PENGENDALIAN SELERA
Kegagalan dalam
Pengendalian Diri adalah Dosa Pertama
Di Taman Eden,
Adam dan Hawa memiliki bentuk tubuh yang indah, cantik, simetris dan sempurna.
Mereka tidak berdosa, mereka berada dalam keadaan kesehatan yang sempurna.
Keadaannya sangat berbeda dengan keadaan umat manusia zaman sekarang! Keindahan
pun hilang, kesehatan yang sempurna tidak dikenal. Di mana-mana kita melihat
penyakit, cacat dan kelemahan. Waktu saya tanyakan penyebab kemerosotan ini
Allah balik menunjuk ke Taman Eden. Hawa yang cantik ditipu oleh ular dengan
memakan buah dari satu-satunya pohon yang dilarang Allah untuk dimakan, ataupun
dijamah, supaya mereka tidak mati.
Hawa memiliki
segala sesuatu demi kebahagiaannya. Dia dikelilingi oleh buah-buahan berbagai
jenis. Namun buah larangan itu nampaknya lebih menarik kepadanya daripada buah
pohon-pohon lainnya yang ada di taman yang mereka dapat makan dengan bebas. Dia
tidak bertarak dalam hal keinginannya. Dia makan bersama suaminya setelah
dipengaruhi olehnya, lalu keduanya mendapat kutuk. Bumi ini juga terkutuk
karena dosa mereka. Sejak kejatuhan manusia, maka tidak bertarak hampir dalam
segala hal pun muncul. Selera telah menguasai pertimbangan sehat. Keluarga umat
manusia telah mengikuti satu arah melawan Allah, dan seperti Hawa telah ditipu
oleh Setan untuk tidak menghargai larangan yang telah ditetapkan Allah, mereka
pun membanggakan diri bahwa akibatnya tidak akan sehebat yang mereka pikirkan.
Keluarga umat manusia telah melanggar hukum kesehatan. Mereka telah melangkahi
hampir segala sesuatu. Penyakit bertambah terus-menerus. Setiap penyebab
membawa akibat tersendiri.
Zaman
Nuh dan Zaman Kita
Sementara duduk
di atas bukit Zaitun, Yesus memberikan petunjuk kepada murid-murid-Nya tentang
tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya: “Sebab sebagaimana halnya pada
zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab
sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan
mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Mereka tidak tahu
akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua. Demikian
pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Dosa yang sama yang telah
membawa penghakiman kepada dunia di zaman Nuh, dosa yang sama pula terdapat di
zaman kita. Sekarang manusia membawa kebiasaan makan dan minum begitu jauh
sampai berakhir pada kegelojohan dan kemabukan. Dosa yang merajalela ini, yaitu
dosa pemanjaan selera yang salah, telah membakar nafsu daging manusia pada
zaman Nuh, dan telah membawa kebusukan yang menyebar. Kekerasan dan dosa telah
sampai ke surga. Polusi moralitas ini akhirnya disapu dari muka bumi dengan air
bah. Dosa kegelojohan dan kemabukan yang sama, melumpuhkan kepekaan moral
penduduk Sodom, sehingga kejahatan nampaknya menjadi kesenangan di kota yang
jahat itu, lalu Yesus memberikan amaran kepada dunia: “Demikian juga seperti
yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual,
mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot keluar dari Sodom turunlah
hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua.
Demikian halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.”
Di sini Kristus
meninggalkan satu pelajaran yang paling penting bagi kita. Dia mau memaparkan
di hadapan kita bahaya yang disebabkan oleh pemusatan pemikiran pada makanan
dan minuman. Dia menghadapkan akibat dari selera yang dimanjakan dan tidak
dibatasi. Kuasa moral dilemahkan, sehingga dosa tidak tampak lagi jahat.
Kejahatan dianggap sepele, dan nafsu daging menguasai pikiran sampai
prinsip-prinsip yang baik dan hati nurani dicabut, dan Allah dihujat. Semuanya
ini adalah akibat dari cara makan dan minum yang berlebih-lebihan. Kondisi
seperti inilah yang dinyatakan Kristus akan terdapat pada kedatangan-Nya yang
kedua kali.
Juruselamat
menghadapkan kepada kita sesuatu yang lebih tinggi yang harus dikerjakan, lebih
tinggi daripada apa yang kita makan dan apa yang kita minum, dan apa yang kita
pakai. Makan, minum, dan berpakaian telah dilakukan begitu berlebihan sehingga
menjadi kejahatan. Dosa ini adalah dosa zaman akhir merupakan tanda kedatangan
Kristus yang segera. Waktu, uang, dan kekuatan, yang adalah milik Tuhan, dan
yang telah dipercayakannya kepada kita, semuanya disia-siakan dalam kemewahan
pakaian dan kemewahan makanan demi selera yang salah, yang menurunkan vitalitas
tubuh dan membawa penderitaan dan kebusukan. Mustahil bagi kita untuk
mempersembahkan tubuh kita sebagai satu persembahan yang hidup kepada Allah
apabila kita masih tetap memenuhinya dengan kebusukan dan penyakit oleh
pemanjaan diri kita sendiri yang penuh dosa itu.
Salah satu
pencobaan yang paling berat yang harus dihadapi manusia ialah masalah selera.
Pada mulanya Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan sempurna. Kemudian manusia
bertumbuh semakin memanjakan diri sampai kesehatan sudah dikorbankan di atas
mezbah selera. Penduduk dunia, sebelum air bah, tidak bertarak dalam hal makan
dan minum. Mereka menggandrungi makanan daging walaupun pada waktu itu Allah
tidak memberi izin untuk memakan makanan daging. Mereka makan dan minum sampai
pemanjaan nafsu daging tidak mengenal batas, mereka menjadi begitu jahat
sehingga Allah tidak dapat mempertahankan mereka lagi. Piala kejahatan sudah
penuh dan Dia membersihkan bumi ini dengan air bah dari segala polusi moral.
Sodom
dan Gomora
Makan, minum, dan
berpakaian telah dilakukan begitu berlebihan sehingga menjadi kejahatan.
Dosa ini adalah dosa zaman akhir merupakan tanda kedatangan Kristus yang
segera.
|
Pada waktu
penduduk bumi bertambah-tambah sesudah air bah, sekali lagi mereka melupakan
Allah, dan merusak cara hidup mereka di hadapan-Nya. Ketidakbertarakan dalam
segala bentuk bertambah-tambah, sampai seluruh dunia menyerah kepada
pengaruhnya. Kota-kota besar sudah dihapuskan dari permukaan bumi karena
kejahatan besar dan pelanggaran yang membuat mereka menjadi satu noda di taman
Allah yang indah. Pemuasan selera yang tidak alamiah menuntun kepada dosa yang
menyebabkan pemusnahan Sodom dan Gomora. Allah membuat kota Babel sebagai
contoh kegelojohan dan kemabukan. Pemanjaan selera dan nafsu daging adalah
fondasi dari segala macam dosa mereka.
Esau
Dikalahkan Selera
Esau bernafsu
memperoleh sepiring makanan sehingga mengorbankan hak kesulungannya untuk
memuaskan selera. Setelah dipuaskan seleranya yang penuh nafsu itu, dia pun
melihat kebodohannya. Tetapi ia tidak mendapati peluang untuk pertobatan
sekalipun itu dicarinya dengan hati-hati dan dengan air mata. Sangat banyak
orang seperti Esau. Dia mewakili segolongan orang yang mempunyai berkat
berharga yang khusus di dalam batas jangkauannya, yaitu warisan kekal,
kehidupan yang sama panjang dengan kehidupan Allah, Pencipta alam semesta,
kebahagiaan yang tak terhingga, dan seberkas kemuliaan yang kekal, tetapi
mereka sudah lama memanjakan selera, nafsu daging, kecenderungan, sehingga
kuasa untuk membedakan dan menghargai nilai perkara-perkara kekal, semuanya itu
sudah dilemahkan.
Esau mempunyai
keinginan yang kuat untuk memakan sejenis makanan tertentu. Sudah lama ia
memuaskan diri sehingga dia tidak merasakan perlunya berbalik dari makanan yang
penuh pencobaan dan rasa ingin itu. Dia memikirkannya, tetapi tidak berusaha
untuk membatasi seleranya sampai kuasa selera itu menjatuhkan pertimbangan lain
serta mengendalikan dia, dan dia membayangkan bahwa dia akan menderita serba
kekurangan ataupun kematian jikalau dia tidak dapat memiliki makanan tersebut.
Lebih banyak dia memikirkannya lebih kuat keinginannya sampai hak
kesulungannya, yang kudus itu, kehilangan nilai dan kesuciannya.
Orang
Israel Menggandrungi Makanan Daging
Ketika Allah
Israel membawa umat-Nya keluar dari Mesir, Dia menjauhkan makanan daging dari
mereka pada umumnya, tetapi Dia memberikan roti dari surga, dan air dari celah
batu kepada mereka. Orang Israel tidak merasa puas dengan ini. Mereka membenci
makanan yang diberikan kepada mereka, mereka rindu pulang ke Mesir di mana
mereka dapat menikmati makanan daging. Mereka memilih lebih baik menjadi hamba
untuk menginginkan kematian daripada tidak makan daging. Allah meluluskan
keinginan mereka lalu memberikan makanan daging. Allah membiarkan mereka
memakan daging itu sampai kegelojohan membawa bala yang membunuh banyak di
antara mereka.
Semuanya
Ini Menjadi Contoh
Banyak contoh
dapat diberikan untuk menunjukkan akibat penyerahan diri kepada selera.
Nampaknya hal ini menjadi persoalan kecil bagi nenek moyang kita yang pertama
untuk melanggar perintah Allah dengan tindakan yang satu itu yaitu memakan buah
pohon yang begitu indah dipandang mata dan begitu menggiurkan selera, tetapi
tindakan itu sudah mematahkan penurutan mereka kepada Allah dan membuka gerbang
banjir kesalahan dan petaka yang telah menghanyutkan dunia ini.
Dunia
Sekarang Ini
Kejahatan dan
penyakit bertambah-tambah dari satu generasi kepada generasi yang berikut.
Ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum, dan pemanjaan nafsu kebinatangan,
telah melemahkan pikiran manusia yang agung. Pertimbangan sehat yang seharusnya
memerintah telah menjadi hamba selera sampai melewati batas. Keinginan yang
memuncak akan makanan mewah telah dimanjakan, sampai itu menjadi kebiasaan
untuk menjejali perut dengan sebanyak mungkin makanan tersebut. Istimewa pada
pesta-pesta selera itu dimanjakan tanpa batas. Makan siang yang mewah dan makan
malam yang terlambat disajikan kepada tamu, di mana makanan itu berisi daging
yang sudah dibumbui, saus yang berminyak, kue, pie, minuman es, teh, kopi dan
lain-lain. Tidak heran bahwa dengan makanan seperti itu orang menjadi pucat dan
menderita sakit perut yang amat sangat.
Keadaan dunia
sekarang ini sudah ditunjukkan di hadapanku. Pemandangan itu mengerikan. Saya
merasa heran bahwa penduduk bumi tidak dimusnahkan seperti penduduk Sodom dan
Gomora. Saya melihat cukup banyak bukti akan keadaan kemerosotan sekarang ini
dan kematian di dunia ini. Nafsu yang membabi buta me-nguasai pertimbangan dan
setiap pertimbangan sehat telah dikorbankan kepada nafsu.
Kejahatan besar
yang pertama ialah ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum. Laki-laki dan
perempuan telah menjadikan dirinya hamba selera. Mereka tidak bertarak dalam
hal kerja. Sejumlah besar pekerjaan yang sukar dilakukan hanya untuk memperoleh
makanan untuk disajikan di meja makan yang sangat membahayakan dan membebani
tubuh yang sangat letih. Para wanita menggunakan lebih banyak waktu di atas
tungku api yang panas untuk menyiapkan makanan, membumbuinya dengan
rempah-rempah demi kepuasan cita rasa. Sebagai akibatnya, anak-anak diabaikan.
Mereka tidak menerima pengajaran agama dan bimbingan moral. Ibu yang sudah
bekerja terlalu keras itu lupa membentuk tabiat yang manis yang menjadi sinar
surya dalam rumah tangga. Perhatian akan perkara yang kekal sekarang
dinomorduakan. Seluruh waktunya telah digunakan untuk menyediakan
perkara-perkara ini guna memuaskan selera yang merusak kesehatan, merusak
tabiat dan merusak pertimbangan sehat.
Kita menemukan
ketidakbertarakan di mana-mana. Kita melihatnya di dalam mobil, di kapal, dan
ke mana saja kita pergi; dan kita harus bertanya pada diri sendiri apakah yang
sedang kita lakukan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari genggaman si penggoda.
Setan selalu siap siaga untuk menempatkan umat manusia sepenuhnya di bawah
kekuasaannya. Pegangannya yang paling ketat ialah melalui selera, dan dia
berusaha merangsangnya dengan cara apa pun. Semua bahan perangsang yang tidak
alamiah sangat berbahaya, dan ini menimbul-kan keinginan akan minuman keras.
Bagaimanakah
Kejahatan besar yang pertama ialah ketidakbertarakan
dalam hal makan dan minum. Laki-laki dan perempuan telah menjadikan dirinya
hamba selera.
|
kita dapat
menggembirakan manusia sambil mencegah kejahatan besar yang diakibatkan oleh
perkara-perkara ini! Apakah kita sudah melakukan segala sesuatu yang dapat kita
lakukan dalam hal ini?
Berbakti
di Dalam Kuil Selera yang Salah
Allah telah
memberikan terang besar kepada umat ini, namun kita tidak ditempatkan di luar
jangkauan penggodaan. Siapakah di antara kita yang mencari pertolongan dari
ilah Ekron? Lihat gambar ini bukan dilukiskan dengan imajinasi. Berapa banyak,
sifat yang mudah mempengaruhi dapat dilihat termasuk pada umat Allah? Seorang
penderita cacat, nampaknya sangat sadar, namun ditipu oleh perasaan cukup,
dengan bebas menghina hukum kesehatan dan aturan hidup, yang dengan kemurahan
Ilahi telah menuntun kita sebagai satu umat untuk menerimanya. Makanannya harus
disediakan begitu rupa untuk memuaskan seleranya yang sudah menyimpang.
Bukannya duduk di meja makan di mana disediakan makanan yang menyehatkan malah
dia memilih restoran karena di sana dia dapat memanjakan selera tanpa batas.
Seorang pembela pertarakan yang cakap, dia tidak menghormati fondasi
prinsip-prinsip tersebut. Dia ingin melepaskan diri tetapi menolak untuk
memperolehnya dengan harga penyangkalan diri. Orang itu berbakti di dalam kuil
selera yang salah. Dia seorang penyembah berhala. Kuasa yang disucikan dan
ditinggikan, yang harus digunakan untuk menghormati Allah, dilemahkan lalu
diserahkan kepada pelayanan yang ringan. Sifat yang gampang tersinggung, pikiran
yang kacau, saraf yang tegang, semua adalah akibat dari pelanggaran hukum alam.
Dia tidak efisien dalam pekerjaan, dan tidak dapat dipercaya.
Kemenangan
Kristus Demi Kita
Di padang
belantara pencobaan, Kristus menghadapi pencobaan besar yang dapat mengalahkan
manusia. Di sana Dia berjuang, dan dengan seorang diri melawan musuh yang licik
dan bernafsu dan dikalahkan-Nya. Pencobaan besar yang pertama menyangkut
selera; pencobaan kedua menyangkut kesombongan; pencobaan ketiga menyangkut
cinta akan dunia. Setan telah mengalahkan berjuta-juta orang dengan menggoda
mereka untuk memanjakan selera. Melalui pemuasan citarasa, susunan saraf akan
terangsang dan kuasa otak akan dilemahkan sehingga seseorang mustahil dapat
berpikir dengan tenang berdasarkan rasio. Pikiran itu tidak seimbang. Pikiran
yang mulia dengan yang lebih tinggi diselewengkan untuk melayani nafsu
kebinatangan, dan keinginan kekal yang suci tidak dihargai. Apabila hal ini
diperoleh, Setan dapat menyerang dengan dua buah penggodaan lain yang sudah diberikannya.
Penggodaannya yang berlipat ganda itu bertumbuh dari ketiga inti pencobaan ini.
Dari semua
pelajaran yang dapat disimak dari penggodaan besar yang dihadapi Tuhan Yesus,
tidak ada yang lebih penting daripada bertahan dan mengendalikan selera serta
nafsu. Dalam segala zaman penggodaan yang menyangkut fisik sangat berhasil
dalam memerosotkan dan merusakkan umat manusia. Dengan kebiasaan tidak
bertarak, Setan bekerja untuk merusak kuasa mental dan moral yang telah
diberikan Allah kepada manusia sebagai hadiah yang tidak ternilai. Dengan
demikian mustahillah bagi mereka untuk menghargai perkara-perkara yang bernilai
abadi. Dengan pemanjaan nafsu, Setan berusaha menghambat jiwa supaya tidak
serupa dengan Allah.
Pemanjaan yang
tidak dapat dikendalikan, yaitu yang mengakibatkan penyakit dan kemerosotan
yang ada pada kedatangan Kristus yang pertama, akan muncul kembali, dengan
kejahatan yang lebih besar, sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali. Kristus
mengumumkan bahwa keadaan dunia akan menjadi seperti keadaan sebelum air bah
dan seperti Sodom dan Gomora. Setiap angan-angan hati dan pikiran manusia
adalah jahat semata-mata. Pada penghujung waktu yang menakutkan itu yang
sekarang kita sedang hidup, maka kepada kita ditekankan puasa Juruselamat itu
harus diresapi. Hanya dengan penderitaan yang tidak terperikan yang telah
ditanggung Kristus, kita dapat memahami kejahatan oleh karena pemanjaan yang
tidak terbatas. Contoh kehidupan-Nya menyatakan bahwa satu-satunya harapan kita
untuk memperoleh hidup kekal ialah usaha mengendalikan selera dan nafsu dan
menyerahkannya kepada kehendak Allah.
Pandanglah
Juruselamat
Dengan kekuatan
kita sendiri, mustahil bagi kita untuk menyangkal jeritan-jeritan alam, yang
sudah berdosa. Melalui saluran ini Setan membawa penggodaan kepada kita.
Kristus mengetahui bahwa musuh akan datang kepada setiap makhluk manusia untuk
mengambil kesempatan akan kelemahan yang diwariskan, dan dengan godaannya yang
palsu akan menjerat semua orang yang tidak percaya pada Tuhan. Dengan melewati
wilayah yang harus dilalui manusia, Tuhan telah menyediakan satu jalan bagi
kita untuk beroleh kemenangan. Bukanlah kehendak-Nya agar kita harus
ditempatkan pada satu tempat yang tidak beruntung dalam pertempuran melawan
Setan. Dia tidak
Dengan kebiasaan tidak bertarak, Setan bekerja untuk
merusak kuasa mental dan moral yang telah diberikan Allah kepada manusia
sebagai hadiah yang tidak ternilai.
|
menghendaki
kita supaya ditekan dan dikecewakan oleh serangan ular. Kata-Nya:
“Bergembiralah karena Aku telah mengalahkan dunia ini.”
Biarlah dia yang
sedang bergumul melawan kuasa selera, memandang kepada Juruselamat di padang
belantara pencobaan. Lihatlah Dia di dalam penderitaan-Nya di kayu salib
sementara Dia berteriak: “Aku haus!” Dia telah menanggung semua yang dapat
ditanggung supaya kita dapat menanggungnya. Kemenangan-Nya adalah milik kita.
Yesus bergantung
pada kebijaksanaan dan kekuatan Bapa-Nya yang di surga. Dia menyatakan: “Tetapi
Tuhan menolong Aku; sebab itu Aku tidak mendapat noda…. Sebab itu Aku
meneguhkan hati-Ku seperti keteguhan gunung batu…. Karena Aku tahu bahwa Aku
tidak akan mendapat malu…. Sesungguhnya Tuhan Allah menolong Aku.” Menunjuk
kepada contoh kehidupan-Nya, Dia berkata pada kita: “Siapa di antaramu yang
takut akan Tuhan,… yang hidup dalam kegelapan dan tidak ada cahaya bersinar
baginya. Baiklah ia percaya kepada nama Tuhan dan bersandar kepada Allahnya.”
Kata Yesus:
“Penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.” Tidak
ada sesuatu dalam diri-Nya yang menanggapi argumentasi Setan. Dia tidak
berkompromi dengan dosa. Tidak pernah ia pikirkan untuk menyerah kepada
pencobaan. Demikian juga dengan kita. Kemanusiaan Kristus telah dipersatukan
dengan Keilahian. Dia dikuatkan menghadapi pertarungan itu oleh kehadiran Roh
Kudus dalam diri-Nya. Dia datang untuk menjadikan kita pewaris Keilahian.
Selama kita dipersatukan dengan Dia oleh iman, dosa tidak lagi berkuasa atas
kita. Allah menjangkau tangan iman yang di dalam diri kita untuk menuntunnya
supaya tetap berpegang teguh kepada Keilahian Kristus, agar kita beroleh
kesempurnaan tabiat.
Setan mendekati
manusia sebagaimana ia telah mendekati Kristus, dengan penggodaannya yang
berkuasa itu agar kita memanjakan selera. Dia tahu dengan jelas bahwa dia
mempunyai kuasa untuk mengalahkan kita dalam hal ini. Dia telah mengalahkan
Adam dan Hawa di Taman Eden mengenai selera sehingga mereka kehilangan tempat
tinggal mereka yang indah itu. Kesengsaraan dan kejahatan yang bertumpuk telah
memenuhi dunia kita ini sebagai akibat kejatuhan Adam. Kota-kota besar telah
disapu dari permukaan bumi oleh karena kejahatan besar dan dosa
Selama kita dipersatukan
dengan Dia oleh iman, dosa tidak lagi berkuasa atas kita.
|
pemberontakan
yang membuat satu noda di alam semesta. Pemanjaan selera adalah fondasi semua
dosa mereka.
Kristus memulai
pekerjaan penebusan di mana keruntuhan itu mulai nampak. Ujian pertama yang
dihadapi-Nya ialah masalah yang sama di mana Adam gagal. Adalah melalui
pencobaan yang ditujukan kepada selera di mana Setan telah mengalahkan sebagian
besar umat manusia, dan keberhasilannya memberi kesan kepadanya bahwa
penguasaan planet berdosa ini berada di tangannya. Tetapi di dalam Kristus dia
mendapati seorang yang sanggup menolaknya sehingga dia meninggalkan medan laga
sebagai musuh yang sudah dikalahkan. Yesus mengatakan: “Ia tidak berkuasa
sedikit pun atas diri-Ku.” Kemenangan-Nya merupakan satu jaminan bahwa kita
juga boleh keluar sebagai pemenang dalam pergumulan melawan musuh. Tetapi
bukanlah maksud Bapa di surga menyelamatkan kita tanpa usaha di pihak kita
untuk bekerjasama dengan Kristus. Kita harus melakukan bagian kita, barulah
kuasa Ilahi, ditambah dengan usaha kita akan membawa kemenangan.
Contoh
Daniel dalam Mengalahkan Pencobaan
Pencobaan
terhadap pemanjaan selera memiliki satu kuasa yang dapat dikalahkan hanya oleh
pertolongan Allah. Tetapi untuk setiap pencobaan, kita mendapat janji Allah
bahwa ada satu jalan keluar. Kalau begitu, mengapa begitu banyak orang yang
dikalahkan? Sebabnya ialah: mereka tidak menaruh percaya di dalam Allah. Mereka
tidak melengkapi diri dengan sarana keselamatan yang telah disediakan. Alasan
yang diberikan untuk membela pemuasan selera yang salah, itu tidak diterima
oleh Allah.
Daniel
menghargai kesanggupannya sebagai manusia, tetapi dia tidak menaruh percaya
pada itu. Dia percaya dalam kekuatan yang Allah telah janjikan bagi semua yang
mau datang kepada-Nya, yang mau bergantung pada-Nya dan yang mau bersandar
sepenuhnya kepada kuasa-Nya.
Dia menentukan
dalam hati bahwa dia tidak akan mencemari dirinya dengan bagian dari makanan
raja, atau dengan minuman anggurnya. Dia mengetahui bahwa makanan seperti itu
tidak akan menguatkan tubuhnya atau menambah kesanggupan mentalnya. Dia tidak
akan mempergunakan anggur, atau bahan perangsang yang tidak alami lainnya. Dia
tidak akan melakukan sesuatu untuk menggelapkan pikirannya, sehingga Allah
memberikan padanya “pengetahuan dan
kepandaian tentang berbagai-bagai tulis-an dan hikmat” dan juga “pengertian
tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. . . .”
Orang tua Daniel
telah melatih dia pada masa kanak-kanak tentang kebiasaan ketat dalam
pertarakan. Mereka telah mengajarnya bahwa dia harus menuruti hukum alam dalam
segala kebiasaannya. Kebiasaan makan dan minum mempunyai pengaruh langsung atas
keadaan mental dan moralnya sehingga dia bertanggung jawab kepada Allah atas
kesanggupannya. Dia memegang semuanya ini sebagai satu pemberian Allah.
Pemberian ini tidak akan mengerdilkan atau melumpuhkannya dalam tindakan apa
pun. Sebagai hasil pengajaran ini, hukum Allah ditinggikan dalam pikirannya dan
dihormati dalam hatinya. Selama tahun-tahun pertama perbudakan, Daniel
berkesempatan mengikuti upacara yang memperkenalkan padanya kemuliaan istana yang
dibarengi dengan kemunafikan dan kekafiran. Inilah satu lembaga pendidikan yang
unik baginya untuk mempersiapkan dirinya dalam satu kehidupan kerendahan hati,
kerajinan dan kesetiaan! Namun dia hidup tanpa pencemaran dalam suasana
kejahatan yang mengelilinginya.
Pengalaman
Daniel dan sahabat-sahabatnya yang masih muda itu, menggambarkan keuntungan
yang diperoleh sebagai hasil dari kesederhanaan makanan. Hal ini menunjukkan
apa yang Allah lakukan bagi mereka yang mau bekerja sama dengan Dia dalam
menyucikan dan mengangkat jiwa. Mereka menjadi kehormatan bagi Allah, dan menjadi
terang yang bersinar di Istana Babel.
Dalam penulisan
sejarah ini, kita mendengar suara Allah ditujukan kepada kita secara
perorangan. Dia menyuruh kita mengumpulkan semua terang indah mengenai
pertarakan orang Kristen. Dia menempatkan diri kita dalam hubungan yang benar
dengan hukum kesehatan.
Apakah yang akan
terjadi sekiranya Daniel dan kawan-kawan berkompromi dengan pegawai kafir itu,
lalu menyerah kepada situasi dan kondisi yang mendesak sehingga mereka makan
dan minum sesuai dengan adat kebiasaan orang Babilon? Hanya sekali saja
menyimpang dari prinsip itu sudah cukup melemahkan kesadaran akan yang benar
dan kebencian akan yang salah. Pemanjaan selera akan melibatkan pengorbanan
tenaga fisik dan kejernihan pikiran, begitu juga kuasa kerohanian. Langkah yang
salah akan menuntun orang lain sampai hubungan dengan surga sudah terputus, dan
mereka akan tersapu oleh penggodaan.
Tugas
Kita sebagai Orang Kristen
Bilamana kita
menyadari tuntutan Allah, kita akan melihat bahwa Dia menuntut kita supaya bertarak
dalam segala hal. Tujuan penciptaan terhadap kita ialah memuliakan Allah di
dalam tubuh kita dan roh kita yang adalah milik-Nya. Bagaimanakah kita dapat
melakukan ini kalau kita memanjakan selera demi merusak kuasa mental dan moral?
Allah menghendaki agar kita mempersembahkan tubuh kita menjadi satu korban yang
hidup. Kemudian tugas itu dipercayakan kepada kita agar kita memelihara tubuh
dalam kondisi puncak, kondisi kesehatan yang terbaik, agar kita menuruti
tuntutan-Nya. “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau
melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Rasul Paulus menuliskan:
“Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan, semua peserta turut
berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah. Karena itu,
larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut
mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka
berbuat demikian untuk memperoleh satu mahkota yang fana, tetapi kita untuk
memperoleh satu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan,
dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku
dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang
lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Kor 9:24-27.
Banyak orang di
dunia ini yang memanjakan kebiasaan jahat. Selera adalah hukum yang memerintah
mereka. Karena kebiasaan yang salah, moralitas merosot, dan kuasa membedakan
perkara-perkara suci sebagian besar dimusnahkan. Tetapi orang Kristen perlu
bertarak dengan ketat. Mereka harus mengangkat standar tinggi-tinggi.
Pertarakan dalam hal makan, minum dan berpakaian adalah penting. Seharusnya
prinsip yang menguasai bukannya selera atau fantasi. Mereka yang makan terlalu banyak,
atau makanannya berkualitas rendah, akan mudah mendapat kekacauan pikiran.
Mereka mudah terjerumus ke dalam “berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang
mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.”
1 Tim 6:9. “Rekan sekerja Allah” harus
menggunakan setiap langkah pengaruh mereka untuk mendorong penyebaran prinsip
pertarakan yang benar.
Itu berarti
bahwa kita harus setia kepada Allah. Dia mempunyai tuntutan bagi semua orang
yang bekerja bagi-Nya. Dia menginginkan agar tubuh dan pikiran dipelihara dalam
kondisi kesehatan yang terbaik, setiap kuasa dan anugerah ditempatkan di bawah
kuasa Ilahi dan kebiasaan pertarakan yang ketat akan dapat melakukannya dengan
kuat dan berhati-hati. Kita berada di bawah tuntutan Allah untuk menyerahkan
diri kita kepada-Nya tanpa tedeng aling-aling, baik tubuh dan jiwa, dengan
semua kuasa pikiran dihargai sebagai pemberian yang indah yang dipercayakan
kepada kita untuk pelayanan pekerjaan-Nya.
Seluruh tenaga
dan kesanggupan kita senantiasa dikuatkan dan dibarui selama masa percobaan
ini. Hanya mereka yang menghargai prinsip ini, yang telah dilatih untuk
memelihara tubuhnya dengan bijaksana dan di dalam takut akan Allah, akan
terpilih untuk memikul tanggung jawab dalam pekerjaan ini. Mereka yang sudah
lama berada dalam kebenaran, namun belum dapat membedakan prinsip kebenaran yang
murni dari prinsip kejahatan, yang pengertiannya tentang keadilan, kemurahan
dan kasih Allah sudah dikelamkan, harus dibebaskan dari tanggung jawab. Setiap
jemaat membutuhkan kesaksian yang jelas dan tajam dan membunyikan terompet
dalam nada tertentu.
Jikalau kita
dapat membangkitkan perasaan moral bangsa kita mengenai masalah pertarakan,
satu kemenangan besar akan diraih. Bertarak dalam segala hal dalam hidup ini,
itulah yang harus diajarkan dan diamalkan. Pertarakan dalam hal makan, minum
dan berpakaian adalah salah satu prinsip utama kehidupan beragama. Kebenaran
yang dimasukkan ke dalam kaabah jiwa itu akan memimpin kita dalam pemeliharaan
tubuh. Tidak ada yang menyangkut kesehatan tubuh manusia yang kita terima
dengan setengah hati. Kesejahteraan kita yang kekal bergantung kepada
penggunaan kekuatan dan pengaruh kita dalam kehidupan di zaman ini.
Hamba
Selera
Ada segolongan
orang yang mengaku percaya kepada kebenaran, yang tidak menggunakan tembakau,
teh dan kopi, namun mereka bersalah dalam memuaskan selera dengan cara yang
lain. Mereka merindukan makanan daging dengan bumbu pedas, kaldu daging, dan
sebagainya, dan selera mereka sudah diselewengkan sehingga mereka tidak merasa
puas dengan makanan daging itu sendiri, kecuali dipersiapkan dengan cara yang
merusak. Perut itu dibakar, alat pencernaan dibebani, lagi pula perut itu
bekerja lembur untuk membuang beban yang dipaksakan itu. Setelah perut
melaksanakan tugasnya, maka tenaganya terkuras, dan orangnya bisa pingsan. Di
sini banyak orang tertipu, dan berpikir bahwa kekurangan makananlah yang
menimbulkan perasaan demikian, dan tanpa memberikan waktu kepada perut untuk
istirahat, mereka pun makan lagi sehingga untuk sementara, rasa letih itu
hilang. Semakin dimanjakan selera itu, semakin mendesak dia supaya dipuaskan.
Kelelahan ini biasanya diakibatkan oleh makanan daging, atau makan terlalu
sering, atau terlalu banyak.
Semakin dimanjakan selera
itu, semakin mendesak dia supaya dipuaskan.
|
Karena itu
sudah menjadi kebiasaan, untuk menyesuaikan dengan selera yang salah maka
bahan-bahan yang merusak seperti kue mewah, pastel dan puding dan berbagai
makanan yang merusak, semuanya dimasukkan ke dalam perut. Meja makan itu harus
diisi dengan makanan yang bervariasi, kalau tidak selera yang salah tidak dapat
dipuaskan. Di pagi hari para hamba selera ini sering mengeluarkan napas yang
bau; lidahnya kotor. Mereka tidak menikmati kesehatan, dan merasa heran mengapa
mereka menderita rasa nyeri, sakit kepala dan penyakit lainnya. Banyak orang
makan tiga kali sehari ditambah dengan sekali makan sebelum tidur. Dalam waktu
yang singkat alat pencernaan kehabisan tenaga dan alat tidak mempunyai waktu
untuk istirahat. Orang seperti ini akan segera menderita penyakit kejang perut
sambil merasa heran apa yang menyebabkannya. Penyebab penyakit membawa akibat
yang pasti. Makanan kedua seharusnya tidak dimakan sebelum perut itu mempunyai
cukup waktu untuk istirahat dari tugas mencerna makanan sebelumnya. Kalau
makanan ke tiga harus dimakan sama sekali, makanan itu haruslah ringan dan
waktu makan beberapa jam sebelum tidur.
Banyak penganut
ketidakbertarakan yang tidak mau mengubah pendiriannya memanjakan kegelojohan
karena beberapa pertimbangan. Tidak lama kemudian mereka mengorbankan
kesehatan, dan mati secara dini, daripada membatasi selera yang tidak bertarak.
Banyak pula orang yang tidak mengetahui hubungan kebiasaan makan dan minum dengan
kesehatan. Sekiranya orang seperti itu dapat diberi penerangan, mereka akan
mempunyai kekuatan moral untuk menyangkal selera, dan mau memakan sedikit
makanan yang menyehatkan saja, dan dengan tindakan seperti ini, akan
menyelamatkan diri dari sejumlah penderitaan.
Didiklah
Seleramu
Orang yang memanjakan selera
dengan memakan daging secara bebas bersama bumbu pedas ditambah dengan kue-kue
mewah tidak dapat segera menikmati makanan sederhana yang bergizi dan
menyehatkan. Selera mereka sudah disalahgunakan sehingga mereka tidak berselera
memakan buah-buahan yang menyehatkan, roti dan sayur-sayuran. Mereka tidak
perlu mengharapkan kenikmatan makanan pertama yang begitu berbeda dari makanan
yang memanjakan selera mereka. Jikalau mereka pertama kali tidak dapat
menikmati makanan yang sederhana, mereka harus berpuasa sampai mereka dapat.
Puasa itu akan membuktikan kepada mereka manfaat yang lebih besar dibandingkan
dengan obat-obatan, karena perut yang sudah disalahgunakan akan menemukan bahwa
istirahat yang sudah lama didambakan, dan rasa lapar yang sebenarnya dapat
dipuaskan dengan makanan yang sederhana. Untuk memulihkan selera dari
penyalahgunaan yang telah diterima, supaya kembali kepada keadaan semula akan
memakan waktu. Tetapi kesabaran di dalam menyangkal diri dalam hal makan dan
minum, itu akan segera membuat makanan sederhana yang menyehatkan terasa
nikmat, makanan itu akan segera dimakan dengan kepuasan yang lebih besar
daripada kepuasan seorang petapa dalam menikmati makanan mewah.
Perut itu tidak
terbakar oleh makanan daging dan tidak dijejali tetapi itu berada dalam kondisi
sehat dan siap melakukan tugasnya. Janganlah bertangguh dalam hal reformasi.
Usahakanlah memelihara dengan teliti sisa kekuatan tenaga inti, dengan
menyingkirkan setiap beban yang tidak perlu. Mungkin perut itu tidak sembuh
seluruhnya, tetapi cara makan yang teratur akan menyelamatkannya dari
kelelahan, dan sedikit banyaknya ada banyak yang sembuh kecuali mereka sudah
terlanjur jauh ke dalam proses bunuh diri melalui kegelojohan.
Mereka yang
membiarkan diri diperhamba oleh selera kegelojohan, sering melangkah lebih
jauh, lebih merosot dengan memanjakan nafsu daging, yang telah dirangsang dengan
ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum. Mereka melepaskan kekang nafsu
kebinatangan itu sampai kesehatan dan intelek sangat menderita. Pertimbangan
sehat sebagian besar dimusnahkan oleh kebiasaan jahat.
Pengaruh
Pemanjaan Fisik, Mental dan Moral
Banyak pelajar
yang tidak tahu bahwa faktor makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Sebagian orang
tidak pernah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menguasai selera, atau
menuruti aturan makan yang benar. Mereka makan terlalu banyak, sekalipun waktu
makan; sebagian lagi makan di antara waktu makan setiap kali godaan itu
dihadapi. Apabila mereka yang mengaku Kristen ingin memecahkan persoalan yang
membingungkan mereka, mengapa otak mereka begitu tumpul, mengapa aspirasi
keagamaan begitu lemah, mereka tidak perlu bertanya di luar meja makan dalam
beberapa kejadian; inilah penyebab utama, kalau bukan yang lain.
Banyak orang memisahkan
diri dari Allah dengan memanjakan selera.
|
Banyak orang
memisahkan diri dari Allah dengan memanjakan selera. Dia yang memperhatikan
kejatuhan seekor burung pipit; Dia yang menghitung jumlah helai rambut di
kepala, Dia pula yang mencatat dosa mereka yang memanjakan selera yang salah
dengan mengorban-kan kuasa fisik, melumpuhkan intelek dan mematikan kuasa
pemahaman moral.
Masa
Depan yang Penuh Penyesalan
Banyak yang
tidak sanggup bekerja dengan fisik atau mental karena makan terlalu banyak dan
memuaskan nafsu daging. Sifat kebinatangan dikuatkan sementara moral dan rohani
dilemahkan. Bilamana kita berdiri di hadapan takhta putih yang besar, catatan
kehidupan seseorang yang bagaimanakah dihadapkan. Di situlah mereka akan melihat
apa yang telah mereka lakukan sekiranya mereka tidak merendahkan kuasa yang
berasal dari Allah. Kemudian barulah mereka menyadari ukuran derajat intelek
yang akan mereka peroleh sekiranya mereka menyerahkan kepada Allah semua tenaga
fisik dan mental yang telah dipercayakan-Nya kepada mereka. Dengan penyesalan
yang sangat mendalam, mereka rindu kalau boleh mengulangi kehidupan yang lampau
dengan cara yang benar.
Selera
yang Tidak Alamiah Dibatasi
Kemurahan telah
memimpin umat Allah keluar dari kebiasaan dunia yang di luar batas itu, jauh
dari pemanjaan selera dan nafsu, untuk berdiri di podium penyangkalan diri, dan
pertarakan dalam segala hal. Umat yang dipimpin Allah itu adalah unik. Mereka
tidak akan sama dengan manusia duniawi. Jikalau mereka mengikuti pimpinan
Allah, mereka akan melakukan rencana-Nya, dan akan menyerahkan kehendaknya
kepada kehendak Allah. Kristus akan tinggal di dalam hati. Kaabah Allah menjadi
kudus. Sebagaimana Rasul mengatakan bahwa tubuhmu adalah kaabah Roh Kudus.
Allah tidak menuntut anak-anak-Nya menyangkal dirinya sampai merusak kekuatan
fisik. Dia, menuntut mereka untuk menuruti hukum alam, dengan demikian mereka
memelihara kesehatan fisik. Jalan alam itulah jalan yang Dia tunjuk, dan jalan
itu cukup lebar untuk setiap orang Kristen. Dengan tangan yang penuh kasih
sayang, Allah menyediakan bagi kita persediaan yang melimpah ruah untuk
menunjang kehidupan dan juga kebahagiaan. Tetapi agar kita menikmati selera
yang alamiah, yang akan memelihara kesehatan dan memperpanjang hidup. Dia
membatasi selera. Dia katakan, sadarlah! Batasi, sangkal, semua selera yang
tidak alamiah. Sekiranya kita menciptakan selera yang salah, kita melanggar
hukum tubuh dan memikul tanggung jawab karena menyalahgunakan tubuh kita dan
membawa penyakit kepada diri kita sendiri.
Mereka yang
menerima petunjuk tentang bahaya penggunaan makanan daging, teh, kopi, dan
makanan mewah yang tidak menyehatkan, dan mereka yang memutuskan untuk berjanji
kepada Allah dengan pengorbanan, tidak akan meneruskan pemanjaan selera akan
makanan yang mereka tahu tidak menyehatkan. Allah menuntut agar selera itu
disucikan, dan penyangkalan diri diamalkan terhadap perkara-perkara yang tidak
baik. Inilah satu pekerjaan yang harus dilaksanakan sebelum umat-Nya dapat
berdiri di hadapan-Nya sebagai satu umat yang sempurna.
Allah tidak
berubah, dan Dia tidak bermaksud mengubah susunan tubuh kita, supaya kita boleh
melanggar satu hukum tanpa merasakan akibat pelanggarannya. Tetapi banyak orang
dengan sengaja menutup mata terhadap terang…. Dengan memanjakan keinginan dan
selera, mereka melanggar hukum kehidupan dan kesehatan. Jikalau mereka menuruti
hati nurani, mereka harus dikuasai oleh prinsip dalam hal makan dan berpakaian,
bukan dipimpin oleh keinginan, adat kebiasaan, atau selera.
Kegunaan
Pekerja Allah Bergantung pada Selera yang Dikuasai
Paparkanlah di
hadapan bangsa itu pentingnya menolak penggodaan pemanjaan selera. Dalam hal
inilah banyak orang yang gagal. Terangkan betapa erat hubungan tubuh dengan
pikiran, dan tunjukkan betapa penting memelihara keduanya dalam kondisi puncak.
Semua orang yang memanjakan selera membuang tenaga tubuh dan melemahkan kuasa
moral. Mereka lambat laun akan merasakan akibat pelanggaran hukum fisik.
Kristus
menyerahkan nyawanya untuk membayar penebusan orang-orang berdosa. Penebus
dunia mengetahui bahwa pemanjaan selera membawa kelemahan pada tubuh dan
mematikan daya pikir sehingga perkara-perkara suci dan abadi tak dapat
dibedakan. Dia tahu bahwa pemanjaan diri itu berarti menyelewengkan kuasa
moral. Kebutuhan manusia yang utama ialah pertobatan dalam hati dan pikiran dan
jiwa, dari kehidupan pemanjaan diri kepada kehidupan penyangkalan diri dan
pengorbanan diri. Kiranya Allah menolong engkau sebagai hamba-Nya untuk
membujuk para pendeta dan membangunkan jemaat yang sedang tertidur. Biarlah
usahamu selaku dokter dan pendeta dapat bekerja sama. Untuk inilah maka
sanatorium kita didirikan, untuk mengkhotbahkan kebenaran dan per-tarakan yang
benar….
Penebus dunia mengetahui
bahwa pemanjaan selera membawa kelemahan pada tubuh dan mematikan daya
pikir sehingga perkara-perkara suci dan abadi tak dapat dibedakan.
|
Sebagai satu
bangsa kita perlu mengadakan reformasi khususnya kepada para pendeta dan guru,
mereka perlu mengadakannya. Saya mendapat petunjuk untuk mengatakannya kepada
pendeta, dan ketua-ketua daerah: kegunaanmu selaku pekerja Allah di dalam tugas
menyembuhkan jiwa-jiwa yang sedang binasa, tergantung banyak pada kemajuanmu
dalam mengalahkan selera. Kalahkanlah keinginan untuk pemuasan selera, jikalau
engkau lakukan ini maka nafsumu dengan mudah dapat dikendalikan. Maka kuasa
mental dan moralmu akan lebih kuat. “Dan mereka mengalahkan dia dengan darah
Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka.”
Ajakan
kepada Seorang Teman Sekerja
Allah telah
memilih untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan apabila engkau bekerja dengan
hati-hati, bijaksana, serta mengendalikan kebiasaan makanmu dengan pengetahuan
dan akal sehat, maka engkau akan mengalami waktu-waktu yang gembira dan
menyenangkan daripada apabila engkau bertindak dengan tidak bijaksana.
Injaklah pedal
remmu, tahanlah seleramu oleh pengawasan yang ketat, kemudian serahkanlah
dirimu dalam tangan Allah. Perpanjanglah hidupmu oleh pengawasan secara saksama
atas dirimu.
Mereka yang
bekerja dalam penyampaian pekabaran terakhir kepada dunia, satu pekabaran yang
menentukan nasib jiwa-jiwa, harus mengamalkan dalam kehidupan mereka kebenaran
yang mereka khotbahkan kepada orang lain. Mereka harus menjadi contoh kepada
bangsa itu dalam cara makan, cara minum, dan di dalam percakapan dan perangai.
Kegelojohan, pemanjaan nafsu kebinatangan, dan dosa-dosa keji, semuanya
tersembunyi di bawah jubah kesalehan oleh banyak orang yang mengaku wakil
Kristus di dunia. Banyak orang yang memiliki kesanggupan alamiah tetapi
ternyata pekerjaan mereka tidak dilaksanakan separuh dari yang seharusnya
mereka dapat lakukan kalau bertarak dalam segala hal. Pemanjaan selera dan
nafsu menggelapkan pikiran, mengurangi tenaga fisik dan melemahkan kuasa moral.
Pemikiran mereka tidak jernih. Kata-kata mereka tidak diucapkan dengan kuasa
karena tidak dihidupkan dengan Roh Allah agar dapat menjamah hati pendengar.
Sementara nenek
moyang kita yang pertama kehilangan Taman Eden karena pemanjaan selera,
satu-satunya harapan kita untuk memperoleh Eden kembali adalah dengan
penyangkalan selera dan nafsu dengan ketat. Makanan sederhana dan pengendalian
semua nafsu itu akan memelihara intelek dan memberikan kekuatan mental dan
moral untuk menyanggupkan manusia dalam menempatkan sifat-sifatnya di bawah
pengendalian kuasa yang lebih tinggi, dan membedakan yang benar dari yang salah
yang suci dari yang biasa. Semua orang yang merasakan pengorbanan Kristus,
dalam meninggalkan istana-Nya di surga dan datang ke bumi ini agar Dia dengan
kehidupan-Nya sendiri dapat menunjukkan bagaimana melawan penggodaan, akan
dengan girang menyangkal diri dan memilih untuk menjadi pewaris penderitaan
Kristus.
Hanya oleh penurutan dan
usaha yang berkesinambungan maka kita dapat menang sebagaimana Kristus
telah menang.
|
Takut akan
Tuhan itulah permulaan segala hikmat. Mereka yang telah menang sebagaimana
Kristus telah menang, perlu senantiasa melindungi diri dari serangan pencobaan
Setan. Selera dan nafsu harus dibatasi di bawah pengendalian hati nurani yang
benar, agar intelek tidak rusak, daya pikir jernih dan dengan demikian
pekerjaan Setan dengan semua jeratnya jangan dianggap bersumber dari Allah.
Banyak orang menginginkan upah terakhir dan kemenangan yang akan diberikan
kepada para pemenang tetapi tidak rela menanggung beban berat, masalah pribadi,
penyangkalan diri, sebagaimana telah dilakukan oleh Penebus mereka. Hanya oleh
penurutan dan usaha yang berkesinambungan maka kita dapat menang sebagaimana
Kristus sudah menang.
Kuasa
pengendalian selera akan membuktikan keruntuhan beribu-ribu orang. Apabila
mereka menang dalam hal ini, mereka akan memiliki kuasa moral untuk meraih
kemenangan atas setiap pencobaan lainnya dari Setan. Tetapi mereka yang menjadi
hamba selera akan gagal dalam penyempurnaan tabiat Kekristenan. Pelanggaran
manusia yang terus-menerus selama enam ribu tahun telah membawa penyakit, rasa
sakit, dan kematian sebagai buahnya. Dan sementara kita mendekati akhir zaman,
pencobaan Setan tentang pemanjaan selera akan lebih berkuasa dan lebih sulit
untuk dikalahkan.
Hubungan
Kebiasaan dengan Penyucian
Mustahil bagi
siapa pun untuk menikmati berkat penyucian sementara mereka bersifat rakus dan
mementingkan diri. Orang-orang seperti ini meraung di bawah beban kelemahan
karena kebiasaan-kebiasaan salah dalam hal makan dan minum, yang
menginjak-injak hukum alam dan kesehatan. Banyak orang melemahkan alat
pencernaannya dengan pemanjaan selera yang salah. Kuasa manusia itu ajaib
karena dapat menolak penyalahgunaannya; tetapi kebiasaan salah yang
berkesinambungan dalam hal makan dan minum yang terlalu banyak itu akan
melemahkan setiap fungsi tubuh. Biarlah orang-orang lemah seperti ini menyadari
jikalau mereka hidup bertarak, betapa hebat keadaannya dalam meningkatkan
kesehatan bukannya menyalahgunakan-nya. Dalam pemuasan selera dan nafsu yang
salah, orang-orang yang mengaku Kristen pun melumpuhkan alam di dalam
pekerjaannya dan mengurangi kuasa fisik, mental dan moral. Sebagian yang
melakukan hal ini mengaku disucikan Allah; tetapi pengakuan seperti itu tidak
mempunyai landasan….
“Seorang anak
menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa,
di mana hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan di manakah takut yang
kepada-Ku itu? firman Tuhan semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina
nama-Ku. Tetapi kamu berkata: ‘dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?’
Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: ‘Dengan cara
bagaimanakah kami mencemarkannya?’ Dengan cara menyangka: ‘Meja Tuhan boleh
dihinakan!’ Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan,
tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit,
tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu apakah dia berkenan
kepadamu apalagi menyambut engkau dengan baik? Firman Tuhan semesta alam. . . .
Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan yang sakit, kamu
membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu?
firman Tuhan.”
Marilah kita
memperhatikan dengan teliti semua amaran dan teguran. Kalaupun itu ditujukan
kepada Israel zaman dulu, itu yang berlaku kepada umat Allah zaman ini. Kita
harus memperhatikan ucapan rasul sebagai ajakan kepada saudara-saudaranya,
untuk mempersembahkan tubuh mereka dengan rahmat Allah sebagai “Satu korban
yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah.” Inilah penyucian yang benar.
Itu bukanlah hanya teori atau emosi atau bentuk kata-kata, tetapi satu prinsip
yang aktif dalam memasuki kehidupan sehari-hari. Hal ini menuntut bahwa
kebiasaan makan, minum dan cara berpakaian kita, dilakukan begitu rupa sehingga
dengan memelihara kesehatan fisik, mental dan moral, kita boleh mempersembahkan
tubuh kita kepada Tuhan, bukan satu persembahan yang dicemari oleh kebiasaan
buruk yang busuk, tetapi sebagai “Satu persembahan yang hidup, yang suci, dan
berkenan kepada Allah.”
Janganlah
seorang yang mengaku saleh menganggap sepele akan kesehatan tubuh, dan memuji
diri mereka sendiri bahwa ketidakbertarakan bukan dosa, dan itu tidak akan
mempengaruhi kerohanian mereka. Ada hubungan erat antara tubuh dan moral.
Diperlukan
Penegasan Tabiat
Untuk menyangkal
selera, kita memerlukan penegasan tabiat karena kekurangan penegasan ini, maka
orang banyak sudah mengalami keruntuhan. Banyak orang yang lemah, loyo, gampang
terpengaruh, gagal menjadi manusia seperti yang dikehendaki Allah. Mereka yang
kekurangan penegasan tabiat, tidak dapat maju dalam usaha mengalahkan pencobaan
sehari-hari. Dunia penuh dengan orang-orang yang bermental lemah, tidak
bertarak dan mabuk. Betapa sukar bagi mereka untuk menjadi orang Kristen yang
murni.
Apakah yang
dikatakan oleh misionaris Penyembuh itu? “Setiap orang yang mau mengikut Aku
harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.”
Adalah pekerjaan Setan untuk menggoda manusia agar menggoda yang lain. Dia
berusaha mempengaruhi manusia supaya bekerja sama dengan dia dalam tugas
penghancuran dunia. Dia berusaha memimpin mereka supaya menyerahkan diri
sepenuhnya kepada pemanjaan selera dan juga kepada hiburan dan kebodohan yang
secara alamiah digandrungi manusia tetapi firman Allah melarangnya dengan
tegas. Mereka akan digolongkan sebagai pembantu-pembantunya, yang bekerja
baginya untuk memusnahkan citra Allah di dalam manusia.
Banyak orang
terjerat di dalam penggodaan penguasa dan kuasa. Mereka menjadi hamba selera
sehingga mengalami kemerosotan moral. . . . “Atau tidak tahukah kamu, bahwa
tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu
peroleh daripada Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu
telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar karena itu muliakanlah Allah
dengan tubuhmu!”
Mereka yang
tetap menyadari bahwa mereka yang berdiri dalam hubungan ini kepada Allah,
tidak akan memasukkan ke dalam perutnya sesuatu yang memuaskan selera dan yang
merusak alat pencernaan. Mereka tidak akan merusak milik Allah dengan
memanjakan kebiasaan yang tidak baik dalam hal makan, minum dan berpakaian.
Mereka akan menjaga mesin tubuhnya dengan sangat berhati-hati dengan kesadaran
bahwa mereka harus melakukan ini supaya dapat bekerja bersama dengan
Allah.Adalah kehendak-Nya agar manusia tetap sehat, gembira dan berguna. Tetapi
untuk menjadi seperti itu, mereka harus menempatkan kemauan mereka di pihak
kemauan Allah.
Pencobaan yang
menipu yang telah mengikuti nafsu daging, keinginan mata dan kesombongan hidup,
semuanya akan dihadapi dari segala segi. Mempraktikkan prinsip yang teguh, dan
penguasaan selera dan nafsu, dalam nama Yesus Pemenang itu, adalah satu-satunya
yang membawa kita dengan selamat mengarungi hidup ini.
Sia-sia
Usaha Reformasi secara Bertahap
Apabila
seseorang berusaha menghibur diri dalam hal penggunaan minuman keras dan
tembakau, biasanya dia akan berkata: Aku akan meninggalkannya secara bertahap.
Tetapi Setan ketawa mendengar keputusan seperti itu. Dia berkata: Dia ini aman
dalam kuasaku. Aku tidak meragukannya dalam hal ini. Tetapi Setan tahu bahwa
dia tidak mempunyai kuasa atas orang, yang kalau digoda, orang berdosa
mempunyai kekuatan moral untuk mengatakan: Tidak! dengan tegas dan positif.
Orang seperti itu telah memutuskan hubungannya dengan si jahat. Selama dia
berpegang kepada Yesus Kristus, dia akan selamat. Dia berdiri di mana malaikat
surga berhubungan dengannya dan memberikan kuasa moral kepadanya untuk
mengalahkannya.
Ajakan
Petrus
Rasul Petrus
memahami hubungan pikiran dengan tubuh, sehingga dia berseru dengan nyaring
memberikan amaran kepada saudara-saudaranya: “Saudara-saudaraku, aku menasihati
kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari
keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” Banyak orang menganggap
ayat ini sebagai satu amaran yang hanya menyangkut moralitas. Tetapi itu
mempunyai arti yang sangat luas. Ayat itu melarang setiap pemanjaan selera dan
nafsu yang membahayakan. Setiap selera yang diselewengkan itu akan menjadi
nafsu, yang menyatakan perang. Kita diberikan selera untuk satu maksud yang
baik, bukan sebagai pelayan kematian melalui selera yang disalahgunakan,
sehingga merosot menjadi “Nafsu yang menyatakan perang melawan jiwa….”
Kekuatan
penggodaan untuk memanjakan selera dapat diukur hanya dengan derita Penebus
kita yang tidak terperikan pada waktu berpuasa di padang belantara. Dia
Adam jatuh karena
pemanjaan selera; Kristus menang karena menyangkal selera.
|
mengetahui
bahwa pemanjaan selera yang salah akan mematikan daya pikir manusia sehingga
dia tidak dapat mengenal perkara-perkara suci. Adam jatuh karena pemanjaan
selera; Kristus menang karena menyangkal selera. Dan satu-satunya harapan kita
untuk memperoleh Eden kembali ialah melalui pengendalian diri yang ketat.
Jikalau kuasa pengendalian diri ini begitu kuat melawan bangsa, sehingga Anak
Allah demi kepentingan manusia, harus menjalani puasa hampir enam minggu,
betapa besar tugas orang Kristen itu! Namun seberapa hebat pun pergumulan, Dia
tetap menang. Dengan pertolongan kuasa Ilahi yang sedang menyaksikan penggodaan
yang kejam itu, ia juga bisa menang sepenuhnya dalam pertempuran melawan si
jahat, dan kemudian akan mengenakan mahkota kemenangan di dalam kerajaan Allah.
Oleh
Kuasa Kemauan dan Kemurahan Allah
Melalui selera,
Setan menguasai pikiran dan seluruh tubuh. Ribuan orang yang seharusnya hidup,
sekarang ini masuk kuburan sebagai puing-puing fisik, mental dan moral. Ini
terjadi karena mereka mengorbankan seluruh kuasa mereka untuk memanjakan
selera. Kebutuhan manusia generasi sekarang ini jauh lebih besar daripada
beberapa generasi yang lalu. Mereka memerlukan kuasa kemauan yang dikuatkan
oleh anugerah Allah, supaya dapat melawan penggodaan Setan dan menolak
pemanjaan selera yang salah. Tetapi generasi sekarang mempunyai kuasa
pengendalian diri yang lebih sedikit dibanding dengan mereka yang hidup waktu
yang lalu.
Hanya sedikit
orang yang mempunyai kekuatan moral untuk melawan pencobaan, istimewa pencobaan
selera dan pengamalan penyangkalan diri. Bagi beberapa orang itu adalah satu
penggodaan yang terlalu besar untuk dilawan jikalau melihat orang lain makan
tiga kali sehari; dan mereka membayangkan mereka lapar, padahal perasaan
bukanlah amaran dari perut supaya mendapat makanan, tetapi sesungguhnya satu
keinginan pikiran yang belum dilindungi dengan prinsip yang teguh dan disiplin
penyangkalan diri. Benteng pengendalian diri dan pembatasan diri seharusnya
jangan runtuh pada kejadian yang bagaimanapun. Paulus, rasul kepada orang
kafir, berkat, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhnya, supaya
sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
Mereka yang
tidak mengalahkan perkara-perkara kecil, tidak mempunyai kuasa moral untuk
melawan penggodaan yang lebih besar.
Perhatikanlah
makananmu dengan teliti. Pelajarilah masalah sebab dan akibat. Pupuklah
pengendalian diri. Jagalah seleramu tetap di bawah pengendalian pertimbangan
sehat. Jangan pernah menyalahgunakan perut dengan makan terlalu banyak, tetapi
janganlah menahan diri dari makanan yang menyehatkan dan menarik sesuai dengan
tuntutan kesehatan.
Dalam pergaulan
dengan orang-orang yang tidak seiman janganlah biarkan dirimu terseret jauh
dari prinsip yang benar. Apabila kamu duduk di meja makan mereka, makanlah
dengan cara bertarak, makanlah hanya makanan yang tidak akan mengacaukan
pikiran. Jauhkanlah dirimu dari ketidakbertarakan. Kamu tidak dapat melemahkan
kuasa mental dan fisikmu, sampai kamu tidak dapat mengenal perkara-perkara
rohani. Jagalah pikiranmu dalam keadaan yang demikian rupa sehingga Allah dapat
mengesankannya dengan firman kebenaran-Nya yang indah.
Masalah
Kekuatan Moral
Apabila kamu memenuhi
undangan makan hindarilah makanan yang terlalu bervariasi yang dihidangkan
tuan rumah bagimu.
|
Sebagian di
antara kamu merasa seakan-akan kamu memerlukan seseorang untuk memberitahukan
berapa banyak yang harus kamu makan. Ini bukanlah cara yang sebenarnya. Kita
bertindak berdasarkan pandangan agama dan standar moral. Kita harus bertarak
dalam segala hal karena sebuah mahkota abadi telah disediakan surga untuk kita.
Sekarang saya ingin mengatakan kepada saudara-saudaraku, saya ingin mempunyai
kekuatan moral untuk menyatakan pendirian dan untuk memerintah diriku sendiri.
Saya tidak mau mengalihkannya kepada orang lain. Kamu makan terlalu banyak
kemudian kamu merasa menyesal lalu kamu selalu berpikir mengenai apa yang kamu
makan dan apa yang kamu minum. Makanlah apa yang terbaik bagimu dan berjalanlah
dengan perasaan yang jernih di hadapan surga dan jangan menyesali hati
nuranimu. Kita tidak percaya penghapusan penggodaan secara keseluruhan pada
lingkungan anak-anak atau orang dewasa. Kita selalu menghadapi pertempuran dan
kita harus berdiri dalam satu posisi untuk melawan penggodaan Setan dan kita
mau menyadari bahwa kita memilih kuasa dalam diri kita untuk melakukan ini.
Saya mendapat
satu pekabaran untuk disampaikan kepadamu: makanlah secara teratur tepat pada
waktunya. Dengan kebiasaan salah dalam hal makan engkau mempersiapkan dirimu
untuk penderitaan di kemudian hari. Tidak selamanya aman untuk menerima setiap
undangan makan sekalipun undangan itu datang dari saudaramu atau sahabatmu yang
mau menyenangkan hatimu dengan berbagai makanan yang melimpah ruah. Kamu mengetahui
bahwa kamu dapat memakan dua atau tiga jenis makanan sekaligus tanpa merusak
alat pencernaanmu. Apabila kamu memenuhi undangan makan hindarilah makanan yang
terlalu bervariasi yang dihidangkan tuan rumah bagimu. Ini harus kamu lakukan
jikalau kamu mau menjadi pengawal yang setia. Apabila makanan dihidangkan di
hadapan kita janganlah memakannya kalau itu akan memaksa alat pencernaan
bekerja keras berjam-jam lamanya, kalau kita memakan makanan ini, janganlah
kita, mempersalahkan orang yang menghidangkan makanan itu. Allah mengharapkan
kita agar kita menentukan bagi diri kita sendiri memakan hanya makanan yang
tidak menyebabkan penderitaan kepada alat pencernaan.
Kemenangan
melalui Kristus
Kristus bergumul
dalam peperangan melawan selera, dan Dia keluar sebagai pemenang, dan kita juga
dapat mengalahkan penggodaan dengan kekuatan yang berasal dari pada-Nya.
Siapakah yang akan masuk melalui gerbang kota? –Bukanlah mereka yang menyatakan
bahwa mereka tidak dapat mematahkan kuasa selera. Kristus telah menolak kuasa
Setan yang mau memperhamba kita, walaupun dilemahkan karena berpuasa selama
empat puluh hari, namun Dia menang melawan penggodaan, dan hal ini membuktikan
bahwa kasus kita bukan tanpa pengharapan. Saya tahu kita tidak dapat memperoleh
kemenangan itu sendiri! Dan betapa besar rasa syukur kita karena kita memiliki
Seorang Juruselamat yang hidup, yang siap sedia dan mau menolong kita!
Satu kehidupan
agung yang murni satu kehidupan yang menang atas selera dan nafsu, ini dapat
diperoleh setiap orang yang mau menyatukan kemauan manusiawinya yang lemah dan
tidak teguh itu dengan kemauan Allah yang teguh dan penuh kuasa.