TUGAS
IBU PERTAMA ADALAH MENDIDIKANAK-ANAK
Kemungkinan yang Dapat
Terjadi Bagi Anak
yang Diajar Dengan Baik
Allah melihat segala
kemungkinan dalam manusia yang masih kecil itu. Dia melihat bahwa dengan
pendidikan yang benar anak itu akan menjadi satu kuasa untuk kebaikan dalam
dunia ini. Ia memperhatikan dengan pandangan yang cemas apakah para orang tua
dari anak itu akan melaksanakan rencanaNya ataukah oleh kemurahan hati mereka
yang salah itu akan membinasakan maksudNya, memanjakan anak itu kepada
kebinasaannya sekarang ini dan kebinasaannya yang akan datang. Mengubahkan
makhluk yang tidak berdaya itu dan tampaknya tiada berarti sesuatu apapun yang
menjadi suatu berkat kepada dunia dan kemuliaan kepada Allah dan inilah suatu
pekerjaan yang besar dan mulia. Para ibu bapa janganlah membiarkan suatu
penghalang di antara mereka dan kewajiban yang menjadi hutang mereka kepada
anak-anaknya. 1
Suatu
Pekerjaan Bagi Allah Dan Negara
Mereka yang
memeliharakan hukum Allah memandang kepada anak-anaknya dengan suatu
pengharapan dan takut yang mencekam yang tidak dapat dijelaskan, ingin
mengetahui peranan apakah yang dapat mereka lakukan di dalam peperangan besar
yang terbentang di hadapan mereka. Ibu yang cemas itu bertanya, “Pendirian
apakah yang akan mereka ambil? Apakah yang dapat saya lakukan untuk menjadikan
mereka melaksanakan peranannya dengan baik, supaya mereka menjadi penerima
kemuliaan yang kekal?” Kewajiban-kewajiban besar terletak atasmu, hai ibu-ibu.
Walaupun engkau tidak dapat berada dalam musyawarah nasional, . . . engkau
boleh melakukan suatu pekerjaan yang besar bagi Allah dan bagi negaramu. Engkau
boleh mendidik anak-anakmu. Engkau boleh membantu mereka memperkembangkan tabiat
yang tidak dapat digoyahkan atau dipengaruhi untuk berbuat kejahatan, melainkan
menggerakkan dan mempengaruhi orang-orang lain untuk melakukan yang benar. Oleh
doamu yang tekun dalam iman dapatlah kamu menggerakkan lengan yang menggerakkan
dunia. 2
Pada waktu masih
kanak-kanak dan masa mudalah pendidikan harus diberikan. Anak-anak harus
dididik untuk dapat berdaya-guna. Mereka harus diajar agar dapat melakukan
segala perkara yang perlu dalam kehidupan rumah tangga; dan para ibu bapa harus
menjadikan segala kewajiban ini kesenangan seberapa mungkin dengan perkataan
yang manis dan petunjuk dengan peri yang memperkenankan. 3
Pendidikan
Rumah Tangga Dilalaikan Oleh Banyak Orang
Walaupun kemajuan
metode pendidikan telah disombongkan, namun pendidikan anak-anak pada waktu ini
adalah sangat mengecewakan. Pendidikan rumah tangga telah dilalaikan. Hai para
ibu bapa, khususnya para ibu, mereka tidak menyadari tanggung jawab mereka.
Mereka tidak mempunyai kesabaran untuk mengajar ataupun kebijaksanaan untuk
mengendalikan anak-anak kecil yang diamanatkan kepada pemeliharaan mereka. 4
Sungguh sangatlah
benar, bahwa para ibu tidak berdiri di pos kewajibannya, tidak setia kepada
peri keadaan mereka sebagai ibu. Allah tidak menuntut daripada kita sesuatu hal
yang tidak dapat kita laksanakan di dalam kekuatanNya, sesuatu yang bukan untuk
kebaikan kita dan kebaikan anak-anak kita. 5
Para Ibu
Mencari Bantuan Ilahi
Kalau saja para ibu
menyadari pentingnya tugas mereka, sudah tentu mereka akan banyak berdoa secara
sendirian, menghadapkan anak-anaknya kepada Yesus, memohonkan berkatNya atas
mereka itu, dan meminta akal budi untuk melaksanakan dengan benar tugas mereka
yang suci itu. Biarlah setiap ibu menggunakan kesempatan untuk membentuk dan
merupakan tingkah laku dan kebiasaan anak-anaknya. Biarlah ia mengamati dengan
teliti perkembangan tabiat, menahankan sifat-sifat yang terlalu menyolok dan
memberi dorongan kepada sifat-sifat yang berkurang. Biarlah ia menjadikan
hidupnya sendiri suatu contoh yang suci dan mulia kepada kewajibannya yang
indah itu.
Seorang ibu harus
menunaikan pekerjaannya dengan keberanian hati dan kekuatan, bersandar selalu
kepada bantuan ilahi dalam segala usahanya. Ia tidak boleh merasa puas sebelum
dilihatnya perkembangan tabiat anak-anaknya meningkat, sehingga mereka
mempunyai suatu tujuan yang lebih tinggi dalam hidup ini daripada hanya mencari
kesenangan hati saja. 6
Tidak dapat dinilai
pengaruh kuasa doa seorang ibu. Ia mengakui Allah di dalam segala jalannya. Dia
membawa anak-anaknya ke hadapan takhta kasih karunia serta mempersembahkan
mereka itu kepada Yesus, memohon berkatNya atas mereka itu. Pengaruh semua doa itu
kepada anak-anak bagaikan “suatu pancaran hidup.” Segala doa tersebut, yang
dinaikkan dalam percaya, adalah penyokong dan kekuatan ibu Kristen itu.
Melalaikan kewajiban berdoa dengan anak-anak kita berarti kehilangan salah satu
berkat-berkat yang besar yang dapat kita jangkau, salah satu bantuan yang
terbesar di tengah-tengah kekacauan pikiran, keluh kesah dan tanggungan
pekerjaan hidup kita. 7
Kuasa segala doa itu
tidak dapat dinilai terlalu tinggi. Ibu yang berlutut di samping putra dan
putrinya sementara anak-anak itu dalam masa pancaroba, melalui masa muda
mereka, belum menyadari sama sekali hingga masa pehukuman mempengaruhi doanya
atas kehidupan anak-anaknya. Kalau dihubungkan oleh percaya kepada Anak Allah,
lengan ibu yang lembut itu boleh menahankan anaknya dari kuasa penggodaan,
boleh mencegah anaknya perempuan dari memanjakan diri dalam dosa. Apabila hawa
nafsu bergelora untuk mencapai kekuasaan, kuasa cinta, kuasa yang menahankan
dan tekun serta tetap dari seorang ibu, boleh mengimbangi jiwa pada pihak yang
benar. 8
Apabila
Tamu-tamu mengganggu
Engkau harus
menyediakan waktu untuk berbicara dan berdoa bersama anak-anakmu yang masih
kecil, dan seharusnyalah engkau menjauhkan segala sesuatu yang mengganggu
suasana hubungan dengan Allah dan dengan anak-anakmu. Engkau dapat berkata
kepada para tamu itu: “Allah telah memberikan kepadaku suatu pekerjaan untuk
dilaksanakan, dan saya tidak mempunyai waktu untuk berbicara omong kosong.”
Engkau harus merasa bahwa engkau mempunyai pekerjaan yang harus dilaksanakan
untuk masa kini dan masa kekal yang akan datang. Engkau berhutang budi dalam
tugasmu yang pertama kepada anak-anakmu. 9
Sebelum keperluan
tamu-tamu, sebelum pertimbangan apapun anak-anakmu haruslah yang terlebih
dahulu . . . . Kerja baktimu pada waktu anak-anak itu masih muda tidak boleh
dilalaikan. Jangan ada waktu dalam kehidupan anak itu di mana peraturan dilupakan. 10
Jangan engkau suruh
mereka ke luar rumah supaya engkau dapat melayani tamu-tamu, melainkan ajarlah
mereka supaya diam dan hormat di hadapan tamu-tamu.11
Para Ibu
Harus Menjadi Teladan Dalam Kebaikan Dan Kemuliaan
Hai para ibu,
berhati-hatilah menggunakan waktumu yang indah itu. Ingatlah bahwa anak-anakmu
sedang maju terus di mana mungkin mereka akan melewati pendidikan dan
latihanmu. Boleh jadi engkau menjadi teladan segala sesuatu yang baik, yang
suci dan mulia. Persatukanlah perhatianmu dengan mereka itu. 12
Jikalau engkau gagal
dalam segala sesuatu yang lain, hendaklah engkau teliti, dan menjadi cakap
dalam hal ini. Kalau anak-anakmu tampil ke muka dari pendidikan rumah tangga dalam
keadaan murni dan penuh rahmat, kalau mereka menduduki pangkat yang rendah dan
yang paling hina dalam rencana Allah yang besar untuk kebaikan dunia ini, maka
kehidupanmu tidak akan pernah disebut suatu kegagalan dan tidak akan pernah
dipandang kembali sebagai penyesalan. 13
Anak bayi itu adalah
suatu cermin bagi ibu di mana dia boleh melihat bayangan segala kebiasaan dan
tingkah lakunya sendiri. Itulah sebabnya dia harus berhati-hati di dalam
bahasanya dan tingkah lakunya di hadapan pelajar-pelajar yang masih kecil ini!
Ciri-ciri tabiat yang bagaimana yang diinginkannya hendak dilihat berkembang
dalam mereka itu haruslah dipertumbuhkannya lebih dahulu dalam dirinya. 14
Bertujuan
Lebih Tinggi Daripada Ukuran Dunia Ini
Sang ibu janganlah
diperintahkan oleh pikiran dan pendapat dunia ini, atau bekerja untuk mencapai
ukuran dunia. Ia harus memutuskan bagi dirinya sendiri apakah akhir terbesar
dan tujuan kehidupan, ketika dipadukannya segala usahanya untuk mencapai puncak
akhir. Dia mungkin kekurangan waktu, melalaikan banyak perkara mengenai
rumahnya, dengan tidak ada hasil-hasil yang jelek dan hebat; tetapi sekali-kali
ia tidak boleh melalaikan dengan tidak ada hukuman tata tertib yang pantas bagi
anak-anaknya. Tabiat mereka yang cacat itu akan menyiarkan ketidaksetiaannya.
Segala kejahatan yang dibiarkannya tanpa diperbaiki, cara-cara yang kasar dan
jelek, kurang hormat dan tidak mau menurut, kebiasaan malas dan tidak mau
dengar-dengaran, akan membayangkan kecemaran serta kepahitan dalam hidupnya.
Hai para ibu, nasib anak-anak sebagian besar terletak di dalam tanganmu. Kalau
engkau lalai dalam kewajiban, engkau menempatkan mereka pada barisan setan, dan
menjadikan mereka alat-alatnya untuk membinasakan jiwa yang lain-lain. Atau
melalui tata-tertibmu yang setia serta teladan yang beribadat yang boleh
membawa mereka kepada Kristus, dan pada giliran mereka akan mempengaruhi
orang-orang lain, dan dengan demikian banyak jiwa-jiwa yang boleh diselamatkan
oleh perantaraan kamu. 15
Pertumbuhkan yang Baik;
Menindas yang Jahat
Para ibu bapa harus
bekerja sama dengan Allah oleh memelihara anak-anak mereka di dalam kasih dan
takut kepadaNya. Mereka tidak dapat mendatangkan murkaNya lebih daripada
kelalaian mendidik anak-anaknya dengan benar . . . . Mereka harus menjaga
dengan berhati-hati perkataan dan kelakuan anak-anak, mereka yang masih kecil
itu, supaya jangan musuh kelak memperoleh pengaruh atas mereka itu. Inilah yang
sangat dirindukannya untuk dilakukan, supaya ia boleh memberantas maksud Allah.
Dengan murah hati dan penuh perhatian serta dengan lemah lembut para ibu bapa
harus bekerja bagi anak-anaknya, mempertumbuhkan segala sesuatu yang baik dan
menindas segala sesuatu yang jahat berkembang pada tabiat anak-anak mereka yang
masih kecil. 16
Kesukaan
Tugas yang Dilakukan Dengan Baik
Anak-anak itulah
warisan Tuhan, dan kita bertanggung jawab kepadaNya, cara bagaimana kita
mengatur harta milikNya. Pengajaran dan pendidikan anak-anak supaya mereka
menjadi orang Kristen adalah jasa yang tertinggi bagi para ibu bapa dapat
berikan kepada Allah. Itu adalah suatu pekerjaan yang menuntut usaha yang
sabar, suatu usaha seumur hidup dan rajin serta tidak kenal lelah. Oleh suatu
kelalaian amanat ini kita membuktikan diri kita sebagai penatalayan yang tidak
setia . . . .
Dalam kasih, iman dan
doa biarlah para ibu bapa bekerja bagi rumah tangganya, sehingga dengan
kesukaan mereka dapat datang kepada Allah sambil berkata, “Lihatlah aku dengan
semua anak yang telah dikaruniakan Tuhan kepadaku.” 17
Tidak ada komentar:
Posting Komentar