Sabtu, 20 Februari 2010

SN. 18 KUNCI NUBUATAN AKHIR ZAMAN

Dalam buku Nabi Daniel terdapatlah banyak nubuatan-nubuatan yang penting sekali dan menarik perhatian, karena nubuatan-nubuatan itu memberitahukan tentang berbagai keadaan akhir zaman. Salah satu nubuatan yang mempunyai arti khusus bagi umat manusia, terdapat dalam Daniel pasal delapan. Begitu pentingnya nubuatan ini harus dipelajari, karena hal itu mengenai hari penghakiman yang menyangkut kehidupan tiap manusia. Apabila kita mengikuti permulaan ayat-ayat dalam Daniel 8 itu, maka kita mendapat penjelasan tentang ringkasan lambang pemerintahan dalam sejarah dunia, yang dimulai pada zaman Media-Persia. Raja-raja Media-Persia itu dalam nubuatan yang dilihat Daniel dilambangkan dengan "domba jantan yang bertanduk dua pucuk." (Daniel 8:6,20.)Sebagaimana kita ketahui menurut sejarah, Media-Persia diikuti oleh Kerajaan Yunani (Yunani) yang dalam nubuatan ini dilambangkan oleh "kambing jantan dengan tanduk besar di antara kedua belah matanya," (Daniel 8:8,21). Kemudian Kerajaan Roma yang digambarkan dalam Daniel 8:8-12, dan yang mempunyai ciri-ciri "sepucuk tanduk yang kecil" yang "jadi amat sangat besar", "dibesarkannya dirinya", "dihempaskannya kebenaran itu ke bumi", maka sifat dan tindakan itu adalah kenyataan dari lambang kekejaman di zaman kekuasaan Roma oleh kuasa kekafiran dan kuasa agama pada waktu itu! Sementara Nabi Daniel melihat dalam khayal tentang pergolakan, peperangan, penganiayaan yang terjadi itu, ia mendengar suara orang berkata-kata, yang bertanya,

"Sampai berapa lama berlaku penglihatan ini, yakni korban sehari-hari dan kefasikan yang membinasakan, tempat kudus yang diserahkan dan bala tentara yang diinjak-injak?" Daniel 8:1-3.


Pertanyaan "Sampai berapa lama", mengandung arti tertentu dalam nubuatan ini, karena sesuai dengan khayal yang dilihat nabi itu, tentang kejahatan dan kengerian, kini ia ingin mengetahui bilakah kuasa kejahatan akan dihancurkan dan perlakuan bengis akan berakhir. Pertanyaan ini pun berarti pula suatu keinginan mendapat penjelasan bila hukuman akan dijatuhkan bagi semua pelaku kejahatan itu! Maka ia menjawab:

"Sampai lewat dua ribu tiga ratus petang dan pagi, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Daniel 8:14.

Sekarang kita bertanya: Bagaimanakah dapat kita mengetahui dengan pasti untuk menentukan waktu yang tepat dimulainya perhitungan itu? Kita telah mengetahui bahwa dalam mempelajari Nubuatan Kitab Suci, perhitungan hari berarti tahun. (Bilangan 14:34). Apakah permulaan masa 2300 tahun itu dimulai pada zaman Daniel? Atau di zaman Kristus? Bagaimana harus kita menghitungnya?

1. PERHITUNGAN TAHUN NUBUATAN DIMULAI 457 S.M.

Agar dapat dimengerti dengan lebih jelas perhitungan waktu yang dinyatakan dalam nubuatan ini, kita haras mempelajari pula kitab Daniel pasal sembilan. Nabi Daniel sendiri tidak mengetahui arti khayal itu pada waktu ia melihatnya, sehingga Gabriel harus memberitahukan arti khayal itu kepadanya (Daniel 8:15-17.) Nabi Daniel berdoa dengan tekun kepada Allah agar kepadanya dinyatakan arti dari bilangan tahun dalam nubuatan ini. Maka Gabriel telah diutus dari surga oleh Allah untuk memberitahukan kepada Nabi Daniel dan mengartikan kepadanya khayal yang dilihatnya sebagaimana yang tercantum dalam Kitab Daniel pasal delapan itu. Daniel 9:3-23. Dengan jelas Gabriel mulai membuka rahasia perhitungan yang ajaib dalam nubuatan itu. "Tujuh puluh sabat", katanya "sudah ditentukan bagi bangsamu (yaitu bangsa Yahudi), dan bagi negerimu yang suci itu akan menutup segala kesalahan dan memeteraikan khayal dan segala nabi akan menyirami Yang Mahasuci itu dengan musuh." Daniel 9:24. Para ahli Kitab Suci berpendapat bahwa perkataan ditentukan yang terdapat dalam ayat di atas itu, berarti "dipisahkan" atau "dikurangkan". Demikianlah bahwa tujuh puluh sabat atau 490 hari dalam nubuatan berarti 490 tahun, itu adalah bagian permulaan dari waktu 2300 tahun nubuatan itu. Sampai di sini, kita belum dapat mengerti maksud perhitungan tahun nubuatan itu! Bilakah permulaan tahun nubuatan itu dihitung? Penjelasan secara rinci tentang masa 490 tahun itu, diterangkan pula pada ayat 25.

"Maka ketahuilah dan pahamilah: dari saat firman itu keluar, yakni bahwa Yerusalem akan dipulihkan dan dibangun kembali, sampai pada kedatangan Seorang yang diurapi, seorang Raja, ada tujuh kali tujuh masa; dan enam puluh dua kali tujuh masa lamanya kota itu akan dibangun kembali dengan tanah lapang dan paritnya, tetapi di tengah-tengah kesulitan." Daniel 9:25.

Kini mulai jelas, bahwa perhitungan waktu permulaan tahun nubuatan itu, haruslah diperkirakan dengan usaha pembangunan kembali kota Yerusalem. Alkitab memberitahukan bahwa di bawah Raja-raja Koresy, Darius dan Arthasasta raja Persia perintah untuk membangun kota Yerusalem telah dikeluarkan. Perintah atau dekrit terakhir yaitu dari Raja Arthasasta, (baca Kitab Ezra 7) adalah yang terpenting dan menjadi permulaan perhitungan tahun nubuatan itu. Dekrit Arthasasta itu dikeluarkan pada tahun ketujuh masa pemerintahannya, yaitu pada tahun 457 S. M. Dari masa ini sampai kepada Kristus, ada tujuh sabat dan enam puluh dua sabat Bahwa perhitungan tahun itu dapat dibagi pada gambar sebagai berikut:



Dengan lain perkataan 7 sabat dan 62 sabat adalah 69 sabat, atau 438 hari atau tahun dalam nubuatan. Untuk mengetahui bilakah berakhir perhitungan 438 tahun itu jika dihitung mulai hari pertama dalam 457 S.M., maka kita akan sampai kepada tahun hari terakhir tahun 26 M. Tetapi karena perintah Raja Artahsasta itu diberikan kira-kira pertengahan tahun 457 S.M., maka bagian akhir 69 sabat itu jatuh pada tahun 27 M. Untuk menggenapkan 70 sabat itu, maka setelah tahun 27 M masih ada satu sabat lagi, yaitu 7 hari atau 7 tahun sehingga perhitungan keseluruhan dari 70 sabat yang dimulai tahun 457 S. M. berakhir pada tahun 34 M.

2. KEGENAPAN TAHUN NUBUATAN 408 S. M. DAN 27 M.

Apakah yang telah terjadi pada tiap bagian dari tahun nubuatan itu? Peristiwa apa yang terjadi pada akhir tujuh sabat dan pada akhir enam puluh dua sabat? Tepatnya pada tahun 408 S.M. yaitu akhir dari perhitungan genapnya 7 sabat, dan tahun 27 M. adalah akhir perhitungan genapnya 62 sabat Dalam Daniel 9:25 dinyatakan bahwa dalam jangka waktu itu, pembangunan kembali Yerusalem sudah harus diselesaikan. Hal ini telah digenapkan yaitu setelah 49 tahun dari tahun 457 S.M., tepatnya tahun 408 S.M., pembangunan kembali Yerusalem telah selesai dikerjakan. Dan pada tahun 27 M, yaitu pada masa akhir 69 sabat nubuatan itu, atau setelah 483 tahun, Yesus mulai berkhotbah dengan pernyataan yang jelas, kata-Nya:

"Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil ! Markus 1:15.


Bahwa Tuhan kita Yesus Kristus ketika berbicara tentang "waktunya sudah sampai", tidak lain menunjukkan kepada kegenapan "waktunya nubuatan", enam puluh Sembilan sabat, yang dikemukakan dalam nubuatan yang menyatakan "sampai kepada Kristus, penghulu itu." (Daniel 9:25). Kitab Suci menyatakan pula betapa tepatnya kegenapan nubuatan ini, dihubungkan dengan pekerjaan Yohanes Pembaptis.

"Dalam tahun yang kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius ketika Pontius Pilatus menjadi Wali Negeri Yudea, dan Herodes Raja wilayah Galilea, Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene.
"Pada waktu Hanas dan Kayafas menjadi Imam Besar, datanglah firman Allah kepada Yohanes, anak Zakharia, di padang gurun." Lukas 3:l, 2

.
Yesus mulai bekerja enam bulan setelah Yohanes Pembaptis dalam tahun yang sama, yaitu tahun kelima belas dari pemerintahan Kaisar Tiberius. Dengan bukti sejarah ini dapatlah disimpulkan bahwa Yesus mulai bekerja antara akhir tahun 26 M. dan akhir tahun 27 M jadi tepat 483 tahun dihitung mulai tahun 457 S.M.

"Ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis dan ketika Yesus juga dibaptis dan sedang berdoa, turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-Nya. Dan terdengarlah suara dari langit: "Engkaulah Anak yang Kukasihi, kepada-Mulah Aku berkenan." Lukas 3:21, 22.

Pada waktu itu pula Yesus memulaikan pekerjaan-Nya dan dikenal orang sebagai Mesias (Yohanes 1:14). Peristiwa apakah terjadi dalam jangka waktu satu sabat lagi atau 7 tahun, setelah genap 69 sabat, atau sesudah tahun 27M ?

3. PERISTIWA ANTARA TAHUN 27 S.M. DAN TAHUN 34 M.


Setelah genap waktu nubuatan 69 sabat itu masih tinggal satu sabat untuk memenuhi waktu 70 sabat sebagaimana dalam Daniel 9:24. Perhatikanlah Daniel 9:26, 27. berikut ini:

"Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan Seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salah-Nya apa-apa. Maka datanglah rakyat seorang raja memusnahkan kota dan tempat kudus itu, tetapi Raja itu akan menemui ajal-Nya dalam air bah; dan sampai pada akhir zaman akan ada peperangan dan pemusnahan, seperti yang telah ditetapkan.

"Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu."


Apakah artinya nubuatan ini? Peristiwa apakah yang terjadi sebagai kegenapannya? Perhatikanlah gambaran yang berikut ini:



Perhatikanlah pula perkataan nubuatan yang menyatakan bahwa:

"Sesudah keenam puluh dua kali tujuh masa itu akan disingkirkan Seorang yang telah diurapi, padahal tidak ada salah-Nya apa-apa." Daniel 9: 26.

Lebih tegas lagi:

"Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi lebih berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa. Pada pertengahan tujuh masa itu Ia akan menghentikan korban sembelihan dan korban santapan; dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu." Daniel 9:27.

Adapun peristiwa yang terbesar terjadi bagi dunia, ialah pada waktu kegenapannya nubuatan ini. Menjelang genapnya nubuatan 70 sabat yang telah ditentukan bagi bangsa Yahudi, yaitu tepatnya pada tahun 31 M. Yesus Kristus mati disalibkan di Golgota. Tiga setengah tahun yaitu tepatnya pada pertengahan sabat itu, setelah baptisan-Nya tahun 27 M. "Kristus itu telah dihapuskan," "Tetapi bukan karena diri-Nya sendiri." Yesus mati untuk semua manusia. (Baca 2 Korintus 5:15). Pada waktu kematian Yesus itu, terjadilah peristiwa di dalam bait Allah, sesuai dengan nubuatan yaitu,

"menghentikan korban sembelihan dan persembahan makanan."

"Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah." Matius 27:51.


Setelah "setengah sabat itu," ditandai dengan kematian Yesus, yaitu tepatnya tahun 31 M, maka masih ada lagi tiga setengah tahun untuk kegenapan waktu seluruhnya dari waktu nubuatan 70 sabat itu. Selama waktu itulah murid-murid Yesus Kristus memberitakan kabar keselamatan kepada bangsa Yahudi. Beribu-ribu orang menerima pekabaran itu dengan sukacita, misalnya pada hari Pentakosta, tetapi banyak pula yang menolak dan penolakan banyak orang itu diakhiri dengan tindakan mereka membunuh mati Stefanus pada tahun 34 M. Akibat penolakan itu yang kegenapannya tepat pada waktu nubuatan 70 sabat, atau 490 tahun sejak tahun 457 S.M., yang jatuh-nya pada tahun 34 M. itu maka kabar keselamatan itu tidak ada lagi dikhususkan kepada bangsa Yahudi tetapi diberikan kepada semua bangsa. Tetapi dengan berani Paulus dan Barnabas berkata:

"Memang kepada kamulah firman Allah harus diberitakan lebih dulu, tetapi kamu menolaknya dan menganggap dirimu tidak layak untuk beroleh hidup yang kekal. Karena itu kami berpaling kepada bangsa-bangsa lain." Kisah Para Rasul 13:46.

4. "TEMPAT SUCI DIPERBAIKI PULA”



Setelah kita mengetahui beberapa kegenapan waktu nubuatan itu sejak tahun 457 S.M., maka kini kita bertanya tahun berapakah akhir perhitungan 2300 tahun itu? Gambaran berikut ini memberikan keterangan keseluruhan mengenai perhitungan itu yang berakhir pada tahun 1844. Apakah akan terjadi pada tahun 1844 yaitu pada waktu berakhirnya perhitungan dua ribu tiga ratus kali pagi dan petang menurut nubuatan waktu yang panjang itu? Sebenarnya pekabaran dalam nubuatan ini bukan saja memberitakan tentang pekerjaan Yesus dan kematian-Nya, tetapi mengenai "perbaikan atau pembersihan" tempat yang suci, yaitu suatu hari pehukuman yang menyangkut pula tentang kedatangan Yesus kedua kali ke dunia ini. Tempat suci dalam bait suci di manakah yang dimaksudkan oleh nubuatan ini? Maka ia menjawab

"Sampai lewat dua ribu tiga ratus pagi dan petang, lalu tempat kudus itu akan dipulihkan dalam keadaan yang wajar." Daniel 8:14.

Jelaslah bahwa yang dimaksudkan di sini bukanlah tempat suci dalam bait suci Yerusalem, karena pekerjaan pehukuman bagi semua manusia itu dilakukan dalam bait suci di surga.

"Inti dari segala yang kita bicarakan itu ialah: Kita mempunyai Imam Besar yang demikian, yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di surga, dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia." Ibrani 8:1, 2.

Adapun bait suci yang dibuat oleh Musa atau yang didirikan di dunia ini, adalah oleh manusia, miniatur daripada bait suci yang di surga, yang ditunjukkan Tuhan kepada Musa. (Ibrani 8:5). Tetapi mengapakah tempat suci dalam bait suci di surga harus dibersihkan? Jawabannya sederhana sekali! Karena dalam Alkitab dinyatakan bahwa dalam bait suci di surga itu terdapat buku-buku catatan tentang segala sesuatu yang terjadi dalam dunia ini, dan segala perbuatan yang dilakukan oleh tiap manusia. Buku yang mencatat segala dosa manusia, yang masing-masing akan mempertanggungjawabkannya pada hari pehukuman. Dengan mempelajari tentang "kunci nubuatan akhir zaman" ini, kita dapat memahami dengan baik, waktu yang tepat dimulainya pekerjaan pemeriksaan buku-buku di surga, disediakan untuk suatu hari pehukuman yang akan menentukan keselamatan atau kebinasaan manusia! Sampai berapa lama pekerjaan pemeriksaan pehukuman itu berlangsung dan bagaimanakah cara pemeriksaan itu dilakukan, akan kita pelajari pada pelajaran yang berikut. Sementara itu, perlu pula kita perhatikan amaran dan panggilan Allah kepada kita melalui nabi-Nya, dengan panggilan berikut ini:

"Sebelum kamu dihalau seperti sekam yang tertiup, sebelum datang ke atasmu murka TUHAN yang bernyala-nyala itu, sebelum datang ke atasmu hari kemurkaan TUHAN.

"Carilah TUHAN, hai semua orang yang rendah hati di negeri, yang melakukan hukum-Nya; carilah keadilan, carilah kerendahan hati; mungkin kamu akan terlindung pada hari kemurkaan TUHAN." Zefanya 2: 2,3.


Keterangan:
1. S.M. artinya Tahun Sebelum Masehi
2. M. artinya Tahun Masehi

SN 17. BAGAIMANA HARUS BERDOA



"Doa adalah kunci di tangan iman untuk membuka perbendaharaan surga," demikian tulis E. G. WHITE dalam buku Steps to Christ. Apakah doa itu? Jika berdoa itu berarti kita berbicara kepada Allah, apakah mungkin manusia yang berdosa berbicara kepada Allah Yang Mahasuci? Jika manusia dapat berbicara kepada Allah, bagaimanakah dan berapa sering pembicaraan itu dilakukan? Apakah Allah mendengar doa kita dan menjawabnya?

1. APAKAH DOA ITU?

Ada beberapa pengertian yang dikemukakan tentang doa. "Doa adalah membuka hati kepada Allah seperti kepada seorang sahabat." "Doa itu adalah hubungan kita dengan surga." "Doa adalah pembicaraan dua arah antara Allah dan manusia." "Doa adalah mengadakan kontak dengan kuasa Allah." Walaupun demikian banyak orang tidak berdoa, atau tidak sembahyang dengan alasan bahwa mereka tidak mengetahui bagaimana mengucapkan doa itu. Kalau berdoa itu adalah membuka hati kita kepada Allah seperti kepada seorang sahabat, maka tidaklah perlu bagi kita mengucapkan doa itu menurut tulisan dalam satu buku doa, atau menghafal doa yang telah disusun lebih dulu. Doa adalah pembicaraan dari hati kepada Allah. Sebetulnya Allah telah mengetahui segala sesuatu keperluan kita. Allah mengenal tiap manusia, dan sebelum kita meminta sesuatu la telah mengetahuinya. Yesus berkata:

"Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan.

"Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu meminta kepada-Nya." Matius 6: 7,8.

"Sebab sebelum lidahku mengeluarkan perkataan, sesungguhnya, semuanya telah Kau ketahui, ya Tuhan." Mazmur 139:4.


Jika demikian mengapa kita perlu berdoa? Doa amat penting bagi kita dan mutlak walaupun Allah telah mengetahui segala keperluan kita, karena apabila manusia berpisah dari Allah berarti manusia itu binasa, tetapi dengan ketekunan berdoa akan terjalinlah hubungan rohani yang erat antara manusia dengan Allah Yang Mahakuasa. Yesus menasehatkan pula:

"Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jika kamu tidak tinggal di dalam Aku." Yohanes 15:4.


Berdoa itu amat penting, karena dengan demikian komunikasi antara manusia dengan Allah akan tetap terpelihara. Jika dosa telah menyebabkan terputusnya hubungan antara kita dan Allah, maka kita harus datang kepada Allah dengan berdoa agar hubungan ini dapat dipulihkan kembali.

2. BAGAIMANA KITA BERDOA

Pertama-tama kita harus yakin bahwa doa kita ditujukan kepada Allah, karena itu, kepada kita diajarkan Yesus,

"Karena itu berdoalah demikian: Ya Bapa kami yang di surga." Matius 6:9.
Kemudian, doa kita itu disampaikan kepada Allah Bapa di surga di dalam nama Yesus Kristus.
"Dan pada hari itu kamu tidak akan menanyakan apa-apa kepada-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya segala sesuatu yang kamu minta kepada Bapa, akan diberikan-Nya kepadamu dalam nama-Ku." Yohanes 16:23.


Adapun berdoa itu dapat dilaksanakan sebagai berikut: (a) Berdoa perorangan. (b) Berdoa di hadapan umum. (c) Berdoa dengan keluarga.


(a) Berdoa perorangan .

Ada banyak hal di dalam kehidupan kita dan persoalan di dalam hati kita yang tidak dapat kita beritahukan kepada orang lain , karena persoalan itu adalah bersifat pribadi. Hanya dapat disampaikan kepada Tuhan dan memohon keampunan. Kepada Allah saja kita dapat membuka hati pribadi kita walaupun Allah mengetahui keadaan kita yang tersembunyi sekalipun. Apakah saudara merasa takut karena dengan sengaja atau tidak sengaja saudara telah membuat dosa tersembunyi sendirian? Allah mengetahui perbuatan saudara! Datanglah kepada-Nya dan berdoa, mengakui dosa itu dan bertobat maka Allah akan mengampuni saudara dan hati saudara pun menjadi tenang dan damai.

Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." Matius 6:6.

Inilah yang kita maksudkan berdoa secara pribadi, doa perorangan, atau berdoa sendiri tidak bersama orang lain. Namun demikian seseorang tidak hanya dapat berdoa di dalam kamar tertutup, tetapi juga ia dapat berdoa, sementara dalam perjalanan, di dalam bus atau kereta api, di kantor, di toko, di ladang dan di mana saja. Tentu apabila kita berdoa sementara dalam perjalanan tidak perlu kita sengaja berhenti di tempat orang banyak dan memperlihatkan bahwa kita sedang berdoa. Kita dapat berbicara dari hati kita dan selalu menghubungi Allah yang tidak kelihatan.

(b) Berdoa di hadapan umum.


Apabila kita berdoa di hadapan umum seperti halnya apabila kita berdoa sendirian maka kita boleh mengikuti pedoman berdoa yang diberikan oleh Yesus, sebagai berikut :

"Bapa kami yang di surga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami seperti kami mengampuni orang yang bersalah kepada kami. Dan jangan membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami daripada yang jahat. Karena Engkaulah yang empunya kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin." Matius 6:9-13
.

Kita menghampiri Allah dengan berdoa seperti kepada seorang "bapa" karena kita ini adalah "anak-anak Allah". Selain dari pedoman berdoa yang telah diajarkan Yesus, bagaimanakah kita dapat berdoa? Apakah yang harus tercakup dalam doa kita kepada Allah? Kita harus menyadari dan mengakui segala karunia yang baik dari Allah kepada kita tiap hari dan kita harus mengucap syukur atas segala berkat-berkat itu. Kita memohon keampunan atas dosa-dosa kita, tetapi pengakuan dosa perorangan yang diakui dalam doa sendirian, tidaklah diucapkan dalam doa umum.
Berdoa dengan orang banyak haruslah singkat, cukup jelas perkataan kita agar didengar oleh perkumpulan itu. Namun demikian tingkah laku kita apabila berdoa, baik dengan suara dan perkataan kita, maupun cara kita bertelut atau berdiri menundukkan kepala kita, semuanya dilakukan dengan penuh khidmat dan rasa hormat kepada Allah, karena Dialah Raja segala raja, dan Khalik semesta alam.

(c) Berdoa dengan keluarga.

Di samping kita perlu berdoa sendirian, secara pribadi kepada Allah, dan berdoa bersama dalam suatu perkumpulan, ada lagi cara berdoa kita yang penting ialah dengan keluarga. Ini biasanya dikenal sebagai "kebaktian keluarga". Pada setiap pagi dan malam, adalah menjadi kesempatan yang terbaik bagi satu keluarga, ayah, ibu dan anak-anak, berkumpul dan berbakti kepada Allah dengan menyanyi, membaca Kitab Suci dan berdoa. Kebaktian keluarga ini pasti memberikan kebahagiaan bagi keluarga dan jaminan bagi kehidupan anak-anak sehingga seluruh keluarga memperolehkekuatan dan berkat baik jasmaniah dan rohaniah. Kepada orang tua, Allah menasihatkan agar mengadakan kebaktian keluarga sebagai salah satu cara pendidikan yang terbaik bagi anak-anak.

"Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau mengajarkan-nya berulang-ulang kepada anak-anakmu dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun." Ulangan 6:6, 7.


3. DOA YANG DIJAWAB OLEH ALLAH

Bagaimanakah dapat kita ketahui bahwa doa kita akan dijawab oleh Allah? Pertama-tama kita harus yakin bahwa Allah, selalu mendengar doa kita dan menjawab doa kita menurut kehendak-Nya.

"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu." Matius 7:7.

Ada beberapa syarat penting yang perlu dilakukan oleh tiap orang yang akan berdoa, apabila mereka mau Allah menjawab doa mereka itu.

(a) Menurut kehendak Allah. .
Perhatikanlah pula ayat berikut ini:

"Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jika kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya." 1 Yohanes 5:14.
"Atau kamu berdoa juga, tetapi kamu tidak menerima apa-apa, karena kamu salah berdoa, sebab yang kamu minta itu hendak kamu habiskan untuk memuaskan hawa nafsumu." Yakobus 4:3.


Berdoa yang sesuai dengan kehendak Allah, berarti bahwa kita harus pula menjadi orang yang setia mentaati firman Allah di dalam Kitab Suci! Apabila kita berdoa, agar Allah menghukum seseorang karena kebetulan kita tidak menyukai orang itu, maka sudah jelaslah bahwa doa kita itu tidak se-suai dengan kehendak Allah, karena Allah menghendaki bahwa kita harus mencintai sesama manusia walau musuh kita sekalipun.

(b) Berdoa dengan Iman
Seorang pemuda berkata kepada pendeta: "Saya tidak percaya bahwa ada Allah, tetapi jika tuan percaya, berdoalah untuk keselamatan saya!"
Alkitab berkata:

"Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari dia." Ibrani 11:6.

(c) Berdoa karena menyadari akan keperluan sendiri.
Perjanjian Allah adalah untuk memberikan berkat kepada mereka yang menyadari akan keperluan mereka.

"Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan." Matius 5:6.

Berdoa dan meninggalkan dosa. Dosa menyebabkan hubungan Allah dan manusia terputus. Seorang yang tetap berbuat dosa maka doanya tidak akan berarti, karena dosa itu adalah pelanggaran hukum Allah adanya.

"Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, tentulah Tuhan tidak mau mendengar." Mazmur 66:18.

"Siapa memalingkan telinganya untuk tidak mendengarkan hukum, juga doanya adalah kekejian....Siapa menyembunyikan pelanggarannya tidak akan beruntung, tetapi siapa mengakuinya dan meninggalkannya akan disayangi." Amsal 28:9,13.


4. APA YANG PENTING DALAM DOA KITA

Kita patut berdoa untuk keselamatan orang lain, atau berdoa untuk orang miskin dan orang yang sakit agar mendapat kesembuhan.

"Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni." Yakobus 5:15.

Namun demikian, yang terpenting kita berdoa adalah untuk kesembuhan rohani kita, yaitu keampunan atas dosa kita sendiri.

"Jika kita mengaku dosa kita, maka la adalah setia dan adil, sehingga la akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan." 1 Yohanes 1:9.

Pelajar yang budiman, jika saudara mau mengadakan satu kebiasaan berdoa kepada Allah dengan tekun maka kehidupan saudara akan mengalami satu perubahan yang membahagiakan. Maukah saudara berusaha sekarang juga mendapatkan pengalaman pribadi yang erat dengan Allah oleh berdoa dan mencapai suatu kehidupan baru ?

Rabu, 17 Februari 2010

SN 16. APAKAH DAN DI MANAKAH NERAKA?


Istilah "neraka" itu bukan saja menarik perhatian tetapi juga menimbulkan pertanyaan dalam pikiran banyak orang. Ada orang berpendapat bahwa apa yang disebut neraka itu, hanyalah keadaan pikiran manusia dalam pengalamannya di dunia ini, dan bukan sesuatu yang akan terjadi di hari kemudian. Ada pula sebagian kaum teologi zaman modern ini langsung menolak ajaran tentang hari penghukuman terakhir atau yang disebut neraka dalam arti yang sebenarnya. Ada pula orang yang tidak mau menerima ajaran tentang neraka sebab mereka salah mengerti tentang sifat Allah. Mereka berkata: "Kalau benar Allah akan menghukumkan manusia berdosa itu dengan hukuman dalam api neraka selama-lamanya maka Allah itu adalah Allah yang lalim dan tidak punya kasih." Tetapi oleh karena "Allah itu kasih adanya" 1 Yohanes 4:8 maka tidak mungkin ada neraka! Sebenarnya, Apakah neraka itu? Apakah benar ada neraka, mengapa dan di manakah neraka itu? Apakah benar bahwa orang jahat akan dibakar selama-lamanya? Apakah neraka itu sudah ada sekarang ini? Siapakah sebenarnya yang akan dimasukkan ke dalam neraka?

1. APAKAH NERAKA ITU?

Apakah sebenarnya neraka itu sebagai-mana yang dimaksudkan dalam Kitab Suci? Pertama sekali kita akan ketahui bahwa perkataan "neraka" dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (King James Version) diterjemahkan dari perkataan "Sheol" yang berarti "kubur", tidak ada hubungan dengan hukuman, api, siksaan. Penulis-penulis Perjanjian Baru, menggunakan tiga perkataan yang berasal dari bahasa Yunani yang diterjemahkan untuk neraka, yaitu "tartarus" artinya "gua yang gelap"

Sebab jika Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman." II Petrus 2:4.

"Hades" yang ditujukan kepada satu tempat di mana orang jahat dan orang benar akan pergi setelah mati, "alam maut". Kisah Rasul-rasul 2:27, dan "gehena" tempat api bernyala yang ditakuti oleh orang yang berdosa, seperti yang tercantum dalam

"Dan janganlah kamu takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh, tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa; takutlah terutama kepada Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh dalam neraka." Matius 10:28.


Dengan demikian neraka dalam terjemahan Kitab Suci mempunyai tiga pengertian yang berbeda, yaitu: gua yang gelap, kubur dan tempat untuk kebinasaan terakhir. Kemudian kita bertanya, dalam pelajaran ini di manakah neraka itu? Neraka yang kita kira pelajari di sini, bukanlah "gua gelap" tempat dibuangnya malaikat-malaikat yang berdosa, bukan pula kuburan tempat bagi orang jahat maupun orang yang benar apabila mereka mati, melainkan neraka sebagai "tempat untuk kebinasaan yang terakhir" Banyak orang mempunyai kepercayaan bahwa neraka itu adalah satu tempat api yang sedang bernyala-nyala sekarang ini, dan tiap orang jahat yang mati langsung dimasukkan kesana. Tetapi ajaran seperti itu tidak punya dasar Kitab Suci.
Di dalam Wahyu 20:5-15, dijelaskan peristiwa yang akan terjadi bahwa semua orang jahat yang sudah mati tidak akan hidup kembali dalam masa seribu tahun setelah kedatangan Kristus (ayat 5). Mereka tetap mati sementara orang-orang benar sudah dibangkitkan bersama Kristus mewarisi surga (ayat 6). Selama waktu seribu tahun itu Setan dipenjarakan dan tidak diberi kebebasan bergerak untuk menjalankan pekerjaannya yang jahat itu (ayat 1,2). Tetapi setelah berakhir masa seribu tahun itu yang juga disebut "millenium", maka Kristus kembali lagi ke dunia ini bersama orang benar untuk menghukumkan dunia, Iblis dan orang jahat itu yang pada waktu itu baru dibangkitkan dari kubur. Maka hukuman bagi mereka itu ialah "dicampakkan ke dalam laut api." (ayat 14). Penipu besar, yaitu Setan, "yang menyesatkan mereka itu tercampaklah ke dalam laut api dan belerang itu... maka mereka itu akan tersiksa siang dan malam selama-lamanya." (ayat 10). Kalau begitu di manakah tempatnya neraka itu?

"Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa!" Amsal 11:31.

Dengan demikian kita ketahui bahwa neraka itu belum ada sekarang ini, tetapi nanti apabila Allah akan membersihkan dunia ini dengan api.

2. APAKAH ARTINYA ORANG JAHAT DIBAKAR SIANG MALAM?

Bagaimanakah Allah, dan Yesus Kristus bersama orang benar akan dapat menikmati surga dan dunia baru itu jika di neraka terus kedengaran teriakan dan tangisan dari orang-orang jahat yang dihukum? Pengertian terjemahan "siang dan malam selama-lamanya", sebenarnya dimaksudkan "yang kekal." Misalnya, dalam buku Yudas, diperbincangkan tentang dua kota di zaman dulu kala yang dibinasakan oleh Allah karena kejahatan penduduk kota-kota itu dan yang tidak mau bertobat.

"Sama seperti Sodom dan Gomora dan kota-kota sekitarnya, yang dengan cara yang sama melakukan percabulan dan mengejar kepuasan-kepuasan yang tidak wajar, telah menanggung siksaan api kekal sebagai peringatan kepada semua orang." Yudas 1:7.


Apakah Sodom dan Gomora masih bernyala-nyala sekarang ini? Tentu tidak! Api kekal yang membakar Sodom dan Gomora masih bernyala-nyala sekarang ini? Tentu tidak! Api kekal yang membakar Sodom dan Gomora sudah padam segera setelah selesai membakar habis kota-kota yang jahat itu.
"Api neraka yang kekal" yang tertulis dalam Matius 25:41 adalah juga sama dengan "api yang tiada dapat dipadamkan", itu akan bernyala selama masih ada unsur kejahatan untuk dibakar dan unsur dosa untuk dibinasakan. Pemadam kebakaran tidak dapat menghentikan api itu. Baru setelah semua orang jahat, Setan dan dosa dunia ini dibakar habis, maka "api yang tiada dapat dipadamkan" itu selesai dengan tugasnya, dan dunia ini telah disucikan dengan api, maka pada waktu itulah Allah membangun kerajaan-Nya yang kekal, sempurna di dunia ini.

3. DOSA DAN ORANG BERDOSA DIBINASAKAN

Perhatikanlah beberapa ayat berikut ini yang menjelaskan bahwa dosa, orang berdosa dan Iblis yang menjadi pangkal segala dosa itu akan dibinasakan seluruhnya.

"Bahwa sesungguhnya hari itu datang menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, firman TUHAN semesta alam, sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka." Maleakhi 4:1.

"Kamu akan menginjak-injak orang-orang fasik, sebab mereka akan menjadi abu di bawah telapak kakimu, pada hari yang Kusiapkan itu, firman TUHAN semesta alam." Maleakhi 4: 3.

"Sesungguhnya, mereka sebagai jerami yang dibakar api; mereka tidak dapat melepaskan nyawanya dari kuasa nyala api; api itu bukan bara api untuk memanaskan diri, bukan api untuk berdiang!" Yesaya 47: 14.


Sebenarnya Allah tidak menghendaki manusia terlibat dalam dosa yang mengakibatkan mereka dibinasakan dalam api neraka! Hanyalah terutama bagi Iblis dan malaikat jahat yang disediakan hukuman api neraka itu? Tetapi apabila manusia tidak mau memisahkan dirinya dari Iblis dan perbuatan kejahatan maka tidak ada pilihan lain bagi mereka selain ikut menanggung akibat bersama dengan Iblis dan malaikat jahat itu. Maka Allah memberikan amaran kepada kita tentang kebinasaan terakhir bagi dosa, Iblis dan orang berdosa, dan Allah memanggil kita agar tinggalkan dosa itu, dan hidup dengan Tuhan agar tidak dibinasakan. Kepada orang jahat yang tidak mau bertobat akhirnya akan mendapat hukuman:

"Dan la akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya." Matius 25: 41.


4. MENGAPA HARUS ADA NERAKA?

"Jika Allah itu memiliki sifat kasih, mengapa harus ada neraka?'' Demikianlah pertanyaan yang sering dikemukakan orang. Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan di atas ini, kita baca lagi dalam Kitab Suci sebagai berikut:
"Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih." 1 Yohanes 4: 8.

"Katakanlah kepada mereka: demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan ALLAH, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik, melainkan Aku berkenan kepada pertobatan orang fasik itu dari kelakuannya supaya ia hidup. Bertobatlah, bertobatlah dari hidupmu yang jahat itu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel?" Yehezkiel 33: 11.


Jelas dan sederhana sekali untuk dimengerti, bukan? Allah tidak bermaksud menghukum manusia, karena Allah itu kasih adanya. Dan justru karena kerajaan Allah itu didasarkan atas kasih, maka Allah tidak menyukai jika undang-undang-Nya tidak ditaati oleh orang yang akan mewarisi kerajaan-Nya itu. Allah mencintai manusia berdosa, tetapi jika manusia yang berdosa itu menolak Allah dan tidak mau mentaati firman-Nya, maka apabila manusia itu dibuang ke dalam neraka, hal itu adalah karena pilihan manusia itu sendiri. Dengan perkataan lain dapat kita ketahui bahwa tidak ada seorang pun yang akan dibinasakan dalam api neraka, kecuali ia sendiri telah menolak kesempatan yang diberikan Allah kepadanya untuk diselamatkan. Yesus Kristus akan menyelamatkan semua orang yang menerima Dia sebagai Juruselamat tetapi la tidak akan menyelamatkan seorang yang tetap berbuat dosa.

5. NASIHAT BAGI KITA

Oleh karena dunia ini akan dibakar habis dan disucikan menjadi dunia baru, dan bahwa Allah akan membakar segala dosa, Iblis dan orang-orang jahat, apakah nasihat Kitab Suci bagi kita?

" Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tidak bercacat dan tidak benoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia." II Petrus 3:11,14.


Dengan panggilan yang penuh kasih, Allah memanggil kita agar kita mengikuti Dia dan meninggalkan segala perbuatan kejahatan dan dosa karena orang yang berdosa tidak akan masuk dalam kerajaan surga.

Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak domba itu." Wahyu 21:27.

"Dan setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." Wahyu 20:15.


Maukah saudara bersedia sekarang juga meninggalkan segala perbuatan jahat dan dosa agar menjadi pengikut Tuhan yang sejati dan tersedia untuk hidup kekal dan bukan untuk api kekal? Yesus Kristus dapat menolong saudara untuk hidup menurut kehendak-Nya jika saudara menyerahkan hidup saudara kepada-Nya.

Selasa, 16 Februari 2010

SN 15. STANDAR KEHIDUPAN SOSIAL ORANG KRISTEN




"Apakah agama saudara melarang tidak boleh menonton film dan mengunjungi klub malam atau berdansa?" tanya seorang kepada kawannya yang baru saja dibaptis menjadi anggota gereja. "Saya mendengar, bahwa apabila seorang menjadi anggota gereja, ia tidak diperbolehkan berbuat banyak hal yang sebenarnya yang menyenangkan dalam kehidupan, misalnya berbagai kepelesiran yang diperlukan oleh manusia yang hidup!" Katanya lagi. "Begini," jawab kawannya, "yang menjadi alasan utama bukan karena gereja melarang, tetapi saya sendiri sudah tidak mau!" Seorang Kristen dapat saja berbuat banyak hal yang menyenangkan hidupnya, tetapi ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukannya. Dugaan banyak orang bahwa kehidupan Kristen itu harus membuang banyak hal yang baik dan berguna, adalah keliru adanya. Sebenarnya kehidupan Kristen itu harus dipenuhi dengan kesukaan, dan kepuasan. Namun demikian ada hal-hal yang sebelumnya sangat digemari oleh seseorang tetapi jika kegemaran itu ternyata sia-sia dan tidak membantu kehidupan rohani, maka hal itu harus ditinggalkan oleh seorang Kristen. Orang bertanya: "Apakah tidak sulit meninggalkan segala kegemaran itu?" Jawabnya: "Bagi seorang Kristen yang sejati, hal ini menyangkut kemauan dan perubahan yang terjadi dalam perhatiannya, sehingga tidaklah sulit baginya untuk mengikuti standar kehidupan sosial orang Kristen itu."

1. STANDAR KITAB SUCI BAGI KEHIDUPAN SOSIAL

Beberapa pedoman yang ditegaskan dalam Kitab Suci tentang standar kehidupan sosial orang Kristen, kita baca sebagai berikut:

"Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya, Jika orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu. Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. Dan dunia ini sedang lenyap dengan keinginannya, tetapi orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup selama-lamanya." 1 Yohanes 2:15-17.

Perhatikanlah tiap bagian dari nasihat di atas ini! Ada banyak hal dalam dunia ini yang tidak boleh kita lakukan, walaupun dunia menganggap hal itu baik dan menarik. Segala keinginan dan kepelesiran dunia yang menuntun pada kemerosotan iman kepada Allah, haruslah ditinggalkan. Apa yang dimaksudkan dengan kepelesiran, dan keinginan itu tidak diberikan perinciannya, tetapi nasihat Tuhan diberikan secara umum, dan memberikan amaran agar kita jangan terlibat di dalam segala keinginan dan kepelesiran dosa.

"Jangan seorang pun menganggap engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah-lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu." 1 Timotius 4: 12.

"Janganlah engkau terburu-buru menumpangkan tangan atas seseorang dan janganlah terbawa-bawa ke dalam dosa orang lain. Jagalah kemurnian dirimu." 1 Timotius 5: 22.


Allah menghendaki agar umat-Nya harus menyingkirkan diri mereka dari segala penarikan dunia yang akan menuntun mereka terjerumus ke dalam kehidupan yang tidak suci.

2. BEBERAPA PENARIKAN DUNIA YANG MEMBAHAYAKAN

Setiap umat Allah haruslah dapat membedakan antara kesenangan-kesenangan yang berguna dan bersifat mengangkat jiwa rohaninya, dengan kesenangan-kesenangan yang hanya merupakan penarikan sementara tetapi pada hakikatnya merusak pikiran dan meruntuhkan iman.

FILM

Pada umumnya film-film yang diputar di bioskop-bioskop, dinyatakan memberikan pengaruh kejahatan. Banyak perbuatan kriminal dilakukan orang, adalah karena melihat cara yang ditunjukkan dalam bioskop. Pembunuhan, kehancuran rumah-tangga, kejahatan seks, perampokan dalam berbagai cara, diperlihatkan dalam gedung-gedung bioskop, theater, atau di tempat-tempat lainnya. Dapatkah pikiran seseorang tetap dipelihara suci dengan melihat film-film serupa itu? Dalam satu negara pernah dilaporkan bahwa Badan Sensor film telah memeriksa 250 film yang akan dipertunjukkan kepada umum. Dari jumlah ini terdapat 79 film pembunuhan, 24 film bunuh diri, 94 film kejahatan dalam berbagai bentuk termasuk kemabukan, perampokan dan 48 adalah film tentang seks dan segala kejahatannya. Karena itu Alkitab menasihatkan kita:

"Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu." Filipi 4: 8.

MUSIK

Umat Allah dihadapkan pula kepada berbagai keinginan dan kesenangan duniawi dalam zaman ini dengan berbagai cara permainan judi, dansa, lagu-lagu musik yang merangsang dan merusak jiwa. Kepada kita diberi nasihat agar menyukai puji-pujian kepada Allah dan bukan dipengaruhi oleh lagu-lagu keduniawian.

"Hendaklah perkataan Kristus diam dengan segala kekayaan-Nya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan Mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu." Kolose 3:16.


BACAAN

Semakin banyak pula majalah dan buku bacaan yang penuh dengan cerita bersambung yang murahan, imajinasi yang kosong, dibuat menarik dan digemari orang dewasa ini. Cerita pendek, cerita-cerita porno, dan banyak lagi yang pada umumnya memancing perbuatan melanggar susila, pembunuhan, merangsang dan kepalsuan. Membaca bacaan serupa itu menuntun orang kepada kehidupan yang tidak tentu dan banyak kali menyebabkan pikiran menjadi kacau dan najis karena segala kebohongan di dalam bacaan itu. Yesus Kristus menjelaskan bahwa inilah salah satu cara Setan bekerja untuk menjerat manusia, yaitu dengan dusta.

"Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. la adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta." Yohanes 8: 44.

Orang yang telah ketagihan membaca bacaan-bacaan yang murahan, akhirnya akan kehilangan kemauan membaca bacaan yang baik dan berguna. Mereka tidak tertarik lagi untuk membaca Kitab Suci.

PERKATAAN

Lebih jauh Alkitab menyatakan pula tentang standar orang Kristen dalam hal berkata-kata, yang sangat penting dan berpengaruh kepada kebaikan maupun kepada kejahatan.

"Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita." Kolose 3: 17.

"Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga kamu tahu bagaimana kamu harus memberi jawab kepada setiap orang." Kolose 4: 6.

Orang Kristen tidak boleh menggunakan perkataan-perkataan kasar, bersumpah dalam perkataan sehari-hari, atau mengucapkan perkataan kotor atau membicarakan dengan cara permainan akan hal-hal yang suci.

PERHIASAAN

Mengenai pakaian umat Allah ternyata pula harus menunjukkan sifat-sifat Kekristenan. Perhatikanlah petunjuk Alki-tab tentang pakaian dan perhiasan.

"Demikian juga hendaknya perempuan. Hendaklah ia berdandan dengan pantas, dengan sopan dan sederhana, rambutnya jangan berkepang-kepang, jangan memakai emas atau mutiara ataupun pakaian yang mahal-mahal, tetapi hendaklah ia berdandan dengan perbuatan baik, seperti yang layak bagi perempuan yang beribadah." 1 Timotius 2: 9-10.

"Perhiasanmu janganlah secara lahiriah, yaitu dengan mengepang-ngepang rambut, memakai perhiasan emas atau dengan mengenakan pakaian yang indah-indah, tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal dari roh yang lemah-lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah." 1 Petrus 3: 3-4.


Pengaruh mode pakaian semakin besar di kalangan masyarakat di dunia ini. Ada mode pakaian yang sopan tetapi Ada pula pakaian yang tidak sopan. Bukan sedikit mode pakaian yang dipertontonkan hanya menjadi bahan tertawaan dan mendatangkan malu bagi orang yang berpikiran sehat untuk melihatnya. Allah tidak menghendaki umat-Nya menggunakan pakaian dan perhiasan sebagai pertunjukan kemewahan secara lahir, sehingga merendahkan derajat umat Allah, melainkan agar umat-Nya menghiasi diri dengan sopan, kerendahan hati, dengan sifat-sifat yang baik dalam batin hatinya. Orang Kristen tetap dapat mengikuti mode, yang baik dipandang, dengan pakaian yang bersih dan memilih mutu pakaian yang baik. Dengan demikian memberikan pengaruh yang baik pula kepada banyak orang dalam pergaulan untuk mengenal dan menghormati Allah. Orang Kristen tidak selalu harus mengikuti mode yang diciptakan oleh orang yang bukan Kristen, melainkan mereka dapat pula menciptakan mode sendiri yaitu mode pakaian orang Kristen! Dengan lain perkataan dalam hal pakaian dan perhiasan, jika hal itu akan menarik perhatian orang kepada pribadi diri orang yang memakainya maka pakaian itu tidaklah sesuai dengan standar Kristen. Yang lebih penting daripada mode pakaian, ialah keindahan tabiat yang berasal dari dalam hati.

"Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan." 1 Timotius 6: 11

3. MEMILIH KEHIDUPAN SOSIAL YANG SEBENARNYA

Agama Kristen bukanlah agama yang penuh dengan banyak larangan-larangan, seperti yang dipikirkan orang. Sementara Allah memberikan nasihat agar waspada terhadap sifat keduniawian dan menyatakan dengan jelas tentang standar kehidupan sosial yang sejati, maka orang Kristen masih mempunyai lebih banyak kesenangan, kedamaian, kesukaan, kegiatan sosial, kebahagiaan yang dapat dintkmati dan dilaksanakan dalam dunia ini tanpa mengorbankan prinsip agama dan kepercayaan kepada Allah. Orang Kristen tidak akan kehilangan kesenangan dalam dunia ini. Banyak jenis rekreasi, permainan yang baik, yang menyenangkan dan membahagiakan orang Kristen. Namun semuanya berbeda dengan apa yang dilakukan secara duniawi karena orang Kristen tidak lagi berjalan dalam jalan raya keduniawian yang lebar itu.

"Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang Menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya." Matius 7:13,14.


Orang Kristen yang sedang merasa hidupnya dalam dunia ini hanya bersifat sementara dan bahwa ia sedang memandang kepada kehidupan di dunia baru, akan menilai bahwa segala kesenangan duniawi itu adalah sampah adanya. la tidak akan membiarkan dirinya tertarik dan dipermainkan oleh keduniawian yang fana dan akan binasa itu. la akan berusaha melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang berguna, menikmati kesenangan pada taraf yang lebih tinggi dan menguatkan iman, yaitu hal-hal yang suci. Mereka akan merasa senang dan bahagia. Orang Kristen tidak mau terpengaruh dengan dunia karena mereka berpedoman kepada nasihat berikut ini:

"Hai kamu, orang-orang yang tidak setia! Tidakkah kamu tahu, bahwa persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Allah? Jadi barangsiapa hendak menjadi sahabat dunia ini, ia menjadikan dirinya musuh Allah." Yakobus 4: 4.

Dunia akan menganggap aneh sikap ini, tetapi bagi umat Allah anggapan itu tidak berarti. Karena yang terpenting bagi umat Allah, bukan emas, mutiara, pakaian yang indah-indah, kekayaan duniawi, kepelesiran, dan sebagainya, tetapi beribadat kepada Allah dan mentaati firman-Nya. Inilah rahasia kesenangan dan kebahagiaan yang sejati. Maukah saudara mengikuti nasihat Allah untuk ikut mempertahankan standar kehidupan sosial orang Kristen? Ini berarti bahwa saudara mulai melaksanakan satu perjalanan yang baru yang lebih menyenangkan dan menjamin untuk kehidupan di dunia ini dan di dunia yang akan datang!

Selasa, 09 Februari 2010

SN 14. KESEHATAN DAN KEBAHAGIAAN



Dikatakan bahwa presentasi terbesar dari manusia di dunia ini menggali kuburan mereka sendiri dengan sendok, garpu dan pisau meja. Para ahli di bidang kesehatan membenarkan bahwa kebanyakan daripada penyakit, penderitaan manusia dan angka kematian yang besar, disebabkan karena kesalahan dalam soal makanan. Namun demikian jika kita berbicara tentang makanan dan minuman, ada orang berpendapat bahwa, soal makanan dan minuman itu adalah urusan pribadi dan tidak ada sangkut-pautnya dengan agama. Banyak orang menganggap bahwa Allah tidak mempedulikan soal makanan dan minuman untuk kesehatan umat-Nya. Di dalam firman Allah jelas dinyatakan betapa erat dan pentingnya hubungan antara kesehatan jasmaniah dengan kesehatan rohaniah. Seorang tidak dapat memisahkan agama yang menyangkut batin dan keyakinan dengan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan yang menyangkut tubuh jasmaninya. Tegasnya, hati dan pikiran seseorang tidak akan mencapai sifat yang tenang dan rohaniah bersih, jika tubuh jasmani orang itu melakukan hal yang tidak bersih. Karena itu, Alkitab telah menyatakan bagaimana pentingnya memelihara kesehatan rohaniah,

"Saudaraku yang kekasih, aku berdoa, semoga engkau baik-baik dari sehat-sehat saja dalam segala sesuatu, sama seperti jiwamu baik-baik saja. “ Ill Yohanes 2.

1. KITA ADALAH MILIK ALLAH

Manusia menjadi milik Allah oleh karena Allah telah menciptakannya. Setelah manusia berdosa dan berada di bawah pengaruh dan kuasa Setan dengan segala kejahatan dan kegelapan, maka Allah telah memiliki lagi manusia yang telah berdosa itu, dengan jalan Yesus Kristus yang telah mati untuk menebus manusia. Sebagai milik Allah maka kita wajib memeliharakan fisik, mental, dan spiritual kita sesuai dengan kehendak Ilahi. Kita bukan lagi menjadi milik kita sendiri. Perhatikanlah ayat berikut ini:

"Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus? Akan kuambilkah anggota Kristus untuk menyerahkannya kepada percabulan? sekali-kali tidak. Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah?, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:15, 19, 20.

Jelaslah dengan ayat di atas ini bahwa dalam pandangan Allah maka manusia sebagai milik-Nya itu haruslah memelihara tubuh dan jiwanya suci adanya. Seorang yang menjadi milik Allah tidak akan melakukan kehendaknya sendiri dan menggunakan jalan pikirannya sendiri di dalam segala tindakannya yang bertentangan dengan kehendak Allah melainkan segala sesuatu tindakannya itu haruslah sesuai dengan kehendak Allah dan memuliakan Allah, termasuk soal makanan dan minuman.

Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." -1 Korintus 10:31.

Kita dapat merusak tubuh kita yaitu milik Allah dengan makanan yang kita makan dan minuman yang kita minum. Tetapi Allah menghendaki agar umat-Nya memiliki kehidupan yang sehat, jasmaniah dan rohaniah. Namun demikian jelaslah pula bahwa salah satu godaan dari Setan bagi umat Allah adalah melalui makanan dan minuman. Banyak orang telah terbujuk untuk hidup tanpa mempedulikan pertarakan dalam banyak hal termasuk bertarak dalam makanan dan minuman, selera, gelojoh, keinginan pribadi. Kesedapan makanan telah menjadi praktik kehidupah banyak orang tanpa mempedulikan akibat-akibat bagi kesehatan tubuh. Mereka, baik langsung maupun tidak langsung sedang merusak bait suci Allah, yaitu tubuh mereka sendiri sebagai milik Allah adanya. Satu pertanyaan yang tegas telah diberikan oleh Kitab Suci terhadap tindakan ini, dapat kita baca dalam ayat berikut:

"Jika ada orang yang membinasakan bait Allah, maka Allah akan membinasakan dia. Sebab bait Allah adalah kudus dan bait Allah itu ialah kamu."

"Makanan adalah untuk perut dan perut untuk makanan: tetapi kedua-duanya akan dibinasakan Allah. Tetapi tubuh bukanlah untuk percabulan, melainkan untuk Tuhan, dan Tuhan untuk tubuh."

"Kesudahan mereka ialah kebinasaan, Tuhan mereka ialah perut mereka, kemuliaan mereka ialah aib mereka, pikiran mereka semata-mata tertuju kepada perkara duniawi." 1 Korintus 3:17; 6:13; Filipi 3:19.


2. MAKANAN MENURUT PERATURAN ALLAH


Kita bertanya: "Jika Allah sangat memperhatikan soal makanan bagi umat-Nya, makanan apakah yang harus kita makan?" Sebagai jawabannya, mula-mula kita harus menyadari bahwa Allah telah mempunyai peraturan-peraturan tertentu bagi umat-Nya mengenai soal makanan. Jika kita mempelajari sejarah kehidupan manusia pada mula pertama mengenai makanan maka Alkitab menjelaskan sebagai berikut:

"Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu." Kejadian 1:29.

Inilah peraturan Allah tentang makanan yang diberikan kepada manusia pertama sebelum mereka jatuh ke dalam dosa. Kemudian setelah manusia berdosa, maka Allah berfirman pula:

“Semak duri dan rumput duri yang akan dihasilkannya bagimu, dan tumbuh-tumbuhan di padang akan menjadi makananmu." Kejadian 3:18.

Tampaknya bahwa dengan komposisi makanan ini, biji-bijian, buah-buahan dan sayur-sayuran adalah menjadi makanan yang seimbang, guna menjamin kesehatan tubuh manusia. Kemudian sesudah peristiwa air bah yang telah menutupi dunia waktu itu, barulah suatu izin diberikan kepada manusia untuk menggunakan daging hewan sebagai makanan dengan ketentuan hewan yang halal dan bukan hewan yang dinyatakan haram. Di samping diberikan ketentuan tentang daging hewan yang halal yang boleh dimakan waktu itu, ada pula ketentuan lain yaitu:

"Hanya daging yang masih ada nyawanya, yakni darahnya, janganlah kamu makan." Kejadian 9:4.

Mengenai ketentuan perbedaan antara hewan yang halal dan yang haram telah diberitahukan kepada Nuh yang hidup jauh berabad-abad sebelum adanya Yahudi sebagai satu bangsa.

"Dari segala binatang yang tidak haram haruslah kau ambil tujuh pasang, jantan dan betinanya, tetapi dari binatang yang haram satu pasang, jantan dan betinanya." Kejadian 7:2.

Kemudian ketika timbul bangsa Israel dan mereka berada di bawah perhambaan Mesir, maka mereka tidak memperhatikan peraturan makanan tetapi mengikuti kebiasaan makanan bangsa Kafir dan banyak dari mereka yang menderita penyakit yang disebabkan karena makanan daging binatang. Dalam kitab Imamat pasal sebelas dijelaskan tentang perbedaan yang halal dan yang haram. Binatang yang halal, yaitu yang berkaki empat, kukunya terbelah dua yaitu yang bersiratan kukunya serta memamah biak, Jenis ikan-ikan ialah yang bersirip dan bersisik. Di antara binatang-binatang yang haram, disebut pula dengan jelas:

"Juga babi hutan, karena memang berkuku belah, tetapi tidak memamah biak; haram itu bagimu. Daging binatang-binatang itu janganlah kamu makan dan janganlah kamu terkena bangkainya." Ulangan 14:8.

3. PERTARAKAN

Salah satu dosa yang dibuat manusia dalam kehidupannya ialah kebiasaan-kebiasaan yang tidak mengenai batas pertarakan. Kita sedang hidup dalam dunia yang penuh dengan segala kegelojohan, tidak mempedulikan pertarakan, yaitu satu dunia yang menyediakan berbagai macam bahan yang dapat merusak tubuh manusia. Banyak hal yang dilakukan manusia dalam dunia ini dengan berlebih-lebihan. Mereka mencari kesenangan, bekerja, makan, minum berlebih-lebihan! Allah menghendaki agar umat-Nya harus menjaga diri mereka daripada pengaruh kebiasaan hidup yang merusak itu, dan harus bertarak di dalam segala sesuatu. Nasihat dari firman Tuhan terhadap ke-hidupan yang bertarak adalah sebagai berikut:

"Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai diri-nya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh suatu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh suatu mahkota yang abadi.. .Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak." 1 Korintus 9:25-27.

Di lain pihak kita melihat bahwa bertarak dalam hal makan dan minum semakin disadari orang sekarang ini. Sebagian orang mulai mengikuti suatu reformasi kesehatan, dan mulai meninggalkan daging, ikan dan hanya mementingkan makanan sayur-sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian yang kaya protein, buah-buahan, yaitu suatu komposisi makanan yang seimbang yang diperlukan oleh tubuh guna kesehatan dan kebahagiaan hidup. Para ahli di bidang kesehatan telah menemukan bahwa kebanyakan daripada daging hewan mengandung penyakit yang jika dimakan oleh manusia akan terkena penyakit-penyakit itu. Dr. S. E. Goqld mengatakan bahwa paling sedikit 16% dari mayat orang Amerika ternyata adalah karena ketularan radang daging babi. Jika pemeriksaan mayat dilakukan lebih teliti lagi, maka persentase itu akan meningkat sampai 36%. Penyakit yang diderita dan seringkali membawa maut itu disebabkan oleh jenis parasit, trichina yang hidup di dalam daging babi, yang kemudian berpindah ke dalam tubuh manusia yang memakan daging itu yang masih terdapat parasit hidup. Trichina yang hanya 1/32 inci panjang, tidak terlihat oleh mata manusia, biasanya bersembunyi dalam tiap potong daging babi. apakah daging itu dihidangkan sebagai makanan mahal atau murah. Trichina itu pun tidak memilih orang." - Journal of the American Association. Kita akan mendapat keterangan yang lebih jelas tentang bahayanya memakan daging yang dijual di pasar, apabila dokter hewan yang bertanggung jawab di tempat penjagalan memeriksa dengan teliti dan memberikan keterangan dengan jujur keadaan tiap hewan yang dijagal itu. Pada suatu waktu di salah satu tempat penjagalan, dokter menyatakan bahwa sapi yang dibantai itu tidak boleh dimakan karena ternyata penuh baksil penyakit. E. G. White menjelaskan pula bahwa "Allah tidak menginginkan manusia makan daging hewan sebagai makanan sampai pada waktu sesudah air bah. Segala sesuatu yang bisa membekali manusia sudah dibinasakan oleh air bah, maka demi untuk keperluan manusia waktu itu, Tuhan mengizinkan Nuh makan daging hewan yang halal yang berada di dalam bahtera, Tetapi daging hewan sebagai makanan bukanlah bahan yang sangat menyehatkan bagi manusia. sayur-sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian haruslah menjadi campuran makanan kita, janganlah masukkan ke dalam perut kita biar hanya satu ons daging. Makan daging tidaklah semestinya. Kita harus kembali kepada rencana Allah pada permulaan ketika menciptakan manusia. "Counsels on Diet and foods, him. 373, 380.

4. BEBERAPA KEBIASAAN YANG MERUSAK

Peraturan Allah bagi umat-Nya bukan hanya dalam soal makanan saja, tetapi juga dalam hal minuman. Banyak orang sedang merusak tubuh mereka dengan minuman keras atau minuman yang mengandung alkohol. Dikatakan bahwa minuman keras adalah menjadi penyakit bagi masyarakat dan banyak orang telah menghabiskan hidup mereka sebagai budak alkohol. Kitab Suci menasihatkan kepada kita sebagai berikut:

"Anggur adalah pencemooh, minuman keras adalah peribut, tidaklah bijak orang yang terhuyung-huyung karenanya." Amsal 20:1.

"Celakalah mereka yang bangun pagi-pagi dan terus mencari minuman keras, dan duduk-duduk sampai malam hari, sedangkan badannya dihangatkan anggur!" Yesaya 5:11.


Di samping minuman yang mengandung alkohol banyak orang terutama orang muda kini sedang terpengaruh dengan berbagai jenis obat bius, narkotik, ganja dan sebagainya, yang merusak tubuh, pikiran dan segenap kehidupan. Mengenai pengaruh alkohol dalam tubuh manusia telah dikemukakan oleh Robert E. Corradini, sebagai berikut:
"Minuman alkohol karena pengaruh-pengaruh narkotiknya, terutama dapat merusak otak, dan pengaruhnya dalam semua pemusatan selalu tertuju kepada racun yang dianggap memasygulkan itu. Pendek kata, alkohol adalah obat bius." -Narcotics Research and Youth Today, p. 37.
Amaran tentang bahayanya minuman keras kita baca lagi dalam Kitab Suci:

"Jangan melihat kepada anggur, kalau merah menarik warnanya, dan mengilau dalam cawan, yang mengalir masuk dengan nikmat, tetapi kemudian memagut seperti ular dan menyemburkan bisa seperti beludak." Amsal 23:31, 32.

" Jagalah diri-Mu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas diri-Mu seperti suatu jerat." Lukas 21: 34.


Demikian pula dengan tembakau, kopi, teh , tembakau mengandung nikotin, kopi-kafein dan teh-tein yang menurut hasil penyelidikan ilmiah, semuanya ternyata mengandung zat perangsang, yang dapat merusak tubuh. Ada orang mengemukakan alasan mengisap tembakau dan minum kopi sebagai cara untuk membantu nafsu makan dan sebagainya, Tetapi alasan yang dibuat-buat itu tidak dapat dipertanggungjawabkan dari Segi kesehatan baik jasmaniah maupun rohaniah. Dr. Matkis Woods, dari Philadelphia menjelaskan tentang pemakaian tembakau sebagai berikut: "Tembakau tidak membantu pencernaan. Itu tidak menyembuhkan penyakit asma, membuat pencernaan tidak teratur atau suatu penyakit yang lain. Tembakau tidak memberikan sesuatu yang berguna bagi tubuh, sebagaimana disangka orang. Tetapi yang kita ketahui dengan pasti ialah bahwa tembakau menyebabkan timbulnya PENYAKIT JANTUNG, penyakit-penyakit saraf, dan penyakit selaput lendir, dan pemakaian tembakau memperkecil kemungkinan untuk menyembuhkan seorang penderita dari suatu jenis penyakit lain."

5. HIDUP SEHAT DAN BAHAGIA

"Allah menghendaki agar umat-Nya dapat mencapai dan memelihara suatu kehidupan yang sehat dan bahagia, oleh memperhatikan peraturan-peraturan tentang makanan dan minuman. Kita tidak boleh dengan bebas makan dan minum menurut kemauan kita sendiri, dan tidak menghiraukan peraturan Allah, dan berharap akan diselamatkan dalam kerajaan Tuhan dan tinggal di dalam dunia kemuliaan. Jika kita ingin diselamatkan maka kita harus memelihara tubuh kita suci adanya, dan dalam hal makanan dan minuman hanyalah yang dapat menyehatkan tubuh. Karena itu, Allah memanggil kita agar memperhatikan rencana Allah bagi kehidupan kita.

"Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." 1 Korintus 10:31.

"Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya." 1 Yohanes 3:2.


Satu panggilan Allah bagi umat-Nya pada akhir zaman ini diserukan lagi sebagai berikut:

"Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah diri-Mu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu." II Korintus 6:17.

Agar kita dapat memelihara tubuh kita sebagai bait suci Allah, maka kita hams mengikuti peraturan Allah tentang makanan dan minuman. Lebih jauh lagi, kita tidak dapat berharap menjadi umat Tuhan, dalam dunia ini dan dalam dunia yang akan datang, jika kita tidak memelihara kehidupan kita suci adanya. Maukah saudara mengikuti peraturan Allah tentang makanan dan minuman agar tubuh saudara terpelihara dalam kesehatan jasmaniah dan rohaniah?

Sabtu, 06 Februari 2010

SN. 13 SABAT ATAU MINGGU



Salah satu masalah dalam kehidupan manusia yang berbakti kepada Allah, yaitu bahwa sementara mereka yakin ada satu hari perbaktian, sebagai satu hari yang suci, tetapi oleh karena perubahan-perubahan masa dan situasi maka mereka tidak lagi menghiraukan hari itu.
Ada orang berpendapat bahwa tidaklah penting memelihara satu hari tertentu sebagai hari suci, karena mereka beranggapan tiap hari itu sama adanya. Ada lagi yang menyatakan bahwa manusia dapat menyucikan tiap hari atau menurut hari yang disukainya.
Dalam pelajaran terdahulu, kita telah ketahui dengan pasti bahwa hari yang disucikan menurut perintah Allah sebagai hari kebaktian bagi umat-Nya, telah ditentukan yaitu "hari yang ketujuh", hari Sabtu dan bukan hari yang lain, atau pun hari Minggu yang kini dihormati oleh kebanyakan orang Kristen. Jika demikian mengapakah bagian terbesar orang berbakti pada hari Minggu dan bukan pada hari Sabat, hari yang ketujuh? Bagaimanakah perubahan itu terjadi?

1. USAHA UNTUK MERUSAK PEMERINTAHAN ALLAH

Dari mula pertama Setan dengan segala kekuatannya telah berusaha untuk meruntuhkan pemerintahan Allah. Sasaran utama dalam melancarkan kejahatannya itu, ialah menghancurkan Sepuluh Hukum Allah yang menjadi dasar pemerintahan Allah sebagai tugu-tugu kebenaran moral. Hari Sabat, yang tercantum dalam Hukum keempat, sebagai tanda kekuasaan dan kebesaran Allah, Khalik yang menjadikan langit dan bumi dan segala isinya menjadi tujuan serangan Setan yang terutama. Mengenai serangan ini telah dinubuatkan dengan jelas dalam Kitab Suci:

"la akan mengucapkan perkataan yang menentang Yang Mahatinggi, dan akan menganiaya orang-orang kudus milik Yang Mahatinggi; ia berusaha untuk mengubah waktu dan Hukum, dan mereka akan diserahkan ke dalam tangannya selama satu masa dan dua masa dan setengah masa." Daniel 7:25.

Jelas disini bahwa sadar atau tidak sadar, manusia akan bekerja sama dengan rencana Setan ini untuk "mengubahkan segala masa dan Hukum". Apabila manusia di dunia ini berhasil dipengaruhi untuk tidak menyucikan hari Sabat, atau mengalihkan perhatian kepada hari yang lain, maka hal itu berarti suatu kemenangan pihak Setan, karena manusia tidak lagi merayakan hari Sabat yaitu hari ketujuh yang menjadi tanda peringatan bahwa Allah Yang Mahakuasa adalah Khalik semesta alam. Adalah tujuan Setan pula agar manusia tidak mengakui Allah sebagai pencipta dunia ini, karena Setan sejak terjadi pemberontakannya yang gagal di surga, mempunyai niat untuk merampas kekuasaan Allah.

“Engkau yang tadinya berkata dalam ha-timu: Aku hendak naik ke langit, aku hendak mendirikan takhtaku mengatasi bintang-bintang Allah, dan aku hendak duduk diatas bukit pertemuan, jauh di sebelah utara. Aku hendak naik mengatasi ketinggian awan-awan, hendak menyamai Yang Mahatinggi!" Yesaya l4:13,14.

2. BAGAIMANAKAH DENGAN HARI MINGGU?

Jika demikian kita bertanya, mengapakah hari Minggu dijadikan hari kebaktian oleh mayoritas umat Kristen? Juga diakui oleh banyak negara di dunia bahwa hari Minggu bukan sebagai hari kerja resmi? Adakah alasan dari Kitab Suci yang mengatakan bahwa hari Minggu telah menggantikan hari Sabtu, yaitu hari Sabat, hari yang ketujuh? Dalam seluruh Kitab Suci, tidak terdapat satu ayat pun yang mengatakan bahwa hari Minggu sebagai hari yang menggantikan Sabat. Alasan yang dikemukakan orang ialah dari tafsiran mereka sendiri, yaitu karena hari kebangkitan Yesus Kristus, yang mana alasan itu tidak mempunyai dasar Kitab Suci! Hanya ada delapan ayat di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, yang menyebut tentang hari pertama yaitu Minggu, tetapi tidak ada satu pun dari ayat-ayat ini yang menyatakan bahwa hari Minggu sebagai hari yang harus disucikan sebagai hari Sabat dalam hukum keempat dari Sepuluh Hukum Allah. Sejarah gereja dengan jelas menyatakan bahwa hari Sabat telah dipelihara dan dirayakan oleh umat Kristen beberapa abad lamanya setelah Yesus Kristus diangkat ke surga. Menurut dugaan rupanya pada pertengahan abad kedua, mulai timbul suatu perayaan yang dikenal sebagai "festival kebangkitan" yang dilakukan pada hari pertama yaitu hari Minggu. Di samping itu, memang ada kebiasaan pula di kalangan orang ketika sebelum menjadi Kristen merayakan hari-hari tertentu untuk penyembahan dewa-dewa di antaranya dewa matahari. Sebagaimana kita ketahui nama hari sepanjang minggu itu berasal dari nama dewa-dewa, dan hari Minggu itu adalah berasal dari nama dewa matahari, (Sun-day). Kepada bangsa Israel dulu kala, Allah telah melarang mereka untuk melakukan penyembahan matahari.

"Dan juga supaya jangan engkau mengarahkan matamu ke langit, sehingga apabila engkau melihat matahari, bulan dan bintang, segenap tentara langit, engkau disesatkan untuk sujud menyembah dan beribadah kepada sekalian-nya itu, yang justru diberikan TUHAN, Allahmu, kepada segala bangsa di seluruh kolong langit sebagai bagian mereka."

"Dan yang pergi beribadah kepada Allah lain dan sujud menyembah kepadanya, atau kepada matahari atau bulan atau segenap tentara langit, hal yang telah Kularang itu." Ulangan 4:19, 17:3.


Sejarah menyatakan lebih lanjut bahwa baru pada tahun 321 M. dikeluarkan satu perintah oleh Kaisar Roma Konstantine, supaya di seluruh kerajaan Roma hari Minggu harus dirayakan sebagai hari raya nasional. Semua kantor-kantor harus ditutup. Dengan dekrit ini, Konstantine menyatakan bahwa perayaan hari Minggu itu adalah menghormati "matahari" dengan latar belakang pengertian bahwa hari Minggu itu adalah hari raya penyembahan dewa Matahari yang biasa dilakukan orang pada waktu itu. Bacalah penjelasan ini dalam buku-buku Ensiklopedia dan buku-buku sejarah! Pada tahun 364 M. tatkala diadakan konsili di Laodikia, gereja telah mengambil keputusan bahwa hari Sabat harus diganti dengan hari Minggu. Mulai waktu itu terjadilah suatu kerja sama antara gereja dan pemerintahan dalam hal penetapan hari Minggu dengan alasan untuk merayakan hari kebangkitan Kristus, dan meninggalkan hari Sabat hukum keempat dari Sepuluh Hukum Allah. Walaupun sudah menjadi keputusan konsili dan diperbuat oleh peraturan pemerintah waktu itu, masih banyak juga orang yang tidak mau melaksanakan penyucian hari Minggu itu, melainkan tetap menyucikan hari Sabat. Dikatakan pula bahwa mulailah timbul tekanan-tekanan dari pihak gereja dan pemerintah, sehingga mereka yang menyucikan Sabat mulai ikut merayakan hari Minggu yaitu merayakan dua hari itu, tetapi lama-kelamaan hari Sabat pun ditinggalkan pula. Apalagi dalam zaman kita ini banyak orang tidak mempedulikan lagi tentang kebenaran Sabat. Jika saudara bicarakan hal hari Sabat kepada seseorang mungkin ia akan menjawab, "Ah, sama saja!" Mereka tidak menyadari bahwa tujuan utama menyucikan Sabat, sesuai dengan maksud Allah adalah tanda menyembah Allah Khalik yang telah menciptakan semesta alam. Lebih jauh lagi mereka tidak menyadari pula bahwa dengan merayakan hari Minggu, berarti mereka sedang mengikuti peraturan manusia! Kepada mereka itu, sama dengan kepada orang Farisi dan Yahudi di zaman dulu, Yesus berkata:

"Tetapi jawab Yesus kepada mereka: Mengapa kamu pun melanggar perintah Allah demi adat istiadat nenek moyangmu? Hai orang-orang munafik! Benarlah nubuat Yesaya tentang kamu: Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh daripada-Ku. Percuma mereka beribadah kepada-Ku, sedangkan ajaran yang mereka ajarkan ialah perintah manusia. "Matius 15: 3,7-9. 3.

3. MERONGRONG GEREJA ALLAH YANG BENAR

Tetapi saudara bertanya, "Bagaimanakah sehingga gereja dapat mengubahkan hukum Allah itu? Kalau gereja yang berbuat demikian bukankah gereja itu telah melakukan suatu kesalahan?" atau "Bukankah mayoritas manusia melaksanakan perayaan hari Minggu dan bukan hari Sabtu? Apakah mayoritas itu salah?" Di sinilah letak kebijaksanaan untuk mentaati kebenaran! Firman Allah itulah kebenaran adanya. Jika ternyata mayoritas tidak mengikuti firman Allah maka mayoritas itu tidak dapat dibenarkan! Karena ada tersurat:

"Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar." Yesaya 8:20.

Kita tidak perlu heran jika ada pemimpin-pemimpin gereja pun atau kekuasaan gereja melaksanakan tindakan-tindakan pengubahan peraturan-peraturan Allah dalam Kitab Suci, karena peristiwa serupa itu sering terjadi pada zaman dulu sehingga Allah harus membuka kedok imam-imam itu, dengan firman sebagai berikut:

"Imam-imamnya memperkosa Hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka." Yehezkiel 22:26.

Bukan sampai di situ saja, tetapi telah dinubuatkan pula, bahwa tindakan lebih jauh akan dilakukan pula yaitu menyerang dan menganiaya umat Allah yang memelihara hukum Allah.

"Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti Hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus." Wahyu 12:17.

Sejarah menjelaskan tentang satu masa yang disebut "Abad kegelapan" yang berlangsung selama 1260 tahun di mana umat Allah telah dianiaya dan banyak yang mati dibunuh karena mempertahankan kebenaran dan Hukum Allah. Hal ini telah dinyatakan di dalam nubuatan:

"Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut." Wahyu 12:11.

Setelah berakhir masa "Abad kegelapan" itu timbullah reformasi. Banyak orang mulai menyelidiki Kitab Suci lagi, dan reformis-reformis gereja, mulai meninggikan kebenaran Kitab Suci dan Hukum-hukum Allah dipelajari. Lambat-laun kebenaran tentang hari Sabat ditinggikan pula terutama pada akhir Zaman ini.

4. PENGAKUAN TENTANG PERUBAHAN HARI SABAT

Untuk dapat diketahui dengan lebih jelas tentang proses dilakukannya perubahan hari Sabat kepada hari Minggu, kita perhatikan beberapa pengakuan yang dikemukakan dalam tulisan-tulisan sebagai berikut:

"Memang pernah ada dan tetap ada hukum untuk menyucikan hari Sabat, tetapi hari Sabat itu bukanlah hari Minggu....Dikatakan bahwa oleh karena beberapa tanda kemenangan, maka Sabat itu telah dipindahkan dan hari ketujuh kepada hari yang pertama....Di manakah kita bisa mendapat catatan tentang transaksi pemindahan ini? Tidak ada di dalam Perjanjian Baru - sama sekali tidak. Tidak ada bukti Kitab Suci tentang perubahan lembaga Sabat itu dari yang ketujuh kepada yang pertama dalam Minggu." - Dr. Edward T. Hiscox, The Baptist Manual, November 13, 1893.

"Di manakah di dalam Alkitab yang menyatakan bahwa kita harus menyucikan hari yang pertama? Kepada kita diperintahkan supaya menyucikan hari ketujuh: tetapi kita tidak diperintahkan menyucikan hari pertama....Sebabnya mengapa kita menyucikan hari pertama dalam minggu sebagai hari suci dan bukan hari ketujuh ialah karena alasan yang sama dengan perayaan-perayaan lain yang kita lakukan, bukan karena ada di dalam Kitab Suci, tetapi karena kesukaan gereja itu sendiri." - Isaac Williams D. D., Gereja Inggris, "Plain Sermons on the Cathecism."

"Tanya: Hari yang manakah Sabat itu?
Jawab: Sabtu adalah hari Sabat.
Tanya: Mengapa kita merayakan hari Minggu dan bukan hari Sabtu?
Jawab: Kita merayakan hari Minggu gantinya hari Sabtu sebab Gereja Katolik. dalam konsili di Laodikia (A. D. 336) telah memindahkan penyucian hari Sabtu kepada hari Minggu." Rev. Pieter Geirman, The Convert's Catechism of Catholic Doctrine.
"Anda boleh membaca Kitab Suci dari Kejadian sampai Wahyu, dan Anda tidak akan menemukan satu baris pun yang memberikan perintah untuk menyucikan hari Minggu. Kitab Suci menguatkan perbaktian keagamaan pada hari Sabtu, yaitu satu hari yang kami (umat Katolik) tidak pernah menyucikannya." - Cardinal James Gibbons, Kardinal Gereja Roma Katolik, The Faith of Our Fathers.

5. PANGGILAN ALLAH SUPAYA KEMBALI KEPADA SABAT


Kitab Suci menyatakan bahwa Allah tidak akan membiarkan manusia terus-menerus menginjak-injak hukum Allah dan Hukum hari Sabat-Nya. Allah telah mengatakan hukuman terhadap mereka yang tidak menghiraukan penyucian hari yang ketujuh itu sebagaimana yang tertulis dalam ayat berikut:

"Dan seorang malaikat lain, malaikat ketiga, menyusul mereka, dan berkata dengan suara nyaring: “Jika seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah, yang disediakan tanpa campuran dalam cawan murka-Nya; dan ia akan disiksa dengan api dan belerang di depan mata malaikat malaikat kudus dan di depan mata Anak Domba. Maka asap api yang menyiksa mereka itu naik ke atas sampai selama-lamanya, dan siang malam mereka tidak henti-hentinya disiksa, yaitu mereka yang menyembah binatang serta patungnya itu, dan barangsiapa yang telah menerima tanda namanya. Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus Wahyu 14:9-12.

Dalam zaman kita ini seruan Allah sedang ditujukan kepada kita agar kita kembali kepada Allah, oleh menurut hukum-hukum-Nya dan berbakti pada hari Sabat, yaitu hari yang telah disucikan Allah sebagai tanda bahwa Allah adalah Khalik yang telah menciptakan semesta alam sekalian. Seruan itu dinyatakan dengan nyaring dan dengan beberapa perjanjian kepada mereka yang mendengar panggilan-Nya dan menurut perintah-Nya:

"Serukanlah kuat-kuat, janganlah tahan-tahan! Nyaringkanlah suaramu bagaikan sangkakala, beritahukanlah kepada umat-Ku pelanggaran mereka dan kepada kaum keturunan Yakub dosa mereka!... Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong-kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN,..." Yesaya 58:1-14.

Maukah saudara mendengar panggilan Allah untuk kembali kepada penuntun yang benar yaitu menyucikan hari Sabat-Nya? Maukah saudara mentaati firman Allah dan menerima berkat yang limpah dalam hidup saudara yang Allah telah sediakan?

SN 12. HARI SABAT


Hari Sabat yang menurut Alkitab adalah sebagai hari suci bagi manusia. Namun hal itu telah menjadi suatu persoalan sejak beratus-tahun dulu. Ada orang melihat kepada ajaran tentang hari Sabat itu, langsung menghubungkannya dengan agama Yahudi. Khususnya di kalangan kebanyakan golongan agama Kristen mempunyai kesimpulan bahwa ajaran tentang hari Sabat itu adalah peraturan Perjanjian Lama yang menurut kesimpulan itu sudah diubahkan dengan peraturan Perjanjian Baru.
Ada pula orang yang menganggap bahwa perintah Tuhan tentang penyucian hari Sabat di dalam Sepuluh Hukum Allah itu, tetap berlaku sepanjang masa, namun hari Sabat itu tidaklah dikhususkan kepada hari tertentu. Dan yang jelas diterima dan dilaksanakan oleh kebanyakan umat Kristen sekarang ini ialah penyucian hari Minggu, sebagai hari kebaktian, dengan alasan, ialah karena itu adalah hari kebangkitan Yesus Kristus.
Sementara itu masih ada lagi yang tetap melaksanakan perintah Hukum hari Sabat itu sebagaimana yang diajarkan dari dalam Kitab Suci. Mereka yang tetap mempertahankan penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh, melihat bahwa sebagai Hukum yang keempat dari Sepuluh Hukum Allah, tidak dapat diubahkan dan tidak dapat dipisahkan dari Sepuluh Hukum itu. Lebih jauh lagi bahwa penyucian hari Sabat, yaitu hari ketujuh bukan hanya menyangkut soal Hukum saja tetapi mempunyai arti dan nilai-nilai rohani yang khusus pada hari itu sesuai dengan rencana Allah yang dijanjikan bagi umat-Nya yang tidak dijanjikan pada hari lain!
Kemudian kita melihat pula adanya orang yang tidak yakin mengenai penyucian hari Minggu tetapi masih agak ragu terhadap hari Sabat itu namun berusaha mempelajari persoalan ini dengan lebih seksama agar memperoleh kebenaran.
Dengan demikian timbul beberapa pertanyaan yang memerlukan jawaban tentang hari Sabat itu! Apakah sebenarnya hari Sabat itu? Apakah benar bahwa penyucian Sabat, hari ketujuh itu sudah diubahkan dan tidak berlaku sekarang ini? Untuk siapakah sebenarnya hari Sabat itu diberikan, bangsa Yahudi sajakah atau untuk umat manusia sepanjang zaman? Apakah penyucian hari Sabat itu berarti penyucian hari mana saja yang disukai? Manakah sebenarnya penyucian hari Sabat yang benar ?

1. SABAT HARI KETUJUH

Adapun bunyi Hukum hari Sabat dalam Sepuluh Hukum Allah itu, sebagai berikut:

"Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: enam hari lamanya engkau bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allah-mu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan la berhenti pada hari ketujuh; Itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskan-nya." Keluaran 20:8-11.

Dari bunyi hukum ini dapatlah dengan jelas kita ketahui, apakah sebenarnya hari Sabat itu. Satu kenyataan yang jelas tentang apa dan mengapa hari Sabat itu, ialah karena dalam enam hari Allah telah menjadikan langit dan bumi, dan berhenti pada hari yang ketujuh. Dengan lain perkataan, bahwa hari Sabat itu adalah suatu hari peringatan penciptaan dunia. Dengan demikian, maka tiap Sabat menarik pikiran kita kepada kuasa Allah yang telah menjadikan dunia ini.
Jelas pula dalam hukum itu dan tidak perlu disalahtafsirkan lagi bahwa hari Sabat itu adalah hari yang "harus disucikan", itulah "hari yang ketujuh", dan hari itulah "hari Tuhan" dan "hari yang diberkati."
Tegasnya tiap kali kita tiba pada hari Sabat yaitu hari ketujuh dalam minggu, memperingatkan kita tentang kuasa Allah yang menciptakan semesta alam. Dan kebaktian pada hari itu adalah suatu tanda pengakuan kita terhadap kuasa Allah dalam hidup kita.
Dengan lain perkataan penyucian hari Sabat itu menjadi suatu tanda kesetiaan kita kepada Khalik Pencipta; suatu tugu peringatan tentang kuasa-Nya yang menciptakan dunia ini.

2. SABAT ALLAH YANG BENAR

Dari manakah asal-mulanya Sabat itu? Benarkah Sabat itu dikhususkan bagi bangsa Yahudi atau bagi semua bangsa manusia? sebenarnya Sabat itu pertama kali telah diberikan oleh Allah sendiri kepada Adam dan Hawa di Taman Eden.
Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah la pada hari yang ketujuh dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu." Kejadian 2: 2, 3.
Sangat jelas! Tidak perlu dipersoalkan lagi, tentang hari "ketujuh" itulah hari "Sabat". Apa yang terjadi pada hari itu? Allah berhenti dan memberkati hari itu, dan menyucikannya. Dengan lain perkataan Allah mengkhususkan hari yang ketujuh itu, untuk maksud-maksud yang suci. Hanya Allah sendirilah yang dapat menjadikan satu hari itu suci. Dengan demikian Sabat, hari ketujuh itu, bukanlah peraturan dan ketentuan yang dibuat oleh manusia, melainkan oleh Allah sendiri.
Dua ribu lima ratus tahun kemudian, ketika Allah memberikan Sepuluh Firman, yaitu Sepuluh HUKUM Allah di atas dua loh batu di Gunung Sinai, Allah tidak membuat perubahan tentang hari Sabat, melainkan tetap diberikannya kepada manusia supaya menyucikan hari ketujuh, yaitu hari Sabat sebagai tanda kuasa Allah yang telah menjadikan langit dan bumi.
Apakah Sabat itu untuk orang Yahudi saja? Kalau benar menurut dugaan orang bahwa hari Sabat hukum keempat itu hanya untuk orang Yahudi saja, maka sudah tentu Sepuluh Hukum itu juga hanya untuk orang Yahudi, dan hanya orang Yahudi sajalah yang dilarang, jangan mencuri, jangan membunuh dan seterusnya! Tidaklah demikian bukan?
Lebih jauh lagi, bahwa hari Sabat itu sudah dimulai sejak di taman Eden, dan sudah sebanyak seratus tiga puluh ribu kali disucikan sebelum bangsa Yahudi itu muncul sebagai satu bangsa. Tegasnya sebelum bangsa Yahudi itu lahir, hari Sabat sudah lama dipelihara dan disucikan umat Allah.

"Lalu kata Yesus kepada mereka: Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari SABAT, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat." Markus 2: 27, 28.


Oleh karena Yesus adalah Khalik, la telah menjadikan hari Sabat pada mula pertama, maka hari Sabat itu adalah dari Yesus Kristus dan itulah hari yang benar disucikan oleh umat Allah. Itulah juga hari yang Yesus sendiri sucikan.
"la datang ke Nazaret tempat la dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat la masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab." Lukas 4:16.

3. HARI SABAT SATU TANDA

Lebih lanjut, apa lagi yang dikatakan oleh Allah tentang hari Sabat itu?

"Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu." Keluaran 31:13.

"Hari-hari Sabat-Ku juga Kuberikan kepada mereka menjadi peringatan di antara Aku dan mereka, supaya mereka mengetahui bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan mereka" Yehezkiel 20:12.


Hari Sabat itu adalah tanda umat Allah, panji yang meninggikan kebesaran Allah dan meterai yang menyatakan kekuasaan Allah yang telah menciptakan semesta alam. Sabat itu pula adalah tanda kenyataan kebesaran pemerintahan Allah.
Satu pemerintahan dunia dapat dikenal dengan adanya beberapa tanda atau ciri-ciri khusus. Misalnya dalam kehidupan sosial, kebudayaan, agama dan sebagainya. Yang menonjol dalam ciri khas satu bangsa ialah bahasa, dan bendera bangsa itu. Bagaimana jika seorang warga negara Indonesia yang menyatakan dirinya bahwa ia mencintai negara Indonesia, tetapi pada suatu ketika ia menginjak-injak bendera kebangsaan Indonesia di bawah tapak kakinya? Atau ia yang mengaku mencintai negara Indonesia tetapi mengibarkan bendera negara lain di depan rumahnya? Kita pasti menilai bahwa tindakan itu adalah suatu pengkhianatan!
Hari Sabat adalah tanda khusus antara Allah dan umat-Nya. Hari Sabat itu adalah bendera, panji yang menyatakan lambang Allah sebagai Khalik. Pencipta alam semesta. Itu adalah hari suci, dan patut disucikan oleh umat Allah yang mengakui mencintai Tuhan dengan segenap hati, tubuh dan jiwa! Namun demikian betapa banyak orang yang mengaku percaya kepada Allah, tetapi memperlakukan hari Sabat Tuhan itu, yaitu panji kebesaran Allah itu dengan dipijak-pijak di bawah telapak kaki mereka, enggan untuk menyucikannya, dan berbuat khianat mengibarkan bendera lain bagi dirinya sendiri!

4.TELADAN BAGAIMANA MENYUCIKAN SABAT

Yesus disalibkan pada hari Jumat, yaitu hari yang disebut, hari persiapan untuk Sabat, yang mulai berlaku ketika matahari terbenam pada hari Jumat itu. Yesus mati di salib pada petang hari itu dan Yusuf dari Arimatea menurunkan jenazah-Nya dan meletakkan dalam kubur.
Ada orang beranggapan bahwa oleh karena Yesus bangkit pada hari Minggu maka hari Sabat itu dengan sendirinya diganti dengan hari Minggu sebagai hari kebangkitan. Namun demikian alasan ini walaupun bagus kedengarannya tetap tidaklah mempunyai dasar kebenaran Kitab Suci!
Perhatikanlah peristiwa yang sebenarnya terjadi pada waktu itu:

"Hari itu adalah hari persiapan dan Sabat hampir mulai. Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur. Dan pada hari Sabat mereka beristirahat menurut Hukum Taurat." Lukas 23: 54-56.

Dalam Lukas 24:1, dijelaskan pula bahwa

"Tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka."

Ayat ini tidak menunjukkan bahwa oleh karena peristiwa kebangkitan Yesus terjadi pada hari Minggu, maka hari Sabat hukum keempat itu sudah harus diganti dengan hari kebangkitan.
Setelah Yesus bangkit dan naik ke surga, rasul-rasul dan pengikut-pengikut Yesus tetap memelihara hari Sabat karena Yesus sendiri "Tuhan atas hari Sabat itu" (Markus 2:27, 28), tidak pernah mengatakan sesuatu tentang hari Minggu.
Dikatakan tentang Rasul Paulus yang memberitakan tentang Yesus Kristus setelah lama la naik ke surga, ketika berada di kota Korintus, bahwa:

"Dan setiap hari Sabat Paulus berbicara dalam rumah ibadat dan berusaha meyakinkan orang-orang Yahudi dan orang-orang Yunani. Maka tinggallah Paulus di situ selama satu tahun enam bulan dan ia mengajarkan firman Allah di tengah-tengah mereka." Kisah 18:4,11.

Rasul Paulus mengetahui bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan atas hari Sabat kepada manusia, tidak pernah mengubahkan Sabat itu,

"Seperti biasa Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci." Kisah Para Rasul 17:2, 3.

5. BERKAT DAN KEBAHAGIAAN MEMELIHARA HARI SABAT


Hari Sabat tidak akan menyelamatkan seseorang. Manusia tidak diselamatkan karena perbuatan dan penurutan pada Hukum Allah, karena manusia diselamatkan hanya oleh karunia Yesus Kristus. Namun demikian seorang yang percaya kepada Yesus Kristus dan menerima karunia dari-Nya haruslah menjadi seorang yang bukan pelanggar hukum Allah melainkan penurut hukum itu, termasuk pula penurutan untuk menyucikan hari Sabat, hukum keempat.
Beberapa berkat dan kebahagiaan seseorang apabila ia memelihara hari Sabat dapat dikemukakan sebagai berikut:

1). Oleh karena Sabat itu suatu tugu peringatan tentang kuasa Khalik yang menciptakan semesta alam maka pemeliharaan Sabat berarti memperkuat tugu peringatan itu bagi Khalik kita. Dengan demikian Sabat itu memberikan kesempatan bagi kita untuk memperoleh hubungan yang erat dengan Khalik oleh mempelajari keajaiban alam dan mendapatkan kekuatan rohani.

2). Dalam perbaktian kita pada hari itu, kehadiran Yesus Kristus, oleh Roh Suci akan meliputi kehidupan kita, karena pada waktu itu segala urusan keduniawian tidak kita lakukan, melainkan hanyalah urusan kerohanian adanya. Maka suasana kebahagiaan batin dalam jiwa kita akan dinikmati.

3). Hari Sabat itu memberikan pula kesempatan bagi kita untuk bertemu dan berbakti bersama-sama, dalam pertemuan kebaktian umat Tuhan, suatu pertemuan yang memberikan suasana kesenangan dan kebahagiaan rohani.

4). Hari Sabat menjadi pula hari bagi kita untuk membantu meringankan penderitaan sesama manusia, melawat orang sakit, memberikan makanan atau pakaian kepada orang-orang yang memerlukan. Hari Sabat. adalah hari kesukaan dan kebahagiaan, "Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat." Matius 12:12.

5). Hari Sabat adalah hari di mana ikatan keluarga akan lebih dipererat; Ayah, ibu dan anak-anak tidak bekerja atau tidak ke sekolah. Mereka berkumpul bersama-sama untuk berdoa, membaca firman Allah atau buku-buku yang memberikan kekuatan rohani bagi jiwa. Kesempatan ini jarang diperoleh pada hari lain.

6). Hari Sabat dirasakan sebagai satu hari di mana Tuhan akan memberikan lebih banyak berkat dan kekuatan rohani apabila tiap orang berbakti pada hari itu dengan sebenarnya.

7). Hari Sabat memberikan pula suatu suasana kedamaian dan kebahagiaan. Seolah-olah sedang melatih diri kita untuk menikmati kebaktian hari Sabat yang besar dalam dunia baru, di kerajaan surga.
Karena telah dijanjikan,

"Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN." Yesaya 66: 23.
"Apabila engkau tidak menginjak-injak Hukum Sabat dan tidak melakukan urusan-mu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia" apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong, maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya." Yesaya 58:13,14.


Maukah saudara mendapatkan damai bahagia dan ketenangan jiwa? Maukah saudara menikmati arti hidup yang sebenarnya dengan kekuatan rohani yang sempurna? Oleh memelihara dan menyucikan Sabat, saudara menerima perjanjian, berkat Allah, kesucian hidup dan kebahagiaan abadi.