1. Gembala Yang Baik
Dan Orang-Orang Upahan
Kata-kata vested
interest ( kepentingan pribadi yang tetap ) telah membudaya di masyarakat Indonesia .
Kebenaran dapat
dibelokkan karena vested interest.
Keadilan dapat dikorbankan karena vested
interest. Kejahatan dapat dibenarkan karena vested interest.
Walau secara tidak langsung, dalam injil
Yohanes 10 : 11-15, Yesus membahas soal vested
interest ini. Ia berkata :
“Akulah gembala yang
baik, gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya; sedangkan
seorang upahan yang bukan gembala, dan yang bukan pemilik domba-domba itu
sendiri, ketika melihat serigala datang, meninggalkan domba-domba itu lalu
lari, sehingga serigala itu menerkam dan menceraiberaikan domba-domba itu,
Akulah gembala yang baik….dan Aku memberikan nyawaku bagi domba-dombaKu.”
Orang upahan dalam perumpamaan Yesus yang di atas
merupakan orang yang mempunyai vested
interest. Ia tidak memperhatikan domba-domba dengan kesungguhan hati. Ia
hanya menjaga domba-domba secara sepintas lalu oleh karena ia diupah. Apabila hanya datang, ia tidak
memikirkan keselamatan domba-domba itu. Ia melarikan diri dan meninggalkan domba-domba
itu diterkam dan dicerai-beraikan oleh serigala.
Apa motif kita mengejar orang? Sudahkah kita
memperhatikan perumpamaan Yesus yang diatas? Sudahkan kita mengeti bahwa jika
kegembalaan Yesus bagi domba-dombaNya itu dituntut dari masing-masing kita yang
diberi tanggung jawab? Sudahkah kita meresapi ucapan Yesus bahwa seorang
gembala yang baik memberikan nyawanya bagi domba-dombanya? Seorang gembala yang
baik tidak mempunyai vested interest.
Ia bukan orang upahan.
Bukanlah suatu perkara kecil untuk menjadi
pendeta, ketua sidang, pemimpin diakon atau guru. Semua jabatan di dalam gereja
merupakan jabatan yang besar tanggung jawabnya sebab jiwa kegembalaan Yesus
dituntut dari tiap jabatan tersebut. Betapa seringnya kita berlomba untuk
jabatan-jabatan di dalam gereja dengan tidak memikir panjang mengenai tanggung
jawab kita terhadap keselamatan domba-domba Allah. Ya!! Seringkali kita
bertindak seperti orang-orang upahan saja. Kita belum menyadari hal ini,
mungkin, tetapi apabila kita berani menganalisa motif kita, kita akan melihat
bahwa kita masih banyak melakukan perkara-perkara yang kita lakukan hanya
karena kepentingan kita pribadi dan bukan karena perhatian kita yang
sungguh-sungguh bagi keselamatan domba-domba yang ada di dalam gereja.
Zaman kita ini terkenal sebagai zaman silat lidah, zaman berpolitik tinggi.
Banyak kata-kata diucapkan, tetapi kata-kata kita itu makin hari makin menjadi
kurang nilai harganya. Murah janji, sedikit digenapi. Tetapi nilai-nilai sorga
tetap tinggal sama. Tuhan tidak mengharapkan kata-kata yang muluk dari kita. Ia
hanya menunggu untuk melihat siapa-siapa yang akan menjadi gembala-gembala yang
baik dalam mengikuti jejak-jejakNya. Siapa yang bekerja tanpa vested interest.
2. Gembala Yang
Baik Mengatakan Apa Yang Perlu Untuk Keselamatan Domba-Domba
Hampir 600 tahun sebelum kedatanganNya yang
pertama, Yesus telah memperlihatkan malaikat Gibrail untuk memberitahu kepada
Daniel bahwa setelah diurapi ( dibaptis dan dihinggapi Roh Kudus ), Ia akan
menetapkan perjanjian dengan umatNya selama 3 ½ tahun setelah mana yang Ia akan
“disingkirkan”. WaktuNya hanya singkat. Dalam waktu yang singkat itu, Yesus
harus menyatakan Allah Bapa dan misiNya kepada umat pilihanNya. Ia juga harus
memberitahu apa yang bakal terjadi pada umatNya khususnya dan pada dunia
umumnya. Di samping itu Ia harus memberitahukan jalan keselamatan melalui
kelahiran kembali, satu jalan yang sempit yang tidak ada komprominya dengan
kebesaran hidup dunia ini, satu jalan yang bakal tidak popular di antara
umatNya.
Yesus tahu bahwa pemberitaan kebenaran itu akan
membuatNya dibenci bahkan dibunuh. Tetapi gembala yang baik telah memberikan
nyawaNya bagi domba-dombaNya. Ia tidak mempunyai vested interest. Ia bukan orang upahan. Walaupun nyawaNya terancam,
ia menyatakan kebenaran demi keselamatan domba-dombaNya. Yesus tidak datang di
dunia ini untuk bersikap manis di mulut untuk menyenangkan manusia yang sedang
tersekap dosa menuju kebinasaan. Ia menyatakan jalan keselamatan walaupun jalan
itu tidak akan membuatNya disenangi orang. HatiNya tulus dalam kecintaanNya
bagi manusia. Manusia adalah ciptaanNya sendiri dan milikNya sendiri. Itu
sebabnya ia mengasihi mereka sampai pada kematian sekalipun. Tidak ada kasih
yang lebih besar dari pada kasih yang sudah dinyatakan. Walau begitu, kasih itu
dibenci !!
Dalam pelajaran 5 halaman 2, kita sudah
mengutip sebuah kutipan dari buku Pendeta Morris Venden. Supaya bacaan ini
tidak terputus, kita akan mengutip lagi tulisan yang dimaksud.
“Sedini tahun 1850 umat
Advent sudah dinyatakan sebagai suam-suam kuku, tidak dingin pun tidak panas.
Allah mulai mengirimkan amaran-amaran kepada mereka untuk membelokkan mereka
dari arah yang mereka tuju dan untuk menolong mereka melihat perbedaannya di
antara sekedar beragama, yaitu
menjadi pendukung-pendukung organisasi dan menjadi rohani yang mengenal Allah secara pribadi.”
Arah perjalanan kita perlu dibelokkan. Mayoritas
kita pada dewasa ini hanya sekedar beragama. Yang membaca ini
diharap supaya tidak marah. Yang sudah mulai mengenal Yesus secara pribadi
mengkin hanya beberapa orang seperti Pendeta Morris Venden saja. Kita yang
mengadakan penyelidikan Alkitab saat sekarang ini masih berada di dalam satu
kapal yaitu, kita masih sekedar beragama saja. Apa definisi Pendeta Venden
mengenai sebutan “sekedar beragama”? Menurut Pendeta kita kalau kita hanya menjadi
pendukung-pendukung organisasi dan belum mengenal Yesus secara pribadi, kita
masih hanya sekedar beragama.
Hidup Yesus merupakan suatu teladan yang perlu
dipelajari. Yesus sudah menyatakan kepada kita bagaimana kita dapat mengenal
Dia secara pribadi. Dengan jalan memikul kukNya, dan dengan jalan bersama
dengan Dia di dalam mengikuti jejak-jejakNya, kita akan belajar untuk mengenal
Dia secara pribadi. Dengan lain kata, selama ini kita berada di gereja atas
dasar sekedar beragama saja, yaitu untuk hidup kesosialan kita, untuk
menggabung di dalam organisasi saja, kita tidak mengenal Yesus secara
perorangan. Kalau kita mencari kedudukan, kalau kita mencari ketenaran, ataupun
kita tidak mencari semua itu tetapi hanya bergabung dengan gereja secara pasif,
kita tidak akan mengenal Yesus sebagaimana yang diharapkan olehNya.
Apakah kita semua ingin mengenal Yesus? Inilah
masalahnya! Belum semua ingin mengenal Yesus. Yang kita inginkan hanyalah
bergabung di dalam organisasi tanpa kesukaan kita terlalu diusik-usik. Kita
bersedia menyerahkan sebagian saja dari kesukaan-kesukaan kita, tetapi kita
belum mau menyerahkan semua kepada Tuhan. Untuk menjadi orang Advent, kita
harus bersedia untuk menyerahkan sebagian dari kesukaan hidup ini.
Kita sudah bersedia untuk memelihara hari Sabat
Tuhan. Kita sudah bersedia untuk menyerahkan perpuluhan kita kepada Tuhan. Kita sudah bersedia untuk
meninggalkan perhiasan-perhiasan, makanan-makanan yang haram dan
minuman-minuman yang mengandung racun. Kita sudah bersedia menjauhkan diri dari
hiburan-hiburan yang tidak menyehatkan kerohanian kita seperti bioskop di
gedung-gedung di luar rumah. Tetapi, apakah kita bersedia melangkah lebih
lanjut untuk belajar mengenal Yesus secara pribadi yang lebih sempurna? Dalam hal ini kita sering terantuk
pada batu sandungan. Kita merasa kesukaan kita terlalu diusik. Agama mempunyai
tempatnya untuk menjadikan kita “baik”. Tetapi jangan lebih dari itu. Kalau
lebih, hal itu menjurus kepada kefanatikan. Itu berbahaya! Kita yang berpikiran
sehat harus menjauhkan diri dari segala bentuk kefanatikan.
Alasan-alasan kita nampaknya sangat masuk akal.
Tetapi apakah kita sudah betul-betul mengerti dimana terletak garis pemisah di
antara kefanatikan dan penyerahan total kepada kehendak Allah? Yesus tidak fanatik.
Mengapa tidak? Karena Yesus tahu apa yang Ia lakukan. Orang fanatik adalah
orang yang tidak tahu apa yang ia kerjakan. Ia tidak dapat membedakan permulaan
dari penghabisannya. Yang akhir ia tempatkan di depan dan yang di depan ia
tempatkan di belakang. Tahukah kita, bahwa dalam hal menolak untuk menghidupkan
kebenaran Allah kita justru menjadi orang-orang yang fanatik dalam kebutaan
kita?
Pertimbangkan bangsa Yahudi yang menolak
Kristus. Siapa yang fanatik? Orang-orang Yahudi itu atau Kristus? Orang-orang
Yahudi diulurkan tangan untuk keselamatan, tetapi orang-orang Yahudi secara
buta menolak. Siapa yang fanatik? Pada akhir zaman ini siapa kira-kira yang
fanatik, yang buta tetapi tidak mau mengakui kebutaannya atau saksi yang
Setiawan yang berbicara kepada sidang Laodikea supaya sidang itu boleh
diselamatkan?
Marilah kita belajar untuk mengenal Yesus
secara perorangan. Tetapi bagaimana hal itu dapat terlaksana? Kita harus
terlebih dahulu mempelajari sifat-sifat dari gembala kita yang baik. Gembala
kita itu tidak mempunyai vested interest.
Gembala kita itu mengasihi domba-dombaNya dengan suatu kasih yang murni. Kalau
kita berharap mau mengenal Dia, biarlah kita senantiasa berdoa agar kasih sorga
itu dipertambahkan di dalam diri kita. Gembala kita itu menyatakan jalan yang
benar walaupun kebenaran itu tidak membuatNya disukai orang. Kita harus belajar
untuk menolong orang dengan menyatakan jalan kebenaran sekalipun kita akan
dicurigai, dibenci dan tidak akan menjadi tenar karena kebenaran itu. Kita tidak
akan menyinggung bahwa Gembala kita yang baik menyerahkan nyawaNya demi
domba-dombaNya. Ini terlalu tinggi bagi kita. Ini merupakan puncak kesempurnaan
orang yang beriman. Kita belum akan berdoa untuk ini, tetapi seyogianya kita
akan berdoa untuk perkara-perkara yang ada di dalam jangkuan kita. Kita perlu
berdoa untuk diberi kemauan untuk mempelajari kebenaran firmanNya. Ini ada di
dalam jangkuan masing-masing kita. Sekiranya kita mulai mau menghargai
kebenaran dan mau mempercayai kebenaran yang sudah dinyatakan melalui pimpinan
Roh Kudus, kita akan membuat pilihan yang pertama ke arah pengenalan kepada Gembala
kita yang baik.
3. Firman Tuhan Merupakan Satu Keutuhan
Seringkali kita membuat pilihan-pilihan di
antara begitu banyak kebenaran yang dinyatakan kepada kita. Kita masih belum
terlepas dari keadaan kemanusiaan kita sehingga tentu saja masih ada
bagian-bagian tertentu dari firman Tuhan yang paling mencocoki kepribadian
kita. Walaupun begitu, kata harus jujur hati untuk mengakui apa yang benar
sebagai benar sekalipun kebenaran itu kita rasakan berat untuk diri kita.
Bukanlah diri kita, dengan kemauan keras kita, yang membuat kita menggenapi
tuntutan-tuntutan Sabda Allah.
Penurutan kita kepada Sabda Allah
ada buah-buah pekerjaan Roh Suci.
Kewajiban kita adalah mempercayai
seutuh-utuhnya apa yang disaksikan oleh Roh.
Kita bukan saja cenderung untuk menghindari apa
yang menemplak kita, kita juga cenderung untuk menghindari apa yang menakutkan
kita. Ini sudah lumrah. Tetapi biarlah kita bersama-sama belajar untuk mengerti
bahwa Tuhan tidak menciptakan perkara-perkara yang menakutkan. Tuhan tidak
menciptakan pembunuhan dan kekerasan. Tuhan menciptakan segala sesuatu yang
indah yang berisikan kasih. Tetapi manusia sudah menyerah kepada setan sehingga
buah-buah perkerjaan jahat setan harus mambayangi dirinya. Tuhan tidak mau
berceritera khayalan. Tuhan menghadapi kenyataan hidup ini. Manusia diancam
kemusnahan melalui kejahatan dan kekerasan. Tuhan menyatakan semua itu dan
memberi jalan pelepasan bagi setiap orang yang mempercayai firmanNya.
4. Seorang Hamba Tidaklah Lebih Tinggi Daripada Tuannya ( Yoh 15: 20)
Dalam Injil Yohanes pasal 15 ayat 20 dan
seterusnya, Yesus menyatakan suatu kebenaran. Kebenaran ini bukannya mudah
untuk ditelan, tetapi karena ini adalah kebenaran, inipun merupakan Injil
keselamatan kita.
“Ingatlah apa yang
telah Kukatakan kepadamu; seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada
tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga menganiaya kamu.”
Yesus mengulangi suatu kebenaran yang sudah
pernah Ia ucapkan kepada murid-muridNya. Dalam Yohanes 13 : 16, Ia berkata
bahwa seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Pada saat itu
Yesus berkta-kata sehubungan dengan pelayanan yang harus dilakukan oleh
murid-muridnya. Kalau Yesus sebagai tuan, melayani, maka murid-muridNya juga
harus melayani. Tetapi bukan hanya dibidang pelayanan yang murid-muridNya harus
mengalami apa yang telah dialami Yesus, aniayapun harus mereka alami. Ini
merupakan ucapan yang sangat mengecewakan dan mungkin sekali dapat mematahkan
harapan seseorang yang ingin mengikuti Yesus. Yesus rindu untuk menghibur
orang, tetapi ia tidak dapat menghibur dengan cara menyembunyikan kenyataan.
Dunia telah dikuasai Setan, dan setiap orang yang memilih untuk mengikuti Yesus
akan dijadikan sasaran amarahnya. Ini diketahui Yesus oleh sebab itu Ia memberi
tahu kepada kita supaya kita boleh berjaga-jaga.
Bagaimana cara kita berjaga-jaga? Yesus
memberitahu caranya dan dalam hal inilah, Ia menyampaikan penghiburanNya. Roh
tidak dapat diperangi oleh daging. Roh harus dihadapi dengan Roh, setan harus
dihadapi dengan Roh Suci. Sebagaimana Yesus dalam keadaan kemanusiaanNya dapat
memperoleh kemenangan dengan bantuan Roh Suci, kita harus menempuh jalan yang
sama. Tidak bakal ada kemenangan di luar Roh Suci.
“Lihatlah, saatnya
datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan masing-masing ke
tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan Aku seorang diri. Namun Aku tidak
seorang diri, sebab Bapa menyertai Aku….Dalam dunia kamu menderita
penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia.”( Yoh 16 : 32,33 )
“Jikalau Penghibur
yang akan Kuutus dari Bapa datang,….Ia akan bersaksi tentang Aku…..Ia akan
memimpin kamu ke dalam seluruh kebenaran….dan Ia akan memberitakan kepadamu
hal-hal yang akan datang.”(Yoh 15 : 12; 16 : 13 )
Inilah cara Gembala kita yang baik meratakan
jalan bagi kita selaku domba-dombaNya. Ia tidak memberitakan yang palsu. Ia
menyatakan yang benar, termasuk segala kesulitan, ancaman-ancaman dan aniaya
yang akan dihadapkan oleh setan kepada kita. Tetapi Ia menjamin kemenangan
dengan cara dan jalan yang sudah Ia tempuh.
5. Penting Sekali Jalan Persatuan Dengan Roh Melalui Kebenaran
Caranya bagi kita untuk tidak sekedar beragama
tetapi belajar untuk mengenal Yesus secara perorangan adalah untuk mendengarkan
bisikan Roh yang akan bersaksi dari hal Dia. Roh Penghibur ini akan memimpin
kita ke dalam seluruh kebenaran dan akan memberitakan hal-hal yang akan datang.
Roh Suci akan bernubuat itulah sebabnya Ia disebut ROH NUBUAT. Ia akan
berbicara lagi melalui seorang hamba pilihannNya. Kalau begitu, maukah kita
mengatur kehidupan kita agar supaya kita dapat menyatu dengan Dia?
Yesus membujuk bangsaNya untuk berdamai dengan
Dia, dan menyatu dengan Dia agar supaya boleh selamat. Yesus tidak beruntung
kalau umatNya mau bersatu dengan Dia. Dengan atau tanpa umatNya, Yesus hanya
menyediakan jalan keselamatan bagi mereka. Apakah mereka mau memanfaatkan jalan
yang sudah dibuka itu merupakan pilihan bebas mereka.
Begitu juga dengan kita pada akhir zaman ini.
Roh Suci sudah berkenan untuk membuka jalan perdamaian dengan diriNya. Ia sudah
bersaksi dari hal Yesus, Ia sudah menyatakan kebenaran dan memberitakan kepada
kita hal-hal yang akan terjadi. Apakah kita mau memanfaatkan kesempatan untuk
berdamai dengan Dia merupakan pilihan kesukaan hati kita sendiri-sendiri. Roh
Suci tidak ikut diuntungkan atau dirugikan oleh pilihan kita. Kita sendiri yang
akan diuntungkan atau dirugikan. Kalau kita memilih jalan yang benar, yaitu
jalan iman, ini akan membuka jalan bagi pencurahan Hujan Akhir yang akan
menjamin kemenangan kita. Kalau jalan tidak percaya yang kita pilih, kita akan
hilang atau risiko kita sendiri.
Oleh sebab itu, adalah penting sekali untuk
menempuh jalan persatuan dengan Roh melalui kebenaran. Kita diminta untuk
menggali kebenaran Alkitab.
6. Armageddon - Pemberitaan
Roh Tentang Perkara-Perkara Yang Akan Datang
Dalam pelajaran yang lalu, kita sudah
memperhatikan bahwa Roh Suci menghendaki kita meneliti kembali asas-asas
doktrin Advent dan menganggap asas-asas doktrin yang sudah diletakkan sejak
semula sebagai peninggalan –peninggalan yang suci.
Kebenaran merupakan satu lingkaran rantai yang
berdiri atas banyak mata-mata rantainya. Kalau satu mata rantai terputus dan
hilang, walaupun rantai itu dapat diusahakan untuk disambung dengan cara-cara kita, rantai itu
tidak kembali pada keadaan asal mulanya. Rantai itu mungkin menjadi terlalu
pendek untuk dapat mengerakkan roda peginjilan menurut perputaran dan kecepatan
yang sudah direncanakan Roh. Kita harus memberi mata rantai aslinya yang sudah
hilang dan menempatkan mata rantai itu kembali ke dalam susunan rantainya.
Dengan cara ini barulah kita akan melihat apa yang dilihat nabi Yehezkhiel dalam bukunya pasal 1
ayat 15-21. Roda-roda berputar di dalam roda-roda, bergerak ke atas, ke bawah,
ke depan dan ke belakang secara harmonis tanpa benturan karena semua digerakkan
dengan irama-iramanya sendiri-sendiri yang ditentukan oleh Roh.
Yang dilihat Yehezkiel adalah gambar mesin
organisasi Advent yang seharusnya. Gambar itulah yang perlu difoto-copy,
diperbanyak dan dipelajari. Mengapa kita didorong untuk mencari hubungan secara
pribadi dengan Yesus Kristus? Tiap roda harus dapat berputar sendiri oleh kuasa
Roh. Tidak ada bahaya di sini. Sebab kalau penggerak roda-roda itu adalah Roh
Kebenaran yang satu, semua roda akan bergerak dengan kecepatan dan arah yang
ditentukan Roh. Maka, satu roda dapat bergerak di dalam roda yang lainnya tanpa
benturan dab pekerjaan Yesus di dalam bilik yang mahasuci akan terselesaikan.
Tetapi kalau masing-masing anggota tidak
mengenal Yesus secara perorangan, dan anggota-anggota itu tidak berada di bawah
kendali Roh Suci oleh kebenaranNya, roda-roda itu akan sukar berputar.
Roda-roda itu macet. Kalau sebagian roda macet atau jalan arahnya berbeda
dengan arah roda-roda lainnya, akan terjadi benturan-benturan yang menimbulkan
kesulitan-kesulitan. Yang sangat penting untuk diperhatikan dalam gambar yang
dilihat Yehezkiel adalah unsur Roh yang menjadi pusat pengendali. Roh Suci
tidak mungkin akan menjadi pusat pengendali apabila kebenaranNya diabaikan.
Inilah kuncinya! Organisasi dapat mengeluarkan instruksi-instruksi, tetapi
kalau yang menerima intruksi-instruksi masih hanya sekedar beragama saja, yaitu
hanya sekedar menjadi pendukung-pendukung organisasi tanpa mempunyai hubungan
yang hidup dengan Yesus, maka roda-roda itu tidak akan berputar dengan mulus.
Sebaliknya, kalau yang mengeluarkan instruksi-instruksi itu sendiri instruksi
yang tidak seirama dengan kemauan Roh, artinya kalau yang mengeluarkan
intruksi-instruksi itu sendiri masih sekedar beragama saja, atau hanya sebagai
pendukung organisasi dan belum mempunyai pengalaman pribadi dengan Yesus,
roda-roda juga tidak akan berputar sebagaimana yang dikehendaki Roh. Perhatikan
bahwa ada roda-roda yang besar dan ada roda-roda yang kecilan. Roda berputar di
dalam roda secara terpisah tetapi sangat harmonis. Roda-roda yang besar
mengibaratkan pimimpin yang diatas ( atau organisasi pusat), roda-roda yang
kecil mengibaratkan yang ada di bawah sampai kepada anggota-anggota awamnya.
Roda-roda yang mana yang harus berputar atas kendali Roh? Dari yang terbesar
sampai yang terkecil, tidak boleh ada satu roda yang berputar atas kemauan
sendiri. Juga tidak boleh berputar atas kendali roda yang lain. Semua harus
berputar seirama atas kendali Roh. Inilah organisasi Advent yang seharusnya.
Boleh dibaca tulisan-tulisan atas ilham Roh Nubuat kalau tidak begitu. Pemimpin
dilarang menguasai dan mengendalikan yang bawahan. Semua diminta untuk
menaklukkan diri di bawah pengusaan Roh. ( baca T.M. 213-216; 208-209; 189-197;
datanya )
Oleh sebab itu, apabila segala sesuatu
dipertimbangkan dan diperhatikan, obat yang dapat menyembuhkan penyakit
Laodikea adalah satu saja, yaitu supaya kebenaran firman Tuhan dipulihkan
kembali dan kebenaran itu dipercaya oleh kita semua.
Kita masih ingat bahwa dari tahun 1848 sampai
tahun 1850, diadakan konperensi-konperensi Sabat pada saat mana
landasan-landasan kebenaran Advent telah diletakkan. Dalam penyelidikannya,
Pendeta R. F. Cottrell yang menjabat Associate
Editor SDA Bible Commentary kita, menulis bahwa pada tahun 1852 kita
menerbitkan buku nyanyian kita, Adventist
Hymna yang pertama. Dalam buku nyanyian itu terdapat sebuah nyanyian judul
“Armageddon”.
Nyanyian menyatakan kepercayaan kita. Kalau
pada tahun 1852 kita mencantumkan sebuah nyanyian yang berjudul Armageddon, itu berarti bahwa sebagai
satu umat, pada saat itu kita menaruh harapan besar pada Armageddon sebagai “kabar baik” bagi kita. Armageddon
merupakan salah satu landasan kepercayaan kita yang kita pegang teguh.
Mengapa nyanyian itu melenyap? Tentunya karena
dianggap tidak cocok lagi. Tidak cocok dalam hal apa? Tentu macam-macam
sebabnya. Salah satu sebab adalah bahwa sebagai satu umat, konsep kita tentang Armageddon sudah berubah dari konsep
yang orisinal.
Apa yang diajarkan oleh nyanyian yang orisinal
itu? Coba kita perhatikan dari tulisan Pendeta Cottrell :
“Nyanyian
‘Armageddon’perlu diperhatikan baik karena apa yang dikatakan maupun karena apa
yang ditinggal tidak terkatakan. Tiga ayat yang pertama, menekankan bagian yang
dimainkan oleh Kristus dan malaikat-malaikat dalam peperangan besar yang
terakhir itu dengan kata-kata yang didasarkan Wahyu 14 : 14-20 dan 19 : 11-21.
Ayat yang keempat menunjuk pada krisis yang akan dihadapi umat Allah dalam
peperangan itu, dalam ayat kelima, kekalahan terakhir dari orang-orang jahat
dilukiskan dengan bahasa kiasan yang dipinjam dari Wahyu 19 : 17, 18. Yang
keenam, memuliakan Kristus sebagai pemenang di lembah Yosafat, sedangkan ayat
yang terakhir menceriterakan puncak peperangan itu manakala orang-orang saleh
bangkit dan naik ke langit untuk bertemu dengan Tuhan mereka.”( Pioneer Views on Daniel Eleven
and Armageddon)
Tidak ada sepatahpun yang menghubungkan Armageddon dengan perang internasional
di antara bangsa. Armageddon adalah
ekor dari pekabaran tiga malaikat. Kalau kita semua bersatu dengan Roh Kudus,
dan kita sudah dijiwai oleh kasih Kristus karena pengenalan kita secara pribadi
dengan Dia, kita akan memanggil dunia untuk menyembah Allah yang benar yang
menjadikan langit dan bumi dengan segala isinya dan yang sudah mengasingkan
Sabat sebagai hari tanda ke-KhalikanNya itu. Pekabaran ini akan membangkitkan
amarah setan, yang akan memaksa suatu tanda yang kontra dengan tanda ke-Khalikan Allah. Akan timbul krisis bagi umat
Allah. Tetapi krisis itu tidak akan menghentikan jalannya pekabaran tiga
malaikat. Dengan kuasa Roh Suci yang datang sebagai Hujan Akhir, panggilan kepada
dunia malah terjadi dengan suara yang nyaring. Segenap bumi akan dipenuhi
dengan kemuliaan Allah. Pekabaran malaikat yang ketiga akan sampai kepada ujung
bumi dan pekerjaan Yesus akan terselesaikan. Aniaya sebagaimana yang dituturkan
Yesus akan terjadi, tetapi Yesus sudah menjanjikan kemenangan, maka kemenangan
akan terjadi.
Armageddon tidak terpisah dari pekabaran tiga
malaikat. Armageddon adalah hasil
dari pekabaran tiga malaikat. Armageddon adalah
sebagian dari Injil yang akan dibawa ke seluruh muka bumi sebelum Yesus datang.
Armageddon merupakan peperangan besar
yang terakhir antara Yesus dan setan, di antara pengikut-pengikut Yesus dan
pengikut-pengikut setan, di antara yang menyembah Allah dan yang menyembah
binatang serta patungnya, yang memilihara hokum-hukum Allah dan yang tunduk
kepada tanda binatang dan bilangan namanya.
Pertanyaan : Mungkinkah kita ikut serta dalam
pemberitaan pekabaran Malaikat yang ketiga kalau kita tidak meyakini akan makna
pekabaran itu termasuk resiko yang akan kita hadapi dalam perang besar Armageddon ??
Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh
Gito Siswojo Kadarman Alm. Anjasmoro-Surabaya, hari Sabat, 14 Januari 1984.
Diketik oleh Chris Suryanto – BSD, Oktober 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar