Waktu
Kesesakan yang Besar
Pada waktu itu juga akan muncul
Mikhail, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan ada
suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada
bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan
terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab
itu." (Daniel 12:1).
Bilamana pekabaran malaikat
yang ketiga itu berakhir, maka kemurahan Allah tidak lagi mengadakan pembelaan
terhadap orang-orang yang bersalah di dunia ini. Umat Allah telah menyelesaikan
tugas-tugas mereka. Mereka telah menerima "hujan akhir," "waktu
kelegaan dari hadirat Allah," dan mereka telah siap untuk menghadapi masa
pencobaan di hadapan mereka. Malaikat-malaikat sibuk hilir mudik di surga.
Seorang malaikat yang kembali dari dunia mengumumkan bahwa pekerjaannya telah
selesai, ujian terakhir ke atas dunia ini telah dilaksanakan, dan semua yang
telah membuktikan dirinya setia kepada ajaran-ajaran Ilahi telah menerima
"meterai Allah yang hidup." Kemudian Yesus menghentikan
pengantaraan-Nya di dalam bait suci surgawi di atas. la mengangkat tangan-Nya,
dan dengan suara nyaring la berkata, "Sudah terlaksana;" dan segenap
pasukan malaikat meletakkan mahkota mereka sementara Yesus mengeluarkan
pengumuman yang khidmat dan sungguh-sungguh: "Barangsiapa yang berbuat
jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus
cemar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; dan
barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya." (Wahyu
22:11). Setiap kasus telah diputuskan bagi kehidupan atau kematian. Kristus
telah mengadakan pendamaian bagi umat-Nya dan menghapuskan dosa-dosa mereka.
Jumlah para pengikut-Nya telah ditetapkan. "Maka pemerintahan, kekuasaan,
dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit (Daniel 7:27) akan
diberikan kepada pewaris-pewaris keselamatan, dan Yesus akan memerintah sebagai
Raja atas segala raja, dan Tuhan atas segala tuan.
Pada waktu la meninggalkan bait
suci, kegelapan menutupi penduduk bumi. Pada masa yang mengerikan ini
orang-orang benar harus hidup di pemandangan Allah tanpa pengantara.
Pengekangan yang telah diberlakukan atas orang-orang jahat telah dilepaskan,
dan Setan mengendalikan seluruh orang-orang yang pada akhirnya tidak bertobat.
Panjang sabar Allah telah berakhir. Dunia ini telah menolak belas kasihan-Nya,
meremehkan kasih-Nya, dan menginjak-injak hukum-Nya. Orang-orang jahat telah
melewati batas masa percobaan mereka untuk bertobat. Roh Allah yang terus
menerus ditolak, akhirnya telah ditarik. Tanpa perlindungan anugerah Ilahi,
mereka tidak memiliki pertahanan untuk melawan si jahat. Akhirnya Setan akan
menjerumuskan penduduk bumi ke dalam suatu kesesakan besar terakhir. Pada
waktu malaikat-malaikat Allah berhenti menahan tiupan angin kencang nafsu
manusia, maka semua unsur-unsur persengketaan akan bebas. Seluruh dunia akan
terlibat dalam kehancuran yang lebih besar daripada kehancuran yang datang
kepada Yerusalem dulu kala.
Seorang saja malaikat yang
membinasakan semua anak sulung orang Mesir, dan memenuhi negeri itu dengan
ratap tangis yang memilukan. Pada waktu Daud melawan Allah oleh menghitung
umat-Nya, hanya seorang malaikat yang mendatangkan kebinasaan yang mengerikan oleh
mana dosanya dihukum. Kuasa membinasakan yang sama yang dilakukan oleh
malaikat-malaikat kudus bilamana Allah memerintahkan, akan dilakukan oleh
malaikat-malaikat jahat bilamana Ia mengizinkan. Telah tersedia kekuatan-kekuatan
dan pasukan-pasukan, hanya menunggu izin Ilahi untuk menyebarkan kehancuran di
mana-mana.
Mereka yang menghormati hukum
Allah telah dituduh mendatangkan pehukuman atas dunia ini, dan mereka akan
dianggap sebagai penyebab goncangan-goncangan alam yang menakutkan dan
perselisihan serta pertumpahan darah di antara umat manusia yang memenuhi dunia
ini dengan kesengsaraan. Kuasa yang menyertai amaran terakhir telah menimbulkan
amarah orang-orang jahat. Kemarahan mereka disulut terhadap mereka yang
menerima pekabaran itu; dan Setan akan membangkitkan roh kebencian dan
penganiayaan yang lebih besar lagi.
Pada waktu hadirat Allah pada
akhirnya ditarik dari bangsa Yahudi, para imam dan bangsa itu tidak
mengetahuinya. Walaupun dalam pengendalian Setan, dan dibuai oleh nafsu yang
paling bejat dan kejahatan yang paling keji, mereka menganggap diri mereka
sebagai umat pilihan Allah. Pelayanan di kaabah mereka teruskan; korban-korban
dipersembahkan di atas mezbah-mezbah mereka yang najis, dan setiap hari berkat
Ilahi dimohonkan untuk orang-orang yang telah bersalah atas darah Anak Allah
yang tercinta, dan yang berupaya membunuh pelayan-pelayan-Nya dan rasul-rasul-Nya.
Jadi bilamana keputusan kaabah di surga yang tidak bisa diubah lagi itu
diumumkan, dan nasib dunia ini telah ditetapkan untuk selama-lamanya, penduduk
bumi ini tidak akan mengetahuinya. Bentuk-bentuk peribadatan akan diteruskan
oleh orang-orang yang daripadanya Roh Allah pada akhirnya telah ditarik, dan
semangat Setan dengan nama raja kegelapan itu mengilhami mereka demi tercapainya
maksud-maksudnya, akan menyerupai semangat bagi Allah.
Sementara Sabat telah menjadi
pokok perdebatan utama di dalam dunia Kekristenan, dan otoritas keagamaan dan
keduniawian telah digabungkan untuk memaksakan pemeliharaan hari Minggu, maka
penolakan terus-menerus oleh suatu kaum minoritas untuk tunduk kepada tuntutan
populer, akan membuat mereka menjadi sasaran kebencian universal. Didesak agar
kelompok kecil yang berdiri menentang suatu lembaga gereja dan suatu
undang-undang negara tidak boleh ditoleransi; bahwa lebih baiklah mereka yang
sedikit itu menderita daripada seluruh bangsa dijerumuskan ke dalam kekacauan
dan pelanggaran-pelanggaran hukum. Argumen yang sama 1800 tahun yang lalu telah
dilakukan terhadap Kristus oleh penguasa-penguasa umat itu." Bahwa lebih
berguna bagimu." kata Kayafas yang licik, "jika satu orang mati untuk
bangsa kita daripada seluruh bangsa kita itu binasa." (Yohanes 11:50).
Tampaknya argumen ini tidak bisa diubah lagi, dan akhirnya dikeluarkan dekrit
terhadap mereka yang menyucikan Sabat hukum keempat itu, dan menyatakan bahwa
mereka pantas untuk mendapat hukuman yang paling berat, dan memberikan
kebebasan kepada orang banyak untuk membunuh mereka setelah jangka waktu
tertentu. Romanisme di Dunia Lama dan Protestantisme murtad di Dunia Baru, akan
melakukan tindakan yang sama terhadap mereka yang menghormati semua ajaran-ajaran
Ilahi.
Kemudian umat Allah akan
dijerumuskan ke dalam penderitaan dan kesusahan yang digambarkan oleh nabi
sebagai waktu kesusahan (kesesakan) Yakub. "Sungguh, beginilah firman
Tuhan: Telah kami dengar jerit kegentaran, kedahsyatan dan tidak ada damai....
Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi
Yakub, tetapi ia tidak akan diselamatkan dari padanya." (Yeremia. 30:5-7).
Malam penderitaan batin Yakub,
pada waktu ia bergulat di dalam doa untuk kelepasannya dari tangan Esau
(Kejadian 32:24-30) menggambarkan pengalaman umat-umat Allah pada masa
kesesakan. Oleh karena penipuan yang dilakukannya untuk memperoleh berkat
ayahnya, yang seharusnya kepada Esau, Yakub telah melarikan diri menyelamatkan
nyawanya, dari ancaman mematikan dari abangnya. Setelah tinggal beberapa tahun
di pembuangan, atas perintah Allah ia bangkit untuk pulang bersama istriistri
dan anak-anaknya, domba-dombanya serta ternak-ternaknya kembali ke negeri
asalnya. Setelah tiba di perbatasan negeri itu, ia dipenuhi perasaan takut dan
ngeri oleh karena berita datangnya mendekat Esau yang memimpin pasukan
prajurit-prajurit yang tidak diragukan lagi tangguhnya untuk membalas dendam.
Rombongan Yakub, yang tidak bersenjata dan tanpa pertahanan, tampaknya akan
menjadi korban empuk tak berdaya dari kekejaman dan pembunuhan. Dan kepada
beban kecemasan dan ketakutan telah ditambahkan beban berat perasaan bersalah
yang menghimpitnya, karena dosanya sendirilah yang mengakibatkan bahaya ini.
Pengharapannya satu-satunya hanyalah belas kasihan Allah, dan pertahanannya
satu-satunya hanyalah doa. Namun tak ada sesuatu pun yang tertinggal yang
tidak dilakukannya untuk menebus kesalahannya kepada saudaranya, dan untuk
menghindari bahaya yang mengancamnya. Demikianlah halnya dengan
pengikut-pengikut Kristus, sementara mereka mendekati waktu kesesakan, harus
berusaha sekuat tenaga menempatkan diri dalam terang yang benar di hadapan
orang, untuk menghilangkan prasangka buruk; dan menghindari bahaya yang
mengancam kebebasan hati nurani.
Setelah menyuruh keluarganya
pergi agar mereka tidak menyaksikan penderitaannya, Yakub tinggal sendirian
untuk berhubungan dengan Allah. la mengakui dosanya, dan dengan rasa syukur
mengakui belas kasihan Allah kepadanya, sementara dengan kerendahan hati yang
dalam ia menuntut perjanjian yang diadakan dengan para leluhurnya, dan
janji-janji kepadanya sendiri dalam suatu penglihatan di Betel dan di negeri
pengasingannya. Krisis dalam hidupnya telah datang, segalanya dalam bahaya. Di
dalam kegelapan dan kesunyian malam ia terus berdoa dan merendahkan dirinya di hadirat
Allah. Tiba-tiba suatu tangan memegang bahunya. Ia pikir bahwa musuh sedang
mengambil nyawanya, dan dengan segenap tenaga keputusasaan ia bergumul dengan
si penyerang. Pada waktu fajar mulai menyingsing, orang asing itu menggunakan
kuasa adikodratinya; dengan jamahannya membuat orang kuat Yakub seolah-olah
lumpuh, dan jatuh tak berdaya menangis dan memohon sambil memeluk leher lawannya
yang misterius itu. Yakub tahu sekarang bahwa lawannya bergumul itu adalah
Malaikat Perjanjian. Walaupun ia sudah tidak berdaya dan menderita kesakitan
yang amat sangat, ia tidak membatalkan maksudnya. Telah lama ia menanggung
kebingungan, penyesalan dan kesesakan karena dosa-dosanya. Sekarang ia harus
mempunyai kepastian bahwa ia benar-benar diampuni. Tamu Ilahi itu sudah hampir
mau pergi, tetapi Yakub bergantung kepada-Nya, memohon suatu berkat. Malaikat
itu mendesak, "Biarkan Aku pergi, karena fajar telah menyingsing;"
tetapi Yakub berseru, "Aku tidak akan membiarkan Engkau pergi, kecuali
engkau memberkati aku." Betapa keyakinannya, keteguhannya dan ketekunannya
ia tunjukkan di sini! Seandainya ini hanya sekadar tuntutan kesombongan dan
keangkuhan, Yakub sudah langsung binasa. Tetapi ini adalah kepastian dari
seseorang yang mengakui kelemahan dan ketidaklayakan, namun percaya pada rahmat
dan belas kasihan Allah yang menepati janji-Nya.
"Ia bergumul dengan
malaikat dan menang." (Hosea 12:5). Oleh merendahkan diri, pertobatan dan
penyerahan diri, manusia fana, yang berdosa dan bersalah ini menang atas Raja
surga. Ia telah memantapkan pegangannya yang bimbang memegang erat-erat janji
Allah, dan hati Yang Mahakasih tidak bisa menolak permohonan orang berdosa itu.
Sebagai bukti kemenangannya, dan sebagai dorongan bagi orang-orang lain yang
meniru teladannya, namanya telah diganti dari suatu yang mengingatkan dosa-dosanya
kepada suatu yang mengingatkan kemenangannya. Dan kenyataan bahwa Yakub telah
menang atas Allah adalah suatu kepastian bahwa ia akan menang atas manusia. Ia
tidak lagi gentar menghadapi kemarahan abangnya, karena Tuhan adalah
pengawalnya.
Setan telah menuduh Yakub di
hadapan malaikat-malaikat Allah, menuntut hak untuk membinasakannya oleh karena
dosa-dosanya. Ia telah menggerakkan Esau datang melawan dia. Dan selama
pergumulan Yakub pada malam itu Setan berusaha memaksakan kepadanya perasaan
bersalah untuk menawarkan hatinya, dan melepaskan pegangannya kepada Allah.
Yakub telah hampir-hampir putus asa, tetapi ia tahu tanpa pertolongan Surga ia
pasti binasa. Dengan sungguh-sungguh ia telah bertobat dari dosanya yang besar,
dan ia memohon belas kasihan Allah. Ia tidak mau berpaling dari tujuannya,
melainkan berpegang teguh pada Malaikat itu, dan mengajukan permohonannya
dengan seruan yang sungguh-sungguh dan memilukan sampai ia menang.
Sebagaimana Setan mempengaruhi
Esau untuk bangkit melawan Yakub, demikianlah ia akan menggerakkan orang-orang
jahat untuk membinasakan umat Allah pada waktu kesesakan itu. Dan sebagaimana
ia menuduh Yakub, ia akan melancarkan tuduhan-tuduhannya kepada umat Allah. Ia
menganggap dunia ini sebagai pengikut-pengikutnya,-tetapi sekelompok kecil yang
memelihara perintah-perintah Allah menolak supremasinya. Seandainya ia dapat
menghapuskan mereka dari dunia ini, maka kemenangannya akan sempurna. Ia
melihat bahwa malaikat-malaikat suci sedang mengawal mereka, dan berkesimpulan
bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni. Tetapi ia tidak tahu bahwa kasus mereka
telah diputuskan di dalam bait suci di atas. Ia mempunyai pengetahuan yang
akurat mengenai dosa-dosa yang ia upayakan untuk dilakukan, dan dihadapkannya
semua ini ke hadirat Allah dalam terang sangat berlebihan, menggambarkan bahwa
orang-orang ini patut diasingkan dari kemurahan hati Allah. Setan mengatakan
bahwa Tuhan tidak adil mengampuni dosa-dosa mereka, namun membinasakan dia dan
malaikat-malaikatnya. Ia mengatakan bahwa mereka itu adalah mangsanya, dan
menuntut agar mereka diberikan kepadanya untuk dibinasakan.
Apabila Setan menuduh umat
Allah atas dasar dosa-dosa mereka, Tuhan mengizinkan dia untuk mencobai mereka
seberat-beratnya. Keyakinan mereka kepada Allah, kepercayaan dan keteguhan
mereka, akan diuji dengan berat. Pada waktu mereka mengingat kembali masa
lalu, maka harapan mereka tenggelam, karena sepanjang hidup mereka, mereka
melihat hanya sedikit kebaikan. Mereka menyadari sepenuhnya kelemahan dan ketidaklayakan
mereka. Setan berusaha menakut-nakuti mereka dengan pemikiran bahwa mereka
tidak punya harapan, bahwa noda kenajisan mereka tidak akan pernah dihapuskan.
Dia berharap dengan demikian akan menghancurkan iman mereka, sehingga menyerah
kepada pencobaannya, dan berpaling dari kesetiaan mereka kepada Allah.
Meskipun umat Allah dikelilingi
oleh musuh-musuh yang siap untuk membinasakan mereka, namun penderitaan yang
mereka tanggung bukanlah ketakutan akan penganiayaan demi kebenaran. Mereka
takut kalau-kalau setiap dosa belum disesali dan diakui, dan bahwa oleh karena
sesuatu kesalahan mereka gagal menyadari kegenapan janji Juruselamat, "Aku
pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh
dunia." (Wahyu 3:10). Jika mereka mempunyai kepastian pengampunan, mereka
tidak gentar akan siksaan atau kematian. Tetapi jikalau ternyata mereka
terbukti tidak layak dan kehilangan nyawa mereka oleh karena cacat tabiat
mereka sendiri, maka nama Allah yang kudus akan tercela.
Di mana-mana mereka mendengar
rencana-rencana pengkhianatan dan melihat usaha pemberontakan yang giat. Dan di
dalam hati mereka timbul suatu keinginan yang kuat, suatu kerinduan jiwa yang
sungguh-sungguh, agar kemurtadan besar ini boleh dihentikan, dan kejahatan
orang jahat itu boleh diakhiri. Tetapi sementara mereka memohon kepada Allah
untuk menghentikan pemberontakan, adalah dengan perasaan bersalah yang dalam
bahwa mereka tidak lagi memiliki kuasa untuk melawan dan menolak arus kejahatan
yang dahsyat itu. Mereka merasa bahwa sekiranya mereka selalu menggunakan kemampuan
mereka dalam pelayanan Kristus, maju dari suatu kekuatan kepada kekuatan yang
lain, maka kekuatan Setan akan semakin tidak berdaya untuk menaklukkan mereka.
Mereka bersusah di hadirat
Allah, menunjuk kepada pertobatan dari dosa-dosanya yang lalu, dan memohon
janji Juruselamat, "Kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku
dan mencari damai dengan Aku, ya, mencari damai dengan Aku." (Yesaya
27:5). Iman mereka tidak gagal walaupun doa-doa mereka tidak langsung dijawab.
Walaupun menderita kecemasan, ketakutan dan kesukaran yang paling berat, mereka
tidak menghentikan doa-doa pengantaraan atau doa syafaat mereka. Mereka berpegang
teguh kepada kekuatan Allah seperti Yakub berpegang kepada Malaikat itu, dan
kata jiwa mereka adalah, "Aku tidak akan membiarkan Engkau pergi, jika
Engkau tidak memberkati aku."
Seandainya Yakub tidak bertobat
sebelumnya dari dosa-dosanya dalam memperoleh hak kesulungan dengan jalan
menipu, Allah tidak akan mendengar doanya dan memelihara nyawanya dengan
kemurahan. Demikianlah juga pada waktu kesesakan jika umat Allah mempunyai
dosa-dosa yang belum diakui yang muncul dihadapan mereka sementara mereka
disiksa dengan ketakutan dan dengan penderitaan batin, mereka akan dikalahkan. Keputusasaan
akan memutuskan iman mereka dan mereka tidak lagi mempunyai keyakinan untuk
memohon kelepasan dari Allah. Tetapi sementara mereka mempunyai perasaan
ketidaklayakan yang mendalam, mereka tidak mempunyai kesalahan-kesalahan yang
tersembunyi untuk dinyatakan. Dosa-dosa mereka telah terlebih dahulu dihakimkan
dan telah dihapuskan, dan mereka tidak dapat mengingatnya kembali.
Setan menuntun banyak orang
untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam
masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam
perlakuannya kepada Yakub bahwa la sekali-kali tidak membiarkan atau
mentoleransi kejahatan. Semua orang yang berusaha memaafkan atau
menyembunyikan dosa-dosanya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam
kitab-kitab di surga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan
dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat
kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan
semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menunda-nunda persediaan
kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa
kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Tidak ada pengharapan bagi
orang-orang seperti itu.
Mereka yang mengaku Kristen,
yang berada pada pertikaian terakhir yang menakutkan itu tanpa persediaan,
dalam keputusasaan mereka, akan mengakui dosa-dosanya dalam kata-kata
penderitaan yang membara, sementara orang-orang jahat bersukacita atas
penderitaan mereka itu. Pengakuan-pengakuan ini sama sifatnya dengan Esau atau
Yudas. Yang mengadakan pengakuan seperti itu, menangisi akibat dari
pelanggaran, tetapi bukan kesalahan itu sendiri. Mereka tidak sungguh-sungguh
merasa menyesal dan benci kepada kejahatan. Mereka mengakui dosa mereka, karena
takut hukuman. Tetapi, seperti firaun pada zaman dahulu kala, mereka akan kembali
kepada pembangkangan mereka terhadap Surga, seandainya hukuman itu dicabut.
Sejarah Yakub juga merupakan
jaminan bahwa Allah tidak akan membuangkan mereka yang telah tertipu, dicobai
dan dikhianati ke dalam dosa, tetapi yang telah kembali kepada-Nya dengan
pertobatan yang benar-benar. Sementara Setan berusaha membinasakan golongan
ini, Allah akan mengirimkan malaikat-malaikat-Nya untuk menghiburkan dan
melindungi mereka pada saat bahaya. Serangan-serangan Setan begitu ganas dan
pasti, penipuannya begitu hebat, tetapi mata Tuhan tetap memandang kepada
umat-Nya, dan telinga-Nya mendengar jeritan-jeritan mereka. Penderitaan mereka
besar, nyala dapur api tampaknya hampir menghanguskan mereka. Tetapi Pemurni
akan membuat mereka keluar bagaikan emas yang dimurnikan dengan api. Kasih
Allah kepada anak-anak-Nya selama masa pencobaan yang paling berat ini adalah sekuat
dan selembut seperti pada hari-hari kemakmuran mereka yang paling cerah.
Tetapi adalah perlu memasukkan mereka di dalam dapur api, keduniawian mereka
harus dibakar, agar citra atau gambaran Kristus dapat dipantulkan dengan
sempurna.
Masa kesusahan dan siksaan
dihadapan kita memerlukan suatu iman yang dapat menanggung keletihan, penundaan
dan kelaparan,—iman yang tidak akan pudar, walaupun dicobai dengan begitu
berat. Masa pencobaan diberikan kepada semua orang untuk bersedia kepada hari
itu. Yakub menang karena ia tekun dan berketetapan. Kemenangannya adalah suatu
bukti dari kuasa doa yang sungguh-sungguh. Semua orang yang mau berpegang kepada
janji-janji Allah, sebagaimana ia lakukan dan sebagaimana ia bersungguh-sungguh
dan tekun, akan berhasil sebagaimana Yakub berhasil. Mereka yang tidak mau
menyangkali dirinya dan menderita di hadirat Allah, tidak mau berdoa dengan
tekun dan sungguh-sungguh memohon berkatNya, tidak akan memperolehnya.
Bergumul dengan Allah—betapa sedikit orang yang mengerti apa artinya itu!
Betapa, sedikitnya orang yang sangat rindu jiwanya ditarik kepada Allah, sampai
segala kuasa dikerahkan. Bilamana gelombang kesukaran dan keputusasaan yang
tak terkatakan itu menyapu para pemohon, betapa, sedikit yang bergantung dengan
iman yang teguh kepada janji-janji Allah.
Mereka yang hanya sedikit melatih
imannya sekarang, berada dalam bahaya yang sangat besar untuk jatuh ke bawah
kuasa penipuan Setan dan perintah pemaksaan hati nurani. Dan walaupun mereka
tahan terhadap ujian itu, mereka akan terjerumus ke dalam kesusahan dan penderitaan
yang lebih dalam pada waktu kesesakan itu, sebab mereka tidak membiasakan diri
percaya kepada Allah. Pelajaran-pelajaran iman yang telah mereka lalaikan,
terpaksa mereka harus pelajari di bawah tekanan keputuasaan yang hebat. Kita
harus membiasakan diri sekarang dengan Allah dengan cara membuktikan janji-janji-Nya.
Malaikat-malaikat mencatat setiap doa yang tekun dan sungguh-sungguh. Lebih
baik kita melakukan kepentingan diri kita sendiri daripada melalaikan
persekutuan dengan Allah. Kemiskinan yang paling dalam, penyangkalan diri yang
paling besar dengan persetujuan-Nya adalah lebih baik daripada kekayaan,
kehormatan, kesenangan dan persahabatan tanpa persetujuan-Nya. Kita harus
mengambil waktu untuk berdoa. Jikalau kita membiarkan pikiran kita disibukkan
oleh penarikan-penarikan dunia ini, mungkin Tuhan akan memberikan waktu bagi
kita untuk membuangkan dari kita berhala-berhala emas, rumah, atau tanah-tanah
yang subur.
Orang-orang muda tidak akan
terbujuk ke dalam dosa, kalau saja mereka menolak memasuki jalan apa pun
kecuali jalan di mana mereka dapat memohon berkat Allah. Jikalau para
jurukabar, yang mengabarkan amaran terakhir yang sungguh-sungguh itu ke dunia
ini, mau berdoa memohon berkat Allah, bukan dengan cara dingin, acuh tak acuh
dan malas, tetapi dengan bersemangat dan di dalam iman seperti yang dilakukan
oleh Yakub, maka mereka akan mendapat tempat-tempat di mana mereka boleh berkata,
"Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!"
(Kejadian 32:30). Mereka akan dianggap oleh surga sebagai raja-raja yang
mempunyai kuasa untuk menang bersama Allah dan manusia.
"Suatu waktu kesesakan
yang besar, seperti yang belum pernah terjadi," akan segera datang ke atas
kita. Dan kita akan memerlukan suatu pengalaman yang sekarang kita tidak
miliki, dan yang banyak orang terlalu malas untuk mendapatkannya. Sering
penganiayaan lebih besar dalam dugaan daripada kenyataan yang sebenarnya,
tetapi tidak demikian dengan krisis yang ada dihadapan kita. 'Gambaran yang
paling jelas tidak dapat menje- laskan betapa hebatnya ujian itu. Pada masa
pencobaan itu, setiap jiwa harus berdiri sendiri di hadapan Allah.
"Biarpun Nuh, Daniel dan Ayub," berada di negeri itu, "demi Aku
yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, mereka tidak akan menyelamatkan
baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka akan menyelamatkan
hanya nyawanya sendiri karena kebenaran mereka." (Yehezkiel 14:20).
Sekarang, sementara Imam Besar
kita sedang mengadakan pendamaian bagi kita, seharusnyalah kita berusaha
menjadi sempurna di dalam Kristus. Sekalipun hanya melalui pikiran kita kepada
Juruselamat, kita tidak boleh dipaksa untuk menyerah kepada pencobaan. Setan
mencari di dalam hati manusia beberapa tempat di mana ia dapat berpijak,
beberapa keinginan-keinginan berdosa dimanjakan oleh mana pencobaan-pencobaannya
menunjukkan kuasanya. Tetapi Kristus menyatakan diri-Nya, "Sebab penguasa
dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku." (Yohanes
14:30). Setan tidak menemukan sesuatu pada Anak Allah yang menyanggupkannya
memperoleh kemenangan. la telah memelihara perintah-perintah Bapa-Nya, dan
tidak ada dosa di dalam Dia yang dapat digunakan Setan menjadi keuntungannya.
Inilah seharusnya keadaan mereka yang akan berdiri teguh pada waktu kesesakan.
Dalam kehidupan inilah kita
harus memisahkan dosa dari kita, melalui iman kepada darah pendamaian Kristus.
Juruselamat kita yang mulia mengundang kita untuk menghubungkan diri kita
kepada-Nya, menyatukan kelemahan kita dengan kekuatan-Nya, kebodohan kita
kepada hikmat-Nya, ketidaklayakan kita kepada jasa-jasa-Nya. Pimpinan dan
pemeliharaan Allah adalah sekolah di mana kita mempelajari kelemahlembutan dan
kerendahan hati Yeses. Tuhan selalu menempatkan dihadapan kita tujuan-tujuan
hidup yang benar, bukan jalan yang akan kita pilih yang tampaknya lebih mudah
dan lebih enak kepada kita. Tinggal kepada kita untuk bekerjasama dengan
agen-agen yang digunakan-Nya dalam menyesuaikan tabiat kita dengan teladan
Ilahi. Tak seorang pun yang melalaikan atau menunda pekerjaan ini yang dapat
terhindar dari bahaya yang paling mengerikan kepada jiwa-jiwa mereka.
Rasul Yohanes dalam penglihatan
mendengar suara nyaring di surga yang berseru, "Celakalah kamu, hai bumi
dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu dalam geramnya yang dahsyat, karena
ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." (Wahyu 12:12). Sungguh mengerikan
pemandangan yang menyebabkan turunnya seruan suara surgawi ini. Murka Setan
bertambah-tambah sementara waktunya sudah singkat, dan pekerjaan penipuannya
dan kebinasaannya akan mencapai puncaknya pada waktu kesesakan.
Pemandangan-pemandangan yang
menakutkan dari suatu oknum adikodrati akan segera dinyatakan di langit,
sebagai tanda dari kuasa Iblis yang mengadakan pekerjaan-pekerjaan mukjizat.
Roh-roh Iblis akan pergi kepada raja-raja dunia ini dan ke seluruh dunia, untuk
mengikat mereka dalam perjuangannya yang terakhir melawan pemerintahan surga.
Melalui agen-agen ini para penguasa dan rakyat sama-sama akan tertipu. Ada
orang-orang yang akan bangkit yang berpura-pura sebagai Kristus Sendiri, dan
yang menuntut kepada dirinya kedudukan dan perbaktian yang seharusnya kepada
Penebus dunia ini. Mereka akan mengadakan mukjizat penyembuhan ajaib, dan akan
mengaku mempunyai wahyu-wahyu dari surga yang bertentangan dengan kesaksian Alkitab.
Sebagai puncak tindakannya
dalam drama besar penipuan itu, Setan sendiri akan mengambil rupa Kristus.
Gereja telah lama mengaku menunggu kedatangan Juruselamat sebagai penyempurnaan
dan kegenapan harapan-harapannya. Sekarang penipu besar itu akan menampakkan
bahwa Kristus telah datang. Di berbagai bagian dunia, Setan akan menampakkan
dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung dengan terang yang
menyilaukan menyerupai gambaran Anak Allah yang diberikan oleh Yohanes di
dalam buku Wahyu (Wahyu 1:13-15). Kemuliaan yang mengelilinginya tidak
tertandingi oleh sesuatu apa pun yang pernah dilihat oleh mata yang fana ini.
Pekik sorak menggelegar di udara, "Kristus telah datang! Kristus telah
clatang!" Orang-orang sujud menyembah di hadapannya, sementara, ia
mengangkat tangannya dan memberkati mereka, sebagaimana Kristus memberkati
murid-murid-Nya pada waktu la masih berada di dunia ini. Suaranya lembut dan
merendah, namun merdu kedengarannya. Dalam nada lembut penuh kasihan ia
menyampaikan beberapa kebenaran surgawi yang penuh kemurahan sebagaimana yang
diucapkan oleh Juruselamat. Ia menyembuhkan penyakit-penyakit orang dan
kemudian dalam tabiat Kristus yang dipakaikannya, ia mengatakan bahwa ia telah
mengubah Sabat kepada hari Minggu, dan memerintahkan semua untuk menyucikan
hari yang telah diberkatinya itu. la menyatakan bahwa mereka yang bersikeras
menyucikan hari ketujuh menghujat namanya oleh menolak mendengarkan
malaikat-malaikatnya yang dikirimkan kepada mereka dengan terang dan
kebenaran. Seperti orang-orang Samaria yang telah ditipu oleh Simon Magus,
orang banyak itu--dari yang paling kecil sampai yang paling besar—menaruh
perhatian kepada sihir, lalu berkata, "orang ini adalah kuasa dari
Allah." (Kisah 8:10).
Akan tetapi umat Allah tidak
akan tersesat. Ajaran-ajaran Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Alkitab.
Berkat-berkatnya dinyatakan kepada para penyembah binatang dan patungnya, suatu
golongan ke atas siapa Alkitab katakan akan dicurahkan murka Allah yang tidak
bercampur.
Lebih jauh, Setan tidak
diizinkan untuk memalsukan cara kedatangan Kristus. Juruselamat sejauh ini
telah mengamarkan umat-Nya terhadap penipuan dan telah meramalkan dengan jelas
cara kedatangan-Nya yang kedua kali itu. "Sebab Mesias-mesias palsu dan
nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat
dan mukjizat-mukjizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan
orang-orang pilihan juga .... Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia
ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: lihat, Ia ada di dalam
bilik, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah
timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan
Anak Manusia." (Matius 24:24-27, 31; 25:31; Wahyu 1:7;1 Tesalonika
4:16,17). Kedatangan ini tidak mungkin dipalsukan. Akan diketahui semua orang
secara universal—disaksikan oleh seluruh dunia.
Hanya mereka yang menjadi
pelajar Alkitab yang tekun dan rajin serta yang telah menerima kasih kebenaran,
yang akan dilindungi dari penipuan yang hebat yang menawan dunia ini. Oleh
kesaksian Alkitab mereka ini akan mengenali penipu itu dalam penyamarannya.
Ujian akan datang kepada semua orang. Oleh penyaringan pencobaan, orang-orang
Kristen sejati akan nyata. Apakah umat Allah sekarang berdiri teguh di atas
firmanNya sehingga mereka tidak akan tunduk kepada bukti-bukti yang berdasarkan
pancaindera mereka? Dalam kemelut yang seperti itu, apakah mereka mau
bergantung kepada Alkitab, dan hanya kepada Alkitab saja? Jika mungkin, Setan
akan mencegah mereka untuk mengadakan persiapan kepada hari itu. Ia akan
mengatur masalah-masalah sedemikian rupa sehingga menghalangi jalan mereka,
menjerat mereka dengan harta-harta duniawi, menyebabkan mereka memikul beban
yang berat dan melelahkan, sehingga hati mereka dipenuhi dengan segala urusan
kehidupan ini, dan hari pencobaan itu boleh datang menimpa mereka seperti
datangnya seorang pencuri.
Pada waktu perintah dikeluarkan
oleh berbagai penguasa dunia Kristen untuk melawan orang-orang pemelihara
perintah-perintah Allah, hal itu akan menghilangkan perlindungan pemerintah,
dan menyerahkan mereka kepada orang-orang yang menginginkan kehancuran mereka,
umat Allah akan melarikan diri dari kota-kota dan desa-desa dan bergabung
bersama dalam kelompok-kelompok dan tinggal di tempat-tempat yang paling terasing
dan sunyi. Banyak yang mencari perlindungan di pegunungan. Seperti orang-orang
Kristen di lembah Piedmont, mereka membuat tempat-tempat tinggi di dunia ini
menjadi tempat perlindungan mereka, dan akan bersyukur kepada Allah untuk
"kubu di atas bukit batu" itu. (Yesaya 33:16). Tetapi banyak bangsa
dan golongan, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, hitam dan putih, akan dibuang
ke perbudakan yang paling kejam dan paling tidak adil. Orang-orang yang
dikasihi Allah akan melewati hari-hari yang melelahkan dan membosankan,
dirantai, dikurung di belakang terali besi, dihukum mati, sebagian mati
kelaparan di dalam penjara-penjara bawah tanah yang gelap dan yang sangat
menjijikkan. Tak ada telinga manusia yang akan mendengarkan erangan dan
rintihan mereka, tak ada tangan manusia yang bersedia menolong mereka.
Akankah Tuhan melupakan
umat-Nya dalam masa pencobaan ini? Apakah Ia melupakan Nuh yang setia pada
waktu penghukuman dijalankan ke atas dunia sebelum Air Bah? Apakah Ia melupakan
Lot pada waktu api datang dari langit untuk membumihanguskan kota-kota di
dataran itu? Apakah Ia melupakan Yusuf yang dikelilingi oleh
penyembah-penyembah berhala di Mesir? Apakah Ia melupakan Elia ketika sumpah
Izebel mengancamnya dengan nasib yang sama yang menimpa nabi-nabi Baal? Apakah
la melupakan Yeremia di dalam lubang yang gelap dan menyedihkan di dalam
penjara? Apakah Ia melupakan tiga orang yang dimasukkan ke dalam dapur api?
atau Daniel di dalam lobang singa?
"Sion berkata, Tuhan telah
meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku. Dapatkah seorang perempuan
melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya?
Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah
melukiskan engkau di telapak tangan-Ku." (Yesaya 49:14-16). Tuhan semesta alam
telah berkata, "Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji
mata-Nya." (Zakharia 2:8).
Walaupun musuh mungkin
melemparkan mereka ke dalam penjara, namun dinding penjara di bawah tanah itu
tidak dapat memutuskan hubungan antara jiwa mereka dengan Kristus. Dia yang
melihat kelemahan-kelemahan mereka, yang sudah mengetahui setiap pencobaan,
berada di atas segala kuasa duniawi. Dan malaikat-malaikat akan datang kepada
mereka di dalam sel-sel yang sunyi, membawa terang dan damai dari surga.
Penjara itu akan menjadi seperti istana, karena yang kaya dalam iman tinggal di
sana, dan dinding yang suram dan gelap itu akan diterangi dengan terang
surgawi, seperti tatkala Rasul Paulus clan Silas berdoa dan menyanyikan
puji-pujian waktu tengah malam di penjara bawah tanah di Filipi.
Hukuman Allah akan dijatuhkan
ke atas mereka yang berusaha, menindas dan membinasakan umat-Nya. Panjang sabar
terhadap orang-orang jahat memberanikan manusia dalam pelanggaran, tetapi
hukuman mereka tidak kurang pasti dan kurang mengerikan walaupun lama ditunda.
"Sebab Tuhan akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti
di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya—ganj it perbuatan-Nya itu;
dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya—ajaib pekerjaan-Nya itu!" (Yesaya
28:21). Bagi Allah kita yang berkemurahan, pekerjaan menghukum adalah pekerjaan
ajaib. "Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak
berkenan kepada kematian orang fasik."(Yehezkiel 33:11).Tuhan
adalah"penyayang dan pengasih,panjang sabar,berlimpah kasihNya dan setia-Nya,...
mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa."Namun la "tidaklah
sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman." "Tuhan itu
panjang sabar dan besar kuasa, tetapi la tidak sekall-kali membebaskan dari
hukuman orang yang bersalah." (Keluaran 34:6,7-, Nahum 1:3). Oleh
perkara-perkara yang mengerikan dalam kebenaran, la akan membuktikan kebenaran
otoritas hukum-Nya yang telah diijak-injak itu. Beratnya dan hebatnya hukuman
yang menanti para pelanggar dapat dilihat dari keengganan Tuhan untuk
menjalankan keadilan. Bangsa yang telah diperlakukannya dengan panjang sabar,
dan yang la tidak akan pukul sampai kejahatannya sudah mencapai kepenuhan pada
anggapan Allah, pada akhimya akan meminum cawan murka Allah yang tidak
bercampur dengan belas kasihan.
Pada waktu Kristus menghentikan
pengantaraan-Nya di bait suci, maka murka yang tidak bercampur yang mengancam
mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya dan yang menerima tandanya (Wahyu
14:9, 10) akan dicurahkan. Bala yang datang ke atas Mesir pada waktu Allah
hampir melepaskan bangsa Israel, sama sifatnya dengan hukuman yang lebih
dahsyat dan lebih meluas yang akan terjadi ke dunia ini sesaat sebelum
kelepasan umat Allah. Pewahyu berkata dalam menjelaskan malapetaka yang
mengerikan itu, "Maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbahaya pada
semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah
patungnya." Air laut menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah
segala yang bernyawa yang hidup di dalam laut." Dan "sungai‑sungai
dan mata-mata air dan semuanya menjadi darah." Walaupun hukuman
penderitaan ini mengerikan, hukuman Allah tetap terbukti benar. Malaikat Tuhan
berkata, "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang
kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan
darah orang-orang kudus dan para nabi, Engkau juga telah memberi mereka minum
darah; hal itu wajar bagi mereka." (Wahyu 16:2-6). Oleh menghukum mati
umat Allah, sesungguhnya mereka telah menanggung kesalahan atas darah umat
Allah itu seolah-olah mereka dengan tangan sendiri telah menumpahkan darahnya.
Dengan cara yang sama Kristus menyatakan orang-orang Yahudi pada zaman-Nya bersalah
atas darah orang-orang kudus yang telah ditumpahkan sejak zaman Habel karena
memiliki roh yang sama, dan berusaha melakukan pekerjaan yang sama dengan para
pembunuh nabi-nabi.
Dalam bala berikutnya, kuasa
telah diberikan kepada matahari "untuk menghanguskan manusia dengan api.
Dan manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat." (Wahyu 16:8, 9).
Demikianlah nabi-nabi menjelaskan keadaan dunia pada saat yang menakutkan ini,
"Tanah berkabung, .. . sebab sudah musnah panen ladang." "Segala
pohon di ladang sudah mengering. Sungguh, menjadi kering di dalam tanah,
lumbung-lumbung sudah licin tandas." "Betapa mengeluhnya hewan dan
gempar kawanan-kawanan lembu, sebab tidak ada padang rumput baginya .... Sebab
padi telah kering, dan apipun telah memakan habis tanah gembalaan di padang
gurun." "Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada
hari itu, demikianlah firman Tuhan Allah. Ada banyak bangkai: kemana-mana orang
melemparkannya dengan diam-diam." (Yoel 1:10-12,17-20; Amos 8:3).
Bala itu tidak terjadi secara
universal, karena kalau begitu maka penduduk dunia ini akan habis seluruhnya.
Namun, bala itu akan menjadi hukuman yang paling mengerikan yang pernah
diketahui oleh manusia fana. Semua hukuman ke atas manusia, sebelum penutupan
masa percobaan, bercampur belas kasihan atau kemurahan. Darah Kristus yang
membela itu telah melindungi orang-orang berdosa untuk menerima takaran penuh
atas kesalahannya, tetapi pada pehukuman terakhir, mereka dicurahkan tidak
bercampur belas kasihan atau kemurahan.
Pada hari itu orang akan
merindukan perlindungan belas kasihan Allah yang telah lama mereka benci.
"Sesungguhnya, waktu akan datang, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku
akan mengirimkan kelaparan ke negeri itu, bukan kelaparan akan makanan dan
kehausan air, melainkan akan mendengarkan firman Tuhan. Mereka akan mengembara
dari laut ke laut, dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman
Tuhan, tetapi tidak mendapatnya." (Amos 8:11,12).
Umat Allah tidak akan terbebas
dari penderitaan, tetapi sementara dianiaya dan menderita, sementara mereka
menanggung kekurangan dan menderita kekurangan makanan, mereka tidak dibiarkan
binasa. Allah yang memelihara Elia, tidak akan melewatkan seorang pun anak-Nya
yang mengorbankan dirinya. Ia yang menghitung rambut di kepala mereka akan
memelihara mereka, dan pada waktu bala kelaparan, mereka akan dikenyangkan.
Sementara orang-orang jahat mati karena kelaparan dan bala, malaikat-malaikat
akan melindungi orang-orang benar dan mencukupi kebutuhan mereka. Diberikan
janji kepada orang-orang yang "hidup dalam kebenaran," "Rotinya
disediakan, air minumnya terjamin." (Yesaya 33:16). "Orang-orang
sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah
mereka kering kehausan. Tetapi Aku, Tuhan, akan menjawab mereka, dan sebagai
Allah orang Israel Aku tidak meninggalkan mereka." (Yesaya 41:17).
"Sekalipun pohon ara tidak
berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan,
sekalipun ladang-ladang tidak menghasilkan bahan makanan, kambing domba
terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan
bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan
aku." (Habakuk 3:17, 18).
"Tuhanlah Penjagamu,
Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. Matahari tidak menyakiti engkau
pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. Tuhan akan menjaga engkau
terhadap segala kecelakaan, Ia akan menjaga nyawamu." "Sungguh,
Dialah yang melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar
yang busuk. Dengan kepak-Nya la akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya engkau
akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Engkau tak usah
takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang,
terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit
menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan
sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya
menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang fasik.
Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kau buat tempat
perteduhanmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat
kepada kemahmu." (Mazmur 121:5-7; 91:3-10).
Namun demikian, kepada
pemandangan manusia akan tampak bahwa Allah harus segera memeteraikan kesaksian
mereka dengan darah mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh para syuhada dahulu
sebelum mereka. Mereka sendiri mulai merasa takut kalau-kalau Tuhan telah
meninggalkan mereka jatuh ke tangan musuh-musuh mereka. Saat itu adalah
penderitaan yang mengerikan. Mereka berseru kepada Allah siang dan malam untuk
keselamatan mereka. Orang-orang fasik bergembira, dan terdengarlah
seruan-seruan cemoohan, "Di manakah sekarang imanmu? Mengapa Allah tidak
melepaskan engkau dari tangan kami jikalau engkau benar-benar umatNya?"
Tetapi orang-orang yang menunggu mengingat Yesus yang mati di salib Golgota,
dan imam besar serta para penguasa, berteriak sambil mengejek, "Orang
lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia raja
Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu, dan kami akan percaya
kepada-Nya." (Matius 27:42). Sebagaimana, Yakub, semua orang sedang
bergumul dengan Allah. Wajah mereka menggambarkan pergumulan dalam batin
mereka. Wajah mereka pucat, namun mereka tidak menghentikan permohonan
pengantaraan mereka yang tekun.
Seandainya manusia dapat
melihat dengan penglihatan surgawi, mereka akan memandang rombongan
malaikat-malaikat yang menonjol dalam kekuatan yang ditempatkan di sekeliling
mereka yang memelihara firman kesabaran Kristus. Dengan kelemahlembutan
bersimpati, malaikat-malaikat telah menyaksikan kesusahan mereka, dan telah
mendengar doa-doa mereka. Mereka menunggu perintah Komandan mereka untuk
menarik umat Allah itu dari bahaya yang mengancam mereka. Tetapi
malaikat-malaikat itu harus menunggu sedikit waktu lagi. Umat Allah harus
meminum dari cawan itu, dan dibaptiskan dengan baptisan itu. Penundaan itu,
yang sangat menyakitkan bagi mereka, adalah jawaban terbaik kepada permohonan-permohonan
mereka. Sementara mereka berusaha menunggu dengan penuh harap kepada Tuhan
untuk bekerja, mereka dituntun untuk menggunakan iman pengharapan dan
kesabaran, yang telah terlalu sedikit digunakan selama pengalaman keagamaan
mereka. Namun, demi orang-orang pilihan itu, masa kesukaran itu akan
diperpendek. "Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya
yang siang malam berseru kepada-Nya? Aku berkata kepadamu: Ia akan membenarkan
mereka." (Lukas 18:7, 8). Kesudahan akan datang lebih cepat daripada yang
diharapkan oleh manusia. Gandum akan dikumpulkan dan diikat dalam berkas-berkas
untuk dimasukkan ke dalam gudang Allah, ilalang akan diikat sebagai
berkas-berkas yang dimasukkan ke dalam api pembinasaan.
Para pengawal surgawi, yang
setia kepada tugas-tugas mereka, terus berjaga-jaga. Walaupun perintah umum
telah menetapkan waktunya bilamana para pemelihara hukum boleh dibunuh,
musuh-musuh mereka yang dalam beberapa kasus mengharapkan perintah itu, dan
sebelum waktu yang ditentukan, akan berusaha menghabisi nyawa mereka. Tetapi
tak seorang pun dapat melalui para pengawal perkasa yang ditempatkan di
sekeliling orang-orang yang yang setia. Sebagian diserang dalam pelarian mereka
dari kota-kota dan kampung-kampung, tetapi pedang yang diangkat untuk melawan
mereka, patah dan jatuh tak berdaya bagaikan jerami. Yang lain-lain
dipertahankan oleh malaikat-malaikat dalam bentuk prajurit-prajurit perang.
Dalam segala zaman, Allah telah
bekerja melalui malaikat-malaikat yang suci untuk menolong dan melepaskan
umat-Nya. Makhluk-makhluk surgawi itu telah mengambil bahagian yang aktif dalam
permasalahan manusia. Mereka tampak berpakaian jubah yang bersinar bagaikan
kilat, mereka datang sebagai manusia, dalam pakaian jubah musafir.
Malaikat-malaikat telah tampak dalam
bentuk manusia kepada umat Allah. Mereka beristirahat di bawah pohon ek pada
waktu tengah hari, seperti orang yang sudah letih. Mereka menerima
keramahtamahan manusia. Mereka telah bertindak selaku penunjuk jalan bagi yang
sedang bepergian yang tidak mengetahui jalan. Mereka telah menyalakan api,
dengan tangannya sendiri, di atas mezbah. Mereka telah membuka pintu-pintu
penjara dan membebaskan hamba-hamba Tuhan. Dengan berpakaian perang surga, mereka
datang menggulingkan batu dari kuburan Juruselamat.
Dalam rupa manusia,
malaikat-malaikat sering hadir dalam perkumpulan-perkumpulan orang benar dan
mereka mengunjungi perkumpulan-perkumpulan orang fasik seperti pada waktu
mereka pergi ke Sodom untuk mencatat perbuatan-perbuatan mereka, menentukan
apakah mereka telah melampaui batas kesabaran Allah. Tuhan senang akan
kemurahan, dan demi beberapa orang yang benar-benar melayani Dia, Dia menahan
malapetaka, dan memperpanjang ketenangan orang banyak. Sangat sedikit
orang-orang yang berdosa kepada Allah menyadari bahwa sebenarnya mereka
berhutang nyawa kepada orang-orang yang setia yang mereka cemooh dan tindas
seenaknya.
Walaupun para penguasa dunia
ini tidak mengetahuinya, namun sering dalam majelis-majelis malaikat menjadi
jurubicaranya. Mata manusia telah memandang kepada mereka, telinga manusia
telah mendengarkan imbauan-imbauan mereka, bibir manusia telah menentang
anjuran-anjuran mereka dan mengejek nasihat-nasihat mereka. Tangan-tangan
manusia telah menyambut mereka dengan celaan dan kekejaman. Di ruang majelis
dan di ruang pengadilan, jurukabar-jurukabar surgawi ini telah menunjukkan
suatu pengenalan yang akrab dengan sejarah manusia. Mereka telah membuktikan
diri mereka lebih sanggup untuk membela kepentingan orang-orang yang tertindas
daripada pembela-pembela mereka yang paling mampu dan paling mahir. Mereka
telah mengalahkan maksud-maksud dan menahan kejahatan yang akan sangat
memperlambat pekerjaan Allah, dan yang akan menyebabkan penderitaan benar bagi
umat-Nya. Pada waktu bahaya dan kesusahan, malaikat Tuhan berkemah di
sekeliling orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka." (Mazmur
34:8).
Dengan kerinduan yang
sungguh-sungguh, umat Allah menunggu tanda-tanda Raja mereka yang akan datang
itu. Pada waktu para pengawal ditanya, "Masih lama malam
ini?"jawabannya diberikan tanpa ragu-ragu, ... Pagi akan datang, tetapi
malam juga.' (Yesaya 21:11, 12). Terang bersinar pada awan-awan di
puncak-puncak gunung. Tidak lama lagi akan dinyatakan kemuliaannya. Matahari
Kebenaran sudah hampir terbit. Pagi dan malam sudah hampir tiba—permulaan hari
yang tidak berkesudahan bagi orang-orang benar, permulaan malam yang kekal bagi
orang-orang fasik."
Sementara mereka yang sedang
bergumul menyampaikan permohonan-permohonan mereka kepada Allah, tabir yang
memisahkan mereka dari yang tidak kelihatan itu tampaknya hampir ditarik.
Langit berpijar dengan terbitnya hari yang kekal, dan seperti nyanyian para
malaikat, kata-kata ini terdengar ke telinga, "Berdirilah teguh pada
kesetiaanmu. Pertolongan sedang datang." Kristus, pemenang perkasa itu,
menawarkan kepada para prajurit-Nya yang sudah letih, sebuah mahkota kemuliaan
kekal, dan suara-Nya terdengar dari gerbang-gerbang yang terbuka sedikit,
"Lihatlah, Aku menyertaimu. Janganlah takut. Aku tahu segala kesusahanmu,
Aku telah menanggung segala kesedihanmu. Kamu berperang dengan musuh yang
teruji. Aku telah berperang demi kamu, dan dalam nama-Ku kamu lebih dari
sekadar penakluk-penakluk."
Juruselamat yang mulia akan
mengirimkan pertolongan bilamana kita memerlukannya. Jalan menuju surga
dikuduskan oleh jejak-jejak kaki-Nya. Setiap duri yang melukai kaki kita telah
melukai kaki-Nya. Setiap salib yang ditanggungkan kepada kita, telah ditanggung-Nya
di hadapan kita. Tuhan mengizinkan pertentangan-pertentangan, untuk menyediakan
jiwa-jiwa bagi kedamaian,waktu kesesakan adalah cobaan berat yang menakutkan
bagi umat Allah, tetapi waktu itulah masanya setiap orang percaya yang benar
memandang ke atas, dan oleh iman ia boleh melihat pelangi perjanjian yang
mengelilinginya.
- "Maka orang-orang yang
dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan sorak-sorai, sedang
sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka,
dan duka dan keluh akan menjauh. Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah
engkau maka engkau takut kepada manusia yang memang akan mati, terhadap, anak
manusia yang dibuang seperti rumput, sehingga engkau melupakan Tuhan yang menjadikan
engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, sehingga engkau
terus gentar sepanjang hari terhadap keganasan amarah orang penganiaya, apabila
ia bersiap-siap memusnahkan? Di manakah gerangan keganasan amarah orang
penganiaya itu? Dia yang dipasung terbelenggu akan segera dibebaskan; ia tidak
akan turun mati ke liang kubur, dan tidak akan kekurangan makanan. Sebab Akulah
Tuhan, Allahmu, yang mengharubirukan laut, sehingga gelombang ribut—Tuhan
semesta alam nama-Nya. Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembunyikan
engkau dalam naungan tangan-Ku." (Yesaya 51:11-16).
"Sebab itu, dengarlah ini,
hai engkau yang tertindas, hai engkau yang mabuk, tetapi bukan karena anggur!
Beginilah firman Tuhanmu, Tuhan, Allahmu, yang memperjuangkan perkara umat-Nya:
Sesungguhnya Aku mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan,
dan isi cangkir kehangatan murka-Ku tidak akan kauminum lagi, tetapi Aku akan
memberikannya ke tangan orang yang menindas engkau, orang yang tadinya berkata
kepadamu: Tunduklah, supaya kami lewat menginjak kamu! Maka engkau merentangkan
punggungmu serata tanah dan sebagai jalan bagi orang-orang yang lewat dari
atasnya." (Yesaya 51:21-23).
Mata Allah, yang memandang
segala zaman, tertuju kepada krisis yang akan dihadapi umat-Nya, bilamana
kuasa-kuasa duniawi bersiap untuk melawan mereka. Sebagaimana tawanan yang
dibuang, mereka akan takut mati oleh karena kelaparan atau oleh tindakan kekerasan.
Tetapi Yang Kudus yang membelah Laut Merah di hadapan orang-orang Israel, akan
menyatakan kekuasaan-Nya yang maha besar dan mengubah keadaan mereka yang
tertawan. "Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman Tuhan
semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama
seperti seorang menyayangi anaknya yang melayani dia." (Maleakhi 3:17).
Jika darah saksi-saksi Allah yang setia dicurahkan pada waktu ini, itu tidak
menjadi seperti bibit yang ditabur untuk mendapatkan tuaian bagi Allah, seperti
darah para syuhada dahulu. Kesetiaan mereka tidak akan menjadi suatu kesaksian
yang meyakinkan orang-orang lain kepada kebenaran, karena hati yang keras
telah memukul kembali gelombang-gelombang belas kasihan sampai akhirnya belas
kasihan itu tidak datang lagi. Jika orang-orang benar sekarang dibiarkan
menjadi mangsa musuh-musuh mereka, hal itu akan menjadi suatu kemenangan bagi
raja kegelapan. Pemazmur berkata, "Sebab la melindungi aku dalam
pondok-Nya pada waktu bahaya; la menyembunyikan aku dalam persembunyian di
kemah-Nya." (Mazmur 27:5). Kristus telah berkata, "Mari bangsa-Ku,
masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk,
bersembunyilah barang sesaat lamanya sampai amaran itu berlalu. Sebab
sesungguhnya, Tuhan mau keluar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena
kesalahannya." (Yesaya 26:20, 21). Sungguh mulia nanti kelepasan mereka
yang dengan sabar menantikan kedatangan-Nya, dan yang namanya ada tertulis di
dalam kitab kehidupan.