Minggu, 02 Juli 2017

32.RAKSASA YANG SEDANG TIDUR SEKARANG MULAI SADAR

RAKSASA YANG SEDANG TIDUR SEKARANG MULAI SADAR


1. Dari manakah diambil sebutan “tertidur”?
a. Dari Matius 25:5

2. Siapakah yang tertidur?
a. Sepuluh gadis

3. Siapakah sepuluh gadis itu?
a. Sepuluh gadis itu melambangkan kerajaan surga—Mat 25:1

4. Apa yang melambangkan kerajaan surga di bumi ini?
a. Gereja Allah yang benar di bumi ini melambangkan kerajaan surga.

5. Gereja manakah yang merupakan gereja Allah yang benar dewasa ini?
a. Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh merupakan gereja Allah yang benar.

6. Apakah, kalau begitu, Masehi Advent Hari Ketujuh sedang tidur? Apakah gereja yang sedang giat melaksanakan program-program penarikan jiwa sedang tidur?
a. Begitulah kata Yesus dalam Matius 25:1-5.

7. Apakah sidang yang sedang dengan penuh semangat mengabar Injil dan bergerak maju, menambah gereja-gereja di mana-mana, menambah jumlah keanggotaan, menambah lembaga-lembaga sehingga telah menjadi suatu organisasi raksasa, dapat secara adil dan benar disebut tertidur?
a. Kecuali Yesus dapat membuat kesalahan, dan penilaianNya terhadap sidangNya dapat kita anggap sesat, kita harus ikut menyatakan bahwa organisasi Advent yang kuat, rapi, berdimensi raksasa, sampai belakangan ini masih nyenyak tidur—tidur secara rohani!!

8. Akankah gereja yang sedang tidur itu dibangunkan?
a. Menurut Matius 25:6, jawabnya adalah ‘ya.’ “Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”

9. Bagaimana reaksi dari gadis-gadis itu?
a. “Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.”—ayat 7.

10. Apakah yang terjadi kemudian?
a.Yang terjadi kemudian tidak akan kita pelajari sekarang, sebab waktu tengah malam belum tiba. Yang akan kita pelajari sekarang adalah bahwa raksasa organisasi Advent pada dewasa ini sedang mulai sadar. Saat inilah yang akan menentukan apa akhirnya, apabila pengumuman pada tengah malam terdengar bahwa mempelai itu datang (pintu kasihan tertutup), kita berada di kelompok gadis-gadis yang bijaksana atau di dalam kelompok gadis-gadis yang bodoh. Ini sangat penting dan sangat menentukan!!


1. WALAUPUN SEMUA TERTIDUR, TERDAPAT PERBEDAAN DI ANTARA DUA KELOMPOK YANG ADA

Keadaan Gereja Advent pada dewasa ini perlu dipelajari sebaik-baiknya. Hal ini adalah demi kepentingan kita masing-masing.

Dikatakan bahwa kesepuluh gadis-gadis sedang menunggu munculnya mempelai laki-laki untuk suatu perjamuan nikah. Apakah perjamuan nikah itu? Kapankah hal itu akan terjadi?

Perjamuan nikah itu adalah “PERKAWINAN ANAK DOMBA” (Wahyu 19:7). Perkawinan itu akan terjadi apabila Yesus “TELAH MENJADI RAJA” (Wahyu 19:6).

Sekarang ini Yesus bertindak sebagai IMAM BESAR kita (Ibr. 9:11). Jadi, apabila Yesus sekarang masih bertindak sebagai IMAM BESAR kita, dan suatu saat kelak Ia akan dijadikan RAJA, tentu pekerjaan Yesus sebagai IMAM BESAR akan terselesaikan dan Yesus akan menerima pangkatNya yang baru sebagai RAJA di atas segala raja. Peralihan dari jabatan IMAM BESAR ke jabatan RAJA segala raja (Wahyu 19:6), akan terjadi apabila Yesus sudah menyelesaikan pekerjaanNya di dalam bilik yang Maha Suci dan pintu kasihan ditutup. Inilah peristiwa yang disebut mempelai laki-laki datang ke perjamuan nikah.

Kita semua berkepentingan dalam peristiwa ini, sebab perumpamaan ini menggambarkan kita. Kita semua memiliki lampu atau kebenaran firman Allah, sebab kesepuluh gadis-gadis itu membawa lampu, tetapi “gadis-gadis yang bodoh... tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa... minyak dalam buli-buli mereka.”—Matius 25:3,4.

Kita semua mencintai kebenaran firman Tuhan dan kita semua membela kebenaran firman itu. Tetapi ada suatu perkara yang belum semua di antara kita miliki. Kita sudah dibaptis dengan air untuk bergabung di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, tetapi belum semua di antara kita yang mau dibaptis dengan Roh.

“Mereka belum menyerahkan diri mereka kepada pekerjaan Roh Kudus. Mereka belum jatuh ke atas Batu Kristus Yesus dan membiarkan sifat-sifatnya yang lama itu hancur.”—Perumpamaan Tuhan Yesus, hal 300.

Adalah jelas sekali bahwa maksud dan tujuan mempelajari firman Allah bersama-sama adalah supaya kita bisa merenung dan belajar mengenal keadaan diri kita sendiri. Roh Suci tidak dapat membesarkan dan mengagungkan kita, siapa pun kita itu! Kalau Roh Suci membesarkan dan mengagungkan kita, Roh Suci akan menjerumuskan kita ke dalam tahanan setan. Ini jelas bukan pekerjaanNya! Pekerjaan utamaNya adalah: “menginsafkan (kita) akan dosa.”—Yoh. 16:8, agar Ia dapat meremukkan kita di atas Batu, dan menghancurkan sifat-sifat lama kita.

Tidak semua orang menyukai pekerjaan Roh Kudus. Itulah sebabnya ada di antara kita yang diumpamakan sedang menunggu mempelai laki-laki tetapi tidak membawa minyak di dalam buli-buli kita. Kita mau menyelidiki firman Tuhan asalkan firman itu tidak mengajak kita untuk menanggapi firman itu secara serius, sehingga kita akan diubah menjadi manusia-manusia yang lain. Kita masih suka tinggal sebagaimana kita ada.

Ini tidak dapat terjadi! Yang menerima kebenaran firman Tuhan, tetapi belum mau merelakan kebenaran itu mengubah dirinya, akan mendapati bahwa lampunya akan padam. Hal ini boleh dibantah sesuka hati kita sekarang, tetapi pada akhirnya akan terbukti benar, sebab Yesus sudah menyatakan perumpamaanNya kepada kita sebagaimana yang sudah kita baca. Perumpamaan sepuluh anak dara itu tidak akan pernah berbunyi lain bagaimanapun lamanya kita menunggu. Perumpamaan itu hanya menantikan saatnya kita mau diinsafkan untuk menjadi bijaksana atau memilih untuk tetap tinggal bodoh. Bukankah yang bodoh itu tertinggal di depan pintu yang sudah ditutup? Bukankah yang bodoh itu mendengar pengumuman bahwa mempelai laki-laki itu tidak mengenal mereka? (Matius 25:12).


2. SEKELUMIT SEJARAH GEREJA UNTUK MEMPERLIHATKAN BAHWA RAKSASA YANG SEDANG TIDUR SEKARANG MULAI SADAR

1844—Sejarah Gereja Advent tidak dapat dimulai tanpa 1844. Memang sudah seringkali kita mendengarkan tentang hal itu dan membosankan, namun tetap penting! Apa yang terjadi pada tahun 1844 menyangkut pintu yang dibuka dan pintu yang sudah ditutup. Jadi, ada sangkut pautnya dengan perumpamaan yang sudah kita bahas di atas, hanya saja kegenapannya yang belum lengkap. Hal ini disinggung dalam buku The Great Controversy hal 393, 394, 398. Ciri-ciri umat Allah pada saat itu dan merupakan ciri-ciri anak-anak dara yang bijaksana adalah:

a) mereka dipenuhi Roh Kudus,
b) mereka siap berjumpa dengan Yesus,
c) mereka sudah terpisah dari dunia ini.

1850—Menurut Pendeta Morris Venden, sedini tahun 1850 umat Advent dilukiskan sebagai suam-suam kuku, tidak dingin, dan juga tidak panas. (Lihat buku “From Exodus to Advent,” hal 70). Tiga ciri yang menandai kita sebagai suatu umat pada tahun 1844 secara lambat laun meluntur. Kehangatan yang mula-mula dalam mengharapkan kedatangan Tuhan Yesus mengurang, dan sebagai suatu umat kita secara perlahan-lahan kembali mengikat diri kepada dunia. Di samping itu, argumentasi-argumentasi kita dalam mempertahankan kebenaran hukum-hukum Allah, lebih lama lebih menjadi kuat dan tak terbantah. Karena penurutan kepada hukum-hukum Allah itu adalah salah satu ciri umat Allah yang sisa, kita menjadikan penurutan itu ‘jaminan dan kepastian’ bagi keselamatan kita. Hal ini membuat kita ‘lupa’ bahwa keselamatan adalah oleh iman kepada Yesus Kristus. Kita menjadi suatu umat yang melandaskan keselamatan kita atas penurutan pada Sabat Tuhan.

1888—Pada tahun 1888, Tuhan mengirim kepada umat Advent suatu pekabaran yang apabila diterima dan disambut, dapat menghasilkan hujan akhir dan penyelesaian pekabaran malaikat yang ketiga ke seluruh dunia.  Yesus sebagai KEBENARAN kita, disuarakan dengan nyaring. Kita disadarkan kembali bahwa keselamatan kita tidak tergantung atas penurutan kita kepada 10 hukum, melainkan atas iman kita kepada Yesus Kristus. Dijelaskan oleh pembawa-pembawa kabar pada waktu itu (A.T. Jones dan E.J. Waggoner) bahwa yang dimaksud dengan “hukum Taurat” dalam Gal. 3:23-25 adalah 10 hukum. “Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang… Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.” (Penjelasan menyusul!).

Berita ini begitu mengejutkan Presiden General Conference kita, sehingga bantahan segera diedarkan, mempertahankan pendirian Advent bahwa yang dimaksud dengan “hukum Taurat” dalam Galatia adalah Taurat bayangan Musa. Tetapi Roh Nubuat membenarkan A.T. Jones dan E.J. Waggoner. Kita tidak boleh mendasarkan keselamatan kita atas penurutan kita kepada 10 hukum, karena hal ini telah membuat kita bergantung kepada usaha-usaha manusia dan tidak kepada jasa-jasa Kristus. Akibatnya, umat Advent telah menjadi “legalis-legalis” (yaitu orang-orang yang mengandalkan keselamatan atas perbuatan baik mereka sendiri). Setiap bentuk legalisme membuat orang bercerai dari Kristus, dan membuat manusia membesarkan manusia. Pembenaran adalah semata-mata oleh iman kepada Yesus Kristus. Namun pekabaran ini telah terhalang dengan akibat bahwa hujan akhir tidak jadi turun, dan kita masih berada di dunia hingga hari ini.

1930—Sekitar tahun 1930, beberapa doktrin nubuatan-nubuatan Alkitab yang sudah terselewengkan (seperti Armageddon, dan Raja Utara dari Daniel 11) telah ditemukan kembali dan diungkapkan kepada gereja. Tetapi doktrin-doktrin yang menyangkut nubuatan akhir zaman inipun tidak dapat maju dengan lancar dikarenakan adanya “hambatan-hambatan.”

1950—Dua pendeta kita yang ditempatkan sebagai misionari di Afrika, yaitu Pendeta R.J. Wieland dan D.K. Short, mengungkit kembali kejadian-kejadian pada tahun 1888. Mereka mencari tahu apa sebenarnya pekabaran yang tidak disambut dengan baik oleh gereja, sehingga pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga tidak terselesaikan hingga hari ini. Mereka mengajukan kembali pekabaran-pekabaran tahun 1888 kepada General Conference pada tahun 1950. Mereka mengingatkan bahwa kecuali kita secara gereja menyadari bahwa kita telah melawan pekabaran dari surga dan telah menghalang-halangi pengiriman hujan akhir, kita akan berada di dalam bahaya memberitakan suatu Injil yang palsu dan mengikuti kristus yang palsu. Peringatan dari kedua pendeta kita itu tidak diterima dengan baik oleh suatu komite yang dibentuk oleh General Conference. Sanggahan-sanggahan bahwa gereja telah menolak pekabaran-pekabaran surga dilakukan sampai 3 kali. Pada tahun 1959, Pendeta Wieland dan Pendeta Short memutuskan untuk tidak lagi mengungkit masalah 1888. Mereka percaya bahwa Tuhan dapat menjaga kebenaranNya sendiri.


Anggota-anggota awam yang meyakini kebenaran yang telah dikemukakan oleh Pendeta Wieland dan Pendeta Short, meneruskan perjuangan demi kebenaran Allah dan demi sidang Allah yang terakhir. Mereka menghimbau saudara-saudara kita yang bertanggungjawab untuk meneliti kembali kebenaran Allah. Suara-suara yang m embela kebenaran makin lama bertambah banyak. Akhirnya, dibentuk suatu komite lagi untuk mempelajari masalah yang diperdebatkan dengan hangat.

1976—Pendapat komite yang telah dibentuk disiarkan di dalam majalah Adventist Review pada tahun 1976. (Lihat Review and Herald, 27 Mei 1976 dan diulangi dengan sedikit tambahan di dalam majalah The Ministry, Agustus 1976). Pernyataan komite tersebut adalah:

“5. Tahun 1888... Sikap dan roh yang dinyatakan oleh jumlah yang terlalu banyak pada saat itu begitu tidak menyenangkan (Kristus), sehingga Ia harus menarik kembali berkat yang khusus itu... Adalah jelas bahwa berkat istimewa yang hendak dicurahkan atas gereja oleh Allah telah ditolak pada waktu itu dan juga pada waktu-waktu berikutnya.” Melalui pernyataan di atas, masalah tahun 1888 telah menjadi jelas. Masehi Advent Hari Ketujuh telah membelakangi Kristus dan satu-satunya jalan bagi kita untuk kembali kepada Dia untuk menerima berkat-berkatNya secara penuh adalah berbalik kepada Dia dan mempelajari kebenaranNya dengan hati yang sungguh-sungguh!


3. RAKSASA YANG TERTIDUR SUDAH MENJADI SADAR: APAKAH JALANNYA SEKARANG SUDAH RATA?

Bahwa Tuhan menyertai sidangNya secara menyeluruh sudah menjadi nyata dengan dibukanya pintu bagi pekabaran 1888 untuk disampaikan kepada sidang-sidang. Setelah tahun 1976, buku-buku disiapkan. Sekitar tahun 1979, buku-buku mulai diterbitkan oleh percetakan-percetakan kita di Amerika Serikat, dan buku-buku itu mengundang kebenaran-kebenaran untuk zaman akhir ini.

Walaupun begitu, hambatan-hambatan masih saja ada. Satu segi dari kebenaran sudah diterima, tetapi ada segi-segi lainnya yang masih diperdebatkan dengan hangat. Setan tidak mau menyerah. Seberapa dapat, ia akan mempertahankan pengaruhnya di kalangan umat Allah yang terakhir. Di kalangan pemimpin-pemimpin kita yang tertinggi masih saja terdapat dualisme. Setan mengerti bahwa tidak ada gunanya bagi dia untuk memecah belah kalangan yang di bawah. Sasarannya adalah mereka yang berada di pucuk pimpinan. Apabila mereka dapat dipecahbelah, yang berada di tengah dan di bawah secara otomatis akan terpecah belah. Setan sangat berhasil dengan strateginya. Karena manusia masih saja manusia dan belum mau dibaptis oleh Roh sehingga dirinya belum mau diremukkan di atas Batu, setan masih terus akan berhasil.

Di dalam perumpamaan 10 anak dara, Yesus telah mengemukakan bahwa sampai pintu kasihan tertutup, umat Allah akan terbagi menjadi dua (2) kelompok. Akan ada yang bijaksana, dan akan ada yang bodoh, ada yang tergolong dalam gandum dan ada yang tergolong dalam lalang, ada yang menjadi domba dan ada yang menjadi kambing, ada yang menyambut kedatanganNya dengan kesukaan dan ada yang menyembunyikan diri dari kemuliaanNya, ada yang tergolong dalam kelompok 144.000 yang dibenarkan oleh iman dan ada yang diludahkan dari mulut Tuhan. Semua ini sudah dinyatakan dalam Alkitab. Bukankah, kalau begitu, kita semua berkewajiban untuk menunduk di hadapan Roh Kudus supaya Ia berkenan menerangi hati kita?

Jalan kita sebagai satu umat sudah salah, apakah kita belum mau berbalik kepada jalan yang benar? Maukah kita meneruskan usaha-usaha kita sendiri dengan metode-metode kita sendiri untuk menyelesaikan pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga dengan tetap menolak usaha Tuhan untuk mengirim hujan akhir kepada umatNya? Siapakah yang bijaksana? Di antara pemimpin-pemimpin kita, ada yang bijaksana dan ada yang tidak mau dijadikan bijaksana. Yang bijaksana sudah menyiarkan kebenaran melalui suara dan pena. Marilah kita semua bangun dan mencari kebijaksanaan! Tuhan sudah bersiap sedia mengirim segala kebijaksanaan bagi umatNya yang mau menerima kebijaksanaan. Tuhan sedang menyiapkan suatu umat bagi turunnya hujan akhir agar mereka dapat dipersiapkan untuk peperangan penghabisan.






4. IMAN YANG MENYELAMATKAN

Kita tahu bahwa Yesus bertanya apakah Ia akan mendapati iman di bumi apabila Ia datang—Lukas 18:8.

Masalah IMAN adalah kunci bagi keselamatan kita. Apakah IMAN itu hanya diucapkan saja?
Sebelumnya, kita sudah mengutip tulisan Rasul Paulus di Galatia 3:23-25;

“Sebelum iman itu datang kita berada di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.”

Inilah ayat-ayat yang dipakai oleh golongan yang menentang ajaran-ajaran Advent tentang 10 hukum, dan inilah ayat-ayat yang diinterpretasikan oleh orang-orang Advent supaya tidak terkena kepada 10 hukum. Orang-orang Advent mengatakan bahwa “hukum Taurat” yang disebut dalam ayat-ayat di atas adalah “hukum-hukum Taurat bayangan Musa.”

Tuhan sudah menjelaskan kepada umat Advent bahwa hukum Taurat yang dimaksud di atas adalah 10 hukum. Hal ini dikuatkan oleh Roh Nubuat pada waktu itu. Apakah arti ayat-ayat itu?


Jones dan Waggoner menjelaskan bahwa sebelum Yesus datang, kita semua terkurung di bawah tuntutan 10 hukum. Tidak ada jalan pelepasan bagi kita karena belum ada yang menggenapi tuntutan mutlak dari 10 hukum. Kalau kita mau menggenapi 10 hukum, kita harus melakukan hal itu dengan usaha kita sendiri. Jalan untuk kembali kepada Allah adalah untuk tidak melanggar 10 hukum dalam hal terkecil sekalipun. Hal ini tidak dapat dipenuhi oleh manusia manapun! Oleh sebab itu, semua terkurung oleh 10 hukum.

Menuruti 10 hukum tanpa kegagalan merupakan jalan satu-satunya untuk kembali kepada Allah. Barangsiapa tidak dapat menggenapi tuntutan 10 hukum, ia harus mati dan tercerai dari Allah. Yang mau kembali kepada Allah, harus bersih dari pelanggaran 10 hukum dari lahir sampai mati. Tidak ada seorang pun yang dapat menggenapi tuntutan Allah itu!

Oleh sebab itu, Yesus telah datang dan menggenapi tuntutan 10 hukum bagi kita. Melalui kemenanganNya, kita yang menaruh percaya kepadaNya dapat dibenarkan. Dengan begitu, 10 hukum menuntun kita kepada Kristus. Sekiranya tidak ada 10 hukum dengan tuntutan-tuntutannya yang mengurung, kita tidak akan memerlukan Kristus. Kalau kita boleh hidup dengan sembarangan dan segala pelanggaran-pelanggaran kita terhadap 10 hukum masih juga memungkinkan kita kembali kepada Allah, kita tentu tidak memerlukan Yesus. Jadi, oleh karena tuntutan 10 hukum itu mutlak, dan tidak seorang pun dengan kekuatannya sendiri dapat mengalahkan setan dan menuruti 10 hukum, kita dituntun oleh 10 hukum kepada Kristus. Kita mencari pelepasan dari tuntutan 10 hukum melalui jalan iman kepada Kristus. Kristus yang akan membenarkan kita oleh iman dan Kristus yang akan memungkinkan kita hidup menurut 10 hukum oleh iman.

Jadi, ciri-ciri umat Allah yang sisa yang akan menurut 10 hukum akan terwujud pada akhirnya apabila kita mempunyai iman kepada Yesus Kristus. Ini bukan merupakan iman yang sering kita ucapkan yang masih saja menghasilkan pelanggaran-pelanggaran, tetapi suatu kedewasaan iman yang akhirnya akan menghasilkan penurutan sebagai pemberian Kristus. Iman inilah yang ditanyakan Kristus apakah akan terlihat di bumi pada waktu kedatanganNya yang kedua kali. Iman ini akan ada di antara anak-anak dara yang bijaksana. Yesus akan disenangkan dengan adanya iman di antara umatNya yang bijaksana.

Iman adalah sesuatu yang hidup yang harus bertumbuh. Iman tidak akan menjadi dewasa sekaligus. Iman harus dimulai dengan mempercayai segala sesuatu yang difirmankan Allah. Iman mencakup kepercayaan terhadap Saksi Kristus yang dinyatakan melalui Roh Nubuat. Semua ini merupakan perkara-perkara yang sangat kecil, tetapi yang menentukan bagi pertumbuhan iman sampai kedatangan Kristus.


5. MEMANDANG YESUS KRISTUS DAN MEMPERCAYAI BULAT-BULAT KASIHNYA!

Adakah seorang di antara kita yang setelah membeli sebuah mobil termahal, meninggalkan mobil yang sudah dibayar dengan harga yang mahal itu? Yesus telah membeli keselamatan kita dengan harga yang sangat mahal, yaitu nyawaNya sendiri. Akankah Ia meninggalkan kita dan membiarkan kita dimusnahkan begitu saja oleh setan? Yesus tidak akan pernah melakukan hal itu, kecuali kita sendiri sudah memilih untuk tidak mau menerima tawaran-tawaran keselamatanNya! Yesus tidak pernah akan menolak seseorang karena dosa-dosanya.


Yang membuat orang itu tertolak adalah ketidakmauannya sendiri untuk datang kepada Kristus. Yesus tidak menghitung betapa seringnya kita melanggar hukum-hukumNya, dan betapa seringnya kita melanggar hukum-hukum yang sama. Yesus tahu kekuatan setan dan kelemahan kita. Oleh sebab itu, Ia telah mengalahkan setan dan dosa untuk kta. Yesus selalu bersedia untuk menerima kita!

Inilah pekabaran yang disampaikan oleh Yesus kepada umat Advent pada tahun 1888. Betapa bedanya berita Injil kesukaan itu dengan apa yang biasanya terdengar oleh kita! Biasanya kita dicambuk dari mimbar agar kita lebih bersungguh-sungguh menuruti 10 hukum. Hal ini disertai dengan ayat-ayat yang menakutkan bahwa ada dosa terhadap Roh Suci yang tidak dapat diampuni. Ini diartikan sebagai dosa sama yang kita ulang-ulangi secara terus-menerus melawan bisikan-bisikan Roh. Ada saatnya bahwa Roh Suci akan meninggalkan kita dan dosa yang belum terkalahkan itu tidak dapat diampuni lagi.

Puji Tuhan bahwa Injil tidak mengajarkan hal semacam itu! Satu-satunya dosa yang tidak dapat diampuni adalah apabila kita tidak mau mempercayai bisikan Roh Kudus bahwa Yesus adalah Juru Selamat kita yang bersedia untuk menerima kita walaupun kita melakukan pelanggaran yang sama sampai 7 kali dalam 1 hari. (Luk. 17:4). Yesus mengajarkan apa yang ada di Lukas 17 sebelum Ia bertanya apakah Ia akan mendapatkan iman di bumi apabila Ia datang kelak! Yesus menghendaki kita menaruh percaya kepada kasihNya yang tidak ada batasnya itu! kasihNya melampaui segala konsep yang dapat kita pikirkan dengan otak kita.

Kita telah sering menyanyi lagu yang melukiskan kasih Allah. Dikatakan bahwa seandainya semua rumput menjadi pena dan air di lautan menjadi tinta, dan semua orang sejak Adam dan Hawa sampai hari ini dijadikan penulis untuk menuliskan kasih Allah di langit yang dijadikan kertas tulis, semua air di lautan akan menjadi kering.

Pada waktu Yesus selesai menjelaskan kepada murid-muridNya tentang kasihNya dan kesediaanNya untuk mengampuni tanpa batas mereka yang mau datang kepadaNya, murid-murid itu berkata kepada Tuhan, “Tambahkanlah iman kami!” Iman mereka belum dapat menjangkau sejauh apa yang dinyatakan Yesus. Iman kita pun begitu! Itulah sebabnya kita masih memberi telinga kepada bisikan-bisikan setan yang membuat kita meragukan apa yang dikatakan Yesus. Memang apa yang dikatakanNya adalah melampaui daya tampung akal sehat kita!

Iman tidak dapat dirasionalisasikan. Iman melebihi rational! Iman harus berdiri di atas “demikianlah firman Tuhan!” Iman yang dapat mempercayai segala firman Allah adalah iman yang dapat menyenangkan hati Kristus! “Tambahkanlah iman kami,” ya, Tuhan!


6. MAHK MENDERITA DAHAGA: BERILAH MINUM DAN JANGAN LATIHAN GERAK BADAN!

Kita boleh mengucap syukur kepada Tuhan bahwa sejak tahun 1979 banyak buku telah diterbitkan yang dapat mengubah pandangan kita dan memberi harapan-harapan baru dalam perjalanan kita menuju Kanaan Surgawi.
Pendeta Morris Venden dalam bukunya “Good News And Bad News About The Judgment,” telah membuat suatu perumpamaan yang diberi judul “Apabila Seorang Dahaga.”


Seseorang menderita dahaga, dan badannya merasa tidak karuan. Mulutnya kering. Tenggorokannya sakit. Kulitnya hangat. Bibirnya pecah-pecah. Badannya lemas.  Dalam satu hari, ia sering pusing dan terjatuh. Pada suatu hari, pada waktu ia jatuh pingsan di depan rumah dan terkulai, setelah mendapatkan kesadarannya kembali, ia memutuskan untuk menemui dokter.

Setelah dokter mendengarkan gejala-gejala penyakitnya, dokter itu berkata bahwa pasiennya menderita dahaga. Lalu dokter memberikan cara-cara pengobatannya. Katanya, “Pertama-tama, tentukan apa yang paling mengganggu anda. Apakah mulut yang kering atau bibir yang pecah-pecah, atau yang lainnya? Anggap saja bahwa bibir yang pecah-pecah paling mengganggu anda. Lakukan segala sesuatu untuk menyembuhkan itu dahulu. Setelah sembuh, baru hadapi serangan-serangan pingsan anda. Jangan berusaha menyembuhkan segala sesuatu pada saat yang sama. Ingat, mengatasi semua gejala-gejala itu adalah pekerjaan seumur hidup. Gunakan kuasa kemauan anda. Tentukan yang mana yang akan dihadapi terlebih dahulu, dan teruskan mengatasi yang satu itu.”

Pasien pulang ke rumah. Ia putuskan untuk mengatasi serangan pingsannya. Berulang-ulang ia katakan kepada dirinya sendiri, “Aku tidak mau pingsan. Aku tidak mau pingsan.” Tetapi ia menjadi lebih lemah dan pusing daripada sebelumnya.

Ia kembali ke dokter dan berkata bahwa ia masih saja dahaga.

Dokter bertanya apakah ia sudah berusaha dengan sungguh-sungguh.
Pasien berpikir bahwa ia mungkin berlum terlalu bersungguh-sungguh. Mungkin ia belum menggunakan segenap kuasa kemauannya. Ia bertanya apakah tidak ada sesuatu positif yang ia dapat lakukan.

Dokter menjawab memang ada. Ilmu pengetahuan telah menemukan hubungan antara gerak badan dan kesehatan. Dokter menganjurkan agar ia melakukan “pompen” 200 kali setiap hari.

Pasien berusaha keras. Tetapi setelah melakukan “pompen” hanya tujuh kali saja, ia sudah terjatuh dan harus istirahat di tempat tidur sepanjang hari. Ia kembali ke dokter dan bertanya apakah ada sesuatu lain yang dapat ia lakukan.

Dokter menasihatkan supaya ia melakukan “pompen” bersama-sama dengan banyak orang. Rupanya kuasa kemauannya kurang kuat. Tetapi setelah melakukan “pompen”  dengan banyak orang, empat kali saja ia sudah jatuh. Karena malu, ia tidak melakukannya lagi.

Pasien mencoba meminta nasihat dari dokter yang lain. Dokter yang kedua membuat diagnosis dan mengatakan bahwa ia menderita dahaga. Yang diperlukan orang dahaga adalah air. Dokter menasihatkan supaya ia mengambil pacul dan sekop untuk menggali sumur untuk mendapatkan air.

Pasien mulai menggali sumur. Tetapi setelah 5 menit, ia pingsan. Pada saat ia mulai sadar kembali, tetangganya bertanya, “Apa yang kamu lakukan?” “Aku sedang menggali sumur untuk mendapatkan air,” jawabnya.

“Mengapa menggali sumur yang baru? Apakah kamu tidak tahu bahwa sudah ada sebuah sumur yang tergali? Mengapa tidak menjumpai pemilik sumur itu dan meminta air. Orang berkata bahwa apabila kita minum dari air sumur itu tiap hari, kita tidak akan pernah merasa dahaga lagi. Dokter kedua berkata bahwa menggali sumur sendiri adalah lebih memuaskan daripada menggunakan sumur orang lain.

Kita sering berkata bahwa mengalahkan dosa-dosa dengan kuasa kemauan diri sendiri adalah lebih hebat daripada menerima kemenangan atas dosa-dosa sebagai hasil pemberian dari Kristus! MAHK, sampai kapan kita akan meragukan dan mengabaikan tawaran kemenangan dari Kristus? Minumlah AIR HIDUP! Minumlah AIR HIDUP, Saudara-saudara!
Disadur ulang dari seri pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswojo, Dieng - Malang, 21 Juli 1984

Diketik ulang oleh Monik Amelia, Florida – USA, Juli 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar