KESEHATAN
DAN PENAMPILAN IBU
Kesehatan Ibu Harus Dipelihara
Dengan Baik
Kekuatan ibu haruslah dipelihara
dengan sebaik-baiknya. Gantinya menghabiskan kekuatannya yang indah itu dalam
pekerjaan yang melelahkan, asuhan dan tanggungannya harus dikurangkan.
Seringkali suami dan bapa tidak mempunyai pengetahuan tentang undang-undang
jasmani (tubuh manusia) yang dituntut demi kesejahteraan keluarga perlu
diketahuinya. Tenaga diserap oleh perjuangan untuk mencari kehidupan
sehari-hari, atau mencurahkan perhatian untuk memperoleh kekayaan, dan ditekan
oleh keluh kesah dan kesulitan-kesulitan, ia biarkan tertimpa kepada istri dan
ibu beban yang melampaui kekuatannya pada masa yang sulit sehingga menyebabkan
kelemahan dan penyakit. 1
Demi untuk kepentingan diri
sendirilah dan untuk kepentingan keluarganya, sehingga ibu itu perlu
membebaskan diri dari penggunaan tenaga yang berlebihan serta menggunakan
segala sesuatu di dalam kekuasaannya untuk memelihara nyawa, kesehatan, dan
segala tenaga yang diberikan Allah kepadanya; karena dia membutuhkan kekuatan
untuk menggerakkan kemampuannya demi pekerjaan yang besar. Sebagian dari
waktunya harus digunakan di lapangan terbuka, dalam gerak badan, sehingga ia
boleh disegarkan untuk melakukan pekerjaannya di dalam rumah tangga dengan
kegembiraan dan keseksamaan, menjadi kesukaan dan berkat bagi rumah tangga itu.
2
Para Ibu Haruslah Menjadi
Penganjur Reformasi Kesehatan
Kehendak Allah telah diucapkan
dengan jelas kepada semua ibu; Ia suka supaya mereka oleh nasihat dan teladan
menjadi penganjur-penganjur reformasi kesehatan. Mereka harus menginjakkan
kakinya di atas prinsip-prinsip yang teguh, sekali-kali tidak akan melanggar
undang-undang jasmani yang Allah telah tanamkan dalam kehidupan mereka. “Sedang
berdiri di atas suatu maksud yang benar,” dengan keikhlasan yang teguh para ibu
akan memperoleh kuasa batin dan rakhmat dari Sorga untuk membiarkan terang
mereka bercahaya kepada dunia ini, baik dalam jalan kehidupan mereka yang benar
maupun dalam tabiat yang mulia daripada anak-anaknya. 3
Melatih Pengendalian Diri Dalam Hal Makanan
Seorang ibu haruslah dapat
mengendalikan dirinya dengan cara yang sempurna; dan supaya dapat melaksanakan
hal ini, ia harus mengambil segala penjagaan terhadap sesuatu gangguan jasmani
dan pikiran. Kehidupannya harus diatur setuju dengan undang-undang Allah dan
undang-undang kesehatan. Karena makanan banyak mempengaruhi pikiran dan watak
seseorang, dalam hal ini ia harus berhati-hati, memakan makanan yang tidak
merangsang tetapi hendaknya yang menyehatkan, sehingga syaraf boleh lebih
tenang dan tingkah laku seimbang. Kemudian dia akan menemukan latihan kesabaran
lebih mudah dalam menghadapi berbagai macam kecenderungan anak-anaknya serta
memegang kendali pemerintahan dengan teguh namun dengan cinta kasih. 4
Memancarkan Sinar Keramahan Di
Bawah Segala Keadaan
Seorang ibu harus berusaha dengan
sungguh-sungguh mengendalikan syaraf dan pikirannya apabila tertekan; walaupun
dia dalam keadaan sakit, ia sanggup kalau saja dia mau mendidik dirinya,
menjadi senang dan gembira serta dapat menahan lebih banyak suara ribut
daripada yang pernah dipikirnya sebelumnya. Ia harus berusaha supaya anak-anak
jangan merasa ketidaksanggupannya dan menggelapkan pikiran mereka yang masih
muda dan perasa itu, sehingga menyebabkan mereka merasa bahwa rumah itu adalah
sebuah kuburan dan kamar ibu tempat yang paling murung dalam dunia ini. Pikiran
dan syaraf mendapat kesegaran dan kekuatan oleh melatih kemauan hati. Kuasa
kemauan hati di dalam banyak hal akan terbukti sebagai suatu penawar yang kuat
kepada syaraf. Janganlah perlihatkan kepada anak-anakmu roman mukamu yang murung.
5
Menghormati Penghargaan Suami
Dan Anak-anak
Apabila para wanita bekerja,
janganlah memakai pakaian yang membuat mereka tampak sebagai patung-patung atau
orang-orangan yang menakut-nakuti burung-burung gagak dari tanaman jagung. Akan
lebih menyenangkan terhadap hati suami dan anak-anak mereka bila melihat mereka
dalam pakaian yang pantas dan baik daripada sebagaimana halnya kepada tamu-tamu
atau orang yang tidak dikenalnya sama sekali. Para istri dan ibu-ibu ada yang
seolah-olah berpikir tidak menjadi soal bagaimana mereka kelihatan ketika
melakukan pekerjaannya dan kalau dilihat suami dan anak-anak saja, tetapi
mereka sangat menarik perhatian kepada pakaian yang menarik bagi orang-orang
yang tidak mempunyai tuntutan yang khusus terhadap mereka itu. Bukankah
penghargaan dan kasih suami dan anak-anak harus lebih ditinggikan daripada
orang-orang yang tidak dikenal dan sahabat-sahabat biasa? Kesenangan hati suami
dan anak-anak seharusnyalah lebih suci bagi setiap istri dan ibu daripada
kesenangan hati semua orang lain.
Pakailah busana yang cocok
kepadamu. Hal ini akan menambahkan penghormatan anak-anakmu kepadamu.
Usahakanlah sedemikian rupa supaya mereka juga berpakaian dalam cara yang
pantas. Jangan biarkan mereka terjerumus kepada kebiasaan yang jelek dan yang
kurang rapih. 7
Terlalu sering para ibu
menunjukkan perasaan yang sangat ngeri tentang bagaimana orang-orang lain
berpendapat tentang kebiasaan berpakaian, dan pendapat-pendapat mereka; dan sudah
sekian banyak mereka menjadi hamba kepada pikiran tentang bagaimana orang lain
mungkin memandang mereka itu. Menjadi suatu hal yang menyedihkan bahwa
makhluk-makhluk yang akan menghadapi pehukuman harus dikendalikan lebih banyak
oleh pikiran tentang bagaimana pendapat tetangga-tetangganya mengenai kewajiban
mereka terhadap Allah? Terlalu sering kita mengorbankan kebenaran supaya
menyesuaikan diri dengan adat kebiasaan, agar kita boleh menghindarkan olokan.
. . .
Seorang ibu tidak boleh menjadi
hamba kepada pendapat orang; karena dia harus mendidik anak-anaknya bagi
kehidupan di dunia ini dan kehidupan di dunia yang akan datang. Dalam berbusana
para ibu janganlah mengadakan pertunjukan oleh perhiasan-perhiasan yang tidak
ada gunanya. 8
Memberikan Pelajaran Tentang
Kerapihan Dan Kesucian
Kalau para ibu membiarkan dirinya
memakai busana yang tidak rapih di rumah, berarti mereka sedang mengajar
anak-anaknya supaya mengikuti cara-cara yang tidak senonoh itu. Para ibu banyak
berpikir bahwa apa saja cukup baik untuk dipakai di rumah, biarpun pakaian itu
kotor dan jorok. Tetapi segera pengaruh mereka hilang dalam rumah tangga.
Anak-anak membandingkan pakaian ibunya dan orang-orang lain yang berbusana
rapih, maka penghargaan mereka kepadanya semakin berkurang.
Hai para ibu jadikanlah dirimu
semenarik mungkin; bukan dengan perhiasan yang luar biasa, melainkan mengenakan
busana yang bersih dan pantas ukurannya. Dengan demikian engkau memberikan
pelajaran kepada anak-anakmu suatu pelajaran yang tepat dalam kerapihan dan
kebersihan. Kasih dan penghormatan anak-anaknya haruslah merupakan nilai yang
paling tinggi bagi setiap ibu. Segala sesuatu yang ada pada dirinya sendiri
haruslah mengajarkan kebersihan dan peraturan serta harus pula dihubungkan
dalam pikiran mereka dengan kesucian. Ada suatu perasaan kepantasan, suatu
pikiran kelayakan yang ada di dalam pikiran anak-anak muda; dan bagaimana
mereka dikesankan dengan diinginkannya kebersihan dan kesucian apabila mata
mereka tertuju pada pakaian kotor dan kamar-kamar yang tidak teratur setiap
hari? 9 Bagaimana mungkin tamu-tamu sorga, yang tempat kediamannya
berada dalam keadaan bersih dan suci, dapat diundang ke dalam tempat kediaman
yang demikian?
Peraturan dan kebersihan adalah
undang-undang sorga; dan supaya sesuai dengan rencana ilahi, kita berkewajiban
supaya rapih dan penuh citarasa. 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar