KEBUTUHAN SIDANG MASEHI ADVENT HARI KETUJUH YANG TERBESAR
1.
Apa Yang Menjadi Kebutuhan Sidang Yang Terbesar?
Ada banyak kebutuhan di dalam sidang. Kebutuhan akan uang
untuk mencukupi pemeliharaan gedung, menambah gedung, menambah
peralatan-peralatan, dan menggaji pegawai-pegawai. Ada kebutuhan untuk
menggairahkan Sekolah Sabat, Anggota Bekerja, Perkumpulan Rumah Tangga,
Perkumpulan Orang Muda, Paduan Suara, dan Musik. Ada kebutuhan untuk mengabar
Injil, menarik jiwa dan membaptis jiwa demi pelebaran kerajaan Allah. Ada
kebutuhan untuk mendalami Alkitab. Ada pula kebutuhan untuk membuka sekolah
demi pendidikan anak-anak dan orang-orang muda di dalam sidang. Semua merupakan
kebutuhan yang nyata dan mendesak di dalam tiap sidang. Tetapi dapatkah kita
dibenarkan seandainya kita berkata bahwa di antara kebutuhan-kebutuhan yang
demikian banyaknya itu, ada satu kebutuhan yang terbesar. Seandainya dapat,
kebutuhan yang manakah merupakan kebutuhan sidang yang terbesar itu?
Bermacam pendapat dapat dikemukakan. Orang yang mahir di
dalam suatu perkara dan bertalenta yang paling tinggi dalam perkara tersebut,
kebanyakan akan berkata bahwa kebutuhan yang paling cocok dengan talenta dan
kesukaannya itulah merupakan kebutuhan yang terbesar bagi sidang. Apabila jalan
pemikiran seperti yang di atas diikuti, maka akan ada banyak kebutuhan yang
terbesar, karena tiap orang akan mempunyai buah pikiran dan pendapatnya
sendiri.
Awalan “ter-“ membawa arti bahwa tidak ada kebutuhan yang
lain yang lebih besar. Dengan begitu kebutuhan sidang yang terbesar hanya ada
satu. Oleh karenanya tidak dapat ditentukan oleh salah satu orang menurut
pendapat dan pikirannya sendiri. Kebutuhan yang terbesar bagi sidang hanya
dapat ditentukan oleh Tuhan saja yang mengetahui keadaan dan kebutuhan sidangNya.
Kita tidak tahu! Oleh sebab itu, apabila kita berbicara dengan menggunakan
ukuran-ukuran dan pendapat-pendapat kita sendiri, hal itu hanya akan
menimbulkan percekcokan dan perselisihan paham. Kita harus bertanya kepada
Tuhan dan berhenti menggunakan ukuran-ukuran kita sendiri.
2.
Sejarah Membantu Dalam Membuka Pengertian Kita
Apabila kita ingin mengetahui apa yang menjadi kebutuhan
kita yang terbesar pada dewasa ini, kita harus memperhatikan jalannya sejarah
gereja kita. Sejarah merupakan guru kita yang dapat dipercaya. Tetapi
menerapkan sejarahpun bukanlah suatu perkara yang mudah untuk dilakukan.
Seringkali sejarah dibelokkan untuk mendukung pengertian dan pendapat kita yang
tidak benar. Pembelaan diri dijadikan motif. Dua orang yang membaca sejarah
gereja yang sama dapat memiliki kesimpulan yang berbeda. Apa yang menjadi
tujuan pelajaran sejarah yang sebenarnya tidak dimengerti dan
kesimpulan-kesimpulan yang jauh dari sasarannya dikemukakan. Semua dapat terjun
dalam membuat kesalahan seperti di atas. Oleh sebab itu, kita harus sangat
berhati-hati dalam mengemukakan kebenaran firman TUHAN. Bahaya besar dapat
menimpa setiap orang yang menghadapi firman TUHAN dengan percaya besar pada
diri sendiri. TUHAN senantiasa menuntut kita untuk membuka sepatu pada saat berhadapan
dengan firman kebenaranNya! Hal ini perlu selalu diingat!
3.
Keadaan Gereja Advent Menjelang Pengiriman Roh Kebenaran Pada Tahun 1888
Tahun 1888 merupakan suatu petunjuk jarak atau batu
loncatan (milestone) dalam sejarah gereja Advent. Oleh sebab itu,
kejadian-kejadian sekitar tahun itu perlu dipelajari secara berkala agar tidak
terlupakan oleh kita semua. Apa yang terjadi pada tahun 1888 akan terulangi.
Oleh karenanya ada hikmat besar dalam catatan-catatan sejarahnya. Tuhan
mendatangkan Roh Penyegaran pada tahun 1888. Tetapi sebelumnya Ia telah
mengirim kesaksian-kesaksian kepada sidangNya. Kita perlu memperhatikan
kesaksian-kesaksian yang telah dikirimkanNya pada tahun 1887—yaitu satu tahun
sebelum ROH KEBENARAN mulai bekerja di antara umatNya. Amaran yang pertama
berbunyi sebagai berikut:
“Adalah mungkin untuk menjadi orang percaya secara rupa
dan separuh hati, namun didapati ringan dan kehilangan hidup kekal. Adalah
mungkin untuk menghidupkan sebagian petunjuk-petunjuk Alkitab dan dianggap
sebagai orang Kristen, namun binasa oleh karena kekurangan beberapa syarat yang
merupakan sifat Kekristenan.”—R&H Jan 11, 1887.
Menjelang Tuhan mencurahkan Roh Suci untuk menyegarkan
umatNya, Ia mengirim kesaksianNya kepada sidang. Dengan kesaksian itu Tuhan
hanya mengungkapkan keadaan umatNya yang sebenarnya. Ia ingin menolong dan
menyelamatkan umatNya dan karena Ia melihat keadaan umatNya yang membahayakan
diri mereka. Ia kirimkan amaran-amaranNya untuk menyadarkan umatNya.
Pada saat itu umat Advent sedang berkembang dalam
penarikan jiwa. Kekayaan materi umatNya. Juga bertambah secara konstan.
Walaupun begitu, ALLAH yang mengetahui kebutuhan sidangNya mengirim amaran dan
teguran melalui hambaNya! Bunyi teguran itu tidak lain memperingatkan umatNya
bahwa walaupun menurut ukuran manusia pekerjaan TUHAN sudah dilakukan dengan
baik, menurut ukuran ILAHI belum dan kekurangan-kekurangan yang didapati di
antara umatNya itu dapat berakibat sangat fatal bagi keselamatan jiwa mereka. Begitulah
kesetiaan Allah itu, walaupun kesetiaan yang tak terukur itu oleh banyak orang
ditanggapi sebagai celaan-celaan yang tidak adil dan tidak mempunyai
alasan-alasan!
Dua minggu kemudian, Allah menyampaikan suatu kesaksian
yang lain sebagai berikut:
“Kebaktian secara lahiriah tidak akan menjawab kebutuhan
jiwa yang sangat besar. Hanya mengakui Kristus belum cukup untuk menyiapkan
orang untuk berdiri pada saat penghakiman.”—R&H Jan 25, 1887.
Kata-kata yang di atas dapat diberi komentar yang
bermacam-macam menurut paham masing-masing yang mengomentari. Tetapi apabila
kita mengingat bahwa kata-kata itu ditujukan kepada Masehi Advent Hari Ketujuh
yang mengakui Kristus, yang mengira bahwa memelihara hukum-hukum Tuhan sudah
cukup untuk dapat berdiri pada saat penghakiman, yang sudah melaksanakan pekerjaan
Injil untuk penarikan jiwa, dan yang mengaku sedang menunggu kedatangan Kristus
yang kedua kali, barulah kita mengetahui bahwa ada sesuatu yang masih
dibutuhkan dan bahwa kebutuhan itu masih belum terjawab sampai pada saat itu.
Kira-kira tiga minggu kemudian, Allah mengirim
kesaksianNya lagi. Ia menjelaskan sendiri apa yang dimaksudnya dengan
kesaksianNya yang terdahulu.
“Di dalam gereja terlalu banyak kebaktian secara rupa
(formalitas). Jiwa-jiwa sedang binasa karena kebutuhan akan terang dan pengetahuan.”—R&H
Feb 15, 1887.
Kesaksian ini tidak dapat disalahtafsirkan lagi! Umat
ALLAH membutuhkan terang kebenaran Allah dan pengetahuan perihal kebenaran itu.
Dijelaskan pula bahwa kebutuhan terang itu dapat berakibat pada kebinasaan
jiwa-jiwa.
Dapatlah dilihat bahwa apabila kita mempelajari sejarah
gereja yang dituntun oleh Kristus sebagaimana bangsa Israel dituntunNya menuju
tanah perjanjian, kita akan berhenti berdebat tentang apa yang menjadi
kebutuhan sidang ALLAH yang terbesar pada saat sekarang ini dan akan mengetahui
dengan satu hati apa yang sebenarnya dikehendaki ALLAH!
Contoh-contoh yang kita ambil bukanlah contoh-contoh yang
dipilih sekedar menduku pendapat kita sendiri. Perlu diketahui bahwa pengalaman
sidang pada tahun 1888 adalah suatu pengalaman yang menyangkut kecurahan Roh
Suci dalam rangka hujan akhir untuk memasakkan gandum-gandum dalam menghadapi
masa penghakiman. Dengan begitu, kejadian pada tahun itu adalah lambang atau
pendahuluan bagi pengalaman sidang yang akan datang. Hujan akhir dihentikan
pada waktu itu oleh karena sidang yang seharusnya menerima penyegaran itu
bertengkar dan tidak satu hati. Sidang tidak mengerti rencana dan maksud ALLAH.
Sidang kekurangan terang sehingga gantinya bersatu padu berada di belakang
pimpinan ROH, sidang malahan banyak merintangi pekerjaan ROH. Sidang ingin
menyelesaikan ‘pekerjaan TUHAN’ dengan cara-caranya sendiri. Pemberitaan Injil
ke seluruh muka bumi hendak dikerjakan dengan kekuatan manusiawi sambil
menyingkirkan terang yang menjadi kuasa ROH itu. Begitulah malangnya
sidang TUHAN pada waktu itu! Apakah menjelang pengulangan pencurahan Roh Suci
dalam rangka hujan akhir pada akhir zaman, keadaan sidang Allah sudah lebih
baik? Apakah tidak ada kebutuhan akan TERANG dan PENGETAHUAN? Apakah tidak terdapat
terlalu banyak kebaktian yang secara rupa saja?
Dua pekan berikutnya TUHAN berkata:
“Suatu tata cara kebaktian secara lahiriah dijalankan;
tetapi di mana kasih Kristus? Kerohanian menghadapi kematian... Akankah kita
bertemu dengan jalan pemikiran ROH ALLAH?”—5T 539, 1 Maret 1887.
Sidang Allah sedang mengikuti jejak bangsa Yahudi dahulu
kala. Kebenaran manusiawi ditonjolkan. Penurutan hukum didasarkan atas
perbuatan sendiri. Kristus sendiri dibicarakan dan dimuliakan. KasihNya sudah
banyak dilupakan. Kalau disinggung, itu hanya sekedar di bibir saja!
Bekas General Conference Presiden kita dari tahun
1901-1922, A.G. Daniels, yang ditugaskan untuk menyusun kejadian-kejadian
sekitar tahun 1888, dalam bukunya CHRIST OUR RIGHTEOUSNESS hal. 31 menulis:
“Allah membaptis laki-laki dan perempuan-perempuan dan
bukan lembaga-lembaga (institutions) dan apabila manusia-manusia menerima kuasa
Roh Suci di dalam hidup mereka, barulah organisasi akan bergerak cepat
melaksanakan pekerjaannya. Hal ini harus disadari secara perorangan terlebih
dahulu sebelum dapat disadari secara bersamaan.”
Ucapan di atas adalah sangat penting. Oleh karena pada
waktu itu laki-laki dan perempuan-perempuan yang menjadi inti-intinya di dalam
sidang belum secara peroangan menerima baptisan ROH di dalam hidup mereka, maka
secara organisasi pekerjaan Roh Kudus tidak dapat disambut. Terlalu banyak yang
tidak mengenali pekerjaan ROH SUCI dan mengeraskan hati dalam pertentangan
terhadap ROH ALLAH.
4.
Kebutuhan Sidang Yang Terbesar
Pada tanggal 22 Maret 1887, Tuhan mengirim beritaNya
kepada sidang dalam kata-kata sebagai berikut:
“Kebangunan kebutuhan yang sejati di antara kita adalah
kebutuhan yang terbesar dan paling mendesak. Untuk mencari ini harus menjadi
pekerjaan kita yang utama. Harus diadakan usaha yang sungguh-sungguh untuk
mendapat berkat TUHAN, bukan karena ALLAH tidak mau mencurahkan berkatNya
kepada kita, tetapi karena kita tidak bersedia untuk menerimanya.”
Untuk dapat menerima makna dari tulisan yang di atas,
seluruh kesaksian-kesaksian sepanjang tahun 1887 yang telah kita kutip di atas
harus dibaca secara keseluruhan. Kesaksian-kesaksian itu diberikan secara
beruntun dan akan saling memperjelas.
Kebangunan ketuhanan yang sejati adalah kebutuhan sidang
yang terbesar dan paling mendesak. Harus dilakukan suatu pekerjaan yang
intensif di dalam apabila kita hendak bertemu dengan jalan pemikiran ROH ALLAH.
Pekerjaan itu adalah untuk mencari berkat-berkat dari TUHAN. TUHAN sudah
bersedia untuk mencurahkan berkat-berkatNya, hanya kita sendiri yang belum
bersedia menerima berkat-berkat itu. Berkat-berkat itu akan dicurahkan dalam
bentuk TERANG KEBENARAN dan PENGETAHUAN. Alkitab akan dihidupkan oleh kuasa
ROH. Firman yang telah dihidupkan akan bersaksi mengenai Kristus. Apabila
Kristus telah diangkat ke atas, maka manusia akan tertarik kepadaNya!
“Kita harus memasuki pekerjaan ini secara perorangan.
Kita harus berdoa lebih dan berbicara kurang. Kedurhakaan bertambah, dan umat
Allah harus diajar supaya tidak puas dengan ketuhanan dalam bentuk rupa tanpa roh
dan kuasanya.”
Selanjutnya dalam tulisan yang sama dalam majalah Review
and Herald, TUHAN berkata:
“Kita harus lebih takut terhadap pengaruh-pengaruh dari
dalam daripada yang dari luar. Rintangan-rintangan untuk menuju kepada kekuatan
dan keberhasilan lebih banyak datang dari sidang sendiri daripada dari
dunia...
“Tidak ada sesuatu yang ditakuti Setan lebih daripada
umat ALLAH menyediakan jalan dengan membersihkan tiap rintangan agar TUHAN
dapat mencurahkan ROHNYA ke atas sidang yang menderita sakit dan tidak
bertobat. Apabila Setan mendapati keinginan hatinya, tidak akan ada
kebangunan lagi, besar atau kecil, sampai kesudahan. Tetapi kita tidak buta
akan siasat-siasatnya. Adalah mungkin untuk melawan dia. Apabila jalannya
disediakan bagi ROH ALLAH, berkat itu akan datang. Setan tidak dapat merintangi
hujan berkat untuk turun ke atas umat Allah lebih dari menutup jendela surga
supaya hujan tidak turun ke atas bumi. Orang-orang jahat dan iblis-iblis tidak
dapat merintangi pekerjaan ALLAH, atau menahan hadiratNya di dalam
perkumpulan-perkumpulan umatNya, asal saja mereka mau, dengan rendah hati
mengaku dan menyingkirkan dosa-dosa mereka dan dengan iman berpegang pada
janji-janjiNya.”
Dosa tidak percaya. Dosa meragukan kebenaran-kebenaran
yang disajikan ROH. Dosa merintangi pekerjaanNya. Inilah hambatan-hambatan yang
pertama yang membuat TUHAN tidak dapat mencurahkan berkatNya secara limpah.
Apabila dosa-dosa ini disingkirkan, TUHAN akan bekerja. Apabila TUHAN sudah
bekerja, PEMBENARAN OLEH IMAN akan mulai berlaku dan segala rencana ALLAH untuk
memulihkan manusia ke dalam petaNya akan terlaksana.
Disadur ulang dari seri pelajaran Alkitab
& Roh Nubuat oleh Gito Siswoyo Kadarman (Sie Tiong Gie) alm. - Raya Dieng,
Sabat, 15 Januari 1982
Diketik oleh Monik Amelia, November 2007 –
Florida, USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar