Selasa, 27 Juni 2017

27.KITA HARUS YAKIN BAHWA YESUS DAPAT MENYUCIKAN KITA

KITA HARUS YAKIN BAHWA YESUS DAPAT MENYUCIKAN KITA




1.    Apakah Sebabnya Kita Mempelajari Kemanusiaan Yesus?

Melalui empat pelajaran secara berturut-turut kita telah mempelajari kemanusiaan Yesus Kristus. Kita telah meninjau kemanusiaan Yesus dari sudut :

  1. KematianNya
  2. MisiNya  untuk menjadi tangga penghubung di antara manusia yang telah jatuh dalam dosa dan sorga
  3. MisiNya untuk menjadi teladan kita  

Dari sudut yang mana pun kita melihat kemanusiaanNya itu, kita hanya tiba pada kesimpulan bahwa daging kemanusianNya adalah sama dengan daging kemanusiaan kita. KematianNya menuntut bahwa daging kemanusiaan Yesus adalah daging yang telah berada dibawah kutuk dosa. Sebagai tangga Yakub yang menghubungkan kembali manusia yang telah berdosa dengan Allah yang di sorga, Yesus harus berasal dari sorga dan menjadi manusia sama seperti manusia yang hendak Ia tebus. Sebagai teladan kita, Ia harus mengambil keadaan kita dan memberi contoh bagaimana kita dapat hidup untuk mengalahkan setan dengan kuasa yang dapat dijadikan milik kita. Sehubungan dengan masalah yang terakhir ini, adalah penting bagi kita untuk memperhatikan ungkapan dari Roh Nubuat yang di bawah, agar kita boleh diyakinkan bahwa dalam mempertahankan kesucianNya yang sama dengan daging kemanusiaan kita, Kristus sama sekali tidak menggunakan keilahianNya sendiri melainkan hanya bergantung pada kuasa Roh Suci yang juga dapat menjadi bagian kita!
”Kuasa keilahian Juru Selamat telah di sembunyikan. Ia telah menang dalam kemanusiaanNya, dengan hanya bergantung kepada Allah untuk kuasa. Hal ini boleh menjadi bagian kita semua. ” ---- SDA B.C. 1108.

”Kemenangan dan penurutan Kristus merupakan kemenangan dan penurutan seorang manusia yang sejati ......... Apabila kita memberikan kepada kemanusiaanNya suatu kuasa yang tidak dapat di miliki oleh manusia yang lainnya dalam peperangannya dengan setan, kita meniadakan kesempurnaan kemanusiaanNya. ” Panggilan Yang
Mulia, 48.

Yang ditekankan oleh kutipan-kutipan yang di atas adalah bahwa dalam peperanganNya melawan setan dan keberhasilanNya mengalahkan dia, Yesus sama sekali tidak menggunakan kuasa yang tidak dapat dimiliki oleh pengikut-pengikutNya.

Dalam arti kata rohaninya, melalui penurutanNya kepada hukum-hukum sorga dan imanNya pada Allah dan Roh, Yesus, sebagai benih perempuan Hawa yang sejati, telah menggenapi nubuatan yang telah di ucapkanNya sendiri dalam kejadian 3:15. Benih perempuan itu akan mengalahkan setan.

Tetapi, bukanlah hanya Yesus yang di maksud sebagai benih perempuan yang akan mengalahkan setan. Dalam Wahyu 12, di mana peperangan sepanjang zaman telah dilukiskan, Yesus sendiri telah memberi Wahyu kepada Yohanes di pulau Patmos yang menyatakan bahwa pada jaman yang terakhir akan ditemukan benih Hawa penghabisan yang akan menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki iman seperti yang di miliki Yesus Kristus.

Benih perempuan yang terakhir ini adalah umat Allah yang dilambangkan dengan sebutan ”144.000”, yang tidak lagi akan mempunyai kerut atau cacat, yang akan berdiri tak terkalahkan oleh setan lagi sehingga akan tinggal hidup untuk dijemput oleh Yesus pada saat kedatanganNya yang kedua kali.

Yesus belum dapat datang untuk menjemput kita sekarang oleh sebab kita belum memenuhi syarat kesalehan yang kita perlukan untuk bertemu dengan Dia. Itulah  sebabnya Yesus mengirimkan terangNya kepada kita, agar kita mempelajari rahasia kemenanganNya dalam kemanusiaanNya. Itulah sebabnya Roh Nubuat telah menyatakan kepada kita bahwa dalam kebenaran tentang kemanusiaan Yesus, masih didapati tersembunyi kebenaran-kebenaran yang akan menjadi harta kekayaan rohani bagi kita untuk menyiapkan kita bagi kedatanganNya.

Inilah sebab-sebabnya, mengapa kita telah mempelajari kemanusiaan Yesus Kristus. Bersama dengan terang sabda Allah melalui nubuat-nubuat, kita telah diberitahu tentang segala perkara yang ada di depan kita dan bagaimana kita dapat hidup untuk tinggal bersama-sama dengan Dia untuk mewarisi kemenanganNya.

Seluruh dunia akan seia sekata :

”Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan mengalahkan mereka, ( dan ) ...... mereka ( yang ) bersama-sama dengan Dia juga akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan setia.” Wah. 17:14.


2.    Kesalehan Dan Kebaikan  

Kita akan menekankan sekali lagi perbedaan yang ada di antara kesalehan dan kebaikan.

KEBAIKAN adalah suatu sifat yang dapat diperoleh manusia dengan usahanya sendiri. Dengan lain kata, orang yang tidak mengenal Tuhan sekalipun dapat memiliki KEBAIKAN tersebut. Ia dapat menuruti undang-undang negaranya. Ia tidak mencuri, ia tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang amoral, ia tidak suka berkelahi dan tidak suka mendatangkan huru-hara. Di samping itu, ia dapat menjadi orang yang sangat dermawan dan sosial. Tetapi, dibalik semua KEBAIKAN yang sudah ia miliki itu, masih ada satu sifat yang tidak dapat ia buang dari dirinya; yaitu sifat untuk melakukan segala KEBAIKAN tersebut untuk nama baiknya sendiri.

KESALEHAN, sebaliknya, adalah suatu sifat yang tidak dapat diperoleh manusia dengan usahanya sendiri. KESALEHAN merupakan suatu pemberian dari Allah dan hanya dapat ia miliki atas dasar iman pada jasa pengorbanan Yesus Kristus. KESALEHAN mencakup segala sifat KEBAIKAN yang telah kita singgung di atas dengan dilengkapi satu sifat lagi yaitu, bahwa pemiliknya sudah tidak memikirkan nama baiknya sendiri. Ia sudah merelakan dirinya untuk disalib oleh Roh Suci untuk kemuliaan Kristus.

Adakah orang-orang yang BAIK di antara kita pada saat sekarang ini? Jawabnya adalah ADA. ( catatan : Dianjurkan agar kita tidak menilik siapa-siapakah yang baik. ).

Adakah orang-orang yang sudah SALEH di antara kita pada saat sekarang ini?
Jawabnya adalah BELUM ADA.

Akankah ada orang-orang SALEH yang hidup di dunia ini ? Jawabnya adalah YA. Ini sudah di nyatakan oleh firman Allah dalam wahyu 12. Inilah orang-orang percaya yang dinyatakan sebagai ”benih ibu Hawa yang terakhir”, yang akan didapati  ”menuruti hukum-hukum Allah” dan ”memiliki iman Yesus Kristus”.

Ciri yang terakhir inilah yang menentukan KESALEHAN seseorang. Orang yang memiliki iman seperti yang dimiliki Kristus akan hidup seperti Kristus dan hidup Kristus itu ditandai dengan satu sifat yang khas yaitu, bahwa Ia telah hidup dengan tidak lagi memikirkan kepentingan diriNya sendiri. HidupNya dikendalikan oleh Roh Suci. Setiap hidup yang dikendalikan oleh Roh Suci adalah hidup yang semata-mata di tunjukan untuk kemuliaan Allah.

Apakah hidup kita yang sudah menerima baptisan dan yang sudah bergabung dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh untuk ”menuruti hukum-hukum Allah ” belum dikendalikan oleh Roh Suci, tentunya tidak akan berada di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Roh Suci telah memulaikan pekerjaaanNya di dalam diri kita masing-masing. Tetapi Roh Suci belum menyelesaikan pekerjaanNya di dalam diri kita. Pekerjaaan Roh suci yang dibagi dalam dua tahap ini dinyatakan secara pasti melalui nabi Yoel:

” sebab telah diberikanNya kepadamu ......... dan di turunkanNya kepadamu hujan, hujan pada awal dan  .. pada akhir musim. ” – Yoel 2:23.

Roh Suci bekerja di setiap orang yang hatinya mau ditanami benih kebenaran firman Allah. Benih itu disirami oleh air hujan Roh pada awal musim yang kita alami saat sekarang ini. Benih kebenaran itu harus ditumbuhkan dan pertumbuhan ini menjadi kenyataan manakala kebenaran firman Allah itu mengembang terus dalam diri kita. Benih yang tulen itu akan membuahkan iman yang di miliki Kristus, dan salah satu ciri iman ini adalah mengembangkan sifat yang tidak lagi mencari kemuliaan bagi diri sendiri.

Kita semua diberi kesempatan untuk mengembangkan dan bertumbuh di bawah pengaruh anugerah hujan awal. Dengan demikian, dapat di pastikan bawha kita berada di bawah pengaruh Roh Suci. Tetapi, pekerjaan Roh Suci ini belum mencapai titik kesempurnaan. Itulah sebabnya sifat tidak mementingkan diri sendiri itu pun belum mengembang secara sempurna di dalam diri kita. Dengan lain kata, walau pun kita sudah berada dalam pengaruh Roh Suci oleh firman Tuhan, dikarenakan pertumbuhan bibit kebenaran itu belum mencapai titik kesempurnaannya, kita juga belum dapat di kendalikan Roh Suci sepenuhmya. Kita masih sering di kendalikan Iblis. Malahan dapat di katakan bahwa kita masih lebih sering dikendalikan Iblis dari pada di kendalikan Roh suci. Namun, pengaruh Roh Suci masih tetap bekerja di dalam diri kita masing-masing. Peperangan di antara kuasa baik dan jahat masih berkecamuk terus di dalam diri setiap orang; dan yang di pertikaian dalam peperangan ini adalah DIRI KITA SENDIRI.


Yang diperebutkan oleh Roh Suci adalah diri kita; yaitu, agar kemuliaan kita dapat dimatikan dan dengan begitu Roh Suci dapat mengendalikan kita sepenuhnya untuk di jadikan bejana bagi Kemuliaan Allah.

Yang diperebutkan oleh Iblis adalah kita; yaitu, agar kita terus menonjolkan diri sendiri sehingga kita tidak dapat di kendalikan Roh Suci sepenuhnya muntuk di jadikan bejana bagi Kemuliaan Allah.

Dalam peperangan ini ada satu hal yang perlu sekali di perhatikan oleh kita yang berada di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Yesus telah berkata bahwa setan akan melakukan segala sesuatu yang dapat ia lakukan untuk menyesatkan, jika boleh, yang terpilih sekalipun ( yaitu kita ). Bahwa Masehi Advent Hari Ketujuh telah menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka, dan bahwa Masehi Advent Hari Ketujuh  telah mengakui berlakunya hukum-hukum Allah, adalah sesuatu yang pada dewasa ini tidak akan dipermasalahkan oleh si jahat itu! Pada tahap peperangan yang sekarang ini, setan tahu bahwa akan lebih berhasil seandainya ia membiarkan Masehi Advent Hari Ketujuh untuk mempercayai bahwa Masehi advent Hari Ketujuh telah berada di dalam kedudukan yang sangat aman dangan ”iman” mereka pada Juru Selamat mereka serta ”penurutan” mereka pada hukum-hukum Allah. Setan mencapai hasil yang sangat mengagumkan dengan siasatnya itu! Ia telah dapat membius Masehi Advent Hari Ketujuh dengan perasaan ”aman” itu sehingga mereka telah didapati TIDAK PANAS pun TIDAK DINGIN.

Suam-suam kuku, untuk melukiskan keadaan kita, dimaksud agar kita boleh di jadikan sadar bahwa, dalam keadaan kita sekarang ini, kita berada di dalam bahaya besar, yang kita tidak sadari, bahwa kita masih terlalu sering membolehkan diri kita di kendalikan Iblis sehingga Roh Suci tidak mungkin dapat menyelesaikan pekerjaanNya untuk mempersiapkan kita bagi kedatangan Yesus yang kedua kali.

Teguran kepada sidang Leodikea dan malaikat (yaitu pemimpin-pemimpin) sidang Leodikea tidak dimaksud untuk membuat kita berusaha dengan cara-cara kita sendiri untuk keluar dari keadaan suam-suam kuku kita. Sejak kita menyangka bahwa kita diminta oleh Tuhan untuk mencari akal dan cara bagaimana kita dapat melepaskan diri kita dari keadaan kita yang tidak disukai Tuhan itu! Kita telah berusaha untuk lebih merajinkan diri kita bekerja bagi Tuhan agar kita dapat terlepas dari keadaan suam-suam kuku kita tersebut, tetapi kita belum juga berhasil.

Setan bertepuk tangan! Ia telah berhasil untuk menawan kita! Nampaknya ia telah berhasil untuk menggagalkan penebusan Yesus Kristus. Belum ada orang SALEH yang ditemukan dalam dunia dewasa ini! Yesus telah gagal dalam rencanaNya, dan ia dapat datang untuk merebut kembali dunia ini dari kuasaNya!!

Tetapi, apakah Masehi Advent Ketujuh tidak mempunyai jalan keluar muntuk melepaskan diri mereka dari cengkraman Iblis?? Saudara-saudara seiman! Yang diminta oleh Tuhan bukanlah agar kita untuk mencari cara-cara dan metode-metode untuk menjadikan diri kita rajin dan bekerja. Yang di minta oleh Tuhan hanyalah kesadaran dari kita bahwa pada dewasa ini kita berada dalam kedudukan yang SANGAT MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN KITA. Tuhan hanya memerlukan KESADARAN KITA; ya, hanya KESADARAN saja terlebih dahulu!! Apabila kita sudah menjadi sadar, dan apabila kita sudah sepenuhnya menyadari bahwa dengan cara-cara kita sendiri dan usaha-usaha kita sendiri, sebagai satu jemaat, kita belum juga dapat melepaskan diri kita dari keadaan suam-suam kuku kita sepanjang 157 tahun ( dari tahun 1850 sejak kita disebut suam-suam kuku hingga tahun 2007 ) tahun ini, kita mungkin mau bertanya kepada Tuhan dan meminta pertolonganNya!



3.    Pelepasan Bangsa Israel Dari Perhambaan Mesir

Bagi yang mengerti dan sudah mengetahui cara-cara bekerja setan, kita akan menarik pelajaran-pelajaran yang amat berharga dari bacaan-bacaan Minggu Sembahyang kita tahun ini. Bacaan-bacaan itu dipusatkan pada cerita pelepasan bangsa Israel dari perhambaan Mesir.

Kita sudah mengetahui bahwa pelepasan bangsa itu dari perhambaan Mesir dibuka dengan pencurahan tulah yang ke-10. Apakah perintah Tuhan kepada bangsaNya itu? Apakah bangsa itu di perintahkan untuk segera berangkat dan mencari jalan pelepasan itu dengan pikiran mereka sendiri sesuai dengan kekuatan dan akal budi yang ada pada mereka? Sama sekali tidak. Bangsa Israel telah diperintahkan untuk menunggu pertanyaan kuasa Allah di dalam rumah kediaman mereka masing-masing. Pada tengah malam, kuasa pelepasan Allah itu akan mereka lihat.


Namun, mereka tidak diminta untuk menunggu di dalam rumah-rumah mereka dengan tidur. Israel telah diminta untuk menunggu dalam keadaan siap lari. Pakaian harus di kenakan dan sepatu harus dipakai. Domba korban harus di persembahkan dan darah domba itu harus dibubuhkan pada kedua sisi dan ambang pintu. Dalam keadaan menunggu dan siap lari itu, mereka di haruskan memakan daging dari pada domba atau kambing korban itu dengan cepat-cepat. Artinya, mereka tidak boleh makan dengan cara yang santai. Disamping itu, mereka harus memakan daging korban itu dengan ” roti yang tidak beragi dan sayur pahit ”  ( Kel. 12:8 )

Apakah maknanya semua ini bagi Laodikea yang akan dilepaskan oleh Allah dari keadaan suam-suam kuku mereka?

Laodikea tidak boleh berusaha untuk melepaskan diri mereka dari cengkeraman setan dengan cara-cara mereka sendiri. Mereka harus menunggu pelepasan yang akan di datangkan oleh Tuhan sendiri. Tuhan telah menentukan saat pelepasan mereka itu; yaitu pada tengah malam.

Tengah malam adalah ibarat saat yang tergelap dalam dunia ini; yaitu saat yang tersulit bagi umat Allah.

”Umat Allah akan di kelilingi musuh-musuh yang telah bertekat untuk memusnahkan mereka.” G.C. 619.

”Adalah perlu bagi mereka untuk dimasukkan ke dalam dapur api ; keduniawian mereka harus di bakar habis, agar peta Kristus dapat dipantulkan dengan sempurna. ” – G.C. 621.

Setiap umat percaya harus diubah oleh Allah dan di ciptakan kembali sebagai orang-orang SALEH. Hanya kuasaNya dan caraNya saja yang dapat menghasilkan KESALEHAN tersebut! Kemudian dituliskan :

”Adalah pada saat kegelapan tengah malam Allah akan menyatakan kuasaNya bagi pelepasan umatNya. ” --  G.C. 636.

Adalah jelas sekali bahwa pelepasan bangsa Israel dari perhambaan Mesir mempunyai persamaan yang dekat sekali dengan pelepasan umat Allah dari kuasa setan pada penutup sejarah dunia ini.

Apakah, kalau begitu, yang harus kita lakukan pada saat kita menunggu melihat pernyataan kuasaNya bagi pelepasan kita? Instruksi Tuhan kepada umatNya adalah jelas sekali :

I.              Kita harus menunggu dalam keadaan siap siaga dan tidak tidur.
II.             Kita harus membakar daging domba persembahan itu, memakannya dengan cepat-cepat disertai roti yang tidak beragi dan sayur pahit.
III.            Kita harus membubuhkan darah domba persembahan itu di kedua sisi dan ambang atas pintu kedua rumah kita.

I ) Ini berarti bahwa kita harus berjaga-jaga seperti anak-anak dara yang lampunya tetap menyala dikarenakan persediaan minyak yang telah mereka bawa. Pada saat tengah malam – yaitu saat mana mempelai laki-laki itu keluar dari kaabah sorga dan pintu kasihan kemudian ditutupNya -- dikarenakan kesiap-siagaan mereka, mereka telah didapati setia dan layak untuk mengikuti mempelai itu.

II) Pada saat berjaga-jaga ini, kita harus kembali mengurapi Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita. Ini berarti bahwa kita tidak boleh lagi menyangka bahwa kita mempunyai andil dalam keselamatan kita melalui usaha-usaha dan kebaikan kita sendiri, melainkan harus sepenuhnya menyadari bahwa keselamatan kita adalah 100% suatu pemberian dari Kristus yang akan kita terima berdasarkan iman kita pada pengorbananNya. Iman ini akan diberikan kepada kita, manakala kita makan dengan cepat-cepat ”daging korban” yang telah kita bakar dengan api. Artinya, kita harus menyelidiki     Alkitab bukan lagi secara santai untuk mengisi pengetahuan bagi otak kita, tetapi harus dengan tuntunan dan urapan Roh suci, yang menentukan bagi mati atau hidup kita!! Roti yang tidak beragi dapat diartikan sebagai kebenaran Yesus Kristus yang murni, dan sayur pahit dapat diartikan sebagai cara makan ( bagi kebutuhan badani maupun rohani ) dengan kesadaran bertarak. Makan tidak boleh secara sembarangan dan belajar Alkitab pun tidak boleh diperlakukan secara sembarangan.

”Kita harus melakukan penyelidikan ini ....... dengan hati yang penuh penyesalan karena dosa.” – 1 S.M. 244.

III) Kita harus berdiam di dalam rumah. Ini tidak berarti bahwa kita tidak boleh mengabarkan Injil. Kristus tidak pernah mengeluarkan perintah seperti itu. Roh Nubuat pun tidak! Sebaliknya kita tidak boleh sekali-kali berpegang pada pendapat kita sendiri, yang akan menghasilkan kedatangan Yesus kedua kali! Rumah dimana kita harus berdiam, adalah diri kita sendiri yang merupakan kaabah Roh Kudus. Ini berarti bahwa kita harus membenahi rumah Roh Kudus itu, dan caranya membenahi rumah itu adalah dengan membubuhkan darah Kristus di pintu masuknya. Rumah Roh Kudus itu hanya akan menjadi Suci atau SALEH, apabila kita membubuhkan darah Kristus di pintu masuknya. Dengan lain kata, kita hanya akan menjadi SALEH apabilla kita menggantungkan KESALEHAN itu pada kuasa Allah sesuai dengan segala rencana dan caraNya.


  1. Teladan Dari Seorang Ibu Kafir

Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ”Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.”

Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan meminta kepadaNya: ”Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.”

Jawab Yesus: ”Aku di utus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.”

Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah dia sambil berkata: ”Tuhan, tolonglah aku.”

Tetapi Yesus menjawab: ”Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”

Kata perempuan itu benar: ”Benar Tuhan, namun anjing itu makan dari remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”

Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ”Hai ibu, besar imanmu,  maka jadilah kepadamu seperti yang aku kehendaki.”

Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”  Matius15:21-28


Bangsa Israel, sebagai umat pilihan Allah, bahkan murid-murid Yesus, sebagai murid-murid yang telah dipilih oleh Yesus sendiri, harus belajar dari seorang ibu kafir yang telah dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai arti untuk hidup dalam dunia ini.

Ibu kafir itu tidak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari seekor anjing di mata bangsa Israel bahkan murid-murid Yesus sendiri. Ibu itu hanya layak untuk diusir dan disuruh pergi. Ibu itu tidak layak untuk bergabung dengan bangsa, bahkan murid-murid yang sudah dipilih.

Masehi Advent Hari Ketujuh merupakan jemaat pilihan Allah. Haruskah kita belajar dari orang-orang berdosa yang  berada disekeliling kita?? Haruskah kita belajar dari orang-orang buangan yang berada di antara kita?.

Jalan Allah adalah jalan yang sama sekali tidak dapat kita terka arahnya kecuali kita bersedia untuk melihat sebagaimana Yesus telah melihat. Yesus memiliki hati setiap orang. Yesus tidak perlu diajar oleh kita untuk mengetahui bahwa tidak ada seorang pun diantara kita yang boleh dianggapNya baik. Walaupun begitu Yesus mengetahui hati yang mana di antara yang tidak baik tersebut masih mengandung unsur-unsur kerendahan yang dapat diolahNya.

Wanita kafir dalam Matius 15 telah mengajar kita apakah iman yang sejati itu. Iman yang sejati adalah iman yang tidak dapat dibelok-belokkan walaupun segala sesuatu nampaknya menentang kita. Iman seperti ini tidak dapat diteorikan. Iman seperti ini hanya dapat tumbuh manakala firman Allah diterima dengan seksama oleh ajaran Roh. Iman ini hanya timbul manakala kita mau dengan rendah hati diajar dan menerima pelajaran untuk bergantung sepenuhnya pada Ilahi. Inilah iman yang diajarkan Kristus kepada kita. Kemanusiaan harus menyatu dengan ke-ilahian sepenuhnya.



Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswoyo Kadarman, Raya Dieng- Malang,  SabaT 19 Nopember 1985

(Diketik  oleh Janice & Delfirah Singkuang, CP-BSD, January 2007)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar