RAKSASA YANG SEDANG TIDUR SEKARANG
MULAI SADAR
1. Dari manakah
diambil sebutan “tertidur”?
a. Dari Matius
25:5
2. Siapakah yang
tertidur?
a. Sepuluh gadis
3. Siapakah sepuluh
gadis itu?
a. Sepuluh gadis
itu melambangkan kerajaan surga—Mat 25:1
4. Apa yang
melambangkan kerajaan surga di bumi ini?
a. Gereja Allah
yang benar di bumi ini melambangkan kerajaan surga.
5. Gereja manakah
yang merupakan gereja Allah yang benar dewasa ini?
a. Gereja Masehi
Advent Hari Ketujuh merupakan gereja Allah yang benar.
6. Apakah, kalau
begitu, Masehi Advent Hari Ketujuh sedang tidur? Apakah gereja yang sedang giat
melaksanakan program-program penarikan jiwa sedang tidur?
a. Begitulah kata
Yesus dalam Matius 25:1-5.
7. Apakah sidang
yang sedang dengan penuh semangat mengabar Injil dan bergerak maju, menambah
gereja-gereja di mana-mana, menambah jumlah keanggotaan, menambah
lembaga-lembaga sehingga telah menjadi suatu organisasi raksasa, dapat secara
adil dan benar disebut tertidur?
a. Kecuali Yesus
dapat membuat kesalahan, dan penilaianNya terhadap sidangNya dapat kita anggap
sesat, kita harus ikut menyatakan bahwa organisasi Advent yang kuat, rapi,
berdimensi raksasa, sampai belakangan ini masih nyenyak tidur—tidur secara
rohani!!
8. Akankah gereja
yang sedang tidur itu dibangunkan?
a. Menurut Matius
25:6, jawabnya adalah ‘ya.’ “Waktu tengah malam terdengarlah suara orang
berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia!”
9. Bagaimana reaksi
dari gadis-gadis itu?
a. “Gadis-gadis
itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka.”—ayat 7.
10. Apakah yang
terjadi kemudian?
a.Yang terjadi kemudian
tidak akan kita pelajari sekarang, sebab waktu tengah malam belum tiba. Yang
akan kita pelajari sekarang adalah bahwa raksasa organisasi Advent pada dewasa
ini sedang mulai sadar. Saat inilah yang akan menentukan apa akhirnya,
apabila pengumuman pada tengah malam terdengar bahwa mempelai itu datang (pintu
kasihan tertutup), kita berada di kelompok gadis-gadis yang bijaksana atau di
dalam kelompok gadis-gadis yang bodoh. Ini sangat penting dan sangat
menentukan!!
1. WALAUPUN SEMUA
TERTIDUR, TERDAPAT PERBEDAAN DI ANTARA DUA KELOMPOK YANG ADA
Keadaan Gereja
Advent pada dewasa ini perlu dipelajari sebaik-baiknya. Hal ini adalah demi
kepentingan kita masing-masing.
Dikatakan bahwa
kesepuluh gadis-gadis sedang menunggu munculnya mempelai laki-laki untuk suatu
perjamuan nikah. Apakah perjamuan
nikah itu? Kapankah hal itu akan terjadi?
Perjamuan nikah
itu adalah “PERKAWINAN ANAK DOMBA” (Wahyu 19:7). Perkawinan itu akan terjadi
apabila Yesus “TELAH MENJADI RAJA” (Wahyu 19:6).
Sekarang ini Yesus
bertindak sebagai IMAM BESAR kita (Ibr. 9:11). Jadi, apabila Yesus sekarang
masih bertindak sebagai IMAM BESAR kita, dan suatu saat kelak Ia akan dijadikan
RAJA, tentu pekerjaan Yesus sebagai IMAM BESAR akan terselesaikan dan Yesus
akan menerima pangkatNya yang baru sebagai RAJA di atas segala raja. Peralihan
dari jabatan IMAM BESAR ke jabatan RAJA segala raja (Wahyu 19:6), akan terjadi
apabila Yesus sudah menyelesaikan pekerjaanNya di dalam bilik yang Maha Suci
dan pintu kasihan ditutup. Inilah peristiwa yang disebut mempelai laki-laki
datang ke perjamuan nikah.
Kita semua
berkepentingan dalam peristiwa ini, sebab perumpamaan ini menggambarkan kita.
Kita semua memiliki lampu atau kebenaran firman Allah, sebab kesepuluh
gadis-gadis itu membawa lampu, tetapi “gadis-gadis yang bodoh... tidak membawa
minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa... minyak dalam
buli-buli mereka.”—Matius 25:3,4.
Kita semua
mencintai kebenaran firman Tuhan dan kita semua membela kebenaran firman itu.
Tetapi ada suatu perkara yang belum semua di antara kita miliki. Kita sudah dibaptis dengan air untuk
bergabung di dalam Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, tetapi belum semua di
antara kita yang mau dibaptis dengan Roh.
“Mereka belum menyerahkan diri mereka
kepada pekerjaan Roh Kudus. Mereka belum jatuh ke atas Batu Kristus Yesus dan
membiarkan sifat-sifatnya yang lama itu hancur.”—Perumpamaan Tuhan Yesus, hal
300.
Adalah jelas
sekali bahwa maksud dan tujuan mempelajari firman Allah bersama-sama adalah
supaya kita bisa merenung dan belajar mengenal keadaan diri kita sendiri. Roh
Suci tidak dapat membesarkan dan mengagungkan kita, siapa pun kita itu! Kalau
Roh Suci membesarkan dan mengagungkan kita, Roh Suci akan menjerumuskan kita ke
dalam tahanan setan. Ini jelas bukan pekerjaanNya! Pekerjaan utamaNya adalah:
“menginsafkan (kita) akan dosa.”—Yoh. 16:8, agar Ia dapat meremukkan kita di
atas Batu, dan menghancurkan sifat-sifat lama kita.
Tidak semua orang
menyukai pekerjaan Roh Kudus. Itulah sebabnya ada di antara kita yang
diumpamakan sedang menunggu mempelai laki-laki tetapi tidak membawa minyak di
dalam buli-buli kita. Kita mau menyelidiki firman Tuhan asalkan firman itu
tidak mengajak kita untuk menanggapi firman itu secara serius, sehingga kita
akan diubah menjadi manusia-manusia yang lain. Kita masih suka tinggal
sebagaimana kita ada.
Ini tidak dapat
terjadi! Yang menerima
kebenaran firman Tuhan, tetapi belum mau merelakan kebenaran itu mengubah
dirinya, akan mendapati bahwa lampunya akan padam. Hal ini boleh dibantah
sesuka hati kita sekarang, tetapi pada akhirnya akan terbukti benar, sebab
Yesus sudah menyatakan perumpamaanNya kepada kita sebagaimana yang sudah kita
baca. Perumpamaan sepuluh anak dara itu tidak akan pernah berbunyi lain
bagaimanapun lamanya kita menunggu. Perumpamaan itu hanya menantikan saatnya
kita mau diinsafkan untuk menjadi bijaksana atau memilih untuk tetap tinggal
bodoh. Bukankah yang bodoh itu tertinggal di depan pintu yang sudah ditutup?
Bukankah yang bodoh itu mendengar pengumuman bahwa mempelai laki-laki itu tidak
mengenal mereka? (Matius 25:12).
2. SEKELUMIT
SEJARAH GEREJA UNTUK MEMPERLIHATKAN BAHWA RAKSASA YANG SEDANG TIDUR SEKARANG
MULAI SADAR
1844—Sejarah Gereja
Advent tidak dapat dimulai tanpa 1844. Memang sudah seringkali kita
mendengarkan tentang hal itu dan membosankan, namun tetap penting! Apa yang
terjadi pada tahun 1844 menyangkut pintu yang dibuka dan pintu yang sudah
ditutup. Jadi, ada sangkut pautnya dengan perumpamaan yang sudah kita bahas di
atas, hanya saja kegenapannya yang belum lengkap. Hal ini disinggung dalam buku
The Great Controversy hal 393, 394, 398. Ciri-ciri umat Allah pada saat itu dan
merupakan ciri-ciri anak-anak dara yang bijaksana adalah:
a) mereka dipenuhi
Roh Kudus,
b) mereka siap
berjumpa dengan Yesus,
c) mereka sudah
terpisah dari dunia ini.
1850—Menurut Pendeta
Morris Venden, sedini tahun 1850 umat Advent dilukiskan sebagai suam-suam kuku,
tidak dingin, dan juga tidak panas. (Lihat buku “From Exodus to Advent,” hal
70). Tiga ciri yang menandai kita sebagai suatu umat pada tahun 1844 secara
lambat laun meluntur. Kehangatan yang mula-mula dalam mengharapkan kedatangan
Tuhan Yesus mengurang, dan sebagai suatu umat kita secara perlahan-lahan kembali
mengikat diri kepada dunia. Di samping itu, argumentasi-argumentasi kita dalam
mempertahankan kebenaran hukum-hukum Allah, lebih lama lebih menjadi kuat dan
tak terbantah. Karena penurutan kepada hukum-hukum Allah itu adalah salah satu
ciri umat Allah yang sisa, kita menjadikan penurutan itu ‘jaminan dan
kepastian’ bagi keselamatan kita. Hal
ini membuat kita ‘lupa’ bahwa keselamatan adalah oleh iman kepada Yesus Kristus.
Kita menjadi suatu
umat yang melandaskan keselamatan kita atas penurutan pada Sabat Tuhan.
1888—Pada tahun 1888,
Tuhan mengirim kepada umat Advent suatu pekabaran yang apabila diterima dan
disambut, dapat menghasilkan hujan akhir dan penyelesaian pekabaran malaikat
yang ketiga ke seluruh dunia. Yesus
sebagai KEBENARAN kita, disuarakan dengan nyaring. Kita disadarkan kembali
bahwa keselamatan kita tidak tergantung atas penurutan kita kepada 10 hukum,
melainkan atas iman kita kepada Yesus Kristus. Dijelaskan oleh pembawa-pembawa
kabar pada waktu itu (A.T. Jones dan E.J. Waggoner) bahwa yang dimaksud dengan
“hukum Taurat” dalam Gal. 3:23-25 adalah 10 hukum. “Jadi hukum Taurat adalah
penuntun bagi kita sampai Kristus datang… Sekarang iman itu telah
datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.”
(Penjelasan menyusul!).
Berita ini begitu
mengejutkan Presiden General Conference kita, sehingga bantahan segera
diedarkan, mempertahankan pendirian Advent bahwa yang dimaksud dengan “hukum
Taurat” dalam Galatia adalah Taurat bayangan Musa. Tetapi Roh Nubuat
membenarkan A.T. Jones dan E.J. Waggoner. Kita tidak boleh mendasarkan
keselamatan kita atas penurutan kita kepada 10 hukum, karena hal ini telah
membuat kita bergantung kepada usaha-usaha manusia dan tidak kepada jasa-jasa
Kristus. Akibatnya, umat Advent telah menjadi “legalis-legalis” (yaitu
orang-orang yang mengandalkan keselamatan atas perbuatan baik mereka sendiri).
Setiap bentuk legalisme membuat orang bercerai dari Kristus, dan membuat
manusia membesarkan manusia. Pembenaran adalah semata-mata oleh iman kepada
Yesus Kristus. Namun pekabaran ini telah terhalang dengan akibat bahwa hujan
akhir tidak jadi turun, dan kita masih berada di dunia hingga hari ini.
1930—Sekitar tahun
1930, beberapa doktrin nubuatan-nubuatan Alkitab yang sudah terselewengkan
(seperti Armageddon, dan Raja Utara dari Daniel 11) telah ditemukan kembali dan
diungkapkan kepada gereja. Tetapi doktrin-doktrin yang menyangkut nubuatan
akhir zaman inipun tidak dapat maju dengan lancar dikarenakan adanya
“hambatan-hambatan.”
1950—Dua pendeta kita
yang ditempatkan sebagai misionari di Afrika, yaitu Pendeta R.J. Wieland dan
D.K. Short, mengungkit kembali kejadian-kejadian pada tahun 1888. Mereka
mencari tahu apa sebenarnya pekabaran yang tidak disambut dengan baik oleh
gereja, sehingga pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga tidak terselesaikan
hingga hari ini. Mereka mengajukan kembali pekabaran-pekabaran tahun 1888
kepada General Conference pada tahun 1950. Mereka mengingatkan bahwa kecuali
kita secara gereja menyadari bahwa kita telah melawan pekabaran dari surga dan
telah menghalang-halangi pengiriman hujan akhir, kita akan berada di dalam
bahaya memberitakan suatu Injil yang palsu dan mengikuti kristus yang palsu.
Peringatan dari kedua pendeta kita itu tidak diterima dengan baik oleh suatu
komite yang dibentuk oleh General Conference. Sanggahan-sanggahan bahwa gereja
telah menolak pekabaran-pekabaran surga dilakukan sampai 3 kali. Pada tahun
1959, Pendeta Wieland dan Pendeta Short memutuskan untuk tidak lagi mengungkit
masalah 1888. Mereka percaya bahwa Tuhan dapat menjaga kebenaranNya sendiri.
Anggota-anggota
awam yang meyakini kebenaran yang telah dikemukakan oleh Pendeta Wieland dan
Pendeta Short, meneruskan perjuangan demi kebenaran Allah dan demi sidang Allah
yang terakhir. Mereka menghimbau saudara-saudara kita yang bertanggungjawab
untuk meneliti kembali kebenaran Allah. Suara-suara yang m embela kebenaran
makin lama bertambah banyak. Akhirnya, dibentuk suatu komite lagi untuk
mempelajari masalah yang diperdebatkan dengan hangat.
1976—Pendapat komite
yang telah dibentuk disiarkan di dalam majalah Adventist Review pada tahun
1976. (Lihat Review and Herald, 27 Mei 1976 dan diulangi dengan sedikit
tambahan di dalam majalah The Ministry, Agustus 1976). Pernyataan komite tersebut
adalah:
“5. Tahun 1888... Sikap dan roh yang
dinyatakan oleh jumlah yang terlalu banyak pada saat itu begitu tidak
menyenangkan (Kristus), sehingga Ia harus menarik kembali berkat yang khusus
itu... Adalah jelas bahwa berkat istimewa yang hendak dicurahkan atas gereja
oleh Allah telah ditolak pada waktu itu dan juga pada waktu-waktu berikutnya.” Melalui
pernyataan di atas, masalah tahun 1888 telah menjadi jelas. Masehi Advent Hari
Ketujuh telah membelakangi Kristus dan satu-satunya jalan bagi kita untuk
kembali kepada Dia untuk menerima berkat-berkatNya secara penuh adalah berbalik
kepada Dia dan mempelajari kebenaranNya dengan hati yang sungguh-sungguh!
3. RAKSASA YANG
TERTIDUR SUDAH MENJADI SADAR: APAKAH JALANNYA SEKARANG SUDAH RATA?
Bahwa Tuhan
menyertai sidangNya secara menyeluruh sudah menjadi nyata dengan dibukanya
pintu bagi pekabaran 1888 untuk disampaikan kepada sidang-sidang. Setelah tahun
1976, buku-buku disiapkan. Sekitar tahun 1979, buku-buku mulai diterbitkan oleh
percetakan-percetakan kita di Amerika Serikat, dan buku-buku itu mengundang
kebenaran-kebenaran untuk zaman akhir ini.
Walaupun begitu,
hambatan-hambatan masih saja ada. Satu segi dari kebenaran sudah diterima,
tetapi ada segi-segi lainnya yang masih diperdebatkan dengan hangat. Setan
tidak mau menyerah. Seberapa dapat, ia akan mempertahankan pengaruhnya di
kalangan umat Allah yang terakhir. Di kalangan pemimpin-pemimpin kita yang
tertinggi masih saja terdapat dualisme. Setan mengerti bahwa tidak ada gunanya
bagi dia untuk memecah belah kalangan yang di bawah. Sasarannya adalah mereka yang berada di pucuk pimpinan.
Apabila mereka dapat dipecahbelah, yang berada di tengah dan di bawah secara
otomatis akan terpecah belah. Setan sangat berhasil dengan strateginya. Karena
manusia masih saja manusia dan belum mau dibaptis oleh Roh sehingga dirinya
belum mau diremukkan di atas Batu, setan masih terus akan berhasil.
Di dalam
perumpamaan 10 anak dara, Yesus telah mengemukakan bahwa sampai pintu kasihan
tertutup, umat Allah akan terbagi menjadi dua (2) kelompok. Akan ada yang
bijaksana, dan akan ada yang bodoh, ada yang tergolong dalam gandum dan ada
yang tergolong dalam lalang, ada yang menjadi domba dan ada yang menjadi
kambing, ada yang menyambut kedatanganNya dengan kesukaan dan ada yang
menyembunyikan diri dari kemuliaanNya, ada yang tergolong dalam kelompok
144.000 yang dibenarkan oleh iman dan ada yang diludahkan dari mulut Tuhan.
Semua ini sudah dinyatakan dalam Alkitab. Bukankah, kalau begitu, kita semua
berkewajiban untuk menunduk di hadapan Roh Kudus supaya Ia berkenan menerangi
hati kita?
Jalan kita sebagai
satu umat sudah salah, apakah kita belum mau berbalik kepada jalan yang benar?
Maukah kita meneruskan usaha-usaha kita sendiri dengan metode-metode kita
sendiri untuk menyelesaikan pemberitaan pekabaran malaikat yang ketiga dengan
tetap menolak usaha Tuhan untuk mengirim hujan akhir kepada umatNya? Siapakah
yang bijaksana? Di antara pemimpin-pemimpin kita, ada yang bijaksana dan ada
yang tidak mau dijadikan bijaksana. Yang bijaksana sudah menyiarkan kebenaran
melalui suara dan pena. Marilah kita semua bangun dan mencari kebijaksanaan!
Tuhan sudah bersiap sedia mengirim segala kebijaksanaan bagi umatNya yang mau
menerima kebijaksanaan. Tuhan sedang menyiapkan suatu umat bagi turunnya hujan
akhir agar mereka dapat dipersiapkan untuk peperangan penghabisan.
4. IMAN YANG
MENYELAMATKAN
Kita tahu bahwa
Yesus bertanya apakah Ia akan mendapati iman di bumi apabila Ia datang—Lukas
18:8.
Masalah IMAN
adalah kunci bagi keselamatan kita. Apakah IMAN itu hanya diucapkan saja?
Sebelumnya, kita
sudah mengutip tulisan Rasul Paulus di Galatia 3:23-25;
“Sebelum iman itu datang kita berada
di bawah pengawalan hukum Taurat, dan dikurung sampai iman itu telah
dinyatakan. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus
datang, supaya kita dibenarkan karena iman. Sekarang iman itu telah datang,
karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.”
Inilah ayat-ayat
yang dipakai oleh golongan yang menentang ajaran-ajaran Advent tentang 10
hukum, dan inilah ayat-ayat yang diinterpretasikan oleh orang-orang Advent
supaya tidak terkena kepada 10 hukum. Orang-orang Advent mengatakan bahwa
“hukum Taurat” yang disebut dalam ayat-ayat di atas adalah “hukum-hukum Taurat
bayangan Musa.”
Tuhan sudah
menjelaskan kepada umat Advent bahwa hukum Taurat yang dimaksud di atas adalah
10 hukum. Hal ini dikuatkan oleh Roh Nubuat pada waktu itu. Apakah arti
ayat-ayat itu?
Jones dan Waggoner
menjelaskan bahwa sebelum Yesus datang, kita semua terkurung di bawah
tuntutan 10 hukum. Tidak ada jalan pelepasan bagi kita karena belum ada yang
menggenapi tuntutan mutlak dari 10 hukum. Kalau kita mau menggenapi 10 hukum,
kita harus melakukan hal itu dengan usaha kita sendiri. Jalan untuk kembali kepada
Allah adalah untuk tidak melanggar 10 hukum dalam hal terkecil sekalipun. Hal
ini tidak dapat dipenuhi oleh manusia manapun! Oleh sebab itu, semua terkurung
oleh 10 hukum.
Menuruti 10 hukum
tanpa kegagalan merupakan jalan satu-satunya untuk kembali kepada Allah.
Barangsiapa tidak dapat menggenapi tuntutan 10 hukum, ia harus mati dan
tercerai dari Allah. Yang mau kembali kepada Allah, harus bersih dari
pelanggaran 10 hukum dari lahir sampai mati. Tidak ada seorang pun yang
dapat menggenapi tuntutan Allah itu!
Oleh sebab itu,
Yesus telah datang dan menggenapi tuntutan 10 hukum bagi kita. Melalui
kemenanganNya, kita yang menaruh percaya kepadaNya dapat dibenarkan. Dengan
begitu, 10 hukum menuntun kita kepada Kristus. Sekiranya tidak ada 10 hukum
dengan tuntutan-tuntutannya yang mengurung, kita tidak akan memerlukan Kristus.
Kalau kita boleh hidup dengan sembarangan dan segala pelanggaran-pelanggaran
kita terhadap 10 hukum masih juga memungkinkan kita kembali kepada Allah, kita
tentu tidak memerlukan Yesus. Jadi, oleh karena tuntutan 10 hukum itu mutlak,
dan tidak seorang pun dengan kekuatannya sendiri dapat mengalahkan setan dan
menuruti 10 hukum, kita dituntun oleh 10 hukum kepada Kristus. Kita mencari
pelepasan dari tuntutan 10 hukum melalui jalan iman kepada Kristus. Kristus
yang akan membenarkan kita oleh iman dan Kristus yang akan memungkinkan kita
hidup menurut 10 hukum oleh iman.
Jadi, ciri-ciri umat Allah yang sisa
yang akan menurut 10 hukum akan terwujud pada akhirnya apabila kita mempunyai
iman kepada Yesus Kristus. Ini bukan merupakan iman yang sering kita ucapkan
yang masih saja menghasilkan pelanggaran-pelanggaran, tetapi suatu kedewasaan
iman yang akhirnya akan menghasilkan penurutan sebagai pemberian
Kristus. Iman inilah yang ditanyakan Kristus apakah akan terlihat di bumi pada
waktu kedatanganNya yang kedua kali. Iman ini akan ada di antara anak-anak
dara yang bijaksana. Yesus akan disenangkan dengan adanya iman di antara
umatNya yang bijaksana.
Iman adalah sesuatu yang hidup yang
harus bertumbuh. Iman tidak akan
menjadi dewasa sekaligus. Iman
harus dimulai dengan mempercayai segala sesuatu yang difirmankan Allah. Iman
mencakup kepercayaan terhadap Saksi Kristus yang dinyatakan melalui Roh Nubuat.
Semua ini merupakan perkara-perkara yang sangat kecil, tetapi yang menentukan
bagi pertumbuhan iman sampai kedatangan Kristus.
5. MEMANDANG YESUS
KRISTUS DAN MEMPERCAYAI BULAT-BULAT KASIHNYA!
Adakah seorang di
antara kita yang setelah membeli sebuah mobil termahal, meninggalkan mobil yang
sudah dibayar dengan harga yang mahal itu? Yesus telah membeli keselamatan kita
dengan harga yang sangat mahal, yaitu nyawaNya sendiri. Akankah Ia meninggalkan kita dan
membiarkan kita dimusnahkan begitu saja oleh setan? Yesus tidak akan pernah
melakukan hal itu, kecuali kita sendiri sudah memilih untuk tidak mau menerima
tawaran-tawaran keselamatanNya! Yesus tidak pernah akan menolak seseorang
karena dosa-dosanya.
Yang membuat orang itu tertolak adalah
ketidakmauannya sendiri untuk datang kepada Kristus. Yesus tidak menghitung
betapa seringnya kita melanggar hukum-hukumNya, dan
betapa seringnya kita melanggar hukum-hukum yang sama. Yesus tahu
kekuatan setan dan kelemahan kita. Oleh sebab itu, Ia telah mengalahkan setan
dan dosa untuk kta. Yesus selalu bersedia untuk menerima kita!
Inilah
pekabaran yang disampaikan oleh Yesus kepada umat Advent pada tahun 1888. Betapa bedanya
berita Injil kesukaan itu dengan apa yang biasanya terdengar oleh kita!
Biasanya kita dicambuk dari mimbar agar kita lebih bersungguh-sungguh menuruti
10 hukum. Hal ini disertai dengan ayat-ayat yang menakutkan bahwa ada dosa
terhadap Roh Suci yang tidak dapat diampuni. Ini diartikan sebagai dosa sama
yang kita ulang-ulangi secara terus-menerus melawan bisikan-bisikan Roh. Ada
saatnya bahwa Roh Suci akan meninggalkan kita dan dosa yang belum terkalahkan
itu tidak dapat diampuni lagi.
Puji Tuhan
bahwa Injil tidak mengajarkan hal semacam itu! Satu-satunya dosa yang tidak dapat diampuni adalah apabila kita tidak
mau mempercayai bisikan Roh Kudus bahwa Yesus adalah Juru Selamat kita yang
bersedia untuk menerima kita walaupun kita melakukan pelanggaran yang sama
sampai 7 kali dalam 1 hari. (Luk. 17:4). Yesus mengajarkan apa yang ada di Lukas 17 sebelum Ia bertanya apakah Ia
akan mendapatkan iman di bumi apabila Ia datang kelak! Yesus menghendaki kita
menaruh percaya kepada kasihNya yang tidak ada batasnya itu! kasihNya
melampaui segala konsep yang dapat kita pikirkan dengan otak kita.
Kita telah sering
menyanyi lagu yang melukiskan kasih Allah. Dikatakan bahwa seandainya semua
rumput menjadi pena dan air di lautan menjadi tinta, dan semua orang sejak Adam
dan Hawa sampai hari ini dijadikan penulis untuk menuliskan kasih Allah di
langit yang dijadikan kertas tulis, semua air di lautan akan menjadi kering.
Pada waktu Yesus
selesai menjelaskan kepada murid-muridNya tentang kasihNya dan kesediaanNya
untuk mengampuni tanpa batas mereka yang mau datang kepadaNya, murid-murid itu
berkata kepada Tuhan, “Tambahkanlah iman kami!” Iman mereka belum dapat menjangkau
sejauh apa yang dinyatakan Yesus. Iman kita pun begitu! Itulah sebabnya kita
masih memberi telinga kepada bisikan-bisikan setan yang membuat kita meragukan
apa yang dikatakan Yesus. Memang apa yang dikatakanNya adalah melampaui daya
tampung akal sehat kita!
Iman tidak dapat
dirasionalisasikan. Iman melebihi rational! Iman harus berdiri di atas
“demikianlah firman Tuhan!” Iman yang dapat mempercayai segala firman Allah
adalah iman yang dapat menyenangkan hati Kristus! “Tambahkanlah iman kami,” ya,
Tuhan!
6. MAHK MENDERITA
DAHAGA: BERILAH MINUM DAN JANGAN LATIHAN GERAK BADAN!
Kita boleh
mengucap syukur kepada Tuhan bahwa sejak tahun 1979 banyak buku telah
diterbitkan yang dapat mengubah pandangan kita dan memberi harapan-harapan baru
dalam perjalanan kita menuju Kanaan Surgawi.
Pendeta Morris
Venden dalam bukunya “Good News And Bad News About The Judgment,” telah membuat
suatu perumpamaan yang diberi judul “Apabila Seorang Dahaga.”
Seseorang
menderita dahaga, dan badannya merasa tidak karuan. Mulutnya kering.
Tenggorokannya sakit. Kulitnya hangat. Bibirnya pecah-pecah. Badannya
lemas. Dalam satu hari, ia sering pusing
dan terjatuh. Pada suatu hari, pada waktu ia jatuh pingsan di depan rumah dan
terkulai, setelah mendapatkan kesadarannya kembali, ia memutuskan untuk menemui
dokter.
Setelah dokter
mendengarkan gejala-gejala penyakitnya, dokter itu berkata bahwa pasiennya
menderita dahaga. Lalu dokter memberikan cara-cara pengobatannya. Katanya,
“Pertama-tama, tentukan apa yang paling mengganggu anda. Apakah mulut yang
kering atau bibir yang pecah-pecah, atau yang lainnya? Anggap saja bahwa bibir
yang pecah-pecah paling mengganggu anda. Lakukan segala sesuatu untuk
menyembuhkan itu dahulu. Setelah sembuh, baru hadapi serangan-serangan pingsan
anda. Jangan berusaha menyembuhkan segala sesuatu pada saat yang sama. Ingat,
mengatasi semua gejala-gejala itu adalah pekerjaan seumur hidup. Gunakan kuasa
kemauan anda. Tentukan yang mana yang akan dihadapi terlebih dahulu, dan
teruskan mengatasi yang satu itu.”
Pasien pulang ke
rumah. Ia putuskan untuk mengatasi serangan pingsannya. Berulang-ulang ia
katakan kepada dirinya sendiri, “Aku tidak mau pingsan. Aku tidak mau pingsan.”
Tetapi ia menjadi lebih lemah dan pusing daripada sebelumnya.
Ia kembali ke dokter
dan berkata bahwa ia masih saja dahaga.
Dokter bertanya
apakah ia sudah berusaha dengan sungguh-sungguh.
Pasien berpikir
bahwa ia mungkin berlum terlalu bersungguh-sungguh. Mungkin ia belum
menggunakan segenap kuasa kemauannya. Ia bertanya apakah tidak ada sesuatu
positif yang ia dapat lakukan.
Dokter menjawab
memang ada. Ilmu pengetahuan telah menemukan hubungan antara gerak badan dan
kesehatan. Dokter menganjurkan agar ia melakukan
“pompen” 200 kali setiap hari.
Pasien berusaha keras. Tetapi setelah
melakukan “pompen” hanya tujuh kali saja, ia sudah terjatuh dan harus istirahat
di tempat tidur sepanjang hari. Ia kembali ke dokter dan bertanya apakah ada
sesuatu lain yang dapat ia lakukan.
Dokter
menasihatkan supaya ia melakukan “pompen” bersama-sama dengan banyak orang. Rupanya kuasa kemauannya kurang kuat.
Tetapi setelah melakukan “pompen” dengan
banyak orang, empat kali saja ia sudah jatuh. Karena malu, ia tidak
melakukannya lagi.
Pasien mencoba
meminta nasihat dari dokter yang lain. Dokter yang kedua membuat diagnosis dan mengatakan bahwa ia
menderita dahaga. Yang diperlukan orang dahaga adalah air. Dokter menasihatkan
supaya ia mengambil pacul dan sekop untuk menggali sumur untuk mendapatkan air.
Pasien mulai
menggali sumur. Tetapi setelah 5 menit, ia pingsan. Pada saat ia mulai sadar
kembali, tetangganya bertanya, “Apa yang kamu lakukan?” “Aku sedang menggali
sumur untuk mendapatkan air,” jawabnya.
“Mengapa menggali
sumur yang baru? Apakah kamu tidak tahu bahwa sudah ada sebuah sumur yang tergali?
Mengapa tidak menjumpai pemilik sumur itu dan meminta air. Orang berkata bahwa
apabila kita minum dari air sumur itu tiap hari, kita tidak akan pernah merasa
dahaga lagi. Dokter kedua berkata bahwa menggali sumur sendiri adalah lebih
memuaskan daripada menggunakan sumur orang lain.
Kita sering
berkata bahwa mengalahkan dosa-dosa dengan kuasa kemauan diri sendiri adalah
lebih hebat daripada menerima kemenangan atas dosa-dosa sebagai hasil pemberian
dari Kristus! MAHK, sampai kapan kita akan meragukan dan mengabaikan tawaran
kemenangan dari Kristus? Minumlah AIR HIDUP! Minumlah AIR HIDUP, Saudara-saudara!
Disadur ulang dari seri pelajaran Alkitab
& Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswojo, Dieng - Malang, 21 Juli 1984
Diketik ulang oleh Monik Amelia, Florida –
USA, Juli 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar