Rabu, 20 Mei 2015

25. MERAWAT ANAK-ANAK MISKIN

MERAWAT ANAK-ANAK MISKIN

Anak-anak Yatim Piatu

Ada bapa-bapa yang telah meninggal dalam percaya, berharap atas janji Allah yang kekal, meninggalkan kekasih-kekasihnya dengan penuh pengharapan yang Tuhan akan memelihara mereka itu. Dan bagaimanakah Tuhan menyediakan keperluan orang-orang yang kehilangan kekasihnya itu? Dia tidak bekerja dalam sesuatu mujizat dengan mengirimkan manna dari sorga; ia tidak mengirimkan burung gagak membawa mereka makanan; tetapi Ia mengadakan mujizat dalam hati manusia, membuang sifat mementingkan diri sendiri dari jiwa serta membukakan roh kedermawanan. Allah menguji cinta orang-orang yang mengaku dirinya pengikutNya oleh mempercayakan ke dalam kemurahan hati mereka orang-orang yang dianiaya dan yang kehilangan kekasihnya.
Biarlah mereka yang mengasihi Allah membuka hatinya dan rumahnya untuk menerima anak-anak ini . . . .
Ada suatu ladang kegunaan yang luas terbentang di hadapan semua orang yang mau bekerja bagi Tuhan dalam memelihara anak-anak dan orang-orang muda yang telah kehilangan tuntunan yang penuh perhatian dari ibu bapa dan pengaruh yang menaklukkan dari rumah tangga Kristen. Banyak di antaranya yang telah mewarisi sifat-sifat tabiat yang jahat; dan kalau dibiarkan bertumbuh dalam kebodohan, mereka akan hanyut ke dalam pergaulan yang membawa kepada kehinaan dan kejahatan. Anak-anak yang tidak memberi harapan ini perlu ditempatkan dalam kedudukan yang berkenan kepada pembentukan tabiat yang benar, supaya mereka boleh menjadi anak-anak Allah.1

Tanggung Jawab Jemaat

Anak-anak yang kehilangan ibu bapa diserahkan kepada pangkuan jemaat, dan Kristus berkata kepada para pengikutNya: “Ambillah anak-anak yang melarat ini, besarkanlah mereka bagiKu, maka kamu akan menerima upahmu.” Saya telah melihat banyak orang yang mementingkan diri dalam masalah ini. Kecuali ada suatu bukti yang khusus bahwa mereka sendiri akan beroleh keuntungan karena membawa kepada keluarganya orang-orang yang memerlukan rumah tangga, ada orang yang berbalik dan menjawab: Tidak. Nampaknya mereka tidak mau tahu dan tidak perduli apakah orang-orang yang demikian selamat atau hilang. Mereka berfikir bahwa itu bukan urusan mereka. Bersama Kain mereka berkata: “Apakah aku penjaga adikku?” Mereka tidak suka disusahkan atau mengadakan sesuatu pengorbanan untuk anak-anak yatim piatu itu, dan dengan tidak menghiraukan mereka mendorong anak-anak itu kepada pemeliharaan organisasi dunia, yang kadang-kadang ada lebih suka menerima mereka itu dari orang-orang yang mengaku dirinya Kristen. Pada hari Allah yang akan datang, penyelidikan akan diadakan bagi orang-orang yang diberi Sorga kesempatan untuk menyelamatkan. Tetapi mereka mau supaya dimaafkan dan tidak mau sibuk dalam pekerjaan yang baik itu kecuali mereka mendapat sesuatu keuntungan bagi mereka sendiri. Telah ditunjukkan kepada saya bahwa orang-orang yang menolak segala kesempatan ini untuk melakukan kebajikan akan mendengar dari Yesus: “Sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku.” Tolong baca Yes 58:5-11. 2

Seruan Kepada Suami Istri yang Tidak Mempunyai Anak

Beberapa orang yang tidak mempunyai anak sendiri haruslah mendidik dirinya untuk mengasihi dan memelihara anak-anak orang lain. Mungkin mereka tidak dipanggil supaya pergi bekerja di luar negeri, tetapi mereka mungkin dipanggil untuk bekerja justru pada tempat di mana mereka itu tinggal. Gantinya memberikan begitu banyak perhatian kepada binatang-binatang kesayangan, mencurahkan kasih sayang kepada hewan-hewan yang tidak berfikiran, biarlah mereka melatih talentanya kepada makhluk manusia yang akan beroleh sorga untuk didapat dan menghindarkan diri dari neraka. Biarlah mereka mencurahkan perhatiannya kepada anak-anak kecil, karena tabiat mereka dapat dibentuk dan ditempah sesuai dengan peta ilahi.
Kasihilah anak-anak kecil yang tidak mempunyai rumah yang berada di sekelilingmu. Gantinya menutup hatimu kepada anggota-anggota keluarga manusia, lihatlah berapa banyak daripada anak-anak kecil yang melarat ini yang dapat kamu besarkan dalam pemeliharaan dan nasihat Tuhan. Ada banyak pekerjaan bagi tiap-tiap orang yang mau bekerja. Oleh bekerja dalam cabang pekerjaan Kristen ini, jemaat kita boleh dipertambahkan dengan anggota dan diperkaya dalam roh. Pekerjaan menyelamatkan orang miskin dan yatim piatu adalah kewajiban setiap orang. 3
Kalau saja orang-orang yang tidak mempunyai anak dan mereka yang dijadikan Allah menjadi penatalayan kekayaan, suka bermurah hati untuk memelihara anak-anak yang memerlukan cinta kasih, perawatan, dan kasih sayang, dan bantuan dengan harta dunia ini, mereka akan jauh lebih gembira daripada keadaan mereka sekarang ini. Selama orang muda tidak mempunyai bapa memelihara dan berbelas kasihan, juga kasih sayang ibu, maka terbukalah segala pengaruh yang merusak pada akhir zaman ini, menjadi tugas kewajiban seseoranglah untuk menyediakan tempat seorang bapa dan ibu bagi mereka itu. Pelajarilah memberi kepada mereka itu kasih sayang, dan belas kasihan. Semua orang yang mengaku mempunyai Bapa di sorga, yang mereka harapkan untuk memelihara mereka dan akhirnya membawa mereka kepada tempat yang Ia telah sediakan bagi mereka itu, haruslah merasa suatu kewajiban kudus tertanggung ke atas mereka itu untuk menjadi sahabat kepada orang-orang yang tidak mempunyai sahabat, dan menjadi bapa kepada anak-anak piatu, membantu perempuan janda, dan berguna dalam dunia ini oleh membahagiakan manusia. 4


Haruskah Para Istri Pendeta Mengangkat Anak

Pertanyaan telah timbul, apakah istri seorang pendeta harus mengangkat anak-anak bayi? Saya jawab: Kalau hatinya tidak cenderung dan merasa tidak cocok melakukan pekerjaan pengabaran injil di luar rumahnya, dan merasa berkewajiban mengambil anak-anak piatu serta memelihara mereka, ia boleh melakukan suatu pekerjaan yang baik. Tetapi biarlah pilihannya yang pertama kepada anak-anak yatim piatu yang ditinggalkan ibu bapa pemelihara Sabat. Allah akan memberkati para pria dan wanita sementara mereka dengan hati suka rela membahagiakan rumahnya dengan anak-anak yang miskin itu. Akan tetapi kalau istri pendeta itu sendiri dapat suatu bagian mendidik orang-orang lain, seharusnyalah ia menyerahkan segala kekuatannya kepada Allah sebagai seorang pekerja Kristen. Dia harus menjadi pembantu yang bersungguh-sungguh kepada suaminya, menolong dia dalam pekerjaannya, mempergunakan kecakapannya dan membantu dalam menyiarkan pekabaran itu. Jalan telah terbuka bagi wanita yang rendah hati dan berserah, tugas itu dimuliakan oleh rahmat Kristus, untuk melawat orang-orang yang perlu pertolongan dan menyalakan terang kepada jiwa-jiwa yang tawar hati. Mereka dapat mengangkat kepala orang yang tunduk oleh berdoa bersama mereka itu serta menunjukkan Kristus kepada mereka. Seharusnyalah orang-orang yang demikian jangan menyerahkan waktu dan kekuatannya kepada seorang makhluk kecil yang tiada berdaya, yang menuntut pemeliharaan dan perhatian senantiasa. Seharusnya mereka dengan sukarela mengacungkan tangan mereka. 5

Bukakan Pintu Rumah Bagi Anak-anak Piatu Dan yang Melarat

Sesuai dengan kekuatan yang ada padamu, adakanlah rumah bagi orang-orang yang melarat. Biarlah masing-masing bersedia selalu untuk mengambil bagian dalam membantu kemajuan pekerjaan ini. Tuhan berkata kepada Petrus: “Gembalakanlah segala anak dombaKu.” Perintah ini ditujukan kepada kita, dan oleh membukakan pintu rumah kita bagi anak-anak piatu berarti kita membantu dalam kegenapannya. Jangan biarkan Yesus kecewa dalam dirimu.
Ambillah anak-anak itu dan hadapkan mereka kepada Allah sebagai persembahan yang harum baunya. Mintalah berkatNya bagi mereka itu dan kemudian bentuk dan tempah mereka itu setuju dengan perintah Kristus. Maukah anggota jemaat kita menerima amanat kudus ini? 6

Suatu Ujian Bagi Umat Allah


Beberapa tahun yang lalu ditunjukkan kepadaku bahwa umat Allah akan diuji dalam menyediakan rumah bagi orang-orang yang melarat; bahwa banyak orang akan kehilangan rumah sebagai akibat percaya  mereka kepada kebenaran. Perlawanan dan penganiayaan akan merampas rumahnya orang-orang percaya, dan menjadi kewajiban orang-orang yang mempunyai rumahlah membuka pintunya lebar-lebar kepada orang-orang yang tidak punya. Kepada saya telah ditunjukkan baru-baru ini bahwa Allah akan menguji khususnya orang-orang yang mengaku umatNya sehubungan dengan masalah ini. Kristus telah menjadi miskin karena kita supaya oleh kepapaanNya itu kita boleh dijadikan kaya. Ia mengadakan pengorbanan agar dapat Ia menjadikan satu tempat kediaman bagi orang-orang pengembara dan orang-orang asing dalam dunia mencari sebuah negeri yang lebih baik, yaitu negeri semawi. 7

24. BESARNYA KELUARGA

BESARNYA KELUARGA

Suatu Kesalahan Besar Kepada Kaum Ibu, Anak-anak, Dan Masyarakat

Banyak para orang tua yang mengisi rumah tangganya dengan makhluk-makhluk kecil, yang semata-mata tergantung atas ibu bapanya untuk pemeliharaan dan pengajaran tanpa memikirkan apakah dapat bertindak adil kepada satu keluarga yang besar atau tidak . . . . Ini adalah suatu kesalahan besar, bukan hanya terhadap ibu, tetapi juga kepada anak-anaknya dan kepada masyarakat . . . .
Para orang tua haruslah senantiasa memikirkan kebaikan masa depan dari anak-anaknya. Seharusnya jangan mereka terpaksa mencurahkan segenap waktunya pada pekerjaan yang berat-berat supaya dapat mencukupkan segala kebutuhan hidup. 1
Sebelum menambahkan anggota keluarganya, mereka harus mempertimbangkan apakah Allah akan dipermuliakan atau dihinakan oleh mereka dengan mendatangkan anak-anak itu ke bumi ini. Mereka haruslah berusaha memuliakan Allah oleh perkawinan mereka sejak dari permulaan, dan sepanjang tahun dalam hidup mereka sebagai suami istri. 2

Kesehatan Ibu Penting Adanya

Mengingat tanggungjawab yang berpindah kepada para orang tua, haruslah dipertimbangkan dengan cermat, apakah membawa anak-anak ke dalam keluarga yang terbaik. Apakah ibu mempunyai kekuatan yang cukup untuk merawat anak-anaknya? Dapatkah bapa memberi kemajuan sedemikian rupa untuk membentuk tabiat yang benar dan mendidik anak itu? Nasib anak itu sering kurang dipertimbangkan! Pemuasan nafsu saja yang sering dipikirkan, dan beban-beban yang berat dipikulkan kepada istri dan ibu, tenaga hidupnya dihabiskan dan melumpuhkan kuasa kerohanian. Dalam kesehatan yang rusak dan dengan semangat yang tawar hati didapatinya dirinya dikelilingi kawanan yang masih kecil, yang tidak dapat dipeliharanya sebagaimana mestinya. Karena tidak mempunyai pendidikan yang selayaknya, anak-anak itu menjadi besar dan tidak menghormati Allah serta menularkan kepada orang-orang lain sifat-sifat mereka yang jahat, maka dengan demikian terkumpullah suatu tentara yang diatur Setan untuk diperdayakan sesuka hatinya. 3

Faktor-faktor Lain yang Harus Dipertimbangkan

Allah mau supaya para orang tua bertindak sebagai makhluk yang bijaksana dan hidup demikian rupa sehingga tiap-tiap anak dapat dididik dengan pantas, agar ibu boleh mempunyai kekuatan dan waktu untuk menggunakan kuasa otaknya untuk mengatur dan mendidik anak-anaknya dalam pergaulan dengan malaikat-malaikat. Ia harus mempunyai keberanian hati untuk melakukan peranannya dengan mulia serta melakukan pekerjaannya dengan takut dan cinta kepada Allah sehingga anak-anaknya boleh terbukti menjadi satu berkat kepada keluarga dan kepada masyarakat.
Sang suami dan bapa haruslah mempertimbangkan segala perkara ini supaya istri dan ibu anak-anaknya jangan bekerja terlalu berat dan dengan demikian ditekan oleh kemurungan. Bapa harus melihat supaya ibu anak-anaknya tidak ditempatkan pada suatu kedudukan sehingga dia tidak mungkin bertindak sebagaimana mestinya terhadap anak-anaknya yang masih kecil-kecil dan banyak, sehingga mereka dapat dibesarkan dan mendapat pendidikan yang selayaknya. 4
Para orang tua jangan mempertambahkan jumlah keluarga terlalu cepat, sehingga mereka tahu bahwa anak-anak mereka sempat dipelihara dan dididik dengan baik. Seorang bayi yang ada dalam pangkuan ibu setiap tahun adalah suatu aniaya besar kepadanya. Kegemaran sosial dikurangkannya, dan sering dihancurkannya dan kemelaratan rumah tangga semakin bertambah. Dirampasnya dari anak-anak itu pemeliharaan, pendidikan, dan kebahagiaan yang seharusnya para orang tua berkewajiban memberikan kepada mereka. 5

Nasihat Kepada Para Orang Tua yang Berkeluarga Besar

Suatu pertanyaan yang harus kamu bereskan ialah, “Adakah saya memperbesar keluarga yang terdiri dari anak-anak untuk memperkuat pengaruh dan memperbanyak barisan kuasa kegelapan, atau adakah saya membesarkan anak-anak bagi Kristus?”
Kalau kamu tidak memerintahkan anak-anakmu dan membentuk tabiat mereka itu sesuai dengan tuntutan-tuntutan Allah, adalah lebih baik bagimu, baik bagi para orang tua, dan masyarakat kalau semakin sedikit anak-anak yang menderita dari didikanmu yang tidak baik itu. Adalah suatu dosa untuk menambahkan jumlah keluarga, kecuali anak-anak dapat diajar dan dilatih sejak kecil oleh seorang ibu yang bijaksana dan berpikiran sehat, yang insaf dan cerdik, dan yang memerintahkan rumah tangganya dalam takut akan Tuhan, membentuk dan merupakan tabiat mereka itu sesuai dengan ukuran kebenaran. Allah telah memberikan kepadamu pikiran, maka Ia menuntut supaya kamu menggunakannya. 6
Hai para bapa dan ibu, bilamana kamu mengetahui bahwa kamu tidak mempunyai pengetahuan tentang bagaimana mendidik anak-anakmu bagi Tuhan, mengapa kamu tidak mempelajari pelajaran tentang hal itu? Apakah sebabnya kamu terus mendatangkan anak-anak ke dunia ini untuk memperbanyak tentara dalam barisan setan? Adakah Allah berkenan dengan pertunjukan ini? Apabila kamu melihat bahwa satu keluarga besar akan sangat memberatkan sumber-sumber penghasilanmu, bilamana kamu melihat bahwa keluarga besar itu menjadikan ibu terlalu sibuk dengan anak-anak, dan tidak ada padanya waktu di antara kelahiran anak-anak itu untuk melakukan pekerjaan seperti kebiasaan ibu-ibu lain, kenapa kamu tidak mempertimbangkan laba ruginya dengan cara yang pasti? Setiap anak mengambil daya tenaga dari ibu, dan apabila para bapa dan ibu tidak menggunakan pertimbangannya dalam masalah ini, kesempatan apakah yang diberikan kepada para orang tua dan anak-anak supaya mendapat latihan yang pantas? Tuhan berseru kepada para orang tua supaya mempertimbangkan masalah ini dalam terang yang sesungguhnya tentang masa kekal yang akan datang. 7

Pertimbangan Perekonomian

Para orang tua harus mempertimbangkan dengan tenang persediaan apakah yang dapat diadakan bagi anak-anaknya. Mereka tidak berhak mendatangkan anak-anak ke dunia ini untuk menjadi beban kepada orang lain. Apakah ada perusahaan mereka yang dapat dipakai sebagai sandaran untuk memelihara satu keluarga sehingga mereka tidak perlu menjadi beban kepada orang lain. Kalau mereka tidak punya, maka mereka mengadakan satu kejahatan dalam mendatangkan anak-anak ke dunia ini untuk menderita kekurangan perawatan, pakaian yang pantas, dan kekurangan makanan. 8
Orang-orang yang sama sekali tidak cakap menjalankan suatu perusahaan, dan mereka yang tidak mujur hidupnya di dunia ini, pada umumnya memenuhi keluarganya dengan anak-anak; sedangkan orang-orang yang mempunyai kecakapan untuk memperoleh harta benda umumnya tidak mempunyai anak-anak lebih daripada yang mereka dapat pelihara. Seharusnyalah orang-orang yang tidak cakap mengurus diri sendiri jangan mempunyai anak-anak. 9

Bagaimana Kesulitan Itu Dibawa Kadang-kadang Kepada Jemaat

Banyak orang ketika masih bujangan hampir-hampir tidak dapat hidup, sekarang mengambil keputusan supaya kawin dan mendirikan satu keluarga, mereka sudah tahu bahwa tidak ada sesuatu yang dapat menunjang kehidupan mereka berdua. Lebih celaka lagi dari ini, mereka tidak mempunyai pemerintahan dalam keluarga. Secara keseluruhan tindakan mereka dalam keluarga ditandai dengan adat kebiasaan mereka yang tidak berperaturan dan lamban. Mereka tidak dapat mengendalikan diri dan lekas marah, kurang sabar, dan cerewet. Apabila orang-orang demikian menerima kebenaran pekabaran Advent, mereka merasa bahwa mereka berhak menerima bantuan dari saudara-saudara yang lebih kaya; dan kalau pengharapan mereka itu tidak dipenuhi, mereka akan bersungut-sungut tentang jemaat dan menuduh mereka itu tidak hidup sesuai dengan iman mereka. Siapakah yang harus menderita dalam kasus ini? Apakah pekerjaan Allah yang harus dirugikan, dan perbendaharaan di pelbagai tempat dihabiskan, demi perawatan keluarga-keluarga besar yang miskin itu? Tidak. Para orang tualah yang seharusnya menderita. Pada umumnya mereka tidak mau menderita sesuatu kekurangan yang lebih besar setelah mereka menerima hari Sabat lebih daripada apa yang diderita dahulu. 10



Bagaimana Pelayanan Misionaris Itu Boleh Dibatasi

Dalam pengiriman para misionaris ke negeri-negeri yang jauh, orang-orang yang tahu menghematlah yang akan dipilih, tidak mempunyai keluarga besar, dan karena menyadari singkatnya waktu dan pekerjaan besar yang harus diselesaikan, mereka tidak membebani tangan mereka dan rumahnya dengan banyak anak-anak, melainkan akan memelihara diri seberapa bebas dari segala sesuatu yang akan mengalihkan pikiran mereka dan tertuju kepada tugas yang besar itu. Kalau berserah dan bebas berbuat yang demikian, maka istri oleh berdiri di samping suaminya, dapat melaksanakan sama banyaknya dengan suami. Allah telah memberkati ibu dengan talenta-talenta untuk digunakan bagi kemuliaanNya dalam membawa beberapa anak pria dan wanita kepada Allaasah; tetapi banyak mereka tertahan di rumah oleh karena kesibukan untuk menjaga anak-anak mereka yang masih kecil-kecil.

Kita mau supaya misionaris itu benar-benar misionaris dalam arti kata yang sebenarnya; yang rela menyisihkan kepentingan diri sendiri dan mengutamakan kemajuan pekerjaan Allah terlebih dahulu; mereka akan memelihara diri sebagai orang-orang yang berguna, pergi ke mana Allah kelak suruh dan bekerja dalam lapangan apa saja untuk memberitakan pengetahuan tentang kebenaran itu. Para pria yang mempunyai istri yang kasih dan takut akan Allah, dan yang dapat menolong mereka dalam pekerjaan itu dibutuhkan di bidang pekerjaan misionaris. Banyak keluarga yang pergi keluar untuk bekerja, tetapi mereka tidak menyerahkan diri seluruhnya kepada pekerjaan itu. Pikiran mereka terbagi. Istri dan anak-anak menarik mereka dari pekerjaan itu dan seringkali menjauhkan mereka dari ladang yang seharusnya mereka dapat masuki, sekiranya mereka tidak berfikir bahwa mereka harus lebih dekat ke kampung halaman mereka. 11

23. ANAK-ANAK SUATU BERKAT

ANAK-ANAK SUATU BERKAT

Allah yang Merencanakan Keluarga

Allah yang memberikan Hawa kepada Adam sebagai penolong yang sejodoh dengan dia. . . . diberkati supaya pria dan wanita disatukan dalam pernikahan suci, memelihara keluarga itu yang anggota-anggotanya dimahkotai dengan kemuliaan, yang harus diakui sebagai anggota keluarga yang di sorga. 1
Anak-anak itu adalah warisan dari Tuhan, dan kita bertanggungjawab kepadaNya tentang bagaimana kita memelihara harta milikNya . . . . Di dalam kasih, iman dan doa biarlah para orang tua bekerja bagi rumah tangganya, sehingga dengan kesukaan dapat mereka datang kepada Allah dengan berkata, “Sesungguhnya, aku dan anak-anak yang telah diberikan Tuhan kepadaku . . . .” 2
Suatu rumah tangga yang tidak mempunyai anak adalah satu tempat yang sunyi. Hati penghuninya berada dalam bahaya mementingkan diri sendiri, memikirkan suatu kesukaan bai kesenangan hatinya sendiri, serta memanjakan keinginan dan kesenangan hatinya sendiri. Mereka mengumpulkan simpati untuk diri sendiri tetapi hanya sedikit belas kasihan untuk diberikan kepada orang-orang lain. 3

Nasihat Kepada Suami Istri yang Tidak Mempunyai Anak

Mementingkan diri yang dinyatakan dalam pelbagai cara sesuai dengan keadaan dan kepribadian yang khusus dari orang yang bersangkutan, harus dimatikan. Kalau kamu mempunyai anak-anak, dan pikiranmu terpaksa ditarik dari memikirkan diri sendiri hendak merawat anak-anak itu, mengajar mereka, dan sebagai teladan kepada mereka, hal itu akan menjadi keuntungan bagimu . . . . Apabila hanya dua orang saja dalam keluarga, sama seperti halmu, dan tidak ada anak-anak yang melatih kesabaran, panjang sabar, dan cinta yang benar, maka perlu ada penjagaan yang senantiasa supaya mementingkan diri itu tidak berkuasa, sehingga dirimu sendiri nanti yang menjadi pusat perhatian, dan kami menuntut perhatian, rawatan, dan penjagaan, yang kamu tidak merasa sesuatu kewajiban apapun untuk memberikan kepada orang-oran lain. 4
Banyak orang yang menderita sakit badani, jasmani dan rohani, karena perhatian mereka ditujukan hampir seluruhnya kepada dirinya sendiri. Mereka mungkin dapat diselamatkan dari pembendungan kegiatan segar dari pikiran orang-orang muda, yang berbeda-beda pikiran dan tenaga yang selalu giat dari pada anak-anak. 5




Sifat-sifat yang Mulia Diperkembangkan Dalam Merawat Anak-anak

Saya mempunyai perhatian yang simpatik terhadap anak-anak, karena saya seorang yang menderita ketika masih sangat muda. Saya telah mengambil banyak anak untuk dirawat, dan selamanya saya merasa menjadi berkat besar dengan pergaulan bersama-sama anak-anak dalam kesederhanaan . . . .
Simpati, kesabaran, dan kasih diperlukan dalam berurusan dengan anak-anak yang menjadi suatu berkat di rumah tangga yang manapun. Mereka akan menghaluskan dan menaklukkan sifat-sifat tabiat dalam mereka yang memerlukan penghiburan dan ketenangan. Kehadiran seorang anak dalam rumah tangga memberi rasa manis dan menghaluskan. Seorang anak yang dibesarkan dalam takut akan Tuhan akan menjadi satu berkat. 6
Pemeliharaan dan cinta kasih bagi anak-anak yang masih kecil mengkikis kekasaran dari sifat-sifat kita, menjadikan kita lemah lembut dan simpati, dan mempunyai pengaruh untuk memperkembang unsur-unsur yang lebih mulia dalam tabiat kita. 7

Pengaruh Seorang Anak Terhadap Henokh

Setelah anaknya yang pertama lahir, Henokh mencapai pengalaman yang lebih tinggi; ia tertarik ke dalam satu perhubungan yang lebih rapat dengan Allah. Ia menyadari dengan sepenuhnya kewajiban dan tugasnya sendiri sebagai seorang anak Allah. Dan ketika dia melihat cinta anak itu terhadap ayahnya; kepercayaannya yang tulus dalam perlindungannya; sementara dia merasa kelemahlembutan jauh di lubuk hatinya sendiri kepada anaknya yang sulung itu, ia mempelajari satu pelajaran yang indah tentang kasih Allah yang ajaib kepada manusia dalam karunia AnakNya, serta keyakinan yang anak-anak Allah boleh bersandar kepada Bapanya yang di sorga. 8

Satu Amanat yang Indah

Anak-anak diserahkan kepada ibu bapanya sebagai suatu amanat yang indah, yang pada suatu hari kelak akan dituntut Allah dari pemeliharaannya. Kita haruslah memberikan lebih banyak waktu, lebih banyak perhatian, dan lebih banyak doa untuk pendidikan mereka. Mereka membutuhkan jenis pendidikan yang lebih benar . . . .

Ingatlah bahwa anak-anakmu pria dan perempuan adalah anggota-anggota yang masih muda dalam keluarga Allah. Ia telah menyerahkan mereka kepada penjagaanmu, hendak mendidik dan mengajar untuk sorga. Kamu harus memberikan perhitungan kepadaNya dengan cara bagaimana kamu melaksanakan amanat yang kudus itu. 9

22. MEMBANGUN DAN MELENGKAPI RUMAH TANGGA

MEMBANGUN DAN MELENGKAPI RUMAH TANGGA

Memperlengkapi Dengan Ventilasi, Saluran
Pembuangan Air, Dan Cahaya Matahari

Dalam pembangunan sarana bangunan, baik untuk keperluan umum maupun tempat tinggal, haruslah diperlengkapi dengan ventilasi (sarana peredaran udara) yang baik dan cahaya matahari yang banyak. Seringkali gedung-gedung Gereja dan Sekolah dibangun tanpa memperhatikan kepentingan sarana yang di atas tadi. Kelalaian mempersiapkan ventilasi yang baik yang menyebabkan penghuni bangunan itu mengantuk dan malas, mempengaruhi hasil dari khotbah serta memberatkan dan mengurangkan hasil pekerjaan guru.
Sedapat mungkin, semua bangunan yang dikhususkan untuk kediaman manusia haruslah didirikan dalam pekarangan yang agak tinggi dan saluran pembuangan airnya baik. Ini akan menjamin pekarangan akan menjadi kering . . . . Masalah ini terlalu sering dianggap enteng . . . . Penyakit yang selalu timbul, penyakit-penyakit yang berat, kesehatan yang selalu terganggu, dan banyak kematian terjadi karena keadaan lembab dan malaria disebabkan tempat rendah dan saluran pembuangan air yang kurang baik.
Dalam pembuangan rumah-rumah adalah sangat penting untuk mempersiapkan ventilasi dan cahaya matahari yang banyak. Biarlah udara bebas beredar banyak dan cahaya berkelimpahan di dalam tiap-tiap ruangan rumah itu. Biarlah ruangan-ruangan tempat tidur diatur begitu rupa sehingga udara beredar dengan bebas siang dan malam. Tidak pantas dipakai sebuah kamar tidur, kecuali kamar itu dapat dibuka tiap-tiap hari untuk dimasuki udara bersih dan sinar matahari setiap hari. Di beberapa negara kamar-kamar tidur dilengkapi dengan alat-alat pemanas, supaya ruangan itu dapat dipanaskan dan dikeringkan dari udara yang lembab yaitu pada musim penghujan.
Ruangan tamu harus dirawat sedemikian rupa sama dengan ruangan-ruangan yang senantiasa dipergunakan. Seperti kamar-kamar tidur, ruangan tamu haruslah mendapat peredaran udara dan cahaya matahari, dan harus dilengkapi dengan sesuatu alat pemanas untuk mengeringkan udara lembab yang selalu bertambah-tambah dalam kamar yang tidak selamanya digunakan. Barangsiapa yang tidur dalam kamar yang tidak mendapat cahaya matahari atau menempati tempat tidur yang belum dijemur dengan baik-baik mempunyai resiko mengganggu kepada kesehatan, dan seringkali mengancam nyawa . . . .
Mereka yang bertanggung jawab untuk mengurus orang-orang yang sudah lanjut usia harus mengingat bahwa mereka ini membutuhkan kamar-kamar khusus yang hangat dan yang menyenangkan. Tenaga mereka berkurang dengan bertambahnya usia, kekuatan mereka sudah semakin lemah dan harus melawan pengaruh-pengaruh buruk yang kurang sehat; itulah sebabnya mereka yang sudah lanjut usia memerlukan banyak sinar matahari dan udara yang segar dan bersih. 1

Hindarkan Tanah Rendah

Kalau kita mau mempunyai rumah menjadi tempat tinggal kita yang sehat dan berbahagia, kita harus tempatkan rumah itu jauh dari rawa-rawa yang sudah mendatangkan penyakit bagi tubuh manusia, dan jauhkan dari tanah rendah yang lembab, dan berikan kebebasan yang luas masuk kehidupan suasana sorga. Jangan gunakan korden-korden yang tebal-tebal, bukakanlah jendela dan hindarkan segala yang menghalangi terbukanya jendela, jangan biarkan tanaman-tanaman menjalar masuk melalui jendela betapapun indahnya tanaman itu, pohon-pohon kayu jangan dibiarkan bertumbuh terlalu dekat rumah-rumah sehingga menutupi cahaya matahari. Mungkin cahaya matahari itu akan mengubahkan warna kain jendela dan permadani serta mengadakan cacad kepada bingkai-bingkai gambar tetapi cahaya itu akan membawa warna yang kemerah-merahan yang sehat di pipi anak-anak. 2

Pekarangan Sekeliling Rumah

Suatu pekarangan yang diperindah dengan adanya pepohonan yang rindang dan rerumputan yang tersebar, mempunyai jarak yang pantas dari rumah, mempunyai pengaruh yang menggembirakan kepada keluarga, terlebih kalau dirawat dengan baik, dan bukan mendatangkan bencana melainkan menunjang kesehatan. Tetapi bayangan pepohonan yang terlalu dekat kepada rumah dan semak belukar mengadakan kelembaban di sekeliling rumah membuat keadaan suram, sebab menghalangi peredaran udara yang bebas dan menghalangi cahaya matahari. Sebagai akibatnya berkumpullah lembab di dalam rumah itu, khususnya pada waktu musim hujan. 3

Pengaruh Keindahan Terhadap Lingkungan Keluarga

Allah gemar sesuatu yang indah. Ia telah menghiasi bumi dan langit dengan keindahan, dan dengan kesukaan seorang Bapa Ia memandang sukacita anak-anakNya dalam segala perkara yang telah diciptakanNya. Ia suka agar kita mengelilingi rumah-rumah kita dengan keindahan alam kejadian.
Hampir semua penduduk di pedesaan mempunyai pekarangan kecil walaupun mereka tergolong miskin, sekeliling rumahnya ada beberapa pohon, tumbuh-tumbuhan lain, atau kembang wangi. Tanam-tanaman yang asli seperti itu jauh lebih baik memberikan kegembiraan kepada keluarga daripada perhiasan bikinan tangan. Akan didatangkannya ke dalam rumah tangga itu suatu pengaruh yang menghaluskan dan melembutkan, mendorong kesukaan kepada alam kejadian serta menarik anggota-anggota keluarga lebih erat terhadap satu dengan yang lain dan lebih erat juga kepada Allah. 4

Biarlah Rumah Tangga Itu Dihiasi Dengan Cara Sederhana

Perbuatan kitalah yang merampas daripada kita berkat-berkat yang banyak dan kesukaan serta menjadikan kita tidak pantas untuk menghidupkan suatu kehidupan yang paling berguna. Perhiasan yang mahal dan indah-indah adalah suatu pemborosan bukan saja dalam bentuk uang melainkan juga dalam sesuatu hal yang seribu kali ganda lebih indah. Perhiasan itu membawa suatu beban ke dalam rumah tangga, usaha pemeliharaan dan kebingungan . . . .
Hiasilah rumahmu dengan barang-barang yang baik dan sederhana, barang-barang yang mudah dipelihara, barang-barang yang dapat dibersihkan dengan mudah, dan barang-barang yang dapat diganti tanpa biaya yang besar. Oleh melatih citarasa, rumah yang sangat sederhana dapat dijadikan baik dan menarik, terlebih kalau ada kasih dan rasa puas di dalamnya. 5
Kebahagiaan tidak akan dapat diperoleh dalam pameran yang berlebih-lebihan. Semakin sederhana suasana rumah tangga yang diatur dengan baik, maka makin bahagialah rumah tangga itu. 6

Hindarkan Roh Persaingan

Hidup menjadi suatu kekecewaan dan kepenatan bagi banyak orang karena pekerjaan yang tidak perlu, di mana mereka membebani diri dalam menghadapi tuntutan adat istiadat. Pikiran mereka senantiasa dipenuhi oleh kecemasan untuk mencukupkan segala kekurangan yang lahir dari kesombongan dan mode . . . .
Segala perongkosan pemeliharaan, usaha yang dicurahkan yang sebenarnya tidak perlu, mungkin juga mendatangkan bencana, dan kalau disalurkan kepada kebijaksanaan yang layak akan dapat menunjang kemajuan pekerjaan Allah. Orang mendambakan apa yang disebut kemewahan hidup, dan mengorbankan kesehatan, kekuatan dan segala sesuatu untuk memperolehnya. Suatu roh persaingan yang harus disesalkan di antara orang-orang yang satu golongan, tentang siapakah yang dapat mengadakan pertunjukan yang paling besar dalam hal pakaian dan perbelanjaan rumah tangga. Kata-kata “rumah” yang indah itu diputarbalikkan untuk mempunyai arti “sesuatu yang mempunyai empat tembok, penuh dengan perkakas dan perhiasan-perhiasan yang mewah” sedang penghuninya selalu menderita ketegangan untuk menghadapi segala tuntutan adat kebiasaan dalam pelbagai segi kehidupan. 7
Banyak orang tidak berbahagia dalam kehidupan rumah tangga karena mereka sedang berusaha menyelamatkan pandangan secara luar. Mereka bekerja keras dan membelanjakan uang dengan banyak tanpa batas agar dapat mengadakan pertunjukan kemewahan dan beroleh pujian dari teman-teman, sebenarnya orang-orang itu tidak memperdulikan kekayaan mereka. Satu benda tertentu ditambah dengan barang yang lain harus ada untuk memenuhi persyaratan rumah tangga itu, sehingga banyaklah pertambahan barang-barang yang mahal, yang menyenangkan kepada mata, memuaskan kesombongan hati dan cita-cita yang tinggi, namun sedikitpun tidak menambah kesenangan di dalam keluarga itu. Segala harta benda itu telah menghabiskan tenaga, kesabaran, serta menghabiskan waktu yang indah, yang sebenarnya waktu itu diberikan supaya dapat digunakan dalam pekerjaan Allah.
Rahmat Allah yang indah itu dijadikan nomor dua daripada perkara-perkara yang sangat berguna; dan kebahagiaan menjadi hilang karena kesibukan mengumpulkan barang-barang kesukaan. Didapatinya bahwa kekayaan itu tidak memberikan kepuasan hati yang mereka telah dambakan itu daripadanya. Usaha yang tidak henti-hentinya itu, kecemasan yang tidak habis-habisnya untuk menghiasi rumah bagi tamu-tamu dan orang-orang asing, tidak pernah memberikan imbalan yang selayaknya dengan nilai kekayaan yang telah dibelanjakan. Sesungguhnya hal itu berarti meletakkan kuk perhambaan di atas leher yang menyakiti untuk dipikul. 8

Dua Kunjungan yang Kontras

Di dalam beberapa keluarga ada beberapa kesibukan yang terlalu banyak. Kerapihan dan peraturan adalah penting untuk kesenangan, tetapi segala kebajikan ini janganlah dilakukan dengan berlebih-lebihan sehingga menjadikan suatu masa kepenatan yang tidak henti-hentinya dan menjadikan penghuni rumah itu menjadi sangat gusar. Apa yang kami hargakan tinggi di rumah-rumah beberapa orang, ialah suatu peraturan yang ketat tentang letak barang-barang dan perabot-perabot, adakalanya tidak menyenangkan sama seperti tidak ada peraturan meletakkan benda-benda itu. Kesopanan yang dipaksakan yang meliputi segenap rumah itu tidak membawa ketenangan bagi seorang yang sungguh mengharapkan dalam rumah yang sebenarnya.
Apabila mengadakan kunjungan singkat ke rumah sahabat-sahabat, tentu tidak senang melihat sapu dan bulu ayam dipergunakan selalu dan waktu yang telah diharap-harapkan menikmati percakapan dengan sahabat-sahabat tentang rumah tangga, waktu yang baik untuk beramah-tamah digunakan mencari sedikit debu atau sarang laba-laba. Walaupun hal itu dapat dilakukan karena penghormatan atas hadirnya tamu di dalam rumah tersebut, tetapi ada juga orang lain yang merasa bahwa kedatangannya dalam rumah itu tidak dihargakan oleh sahabat-sahabatnya, karena mereka menghargakan kerapihan secara berlebih-lebihan.
Pertentangan yang tidak langsung seperti itu pernah terjadi pada waktu kunjungan kami pada musim panas yang lalu (1876). Pada waktu kami tinggal di sana beberapa jam lamanya, waktu itu dimanfaatkan kepada hal yang berguna atau yang dapat digunakan pada waktu yang lain, tetapi dimanfaatkan dalam cara yang senang dan berguna, memberi ketenangan kepada pikiran demikian juga kepada tubuh. Rumah itu dijadikan begitu rupa sehingga memberi kesenangan, meski perhiasannya bukan terdiri dari barang-barang yang luar biasa. Kamar-kamarnya mempunyai cahaya yang terang dan mempunyai ventilasi yang baik . . . . hal itu tentu adalah jauh lebih baik nilainya daripada perhiasan-perhiasan yang sangat mahal. Kamar tamu tidak dilengkapi dengan berlebihan yang memenatkan pandangan mata, melainkan ada di sana beberapa perhiasan yang diatur baik yang sangat menyenangkan.
Kebanyakan kursi terdiri dari kursi malas, modelnya tidak serupa semuanya, melainkan disesuaikan kepada kesukaan anggota-anggota keluarga. Ada kursi yang rendah dan tinggi bersama bantalnya dan dengan sandaran yang lurus; kursi-kursi lebar sehingga enak untuk bersandar, dan juga ada yang kecil-kecil; ada bale-bale yang menyenangkan dan semuanya seolah-olah berkata: “Cobailah aku, bersenang-senanglah dengan aku.” Ada meja-meja yang berisi buku-buku dan beberapa majalah. Semuanya rapih dan menarik, tetapi tanpa susunan yang ketat rapih, yang tidak seolah-olah mengamarkan orang untuk tidak menjamah sesuatu karena takut kececeran dan kacau.
Pemilik rumah yang menyenangkan ini dengan cara demikian memperlengkapi kediamannya dengan perabot yang mahal-mahal, tetapi memilih dengan bijaksana untuk menyenangkan suasana daripada untuk pertunjukan. Tidak ada sesuatu di dalam rumah itu yang dipandang terlalu baik untuk digunakan secara umum, dan semua korden, tutup jendela tidaklah tertutup rapat untuk menghindarkan perobahan warna akibat panas dan perabot-perabot yang lain bercacat. Sinar matahari dan udara segar pemberian Allah itu bebas keluar masuk, dengan kembang-kembang yang memberi bau semerbak dari pekarangan. Sudah tentu keadaan keluarga adalah seperti keadaan rumah itu; mereka sangat gembira dan ramah-tamah, melakukan segala sesuatu yang perlu untuk kesenangan mereka, tanpa menyusahkan mereka dengan begitu banyak perhatian sehingga menakutkan mereka bahwa mereka sedang menambahkan kesusahan mereka itu. Kami merasa bahwa ini adalah suatu tempat untuk perhentian. Inilah satu rumah dalam arti yang setepat-tepatnya dari perkataan itu. 9

Suatu Prinsip yang Digunakan Dalam menghiasi

Ketelitian yang kaku yang telah kita sebutkan sebagai suatu cara yang tidak disukai dalam begitu banyak rumah tangga tidaklah sesuai dengan rencana besar dari alam kejadian. Allah telah menjadikan kembang-kembang di padang bertumbuh dalam tempat-tempat tertentu, dan dengan batas-batasnya, melainkan Ia telah menyebarkannya seperti batu-batu permata di atas ladang yang hijau, lalu bumi diperindahnya dengan bentuk dan warna yang beraneka ragam. Pohon-pohon yang di hutan tidak dalam suasana yang teratur. Menariklah kepada pemandangan mata dan pikiran, menyenangkan terhadap pemandangan alam kejadian, hutan-hutan rimba, bukit-bukit dan lembah, tanah datar dan sungai, menikmati aneka warna yang tidak habis-habisnya bentuk dan warna, dan keindahan pohon-pohonan, semak belukar, dan kembang-kembang dikelompokkan di taman-taman alam, mengadakan suatu lukisan yang indah. Anak-anak, para orang muda, demikian juga para orang tua sama-sama mendapat perhatian dan kepuasan hati di sana.
Peraturan aneka warna ini dapat dilaksanakan demikian rupa dalam rumah tangga. Seharusnyalah ada persesuaian warna yang pantas dan persesuaian secara umum dari segala sesuatu perlengkapan rumah tangga; tetapi tidaklah perlu kepada rangsangan yang baik bahwa setiap bentuk benda di dalam satu ruangan harus sama modelnya, bahannya, atau penutupnya; tetapi sebaliknya, adalah lebih menyenangkan kepada mata kalau terdapat persesuaian dari perabot yang beraneka ragam itu.
Akan tetapi apakah rumah itu hina atau mewah, perhiasannya mahal-mahal atau sebaliknya, di sana tidak akan ada kebahagiaan kecuali roh dari penghuninya ada persesuaian dengan kehendak ilahi. Kepuasan hati haruslah menguasai suasana rumah tangga itu. 10
Bahagian yang terbaik dalam rumah itu, ruangan-ruangan yang cerah dan menarik, dan perabot yang paling menyenangkan haruslah dipakai setiap hari oleh orang-orang yang sesungguhnya tinggal dalam rumah itu. Hal ini akan membuat rumah tangga itu lebih menarik kepada penghuninya dan juga kepada golongan sahabat-sahabat yang benar memperhatikan kita, mereka yang kita katakan beruntung, dan olehnya kita juga dapat beruntung. 11

Pertimbangkanlah Kesenangan Dan Kesejahteraan Anak-anak

Tidak perlu tempat kediaman dikelilingi dengan barang-barang yang mahal-mahal dan perabot rumah yang indah-indah untuk menyenangkan perasaan anak-anak dan membahagiakan mereka dalam rumahnya, tetapi yang penting ialah agar para orang tua memberikan kepada mereka perhatian yang seksama dan cinta kasih. 12
Empat tembok rumah yang dihiasi perabot yang mahal-mahal, permadani daripada beludru, kaca-kaca yang indah, dan gambar-gambar yang bagus tidak menjadikan sebuah “rumah” bahagia, kalau simpati dan cinta kasih tidak ada. Istana yang berkilau-kilauan itu tidak memiliki kata-kata suci di mana kesukaan kehidupan rumah tangga tidak dikenal . . . .
Padahal kesenangan dan kesejahteraan anak-anak adalah perkara-perkara penting untuk dipikirkan dalam rumah yang demikian. Anak-anak dilalaikan oleh ibu, segenap waktunya dicurahkan untuk meninggikan derajat serta memenuhi segala tuntutan masyarakat elite. Pikiran mereka tidak dilatih; mereka memperoleh adat kebiasaan yang buruk lalu menjadi gelisah dan tidak merasa puas. Mereka tidak menemukan kesenangan dalam rumahnya selain larangan-larangan yang tidak menyenangkan, mereka memisahkan diri dari lingkungan keluarga secepat mungkin. Mereka melontarkan diri ke dunia yang lebih luas dengan sedikit keengganan hati, tidak dapat ditahan pengaruh rumah tangga dan nasihat yang lemah lembut dari hati batu. 13
Janganlah berkata kepada mereka itu seperti yang saya sering dengar dari ibu-ibu yang berkata, “Tidak ada tempat bagimu di kamar ini.” Jangan duduk di atas dipan yang ditutup dengan kain damas satin. “Kami tidak suka yang kamu duduk di atas dipan itu.” Dan bilamana mereka pergi ke kamar lain, “Kami tidak suka kamu ribut-ribut di sini.” Lalu mereka pergi ke dapur, dan tukang masak mengatakan, “Jangan ganggu saya di sini. Pergi kamu dari sini; kamu mengganggu dan menyusahkan saya sedemikian rupa.” Kemanakah mereka pergi untuk mendapatkan pendidikannya? Ke jalan-jalan raya. 14

Kemurahan Hati Dan Kasih Lebih Berharga Daripada Kemewahan

Terlalu banyak perhatian dan beban yang dibawa masuk ke dalam rumah tangga, dan terlalu sedikit kedamaian, kesederhanaan dan kebahagiaan yang dinikmati secara wajar. Haruslah sedikit perhatian kepada apa yang dipercakapkan oleh dunia luar, dan haruslah dicurahkan perhatian kepada kesejahteraan lingkungan keluarga. Cinta peradaban dunia dan pertunjukan haruslah dikurangi, kelemahlembutan dan cinta kasih harus diperdalam, dan sopan santun Kristen harus berada di anggota-anggota rumah tangga. Perlu dipelajari oleh banyak orang tentang bagaimana menjadikan rumah itu menarik, dan menjadi satu tempat kesukaan. Hati yang bersyukur dan roman muka manis berseri-seri adalah lebih berharga daripada kekayaan dan kemewahan, barang-barang yang sederhana disertai dengan hati yang merasa puas yang menjadikan rumah tangga itu bahagia, terlebih kalau ada cinta kasih di sana.

Yesus Penebus kita itu, berjalan di bumi ini dengan kemuliaan seorang raja; namun Ia lemah lembut dan rendah hati. Ia menjadi suatu terang dan berkat terhadap tiap-tiap rumah tangga, karena Dia membawa kegembiraan, pengharapan dan keberanian hati sertaNya. Aduh, alangkah baiknya kalau kita merasa puas dengan kesederhanaan yang kita miliki, mengurangkan perjuangan untuk mendapatkan barang-barang yang sukar didapat untuk menghiasi rumah-rumah kita, sedang apa yang dinilai oleh Allah lebih mahal dari permata indah ialah roh lemah lembut, pendiam, tidak dihargai. Keanggunan dalam kesederhanaan, kelemahlembutan, dan cinta kasih yang benar akan menjadikan rumah tangga yang paling hina sekalipun menjadi firdaus. Lebih baik bergembira dalam kesusahan daripada tidak memperoleh ketenangan hati dan rasa puas. 15

21. KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN DI DESA

KEUNTUNGAN-KEUNTUNGAN DI DESA

Dengan Sebidang Tanah Dan Sebuah Rumah yang Menyenangkan

Bilamana ada kemungkinan, adalah tugas para ibu-bapa untuk membangun tempat kediaman di pedesaan bagi anak-anak mereka. 1
Para bapa dan ibu yang mempunyai sebidang tanah dan rumah yang senang adalah bagaikan raja-raja dan permaisuri. 2
Janganlah pandang itu sebagai pengasingan kalau kamu dipanggil untuk meninggalkan kota-kota dan pindah ke tempat-tempat di pedesaan. Di sana-sini berkat yang limpah menunggu bagi mereka yang mau merebutnya. 3

Menyumbangkan Kepada Kekuatan Perekonomian

Berulang kali Tuhan menasihatkan agar anggota-anggota jemaat kita membawa keluar dari kota-kota keluarga mereka ke pedesaan, di sana mereka dapat menghasilkan bahan-bahan kebutuhan mereka; karena pada hari kemudian tentang membeli dan menjual adalah suatu hal yang sulit sekali. Petunjuk yang telah diberikan berulang kali itu haruslah kita perhatikan sekarang: “Keluarlah dari kota-kota ke daerah-daerah pedesaan, di mana rumah-rumah tidak bertumpuk terlalu rapat, dan di mana kamu bebas dari gangguan musuh. 4 (Perincian dari judul nasehat ini pelajari di buku “Country Living”).

Nasehat Kepada Penghuni Sebuah Kota

Adalah lebih baik bagimu menyisihkan segala keluh-kesahmu yang membingungkan itu lalu mencari tempat pengasingan di pedesaan, di mana pengaruh yang kuat tidak ada yang akan merusak akhlak anak-anak muda. Memang benar, kamu tidak luput sama sekali daripada gangguan-gangguan dan keluh-kesah di pedesaan; tetapi di sana kamu akan terhindar dari banyak kejahatan serta menutup pintu terhadap suatu banjir pencobaan yang mengancam hendak menaklukkan pikiran anak-anakmu. Mereka perlu pekerjaan dan perobahan. Keadaan monotonos yang membosankan dalam rumahmu membuat mereka gelisah dan bimbang, dan mereka telah mendapat kebiasaan bercampur gaul dengan anak-anak kota yang jahat, sehingga mereka mendapat pendidikan di jalanan . . . .
Kehidupan di pedesaan sangat berguna bagi mereka; suatu kegiatan di alam terbuka akan menumbuhkan kesehatan pikiran dan badani. Mereka harus mempunyai sebidang kebun untuk ditanami, di mana mereka boleh mendapat kepuasan hati maupun pekerjaan yang berguna. Pemeliharaan tumbuh-tumbuhan dan kembang cenderung kepada perbaikan pertimbangan dan kesukaan hati, sementara berkenalandengan segala kejadian Allah yang berguna dan indah, yang mempunyai suatu pengaruh menghaluskan terhadap pikiran, mengarahkan pikiran kepada Khalik dan Tuhan atas segalanya. 5

Berkat yang Limpah Dijamin Bagi Penduduk Desa

Bumi mempunyai berkat-berkat tersembunyi di dalamnya bagi mereka yang bersemangat dan berkemauan serta ketetapan hati untuk mengumpulkan segala hartanya . . . . Banyak petani yang gagal memperoleh hasil yang cukup dari ladangnya karena mereka telah menjalankan pekerjaan itu seolah-olah suatu pekerjaan yang hina; mereka tidak mengerti bahwa adalah suatu berkat di dalamnya bagi mereka dan bagi keluarganya. 6

Pekerjaan yang Menyegarkan Pikiran dan Menghaluskan Tabiat

Pekerja yang suka berpikir dalam mengolah tanah akan menemukan harta benda seakan bermimpi yang terbuka di hadapannya. Tidak ada seorang yang sukses di bidang pertanian atau perkebunan dengan tidak memperhitungkan undang-undang yang terlibat di dalamnya. Keperluan khusus dari segala macam tanaman haruslah dipelajari. Aneka ragam yang berbeda-beda memerlukan tanah yang berbeda, dan pengolahan berbeda, dan penurutan kepada peraturan yang berlaku untuk masing-masing adalah syarat untuk berhasil. Membutuhkan perhatian dalam memindahkan tanaman, sehingga tidak satupun kulit akar akan terdesak atau salah tempat, pemeliharaan kepada tanam-tanaman yang muda itu, pengebirian dan siraman perlindungan dari udara dingin pada waktu malam dan sinar matahari pada waktu siang, mencabut rumput-rumput, memusnahkan penyakit dan hama, perawatan dan susunan, hal ini bukan saja suatu pelajaran yang penting tentang perkembangan tabiat, melainkan pekerjaan itu sendiri adalah suatu alat perkembangan. Dalam mempertumbuhkan ketelitian, kesabaran, perhatian kepada perkara-perkara kecil, penurutan kepada undang-undang, itu memberikan suatu pendidikan yang sangat penting. Hubungan yang senantiasa erat dengan rahasia kehidupan dan keindahan kejadian alam, serta kelemahlembutan yang dituntut dalam melayani benda-benda yang indah dari ciptaan Tuhan, cenderung mencerdaskan pikiran dan tabiat dihaluskan dan ditinggikan. 7

Allah Akan Menasihati Dan Mengajar

Dia yang mengajar Adam dan Hawa di Taman Eden bagaimana caranya mengurus tanaman itu akan memberi petunjuk kepada manusia sekarang. Tersedia kebijaksanaan bagi dia yang memegang luku dan menanam serta menaburkan bibit. Bumi itu mempunyai kekayaan yang tersembunyi, maka Tuhan mau agar ribuan dan puluh ribuan orang bekerja pada bumi, yang dikumpulkan ke dalam kota-kota untuk melihat-lihat sesuatu kesempatan buat memperoleh hasil kecil. . . . Orang yang mau membawa keluarganya ke pedesaan menempatkan diri mereka itu di mana hanya sedikit pencobaan. Anak-anak yang bersama para orang tua yang mencintai dan takut akan Allah jauh lebih baik sebenarnya kedudukannya dalam segala hal untuk belajar dari Guru Besar itu, yang menjadi sumber dan pancaran hikmat. Mereka mempunyai kesempatan yang lebih baik untuk beroleh kecakapan bagi kerajaan sorga. 8

Rencana Allah Bagi Tanah Israel

Karena pendurhakaan Hawa dan Adam kepada Allah mereka telah kehilangan Taman Eden, dan oleh karena dosa seluruh dunia dikutuk. Tetapi kalau umat Allah menurut petunjukNya, ladang mereka itu akan dipulihkan kepada kesuburan dan keindahan. Allah sendiri memberikan kepada mereka itu petunjuk-petunjuk yang ada hubungannya dengan pengolahan tanah, dan mereka harus bekerja sama dengan Dia dalam pemulihan itu. Dengan demikian seluruh tanah itu, di bawah pengawasan Allah, akan menjadi satu pelajaran contoh kebenaran rohani. Sama seperti penurutan kepada undang-undang alamNya, bumi harus mengeluarkan penghasilannya, demikianlah juga dalam penurutan kepada hukum batinNya, hati orang banyak harus mengagungkan sifat-sifat tabiatNya. 9

Mendapat Pelajaran Rohani Dalam Kehidupan Sehari-hari

Allah telah mengelilingi kita dengan pemandangan alam yang indah untuk menarik perhatian dan pikiran kita. Adalah maksud Allah supaya kita menghubungkan segala kemuliaan alam kejadian dengan tabiatNya. Kalau kita mempelajari buku alam dengan setia, kita akan menemukan sumber yang berkelimpahan buahnya untuk direnungkan tentang kasih Allah dan kuasaNya yang tidak terduga itu. 10
Kristus telah menghubungkan pengajaranNya, bukan saja dengan hari perhentian, melainkan dengan hari kerja . . . . Ketika mengerjakan tanah dan menabur, meluku dan menyabit, Ia mengajar kita supaya melihat suatu lukisan pekerjaan rakhmatNya di dalam hati. Demikianlah agar setiap cabang pekerjaan yang berguna dan tiap-tiap pergaulan hidup, Ia mau supaya kita mendapat satu pelajaran tentang kebenaran ilahi. Kemudian pekerjaan kita setiap hari tidak lagi menghisap perhatian kita dan mendorong kita lupa kepada Allah; pekerjaan itu akan senantiasa mengingatkan kita akan Khalik dan Penebus kita. Pikiran Allah akan berjalan seperti benang emas melalui pemeliharaan rumah tangga dan pekerjaan kita. Bagi kita kemuliaan wajahNya akan kembali menaungi permukaan alam kejadian. Kita akan senantiasa mempelajari pelajaran-pelajaran baru tentang kebenaran semawi dan bertumbuh kepada peta kesucianNya. 11



Hukum-hukum yang Sama Memerintahkan Alam Kejadian Dan Manusia

Guru Besar itu membawa para pendengarNya untuk berhubungan dengan alam kejadian, dengan demikian mereka boleh mendengar bunyi suara yang berbicara dalam segala perkara yang dijadikan; dan sementara hati mereka menjadi lemah lembut dan pikiran mereka siap menerima, Ia menolong mereka buat menafsirkan pengajaran rohani dari pemandangan di mana mata mereka ditujukan . . . . Di dalam segala pengajaranNya ada sesuatu yang menarik kepada setiap hati. Demikianlah pekerjaan setiap hari, gantinya hanya merupakan suatu pekerjaan biasa saja, kehilangan pikiran-pikiran yang lebih tinggi, telah digembirakan dan ditinggikan oleh dorongan kerohanian yang mengingatkan dan tanpa dilihat mata.
Oleh sebab itu kita harus mengajarkannya. Biarlah anak-anak itu belajar melihat dalam alam kejadian satu ucapan dari cinta dan hikmat Allah; biarlah pikiran tentang Dia dihubungkan dengan burung, kembang dan pohon; biarlah segala perkara yang dilihat itu menjadi bagi mereka penafsir yang tidak kelihatan, dan semua peristiwa hidup menjadi suatu alat pengajaran ilahi.
Oleh sebab itu sementara mereka memperhatikan mereka mempelajari segala sesuatu pelajaran  penting dalam alam yang diciptakan dan di dalam segala pengalaman kehidupan, tunjukkan kepada mereka bahwa hukum yang sama yang mengatur perkara-perkara yang ada di alam dan kejadian-kejadian dalam kehidupan ialah mengendalikan kita, kesemuanya itu diberikan kepada kita demi kebaikan kita, dan hanya oleh setia kepada peraturan itu kita dapat memperoleh hidup sukses dan kebahagiaan yang benar.12

Berikan Pelajaran yang Praktis Dalam Pertanian

Pelbagai macam proses pertumbuhan telah diajarkan dengan tidak terhitung banyaknya, beberapa di antaranya ada yang paling indah disampaikan dalam perumpamaan Juruselamat tentang bibit yang sedang bertumbuh. Di dalamnya ada pelajaran bagi orang-orang tua dan orang-orang muda . . . .
Berseminya bibit itu mengibaratkan permulaan kehidupan rohani, dan perkembangan tanaman itu adalah ibarat perkembangan tabiat . . . . Sebagaimana para orang tua dan para guru berusaha mengajarkan segala pelajaran ini, dan pekerjaan itu haruslah dibuat praktis. Biarlah anak-anak itu sendiri mempersiapkan tanah dan menanam bibit itu. Sementara mereka bekerja orang tua atau guru dapat menjelaskan kebun hati dengan bibit yang baik atau jahat ditanamkan di sana, dan sebagaimana kebun itu harus disediakan buat bibit tanam-tanaman, demikianlah juga hati manusia disediakan untuk bibit kebenaran. Tiada seorangpun yang menduduki sebidang tanah rimba dengan pengharapan akan mengeluarkan hasil dengan segera. Bekerja dengan rajin, dan tekun harus dilakukan untuk mempersiapkan tanah itu, penanaman bibit, dan perawatan tanam itu dilakukan. Demikianlah juga halnya dalam penanaman kerohanian.13

Kebiasaan-kebiasaan yang Salah Dipandang Sebagai Rumput

Kalau mungkin, tempat kediaman haruslah di luar kota, di mana anak-anak dapat memperoleh sebidang tanah. Biarlah masing mempunyai sebidang tanah yang menjadi milik mereka; dan sementara kamu mengajar mereka bagaimana caranya membuat sebuah kebun, bagaimana caranya mengolah tanah untuk bibit, bagaimana pentingnya mencabut semua rumput, ajar jugalah mereka betapa penting adanya mengeluarkan segala kebiasaan yang buruk dan yang merusakkan kehidupan kita secara praktis. Ajarlah mereka untuk membuang kebiasaan-kebiasaan yang salah sebagaimana mereka mencabut rumput-rumput dalam kebunnya. Akan memakan waktu untuk mengajarkan pelajaran ini, tetapi akan besar keuntungannya, dan sangat besar. 14

Suasana Rumah Tangga Menjadi Contoh Kepada Kepercayaan Kita

Para orangtua mempunyai tanggungjawab kepada Allah untuk menjadikan suasana rumah tangganya sedemikian rupa sehingga akan sesuai dengan kebenaran yang mereka percayai. Dengan demikian mereka kemudian dapat memberikan pelajaran yang tepat kepada anak-anak mereka, anak-anak itu akan belajar menghubungkan rumah tangga duniawi dengan rumah tangga semawi. Sedapat mungkin, keluarga dunia ini haruslah menjadi satu teladan dari rumah tangga sorga. Maka pencobaan yang hendak memanjakan diri dalam apa yang hina dan rendah akan berkurang kuasanya. Kepada anak-anak harus diajarkan bahwa mereka adalah orang-orang yang dicobai selama di dunia ini, dan dididik untuk menjadi penduduk tempat kediaman yang sedang disediakan Kristus, yang telah disediakan bagi mereka yang mengasihi Dia dan yang memeliharakan hukum-hukumNya. Inilah tugas kewajiban tertinggi yang harus dilaksanakan para orang tua. 15

Hai Para Orangtua: Carilah Rumah Di Pedesaan

Selama Allah memberikan kepadaku kuasa untuk berbicara kepada anggota-anggota jemaat kita, saya akan terus berseru kepada orang tua supaya meninggalkan kota-kota dan mencari rumah di pedesaan, di mana mereka dapat mengerjakan tanah dan belajar dari buku alam kejadian segala pelajaran kesucian dan kesederhanaan. Perkara-perkara yang ada dalam alam kejadian ini menjadi pelayan-pelayan Allah yang diam-diam, diberikan kepada kita untuk mengajar kita segala kebenaran rohani. Dibicarakan alam kejadian itu kepada kita tentang kasih Allah dan menyatakan hikmat Tuhan Pelukis Yang Agung itu.




Saya suka sekali kembang-kembang yang indah. Kembang-kembang ini adalah kenang-kenangan Taman Eden, ditunjukkannya kepada kita negeri yang diberkati itu, di mana kita akan masuk kelak ke sana bilamana kita setia. Tuhan sedang memimpin pikiran saya kepada khasiat yang memberikan kesehatan dari pohon-pohon dan kembang-kembang. 16