Sabtu, 23 April 2016

60. Ketika kita mengenal TUHAN seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, hidup kita akan menjadi hidup dalam penurutan terus-menerus.



Sebuah paragraf klasik di dalam buku The Desires of Ages menyimpulkan pertanyaan mengenai penurutan. Paragraf itu memperkenalkan penurutan; mengatakan kepada kita bagaimana penurutan dapat diperoleh.

“Semua penurutan yang benar berasal dari hati. Itu adalah pekerjaan hati bersama Yesus. Dan jika kita mengizinkan, Dia akan menunjukkan diri-Nya bersama pikiran-pikiran dan tujuan-tujuan kita, memadukan hati dan pikiran kita ke dalam kesesuaian kepada kehendak-Nya, sehingga ketika menuruti Dia kita hanya melakukan gerakan hati kita sendiri. Kemauan, dibersihkan dan disucikan, akan menemukan kesenangannya yang tertinggi dalam melakukan pelayanan-Nya. Ketika kita mengenal TUHAN seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, hidup kita akan menjadi hidup dalam penurutan terus-menerus. Melalui sebuah penghormatan terhadap tabiat Kristus, melalui persekutuan dengan Allah, dosa akan menjadi kebencian bagi kita.”—Hal. 668.

Marilah kita kembali dan membacanya dengan hati-hati, kalimat demi kalimat.

“Semua penurutan yang benar berasal dari hati.” Jika itu benar, maka semua penurutan yang tidak datang dari hati bukanlah penurutan yang benar, bukan? Jika kita harus berusaha keras untuk menurut, tetap melawan keinginan-keinginan dan kecenderungan-kecenderungan kita, kemudian apapun yang bisa kita hasilkan hanyalah moralitas, tidak pernah penurutan.

“Itu adalah pekerjaan hati bersama Yesus.” Kristus adalah teladan terbesar satu-satunya dari kebenaran oleh iman. Dia datang ke dunia ini bukan hanya untuk mati bagi kita, tetapi juga untuk menunjukkan kepada kita bagaimana kita hidup. Wahyu 3:21 memberikan janji tersebut, “Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Akupun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya.” Kita diundang untuk menjadi pemenang dalam cara yang sama Kristus telah menang.

“Jika kita mengizinkan, Dia akan menunjukkan diri-Nya bersama pikiran-pikiran dan tujuan-tujuan kita, memadukan hati dan pikiran kita ke dalam kesesuaian kepada kehendak-Nya, sehingga ketika menuruti Dia kita hanya melakukan gerakan hati kita sendiri.” Apakah bagian kita? Mengizinkan. Apakah bagian-Nya? Mengubah hati dan pikiran kita dan bahkan gerakan hati kita, hingga kita menemukan diri kita melakukan kehendak-Nya secara alamiah dan spontan. Apakah engkau menyukai penurutan yang menuruti kata hati? Akankah itu menjadi kabar baik bagimu, ketika dihadapkan dengan sebuah keputusan dalam hidupmu, untuk menemukan bahwa kata hatimu yang pertama selaras dengan kehendak Allah? Itu tersedia!

“Kemauan, dibersihkan dan disucikan, akan menemukan kesenangannya yang tertinggi dalam melakukan pelayanan-Nya.” Jika pelayanan TUHAN adalah kesenangan tertinggimu, haruskah engkau berusaha keras untuk menurut? Akankah penurutan menjadi kerja keras? Atau akankah itu—menyenangkan!

Sekarang tiba pada metode, penjelasan tentang bagaimana semua ini dapat terjadi dalam hidup kita. “Ketika kita mengenal TUHAN seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, hidup kita akan menjadi hidup dalam penurutan terus-menerus.”

Saya bertanya kepadamu, jika engkau menemukan bahwa engkau belum mengalami penurutan yang terus-menerus, apakah masalahnya? Apakah engkau perlu berusaha lebih keras? Apakah engaku perlu membuat lebih banyak kebulatan tekad? Apakah engkau perlu mengembangkan kuasa kemauanmu? Atau apakah engkau perlu menempatkan usaha lebih besar untuk mengenal Allah seperti itu adalah sebuah kehormatan bagimu untuk mengenal Dia?

Dan akhirnya, “Melalui sebuah penghormatan terhadap tabiat Kristus, melalui persekutuan dengan Allah, dosa akan menjadi kebencian bagi kita.” Apakah engkau menemukan dosa sebagai sebuah kebencian? Atau apakah kadang kala engkau menemukan dosa itu menarik? Jika engkau menemukan dosa itu menarik dari pada kebencian, apa yang salah? Engkau belum memiliki sebuah penghormatan sejati terhadap tabiat Kristus; engkau perlu bersekutu dengan Allah.

Ketika kita mengenal Allah, mengenal Dia seperti itu adalah sebuah kehormatan bagi kita untuk mengenal-Nya, penurutan akan menjadi alamiah, spontan, dan sesuai kata hati! Saat kita menempatkan usaha kita dalam persekutuan dengan-Nya, penurutan akan menjadi hasil yang tidak terhindarkan.


Jumat, 22 April 2016

59. Penurutan yang hanya bersifat eksternal adalah penurutan palsu.



Anak-anak terkenal sangat merepotkan karena mengatakan tanpa berpikir apa saja yang terdapat di dalam pikiran mereka, menyambut tamu untuk makan malam dengan mengumumkan, “Ibu saya berkata dia berharap engkau tidak membicarakan tentang operasimu ketika kita sedang makan” atau menanyakan Bibi Minie, “Mengapa gigimu begitu berantakan?”

Kita orang dewasa merasa ngeri dan mencoba menjelaskan perbedaan antara bijaksana dan menjadi tidak jujur! Itu bukanlah perbedaan yang mudah.

Para remaja sering mengeluhkan tentang kemunafikan di dalam gereja. Mereka cepat melihat perbedaan sebuah standar ganda dalam diri para guru dan pemimpin mereka. Kadang kala pertanyaan-pertanyaan mereka membuat kita bahkan lebih tidak merasa nyaman dari pada pandangan yang berterus terang dari seorang anak berusia lima tahun. Tetapi mereka menuntut jawaban yang jujur dan memandang rendah kepura-puraan. Satu ungkapan yang sering saya dengar akhir-akhir ini dari sekumpulan remaja adalah, “Yang benar aja!”

Itu digunakan sebagai sebuah tantangan terhadap kenyataan, berarti sama seperti, “Engkau pasti bercanda!” atau “Engkau sedang mempermainkan saya!” atau “Engkau tidak sungguh-sungguh!”

TUHAN sendiri menyukai kenyataan! Ketika Yesus berada di bumi, Dia menegur orang-orang Farisi lebih keras dari pada yang lain Beberapa dari bahasa yang paling keras di dalam Alkitab ditujukan kepada orang-orang munafik, seperti Wahyu 3, dimana TUHAN lebih jauh berkata bahwa Dia lebih menyukai orang-orang yang berdosa secara terbuka dari pada orang Kristen yang berpura-pura. Hanya Dia tidak “sesopan” itu mengatakannya! “Aku tahu segala pekerjaanmu; engkau tidak dingin dan tidak panas. Alangkah baiknya jika engkau dingin atau panas! Jadi karena engkau suam-suam kuku, dan tidak dingin atau panas, Aku akan memuntahkan engkau dari mulut-Ku.” Ayat 15 dan 16. “Kebenaran dirimu sendiri adalah kemuakan bagi TUHAN Yesus Kristus.”—Komentar-komentar Ellen G. White, S.D.A. Bible Commentary, vol. 7, hal. 963.
TUHAN menuntut kenyataan! Dia hanya menginginkan doa yang datang dari hati. Dia tidak hanya ingin sekedar kata-kata. Baca Thoughts from the Mount of Blessing, hal. 86. Dia hanya ingin pemberian dan persembahan yang datang karena kasih dan kerelaan memberi. Dia tidak menginginkan apapun yang diberikan dengan enggan. Baca 2 Korintus 9:7. Dan Dia hanya menginginkan pelayanan kasih. Dia menginginkan penurutan yang datang dari hati.

Penurutan luar tidak berlaku bagi TUHAN. “Ada orang-orang yang menyatakan melayani TUHAN, sementara mereka bergantung pada usaha mereka sendiri untuk menuruti hukum-Nya, untuk membangun tabiat yang benar, dan memiliki keselamatan. Hati mereka tidak digerakkan oleh perasaan dalamnya kasih Kristus, tetapi mereka berusaha untuk melakukan tugas-tugas dari kehidupan Kristen seperti yang TUHAN tuntut kepada mereka untuk memperoleh surga. Agama seperti itu tidak ada nilainya.”—Steps to Christ, hal. 44 (penekanan ditambahkan).

“Orang yang mencoba untuk memelihara hukum TUHAN hanya karena sekedar perasaan wajib semata—karena dia dituntut untuk melakukannya—tidak akan pernah memasuki sukacita penurutan. Dia tidak menurut. Ketika tuntutan TUHAN dianggap sebuah beban karena mereka melangkah kepada kecondongan manusia, kita boleh mengetahui bahwa kehidupan seperti itu bukanlah kehidupan Kristen. Penurutan sejati adalah pekerjaan luar dari prinsip-prinsip yang ada di dalam.”—Christ’s Object Lessons, hal. 97. (Penekanan ditambahkan).

Di sini kita menemukan pendapat lain yang meyakinkan untuk penurutan “alamiah”. TUHAN bahkan tidak menganggap “perbuatan-perbuatan baik” sebagai penurutan kecuali itu datang dari hati. Oleh karena itu, setiap moralitas yang kita tunjukkan dengan terpisah dari Dia, setiap paksaan terhadap diri untuk melakukan apa yang Allah telah minta untuk kita lakukan, bahkan tidak dianggap sebagai penurutan.

TUHAN hanya mengenali kenyataan! Jika penurutan kita tidak datang dari dalam, itu sama sekali bukanlah penurutan. Itulah yang Yesus katakan dalam Matius 5, ketika Dia memperingatkan kita tentang kebencian adalah dasar dari pembunuhan dan hawa nafsu adalah dasar dari perzinahan. Tidaklah cukup hanya sekedar menahan diri untuk tidak berbuat jahat. Hasrat untuk keinginan-keinginan yang salah di dalam hati adalah dosa.

TUHAN menjanjikan kita kenyataan! Dia mempunyai lebih banyak untuk ditawarkan kepada kita dari pada seumur hidup memaksa diri kita melakukan apa yang kita benci lakukan dan menggertakkan gigi kita untuk menahan diri melakukan apa yang sungguh-sungguh menyenangkan diri kita. Ketika Dia menghidupkan kehidupan-Nya di dalam kita, kita akan menurut karena penurutan adalah selaras dengan keinginan kita sendiri. Hanya itulah jenis penurutan sejati.


Kamis, 21 April 2016

58. Orang yang bergantung kepada Allah untuk mendapatkan kuasa tidak harus berusaha keras untuk menurut. Dia harus berusaha keras untuk tidak menurut.



Saudara laki-laki saya dan saya adalah teman sekamar pada saat di perguruan tinggi. Hal ini mengejutkan orang tua kami, karena saudara laki-laki saya dan saya sangat sering bertengkar ketika kami masih remaja sehingga orang tua kami kadang kala bertanya-tanya apakah kami bisa hidup menjadi dewasa—setidaknya bisa berteman baik! Tetapi keajaiban akhirnya terjadi, dan kami memilih untuk tinggal dalam satu kamar.

Pada satu malam Minggu saudara laki-laki saya gelisah. Pada saat itu sedang pertengahan musim dingin—hal yang paling berat pada musim dingin di California Selata—kabut! Itu adalah malam yang baik untuk tetap berada di rumah, meletakkan kakimu di atas meja, bersantai sambil membaca buku yang bagus.

Namun, saudara laki-laki saya memutuskan untuk berjalan keluar. Kenyataannya, dia memutuskan untuk berjalan kaki ke Glendale, tujuh puluh lima mil jauhnya!

Ini bukanlah keputusan yang rasional! Dalam keadaan normal, hal ini akan membuat saya mengikat dia di suatu tempat hingga jiwanya waras kembali. Tetapi saudara laki-laki saya mempunyai tunangan di Glendale. Dia sedang jatuh cinta. Dan saya tahu tentang penyakitnya ini! Maka saya bukan hanya tidak berusaha untuk menghentikannya, saya bahkan bertindak lebih jauh memberikan dorongan dengan mengatakan bahwa tindakannya ini dapat dimaklumi!

Kita telah memperhatikan sejauh ini pada bagian ini bahwa penurutan adalah sebuah karunia. Kita telah melihat bagaimana penurutan sejati datang dari dalam keluar, bukan dari luar ke dalam. Kita telah mengerti bahwa penurutan sejati adalah alamiah dan spontan. Sekarang kita akan melangkah selangkah lebih jauh. Jika engkau sedang mengalami penurutan sejati, engkau akan harus berusaha lebih keras untuk tidak menurut dari pada menurut.

Jika engkau memiliki kesulitan dengan dasar pemikiran itu, ingatlah saudara laki-laki saya yang berjalan kaki ke Glendale! Dia didorong oleh kekuatan terbesar di dunia ini, kekuatan cinta.

Walaupun keadaan tidak memungkinkan, walaupun ada rintangan, walaupun jarak sangat jauh, akan jauh lebih sulit baginya untuk tetap tinggal di asrama dari pada menjalani tujuh puluh lima mil. Berjalan ke Glendale lebih mudah dibandingkan duduk di kursi dengan kaki di meja, membaca buku bagus. Menembus kabut lebih mudah dibandingkan tetap tinggal di asrama. Pergi ke Glendale adalah alamiah dan spontan baginya.

Kadang kala orang-orang menjadi takut ketika kita membicarakan tentang penurutan alamiah dan spontan, kita berbicara tentang penurutan tanpa usaha. Adakah usaha yang terlibat dalam mematuhi TUHAN? Tentu ada! Adakah usaha yang terlibat bagi saudara laki-laki saya untuk berjalan kaki ke Glendale? Tentu! Tetapi yang menjadi persoalan penting adalah: Dimana terletak usaha yang lebih besar?

Jika lebih sulit bagimu untuk mematuhi TUHAN dari pada mengikuti gerakan hatimu, maka engkau belum mengalami penurutan sejati. Jika lebih sulit bagimu untuk tidak menurut, karena gerakan hatimu adalah menuruti TUHAN, maka engkau dapat mengetahui bahwa TUHAN sedang bekerja di dalam engkau, sesuai dengan kehendak dan kerelaan-Nya.

Dalam Mazmur 40:9, Daud menggambarkan penurutan alamiah ketika dia berkata, “Aku suka melakukan kehendak-Mu, ya Allahku; Taurat-Mu ada dalam dadaku.” “Melihat kepada Yesus kita mendapatkan pandangan Allah yang lebih terang dan lebih jelas, dan oleh memandang kita diubahkan. Kebaikan, kasih kepada sesama manusia, menjadi naluri alamiah kita.”—Christ’s Object Lessons, hal. 355.

Jika naluri alamiahmu adalah menurut, jika hukum TUHAN ada dalam hatimu dan engkau menemukan kesenangan dalam melakukan kehendak-Nya, maka engkau akan harus berusaha lebih keras untuk tidak menurut dari pada menurut.

Hal itu tidak berarti bahwa penurutan selalu mudah. Tidak selalu mudah untuk mengikuti naluri alamiahmu! Ambil contoh tentang ibu yang membesarkan anak-anaknya. Naluri alamiahnya menuntunnya untuk menempatkan kebutuhan anak-anaknya di atas kebutuhannya sendiri. Naluri alamiahnya akan menuntunnya untuk mengganti popok, walaupun saya dapat menyakinkan engkau dari pengalaman pribadi bahwa mengganti popok bukanlah sebuah tugas yang selalu menyenangkan! Naluri alamiahnya akan menyebabkan dia untuk bangun di tengah malam untuk menyusui atau menjaga bayinya pada saat sebenarnya dia merasa akan jauh lebih menyenangkan untuk terlelap di tempat tidur. Apakah menjaga seorang bayi selalu mudah? Tidak, tetapi itu adalah naluri alamiah bagi seorang ibu atau ayah yang mengasihi.

Bagi orang yang dikendalikan Allah, penurutan mungkin tidak selalu mudah. Tetapi itu selalu lebih mudah!

Rabu, 20 April 2016

57. Penurutan sejati adalah alamiah dan spontan. Hal itu datang hanya melalui hubungan iman bersama Kristus.



Pernahkah engkau mendengar sebuah “pertentangan istilah”? Ahli-ahli bahasa Inggris mempunyai sebuah kata indah untuk itu, tetapi apa yang mereka bicarakan adalah tentang menggunakan dua kata secara bersama-sama yang bertentangan satu sama lain. Sebuah contoh “cruel kindness,” (cruel= kejam, kindness=kebaikan) atau “brave coward” (brave=berani, coward=pengecut). Kadang kala para penulis atau pembicara menggunakan beberapa pertentangan seperti itu untuk mencoba menggambarkan dua emosi atau kejadian yang bertolakbelakang.

Bagaimana dengan “penurutan alamiah”? Apakah menurutmu hal itu seperti sebuah pertentangan istilah? Ketika engkau memikirkan penurutan, apakah engkau memikirkan kerja keras, usaha, dan perjuangan? Apakah mungkin bagi penurutan untuk menjadi alamiah?

Satu alasan mengapa penurutan tidak mungkin menjadi alamiah adalah jika penurutan itu hanya pada bagian luar, dan bukan bagian dalam. Jika engkau ingin melakukan sesuatu tetapi memaksakan dirimu melakukan hal lain, maka penurutan tidak akan terjadi secara spontan.

Berapa banyak penurutan yang dapat kita ingat merupakan pemaksaan diri kita melakukan sesuatu yang tidak ingin kita lakukan? Kita melakukannya sebagai anak-anak. Orang tua kita menyuruh kita membersihkan kamar kita atau mandi atau makan sayur. Tetapi kita suka kamar kita seperti apa adanya. Kita berada pada kondisi alergi air. Kita benci sayur. Dan kemudian kita bersungut-sungut dan mengeluh dan akhirnya mengerjakan dengan enggan apa yang dipaksakan untuk kita lakukan. Dan kita berpikir bahwa itulah penurutan.

Merupakan kabar baik yang hebat mengetahui bahwa Allah mempunyai rencana yang lebih baik untuk penurutan dari pada itu! The Acts of the Apostles, hal. 482, 483, menggambarkannya: “Dari diri kita, kita tidak mampu untuk membawa maksud-maksud dan hasrat-hasrat dan kecenderungan-kecenderungan selaras dengan kehendak Allah; tetapi jika kita ‘mau untuk dibuat mau’, Juruselamat akan memenuhi hal ini untuk kita, ‘Mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah... menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus.’ 2 Korintus 10:5.”

Jika pemikiran dan hasratmu adalah untuk kebenaran, maka bukankah hal-hal alamiah dan spontan akan mengikuti melalui setiap tindakan yang benar?

TUHAN telah menjanjikan perubahan-perubahan yang menggembirakan dalam pemikiran kita yang akan menghasilkan penurutan sejati dari pada sekedar pengesahan luar. Dia telah berjanji untuk membawa perasaan-perasaan kita, pikiran-pikiran kita dan maksud-maksud kita ke dalam keselarasan dengan kehendak-Nya. Baca Steps to Christ, hal. 61. Dia telah berjanji untuk mengubah selera dan kecenderungan hingga murni dan kudus. Baca Gospel Workers, hal. 127. Dia telah berjanji untuk membawa pikiran dan hasrat kepada kehendak Kristus. Baca The Desires of Ages, hal. 176. Dia juga berjanji bahwa dengan melihat Yesus, oleh memandang-Nya, kita akan diubahkan hingga kebaikan menjadi naluri alamiah kita. Baca Christ Object Lessons, hal. 355. Dia berjanji untuk memberikan kita pikiran yang baru, tujuan-tujuan baru, dan motif-motif baru. Baca Messages to Young People, hal. 72.

Pikirkanlah sebenar. Jika perasaan, pikiran, tujuan, selera, kecenderungan, hasrat, motif, dan nalurimu selaras dengan kehendak dan pikiran Allah, maka apa yang akan terjadi terhadap tindakan-tindakanmu? Akankah engkau bekerja keras untuk menurut, atau akankah engkau menemukan bahwa penurutan itu alamiah dan spontan?

Perhatikan paragraf ini. “Jika kita memiliki kasih Yesus di dalam jiwa kita, akan menjadi konsekwensi alamiah bagi kita untuk memiliki karunia-karunia lain—sukacita, damai, tabah menderita, kelemahlembutan, kebaikan, kesetiaan, penurutan, pengendalian diri.”—My Life Today, hal. 50. “Anak-anak Allah tidak pernah lupa untuk melakukan kebaikan.... Pekerjaan-pekerjaan baik adalah spontan bagi mereka, karena Allah telah mengubah keadaan alamiah mereka oleh karunia-Nya.”—Ibid, hal 193.

Untuk menggambarkan penurutan sebagai sesuatu yang “alamiah” dan “spontan” bukanlah sebuah pertentangan istilah. Itu adalah kabar baik! Rencana Allah bagimu adalah untuk mengubahmu dari sebelah dalam ke luar, sehingga menuruti-Nya akan memberikanmu kesenangan terbesar, karena itulah secara pasti yang engkau paling ingin lakukan.