Rabu, 20 Mei 2015

23. ANAK-ANAK SUATU BERKAT

ANAK-ANAK SUATU BERKAT

Allah yang Merencanakan Keluarga

Allah yang memberikan Hawa kepada Adam sebagai penolong yang sejodoh dengan dia. . . . diberkati supaya pria dan wanita disatukan dalam pernikahan suci, memelihara keluarga itu yang anggota-anggotanya dimahkotai dengan kemuliaan, yang harus diakui sebagai anggota keluarga yang di sorga. 1
Anak-anak itu adalah warisan dari Tuhan, dan kita bertanggungjawab kepadaNya tentang bagaimana kita memelihara harta milikNya . . . . Di dalam kasih, iman dan doa biarlah para orang tua bekerja bagi rumah tangganya, sehingga dengan kesukaan dapat mereka datang kepada Allah dengan berkata, “Sesungguhnya, aku dan anak-anak yang telah diberikan Tuhan kepadaku . . . .” 2
Suatu rumah tangga yang tidak mempunyai anak adalah satu tempat yang sunyi. Hati penghuninya berada dalam bahaya mementingkan diri sendiri, memikirkan suatu kesukaan bai kesenangan hatinya sendiri, serta memanjakan keinginan dan kesenangan hatinya sendiri. Mereka mengumpulkan simpati untuk diri sendiri tetapi hanya sedikit belas kasihan untuk diberikan kepada orang-orang lain. 3

Nasihat Kepada Suami Istri yang Tidak Mempunyai Anak

Mementingkan diri yang dinyatakan dalam pelbagai cara sesuai dengan keadaan dan kepribadian yang khusus dari orang yang bersangkutan, harus dimatikan. Kalau kamu mempunyai anak-anak, dan pikiranmu terpaksa ditarik dari memikirkan diri sendiri hendak merawat anak-anak itu, mengajar mereka, dan sebagai teladan kepada mereka, hal itu akan menjadi keuntungan bagimu . . . . Apabila hanya dua orang saja dalam keluarga, sama seperti halmu, dan tidak ada anak-anak yang melatih kesabaran, panjang sabar, dan cinta yang benar, maka perlu ada penjagaan yang senantiasa supaya mementingkan diri itu tidak berkuasa, sehingga dirimu sendiri nanti yang menjadi pusat perhatian, dan kami menuntut perhatian, rawatan, dan penjagaan, yang kamu tidak merasa sesuatu kewajiban apapun untuk memberikan kepada orang-oran lain. 4
Banyak orang yang menderita sakit badani, jasmani dan rohani, karena perhatian mereka ditujukan hampir seluruhnya kepada dirinya sendiri. Mereka mungkin dapat diselamatkan dari pembendungan kegiatan segar dari pikiran orang-orang muda, yang berbeda-beda pikiran dan tenaga yang selalu giat dari pada anak-anak. 5




Sifat-sifat yang Mulia Diperkembangkan Dalam Merawat Anak-anak

Saya mempunyai perhatian yang simpatik terhadap anak-anak, karena saya seorang yang menderita ketika masih sangat muda. Saya telah mengambil banyak anak untuk dirawat, dan selamanya saya merasa menjadi berkat besar dengan pergaulan bersama-sama anak-anak dalam kesederhanaan . . . .
Simpati, kesabaran, dan kasih diperlukan dalam berurusan dengan anak-anak yang menjadi suatu berkat di rumah tangga yang manapun. Mereka akan menghaluskan dan menaklukkan sifat-sifat tabiat dalam mereka yang memerlukan penghiburan dan ketenangan. Kehadiran seorang anak dalam rumah tangga memberi rasa manis dan menghaluskan. Seorang anak yang dibesarkan dalam takut akan Tuhan akan menjadi satu berkat. 6
Pemeliharaan dan cinta kasih bagi anak-anak yang masih kecil mengkikis kekasaran dari sifat-sifat kita, menjadikan kita lemah lembut dan simpati, dan mempunyai pengaruh untuk memperkembang unsur-unsur yang lebih mulia dalam tabiat kita. 7

Pengaruh Seorang Anak Terhadap Henokh

Setelah anaknya yang pertama lahir, Henokh mencapai pengalaman yang lebih tinggi; ia tertarik ke dalam satu perhubungan yang lebih rapat dengan Allah. Ia menyadari dengan sepenuhnya kewajiban dan tugasnya sendiri sebagai seorang anak Allah. Dan ketika dia melihat cinta anak itu terhadap ayahnya; kepercayaannya yang tulus dalam perlindungannya; sementara dia merasa kelemahlembutan jauh di lubuk hatinya sendiri kepada anaknya yang sulung itu, ia mempelajari satu pelajaran yang indah tentang kasih Allah yang ajaib kepada manusia dalam karunia AnakNya, serta keyakinan yang anak-anak Allah boleh bersandar kepada Bapanya yang di sorga. 8

Satu Amanat yang Indah

Anak-anak diserahkan kepada ibu bapanya sebagai suatu amanat yang indah, yang pada suatu hari kelak akan dituntut Allah dari pemeliharaannya. Kita haruslah memberikan lebih banyak waktu, lebih banyak perhatian, dan lebih banyak doa untuk pendidikan mereka. Mereka membutuhkan jenis pendidikan yang lebih benar . . . .

Ingatlah bahwa anak-anakmu pria dan perempuan adalah anggota-anggota yang masih muda dalam keluarga Allah. Ia telah menyerahkan mereka kepada penjagaanmu, hendak mendidik dan mengajar untuk sorga. Kamu harus memberikan perhitungan kepadaNya dengan cara bagaimana kamu melaksanakan amanat yang kudus itu. 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar