PEKABARAN
TIGA MALAIKAT, SERUAN KELUAR DARI BABEL, DAN 144 RIBU
1.
Sidang Dengan Tugas Yang Khusus Tetapi
Terlupakan
Apakah yang baru dari
pelajaran-pelajaran yang telah kita pelajari sampai sekarang? Apabila dipandang
dari inti pekabarannya, sebetulnya tidak ada sesuatu yang baru. Semua tercakup
dalam pekabaran tiga malaikat. Memang inilah pekabaran khusus yang telah
dipercayakan kepada kita. Tidak ada yang menggemparkan, karena sifat pekabaran
tiga malaikat adalah sederhana tetapi menuntut untuk diterima atau ditolak,
dihidupkan atau dibuang, supaya selama atau hilang.
Di dalam buku Testimonies to
Ministers halaman 439, ada tulisang yang agak sulit untuk diterjemahkan secara
tepat. Intinya adalah sebagai berikut:
“Pendeta-pendeta dan
pekerja-pekerja perlu menyadari bahwa yang sangat dibutuhkan bukanlah sekedar
terang yang baru, melainkan terang yang sudah ada yang dihidupkan!”
Banyak di antara kita mengeluh
bahwa kita tidak punya uang untuk membeli buku-buku Roh Nubuat. Yang lain lagi
mengeluh bahwa belum terlalu banyak buku-buku Roh Nubuat yang diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia, sehingga kemajuan kita menjadi sangat terhambat. Memang
yang dikemukakan di atas mengandung unsur kebenaran, tetapi tidak mutlak benar.
Kunci dari segala keberhasilan kita, apakah itu dalam hal mengajar, berkhotbah,
atau menghidupkan satu kehidupan yang berkenan di hadapan Allah, tergantung
dari pilihan hati kita. Kita mungkin diberkati dengan banyak uang dan dapat
membeli semua buku Roh Nubuat yang ada. Buku-buku itu mungkin kita baca dengan
rajin. Tetapi jika tidak dihidupkan, buku-buku itu tidak akan menerangi hati
kita dengan kebenaran-kebenaran yang ada di dalamnya.
Banyak di antara kita tidak
menghidupkan atau mengasihi terang kebenaran yang telah kita miliki. Hati kita
belum dipengaruhi oleh kebenaran firman Tuhan. Itulah sebabnya hati kita masih
tinggal di dunia ini. Oleh karena masih terikat kepada dunia, apa yang kita
prioritaskan untuk kita beli dengan sedikit uang yang ada pada kita adalah hal-hal
atau barang-barang yang untuk kebutuhan di dunia saja. Banyak di antara lebih
tertarik membeli barang-barang yang bersifat “barang extra” daripada buku-buku
yang berisikan sabda kehidupan! Kalaupun buku-buku yang sudah diterjemahkan ke
dalam bahasa Indonesia masih berjumlah sangat sedikit, apabila buku-buku
tersebut dimiliki (atau dipinjam) dan dipelajari dengan tekun, terang kebenaran
firman TUHAN akan bersinar dalam hati kita.
Kalau kita mau bersikap jujur,
kita akan mengakui bahwa keterbelakangan kita dalam soal-soal kerohanian
bukanlah disebabkan kurang bijaksananya TUHAN. TUHAN telah mengatur segala
sesuatu dengan baik bagi kita. Terang kebenaranNya telah dinyatakan sedikit
demi sedikit sesuai dengan daya tampung kita. Semua sudah dipikirkan. Kalau
kita suam, celaka, miskin, buta, dan tidak berpakaian, yang salah bukanlah
TUHAN. Pria dan wanita, tua dan muda, miskin dan kaya, bergelar atau tidak,
semua dapat memiliki kuasa Allah asalkan hati kita benar di hadapanNya! Kalau
kita lemah, sebab-sebabnya adalah hati kita belum benar. Tidak ada dalih lain
yang dapat kita kemukakan. Selama kita berdalih dan tidak mau mengakui apa yang
sebenarnya, TUHAN tidak dapat menolong kita dan mengadakan pembangunan di dalam
diri kita!
Buku-buku yang sudah
diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sudah cukup banyak. Uang yang kita
miliki sudah diatur oleh TUHAN sehingga akan menjadi cukup bagi siapa saja
untuk membeli satu atau dua buku Roh Nubuat. Satu atau dua buku saja, apabila
diperhatikan dan dihidupkan isinya, sudah akan mengubah diri kita ke dalam peta
Allah. Dengan demikian, masalahnya bukanlah banyaknya buku-buku yang ada pada
kita. Masalahnya adalah bahwa buku-buku itu tidak kita cinta. Jangankan
memiliki satu atau dua buku Roh Nubuat; memiliki Alkitab saja sebenarnya sudah
cukup untuk mengisi hati kita dengan terang kebenaranNya, sebab semua kebenaran
terdapat di dalam Alkitab!
Sejak Hawa jatuh, manusia
sudah menjadi mahir berdalih untuk membenarkan diri dan menyalahkan orang atau
perkara-perkara yang lain untuk memaafkan kekurangannya sendiri. Ada saja yang
dikemukakan. Apakah sikap berdalih ini baik? Tentu tidak! Oleh sebab itu,
kecuali kita mau mengaku di hadapan Allah bahwa kita tidak baik dan kita
membutuhkan Dia sebagai Tabib untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kerohanian
kita, kita akan tertinggal dan tidak akan dibangun menjadi Bait SuciNya untuk
menyambut kedatanganNya yang kedua kali.
Tugas mengembangkan pekabaran
tiga malaikat sudah banyak kita lupakan. Kita pikir bahwa apabila kita sudah
mengajar orang lain tentang kebenaran ini, kita sudah menunaikan tugas kita.
Itulah sebabnya kita mempunyai usaha-usaha pengabaran Injil dan penarikan jiwa
dengan anggapan bahwa usaha-usaha itu akan “menyelesaikan” pekerjaan TUHAN dan
membuat Yesus datang. Memberitakan kebenaran adalah sebagian dari tugas kita.
Hal itu akan terlaksana secara otomatis apabila hati kita sudah benar di
hadapan Allah. Tetapi mengajar Injil dengan hati yang belum benar adalah
sekedar formalitas. Kita “bekerja” karena kewajiban yang masih merupakan
sesuatu beban! Kita belum bekerja karena melimpahnya kesukaan yang ada di dalam
diri kita! Perbedaan di antara dua hal ini sangat besar. Yang pertama didorong
oleh rasa prestasi kita, sedangkan yang kedua didorong oleh rasa kasih bagi
Allah! Yang pertama tidak berkuasa, sedangkan yang kedua kuasanya besar; yang
pertama menghasilkan rasa kebanggaan diri sendiri, sedangkan yang kedua
mengolah diri kita ke dalam peta kerendahan Kristus; yang pertama tetap akan
menunda kedatangan TUHAN, sedangkan yang kedua akan membuat Yesus datang.
Pekabaran tiga malaikat harus menghasilkan keluarnya kita dari dunia ini dan
membentuk manusia-manusia yang melambangkan kesempurnaan Yerusalem Baru –yaitu
144RIBU!
2.
Yerusalem Baru Kontras Dengan Babel
Di dalam diktat pelajaran yang
lalu bagian terakhir, kita telah membandingkan 144ribu dengan Yerusalem Baru.
Dari persamaan-persamaan yang telah kita dapati, kita dapat menyimpulkan bahwa
144ribu yang di bumi melambangkan Yerusalem Batu yang di surga;
dan Yerusalem Baru yang di surga dinyatakan di dalam 144ribu yang ada di bumi. Kebenaran
ini dapat dilihat dari satu lagi perbandingan berikut ini:
A)
Di atas dahi 144ribu terdapat tulisan NAMA ANAK DOMBA,
NAMA BAPANYA, dan NAMA YERUSALEM BARU (Wah. 14:1; 3:12; Tulisan Pertama hal 15).
B)
Kain lenan yang dikenakan pengantin Kristus (Yerusalem
Baru) adalah perbuatan-perbuatan benar dari 144ribu (Wah. 19:7, 8).
Tetapi bukan hanya
persamaan-persamaan di antara dua-duanya yang perlu diperhatikan; yang lebih
penting untuk diketahui adalah ini:
PENERIMAAN YERUSALEM BARU
SEBAGAI PENGANTIN ANAK DOMBA ALLAH ADALAH KEJADIAN TERAKHIR SEBELUM PINTU
KASIHAN DITUTUP MENYONGSONG KEDATANGANNYA. KALAU BEGITU, YESUS TIDAK AKAN DAPAT
DATANG SEBELUM 144RIBU TERBENTUK DI BUMI INI. GANDUM-GANDUM HARUS MASAK SEBELUM
YESUS DATANG UNTUK MENUAI!
Umat Allah harus mengambil
tempat mereka masing-masing dan mengikuti perkembangan terang kebenaran
firmanNya. Mereka harus menjadi batu-batu hidup yang dibangun sekitar Batu
Penjuru, membentuk tembok Yerusalem Baru yang berbentuk empat persegi sedia
berdiri di atas laut kaca menyanyi nyanyian Musa dan Anak Domba sebagai
orang-orang yang sudah mengalahkan binatang dan patungnya dan bilangan namanya
(Wah. 15:2).
Tujuh bokor yang berisi amarah
Allah adalah perkara terakhir yang terjadi di dunia ini. Tujuh bokor dicurahkan
setelah pintu kasihan ditutup. Pada waktu itu hanya terdapat dua golongan
manusia di bumi ini—HANYA DUA. Dua golongan itu diperlihatkan oleh salah satu
dari tujuh malaikat yang membawa tujuh bokor tersebut.
Yerusalem Baru
|
Kota Babel
|
1.
Seorang dari tujuh malaikat yang memegang tujuh cawan
penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir (Wah. 21:9)
|
1. Seorang dari ketujuh
malaikat, yang membawa ketujuh cawan; dengan tujuh malapetaka terakhir (Wah.
17:1, 15:1)
|
2.
Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu (ay.
Sama)
|
2. Marilah ke sini, aku akan
menunjukkan kepadamu (Wah. 17:1)
|
3.
Yerusalem, pengantin perempuan, mempelai Anak Domba
penuh dengan kemuliaan Allah (21:9, 10)
|
3. Babel besar, ibu dari
wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi (Wah. 17:5)
|
Penduduk dunia hanya terbagi
dalam dua golongan pada waktu amarah TUHAN yang terakhir dicurahkan; golongan
pertama adalah 144ribu yang melambangkan Yerusalem Baru sebagai pengantin Anak
Domba Allah dan golongan yang kedua adalah pengikut-pengikut Babel—peribadatan
palsu dalam segala bentuk. Peribadatan tulen hanya ada satu—yaitu menghidupkan
hukum-hukum Allah dan beriman kepada Yesus Kristus. Yang lainnya adalah
peribadatan yang salah, peribadatan menurut perbuatan Kain yang pada akhir
zaman diteladani oleh gereja besar yang salah. Begitulah berakhirnya pertikaian
di antara kuasa baik dan kuasa jahat.
3.
144 Ribu Kontras Dengan Babel
Sebagai pelengkap dari
kebenaran yang di atas dan untuk lebih meyakinkan diri kita, kita akan membandingkan
144ribu dengan Babel.
144ribu
|
Babel
|
1. Bersama Anak Domba
berdiri di Bukit Sion. Pada dahi mereka tertulis namaNya dan nama BapaNya
(Wah. 14:1)
|
1. Duduk di tempat yang
banyak airnya; di atas seekor binatang merah ungu. Tanda pada dahi—yaitu nama
binatang atau bilangan namanya (Wah. 17:1,3; 13:16-17).
|
2. Tidak mencemarkan diri
dengan perempuan-perempuan (14:4)
|
2. Raja-raja di bumi telah
berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur
percabulannya (17:2; 18:3).
|
3. Sudah rubuh, sudah rubuh
Babel, kota besar itu (18:2)
|
3. Aku bertakhta seperti
ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung (18:7).
|
4. Jikalau seorang menyembah
binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada
tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah (14:9-10)
|
4. Yang tidak menyembah
patung binatang itu dibunuh (13:15).
|
a)
Tempat di mana 144ribu bersama Anak Domba berdiri adalah
Yerusalem. Di dalam pelajaran 53 kita telah membandingkan rahasia keilahian
dengan rahasia durhaka. Kita telah melihat bahwa ada trinitas keilahian yang
terdiri atas Allah Bapa, Anak, dan Roh Suci, dan trinitas kedurhakaan yang
terdiri atas Naga, binatang, dan patungnya (nabi palsu). Dalam pelajaran ini
kita melihat bahwa Anak Domba bersama 144ribu berdiri di Yerusalem, sedangkan
‘binatang’ yang menjadi saingan Anak Domba, berada di Babel di atas air banyak
(banyak orang). Dengan begitu kita melihat dua kuasa terakhir yang saling
berhadapan—yang satu di Yerusalem dan yang lainnya di Babel. Ringkasnya, yang
berada di luar Yerusalem, berada di dalam kota Babel. Tidak terdapat kelompok
yang ketiga.
b)
144ribu yang berada di Yerusalem tidak mencemarkan diri
mereka dengan perempuan-perempuan. Pada zaman kurangnya terang karena Tuhan
belum menyatakan rahasia firmanNya, kita menjelaskan ayat ini sebagai
“orang-orang Advent yang tidak datang dari gereja-gereja lain.” Apabila
interpretasi ini diterima, dengan sendirinya ada dua kelompok orang Advent:
a.
Orang Advent yang keluar dari gereja lain dan tidak
termasuk bilangan 144ribu
b.
Orang-orang Advent yang lahir sebagai orang Advent.
Inilah yang membentuk 144ribu
Tetapi Alkitab tidak mengajar
adanya tiga golongan. Yang pada akhir zaman adalah 144ribu di satu pihak dan
orang-orang yang mengikuti gereja yang salah (ibu segala wanita jahat) di pihak
yang lain.
144ribu adalah benih perempuan
yang lagi tinggal memegang hukum-hukum Allah dan kesaksian Yesus Kristus atau
roh nubuat. Mereka tidak mau mencemarkan diri mereka dengan
perempuan-perempuan. Artinya sudah diberikan dalam Wahyu 15:2, yaitu mereka
yang telah mengalahkan binatang serta patungnya dan bilangan namanya, walaupun
diancam dengan kematian sekalipun! Mereka tidak mau mengkhianati Allah apapun
harganya. Mereka berdiri tekun seperti Hananya, Misael, dan Azarya pada waktu
harus menyembah patung raja Babel. Yang lain menyembah, dan ini dikatakan dalam
Wahyu 17:2 dan 18:3. Raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan
penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.
c)
Pekabaran tiga malaikat yang menjadi seruan yang nyaring
pada waktu hujan akhir melimpah, menyerukan kepada penduduk dunia agar keluar
dari Babel karena kota itu sudah rusak dan menjadi kediaman roh-roh yang najis.
Sebaliknya, perempuan Babel itu sendiri tidak merasakan kecelakaannya. Ia
berkata bahwa ia bertakhta seperti ratu, dan ia tidak akan berkabung karena ia
bukan janda. Yang menggemarinya banyak sekali!
d)
Untuk terakhir kalinya Tuhan mengamarkan penduduk dunia
agar tidak menyembah binatang dan patungnya dan menerima tandanya pada dahi
mereka. Allah akan mencurahkan amarahnya dalam bentuk tujuh malapetaka yang
terakhir. Sebaliknya binatang dan patung binatang itu akan mengancam bahwa
barangsiapa tidak menyembah mereka dan menerima bilangan nama binatang, akan
dibunuh.
Itulah Injil keselamatan Allah,
khususnya bagi kita yang hidup pada akhir zaman.
Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab
& Roh Nubuat oleh Gito Siswoyo alm. - Arief Margono, Sabat, 5 Juni 1982
Diketik ulang oleh Monik Amelia, Florida, USA
– Oktober 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar