Sabtu, 17 Juni 2017

9. SAMPAI DI MANA KEKUATAN MANUSIA UNTUK MENURUTI PERJANJIANNYA DENGAN ALLAH?

SAMPAI DI MANA KEKUATAN MANUSIA UNTUK MENURUTI PERJANJIANNYA DENGAN ALLAH?


  1. Janji Israel Kepada Tuhan

“Segala yang difirmankan Tuhan akan kami lakukan.” (Keluaran 19:8)

Betapa indahnya bunyi janji itu !

Tuhan berfirman :

“Kamu sendiri telah melihat apa yang Kulakukan kepada orang Mesir, dan bagaimana Aku telah mendukung kamu di atas sayap rajawali dan membawa kamu kepada-Ku. Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi. Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus. Inilah semuanya firman yang harus kaukatakan kepada orang Israel."
Peristiwa pelepasan bangsa Israel dari perhambaan bangsa Mesir yang dahsyat itu baru terjadi selang tiga bulan. Peristiwa tersebut bukanlah suatu peristiwa yang biasa. Peristiwa itu disertai dengan pernyataan kuasa Allah yang sangat besar. Dan sekarang Allah Yang Maha Kuasa meminta agar bangsa Israel mau sungguh-sungguh mendengarkan firmanNya dan berpegang pada perjanjianNya, sebab apabila mereka melakukan hal ini, maka mereka akan dijadikan harta kesayangan Allah sendiri dari antara segala bangsa dan mereka akan dijadikan suatu kerajaan imam dan suatu bangsa yang kudus.

Mana ada perkara yang terlebih indah dari pada dijadikan harta kesayangan Allah yang begitu berkuasa untuk membelah laut Merah supaya terjadi suatu jalan pelarian bagi umat yang terkejar itu ?  Mana ada perkara yang dapat diharap-harapkan lebih dari pada dijadikan suatu kerajaan imam dan bangsa yang kudus bagi Allah yang begitu kuat untuk mengubur musuh yang mengejar di dalam air laut ?  Lagipula persyaratannya begitu ringan !  Mereka hanya diminta untuk sungguh-sungguh mendengarkan firman Allah dan berpegang pada perjanjianNya !
Oleh sebab itu pada waktu Musa memanggil para tua-tua bangsa Israel dan menghadapkan kepada mereka pesan dari Tuhan yang di atas, seluruh bangsa itu menjawab bersama-sama :

“Segala yang difirmankan Tuhan akan kami lakukan.”

Janji yang serupa juga tercatat dalam Keluaran 24:7,

“Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.”

Mampukah bangsa Israel menepati dan memegang janjinya itu ?  Dalam buku Alfa dan Omega jilid 1, dapat kita baca penjelasannya :

“Umat Israel tidak menyadari betapa jahatnya hati mereka sendiri dan bahwa tanpa Kristus tidaklah mungkin bagi mereka untuk menuruti hukum-hukum Allah; …… Merasa bahwa mereka mampu untuk mengadakan kebenaran mereka sendiri, mereka berkata, “Segala firman Tuhan akan kami lakukan dan akan kami dengarkan.” ……Tetapi setelah lewat beberapa minggu saja mereka telah melanggar janji mereka kepada Allah dan menyembah pada patung ukiran.”


  1. Janji Maria Kepada Yesus

Siapakah Maria ?  Kita perlu mempelajari kehidupan Maria dengan tujuan agar supaya kita dapat melihat perkara-perkara Allah Yang Maha Tinggi dan dapat mengerti jalan pimpinan kasihNya yang melampaui apa yang terpikirkan oleh kita. Yang ingin mempelajari kehidupan Maria lebih lanjut dipersilahkan untuk membaca buku ‘Salvation By Faith & Your Will’ pasal terakhir tulisan Pendeta Morris L. Venden.

Kita telah mengetahui siapa Maria dan Marta. Tetapi yang belum kita ketahui dan belum kita perhatikan adalah bahwa Marta itu seorang yang ber-agama, tetapi Maria adalah seorang yang ber-kerohanian. Hal ini mengejutkan kita !  Kita mengetahui bahwa Marta adalah seorang yang berkelakuan baik, sedangkan Maria adalah seorang yang yang berdosa secara terbuka. Mengapa orang yang bemoral dan berkelakuan baik hanya disebut orang yang beragama, sedangkan seorang yang bermoral rendah dikatakan berkerohanian ?  Apakah semua orang yang bermoral baik itu hanya sekedar beragama saja, dan semua orang yang bermoral rendah mempunyai kerohanian tinggi ?  Bukan begitu !  Maria dan Marta merupakan suatu contoh kasus yang harus kita pelajari sama-sama. Masih ada kemungkinannya bahwa seorang yang ‘baik’ namun hatinya tidak sedekat kepada Yesus dibandingkan dengan seorang yang ‘jahat’ menurut penilaian orang. Hanya Yesuslah yang mengetahui dan mengenal keadaan hati seseorang yang sesungguhnya. Dalam contoh kasus Maria dan Marta, Tuhan hanya ingin menyatakan kebenaran bahwa apa yang dilihat orang dari luar belum tentu mencerminkan keadaan hati seseorang yang sesungguhnya. Belum tentu seorang Advent yang tidak ke gereja tiap hari Sabat adalah seorang yang ‘murtad’, atau belum tentu seorang pendeta atau ketua majelis gereja adalah seorang yang ‘rohani’. Atau belum tentu seorang yang sering melakukan kesalahan atau menyebabkan kekacauan di gereja adalah seorang yang ‘tidak baik’. Ingat pelajaran tentang ‘Seismograf Dosa’? Betapa sering hati dan telunjuk kita mengacung kepada seseorang yang kita anggap miskin yang kerjanya hanya minta sumbangan terus pada gereja, kita tidak tahu bagaimana pergumulan hidup sebenarnya orang itu. Oleh sebab itu kita tidak boleh ikut campur dalam pekerjaan Yesus dalam menghakimi seseorang. Hal untuk menghakimi adalah hak tunggal Tuhan kita !   
Maria tinggal di kota Betani. Maria adalah seorang yang berkepribadian yang ramah dan suka bersosial. Kepribadiannya ini membuatnya mempunyai banyak teman dan hal ini pada suatu saat membuatnya menjadi korban suatu perbuatan yang tercela oleh seseorang.

Dan Maria menjadi topik pembicaraan banyak orang di kotanya. Cerita tentang perbuatan jeleknya berpindah-pindah dari satu mulut ke telinga yang lainnya sehingga Maria menjadi pusat perhatian bagi setiap orang yang melihatnya. Karena tidak tahan menanggung segala keadaan itu, maka Maria berpindah dari Betani ke sebuah kota lain yang bernama Magdala, sehingga Maria dikenal sebagai Maria Magdalena.

Di kota Magdala, Maria tidak berhasil mencari nafkah hidup dengan jalan yang halal. Karena dia seorang diri dan tidak mempunyai jalan keluar yang lain lagi, dan lagipula karena dirinya sudah terjerumus ke dalam wilayah iblis yang disebabkan seorang Parisi dan seorang tokoh agama terkemuka, akhirnya Maria mencari nafkah hidupnya dengan jalan yang tidak halal. Maria menjual dirinya dan kita tahu bahwa pekerjaan Maria itu sebagai wanita tuna-susila.   

Maria telah meninggalkan agama dan hidup dalam pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah. Secara perhitungan duniawi, Maria telah hidup berhasil. Maria banyak mengumpulkan uang dan menjadi seorang yang ‘kaya’. Karena tidak tahu bagaimana harus menyimpan uangnya yang banyak itu secara aman, maka pada suatu hari Maria membeli sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi yang sangat mahal harganya.

Dan pada suatu hari, Maria mendengar seorang Pengkhotbah yang sedang singgah di kotanya. Menurut informasi yang didengarnya, Pengkhotbah ini agaknya berbeda dengan guru-guru agama lainnya. Guru-guru agama….. tentu saja Maria tidak dapat melupakan seorang guru agama yang telah menjatuhkan dirinya tetapi yang telah berhasil mencuci bersih tangannya sendiri dan meninggalkan Maria terjeblos ke dalam jurang kenistaan dan hanya mau menerima orang-orang yang suci dan berkelakuan baik saja. Tetapi Maria mendengar bahwa Guru Agama yang satu ini berbeda dan mau menerima orang-orang yang berdosa yang sudah disingkirkan oleh masyarakat. Sungguh Maria merindukan Guru ini dan sangat ingin bertemu denganNya.


Kemudian Maria berusaha mencari Guru ini. Rupanya Guru ini didapati sedang dikerumuni oleh banyak orang. Wahh..bagaimana ini ? Maria menjadi ragu-ragu untuk datang kepada Guru ini. Pulang saja karena banyak orang yang mengelilingi Guru ini ?  Mana ada kesempatan dia bisa untuk bertemu denganNya ?  Lagipula, mana ada waktu bagi Guru itu untuk menanggapi dirinya ? Maria merasa dirinya kotor dan hina, dan dia hendak kembali pulang. Hati Maria bergumul antara mau maju atau mundur.Tetapi Roh Suci menjamah hatinya dan mendorongnya untuk menemui Guru itu. Hati Maria melembut untuk menerima bisikan-bisikan Roh Allah dan ia menurut pada dorongan hatinya itu. Itulah sebabnya Maria dikatakan sebagai orang yang berkerohanian !  Saat itu Maria tidak beragama. Maria tidak pernah pergi ke Bait Suci lagi. Maria hidup dalam pelanggaran-pelanggaran terhadap hukum Allah. Tetapi Maria rohani !

Maria tidak jadi kembali pulang. Dan akhirnya ia menerobos kerumunan banyak orang itu, tanpa memperdulikan tatapan banyak mata yang memandang hina kepadanya. Maria menemui Yesus. Maria langsung duduk bersimpuh merendah di kaki Yesus. Maria meledak dalam tangisan dan mencurahkan isi hatinya kepada siapa yang ia percayai sebagai orang yang dapat menyelamatkan dirinya. Yesus yang penyayang pada setiap jiwa orang, tidak terlalu sibuk untuk memperhatikan dan menolong Maria. Yesus menghibur dan menguatkan Maria. Sungguh Tuhan itu Maha Pengasih dan Maha Penyayang !  Maria yang merasa dirinya sudah terhilang dan terbuang, mendapatkan dirinya diterima kembali oleh Allah !  Allah yang di sorga masih mau menerima dirinya yang jahat itu !  Hal itu diketahui oleh Maria melalui sikap dan peri-laku Yesus terhadap dirinya. Hati Maria hancur dan Maria bertobat !  Maria mengasihi Yesus !

Apakah Maria benar-benar sudah bertobat ?  Bagaimana pengertian kita tentang pertobatan ini? Sudahkan kita memiliki pengertian yang benar ?

Maria mengikuti Yesus kemana saja Ia pergi. Maria sangat gemar mendengarkan kata-kata yang keluar dari mulut Yesus. Selama Yesus berada di kota Magdala, Maria selalu mendekatkan diri kepada Yesus. Tetapi tiba saatnya suatu hari, Yesus harus meninggalkan kota itu. Segera saja Maria terpisah dari Gurunya. Maria masih mengenang setiap perkataan indah yang diucapkan Gurunya, tetapi di samping itu, Maria harus mendengarkan lagi kata-kata manis yang keluar dari orang-orang yang didorong oleh iblis. Pertimbangan-pertimbangan hidup dan keduniawian datang kembali mendesak ke dalam kehidupan Maria. Akhirnya Maria jatuh kembali ke dalam cengkraman iblis.

Apakah Maria sudah bertobat?  Kalau sudah bertobat, mengapa Maria kembali jatuh ke dalam kehidupan dosanya?  Bukankah orang yang sudah bertobat itu meninggalkan segala dosa-dosanya ? Bukankah ia akan menjadi suatu ciptaan yang baru ? Kita harus bersyukur kepada Tuhan karena Injil itu serba lengkap !  Tanpa kebenaran Injil, kita akan hilang !  Tidak akan ada terang untuk menerangi kegelapan jiwa kita !  Kita semua akan hancur dan binasa tanpa pengharapan disebabkan kurangnya pengertian kita tentang arti pertobatan yang sebenarnya.

Maria telah bertobat dengan sungguh-sungguh hati. Ia telah menemukan Yesus dan ingin mengikuti Yesus. Maria menyesali kehidupannya yang jahat itu dan ia berjanji pada dirinya sendiri untuk meninggalkan dosanya. Tetapi, sebagaimana bangsa Israel berjanji kepada Tuhan untuk mendengarkan firmanNya dan telah gagal untuk menepatinya, demikian pula Maria !  Maria telah bertobat, tetapi Maria belum sanggup untuk mengatasi kelemahan-kelemahannya itu. Pertobatan bukanlah suatu pekerjaan sesaat atau hanya sekali saja. Pertobatan sejati berlaku setiap hari dan sepanjang umur hidup seseorang. Maria sudah menemukan jalan kepada Yesus, tetapi Maria belum menemukan kuasa untuk kemenangan atas dosanya !  Maria masih hidup dalam kekuatannya sendiri. Maria belum hidup dengan kekuatan yang berasal dari Yesus melalui Roh Suci !  Itulah sebabnya Maria masih terjerumus kembali ke dalam dosanya yang lama.


Pada kesempatan kunjungan Yesus yang berikutnya ke daerah Galilea, Maria menemui Yesus lagi. Tidak ada yang dapat menceraikan dirinya dari Yesus; bahkan sekali pun kehidupannya yang bergelimang dosa itu. Yesus merupakan satu-satunya Penolongnya. Maria menceritakan kegagalan-kegagalannya kepada Yesus dan Yesus pun mendoakannya. Kasihnya kepada Yesus bertambah pada pertemuan yang kedua ini. Maria melihat betapa bedanya Yesus ini dibandingkan dengan guru-guru agama yang lain. Dirinya telah bertobat kepada Yesus, tetapi ia telah jatuh kembali ke dalam dosa yang sama. Namun Yesus ini tidak menolaknya bahkan semakin mengasihi Maria. Dan hal ini membuat Maria mebalas kasih Tuhannya itu !

Menurut Alkitab, sedikitnya 7 kali Maria mengalami kejatuhan kembali ke dalam dosanya yang lama, dan Yesus telah mengusir setan keluar dari Maria setiap kali. Begitu sejatinya kasih Yesus bagi seseorang yang mau bertobat kepada diriNya !  Ketika Yesus ditanya oleh Petrus sampai berapa kali kita harus mengampuni kesalahan seorang saudara kita ?  Apakah sampai 7 kali ?  Yesus menjawab sampai 70 kali 7 kali !!  Petrus sungguh belum dapat menjangkau dalamnya kasih Tuhan itu !


  1. Kemenangan Maria

Yesus mengampuni sambil mendidik. Ia mengampuni dan mendidik  bangsa Israel; Ia mengampuni dan mendidik Maria; Ia mengampuni dan mendidik masing-masing kita !  Yesus telah mengampuni segala kegagalan bangsa Israel. Ia mendidik mereka untuk menyadari keadaan hati mereka yang jahat yang sudah dikuasai oleh setan. Mereka tidak akan dapat melepaskan diri dari perhambaan dosa yang didatangkan oleh kuasa kegelapan. Oleh sebab itu, melalui buku Daniel 9:24, Yesus berseru kepada mereka :

“Tujuh puluh kali tujuh masa telah ditetapkan atas bangsamu dan atas kotamu yang kudus, untuk melenyapkan kefasikan, untuk mengakhiri dosa, untuk menghapuskan kesalahan, untuk mendatangkan keadilan yang kekal, untuk menggenapkan penglihatan dan nabi, dan untuk mengurapi yang maha kudus.”
Bangsa Israel diminta untuk menerima Yesus sebagai Raja dan Juruselamat yang telah dijanjikan. Tetapi mereka menolak Yesus walau pun 70 x 7 masa keampunan telah diberikan kepada mereka. Bangsa Israel telah berusaha untuk mengakhiri dosa, menghapus kesalahan, dan menggenapi tuntutan hukum-hukum Allah dengan kekuatan dan kebenaran mereka sendiri. Mereka gagal dan akhirnya terpaksa ditolak oleh Tuhan sebagai suatu bangsa pilihan !
Maria telah berjanji kepada Tuhan untuk meninggalkan dosa-dosanya dan Maria telah gagal. Pada mula pertama Maria belum menyadari bahwa dengan kekuatannya sendiri dan hatinya yang jahat, Maria tidak akan dapat melepaskan dirinya dari dosa-dosanya. Tetapi Maria telah memilih hal yang baik. Maria mempercayai Yesus. Maria menerima Yesus sebagai Pelepasnya.  Itulah sebabnya, walau pun dosa masih meliputi hidupnya, dan setiap kali Yesus datang ke kotanya, ia meninggalkan segalanya dan mendapatkan Yesus. Sampai tujuh kali Maria gagal, namun setiap kali ia gagal, ia selalu lari kepada Yesus. Yesus bukan hanya bersedia mengampuni dirinya sampai tujuh kali, bahkan Yesus bersedia mengampuni Maria sampai 70 x 7 kali (= masa pengampunan bagi bangsa Israel = 490 tahun). Yesus tidak hanya sekedar mengampuni, tetapi bagi setiap orang yang tekun imannya, seperti Maria, Yesus mengerjakan kemenangan bagi orang tersebut.Yesus mendidik kita untuk selalu mempercayaiNya. Kita harus sadar bahwa hati kita jahat. Tidak ada seorang pun yang ‘baik’ di antara kita. Dengan keadaan hati kita seperti sekarang ini, kita tidak akan pernah berhasil untuk menurut hukum-hukum Allah. Hati kita harus diperbaharui, dan yang dapat mengerjakan pembaharuan hati kita hanyalah Yesus melalui Roh Kudus.



  1. Maria Mendengarkan Yesus

Ketika Yesus dan murid-murid-Nya dalam perjalanan, tibalah Ia di sebuah kampung. Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya.

Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: "Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku."

Tetapi Tuhan menjawabnya: "Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya." (Lukas 10:38-42)

Apabila seluruh jemaat Masehi Advent mau sungguh-sungguh memperhatikan dan merenungkan dengan dalam apa yang tertulis di atas, maka kita akan membuat suatu langkah besar yaitu bekerja sama erat dengan Yesus dalam menyelesaikan misi penebusanNya. Tetapi pada umumnya kebanyakan dari kita adalah seperti Marta. Hal ini sering tanpa kita sadari. Pendeta Morris Venden berkata bahwa Marta adalah seorang yang beragama. Marta sangat sibuk, tetapi Marta kurang duduk di kaki Tuhan untuk mendengarkan apa yang dikatakan Yesus. Begitulah dengan kita semua yang berada di dalam gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Kita sangat sibuk bekerja untuk Tuhan, tetapi kita tidak mendengarkan apa yang dikatakan Yesus kepada kita.


Maria adalah seorang yang rohani. Agama dan kehidupannya merupakan kesatuan. Maria tidak pergi ke gereja, oleh karena Maria dipecat dari gerejanya, sebab Maria telah melakukan dosa. Maria sudah tidak dianggap sebagai orang yang benar oleh para anggota jemaat gerejanya. Maria mengembara, tetapi jiwanya yang haus untuk dikasihani dan diselamatkan berteriak terus kepada Tuhan. Dan Tuhan mendengar seruan hati yang terdalam dari Maria. Yesus merupakan Penolongnya yang ia kenal secara pribadi. Begitu besar pengampunan yang telah diberikan Yesus kepadanya, sehingga tidak ada lagi sesuatu yang dapat memisahkan dirinya dari Yesus. Maria mengasihi Yesus karena Yesus terlebih dahulu mengampuni dan mengasihinya. Maria duduk dekat di kaki Yesus untuk mendengarkan apa yang dikatakanNya. Perkataan Yesus adalah yang terpenting dan terutama di dalam hidupnya.

Tidak ada musuh yang dapat lakukan dalam kehidupan kita dengan lebih baik dari pada menjadikan kita begitu sibuk, bahkan dengan “kegiatan agama”, sehingga kita tidak ada waktu untuk memperhatikan jiwa kita yang kekurangan akan Firman Allah. Betapa sibuknya kita dengan rapat-rapat majelis gereja, rapat-rapat komite lainnya, kegiatan-kegiatan sosial, latihan-latihan koor, proyek-proyek pengadaan dana, acara-acara pembangunan gereja, bahkan sampai kepada jangkauan penginjilan. Selama kita begitu sibuk dalam “kegiatan agama” itu dan tidak ada waktu untuk mempelajari Firman Allah, maka setan pun tenang-tenang saja dan tidak perduli pada kita. Tidak ada yang salah dalam “kegiatan agama” itu, semuanya perlu dan penting, tetapi semua kegiatan tersebut adalah pengganti yang tidak pada tempatnya terhadap usaha untuk mempelajari Firman Allah.


  1. Maria Memberikan Miliknya Yang Termahal

Kita akan memperhatikan satu pelajaran lagi dalam kehidupan Maria agar supaya kita boleh melihat pekerjaan besar dan ajaib yang dapat dikerjakan Yesus bagi seseorang yang percaya kepadaNya. Dalam Lukas 7:37-50 diceritakan :

Di kota Kapernaum ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa. Ketika perempuan itu mendengar, bahwa Yesus sedang makan di rumah orang Farisi itu, datanglah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia pergi berdiri di belakang Yesus dekat kaki-Nya, lalu membasahi kaki-Nya itu dengan air matanya dan menyekanya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kaki-Nya dan meminyakinya dengan minyak wangi itu.

Ketika orang Farisi yang mengundang Yesus melihat hal itu, ia berkata dalam hatinya: "Jika Ia ini nabi, tentu Ia tahu, siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamah-Nya ini; tentu Ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa."

Lalu Yesus berkata kepadanya: "Simon, ada yang hendak Kukatakan kepadamu." Sahut Simon: "Katakanlah, Guru."
"Ada dua orang yang berhutang kepada seorang pelepas uang. Yang seorang berhutang lima ratus dinar, yang lain lima puluh. Karena mereka tidak sanggup membayar, maka ia menghapuskan hutang kedua orang itu. Siapakah di antara mereka yang akan terlebih mengasihi dia?"

Jawab Simon: "Aku kira dia yang paling banyak dihapuskan hutangnya." Kata Yesus kepadanya: "Betul pendapatmu itu."

Dan sambil berpaling kepada perempuan itu, Ia berkata kepada Simon: "Engkau lihat perempuan ini? Aku masuk ke rumahmu, namun engkau tidak memberikan Aku air untuk membasuh kaki-Ku, tetapi dia membasahi kaki-Ku dengan air mata dan menyekanya dengan rambutnya. Engkau tidak mencium Aku, tetapi sejak Aku masuk ia tiada henti-hentinya mencium kaki-Ku. Engkau tidak meminyaki kepala-Ku dengan minyak, tetapi dia meminyaki kaki-Ku dengan minyak wangi. Sebab itu Aku berkata kepadamu: Dosanya yang banyak itu telah diampuni, sebab ia telah banyak berbuat kasih. Tetapi orang yang sedikit diampuni, sedikit juga ia berbuat kasih."

Lalu Ia berkata kepada perempuan itu: "Dosamu telah diampuni."

Dan mereka, yang duduk makan bersama Dia, berpikir dalam hati mereka: "Siapakah Ia ini, sehingga Ia dapat mengampuni dosa?"

Tetapi Yesus berkata kepada perempuan itu: "Imanmu telah menyelamatkan engkau, pergilah dengan selamat!"
Kita tahu bahwa perempuan yang berdosa itu adalah Maria. Maria telah membeli sebuah buli-buli pualam yang berisi minyak wangi yang sangat mahal harganya, yang mungkin hanya para bangsawan atau raja yang bisa membelinya. Buli-buli itu merupakan harta kekayaan Maria. Dan buli-buli itulah yang dibawanya ke rumah Simon, orang Parisi, pada waktu ia mendengar bahwa Yesus berada di situ. Apa yang dimiliki Maria itu, diserahkannya semua kepada Yesus. Buli-buli itu adalah harta kesayangannya, tetapi tidak ada yang lebih disayanginya lebih dari pada Tuhannya itu. Pada waktu Maria dijerumuskan ke dalam dosa, hatinya terluka, mengalami kekecewaan dan kepahitan yang sangat dalam. Tetapi hatinya yang terluka itu telah dipulihkan kembali oleh Yesus. Semua kekecewaan dan kepahitannya telah lenyap. Maria ingin membalas kasih Tuhannya itu dengan harta miliknya yang termahal pada saat itu. Maria menangis dan air matanya jatuh berderai membasahi kaki Yesus. Dibersihkannya kaki Yesus itu dengan rambutnya yang panjang dan minyak wanginya yang mahal itu dicurahkannya semua pada kaki Yesus. Dengan segera bau yang sangat harum minyak wangi itu menyebar kemana-mana.  Tidak ada yang ditahankan oleh Maria kepada Tuhannya !  Maria sangat berterima kasih dan bersyukur kepada Yesus atas kasihNya dan pengampunanNya itu !


Akankah kita sampai pada pengalaman seperti Maria ?  Pengalaman semacam itu tidak dapat kita buat-buat. Pengalaman seperti itu adalah hasil dari pada kasih yang sudah bersumber dari hati. Pengalaman seperti itu tidak akan pernah datang dari kita yang sekedar “beragama” ---- yaitu sekedar datang bergereja tiap hari Sabat dan yang bergabung dalam organisasi Advent !  Kita masing-masing harus mengalami sesuatu yang nyata dengan Yesus, sepanjang kehidupan kita dalam tingkatan-tingkatan yang lebih lama lebih mengikat. Kita harus mempunyai hubungan pribadi dengan Yesus setiap hari. Kita tidak tahu pengalaman apa yang harus kita lalui setiap hari. Mungkin kita diharuskan meminum air yang pahit, seperti halnya Maria. Tetapi apa pun yang harus kita lalui, satu hal yang pasti adalah diri kita harus direndahkan terlebih dahulu sebelum Yesus ditinggikan dalam kehidupan pribadi kita ! 

Kita tidak memuji dan mengagumi Maria sebab ia tidak membuat dirinya sebagaimana ia telah menjadi seorang yang telah dimenangkan. Yang patut kita puji dan kita kagumi adalah YESUS sebab Dialah Sang Pencipta yang mengembalikan manusia pada petaNya. Dialah Pemberi kasih itu dan yang menganugerahi kita dengan hal-hal yang baik di dalam kebenaranNya !

Berikutnya kita pelajari tentang Simon, orang Parisi. Simonlah yang telah menjerumuskan Maria ke dalam lembah yang hitam.  Dan betapa seringkali kita bersikap seperti Simon itu. Simon dan Maria sama-sama orang berdosa. Bedanya :  Simon dapat menyelamatkan dirinya dan menyembunyikan kejahatannya dari orang banyak, tetapi Maria tidak. Simonlah penyebab kejatuhan Maria, tetapi ia berhasil membungkam mulut Maria. Betapa teganya ia menuduh Maria !

Pada waktu Simon ditanya oleh Tuhan siapakah yang berterima kasih paling banyak dari orang yang berhutang  500 dinar atau 50 dinar itu, Simon mengetahui jawabannya. Simon tidak merasa berhutang budi kepada Tuhan sebanyak Maria, ia tidak menyediakan air untuk mencuci kaki Yesus, tidak menyambut Yesus dengan ciuman, dan tidak meminyaki kepala Yesus. Kita juga seperti itu. Karena kita masih mengira bahwa diri kita ‘baik’ dan kita masih berhasil menyembunyikan kejahatan kita dari orang lain, kita belum terlalu berterima kasih kepada Tuhan !  Kita masih belum merasa dan sadar bahwa kita sudah diampuni begitu banyak. Oleh sebab itu kita belum mengasihi Tuhan dengan banyak. Apabila ada seorang yang mengasihi Tuhan, kita menjadi iri hati dan berkata bahwa orang itu adalah seorang berdosa dan tidak pantas mengasihi Tuhan ! Betapa seringkali hati kita bersikap seperti Simon !

Maria adalah merupakan hasil karya anugerah Tuhan melalui pertobatan yang sejati. Kasihnya bagi Tuhan begitu sempurna, sampai-sampai tidak terpikirkan lagi olehnya bahwa adalah suatu hinaan bagi diri Maria untuk menginjak rumah Simon, yang telah menodai dirinya. Perkara-perkara dunia ini, termasuk segala kemuliaan dan kehinaannya, sudah terhisap masuk ke dalam kasih Kristus !  Yang terpenting bagi Maria saat itu adalah ia berjumpa dengan Yesus dan menerima berkat anugerahNya bagi dosa-dosanya. Pendamaian dengan Allah adalah segala-galanya bagi Maria. Itulah yang dirindukan oleh Maria !

Maria begitu mengasihi Yesus sehingga ia adalah orang pertama yang diijinkan untuk melihat Yesus setelah bangkit dari kuburNya pada hari Minggu pagi-pagi ketika hari masih gelap. Yang selalu duduk dekat di kaki Yesus dan mendengarkan Ia berkata-kata, telah menjadi orang yang pertama untuk mendengar Yesus berkata-kata lagi :

“Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum pergi kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu." (Yohanes 20:17)

Maria telah diterima oleh Yesus dan barang siapa yang diterima Yesus akan diterima oleh Bapa yang di sorga. BapaKu adalah Bapamu, AllahKu adalah Allahmu. Sungguh suatu persekutuan yang begitu akrab antara seorang yang berdosa dengan Juruselamat Penebus manusia !  Memang itulah yang didoakan oleh Yesus agar terjalin persatuan di antara umatNya dengan Dia, sehingga kerajaan setan dapat dipatahkan seperti halnya di dalam kehidupan Maria !  


  1. Duduk Di Kaki Yesus & Mendengarkan Yesus Berbicara

Seandainya umat Advent mau duduk bersama-sama di kaki Yesus, kita akan mendengar Yesus berkata bahwa kita adalah umatNya pada akhir jaman ini yang telah diberi tugas tanggung jawab kebenaran yang harus kita pahami secara baik-baik dan sungguh-sungguh, oleh sebab kebenaran itu harus disampaikan kepada seluruh dunia sebelum Yesus mengakhiri pekerjaanNya dan datang kembali untuk menjemput kita. Yesus mengatakan bahwa ada 28 pokok pelajaran penting (28 doktrin) yang telah Ia serahkan pada kita dan di antaranya ada 3 pokok pelajaran yang telah Ia serahkan secara khusus kepada kita.  Tiga pokok pelajaran yang khusus ini akan membuat kita lebih mengenal Yesus secara lebih akrab dan akan membuat kita mengikuti dengan iman pekerjaan Yesus yang terakhir di sorga. Ia akan menjelaskan bahwa Ia sangat mengasihi tiap orang yang ada di dunia ini, tetapi sayangnya tidak semua orang percaya dan mengambil suatu sikap permusuhan terhadap Dia. Dengan nada yang lebih sedih lagi, Yesus berkata bahwa di antara umat sisanya, orang-orang Advent pun, banyak yang tidak mempercayai kebenaran yang Ia ungkapkan. Oleh sebab itu, Yesus meminta pada kita yang mau duduk dekat di kakiNya dan mendengarkan suaraNya, untuk merenungkan dan menyerap dengan sungguh-sungguh apa yang dikatakanNya, agar supaya kita dapat meyampaikan kebenaranNya kepada saudara-saudara kita yang belum mau mendengar dan kepada segenap isi dunia ini.

Tiga kebenaran khusus yang dinyatakan oleh Yesus itu adalah :

a.     Umat Yang Sisa dan Tugas Mereka
b.     Karunia Roh Nubuat
c.     Pelayanan Kristus dalam Kaabah Sorga

Tentu saja 3 pelajaran khusus ini tidak dapat dipisahkan dari kebenaran-kebenaran lainnya, seperti kebenaran Sabat, kebenaran tentang orang mati, kedatangan Yesus yang kedua kali, dan lainnya. Tetapi tiga kebenaran khusus ini tidak dimiliki oleh siapa saja yang lain dan menjadi tanda bagi umatNya yang sisa beserta tugas mereka. Tiga pokok kebenaran khusus ini tidak akan menjadikan umatNya merasa sombong dan istimewa. Tetapi apabila kebenaran ini dimengerti dengan sungguh-sungguh, maka hal ini akan membuat umatNya yang sisa akan menjadi seperti Maria yang hanya merindukan pembenaran dari Juruselamatnya.

Yesus akan bercerita bahwa dulu Ia memimpin bangsa Israel keluar dari perhambaan bangsa Mesir. Bangsa itu mengenal Dia secara samar-samar sebagai Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub. Tetapi sewaktu Ia datang sebagai Yesus ke dunia ini, mereka tidak mengenal Dia. Ia akan bercerita bahwa Ia mengajar bangsa Israel dengan perantara ka’abah dan lambang upacara-upacaranya. Ia mengatakan bahwa binatang-binatang yang disembelih itu mengibaratkan diriNya. Para imam yang bertugas itu sendiri melambangkan Dia yang setelah kebangkitanNya dari kematian akan bertugas di dalam ka’abah yang sesungguhnya di sorga. Tetapi sayangnya orang-orang yang percaya pada diriNya tidak menangkap pelajaran-pelajaran yang sudah Ia sampaikan. Ia akan berkata bahwa hanya orang-orang yang duduk berkerumun di kakinya saja yang akan mengetahui bahwa Ia sedang melaksanakan pekerjaan sebagai Imam Besar di sorga sekarang ini. Inilah salah satu dari tiga kebenaran khusus itu !

Kemudian Yesus akan bercerita bahwa pada tahun 1844 Ia mengerjakan tugasNya yang terakhir di sorga. Ia harus membersihkan ka’abah seperti tugas seorang imam besar pada jaman Israel dahulu yang setiap tahun satu kali membersihkan ka’abah dari dosa-dosa bangsa Israel yang sudah terhimpun. Tetapi Yesus tidak akan melakukan pembersihan itu setiap tahun sekali. Ia hanya akan masuk ke dalam bilik yang maha suci satu kali saja dengan membawa darahNya sendiri. Apabila Ia telah menyelesaikan pekerjaanNya itu, maka Ia akan menghukum dunia sebab masa penghakiman telah selesai. Apabila penghukuman 7 bala itu sudah terlaksana (baca Wahyu 16), maka Yesus akan menampakkan diriNya di atas awan-awan  beserta seluruh pasukan malaikat sorga untuk menjemput kita yang berkerumun di kakiNya dan yang mau mendengarkan kebenaran firmanNya.

Yesus mengatakan bahwa pada tahun 1844, Ia mengerjakan suatu pekerjaan khusus dan bersamaan dengan pekerjaan itu, Ia mengirimkan karunia Roh Nubuat. Roh Nubuat tidak akan menggantikan kebenaran Alkitab, tetapi Roh Nubuat akan menerangi dan menjelaskan Alkitab. Ini merupakan pokok kebenaran khusus yang ketiga yang akan menjadi ciri-ciri yang dimiliki umatNya yang sisa.   


  1. Kita Diharapkan Menang

Pada akhir jaman di mana kita hidup sekarang ini, akan berdiri suatu kekuatan Babel yang modern. Hal ini sudah dinyatakan oleh Yesus. Kekuasaan Babel ini akan mengusahakan supaya dunia tetap berada di bawah kuasa pemerintahannya. Raja Nebukadnezar diperlihatkan patung dari 4 macam logam yang akan berganti-ganti sebagai pemerintahan dunia. Tetapi Nebukadnezar melawan apa yang sudah dinubuatkan Allah. Gantinya merendahkan hati, ia membangkang dan membuat sebuah patung dirinya yang terbuat dari emas seluruhnya. Nebukadnezar ingin berkuasa terus. Ia tidak mau menyerahkan kerajaannya kepada siapa pun. Begitu juga dengan raja Babel modern pada akhir jaman kita ini. Sebuah patung akan dibuat untuk disembah oleh seluruh penduduk bumi ini. Seluruh dunia harus mengakui kekuasaannya. Tidak ada yang boleh mengharapkan kedatangan kerajaan yang akan didirikan oleh Yesus. Semua harus tunduk kepada patung Babel modern ini. Akankah umat Allah tunduk ?  Akankah kita berjanji untuk menurut kepada Allah seperti bangsa Israel atau Maria pada mula pertama ?  Kita perlu menyadari bahwa hati kita adalah jahat. Dengan hati kita yang jahat itu kita tidak akan dapat menurut Tuhan dan menjadi menang. Kita tidak akan tahan berdiri dalam menghadapi patung itu ketika diberdirikan. Kita harus belajar seperti Maria yang selalu duduk di kaki Yesus dan mendengarkan suaraNya. Biar pun kita ditimpa dosa dan kelemahan yang membuat kita selalu kalah, kita harus tetap lari dan percaya kepada Yesus, sampai hati kita diperbaharui oleh Yesus melalui Roh Suci dan kemenangan menjadi bagian kita semua !

Oleh sebab itu Yesus bertanya kepada kita semua saat ini :

“Akan tetapi, jika Anak Manusia itu datang, adakah Ia mendapati iman di bumi?"


Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh  Gito Siswojo Kadarman (alm)

Jember, Hari Sabat, 26 Nopember 1983

Tidak ada komentar:

Posting Komentar