Selasa, 12 Mei 2015

3. RUMAH TANGGA DI EDEN SUATU TELADAN

RUMAH TANGGA DI EDEN
SUATU TELADAN

Allah Menyediakan Rumah Tangga Manusia Yang Pertama

Rumah tangga leluhur kita yang pertama di Taman Eden telah disediakan oleh Allah sendiri. Setelah diperlengkapiNya dengan segala sesuatu yang dapat diinginkan oleh manusia, Allah berfirman: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.” . . . .
Tuhan kita berkenaan dengan makhlukNya yang terakhir dan yang termulia ini dan bermaksud supaya ia harus menjadi penduduk yang sempurna dari dunia yang sempurna. Tetapi bukanlah maksudNya supaya manusia itu kesunyian. Tuhan berfirman: “Tidak baik kalau manusia seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia.” 1
Allah sendirilah yang memberikan seorang teman kepada Adam. Allah menciptakan “seorang penolong yang sepadan dengan dia” – seorang penolong yang sama dengan dia – seorang yang pantas menjadi temannya, dan yang akan menjadi satu dengan dia dalam cinta dan kasih sayang. Hawa dijadikan dari tulang rusuk yang diambil dari Adam, mengartikan bahwa ia seharusnya tidak memerintahkan Adam sebagai kepala, ataupun tidak akan diinjak-injak di bawah kaki Adam sebagai bawahannya, melainkan berdampingan sebagai sesamaNya, untuk dikasihi dan dilindungi oleh dia. Bahagian dari seorang manusia, tulang dari tulangnya, dan daging dari dagingnya, Hawa itulah dirinya yang kedua; menunjukkan persatuan yang erat dan perhubungan kasih sayang yang harus ada dalam perhubungan ini. “Karena tidak pernah barang seorang juapun membenci akan dirinya sendiri, melainkan dikenyangkan dan dipeliharanya.” “Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” 2

Perkawinan Pertama Diresmikan Oleh Allah

Allah merayakan upacara perkawinan pertama. Demikian peraturan itu berasal dari Khalik serwa sekalian alam. “Perkawinan itu mulia adanya”; itulah salah satu karunia pertama dari Allah kepada manusia, dan itulah salah satu dari dua peraturan, yang setelah Adam berdosa membawa sertanya ke seberang pintu gerbang Firdaus. Apabila prinsip-prinsip Ilahi itu diakui dan diturut, maka perkawinan itu adalah suatu berkat; Perkawinan itu dijaga kesucian demi kebahagiaan bangsa manusia, perkawinan itu menyediakan segala keperluan hidup sosial manusia, meninggikan sifat badani, kecerdasan dan moral manusia. 3
Dia yang memberikan Hawa kepada Adam sebagai penolong, telah melakukan mujizatnya yang pertama pada suatu perjamuan kawin. Dalam pesta perkawinan dimana sahabat-sahabat, sanak keluarga bersukaria bersama-sama, Kristus memulai pekerjaan pelayananNya. Demikianlah Ia mensahkan perkawinan, mengakuinya sebagai peraturan yang Dia sendiri telah menetapkan . . . .
Kristus menghormati hubungan perkawinan oleh menjadikannya juga suatu lambang persekutuan di antara Dia dengan tebusanNya. Ia sendirilah mempelai laki-laki; mempelai wanita ialah jemaat, kepada dia yang telah dipilihNya, Ia berkata, “Bahwasanya amat eloklah engkau, hai adinda; amat eloklah engkau.” 4

Segala Kebutuhan Disediakan

Adam dikelilingi dengan segala sesuatu yang diinginkan hatinya. Tiap-tiap kebutuhan disediakan. Tidak ada dosa dan tidak ada tanda-tanda layu dalam Eden yang mulia itu. Malaikat-malaikat Allah bercakap-cakap dengan bebasnya dan dengan kasih sayang bersama pasangan yang suci itu. Penyanyi-penyanyi yang gembira memperdengarkan nyanyian-nyanyian pujian yang bebas dan gembira kepada Khaliknya. Binatang-binatang jinak dalam kebahagiaan bermain-main sekeliling Adam dan Hawa, serta menurut kepada perintahnya. Adam itulah kesempurnaan manusia yang termulia dari pekerjaan tangan Khalik. 5
Tidak satu bayangpun yang dapat menghalangi mereka dengan Khaliknya. Mereka mengenal Allah sebagai Bapa yang dermawan dan dalam segala perkara kehendak mereka disesuaikan kepada kehendak Allah. Dan tabiat Allah dipantulkan dalam tabiat Adam. KemuliaanNya telah dinyatakan dalam tiap-tiap benda alam kejadian. 6

Pekerjaan Ditentukan Sebagai Kebahagiaan Manusia

Allah adalah penggemar keindahan. Ia telah memberikan bukti kepada kita tentang hal ini dalam perbuatan tanganNya. Ia membuat satu taman yang indah untuk leluhur kita yang pertama di Taman Eden. Pohon-pohon yang kokoh dihasilkan dari tanah, segala macam pohon untuk kegunaan dan perhiasan. Kembang-kembang yang indah dijadikanNya, kembang-kembang yang luar biasa eloknya dari segala corak dan warna yang membuat udara harum semerbak . . . . Allah bermaksud supaya manusia memperoleh kebahagiaan dalam pekerjaan merawat segala perkara yang telah dijadikanNya dan supaya segala kebutuhannya dicukupkan dengan buah-buah pohon pada taman itu. 7
Kepada Adam diberikan pekerjaan untuk mengurus taman itu. Khalik itu mengetahui bahwa Adam tidak dapat merasa senang dengan tidak ada pekerjaan. Keindahan taman itu menggembirakan dia, tetapi ini tidak cukup. Ia harus mempunyai pekerjaan buat melatih segala anggota tubuhnya yang ajaib itu. Kalau kiranya kebahagiaan ditegakkan tanpa berbuat sesuatu, maka dalam keadaannya yang suci dan tidak berdosa, manusia akan dibiarkan tidak mempunyai pekerjaan. Tetapi Allah yang menjadikan manusia itu mengetahui apa yang menjadi kebahagiaan mereka; segera sesudah Ia menciptakan manusia diberikanNya juga tugas pekerjaan. Janji kemuliaan di masa yang akan datang, dan perintah supaya manusia bekerja mencari nafkah setiap hari, datang dari takhta itu juga. 8

Allah Dimuliakan Oleh Rumah Tangga Kristen

Para bapa dan ibu yang menjadikan Allah yang utama dalam rumah tangga mereka, yang mengajarkan anak-anaknya bahwa takut akan Tuhan itulah permulaan hikmat, memuliakan Allah di hadapan segala malaikat dan di hadapan manusia oleh menunjukkan kepada dunia satu keluarga yang teratur baik dan berdisiplin – suatu keluarga yang mengasihi dan menurut Allah gantinya mendurhaka kepadaNya. Kristus bukan orang asing dalam rumah tangga mereka; NamaNya sudah menjadi nama keluarga itu, dihormati dan dimuliakan. Malaikat-malaikat bersuka dalam suatu rumah tangga di mana pemerintahan Allah berkuasa sepenuhnya dan anak-anak diajar untuk menghormati agama, Alkitab, dan Khalik mereka. Keluarga-keluarga yang demikian dapat menuntut janji itu. “Sebab siapa yang menghormati Aku, akan Kuhormati.” Sebab dari rumah yang demikian itulah bapa keluar untuk melakukan segala kewajibannya setiap hari, dengan suatu roh yang dilembutkan dan ditaklukkan oleh hubungannya dengan Allah. 9

Hadirat Kristuslah yang dapat membuat pria dan wanita berbahagia. Segala air kehidupan yang biasa dapat diubahkan oleh Kristus menjadi air anggur dari sorga. Kemuliaan rumah tangga menjadi sama seperti suatu Eden yang bahagia; keluarga menjadi suatu lambang yang indah dari keluarga yang di sorga. 10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar