Ibu Tergoda Untuk Merasa Bahwa
Pekerjaannya Tidak Penting
Pekerjaan
ibu seringkali tampak kepadanya suatu pekerjaan yang tidak penting. Itu adalah
suatu pekerjaan yang jarang mendapat penghargaan. Orang-orang lain mengetahui
sedikit saja tentang keluh kesah dan bebannya yang berat itu. Segenap
kehidupannya diisi dengan aneka ragam pekerjaan dan tugas kecil-kecil, semuanya
menuntut kesabaran, penahanan diri, kecekatan, kebijaksanaan serta cinta
penyangkalan diri; namun ia tidak dapat menyombongkan apa yang telah
dikerjakannya itu sebagai suatu kesanggupan yang besar. Ia hanya mengatur
segala sesuatu di rumah agar berjalan dengan lancar. Seringkali merasa penat
dan bingung, ia telah berusaha berbicara dengan manis dengan anak-anaknya,
membuat mereka selalu sibuk dan gembira serta menuntun kaki mereka yang kecil
pada jalan yang benar. Ia merasa bahwa dia belum mengerjakan suatu apapun.
Tetapi bukanlah demikian halnya. Malaikat-malaikat sorga mengamat-amati ibu
yang berkeluh-kesah itu, mencamkan segala beban yang dipikulnya setiap hari.
Namanya mungkin tidak kedengaran dalam dunia ini, tetapi nama itu tertulis di
dalam kitab kehidupan Anak Domba itu. 1
Istri dan
ibu sejati . . . . akan melakukan segala kewajibannya dengan wibawa dan
kegembiraan, tidak memandang hina untuk melakukan dengan tangan sendiri apa
saja yang perlu dikerjakan dalam satu rumah tangga yang teratur baik. 2
Dipandang
Rendah Dibanding Dengan Pekerjaan Mission
Betapa
pentingnya pekerjaan itu! Namun kita mendengar para ibu sedang mengeluh untuk
melakukan pekerjaan misionaris itu. Kalau saja mereka dapat pergi ke suatu
negeri yang asing, barulah mereka merasa bahwa mereka sedang melakukan sesuatu
yang berguna. Tetapi melakukan kewajiban rumah tangga setiap hari dan memajukan
pekerjaan itu tampak kepada mereka itu sebagai tugas yang memenatkan dan tidak
mendapat penghargaan terima kasih. 3
Para ibu
yang mengeluh, ibu mempunyai suatu ladang pekerjaan misionaris dalam lingkungan
rumah tangganya sendiri . . . . Bukankah jiwa anak-anaknya sendiri sama
nilainya dengan jiwa-jiwa dari orang-orang kafir? Dengan berhati-hati dan lemah
lembut ia harus mengamat-amati pikiran mereka yang sedang bertumbuh dan
menghubungkan pikiran anak-anak itu kepada Allah! Siapakah yang dapat melakukan
ini dengan sebaik mungkin sama seperti seorang ibu yang mengasihi dan takut
kepada Allah? 4
Ada banyak
orang berfikir bahwa kecuali mereka berhubungan langsung dengan pekerjaan
keagamaan yang aktif, mereka tidak melakukan kehendak Allah; tetapi inilah
suatu kesalahan. Setiap orang mempunyai pekerjaan yang harus dilakukan untuk
Tuhan; adalah suatu pekerjaan untuk menjadikan rumah tangga itu indah dan
melaksanakan segala sesuatu sebagaimana yang sepatutnya. Talenta-talenta yang
rendah sekalipun, kalau hati penerima talenta itu diserahkan kepada Allah, akan
membuat rumah tangga itu sebagaimana yang dikehendaki Allah. Suatu terang yang
bersinar akan memancar sebagai hasil pelayanan segenap hati kepada Allah. Para
pria dan wanita dapat berbakti dengan sungguh-sungguh kepada Allah oleh
memperhatikan dengan segenap hati segala perkara yang telah mereka dengar, oleh
mendidik anak-anaknya untuk hidup dan takut kepada kemurkaan Allah, sama
baiknya seperti yang dapat dilakukan seorang pendeta di atas mimbar. 5
Para wanita
yang melakukan dengan sukarela apa yang dapat dikerjakan oleh tangannya, dengan
roh sukacita membantu suaminya menanggung segala bebannya dan mendidik
anak-anaknya bagi Allah, adalah para misionaris dalam arti yang
setinggi-tingginya. 6
Kegiatan
Agama Sekali-kali Tidak Boleh Menggantikan
Pemeliharaan
Rumah Tangga
Kalau kamu melalaikan
kewajibanmu sebagai seorang istri dan ibu, serta menahankan tanganmu supaya
Tuhan menaruh suatu pekerjaan yang lain di dalamnya, ketahuilah dengan pasti
bahwa Tuhan tidak akan membantah DiriNya sendiri; Ia menunjukkan kepadamu
kewajiban yang harus kamu kerjakan di rumah. Kalau kamu mempunyai pikiran bahwa
sesuatu pekerjaan yang lebih suci daripada ini telah diamanatkan kepadamu,
kamulah yang tersesat. Oleh kesetiaan dalam rumahmu sendiri, bekerja bagi
jiwa-jiwa yang paling dekat kepadamu, kamu boleh menjadi layak untuk bekerja
bagi Kristus dalam suatu lapangan yang lebih luas. Tetapi ketahuilah dengan
pasti bahwa orang-orang yang lalai akan kewajibannya dalam lingkungan rumah
tangga tidak bersedia bekerja untuk jiwa-jiwa yang lain.7
Tuhan tidak
memanggil kamu supaya melalaikan rumah tanggamu dan suamimu serta anak-anakmu.
Ia tidak pernah bekerja dengan cara demikian; dan Ia tidak pernah bekerja
dengan cara demikian . . . . Jangan pernah menyangka bahwa Allah telah
memberikan kepadamu suatu pekerjaan yang akan membutuhkan perceraian daripada
kawan domba yang masih kecil dan indah itu. Jangan biarkan tabiat mereka
menjadi merosot oleh pergaulan yang tidak pantas dan mengeraskan hatinya
melawan ibunya. Ini berarti membiarkan lampumu bersinar dalam suatu cara yang
salah sama-sekali; lebih dari itu, kamu membuat lebih sukar lagi apa yang
dimaksud Allah dengan kehidupan mereka dan pada kesudahannya mendapat sorga
kelak. Allah memperhatikan mereka, maka demikian juga kamu, kalau kamu menuntut
menjadi anakNya. 8
Pada
tahun-tahun pertama dalam kehidupan mereka itulah waktunya di mana harus
bekerja, berjaga dan berdoa serta memberi dorongan kepada kecenderungan yang
baik. Pekerjaan ini harus berjalan terus tanpa ada gangguan. Mungkin ada
keinginan untuk menghadiri pertemuan-pertemuan para kaum ibu dan perkumpulan
menjahit, agar kamu boleh melakukan pekerjaan misionaris; tetapi kecuali ada
guru yang setia dan yang dapat mengerti untuk ditinggalkan bersama anak-anakmu,
kewajibanmulah untuk menjawab kepada Tuhan yang telah mempercayakan kepadamu
suatu pekerjaan yang tidak boleh sama sekali dilalaikan. Engkau tidak boleh
bekerja terlalu berat pada suatu jurusan sehingga tidak sanggup dalam pekerjaan
mendidik anak-anakmu yang masih kecil dan menjadikan mereka sebagaimana yang
dikehendaki Allah, dan akhirnya memenangkan sorga. Sebagai teman sekerja
bersama Kristus kamu harus membawa mereka itu kepadaNya dengan berdisiplin dan
terlatih. 9
Banyak cacat
dalam tabiat seorang anak yang salah didik terletak pada tanggung jawab ibu di
rumah. Seharusnya janganlah seorang ibu menerima pekerjaan di dalam jemaat yang
memaksa dia melalaikan anak-anaknya. Pekerjaan yang paling baik bagi seorang
ibu ialah untuk meneliti supaya jangan ada sesuatu apapun yang dapat
menggagalkan pendidikan anak-anaknya . . . .
Seorang ibu
tidak dapat menolong jemaat dengan jalan lain lagi kecuali menyerahkan waktunya
kepada anak-anak yang bergantung kepadanya untuk pengajaran dan pendidikan. 10
Aspirasi
Untuk Suatu Ladang Mission yang Lebih Luas Sia-sia
Ada beberapa
ibu yang rindu hendak bekerja dalam ladang mission, sementara mereka sedang
melalaikan kewajiban-kewajiban yang paling mudah yang terbentang di hadapan
mereka. Anak-anak dilalaikan, rumah tangga tidak dijadikan gembira dan
berbahagia bagi keluarga, omelan dan keluhan seringkali terjadi, dan
orang-orang muda bertumbuh dengan suatu perasaan bahwa rumah itulah satu tempat
yang tidak menarik dari semuanya. Sebagai akibatnya, dengan tidak sabar mereka
mengharap kepada waktu apabila mereka akan meninggalkannya, dengan merasa
enggan sedikit mereka menceburkan diri ke dalam dunia yang luas, tanpa tertahan
lagi yang disebabkan pengaruh rumah tangga dan nasihat yang lemah lembut bagi
hati yang sudah keras membatu.
Para ibu
bapa yang bertujuan, seharusnyalah mengikat hati anak-anaknya yang masih muda
itu kepada dirinya sendiri serta menuntun mereka itu dengan benar, karena
menghabiskan waktu yang diberikan Allah dengan sia-sia, akan menjadi buta
terhadap kewajiban-kewajiban penting dalam hidupnya, dan dengan sia-sia
aspirasi untuk bekerja dalam ladang mission yang luas. 11
Tidak ada komentar:
Posting Komentar