Jumat, 07 Juli 2017

40.KEBUTUHAN SIDANG MASEHI ADVENT HARI KETUJUH YANG TERBESAR

KEBUTUHAN SIDANG MASEHI ADVENT HARI KETUJUH YANG TERBESAR
1.            Apa Yang Menjadi Kebutuhan Sidang Yang Terbesar?
Ada banyak kebutuhan di dalam sidang. Kebutuhan akan uang untuk mencukupi pemeliharaan gedung, menambah gedung, menambah peralatan-peralatan, dan menggaji pegawai-pegawai. Ada kebutuhan untuk menggairahkan Sekolah Sabat, Anggota Bekerja, Perkumpulan Rumah Tangga, Perkumpulan Orang Muda, Paduan Suara, dan Musik. Ada kebutuhan untuk mengabar Injil, menarik jiwa dan membaptis jiwa demi pelebaran kerajaan Allah. Ada kebutuhan untuk mendalami Alkitab. Ada pula kebutuhan untuk membuka sekolah demi pendidikan anak-anak dan orang-orang muda di dalam sidang. Semua merupakan kebutuhan yang nyata dan mendesak di dalam tiap sidang. Tetapi dapatkah kita dibenarkan seandainya kita berkata bahwa di antara kebutuhan-kebutuhan yang demikian banyaknya itu, ada satu kebutuhan yang terbesar. Seandainya dapat, kebutuhan yang manakah merupakan kebutuhan sidang yang terbesar itu?
Bermacam pendapat dapat dikemukakan. Orang yang mahir di dalam suatu perkara dan bertalenta yang paling tinggi dalam perkara tersebut, kebanyakan akan berkata bahwa kebutuhan yang paling cocok dengan talenta dan kesukaannya itulah merupakan kebutuhan yang terbesar bagi sidang. Apabila jalan pemikiran seperti yang di atas diikuti, maka akan ada banyak kebutuhan yang terbesar, karena tiap orang akan mempunyai buah pikiran dan pendapatnya sendiri.
Awalan “ter-“ membawa arti bahwa tidak ada kebutuhan yang lain yang lebih besar. Dengan begitu kebutuhan sidang yang terbesar hanya ada satu. Oleh karenanya tidak dapat ditentukan oleh salah satu orang menurut pendapat dan pikirannya sendiri. Kebutuhan yang terbesar bagi sidang hanya dapat ditentukan oleh Tuhan saja yang mengetahui keadaan dan kebutuhan sidangNya. Kita tidak tahu! Oleh sebab itu, apabila kita berbicara dengan menggunakan ukuran-ukuran dan pendapat-pendapat kita sendiri, hal itu hanya akan menimbulkan percekcokan dan perselisihan paham. Kita harus bertanya kepada Tuhan dan berhenti menggunakan ukuran-ukuran kita sendiri.
2.            Sejarah Membantu Dalam Membuka Pengertian Kita
Apabila kita ingin mengetahui apa yang menjadi kebutuhan kita yang terbesar pada dewasa ini, kita harus memperhatikan jalannya sejarah gereja kita. Sejarah merupakan guru kita yang dapat dipercaya. Tetapi menerapkan sejarahpun bukanlah suatu perkara yang mudah untuk dilakukan. Seringkali sejarah dibelokkan untuk mendukung pengertian dan pendapat kita yang tidak benar. Pembelaan diri dijadikan motif. Dua orang yang membaca sejarah gereja yang sama dapat memiliki kesimpulan yang berbeda. Apa yang menjadi tujuan pelajaran sejarah yang sebenarnya tidak dimengerti dan kesimpulan-kesimpulan yang jauh dari sasarannya dikemukakan. Semua dapat terjun dalam membuat kesalahan seperti di atas. Oleh sebab itu, kita harus sangat berhati-hati dalam mengemukakan kebenaran firman TUHAN. Bahaya besar dapat menimpa setiap orang yang menghadapi firman TUHAN dengan percaya besar pada diri sendiri. TUHAN senantiasa menuntut kita untuk membuka sepatu pada saat berhadapan dengan firman kebenaranNya! Hal ini perlu selalu diingat!
3.            Keadaan Gereja Advent Menjelang Pengiriman Roh Kebenaran Pada Tahun 1888
Tahun 1888 merupakan suatu petunjuk jarak atau batu loncatan (milestone) dalam sejarah gereja Advent. Oleh sebab itu, kejadian-kejadian sekitar tahun itu perlu dipelajari secara berkala agar tidak terlupakan oleh kita semua. Apa yang terjadi pada tahun 1888 akan terulangi. Oleh karenanya ada hikmat besar dalam catatan-catatan sejarahnya. Tuhan mendatangkan Roh Penyegaran pada tahun 1888. Tetapi sebelumnya Ia telah mengirim kesaksian-kesaksian kepada sidangNya. Kita perlu memperhatikan kesaksian-kesaksian yang telah dikirimkanNya pada tahun 1887—yaitu satu tahun sebelum ROH KEBENARAN mulai bekerja di antara umatNya. Amaran yang pertama berbunyi sebagai berikut:
“Adalah mungkin untuk menjadi orang percaya secara rupa dan separuh hati, namun didapati ringan dan kehilangan hidup kekal. Adalah mungkin untuk menghidupkan sebagian petunjuk-petunjuk Alkitab dan dianggap sebagai orang Kristen, namun binasa oleh karena kekurangan beberapa syarat yang merupakan sifat Kekristenan.”—R&H Jan 11, 1887.
Menjelang Tuhan mencurahkan Roh Suci untuk menyegarkan umatNya, Ia mengirim kesaksianNya kepada sidang. Dengan kesaksian itu Tuhan hanya mengungkapkan keadaan umatNya yang sebenarnya. Ia ingin menolong dan menyelamatkan umatNya dan karena Ia melihat keadaan umatNya yang membahayakan diri mereka. Ia kirimkan amaran-amaranNya untuk menyadarkan umatNya.
Pada saat itu umat Advent sedang berkembang dalam penarikan jiwa. Kekayaan materi umatNya. Juga bertambah secara konstan. Walaupun begitu, ALLAH yang mengetahui kebutuhan sidangNya mengirim amaran dan teguran melalui hambaNya! Bunyi teguran itu tidak lain memperingatkan umatNya bahwa walaupun menurut ukuran manusia pekerjaan TUHAN sudah dilakukan dengan baik, menurut ukuran ILAHI belum dan kekurangan-kekurangan yang didapati di antara umatNya itu dapat berakibat sangat fatal bagi keselamatan jiwa mereka. Begitulah kesetiaan Allah itu, walaupun kesetiaan yang tak terukur itu oleh banyak orang ditanggapi sebagai celaan-celaan yang tidak adil dan tidak mempunyai alasan-alasan!
Dua minggu kemudian, Allah menyampaikan suatu kesaksian yang lain sebagai berikut:
“Kebaktian secara lahiriah tidak akan menjawab kebutuhan jiwa yang sangat besar. Hanya mengakui Kristus belum cukup untuk menyiapkan orang untuk berdiri pada saat penghakiman.”—R&H Jan 25, 1887.
Kata-kata yang di atas dapat diberi komentar yang bermacam-macam menurut paham masing-masing yang mengomentari. Tetapi apabila kita mengingat bahwa kata-kata itu ditujukan kepada Masehi Advent Hari Ketujuh yang mengakui Kristus, yang mengira bahwa memelihara hukum-hukum Tuhan sudah cukup untuk dapat berdiri pada saat penghakiman, yang sudah melaksanakan pekerjaan Injil untuk penarikan jiwa, dan yang mengaku sedang menunggu kedatangan Kristus yang kedua kali, barulah kita mengetahui bahwa ada sesuatu yang masih dibutuhkan dan bahwa kebutuhan itu masih belum terjawab sampai pada saat itu.
Kira-kira tiga minggu kemudian, Allah mengirim kesaksianNya lagi. Ia menjelaskan sendiri apa yang dimaksudnya dengan kesaksianNya yang terdahulu.
“Di dalam gereja terlalu banyak kebaktian secara rupa (formalitas). Jiwa-jiwa sedang binasa karena kebutuhan akan terang dan pengetahuan.”—R&H Feb 15, 1887.
Kesaksian ini tidak dapat disalahtafsirkan lagi! Umat ALLAH membutuhkan terang kebenaran Allah dan pengetahuan perihal kebenaran itu. Dijelaskan pula bahwa kebutuhan terang itu dapat berakibat pada kebinasaan jiwa-jiwa.
Dapatlah dilihat bahwa apabila kita mempelajari sejarah gereja yang dituntun oleh Kristus sebagaimana bangsa Israel dituntunNya menuju tanah perjanjian, kita akan berhenti berdebat tentang apa yang menjadi kebutuhan sidang ALLAH yang terbesar pada saat sekarang ini dan akan mengetahui dengan satu hati apa yang sebenarnya dikehendaki ALLAH!
Contoh-contoh yang kita ambil bukanlah contoh-contoh yang dipilih sekedar menduku pendapat kita sendiri. Perlu diketahui bahwa pengalaman sidang pada tahun 1888 adalah suatu pengalaman yang menyangkut kecurahan Roh Suci dalam rangka hujan akhir untuk memasakkan gandum-gandum dalam menghadapi masa penghakiman. Dengan begitu, kejadian pada tahun itu adalah lambang atau pendahuluan bagi pengalaman sidang yang akan datang. Hujan akhir dihentikan pada waktu itu oleh karena sidang yang seharusnya menerima penyegaran itu bertengkar dan tidak satu hati. Sidang tidak mengerti rencana dan maksud ALLAH. Sidang kekurangan terang sehingga gantinya bersatu padu berada di belakang pimpinan ROH, sidang malahan banyak merintangi pekerjaan ROH. Sidang ingin menyelesaikan ‘pekerjaan TUHAN’ dengan cara-caranya sendiri. Pemberitaan Injil ke seluruh muka bumi hendak dikerjakan dengan kekuatan manusiawi sambil menyingkirkan terang yang menjadi kuasa ROH itu. Begitulah malangnya sidang TUHAN pada waktu itu! Apakah menjelang pengulangan pencurahan Roh Suci dalam rangka hujan akhir pada akhir zaman, keadaan sidang Allah sudah lebih baik? Apakah tidak ada kebutuhan akan TERANG dan PENGETAHUAN? Apakah tidak terdapat terlalu banyak kebaktian yang secara rupa saja?
Dua pekan berikutnya TUHAN berkata:
“Suatu tata cara kebaktian secara lahiriah dijalankan; tetapi di mana kasih Kristus? Kerohanian menghadapi kematian... Akankah kita bertemu dengan jalan pemikiran ROH ALLAH?”—5T 539, 1 Maret 1887.
Sidang Allah sedang mengikuti jejak bangsa Yahudi dahulu kala. Kebenaran manusiawi ditonjolkan. Penurutan hukum didasarkan atas perbuatan sendiri. Kristus sendiri dibicarakan dan dimuliakan. KasihNya sudah banyak dilupakan. Kalau disinggung, itu hanya sekedar di bibir saja!
Bekas General Conference Presiden kita dari tahun 1901-1922, A.G. Daniels, yang ditugaskan untuk menyusun kejadian-kejadian sekitar tahun 1888, dalam bukunya CHRIST OUR RIGHTEOUSNESS hal. 31 menulis:
“Allah membaptis laki-laki dan perempuan-perempuan dan bukan lembaga-lembaga (institutions) dan apabila manusia-manusia menerima kuasa Roh Suci di dalam hidup mereka, barulah organisasi akan bergerak cepat melaksanakan pekerjaannya. Hal ini harus disadari secara perorangan terlebih dahulu sebelum dapat disadari secara bersamaan.”
Ucapan di atas adalah sangat penting. Oleh karena pada waktu itu laki-laki dan perempuan-perempuan yang menjadi inti-intinya di dalam sidang belum secara peroangan menerima baptisan ROH di dalam hidup mereka, maka secara organisasi pekerjaan Roh Kudus tidak dapat disambut. Terlalu banyak yang tidak mengenali pekerjaan ROH SUCI dan mengeraskan hati dalam pertentangan terhadap ROH ALLAH.
4.            Kebutuhan Sidang Yang Terbesar
Pada tanggal 22 Maret 1887, Tuhan mengirim beritaNya kepada sidang dalam kata-kata sebagai berikut:
“Kebangunan kebutuhan yang sejati di antara kita adalah kebutuhan yang terbesar dan paling mendesak. Untuk mencari ini harus menjadi pekerjaan kita yang utama. Harus diadakan usaha yang sungguh-sungguh untuk mendapat berkat TUHAN, bukan karena ALLAH tidak mau mencurahkan berkatNya kepada kita, tetapi karena kita tidak bersedia untuk menerimanya.”
Untuk dapat menerima makna dari tulisan yang di atas, seluruh kesaksian-kesaksian sepanjang tahun 1887 yang telah kita kutip di atas harus dibaca secara keseluruhan. Kesaksian-kesaksian itu diberikan secara beruntun dan akan saling memperjelas.
Kebangunan ketuhanan yang sejati adalah kebutuhan sidang yang terbesar dan paling mendesak. Harus dilakukan suatu pekerjaan yang intensif di dalam apabila kita hendak bertemu dengan jalan pemikiran ROH ALLAH. Pekerjaan itu adalah untuk mencari berkat-berkat dari TUHAN. TUHAN sudah bersedia untuk mencurahkan berkat-berkatNya, hanya kita sendiri yang belum bersedia menerima berkat-berkat itu. Berkat-berkat itu akan dicurahkan dalam bentuk TERANG KEBENARAN dan PENGETAHUAN. Alkitab akan dihidupkan oleh kuasa ROH. Firman yang telah dihidupkan akan bersaksi mengenai Kristus. Apabila Kristus telah diangkat ke atas, maka manusia akan tertarik kepadaNya!
“Kita harus memasuki pekerjaan ini secara perorangan. Kita harus berdoa lebih dan berbicara kurang. Kedurhakaan bertambah, dan umat Allah harus diajar supaya tidak puas dengan ketuhanan dalam bentuk rupa tanpa roh dan kuasanya.”
Selanjutnya dalam tulisan yang sama dalam majalah Review and Herald, TUHAN berkata:
“Kita harus lebih takut terhadap pengaruh-pengaruh dari dalam daripada yang dari luar. Rintangan-rintangan untuk menuju kepada kekuatan dan keberhasilan lebih banyak datang dari sidang sendiri daripada dari dunia...
“Tidak ada sesuatu yang ditakuti Setan lebih daripada umat ALLAH menyediakan jalan dengan membersihkan tiap rintangan agar TUHAN dapat mencurahkan ROHNYA ke atas sidang yang menderita sakit dan tidak bertobat. Apabila Setan mendapati keinginan hatinya, tidak akan ada kebangunan lagi, besar atau kecil, sampai kesudahan. Tetapi kita tidak buta akan siasat-siasatnya. Adalah mungkin untuk melawan dia. Apabila jalannya disediakan bagi ROH ALLAH, berkat itu akan datang. Setan tidak dapat merintangi hujan berkat untuk turun ke atas umat Allah lebih dari menutup jendela surga supaya hujan tidak turun ke atas bumi. Orang-orang jahat dan iblis-iblis tidak dapat merintangi pekerjaan ALLAH, atau menahan hadiratNya di dalam perkumpulan-perkumpulan umatNya, asal saja mereka mau, dengan rendah hati mengaku dan menyingkirkan dosa-dosa mereka dan dengan iman berpegang pada janji-janjiNya.”
Dosa tidak percaya. Dosa meragukan kebenaran-kebenaran yang disajikan ROH. Dosa merintangi pekerjaanNya. Inilah hambatan-hambatan yang pertama yang membuat TUHAN tidak dapat mencurahkan berkatNya secara limpah. Apabila dosa-dosa ini disingkirkan, TUHAN akan bekerja. Apabila TUHAN sudah bekerja, PEMBENARAN OLEH IMAN akan mulai berlaku dan segala rencana ALLAH untuk memulihkan manusia ke dalam petaNya akan terlaksana.



Disadur ulang dari seri pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh Gito Siswoyo Kadarman (Sie Tiong Gie) alm. - Raya Dieng, Sabat, 15 Januari 1982
Diketik oleh Monik Amelia, November 2007 – Florida, USA



Tidak ada komentar:

Posting Komentar