Rabu, 05 Juli 2017

39.PEKABARAN TIGA MALAIKAT, SERUAN KELUAR DARI BABEL, DAN 144 RIBU

PEKABARAN TIGA MALAIKAT, SERUAN KELUAR DARI BABEL, DAN 144 RIBU


1.            Sidang Dengan Tugas Yang Khusus Tetapi Terlupakan

Apakah yang baru dari pelajaran-pelajaran yang telah kita pelajari sampai sekarang? Apabila dipandang dari inti pekabarannya, sebetulnya tidak ada sesuatu yang baru. Semua tercakup dalam pekabaran tiga malaikat. Memang inilah pekabaran khusus yang telah dipercayakan kepada kita. Tidak ada yang menggemparkan, karena sifat pekabaran tiga malaikat adalah sederhana tetapi menuntut untuk diterima atau ditolak, dihidupkan atau dibuang, supaya selama atau hilang.
Di dalam buku Testimonies to Ministers halaman 439, ada tulisang yang agak sulit untuk diterjemahkan secara tepat. Intinya adalah sebagai berikut:
“Pendeta-pendeta dan pekerja-pekerja perlu menyadari bahwa yang sangat dibutuhkan bukanlah sekedar terang yang baru, melainkan terang yang sudah ada yang dihidupkan!”
Banyak di antara kita mengeluh bahwa kita tidak punya uang untuk membeli buku-buku Roh Nubuat. Yang lain lagi mengeluh bahwa belum terlalu banyak buku-buku Roh Nubuat yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, sehingga kemajuan kita menjadi sangat terhambat. Memang yang dikemukakan di atas mengandung unsur kebenaran, tetapi tidak mutlak benar. Kunci dari segala keberhasilan kita, apakah itu dalam hal mengajar, berkhotbah, atau menghidupkan satu kehidupan yang berkenan di hadapan Allah, tergantung dari pilihan hati kita. Kita mungkin diberkati dengan banyak uang dan dapat membeli semua buku Roh Nubuat yang ada. Buku-buku itu mungkin kita baca dengan rajin. Tetapi jika tidak dihidupkan, buku-buku itu tidak akan menerangi hati kita dengan kebenaran-kebenaran yang ada di dalamnya.
Banyak di antara kita tidak menghidupkan atau mengasihi terang kebenaran yang telah kita miliki. Hati kita belum dipengaruhi oleh kebenaran firman Tuhan. Itulah sebabnya hati kita masih tinggal di dunia ini. Oleh karena masih terikat kepada dunia, apa yang kita prioritaskan untuk kita beli dengan sedikit uang yang ada pada kita adalah hal-hal atau barang-barang yang untuk kebutuhan di dunia saja. Banyak di antara lebih tertarik membeli barang-barang yang bersifat “barang extra” daripada buku-buku yang berisikan sabda kehidupan! Kalaupun buku-buku yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia masih berjumlah sangat sedikit, apabila buku-buku tersebut dimiliki (atau dipinjam) dan dipelajari dengan tekun, terang kebenaran firman TUHAN akan bersinar dalam hati kita.
Kalau kita mau bersikap jujur, kita akan mengakui bahwa keterbelakangan kita dalam soal-soal kerohanian bukanlah disebabkan kurang bijaksananya TUHAN. TUHAN telah mengatur segala sesuatu dengan baik bagi kita. Terang kebenaranNya telah dinyatakan sedikit demi sedikit sesuai dengan daya tampung kita. Semua sudah dipikirkan. Kalau kita suam, celaka, miskin, buta, dan tidak berpakaian, yang salah bukanlah TUHAN. Pria dan wanita, tua dan muda, miskin dan kaya, bergelar atau tidak, semua dapat memiliki kuasa Allah asalkan hati kita benar di hadapanNya! Kalau kita lemah, sebab-sebabnya adalah hati kita belum benar. Tidak ada dalih lain yang dapat kita kemukakan. Selama kita berdalih dan tidak mau mengakui apa yang sebenarnya, TUHAN tidak dapat menolong kita dan mengadakan pembangunan di dalam diri kita!
Buku-buku yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia sudah cukup banyak. Uang yang kita miliki sudah diatur oleh TUHAN sehingga akan menjadi cukup bagi siapa saja untuk membeli satu atau dua buku Roh Nubuat. Satu atau dua buku saja, apabila diperhatikan dan dihidupkan isinya, sudah akan mengubah diri kita ke dalam peta Allah. Dengan demikian, masalahnya bukanlah banyaknya buku-buku yang ada pada kita. Masalahnya adalah bahwa buku-buku itu tidak kita cinta. Jangankan memiliki satu atau dua buku Roh Nubuat; memiliki Alkitab saja sebenarnya sudah cukup untuk mengisi hati kita dengan terang kebenaranNya, sebab semua kebenaran terdapat di dalam Alkitab!
Sejak Hawa jatuh, manusia sudah menjadi mahir berdalih untuk membenarkan diri dan menyalahkan orang atau perkara-perkara yang lain untuk memaafkan kekurangannya sendiri. Ada saja yang dikemukakan. Apakah sikap berdalih ini baik? Tentu tidak! Oleh sebab itu, kecuali kita mau mengaku di hadapan Allah bahwa kita tidak baik dan kita membutuhkan Dia sebagai Tabib untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kerohanian kita, kita akan tertinggal dan tidak akan dibangun menjadi Bait SuciNya untuk menyambut kedatanganNya yang kedua kali.
Tugas mengembangkan pekabaran tiga malaikat sudah banyak kita lupakan. Kita pikir bahwa apabila kita sudah mengajar orang lain tentang kebenaran ini, kita sudah menunaikan tugas kita. Itulah sebabnya kita mempunyai usaha-usaha pengabaran Injil dan penarikan jiwa dengan anggapan bahwa usaha-usaha itu akan “menyelesaikan” pekerjaan TUHAN dan membuat Yesus datang. Memberitakan kebenaran adalah sebagian dari tugas kita. Hal itu akan terlaksana secara otomatis apabila hati kita sudah benar di hadapan Allah. Tetapi mengajar Injil dengan hati yang belum benar adalah sekedar formalitas. Kita “bekerja” karena kewajiban yang masih merupakan sesuatu beban! Kita belum bekerja karena melimpahnya kesukaan yang ada di dalam diri kita! Perbedaan di antara dua hal ini sangat besar. Yang pertama didorong oleh rasa prestasi kita, sedangkan yang kedua didorong oleh rasa kasih bagi Allah! Yang pertama tidak berkuasa, sedangkan yang kedua kuasanya besar; yang pertama menghasilkan rasa kebanggaan diri sendiri, sedangkan yang kedua mengolah diri kita ke dalam peta kerendahan Kristus; yang pertama tetap akan menunda kedatangan TUHAN, sedangkan yang kedua akan membuat Yesus datang. Pekabaran tiga malaikat harus menghasilkan keluarnya kita dari dunia ini dan membentuk manusia-manusia yang melambangkan kesempurnaan Yerusalem Baru –yaitu 144RIBU!
2.            Yerusalem Baru Kontras Dengan Babel
Di dalam diktat pelajaran yang lalu bagian terakhir, kita telah membandingkan 144ribu dengan Yerusalem Baru. Dari persamaan-persamaan yang telah kita dapati, kita dapat menyimpulkan bahwa 144ribu yang di bumi melambangkan Yerusalem Batu yang di surga; dan Yerusalem Baru yang di surga dinyatakan di dalam 144ribu yang ada di bumi. Kebenaran ini dapat dilihat dari satu lagi perbandingan berikut ini:
A)                 Di atas dahi 144ribu terdapat tulisan NAMA ANAK DOMBA, NAMA BAPANYA, dan NAMA YERUSALEM BARU (Wah. 14:1; 3:12; Tulisan Pertama hal 15).
B)                  Kain lenan yang dikenakan pengantin Kristus (Yerusalem Baru) adalah perbuatan-perbuatan benar dari 144ribu (Wah. 19:7, 8).
Tetapi bukan hanya persamaan-persamaan di antara dua-duanya yang perlu diperhatikan; yang lebih penting untuk diketahui adalah ini:
PENERIMAAN YERUSALEM BARU SEBAGAI PENGANTIN ANAK DOMBA ALLAH ADALAH KEJADIAN TERAKHIR SEBELUM PINTU KASIHAN DITUTUP MENYONGSONG KEDATANGANNYA. KALAU BEGITU, YESUS TIDAK AKAN DAPAT DATANG SEBELUM 144RIBU TERBENTUK DI BUMI INI. GANDUM-GANDUM HARUS MASAK SEBELUM YESUS DATANG UNTUK MENUAI!
Umat Allah harus mengambil tempat mereka masing-masing dan mengikuti perkembangan terang kebenaran firmanNya. Mereka harus menjadi batu-batu hidup yang dibangun sekitar Batu Penjuru, membentuk tembok Yerusalem Baru yang berbentuk empat persegi sedia berdiri di atas laut kaca menyanyi nyanyian Musa dan Anak Domba sebagai orang-orang yang sudah mengalahkan binatang dan patungnya dan bilangan namanya (Wah. 15:2).
Tujuh bokor yang berisi amarah Allah adalah perkara terakhir yang terjadi di dunia ini. Tujuh bokor dicurahkan setelah pintu kasihan ditutup. Pada waktu itu hanya terdapat dua golongan manusia di bumi ini—HANYA DUA. Dua golongan itu diperlihatkan oleh salah satu dari tujuh malaikat yang membawa tujuh bokor tersebut.
Yerusalem Baru
Kota Babel
1.       Seorang dari tujuh malaikat yang memegang tujuh cawan penuh dengan ketujuh malapetaka terakhir (Wah. 21:9)
1. Seorang dari ketujuh malaikat, yang membawa ketujuh cawan; dengan tujuh malapetaka terakhir (Wah. 17:1, 15:1)
2.       Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu (ay. Sama)
2. Marilah ke sini, aku akan menunjukkan kepadamu (Wah. 17:1)
3.       Yerusalem, pengantin perempuan, mempelai Anak Domba penuh dengan kemuliaan Allah (21:9, 10)
3. Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi (Wah. 17:5)

Penduduk dunia hanya terbagi dalam dua golongan pada waktu amarah TUHAN yang terakhir dicurahkan; golongan pertama adalah 144ribu yang melambangkan Yerusalem Baru sebagai pengantin Anak Domba Allah dan golongan yang kedua adalah pengikut-pengikut Babel—peribadatan palsu dalam segala bentuk. Peribadatan tulen hanya ada satu—yaitu menghidupkan hukum-hukum Allah dan beriman kepada Yesus Kristus. Yang lainnya adalah peribadatan yang salah, peribadatan menurut perbuatan Kain yang pada akhir zaman diteladani oleh gereja besar yang salah. Begitulah berakhirnya pertikaian di antara kuasa baik dan kuasa jahat.

3.            144 Ribu Kontras Dengan Babel
Sebagai pelengkap dari kebenaran yang di atas dan untuk lebih meyakinkan diri kita, kita akan membandingkan 144ribu dengan Babel.
144ribu
Babel
1. Bersama Anak Domba berdiri di Bukit Sion. Pada dahi mereka tertulis namaNya dan nama BapaNya (Wah. 14:1)
1. Duduk di tempat yang banyak airnya; di atas seekor binatang merah ungu. Tanda pada dahi—yaitu nama binatang atau bilangan namanya (Wah. 17:1,3; 13:16-17).
2. Tidak mencemarkan diri dengan perempuan-perempuan (14:4)
2. Raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya (17:2; 18:3).
3. Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu (18:2)
3. Aku bertakhta seperti ratu, aku bukan janda, dan aku tidak akan pernah berkabung (18:7).
4. Jikalau seorang menyembah binatang dan patungnya itu, dan menerima tanda pada dahinya atau pada tangannya, maka ia akan minum dari anggur murka Allah (14:9-10)
4. Yang tidak menyembah patung binatang itu dibunuh (13:15).

a)                 Tempat di mana 144ribu bersama Anak Domba berdiri adalah Yerusalem. Di dalam pelajaran 53 kita telah membandingkan rahasia keilahian dengan rahasia durhaka. Kita telah melihat bahwa ada trinitas keilahian yang terdiri atas Allah Bapa, Anak, dan Roh Suci, dan trinitas kedurhakaan yang terdiri atas Naga, binatang, dan patungnya (nabi palsu). Dalam pelajaran ini kita melihat bahwa Anak Domba bersama 144ribu berdiri di Yerusalem, sedangkan ‘binatang’ yang menjadi saingan Anak Domba, berada di Babel di atas air banyak (banyak orang). Dengan begitu kita melihat dua kuasa terakhir yang saling berhadapan—yang satu di Yerusalem dan yang lainnya di Babel. Ringkasnya, yang berada di luar Yerusalem, berada di dalam kota Babel. Tidak terdapat kelompok yang ketiga.
b)                 144ribu yang berada di Yerusalem tidak mencemarkan diri mereka dengan perempuan-perempuan. Pada zaman kurangnya terang karena Tuhan belum menyatakan rahasia firmanNya, kita menjelaskan ayat ini sebagai “orang-orang Advent yang tidak datang dari gereja-gereja lain.” Apabila interpretasi ini diterima, dengan sendirinya ada dua kelompok orang Advent:
a.                  Orang Advent yang keluar dari gereja lain dan tidak termasuk bilangan 144ribu
b.                  Orang-orang Advent yang lahir sebagai orang Advent. Inilah yang membentuk 144ribu
Tetapi Alkitab tidak mengajar adanya tiga golongan. Yang pada akhir zaman adalah 144ribu di satu pihak dan orang-orang yang mengikuti gereja yang salah (ibu segala wanita jahat) di pihak yang lain.
144ribu adalah benih perempuan yang lagi tinggal memegang hukum-hukum Allah dan kesaksian Yesus Kristus atau roh nubuat. Mereka tidak mau mencemarkan diri mereka dengan perempuan-perempuan. Artinya sudah diberikan dalam Wahyu 15:2, yaitu mereka yang telah mengalahkan binatang serta patungnya dan bilangan namanya, walaupun diancam dengan kematian sekalipun! Mereka tidak mau mengkhianati Allah apapun harganya. Mereka berdiri tekun seperti Hananya, Misael, dan Azarya pada waktu harus menyembah patung raja Babel. Yang lain menyembah, dan ini dikatakan dalam Wahyu 17:2 dan 18:3. Raja-raja di bumi telah berbuat cabul, dan penghuni-penghuni bumi telah mabuk oleh anggur percabulannya.
c)                  Pekabaran tiga malaikat yang menjadi seruan yang nyaring pada waktu hujan akhir melimpah, menyerukan kepada penduduk dunia agar keluar dari Babel karena kota itu sudah rusak dan menjadi kediaman roh-roh yang najis. Sebaliknya, perempuan Babel itu sendiri tidak merasakan kecelakaannya. Ia berkata bahwa ia bertakhta seperti ratu, dan ia tidak akan berkabung karena ia bukan janda. Yang menggemarinya banyak sekali!
d)                 Untuk terakhir kalinya Tuhan mengamarkan penduduk dunia agar tidak menyembah binatang dan patungnya dan menerima tandanya pada dahi mereka. Allah akan mencurahkan amarahnya dalam bentuk tujuh malapetaka yang terakhir. Sebaliknya binatang dan patung binatang itu akan mengancam bahwa barangsiapa tidak menyembah mereka dan menerima bilangan nama binatang, akan dibunuh.
Itulah Injil keselamatan Allah, khususnya bagi kita yang hidup pada akhir zaman.

Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh Gito Siswoyo alm. - Arief Margono, Sabat, 5 Juni 1982
Diketik ulang oleh Monik Amelia, Florida, USA – Oktober 2007


Tidak ada komentar:

Posting Komentar