Sabtu, 24 Juni 2017

19.KUASA KEMAUAN KITA

KUASA KEMAUAN KITA



1.    Nasib

Banyak di antara kita, yang sudah mengerti bahwa manusia diciptakan Allah menurut peta-Nya, masih juga dipengaruhi oleh paham bahwa keselamatan seseorang sudah ditentukan terlebih dahulu oleh Tuhan. Tuhan itu Maha Tahu. Ini benar. Tetapi tahu bukanlah menentukan.

Tuhan tahu bahwa Adam akan jatuh, itulah sebabnya sebelum dunia dijadikan Tuhan sudah menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Tetapi Tuhan tidak menentukan Adam untuk jatuh.

Mengenal sifat anak kita yang nakal, kita tahu bahwa anak kita akan ikut kawannya secara sembunyi-sembunyi ke tempat judi walaupun kita sudah melarangnya. Tetapi kita tidak menentukan anak kita untuk berjudi.

Paham nasib adalah bertentangan dengan Injil Kristus dan harus dibuang jauh-jauh dari pikiran kita.

Adalah Kehendak Allah bahwa manusia selamat (Yehezkiel 18:23). Sekiranya pemerintahan Allah itu tidak dilandaskan kasih dan kebebasan untuk memilih, tidak bakal terjadi pemberontakan di sorga. Kalaupun setelah pemberontakan landasan pemerintahan Allah itu dapat diubah, dan Tuhan boleh memaksakan keselamatan manusia menurut kehendak-Nya sendiri, semua manusia akan diselamatkan-Nya.

Tuhan menghendaki manusia selamat. Setan menghendaki manusia binasa.

Dua kekuatan ini berperang mempengaruhi pikiran manusia. Manusia harus memilih. Tiap hari ia harus memilih untuk keselamatan atau untuk kebinasaan. Manusia tidak dapat mengalahkan setan atau Adam apabila ia binasa. Ia juga tidak dapat mempersalahkan Tuhan. Adalah merupakan haknya dan kebebasannya untuk memilih di antara mati atau hidup. Yang mana yang akan menjadi bagiannya adalah sesuai dengan pilihannya sendiri. Pilihannya sendiri yang menentukan.

Itulah sebabnya Alkitab menegaskan bahwa Nuh hanya dapat menyelamatkan dirinya sendiri, begitu juga Daniel atau Ayub (Yehezkiel 14). Orang tua tidak dapat menyelamatkan anak-anak mereka dan anak-anak tidak dapat menyelamatkan orang tua mereka. Semua harus membuat pilihan untuk dirinya sendiri-sendiri. Ini bukan nasib!


2.    Kuasa Kemauan Sumber Segala Perbuatan Kita

“Saudara perlu minum setiap hari dari sumber air kebenaran, agar supaya saudara dapat mengenal rahasia kebahagiaan dan kesukaan di dalam Tuhan. Tetapi saudara harus ingat bahwa kuasa kemauan saudara adalah sumber dari segala perbuatan saudara. Kuasa kemauan ini, yang menjadi unsur yang begitu penting dalam tabiat seseorang, telah diserahkan kepada kendali setan pada kejatuhan Adam; dan sejak itu setan telah bekerja di dalam manusia untuk mengerjakan kehendaknya dan kesukaannya sendiri demi kehancuran dan derita manusia.

Tetapi pengorbanan Allah dalam memberikan Yesus,….. untuk menjadi tebusan bagi dosa, telah memungkinkan Dia untuk berkata, tanpa melanggar satupun dari landasan pemerintahan-Nya: ‘Serahkan dirimu kepada-Ku; berikan kepada-Ku kuasa kemauanmu: ambillah dia dari kendali setan, dan Aku akan memilikinya: sehingga Aku dapat bekerja di dalam kamu untuk mengerjakan kehendak dan kesukaan-Ku’. Apabila Allah memberi kepada saudara pikiran Kristus, kuasa kemauan saudara menjadi kuasa kemauan-Nya, dan tabiat saudara akan diubah menjadi seperti tabiat Kristus”.— 5 T 515

Kutipan ini mengandung rahasia kebahagiaan, kesukaan, dan keselamatan kita. Oleh sebab itu perlu diteliti dengan sebaik-baiknya.
a.      Apa rahasia kebahagiaan dan kesukaan kita di dalam Tuhan?

Jawab: Minum setiap hari dari sumber kebenaran.

b.      Apa yang membuat kita minum setiap hari dari sumber kebenaran?

Jawab: Minum adalah sesuatu yang kita lakukan. Yang membuat kita minum adalah pilihan dengan kuasa kemauan kita. Kita tidak akan dapat memasukkan air ke dalam mulut kita untuk kita minum kalau kita tidak mempunyai kemauan untuk minum.
Ingat bagaimana sulitnya kita membuat anak kecil minum obat yang pahit! Walaupun obat sudah kita masukkan ke dalam mulutnya, kalau ia tidak mau menelan obat itu, ia akan semburkan keluar dari mulutnya semua. Kita harus dengan paksa menyumbat lubang hidung pernafasannya sebelum ia secara terpaksa menelan obat itu.

c.      Apa sebabnya kita begitu sulit menyukai air hidup?

Jawab: Oleh sebab kita sudah memilih mengikuti teladan Adam dan telah menyerahkan kuasa kemauan kita kepada setan. Sebagai akibat pilihan kita itu, setanlah yang bekerja di dalam diri kita, sehingga ia mengerjakan kehendaknya dan kesukaannya sendiri, yang membuat kita tidak menyukai air hidup.

d.      Apa kesukaan dan kehendak setan itu?

Jawab: Kesukaan dan kehendak setan adalah agar supaya kita binasa bersama-sama dengan dia. Sebelum  itu ia mengerjakan kehancuran dan derita kita! Sumber air kebenaran adalah rahasia untuk kebahagiaan dan kesukaan kita dan akan membawa kita kepada keselamatan kelak. Oleh sebab itu setan membuat kita tidak menyukai kebenaran.

e.      Apakah kita yang sudah menyerahkan kuasa kemauan kita kepada setan tidak mempunyai jalan keluar untuk mengatasi keadaan kita?

Jawab: Ada! Itulah sebabnya, secara resminya menurut 1 Petrus 1:20 dan Wahyu 13:8 (terjemahan lama), Yesus sudah menebus kita sebelum dunia dijadikan sehingga kuasa kemauan kita yang sudah menjadi hak milik setan, dapat kita ambil kembali dari padanya untuk kita serahkan kepada Kristus.

f.        Setelah kita menyerahkan kuasa kemauan kita kepada Kristus, mengapa kita masih menjumpai kegagalan-kegagalan dalam penurutan kepada Dia?

Jawab: Kuasa setan besar di dunia ini. Kuasa kemauan yang sudah kita ambil kembali  dari padanya tidak akan ia lepaskan begitu saja. Ada contoh dari pengalaman bangsa Israel  pada waktu  Tuhan hendak melepaskan mereka dari perhambaan Mesir. Pada waktu Tuhan memukul Firaun dengan bala yang keempat, yaitu bala lalat pikat, barulah Firaun membolehkan Israel mempersembahkan korban kepada Allah, tetapi di negeri ini. Setelah Musa mendesak agar supaya Israel dibiarkan mempersembahkan korban di padang gurun, Firaun akhirnya membolehkan dengan syarat “janganlah kamu pergi terlalu jauh”. (Keluaran 8:28). Setelah Tuhan memukul Firaun dengan bala yang kedelapan, Firaun membolehkan Israel pergi tetapi hanya laki-laki. Dengan bala yang kesembilan, orang-orangnya boleh pergi tetapi kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan.
Kuasa  kemauan kita yang sudah begitu lama kita serahkan kepada setan sudah sempat membuatnya membentuk sifat-sifat dan tabiat pemberontakan terhadap Allah di dalam diri kita. Sifat-sifat dan tabiat yang sudah tertanam dan terbentuk di dalam diri kita ini tidak dapat kita ubah dengan kuasa kemauan kita sendiri. Mengapa begitu? Oleh sebab kuasa kemauan kita itu otomatis akan mengikuti sifat-sifat dan tabiat kita itu kembali. Firaunnya dosa masih akan membututi kita dan mengejar kita terus! Ia tidak akan mau melepaskan kita!

g.      Lalu bagaimana?

Jawab: Hati kita, pikiran kita yang membentuk sifat dan tabiat kita harus diperbaharui. Ini tidak dapat dikerjakan dengan kuasa kemauan kita. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh Pencipta kita, yaitu Yesus Kristus. Itulah sebabnya hamba Allah berkata:

“Serahkan dirimu kepada-Ku; berikan kepada-Ku kuasa kemauanmu; ambillah dia dari kendali setan dan Aku akan memilikinya; sehingga Aku dapat bekerja di dalam kamu untuk mengerjakan kehendak dan kesukaan-Ku”. Apabila Allah memberi kepada saudara pikiran Kristus, kuasa kemauan saudara menjadi kuasa kemauan-Nya, dan tabiat saudara akan diubah menjadi seperti tabiat Kristus.

Itulah jalannya dan caranya. Allah harus menanamkan di dalam pikiran kita pikiran Kristus. Pikiran kita yang tadinya adalah pikiran setan disebabkan ajaran-ajaran setan, harus diisi dengan pikiran Kristus oleh Allah.

h.      Bagaimana caranya Allah melakukan pengisian itu?

Jawab: Kita kembali ke pertanyaan a. dan jawabnya, yaitu dengan memberi kita setiap hari minum dari sumber air kebenaran-Nya. Ajaran-ajaran setan harus didesak keluar sedikit demi sedikit oleh KEBENARAN FIRMAN ALLAH. Tiap hari KEBENARAN harus digali dan dicari dan dipilih. Tuhan yang menerangkan kebenaran, kita yang memilih! Begitu pentingnya peranan kebenaran sehingga Yesus berkata:

“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran”.
Itulah sebabnya bulan lalu kita telah belajar bersama dari hal INJIL KRISTUS. Adalah penting kita berpegang pada INJIL KRISTUS yang benar. Di dalam gereja Advent ada injil yang bukan Injil!

Semua harus dikaji kembali, diuji dan dipilih. Kita harus berpegang pada yang benar, oleh sebab hanya Injil Kristus yang benar saja yang akan menyalurkan pikiran Kristus; dan pikiran Kristus saja yang akan membuat kuasa kemauan kita menjadi kuasa kemauan-Nya; dan kuasa kemauan-Nya saja yang akan membuat kita menjadi penurut seperti DIA!!


3.    Penurutan Sejati

“Semua penurutan sejati berasal dari dalam hati. Itulah pekerjaan hati bersama Kristus. Dan kalau kita setuju, Ia akan menyamakan diri-Nya dengan pikiran dan tujuan kita, menyatupadukan hati dan pikiran kita menjadi sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga bila menurut Dia, kita hanyalah melaksanakan dorongan hati kita sendiri. Kuasa kemauan, yang dihaluskan dan disucikan, akan mendapat kesukaannya yang tertinnggi dalam mengerjakan pekerjaan-Nya. Apabila kita mengenaln Allah, karena kita mendapat hak istimewa untuk mengenal Dia, kehidupan kita akan menjadi suatu kehidupan yang suka menurut terus-menerus”.—2 Kerinduan Segala Jaman 305.

Ada penurutan sejati dan penurutan yang belum sejati. Kita harus mengetahui kedua-duanya. Apakah penurutan kita pada hukum-hukum Allah yang sekarang ini merupakan penurutan yang sejati? Boleh jadi, tetapi kita belum dapat memastikan hal itu, sebelum kita mengadakan satu ujian terhadap diri kita sendiri.

Sekiranya kita tinggal seorang diri saja di gereja Malang, sehingga tidak ada anggota gereja yang lain yang akan memiliki kesetiaan kita berbakti kepada Tuhan pada hari perhentian-Nya, kemudian datang seorang astronot yang pernah berkunjung ke bulan hendak mempertunjukkan gambar-gambar selama kunjungannya ke bulan dan membagi-bagikan kepada semua yang hadir kenang-kenangan berharga yang berupa batu-batu dari bulan dan satu set alat-alat makan yang sekarang dipromosikan oleh perusahaannya, apakah kita akan datang hadir oleh karena tidak ada anggota gereja lain yang akan menilik kita, atau kita tidak hadir tetapi berkata di dalam hati, “Mengapa kunjungannya tiba pada hari Sabat dan tidak pada hari yang lain? Sekiranya tidak jatuh pada hari Sabat, saya dapat ikut melihat gambar-gambarnya dari bulan dan menerima hadiah-Nya”. Penurutan kita itu masih belum sejati.

Kita tidak dapat membuat penurutan kita itu menjadi sejati. Tidak dapat!! “Penurutan sejati berasal dari dalam hati”. Penurutan sejati keluar dari hati yang sudah dapat bekerja sama dengan Kristus. Adalah hati dan pikiran kita yang perlu diperbaharui oleh Kristus sebelum penurutan kita dapat menjadi sejati.

Yesus ingin menyatukan diri-Nya dengan kita. Ia rindu sekali diberi tempat di dalam hati kita sehingga Ia dapat menguasai kuasa kemauan kita. Ingat gambar yang melukiskan Yesus mengetuk pintu. Tidak ada pembuka pintu dari sebelah di mana Yesus berdiri mengetuk. Pembuka pintunya berada di dalam. Hanya kita yang dapat membuka pintu itu apabila kita mau dan setuju.


Yesus akan menciptakan hati yang baru dan pikiran yang baru apabila kita memilih dengan kuasa kemauan kita untuk membiarkan dan membolehkan Yesus melakukan pekerjaan itu.

Bagaimana Ia melakukan pekerjaan itu? Apakah dengan suatu mukjizat yang terjadi secara mendadak sontak dalam sekejab mata? Paham penyucian hati secara mendadak sontak sehingga sekali disucikan tidak akan kembali ke keadaan yang sebelumnya lagi, adalah tidak sesuai dengan ajaran Alkitab dan kenyataan yang ada. Bukan begitu. Tiap hari Tuhan mengetuk pintu hati kita, dan setiap hari kita diminta memilih mau membuka atau tidak. Apabila kita memilih untuk menyambut Dia, terang kebenaran firman-Nya akan dimasukkan untuk menerangi hati kita. Begitulah prosesnya hari demi hari, sehingga terang yang mula-mula kecil menjadi besar dan menguasai pikiran dan hati. Ajaran-ajaran setan akan terdesak keluar dan pilihan-pilihan kita yang dulu terkendalikan setan akan menjadi pilihan-pilihan yang dikendalikan Yesus.

“Kalau kita setuju, Ia akan menyamakan diri-Nya dengan pikiran dan tujuan kita, menyatupadukan hati dan pikiran kita menjadi sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga bila menurut Dia, kita hanyalah melaksanakan dorongan hati kita sendiri. Kuasa kemauan, yang dihaluskan dan disucikan, akan mendapat kesukaannya yang tertinggi dalam mengerjakan pekerjaan-Nya”.

Patutkah kita merasa kecil hati dan putus asa apabila hari ini kita masih banyak melawan Tuhan dan penurutan kita itu belum dapat dikatakan sejati?

“Apabila setan datang memberi tahu saudara bahwa saudara adalah seorang berdosa yang besar, pandanglah Juruselamat saudara, dan bicarakanlah kebaikan-kebaikanNya. Apa yang akan menolong saudara adalah memandang terang-Nya”.—Steps to Christ hal 35, 36.

“Apabila saudara menyadari keadaan berdosa saudara, jangan menunggu untuk membuat diri saudara lebih baik. Betapa banyaknya oarang mengira bahwa mereka tidak cukup baik untuk datang ke Kristus. Apakah saudara berharap dapat menjadi lebih baik dengan usaha-usaha saudara sendiri? ‘Dapatkah orang Ethiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belang-belangnya? Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat jahat?’ (Yeremia 13:23). Hanya ada pertolongan bagi kita id dalam Allah. …..Kita tidak dapat melakukan sesuatupun bagi diri kita sendiri. Kita harus datang pada Kristus sebagaimana kita ada”.—S.C.31.

Jahat atau tidak jahat, berdosa atau tidak berdosa, belum menurut secara sejati atau sudah, kita harus memandang Kristus setiap hari. Kita harus menggunakan pilihan kita untuk mengambil kuasa kemauan kita dari setan dan menyerahkannya kepada Yesus.

Apakah artinya kita harus dipertobatkan setiap hari dan kita harus memikul salib kita dan mengikuti Yesus setiap hari? Tidak ada saatnya di mana kita sudah dapat berkata kepada diri kita bahwa kita sudah baik dan tidak memerlukan pembenaran Kristus. Setiap saat kita harus menyadari keadaan berdosa kita dan kita harus memandang Yesus dan membasuh diri kita di dalam terang-Nya. Kita tidak boleh merasa putus asa bagaimanapun setan sudah menggagalkan kita! Kristus adalah untuk kita. Kristus telah datang untuk memberikan keselamatan kepada kita. Kita harus percaya bahwa Ia dapat melakukan apa yang kita harapkan apabila kita bersedia menyerahkan kuasa kemauan kita kepada kuasa kemaun-Nya. Janganlah kita yang menetapkan kesucian kita, biarlah Yesus sendiri yang bekerja menurut kehendak-Nya. Kita harus senantiasa memilih untuk mau menerima penerangan bagi hati dan pikiran kita yang masih berada dalam kegelapan.

Inilah bagian kita dalam rencana keselamatan Allah yang maha luas itu! Memandang Yesus dan sekali lagi memandang Yesus serta seterusnya memandang Yesus, sepanjang hidup kita, adalah pilihan yang sudah dihadapkan oleh Allah kepada kita.

 
4.    Kain dan Habel

Pelajari siasat-siasat setan dalam kisah anak-anak Adam ini.

Setan tidak  menganjurkan Kain untuk tidak berbakti kepada Allah. Sama sekali tidak. Setan hanya membuat Kain menyerahkan kuasa kemauannya kepada kuasa kemauan setan.

Pelanggaran Kain bukanlah suatu pelanggaran yang serius menurut kita. Kain masih mempersembahkan korban kepada Allah. Yang dikorbankannya kepada Allah adalah barang-barang pilihan semua. Bukan barang-barang buangan!

Apakah unsurnya yang penting dalam siasat setan? Setan telah membuat Kain terpisah dari satu-satunya kuasa yang dapat menyelamatkan dia dari kebinasaan yang didatangkan oleh penipuan-penipuan setan. Kuasa itu adalah darah Kristus yang menjadi penebusan yang sah dari pihak Allah bagi kita. Dengan penolakan Kain terhadap jalan tebusan itu, tidak ada kuasa yang tertinggal baginya untuk menjadi kendali kuasa kemauannya. Jadi kuasa kemauan Kain akan tetap dikendalikan setan bagi derita,  kehancuran dan kebinasaannya. Inilah yang penting untuk kita pelajari dan sadari. Setan hanya menuju kepasa satu sasaran saja. Apakah dengan kekerasan, paksaan, himbauan yang manis, hasutan-hasutan yang licik, atau bujukan-bujukan yang ‘penuh kasih’.

Setan berusaha untuk meniadakan IMAN kita pada Yesus Kristus. Bagi kita yang berada di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, ia menciptakan suatu injil yang akan ia miripkan dengan Injil Kristus. Ia akan membuat konsep pembenaran oleh iman yang akan menentang PEMBENARAN OLEH IMAN. Hebat sekali iblis itu. Ia mengenal Alkitab. Ia tahu bagaimana memutar balikan Alkitab! Ia membuat kita tetap  berbakti kepada Allah. Ia bahkan menganjurkan kita untuk memelihara Sabat Tuhan, dan bekerja mati-matian dengan pengorbanan yang besar untuk memajukan sidang dalam segala bidang!

Tetapi pada saat yang sama ia membuat kita bertindak seperti Kain! Ia mengendalikan kuasa kemauan kita dan membuat pandangan kita terarah pada diri kita sendiri, pada manusia yang lain, pada gereja secara organisatoris melulu, pada jasa-jasa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan, dan pada kebesaran-kebesaran yang sudah berhasil kita capai! Tetapi Yesus Kristus ditinggalkannya dalam ingatan dan pikiran kita sebagai semboyan melulu, sehingga kuasa Kristus tidak lagi dapat bekerja. Masehi Advent  Hari Ketujuh telah dilumpuhkannya dengan penyebaran macam-macam tfsiran tentang kebenaran.

Masih tetap ada injil di antara kita! Masih tetap ada pekabaran tiga malaikat! Tetapi Injil Kristus dan Pekabaran Tiga Malaikat yang hendak dikembangkan Roh Kudus menjadi jeritan yang nyaring (Loud Cry) diperanginyaa. Keadaan di kalangan umat Advent dewasa ini sungguh memprihatinkan! Perdebatan-perdebatan telah terjadi di semua lapisan. Himbauan-himbauan Roh Tuhan diremehkan dan banyak yang melayani bisikan-bisikan setan! Keadaan yang sesungguhnya masih ditutup-tutupi. Kita di Indonesia praktis tidak mendengar apa-apa. Tetapi ada masalah! Apakah setan sudah berhasil untuk memperlakukan kita seperti Kain tanpa kita menyadari hal itu?? Bukan perlakuannya terhadap individu-individu yang kita permasalahkan. Itu tidak perlu diragukan lagi. Setan sudah memperlakukan kita semua seperti Kain. Yang kita tanyakan sekarang adalah Apakah setan sudah berhasil untuk memperlakukan gereja kita seperti Kain??

Mengapa ada teguran yang begitu keras dari Kristus kepada pimpinan Sidang Laodikea sekiranya sidang ini belum masuk dalam kesulitan-kesulitan yang membuatnya kian lama kian menjauh dari Tuhan?

Kepada siapa kita mau menyerakan kuasa kemauan kiata sekarang? Habel telah menyerahkan kuasa kemauannya kepada Kristus. Persembahan korbannya telah menjadi persembahan korban Kristus! Asap korbannya telah naik lurus kehadirat Allah! Terjalin suatu persekutuan yang indah di antara surga dan bumi! Sudahkah, secara gereja, kita mempunyai kerinduan untuk mempunyai pengalaman Habel itu?

Habel adalah berdosa. Habel tidak suci. Tetapi Habel tahu bahwa ia memerlukan pembenaran Kristus. Itulah sebabnya ia telah menyerahkan kuasa kemauannya kepada kuasa kemauan Kristus. Korban dari seorang yang berdosa telah menjadi korban yang berkenan di hadapan Allah oleh karena IMAN pada DARAH KRISTUS telah dibolehkan untuk menyempurnakan korban tersebut!

Pengalaman Habel ini sudah sepatutnya dirindukan oleh iman kita semua agar supaya kita boleh keluar dari keadaan kita yang sekarang!


5.    Tinggi Hati dan Tidak Percaya

“Ia (Tuhan) lebih merasa sedih dari pada mereka (Israel) oleh sebab Ia tidak dapat membawa mereka untuk mempusakai Tanah Perjanjian itu dengan cepat, di mana Ia dapat menunjukkan kuasa-Nya yang hebat di hadapan segala bangsa dalam melepaskan umat-Nya. Dengan tiada berharap kepada Allah, oleh kesombongan dan tiadanya percaya mereka, mereka tidak bersedia memasuki Kanaan. ….. Kalau saja leluhur mereka telah menyerah dengan iman kepada petunjuk Allah, sambil diperintah oleh pertimbangan-pertimbangan Allah dan berjalan dalm upacara-upacaraNya, mereka sudah lama telah menempati Kanaan sebagai satu umat yang makmur, suci, dan berbahagia”.—2 S.P.N. 58, 59. (SPN = Sejarah Para Nabi).

Dalam kutipan di atas terdapat beberapa kata yang menjelaskan kepada kita peranan “kuasa kemauan” kita dalam rencana keselamatan. Bagaimana kita seharusnya menggunakan kuasa kemauan kita telah diterangkan sesuai dengan maksud-maksud Ilahi.

  1. Berharap kepada Allah.
  2. Menyerah dengan iman.
  3. Diperintah oleh pertimbangan-pertimbangan Allah.
  4. Berjalan dalam upacara-upacara-Nya.

Kuasa kemauan bangsa itu harus diserahkan kepada kuasa kemauan Yesus. Mereka tidak boleh mengharapkan suatu negeri yang cocok dengan selera dan kesukaan mereka sendiri. Mereka dipimpin oleh Tuhan ke sebuah negeri di mana mereka akan dianugerahi kemakmuran, kesucian, dan kebahagiaan. Tetapi Israel telah berulangi menggerutu terhadap Yesus oleh karena mereka menghendaki Mesir dengan makanan lezat dan segala kesukaan lainnya. Mereka tidak berharap kepada Allah.

Mereka tidak menyerah dengan iman. Inipun menyangkut kuasa kemauan yang diserahkan kepada kuasa kemauan ilahi. Mereka tidak bersedia melakukan hal itu!

Diperintah oleh pertimbangan-pertimbangan Allah. Bukankah hal ini juga menyangkut penyerahan kuasa kemauan kita kepada kuasa kemauan Allah?

Berjalan dalam upacara-upacaraNya. Inilah sama dengan apa yang sudah dipilih Habel. Tuhan menentukan upacara-upacaraNya agar supaya Juruselamat manusia boleh dipercayai dan dikenal. Habel telah menyerahkan kuasa kemauannya sendiri kepada kuasa kemauan Allah dan ia telah menemukan Juruselamatnya dengan jalan itu! Korbannya telah menjadi penghubung di antara dirinya dengan Juruselamatnya.

Apakah Masehi Advent Hari Ketujuh sudah berharap kepada Allah, menyerah dengan iman dan menyatakan kesediaan untuk diperintah oleh pertimbangan-pertimbangan Allah dan berjalan dalam upacara-upacaraNya, agar supaya Yesus dapat dengan cepat membawa mereka mempusakai Kanaan Semawi?? Yesus lebih sedih dari pada kita. Kita terkadang sama sekali tidak perduli berapa lama lagi kita tinggal berputar-putar di dunia ini! Asalkan kita melihat gereja bertumbuh dalam kejayaan materi dan jumlah keanggotaannya bertambah terus, kita tidak perduli berapa lama lagi kita tinggal di dunia ini. Seperti Israel, kita mencintai tanah Mesir, dan sekiranya Tuhan berusaha untuk mempercepat laju kemajuan kita, kita berteriak bahwa kita sudah jemu dengan makanan-makanan rohani maupun badani yang Tuhan sudah berikan kepada kita dan kita minta agar supaya dikembalikan ke Mesir. Begitulah tingkah laku kita sebagai umat Allah—umat Masehi Advent Hari Ketujuh!

Apakah yang membuat para pemimpin bangsa Israel tidak bersedia memasuki Kanaan? KESOMBONGAN dan TIADANYA PERCAYA!! Apakah ada persamaannya dengan pengalaman Masehi Advent Hari Ketujuh? Apa yang membuat kita menolak permulaan pekerjaan jeritan nyaring pada tahun 1888 yang seyogyanyasudah lama membawa kita masuk Kanaan Semawi? Apakah ketidak percayaan yang ada pada waktu itu juga diakibatkan ketinggian hati? Bagaimana dengan pimpinan Israel hari ini setelah pengalaman 1888 diulangi lagi??

Tuhan tidak mengutuk seorangpun di antara pemimpin-pemimpin kita. Pemimpin-pemimpin kita sudah diangkat oleh Tuhan dan diurapi Tuhan. Tetapi apakah pemimpin-pemimpin yang sudah terpilih itu dan yang sudah diserahi pimpinan di dalam organisasi yang sudah dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan dapat melakukan kesalahan dan dikendalikan tidak percaya serta tinggi hati.

Kalau Musa, yang sudah dilatih dua kali 40 tahun di bawah pimpinan Yesus sendiri dan yang sudah melanggar suara Juruselamatnya secara berulang-ulang, masih juga dapat menggunakan kuasa kemauannya bertentangan dengan kemauan Juruselamatnya, apakah saudara-saudara kita yang berada di pucuk pimpinan tidak dapat melakukan kesalahan dalam membuat pilihan yang tidak menguntungkan Pekabaran Tiga Malaikat??

Kalau saja masing-masing kita mau lebih merendah di hadapan Tuhan, segala problema yang dihadapi Masehi Advent Hari Ketujuh hari ini, akan segera teratasi dan kita boleh menyambut pekabaran Allah secara serentak, mengalami persatuan di dalam kuasa Injil, menerima baptisan Roh dan memanggil dunia untuk keluar dari Babilon agar supaya dapat dibawa ke Kanaan Semawi.

“(Tuhan) merasa lebih sedih dari pada (kita) oleh sebab Ia tidak dapat membawa (kita) untuk mempusakai (Kanaan Semawi) itu dengan cepat, di mana Ia dapat menunjukkan kuasa-Nya yang hebat di hadapan segala bangsa dalam melepaskan umat-Nya”.

Pada waktu Hawa (simbol umat Tuhan yang pertama) melawan kehendak Yesus, Ia sedih. Pada waktu Israel (simbol umat Tuhan yang berikutnya) melawan kehendak-Nya, Ia sedih. Pada waktu sidang Kristus dari yang pertama sampai yang keenam melawan kehendak-Nya, Ia sedih. Pada waktu Laodikea menentang lagi kehendak-Nya pada tahun 1950, Ia sedih. Sekarang umat-Nya belum juga mau maju. Apakah Ia tidak sedih? Berapa lama lagi kita akan membuat Juruselamat kita sedih?? Kita akan mengobati kesedihan-Nya apabila kita mau merendah di hadapan-Nya dan mau percaya!!

KESOMBONGAN, Dosa Terbesar!
Alangkah kejamnya perilaku dikau,
Dalam membunuh Anak Allah di masa lampau, Dan menyedihkan-Nya SEKARANG.

6.    Perayaan Besar-Besaran Berkenaan Dengan Pendirian Kota Allah (Pendirian Gereja-Gereja)

Kita perlu membaca apa yang ditulis dalam buku Sejarah Para Nabi jilid dua halaman 314-320. Daud sudah mengalahkan kota Yebuz, kota pertahanan orang-orang Kanani yang dianggap tidak dapat dikalahkan. Perebutan kota ini adalah amat penting bagi Israel, oleh sebab kota ini adalah kota Salem di mana pada jaman nenek moyang mereka, Abraham sudah bertemu dengan Melkisedik – raja dan imam Allah – lambang Yesus Kristus. Dengan begitu perebutan Yebuz berarti pendirian lambang kerajaan Allah di dunia. Yebuz kemudian menjadi Yerusalem, kota Allah!

Tidak heran Daud menginginkan hadirat Tabut Perjanjian di kota itu. Ia menghendaki Yesus berkerajaan di Yerusalem. Daud mengatur pembawaan Tabut Allah ke Yerusalem. Pekerjaan ini dikerjakannya dengan upacara besar-besaran 30.000 tokoh, pemimpin-pemimpin dan penghulu-penghulu bangsa serta imam besar dan keluarganya ikut mengambil bagian. Daud dengan pakaian kerajaannya bermainlah di hadapan hadirat Tuhan. Suara orang banyak bergabung menjadi satu dalam nyanyian diiringi oleh bunyi alat-alat musik, kecapi, dandi, rebana, genta, dan gong. Daud dipenuhi oleh semangat suci yang berkobar-kobar.

“Sudah lama waktu berlalu semenjak Israel menyaksikan satu suasana kemenangan seperti itu. Dengan kegembiraan yang disertai suasana khidmat rombongan orang banyak itu berjalan menuju ke Kota Suci dengan melalui bukit-bukit dan lembah-lembah”. – 2 SPN 316.

Tidak ada yang salah dengan maksud tujuan merayakan pendirian Kota Allah. Semua adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Kota yang sudah dipilih untuk ditahbiskan sebagai ibukota kerajaan Allah adalah tepat. Pemindahan Tabut Perjanjian ke kota Suci sebagai lambang hadirat Allah adalah betul. Nyanyian-nyanyian yang disertai bunyi-bunyian musik sebagai kepujian kepada Tuhan adalah patut. Hadirat pemimpin-pemimpin dan penghulu-penghulu bangsa serta imam besar dengan keluarganya adalah cocok. Menurut pertimbangan manusia, tidak ada satu perkara yang dilalaikan dan Tuhan seharusnya dapat dibuat merasa senang dan puas. Tetapi ……………….
“Suatu kegentaran yang mendadak telah memenuhi rombongan orang banyak yang sedang bersuka-suka it. Berbangkitlah murka Tuhan akan Uza, dibunuh Allah akan dia di sana, sebab alpanya, maka matilah ia di sana dekat dengan tabut Allah”. – 2 SPN 316.

Mengapa Tuhan marah? Mengapa Tuhan mengganggu suasana kegembiraan yang luar biasa itu, yang telah ditujukan sebagai suatu kehormatan dan kepujian bagi-Nya?

“Daud merasa heran dan panik sekali, dan di dalam hatinya ia meragukan tentang keadilan Allah. Ia sedang berusaha untuk menghormati peti itu sebaagai suatu tanda hadirat ilahi. Kalau demikian, mengapa hukuman yang mengerikan itu telah dijatuhkan sehingga suasana yang penuh dengan kegembiraan itu telah berubah menjadi suasana sedih dan berkabung?” – 2 spn 316.

Di mana terletak kesalahannya?

Daud mempunyai tujuan yang sangat baik. Ia telah melakukan segala sesuatu untuk Tuhan dan bangsanya, tetapi sayangnya Daud telah memilih jalan Kain. Daud tidak menyerahkan kuasa kemauannya kepada kuasa kemauan Tuhan!!

Pemimpin-pemimpin dan penghulu-penghulu bangsa Israel telah diundang hadir oleh Daud. Imam besar juga telah diundang hadir. Menurut prosedur “organisasi” semua yang dilakukan Daud adalah betul. Tetapi Daud tidak mengikuti perintah Tuhan bahwa tabut Allah harus diusung di atas bahu orang-orang yang sudah ditentukan dan tidak boleh dibawa di atas kereta, walaupun kereta yang telah digunakan Daud adalah kereta yang baru. Kesalahan ini tidak dimaafkan oleh Tuhan oleh sebab pemimpin-pemimpin dan penghulu-penghulu bangsa ada dan imam besar pun ada. Secara gabungan mereka seharusnya tahu bahwa Allah tidak menghendaki tabut Allah dipindah dengan cara yang sudah digunakan. Tuhan telah memberi suatu pelajaran kepada Daud dan Israel, dan pelejaran berharga ini adalah untuk kita yang berada di dalam sidang-Nya yang terakhir!


7.    Teladan Seorang Pemimpin

Daud tidak dengan segera menangkap pelajaran yang datang dari Tuhan. Daud telah menjadi takut terhadap tabut Tuhan. “Jangan-jangan dosa yang sama di pihaknya akan mendatangkan hukuman ke atas dirinya”. Itulah sebabnya tabut Allah itu ditinggalnya di rumah seorang Goti yang bernama Obed-Edom. Selama tiga bulan Daud mengamat-amati apa yang akan terjadi dengan Obed-Edom.

“Maka diberkati Tuhan akan Obed-Edom, dan akan segala isi rumahnya”. – 2 Samuel 6:11.

Daud menyadari kesalahannya. Peti Perjanjian Allah selalu akan menjadi berkat bagi siapapun yang menerimanya. Daud menjadi rindu kembali akan berkat-berkat yang datang dari hadirat Allah. Dengan melepas jubah kerajaannya dan mengenakan jubah efod yang biasa, Daud memimpin sekali lagi rombongan besar itu dalam memindahkan tabut Allah ke Yerusalem. Kali ini Daud telah mengikuti semua petunjuk Tuhan dengan setia. Maka hadirlah Tuhan di antara umat-Nya!


8.    Tuhan Menunggu Laodikea Menyatakan Penyesalan Mereka

Kebesaran seorang pemimpin dapat dilihat dari kerendahan hatinya. Daud telah melakukan kesalahan. Daud tidak dengan segera melihat dan menyadari kesalahannya. Itu bukan suatu masalah. Yang menentukan adalah kerendahan hati Daud. Ia telah melepas jubah kerajaannya dan mengenakan jubah efod yang biasa – suatu lambang kerendahan diri di hadapan Allah! Sejarah Advent tidak dipelajari untuk mengutuk pemimpin-pemimpin kita seandainya mereka membuat suatu kesalahan. Sejarah adalah untuk pelajaran dan untuk membawa kita semua kepada perbaikan. Semoga Laodikea tidak lama lagi akan dipimpin oleh Daud-DaudNya untuk membawa tabut Allah dengan cara yang benar ke Yerusalem! Hadirat Roh melalui kebenaran firman Allah adalah kebutuhan kita!


Penyerahan kuasa kemauan kita kepada kuasa kemauan Allah adalah harapan kita!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar