KUASA KEMAUAN KITA
1.
Nasib
Banyak
di antara kita, yang sudah mengerti bahwa manusia diciptakan Allah menurut
peta-Nya, masih juga dipengaruhi oleh paham bahwa keselamatan seseorang sudah
ditentukan terlebih dahulu oleh Tuhan. Tuhan itu Maha Tahu. Ini benar. Tetapi
tahu bukanlah menentukan.
Tuhan
tahu bahwa Adam akan jatuh, itulah sebabnya sebelum dunia dijadikan Tuhan sudah
menyediakan jalan keselamatan melalui Yesus Kristus. Tetapi Tuhan tidak
menentukan Adam untuk jatuh.
Mengenal
sifat anak kita yang nakal, kita tahu bahwa anak kita akan ikut kawannya secara
sembunyi-sembunyi ke tempat judi walaupun kita sudah melarangnya. Tetapi kita
tidak menentukan anak kita untuk berjudi.
Paham
nasib adalah bertentangan dengan Injil Kristus dan harus dibuang jauh-jauh dari
pikiran kita.
Adalah
Kehendak Allah bahwa manusia selamat (Yehezkiel 18:23). Sekiranya pemerintahan
Allah itu tidak dilandaskan kasih dan kebebasan untuk memilih, tidak bakal
terjadi pemberontakan di sorga. Kalaupun setelah pemberontakan landasan
pemerintahan Allah itu dapat diubah, dan Tuhan boleh memaksakan keselamatan
manusia menurut kehendak-Nya sendiri, semua manusia akan diselamatkan-Nya.
Tuhan menghendaki manusia selamat. Setan menghendaki
manusia binasa.
Dua kekuatan ini berperang mempengaruhi pikiran
manusia. Manusia harus memilih. Tiap hari ia harus memilih untuk keselamatan
atau untuk kebinasaan. Manusia
tidak dapat mengalahkan setan atau Adam apabila ia binasa. Ia juga tidak dapat
mempersalahkan Tuhan. Adalah merupakan haknya dan kebebasannya untuk memilih di
antara mati atau hidup. Yang mana yang akan menjadi bagiannya adalah sesuai
dengan pilihannya sendiri. Pilihannya sendiri yang menentukan.
Itulah sebabnya Alkitab menegaskan bahwa Nuh hanya
dapat menyelamatkan dirinya sendiri, begitu juga Daniel atau Ayub (Yehezkiel
14). Orang tua tidak dapat menyelamatkan anak-anak mereka dan anak-anak tidak
dapat menyelamatkan orang tua mereka. Semua harus membuat pilihan
untuk dirinya sendiri-sendiri. Ini bukan nasib!
2.
Kuasa Kemauan
Sumber Segala Perbuatan Kita
“Saudara
perlu minum setiap hari dari sumber air kebenaran, agar supaya saudara dapat
mengenal rahasia kebahagiaan dan kesukaan di dalam Tuhan. Tetapi saudara harus ingat bahwa kuasa kemauan
saudara adalah sumber dari segala perbuatan saudara. Kuasa kemauan ini,
yang menjadi unsur yang begitu penting dalam tabiat seseorang, telah diserahkan
kepada kendali setan pada kejatuhan Adam; dan sejak itu setan telah bekerja di
dalam manusia untuk mengerjakan kehendaknya dan kesukaannya sendiri demi
kehancuran dan derita manusia.
Tetapi pengorbanan Allah dalam memberikan Yesus,…..
untuk menjadi tebusan bagi dosa, telah memungkinkan Dia untuk berkata, tanpa
melanggar satupun dari landasan pemerintahan-Nya: ‘Serahkan dirimu kepada-Ku;
berikan kepada-Ku kuasa kemauanmu: ambillah dia dari kendali setan, dan Aku
akan memilikinya: sehingga Aku dapat bekerja di dalam kamu untuk mengerjakan
kehendak dan kesukaan-Ku’. Apabila Allah memberi kepada saudara pikiran
Kristus, kuasa kemauan saudara menjadi kuasa kemauan-Nya, dan tabiat saudara
akan diubah menjadi seperti tabiat Kristus”.— 5 T 515
Kutipan
ini mengandung rahasia kebahagiaan, kesukaan, dan keselamatan kita. Oleh
sebab itu perlu diteliti dengan sebaik-baiknya.
a.
Apa rahasia kebahagiaan dan kesukaan
kita di dalam Tuhan?
Jawab:
Minum setiap hari dari sumber kebenaran.
b. Apa yang membuat kita minum setiap hari dari sumber
kebenaran?
Jawab:
Minum adalah sesuatu yang kita lakukan. Yang membuat kita minum adalah pilihan
dengan kuasa kemauan kita. Kita tidak akan dapat memasukkan air ke dalam mulut
kita untuk kita minum kalau kita tidak mempunyai kemauan untuk minum.
Ingat
bagaimana sulitnya kita membuat anak kecil minum obat yang pahit! Walaupun obat
sudah kita masukkan ke dalam mulutnya, kalau ia tidak mau menelan obat itu, ia
akan semburkan keluar dari mulutnya semua. Kita harus dengan paksa menyumbat
lubang hidung pernafasannya sebelum ia secara terpaksa menelan obat itu.
c.
Apa sebabnya kita begitu sulit
menyukai air hidup?
Jawab: Oleh sebab kita sudah memilih
mengikuti teladan Adam dan telah menyerahkan kuasa kemauan kita kepada setan.
Sebagai akibat pilihan kita itu, setanlah yang bekerja di dalam diri kita,
sehingga ia mengerjakan kehendaknya dan kesukaannya sendiri, yang membuat kita
tidak menyukai air hidup.
d. Apa kesukaan dan kehendak setan itu?
Jawab:
Kesukaan dan kehendak setan adalah agar supaya kita binasa bersama-sama dengan
dia. Sebelum itu ia mengerjakan
kehancuran dan derita kita! Sumber air kebenaran adalah rahasia untuk
kebahagiaan dan kesukaan kita dan akan membawa kita kepada keselamatan kelak. Oleh
sebab itu setan membuat kita tidak menyukai kebenaran.
e.
Apakah kita yang sudah menyerahkan
kuasa kemauan kita kepada setan tidak mempunyai jalan keluar untuk mengatasi
keadaan kita?
Jawab: Ada ! Itulah sebabnya, secara resminya menurut
1 Petrus 1:20 dan Wahyu 13:8 (terjemahan lama), Yesus sudah menebus kita
sebelum dunia dijadikan sehingga kuasa kemauan kita yang sudah menjadi hak
milik setan, dapat kita ambil kembali dari padanya untuk kita serahkan kepada
Kristus.
f.
Setelah kita menyerahkan kuasa
kemauan kita kepada Kristus, mengapa kita masih menjumpai kegagalan-kegagalan
dalam penurutan kepada Dia?
Jawab:
Kuasa setan besar di dunia ini. Kuasa kemauan yang sudah kita ambil
kembali dari padanya tidak akan ia
lepaskan begitu saja. Ada contoh dari pengalaman bangsa Israel pada waktu
Tuhan hendak melepaskan mereka dari perhambaan Mesir. Pada waktu Tuhan
memukul Firaun dengan bala yang keempat, yaitu bala lalat pikat, barulah Firaun
membolehkan Israel mempersembahkan korban kepada Allah, tetapi di negeri ini.
Setelah Musa mendesak agar supaya Israel dibiarkan mempersembahkan korban di
padang gurun, Firaun akhirnya membolehkan dengan syarat “janganlah kamu pergi
terlalu jauh”. (Keluaran 8:28). Setelah Tuhan memukul Firaun dengan bala yang
kedelapan, Firaun membolehkan Israel pergi tetapi hanya laki-laki. Dengan bala
yang kesembilan, orang-orangnya boleh pergi tetapi kambing dombamu dan lembu
sapimu harus ditinggalkan.
Kuasa kemauan kita yang sudah begitu lama kita
serahkan kepada setan sudah sempat membuatnya membentuk sifat-sifat dan tabiat
pemberontakan terhadap Allah di dalam diri kita. Sifat-sifat dan tabiat yang
sudah tertanam dan terbentuk di dalam diri kita ini tidak dapat kita ubah dengan
kuasa kemauan kita sendiri. Mengapa begitu? Oleh sebab kuasa kemauan kita itu
otomatis akan mengikuti sifat-sifat dan tabiat kita itu kembali. Firaunnya dosa
masih akan membututi kita dan mengejar kita terus! Ia
tidak akan mau melepaskan kita!
g.
Lalu bagaimana?
Jawab: Hati kita, pikiran
kita yang membentuk sifat dan tabiat kita harus diperbaharui. Ini tidak dapat
dikerjakan dengan kuasa kemauan kita. Pekerjaan ini harus dilakukan oleh
Pencipta kita, yaitu Yesus Kristus. Itulah sebabnya hamba Allah berkata:
“Serahkan dirimu kepada-Ku;
berikan kepada-Ku kuasa kemauanmu; ambillah dia dari kendali setan dan Aku akan
memilikinya; sehingga Aku dapat bekerja di dalam kamu untuk mengerjakan
kehendak dan kesukaan-Ku”. Apabila Allah memberi kepada saudara pikiran Kristus,
kuasa kemauan saudara menjadi kuasa kemauan-Nya, dan tabiat saudara akan diubah
menjadi seperti tabiat Kristus.
Itulah jalannya dan caranya. Allah
harus menanamkan di dalam pikiran kita pikiran Kristus. Pikiran kita yang
tadinya adalah pikiran setan disebabkan ajaran-ajaran setan, harus diisi dengan
pikiran Kristus oleh Allah.
h.
Bagaimana caranya Allah melakukan
pengisian itu?
Jawab: Kita kembali ke
pertanyaan a. dan jawabnya, yaitu dengan memberi kita setiap hari minum dari
sumber air kebenaran-Nya. Ajaran-ajaran setan harus didesak keluar sedikit demi
sedikit oleh KEBENARAN FIRMAN ALLAH. Tiap hari KEBENARAN harus digali dan
dicari dan dipilih. Tuhan yang menerangkan kebenaran, kita yang memilih! Begitu
pentingnya peranan kebenaran sehingga Yesus berkata:
“Kuduskanlah mereka dalam
kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran”.
Itulah sebabnya bulan lalu
kita telah belajar bersama dari hal INJIL KRISTUS. Adalah penting kita
berpegang pada INJIL KRISTUS yang benar. Di dalam gereja Advent ada injil yang
bukan Injil!
Semua harus dikaji kembali,
diuji dan dipilih. Kita harus berpegang pada yang benar, oleh sebab hanya Injil
Kristus yang benar saja yang akan menyalurkan pikiran Kristus; dan pikiran
Kristus saja yang akan membuat kuasa kemauan kita menjadi kuasa kemauan-Nya;
dan kuasa kemauan-Nya saja yang akan membuat kita menjadi penurut seperti DIA!!
3.
Penurutan Sejati
“Semua penurutan sejati berasal dari dalam hati.
Itulah pekerjaan hati bersama Kristus. Dan kalau kita setuju, Ia akan
menyamakan diri-Nya dengan pikiran dan tujuan kita, menyatupadukan hati dan
pikiran kita menjadi sesuai dengan kehendak-Nya, sehingga bila menurut Dia,
kita hanyalah melaksanakan dorongan hati kita sendiri. Kuasa kemauan, yang
dihaluskan dan disucikan, akan mendapat kesukaannya yang tertinnggi dalam
mengerjakan pekerjaan-Nya. Apabila kita mengenaln Allah, karena kita mendapat
hak istimewa untuk mengenal Dia, kehidupan kita akan menjadi suatu kehidupan
yang suka menurut terus-menerus”.—2 Kerinduan Segala Jaman 305.
Ada penurutan sejati dan penurutan
yang belum sejati. Kita harus mengetahui kedua-duanya. Apakah penurutan kita
pada hukum-hukum Allah yang sekarang ini merupakan penurutan yang sejati? Boleh
jadi, tetapi kita belum dapat memastikan hal itu, sebelum kita mengadakan satu
ujian terhadap diri kita sendiri.
Sekiranya kita tinggal seorang diri
saja di gereja Malang, sehingga tidak ada anggota gereja yang lain yang akan
memiliki kesetiaan kita berbakti kepada Tuhan pada hari perhentian-Nya,
kemudian datang seorang astronot yang pernah berkunjung ke bulan hendak
mempertunjukkan gambar-gambar selama kunjungannya ke bulan dan membagi-bagikan
kepada semua yang hadir kenang-kenangan berharga yang berupa batu-batu dari
bulan dan satu set alat-alat makan yang sekarang dipromosikan oleh
perusahaannya, apakah kita akan datang hadir oleh karena tidak ada anggota
gereja lain yang akan menilik kita, atau kita tidak hadir tetapi berkata di
dalam hati, “Mengapa kunjungannya tiba pada hari Sabat dan tidak pada hari yang
lain? Sekiranya tidak jatuh pada hari Sabat, saya dapat ikut melihat
gambar-gambarnya dari bulan dan menerima hadiah-Nya”. Penurutan kita itu masih
belum sejati.
Kita tidak dapat membuat penurutan
kita itu menjadi sejati. Tidak dapat!! “Penurutan sejati berasal dari dalam
hati”. Penurutan sejati keluar dari hati yang sudah dapat bekerja sama dengan
Kristus. Adalah hati dan pikiran kita yang perlu diperbaharui oleh Kristus
sebelum penurutan kita dapat menjadi sejati.
Yesus ingin menyatukan diri-Nya
dengan kita. Ia rindu sekali diberi tempat di dalam hati kita sehingga Ia dapat
menguasai kuasa kemauan kita. Ingat gambar yang melukiskan Yesus mengetuk
pintu. Tidak ada pembuka pintu dari sebelah di mana Yesus berdiri mengetuk.
Pembuka pintunya berada di dalam. Hanya kita yang dapat membuka pintu itu
apabila kita mau dan setuju.
Yesus akan menciptakan hati yang
baru dan pikiran yang baru apabila kita memilih dengan kuasa kemauan kita untuk
membiarkan dan membolehkan Yesus melakukan pekerjaan itu.
Bagaimana Ia melakukan pekerjaan
itu? Apakah dengan suatu mukjizat yang terjadi secara mendadak sontak dalam
sekejab mata? Paham penyucian hati secara mendadak sontak sehingga sekali
disucikan tidak akan kembali ke keadaan yang sebelumnya lagi, adalah tidak
sesuai dengan ajaran Alkitab dan kenyataan yang ada. Bukan begitu. Tiap hari
Tuhan mengetuk pintu hati kita, dan setiap hari kita diminta memilih mau
membuka atau tidak. Apabila kita memilih untuk menyambut Dia, terang kebenaran
firman-Nya akan dimasukkan untuk menerangi hati kita. Begitulah prosesnya hari
demi hari, sehingga terang yang mula-mula kecil menjadi besar dan menguasai
pikiran dan hati. Ajaran-ajaran setan akan terdesak keluar dan pilihan-pilihan
kita yang dulu terkendalikan setan akan menjadi pilihan-pilihan yang dikendalikan
Yesus.
“Kalau kita setuju, Ia akan menyamakan diri-Nya dengan
pikiran dan tujuan kita, menyatupadukan hati dan pikiran kita menjadi sesuai
dengan kehendak-Nya, sehingga bila menurut Dia, kita hanyalah melaksanakan
dorongan hati kita sendiri. Kuasa kemauan, yang dihaluskan dan disucikan, akan
mendapat kesukaannya yang tertinggi dalam mengerjakan pekerjaan-Nya”.
Patutkah kita merasa kecil hati dan
putus asa apabila hari ini kita masih banyak melawan Tuhan dan penurutan kita
itu belum dapat dikatakan sejati?
“Apabila setan datang memberi tahu saudara bahwa
saudara adalah seorang berdosa yang besar, pandanglah Juruselamat saudara, dan
bicarakanlah kebaikan-kebaikanNya. Apa yang akan menolong
saudara adalah memandang terang-Nya”.—Steps to Christ hal 35, 36.
“Apabila saudara menyadari keadaan berdosa saudara,
jangan menunggu untuk membuat diri saudara lebih baik. Betapa banyaknya oarang
mengira bahwa mereka tidak cukup baik untuk datang ke Kristus. Apakah saudara
berharap dapat menjadi lebih baik dengan usaha-usaha saudara sendiri? ‘Dapatkah
orang Ethiopia mengganti kulitnya atau macan tutul mengubah belang-belangnya?
Masakan kamu dapat berbuat baik, hai orang-orang yang membiasakan diri berbuat
jahat?’ (Yeremia 13:23). Hanya ada pertolongan bagi kita id dalam Allah.
…..Kita tidak dapat melakukan sesuatupun bagi diri kita
sendiri. Kita harus datang pada Kristus sebagaimana kita ada”.—S.C.31.
Jahat atau tidak jahat, berdosa atau
tidak berdosa, belum menurut secara sejati atau sudah, kita harus memandang
Kristus setiap hari. Kita harus menggunakan pilihan kita untuk mengambil kuasa
kemauan kita dari setan dan menyerahkannya kepada Yesus.
Apakah artinya kita harus
dipertobatkan setiap hari dan kita harus memikul salib kita dan mengikuti Yesus
setiap hari? Tidak ada saatnya di mana kita sudah dapat berkata kepada diri
kita bahwa kita sudah baik dan tidak memerlukan pembenaran Kristus. Setiap saat
kita harus menyadari keadaan berdosa kita dan kita harus memandang Yesus dan
membasuh diri kita di dalam terang-Nya. Kita tidak boleh merasa putus asa
bagaimanapun setan sudah menggagalkan kita! Kristus adalah untuk kita. Kristus
telah datang untuk memberikan keselamatan kepada kita. Kita harus percaya bahwa
Ia dapat melakukan apa yang kita harapkan apabila kita bersedia menyerahkan
kuasa kemauan kita kepada kuasa kemaun-Nya. Janganlah kita yang menetapkan
kesucian kita, biarlah Yesus sendiri yang bekerja menurut kehendak-Nya. Kita
harus senantiasa memilih untuk mau menerima penerangan bagi hati dan pikiran
kita yang masih berada dalam kegelapan.
Inilah bagian kita dalam rencana
keselamatan Allah yang maha luas itu! Memandang Yesus dan sekali lagi memandang
Yesus serta seterusnya memandang Yesus, sepanjang hidup kita, adalah pilihan
yang sudah dihadapkan oleh Allah kepada kita.
4.
Kain dan Habel
Pelajari
siasat-siasat setan dalam kisah anak-anak Adam ini.
Setan
tidak menganjurkan Kain untuk tidak
berbakti kepada Allah. Sama sekali tidak. Setan hanya membuat Kain menyerahkan
kuasa kemauannya kepada kuasa kemauan setan.
Pelanggaran
Kain bukanlah suatu pelanggaran yang serius menurut kita. Kain masih
mempersembahkan korban kepada Allah. Yang dikorbankannya kepada Allah adalah
barang-barang pilihan semua. Bukan barang-barang buangan!
Apakah
unsurnya yang penting dalam siasat setan? Setan telah membuat Kain terpisah
dari satu-satunya kuasa yang dapat menyelamatkan dia dari kebinasaan yang
didatangkan oleh penipuan-penipuan setan. Kuasa itu adalah darah Kristus yang
menjadi penebusan yang sah dari pihak Allah bagi kita. Dengan penolakan Kain
terhadap jalan tebusan itu, tidak ada kuasa yang tertinggal baginya untuk
menjadi kendali kuasa kemauannya. Jadi kuasa kemauan Kain akan tetap
dikendalikan setan bagi derita,
kehancuran dan kebinasaannya. Inilah yang penting untuk kita pelajari
dan sadari. Setan hanya menuju kepasa satu sasaran saja. Apakah dengan
kekerasan, paksaan, himbauan yang manis, hasutan-hasutan yang licik, atau
bujukan-bujukan yang ‘penuh kasih’.
Setan
berusaha untuk meniadakan IMAN kita pada Yesus Kristus. Bagi kita yang berada
di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, ia menciptakan suatu injil yang
akan ia miripkan dengan Injil Kristus. Ia akan membuat konsep pembenaran oleh
iman yang akan menentang PEMBENARAN OLEH IMAN. Hebat sekali iblis itu. Ia mengenal Alkitab. Ia tahu bagaimana memutar
balikan Alkitab! Ia membuat kita tetap
berbakti kepada Allah. Ia bahkan menganjurkan kita untuk memelihara
Sabat Tuhan, dan bekerja mati-matian dengan pengorbanan yang besar untuk memajukan
sidang dalam segala bidang!
Tetapi pada saat yang sama ia membuat kita bertindak seperti Kain! Ia
mengendalikan kuasa kemauan kita dan membuat pandangan kita terarah pada diri
kita sendiri, pada manusia yang lain, pada gereja secara organisatoris melulu,
pada jasa-jasa yang sudah kita lakukan untuk Tuhan, dan pada
kebesaran-kebesaran yang sudah berhasil kita capai! Tetapi Yesus Kristus
ditinggalkannya dalam ingatan dan pikiran kita sebagai semboyan melulu,
sehingga kuasa Kristus tidak lagi dapat bekerja. Masehi Advent Hari Ketujuh telah dilumpuhkannya dengan
penyebaran macam-macam tfsiran tentang kebenaran.
Masih tetap ada injil di antara kita! Masih tetap ada pekabaran tiga
malaikat! Tetapi Injil Kristus dan Pekabaran Tiga Malaikat yang hendak
dikembangkan Roh Kudus menjadi jeritan yang nyaring (Loud Cry) diperanginyaa.
Keadaan di kalangan umat Advent dewasa ini sungguh memprihatinkan!
Perdebatan-perdebatan telah terjadi di semua lapisan. Himbauan-himbauan Roh
Tuhan diremehkan dan banyak yang melayani bisikan-bisikan setan! Keadaan yang
sesungguhnya masih ditutup-tutupi. Kita di Indonesia praktis tidak mendengar
apa-apa. Tetapi ada masalah! Apakah setan sudah berhasil untuk memperlakukan
kita seperti Kain tanpa kita menyadari hal itu?? Bukan perlakuannya terhadap
individu-individu yang kita permasalahkan. Itu tidak perlu diragukan lagi.
Setan sudah memperlakukan kita semua seperti Kain. Yang kita tanyakan sekarang
adalah Apakah setan sudah berhasil untuk memperlakukan gereja kita seperti
Kain??
Mengapa ada teguran yang begitu keras dari Kristus kepada pimpinan
Sidang Laodikea sekiranya sidang ini belum masuk dalam kesulitan-kesulitan yang
membuatnya kian lama kian menjauh dari Tuhan?
Kepada siapa kita mau menyerakan kuasa kemauan kiata sekarang? Habel
telah menyerahkan kuasa kemauannya kepada Kristus. Persembahan korbannya telah
menjadi persembahan korban Kristus! Asap korbannya telah naik lurus kehadirat
Allah! Terjalin suatu persekutuan yang indah di antara surga dan bumi!
Sudahkah, secara gereja, kita mempunyai kerinduan untuk mempunyai pengalaman
Habel itu?
Habel adalah berdosa. Habel tidak suci. Tetapi Habel tahu bahwa ia
memerlukan pembenaran Kristus. Itulah sebabnya ia telah menyerahkan kuasa
kemauannya kepada kuasa kemauan Kristus. Korban dari seorang yang berdosa telah
menjadi korban yang berkenan di hadapan Allah oleh karena IMAN pada DARAH
KRISTUS telah dibolehkan untuk menyempurnakan korban tersebut!
Pengalaman Habel ini sudah sepatutnya dirindukan oleh iman kita semua
agar supaya kita boleh keluar dari keadaan kita yang sekarang!
5.
Tinggi Hati dan
Tidak Percaya
“Ia
(Tuhan) lebih merasa sedih dari pada mereka (Israel) oleh sebab Ia tidak dapat
membawa mereka untuk mempusakai Tanah Perjanjian itu dengan cepat, di mana Ia
dapat menunjukkan kuasa-Nya yang hebat di hadapan segala bangsa dalam
melepaskan umat-Nya. Dengan tiada berharap kepada Allah, oleh kesombongan dan
tiadanya percaya mereka, mereka tidak bersedia memasuki Kanaan. ….. Kalau saja
leluhur mereka telah menyerah dengan iman kepada petunjuk Allah, sambil diperintah
oleh pertimbangan-pertimbangan Allah dan berjalan dalm upacara-upacaraNya,
mereka sudah lama telah menempati Kanaan sebagai satu umat yang makmur, suci,
dan berbahagia”.—2 S.P.N. 58, 59. (SPN = Sejarah Para
Nabi).
Dalam
kutipan di atas terdapat beberapa kata yang menjelaskan kepada kita peranan
“kuasa kemauan” kita dalam rencana keselamatan. Bagaimana kita seharusnya
menggunakan kuasa kemauan kita telah diterangkan sesuai dengan maksud-maksud
Ilahi.
- Berharap kepada Allah.
- Menyerah dengan iman.
- Diperintah oleh
pertimbangan-pertimbangan Allah.
- Berjalan
dalam upacara-upacara-Nya.
Kuasa kemauan bangsa itu harus diserahkan kepada kuasa kemauan Yesus. Mereka tidak boleh mengharapkan suatu negeri yang
cocok dengan selera dan kesukaan mereka sendiri. Mereka dipimpin oleh Tuhan ke
sebuah negeri di mana mereka akan dianugerahi kemakmuran, kesucian, dan
kebahagiaan. Tetapi Israel telah berulangi menggerutu terhadap Yesus oleh
karena mereka menghendaki Mesir dengan makanan lezat dan segala kesukaan
lainnya. Mereka tidak berharap kepada Allah.
Mereka tidak menyerah dengan iman. Inipun menyangkut kuasa kemauan yang
diserahkan kepada kuasa kemauan ilahi. Mereka tidak bersedia melakukan hal itu!
Diperintah oleh pertimbangan-pertimbangan Allah. Bukankah hal ini juga menyangkut penyerahan kuasa
kemauan kita kepada kuasa kemauan Allah?
Berjalan dalam upacara-upacaraNya. Inilah sama dengan apa yang sudah dipilih Habel. Tuhan menentukan
upacara-upacaraNya agar supaya Juruselamat manusia boleh dipercayai dan
dikenal. Habel telah menyerahkan kuasa kemauannya sendiri kepada kuasa kemauan
Allah dan ia telah menemukan Juruselamatnya dengan jalan itu! Korbannya telah
menjadi penghubung di antara dirinya dengan Juruselamatnya.
Apakah Masehi Advent Hari Ketujuh sudah berharap kepada Allah, menyerah
dengan iman dan menyatakan kesediaan untuk diperintah oleh
pertimbangan-pertimbangan Allah dan berjalan dalam upacara-upacaraNya, agar
supaya Yesus dapat dengan cepat membawa mereka mempusakai Kanaan Semawi?? Yesus
lebih sedih dari pada kita. Kita terkadang sama sekali tidak perduli berapa
lama lagi kita tinggal berputar-putar di dunia ini! Asalkan kita melihat gereja
bertumbuh dalam kejayaan materi dan jumlah keanggotaannya bertambah terus, kita
tidak perduli berapa lama lagi kita tinggal di dunia ini. Seperti Israel, kita
mencintai tanah Mesir, dan sekiranya Tuhan berusaha untuk mempercepat laju
kemajuan kita, kita berteriak bahwa kita sudah jemu dengan makanan-makanan
rohani maupun badani yang Tuhan sudah berikan kepada kita dan kita minta agar
supaya dikembalikan ke Mesir. Begitulah tingkah laku kita sebagai umat
Allah—umat Masehi Advent Hari Ketujuh!
Apakah yang membuat para pemimpin bangsa Israel tidak bersedia
memasuki Kanaan? KESOMBONGAN dan TIADANYA PERCAYA!! Apakah ada persamaannya
dengan pengalaman Masehi Advent Hari Ketujuh? Apa yang membuat kita menolak
permulaan pekerjaan jeritan nyaring pada tahun 1888 yang seyogyanyasudah lama
membawa kita masuk Kanaan Semawi? Apakah ketidak percayaan yang ada pada waktu
itu juga diakibatkan ketinggian hati? Bagaimana dengan pimpinan Israel hari ini
setelah pengalaman 1888 diulangi lagi??
Tuhan tidak mengutuk seorangpun di antara pemimpin-pemimpin kita.
Pemimpin-pemimpin kita sudah diangkat oleh Tuhan dan diurapi Tuhan. Tetapi
apakah pemimpin-pemimpin yang sudah terpilih itu dan yang sudah diserahi
pimpinan di dalam organisasi yang sudah dibentuk sesuai dengan kehendak Tuhan
dapat melakukan kesalahan dan dikendalikan tidak percaya serta tinggi hati.
Kalau Musa, yang sudah dilatih dua kali 40 tahun di bawah pimpinan Yesus
sendiri dan yang sudah melanggar suara Juruselamatnya secara berulang-ulang,
masih juga dapat menggunakan kuasa kemauannya bertentangan dengan kemauan
Juruselamatnya, apakah saudara-saudara kita yang berada di pucuk pimpinan tidak
dapat melakukan kesalahan dalam membuat pilihan yang tidak menguntungkan
Pekabaran Tiga Malaikat??
Kalau saja masing-masing kita mau lebih merendah di hadapan Tuhan,
segala problema yang dihadapi Masehi Advent Hari Ketujuh hari ini, akan segera
teratasi dan kita boleh menyambut pekabaran Allah secara serentak, mengalami
persatuan di dalam kuasa Injil, menerima baptisan Roh dan memanggil dunia untuk
keluar dari Babilon agar supaya dapat dibawa ke Kanaan Semawi.
“(Tuhan) merasa lebih sedih dari pada (kita) oleh
sebab Ia tidak dapat membawa (kita) untuk mempusakai (Kanaan Semawi) itu dengan
cepat, di mana Ia dapat menunjukkan kuasa-Nya yang hebat di hadapan segala
bangsa dalam melepaskan umat-Nya”.
Pada waktu Hawa (simbol umat Tuhan yang pertama)
melawan kehendak Yesus, Ia sedih. Pada waktu Israel (simbol umat Tuhan yang
berikutnya) melawan kehendak-Nya, Ia sedih. Pada waktu sidang Kristus dari yang
pertama sampai yang keenam melawan kehendak-Nya, Ia sedih. Pada waktu Laodikea
menentang lagi kehendak-Nya pada tahun 1950, Ia sedih. Sekarang
umat-Nya belum juga mau maju. Apakah Ia tidak sedih? Berapa lama lagi kita akan
membuat Juruselamat kita sedih?? Kita akan mengobati kesedihan-Nya apabila kita
mau merendah di hadapan-Nya dan mau percaya!!
KESOMBONGAN, Dosa Terbesar!
Alangkah kejamnya perilaku dikau,
Dalam membunuh Anak Allah di masa lampau, Dan menyedihkan-Nya SEKARANG.
6. Perayaan Besar-Besaran Berkenaan Dengan
Pendirian Kota Allah (Pendirian Gereja-Gereja)
Kita perlu membaca apa yang ditulis dalam buku Sejarah
Para Nabi jilid dua halaman 314-320. Daud sudah mengalahkan kota Yebuz, kota
pertahanan orang-orang Kanani yang dianggap tidak dapat dikalahkan. Perebutan
kota ini adalah amat penting bagi Israel, oleh sebab kota ini adalah kota Salem
di mana pada jaman nenek moyang mereka, Abraham sudah bertemu dengan Melkisedik
– raja dan imam Allah – lambang Yesus Kristus. Dengan begitu perebutan Yebuz
berarti pendirian lambang kerajaan Allah di dunia. Yebuz kemudian menjadi
Yerusalem, kota Allah!
Tidak heran Daud menginginkan hadirat Tabut Perjanjian
di kota itu. Ia menghendaki Yesus berkerajaan di Yerusalem. Daud
mengatur pembawaan Tabut Allah ke Yerusalem. Pekerjaan ini dikerjakannya dengan
upacara besar-besaran 30.000 tokoh, pemimpin-pemimpin dan penghulu-penghulu
bangsa serta imam besar dan keluarganya ikut mengambil bagian. Daud dengan
pakaian kerajaannya bermainlah di hadapan hadirat Tuhan. Suara orang banyak
bergabung menjadi satu dalam nyanyian diiringi oleh bunyi alat-alat musik,
kecapi, dandi, rebana, genta, dan gong. Daud dipenuhi oleh semangat suci yang
berkobar-kobar.
“Sudah lama waktu berlalu semenjak Israel menyaksikan
satu suasana kemenangan seperti itu. Dengan kegembiraan yang disertai suasana
khidmat rombongan orang banyak itu berjalan menuju ke Kota Suci dengan melalui
bukit-bukit dan lembah-lembah”. – 2
SPN 316.
Tidak ada yang salah dengan maksud tujuan merayakan
pendirian Kota Allah. Semua adalah untuk kemuliaan nama Tuhan. Kota yang sudah
dipilih untuk ditahbiskan sebagai ibukota kerajaan Allah adalah tepat.
Pemindahan Tabut Perjanjian ke kota Suci sebagai lambang hadirat Allah adalah
betul. Nyanyian-nyanyian yang disertai bunyi-bunyian musik sebagai kepujian
kepada Tuhan adalah patut. Hadirat pemimpin-pemimpin dan penghulu-penghulu bangsa
serta imam besar dengan keluarganya adalah cocok. Menurut pertimbangan manusia,
tidak ada satu perkara yang dilalaikan dan Tuhan seharusnya dapat dibuat merasa
senang dan puas. Tetapi ……………….
“Suatu kegentaran yang mendadak telah memenuhi
rombongan orang banyak yang sedang bersuka-suka it. Berbangkitlah murka Tuhan
akan Uza, dibunuh Allah akan dia di sana, sebab alpanya, maka matilah ia di
sana dekat dengan tabut Allah”. – 2
SPN 316.
Mengapa Tuhan marah? Mengapa Tuhan mengganggu suasana
kegembiraan yang luar biasa itu, yang telah ditujukan sebagai suatu kehormatan
dan kepujian bagi-Nya?
“Daud merasa heran dan panik sekali, dan di dalam
hatinya ia meragukan tentang keadilan Allah. Ia sedang berusaha untuk
menghormati peti itu sebaagai suatu tanda hadirat ilahi. Kalau demikian,
mengapa hukuman yang mengerikan itu telah dijatuhkan sehingga suasana yang
penuh dengan kegembiraan itu telah berubah menjadi suasana sedih dan
berkabung?” – 2 spn 316.
Di mana terletak kesalahannya?
Daud mempunyai tujuan yang sangat baik. Ia telah
melakukan segala sesuatu untuk Tuhan dan bangsanya, tetapi sayangnya Daud telah
memilih jalan Kain. Daud tidak menyerahkan kuasa kemauannya kepada kuasa
kemauan Tuhan!!
Pemimpin-pemimpin dan penghulu-penghulu bangsa Israel
telah diundang hadir oleh Daud. Imam besar juga telah diundang hadir. Menurut
prosedur “organisasi” semua yang dilakukan Daud adalah betul. Tetapi Daud tidak
mengikuti perintah Tuhan bahwa tabut Allah harus diusung di atas bahu
orang-orang yang sudah ditentukan dan tidak boleh dibawa di atas kereta,
walaupun kereta yang telah digunakan Daud adalah kereta yang baru. Kesalahan
ini tidak dimaafkan oleh Tuhan oleh sebab pemimpin-pemimpin dan
penghulu-penghulu bangsa ada dan imam besar pun ada. Secara gabungan mereka
seharusnya tahu bahwa Allah tidak menghendaki tabut Allah dipindah dengan cara
yang sudah digunakan. Tuhan telah memberi suatu pelajaran kepada Daud dan
Israel, dan pelejaran berharga ini adalah untuk kita yang berada di dalam
sidang-Nya yang terakhir!
7.
Teladan Seorang
Pemimpin
Daud tidak
dengan segera menangkap pelajaran yang datang dari Tuhan. Daud telah menjadi
takut terhadap tabut Tuhan. “Jangan-jangan dosa yang sama di pihaknya akan
mendatangkan hukuman ke atas dirinya”. Itulah sebabnya tabut Allah itu
ditinggalnya di rumah seorang Goti yang bernama Obed-Edom. Selama tiga bulan
Daud mengamat-amati apa yang akan terjadi dengan Obed-Edom.
“Maka
diberkati Tuhan akan Obed-Edom, dan akan segala isi rumahnya”. –
2 Samuel 6:11.
Daud
menyadari kesalahannya. Peti Perjanjian Allah selalu akan menjadi berkat bagi
siapapun yang menerimanya. Daud menjadi rindu kembali akan berkat-berkat yang
datang dari hadirat Allah. Dengan melepas jubah kerajaannya dan mengenakan
jubah efod yang biasa, Daud memimpin sekali lagi rombongan besar itu dalam
memindahkan tabut Allah ke Yerusalem. Kali ini Daud telah mengikuti semua
petunjuk Tuhan dengan setia. Maka hadirlah Tuhan di antara umat-Nya!
8.
Tuhan Menunggu
Laodikea Menyatakan Penyesalan Mereka
Kebesaran
seorang pemimpin dapat dilihat dari kerendahan hatinya. Daud telah melakukan
kesalahan. Daud tidak dengan segera melihat dan menyadari kesalahannya. Itu
bukan suatu masalah. Yang menentukan adalah kerendahan hati Daud. Ia telah
melepas jubah kerajaannya dan mengenakan jubah efod yang biasa – suatu lambang
kerendahan diri di hadapan Allah! Sejarah Advent tidak dipelajari untuk
mengutuk pemimpin-pemimpin kita seandainya mereka membuat suatu kesalahan.
Sejarah adalah untuk pelajaran dan untuk membawa kita semua kepada perbaikan.
Semoga Laodikea tidak lama lagi akan dipimpin oleh Daud-DaudNya untuk membawa
tabut Allah dengan cara yang benar ke Yerusalem! Hadirat Roh melalui kebenaran
firman Allah adalah kebutuhan kita!
Penyerahan kuasa kemauan kita kepada kuasa kemauan Allah adalah
harapan kita!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar