ditahan agar Peka­baran malaikat yang ketiga dapat melakukan tugasnya. Bilamana amaran terakhir diberikan, amaran itu akan menawan perhatian orang-orang terke­muka ini melalui siapa Tuhan bekerja sekarang, dan sebagian mereka akan menerimanya, dan akan berdiri bersama umat Allah melalui masa kesukar­an itu.
Malaikat yang bergabung dalam penyiaran pekabaran malaikat yang ketiga, menerangi seluruh dunia ini dengan kemuliaannya. Suatu pekabar­an yang mencakup seluruh dunia dan kuasa yang luar biasa diramalkan di sini. Pergerakan Advent pada tahun 1840-1844 adalah manifestasi mulia dari kuasa Allah. Pekabaran malaikat yang pertama telah disampaikan ke setiap pos-pos misionaris di dunia ini, dan di beberapa negara ada perhatian besar terhadap agama yang telah disaksikan di setiap negeri sejak Pemba­ruan pada abad keenambelas. Tetapi ini akan dilampaui oleh pergerakan yang luar biasa pekabaran malaikat yang ketiga. Pekerjaan itu akan mirip dengan pekerjaan pada hari Pentakosta. Sebagaimana "hujan awal" telah diberikan dengan kecurahan Roh Kudus pada pembukaan pekabaran Injil yang menyebabkan benih berharga itu bertumbuh, demikian juga "hujan akhir" akan diberikan pada penutupannya, untuk mematangkan tuaian. "Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal Tuhan; la pasti muncul seperti fajar, la akan datang kepada kita seperti hujan, se­perti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi." (Hosea 6:3). "Hai bani Sion, bersorak-soraklah dan bersukacitalah karena Tuhan, Allahmu! Sebab telah diberikan-Nya kepadamu hujan pada awal musim dan hujan pada akhir musim seperti dahulu." (Yoel 2:23). "Akan terjadi pada hari-hari ter­akhir—demikianlah firman Tuhan — bahwa Aku akan mencurahkan Roh­Ku ke atas semua manusia; maka anak-anakmu laki-laki dan perempuan akan bernubuat, dan teruna-terunamu akan mendapat penglihatan-penglihat­an, dan orang-orangmu yang tua akan bermimpi." "Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan." (Kisah 2:17, 21).
Pekerjaan besar pengabaran Injil tidak akan ditutup dengan manifestasi kuasa Allah yang kurang dari yang menandai pembukaan penyiarannya. Nubuatan-nubuatan yang telah digenapi pada pencurahan hujan awal pada pembukaan penyiaran injil, sekali lagi akan digenapi pada hujan akhir pada penutupan penyiaran Injil itu. Inilah "waktu kelegaan" yang dinanti-nanti­kan Rasul Paulus pada waktu ia berkata, "Karena itu sadarlah dan bertobatlah supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kris­tus." (Kisah 3:19, 20).
Hamba-hamba Allah, dengan wajah yang bersinar dengan pengabdian kudus, akan mempercepat penyiaran pekabaran dan surga itu dari satu tempat ke tempat yang lain. Melalui ribuan suara amaran itu akan disampaikan ke seluruh dunia. Mukjizat-mukjizat akan diadakan, orang sakit disembuh­kan, dan tanda-tanda ajaib akan menyertai orang-orang yang percaya. Setan juga bekerja dengan tanda-tanda ajaib untuk menipu, bahkan mendatang­kan api dari langit di hadapan manusia.(Wahyu 13:13). Demikianlah pen­duduk bumi harus menentukan kedudukan mereka.
Pekabaran ini disiarkan bukan dengan banyak argumen, tetapi dengan keyakinan yang mendalam dari Roh Allah. Argumen-argumen telah di­sampaikan. Benih telah ditaburkan, dan sekarang ia akan tumbuh dan ber­buah. Risalah-risalah yang dibagikan oleh pekerja-pekerja misi telah mem­berikan pengaruhnya, namun banyak orang yang pikirannya terkesan telah dicegah untuk mengerti sepenuhnya kebenaran itu atau untuk penurutan yang sempurna. Sekarang sinar-sinar terang menerusi ke mana-mana; ke­benaran terlihat dengan jelas dan anak-anak Allah yang setia memutuskan ikatan-ikatan yang menahan mereka. Hubungan keluarga, hubungan jemaat, tak berdaya menahan mereka sekarang. Kebenaran adalah jauh lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Walaupun agen-agen ber­gabung melawan kebenaran, suatu kelompok besar orang-orang berdiri di pihak Tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar