Jumat, 16 Juni 2017

8. GEREJA MILIK ALLAH

GEREJA MILIK ALLAH


  1. Maksud Allah Bagi GerejaNya

Maksud Allah bagi gerejaNya adalah agar supaya gereja itu merupakan sebuah kota yang memancarkan terang di tengah-tengah kegelapan dunia. Dan Kristuslah yang harus menjadi titik pusat perhatiannya. Supaya Kristus dapat menjadi titik pusat perhatian gerejaNya, maka Alkitab harus dipercayai dan dipelajari sebagai terang satu-satunya yang akan membuka penglihatan umatNya.

Tetapi Alkitab tidak akan dapat dimengerti tanpa pertolongan Roh Suci, dan Roh bersaksi dari hal akhir jaman melalui karunia nubuat. Dengan karunia ini khususnya dan karunia-karuniaNya yang lain, umat Allah yang beraneka ragam itu akan disatukan di dalam satu tubuh. Dengan kekuatan satu Tuhan, satu iman, satu baptisan Roh, dan satu kebenaran, umat Allah yang bersatu akan menerangi dunia yang diliputi kegelapan yang hitam itu. Inilah sebenarnya maksud Allah bagi gerejaNya.


  1. Kegagalan Israel dan Panggilan Gereja

Isi dunia ini sudah tersesat dari Tuhan. Penipuan setan sudah menggelapkan pikiran manusia, sehingga tidak ada seorang pun yang menemukan dapat menemukan jalan kembali kepada Penciptanya. Tetapi Tuhan yang memperhatikan ciptaanNya itu, tidak membiarkan manusia tanpa pertolongan. Demi Abraham yang mengasihi Allahnya, Tuhan menyatakan jalan keselamatanNya melalui bangsa Israel. Bangsa Israel diharapkan dapat menyalurkan jalan keselamatan itu kepada se-isi dunia ini, tetapi bangsa Israel telah gagal dan tidak memenuhi harapan Allah, sehingga Allah harus berkata pada bangsa Israel dalam Yeremia 2 : 21,
“Namun Aku telah membuat engkau tumbuh sebagai pokok anggur pilihan, sebagai benih yang sungguh murni. Betapa engkau berubah menjadi pohon berbau busuk, pohon anggur liar!”

Israel telah mengecewakan Tuhan. Israel tidak menggenapi maksud Allah. Oleh sebab itu Tuhan mengalihkan maksudNya itu kepada sidangNya yang didirikan melalui 12 rasul-rasul pilihanNya. Allah menghendaki suatu gereja milikNya sendiri; Gereja yang mengakui prinsip-prinsip pemerintahan Allah dan mengakui darah Kristus sebagai satu-satunya obat bagi pelanggaran terhadap prinsip-prinsip tersebut; Gereja yang dibaptis dengan Roh Suci dan yang hidup hanya dalam terang firman Allah.

Setelah semua para rasul Tuhan tiada, gereja mula-mula menjadi semakin berkembang dan besar dan makin kehilangan arah. Prinsip-prinsip dunia dianut dan kegelapan tradisi dunia diterima sebagai ganti terang kebenaran firman Allah. Gereja yang mula-mula itu bahkan begitu membalik dari maksud-maksud Allah sehingga siapa pun yang tetap setia kepada terang firman Allah, dikejar-kejar, dianiaya, dan bahkan dibunuh.

  1. Apakah Allah Telah Gagal ?

Allah memilih manusia untuk mewakili kerajaanNya. Allah tidak menggunakan paksaan terhadap manusia-manusia yang dipilihNya. Manusia diberi kebebasan untuk menurut kepadaNya atau melawanNya. Sejarah mencatat dan menyatakan bahwa mayoritas dari orang-orang yang sudah dipilih oleh Allah akhirnya membelakangi Allah dan berbalik melawanNya. Tetapi apakah semuanya begitu ?  Apakah tidak ada yang mengasihi Tuhan atas kemauannya dan pilihannya sendiri ?

Sejarah juga mencatat bahwa ada banyak orang-orang yang setia, yang rela menyerahkan nyawanya demi kebenaran Allah. Tidak semua membelakangi Tuhan. Selalu ada segelintir atau sekelompok manusia yang berdiri di pihak Tuhan dalam setiap jaman. Manusia yang mengerti akan pengorbanan Juruselamat manusia itu akan mengasihi Juruselamatnya lebih dari apa saja yang dapat diperolehnya di dunia ini.

Gereja yang pertama sudah dikalahkan dan dipegang oleh setan. Tetapi Tuhan telah memilih Martin Luther untuk menegakkan kembali sebagian kebenaran firman Allah yang sudah lenyap dari pandangan dunia. Kristus dan salibNya ditegakkan kembali sebagai pusat perhatian umat percaya, dan firman Tuhan telah dibukakan pada umat manusia pada jaman kegelapan itu.

Tetapi bagaimana nasib gereja yang yang sudah dirintis oleh Martin Luther tersebut ?  Apakah gereja itu tetap berada di dalam pimpinan Roh Suci untuk menerangi dunia yang gelap ini ?  Ternyata tidak !  Apakah Allah telah gagal?  Allah tidak pernah gagal. Adalah gerejaNya yang gagal.


  1. Suatu Perumpamaan Modern

Dalam buku ‘Let’s Fan The Flame’ (Mari kobarkan Api) tulisan Pdt. Dick Jewett pada halaman 40-41, terdapat suatu perumpamaan modern yang dibuat oleh Theodore Wedel sebagai berikut :

“Di salah satu pantai yang berbahaya di mana sering terjadi kecelakaan bagi kapal-kapal, berdirilah suatu pondok sederhana yang dijaga oleh suatu regu penolong. Di dalam pondok itu hanya ada satu kapal dayung, tetapi para anggotanya yang jumlahnya hanya sedikit itu, mejaga dan mengawasi ke arah laut dengan tak berkeputusan. Dengan tidak memikirkan keadaan diri mereka sendiri, mereka mencari orang-orang yang terkena musibah, siang dan malam, apabila terjadi kecelakaan kapal. Beberapa di antara mereka yang tertolong, dan beberapa orang lainnya di daerah pantai itu, ingin menggabungkan diri dengan regu penolong itu dan menyumbangkan waktu, uang, dan usaha mereka untuk membantu pekerjaan mereka. Kapal-kapal baru mulai dibeli dan anggota-anggota penolong yang baru dilatih. Regu penolong yang semula berjumlah sedikit itu mulai bertumbuh menjadi besar.

Beberapa di antara anggota perkumpulan regu penolong itu merasa kurang senang sebab tempat mereka begitu sederhana dan peralatannya begitu menyedihkan. Mereka merasa bahwa suatu tempat yang lebih menyenangkan harus disediakan sebagai tempat peristirahatan pertama bagi mereka yang baru diselamatkan dari laut. Maka mereka mulai mengganti bale-bale  yang sederhana itu dengan tempat tidur dan perabot-perabot yang lebih baik dan ditempatkan di dalam gedung yang sudah diperbesar dan diperbaiki. Sekarang tempat itu menjadi suatu tempat berkumpul yang sangat disukai oleh para anggota perkumpulan tersebut, mereka menghiasi tempat itu dengan lebih indah dan melengkapinya dengan perabot-perabot dan alat-alat yang mahal harganya.  Waktu berlalu dan makin lama makin lebih sedikit keinginan di antara para anggota itu yang masih berminat untuk memasuki laut yang berbahaya dalam tugas pencarian jiwa-jiwa orang yang terancam keselamatannya. Mereka menyewa para regu penolong lainnya untuk melakukan pekerjaan itu. Memang, pada dinding-dinding gedung perkumpulan itu masih terlihat semboyan-semboyan pemyelamatan jiwa-jiwa, dan di dalam gedung itu dibuat simbol sebuah kapal penyelamat di sekitar mana upacara-upacara penerimaan anggota baru dilakukan.

Pada suatu waktu, terdamparlah sebuah kapal besar di lepas pantai dan menjadi hancur. Para regu penolong yang disewa membawa oarng-orang yang kedinginan, basah, dan setengah sadar ke dalam gedung perkumpulan. Mereka kotor dan banyak yang muntah-muntah; sebagian di antara mereka berkulit hitam dan sebagian lainnya berkulit kuning. Gedung perkumpulan yang sudah diperbaiki dan dihiasi itu menjadi kacau. Oleh sebab itu, komite pemilik gedung itu segera bersidang dan memutuskan untuk membuat kamar-kamar mandi di luar gedung inti, di mana para korban dapat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dibawa masuk ke dalam gedung.

Dalam pertemuan berikutnya terjadi suatu perpecahan di antara para anggota perkumpulan. Kebanyakan di antara mereka ingin menghentikan pekerjaan menyelamatkan jiwa-jiwa sebab hal itu menghalang-halangi kehidupan sosial mereka yang sudah begitu menyenangkan. Yang lain bertahan pada pendirian bahwa menyelamatkan jiwa-jiwa yang dalam bahaya adalah tujuan pokok mereka. Mereka ini mengingatkan bahwa perkumpulan mereka masih tetap dikenal sebagai regu penolong. Tetapi yang terakhir ini kalah suara. Mereka diberi tahu bahwa apabila mereka ingin meneruskan pekerjaan mereka, mereka boleh mendirikan sebuah perkumpulan baru yang lain di tempat yang berbeda. Dan hal itu mereka lakukan.

Mana kala tahun berganti tahun, perkumpulan yang baru itu mengalami perubahan-perubahan yang sama seperti perkumpulan yang lama. Regu penolong itu berubah menjadi suatu perkumpulan sosial. Maka suatu regu penolong yang lain muncul pula. Tetapi sejarah tetap saja mengulangi apa yang sudah terjadi sebelumnya. Dan apabila hari ini, daerah pantai itu dikunjungi, kita akan menemukan sederetan gedung-gedung pertemuan yang mewah. Kecelakaan kapal masih terus terjadi di situ, tetapi banyak orang-orang yang menjadi korban kecelakaan kapal mati tenggelam.”

Patut kita renungkan dalam-dalam perumpamaan di atas. Tidakkah perumpamaan regu penolong itu melukiskan kita yang mengaku umat Allah yang diberi tugas oleh Tuhan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa orang yang sedang dalam bahaya ? Keadaan kita sebagai jemaat Tuhan secara fisik saat ini telah ‘makmur’ dalam hal perpuluhan, pertambahan jumlah anggota, perluasan dan penambahan gedung-gedung gereja, rumah sakit, dan lain-lain. Gedung gereja yang sudah ada direnovasi dan makin dihiasi dengan peralatan mahal dan mewah. Kita bangga dan senang atas semuanya itu. Kita terlena dengan kesenangan itu. Tetapi hati-hati saudaraku !  Tuhan tidak melihat semuanya itu secara fisik. Saudara-saudaraku hendaklah selalu diingat bahwa Tuhan melihat secara kualitas bukan kuantitas.


  1. Sidang Yang Ketujuh : Laodikea. Apakah Allah Akan Gagal Lagi ?

Tuhan mempunyai tujuh sidang…. Dari sidang yang pertama yang didirikan pada jaman para rasul sampai sidang yang ketujuh dan yang terakhir. Masehi Advent Hari Ketujuh merupakan sidang yang terakhir itu. Sidang ini didirikan pada tahun 1844 sesuai dengan tahap pekerjaan Yesus yang terakhir di sorga. Barang siapa yang didapati setia dan ber-iman pada tahap yang terakhir ini akan hidup untuk melihat Yesus datang kedua kalinya di atas awan.

Tuhan tidak akan gagal. Dan sebenarnya Tuhan tidak pernah gagal. Tuhan hanya panjang sabar terhadap kita yang sering berbalik kepadaNya. Pada tahap pekerjaan Yesus yang sebelumnya, Ia selalu memberi kesempatan kepada kita. Kalau kita berpaling dari panggilan kita, Yesus hanya akan memanggil orang-orang yang lain yang mau menerima panggilan itu. Dengan begitu, sidang yang pertama beralih kepada sidang yang kedua, sidang yang kedua ke sidang yang ketiga, dan seterusnya sampai kita tiba pada sidang yang ketujuh.
Sekarang kita berada di dalam periode sidang yang terakhir, yaitu jemaat Laodikea (Wahyu 3:14-22). Tidak ada sidang yang lain lagi yang akan mengganti sidang yang ketujuh. Pertaruhan Allah ada pada sidangnya yang terakhir ini. Allah tidak akan gagal. JemaatNya juga tidak akan gagal. Barang siapa yang berpaling dari sidang Allah yang terakhir ini akan tersaring dan tergoncangkan keluar. Yang tetap tinggal setia pada panggilan Allah akan diberi kuasa untuk hidup menyertai Yesus dalam penyelesaian pekerjaanNya dan akan melihat Yesus kembali di atas awan untuk menjemput mereka. Inilah pilihan yang ada bagi kita masing-masing untuk kehidupan atau kebinasaan.


  1. Apakah Semua Yang Terpanggil Masuk ke Dalam Sidang Yang Terakhir Akan Didapati Setia Sampai Pada Kesudahan ?

Kebaktian-kebaktian kebangunan rohani yang diadakan  adalah bermaksud untuk membawa banyak orang kepada kebenaran Kristus untuk diselamatkan. Apakah semua orang yang dibaptis yang masuk ke dalam gereja Tuhan yang terakhir ini akan diselamatkan ?


Sebenarnya kita tidak tega untuk mengatakan bahwa ada kemungkinan bahwa bagi kita yang telah dipanggil oleh Allah masuk ke dalam gerejaNya yang terakhir ada yang tidak memperoleh keselamatan. Tetapi bolehkah kita mengatakan yang tidak benar hanya untuk menyenangkan dan menghibur orang ?  Yesus amat mengasihi Nikodemus. Tetapi kepada Nikodemus, Yesus berkata bahwa kecuali Nikodemus dilahirkan kembali dibaptis oleh Roh Suci, maka ia tidak akan pernah masuk ke dalam kerajaan sorga. Semua, kita, tanpa kecuali, yang berada di dalam gereja Advent harus bertobat kepada Allah supaya boleh memperoleh keselamatan. Tuhan tidak menginginkan kita tidak selamat. Tuhan telah melakukan segala sesuatu agar supaya kita diselamatkan. Tetapi sedihnya, sering kali dari pihak kita sendiri yang memilih untuk tidak mau diselamatkan sebab kita hanya mau selamat dengan cara-cara kita sendiri. Oleh karena itu, ada orang yang pada akhirnya selamat dan ada orang yang pada akhirnya binasa untuk selama-lamanya. Itu semua tergantung pada pilihan kita masing-masing setiap hari.


  1. Apakah Jalan Yang Sedang Ditempuh Oleh Gereja Kita Sekarang Ini Dapat menjamin Keselamatan Kita ?

Ada dua garis besar yang sedang dianut oleh orang percaya yang berada di dalam gereja kita saat ini :

a)     Bahwa kita sekarang ini harus berbuat segala sesuatu yang dapat kita buat untuk mengabarkan Injil ke seluruh dunia.
b)     Bahwa kita sekarang ini harus lebih memusatkan pikiran kita pada kebenaran firman Allah untuk mengerjakan pertobatan kita di hadapan Allah.

Dua garis yang di atas adalah perlu, tetapi di antara dua garis di atas yang lebih diperlukan adalah yang nomor dua. Dengan melakukan nomor dua, maka nomor satu akan terjadi dengan sendirinya secara otomatis; sedangkan dengan nomor satu saja, nomor dua tidak akan terjadi. Buktinya : Semua gereja di luar gereja Advent mengabarkan Injil, tetapi tidak akan pernah sampai kepada kebenaran firman Allah yang mendatangkan pertobatan yang dikehendaki oleh Allah. Bagaimana pun giatnya gereja-gereja itu bekerja, Yesus tidak akan datang kembali ke dunia ini. Mengapa ?  Karena tidak ada kebenaran di dalam Injil yang dikabarkan oleh saudara-saudara kita itu, yang memenuhi syarat-syarat untuk mempertobatkan orang bagi kedatangan Yesus yang kedua kali.

Begitu juga dengan pekabaran Advent pada dewasa ini. Pekabaran kita belum cukup untuk segala persyaratan bagi kedatangan Yesus yang kedua kali. Oleh sebab itu, bagaimana pun giatnya kita mengabarkan Injil sekarang ini, Yesus tidak akan datang, sebab pekabaran kita belum cukup untuk menyiapkan suatu umat yang tanpa cacat cela dan sempurna bagi kedatanganNya !


  1. Belajar Dari Sejarah Advent

Kita harus belajar untuk berkata-kata dengan landasan yang kuat. Kita tidak boleh berkata-kata mengikuti khayalan-khayalan tiupan angin belaka. Kalau kita tidak diberi suatu pekabaran yang dapat menolong sesame saudara, kita lebih baik tidak berkata-kata. Tuhan tidak menghendaki umatNya diganggu dengan kata-kata yang tidak ada manfaatnya sama sekali. Ia menghendaki umatNya dikuatkan untuk mempersiapkan diri mereka bagi kedatanganNya yang kedua kali.

Pada tahun 1888, Tuhan telah mengirimkan pekabaranNya kepada sidang kita. Mengapa Tuhan harus mengirim kebenaranNya kepada sidang yang telah memiliki kebenaranNya ?  Sudah tentu karena sidangNya belum memiliki kebenaran yang memenuhi persyaratanNya untuk menyiapkan suatu umat bagi kedatanganNya. Tuhan harus menyempurnakan kebenaran yang telah dimiliki gerejaNya.

Gereja Masehi Advent hari Ketujuh (MAHK) adalah gereja Tuhan yang ketujuh dan yang terakhir. Oleh sebab itu pekabaran gereja Advent tidak dapat disamakan dengan pekabaran-pekabaran gereja-gereja Allah sebelumnya.
 Pekabaran gereja Advent harus meliputi :

-       Peperangan di antara Kristus dan setan tahap yang terakhir
-       Pekerjaan Yesus tahap terakhir di dalam Bait Suci di sorga
-       Penyempurnaan sifat umat Allah tahap yang terakhir

Pada tahun 1888, ketiga aspek kebenaran firman Tuhan di atas ditekankan oleh dua orang hamba Tuhan. E.J.  Waggoner dan A.T. Jones. Pekabaran itu akan menyiapkan suatu umat yang akan memasuki peperangan terakhir di antara kuasa yang baik dan yang jahat. Setan sudah mempersiapkan bala tentaranya untuk peperangan yang terakhir itu, dan Yesus akan mengakhiri pekerjaanNya di Bait Suci di sorga dan akan menerima kerajaanNya. Yesus juga menyediakan diri untuk berperang. Karena Yesus telah bersedia untuk datang kembali untuk membela umatNya, maka umatNya juga harus bersiap sedia dalam keadaan yang tanpa cacat dan cela. Tidak ada lagi umatNya yang hidup yang boleh jatuh lagi ke dalam dosa untuk menyambut kedatanganNya, sebab Yesus telah meninggalkan Bait Suci di sorga dan keampunan sudah tidak ada lagi. Pintu kasihan akan ditutup apabila Yesus telah menyelesaikan pekerjaanNya sebagai Imam Besar di sorga. Inilah pekabaran kebenaran yang disampaikan Alllah pada tahun 1888.

Bagaimana sikap penerimaan umat Allah terhadap pekabaran yang disampaikan Allah kepada mereka ?  Heran sekali !  Mengapa umat Advent yang mengaku menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali tidak dapat secara serentak menerima pekabaran dari Allah itu ?  Hamba Allah, Ny. White, menerima pekabaran Allah itu dengan baik. Tetapi kebanyakan di General Conference dan Review & Herald pada waktu banyak yang menentangnya. Mengapa dapat terjadi begitu ?

Sejarah telah dicatat untuk dijadikan sebagai guru bagi kita. Kita akan berjalan dengan selamat selama kita menyadari keadaan diri kita. Tetapi kalau kita sengaja menutup mata kita untuk melihat kenyataan yang terjadi, kita akan mengulangi kembali kesalahan yang telah pernah terjadi di masa lampau. Gereja adalah milik Allah dan bukan milik manusia, bukan pula milik seseorang yang menganggap dirinya sudah mengeluarkan uang cukup banyak untuk membangun gereja.  Gereja dipanggil untuk maksud tertentu. Gereja adalah tempat di mana kebenaran firman Tuhan ditinggikan lebih dari yang lainnya. Oleh sebab itu semua orang yang berada di dalam gereja bertanggung jawab terhadap kebenaran firman Tuhan. Yang menyambut kebenaran firman Tuhan di dalam hatinya akan bekerja sama dengan Yesus dan Roh Suci dan akan membantu tercapainya persatuan yang didoakan oleh Tuhan Yesus (baca Yohanes 17:1-26). Persatuan itu akan menghasilkan pencurahan Roh Suci dalam hujan akhir, dan hujan kahir akan menyelesaikan pekerjaan pemberitaan Injil keselamatan ke seluruh dunia. Setelah itu Yesus akan datang karena umatNya yang sudah dipenuhi dengan Roh akan disucikan oleh Roh. Umat yang sudah disucikan adalah umat yang bersedia menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali.
Sebaliknya, yang melawan kebenaran firman Allah akan merintangi pekerjaan Yesus dan Roh Suci. Mereka akan menghambat persatuan yang didoakan oleh Tuhan Yesus. Tetapi karena Roh Suci akhirnya akan turun juga, mereka akan tertinggal. Tanpa Roh Suci, penyucian jiwa tidak akan pernah tercapai. Yang tidak ikut disucikan tidak akan dapat tahan melihat dan menatap secara langsung wajah Yesus. Akibatnya, orang itu akan hilang dan binasa.   

Marilah kita belajar dari sejarah gereja kita !  Mari kita belajar menjaga kelunakan hati kita di hadapan Allah dan senantiasa mau dengan rendah hati berjalan bersama Tuhan setiap hari agar supaya kebenaranNya akan menemukan tanah yang subur di dalam hati kita dan dapat bertumbuh. Rasul Paulus memberikan nasihat pada kita dalam 1 Korintus 10:12,

Sebab itu siapa yang menyangka, bahwa ia teguh berdiri, hati-hatilah supaya ia jangan jatuh!”


9. Mengapa Kita Tidak Pernah Mendengar Kebenaran-Kebenaran Masa Kini dari Para Gembala Kita Yang Ada di Indonesia ?

Kita tidak mengatakan bahwa kita tidak pernah mendengarkan kebenaran-kebenaran yang tepat dibicarakan untuk jaman kita ini. Kita dapat mengatakan bahwa hampir-hampir tidak pernah hal itu terjadi. Seringkali mungkin kita menghadiri acara-acara kebaktian gabungan dan pembicaranya datang dari Uni mau pun General Conference, atau pun oleh para pendeta sidang kita dari mimbar-mimbar pada setiap hari Sabat, yang membawakan pekabaran-pekabaran yang penting. Kita merasa senang akan hal itu dan hati kita merasa dihangatkan. Tetapi untuk sebagian besar kotbah-kotbah atau pelajaran-pelajaran yang dibawakan itu, hampir-hampir tidak menyinggung hal-hal yang paling penting dalam hal kebenaran untuk diperhatikan pada akhir jaman ini. Apakah kita dibenarkan untuk mempersalahkan para pendeta dan para gembala kita yang ada di Indonesia ?  Kita mungkin tidak adil apabila mempersalahkan mereka, karena mereka sendiri pun tidak pernah mendengar atau mendalami tentang kebenaran-kebenaran yang telah disampaikan oleh Tuhan pada tahun 1888 yang lalu. Jadi di mana letak kesalahannya ??

Sekali lagi kita akan menggunakan sejarah gereja kita untuk menjadi guru kita.


  1.  Perkembangan Doktrin Advent

Pada tahun 1840-1844, tersiar kepada dunia pekabaran tentang kedatangan Yesus yang kedua kali. Roh Nubuat menuliskan di buku Kemenangan Akhir halaman 611 sebagai berikut :

“Gerakan Advent pada tahun 1840-1844 merupakan suatu pernyataan kuasa Allah yang amat mulia; Pekabaran Malaikat Pertama dibawa ke seluruh pusat pemberitaan Injil di dunia.”

Orang-orang yang membawakan pekabaran itu semuanya dalam satu iman, satu hati dan satu perjuangan. Suatu gambaran tentang persatuan dan kuasanya yang perlu sekali kita harap-harapkan lagi !  Tetapi tidak ada yang mengira bahwa harapan yang mulia akan kedatangan Yesus yang kedua kali itu akan berakhir dengan kekecewaan hebat yang amat pahit. Hal itu terjadi karena umatNya yang menanti kedatanganNya itu harus menggenapi tulisan tentang kekecewaan yang terdapat di dalam buku Wahyu 10:9-10.

Begitu hebatnya kekecewaan itu, sampai-sampai sebagian di antara para jurukabar itu tidak dapat dihibur lagi. Tetapi yang memandang ke sorga, mendapatkan penghiburan. Penjelasan datang dari Allah bahwa yang terjadi pada tahun 1844 adalah dibawanya Yesus di atas awan-awan denagn kemuliaan besar untuk menghadap Allah Bapa pada hari penghakiman di tempat yang Maha Suci di sorga. (Baca Daniel 7 : 13). Pemandangan khayal Yesus masuk ke dalam bilik yang Maha Suci disampaikan kepada Hiram Edson, pada waktu ia berjalan di padang jagung.  

Namun penjelasan itu tidak dapat diterima oleh gereja-gereja. Mereka tidak mengikuti gerak-maju Kristus. Mereka lebih mengeraskan hati terhadap Kebenaran Allah. Oleh sebab itu, dimulailah Pekabaran Malaikat yang Kedua pada musim panas tahun 1844 (GC. 389).

“Dan seorang malaikat lain, malaikat kedua, menyusul dia dan berkata: "Sudah rubuh, sudah rubuh Babel, kota besar itu, yang telah memabukkan segala bangsa dengan anggur hawa nafsu cabulnya.” (Wahyu 14:8)
Pekabaran ini disusul dengan Pekabaran Malaikat yang Ketiga pada tahun yang sama. Hari Sabat Allah telah diangkat ke atas pentas dunia tempat pergolakan di antara meterai Allah dan tanda binatang. Penduduk bumi dihadapkan kepada suatu pilihan yang menentukan yaitu memihak Allah atau setan.

Oleh karena umat Tuhan pada waktu itu bingung dan tidak ada lagi keseragaman paham perihal alkitab, maka Roh Suci perlu turun tangan untuk menyelamatkan keadaan.  Ia memberi ilham dan penglihatan kepada Ellen White dan menyeragamkan pendapat-pendapat di antara pelopor-pelopor Advent yang tersisa itu. Hal itu terjadi dari bulan April 1848 sampai dengan bulan Desember 1850, yang dikenal dengan sebutan “Konferensi-konferensi Sabat”. Dimana pada tahun 1848, diadakan enam (6) konferensi. Tahun 1849 diadakan enam (6) konferensi juga dan pada tahun 1850 diadakan sepuluh (10) konferensi.

Pada saat itulah “Tiang-tiang Penyanggah Kebenaran Advent” diletakkan.  Tiang-tiang kebenaran itu merupakan Benteng Pertahanan umat Advent dari segala serangan yang mungkin timbul dari pihak mana pun. Selama generasi Advent mendatang, termasuk kita sekarang ini, tidak melupakan bimbingan Roh suci pada tahun-tahun yang menentukan itu, maka kita akan berada pada jalur yang aman.

Ada pun beberapa Tiang-Tiang Kebenaran Advent tersebut adalah :

  1. Bait Allah di Sorga dan Pembersihannya
  2. Pekabaran Malaikat Pertama, Kedua dan Ketiga
  3. Hukum-hukum Allah dan Kesaksian Yesus Kristus
  4. Sabat Hukum Ke-empat
  5. Kefanaan Jiwa Manusia
  6. Kedatangan Yesus Kedua kali
  7. Raja Utara dan Raja Selatan (Daniel 11:40-45) = melukiskan urutan peristiwa-peristiwa sebelum Yesus datang kedua kali
  8. Perang Armagedon

Daftar yang di atas tidak merupakan daftar yang lengkap. Manakala penyelidikan Alkitab terus dilanjutkan, maka asas-asas kebenaran akan terungkap. Salah satunya adalah Pekabaran 1888, yang dibawakan oleh dua orang,  Waggoner dan Jones, yang sayangnya ditolak dengan keras oleh umat Advent pada waktu itu, sehingga terpaksa Allah menahan berkatNya berupa curahan Hujan Akhir, yang sebenarnya kalau diterima oleh kita pada waktu itu, akan menyelesaikan pekerjaan pekabaran Injil ke seluruh dunia dan Yesus segera datang tak lama kemudian.

Menyinggung konferensi-konferensi di atas, Presiden General Conference kita, Pendeta Neal Wilson menulis :

“Banyak waktu yang digunakan dalam berdoa dan penyelidikan Alkitab dengan sungguh-sungguh. Dasar-dasar Kepercayaan yang telah diletakkan pada permulaan pekerjaan kita melalui Doa, Penyelidikan Alkitab, dan Penglihatan, telah dapat menahan serangan-serangan setan . Tanda-tanda jalan besar yang telah kita lalui tidak dapat dibuang. Walau pun barisan tentara neraka hendak berusaha membongkar atau merusak tanda-tanda itu dari landasan mereka, dan bersorak-sorai dalam anggapan bahwa mereka telah berhasil, dalam kenyataannya mereka tidak berhasil. Tiang-Tiang Kebenaran ini akan berdiri tegak seperti gunung-gunung yang kekal.”
(Adventist Review, 5 Agustus 1982)

Salah seorang saudara, Alexander Ross, yang menghadiri konferensi yang kedua pada tanggal 18 Agustus 1848, menulis :

“Suster White pada waktu dalam khayal (saat konferensi itu), berdiri dan mengambil Alkitab keluarga ke dalam tangan kirinya; buku itu mempunyai ukuran yang luar biasa. Sambil memegang buku itu dalam keadaan terbuka, tinggi ke atas, tanpa melihatnya, dengan tangan kanannya ia membuka ayat demi ayat, dan menunjuk ayat-ayat itu dengan jarinya, dan ia mengulanginya……… Adalah ayat-ayat yang diulanginya itu yang telah menghancurkan teori-teori yang salah yang telah dipegang oleh para pemelihara hari Sabat yang berkumpul di Volney pada bulan Agustus 1848, dan telah membuat kita bersatu dalam kebenaran.” (The Spirit of Prophecy Treasure Chest, hal. 122)

Betapa dalamnya para pelopor Advent tersebut merindukan persatuan atas dasar kebenaran Alkitab ! Mereka menyelidiki Alkitab sampai jauh lewat tengah malam. Allah memperhatikan kerinduan semacam itu dan Ia mengirimkan Kesaksian Yesus, yaitu Roh Nubuat, untuk menyatukan umatNya atas dasar Alkitab.

Sampai sedikitnya pada tahun 1863, saat mana General Conference dibentuk, umat Advent menikmati persatuan di bawah tiang-tiang kebenaran Advent. Tetapi di antara tahun 1870-1881, terjadi suatu perubahan. Perubahan ini menyangkut bagian-bagian akhir dari nubuatan Daniel 11 dan perang Armagedon.
Salah satu dari tiang-tiang kebenaran Advent yang sudah diletakkan adalah :

-       Raja Utara dalam buku Daniel 11:40-45 adalah Kepausan
-       Perang Armagedon adalah perang antara hari Sabat Tuhan dan hari Minggu manusia; meterai Allah dan tanda binatang; umat Allah yang sisa dan bala tentara setan

Kepausan hilang dari dunia dalam periode tahun 1870-1929. Oleh sebab itu, Uriah Smith merasa bahwa Kepausan tidak dapat lagi menggenapi nubuatan Daniel 11. Lagipula Uriah Smith memperhatikan bahwa yang sedang berlangsung pada saat itu adalah antara negara Turki dan Rusia. Ia memperhatikan pula bahwa sungai Efrat bersumber di Turki. Ia menghubungkan pengeringan sungai Efrat dalam Wahyu 16:12 dengan kepastian jatuhnya Turki apabila terjadi peperangan antar Rusia dan Turki. Apabila itu terjadi, maka Inggris dan para sekutunya pasti akan menghadapi Rusia. Peperangan antara Rusia dan Inggris bersama sekutunya di lembah Megido itu disebut perang Armagedon. Kalau itu terjadi, maka Yesus akan datang. Secara resmi, Uriah Smith merubah pendiriannya dari Kepausan kepada negara Turki pada tahun 1871.

James White, suami dari Ny. Ellen G. White, yang mengikuti semua konferensi-konferensi Sabat, mempertahankan apa yang sudah diletakkan sebagai Tiang-Tiang Kebenaran Advent. Dengan argument-argumen yang sederhana namun kuat, James White membandingkan 4 rangkaian nubuatan yang terdapat dalam seluruh buku Daniel. Ia menulis dalam majalah Review & Herald, 29 Nopember 1877 :

Pendirian yang diambil mengenai negara-negara Timur didasarkan atas nubuatan-nubuatan yang belum tergenapi. Dalam hal ini kita harus melangkah perlahan-lahan, dan mengambil pendirian dengan hati-hati, supaya kita tidak didapati menyingkirkan tanda-tanda jalan yang telah didirikan dengan teguh dalam pergerakan Advent. Marilah kita meninjau secara singkat garis nubuatan yang dibentangkan sebanyak 4 x dalam buku Daniel. Akan diakui bahwa jarak yang sama dilalui oleh pasal-pasal 2, 7, 8, dan 11, dengan perkecualian bahwa Babel tidak disebutkan dalam pasal 8 dan 11. Pertama-tama kita mengikuti patung besar dari pasal 2, di mana Babel, Media-Persia, Yunani dan Roma, dilambangkan dengan emas, perak, tembaga, dan besi. Semua setuju bahwa kakinya adalah ROMA, bukan Turki. Kemudian kita mengikuti lambang binatang singa, beruang, harimau kumbang, dan binatang dengan 10 tanduk yang melambangkan kuasa-kuasa yang sama seperti patung besar itu, dan sekali lagi semua setuju bahwa bukanlah Turki yang akan dibuang ke dalam nyala api, melainkan ROMA. Begitu juga dengan pasal 8, semua setuju bahwa tanduk kecil yang berdiri melawan Penghulu Tentara itu bukanlah Turki, tetapi ROMA. Oleh tiga garis nubuatan ini Roma disebut sebagai pemerintahan yang terakhir.
Sekarang kita tiba pada titik dalam perbincangan ini atas nama banyak perkara bergantung. Apakah nubuatan dalam Daniel pasal 11 membahas perkara-perkara yang sama yang dibahas oleh pasal 2, 7, dan 8 ?  Apabila demikian, maka kuasa terakhir yang disebut dalam pasal 11 itu adalah ROMA juga.”

Pendeta Neal C. Wilson dan Ny. White, keduanya menyokong bahwa Tiang-Tiang Kebenaran Advent yang telah diletakkan pada tahun 1848-1850 tidak dapat diganggu gugat oleh siapa pun.

Setelah James White wafat pada tahun 1881, pelajaran salah yang dikemukakan Uriah Smith terus berkembang. Malahan setelah Uriah Smith wafat pada tahun 1903, perang Armagedon berkembang menjadi perang dunia.

Tetapi pada sekitar tahun 1930-an, kebenaran-kebenaran Advent yang asli mulai digali kembali. Ini menggenapi tulisan Roh Nubuat dalam 2 Selected Messages halaman 390 :

“Tuhan telah menyatakan bahwa sejarah akan diulangi apabila kita memasuki tahap terakhir pekerjaan ini….. Tiap-tiap penyanggah kebenaran yang telah didirikanNya akan diperkuat.”

Tetapi kebenaran yang tulen dan yang asli ini malah disambut dengan penuh curiga pada mulanya. Mimbar-mimbar gereja tertutup bagi kebenaran. Percetakan-percetakan kita pun tertutup. Tetapi hamba-hamba Allah yang setia tidak putus asa. Sekarang, kebenaran-kebenaran para pelopor kita yang asli sudah dapat dibaca di dalam SDA Bible Commentary dan terbitan-terbitan kita lainnya. Walau pun begitu jalan kebenaran ini masih tersendat-sendat hingga sampai waktu kita ini, karena belum semua mau menerima kebenaran.

Oleh karena itu mengapa banyak di antara para pengerja mau pun para pendeta kita di Indonesia tidak pernah atau jarang sekali membicarakan kebenaran-kebenaran yang sangat penting untuk akhir jaman ini. Para pengerja kita tidak dapat disalahkan, karena mereka senditri tidak pernah mendengar dari hal kebenaran-kebenaran yang dipermasalahkan.

Pendeta Neal C. Wilson dalam Adventist Review, tanggal 3 September 1981, mengatakan :
“Waktunya telah tiba bagi Tiang-Tiang Kebenaran Advent untuk diperdengarkan sekali lagi. Kebenaran telah selalu menetapkan masa berlakunya sendiri. Yang saya mohon adalah agar KEBENARAN itu diberi kesempatan sebagaimana layaknya !”


  1.  Mengingat Kejadian Pada Tahun 1888

Bagaimana umat yang mengaku menantikan kedatangan Tuhan yang kedua kali dapat melawan pekabaran yang disampaikan oleh Allah kepada mereka ?  Ini sungguh sangat mengherankan !  Tetapi sejarah bangsa Israel dan sejarah gereja Allah penuh dengan catatan-catatan yang seperti di atas. Gereja milik Tuhan pun, gereja Advent, tidak terluput dari jebakan iblis !


Bangsa Israel lupa bahwa mereka sudah dipilih oleh Allah untuk mempertahankan kerajaanNya dan prinsip-prinsip pemerintahanNya. Mengapa mereka bisa menjadi lupa ?  Karena iblis, musuh kebenaran dan musuh kerajaan Allah itu, bekerja giat dan setiap saat berusaha menggagalkan rencana Allah. Siapa pun yang tidak memperkuat pikirannya dengan kebenaran firman Tuhan akan ditipu dan disesatkannya. Hal ini yang tidak kita perhitungkan !  Kita mengira bahwa kita dapat setiap saat memihak kepada Tuhan walau pun sekarang kita acuh tida acuh saja. Kita mengira bahwa hal itu adalah soal pilihan yang mudah !  Kalau tiba pada saatnya memilih, kita menyangka tidak akan timbul permasalahan dalam memilih yang benar. Itu lah yang dikehendaki oleh setan !  Hati-hati, saudara-saudaraku, kita harus ingat bahwa Yesus sendiri pun tidak berani melalaikan apa yang sudah tersurat dalam firman Allah. Bagaimana kita dapat menjadi begitu berani ?? Bagaimana kita berani menyepelekan dan menganggap enteng masalah pilihan ini ?? Hati-hati !  Betapa hebatnya penipuan setan itu !
Yesus sendiri sudah datang di antara umat pilihanNya. Logikanya, kalau Yesus sendiri yang muncul, tentu tidak ada seorang pun yang akan menolakNya. Tetapi logika manusia tidak berlaku untuk menghadapi setan. Semua logika manusia akan gagal. Yang dapat mengalahkan setan hanyalah IMAN dan PENURUTAN kita pada pimpinan ROH SUCI !  Lain cara tidak ada !  Oleh sebab itu, kecuali kita dilahirkan kembali dalam Roh, maka kita tidak akan pernah masuk ke dalam kerajaan sorga. Kita semua harus dilahirkan kembali oleh Roh Suci melalui kebenaranNya ! 

Pada tahun 1888, Tuhan telah mengirimkan kebenaranNya melalui pimpinan gereja kita. Tuhan memakai 2 orang pendeta muda, yaitu A.T. Jones dan E.J. Waggoner, dengan harapan gerejaNya yang terakhir itu mau menerima dan hujan akhir segera akan dicurahkan. Namun sayang seribu sayang, seperti yang kita ketahui dari sejarah gereja kita, bahwa pekabaran tersebut ditolak. Berikut sejarah ringkas jalannya pekabaran itu.

Dalam tahun 1888, tepatnya dari tanggal 17 Oktober sampai dengan tanggal 4 Nopember 1888, telah diadakan serangkaian pertemuan-pertemuan di gereja The Minneapolis SDA Church yang terletak di sudut jalan Lake Street dan Fourth Avenue, Minnesota - Amerika. Delapan puluh lima delegasi-delegasi, di antaranya 3 dari luar Amerika dan sisanya dari Amerika, telah datang menghadiri pembukaan acara General Conference yang ke-27. Tambahan 5 delegasi menghadiri acara tersebut pada tanggal 26 Oktober 1888.

Pada waktu itu, gereja Advent telah mempunyai keanggotaan berjumlah 26.968 orang. Selain gereja Battle Creek Dime Tabernacle, gereja The Minneapolis adalah yang terbesar dan terbanyak dalam jumlah keanggotaannya. Oleh karena itu, acara General Conference diadakan di sana pada saat itu.

Saudara George Ide Butler (1834-1918) telah menjabat sebagai Presiden General Conference selama 11 tahun (1871-1874; 1880-1888), dan pada saat konferensi Minneapolis tersebut, Butler dalam keadaan sakit parah. Dalam konferensi ini, Butler akan digantikan oleh saudara Ole Andres Olsen (1845-1915). Olsen adalah seorang berkebangsaan Norwegia, yang memimpin pekerjaan kita di Scandinavia, dan Olsen telah dipilih sebagai Presiden General Conference pada hari pertama konferensi dimulai. Selanjutnya Olsen menjabat penuh selama 10 tahun setelah konferensi 1888 berakhir sampai dengan tahun 1897 pada saat konferensi di College View, Nebraska; dan dilanjutkan sebagai Presiden dari Divisi Eropa dan beberapa tempat lainnya di seluruh dunia.



Sebelum konferensi dimulai, serangkaian acara konferensi Alkitab telah diadakan di gedung yang sama selama 8 ½ hari, yaitu dari tanggal 10 Oktober sampai pagi tanggal 17 Oktober 1888, dimana para delegasi tersebut terlibat dalam perdebatan tentang identitas dari beberapa tanduk dari buku Daniel pasal 7.

Di satu sisi berdirilah seorang pendeta muda yang cerdas, yang berasal dari West Coast, yaitu  Alonzo Trever Jones (1850-1923), yang saat itu masih berusia 38 tahun.
 Dan yang memimpin di pihak yang berlawanan adalah saudara Uriah Smith, yang pada saat itu berusia 56 tahun. Dua orang ini telah lama berseteru mengenai ‘tanduk’ di dalam buku Daniel pasal 7, dan perseteruan ini telah menghancurkan persatuan yang ada di konferensi Minneapolis, jauh sebelum konferensi tersebut dimulai.

Siapakah sebenarnya pemuda dari West Coast ini ?  Alonzo Trever Jones dilahirkan di Ohio dan tak lama kemudian berpindah ke daerah Nortwest, dimana Jones mendaftarkan diri di dalam kesatuan angkatan bersenjata Amerika (US Army) di Walla Walla. Selama 3 tahun masa dinasnya di angkatan bersenjata, Jones menghabiskan sebagian waktunya untuk mempelajari buku-buku sejarah dan Alkitab. Selepas masa dinasnya, Jones bergabung menjadi anggota gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Jones adalah seorang yang sangat berpengetahuan luas, dan dengan segera Jones telah menjadi seorang pendeta muda. Dan setelah menjalankan tugasnya sebagai seorang pengajar di Healdsburg College, di Northern California, Jones diberikan tugas sebagai editor dari majalah Signs of The Times pada bulan Mei 1885. Beberapa bulan kemudian, Jones dan Dr. Ellet Joseph Waggoner bergabung menjadi editor dari majalah mingguan penginjilan West Coast. Jones melanjutkan tugasnya tersebut sampai dengan tahun 1889.

Siapakah pihak yang menentang  A.T. Jones ?

Uriah Smith (1832-1903) telah menjadi suatu sosok pemimpin gereja Advent selama beberapa dekade. Smith berusia 12 tahun ketika masa kekecewaan besar terjadi pada tahun 1844, dan Smith menjadi seorang pemelihara hari Sabat 8 tahun kemudian di tahun 1852. Pada tahun 1855, Smith menjadi seorang editor di majalah Review and Herald.

Harus diakui, bahwa Smith mau pun Jones, keduanya adalah orang-orang yang berpikiran cerdas. Tetapi selama beberapa tahun, Smith telah menjadi seorang ketua dari penelitian dan penyelidikan Advent, dan Smith menganggap dirinya sendiri sebagai seorang yang ahli dalam nubuatan buku Daniel dan Wahyu. Penyelidikan yang dilakukan oleh Jones yang masih muda ini, yang berasal dari daerah barat yang tak beradab ini, telah disangka oleh Smith seakan-akan sebagai suatu tantangan bagi pemikiran intelektualnya selama ini.

Jones mengkoreksi bahwa bangsa Alemani, bukan bangsa Huns, yang terdapat di salah satu tanduk dari 10 tanduk dalam Daniel pasal 7. Dan dengan kerasnya, Smith mempertahankan bahwa bangsa itu adalah Huns. Perseteruan ini rupanya terus berlangsung kembali di tahun 1885. Artikel-artikel bermunculan membahas masalah tersebut antara Jones di dalam Sign of The Times dan Smith di dalam Review and Herald.
Diragukan, pengaruh kecilnya apakah tanduk itu Huns atau Alemani. Jones telah mengadakan penelitian sejarah yang lebih lama dibandingkan dengan Miller, dan dalam hal ini rupanya Jones benar. (Sebagai catatan bahwa pendapat Jones telah diterima dewasa ini).

Selama hampir 8 hari konferensi Alkitab tersebut, identitas tanduk itu menjadi suatu dilema. Banyak di antara mereka yang menempatkan diri mereka di sisi rekan mereka yang telah lama mendampingi, dalam hal ini, yaitu Uriah Smith. Para delegasi begitu bersemangat dan saling menyapa apabila bertemu satu sama lain, dengan kata-kata, “ Apakah anda seorang Huns atau Alemani ?”  Tak seorang pun yang hadir pada waktu itu, yang telah meneliti sejarah, selain daripada Jones.

Di dalam kehebohan tersebut, seseorang bertanya kepada Lewis Johnson tentang tanduk di dalam Daniel pasal 7, dan kemudian Lewis menjawab dengan pedas,” Saya harap tidak ada tanduk-tanduk!”  Dan kemudian, ketika seseorang bertanya kepada Ellen White, yang menghadiri hampir seluruh 26 acara konferensi tersebut, apakah yang beliau pikirkan tentang tanduk-tanduk itu, dan beliau menjawabnya dengan bijaksana,” Disana terlalu banyak tanduk-tanduk”   Beliau mengarahkan bahwa tidak ada gunanya beradu argumentasi dan berdebat tentang masalah itu. Selanjutnya dikatakan bahwa Ellen White tidak mengambil posisi di mana pun setelah kejadian tersebut.
       
Dengan pembukaan yang membuat para delegasi menjadi gelisah dan panas, akhirnya konferensi Alkitab itu pun berakhir. Dan pada siang hari yang sama, tanggal 17 Oktober 1888, acara  General Conference Minneapolis pun dimulai.

Dengan segera, pihak-pihak yang berlawanan dari Battle Creek merancang suatu usaha untuk menunjukkan bahwa Jones dan rekannya dari California, yaitu Waggoner, bahwa keduanya mencoba mengajarkan suatu paham doktrin yang salah. Mereka berpendapat dan melawan bahwa bukan hanya saja ajaran Jones yang salah dalam nubuatan Alkitab di dalam acara konferensi Alkitab, tetapi juga keduanya, baik Jones mau pun Waggoner, telah mengajarkan kesalahan tentang bagaimana manusia diselamatkan di dalam acara General Conference.

Bahkan sebelum acara General Conference di Minneapolis dimulai, presiden GC yang baru pensiun, G.I. Butler, yang terbaring di tempat tidurnya dan yang sedang dirawat di sanitarium Battle Creek, telah memanggil para pengikutnya untuk “berdiri di atas petunjuk-petunjuk yang lama”  dan mempertahankannya dari ajaran sesat yang berasal dari California itu.
Tidak semuanya dari para delegasi yang menghadiri sejak awal dari acara konferensi Alkitab itu, yang diadakan di lantai dasar gereja tersebut. Jadi, apabila ada para delegasi yang baru datang, maka mereka diberitahu oleh rekan-rekan mereka tentang “diskusi yang terjadi di lantai dasar tersebut”  dan keseluruhan apa yang terjadi diselewengkan, dengan kata lain mereka memfitnah bahwa kelompok dari barat itu (Jones dan Waggoner) telah menyusun suatu rencana untuk menghancurkan dasar-dasar kepercayaan para pioner Advent.

Selama acara tersebut, Dr. Waggoner telah diminta untuk menberikan presentasi hasil studinya tentang kebenaran oleh iman. Siapakah Waggoner itu ?

Ellet Joseph Waggoner (1855-1916) dilahirkan di Wisconsin, dan mendapatkan gelar dokter dari Bellevue Medical College, di kota New York. Untuk beberapa tahun lamanya, Waggoner melayani sebagai staf di Battle Creek Sanitarium, tetapi kemudian Waggoner terjun ke dalam pelayananan penginjilan, sesuai dengan panggilan hatinya. Pada tahun 1884, Waggoner menjadi seorang asistan editor di majalah Sign of The Times di percetakan Pacific Press. Dua tahun kemudian, Waggoner dan Jones menjadi para editor di majalah tersebut, yang mana dia pegang sampai pada tahun 1891.
Waggoner memberikan 11 bahan pelajaran di acara Minneapolis. Respon yang timbul dari pelajaran tersebut adalah sangat tajam dan keras. Di satu sisi terdapat para pimpinan gereja yang sudah lama, yang berada di bawah kuasa pengaruh yang besar atas pimpinan dari Uriah Smith (56 tahun). Sedangkan di sisi sudut yang lain, berdirilah 2 orang pemuda sederhana, yaitu Waggoner (33 tahun), dan Jones (38 tahun).     
 
Diskusi dilanjutkan kembali dan demikian seterusnya. Ellen White kemudian menyatakan bahwa beliau ditunjukkan oleh Tuhan bahwa para pendukung Uriah Smith di tempat kediaman mereka pada malam harinya, telah mencemooh mimik muka dang tingkah laku dari A.T. Jones, dan mereka mentertawakan sambil merendahkan Jones.

Sebaliknya mereka harus berdoa dengan sungguh-sungguh, merendahkan hati dan bersikap seperti anak-anak Allah, bukannya malahan mereka bersikap mencemooh seperti itu, mereka telah membawakan dan menunjukkan suatu sikap yang menyembah kepada setan. Orang-orang ini sedang tidak dalam posisi yang menghargai KEBENARAN, atau pun menerimanya.
 
Masih ada beberapa yang hadir saat itu memperhatikan dengan penuh kesungguhan. Mereka terkesan dengan presentasi Alkitab yang sangat jelas, yang dibawakan oleh Jones dan Waggoner. Dan mereka dengan sungguh-sungguh memperhatikan dan mencatat bahwa Ellen White menentukan posisinya dengan berdiri di pihak Waggoner dan Jones.

Telah diketahui secara luas bahwa Pekabaran Kebenaran Oleh Iman (Righteousness by Faith) adalah suatu persoalan yang kontraversial dalam acara General Conference tersebut. Ya, itu benar sekali. Tetapi ada satu persoalan kedua yang keluar dari acara itu. Marilah kita jangan mengabaikannya, mari kita memperhatikannya dengan sungguh-sungguh akan persoalan yang sangat penting itu. 

Pada acara Minneapolis tersebut, manusia telah melawan Roh Nubuat !  Dan berarti mereka telah melawan Allah !  Hati-hati dan waspadalah, saudara-saudara, karena kita bisa berada di dalam posisi yang sama !  Jikalau suatu pekabaran yang diilhami oleh Tuhan memberitahukan sesuatu pada kita, lebih baik kita menurutinya. Tetapi pastikan bahwa pekabaran tersebut sesuai dengan Alkitab dan Roh Nubuat.
Dari sejarah di atas kita dapat menarik suatu pelajaran yang sangat penting bahwa salah satu alasan pekabaran tersebut ditolak adalah karena mereka melihat secara fisik manusianya. Dan betapa seringnya kita juga tanpa kita sadari menolak pekabaran Tuhan karena kita hanya melihat si pembawa kabar beritanya ?  Ahh… siapa si A atau B itu ?  Dia bukan lulusan pendidikan tinggi, dia bukan dari orang konferens atau orang Uni, dia hanya anggota awam dan tidak pandai bicara… dia masih muda, masih belum pengalaman, dia baru dibaptis, dan lain sebagainya. Itulah komentar-komentar yang keluar dari mulut atau pun dalam hati kita tanpa disadari. Hati-hati saudaraku, Tuhan seringkali memakai orang-orang yang sederhana dan yang rendah hati dalam menyampaikan firman kebenaranNya !  Tuhan tidak pernah melihat pangkat, usia, atau kedudukan seseorang dalam memberitakan pekabaranNya. Seorang pendeta yang banyak gelar pendidikannya atau seorang anggota majelis yang berpangkat direktur dan seorang kaya tidak menjamin dia dipakai oleh Tuhan apabila dia tidak merendahkan hatinya setiap saat di bawah pimpinan Roh Suci. Siapa pun yang mengandalkan pengetahuannya sendiri yang didapat dari pendidikan duniawi akan ditinggalkan oleh Tuhan ! Ingat sebagian besar murid-murid Tuhan adalah berasal dari orang-orang yang sederhana dan miskin. Hanya beberapa saja yang berkecukupan dan berkedudukan tinggi. Ny. Ellen G. White pun seorang dari yang paling terbodoh yang telah dipilih oleh Tuhan. Apabila kita masih melihat orang yang membawa pekabaran itu berarti kita masih belum dilahirkan kembali oleh Roh Suci !  Tanpa disadari, kita sedang dipupuk oleh setan dalam hal keangkuhan rohani. 

Pangkat dan kedudukan kita tidak menjamin kerendahan hati kita. Pengetahuan kita tidak menjamin kerendahan hati kita. Usaha-usaha penarikan jiwa kita mau pun perbuatan-perbuatan baik kita tidak menjamin kerendahan hati kita. Persembahan-persembahan kita yang banyak jumlahnya tidak akan menjamin kerendahan hati kita. Yang dapat menjamin kita benar-benar menjadi rendah hati di hadapan Tuhan adalah hanya ROH SUCI dan KEBENARANNYA yang kita percayai. Kita harus menerima baptisan Roh Suci setiap hari dan setiap saat. Ini belum terjadi pada kita. Itu sebabnya belum ada di antara kita yang sudah berhati rendah seperti YESUS. Belum ada !

Pada tahun 1888, Ny. White telah menerima dengan segenap hati  pekabaran yang dibawakan oleh Jones dan Waggoner itu. Hal itu membuktikan bahwa Ny. White berhati rendah. Itulah sebabnya dirinya dapat dipakai oleh Roh Suci.

Kita telah memasuki tahap terakhir dari pekerjaan kita. Apa yang harus kita cari ?  Apakah kita masih mau membuktikan kepada Tuhan bagaimana berjasanya kita dalam gerejaNya ?  Kepada jemaatNya yang terakhir, Tuhan berkata dalam Wahyu 3 : 19-21

Barangsiapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah! Lihat, Aku berdiri di muka pintu dan mengetok; jikalau ada orang yang mendengar suara-Ku dan membukakan pintu, Aku akan masuk mendapatkannya dan Aku makan bersama-sama dengan dia, dan ia bersama-sama dengan Aku. Barangsiapa menang, ia akan Kududukkan bersama-sama dengan Aku di atas takhta-Ku, sebagaimana Aku pun telah menang dan duduk bersama-sama dengan Bapa-Ku di atas takhta-Nya. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengarkan apa yang dikatakan Roh kepada jemaat-jemaat."
Raja segala raja akan datang segera. KerajaanNya akan diserahkan kepada umatNya yang masih setia. PermintaanNya kepada kita semua hanyalah satu :

“RELAKANLAH HATIMU DAN BERTOBATLAH”





Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh  Gito Siswojo Kadarman (alm)

Jember, Hari Sabat, 22 Oktober 1983

Tidak ada komentar:

Posting Komentar