Selasa, 04 Juli 2017

38.PEMBANGUNAN BAIT ALLAH DAN YERUSALEM ROHANI – 144RIBU

PEMBANGUNAN BAIT ALLAH DAN YERUSALEM ROHANI – 144RIBU


1.             Keturunan Daud Membangun Kaabah
Pada waktu Raja Daud hendak berpisah dengan rakyat dan umatnya, ia mengumpulkan mereka di Yerusalem dan berkata kepada mereka:
“Dengarlah, hai saudara-saudaraku dan bangsaku! Aku bermaksud hendak mendirikan rumah perhentian untuk tabut perjanjian TUHAN dan untuk tumpuan kaki Allah kita; juga aku telah membuat persediaan untuk mendirikannya. Tetapi Allah telah berfirman kepadaku: Engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab engkau ini seorang prajurit dan telah menumpahkan darah.”—1 Taw. 28:2-3.
Keinginan hati Raja Daud untuk membangun rumah Allah timbul karena ia merasa bahwa Allah telah memberkatinya secara luar biasa. Musuh-musuhnya telah dihalau dari hadapannya dan ia menikmati rasa aman. Lagipula ia berdiam di dalam sebuah rumah yang terbuat dari kayu aras yang termasuk bahan bangunan yang berkualitas dan mahal. Sebaliknya, tabut perjanjian Allah, di mana hadirat Allah dinyatakan, hanya diletakkan di dalam tenda. Daud merasa bahwa hal itu tidak wajar. Allah seharusnya dihormati dan ditinggikan, dan tempat di mana hadiratNya dinyatakan seharusnya tidak boleh kalah dengan tempat kediamannya sendiri.
Jalan Daud untuk naik ke takhta Yudah bukanlah suatu jalan yang rata. Jika kita membaca 2 Samuel pasal 2-4 dan permulaan pasal 5, kita dapat melihat bahwa Daud menghadapi banyak tantangan. Walaupun Daud sudah dipilih oleh Tuhan, ia belum segera diterima oleh bangsanya. Tuhan harus meratakan jalannya.
Tidakkah kita seharusnya memperlihatkan kasih yang menyerupai kasih Daud itu? Betapa limpahnya Allah telah memberkati hidup kita dan mengampuni kesalahan-kesalahan kita! Hutang-hutang yang seharusnya kita bayar telah dihapusNya. Kita telah dibebaskan dari penghukuman yang seharusnya menjadi bagian kita. Apakah kita menghargai segala perbuatan kasih Allah itu? Adakah kita mempunyai kerinduan seperti kerinduan Daud, untuk melakukan sesuatu bagi Allah kita? Kalau kita diperkenankan hidup di dalam sebuah rumah yang baik, dapatkah kita merindukan untuk membangun satu rumah kebaktian bagi umatNya? Atau sedikit dari kita yang ikut memikirkan apabila melihat gerejaNya bocor, kumuh, dan tak terawat?
Daud telah memberitahukan niatnya kepada Nabi Natan (Baca 2 Sam. 7:1-17). Natan sendiri, walaupun seorang nabi, telah menyetujui rencana Daud sebelum firman Allah datang kepadanya (ay. 3). Tetapi malam itu juga datanglah firman Tuhan kepada Natan. Tuhan meminta Natan untuk menyampaikan kepada Daud bahwa bukanlah Daud yang akan membangun rumah Allah. Dalam pesan-pesan Allah melalui Nabi Natan, tidak dinyatakan apa sebabnya Tuhan tidak memperkenankan Daud untuk membangun rumah Allah, tetapi kita tahu dari ucapan Daud yang telah terkutip di atas (1 Taw. 28:2-3) bahwa Tuhan tidak memperkenankan Daud membangun rumahNya karena Daud adalah seorang prajurit yang telah menumpahkan banyak darah.
Di samping pernyataan dari Nabi Natan di atas, Tuhan seolah-olah lebih mengecewakan Daud lagi dengan pernyataanNya:
“Masakan engkau yang mendirikan rumah bagi-Ku untuk Kudiami? … Selama Aku mengembara bersama-sama seluruh orang Israel, pernahkah Aku mengucapkan firman kepada salah seorang hakim orang Israel, yang Kuperintahkan menggembalakan umat-Ku Israel, demikian: Mengapa kamu tidak mendirikan bagi-Ku rumah dari kayu aras?”—2 Sam. 7:5, 7.
Kemudian Daud diingatkan bahwa Tuhanlah yang telah memilih dia, selagi ia masih menggiring kambing domba, untuk dijadikan raja bangsa Israel. Tuhanlah yang menjadikan dia besar dengan menghalau musuh-musuhnya. Tuhanlah yang telah melakukan segala dan Daud tidak mempunyai jasa apa-apa.
Bagaimana perasaan kita seandainya kita mempunyai rencana baik untuk membangun sebuah gereja bagi Tuhan lalu diberi tahu bahwa Tuhan tidak membutuhkan gereja? Atau kita diberi tahu bahwa kita tidak boleh membangun gereja tersebut karena kita tidak patut untuk melakukan hal itu? Bukankah hati kita terluka karena merasa dikecilkan dan disingkirkan dan kita membatalkan segala rencana kita lalu tidak mau membantu pembangunan gereja itu lagi?
Daud tidak bermaksud untuk menonjolkan dirinya. Maksudnya untuk mendirikan rumah Allah yang bagus keluar dari keinginan hatinya yang tulus untuk memuliakan Tuhan. Walaupun begitu, Tuhan tetap mengingatkan Daud bahwa sebenarnya bukanlah Tuhan yang memerlukan rumah karena Tuhan memiliki segalanya.
Yang memerlukan rumah peribadatan itu adalah kita sendiri. Tuhan tidak perlu diselamatkan. Kitalah yang perlu diselamatkan. Dalam membangun gereja, Tuhan memperkenankan kita untuk menyediakan satu tempat di mana kita boleh mencari kebenaranNya yang kita perlukan. Tidak sejengkal pujian yang patut diberikan kepada kita. Bagaimanapun banyaknya uang yang sudah dimasukkan ke dalam pembangunan gereja itu, semua adalah milik Allah sendiri. Allah saja yang patut dibesarkan karena kebaikanNya untuk menyediakan tempat bagi keselamatan kita!
Inilah pelajaran penting yang disampaikan kepada Daud untuk generasi-generasi berikutnya. Adalah salah bagi siapapun untuk mencari nama dan kehormatan dari pekerjaan Tuhan! Lebih salah lagi kalau kita mencari keuntungan! Tetapi hal itu belum disadari oleh kita semua!
Daud merupakan teladan dari orang yang hendak memuliakan Allahnya dengan segenap hati. Orang yang hendak melakukan sesuatu bagi Tuhan dengan ucapan di bibir saja, padahal di dalam hatinya ia hendak memuliakan dirinya sendiri, akan meninggalkan rencananya setelah mendapat sambutan yang begitu mengecilkan hati dari Tuhan. Bukan begitu halnya dengan Daud. Ia menerima firman yang disampaikan oleh Nabi Natan kepadanya, sekalipun firman itu tidak menyenangkan dirinya. Daud tidak boleh membangun rumah Allah. Keputusan Tuhan diterimanya dengan baik. Ia menyediakan bahan-bahan bangunan seperti batu-batu, besi, tembaga yang tidak tertimbang beratnya, dan kayu aras (Baca 1 Taw. 22). Daud membuat sangat banyak persediaan sebelum ia mati. Seluruhnya ia serahkan kepada Tuhan agar dapat terbangunnya rumah Allah yang termahsyur di segala negeri bagi umatNya. Daud tidak mendapatkan nama. Ia harus mati terlebih dahulu. Tetapi ia tidak mengurangi usahanya untuk pembangunan rumah Allah. Daud malah menyediakan nyanyian yang akan digunakan pada saat penahbisan. Daud melihat dengan satu kesukaan besar ke hari depan karena hatinya dipenuhi dengan kasih bagi Allahnya. Kasihnya adalah kasih yang sungguh-sungguh sejati! Di dalamnya hanya tersimpan satu pertimbangan, yaitu terwujudnya pendirian kerajaan Allah yang kekal.
Kepada Daud disampaikan firman bahwa: “Apabila umurmu sudah genap dan engkau telah mendapat perhentian bersama-sama dengan nenek moyangmu, maka Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.”—2 Sam. 7:12-13.
Dengan nyata Tuhan memberi tahu Daud bahwa ia akan mati terlebih dahulu. Daud tidak menawar-nawar keputusan Allah. Daud tidak bersungut-sungut karena tidak diperkenankan hidup untuk melihat rumah Allah dibangun. Pada saat-saat akhir hidupnya, tatkala ia hendak berpisah dengan bangsanya, ia memanggil Salomo dan berkata, “Anakku, aku sendiri bermaksud hendak mendirikan rumah bagi nama TUHAN, Allahku, tetapi firman TUHAN datang kepadaku, demikian: Telah kautumpahkan sangat banyak darah dan telah kaulakukan peperangan yang besar; engkau tidak akan mendirikan rumah bagi nama-Ku, sebab sudah banyak darah kautumpahkan ke tanah di hadapan-Ku... Maka sekarang, hai anakku, TUHAN kiranya menyertai engkau, sehingga engkau berhasil mendirikan rumah TUHAN, Allahmu, seperti yang difirmankan-Nya mengenai engkau... Mulailah bekerja! TUHAN kiranya menyertai engkau!”—1 Taw. 22:7, 8, 11, 16.
Tidakkah Daud dapat membenarkan dan membela dirinya dengan berkata bahwa yang memerintahkan dia untuk berperang adalah TUHAN juga? Mengapa hal itu sekarang menjadi sebab mengapa ia tidak diperbolehkan untuk melakukan kesukaannya membangun rumah Allah? Daud tidak membantah. Daud percaya bahwa TUHAN yang mahatahu dapat diandalkan kebijaksanaanNya! Daud menerima keputusan Allah dengan satu kepatuhan yang perlu kita contoh.
2.            Keturunan Daud
Dalam kesaksiannya di hadapan orang banyak, Daud berkata: “Dan dari antara anak-anakku sekalian... Ia telah memilih anakku Salomo... Ia telah berfirman kepadaku: Salomo, anakmu, dialah yang akan mendirikan rumah-Ku...”—1 Taw. 28:5, 6.
Bahwa Salomo adalah kegenapan pertama dari apa yang disebut Tuhan dalam 2 Sam. 7:12, 13 sudah dapat dipastikan. Tetapi nampaknya Tuhan mempunyai pandangan yang lebih jauh dari sekedar Salomo saja. Tuhan meramalkan keturunan Daud yang akan menyelesaikan pembangunan Bait Allah sampai akhir zaman. Ada keturunan Daud lainnya yang telah dipanggil oleh Tuhan untuk membangun rumah Tuhan. Pada waktu bangsa Israel kembali ke Yerusalem dari tawanan Babel dan mereka membangun kembali rumah Tuhan dan tembok-tembok kota yang sudah dihancurkan, Zeruababel telah ditunjuk oleh Tuhan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. Zerubabel telah memilih sebuah batu penjuru yang indah-indah. Orang-orang yang menyambut batu utaman yang telah dipilih itu dengan sorakan: Bagus! Bagus sekali batu itu! Kemudian datangalah firman Tuhan demikian: “Tangan Zerubabel telah meletakkan dasar Rumah ini, dan tangannya juga akan menyelesaikannya.”—Zakh. 4:7-9 (Bandingkan Ezra 3:8-13).
Roh nubuat menjelaskan bahwa Zerubabel adalah seorang keturunan Daud (Prophets and Kings 559). Dengan begitu kita melihat bahwa dengan jelas sekali firman itu diucapkan bahwa keturunan Daud yang akan membangun Rumah Allah dan Yerusalem, hal itu tidak luput dari kegenapan! Tetapi Rumah Allah yang dibangun Zerubabel sebagai keturunan Daud belum juga dikokohkan Tuhan untuk selama-lamanya.
Kita perlu mengutip sekali lagi apa yang telah difirmankan oleh Tuhan kepada Daud melalui Nabi Natan agar kita dapat mengetahui kegenapannya yang terakhir yang menjadi tujuan pemberitaan Tuhan itu.
“Aku akan membangkitkan keturunanmu yang kemudian, anak kandungmu, dan Aku akan mengokohkan kerajaannya. Dialah yang akan mendirikan rumah bagi nama-Ku dan Aku akan mengokohkan takhta kerajaannya untuk selama-lamanya.”—2 Sam. 7:12, 13.
Kegenapan selengkapnya dari apa yang diuraikan di atas, terdapat dalam Luk. 1:33.
“Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.”—Luk. 1:30-33.
Inilah kegenapannya yang terakhir! Semua pemberitaan kebenaran Injil berpusat kepada Yesus Kristus! Dialah yang akan membangun huma Allah dan akan menyelesaikan pekerjaan tersebut sampai titik kesempurnaannya untuk selama-lamanya! KerajaanNya tidak akan berkesudahan! (Bandingkan Dan. 2).

3.            Nasib Berat Yang Harus Dialami Juru-juru Kabar Allah Karena Kesetiaan Mereka
Alkitab merupakan satu kumpulan tulisan dari banyak orang dari berbagai zaman. Keajaiban Alkitab baru benar-benar dapat diselami apabila hal ini selalu dipikirkan. Satu penulis ratusan tahun sebelumnya telah menubuatkan satu kebenaran yang ditulis kegenapannya ratusan tahun sesudahnya oleh penulis yang lain. Kebenaran-kebenaran itu jalan-menjalin membentuk suatu bingkai yang indah mewartakan satu POKOK kebenaran dari EDEN KE EDEN yang tidak mengenal berita sampingan. Banyak keindahan tulisan Alkitab menjadi kabur oleh karena berita-berita sampingan yang bukan merupakan inti pekabaran telah menyusup. IMAN kita bertumbuh sesuai dengan kemurnian kebenaran Alkitab yang kita terima.
Zerubabel telah diserahi pekerjaan membangun Yerusalem dan Rumah Allah. Sebutan “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan, melainkan dengan RohKu” berlaku untuk pekerjaan itu. Zerubabel membangun sebuah gedung. Pekerjaannya itu melambangkan pekerjaan Kristus pada akhir zaman. Apakah yang akan dibangun oleh Kristus? Apakah gedung-gedung gereja yang akan didirikan dengan tangan manusia? Yang dibangun oleh Kristus adalah tempat kediaman ROH—yaitu kita.
Pada waktu Yesus di dunia ini, Ia membersihkan Bait Allah. Arti selengkapnya dari pekerjaanNya itu tidak akan kita serap sebelum kita mengerti bahwa itu hanya merupakan lambang dari pekerjaanNya yang terakhir dalam membangun Rumah Allah yang suci dan mendirikan kerajaanNya untuk selama-lamanya.
Injil Yohanes mengemukakan kebenaran ini dengan sangat tepat. Pada mula pertama, Yohanes menulis bahwa FIRMAN (KALAM) itu bersama-sama dengan Allah. Firman itulah yang telah menciptakan dunia dengan segala isinya dan menjadikan manusia (huma Allah) sempurna dengan tiada cacat pada mula pertama. Firman itulah yang kemudian menjadi manusia untuk tinggal bersama dengan kita. TujuanNya adalah untuk memulihkan manusia kembali  kepada keadaannya yang semula, yaitu sempurna tanpa cacat.
Pada hari raya Paskah, setelah Yesus menjungkirbalikkan meja-meja yang dibuat berdagang di dalam Bait Suci dan setelah orang-orang Yahudi menantangNya untuk menunjukkan hakNya untuk mengambil tindakan itu, Yesus berkata: “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali.”—Yoh. 2:19.
Itulah pernyataan Kristus secara terselubung bahwa Dialah keturunan Daud yang akan membangun Bait Allah. Pertama-tama, Ia akan mengeluarkan tubuhNya sendiri dari kubur, dan setelah Ia berhasil menelan maut dengan sengatnya, Ia akan membangun kepada kesempurnaan tiap orang yang menaruh percaya kepadaNya! Serangkaian ayat-ayat yang di bawah akan menjelaskan arti ucapan Yesus dalam jangkauan panjangnya.
“Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.”—Yoh. 2:21.
“Hai Engkau yang mau merubuhkan Bait Suci dan mau membangunnya kembali dalam tiga hari, selamatkanlah diri-Mu jikalau Engkau Anak Allah, turunlah dari salib itu!”—Mat. 27:40.
“Kami sudah mendengar orang ini berkata: Aku akan merubuhkan Bait Suci buatan tangan manusia ini dan dalam tiga hari akan Kudirikan yang lain, yang bukan buatan tangan manusia.”—Mark. 14:58.
“Karena iman Abraham taat… Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.”—Ibr. 11:8, 10.
Walaupun ayat-ayat di atas nampaknya berdiri sendiri-sendiri dan tidak berhubungan satu dengan yang lain, sesungguhnya ayat-ayat itu memberitakan satu pokok kebenaran saja. Inti pekabarannya adalah Yesus, keturunan Daud, sebagai pembangun. Ia akan mendirikan Bait Suci dan Kota Kudus yang tidak dibuat dengan tangan manusia yang akan bertahan sampai selama-lamanya. Prosesnya adalah sebagai  berikut:
A)                 Pertama-tama, Ia harus bangkit dalam 3 hari sesudah kematianNya. Kuasa maut harus dipatahkan.
B)                  Kuasa maut tidak dapat dipatahkan kalau sekiranya Ia turun dari kayu salib menjawab ejekan-ejekan musuhNya. Yesus tidak hanya memikirkan diriNya sendiri. Pembangunan Bait Suci bukan hanya mengenai diriNya—tubuhNya—sendiri saja. Sekiranya hanya tubuhNya saja yang menjadi pertimbangan, Ia masih dapat menyelamatkan diriNya walaupun sudah tergantung di atas kayu salib. Tetapi pembangunan Bait Suci itu harus mencakup umat percaya seperti yang tertulis dalam 1 Pet. 2 dan 1 Kor. 3:16, 17. Itulah sebabnya Yesus harus menjalani kematian!
C)                Setelah Yesus mati dan bangkit pada hari yang ketiga, Yesus membangun Bait SuciNya di Yerusalem. Hal itu Ia lakukan pada waktu pencurahan ROH SUCI kepada murid-muridNya pada hari Pantekosta. Itulah Hujan Awal! Ia akan menyelesaikan pembangunan Bait SuciNya di Yerusalem dengan kecurahan ROH SUCI selaku Hujan Akhir pada akhir zaman.
D)                 Pembangunan-pembangunan yang dilakukan Yesus tidak dibuat dengan tangan manusia. Semua direncanakan dan dilaksanakan oleh Yesus sendiri. Apa yang dijanjikan kepada Abraham pada waktu ia dipanggil keluar dari Babel untuk pertama kali, akan digenapi pada saat panggilan keluar dari Babel untuk ketiga kalinya yang merupakan kali yang terakhir! Pada saat-saat itu, Yesus akan menerima Yerusalem Baru di surga—kota yang direncanakan dan dibangun oleh Allah—dan di bumi umatNya akan disempurnakan di dalam peta Allah menjadi kediaman ROH KUDUS yang tanpa cacat. Ini merupakan kegenapan dari EDEN ke EDEN, dari yang sempurna sebelum kejatuhan kepada yang sempurna sesudah kejatuhan. Semua akan terjadi “bukan dengan keperkasaan dan bukan dengan kekuatan melainkan dengan RohKu.” Itulah sebabnya Daud tidak diperkenankan untuk membangun rumah Allah, sebab dengan kebijaksanaanNya, Yesus memberitahukan bahwa Dialah yang akan melaksanakan semuanya sendiri.
4.            Yerusalem Baru Dan 144Ribu
Kita semua tahu bahwa maksud Yesus datang ke dunia ini adalah untuk mengembalikan peta Allah di dalam diri manusia yang mempercayaiNya. Apa yang telah direncanakan oleh Yesus pasti akan terwujud. Sebelum Yesus datang, akan terbentuk sekelompok manusa “yang menuruti hukum-hukum Allah” dan “beriman kepada Yesus.” Mereka “tidak bercela” (Wah. 14:5, 12). Mereka bukanlah seperti orang Advent pada dewasa ini yang hanya mengaku telah memelihara 10 hukum tanpa ada wujudnya. Orang Advent masih penuh dusta dan ketinggian hati. Di dalam mulut orang-orang yang akan menyambut kedatangan Tuhan tidak akan terdapat dusa (Wah. 14:5). Mereka akan memiliki kerendahan hati seperti Yesus dan Musa. Mereka akan merupakan buah sulung bagi ALLAH dan bagi Anak Domba karena di dalam diri mereka telah disempurnakan pembangunan ‘BAIT SUCI’ oleh Yesus melalui ROH KUDUS!
Umat Advent, walaupun belum sempurna pada dewasa ini, mempunyai kesempatan pertama untuk dibangun oleh Yesus. Itulah sebabnya disampaikan pekabaran kepada sidang Laodikea. Tetapi yang tidak menghiraukan seruan dari Saksi Yang Setiawan berada di dalam bahaya besar untuk diludahkan dari mulutNya! Kita dapat berkata bahwa umat Advent mempunyai kesempatan yang pertama untuk dibangun oleh Kristus karena kelompok orang suci yang diberi nama 144.000 (Wah. 14:1-5) adalah orang-orang yang telah menerima pekabaran tiga malaikat dan pekabaran inilah yang menghasilkan 144.000 itu! Tetapi ingat! Alkitab maupun ROH NUBUAT telah mengamarkan kita bahwa banyak di antara orang-orang Advent yang akan gugur! Yang tidak memusatkan pandangan kepada Yesus akan jatuh. Yang tidak makan Manna yang turun dari surga tidak akan masuk Kanaan! Firman Allah harus ditelaah dengan teliti dan didoakan agar dapat hidup di dalam diri kita!
Wahyu 7:4-8 berkata: “Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel.
 Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan,
dari suku Ruben dua belas ribu,
dari suku Gad dua belas ribu,
dari suku Asyer dua belas ribu,
dari suku Naftali dua belas ribu,
dari suku Manasye dua belas ribu,
dari suku Simeon dua belas ribu,
dari suku Lewi dua belas ribu,
dari suku Isakhar dua belas ribu,
dari suku Zebulon dua belas ribu,
dari suku Yusuf dua belas ribu,
dari suku Benyamin dua belas ribu.”
Telah timbul banyak tafsiran mengenai kelompok yang dimeteraikan yang dikatakan “berjumlah” 144.000 itu. Tidak semua detail yang terdapat di dalam tulisan-tulisan Alkitab akan kita mengerti. Sebagian tulisan Alkitab tetap akan merupakan rahasia bagi kita. Tetapi walaupun tidak seluruhnya dapat kita mengerti dan kita jelaskan, Tuhan telah mengatur sehingga barangsiapa yang sungguh-sungguh mencari Dia dan ingin mengasihi Dia, diberi arah secukupnya untuk dapat memahami tulisan Alkitab yang diperlukan untuk pembangunan iman dan tabiat kita. Alkitab tidak ditulis untuk diperdebatkan atau untuk pegelaran keahlian serta kecerdasan kita. Memang kita masih belum bebas dari kecenderungan-kecenderungan untuk membesarkan dan menonjolkan diri kita, tetapi justru karena kita masih diperhambakan oleh kelemahan kita ini, kita harus mempergiat penyelidikan Alkitab agar dengan kuasa RohNya kita boleh mencapai “tingkat pertumbuhan yang sesuai dengan kepenuhan Kristus.” (Ef. 4:13). Hal ini memakan waktu, tetapi walaupun seluruh umur hidup kita diperlukan untuk perkembangan tabiat kita tersebut, hal itu akan dicapai, kalau tidak, gagallah seluruh rencana Kristus yang telah dibuat sejak dunia dijadikan! Ia telah menciptakan manusia dalam keadaan sempurna tanpa cacat. Tetapi manusia yang sempurna itu telah jatuh. Melalui kematian dan kebangkitanNya, Ia akan membuktikan bahwa Ia dapat memulihkan manusia itu kembali kepada keadaannya yang semula sebelum kedatanganNya. Itulah sebabnya pada waktu Ia meninggalkan bilik yang mahasuci setelah membersihkan dosa dari kaabah yang di surga, titah dikeluarkan supaya yang kudus dan benar bertambah-tambah di dalam kekudusan dan kebenaran. Itulah lukisan dari 144.000 itu; yaitu Yerusalem dan Bait Allah yang sudah selesai dibangun oleh Kristus!
Mengapa disebut seratus empat puluh empat ribu, yang dalam tulisan aslinya, menurut para penyelidik, ditulis demikian: 144 ribu dengan angka dan huruf. Belum ada jawaban yang 100% memuaskan semua; tetapi ada beberapa petunjuk yang pasti tidak membawa kita ke arah yang salah. Kita harus membandingkan 144 ribu itu dengan Yerusalem Baru yang di surga.
144 Ribu
Yerusalem Baru
1.       Menurut hukum-hukum Allah, tidak bercela dan bebas dusta (Wah. 14:12, 5)
1.       PengantinNya memakai kain lenan halus berkilauan dan putih bersih (Wah. 19:7-8)
2.       Semua suku keturunan Israel  (Wah. 7:4-8)
2.       Nama kedua belas suku Israel (21:12)
3.       Dibangun di atas dasar para rasul menjadi Bait Allah yang kudus (Ef. 2:20)
3.       Dibangun atas dasar 12 batu tertulis kedua belas rasul Anak Domba (21:14)
4.       Tiap suku 12.000 (Wah. 7:4-8)
4.       Ukuran kota 12.000 mil (21:16)
5.       Jumlah yang dimeteraikan 144 ribu (Wah. 7)
5.       Ukuran tembok 144 hasta

Menurut Alkitab ukuran Yerusalem Baru 12.000 mil, panjangnya dan lebarnya sama. Wahyu 21:16. Menurut Roh Nubuat, 144 ribu itu berdiri membentuk segi empat, lebar dan panjangnya sama. Lihat EW 16, 288; 1 T 61. Pembentukan 144.000 merupakan pekerjaan Yesus yang terakhir sebelum Ia datang kembali ke dunia ini.

Disadur ulang dari seri pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh Gito Siswoyo Kadarman (Sie Tiong Gie) alm. – Arief Margono, Sabat, 15 Mei 1982
Diketik oleh Monik Amelia, November 2007 – Florida, USA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar