KITA HARUS YAKIN BAHWA YESUS DAPAT
MENYUCIKAN KITA
1.
Apakah Sebabnya Kita Mempelajari Kemanusiaan Yesus?
Melalui empat pelajaran secara berturut-turut kita telah mempelajari
kemanusiaan Yesus Kristus. Kita telah meninjau kemanusiaan Yesus dari sudut :
- KematianNya
- MisiNya untuk menjadi tangga
penghubung di antara manusia yang telah jatuh dalam dosa dan sorga
- MisiNya untuk menjadi teladan kita
Dari sudut yang mana pun kita melihat kemanusiaanNya itu, kita hanya tiba
pada kesimpulan bahwa daging kemanusianNya adalah sama dengan daging
kemanusiaan kita. KematianNya menuntut bahwa daging kemanusiaan Yesus adalah
daging yang telah berada dibawah kutuk dosa. Sebagai tangga Yakub yang
menghubungkan kembali manusia yang telah berdosa dengan Allah yang di sorga,
Yesus harus berasal dari sorga dan menjadi manusia sama seperti manusia yang hendak
Ia tebus. Sebagai teladan kita, Ia harus mengambil keadaan kita dan memberi contoh
bagaimana kita dapat hidup untuk mengalahkan setan dengan kuasa yang dapat
dijadikan milik kita. Sehubungan dengan masalah yang terakhir ini, adalah
penting bagi kita untuk memperhatikan ungkapan dari Roh Nubuat yang di bawah,
agar kita boleh diyakinkan bahwa dalam mempertahankan kesucianNya yang sama
dengan daging kemanusiaan kita, Kristus sama sekali tidak menggunakan
keilahianNya sendiri melainkan hanya bergantung pada kuasa Roh Suci yang juga
dapat menjadi bagian kita!
”Kuasa keilahian Juru Selamat telah di sembunyikan. Ia telah menang dalam
kemanusiaanNya, dengan hanya bergantung kepada Allah untuk
kuasa. Hal ini boleh menjadi bagian kita semua. ” ---- SDA B.C.
1108.
”Kemenangan dan penurutan Kristus merupakan kemenangan dan penurutan
seorang manusia yang sejati ......... Apabila kita memberikan kepada
kemanusiaanNya suatu kuasa yang tidak dapat di miliki oleh manusia yang lainnya
dalam peperangannya dengan setan, kita meniadakan kesempurnaan kemanusiaanNya.
” Panggilan Yang
Mulia, 48.
Yang ditekankan oleh kutipan-kutipan yang di atas adalah bahwa dalam
peperanganNya melawan setan dan keberhasilanNya mengalahkan dia, Yesus sama
sekali tidak menggunakan kuasa yang tidak dapat dimiliki oleh
pengikut-pengikutNya.
Dalam arti kata rohaninya, melalui penurutanNya kepada hukum-hukum sorga
dan imanNya pada Allah dan Roh, Yesus, sebagai benih perempuan Hawa yang
sejati, telah menggenapi nubuatan yang telah di ucapkanNya sendiri dalam
kejadian 3:15. Benih perempuan itu akan mengalahkan setan.
Tetapi, bukanlah hanya Yesus yang di maksud sebagai benih perempuan yang
akan mengalahkan setan. Dalam Wahyu 12, di mana peperangan sepanjang zaman telah
dilukiskan, Yesus sendiri telah memberi Wahyu kepada Yohanes di pulau Patmos
yang menyatakan bahwa pada jaman yang terakhir akan ditemukan benih Hawa
penghabisan yang akan menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki iman seperti yang
di miliki Yesus Kristus.
Benih perempuan yang terakhir ini adalah umat Allah yang dilambangkan
dengan sebutan ”144.000”,
yang tidak lagi akan mempunyai kerut atau cacat, yang akan berdiri tak
terkalahkan oleh setan lagi sehingga akan tinggal hidup untuk dijemput oleh
Yesus pada saat kedatanganNya yang kedua kali.
Yesus belum dapat datang untuk menjemput kita sekarang oleh sebab kita
belum memenuhi syarat kesalehan yang kita perlukan untuk bertemu dengan Dia.
Itulah sebabnya Yesus mengirimkan
terangNya kepada kita, agar kita mempelajari rahasia kemenanganNya dalam
kemanusiaanNya. Itulah sebabnya Roh Nubuat telah menyatakan kepada kita bahwa
dalam kebenaran tentang kemanusiaan Yesus, masih didapati tersembunyi kebenaran-kebenaran
yang akan menjadi harta kekayaan rohani bagi kita untuk menyiapkan kita bagi
kedatanganNya.
Inilah sebab-sebabnya, mengapa kita telah mempelajari kemanusiaan Yesus
Kristus. Bersama dengan terang sabda Allah melalui nubuat-nubuat, kita telah
diberitahu tentang segala perkara yang ada di depan kita dan bagaimana kita
dapat hidup untuk tinggal bersama-sama dengan Dia untuk mewarisi kemenanganNya.
Seluruh dunia akan seia sekata :
”Mereka akan berperang melawan Anak Domba. Tetapi Anak Domba akan
mengalahkan mereka, ( dan ) ...... mereka ( yang ) bersama-sama dengan Dia juga
akan menang, yaitu mereka yang terpanggil, yang telah dipilih dan setia.” Wah.
17:14.
2.
Kesalehan Dan Kebaikan
Kita akan menekankan sekali lagi perbedaan yang ada di antara kesalehan dan
kebaikan.
KEBAIKAN adalah suatu sifat yang dapat diperoleh manusia dengan
usahanya sendiri. Dengan lain kata, orang yang tidak mengenal Tuhan sekalipun dapat memiliki
KEBAIKAN tersebut. Ia dapat menuruti undang-undang negaranya. Ia tidak mencuri,
ia tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang amoral, ia tidak suka berkelahi dan
tidak suka mendatangkan huru-hara. Di samping itu, ia dapat menjadi orang yang
sangat dermawan dan sosial. Tetapi, dibalik semua KEBAIKAN yang sudah ia miliki
itu, masih ada satu sifat yang tidak dapat ia buang dari dirinya; yaitu sifat
untuk melakukan segala KEBAIKAN tersebut untuk nama baiknya sendiri.
KESALEHAN, sebaliknya, adalah suatu sifat yang tidak dapat
diperoleh manusia dengan usahanya sendiri. KESALEHAN merupakan suatu pemberian
dari Allah dan hanya dapat ia miliki atas dasar iman pada jasa pengorbanan
Yesus Kristus. KESALEHAN mencakup segala sifat KEBAIKAN yang telah kita
singgung di atas dengan dilengkapi satu sifat lagi yaitu, bahwa pemiliknya
sudah tidak memikirkan nama baiknya sendiri. Ia sudah merelakan dirinya untuk
disalib oleh Roh Suci untuk kemuliaan Kristus.
Adakah orang-orang yang BAIK di antara kita pada saat sekarang ini?
Jawabnya adalah ADA. ( catatan : Dianjurkan agar kita tidak menilik
siapa-siapakah yang baik. ).
Adakah orang-orang yang sudah SALEH di antara kita pada saat sekarang ini?
Jawabnya adalah BELUM ADA.
Akankah ada orang-orang SALEH yang hidup di dunia ini ? Jawabnya adalah YA.
Ini sudah di nyatakan oleh firman Allah dalam wahyu 12. Inilah orang-orang
percaya yang dinyatakan sebagai ”benih ibu Hawa yang terakhir”, yang akan
didapati ”menuruti hukum-hukum Allah” dan
”memiliki iman Yesus Kristus”.
Ciri yang terakhir inilah yang menentukan KESALEHAN seseorang. Orang yang
memiliki iman seperti yang dimiliki Kristus akan hidup seperti Kristus dan
hidup Kristus itu ditandai dengan satu sifat yang khas yaitu, bahwa Ia telah
hidup dengan tidak lagi memikirkan kepentingan diriNya sendiri. HidupNya dikendalikan
oleh Roh Suci. Setiap hidup yang dikendalikan oleh Roh Suci adalah hidup yang
semata-mata di tunjukan untuk kemuliaan Allah.
Apakah hidup kita yang sudah menerima baptisan dan yang sudah bergabung
dengan Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh untuk ”menuruti hukum-hukum Allah ”
belum dikendalikan oleh Roh Suci, tentunya tidak akan berada di dalam Gereja
Masehi Advent Hari Ketujuh. Roh Suci telah memulaikan pekerjaaanNya di dalam
diri kita masing-masing. Tetapi Roh Suci belum menyelesaikan pekerjaanNya di
dalam diri kita. Pekerjaaan Roh suci yang dibagi dalam dua tahap ini dinyatakan
secara pasti melalui nabi Yoel:
” sebab telah diberikanNya kepadamu ......... dan di turunkanNya kepadamu
hujan, hujan pada awal dan .. pada akhir
musim. ” – Yoel 2:23.
Roh Suci bekerja di setiap orang yang hatinya mau ditanami benih kebenaran
firman Allah. Benih itu disirami oleh air hujan Roh pada awal musim yang kita
alami saat sekarang ini. Benih kebenaran itu harus ditumbuhkan dan pertumbuhan
ini menjadi kenyataan manakala kebenaran firman Allah itu mengembang terus dalam
diri kita. Benih yang tulen itu akan membuahkan iman yang di miliki Kristus,
dan salah satu ciri iman ini adalah mengembangkan sifat yang tidak lagi mencari
kemuliaan bagi diri sendiri.
Kita semua diberi kesempatan untuk mengembangkan dan bertumbuh di bawah
pengaruh anugerah hujan awal. Dengan demikian, dapat di pastikan bawha kita
berada di bawah pengaruh Roh Suci. Tetapi, pekerjaan Roh Suci ini belum
mencapai titik kesempurnaan. Itulah sebabnya sifat tidak mementingkan diri
sendiri itu pun belum mengembang secara sempurna di dalam diri kita. Dengan
lain kata, walau pun kita sudah berada dalam pengaruh Roh Suci oleh firman
Tuhan, dikarenakan pertumbuhan bibit kebenaran itu belum mencapai titik
kesempurnaannya, kita juga belum dapat di kendalikan Roh Suci sepenuhmya. Kita
masih sering di kendalikan Iblis. Malahan dapat di katakan bahwa kita masih
lebih sering dikendalikan Iblis dari pada di kendalikan Roh suci. Namun,
pengaruh Roh Suci masih tetap bekerja di dalam diri kita masing-masing.
Peperangan di antara kuasa baik dan jahat masih berkecamuk terus di dalam diri
setiap orang; dan yang di pertikaian dalam peperangan ini adalah DIRI KITA SENDIRI.
Yang diperebutkan oleh
Roh Suci adalah diri kita; yaitu, agar kemuliaan kita dapat dimatikan dan
dengan begitu Roh Suci dapat mengendalikan kita sepenuhnya untuk di jadikan
bejana bagi Kemuliaan Allah.
Yang diperebutkan oleh
Iblis adalah kita; yaitu, agar kita terus menonjolkan diri sendiri sehingga
kita tidak dapat di kendalikan Roh Suci sepenuhnya muntuk di jadikan bejana
bagi Kemuliaan Allah.
Dalam peperangan ini ada satu hal yang perlu sekali di perhatikan oleh kita
yang berada di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Yesus telah berkata
bahwa setan akan melakukan segala sesuatu yang dapat ia lakukan untuk
menyesatkan, jika boleh, yang terpilih sekalipun ( yaitu kita ). Bahwa Masehi Advent
Hari Ketujuh telah menerima Yesus Kristus sebagai Juru Selamat mereka, dan
bahwa Masehi Advent Hari Ketujuh telah
mengakui berlakunya hukum-hukum Allah, adalah sesuatu yang pada dewasa ini tidak
akan dipermasalahkan oleh si jahat itu! Pada tahap peperangan yang sekarang ini,
setan tahu bahwa akan lebih berhasil seandainya ia membiarkan Masehi Advent
Hari Ketujuh untuk mempercayai bahwa Masehi advent Hari Ketujuh telah berada di
dalam kedudukan yang sangat aman dangan ”iman” mereka pada Juru Selamat mereka
serta ”penurutan” mereka pada hukum-hukum Allah. Setan mencapai hasil yang
sangat mengagumkan dengan siasatnya itu! Ia telah dapat membius Masehi Advent
Hari Ketujuh dengan perasaan ”aman” itu sehingga mereka telah didapati TIDAK
PANAS pun TIDAK DINGIN.
Suam-suam kuku, untuk melukiskan keadaan kita, dimaksud agar kita boleh di
jadikan sadar bahwa, dalam keadaan kita sekarang ini, kita berada di dalam
bahaya besar, yang kita tidak sadari, bahwa kita masih terlalu sering
membolehkan diri kita di kendalikan Iblis sehingga Roh Suci tidak mungkin dapat
menyelesaikan pekerjaanNya untuk mempersiapkan kita bagi kedatangan Yesus yang
kedua kali.
Teguran kepada sidang Leodikea dan malaikat (yaitu pemimpin-pemimpin) sidang
Leodikea tidak dimaksud untuk membuat kita berusaha dengan cara-cara kita
sendiri untuk keluar dari keadaan suam-suam kuku kita. Sejak kita menyangka
bahwa kita diminta oleh Tuhan untuk mencari akal dan cara bagaimana kita dapat
melepaskan diri kita dari keadaan kita yang tidak disukai Tuhan itu! Kita telah
berusaha untuk lebih merajinkan diri kita bekerja bagi Tuhan agar kita dapat
terlepas dari keadaan suam-suam kuku kita tersebut, tetapi kita belum juga berhasil.
Setan bertepuk tangan! Ia telah berhasil untuk menawan kita! Nampaknya ia
telah berhasil untuk menggagalkan penebusan Yesus Kristus. Belum ada orang
SALEH yang ditemukan dalam dunia dewasa ini! Yesus telah gagal dalam
rencanaNya, dan ia dapat datang untuk merebut kembali dunia ini dari kuasaNya!!
Tetapi, apakah Masehi Advent Ketujuh tidak mempunyai jalan keluar muntuk
melepaskan diri mereka dari cengkraman Iblis?? Saudara-saudara seiman! Yang
diminta oleh Tuhan bukanlah agar kita untuk mencari cara-cara dan metode-metode
untuk menjadikan diri kita rajin dan bekerja. Yang di minta oleh Tuhan hanyalah
kesadaran dari kita bahwa pada dewasa ini kita berada dalam kedudukan yang
SANGAT MEMBAHAYAKAN KESELAMATAN KITA. Tuhan hanya
memerlukan KESADARAN KITA; ya, hanya KESADARAN saja terlebih dahulu!! Apabila
kita sudah menjadi sadar, dan apabila kita sudah sepenuhnya menyadari bahwa
dengan cara-cara kita sendiri dan usaha-usaha kita sendiri, sebagai satu
jemaat, kita belum juga dapat melepaskan diri kita dari keadaan suam-suam kuku
kita sepanjang 157 tahun ( dari tahun 1850 sejak kita disebut suam-suam kuku
hingga tahun 2007 ) tahun ini, kita mungkin mau bertanya kepada Tuhan dan
meminta pertolonganNya!
3.
Pelepasan Bangsa Israel Dari Perhambaan Mesir
Bagi yang mengerti dan sudah mengetahui cara-cara bekerja setan, kita akan
menarik pelajaran-pelajaran yang amat berharga dari bacaan-bacaan Minggu
Sembahyang kita tahun ini. Bacaan-bacaan itu dipusatkan pada cerita pelepasan
bangsa Israel dari perhambaan Mesir.
Kita sudah mengetahui bahwa pelepasan bangsa itu dari perhambaan Mesir
dibuka dengan pencurahan tulah yang ke-10. Apakah perintah Tuhan kepada
bangsaNya itu? Apakah bangsa itu di perintahkan untuk segera berangkat dan
mencari jalan pelepasan itu dengan pikiran mereka sendiri sesuai dengan
kekuatan dan akal budi yang ada pada mereka? Sama sekali tidak. Bangsa Israel
telah diperintahkan untuk menunggu pertanyaan kuasa Allah di dalam rumah
kediaman mereka masing-masing. Pada tengah malam, kuasa pelepasan Allah itu
akan mereka lihat.
Namun, mereka tidak diminta untuk menunggu di dalam rumah-rumah mereka
dengan tidur. Israel telah diminta untuk menunggu dalam keadaan siap lari.
Pakaian harus di kenakan dan sepatu harus dipakai. Domba korban harus di
persembahkan dan darah domba itu harus dibubuhkan pada kedua sisi dan ambang
pintu. Dalam keadaan menunggu dan siap lari itu, mereka di haruskan memakan
daging dari pada domba atau kambing korban itu dengan cepat-cepat. Artinya, mereka tidak boleh makan dengan cara yang santai. Disamping itu, mereka
harus memakan daging korban itu dengan ” roti yang tidak beragi dan sayur pahit
” ( Kel. 12:8 )
Apakah maknanya semua ini bagi Laodikea yang akan dilepaskan oleh Allah
dari keadaan suam-suam kuku mereka?
Laodikea tidak boleh
berusaha untuk melepaskan diri mereka dari cengkeraman setan dengan cara-cara
mereka sendiri. Mereka harus menunggu pelepasan yang akan di datangkan oleh
Tuhan sendiri. Tuhan telah menentukan saat pelepasan mereka itu; yaitu pada tengah malam.
Tengah malam adalah ibarat saat yang tergelap dalam dunia ini; yaitu saat
yang tersulit bagi umat Allah.
”Umat Allah akan di kelilingi musuh-musuh yang telah bertekat untuk
memusnahkan mereka.” G.C. 619.
”Adalah perlu bagi mereka untuk dimasukkan ke dalam dapur api ; keduniawian
mereka harus di bakar habis, agar peta Kristus dapat dipantulkan dengan
sempurna. ” – G.C. 621.
Setiap umat percaya harus diubah oleh Allah dan di ciptakan kembali sebagai
orang-orang SALEH. Hanya kuasaNya dan caraNya saja yang
dapat menghasilkan KESALEHAN tersebut! Kemudian dituliskan :
”Adalah pada saat kegelapan tengah malam Allah akan menyatakan kuasaNya
bagi pelepasan umatNya. ” -- G.C. 636.
Adalah jelas sekali bahwa pelepasan bangsa Israel dari perhambaan Mesir
mempunyai persamaan yang dekat sekali dengan pelepasan umat Allah dari kuasa
setan pada penutup sejarah dunia ini.
Apakah, kalau begitu, yang harus kita lakukan pada saat kita menunggu
melihat pernyataan kuasaNya bagi pelepasan kita? Instruksi Tuhan kepada umatNya
adalah jelas sekali :
I.
Kita harus menunggu
dalam keadaan siap siaga dan tidak tidur.
II.
Kita harus membakar
daging domba persembahan itu, memakannya dengan cepat-cepat disertai roti yang
tidak beragi dan sayur pahit.
III.
Kita harus membubuhkan
darah domba persembahan itu di kedua sisi dan ambang atas pintu kedua rumah
kita.
I ) Ini berarti bahwa kita harus berjaga-jaga seperti anak-anak dara yang
lampunya tetap menyala dikarenakan persediaan minyak yang telah mereka bawa. Pada
saat tengah malam – yaitu saat mana mempelai laki-laki itu keluar dari kaabah
sorga dan pintu kasihan kemudian ditutupNya -- dikarenakan kesiap-siagaan
mereka, mereka telah didapati setia dan layak untuk mengikuti mempelai itu.
II) Pada saat berjaga-jaga ini, kita harus kembali mengurapi Yesus Kristus
sebagai Juruselamat kita. Ini berarti bahwa kita tidak boleh lagi menyangka
bahwa kita mempunyai andil dalam keselamatan kita melalui usaha-usaha dan
kebaikan kita sendiri, melainkan harus sepenuhnya menyadari bahwa keselamatan
kita adalah 100% suatu pemberian dari Kristus yang akan kita terima berdasarkan
iman kita pada pengorbananNya. Iman ini akan diberikan kepada kita, manakala
kita makan dengan cepat-cepat ”daging korban” yang telah kita bakar dengan api.
Artinya, kita harus menyelidiki Alkitab
bukan lagi secara santai untuk mengisi pengetahuan bagi otak kita, tetapi harus
dengan tuntunan dan urapan Roh suci, yang menentukan bagi mati atau hidup
kita!! Roti yang tidak beragi dapat diartikan sebagai kebenaran Yesus Kristus
yang murni, dan sayur pahit dapat diartikan sebagai cara makan ( bagi kebutuhan
badani maupun rohani ) dengan kesadaran bertarak. Makan tidak boleh secara
sembarangan dan belajar Alkitab pun tidak boleh diperlakukan secara
sembarangan.
”Kita harus melakukan
penyelidikan ini ....... dengan hati yang penuh penyesalan karena dosa.” – 1
S.M. 244.
III) Kita harus berdiam di dalam rumah. Ini tidak berarti bahwa kita tidak
boleh mengabarkan Injil. Kristus tidak pernah
mengeluarkan perintah seperti itu. Roh Nubuat pun tidak! Sebaliknya kita tidak
boleh sekali-kali berpegang pada pendapat kita sendiri, yang akan menghasilkan
kedatangan Yesus kedua kali! Rumah dimana kita harus berdiam, adalah diri kita
sendiri yang merupakan kaabah Roh Kudus. Ini berarti bahwa kita harus membenahi
rumah Roh Kudus itu, dan caranya membenahi rumah itu adalah dengan membubuhkan
darah Kristus di pintu masuknya. Rumah Roh Kudus itu hanya akan menjadi Suci atau
SALEH, apabila kita membubuhkan darah Kristus di pintu masuknya. Dengan lain
kata, kita hanya akan menjadi SALEH apabilla kita menggantungkan KESALEHAN itu
pada kuasa Allah sesuai dengan segala rencana dan caraNya.
- Teladan Dari Seorang Ibu Kafir
Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka
datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: ”Kasihanilah
aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat
menderita.”
Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-muridNya datang dan
meminta kepadaNya: ”Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan
berteriak-teriak.”
Jawab Yesus: ”Aku di utus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat
Israel.”
Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah dia sambil berkata: ”Tuhan, tolonglah
aku.”
Tetapi Yesus menjawab: ”Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi
anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.”
Kata perempuan itu benar: ”Benar Tuhan, namun anjing itu makan dari
remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.”
Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: ”Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang aku
kehendaki.”
Dan seketika itu juga anaknya sembuh.” Matius15:21-28
Bangsa Israel, sebagai umat pilihan Allah, bahkan murid-murid Yesus, sebagai
murid-murid yang telah dipilih oleh Yesus sendiri, harus belajar dari seorang
ibu kafir yang telah dianggap sebagai orang yang tidak mempunyai arti untuk
hidup dalam dunia ini.
Ibu kafir itu tidak mempunyai kedudukan yang lebih tinggi dari seekor
anjing di mata bangsa Israel bahkan murid-murid Yesus sendiri. Ibu itu hanya layak
untuk diusir dan disuruh pergi. Ibu itu tidak layak untuk bergabung dengan
bangsa, bahkan murid-murid yang sudah dipilih.
Masehi Advent Hari Ketujuh merupakan jemaat pilihan Allah. Haruskah kita belajar dari orang-orang berdosa yang berada disekeliling kita?? Haruskah kita
belajar dari orang-orang buangan yang berada di antara kita?.
Jalan Allah adalah jalan
yang sama sekali tidak dapat kita terka arahnya kecuali kita bersedia untuk
melihat sebagaimana Yesus telah melihat. Yesus memiliki hati setiap orang.
Yesus tidak perlu diajar oleh kita untuk mengetahui bahwa tidak ada seorang pun
diantara kita yang boleh dianggapNya baik. Walaupun begitu Yesus mengetahui hati yang mana di antara yang tidak baik
tersebut masih mengandung unsur-unsur kerendahan yang dapat diolahNya.
Wanita kafir dalam Matius 15 telah mengajar kita apakah iman yang sejati
itu. Iman yang sejati adalah iman yang tidak dapat dibelok-belokkan walaupun
segala sesuatu nampaknya menentang kita. Iman seperti ini tidak dapat diteorikan.
Iman seperti ini hanya dapat tumbuh manakala firman Allah diterima dengan seksama
oleh ajaran Roh. Iman ini hanya timbul manakala kita mau dengan rendah hati diajar
dan menerima pelajaran untuk bergantung sepenuhnya pada Ilahi. Inilah iman yang
diajarkan Kristus kepada kita. Kemanusiaan harus menyatu dengan ke-ilahian
sepenuhnya.
Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab
& Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswoyo Kadarman, Raya Dieng- Malang, SabaT 19 Nopember 1985
(Diketik
oleh Janice & Delfirah Singkuang, CP-BSD, January 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar