Allah yang Merencanakan
Keluarga
Allah yang memberikan Hawa kepada
Adam sebagai penolong yang sejodoh dengan dia. . . . diberkati supaya pria dan
wanita disatukan dalam pernikahan suci, memelihara keluarga itu yang
anggota-anggotanya dimahkotai dengan kemuliaan, yang harus diakui sebagai anggota
keluarga yang di sorga. 1
Anak-anak itu adalah warisan dari
Tuhan, dan kita bertanggungjawab kepadaNya tentang bagaimana kita memelihara
harta milikNya . . . . Di dalam kasih, iman dan doa biarlah para orang tua
bekerja bagi rumah tangganya, sehingga dengan kesukaan dapat mereka datang
kepada Allah dengan berkata, “Sesungguhnya, aku dan anak-anak yang telah
diberikan Tuhan kepadaku . . . .” 2
Suatu rumah tangga yang tidak
mempunyai anak adalah satu tempat yang sunyi. Hati penghuninya berada dalam bahaya
mementingkan diri sendiri, memikirkan suatu kesukaan bai kesenangan hatinya
sendiri, serta memanjakan keinginan dan kesenangan hatinya sendiri. Mereka
mengumpulkan simpati untuk diri sendiri tetapi hanya sedikit belas kasihan
untuk diberikan kepada orang-orang lain. 3
Nasihat Kepada Suami Istri yang
Tidak Mempunyai Anak
Mementingkan diri yang dinyatakan
dalam pelbagai cara sesuai dengan keadaan dan kepribadian yang khusus dari
orang yang bersangkutan, harus dimatikan. Kalau kamu mempunyai anak-anak, dan
pikiranmu terpaksa ditarik dari memikirkan diri sendiri hendak merawat
anak-anak itu, mengajar mereka, dan sebagai teladan kepada mereka, hal itu akan
menjadi keuntungan bagimu . . . . Apabila hanya dua orang saja dalam keluarga,
sama seperti halmu, dan tidak ada anak-anak yang melatih kesabaran, panjang
sabar, dan cinta yang benar, maka perlu ada penjagaan yang senantiasa supaya
mementingkan diri itu tidak berkuasa, sehingga dirimu sendiri nanti yang
menjadi pusat perhatian, dan kami menuntut perhatian, rawatan, dan penjagaan,
yang kamu tidak merasa sesuatu kewajiban apapun untuk memberikan kepada
orang-oran lain. 4
Banyak orang yang menderita sakit
badani, jasmani dan rohani, karena perhatian mereka ditujukan hampir seluruhnya
kepada dirinya sendiri. Mereka mungkin dapat diselamatkan dari pembendungan
kegiatan segar dari pikiran orang-orang muda, yang berbeda-beda pikiran dan
tenaga yang selalu giat dari pada anak-anak. 5
Sifat-sifat yang Mulia
Diperkembangkan Dalam Merawat Anak-anak
Saya mempunyai perhatian yang
simpatik terhadap anak-anak, karena saya seorang yang menderita ketika masih
sangat muda. Saya telah mengambil banyak anak untuk dirawat, dan selamanya saya
merasa menjadi berkat besar dengan pergaulan bersama-sama anak-anak dalam
kesederhanaan . . . .
Simpati, kesabaran, dan kasih
diperlukan dalam berurusan dengan anak-anak yang menjadi suatu berkat di rumah
tangga yang manapun. Mereka akan menghaluskan dan menaklukkan sifat-sifat
tabiat dalam mereka yang memerlukan penghiburan dan ketenangan. Kehadiran
seorang anak dalam rumah tangga memberi rasa manis dan menghaluskan. Seorang
anak yang dibesarkan dalam takut akan Tuhan akan menjadi satu berkat. 6
Pemeliharaan dan cinta kasih bagi
anak-anak yang masih kecil mengkikis kekasaran dari sifat-sifat kita,
menjadikan kita lemah lembut dan simpati, dan mempunyai pengaruh untuk
memperkembang unsur-unsur yang lebih mulia dalam tabiat kita. 7
Pengaruh Seorang Anak Terhadap
Henokh
Setelah anaknya yang pertama
lahir, Henokh mencapai pengalaman yang lebih tinggi; ia tertarik ke dalam satu
perhubungan yang lebih rapat dengan Allah. Ia menyadari dengan sepenuhnya kewajiban
dan tugasnya sendiri sebagai seorang anak Allah. Dan ketika dia melihat cinta
anak itu terhadap ayahnya; kepercayaannya yang tulus dalam perlindungannya;
sementara dia merasa kelemahlembutan jauh di lubuk hatinya sendiri kepada
anaknya yang sulung itu, ia mempelajari satu pelajaran yang indah tentang kasih
Allah yang ajaib kepada manusia dalam karunia AnakNya, serta keyakinan yang
anak-anak Allah boleh bersandar kepada Bapanya yang di sorga. 8
Satu Amanat yang Indah
Anak-anak diserahkan kepada ibu
bapanya sebagai suatu amanat yang indah, yang pada suatu hari kelak akan
dituntut Allah dari pemeliharaannya. Kita haruslah memberikan lebih banyak
waktu, lebih banyak perhatian, dan lebih banyak doa untuk pendidikan mereka.
Mereka membutuhkan jenis pendidikan yang lebih benar . . . .
Ingatlah bahwa anak-anakmu pria
dan perempuan adalah anggota-anggota yang masih muda dalam keluarga Allah. Ia
telah menyerahkan mereka kepada penjagaanmu, hendak mendidik dan mengajar untuk
sorga. Kamu harus memberikan perhitungan kepadaNya dengan cara bagaimana kamu
melaksanakan amanat yang kudus itu. 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar