PASAL 71
TUTUR BAHASA
Suara Adalah Suatu Talenta
Suara adalah
suatu talenta yang dipercayakan, suara itu haruslah digunakan untuk menolong,
memberi semangat dan menguatkan sesama manusia. Jikalau para orang tua mau
mengasihi Allah dan mau memelihara jalan Tuhan demi melakukan keadilan dan
ketetapan, tentu bahasa mereka tidak akan membangkitkan rasa sentimentil yang
sakit. Hendaklah tutur bahasa itu masuk akal, murni, mendatangkan perbaikan
terhadap tabiat. Apakah mereka berada di dalam rumah tangga atau di luar,
haruslah memilih kata-kata mereka dengan baik. Jangan menurunkan martabat
sampai bermutu rendah. 1
Setiap Kata Mempunyai Pengaruh
Setiap kata
yang diucapkan oleh para bapa dan ibu mempunyai pengaruh untuk kebaikan atau
kejahatan bagi anak-anak. Seandainya para orang tua berbicara dengan nafsu, jikalau
mereka tunjukkan roh seperti yang dipertunjukkan oleh anak-anak dunia ini, maka
Allah akan menganggap mereka sebagai anak dunia, bukan seperti anak-anakNya
laki dan perempuan. 2
Satu
perkataan yang diucapkan pada waktunya bisa seperti bibit yang baik dalam
pikiran anak muda dan boleh menghasilkan jalan yang benar untuk menuntun kaki
mereka yang masih kecil-kecil. Tetapi suatu perkataan yang salah boleh menuntun
kaki mereka ke dalam jalan kebinasaan. 3
Malaikat-malaikat
mendengarkan kata-kata yang diucapkan di dalam rumah tangga. Oleh sebab itu
janganlah mencaci-maki; tetapi biarlah pengaruh kata-katamu itu diatur
sedemikian rupa sehingga akan naik ke sorga seperti dupa yang harum semerbak.4
Hendaklah
para orang tua memelihara suasana rumah tangga dengan murni, harum semerbak
dengan kata-kata yang baik, dengan simpati yang lemah lembut dan dengan kasih.
Tetapi pada waktu yang sama biarlah kata-kata itu tegas dan jangan mau mundur
dalam prinsip. Jikalau engkau tegas terhadap anak-anakmu, mungkin mereka berpendapat
bahwa engkau tidak mengasihi mereka. Engkau boleh mengharapkan yang demikian,
tetapi jangan tunjukkan kepada mereka tindakan yang kasar. Keadilan dan
kemurahan haruslah bergandengan tangan; tidak perlu ada keragu-raguan atau
gerak-gerik yang timbul karena dorongan hati. 5
Bahasa yang Keluar Dari Dalam Hati Hendaklah
Mengandung Kasih Karunia
Bahasa yang
sangat dibutuhkan ialah bahasa yang murni, ramah dan benar, “ungkapan yang
keluar dari dalam hati yang mengandung kasih karunia” . . . . Sekolah yang
terbaik untuk mempelajari tutur bahasa ini adalah rumah tangga. 6
Kata-kata
yang lemah lembut bagaikan embun dan pancuran air yang menyegarkan jiwa.
Alkitab mengatakan Kristus bahwa anugerah dicurahkan ke dalam mulutNya, agar Ia
dapat “memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu,” Dan Tuhan mengajak
kita, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih,” “supaya mereka yang
mendengarnya, beroleh kasih karunia.” 7
Pemeliharaan Suara Harus Diajarkan Dalam Rumah Tangga
Petunjuk
cara pemeliharaan suara harus diberikan dalam lingkungan rumah tangga. Para
orang tua haruslah mengajar anak-anak mereka untuk berbicara dengan jelas
supaya orang yang mendengar dapat mengerti setiap kata yang diucapkan. Mereka
harus mengajar anak-anak itu untuk membaca Alkitab dengan jelas, dengan terang,
dengan cara yang demikian mereka memuliakan Allah. Jangan biarkan mereka
menutup muka dengan tangan ketika bertelut mengelilingi mezbah keluarga dan
muka jangan diletakkan di atas kursi apabila mereka memusatkan perhatian kepada
Allah. Biarlah mereka mengangkat kepala dan dengan merasa kagum, kudus,
disertai dengan keberanian datang menghadap takhta kasih karunia itu. 8
Hendaklah
murni di dalam tutur bahasa. Perkembanglah suara yang lembut dan yang
meyakinkan, jangan dengan kasar dan dengan cara diktator. Berikan pelajaran
kepada anak-anak tentang pemeliharaan suara. Latihlah mereka supaya biasa
berbicara dengan baik, sehingga tidak keluar dari bibir mereka kata-kata yang
kasar atau buruk secara spontan bilamana pencobaan datang kepada mereka. 9
Pemeliharaan
suara adalah suatu mata pelajaran yang banyak gunanya untuk dipelajari demi
kesehatan para pelajar. Orang-orang muda haruslah diajar bagaimana cara
bernafas dengan tepat, cara membaca yang baik, dengan demikian tidak akan ada
ketegangan otot pada paru-paru dan kerongkongan. Tetapi pernafasan itu perlu
dibantu oleh otot-otot perut. Jikalau seorang berbicara dari kerongkongan maka
alat-alat pernafasan itu akan terganggu dan efisiensinya akan berkurang.
Gangguan itu akan terjadi jikalau suara dikeluarkan dari alat-alat suara bagian
atas. Seharusnyalah otot-otot pada bagian perut itu memikul pekerjaan yang
paling berat, hendaklah kerongkongan itu digunakan sebagai saluran saja. Banyak
orang yang wafat yang seharusnya masih dapat hidup seandainya mereka diberi
pelajaran bagaimana menggunakan suara itu dengan cara yang benar dan tepat.
Penggunaan otot-otot perut dengan tepat waktu membaca dan berbicara terbukti
menjadi suatu obat mujarab bagi banyak orang yang mendapat kesukaran pernafasan
dalam dada dan ini berarti menolong supaya mempunyai umur panjang. 10
Akibat Kata-kata Kasar Dan Caci-Maki
Seorang anak
akan banyak menangis, bilamana di dalam rumah tangga itu dibiasakan kata-kata
kasar, cerewet dan caci-makian sering diucapkan; anak yang masih lemah dan peka
itu akan dipengaruhi dengan gejala tidak senang dan tidak merasa puas.
Kemudian, hai para ibu, biarlah wajahmu penuh kegembiraan, jikalau mungkin,
senyumlah sebanyak-banyaknya, maka hati dan pikiran anak-anak akan memantulkan
cahaya yang dari wajahmu, sama seperti piring yang mengkilat yang datangnya
dari para seniman yang melukiskan gambaran manusia. Sadarilah dengan
sungguh-sungguh hai para ibu, bahwa Kristus berada dalam hidupmu, sehingga
pikiran anak-anak yang masih jernih itu boleh ditanamkan keilahian Kristus yang
sama. 11
Jangan Ada Catatan yang Mengejutkan
Jangan
biarkan perselisihan atau pemberontakan masuk ke dalam rumah tanggamu.
Berbicaralah dengan lemah lembut. Jangan gunakan suara yang melengking dan
kasar. Peliharalah dirimu dalam keadaan tenang. Buanglah sifat-sifat mencari
kesalahan dan ketidakjujuran. Katakan kepada anak-anakmu bahwa engkau ingin
menolong mereka untuk sedia bagi kerajaan sorga, segala kedamaian ada di sana,
di sana tidak akan kedengaran lagi catatan hidup yang menggentarkan.
Bersabarlah dengan pergumulan anak-anak itu, mungkin tampak kecil kepadamu
tetapi itu besar kepada mereka. 12
Apabila para
bapa dan ibu telah bertobat, akan ada sesuatu perubahan prinsip untuk
pengaturan kekuasaan mereka. Pikiran-pikiran mereka akan bertobat; dan lidah
mereka juga akan bertobat . . . .
Tidak akan
ada lagi pembicaraan amarah dan kekasaran dalam rumah tangga. Sifat kata-kata
itu akan memberi ketenangan dan akan memberkati pendengarnya . . . . Buanglah
nada suara yang buruk dari kata-katamu. 13
Sifat-sifat
kita yang cepat-cepat marah haruslah kita atasi dan mengendalikan kata-kata
itu, maka di dalam hal ini kita memperoleh kemenangan yang besar. Sebelum kita
dapat mengalahkan kemarahan kita dan tidak dapat mengendalikan kata-kata, maka
kita akan menjadi hamba kepada Setan. Kemudian kita akan dituntun Setan menjadi
tawanannya. Segala kata-kata kasar yang tidak menyenangkan, tidak bersabar dan
cerewet adalah persembahan yang dipersembahkan kepada istana Setan. Semuanya
itu adalah persembahan yang mahal, lebih mahal dari pada pengorbanan apapun
yang dapat kita peroleh untuk dipersembahkan kepada Allah; karena persembahan
seperti itu merusakkan kedamaian dan kebahagiaan segenap keluarga, merusak
kesehatan dan akhirnya akan kehilangan kebahagiaan hidup yang kekal. 14
Dapatkah Kata-kata Itu Menjadi Kegembiraan Atau Dukacita?
Adalah
penting mendidik anak-anak dan orang muda agar berhati-hati di dalam perkataan
dan kelakuan; karena tingkah laku mereka itu dapat menyebabkan kegembiraan atau
dukacita, bukan hanya dalam rumah tangga mereka, tetapi juga terhadap semua
orang kepada siapa mereka bergaul. 15
Ketidakbahagiaan
itu sering disebabkan oleh penggunaan talenta berbicara dengan tidak bijaksana.
Firman Allah itu tidak memberi kuasa kepada siapapun untuk berbicara secara
kasar, kalau dituruti akan menciptakan perasaan tidak memuaskan dan
ketidakbahagiaan dalam keluarga. Anggota keluarga yang lain dalam keluarga itu
tidak menghormati orang yang berbicara demikian, seandainya dia dapat
mengendalikan perasaannya sendiri, dia dapat memenangkan kepercayaan dan cinta
kasih semua anggota keluarga. 16
Kata-kata yang Menyenangkan Kepada Anak-anak;
Kata-kata Penghormatan Kepada Orang Tua
Biarlah
kata-kata yang menyenangkan saja yang diucapkan para orang tua kepada anak-anak
dan kata-kata penghormatan diucapkan oleh anak-anak kepada para orang tua.
Perhatian haruslah dicurahkan kepada perkara-perkara tadi; karena dalam
pembentukan tabiat anak-anak itu mereka juga sudah membentuk kebiasaan yang
lebih memudahkan untuk diajar oleh Allah dan menjadi penurut kepada tuntutanNya.
17
Dalam Segala Bentuk Hindarkanlah Ketidaksopanan
Hai para
bapa dan ibu, para suami dan istri, saudara dan saudariku, janganlah mendidik
diri dalam tindakan yang tidak sopan, di dalam perkataan dan pikiran yang tidak
sopan. Tutur bahasa yang kasar, senda-gurau yang rendah, kurang kesopanan dan
kurangnya keramahan dalam rumah tangga itu akan menjadi sifat kedua kepadamu
dan hal ini membuat engkau tidak cocok kepada kelompok orang-orang yang telah
disucikan melalui kebenaran. Rumah tangga itu terlalu suci untuk dinodai oleh
ketidaksopanan, hawa-nafsu, tuduh-menuduh dan perbuatan yang memalukan.
Hilangkanlah perkataan yang jahat; buanglah pikiran yang tidak suci, karena
Saksi Yang Benar itu akan menimbang setiap perkataan, menentukan nilai setiap
tindakan dan mengumumkan, “Saya tahu setiap pekerjaanmu.” 18
Pembicaraan
yang rendah, murahan dan yang biasa-biasa saja seharusnya tidak ada tempatnya
dalam keluarga. Apabila hati itu sudah murni, akan mengalir dari dalamnya
kekayaan hikmat yang melimpah. 19
Jangan
diikuti pembicaraan yang bodoh dalam rumah tanggamu. Walaupun anak-anak masih
kecil akan mendapat faedah dari “bunyi kata-kata yang dibentuk.” Tetapi omong
kosong dan tutur bahasa kebodohan yang saling diucapkan di antara bapa dan ibu
akan menuntun kepada cara berbicara yang sama di antara anak-anak. Sedangkan
kata-kata yang benar, tulus ikhlas, jujur dan kata-kata yang sungguh-sungguh
itu akan menuntun kepada hal yang sama, terhadap semua anggota keluarga dan
juga akan menuntun kepada tindakan-tindakan yang benar. 20
Jahatnya Kata-kata Amarah Dan Kata-kata yang Gegabah
Apabila
engkau mengucapkan kata-kata amarah kepada anak-anakmu berarti engkau sedang
menolong pekerjaan segala musuh kebenaran. Biarlah setiap anak mempunyai
kesempatan yang wajar sejak dari masih kanak-anak. Pekerjaan untuk pengajaran
itu haruslah dimulai dalam masa anak-anak, jangan disertai dengan kekasaran dan
cerewet, tetapi dalam kesabaran dan kebaikan. Pengajaran itu harus diteruskan
sepanjang tahun pada masa muda dan pada masa remaja mereka. 21
Biarlah
setiap keluarga berusaha meminta pertolongan Tuhan dalam doa yang
sungguh-sungguh untuk melaksanakan pekerjaan Allah. Biarlah sifat berbicara
dengan gegabah mereka atasi dan mengatasi keinginan mempersalahkan orang lain.
Biarlah mereka belajar menjadi sopan dan menggunakan tutur bahasa yang baik
dalam rumah tangga mereka, belajarlah membentuk kebiasaan memperhatikan dan
memikirkan orang lain. 22
Betapa
bahayanya lingkungan keluarga itu oleh kata-kata amarah yang diucapkan, dengan
kata-kata amarah yang diucapkan seseorang akan menuntun orang lain untuk
menjawab dengan bahasa yang pedas, dalam roh dan cara yang sama. Kemudian
datanglah kata-kata pembalasan, kata-kata pembenaran diri sendiri dan dengan
kata-kata yang demikian itu akan menghasilkan suatu kuk yang berat di atas
leher dan menyakitkan di dalam hati. Segala kata-kata yang pahit ini akan
datang kembali sebagai hasil tuaian kepada jiwamu. 23
Kata-kata
tajam atau kasar yang masuk melalui telinga akan menusuk hati, akan menimbulkan
nafsu yang paling buruk pada jiwa, menarik para pria dan wanita untuk melanggar
hukum-hukum Allah . . . . Kata-kata itu adalah seperti benih yang ditanamkan.24
Kata-kata Bernafsu Itu Sejenis Sumpah
Ada praktek
yang dibiasakan di antara anggota keluarga, yaitu membicarakan sesuatu hal
dengan sembrono dan bebas. Kebiasaan berbicara dengan kata-kata yang kasar,
menggiurkan yang dibiarkan sedemikian rupa akan semakin kuat dan bertambah kuat
dan akhirnya kata-kata yang melawan diucapkan sesuai dengan kemauan Setan dan
tidak menurut perintah Allah . . . . Kata nafsu yang membakar itu sekali-kali
janganlah diucapkan, karena di pemandangan Allah dan malaikat-malaikat kudus
kata-kata seperti itu sama seperti seonggok sumpah. 25
Bagaimana Caranya Seorang Bapa yang Kehilangan
Kepercayaan Anak-anaknya
Saudaraku
yang kekasih, kata-katamu yang memaksa itu menyakiti hati anak-anakmu.
Sementara mereka bertumbuh dari tahun ke tahun, kecenderungan mereka untuk
mengeritik akan bertumbuh. Sifat suka mencela itu sedang merusak kehidupanmu
dan itu akan meluas kepada kehidupan istri dan anak-anakmu. Dengan demikian
anak-anakmu tidak akan didorong untuk memberikan kepercayaannya kepadamu atau
untuk menyadari kesalahan mereka, karena mereka tahu bahwa omelanmu yang kasar
itu harus mereka ikuti dengan pasti. Kata-katamu sering seperti hujan es yang
menghancurkan sehingga meremukkan tumbuh-tumbuhan yang masih lemah dan masih
lembut. Tidak mungkin mengukur kehancuran yang diakibatkannya. Anak-anakmu itu
mempraktekkan penipuan untuk menghindarkan kata-kata keras yang akan engkau
ucapkan. Mereka mengelakkan kejujuran untuk melepaskan diri dari kecaman dan
hukuman. Perintah yang keras dan dingin tidak mendatangkan kebaikan kepada
mereka. 26
Suatu Janji Berbentuk Usul
Ada baiknya
bagi setiap orang untuk menandatangani sebuah perjanjian untuk berbicara lemah
lembut dalam rumah tangganya, untuk membiarkan hukum itu yang mengendalikan
tutur bahasanya. Hai para orang tua, sekali-kali janganlah berbicara dengan
gegabah. Jika anak-anakmu bersalah perbaikilah mereka, tetapi biarlah
perkataanmu penuh dengan kasih dan lemah lembut. Setiap saat engkau
mencaci-maki anak-anakmu, engkau kehilangan suatu kesempatan yang indah untuk
memberikan pelajaran kesabaran dan ketabahan. Biarlah ciri-ciri kasih itu yang
paling menonjol dalam usaha memperbaiki kesalahan anak-anakmu.27
Pembicaraan Di Meja Makan
Betapa
banyaknya keluarga membumbui suasana makan sehari-hari mereka dengan
keragu-raguan dan bertanya-tanya. Mereka mengomentari tabiat sahabat-sahabatnya
dan disuguhkan seperti suatu hidangan yang lezat. Sedikit fitnahan yang
seolah-olah baik disajikan di atas meja untuk dikomentari, bukan hanya oleh
orang-orang dewasa, tetapi juga oleh anak-anak. Dalam suasana seperti ini Allah
yang dihinakan. 28
Roh
mengeritik dan mencaci-maki orang tidak ada tempatnya di dalam rumah tangga.
Damai yang ada dalam rumah tangga itu terlalu suci untuk dinodai oleh roh yang
demikian. Tetapi betapa sering, ketika sudah duduk menghadap meja makan,
anggota-anggota keluarga menyuguhkan sebuah piring yang berisi kritikan,
caci-makian dan perbuatan-perbuatan yang memalukan. Sekiranya Kristus datang
pada hari ini, apakah Dia tidak menemukan keluarga yang mengaku diri Kristen
sedang mengizinkan roh mengeritik dan mempunyai sifat-sifat yang tidak baik?
Anggota-anggota keluarga yang demikian itu tidak bersedia untuk bersatu dengan
keluarga yang di sorga. 29
Biarlah
pembicaraan keluarga diatur sedemikian rupa di meja makan sehingga akan
menumbuhkan suatu pengaruh yang harum semerbak kepada pikiran anak-anak.30
Memfitnah Dan Mengumpat
Kita
berpendapat bahwa orang jahat yang masih biadab itu kejam, yang berpesta pora
di atas daging mangsanya yang masih hangat dan yang masih menggigil; akan
tetapi apakah akibat kebiasaan yang salah ini tidak lebih mengerikan daripada
kesengsaraan dan kehancuran yang disebabkan oleh motivasi yang memberikan
gambaran, menjelekkan reputasi seseorang dan merusak tabiat? Biarlah anak-anak
dan orang-orang muda mempelajari apa yang dikatakan Allah mengenai hal ini:
“Hidup dan mati dikuasai lidah.” 31
Mengumpat
orang dan roh yang suka memfitnah adalah salah satu dari agen Setan yang khusus
untuk menaburkan benih perselisihan dan percekcokan, memecah belah antara
orang-orang yang bersahabat dan meruntuhkan keutuhan iman orang banyak daripada
keadaan yang sebenarnya. 32
Menabur Benih Kecurigaan Adalah Suatu Alat Penolong Kepada
Setan
Adalah suatu
kebiasaan bagi umat manusia untuk mengucapkan kata-kata tajam. Mereka yang
menyerah kepada kecenderungan ini berarti membuka pintu hatinya untuk dimasuki
Setan dan membuat mereka cepat mengingat kesalahan dan kekeliruan orang lain.
Kegagalan-kegagalan mereka disimpan, kekurangan mereka dicatat dan kata-kata
diucapkan mengakibatkan kurangnya kepercayaan pada seseorang yang melakukan
dengan segenap kesanggupannya untuk melaksanakan tugasnya sebagai teman sekerja
bersama Allah. Seringkali benih kecurigaan ditaburkan karena seseorang
berpendapat bahwa dia seharusnya disenangi tetapi nyatanya tidak. 33
Allah
perintahkan supaya orang-orang percaya itu berhenti mencari-cari kesalahan,
untuk tidak berbicara kasar dan gegabah. Hai para orang tua, biarlah kata-kata
yang engkau ucapkan itu baik dan menyenangkan, supaya malaikat-malaikat mau
menolong engkau untuk menarik anak-anakmu kepada Kristus. Suatu reformasi yang
sungguh-sungguh diperlukan di dalam gereja rumah tangga itu. Biarlah reformasi
itu dimulai dengan segera. Biarlah dihentikan segala kata-kata yang suka
menggerutu, caci-makian dan kata-kata cerewet. Mereka yang mencaci-maki dan
suka menggerutu menutup pintu bagi malaikat sorga, dan membuka pintu bagi
malaikat-malaikat jahat. 34
Suatu Permohonan Supaya Orang Tua Bersabar Dan
Mengendalikan Diri
Hai para
orang tua, bilamana engkau merasa ada sesuatu yang menggelisahkan, janganlah
engkau melakukan suatu dosa yang besar untuk meracuni segenap keluarga dengan
sifat yang lekas marah. Pada saat seperti ini engkau harus menjaga diri
sendiri, dan tetapkanlah di dalam hati untuk tidak menyinggung perasaan orang
lain dengan bibirmu, dengan demikian engkau hanya mengucapkan kata-kata yang
menyenangkan dan menggembirakan. Berkatalah kepada diri sendiri: “Saya tidak
akan merusak kebahagiaan anak-anak saya oleh suatu perkataan yang meresahkan.”
Oleh berbuat demikian engkau mengendalikan diri sendiri, engkau akan bertumbuh
semakin kuat. Urat syarafmu tidak terlalu peka lagi. Engkau akan dikuatkan oleh
prinsip-prinsip yang benar. Kesadaran dalam melakukan tugasmu dengan setia akan
menguatkan engkau. Malaikat-malaikat Allah akan tersenyum atas usahamu ini dan
akan menolong engkau. 35
Hai para
ibu-bapa, berbicaralah dengan manis dan sopan kepada anak-anakmu. Ingatlah
betapa peka perasaan mereka, bayangkanlah ketika engkau masih kecil, dapatkah
engkau memikul beban karena dipersalahkan dan sadarlah bahwa anak-anakmu itu
sama seperti engkau dahulu. Sesuatu yang engkau tidak dapat pikul waktu itu
jangan ditanggungkan kepada mereka. Jikalau engkau tidak dapat dipersalahkan
dan dikecam, demikian juga anak-anakmu tidak kuat untuk dipersalahkan dan
dicerca yang lebih lemah daripadamu dan belum kuat menanggung beban yang
demikian. Biarlah kata-katamu menyenangkan, menggembirakan seperti sinar
matahari di dalam keluargamu. Buah-buah pengendalian diri, keprihatinan dan
kesungguh-sungguhan yang menjadi bagianmu itu akan dilipatgandakan seratus kali.
36
Ada Waktu Untuk Berdiam Atau Menyanyi
Pencobaan
akan datang, memang ini adalah benar, biarpun kepada orang-orang yang berserah
dengan sepenuhnya, pencobaan itu akan datang. Orang yang paling sabar sekalipun
akan diuji dengan pencobaan yang keras. Suami atau istri dapat mengucapkan
kata-kata yang menggusarkan hati seseorang dan dijawab lagi dengan gegabah,
tetapi biarlah orang yang berbicara itu berdiam. Dalam berdiam akan terdapat
keselamatan. Berdiam itu sering menjadi teguran yang sangat keras, yang dapat
diberikan kepada seorang yang berdosa dengan bibirnya. 37
Apabila
mereka (anak-anak dan orang muda) tidak dapat mengendalikan diri dan
mengucapkan kata-kata dengan nafsu, suatu sikap berdiam adalah cara terbaik
untuk menghadapinya, bukan bersikap mencela atau bersoal-jawab dan tidak
menghukumi. Sebagai hasilnya, pertobatan akan terjadi dengan segera. Berdiam
itu adalah emas, yang sering bekerja lebih baik daripada segala kata-kata yang
dapat diucapkan.38
Bilamana
orang-orang lain tidak lagi dapat bersabar, cerewet, dan bersungut-sungut
karena tidak dapat menahan diri, mulailah menyanyikan beberapa nyanyian dari
buku Lagu Sion atau Nyanyian Rohani lainnya. Sementara Kristus bekerja sebagai
tukang kayu, beberapa orang kadang-kadang mengerumuni Dia, mereka coba membuat
sesuatu yang gaduh menguji kesabaranNya. Tetapi Dia akan mulai menyanyikan
beberapa nyanyian mazmur, dan sebelum mereka sadar dengan apa yang mereka
lakukan, mereka sudah terpengaruh, sehingga mereka menggabungkan diri menyanyi
bersama Dia, oleh pengaruh Roh Kudus mereka berbuat yang demikian. 39
Bergumul Mengendalikan Diri Dalam Tutur Bahasa
Allah
menuntut kepada orang tua untuk menyebarluaskan sinar kesukaan di tengah-tengah
kawanan domba mereka yang masih kecil-kecil itu oleh mengendalikan diri dan
oleh teladan pembentukan tabiat yang kuat. Tidak membuang-buang waktu dengan
pemanjaan omong kosong yang tidak berguna. Allah memandang ke dalam segala
rahasia kehidupan. Oleh pergumulan yang senantiasa diadakan maka pengendalian
diri dapat dipertahankan. Setiap hari mereka berusaha keras dengan diam-diam
dan berdoa dengan sungguh-sungguh melawan kekasaran tutur bahasa dan kemarahan.
Pergumulan ini mungkin tidak pernah dihargakan oleh umat manusia. Mereka
mungkin tidak akan mendapat pujian dari bibir manusia karena dapat berusaha
menahan diri untuk tidak mengucapkan kata-kata yang gegabah. Dunia ini tidak
pernah melihat pergumulan hati itu dan kalaupun mereka dapat melihatnya, dunia
ini hanya memandang hina kepada pemenangnya. Tetapi di dalam catatan sorga
mereka telah didaftarkan sebagai para pemenang. Ada satu Oknum yang dapat
menyaksikan segala rahasia pergumulan itu dan atas kemenangan yang diam-diam
itu Dia berkata, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang
menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” 40
Jikalau
engkau mau menolak semburan kata-kata cerewet atau caci-maki, Tuhan akan
menunjukkan jalan kepadamu bagaimana cara mengatasinya. Dia akan menolong
engkau untuk menggunakan talenta berbicara seperti yang digunakan oleh Kristus,
dengan demikian engkau akan membawa hasil yang indah dari kesabaran, kesenangan
dan kasih itu di dalam rumah tangga. 41
Tidak ada komentar:
Posting Komentar