Tampilkan postingan dengan label Kemenangan Akhir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kemenangan Akhir. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 13 Juni 2015

39. Waktu Kesesakan yang Besar

Waktu Kesesakan yang Besar


Pada waktu itu juga akan muncul Mikhail, pemimpin besar itu, yang akan mendampingi anak-anak bangsamu; dan ada suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa sampai pada waktu itu. Tetapi pada waktu itu bangsamu akan terluput, yakni barangsiapa yang didapati namanya tertulis dalam Kitab itu." (Daniel 12:1).
Bilamana pekabaran malaikat yang ketiga itu berakhir, maka kemurah­an Allah tidak lagi mengadakan pembelaan terhadap orang-orang yang bersalah di dunia ini. Umat Allah telah menyelesaikan tugas-tugas mereka. Mereka telah menerima "hujan akhir," "waktu kelegaan dari hadirat Allah," dan mereka telah siap untuk menghadapi masa pencobaan di hadapan me­reka. Malaikat-malaikat sibuk hilir mudik di surga. Seorang malaikat yang kembali dari dunia mengumumkan bahwa pekerjaannya telah selesai, uji­an terakhir ke atas dunia ini telah dilaksanakan, dan semua yang telah mem­buktikan dirinya setia kepada ajaran-ajaran Ilahi telah menerima "meterai Allah yang hidup." Kemudian Yesus menghentikan pengantaraan-Nya di dalam bait suci surgawi di atas. la mengangkat tangan-Nya, dan dengan suara nyaring la berkata, "Sudah terlaksana;" dan segenap pasukan malaikat meletakkan mahkota mereka sementara Yesus mengeluarkan pengumum­an yang khidmat dan sungguh-sungguh: "Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; barangsiapa yang cemar, biarlah ia terus ce­mar; dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran; dan barangsiapa yang kudus, biarlah ia terus menguduskan dirinya." (Wahyu 22:11). Setiap kasus telah diputuskan bagi kehidupan atau kematian. Kris­tus telah mengadakan pendamaian bagi umat-Nya dan menghapuskan dosa-dosa mereka. Jumlah para pengikut-Nya telah ditetapkan. "Maka pemerin­tahan, kekuasaan, dan kebesaran dari kerajaan-kerajaan di bawah semesta langit (Daniel 7:27) akan diberikan kepada pewaris-pewaris keselamatan, dan Yesus akan memerintah sebagai Raja atas segala raja, dan Tuhan atas segala tuan.
Pada waktu la meninggalkan bait suci, kegelapan menutupi penduduk bumi. Pada masa yang mengerikan ini orang-orang benar harus hidup di pemandangan Allah tanpa pengantara. Pengekangan yang telah diberla­kukan atas orang-orang jahat telah dilepaskan, dan Setan mengendalikan seluruh orang-orang yang pada akhirnya tidak bertobat. Panjang sabar Allah telah berakhir. Dunia ini telah menolak belas kasihan-Nya, meremehkan kasih-Nya, dan menginjak-injak hukum-Nya. Orang-orang jahat telah mele­wati batas masa percobaan mereka untuk bertobat. Roh Allah yang terus menerus ditolak, akhirnya telah ditarik. Tanpa perlindungan anugerah Ilahi, mereka tidak memiliki pertahanan untuk melawan si jahat. Akhirnya Setan akan menjerumuskan penduduk bumi ke dalam suatu kesesakan besar ter­akhir. Pada waktu malaikat-malaikat Allah berhenti menahan tiupan angin kencang nafsu manusia, maka semua unsur-unsur persengketaan akan bebas. Seluruh dunia akan terlibat dalam kehancuran yang lebih besar daripa­da kehancuran yang datang kepada Yerusalem dulu kala.
Seorang saja malaikat yang membinasakan semua anak sulung orang Mesir, dan memenuhi negeri itu dengan ratap tangis yang memilukan. Pada waktu Daud melawan Allah oleh menghitung umat-Nya, hanya seorang malaikat yang mendatangkan kebinasaan yang mengerikan oleh mana do­sanya dihukum. Kuasa membinasakan yang sama yang dilakukan oleh malaikat-malaikat kudus bilamana Allah memerintahkan, akan dilakukan oleh malaikat-malaikat jahat bilamana Ia mengizinkan. Telah tersedia ke­kuatan-kekuatan dan pasukan-pasukan, hanya menunggu izin Ilahi untuk menyebarkan kehancuran di mana-mana.
Mereka yang menghormati hukum Allah telah dituduh mendatangkan pehukuman atas dunia ini, dan mereka akan dianggap sebagai penyebab goncangan-goncangan alam yang menakutkan dan perselisihan serta pertumpahan darah di antara umat manusia yang memenuhi dunia ini de­ngan kesengsaraan. Kuasa yang menyertai amaran terakhir telah menim­bulkan amarah orang-orang jahat. Kemarahan mereka disulut terhadap me­reka yang menerima pekabaran itu; dan Setan akan membangkitkan roh kebencian dan penganiayaan yang lebih besar lagi.
Pada waktu hadirat Allah pada akhirnya ditarik dari bangsa Yahudi, para imam dan bangsa itu tidak mengetahuinya. Walaupun dalam pengen­dalian Setan, dan dibuai oleh nafsu yang paling bejat dan kejahatan yang paling keji, mereka menganggap diri mereka sebagai umat pilihan Allah. Pelayanan di kaabah mereka teruskan; korban-korban dipersembahkan di atas mezbah-mezbah mereka yang najis, dan setiap hari berkat Ilahi dimo­honkan untuk orang-orang yang telah bersalah atas darah Anak Allah yang tercinta, dan yang berupaya membunuh pelayan-pelayan-Nya dan rasul­-rasul-Nya. Jadi bilamana keputusan kaabah di surga yang tidak bisa diubah lagi itu diumumkan, dan nasib dunia ini telah ditetapkan untuk selama­-lamanya, penduduk bumi ini tidak akan mengetahuinya. Bentuk-bentuk peribadatan akan diteruskan oleh orang-orang yang daripadanya Roh Allah pada akhirnya telah ditarik, dan semangat Setan dengan nama raja kegelapan itu mengilhami mereka demi tercapainya maksud-maksudnya, akan me­nyerupai semangat bagi Allah.
Sementara Sabat telah menjadi pokok perdebatan utama di dalam dunia Kekristenan, dan otoritas keagamaan dan keduniawian telah digabungkan untuk memaksakan pemeliharaan hari Minggu, maka penolakan terus­-menerus oleh suatu kaum minoritas untuk tunduk kepada tuntutan populer, akan membuat mereka menjadi sasaran kebencian universal. Didesak agar kelompok kecil yang berdiri menentang suatu lembaga gereja dan suatu undang-undang negara tidak boleh ditoleransi; bahwa lebih baiklah mere­ka yang sedikit itu menderita daripada seluruh bangsa dijerumuskan ke da­lam kekacauan dan pelanggaran-pelanggaran hukum. Argumen yang sama 1800 tahun yang lalu telah dilakukan terhadap Kristus oleh penguasa-pe­nguasa umat itu." Bahwa lebih berguna bagimu." kata Kayafas yang licik, "jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita itu binasa." (Yohanes 11:50). Tampaknya argumen ini tidak bisa diubah lagi, dan akhirnya dikeluarkan dekrit terhadap mereka yang menyucikan Sabat hukum keempat itu, dan menyatakan bahwa mereka pantas untuk menda­pat hukuman yang paling berat, dan memberikan kebebasan kepada orang banyak untuk membunuh mereka setelah jangka waktu tertentu. Romanisme di Dunia Lama dan Protestantisme murtad di Dunia Baru, akan melakukan tindakan yang sama terhadap mereka yang menghormati semua ajaran­-ajaran Ilahi.
Kemudian umat Allah akan dijerumuskan ke dalam penderitaan dan kesusahan yang digambarkan oleh nabi sebagai waktu kesusahan (kese­sakan) Yakub. "Sungguh, beginilah firman Tuhan: Telah kami dengar jerit kegentaran, kedahsyatan dan tidak ada damai.... Hai, alangkah hebatnya hari itu, tidak ada taranya; itulah waktu kesusahan bagi Yakub, tetapi ia tidak akan diselamatkan dari padanya." (Yeremia. 30:5-7).
Malam penderitaan batin Yakub, pada waktu ia bergulat di dalam doa untuk kelepasannya dari tangan Esau (Kejadian 32:24-30) menggambar­kan pengalaman umat-umat Allah pada masa kesesakan. Oleh karena peni­puan yang dilakukannya untuk memperoleh berkat ayahnya, yang seharus­nya kepada Esau, Yakub telah melarikan diri menyelamatkan nyawanya, dari ancaman mematikan dari abangnya. Setelah tinggal beberapa tahun di pembuangan, atas perintah Allah ia bangkit untuk pulang bersama istri­istri dan anak-anaknya, domba-dombanya serta ternak-ternaknya kembali ke negeri asalnya. Setelah tiba di perbatasan negeri itu, ia dipenuhi perasa­an takut dan ngeri oleh karena berita datangnya mendekat Esau yang me­mimpin pasukan prajurit-prajurit yang tidak diragukan lagi tangguhnya untuk membalas dendam. Rombongan Yakub, yang tidak bersenjata dan tanpa pertahanan, tampaknya akan menjadi korban empuk tak berdaya dari keke­jaman dan pembunuhan. Dan kepada beban kecemasan dan ketakutan te­lah ditambahkan beban berat perasaan bersalah yang menghimpitnya, karena dosanya sendirilah yang mengakibatkan bahaya ini. Pengharapannya satu-satunya hanyalah belas kasihan Allah, dan pertahanannya satu-satu­nya hanyalah doa. Namun tak ada sesuatu pun yang tertinggal yang tidak dilakukannya untuk menebus kesalahannya kepada saudaranya, dan untuk menghindari bahaya yang mengancamnya. Demikianlah halnya dengan pengikut-pengikut Kristus, sementara mereka mendekati waktu kesesak­an, harus berusaha sekuat tenaga menempatkan diri dalam terang yang benar di hadapan orang, untuk menghilangkan prasangka buruk; dan menghin­dari bahaya yang mengancam kebebasan hati nurani.
Setelah menyuruh keluarganya pergi agar mereka tidak menyaksikan penderitaannya, Yakub tinggal sendirian untuk berhubungan dengan Allah. la mengakui dosanya, dan dengan rasa syukur mengakui belas kasihan Allah kepadanya, sementara dengan kerendahan hati yang dalam ia menuntut perjanjian yang diadakan dengan para leluhurnya, dan janji-janji kepada­nya sendiri dalam suatu penglihatan di Betel dan di negeri pengasingannya. Krisis dalam hidupnya telah datang, segalanya dalam bahaya. Di dalam kegelapan dan kesunyian malam ia terus berdoa dan merendahkan dirinya di hadirat Allah. Tiba-tiba suatu tangan memegang bahunya. Ia pikir bah­wa musuh sedang mengambil nyawanya, dan dengan segenap tenaga keputusasaan ia bergumul dengan si penyerang. Pada waktu fajar mulai menyingsing, orang asing itu menggunakan kuasa adikodratinya; dengan jamahannya membuat orang kuat Yakub seolah-olah lumpuh, dan jatuh tak berdaya menangis dan memohon sambil memeluk leher lawannya yang misterius itu. Yakub tahu sekarang bahwa lawannya bergumul itu adalah Malaikat Perjanjian. Walaupun ia sudah tidak berdaya dan menderita ke­sakitan yang amat sangat, ia tidak membatalkan maksudnya. Telah lama ia menanggung kebingungan, penyesalan dan kesesakan karena dosa-dosa­nya. Sekarang ia harus mempunyai kepastian bahwa ia benar-benar diam­puni. Tamu Ilahi itu sudah hampir mau pergi, tetapi Yakub bergantung kepada-Nya, memohon suatu berkat. Malaikat itu mendesak, "Biarkan Aku pergi, karena fajar telah menyingsing;" tetapi Yakub berseru, "Aku tidak akan membiarkan Engkau pergi, kecuali engkau memberkati aku." Betapa keyakinannya, keteguhannya dan ketekunannya ia tunjukkan di sini! Sean­dainya ini hanya sekadar tuntutan kesombongan dan keangkuhan, Yakub sudah langsung binasa. Tetapi ini adalah kepastian dari seseorang yang mengakui kelemahan dan ketidaklayakan, namun percaya pada rahmat dan belas kasihan Allah yang menepati janji-Nya.
"Ia bergumul dengan malaikat dan menang." (Hosea 12:5). Oleh me­rendahkan diri, pertobatan dan penyerahan diri, manusia fana, yang berdosa dan bersalah ini menang atas Raja surga. Ia telah memantapkan pegangan­nya yang bimbang memegang erat-erat janji Allah, dan hati Yang Mahakasih tidak bisa menolak permohonan orang berdosa itu. Sebagai bukti kemenang­annya, dan sebagai dorongan bagi orang-orang lain yang meniru teladannya, namanya telah diganti dari suatu yang mengingatkan dosa-dosanya kepada suatu yang mengingatkan kemenangannya. Dan kenyataan bahwa Yakub telah menang atas Allah adalah suatu kepastian bahwa ia akan menang atas manusia. Ia tidak lagi gentar menghadapi kemarahan abangnya, karena Tuhan adalah pengawalnya.
Setan telah menuduh Yakub di hadapan malaikat-malaikat Allah, menuntut hak untuk membinasakannya oleh karena dosa-dosanya. Ia telah menggerakkan Esau datang melawan dia. Dan selama pergumulan Yakub pada malam itu Setan berusaha memaksakan kepadanya perasaan bersalah untuk menawarkan hatinya, dan melepaskan pegangannya kepada Allah. Yakub telah hampir-hampir putus asa, tetapi ia tahu tanpa pertolongan Sur­ga ia pasti binasa. Dengan sungguh-sungguh ia telah bertobat dari dosanya yang besar, dan ia memohon belas kasihan Allah. Ia tidak mau berpaling dari tujuannya, melainkan berpegang teguh pada Malaikat itu, dan menga­jukan permohonannya dengan seruan yang sungguh-sungguh dan memilu­kan sampai ia menang.
Sebagaimana Setan mempengaruhi Esau untuk bangkit melawan Yakub, demikianlah ia akan menggerakkan orang-orang jahat untuk membinasa­kan umat Allah pada waktu kesesakan itu. Dan sebagaimana ia menuduh Yakub, ia akan melancarkan tuduhan-tuduhannya kepada umat Allah. Ia menganggap dunia ini sebagai pengikut-pengikutnya,-tetapi sekelompok kecil yang memelihara perintah-perintah Allah menolak supremasinya. Seandainya ia dapat menghapuskan mereka dari dunia ini, maka kemenang­annya akan sempurna. Ia melihat bahwa malaikat-malaikat suci sedang mengawal mereka, dan berkesimpulan bahwa dosa-dosa mereka telah diampuni. Tetapi ia tidak tahu bahwa kasus mereka telah diputuskan di dalam bait suci di atas. Ia mempunyai pengetahuan yang akurat mengenai dosa-dosa yang ia upayakan untuk dilakukan, dan dihadapkannya semua ini ke hadirat Allah dalam terang sangat berlebihan, menggambarkan bah­wa orang-orang ini patut diasingkan dari kemurahan hati Allah. Setan me­ngatakan bahwa Tuhan tidak adil mengampuni dosa-dosa mereka, na­mun membinasakan dia dan malaikat-malaikatnya. Ia mengatakan bahwa mereka itu adalah mangsanya, dan menuntut agar mereka diberikan kepa­danya untuk dibinasakan.
Apabila Setan menuduh umat Allah atas dasar dosa-dosa mereka, Tuhan mengizinkan dia untuk mencobai mereka seberat-beratnya. Keyakinan mereka kepada Allah, kepercayaan dan keteguhan mereka, akan diuji de­ngan berat. Pada waktu mereka mengingat kembali masa lalu, maka harap­an mereka tenggelam, karena sepanjang hidup mereka, mereka melihat ha­nya sedikit kebaikan. Mereka menyadari sepenuhnya kelemahan dan keti­daklayakan mereka. Setan berusaha menakut-nakuti mereka dengan pemikiran bahwa mereka tidak punya harapan, bahwa noda kenajisan me­reka tidak akan pernah dihapuskan. Dia berharap dengan demikian akan menghancurkan iman mereka, sehingga menyerah kepada pencobaannya, dan berpaling dari kesetiaan mereka kepada Allah.
Meskipun umat Allah dikelilingi oleh musuh-musuh yang siap untuk membinasakan mereka, namun penderitaan yang mereka tanggung bukan­lah ketakutan akan penganiayaan demi kebenaran. Mereka takut kalau-ka­lau setiap dosa belum disesali dan diakui, dan bahwa oleh karena sesuatu kesalahan mereka gagal menyadari kegenapan janji Juruselamat, "Aku pun akan melindungi engkau dari hari pencobaan yang akan datang atas seluruh dunia." (Wahyu 3:10). Jika mereka mempunyai kepastian pengam­punan, mereka tidak gentar akan siksaan atau kematian. Tetapi jikalau ter­nyata mereka terbukti tidak layak dan kehilangan nyawa mereka oleh kare­na cacat tabiat mereka sendiri, maka nama Allah yang kudus akan tercela.
Di mana-mana mereka mendengar rencana-rencana pengkhianatan dan melihat usaha pemberontakan yang giat. Dan di dalam hati mereka timbul suatu keinginan yang kuat, suatu kerinduan jiwa yang sungguh-sungguh, agar kemurtadan besar ini boleh dihentikan, dan kejahatan orang jahat itu boleh diakhiri. Tetapi sementara mereka memohon kepada Allah untuk menghentikan pemberontakan, adalah dengan perasaan bersalah yang da­lam bahwa mereka tidak lagi memiliki kuasa untuk melawan dan menolak arus kejahatan yang dahsyat itu. Mereka merasa bahwa sekiranya mereka selalu menggunakan kemampuan mereka dalam pelayanan Kristus, maju dari suatu kekuatan kepada kekuatan yang lain, maka kekuatan Setan akan semakin tidak berdaya untuk menaklukkan mereka.
Mereka bersusah di hadirat Allah, menunjuk kepada pertobatan dari dosa-dosanya yang lalu, dan memohon janji Juruselamat, "Kecuali kalau mereka mencari perlindungan kepada-Ku dan mencari damai dengan Aku, ya, mencari damai dengan Aku." (Yesaya 27:5). Iman mereka tidak gagal walaupun doa-doa mereka tidak langsung dijawab. Walaupun menderita kecemasan, ketakutan dan kesukaran yang paling berat, mereka tidak meng­hentikan doa-doa pengantaraan atau doa syafaat mereka. Mereka berpe­gang teguh kepada kekuatan Allah seperti Yakub berpegang kepada Malaikat itu, dan kata jiwa mereka adalah, "Aku tidak akan membiarkan Engkau pergi, jika Engkau tidak memberkati aku."
Seandainya Yakub tidak bertobat sebelumnya dari dosa-dosanya dalam memperoleh hak kesulungan dengan jalan menipu, Allah tidak akan men­dengar doanya dan memelihara nyawanya dengan kemurahan. Demikian­lah juga pada waktu kesesakan jika umat Allah mempunyai dosa-dosa yang belum diakui yang muncul dihadapan mereka sementara mereka disiksa dengan ketakutan dan dengan penderitaan batin, mereka akan dikalahkan. Keputusasaan akan memutuskan iman mereka dan mereka tidak lagi mem­punyai keyakinan untuk memohon kelepasan dari Allah. Tetapi sementara mereka mempunyai perasaan ketidaklayakan yang mendalam, mereka ti­dak mempunyai kesalahan-kesalahan yang tersembunyi untuk dinyatakan. Dosa-dosa mereka telah terlebih dahulu dihakimkan dan telah dihapuskan, dan mereka tidak dapat mengingatnya kembali.
Setan menuntun banyak orang untuk mempercayai bahwa Allah akan mengabaikan ketidaksetiaan mereka dalam masalah-masalah kecil dalam kehidupan, tetapi Tuhan menunjukkan dalam perlakuannya kepada Yakub bahwa la sekali-kali tidak membiarkan atau mentoleransi kejahatan. Se­mua orang yang berusaha memaafkan atau menyembunyikan dosa-dosanya, dan membiarkannya tinggal tetap berada di dalam kitab-kitab di sur­ga, yaitu yang tidak diakui dan tidak diampuni dosanya, akan dikalahkan oleh Setan. Semakin tinggi profesi mereka, semakin terhormat kedudukan mereka, semakin menyedihkan keadaan mereka pada pemandangan Allah dan semakin pasti kemenangan musuh besar itu. Mereka yang menunda­-nunda persediaan kepada hari Allah itu tidak dapat lagi memperoleh persiapan itu pada masa kesesakan, atau pada suatu masa selanjutnya. Ti­dak ada pengharapan bagi orang-orang seperti itu.
Mereka yang mengaku Kristen, yang berada pada pertikaian terakhir yang menakutkan itu tanpa persediaan, dalam keputusasaan mereka, akan mengakui dosa-dosanya dalam kata-kata penderitaan yang membara, se­mentara orang-orang jahat bersukacita atas penderitaan mereka itu. Penga­kuan-pengakuan ini sama sifatnya dengan Esau atau Yudas. Yang menga­dakan pengakuan seperti itu, menangisi akibat dari pelanggaran, tetapi bu­kan kesalahan itu sendiri. Mereka tidak sungguh-sungguh merasa menyesal dan benci kepada kejahatan. Mereka mengakui dosa mereka, karena takut hukuman. Tetapi, seperti firaun pada zaman dahulu kala, mereka akan kem­bali kepada pembangkangan mereka terhadap Surga, seandainya hukuman itu dicabut.
Sejarah Yakub juga merupakan jaminan bahwa Allah tidak akan mem­buangkan mereka yang telah tertipu, dicobai dan dikhianati ke dalam dosa, tetapi yang telah kembali kepada-Nya dengan pertobatan yang benar-benar. Sementara Setan berusaha membinasakan golongan ini, Allah akan mengi­rimkan malaikat-malaikat-Nya untuk menghiburkan dan melindungi me­reka pada saat bahaya. Serangan-serangan Setan begitu ganas dan pasti, penipuannya begitu hebat, tetapi mata Tuhan tetap memandang kepada umat-Nya, dan telinga-Nya mendengar jeritan-jeritan mereka. Penderitaan mereka besar, nyala dapur api tampaknya hampir menghanguskan mereka. Tetapi Pemurni akan membuat mereka keluar bagaikan emas yang dimur­nikan dengan api. Kasih Allah kepada anak-anak-Nya selama masa penco­baan yang paling berat ini adalah sekuat dan selembut seperti pada hari-­hari kemakmuran mereka yang paling cerah. Tetapi adalah perlu mema­sukkan mereka di dalam dapur api, keduniawian mereka harus dibakar, agar citra atau gambaran Kristus dapat dipantulkan dengan sempurna.
Masa kesusahan dan siksaan dihadapan kita memerlukan suatu iman yang dapat menanggung keletihan, penundaan dan kelaparan,—iman yang tidak akan pudar, walaupun dicobai dengan begitu berat. Masa pencobaan diberikan kepada semua orang untuk bersedia kepada hari itu. Yakub menang karena ia tekun dan berketetapan. Kemenangannya adalah suatu bukti dari kuasa doa yang sungguh-sungguh. Semua orang yang mau berpegang ke­pada janji-janji Allah, sebagaimana ia lakukan dan sebagaimana ia bersung­guh-sungguh dan tekun, akan berhasil sebagaimana Yakub berhasil. Mere­ka yang tidak mau menyangkali dirinya dan menderita di hadirat Allah, tidak mau berdoa dengan tekun dan sungguh-sungguh memohon berkat­Nya, tidak akan memperolehnya. Bergumul dengan Allah—betapa sedikit orang yang mengerti apa artinya itu! Betapa, sedikitnya orang yang sangat rindu jiwanya ditarik kepada Allah, sampai segala kuasa dikerahkan. Bila­mana gelombang kesukaran dan keputusasaan yang tak terkatakan itu menyapu para pemohon, betapa, sedikit yang bergantung dengan iman yang teguh kepada janji-janji Allah.
Mereka yang hanya sedikit melatih imannya sekarang, berada dalam bahaya yang sangat besar untuk jatuh ke bawah kuasa penipuan Setan dan perintah pemaksaan hati nurani. Dan walaupun mereka tahan terhadap uji­an itu, mereka akan terjerumus ke dalam kesusahan dan penderitaan yang lebih dalam pada waktu kesesakan itu, sebab mereka tidak membiasakan diri percaya kepada Allah. Pelajaran-pelajaran iman yang telah mereka lalaikan, terpaksa mereka harus pelajari di bawah tekanan keputuasaan yang hebat. Kita harus membiasakan diri sekarang dengan Allah dengan cara membuktikan janji-janji-Nya. Malaikat-malaikat mencatat setiap doa yang tekun dan sungguh-sungguh. Lebih baik kita melakukan kepentingan diri kita sendiri daripada melalaikan persekutuan dengan Allah. Kemiskinan yang paling dalam, penyangkalan diri yang paling besar dengan persetuju­an-Nya adalah lebih baik daripada kekayaan, kehormatan, kesenangan dan persahabatan tanpa persetujuan-Nya. Kita harus mengambil waktu untuk berdoa. Jikalau kita membiarkan pikiran kita disibukkan oleh penarikan­-penarikan dunia ini, mungkin Tuhan akan memberikan waktu bagi kita untuk membuangkan dari kita berhala-berhala emas, rumah, atau tanah-­tanah yang subur.
Orang-orang muda tidak akan terbujuk ke dalam dosa, kalau saja mere­ka menolak memasuki jalan apa pun kecuali jalan di mana mereka dapat memohon berkat Allah. Jikalau para jurukabar, yang mengabarkan amaran terakhir yang sungguh-sungguh itu ke dunia ini, mau berdoa memohon berkat Allah, bukan dengan cara dingin, acuh tak acuh dan malas, tetapi dengan bersemangat dan di dalam iman seperti yang dilakukan oleh Yakub, maka mereka akan mendapat tempat-tempat di mana mereka boleh berka­ta, "Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku tertolong!" (Kejadian 32:30). Mereka akan dianggap oleh surga sebagai raja-raja yang mempunyai kuasa untuk menang bersama Allah dan manusia.
"Suatu waktu kesesakan yang besar, seperti yang belum pernah terjadi," akan segera datang ke atas kita. Dan kita akan memerlukan suatu peng­alaman yang sekarang kita tidak miliki, dan yang banyak orang terlalu malas untuk mendapatkannya. Sering penganiayaan lebih besar dalam dugaan daripada kenyataan yang sebenarnya, tetapi tidak demikian dengan krisis yang ada dihadapan kita. 'Gambaran yang paling jelas tidak dapat menje- laskan betapa hebatnya ujian itu. Pada masa pencobaan itu, setiap jiwa ha­rus berdiri sendiri di hadapan Allah. "Biarpun Nuh, Daniel dan Ayub," berada di negeri itu, "demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, mereka tidak akan menyelamatkan baik anak laki-laki maupun anak perempuan, melainkan mereka akan menyelamatkan hanya nyawanya sen­diri karena kebenaran mereka." (Yehezkiel 14:20).
Sekarang, sementara Imam Besar kita sedang mengadakan pendamaian bagi kita, seharusnyalah kita berusaha menjadi sempurna di dalam Kristus. Sekalipun hanya melalui pikiran kita kepada Juruselamat, kita tidak boleh dipaksa untuk menyerah kepada pencobaan. Setan mencari di dalam hati manusia beberapa tempat di mana ia dapat berpijak, beberapa keinginan-keinginan berdosa dimanjakan oleh mana pencobaan-pencobaannya me­nunjukkan kuasanya. Tetapi Kristus menyatakan diri-Nya, "Sebab pengua­sa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku." (Yohanes 14:30). Setan tidak menemukan sesuatu pada Anak Allah yang menyanggup­kannya memperoleh kemenangan. la telah memelihara perintah-perintah Bapa-Nya, dan tidak ada dosa di dalam Dia yang dapat digunakan Setan menjadi keuntungannya. Inilah seharusnya keadaan mereka yang akan ber­diri teguh pada waktu kesesakan.
Dalam kehidupan inilah kita harus memisahkan dosa dari kita, melalui iman kepada darah pendamaian Kristus. Juruselamat kita yang mulia mengundang kita untuk menghubungkan diri kita kepada-Nya, menyatukan kelemahan kita dengan kekuatan-Nya, kebodohan kita kepada hikmat-Nya, ketidaklayakan kita kepada jasa-jasa-Nya. Pimpinan dan pemeliharaan Allah adalah sekolah di mana kita mempelajari kelemahlembutan dan kerendah­an hati Yeses. Tuhan selalu menempatkan dihadapan kita tujuan-tujuan hidup yang benar, bukan jalan yang akan kita pilih yang tampaknya lebih mudah dan lebih enak kepada kita. Tinggal kepada kita untuk bekerjasama dengan agen-agen yang digunakan-Nya dalam menyesuaikan tabiat kita dengan teladan Ilahi. Tak seorang pun yang melalaikan atau menunda pe­kerjaan ini yang dapat terhindar dari bahaya yang paling mengerikan kepada jiwa-jiwa mereka.
Rasul Yohanes dalam penglihatan mendengar suara nyaring di surga yang berseru, "Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat." (Wahyu 12:12). Sungguh mengerikan pemandangan yang menyebabkan turunnya seruan suara surgawi ini. Murka Setan bertambah­-tambah sementara waktunya sudah singkat, dan pekerjaan penipuannya dan kebinasaannya akan mencapai puncaknya pada waktu kesesakan.
Pemandangan-pemandangan yang menakutkan dari suatu oknum adikodrati akan segera dinyatakan di langit, sebagai tanda dari kuasa Iblis yang mengadakan pekerjaan-pekerjaan mukjizat. Roh-roh Iblis akan pergi kepada raja-raja dunia ini dan ke seluruh dunia, untuk mengikat mereka dalam perjuangannya yang terakhir melawan pemerintahan surga. Melalui agen-agen ini para penguasa dan rakyat sama-sama akan tertipu. Ada orang­-orang yang akan bangkit yang berpura-pura sebagai Kristus Sendiri, dan yang menuntut kepada dirinya kedudukan dan perbaktian yang seharusnya kepada Penebus dunia ini. Mereka akan mengadakan mukjizat penyem­buhan ajaib, dan akan mengaku mempunyai wahyu-wahyu dari surga yang bertentangan dengan kesaksian Alkitab.
Sebagai puncak tindakannya dalam drama besar penipuan itu, Setan sendiri akan mengambil rupa Kristus. Gereja telah lama mengaku menunggu kedatangan Juruselamat sebagai penyempurnaan dan kegenapan harapan-harapannya. Sekarang penipu besar itu akan menampakkan bah­wa Kristus telah datang. Di berbagai bagian dunia, Setan akan menam­pakkan dirinya di antara manusia sebagai makhluk yang agung dengan terang yang menyilaukan menyerupai gambaran Anak Allah yang diberi­kan oleh Yohanes di dalam buku Wahyu (Wahyu 1:13-15). Kemuliaan yang mengelilinginya tidak tertandingi oleh sesuatu apa pun yang pernah dilihat oleh mata yang fana ini. Pekik sorak menggelegar di udara, "Kristus telah datang! Kristus telah clatang!" Orang-orang sujud menyembah di hadapannya, sementara, ia mengangkat tangannya dan memberkati mere­ka, sebagaimana Kristus memberkati murid-murid-Nya pada waktu la masih berada di dunia ini. Suaranya lembut dan merendah, namun merdu kedengar­annya. Dalam nada lembut penuh kasihan ia menyampaikan beberapa ke­benaran surgawi yang penuh kemurahan sebagaimana yang diucapkan oleh Juruselamat. Ia menyembuhkan penyakit-penyakit orang dan kemudian dalam tabiat Kristus yang dipakaikannya, ia mengatakan bahwa ia telah mengubah Sabat kepada hari Minggu, dan memerintahkan semua untuk menyucikan hari yang telah diberkatinya itu. la menyatakan bahwa mereka yang bersikeras menyucikan hari ketujuh menghujat namanya oleh menolak mendengarkan malaikat-malaikatnya yang dikirimkan kepada mereka de­ngan terang dan kebenaran. Seperti orang-orang Samaria yang telah ditipu oleh Simon Magus, orang banyak itu--dari yang paling kecil sampai yang paling besar—menaruh perhatian kepada sihir, lalu berkata, "orang ini adalah kuasa dari Allah." (Kisah 8:10).
Akan tetapi umat Allah tidak akan tersesat. Ajaran-ajaran Kristus palsu ini tidak sesuai dengan Alkitab. Berkat-berkatnya dinyatakan kepada para penyembah binatang dan patungnya, suatu golongan ke atas siapa Alkitab katakan akan dicurahkan murka Allah yang tidak bercampur.
Lebih jauh, Setan tidak diizinkan untuk memalsukan cara kedatangan Kristus. Juruselamat sejauh ini telah mengamarkan umat-Nya terhadap penipuan dan telah meramalkan dengan jelas cara kedatangan-Nya yang kedua kali itu. "Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda yang dahsyat dan mukjizat­-mukjizat, sehingga sekiranya mungkin, mereka menyesatkan orang-orang pilihan juga .... Jadi, apabila orang berkata kepadamu: Lihat, Ia ada di padang gurun, janganlah kamu pergi ke situ; atau: lihat, Ia ada di dalam bilik, janganlah kamu percaya. Sebab sama seperti kilat memancar dari sebelah timur dan melontarkan cahayanya sampai ke barat, demikian pulalah kelak kedatangan Anak Manusia." (Matius 24:24-27, 31; 25:31; Wahyu 1:7;1 Tesalonika 4:16,17). Kedatangan ini tidak mungkin dipalsukan. Akan diketahui semua orang secara universal—disaksikan oleh seluruh dunia.
Hanya mereka yang menjadi pelajar Alkitab yang tekun dan rajin serta yang telah menerima kasih kebenaran, yang akan dilindungi dari penipuan yang hebat yang menawan dunia ini. Oleh kesaksian Alkitab mereka ini akan mengenali penipu itu dalam penyamarannya. Ujian akan datang ke­pada semua orang. Oleh penyaringan pencobaan, orang-orang Kristen se­jati akan nyata. Apakah umat Allah sekarang berdiri teguh di atas firman­Nya sehingga mereka tidak akan tunduk kepada bukti-bukti yang berdasar­kan pancaindera mereka? Dalam kemelut yang seperti itu, apakah mereka mau bergantung kepada Alkitab, dan hanya kepada Alkitab saja? Jika mung­kin, Setan akan mencegah mereka untuk mengadakan persiapan kepada hari itu. Ia akan mengatur masalah-masalah sedemikian rupa sehingga menghalangi jalan mereka, menjerat mereka dengan harta-harta duniawi, menyebabkan mereka memikul beban yang berat dan melelahkan, sehing­ga hati mereka dipenuhi dengan segala urusan kehidupan ini, dan hari pen­cobaan itu boleh datang menimpa mereka seperti datangnya seorang pencuri.
Pada waktu perintah dikeluarkan oleh berbagai penguasa dunia Kristen untuk melawan orang-orang pemelihara perintah-perintah Allah, hal itu akan menghilangkan perlindungan pemerintah, dan menyerahkan mereka kepada orang-orang yang menginginkan kehancuran mereka, umat Allah akan melarikan diri dari kota-kota dan desa-desa dan bergabung bersama dalam kelompok-kelompok dan tinggal di tempat-tempat yang paling terasing dan sunyi. Banyak yang mencari perlindungan di pegunungan. Seperti orang-orang Kristen di lembah Piedmont, mereka membuat tem­pat-tempat tinggi di dunia ini menjadi tempat perlindungan mereka, dan akan bersyukur kepada Allah untuk "kubu di atas bukit batu" itu. (Yesaya 33:16). Tetapi banyak bangsa dan golongan, tinggi dan rendah, kaya dan miskin, hitam dan putih, akan dibuang ke perbudakan yang paling kejam dan paling tidak adil. Orang-orang yang dikasihi Allah akan melewati hari­-hari yang melelahkan dan membosankan, dirantai, dikurung di belakang terali besi, dihukum mati, sebagian mati kelaparan di dalam penjara-penjara bawah tanah yang gelap dan yang sangat menjijikkan. Tak ada telinga ma­nusia yang akan mendengarkan erangan dan rintihan mereka, tak ada ta­ngan manusia yang bersedia menolong mereka.
Akankah Tuhan melupakan umat-Nya dalam masa pencobaan ini? Apa­kah Ia melupakan Nuh yang setia pada waktu penghukuman dijalankan ke atas dunia sebelum Air Bah? Apakah Ia melupakan Lot pada waktu api da­tang dari langit untuk membumihanguskan kota-kota di dataran itu? Apa­kah Ia melupakan Yusuf yang dikelilingi oleh penyembah-penyembah berhala di Mesir? Apakah Ia melupakan Elia ketika sumpah Izebel meng­ancamnya dengan nasib yang sama yang menimpa nabi-nabi Baal? Apa­kah la melupakan Yeremia di dalam lubang yang gelap dan menyedihkan di dalam penjara? Apakah Ia melupakan tiga orang yang dimasukkan ke dalam dapur api? atau Daniel di dalam lobang singa?
"Sion berkata, Tuhan telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melu­pakan aku. Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku." (Yesaya 49:14-16). Tuhan semesta alam telah berka­ta, "Sebab siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji mata-Nya." (Zakharia 2:8).
Walaupun musuh mungkin melemparkan mereka ke dalam penjara, namun dinding penjara di bawah tanah itu tidak dapat memutuskan hu­bungan antara jiwa mereka dengan Kristus. Dia yang melihat kelemahan-­kelemahan mereka, yang sudah mengetahui setiap pencobaan, berada di atas segala kuasa duniawi. Dan malaikat-malaikat akan datang kepada mereka di dalam sel-sel yang sunyi, membawa terang dan damai dari sur­ga. Penjara itu akan menjadi seperti istana, karena yang kaya dalam iman tinggal di sana, dan dinding yang suram dan gelap itu akan diterangi de­ngan terang surgawi, seperti tatkala Rasul Paulus clan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian waktu tengah malam di penjara bawah tanah di Filipi.
Hukuman Allah akan dijatuhkan ke atas mereka yang berusaha, menindas dan membinasakan umat-Nya. Panjang sabar terhadap orang-orang jahat memberanikan manusia dalam pelanggaran, tetapi hukuman mereka tidak kurang pasti dan kurang mengerikan walaupun lama ditunda. "Sebab Tuhan akan bangkit seperti di gunung Perasim, Ia akan mengamuk seperti di lembah dekat Gibeon, untuk melakukan perbuatan-Nya—ganj it perbuatan-Nya itu; dan untuk mengerjakan pekerjaan-Nya—ajaib pekerjaan-Nya itu!" (Yesaya 28:21). Bagi Allah kita yang berkemurahan, pekerjaan menghukum adalah pekerjaan ajaib. "Demi Aku yang hidup, demikianlah firman Tuhan Allah, Aku tidak berkenan kepada kematian orang fasik."(Yehezkiel 33:11).Tuhan adalah"penyayang dan pengasih,panjang sabar,berlimpah kasihNya dan setia-Nya,... mengampuni kesalahan, pelanggaran dan dosa."Namun la "tidaklah sekali-kali membebaskan orang yang bersalah dari hukuman." "Tuhan itu panjang sabar dan besar kuasa, tetapi la tidak sekall-kali membebaskan dari hukuman orang yang bersalah." (Keluaran 34:6,7-, Nahum 1:3). Oleh perkara-perkara yang mengerikan dalam kebenaran, la akan mem­buktikan kebenaran otoritas hukum-Nya yang telah diijak-injak itu. Beratnya dan hebatnya hukuman yang menanti para pelanggar dapat dilihat dari keengganan Tuhan untuk menjalankan keadilan. Bangsa yang telah di­perlakukannya dengan panjang sabar, dan yang la tidak akan pukul sampai kejahatannya sudah mencapai kepenuhan pada anggapan Allah, pada akhimya akan meminum cawan murka Allah yang tidak bercampur de­ngan belas kasihan.
Pada waktu Kristus menghentikan pengantaraan-Nya di bait suci, maka murka yang tidak bercampur yang mengancam mereka yang menyembah binatang itu dan patungnya dan yang menerima tandanya (Wahyu 14:9, 10) akan dicurahkan. Bala yang datang ke atas Mesir pada waktu Allah hampir melepaskan bangsa Israel, sama sifatnya dengan hukuman yang lebih dahsyat dan lebih meluas yang akan terjadi ke dunia ini sesaat sebelum kelepasan umat Allah. Pewahyu berkata dalam menjelaskan malapetaka yang mengerikan itu, "Maka timbullah bisul yang jahat dan yang berbaha­ya pada semua orang yang memakai tanda dari binatang itu dan yang menyembah patungnya." Air laut menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa yang hidup di dalam laut." Dan "sungai‑sungai dan mata-mata air dan semuanya menjadi darah." Walaupun hu­kuman penderitaan ini mengerikan, hukuman Allah tetap terbukti benar. Malaikat Tuhan berkata, "Adil Engkau, Engkau yang ada dan yang sudah ada, Engkau yang kudus, yang telah menjatuhkan hukuman ini. Karena mereka telah menumpahkan darah orang-orang kudus dan para nabi, Eng­kau juga telah memberi mereka minum darah; hal itu wajar bagi mereka." (Wahyu 16:2-6). Oleh menghukum mati umat Allah, sesungguhnya mere­ka telah menanggung kesalahan atas darah umat Allah itu seolah-olah me­reka dengan tangan sendiri telah menumpahkan darahnya. Dengan cara yang sama Kristus menyatakan orang-orang Yahudi pada zaman-Nya ber­salah atas darah orang-orang kudus yang telah ditumpahkan sejak zaman Habel karena memiliki roh yang sama, dan berusaha melakukan pekerjaan yang sama dengan para pembunuh nabi-nabi.
Dalam bala berikutnya, kuasa telah diberikan kepada matahari "untuk menghanguskan manusia dengan api. Dan manusia dihanguskan oleh pa­nas api yang dahsyat." (Wahyu 16:8, 9). Demikianlah nabi-nabi menjelas­kan keadaan dunia pada saat yang menakutkan ini, "Tanah berkabung, .. . sebab sudah musnah panen ladang." "Segala pohon di ladang sudah mengering. Sungguh, menjadi kering di dalam tanah, lumbung-lumbung sudah licin tandas." "Betapa mengeluhnya hewan dan gempar kawanan-­kawanan lembu, sebab tidak ada padang rumput baginya .... Sebab padi telah kering, dan apipun telah memakan habis tanah gembalaan di padang gurun." "Nyanyian-nyanyian di tempat suci akan menjadi ratapan pada hari itu, demikianlah firman Tuhan Allah. Ada banyak bangkai: kemana-mana orang melemparkannya dengan diam-diam." (Yoel 1:10-12,17-20; Amos 8:3).
Bala itu tidak terjadi secara universal, karena kalau begitu maka pen­duduk dunia ini akan habis seluruhnya. Namun, bala itu akan menjadi hu­kuman yang paling mengerikan yang pernah diketahui oleh manusia fana. Semua hukuman ke atas manusia, sebelum penutupan masa percobaan, bercampur belas kasihan atau kemurahan. Darah Kristus yang membela itu telah melindungi orang-orang berdosa untuk menerima takaran penuh atas kesalahannya, tetapi pada pehukuman terakhir, mereka dicurahkan tidak bercampur belas kasihan atau kemurahan.
Pada hari itu orang akan merindukan perlindungan belas kasihan Allah yang telah lama mereka benci. "Sesungguhnya, waktu akan datang, demi­kianlah firman Tuhan Allah, Aku akan mengirimkan kelaparan ke negeri itu, bukan kelaparan akan makanan dan kehausan air, melainkan akan men­dengarkan firman Tuhan. Mereka akan mengembara dari laut ke laut, dan menjelajah dari utara ke timur untuk mencari firman Tuhan, tetapi tidak mendapatnya." (Amos 8:11,12).
Umat Allah tidak akan terbebas dari penderitaan, tetapi sementara dianiaya dan menderita, sementara mereka menanggung kekurangan dan menderita kekurangan makanan, mereka tidak dibiarkan binasa. Allah yang memelihara Elia, tidak akan melewatkan seorang pun anak-Nya yang mengorbankan dirinya. Ia yang menghitung rambut di kepala mereka akan memelihara mereka, dan pada waktu bala kelaparan, mereka akan dike­nyangkan. Sementara orang-orang jahat mati karena kelaparan dan bala, malaikat-malaikat akan melindungi orang-orang benar dan mencukupi ke­butuhan mereka. Diberikan janji kepada orang-orang yang "hidup dalam kebenaran," "Rotinya disediakan, air minumnya terjamin." (Yesaya 33:16). "Orang-orang sengsara dan orang-orang miskin sedang mencari air, tetapi tidak ada, lidah mereka kering kehausan. Tetapi Aku, Tuhan, akan menjawab mereka, dan sebagai Allah orang Israel Aku tidak meninggalkan mereka." (Yesaya 41:17).
"Sekalipun pohon ara tidak berbunga, pohon anggur tidak berbuah, hasil pohon zaitun mengecewakan, sekalipun ladang-ladang tidak menghasil­kan bahan makanan, kambing domba terhalau dari kurungan, dan tidak ada lembu sapi dalam kandang, namun aku akan bersorak-sorak di dalam Tuhan, beria-ria di dalam Allah yang menyelamatkan aku." (Habakuk 3:17, 18).
"Tuhanlah Penjagamu, Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan ka­nanmu. Matahari tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. Tuhan akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan, Ia akan menjaga nyawamu." "Sungguh, Dialah yang melepaskan engkau dari jerat perangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Dengan kepak-Nya la akan menudungi engkau, di bawah sayap-Nya eng­kau akan berlindung, kesetiaan-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Eng­kau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang. Walau seribu orang rebah di sisimu, dan sepuluh ribu di sebelah kananmu, tetapi itu tidak akan menimpamu. Engkau hanya menontonnya dengan matamu sendiri dan melihat pembalasan terhadap orang fasik. Sebab Tuhan ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kau buat tempat perteduh­anmu, malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mende­kat kepada kemahmu." (Mazmur 121:5-7; 91:3-10).
Namun demikian, kepada pemandangan manusia akan tampak bahwa Allah harus segera memeteraikan kesaksian mereka dengan darah mereka, sebagaimana yang dilakukan oleh para syuhada dahulu sebelum mereka. Mereka sendiri mulai merasa takut kalau-kalau Tuhan telah meninggalkan mereka jatuh ke tangan musuh-musuh mereka. Saat itu adalah penderitaan yang mengerikan. Mereka berseru kepada Allah siang dan malam untuk keselamatan mereka. Orang-orang fasik bergembira, dan terdengarlah seruan-seruan cemoohan, "Di manakah sekarang imanmu? Mengapa Allah tidak melepaskan engkau dari tangan kami jikalau engkau benar-benar umat­Nya?" Tetapi orang-orang yang menunggu mengingat Yesus yang mati di salib Golgota, dan imam besar serta para penguasa, berteriak sambil meng­ejek, "Orang lain Ia selamatkan, tetapi diri-Nya sendiri tidak dapat Ia selamatkan! Ia raja Israel? Baiklah Ia turun dari salib itu, dan kami akan percaya kepada-Nya." (Matius 27:42). Sebagaimana, Yakub, semua orang sedang bergumul dengan Allah. Wajah mereka menggambarkan pergumulan dalam batin mereka. Wajah mereka pucat, namun mereka tidak menghen­tikan permohonan pengantaraan mereka yang tekun.
Seandainya manusia dapat melihat dengan penglihatan surgawi, mere­ka akan memandang rombongan malaikat-malaikat yang menonjol dalam kekuatan yang ditempatkan di sekeliling mereka yang memelihara firman kesabaran Kristus. Dengan kelemahlembutan bersimpati, malaikat-malaikat telah menyaksikan kesusahan mereka, dan telah mendengar doa-doa mere­ka. Mereka menunggu perintah Komandan mereka untuk menarik umat Allah itu dari bahaya yang mengancam mereka. Tetapi malaikat-malaikat itu harus menunggu sedikit waktu lagi. Umat Allah harus meminum dari cawan itu, dan dibaptiskan dengan baptisan itu. Penundaan itu, yang sangat menyakitkan bagi mereka, adalah jawaban terbaik kepada permohonan­-permohonan mereka. Sementara mereka berusaha menunggu dengan pe­nuh harap kepada Tuhan untuk bekerja, mereka dituntun untuk mengguna­kan iman pengharapan dan kesabaran, yang telah terlalu sedikit digunakan selama pengalaman keagamaan mereka. Namun, demi orang-orang pilihan itu, masa kesukaran itu akan diperpendek. "Tidakkah Allah akan membenar­kan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Aku berkata kepadamu: Ia akan membenarkan mereka." (Lukas 18:7, 8). Kesudahan akan datang lebih cepat daripada yang diharapkan oleh manusia. Gandum akan dikumpulkan dan diikat dalam berkas-berkas untuk dima­sukkan ke dalam gudang Allah, ilalang akan diikat sebagai berkas-berkas yang dimasukkan ke dalam api pembinasaan.
Para pengawal surgawi, yang setia kepada tugas-tugas mereka, terus berjaga-jaga. Walaupun perintah umum telah menetapkan waktunya bila­mana para pemelihara hukum boleh dibunuh, musuh-musuh mereka yang dalam beberapa kasus mengharapkan perintah itu, dan sebelum waktu yang ditentukan, akan berusaha menghabisi nyawa mereka. Tetapi tak seorang pun dapat melalui para pengawal perkasa yang ditempatkan di sekeliling orang-orang yang yang setia. Sebagian diserang dalam pelarian mereka dari kota-kota dan kampung-kampung, tetapi pedang yang diangkat untuk melawan mereka, patah dan jatuh tak berdaya bagaikan jerami. Yang lain-lain dipertahankan oleh malaikat-malaikat dalam bentuk prajurit-prajurit perang.
Dalam segala zaman, Allah telah bekerja melalui malaikat-malaikat yang suci untuk menolong dan melepaskan umat-Nya. Makhluk-makhluk surgawi itu telah mengambil bahagian yang aktif dalam permasalahan manusia. Mereka tampak berpakaian jubah yang bersinar bagaikan kilat, mereka datang sebagai manusia, dalam pakaian jubah musafir. Malaikat-malaikat  telah tampak dalam bentuk manusia kepada umat Allah. Mereka beristira­hat di bawah pohon ek pada waktu tengah hari, seperti orang yang sudah letih. Mereka menerima keramahtamahan manusia. Mereka telah bertindak selaku penunjuk jalan bagi yang sedang bepergian yang tidak mengetahui jalan. Mereka telah menyalakan api, dengan tangannya sendiri, di atas mezbah. Mereka telah membuka pintu-pintu penjara dan membebaskan hamba-hamba Tuhan. Dengan berpakaian perang surga, mereka datang menggulingkan batu dari kuburan Juruselamat.
Dalam rupa manusia, malaikat-malaikat sering hadir dalam perkum­pulan-perkumpulan orang benar dan mereka mengunjungi perkumpulan-­perkumpulan orang fasik seperti pada waktu mereka pergi ke Sodom untuk mencatat perbuatan-perbuatan mereka, menentukan apakah mereka telah melampaui batas kesabaran Allah. Tuhan senang akan kemurahan, dan demi beberapa orang yang benar-benar melayani Dia, Dia menahan malapetaka, dan memperpanjang ketenangan orang banyak. Sangat sedikit orang-orang yang berdosa kepada Allah menyadari bahwa sebenarnya mereka berhutang nyawa kepada orang-orang yang setia yang mereka cemooh dan tindas seenaknya.
Walaupun para penguasa dunia ini tidak mengetahuinya, namun sering dalam majelis-majelis malaikat menjadi jurubicaranya. Mata manusia te­lah memandang kepada mereka, telinga manusia telah mendengarkan imbauan-imbauan mereka, bibir manusia telah menentang anjuran-anjuran mereka dan mengejek nasihat-nasihat mereka. Tangan-tangan manusia te­lah menyambut mereka dengan celaan dan kekejaman. Di ruang majelis dan di ruang pengadilan, jurukabar-jurukabar surgawi ini telah menunjuk­kan suatu pengenalan yang akrab dengan sejarah manusia. Mereka telah membuktikan diri mereka lebih sanggup untuk membela kepentingan orang­-orang yang tertindas daripada pembela-pembela mereka yang paling mam­pu dan paling mahir. Mereka telah mengalahkan maksud-maksud dan me­nahan kejahatan yang akan sangat memperlambat pekerjaan Allah, dan yang akan menyebabkan penderitaan benar bagi umat-Nya. Pada waktu bahaya dan kesusahan, malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang yang takut akan Dia, lalu meluputkan mereka." (Mazmur 34:8).
Dengan kerinduan yang sungguh-sungguh, umat Allah menunggu tan­da-tanda Raja mereka yang akan datang itu. Pada waktu para pengawal ditanya, "Masih lama malam ini?"jawabannya diberikan tanpa ragu-ragu, ... Pagi akan datang, tetapi malam juga.' (Yesaya 21:11, 12). Terang bersi­nar pada awan-awan di puncak-puncak gunung. Tidak lama lagi akan di­nyatakan kemuliaannya. Matahari Kebenaran sudah hampir terbit. Pagi dan malam sudah hampir tiba—permulaan hari yang tidak berkesudahan bagi orang-orang benar, permulaan malam yang kekal bagi orang-orang fasik."
Sementara mereka yang sedang bergumul menyampaikan permohon­an-permohonan mereka kepada Allah, tabir yang memisahkan mereka dari yang tidak kelihatan itu tampaknya hampir ditarik. Langit berpijar dengan terbitnya hari yang kekal, dan seperti nyanyian para malaikat, kata-kata ini terdengar ke telinga, "Berdirilah teguh pada kesetiaanmu. Pertolongan se­dang datang." Kristus, pemenang perkasa itu, menawarkan kepada para prajurit-Nya yang sudah letih, sebuah mahkota kemuliaan kekal, dan sua­ra-Nya terdengar dari gerbang-gerbang yang terbuka sedikit, "Lihatlah, Aku menyertaimu. Janganlah takut. Aku tahu segala kesusahanmu, Aku telah menanggung segala kesedihanmu. Kamu berperang dengan musuh yang teruji. Aku telah berperang demi kamu, dan dalam nama-Ku kamu lebih dari sekadar penakluk-penakluk."
Juruselamat yang mulia akan mengirimkan pertolongan bilamana kita memerlukannya. Jalan menuju surga dikuduskan oleh jejak-jejak kaki-Nya. Setiap duri yang melukai kaki kita telah melukai kaki-Nya. Setiap salib yang ditanggungkan kepada kita, telah ditanggung-Nya di hadapan kita. Tuhan mengizinkan pertentangan-pertentangan, untuk menyediakan jiwa­-jiwa bagi kedamaian,waktu kesesakan adalah cobaan berat yang menakut­kan bagi umat Allah, tetapi waktu itulah masanya setiap orang percaya yang benar memandang ke atas, dan oleh iman ia boleh melihat pelangi perjanjian yang mengelilinginya.
- "Maka orang-orang yang dibebaskan Tuhan akan pulang dan masuk ke Sion dengan sorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, dan duka dan keluh akan menjauh. Akulah, Akulah yang menghibur kamu. Siapakah engkau maka engkau takut kepada manusia yang memang akan mati, terhadap, anak manusia yang dibuang seperti rumput, sehingga engkau melupakan Tuhan yang men­jadikan engkau, yang membentangkan langit dan meletakkan dasar bumi, sehingga engkau terus gentar sepanjang hari terhadap keganasan amarah orang penganiaya, apabila ia bersiap-siap memusnahkan? Di manakah gerangan keganasan amarah orang penganiaya itu? Dia yang dipasung terbelenggu akan segera dibebaskan; ia tidak akan turun mati ke liang kubur, dan tidak akan kekurangan makanan. Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, yang mengharubirukan laut, sehingga gelombang ribut—Tuhan semesta alam nama-Nya. Aku menaruh firman-Ku ke dalam mulutmu dan menyembu­nyikan engkau dalam naungan tangan-Ku." (Yesaya 51:11-16).
"Sebab itu, dengarlah ini, hai engkau yang tertindas, hai engkau yang mabuk, tetapi bukan karena anggur! Beginilah firman Tuhanmu, Tuhan, Allahmu, yang memperjuangkan perkara umat-Nya: Sesungguhnya Aku mengambil dari tanganmu piala dengan isinya yang memusingkan, dan isi cangkir kehangatan murka-Ku tidak akan kauminum lagi, tetapi Aku akan memberikannya ke tangan orang yang menindas engkau, orang yang tadi­nya berkata kepadamu: Tunduklah, supaya kami lewat menginjak kamu! Maka engkau merentangkan punggungmu serata tanah dan sebagai jalan bagi orang-orang yang lewat dari atasnya." (Yesaya 51:21-23).
Mata Allah, yang memandang segala zaman, tertuju kepada krisis yang akan dihadapi umat-Nya, bilamana kuasa-kuasa duniawi bersiap untuk melawan mereka. Sebagaimana tawanan yang dibuang, mereka akan takut mati oleh karena kelaparan atau oleh tindakan kekerasan. Tetapi Yang Kudus yang membelah Laut Merah di hadapan orang-orang Israel, akan menyata­kan kekuasaan-Nya yang maha besar dan mengubah keadaan mereka yang tertawan. "Mereka akan menjadi milik kesayangan-Ku sendiri, firman Tuhan semesta alam, pada hari yang Kusiapkan. Aku akan mengasihani mereka sama seperti seorang menyayangi anaknya yang melayani dia." (Maleakhi 3:17). Jika darah saksi-saksi Allah yang setia dicurahkan pada waktu ini, itu tidak menjadi seperti bibit yang ditabur untuk mendapatkan tuaian bagi Allah, seperti darah para syuhada dahulu. Kesetiaan mereka tidak akan menjadi suatu kesaksian yang meyakinkan orang-orang lain kepada kebe­naran, karena hati yang keras telah memukul kembali gelombang-gelombang belas kasihan sampai akhirnya belas kasihan itu tidak datang lagi. Jika orang­-orang benar sekarang dibiarkan menjadi mangsa musuh-musuh mereka, hal itu akan menjadi suatu kemenangan bagi raja kegelapan. Pemazmur berkata, "Sebab la melindungi aku dalam pondok-Nya pada waktu bahaya; la menyembunyikan aku dalam persembunyian di kemah-Nya." (Mazmur 27:5). Kristus telah berkata, "Mari bangsa-Ku, masuklah ke dalam kamar­mu, tutuplah pintumu sesudah engkau masuk, bersembunyilah barang sesaat lamanya sampai amaran itu berlalu. Sebab sesungguhnya, Tuhan mau ke­luar dari tempat-Nya untuk menghukum penduduk bumi karena kesalah­annya." (Yesaya 26:20, 21). Sungguh mulia nanti kelepasan mereka yang dengan sabar menantikan kedatangan-Nya, dan yang namanya ada tertulis di dalam kitab kehidupan.


34. Spiritisme

Spiritisme


Pelayanan para malaikat kudus, sebagaimana dinyatakan dalam Alkitab, adalah suatu kebenaran yang paling menghiburkan bagi setiap pengikut Kristus. Tetapi pengajaran Alkitab tentang hal ini telah dikaburkan dan diselewengkan oleh kesalahan-kesalahan teologia populer. Doktrin kebakaan atau kekekalan alamiah, yang dipinjam pertama kali dari falsafah kekafiran, dan di dalam kegelapan kemurtadan besar dimasukkan ke dalam kepercayaan Kristen, telah mendesak kebenaran, yang diajarkan dengan jelas di dalam Alkitab bahwa "orang yang mati tidak tahu apa-apa." (Peng­khotbah. 9:5). Orang banyak telah mempercayai bahwa roh-roh orang ma­tilah "roh-roh yang melayani mereka yang harus memperoleh keselamat­an." (Ibrani. 1: 14). Dan ini bertentangan dengan kesaksian Alkitab menge­nai kebenaran malaikat-malaikat surgawi dan hubungannya dengan seja­rah manusia, sebelum kematian terjadi pada manusia.
Doktrin mengenai kesadaran manusia dalam kematian, terutama dipercayai bahwa roh-roh orang mati kembali untuk melayani orang-orang yang masih hidup, telah menyediakan jalan kepada Spiritisme modern. Ji­kalau orang mati diterima di hadirat Allah dan malaikat-malaikat kudus, dan berhak mempunyai pengetahuan melebihi apa yang mereka miliki sebelumnya, mengapa mereka tidak kembali saja ke bumi untuk menerangi dan mengajar orang-orang yang masih hidup? Jika roh-roh orang mati men­datangi teman-teman mereka di dunia ini, sebagaimana diajarkan oleh ahli-­ahli teologia populer, mengapa mereka tidak diizinkan berkomunikasi de­ngan mereka, mengamarkan mereka terhadap kejahatan, atau menghiburkan mereka yang berduka? Bagaimanakah mereka yang percaya mengenai adanya kesadaran di dalam kematian menolak apa yang datang kepada me­reka sebagai terang Ilahi yang dikomunikasikan oleh roh-roh yang dimulia­kan? Inilah suatu saluran yang dianggap suci, melalui mana Setan bekerja untuk mencapai tujuan-tujuannya. Malaikat-malaikat yang telah jatuh yang melakukan tawaran atau bujukan tampak sebagai jurukabar-jurukabar dari dunia roh. Sementara mengaku membawa orang-orang yang masih hidup berkomunikasi dengan orang-orang yang sudah mati, raja kejahatan itu mela­kukan pengaruh sihirnya ke dalam pikiran mereka.
la mempunyai kuasa untuk menampilkan di hadapan orang-orang rupa sahabat-sahabat mereka yang telah meninggal. Pemalsuan itu begitu sem­puma; wajahnya, kata-katanya, nada suaranya ditunjukkan dengan sangat tepat. Banyak yang terhibur dengan keyakinan bahwa kekasih-kekasih mere­ka sedang menikmati kebahagiaan surga, dan tanpa kecurigaan akan adanya bahaya, mereka memberi perhatian kepada "roh-roh penyesat dan ajaran setan-setan." (I Timotius 4:1).
Pada waktu mereka telah yakin bahwa orang-orang mati kembali untuk berkomunikasi dengan mereka, Setan membuat seolah-olah orang yang telah menampakkan diri itu adalah mereka yang masuk ke dalam kubur. Mereka mengatakan bahwa mereka berbahagia di surga, bahkan mendu­duki tempat yang tinggi di sana. Dengan demikian kesalahan telah diajarkan secara luas, dan bahwa tidak ada perbedaan antara orang benar dan orang fasik. Para pengunjung yang pura-pura datang dari dunia roh-roh sering mengucapkan kata-kata amaran yang terbukti benar. Kemudian, sementara keyakinan telah diperoleh, mereka mengemukakan ajaran-ajaran yang se­cara langsung melemahkan kepercayaan kepada Alkitab. Dengan menun­jukkan perhatian yang mendalam mengenai kesejahteraan teman-temannya di dunia ini, mereka menyindir atau menuduh secara tidak langsung kesa­lahan-kesalahan yang paling berbahaya. Fakta bahwa mereka mengatakan beberapa kebenaran, dan sanggup kadang-kadang meramalkan peristiwa-­peristiwa yang akan datang, menyebabkan pernyataan-pernyataan mereka tampaknya dapat dipercaya. Dengan demikian ajaran-ajaran mereka yang palsu diterima oleh masyarakat luas dengan seketika itu juga, dan dipercayai secara mutlak, seolah-olah itu adalah kebenaran Alkitab yang paling suci. Hukum Allah dikesampingkan, Roh anugerah ditolak, dan darah perjanjian dianggap perkara yang tidak suci. Roh-roh itu menolak Keilahian Kristus dan bahkan menempatkan Pencipta setaraf dengan mereka. Dengan demi­kian, melalui penyamarannya yang baru, pemberontak besar itu masih te­rus melancarkan peperangannya melawan Allah, yang dimulai di surga dan dilanjutkan di dunia ini selama hampir enam ribu tahun.
Banyak orang yang berusaha menerangkan manifestasi kerohanian itu dengan menganggap semua ini adalah semata-mata penipuan dan kecepatan tangan atau sulapan para perantaranya atau dukunnya. Tetapi memang benar, bahwa sementara hasil dari sulapan-sulapan itu sering dipalsukan sebagai manifestasi asli, di sana juga ada pertunjukan-pertunjukan nyata kuasa adikodrati. Ketukan misterius yang menjadi permulaan spiritisme modern bukanlah hasil tipuan atau kelicikan manusia, tetapi adalah pekerjaan lang­sung malaikat-malaikat jahat, yang dengan demikian memperkenalkan suatu cara penipuan yang paling berhasil untuk membinasakan jiwa-jiwa. Ba­nyak orang yang terjerat melalui kepercayaan bahwa spiritisme adalah semata-mata tipuan manusia. Bilamana mereka dihadapkan kepada suatu manifestasi yang dianggap sebagai adikodrati, mereka akan tertipu dan akan dituntun menerimanya sebagai kuasa besar Allah.
Orang-orang ini mengabaikan kesaksian Alkitab mengenai mukjizat­-mukjizat yang dilakukan oleh Setan dan agen-agennya. Adalah dengan per­tolongan Setan para ahli sihir Firaun memalsukan pekerjaan Allah. Rasul Paulus menyaksikan bahwa sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali, akan ada manifestasi kuasa Setan yang seperti itu. Kedatangan Tuhan akan didahului oleh "pekerjaan iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa." (2 Tesalonika 2:9, 10). Dan Rasul Yohanes, dalam menerangkan kuasa yang mengerjakan mukjizat yang akan muncul pada akhir zaman, mengatakan, "Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengan tanda-­tanda yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya." (Wahyu 13:13, 14). Tidak diramalkan adanya penipuan semata-mata di sini. Manusia ditipu oleh tanda-tanda mukjizat di mana agen-agen Setan berkuasa melakukan­nya; mereka bukan berpura-pura melakukannya.
Raja kegelapan, yang sudah begitu lama mengerahkan segenap kemam­puan pikirannya kepada pekerjaan penipuan, dengan cekatan menyesuai­kan pencobaan-pencobaannya kepada manusia dari segala golongan dan keadaan. Kepada orang-orang terpelajar dan yang berperangai lulus ia memperkenalkan spiritisme itu dalam aspek-aspeknya yang lebih halus dan intelek, dengan demikian berhasil menarik banyak orang kepada jeratnya. Hikmat yang diberikan oleh spiritisme adalah hikmat seperti yang dijelaskan oleh Rasul Yakobus, "Itu bukanlah hikmat yang dari atas, tetapi dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan." (Yakobus 3:15). Namun hal ini disem­bunyikan oleh penipu besar itu, bilamana tindakan menyembunyikan ini sesuai benar dengan maksud tujuannya. Ia yang dapat tampak berpakaian dengan cahaya serafim surgawi di hadapan Kristus di padang belantara pencobaan, datang kepada manusia dengan cara yang paling menarik, se­bagai malaikat terang. Ia menarik perhatian dengan menyampaikan tema­-tema pembicaraan yang meningkatkan pikiran. Ia menggembirakan angan­-angan dengan pemandangan-pemandangan yang mempesona. Dan ia berhasil memperoleh kasih sayang melalui uraiannya yang fasih mengenai kasih dan kemurahan hati. Ia membangkitkan angan-angan hati kepada keangkuhan, menuntun manusia untuk sangat membanggakan hikmat me­reka, sehingga di dalam hati mereka membenci Yang Kekal itu. Makhluk luar biasa itu, yang sanggup membawa Penebus dunia ke atas gunung yang sangat tinggi, dan yang memperlihatkan di hadapan-Nya semua kerajaan dunia dengan kemuliaan mereka, akan menyatakan pencobaan-pencoba­an-rya kepada manusia sedemikan rupa untuk menyesatkan panca indera semua orang yang tidak dilindungi oleh kuasa Ilahi.
Setan memperdayakan manusia sekarang sama seperti ia memper­dayakan Hawa di Taman Eden dengan sanjungan, dengan menyulut suatu keinginan untuk memperoleh pengetahuan yang terlarang dengan membangkitkan ambisi untuk meninggikan diri sendiri. Kecintaan kepada keja­hatan-kejahatan inilah yang menyebabkan kejatuhan Setan, dan melalui ini ia bertujuan untuk menghancurkan dunia. "Dan kamu akan menjadi se­perti Allah." katanya, "tahu tentang yang baik dan yang jahat." (Kejadian 3:5). Spiritisme mengajarkan bahwa "manusia itu adalah makhluk yang berkembang; bahwa adalah tujuannya sejak lahir untuk berkembang hingga kepada kekekalan, kepada keadaan yang menjadi sama dengan Allah." Dan lagi, "Setiap pikiran seseorang akan menghakimi diri sendiri, dan bukan pikiran orang lain." "Penghakiman itu akan benar, sebab penghakiman itu adalah penghakiman diri sendiri.... Takhta itu di dalam dirimu." Seorang guru Spiritisme berkata, pada waktu "kesadaran spiritual" timbul di dalam dirinya, "Sesamaku manusia, semuanya adalah dewa-dewa yang tidak jatuh." Dan yang lainnya mengatakan, "Setiap makhluk yang benar dan sempurna adalah Kristus."
Dengan demikian, di tempat kebenaran dan kesempurnaan Allah yang tak terbatas, yang menjadi tujuan penyembahan yang benar, dan di tempat kebenaran hukum-Nya yang sempurna, yang menjadi standar yang benar mengenai pencapaian manusia, Setan telah menggantikannya dengan ma­nusia yang bersifat berdosa dan bersalah sebagai satu-satunya obyek pe­nyembahan dan pemujaan, sebagai satu-satunya aturan penghakiman atau ukuran tabiat. Ini memang adalah kemajuan, bukan menuju ke atas, tetapi menuju ke bawah.
Adalah hukum alamiah, baik intelektual maupun spiritual, bahwa oleh memandang kita berubah. Pikiran secara berangsur-angsur menyesuaikan diri kepada masalah-masalah yang memenuhi pikiran itu. Pikiran itu menja­di berbaur dengan apa yang telah biasa dikasihi dan dihormati. Manusia ti­dak akan pernah naik lebih tinggi dari standar kemurnian atau kebaikan atau kebenaran. Jikalau diri sendiri adalah tujuannya yang tertinggi, ia ti­dak akan pernah mencapai sesuatu yang lebih tinggi. Sebaliknya, ia akan tenggelam semakin lama semakin dalam. Hanya kasih karunia Allah saja yang berkuasa meninggikan manusia. Jika diserahkan kepadanya, mau ti­dak mau ia pasti jatuh tenggelam.
Kepada mereka yang memanjakan diri, pecinta kepelesiran, dan yang dikuasai oleh hawa nafsu, Spiritisme memperkenalkan dirinya dengan penyamaran yang kurang halus dibandingkan dengan kepada mereka yang lebih lembut dan intelek. Dalam bentuknya yang lebih kasar, mereka men­cari apa yang sesuai dengan kecenderungan-kecenderungan mereka. Setan mempelajari setiap tanda-tanda kelemahan sifat alamiah manusia; ia mencatat dosa-dosa yang cenderung dilakukan oleh setiap orang, kemudi­an ia mempergunakan setiap kesempatan kecenderungan itu untuk mela­kukan kejahatan. la menggoda manusia untuk berbuat berlebihan apa yang sesuai dengan hukum, sehingga melemahkan tenaga fisik, mental dan moral, karena mereka tidak bertarak atau mengendalikan diri. la telah membina­sakan dan sedang membinasakan ribuan orang melalui pemanjaan hawa nafsu, dengan demikian membuat seluruh sifat manusia menjadi kejam. Dan untuk melengkapi pekerjaannya, ia menyatakan melalui roh-roh, bah­wa "pengetahuan yang benar menempatkan manusia di atas segala hukum;" bahwa "apa saja yang ada, adalah benar;" bahwa "Allah tidak menghukum;" dan bahwa "semua dosa yang telah dilakukan adalah tidak salah." Bilama­na manusia dituntun untuk mempercayai bahwa keinginan adalah hukum yang tertinggi, bahwa kebebasan adalah surat izin, dan bahwa manusia bertanggungjawab hanya kepada dirinya sendiri saja, tidaklah heran kalau kejahatan dan kerusakan moral merajalela di mana-mana. Orang banyak dengan berhasrat menerima pengajaran yang membiarkan mereka menuruti dorongan-dorongan hati yang jahat. Tali kekang pengendalian diri dipa­sangkan di leher hawa nafsu, kuasa pikiran dan jiwa dipaksa tunduk pada kecenderungan hewani, dan Setan dengan gembira memasukkan ke dalam jaringnya beribu-ribu orang yang mengaku pengikut Kristus.
Tetapi tidak seorang pun perlu tertipu oleh kata-kata dusta Spiritisme itu. Allah telah memberikan terang cukup kepada dunia ini untuk menyang­gupkan mereka mengenali jerat itu. Sebagaimana sudah ditunjukkan, teori yang membentuk dasar Spiritisme bertentangan dengan pernyataan-pernyataan Alkitab yang paling jelas. Alkitab menyatakan bahwa orang yang mati tidak tahu apa-apa, bahwa pikiran-pikiran mereka telah binasa. Mereka tidak lagi mendapat bagian dalam apapun yang dilakukan di ba­wah matahari. Mereka tidak lagi mengetahui sukacita atau dukacita orang­orang yang sangat mereka kasihi di dunia ini.
Lebih jauh, Allah telah dengan tegas melarang semua hubungan pura­-pura dengan roh-roh yang sudah diusir itu. Pada zaman Ibrani, ada sego­longan orang-orang yang menyatakan dapat berhubungan dengan orang mati, sebagaimana yang dilakukan oleh pengikut Spiritisme dewasa ini. Tetapi "roh-roh peramal", sebagaimana tamu-tamu dari dunia lain ini di­panggil, dinyatakan Alkitab sebagai "roh-roh Setan." (Bandingkan Bilangan 25:1-3; Mazmur 106:28; 1 Korintus 10:20; Wahyu. 16:14). Perbuatan yang berhubungan dengan "roh-roh peramal" ini telah dinyatakan sebagai ke­bencian kepada Tuhan, dan dilarang keras dengan ancaman hukuman mati. (Imamat 19:31; 20:27). iImu sihir sekarang ini dipandang rendah. Pernyataan bahwa manusia dapat berhubungan dengan roh-roh jahat dianggap sebagai cerita dongeng pada Zaman Kegelapan. Tetapi Spiritisme, yang pengikut­pengikutnya berjumlah ratusan ribu, bahkan jutaan orang, yang telah me­masuki lingkungan ilmu pengetahuan, yang telah menyerbu gereja-gereja dan telah mendapat tempat di badan-badan legislatif, dan bahkan di istana raja-raja—penipuan raksasa ini hanyalah suatu kebangkitan kembali da­lam bentuk penyamaran baru, dari ilmu sihir yang dicela dan dilarang pada zaman dahulu.
Jikalau tidak ada bukti lain dari sifat Spiritisme yang sesungguhnya, cukuplah kiranya bagi orang Kristen bahwa roh-roh itu tidak membedakan antara yang benar dan dosa, antara yang termulia dan yang tersuci dari rasul-rasul Kristus dengan yang paling bejat dari hamba-hamba Setan. De­ngan menyatakan manusia yang paling jahat berada di surga, dan sangat ditinggikan di sana. Setan berkata kepada dunia ini, "Tidak masalah betapa jahatnya engkau, tidak masalah apakah engkau percaya kepada Allah dan Alkitab atau tidak. Hiduplah sesuka hatimu, surga adalah rumahmu!" Guru-guru pengikut Spiritisme mengatakan dengan sesungguhnya. "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik di mata Tuhan; kepada orang yang demiki­anlah la berkenan—atau jika tidak, dimanakah Allah yang menghukum?" (Maleakhi 2:17). Firman Tuhan berkata, "Celakalah mereka yang menye­butkan kejahatan itu baik, dan kebaikan itu jahat, yang mengubah kegelapan menjadi terang dan terang menjadi kegelapan." (Yesaya 5:20). Para rasul, sebagaimana diakui oleh roh-roh pendusta itu, disuruh menyangkal apa yang mereka tuliskan pada waktu Roh Kudus mengilhamkan di dunia ini. Mereka menyangkal bahwa Alkitab dari Allah asalnya, dengan demikian menghancurkan dasar pengharapan Kristen, dan memadamkan terang yang menunjukkan jalan ke surga. Setan sedang berusaha membuat dunia percaya bahwa Alkitab itu semata-mata adalah cerita fiksi atau khayalan belaka, atau paling sedikit suatu buku yang sesuai pada permulaan umat manusia, tetapi yang sekarang dianggap enteng atau dikesampingkan sebagai yang sudah ketinggalan zaman. Dan sebagai ganti firman Allah, ia menyodorkan manifestasi roh-roh. Itulah saluran yang seluruhnya di bawah pengendali­annya. Dengan cara ini ia dapat membuat dunia ini percaya akan kehen­dak-nya. Kitab yang menghakimi dia dan pengikut-pengikutnya, disembu­nyikan sekehendak hatinya. Juruselamat dunia ini dianggapnya tidak lebih dari manusia biasa saja. Dan sebagaimana pasukan Romawi yang mengawasi kuburan Yesus menyebarkan laporan palsu yang ditaruh oleh imam-imam dan tua-tua ke mulut mereka untuk menyangkal kebangkitan-Nya, demiki­anlah mereka yang percaya pada manifestasi roh-roh mencoba menampak­kan bahwa seolah-olah tidak ada sesuatu yang ajaib di dalam kehidupan Juruselamat. Setelah dilatarbelakangi dengan Yesus, mereka menarik per­hatian kepada mukjizat-mukjizat mereka sendiri, menyatakan bahwa ini jauh melebihi pekerjaan Kristus.
Benar bahwa Spiritisme sekarang sedang mengubah bentuknya, dengan menutupi beberapa ciri-ciri yang tidak disukai, dan bahwa ia mengenakan jubah Kristen. Tetapi ucapan-ucapannya dari mimbar dan pers telah berada di hadapan publik selama bertahun-tahun, dan di sini tabiatnya yang sebe­narnya diungkapkan. Pengajaran-pengajaran ini tidak bisa disangkal atau ditutupi.
Bahkan dalam bentuknya yang sekarang ini, yang sejauh ini tidak bisa ditolerir sebagaimana yang sebelumnya, sesungguhnya lebih berbahaya sebab tipuannya lebih halus. Kalau sebelumnya ia menyangkal Kristus dan Alkitab, maka sekarang ia mengaku menerima kedua-duanya. Tetapi Alkitab itu ditafsirkan dengan cara yang menyenangkan bagi hati yang tidak dibarui, sementara kebenarannya yang sesungguhnya dan yang vital dibuat tidak berpengaruh. Kasih adalah sifat utama Allah, tetapi dianggap sebagai suatu perasaan lemah, sehingga membuat perbedaan kecil antara yang baik dan yang jahat. Keadilan Allah, kecaman-kecamannya terhadap dosa, tuntut­an-Nya yang suci, semuanya disembunyikan dari pandangan. Orang-orang diajar untuk menganggap Sepuluh Hukum itu sebagai suatu surat yang su­dah mati. Cerita-cerita dongeng yang menarik dan mempesona, menawan semua indera, dan menuntun manusia menolak Alkitab sebagai dasar iman mereka. Kristus benar-benar disangkal seperti sebelumnya. Tetapi Setan telah membutakan mata orang-orang sehingga penipuan itu tidak mereka lihat.
Sedikit saja orang yang mempunyai pengertian yang benar mengenai kuasa penipuan Spiritisme dan bahayanya jika berada di bawah pengaruh­nya. Banyak yang bersekongkol dengan itu hanya untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Mereka tidak benar-benar percaya kepadanya, dan akan dipenuhi dengan rasa ketakutan bilamana mereka berpikir untuk menye­rahkan diri kepada pengendalian roh-roh. Tetapi mereka memberanikan diri memasuki daerah terlarang, dan pembinasa perkasa itu melakukan kuasanya atas mereka tanpa sekehendak hati mereka. Begitu mereka terbu­juk untuk menyerahkan pikiran mereka kepada pengendaliannya, ia me­nangkap mereka menjadi tawanan. Atas kekuatan sendiri, mustahil mereka melepaskan diri dari pesona bujukan yang menggiurkan itu. Tidak ada yang lain kecuali kuasa Allah yang diberikan sebagai jawaban kepada doa iman yang sungguh-sungguh, yang dapat melepaskan jiwa-jiwa yang terjerat ini.
Semua yang memanjakan sifat-sifat dan tabiat-tabiat berdosa, atau de­ngan sengaja menyenangi suatu dosa yang diketahui, sedang mengundang pencobaan Setan. Mereka memisahkan diri sendiri dari Allah dan dari pen­jagaan malaikat-malaikat-Nya. Pada waktu si jahat menyodorkan tipuan­-tipuannya, mereka tidak mempunyai pertahanan lagi, dan mereka akan menjadi mangsa yang empuk. Mereka yang jatuh ke dalam kuasanya, ham­pir-hampir tidak menyadari ke mana perjalanan hidup mereka akan bera­khir. Setelah berhasil menjatuhkannya, penggoda itu akan menggunakan mereka sebagai agen-agennya untuk membujuk orang lain kepada kebinasaannya.
Nabi Yesaya berkata, "Dan apabila orang berkata kepadamu: Mintalah petunjuk kepada arwah dan roh-roh peramal yang berbisik-bisik dan komat-­kamit, maka jawablah: Bukankah suatu bangsa patut meminta petunjuk kepada Allahnya? Carilah pengajaran dan kesaksian! Siapa yang tidak ber­bicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar." (Yesaya 8:19, 20). Jikalau manusia mau menerima kebenaran yang dikatakan de­ngan jelas di dalam Alkitab, mengenai sifat manusia dan keadaan orang mati, mereka akan melihat dalam perkataan dan penyataan Spiritisme itu sebagai pekerjaan Setan dengan kuasa dan tanda-tanda dan mukjizat-muk­jizat palsu. Tetapi gantinya meninggalkan kebebasan yang begitu disenangi hati duniawi, dan melepaskan dosa-dosa yang mereka cintai, orang banyak menutup mata mereka terhadap terang, dan terus berjalan, walaupun sudah diamarkan, sementara Setan memasang jerat-jerat di sekitar mereka, dan mereka akan menjadi mangsanya. "Karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka," itulah sebabnya, "Allah mendatangkan kesesatan atas mereka yang menyebabkan mereka percaya akan dusta." (2 Tesalonika 2:10,11).
Mereka yang menentang ajaran-ajaran Spiritisme sedang diserang, bu­kan oleh manusia saja, tetapi juga oleh Setan dan malaikat-malaikatnya. Mereka telah memasuki suatu pertarungan melawan penguasa-penguasa dan kuasa-kuasa dan roh-roh jahat di tempat-tempat yang tinggi. Setan ti­dak akan mundur seinci pun kecuali ia dipukul mundur oleh kuasa para pesuruh surgawi. Umat Allah harus sanggup menghadapinya, sebagaima­na yang dilakukan oleh Juruselamat kita, dengan, kata-kata, "Ada tertulis." Setan dapat mengutip Alkitab sekarang ini seperti pada zaman Kristus, dan ia akan menafsirkan salah ajaran-ajaran Alkitab itu untuk mendukung kesesatannya. Mereka yang akan berdiri teguh pada masa yang berbahaya ini harus mengerti untuk dirinya sendiri kesaksian Alkitab.
Banyak orang yang akan didatangi oleh roh-roh jahat yang menyaru sebagai keluarga atau teman-teman yang tercinta, dan mengatakan kesesatan yang paling berbahaya. Tamu-tamu yang datang berkunjung ini akan menarik simpati kita yang terdalam, dan akan membuat mukjizat-mukjizat untuk mempertahankan kepalsuan mereka. kita harus bersedia untuk mela­wan mereka dengan kebenaran Alkitab, bahwa orang mati tidak tahu apa-­apa, dan bahwa mereka yang tampak seperti itu adalah roh-roh jahat.
Di hadapan kita terbentang "hari pencobaan yang akan datang atas selu­ruh dunia untuk mencobai mereka yang diam di bumi." (Wahyu 3:10). Semua yang imannya tidak dialaskan dengan teguh di atas firman Allah akan tertipu dan dikalahkan. Setan "bekerja disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat palsu" untuk menguasai anak­-anak manusia, dan penipuannya itu akan terus bertambah. Tetapi ia bisa berhasil mencapai tujuannya hanya kalau manusia itu secara sukarela tunduk kepada pencoba-pencobanya. Mereka yang dengan tekun mencari penge­tahuan akan kebenaran, dan berusaha untuk memurnikan jiwa mereka me­lalui penurutan, melakukan apa yang bisa dilakukan untuk bersiap menghadapi pertentangan itu, akan mendapat pertahanan yang pasti di  dalam kebenaran Allah. "Karena engkau menuruti firman-Ku ... maka Akupun
akan melindungi engkau" (Wahyu 3: 10), adalah janji Juruselamat. la akan segera mengirim setiap malaikat dari surga untuk melindungi umat-Nya, sehingga tak satu pun jiwa yang percaya kepada-Nya dikalahkan oleh Setan.
Nabi Yesaya menunjukkan penipuan yang mengerikan yang akan da­tang ke atas orang-orang jahat, yang menyebabkan mereka merasa aman dari penghakiman Allah: "Kami telah mengikat perjanjian dengan maut, dan dengan dunia maut kami telah mengadakan persetujuan; biarpun cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kami tidak akan kena; sebab kami telah membuat bohong sebagai pelindung kami, dan dalam dusta kami menyem­bunyikan diri." (Yesaya 28:15). Ke dalam golongan yang diuraikan di sini termasuk mereka yang di dalam kedurhakaan menghibur diri dengan keya­kinan bahwa tidak akan ada hukuman bagi orang-orang yang berdosa, bah­wa semua umat manusia, tidak perduli betapa bejatnya dan jahatnya, akan diangkat ke surga, menjadi seperti malaikat-malaikat Allah. Tetapi yang lebih ditekankan di sini ialah mereka yang membuat perjanjian dengan maut dan persetujuan dengan neraka, yang menolak kebenaran yang dise­diakan surga sebagai pertahanan bagi orang benar pada masa kesukaran, dan sebagai gantinya menerima perlindungan palsu yang ditawarkan oleh Setan,—tipuan kepura-puraan Spiritisme.
Yang mengherankan dan sukar diungkapkan ialah kebutaan manusia pada generasi ini. Ribuan orang menolak firman  Allah sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya untuk dipercayai, dan dengan keinginan yang menyakin­kan menerima penipuan Setan. Orang-orang yang skeptis dan pencemooh mempersalahkan orang-orang yang berusaha memperoleh iman seperti yang dimiliki oleh para nabi dan para rasul, dan menghibur diri sendiri dengan mencemoohkan pernyataan Alkitab yang sungguh-sungguh mengenai Kristus dan rencana keselamatan, dan pembalasan yang akan ditimpakan kepa­da penolak-penolak kebenaran. Mereka menaruh rasa kasihan yang dalam kepada pikiran yang begitu sempit, lemah dan penuh takhyul untuk meng­akui tuntutan Allah dan menuruti tuntutan hukum-Nya. Mereka menunjuk­kan kepastian seolah-olah mereka telah membuat perjanjian dengan maut dan persetujuan dengan neraka,—seolah-olah mereka telah membangun suatu pemisah yang tak terlewati dan tak tertembus antara mereka sendiri dengan pembalasan Allah. Tak ada yang dapat membangkitkan ketakutan mereka. Sudah begitu sepenuhnya mereka menyerah kepada si penggoda itu, begitu eratnya mereka bersatu dengannya, dan begitu lengkapnya diil­hami dengan rohnya, sehingga mereka tidak mampu dan tidak mempunyai kecenderungan untuk melepaskan diri dari jeratnya.
Setan sudah sejak lama bersedia untuk usahanya yang terakhir untuk menipu dunia ini. Pondasi pekerjaannya telah diletakkan oleh jaminan yang diberikan kepada Hawa di Taman Eden,."Sekali-kali kamu tidak akan mati." "Bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Allah, tahu tentang yang baik dan yang jahat." (Keja­than 3:4,5). Sedikit demi sedikit ia telah mempersiapkan jalan bagi karya besar penipuannya dalam perkembangan Spiritisme. la belum mencapai kepenuhan rencananya. Tetapi itu akan dicapai pada waktu yang masih sisa. Kata nabi, "Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak. Itulah roh-roh Setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib dan me­reka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa." (Wahyu 16:13, 14). Kecuali mereka yang telah dipelihara oleh kuasa Allah, melalui iman kepada firman-Nya, seluruh dunia ini akan jatuh kepada pe­nipuan ini. Orang-orang dengan cepat dininabobokan kedalam perasaan aman yang fatal, yang dibangunkan hanya oleh murka Allah yang dicurahkan.
Tuhan Allah berkata, "Dan Aku akan membuat keadilan menjadi tali pegukur, dan kebenaran menjadi tali sifat; hujan batu akan menyapu bersih perlindungan bohong, dan air lebat akan menghanyutkan persembunyian. Perjanjianmu dengan maut itu akan ditiadakan, dan persetujuanmu dengan dunia orang mati itu tidak akan tetap berlaku, apabila cemeti berdesik-desik dengan kerasnya, kamu akan hancur diinjak-injak." (Yesaya 28:17, 18).


32. Jerat-jerat Setan


Jerat-jerat Setan

Pertikaian besar antara Kristus dan Setan, yang sudah berlangsung selama hampir enam ribu tahun, segera akan berakhir. Dan si jahat melipatgandakan upaya untuk mengalahkan pekerjaan Kristus demi kepentingan manusia dan mengikat jiwa-jiwa pada jeratnya. Untuk menahan manusia di dalam kegelapan dan di dalam keadaan tidak bertobat sampai pengantaraan Juruselamat berakhir, sehingga tidak ada lagi korban bagi pengampunan dosa, adalah tujuan yang akan dicapainya.
Bilamana tidak ada upaya khusus dilakukan untuk melawan kuasanya, bilamana keadaan acuh tak acuh merajalela di dalam jemaat dan dunia ini, Setan tidak merasa apa-apa, karena ia tidak lagi takut kehilangan mereka yang ditawan di dalam kehendaknya. Tetapi bilamana perhatian ditujukan kepada perkara-perkara kekal, dan jiwa-jiwa bertanya, "Apakah yang saya harus lakukan supaya selamat?" maka ia mempersiapkan dirinya, berusaha mempertandingkan kuasanya dengan kuasa Kristus, dan membuat tawar pengaruh Roh Kudus.
Alkitab menyatakan bahwa pada suatu kesempatan, bilamana malaikat­-malaikat Allah datang ke hadirat Tuhan, Setan juga datang di antara mereka (Ayub 1:6), tidak untuk menyembah di hadirat Raja Kekal, tetapi untuk melanjutkan rancangan-rancangan jahatnya melawan kebenaran. Dengan tujuan yang sama ia hadir bilamana orang-orang berkumpul untuk berbakti kepada Allah. Meskipun tidak kelihatan, ia bekerja dengan giat dan rajin untuk mengendalikan pikiran orang-orang yang berbakti itu. Bagaikan jenderal yang trampil, ia menyusun rencana-rencananya sebelumnya. Pada waktu ia melihat pelayan-pelayan atau pesuruh-pesuruh Allah menyelidiki Alkitab, ia mencatat mengenai hal yang akan dihadapkan kepada orang-­orang. Kemudian ia menggunakan seluruh kelicikannya dan kepintarannya agar dapat mengendalikan suasana supaya pekabaran itu tidak sampai ke­pada mereka yang sedang ditipunya dalam hal-hal tertentu itu. Seorang yang paling memerlukan amaran akan dibujuk masuk ke dalam transaksi  bisnis yang memerlukan kehadirannya, atau dengan cara lain; akan dicegah untuk mendengar perkataan-perkataan yang dapat membuktikan kepadanya suatu aroma kehidupan kepada kehidupan.
Sekali lagi, Setan melihat hamba-hamba Allah dibebani oleh karena ke­gelapan kerohanian yang menutupi orang-orang. Ia mendengar doa-doa mereka yang sungguh-sungguh untuk memohon karunia dan kuasa Ilahi, untuk mematahkan keadaan acuh tak acuh, kelalaian, dan kemalasan. Ke­mudian dengan semangat yang baru ia meningkatkan keahliannya. Ia meng­goda manusia memanjakan selera makan mereka, atau bentuk lain peman­jaan diri, dan dengan demikian mengkakukan perasaan manusia itu, sehing­ga mereka gagal mendengar hal-hal penting yang harus mereka pelajari.
Setan mengetahui benar bahwa semua yang dapat dituntunnya untuk melalaikan berdoa dan menyelidiki Alkitab, akan dapat dikalahkan oleh serangannya. Itulah sebabnya ia menciptakan setiap cara yang mungkin untuk menyibukkan pikiran. Akan selalu ada kelompok orang yang mengaku saleh, yang gantinya terus berusaha mengetahui kebenaran, membuat aga­ma mereka mencari-cari kesalahan tabiat dan iman orang-orang yang me­reka tidak setujui. Orang-orang seperti ini adalah tangan kanan Setan. Penuduh saudara-saudara tidak sedikit. Dan mereka selalu giat bilamana Allah bekerja dan hamba-hamba-Nya sedang memberi-Nya penghormatan yang benar. Mereka akan memberi corak palsu kepada perkataan dan tindakan mereka yang mengasihi dan mengikuti kebenaran. Mereka akan menggambarkan hamba-hamba Kristus yang paling sungguh-sungguh, giat dan yang menyangkali diri, sebagai orang-orang yang tertipu atau penipu. Adalah pekerjaan mereka untuk melukiskan dengan salah motif perbuatan yang benar dan baik, untuk menyebarkan sindiran, dan membangkitkan kecuriga­an di dalam pikiran orang-orang yang belum berpengalaman. Dalam setiap tatacara yang dapat dipikirkan mereka berusaha agar apa yang murni dan benar dianggap sebagai yang kotor dan menipu.
Tetapi seorang pun tidak perlu tertipu oleh mereka ini. Mungkin sudah dapat dilihat anak-anak siapa mereka, teladan siapa yang mereka ikuti, dan pekerjaan siapa yang mereka kerjakan. "Dari buahnyalah kamu akan me­ngenai mereka." (Matius 7:16). Pekerjaan mereka mirip pekerjaan Setan; pemfitnah yang meracuni, "pendakwa saudara-saudara kita." (Wahyu 12:10).
Penipu besar itu mempunyai agen-agen yang siap untuk menyatakan setiap jenis kesalahan untuk menjerat jiwa-jiwa bidat (ajaran-ajaran menyimpang) yang disediakan untuk memenuhi berbagai citarasa dan ke­mampuan mereka yang hendak dibinasakan. Adalah rencananya untuk membawa ke dalam jemaat unsur-unsur ketidaktulusan dan hati yang tidak dibarui yang mendorong timbulnya keragu-raguan dan ketidakpercayaan, dan menghalangi semua mereka yang rindu melihat pekerjaan Allah maju, dan maju bersamanya. Banyak yang tidak mempunyai iman sejati kepada Allah atau kepada Sabda-Nya, menyetujui beberapa prinsip-prinsip kebe­naran, dan lolos sebagai orang Kristen. Dan dengan demikian mereka disang­gupkan untuk memperkenalkan kesalahan-kesalahan mereka sebagai ajar­an-ajaran yang Alkitabiah.
Pendirian bahwa tidak mempunyai akibat apa yang dipercayai oleh manusia adalah salah satu penipuan yang paling  berhasil dari Setan. la mengetahui bahwa kebenaran, yang diterima dengan kasih akan kebenaran itu, akan menguduskan jiwa si penerima; itulah sebabnya ia senantiasa ber­usaha menggantinya dengan teori-teori palsu, cerita-cerita dongeng dan injil yang lain. Dari mulanya, hamba-hamba Allah telah berjuang melawan guru-guru palsu, bukan saja sebagai orang-orang jahat, tetapi berulang-ulang sebagai pengajar kepalsuan yang fatal kepada jiwa. Elia, Yeremia, Paulus, dengan tegas dan tidak gentar menentang mereka yang mengalihkan orang­-orang dari firman Allah. Bahwa kebebasan yang menganggap iman yang benar suatu keagamaan tidak penting, tidak diterima oleh para pembela kebenaran.
Penafsiran Alkitab yang semu dan penuh khayalan, dan berbagai teori yang bertentangan mengenai iman keagamaan yang terdapat dalam dunia Kristen adalah pekerjaan musuh besar kita, untuk membingungkan pikiran sehingga mereka tidak melihat kebenaran itu dengan jelas. Perbedaan pen­dapat dan perpecahan. yang terjadi di antara jemaat-jemaat dunia Kristen sebagian besar disebabkan oleh kebiasaan memutarbalikkan Alkitab untuk mendukung suatu teori kesukaannya. Gantinya mempelajari firman Allah dengan kerendahan hati untuk memperoleh pengetahuan mengenai kehendak-Nya, banyak yang berusaha hanya untuk menemukan sesuatu yang ganjil atau yang asli, yang orisinil.
Untuk mempertahankan doktrin-doktrin yang salah atau praktik-praktik yang tidak Kristiani, sebagian orang menggunakan ayat-ayat Alkitab di luar konteks, mungkin mengutip setengah ayat untuk membuktikan penda­pat mereka, sementara sebagian yang sisa akan menunjukkan arti yang ber­lawanan. Dengan kelicikan seekor ular, mereka berlindung di belakang ucapan-ucapan yang tidak berhubungan satu sama lain yang diartikan sesuai dengan keinginan manusiawi mereka. Demikianlah banyak orang yang de­ngan sengaja memutarbalikkan dan menyalahgunakan firman Allah. Yang lain, yang mempunyai imajinasi aktif, mengambil angka-angka dan lam­bang-lambang Alkitab, menafsirkannya sesuai dengan kesukaannya, de­ngan mengabaikan kesaksian Alkitab sebagai penafsir dirinya sendiri, dan kemudian mereka mengemukakan tingkah laku mereka yang aneh itu se­bagai ajaran-ajaran Alkitab.
Bilamana pelajaran Alkitab diadakan tanpa roh yang mau diajar, tanpa doa dan kerendahan hati, ayat-ayat yang paling sederhana dan paling jelas serta dengan ayat-ayat yang paling sulit akan diputarbalikkan dari artinya yang sebenarnya. Pemimpin-pemimpin kepausan memilih bagian-bagian Alkitab yang paling sesuai dengan maksud-maksud mereka, menafsirkannya sesuai dengan kemauan mereka, lalu menyampaikannya kepada orang­orang, sementara mereka melarang mempelajari sendiri Alkitab dan me­ngerti kebenarannya yang kudus itu. Seluruh ini Alkitab harus diberikan kepada orang-orang sebagaimana ia dibaca. Adalah lebih baik bagi mereka untuk tidak mengajarkan Alkitab sama sekali daripada mengajarkan Alkitab yang telah disalahartikan dan disalahlukiskan.
Alkitab telah dirancang untuk menjadi penuntun kepada semua orang yang rindu mengenai kehendak Pencipta mereka. Allah memberikan kepa­da manusia perkataan nubuat yang pasti. Malaikat-malaikat dan bahkan Kristus sendiri datang memberitahukan kepada Daniel dan Yohanes perka­ra-perkara yang "harus segera terjadi" (Wahyu 1:1). Perkara-perkara penting itu, yang menyangkut keselamatan kita, tidak dibiarkan tersembunyi seba­gai rahasia. Perkara-perkara itu tidak dinyatakan sedemikian rupa untuk membingungkan dan menyesatkan pencari kebenaran yang jujur. Tuhan berkata melalui Nabi Habakuk, Tuliskanlah penglihatan itu dan ukirkanlah pada loh-loh, supaya orang sambil lalu dapat membacanya." (Habakuk 2:2). Firman Allah itu terang kepada semua orang yang mempelajarinya dengan hati yang penuh doa. Setiap jiwa yang benar-benar tulus akan menemukan terang kebenaran. "Terang sudah terbit bagi orang benar." (Mazmur 97:11). Dan tak akan ada jemaat yang maju dalam kesucian kecuali anggota-anggo­tanya dengan sungguh-sungguh mencari kebenaran seperti mencari harta yang terpendam.
Dengan seruan, kebebasan, manusia dibutakan terhadap tipu muslihat musuh mereka, sementara ia terus bekerja untuk mencapai tujuannya. Se­mentara ia berhasil menggantikan Alkitab dengan spekulasi-spekuIasi ma­nusia, maka hukum Allah dikesampingkan dan jemaat berada di bawah perhambaan dosa walaupun mereka mengaku bebas.
Bagi banyak orang, penelitian ilmiah adalah kutuk. Allah telah meng­izinkan suatu terang benar menerangi dunia ini dalam penemuan-penemu­an ilmu dan seni. Tetapi orang yang terpintar sekalipun,jikalau tidak dituntun oleh firman Allah dalam penelitian mereka, akan menjadi bingung dalam usahanya untuk menyelidiki hubungan ilmu pengetahuan dengan nubuat­an.
Pengetahuan manusia mengenai perkara-perkara materi dan rohani ada­lah berat sebelah dan tidak sempurna, oleh sebab itu banyak orang tidak mampu untuk mengharmoniskan pandangan ilmu pengetahuan mereka dengan pernyataan-pernyataan Alkitab. Banyak orang menerima hanya teori-teori dan spekulasi-spekulasi sebagai fakta-fakta ilmiah, dan mereka piker bahwa firman Allah harus diuji oleh pengajaran dari "apa yang disebut pengetahuan." (I Timotius 6:20). Pencipta dan pekerjaan-Nya berada di luar jangkauan pemikiran mereka; dan oleh sebab mereka tidak dapat mene­rangkan hal ini dengan hukum alamiah, sejarah Alkitab dianggap sebagai tidak dapat dipercaya atau tidak memadai. Mereka yang meragukan kehandalan catatan-catatan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, terlalu sering melangkah terlalu jauh, dan meragukan keberadaan atau eksistensi Allah, serta mengatakan bahwa kuasa yang kekal itu berasal dari alam. Setelah melepaskan jangkar mereka, maka mereka dibiarkan membentur batu karang ketidakpercayaan.
Demikianlah banyak orang menyimpang dari iman dan ditipu oleh si jahat. Mereka telah berusaha lebih bijak dari Penciptanya. Falsafah manusia telah mencoba menyelidiki dan menerangkan misteri yang tidak akan per­nah dinyatakan sepanjang zaman. Jika manusia mau menyelidiki dan me­ngerti apa yang telah diberitahukan Allah mengenai diri-Nya dan maksud-­maksud-Nya, mereka akan mendapat pemandangan kemuliaan, kebesaran dan kuasa Yahwe, sehingga mereka akan menyadari betapa kecilnya mere­ka, dan akan puas dengan apa yang telah dinyatakan bagi mereka dan bagi anak-anak mereka.
Adalah hasil karya terbesar penipuan-penipuan Setan untuk membuat pemikiran manusia tetap menyelidiki dan menduga-duga mengenai apa yang Allah belum beritahukan atau nyatakan dan yang la tidak kehendaki harus dimengerti. Dengan cara itulah Setan kehilangan tempatnya di surga. la menjadi tidak puas sebab semua rahasia rencana-rencana Allah tidak diberitahukan kepadanya dan sama sekali tidak mengindahkan apa yang telah dinyatakan mengenai pekerjaannya pada posisi yang tinggi yang di­berikan kepadanya. Oleh membangkitkan ketidakpuasan seperti itu pada malaikat-malaikat yang di bawah perintahnya, ia telah menyebabkan me­reka jatuh. Sekarang ia berusaha untuk mengilhami pikiran manusia de­ngan roh yang seperti itu dan menuntun mereka mengabaikan perintah­perintah langsung dari Allah.
Mereka yang tidak mau menerima kebenaran Alkitab yang terang, jelas dan tajam, senantiasa mencari cerita-cerita dongeng yang akan mendiamkan hati nurani. Semakin kurang rohani, kurang penyangkalan diri dan meren­dahkan doktrin-doktrin yang dikemukakan, semakin besar kesukaan de­ngan mana mereka diterima. Orang-orang ini merendahkan kuasa intelek­tual untuk memuaskan keinginan-keinginan daging mereka. Oleh karena kesombongannya, mereka tidak perlu menyelidiki Alkitab dengan jiwa yang menyesal dan doa yang sungguh-sungguh memohon tuntunan Ilahi, mere­ka tidak mempunyai perisai untuk menangkis penipuan. Setan siap sedia memenuhi keinginan-keinginan hati, dan menyembunyikan penipuannya itu di tempat kebenaran. Demikianlah caranya kepausan mendapat kekuasaannya atas pikiran-pikiran manusia; dan oleh penolakan kebenaran, sebab kebenaran itu melibatkan salib, maka Protestan pun menuruti jalan yang sama. Semua yang melalaikan firman Allah, mempelajari kenyamanan dan politik agar mereka tidak mempunyai perbedaan dengan dunia ini, akan dibiarkan menerima bidat atau ajaran yang sesat yang terkutuk gantinya kebenaran agama. Setiap bentuk kesalahan yang dapat dipikirkan akan di­terima oleh mereka yang dengan sengaja menolak kebenaran. la yang me­mandang ngeri suatu penipuan akan dengan mudah menerima yang lain. Rasul Paulus, berbicara mengenai sekelompok orang yang "tidak meneri­ma dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka," me­nyatakan, "Dan itulah sebabnya Allah mendatangkan kesesatan atas mere­ka, yang menyebabkan mereka percaya akan dusta, supaya dihukum se­mua orang yang tidak percaya akan kebenaran dan yang suka kejahatan." (2 Tesalonika 2:10-12). Dengan amaran seperti itu di hadapan kita, kita perlu waspada mengenai doktrin-doktrin yang kita terima.
Di antara yang paling ampuh dari agen-agen penipu besar itu ialah ajar­an-ajaran yang menyesatkan dan mukjizat-mukjizat palsu Spiritisme. De­ngan menyamar sebagai malaikat terang, ia menyebar jaringnya di tempat yang paling sedikit dicurigai. Seandainya saja orang mempelajari buku Allah dengan doa yang sungguh-sungguh agar mereka bisa mengerti, mereka tidak akan ditinggalkan di dalam kegelapan untuk menerima doktrin-doktrin palsu. Tetapi oleh karena mereka menolak kebenaran itu, mereka jatuh menjadi mangsa penipuan.
Kesalahan berbahaya lainnya ialah doktrin yang menyangkal Keilahian Kristus, yang mengatakan bahwa Dia tidak ada sebelum kedatangan-Nya ke dunia ini. Teori ini diterima dengan senang oleh sekelompok orang yang mengatakan mereka percaya Alkitab, namun secara langsung bertentangan dengan pernyataan paling jelas Juruselamat mengenai hubungan-Nya de­ngan Bapa itu, mengenai tabiat Ilahi-Nya, dan mengenai praeksistensi-Nya. Tidak bisa diterima doktrin ini tanpa memutarbalikkan ayat-ayat Alkitab. Bukan saja hal itu merendahkan konsep manusia mengenai pekerjaan penebusan, tetapi juga merusakkan kepercayaan kepada Alkitab sebagai wahyu dari Allah. Selain hal ini lebih berbahaya, juga lebih susah dihadapi. Jikalau manusia menolak kesaksian Alkitab yang diilhamkan itu mengenai Keilahian Kristus, maka sia-sialah memperdebatkan pokok masalah itu dengan mereka, karena tidak akan ada perdebatan, betapapun ke­simpulannya, yang dapat meyakinkan mereka. "Tetapi manusia duniawi tidak menerima apa yang berasal dari Roh Allah, karena hal itu baginya adalah suatu kebodohan; dan ia tidak dapat memahaminya sebab hal itu hanya dapat dinilai secara rohani." (1 Korintus 2:14). Tidak seorang pun yang berpegang kepada kesalahan ini dapat memiliki kosepsi yang benar mengenai tabiat atau misi Kristus, atau mengenai rencana agung Allah bagi penebusan manusia.
Masih ada lagi kesalahan licik dan jahat yang lain, yaitu kepercayaan yang cepat tersebar, yang mengatakan bahwa Setan itu tidak berwujud se­bagai satu makhluk, bahwa nama Setan digunakan di dalam Alkitab hanya­lah untuk melambangkan pikiran-pikiran dan keinginan-keinginan jahat manusia.
Pengajaran yang dikumandangkan secara luas dari mimbar-mimbar populer, bahwa kedatangan Kristus yang kedua kali ialah kedatangan-Nya ke tiap-tiap orang pada waktu kematian, adalah suatu rencana untuk meng­alihkan pikiran manusia dari berita kedatangan-Nya secara pribadi di awan-­awan. Sebab itu selama bertahun-tahun Setan telah berkata, "Lihat, Mesias ada di sini, atau Mesias ada di sana!" (Matins 24:23-26), dan banyak jiwa­jiwa telah hilang oleh menerima penipuan ini.
Sekali lagi, hikmat duniawi mengajarkan bahwa doa tidak perlu. Ahli­-ahli ilmu pengetahuan mengatakan bahwa tidak akan ada jawaban yang sesungguhnya kepada doa; bahwa ini adalah pelanggaran kepada hukum, suatu mujizat, dan bahwa mujizat itu tidak pernah ada. Alam semesta ini, kata mereka, diatur oleh hukum-hukum yang tetap, dan Allah sendiri tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan hukum-hukum itu. Dengan demikian mereka menampilkan Allah sebagai yang diikat oleh hukum­-hukum-Nya sendiri—seakan-akan pelaksanaan hukum Ilahi dapat menia­dakan kebebasan Ilahi. Pengajaran seperti ini berlawanan dengan kesaksi­an Alkitab. Bukankah mukjizat-mukjizat dilakukan oleh Kristus dan rasul-­rasul-Nya? Juruselamat yang berbelas kasihan yang sama itu hidup seka­rang, dan la tetap mau mendengarkan doa iman sebagaimana pada waktu la tampak berjalan di antara manusia. Yang alami bekerja sama dengan yang adikodrati. Adalah bagian dari rencana Allah untuk mengaruniakan kepada kita, dalam jawaban kepada doa iman kita, yang la tidak akan beri­kan jika kita tidak mintanya.
Banyak sekali doktrin-doktrin yang salah dan ide-ide khayalan belaka, yang sedang diterima di dalam gereja-gereja dunia Kristen. Adalah mustahil memperkirakan akibat-akibat jahat oleh karena menghilangkan salah satu tanda yang ditetapkan oleh firman Allah. Hanya sedikit yang memberani­kan diri berhenti dengan penolakan satu kebenaran saja. Kebanyakan mereka terus mengesampingkan prinsip-prinsip kebenaran itu satu demi satu, sampai mereka benar-benar menjadi kafir.
Kesalahan-kesalahan teologia populer telah mendorong banyakjiwa-ji­wa menjadi skeptis, menjadi ragu-ragu, yang sebenarnya telah menjadi per­caya kepada Alkitab. Tidak mungkin baginya menerima doktrin-doktrin yang memperkosa rasa keadilannya, kemurahannya dan kebajikannya; dan oleh karena ini dinyatakan sebagai ajaran Alkitab, ia menolak menerima­nya sebagai firman Allah.
Dan inilah tujuan yang hendak dicapai oleh Setan. Tidak ada yang pa­ling diinginkannya selain daripada membinasakan keyakinan kepada Allah dan firman-Nya. Setan berdiri di depan memimpin bala tentara besar orang­-orang bimbang, dan bekerja sekuat tenaganya untuk memperdayakan jiwa-­jiwa ke dalam barisannya. Kebimbangan menjadi satu mode. Ada seke­lompok besar orang yang tidak mempercayai firman Allah dan Allah seba­gai Pengarangnya—sebab firman itu mencela dan mempersalahkan dosa. Mereka yang tidak mau melakukan tuntutannya berusaha membuangkan wewenangnya. Mereka membaca Alkitab atau mendengarkan ajaran-ajar­annya, sebagaimana disampaikan dari mimbar-mimbar  kudus, semata-mata hanya untuk mencari-cari salah Alkitab atau khotbah. Tidak sedikit orang menjadi murtad untuk membenarkan atau memaafkan mereka karena melalaikan tugas. Yang lain menganut prinsip-prinsip skeptis oleh karena kesombongan dan kemalasan. Orang yang ingin dengan mudah membeda­kan dirinya oleh mencapai sesuatu yang berguna bagi kehormatan, yang memerlukan usaha-usaha dan penyangkalan diri, mereka berusaha menca­pai reputasi hikmat yang paling tinggi dengan mengecam Alkitab. Banyak hal di mana pikiran fana yang tidak diterangi hikmat Ilahi tidak mampu mengerti, dengan demikian kadang-kadang mereka mengecam. Banyak orang yang tampaknya merasa bahwa adalah suatu kebajikan  untuk berdiri  di pihak orang yang tidak percaya, yang ragu-ragu dan yang kafir. Tetapi di balik keikhlasan mereka itu ditemukan bahwa orang itu sebenarnya hanya didorong oleh rasa percaya diri dan kesombongan. Banyak orang yang suka mencari sesuatu di dalam Alkitab yang bisa membingungkan pikiran orang lain. Beberapa orang pada mulanya mengecam dan memberi alasan-alasan di pihak yang salah, hanya karena senang bertikai. Mereka tidak menyadari bahwa dengan berbuat demikian mereka memasukkan diri mereka ke jerat Setan. Tetapi dengan menyatakan ketidakpercayaannya secara terbuka, mereka merasa harus mempertahankan posisi mereka. Dengan demikian mereka bersatu dengan orang fasik, dan menutup pintu gerbang Firdaus bagi mereka.
Allah telah memberikan di dalam firman-Nya bukti-bukti yang cukup mengenai tabiat Ilahi-Nya. Kebenaran agung yang menyangkut penebusan kita telah dinyatakan dengan jelas. Dengan bantuan Roh Kudus, yang di­janjikan kepada semua orang yang mencarinya dengan sungguh-sungguh, setiap orang boleh mengerti kebenaran-kebenaran ini bagi dirinya sendiri. Allah telah mengaruniakan kepada semua manusia landasan kuat di atas mana iman mereka dialaskan.
Namun pikiran fana manusia tidak sepenuhnya cukup untuk mengerti rencana-rencana dan tujuan-tujuan dari Yang Kekal itu. Tidak akan pernah kita menemukan Allah oleh mencarinya. Kita tidak boleh mencoba untuk mengangkat dengan tangan kita yang lancang tirai yang menutupi kebesar­an-Nya. Rasul mengatakan, "0, alangkah dalamnya kekayaan, hikmat dan pengetahuan Allah." (Roma 11:33). Sejauh ini kita dapat mengerti perhati­an-Nya kepada kita dan motif-motif yang mendorongnya, sehingga kita boleh melihat kasih-Nya dan kemurahan-Nya yang tidak terduga bersatu dengan kuasa yang tak terbatas. Bapa kita yang di surga mengatur segala sesuatu di dalam hikmat dan kebenaran, dan kita tidak akan merasa tidak puas dan curiga melainkan harus tunduk dengan rasa hormat. la akan me­nyatakan kepada kita maksud-maksud-Nya sebanyak yang kita perlukan untuk kebaikan kita, dan selebihnya kita harus percayakan kepada tangan Yang Mahakuasa dan hati yang penuh dengan kasih itu.
Oleh karena Allah telah memberikan banyak bukti untuk percaya, la tidak akan pernah menghilangkan semua maaf untuk mereka yang tidak percaya. Semua orang yang mencari gantungan-gantungan untuk menggan­tungkan keragu-raguan mereka akan menemukannya. Dan mereka yang menolak menerima dan menuruti firman Allah sebelum semua keberatan sudah dihilangkan dan tidak ada lagi kesempatan untuk ragu-ragu, tidak akan pernah datang kepada terang.
Rasa curiga dan tidak percaya kepada Allah adalah akibat dari hati yang belum dibarui, yang bermusuhan dengan Dia. Akan tetapi iman diilhamkan oleh Roh Kudus, dan itu akan bertumbuh subur hanya bila dipelihara. Tak seorang pun kuat dalam iman tanpa usaha yang tekun. Ketidakpercayaan akan kuat jika didorong; dan jikalau manusia membiarkan dirinya ragu dan mencela, gantinya tinggal dalam bukti-bukti yang telah dikaruniakan Allah untuk menunjang iman mereka, maka mereka akan mendapati keragu-­raguan mereka itu menjadi semakin kuat.
Akan tetapi mereka yang meragukan janji-janji Allah, dan menyang­sikan jaminan kasih karunia-Nya, menghina Dia; dan pengaruh mereka cenderung menolak orang-orang datang kepada-Nya, gantinya menarik orang datang kepada Kristus. Mereka adalah pohon yang tidak menghasil­kan buah, yang melebarkan cabang-cabangnya yang gelap meluas ke seke­lilingnya, menutup sinar matahari bersinar kepada tanam-tanaman lain, yang menyebabkan tanaman itu terkulai layu dan mati di bawah bayangannya. Pekerjaan orang-orang ini akan tampak sebagai kesaksian yang tidak per­nah putus melawan mereka. Mereka menanam bibit-bibit keragu-raguan dan skeptisisme yang akan memberikan panen yang tidak akan gagal.
Hanya ada satu jalan untuk ditempuh oleh mereka yang dengan jujur ingin terbebas dari keragu-raguan. Gantinya mempertanyakan dan menge­cam apa yang mereka tidak mengerti, baiklah mereka memperhatikan te­rang yang telah bersinar kepada mereka, dan mereka akan menerima te­rang yang lebih besar. Biarlah mereka kerjakan setiap tugas yang telah jelas dimengerti, dan mereka akan disanggupkan mengerti dan melakukan apa-apa yang sekarang mereka ragukan.
Setan dapat menyajikan suatu kepalsuan yang sangat mirip dengan ke­benaran, sehingga menipu mereka yang mau ditipu, mereka yang ingin menghindari penyangkalan diri dan pengorbanan yang dituntut oleh kebe­naran. Tetapi tidak mungkin baginya untuk menguasai seseorang yang de­ngan jujur ingin mengetahui kebenaran, apa pun risikonya. Kristuslah ke­benaran, dan "terang yang sesungguhnya, yang menerangi setiap orang, sedang datang ke dalam dunia ini." (Yohanes 1:9). Roh kebenaran telah dikirimkan untuk menuntun manusia kepada segala kebenaran. Dan atas wewenang Anak Allah dinyatakan, "carilah, maka kamu akan mendapat." (Matius 7:7). "Barangsiapa melakukan kehendak-Nya, ia akan tahu entah ajaran-Ku ini berasal dari Allah." (Yohanes 7:17).
Pengikut-pengikut Kristus hanya mengetahui sedikit tentang perse­kongkolan yang dibuat oleh Setan dan pasukannya melawan mereka. Te­tapi la yang duduk di segala langit akan mengatasi semua rencana-rencana ini untuk mencapai rencana-rencana-Nya yang besar. Tuhan mengizinkan umat-Nya mendapat pencobaan berat, bukan karena la senang melihat kesu­sahan dan penderitaan mereka, tetapi karena proses ini penting bagi keme­nangan mereka yang terakhir. Sejalan dengan kemuliaan-Nya, la tidak da­pat melindungi mereka dari pencobaan, karena tujuan utama pencobaan itu adalah untuk mempersiapkan mereka melawan semua daya pikat dan bu­jukan Setan.
Baik orang jahat maupun Setan tidak dapat merintangi pekerjaan Allah, atau menghalangi kehadiran-Nya di antara umat-Nya, jikalau mereka mengaku dan meninggalkan dosa-dosa mereka dengan hati yang tunduk dan menyesal, dan dalam iman menuntut janji-janji-Nya. Setiap pencoba­an, setiap pengaruh yang menentang, baik terbuka maupun tersembunyi, dapat dilawan dengan sukses, "bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan Roh-Ku, firman Tuhan semesta alam." (Zakharia 4:6).
"Sebab mata Tuhan tertuju kepada orang-orang benar dan telinganya kepada permohonan mereka yang meminta tolong .... Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadapmu, jika kamu rajin berbuat baik?" (1 Petrus 3:12, 13). Pada waktu Bileam terpikat oleh janji upah kekayaan besar, un­tuk menyerapah Israel, dan oleh korban-korban kepada Tuhan berusaha mengutuki umat-Nya, Roh Allah melarang kejahatan yang ia ingin ucap­kan, dan Bileam terpaksa berkata, "Bagaimanakah aku menyerapah yang tidak diserapah oleh Allah? Bagaimanakah aku mengutuk yang tidak diku­tuk oleh Tuhan?" "Sekiranya aku mati seperti matinya orang-orang jujur dan sekiranya ajalku seperti ajal mereka!" Pada waktu korban kembali di­persembahkan, nabi fasik itu menyatakan, "Ketahuilah aku mendapat pe­rintah untuk memberkati, dan apabila Dia memberkati, maka aku tidak dapat membalikkannya. Tidak ada ditengok kepincangan di antara ketu­runan Yakub, dan tidak ada dilihat kesukaran di antara orang Israel. Tuhan Allah mereka, mengerti mereka, dan sorak-sorak karena raja ada di antara mereka." "Sebab tidak akan ada mantera yang mempan terhadap Yakub, ataupun tenungan yang mempan terhadap Israel. Pada waktunya akan di­katakan kepada Yakub, begitu juga kepada Israel, keajaiban yang diperbuat Allah!" (Bilangan 23:8, 10, 21, 23). Namun, untuk ketiga kalinya mezbah-­mezbah didirikan, dan sekali lagi Bileam berusaha untuk mengutuk. Tetapi dengan bibir yang tidak rela dari nabi itu, Roh Allah menyatakan kemakmur­an umat pilihan-Nya, dan menegur kebodohan dan kebencian musuh-mu­suhnya: "Diberkatilah orang yang memberkati engkau, dan terkutuklah orang yang mengutuki engkau." (Bilangan 24:9).
Umat Israel pada waktu itu setia kepada Tuhan; dan selama mereka tetap menuruti hukum-Nya, tidak ada kuasa di bumi atau di neraka yang dapat menaklukkannya. Tetapi kutuk yang tidak diizinkan diucapkan oleh Bileam terhadap umat Allah, akhirnya berhasil dikenakan ke atas mereka dengan membujuk mereka berbuat dosa. Pada waktu mereka melanggar perintah-perintah Allah, kemudian mereka memisahkan diri dari pada-Nya, maka mereka dibiarkan merasakan kuasa si pembinasa itu.
Setan menyadari benar bahwa jiwa yang paling lemah yang tinggal didalam Kristus, adalah lebih dari sekadar lawan bagi bala tentara kegelapan, dan bahwa jikalau ia menyatakan dirinya secara terbuka maka ia akan diha­dapi dan dilawan. Itulah sebabnya ia berusaha menarik tentara-tentara salib keluar dari benteng mereka yang kuat, sementara ia dan pasukannya siap sedia membinasakan semua yang berani menginjak wilayahnya. Hanya dengan bergantung kepada Allah dan menuruti semua perintah-perintah­Nya kita bisa aman.
Tak seorang pun aman dalam sehari atau sejam tanpa doa. Terutama kita harus memohon dari Tuhan hikmat untuk mengerti firman-Nya. Di sinilah dinyatakan tipu muslihat si penggoda itu, dan cara mengalahkannya dengan berhasil. Setan ahli dalam mengutip Alkitab, menafsirkan sendiri ayat-ayat itu, dengan harapan membuat kita tersandung. Kita harus mem­pelajari Alkitab dengan kerendahan hati, jangan sekali kali kehilangan pan­dangan terhadap ketergantungan kita kepada Allah. Sementara kita harus senantiasa berjaga-jaga terhadap tipu muslihat Setan, kita harus senantiasa berdoa dalam iman, "Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan."