Selasa, 05 Februari 2008

SN 3 "Allah Menjadikan Segala Sesuatu"

Kita hidup dalam satu dunia yang indah dan ajaib! Satu dunia yang penuh dengan kekayaan alam yang limpah emas, perak, dan berbagai batu-batu permata. Keindahan alam yang subur, tanam-tanaman hijau, bunga-bunga, rumput-rumput, pohon-pohon, buah-buahan dan berbagai makanan. Aliran sungai-sungai dan lautan yang menarik. Gunung yang tinggi, lembah dan padang-padang yang luas! Satu dunia yang dipenuhi pula dengan makhluk-makhluk hidup, burung, ikan, dan hewan-hewan dari berbagai jenis. Lebih dari semuanya dunia ini adalah tempat tinggal makhluk kejadian yang memiliki kecerdasan berpikir yaitu manusia, Maka timbullah pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: Dari manakah asal-muasal dunia ini? Bagaimanakah berlangsungnya proses perkembangan dunia itu? Bagaimanakah sejarah terjadinya langit, bumi, laut, matahari, bulan, dan bintang-bintang? Bagaimanakah sejarah kehidupan manusia?
Ada orang mengira bahwa segala sesuatu dalam dunia ini dan dalam alam semesta, hanyalah terjadi secara kebetulan. Ada pula orang yang berusaha mempertahankan teori-teori evolusi. Bahkan beberapa pengikut-pengikut Darwin yang melanjutkan teori itu akhirnya tiba pada kesimpulan ekstrem ateisme yang materialistis. Sebenarnya teori-teori ilmu pengetahuan yang benar tidak akan bertentangan dengan Alkitab.
Dr. Muhammad Hatta dalam bukunya "Pengantar Ke Jalan Ilmu Pengetahuan", antara lain menyatakan sebagai berikut: "Memang ada berlainan keinsafan antara Ilmu dan Agama, tetapi bukan bertentangan. Ilmu mengenai pengetahuan soal agama adalah soal kepercayaan. Pelita ilmu terletak di otak. pelita agama terletak di hati. Karena itu ilmu dan agama dapat berjalan seiring, dengan tidak mengganggu daerah masing-masing. Keduanya dapat menjadi suluh bagi manusia dalam menempuh hidup,"
Namun demikian, ilmu pengetahuan saja tidak dapat menjelaskan segala sesuatu ten-tang asal mulanya semesta alam, dunia dan segala isinya. Hingga kini ilmu pengetahuan masih tetap diperkembangkan dan masih terus mencari kebenaran.
Lebih lanjut, Dr. Hatta menyatakan: Itulah sebabnya banyak ahli-ahli ilmu pengetahuan yang terbilang, terkenal pula sebagai seseorang yang percaya benar kepada Tuhan seperti Isaac Newton, seorang ahli ilmu alam yang tersohor benar namanya."
Robert Milikan, ketua Sarjana-sarjana Amerika berkata: Tiap pertambahan kepada pengetahuan kita di dalam bidang yang baru hanyalah menyatakan kebesaran yang tak terduga yang belum diketahui. Dan apa yang kita ketahui; atau merasa bahwa kita telah ketahui dalam ilmu pengetahuan, selalu harus dibarui setidak-tidaknya mengalami perubahan secara revolusioner."
Dr. Charles E. de M. Sajous, menegaskan: "Penciptaan benda-benda dari alam semesta, susunan matahari, dan bumi serta segala isinya, tercakup kita sendiri, mengenakan keperluan Allah di dalam segala hak miliknya secara fisik."
Dengan demikian tidaklah mengherankan jika sarjana-sarjana besar dalam dunia modern ini pada umumnya, adalah orang-orang yang mengakui kebesaran Allah sebagai Khalik Pencipta. Hanya sedikit sekali yang tetap menjadi sarjana ateis.

1. KHALIK PENCIPTA
Segala sesuatu yang kita lihat di sekitar kita, yang bergerak maupun yang tidak ber-gerak tentu ada asal-usulnya, permulaannya, ada pembuatnya atau penciptanya. Sebagai contoh yang sederhana, meja di dalam rumah kita. Apakah meja itu jadi dengan cara kebetulan? Apakah secara langsung meja itu sudah ada? Tidak! Kita beli dari toko perabot Apakah meja itu secara kebetulan pula terkumpul di toko perabot? Tentu tidak! Dari manakah asal-usulnya? Oh, ada tukang kayu yang membuat meja itu! Mungkin tidak semua orang mengenal tukang yang membuat meja yang ada di rumah mereka, tetapi mereka percaya bahwa ada tukang yang membuatnya. Demikian juga halnya dengan segala sesuatu yang kita lihat dalam alam sekitar kita! Hanya ada satu jawaban yang benar; terhadap pertanyaan mengenai, daripada asalnya dunia ini dan semesta alam sekalian, yaitu Allah telah menciptakan semuanya! Segala sesuatu dalam alam ini menyatakan bahwa Allah itu adalah Khalik Pencipta.
Ada banyak dewa-dewa yang disembah orang dalam dunia ini, Emas, perak, permata-permata yang mahal harganya, dalam bentuk berhala atau materialisme! Orang menyembah matahari sebagai dewa, bulan, bintang-bintang. Ada pula yang menyembah api, air sungai, pohon-pohon, guntur. Bahkan ada pula yang menyembah hewan-hewan baik secara langsung maupun tidak langsung. Ada lagi yang mendewakan orang-orang besar, manusia yang dianggap berkuasa, suci! Mengenai dewa emas dan perak, Nabi Yeremia menulis, "Perak kepingan dibawa dari Tarsis, dan emas dari Ufas; berhala itu buatan tukang dan buatan tukang pandai emas. Pakaiannya dari kain ungu tua dan kain ungu muda, semuanya buatan orang-orang ahli. Tetapi TUHAN adalah Allah yang benar, Dialah Allah yang hidup dan Raja yang kekal," Yeremia 10:9,10.
Allah yang benar adalah Allah yang hidup dan yang berkuasa menciptakan semesta alam sekalian. Dewa-dewa yang lain adalah palsu adanya.
Allah yang Mahakuasa, Mahatinggi dan Maha adil, adalah Prima Kuasa dari segala sesuatu yang ada. Dari matahari yang terbesar dan planet-planet yang hebat sampai kepada serangga-serangga yang terkecil sekalipun semuanya adalah dari kuasa pen-ciptaan Allah.
"Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi." Kejadian 1:1.
Nehemia berkata: "hanya Engkau adalah TUHAN! Engkau telah menjadikan langit, ya langit segala langit dan segala bala tentaranya, dan bumi dengan segala yang ada di antaranya, dan laut dengan segala yang ada di dalamnya. Engkau memberi hidup kepada semuanya itu dan bala tentara langit sujud menyembah kepada-Mu." Nehemia 9:6.
Penulis Mazmur menjelaskan pula: "Oleh firman TUHAN langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya segala tentaranya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada." Mazmur 33:6,9. Allah menjadikan semesta alam sekalian, dan bumi serta segala isinya, Allah menjadikan manusia.
Keunggulan Allah, Pencipta serwa sekalian alam telah difirmankan oleh Allah sendiri. "Ingatlah hal-hal yang dulu dari sejak purbakala, bahwasanya, Akulah Allah dan tidak ada yang lain, Akulah Allah dan tidak ada yang seperti Aku." Yesaya 46:9.
Aku ini TUHAN, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau kemasyhuran-Ku kepada patung." Yesaya 42:8.

2. ALLAH MENJADIKAN DUNIA
Sejarah penciptaan dunia yang terdapat dalam tiga pasal permulaan buku Kejadian menjelaskan bahwa bumi ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya, telah dijadikan dalam enam hari lamanya, dan telah selesai dengan sempurna dan amat baik adanya.
"Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah la pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. Kejadian 2:1,2.
Bagaimana Allah menjadikan dunia ini dalam enam hari itu, telah dijelaskan dalam Alkitab, sebagai berikut:
Pada hari yang pertama, "Berfirmanlah Allah:' Jadilah terang. Lalu terang itu jadi. Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama" Kejadian 1:3-5.
Pada hari yang kedua. "Berfirmanlah Allah; 'Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air. Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian Kejadian 1:6,7.
Pada hari yang ketiga, firman Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering. Dan jadilah demikian. Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik."
Berfirmanlah A11ah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi. Dan jadilah demikian. Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik." Kejadian 1:9-12.
Pada hari yang keempat firman Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi. Dan jadilah demikian." Kejadian 1:14,15.
Pada hari yang kelima, firman Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beter-bangan di atas bumi melintasi cakrawala. Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima." Kejadian 1:20-23.
Pada hari yang keenam, dengan firman Allah maka binatang-binatang dan segala jenis baik yang jinak dan yang liar, memenuhi hutan yang indah dan padang yang luas.

3. MANUSIA MAHKOTA PENCIPTAAN ALLAH
Pada hari yang keenam itu apabila segala sesuatu telah dijadikan, maka firman Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.
Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nyalah dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka." Kejadian 1:26, 27. Inilah mahkota kemuliaan dari segala kejadian Allah.
Bagaimana Allah menjadikan manusia yang pertama itu, dijelaskan sebagai berikut; "Ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan napas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup." Kejadian 2:7.
Dan lagi berfirmanlah Tuhan Allah demikian, "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari-padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging." kejadian 2:18,21.
Allah telah menjadikan manusia itu menurut peta dan teladan Allah! Dari tangan Pencipta yang Mahakuasa Adam dan Hawa telah dijadikan menurut peta Ilahi.
E. G. White dalam buku Sejarah Para Nabi, mengenai manusia pertama yang dijadikan Allah, menyatakan sebagai berikut: "Manusia membawa peta Allah, baik dalam keadaannya secara luar dan dalam tabiat, sifat-sifatnya adalah sesuai dengan kehendak Allah. Pikirannya sanggup mengerti hal-hal rohani. Cinta kasihnya suci murni, seleranya dan kemauanya berada di bawah pengendalian pemikiran yang sempurna kepada kehendaknya."
Dengan lain perkataan, dari tangan Allah Pencipta, Adam dan Hawa telah dijadikan sempurna dan suci! Mereka memiliki kesanggupan-kesanggupan yang sempurna secara fisik, mental dan spiritual. Mereka memiliki kuasa untuk memilih. Adam dan Hawa telah dijadikan sebagai mahkota kemuliaan dari segala kejadian Allah. "Dari segala makhluk ciptaan Allah di atas bumi ini, tak satu pun yang sama dengan manusia."- Sejarah Para Nabi, hlm. 48.
Kepada manusia itu telah diberi kuasa oleh Allah untuk memerintah atas segala binatang dan menikmati segala keindahan bumi.
"Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." Ke-jadian 1:28.
Daud, penulis Mazmur, menyatakan tentang manusia yang telah dijadikan Allah itu: "Namun Engkau telah membuatnya hampir sama seperti Allah, dan telah memahkotainya dengan kemuliaan dan hormat." Mazmur 8:6.

4. TANDA PERINGATAN KEJADIAN ALLAH
Setelah selesai Allah menjadikan langit dan bumi dan segala isinya, dan menjadikan manusia dengan kemuliaan dan hormat, apakah selanjutnya yang diperbuat oleh Allah? Penjelasan yang indah dan menga-gumkan telah dijelaskan dalam Alkitab.
"Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah la pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuatnya itu. Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah la berhenti dari segala pekerjaan "penciptaan yang telah dibuat-Nya itu," Kejadian 2:1-3.
Allah telah mengatur jangka waktu perputaran minggu sejak permulaannya, yaitu setelah enam hari menjadikan langit dan bumi, maka pada hari yang ketujuh la berhenti, memberkati hari itu dan menyucikannya, terutama adalah bagi manusia yang telah dijadikannya, yaitu manusia yang telah diberikan kebebasan untuk mencintai Allah dan berbakti kepada-Nya. Inilah satu rencana yang mulia dan membahagiakan. Manusia diberikan kesempatan oleh Allah pada hari itu berbakti kepada Allah, dan menerima berkat rohani dan kesegaran rohani bagi jiwa, di samping itu pula menjadi hari perhentian secara fisik. Ketentuan ini ditekankan selanjutnya dalam Taurat Allah untuk manusia. "Enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan suatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan la berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya." Keluaran 20:9-11.
Hari yang ketujuh, adalah hari Sabat Allah, hari besar, mulia dan suci, satu hari yang diberkati Allah bukan hanya bagi manusia yang pertama, tetapi sepanjang zaman, hari kebaktian kepada Allah yang telah menjadikan langit, bumi, dan segala isinya. Satu hari yang menjadi tanda peringatan, kuasa Allah sebagai Khalik Pencipta langit dan bumi!

5. PENGAKUAN DAN KEWAJIBAN MANUSIA KEPADA KHALIK
Dari penjelasan di atas dapatlah ditarik kesimpulan bahwa langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada, semuanya telah jadi oleh kuasa Allah yang telah menciptakannya.
Kita manusia, adalah makhluk ciptaan Allah. Karena itu, kita wajib berbakti kepada Allah Khalik semesta alam. Nabi Yesaya berkata: "Arahkanlah matamu ke langit dan lihatlah; siapa yang menciptakan semua bintang itu dan menyuruh segenap tentara mereka keluar, sambil memanggil nama mereka sekaliannya? Satu pun tiada yang tak hadir oleh sebab la Mahakuasa dan Mahakuat. Tidakkah kau tahu, dan tidakkah kaudengar? TUHAN ialah Allah kekal yang menciptakan bumi dari ujung ke ujung; la tidak menjadi lelah dan tidak menjadi lesu, tidak terduga pengertianNya." Yesaya 40:26, 28.
Ketika Paulus berhadapan dengan orang Atena, ia menandaskan: "Allah yang telah menjadikan bumi dan segala isinya, la, yang adalah Tuhan atas langit dan bumi, tidak diam dalam kuil-kuil buatan tangan manusia, dan juga tidak dilayani oleh tangan manusia, seolah-olah la kekurangan apa-apa karena Dialah yang memberikan hidup dan napas dan segala sesuatu kepada semua orang." Kisah Para Rasul 17:24,25.
Karena itu Yohanes menyatakan pula tentang kewajiban tiap manusia sebagai insan Khalik, yang diserukan oleh malaikat dengan ketentuan yang tegas: "Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." Wahyu 14:7.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar