21. Menyerahkan
kemauan adalah menyerahkan kuasa memilih, tetapi kita menggunakan kuasa memilih
kita untuk menyerahkannya. Kita menyerahkan kuasa memilih tingkah laku kita;
kita memegang teguh kuasa memilih hubungan kita.
Tolong ambil kaca pembesarmu dan bergabunglah bersama saya untuk melihat dari dekat pada satu halaman, halaman 47, dalam buku Steps to Christ.
“Banyak yang bertanya-tanya, ‘Bagaimanakah aku melakukan penyerahan diriku kepada TUHAN?’ Engkau berhasrat menyerahkan dirimu kepada Dia, namun engkau lemah dalam kuasa moral, dalam perbudakan keragu-raguan, dan dikendalikan oleh kebiasaan-kebiasaan hidupmu yang penuh dosa.
Janji-janji dan tekad-tekadmu seperti tali yang lapuk.
Engkau tidak dapat mengendalikan pikiran-pikiranmu, dorongan-dorongan hatimu,
dan kesenangan-kesenanganmu. Ingatanmu terhadap janji-janjimu yang kau ingkari
dan sumpah-sumpahmu yang engkau khianati melemahkan keyakinanmu dalam
keikhlasanmu, dan menyebabkan engkau merasa bahwa TUHAN tidak dapat menerimamu,
tetapi engkau tidak perlu putus asa.”
Pada saat pertama kali saya membaca hal itu, saya
berkata, “Bagaimana penulis Steps to
Christ bisa mengenaliku begitu baik?” Tetapi halaman itu mempunyai kabar
baik. Dia berkata, “Engkau tidak perlu putus asa. Apa yang perlu engkau
mengerti adalah kuasa kemauan yang sebenarnya.”—Ibid.
“Itu benar,” saya pikir. “Saya tidak memiliki kuasa yang cukup atas kemauan saya. Saya tidak bisa menjauhi stopless biskuit. Saya tidak bisa memaksa diri saya untuk berlari setap pagi. Saya tidak bisa menguasai amarah saya. Saya membutuhkan kekuatan lebih banyak lagi.”
Dan saya mulai lagi dengan janji-janji dan tekad-tekad, terbuat dari tali lapuk, dan kembali berakhir dengan cara yang sama dengan yang pertama kali. Hal itu begitu menawarkan hati sebelum berkali-kali lagi, kapan saja saya kembali ke halaman 47, saya akan berkata, “Oh—itu lagi!” Dan melompat ke halaman 49!
Tetapi penjelasannya melekat pada kalimatnya, jika engkau mengambil waktu untuk sungguh-sungguh membacanya. “Apa yang perlu engkau mengerti adalah kuasa kemauan yang sebenarnya.
Ini adalah kekuatan yang memerintah di dalam sifat
alamiah manusia, kuasa untuk memutuskan, atau memilih.”
Lalu apakah kemauan itu? Kuasa memilih.
“Semua bergantung pada tindakan yang benar dari kemauan. [OK, ganti. Semua bergantung pada tindakan yang benar dari kuasa memilih.] Kuasa memilih telah diberikan TUHAN kepada manusia; itu harus mereka latih. Engkau tidak dapat mengubah hatimu, engkau tidak bisa dengan kekuatanmu sendiri menyerahkan segala kesenangan-kesenanganmu kepada TUHAN; tetapi engkau dapat memilih untuk melayani Dia. Engkau dapat memberikan kemauanmu kepada-Nya. [Engkau dapat memberikan kuasa memilihmu kepada-Nya.] Kemudian Dia akan bekerja di dalammu untuk mau dan bekerja sesuai dengan kesenangan-Nya. Maka seluruh sifat alamiahmu akan berada di bawah kendali Roh Kristus....
“Banyak yang akan hilang sementara berharap dan berhasrat untuk menjadi orang-orang Kristen. Mereka tidak datang ke titik penyerahan kemauan kepada TUHAN. [Mereka tidak datang ke titik penyerahan kuasa memilih kepada TUHAN.]....
“Melalui latihan yang benar kemauan [kuasa memilih],
sebuah perubahan yang menyeluruh akan dibuat di dalam hidupmu. Dengan
menyerahkan kemauanmu [kuasa memilihmu] kepada Kristus, engkau akan meng-gabungkan
dirimu dengan kekuatan yang berada di atas segala kerajaan-kerjaan dan
kekuasaan-kekuasaan. Engkau akan mendapatkan kekuatan dari atas untuk menjagamu
tetap teguh, dan melalui penyerahan yang
terus-menerus kepada TUHAN engkau
akan dimampukan untuk menghidupkan kehidupan yang baru, bahkan kehidupan
iman.”—Hlm. 47, 48.
Tetapi membutuhkan kuasa memilihmu untuk menyerahkan kuasa memilihmu! Sekali lagi, ini adalah perbedaan antara tingkah laku dan hubungan. Kita menyerahkan kuasa memilih tingkah laku kita. Kita memegang teguh kuasa memilih hubungan kita. Saat kita terus-menerus memilih untuk memasuki hubungan pribadi dengan Kristus setiap hari, Dia bekerja di dalam kita, untuk mau dan melakukan kesenangan-Nya. Kita tidak dapat membawa diri kita ke titik menyerahkan kemauan kita, istilah lain untuk penyerahan. Tetapi kita dapat mengizinkan Kristus melakukan pekerjaan itu, dengan menempatkan diri kita di dalam tangan-Nya saat kita mengusahakan hubungan pribadi dengan-Nya.
Tesis 3 : Mencari Yesus
tesis 4 : Kekristenan dan Keselamatan tidak didasarkan pada apa yang engkau lakukan, tetapi pada siapa yang engkau kenal.
Tesis 5 : Berbuat benar dengan cara tidak berbuat salah sama dengan tidak berbuat benar.
Tesis 6 : Kebenaran akan membuatmu bermoral, tetapi moralitas tidak akan membuatmu benar.
7. Perbuatan-perbuatan baik kita tidak ada hubungannya dengan alasan agar kita diselamatkan. Perbuatan-perbuatan jahat kita tidak ada hubungan-nya dengan alasan agar kita dibinasakan.
8. Setiap orang dilahirkan penuh dosa
tesis 4 : Kekristenan dan Keselamatan tidak didasarkan pada apa yang engkau lakukan, tetapi pada siapa yang engkau kenal.
Tesis 5 : Berbuat benar dengan cara tidak berbuat salah sama dengan tidak berbuat benar.
Tesis 6 : Kebenaran akan membuatmu bermoral, tetapi moralitas tidak akan membuatmu benar.
7. Perbuatan-perbuatan baik kita tidak ada hubungannya dengan alasan agar kita diselamatkan. Perbuatan-perbuatan jahat kita tidak ada hubungan-nya dengan alasan agar kita dibinasakan.
8. Setiap orang dilahirkan penuh dosa
10. Kita tidak berdosa karena melakukan dosa. Kita melakukan dosa karena kita orang berdosa.
11. Dosa (tunggal)—hidup terpisah dari Allah, menghasilkan dosa-dosa (jamak)—melakukan hal-hal yang salah.
12. Siapapun yang hidup terpisah dari Allah, hidup di dalam dosa.
13. Definisi terbaik untuk iman adalah percaya (trust)
14. Pengenalan akan Allah menghasilkan kepercayaan (trusting) kepada Allah
15. Iman adalah buah Roh Kudus
16. Pemikiran positif tidak menghasilkan iman sejati, tetapi iman akan menghasilkan pemikiran positif.
17. Penyerahan adalah menyerahkan diri kita
18. Berusaha menyerahkan dosa-dosa kita dapat menghalangi kita dari menyerahkan diri kita.
19. Tidak seorangpun yang dapat menyalibkan dirinya atau membawa dirinya untuk menyerah
11. Dosa (tunggal)—hidup terpisah dari Allah, menghasilkan dosa-dosa (jamak)—melakukan hal-hal yang salah.
12. Siapapun yang hidup terpisah dari Allah, hidup di dalam dosa.
13. Definisi terbaik untuk iman adalah percaya (trust)
14. Pengenalan akan Allah menghasilkan kepercayaan (trusting) kepada Allah
15. Iman adalah buah Roh Kudus
16. Pemikiran positif tidak menghasilkan iman sejati, tetapi iman akan menghasilkan pemikiran positif.
17. Penyerahan adalah menyerahkan diri kita
18. Berusaha menyerahkan dosa-dosa kita dapat menghalangi kita dari menyerahkan diri kita.
19. Tidak seorangpun yang dapat menyalibkan dirinya atau membawa dirinya untuk menyerah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar