Minggu, 21 Juni 2015

71. TUTUR BAHASA

PASAL 71

TUTUR BAHASA

Suara Adalah Suatu Talenta

Suara adalah suatu talenta yang dipercayakan, suara itu haruslah digunakan untuk menolong, memberi semangat dan menguatkan sesama manusia. Jikalau para orang tua mau mengasihi Allah dan mau memelihara jalan Tuhan demi melakukan keadilan dan ketetapan, tentu bahasa mereka tidak akan membangkitkan rasa sentimentil yang sakit. Hendaklah tutur bahasa itu masuk akal, murni, mendatangkan perbaikan terhadap tabiat. Apakah mereka berada di dalam rumah tangga atau di luar, haruslah memilih kata-kata mereka dengan baik. Jangan menurunkan martabat sampai bermutu rendah. 1

Setiap Kata Mempunyai Pengaruh

Setiap kata yang diucapkan oleh para bapa dan ibu mempunyai pengaruh untuk kebaikan atau kejahatan bagi anak-anak. Seandainya para orang tua berbicara dengan nafsu, jikalau mereka tunjukkan roh seperti yang dipertunjukkan oleh anak-anak dunia ini, maka Allah akan menganggap mereka sebagai anak dunia, bukan seperti anak-anakNya laki dan perempuan. 2
Satu perkataan yang diucapkan pada waktunya bisa seperti bibit yang baik dalam pikiran anak muda dan boleh menghasilkan jalan yang benar untuk menuntun kaki mereka yang masih kecil-kecil. Tetapi suatu perkataan yang salah boleh menuntun kaki mereka ke dalam jalan kebinasaan. 3
Malaikat-malaikat mendengarkan kata-kata yang diucapkan di dalam rumah tangga. Oleh sebab itu janganlah mencaci-maki; tetapi biarlah pengaruh kata-katamu itu diatur sedemikian rupa sehingga akan naik ke sorga seperti dupa yang harum semerbak.4
Hendaklah para orang tua memelihara suasana rumah tangga dengan murni, harum semerbak dengan kata-kata yang baik, dengan simpati yang lemah lembut dan dengan kasih. Tetapi pada waktu yang sama biarlah kata-kata itu tegas dan jangan mau mundur dalam prinsip. Jikalau engkau tegas terhadap anak-anakmu, mungkin mereka berpendapat bahwa engkau tidak mengasihi mereka. Engkau boleh mengharapkan yang demikian, tetapi jangan tunjukkan kepada mereka tindakan yang kasar. Keadilan dan kemurahan haruslah bergandengan tangan; tidak perlu ada keragu-raguan atau gerak-gerik yang timbul karena dorongan hati. 5
Bahasa yang Keluar Dari Dalam Hati Hendaklah
Mengandung Kasih Karunia

Bahasa yang sangat dibutuhkan ialah bahasa yang murni, ramah dan benar, “ungkapan yang keluar dari dalam hati yang mengandung kasih karunia” . . . . Sekolah yang terbaik untuk mempelajari tutur bahasa ini adalah rumah tangga. 6
Kata-kata yang lemah lembut bagaikan embun dan pancuran air yang menyegarkan jiwa. Alkitab mengatakan Kristus bahwa anugerah dicurahkan ke dalam mulutNya, agar Ia dapat “memberi semangat baru kepada orang yang letih lesu,” Dan Tuhan mengajak kita, “Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih,” “supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” 7

Pemeliharaan Suara Harus Diajarkan Dalam Rumah Tangga

Petunjuk cara pemeliharaan suara harus diberikan dalam lingkungan rumah tangga. Para orang tua haruslah mengajar anak-anak mereka untuk berbicara dengan jelas supaya orang yang mendengar dapat mengerti setiap kata yang diucapkan. Mereka harus mengajar anak-anak itu untuk membaca Alkitab dengan jelas, dengan terang, dengan cara yang demikian mereka memuliakan Allah. Jangan biarkan mereka menutup muka dengan tangan ketika bertelut mengelilingi mezbah keluarga dan muka jangan diletakkan di atas kursi apabila mereka memusatkan perhatian kepada Allah. Biarlah mereka mengangkat kepala dan dengan merasa kagum, kudus, disertai dengan keberanian datang menghadap takhta kasih karunia itu. 8
Hendaklah murni di dalam tutur bahasa. Perkembanglah suara yang lembut dan yang meyakinkan, jangan dengan kasar dan dengan cara diktator. Berikan pelajaran kepada anak-anak tentang pemeliharaan suara. Latihlah mereka supaya biasa berbicara dengan baik, sehingga tidak keluar dari bibir mereka kata-kata yang kasar atau buruk secara spontan bilamana pencobaan datang kepada mereka. 9
Pemeliharaan suara adalah suatu mata pelajaran yang banyak gunanya untuk dipelajari demi kesehatan para pelajar. Orang-orang muda haruslah diajar bagaimana cara bernafas dengan tepat, cara membaca yang baik, dengan demikian tidak akan ada ketegangan otot pada paru-paru dan kerongkongan. Tetapi pernafasan itu perlu dibantu oleh otot-otot perut. Jikalau seorang berbicara dari kerongkongan maka alat-alat pernafasan itu akan terganggu dan efisiensinya akan berkurang. Gangguan itu akan terjadi jikalau suara dikeluarkan dari alat-alat suara bagian atas. Seharusnyalah otot-otot pada bagian perut itu memikul pekerjaan yang paling berat, hendaklah kerongkongan itu digunakan sebagai saluran saja. Banyak orang yang wafat yang seharusnya masih dapat hidup seandainya mereka diberi pelajaran bagaimana menggunakan suara itu dengan cara yang benar dan tepat. Penggunaan otot-otot perut dengan tepat waktu membaca dan berbicara terbukti menjadi suatu obat mujarab bagi banyak orang yang mendapat kesukaran pernafasan dalam dada dan ini berarti menolong supaya mempunyai umur panjang. 10

Akibat Kata-kata Kasar Dan Caci-Maki

Seorang anak akan banyak menangis, bilamana di dalam rumah tangga itu dibiasakan kata-kata kasar, cerewet dan caci-makian sering diucapkan; anak yang masih lemah dan peka itu akan dipengaruhi dengan gejala tidak senang dan tidak merasa puas. Kemudian, hai para ibu, biarlah wajahmu penuh kegembiraan, jikalau mungkin, senyumlah sebanyak-banyaknya, maka hati dan pikiran anak-anak akan memantulkan cahaya yang dari wajahmu, sama seperti piring yang mengkilat yang datangnya dari para seniman yang melukiskan gambaran manusia. Sadarilah dengan sungguh-sungguh hai para ibu, bahwa Kristus berada dalam hidupmu, sehingga pikiran anak-anak yang masih jernih itu boleh ditanamkan keilahian Kristus yang sama. 11

Jangan Ada Catatan yang Mengejutkan

Jangan biarkan perselisihan atau pemberontakan masuk ke dalam rumah tanggamu. Berbicaralah dengan lemah lembut. Jangan gunakan suara yang melengking dan kasar. Peliharalah dirimu dalam keadaan tenang. Buanglah sifat-sifat mencari kesalahan dan ketidakjujuran. Katakan kepada anak-anakmu bahwa engkau ingin menolong mereka untuk sedia bagi kerajaan sorga, segala kedamaian ada di sana, di sana tidak akan kedengaran lagi catatan hidup yang menggentarkan. Bersabarlah dengan pergumulan anak-anak itu, mungkin tampak kecil kepadamu tetapi itu besar kepada mereka. 12
Apabila para bapa dan ibu telah bertobat, akan ada sesuatu perubahan prinsip untuk pengaturan kekuasaan mereka. Pikiran-pikiran mereka akan bertobat; dan lidah mereka juga akan bertobat . . . .
Tidak akan ada lagi pembicaraan amarah dan kekasaran dalam rumah tangga. Sifat kata-kata itu akan memberi ketenangan dan akan memberkati pendengarnya . . . . Buanglah nada suara yang buruk dari kata-katamu. 13
Sifat-sifat kita yang cepat-cepat marah haruslah kita atasi dan mengendalikan kata-kata itu, maka di dalam hal ini kita memperoleh kemenangan yang besar. Sebelum kita dapat mengalahkan kemarahan kita dan tidak dapat mengendalikan kata-kata, maka kita akan menjadi hamba kepada Setan. Kemudian kita akan dituntun Setan menjadi tawanannya. Segala kata-kata kasar yang tidak menyenangkan, tidak bersabar dan cerewet adalah persembahan yang dipersembahkan kepada istana Setan. Semuanya itu adalah persembahan yang mahal, lebih mahal dari pada pengorbanan apapun yang dapat kita peroleh untuk dipersembahkan kepada Allah; karena persembahan seperti itu merusakkan kedamaian dan kebahagiaan segenap keluarga, merusak kesehatan dan akhirnya akan kehilangan kebahagiaan hidup yang kekal. 14

Dapatkah Kata-kata Itu Menjadi Kegembiraan Atau Dukacita?

Adalah penting mendidik anak-anak dan orang muda agar berhati-hati di dalam perkataan dan kelakuan; karena tingkah laku mereka itu dapat menyebabkan kegembiraan atau dukacita, bukan hanya dalam rumah tangga mereka, tetapi juga terhadap semua orang kepada siapa mereka bergaul. 15
Ketidakbahagiaan itu sering disebabkan oleh penggunaan talenta berbicara dengan tidak bijaksana. Firman Allah itu tidak memberi kuasa kepada siapapun untuk berbicara secara kasar, kalau dituruti akan menciptakan perasaan tidak memuaskan dan ketidakbahagiaan dalam keluarga. Anggota keluarga yang lain dalam keluarga itu tidak menghormati orang yang berbicara demikian, seandainya dia dapat mengendalikan perasaannya sendiri, dia dapat memenangkan kepercayaan dan cinta kasih semua anggota keluarga. 16

Kata-kata yang Menyenangkan Kepada Anak-anak;
Kata-kata Penghormatan Kepada Orang Tua

Biarlah kata-kata yang menyenangkan saja yang diucapkan para orang tua kepada anak-anak dan kata-kata penghormatan diucapkan oleh anak-anak kepada para orang tua. Perhatian haruslah dicurahkan kepada perkara-perkara tadi; karena dalam pembentukan tabiat anak-anak itu mereka juga sudah membentuk kebiasaan yang lebih memudahkan untuk diajar oleh Allah dan menjadi penurut kepada tuntutanNya. 17

Dalam Segala Bentuk Hindarkanlah Ketidaksopanan

Hai para bapa dan ibu, para suami dan istri, saudara dan saudariku, janganlah mendidik diri dalam tindakan yang tidak sopan, di dalam perkataan dan pikiran yang tidak sopan. Tutur bahasa yang kasar, senda-gurau yang rendah, kurang kesopanan dan kurangnya keramahan dalam rumah tangga itu akan menjadi sifat kedua kepadamu dan hal ini membuat engkau tidak cocok kepada kelompok orang-orang yang telah disucikan melalui kebenaran. Rumah tangga itu terlalu suci untuk dinodai oleh ketidaksopanan, hawa-nafsu, tuduh-menuduh dan perbuatan yang memalukan. Hilangkanlah perkataan yang jahat; buanglah pikiran yang tidak suci, karena Saksi Yang Benar itu akan menimbang setiap perkataan, menentukan nilai setiap tindakan dan mengumumkan, “Saya tahu setiap pekerjaanmu.” 18
Pembicaraan yang rendah, murahan dan yang biasa-biasa saja seharusnya tidak ada tempatnya dalam keluarga. Apabila hati itu sudah murni, akan mengalir dari dalamnya kekayaan hikmat yang melimpah. 19
Jangan diikuti pembicaraan yang bodoh dalam rumah tanggamu. Walaupun anak-anak masih kecil akan mendapat faedah dari “bunyi kata-kata yang dibentuk.” Tetapi omong kosong dan tutur bahasa kebodohan yang saling diucapkan di antara bapa dan ibu akan menuntun kepada cara berbicara yang sama di antara anak-anak. Sedangkan kata-kata yang benar, tulus ikhlas, jujur dan kata-kata yang sungguh-sungguh itu akan menuntun kepada hal yang sama, terhadap semua anggota keluarga dan juga akan menuntun kepada tindakan-tindakan yang benar. 20

Jahatnya Kata-kata Amarah Dan Kata-kata yang Gegabah

Apabila engkau mengucapkan kata-kata amarah kepada anak-anakmu berarti engkau sedang menolong pekerjaan segala musuh kebenaran. Biarlah setiap anak mempunyai kesempatan yang wajar sejak dari masih kanak-anak. Pekerjaan untuk pengajaran itu haruslah dimulai dalam masa anak-anak, jangan disertai dengan kekasaran dan cerewet, tetapi dalam kesabaran dan kebaikan. Pengajaran itu harus diteruskan sepanjang tahun pada masa muda dan pada masa remaja mereka. 21
Biarlah setiap keluarga berusaha meminta pertolongan Tuhan dalam doa yang sungguh-sungguh untuk melaksanakan pekerjaan Allah. Biarlah sifat berbicara dengan gegabah mereka atasi dan mengatasi keinginan mempersalahkan orang lain. Biarlah mereka belajar menjadi sopan dan menggunakan tutur bahasa yang baik dalam rumah tangga mereka, belajarlah membentuk kebiasaan memperhatikan dan memikirkan orang lain. 22
Betapa bahayanya lingkungan keluarga itu oleh kata-kata amarah yang diucapkan, dengan kata-kata amarah yang diucapkan seseorang akan menuntun orang lain untuk menjawab dengan bahasa yang pedas, dalam roh dan cara yang sama. Kemudian datanglah kata-kata pembalasan, kata-kata pembenaran diri sendiri dan dengan kata-kata yang demikian itu akan menghasilkan suatu kuk yang berat di atas leher dan menyakitkan di dalam hati. Segala kata-kata yang pahit ini akan datang kembali sebagai hasil tuaian kepada jiwamu. 23
Kata-kata tajam atau kasar yang masuk melalui telinga akan menusuk hati, akan menimbulkan nafsu yang paling buruk pada jiwa, menarik para pria dan wanita untuk melanggar hukum-hukum Allah . . . . Kata-kata itu adalah seperti benih yang ditanamkan.24

Kata-kata Bernafsu Itu Sejenis Sumpah

Ada praktek yang dibiasakan di antara anggota keluarga, yaitu membicarakan sesuatu hal dengan sembrono dan bebas. Kebiasaan berbicara dengan kata-kata yang kasar, menggiurkan yang dibiarkan sedemikian rupa akan semakin kuat dan bertambah kuat dan akhirnya kata-kata yang melawan diucapkan sesuai dengan kemauan Setan dan tidak menurut perintah Allah . . . . Kata nafsu yang membakar itu sekali-kali janganlah diucapkan, karena di pemandangan Allah dan malaikat-malaikat kudus kata-kata seperti itu sama seperti seonggok sumpah. 25

Bagaimana Caranya Seorang Bapa yang Kehilangan
Kepercayaan Anak-anaknya

Saudaraku yang kekasih, kata-katamu yang memaksa itu menyakiti hati anak-anakmu. Sementara mereka bertumbuh dari tahun ke tahun, kecenderungan mereka untuk mengeritik akan bertumbuh. Sifat suka mencela itu sedang merusak kehidupanmu dan itu akan meluas kepada kehidupan istri dan anak-anakmu. Dengan demikian anak-anakmu tidak akan didorong untuk memberikan kepercayaannya kepadamu atau untuk menyadari kesalahan mereka, karena mereka tahu bahwa omelanmu yang kasar itu harus mereka ikuti dengan pasti. Kata-katamu sering seperti hujan es yang menghancurkan sehingga meremukkan tumbuh-tumbuhan yang masih lemah dan masih lembut. Tidak mungkin mengukur kehancuran yang diakibatkannya. Anak-anakmu itu mempraktekkan penipuan untuk menghindarkan kata-kata keras yang akan engkau ucapkan. Mereka mengelakkan kejujuran untuk melepaskan diri dari kecaman dan hukuman. Perintah yang keras dan dingin tidak mendatangkan kebaikan kepada mereka. 26

Suatu Janji Berbentuk Usul

Ada baiknya bagi setiap orang untuk menandatangani sebuah perjanjian untuk berbicara lemah lembut dalam rumah tangganya, untuk membiarkan hukum itu yang mengendalikan tutur bahasanya. Hai para orang tua, sekali-kali janganlah berbicara dengan gegabah. Jika anak-anakmu bersalah perbaikilah mereka, tetapi biarlah perkataanmu penuh dengan kasih dan lemah lembut. Setiap saat engkau mencaci-maki anak-anakmu, engkau kehilangan suatu kesempatan yang indah untuk memberikan pelajaran kesabaran dan ketabahan. Biarlah ciri-ciri kasih itu yang paling menonjol dalam usaha memperbaiki kesalahan anak-anakmu.27

Pembicaraan Di Meja Makan

Betapa banyaknya keluarga membumbui suasana makan sehari-hari mereka dengan keragu-raguan dan bertanya-tanya. Mereka mengomentari tabiat sahabat-sahabatnya dan disuguhkan seperti suatu hidangan yang lezat. Sedikit fitnahan yang seolah-olah baik disajikan di atas meja untuk dikomentari, bukan hanya oleh orang-orang dewasa, tetapi juga oleh anak-anak. Dalam suasana seperti ini Allah yang dihinakan. 28
Roh mengeritik dan mencaci-maki orang tidak ada tempatnya di dalam rumah tangga. Damai yang ada dalam rumah tangga itu terlalu suci untuk dinodai oleh roh yang demikian. Tetapi betapa sering, ketika sudah duduk menghadap meja makan, anggota-anggota keluarga menyuguhkan sebuah piring yang berisi kritikan, caci-makian dan perbuatan-perbuatan yang memalukan. Sekiranya Kristus datang pada hari ini, apakah Dia tidak menemukan keluarga yang mengaku diri Kristen sedang mengizinkan roh mengeritik dan mempunyai sifat-sifat yang tidak baik? Anggota-anggota keluarga yang demikian itu tidak bersedia untuk bersatu dengan keluarga yang di sorga. 29
Biarlah pembicaraan keluarga diatur sedemikian rupa di meja makan sehingga akan menumbuhkan suatu pengaruh yang harum semerbak kepada pikiran anak-anak.30

Memfitnah Dan Mengumpat

Kita berpendapat bahwa orang jahat yang masih biadab itu kejam, yang berpesta pora di atas daging mangsanya yang masih hangat dan yang masih menggigil; akan tetapi apakah akibat kebiasaan yang salah ini tidak lebih mengerikan daripada kesengsaraan dan kehancuran yang disebabkan oleh motivasi yang memberikan gambaran, menjelekkan reputasi seseorang dan merusak tabiat? Biarlah anak-anak dan orang-orang muda mempelajari apa yang dikatakan Allah mengenai hal ini: “Hidup dan mati dikuasai lidah.” 31
Mengumpat orang dan roh yang suka memfitnah adalah salah satu dari agen Setan yang khusus untuk menaburkan benih perselisihan dan percekcokan, memecah belah antara orang-orang yang bersahabat dan meruntuhkan keutuhan iman orang banyak daripada keadaan yang sebenarnya. 32

Menabur Benih Kecurigaan Adalah Suatu Alat Penolong Kepada Setan

Adalah suatu kebiasaan bagi umat manusia untuk mengucapkan kata-kata tajam. Mereka yang menyerah kepada kecenderungan ini berarti membuka pintu hatinya untuk dimasuki Setan dan membuat mereka cepat mengingat kesalahan dan kekeliruan orang lain. Kegagalan-kegagalan mereka disimpan, kekurangan mereka dicatat dan kata-kata diucapkan mengakibatkan kurangnya kepercayaan pada seseorang yang melakukan dengan segenap kesanggupannya untuk melaksanakan tugasnya sebagai teman sekerja bersama Allah. Seringkali benih kecurigaan ditaburkan karena seseorang berpendapat bahwa dia seharusnya disenangi tetapi nyatanya tidak. 33
Allah perintahkan supaya orang-orang percaya itu berhenti mencari-cari kesalahan, untuk tidak berbicara kasar dan gegabah. Hai para orang tua, biarlah kata-kata yang engkau ucapkan itu baik dan menyenangkan, supaya malaikat-malaikat mau menolong engkau untuk menarik anak-anakmu kepada Kristus. Suatu reformasi yang sungguh-sungguh diperlukan di dalam gereja rumah tangga itu. Biarlah reformasi itu dimulai dengan segera. Biarlah dihentikan segala kata-kata yang suka menggerutu, caci-makian dan kata-kata cerewet. Mereka yang mencaci-maki dan suka menggerutu menutup pintu bagi malaikat sorga, dan membuka pintu bagi malaikat-malaikat jahat. 34

Suatu Permohonan Supaya Orang Tua Bersabar Dan
Mengendalikan Diri

Hai para orang tua, bilamana engkau merasa ada sesuatu yang menggelisahkan, janganlah engkau melakukan suatu dosa yang besar untuk meracuni segenap keluarga dengan sifat yang lekas marah. Pada saat seperti ini engkau harus menjaga diri sendiri, dan tetapkanlah di dalam hati untuk tidak menyinggung perasaan orang lain dengan bibirmu, dengan demikian engkau hanya mengucapkan kata-kata yang menyenangkan dan menggembirakan. Berkatalah kepada diri sendiri: “Saya tidak akan merusak kebahagiaan anak-anak saya oleh suatu perkataan yang meresahkan.” Oleh berbuat demikian engkau mengendalikan diri sendiri, engkau akan bertumbuh semakin kuat. Urat syarafmu tidak terlalu peka lagi. Engkau akan dikuatkan oleh prinsip-prinsip yang benar. Kesadaran dalam melakukan tugasmu dengan setia akan menguatkan engkau. Malaikat-malaikat Allah akan tersenyum atas usahamu ini dan akan menolong engkau. 35
Hai para ibu-bapa, berbicaralah dengan manis dan sopan kepada anak-anakmu. Ingatlah betapa peka perasaan mereka, bayangkanlah ketika engkau masih kecil, dapatkah engkau memikul beban karena dipersalahkan dan sadarlah bahwa anak-anakmu itu sama seperti engkau dahulu. Sesuatu yang engkau tidak dapat pikul waktu itu jangan ditanggungkan kepada mereka. Jikalau engkau tidak dapat dipersalahkan dan dikecam, demikian juga anak-anakmu tidak kuat untuk dipersalahkan dan dicerca yang lebih lemah daripadamu dan belum kuat menanggung beban yang demikian. Biarlah kata-katamu menyenangkan, menggembirakan seperti sinar matahari di dalam keluargamu. Buah-buah pengendalian diri, keprihatinan dan kesungguh-sungguhan yang menjadi bagianmu itu akan dilipatgandakan seratus kali. 36

Ada Waktu Untuk Berdiam Atau Menyanyi

Pencobaan akan datang, memang ini adalah benar, biarpun kepada orang-orang yang berserah dengan sepenuhnya, pencobaan itu akan datang. Orang yang paling sabar sekalipun akan diuji dengan pencobaan yang keras. Suami atau istri dapat mengucapkan kata-kata yang menggusarkan hati seseorang dan dijawab lagi dengan gegabah, tetapi biarlah orang yang berbicara itu berdiam. Dalam berdiam akan terdapat keselamatan. Berdiam itu sering menjadi teguran yang sangat keras, yang dapat diberikan kepada seorang yang berdosa dengan bibirnya. 37
Apabila mereka (anak-anak dan orang muda) tidak dapat mengendalikan diri dan mengucapkan kata-kata dengan nafsu, suatu sikap berdiam adalah cara terbaik untuk menghadapinya, bukan bersikap mencela atau bersoal-jawab dan tidak menghukumi. Sebagai hasilnya, pertobatan akan terjadi dengan segera. Berdiam itu adalah emas, yang sering bekerja lebih baik daripada segala kata-kata yang dapat diucapkan.38

Bilamana orang-orang lain tidak lagi dapat bersabar, cerewet, dan bersungut-sungut karena tidak dapat menahan diri, mulailah menyanyikan beberapa nyanyian dari buku Lagu Sion atau Nyanyian Rohani lainnya. Sementara Kristus bekerja sebagai tukang kayu, beberapa orang kadang-kadang mengerumuni Dia, mereka coba membuat sesuatu yang gaduh menguji kesabaranNya. Tetapi Dia akan mulai menyanyikan beberapa nyanyian mazmur, dan sebelum mereka sadar dengan apa yang mereka lakukan, mereka sudah terpengaruh, sehingga mereka menggabungkan diri menyanyi bersama Dia, oleh pengaruh Roh Kudus mereka berbuat yang demikian. 39

Bergumul Mengendalikan Diri Dalam Tutur Bahasa

Allah menuntut kepada orang tua untuk menyebarluaskan sinar kesukaan di tengah-tengah kawanan domba mereka yang masih kecil-kecil itu oleh mengendalikan diri dan oleh teladan pembentukan tabiat yang kuat. Tidak membuang-buang waktu dengan pemanjaan omong kosong yang tidak berguna. Allah memandang ke dalam segala rahasia kehidupan. Oleh pergumulan yang senantiasa diadakan maka pengendalian diri dapat dipertahankan. Setiap hari mereka berusaha keras dengan diam-diam dan berdoa dengan sungguh-sungguh melawan kekasaran tutur bahasa dan kemarahan. Pergumulan ini mungkin tidak pernah dihargakan oleh umat manusia. Mereka mungkin tidak akan mendapat pujian dari bibir manusia karena dapat berusaha menahan diri untuk tidak mengucapkan kata-kata yang gegabah. Dunia ini tidak pernah melihat pergumulan hati itu dan kalaupun mereka dapat melihatnya, dunia ini hanya memandang hina kepada pemenangnya. Tetapi di dalam catatan sorga mereka telah didaftarkan sebagai para pemenang. Ada satu Oknum yang dapat menyaksikan segala rahasia pergumulan itu dan atas kemenangan yang diam-diam itu Dia berkata, “Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.” 40

Jikalau engkau mau menolak semburan kata-kata cerewet atau caci-maki, Tuhan akan menunjukkan jalan kepadamu bagaimana cara mengatasinya. Dia akan menolong engkau untuk menggunakan talenta berbicara seperti yang digunakan oleh Kristus, dengan demikian engkau akan membawa hasil yang indah dari kesabaran, kesenangan dan kasih itu di dalam rumah tangga. 41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar