TUHAN TIDAK AKAN MEMBIARKAN KITA BERLAYAR
TANPA PETUNJUK-PETUNJUK
1. Hubungan
Antara Tuhan Dan UmatNya Adalah Sangat Dekat
Salah satu ciri
dari hasil pekerjaan Setan adalah semakin kuatnya cinta akan diri sendiri dan
cinta untuk harta-materi dan lenyapnya kasih untuk orang lain. Kita sudah
begitu terbiasa dengan keadaan yang telah diciptakan oleh Setan sehingga kita
tidak lagi menyangka bahwa hubungan erat di antara umatNya dan antara kita
dengan Tuhan adalah hal yang masih mungkin dapat terjadi.
Seringkali kita
berpendapat bahwa apabila kita dapat berhubungan langsung dengan Tuhan seperti
pada waktu zaman Israel ketika Musa sering dipanggil menghadap Tuhan untuk
menerima petunjuk-petunjukNya secara langsung, atau seperti pada zaman
murid-murid Yesus ketika mereka bercakap-cakap dengan Dia, maka pengalaman
kerohanian kita tidak akan seperti sekarang ini. Kita akan hidup untuk Tuhan,
kita akan bersungguh-sungguh, kita akan mempunyai kuasa besar sebab kita tidak
akan mungkin bisa salah karena ada Tuhan sendiri yang memberi petunjuk-petunjuk
kepada kita untuk melakukan segala sesuatu di dalam kuasaNya itu.
Apakah hadirat
Yesus secara pribadi bersama kita benar-benar akan menguntungkan kita? Yesus
berkata, “Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi.” Rasa sedih memenuhi
hati murid-murid Yesus pada waktu Ia memberitahu mereka bahwa Ia akan
meninggalkan mereka dan ke mana Ia pergi, mereka tidak dapat ikut. Murid-murid sudah terbiasa bergantung kepada Yesus. Ia adalah
pemimpin mereka. Apa yang harus mereka kerjakan, ke mana mereka harus pergi,
semua ditentukan oleh Yesus. Mereka tinggal menerima dan melaksanakan
petunjuk-petunjuk itu. Siapa yang akan memberi petunjuk kepada mereka setelah
Ia meninggalkan mereka? Mereka jadi bersedih, sebab mereka kehilangan tiang
penyanggah mereka.
Tetapi apa yang diperkirakan oleh
murid-murid Yesus terbukti tidak benar. Kuasa yang ada pada murid-murid itu
justru lebih besar sesudah Yesus pergi daripada sewaktu Yesus masih
bersama-sama dengan mereka. Roh Suci telah mengambil kendali. Ini bukan berarti
bahwa kuasa Roh Suci itu lebih besar daripada kuasa Yesus. Bukan begitu. Roh
Suci bersaksi dari hal Yesus. Roh Suci melaksanakan pekerjaan Yesus. Yang
membuat murid-murid menjadi berkuasa bukanlah karena Roh Suci berhasil di dalam
pekerjaanNya dan Yesus gagal; bukan begitu. Yang membuat murid-murid berkuasa
adalah iman mereka. Mereka mulai belajar memandang kepada yang tak
terlihat.
Selagi Yesus berada bersama-sama
dengan mereka, mereka lebih bergantung kepada apa yang dapat mereka lihat
sebagai kenyataan. Mereka melihat Yesus. Mereka melihat kuasaNya. Semua nyata.
Oleh sebab itu, iman mereka kecil. Begitu kecil sehingga mereka semua telah
meninggalkan Yesus pada waktu bahaya mengancam tatkala Yesus diadili.
Yesus tahu secara persis apa yang
dibutuhkan oleh umatNya. Apa
yang kita perlukan, itulah yang Ia berikan. Keperluan itu bukan seperti yang
kita inginkan. Dengan pandangan kita yang sempit, yang terpusat kepada
kepentingan diri sendiri sesuai dengan ajaran Setan, kita menginginkan perkara-perkara
yang hanya menyenangkan diri sendiri yang membawa kita kepada kematian. Yesus tidak memberikan kepada kita apa yang bakal membinasakan
kita. Ia akan memberi kepada kita segala sesuatu yang kita perlukan untuk hidup
yang kekal.
Murid-murid Yesus mengharapkan agar
Yesus tidak meninggalkan mereka. Harapan murid-murid tidak dikabulkan oleh
Yesus sebab Ia tahu bahwa yang harus Ia pikirkan bukanlah kepentingan segenggam
murid-muridNya itu saja, tetapi kepentingan umat manusia dari jatuhnya sampai dia
dipulihkan kembali. Setan sudah mencerai-beraikan manusia. Ia sudah merampas
kasih yang ada di dalam diri manusia. Ia menanamkan kebencian, kekejaman untuk
membunuh dan melenyapkan apa yang menjadi halangan untuk mencapai keinginan
nafsu kejinya, dan ia membuat manusia tidak percaya kepada Tuhan. Semua ini
harus diperangi dan dipatahkan oleh Tuhan. PekerjaanNya luas. Ia harus dapat
mendatangkan kemenangan kepada hamba-hambaNya yang percaya, bukan saja pada
zaman murid-muridNya yang bersama-sama dengan Dia tetapi kepada semua
pengikutNya sampai pada akhir zaman.
Kita dapat membayangkan apa yang
bakal terjadi sekiranya Yesus berada bersama kita di dunia ini. Apa yang dulu
mendorong murid-muridNya akan terjadi lagi. Semua ingin dekat dengan Dia. Siapa yang akan berada di sebelah kananNya
dan siapa yang akan berada di sebelah kiriNya? Kalau Yesus berada di Eropa,
yang ada di Indonesia akan minta supaya Ia datang ke Indonesia, dan seterusnya.
Yesus tahu apa yang terbaik bagi umatNya. Ia menjamin bahwa Ia sangat dekat
dengan mereka. Pengikut-pengikutNya harus dapat melihat Dia dengan IMAN.
Yesus lebih
dekat kepada murid-muridNya sesudah Ia pergi daripada sebelumnya, tapi Yesus
akan paling dekat dengan pengikut-pengikutNya pada masa yang tersulit di akhir
zaman! Kalau begitu, Tuhan pasti akan punya petunjuk-petunjuk bagi kita yang
hidup di akhir zaman ini. Lebih sulit masanya, lebih dekat terasa hadiratNya
dan menjadi lebih nyata petunjuk-petunjukNya! Kita tidak akan dibiarkan
berlayar tanpa kompas. Kita tidak akan dibiarkan terlantar seperti anak-anak
yatim piatu. Kita akan dibimbing di dalam menyelidiki firmanNya dan tiap
pengertian yang benar akan firman itu akan mendatangkan jaminan bahwa hubungan
di antara Tuhan dengan kita adalah erat dan pasti.
2. Petunjuk-pentujuk Surga
Dalam pelajaran
yang lalu, kita telah memastikan bahwa pemberitaan Injil ini akan diselesaikan
dengan diulanginya pekabaran-pekabaran yang telah dimulai pada tahun 1844.
Pekabaran tiga malaikat akan diulangi dengan terang yang makin bertambah dan
kuasa yang makin besar. Pekerjaan ‘orang yang mengamalkan dosa’ (yaitu kuasa
Gereja Roma) yang akan mengambil peranan besar dalam mengakhiri sejarah dunia
ini perlu dipelajari dengan penuh hikmat. (Baca TM hal. 118). Kemudian kita
pelajari bahwa mereka yang makan MANNA dari surga akan membawa
kebenaran-kebenaran dari buku-buku Daniel dan Wahyu yang diilhamkan Roh Suci,
dan akan menggerakkan kekuatan-kekuatan yang tidak lagi dapat dibendung. Kita
akan memperhatikan beberapa kutipan lainnya mengenai perlunya menyelidiki
buku-buku Daniel dan Wahyu sebentar, sekarang kita akan mencatat
petunjuk-petunjuk lainnya yang diberikan oleh Allah bagi kita.
a. Kebenaran-kebenaran yang sehubungan dengan kedatangan Kristus yang kedua
kali di dalam awan-awan di langit akan dibicarakan dan ditulis lebih sering
dari sekarang.—Counsels To Writers And Editors, hal 81.
Kita tidak
perlu berbicara tentang kedatangan Kristus yang kedua kali secara langsung.
Menurut kutipan di atas ada kebenaran-kebenaran yang sehubungan dengan
kedatangan Kristus yang kedua kali. Ini akan dibicarakan dan ditulis lebih
daripada apa yang sudah dilakukan pada waktu-waktu yang lalu.
b. Mata-mata pelajaran seperti kaabah sehubungan dengan 2300 pagi dan
petang... Ini, saya sering melihat, adalah pelajaran-pelajaran inti yang
harus diajarkan oleh juru-juru kabar.---Early Writings, 63.
Selama penataran bagi
pekerja-pekerja dan istri-istri mereka di Malang
dari tanggal 25-28 Februari 1982, Pendeta Schmidt dari General Conference telah
memberikan satu seri pelajaran yang sangat mendalam tentang kaabah. Kita tahu
bahwa apa yang akan diberikannya itu adalah ‘makanan pada waktunya’ atau
‘kebenaran untuk zaman ini,’ bukan karena yang memberikan itu adalah Pendeta
Schmidt dari General Conference, tetapi karena petunjuk surga yang kita kutip
di atas berkata bahwa kita perlu mendalami pelajaran-pelajaran yang berhubungan
dengan kaabah. Tidak semua utusan yang datang dari General Conference memberi
makanan yang kita perlukan untuk menghadapi masa-masa yang amat genting seperti
pada akhir zaman ini. Sebaliknya, bukannya setiap orang yang berbicara tentang
kaabah memberikan makanan untuk akhir zaman? Banyak yang memberi pelajaran
tentang kaabah yang salah, dan banyak lagi yang memberi pelajaran kaabah tanpa
dirinya dijiwai oleh pelajaran-pelajaran tersebut. Pelajaran kaabah dapat
diberikan tanpa terlebih dahulu mengadakan penyelidikan yang dalam dengan
banyak pergumulan dengan dosa oleh bantuan Roh. Apabila melalui pelajaran
kaabah itu bersinarlah kasih Kristus dan terjamahlah hati si pelajar itu
tentang keadaan dirinya yang kotor dan najis semata-mata, barulah digenapi apa
yang diuraikan oleh hamba Tuhan tentang pelajaran-pelajaran yang cocok untuk
masanya.
c. Kita perlu mempelajari kecurahan bokor yang ketujuh. Kuasa jahat
tidak akan menyerah dalam peperangan tanpa perjuangan. Tetapi Tuhan mempunyai
bagianNya dalam perang Armageddon. Apabila bumi ini diterangi dengan kemuliaan
malaikat Wahyu 18, anasir-anasir agama, yang baik dan yang jahat, akan bangkit
dari tidur, dan bala tentara Allah yang hidup akan maju ke medan
perang.—Manuscript 175, 1899.
Peperangan dahsyat di antara kuasa
baik dan jahat serta puncak peperangan itu, yang disebut Armageddon, perlu
dipelajari. Peperangan tidak mendatangkan harapan yang menyenangkan. Berita
peperangan tidak menyucikan seseorang! Tetapi Kristus—yang menjadi Komandan
dalam peperangan tersebut—mempunyai arti hidup atau mati bagi kita! Perhatikan
juga bahwa peperangan ini erat hubungannya dengan pencurahan ROH SUCI pada
waktu hujan akhir yang dilambangkan oleh malaikat dalam Wahyu 18 yang berarti
penyelesaian berita tiga malaikat. Dengan begitu, tidaklah mungkin bagi kita
untuk menyelesaikan pekabaran tiga malaikat tanpa meyakini bahwa penyelesaian
pekerjaan itu akan mendatangkan perang yang terakhir, yaitu Armageddon!
d. Soal Sabat akan menjadi masalah di dalam peperangan terakhir yang
besar di mana semua orang di dunia ini akan ambil bagian.—6T 352.
Apa sebabnya dewasa ini banyak
orang-orang tua yang mengirim anak mereka ke sekolah pada hari Sabat Tuhan?
Keyakinan para orang tua yang berbuat begitu dan keyakinan orang-orang muda
kita yang sudah memilih langkah untuk tidak menghiraukan pesan-pesan Tuhan
sudah luntur. Siapa yang salah? Sebenarnya tidak ada yang dengan sengaja telah
berbuat salah. Yang cerdik adalah si Ular penipu itu! Yang sudah mengalahkan
WANITA yang pertama, yaitu HAWA, telah mengalahkan banyak di antara benih
WANITA yang sisa! Tetapi janganlah mau terus ditahan di dalam kekalahan!
Sadarilah! Bangkitlah! Makanlah makanan untuk zaman kita sekarang ini agar kita
dapat bangkit kembali kepada hidup!
e. Saya sering diarahkan kepada perumpamaan sepuluh anak dara, lima di antara mereka bijaksana dan lima bodoh. Perumpamaan ini telah digenapi
dan akan digenapi sampai pada huruf-hurufnya karena mempunyai kegenapan yang
khusus untuk masa ini; dan, seperti pekabaran malaikat yang ketiga, telah
digenapi dan akan terus menjadi kebenaran masa sekarang sampai pada akhir
zaman.—R&H 19 Agustus 1890.
f. Perumpamaan pakaian perjamuan nikah membuka di hadapan kita
pelajaran-pelajaran yang mempunyai konsekuensi yang tinggi.—Christ’s Object
Lessons, hal 307.
Petunjuk-petunjuk surga adalah
jelas. Sebagai umat Tuhan kita diberi pegangan untuk mengetahui apakah kita
sudah berjalan di atas jalan yang benar. Kita tidak berlayar sendirian di atas
laut yang bergermuruh dengan tantangan-tantangan yang besar. Kapal kita dijaga
supaya tidak tenggelam. Walaupun Yesus tidak nampak, kita harus percaya bahwa
Ia berada di atas perahu kita. Kita takut sebab ombak tinggi berkecamuk, dan
Yesus beristirahat di sudut perahu yang tidak dapat kita lihat. Tetapi Ia
hadir. HadiratNya telah Ia buktikan
dengan petunjuk-petunjuk yang Ia sampaikan kepada kita melalui semua
nabi-nabiNya.
3. Kitab Daniel dan Wahyu Sangat Penting
“Ada kebutuhan untuk mempelajari firman Allah
dengan lebih cermat; terlebih lagi harus diperhatikan Kitab Daniel dan Wahyu
sebagaimana yang belum pernah dilakukan dalam sejarah pekerjaan kita.”—TM, 112.
Apakah
implikasi dari tulisan yang di atas? Masehi Advent Hari Ketujuh sudah diberkati
dengan banyak pengetahuan Alkitab. Tidak ada
kelompok orang percaya lainnya yang tahu kebenaran Alkitab seperti umat Advent.
Kita memiliki warisan yang sangat kaya. Walaupun begitu, kita dianjurkan untuk
mempelajari Alkitab dengan lebih cermat dan menyelidiki kitab Daniel dan Wahyu
sebagaimana yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Ini berarti segala
kekayaan pengetahuan yang telah kita peroleh dari Alkitab secara menyeluruh dan
dari buku-buku Daniel dan Wahyu khususnya, belumlah cukup karena masih ada
banyak kebenaran lainnya yang akan dilimpahkan oleh Tuhan kepada kita. Hal ini
sudah jelas, sebab di dalam kutipan yang telah kita pelajari dalam pelajaran
yang lalu disebut bahwa barangsiapa yang makan MANNA dari surga akan membawa
kebenaran-kebenaran dari kitab Daneil dan Wahyu yang diilhamkan ROH.
Kitab Daniel
adalah kitab yang ‘disembunyikan’ dan ‘dimeteraikan’ sampai pada akhir zaman.
(Dan. 12:4). Kitab Daniel adalah kitab yang dibuka untuk diambil dan dimakan
apabila waktunya sudah tiba dan tidak ada penundaan lagi. (Wah. 10). Kitab
Daniel adalah satu-satunya kitab yang oleh Yesus dihadapkan kepada kita untuk
diperhatikan berkenaan dengan kedatanganNya yang kedua kali (Mat. 24). Ini
bukan berarti bahwa tulisan-tulisan Alkitab lainnya tidak perlu dipelajari
sehubungan dengan kedatangan Tuhan. Tidak. Tetapi kitab Daniel mempunyai
kebenaran yang khusus yang perlu diperhatikan oleh semua orang yang menyiapkan
diri mereka bagi kedatanganNya. Kitab Daniel akan menuntun banyak orang kepada
kebenaran dan akan menjadikan mereka seperti bintang-bintang yang bercahaya
dengan kemuliaan cahaya cakrawala. (Dan. 12:3). Yang mengetahui akhir segala
perkara dari permulaan telah berkata begitu. Janganlah kita jadi mau lebih tahu
dari yang Mahatahu dan membuat persiapan untuk kedatanganNya dengan cara-cara
kita sendiri. Kebenaran, kesempurnaan tabiat, dan kehidupan yang berkenan di
hadapan Allah tidak akan kita peroleh dengan jalan kita sendiri. Kita boleh
tidak menyukai kebenaran yang telah ditentukan Tuhan oleh karena kebenaran itu
mengganggu perasaan hati kita sendiri. Tidak ada yang melarang kita untuk
memilih berbuat begitu. Tetapi kita harus tahu bahwa kita tidak akan mencapai
kelengkapan kesempurnaan tabiat yang diperlukan untuk menyongsong kedatangan
Yesus dengan jalan kita sendiri. Apa yang sudah ditentukan Tuhan, walaupun
nampaknya tidak mengenai sasaran menurut penilaian kita, mempunyai kuasa untuk
melahirkan kita kembali menjadi anak-anak Allah yang sejati.
Buku Daniel adalah
benihnya. Khotbah Yesus di atas bukit Zaitun adalah daun-daunnya. (Mat. 24).
Tulisan Paulus di dalam 2 Tesalonika 2 merupakan permulaan kenyataan biji-biji
gandumnya dan kitab Wahyu merupakan biji-biji gandum yang sudah masak. Marilah
kita makan MANNA dari surga dengan IMAN!
Disadur ulang
dari seri pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh Gito Siswoyo Kadarman (Sie
Tiong Gie) alm. - Pasuruan, Sabat, 13 Maret 1982
Diketik oleh
Monik Amelia, November 2007 – Florida, USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar