IBU
TIRI
Nasihat Kepada Seorang Ibu
Tiri
Perkawinanmu kepada
seorang bapa anak-anak itu ternyata menjadi suatu berkat bagimu . . . . Engkau
berada dalam keadaan bahaya karena mengingat diri sendiri. Engkau mempunyai
ciri-ciri tabiat yang perlu dibangkitkan dan dilatih . . . . Melalui hubunganmu
yang baru engkau akan memperoleh suatu pengalaman yang akan mengajar engkau
bagaimana menghadapi pikiran-pikiran orang. Oleh memelihara anak-anak dengan
kasih sayang, cinta, dan engkau berkembang dalam kelemahlembutan. Segala
kewajiban yang dipertanggungjawabkan kepadamu dalam keluargamu akan menjadi
berkat yang besar bagimu. Anak-anak ini akan menjadi suatu buku pelajaran yang
sangat indah kepadamu. Mereka akan membawa kepadamu banyak berkat kalau engkau membacanya
dengan cara yang benar. Latihan pikiran yang dibangkitkan oleh pemeliharaan
mereka akan melatih kelemahlembutan, cinta, dan simpati. Walaupun anak ini
bukan sebagian dari daging dan darahmu, namun oleh perkawinanmu kepada bapanya,
mereka telah menjadi anak-anakmu, untuk dikasihi, disayang, diajar, dan
dilayani olehmu. Perhubunganmu dengan mereka itu akan melatih segala pikiran
dan rencana yang akan menjadi keuntungan yang sejati bagimu . . . . Oleh
pengalaman yang engkau akan peroleh dalam rumahmu, engkau akan membuang pikiran
yang mementingkan diri sendiri, yang mengancam untuk mencemarkan pekerjaanmu
dan akan mengganti rencana-rencana yang tertentu, yang perlu supaya dihaluskan
dan ditaklukkan . . . .
Engkau perlu
memperkembangkan kelemahlembutan yang lebih besar serta simpati yang lebih
mendalam, agar engkau dapat lebih erat kepada mereka yang memerlukan
ucapan-ucapan yang lemah lembut, simpati dan kata-kata kasih. Anak-anakmu akan
menuntut ciri-ciri tabiat ini dan akan menolong engkau memperkembangkan pikiran
luas dan pertimbangan. Oleh pergaulan kasih sayang dengan mereka itu, engkau
belajar lebih lemah lembut dan berbelas kasih dalam melayani manusia yang
menderita sengsara. 1
Teguran
Kepada Seorang Ibu Tiri yang Kurang Mengasihi
Engkau mengasihi
suamimu dan kawin kepadanya. Engkau mengetahui bahwa apabila engkau mengawini
dia, engkau berjanji akan menjadi seorang ibu kepada anak-anaknya. Tetapi saya
melihat suatu kekurangan di dalam dirimu tentang masalah ini. Engkau sangat
kekurangan dengan menyedihkan. Engkau tidak mengasihi anak-anak suamimu, maka
kecuali ada sesuatu perubahan yang seksama, suatu reformasi yang sempurna dalam
dirimu dan dalam cara pemerintahanmu, sehingga mutiara-mutiara yang indah ini
akan rusak. Cinta yang menjadi kenyataan kasih sayang, tidak merupakan suatu
disiplin yang kamu berikan . . . .
Engkau sedang membuat
kehidupan anak-anak yang kekasih ini mengalami kepahitan, khususnya kehidupan
anak perempuan tersebut. Di manakah cinta kasih, pelukan kasih, hati yang
lembut dan sabar itu. Kebencian hidup yang ada dalam hatimu melampaui
cinta kasih. Celaan berhamburan dari bibirmu melebihi pujian dan anjuran.
Segala kelakuanmu, cara-caramu yang kasar, sifatmu yang tidak simpati bagaikan
hujan batu kepada perasaan anak perempuan yang sangat perasa itu, seperti hujan
batu yang membinasakan tumbuh-tumbuhan yang muda; sehingga ia membongkok karena
hembusan keras nyawanya hancur dan tumbuhan itu terluka dan ambruk.
Cara bagaimana engkau
mengatur mengeringkan saluran cinta kasih, menghambat pengharapan yang teguh
dan merusak kesukaan yang ada dalam anak-anakmu. Suatu kedukaan yang tetap
sedang dinyatakan dalam wajah anak perempuan itu, tetapi gantinya membangkitkan
simpati dan lemah lembut daripadamu, justru inilah yang menunjukkan kurang
sabar dan ketidaksukaan yang positip. Engkau dapat mengubahkan roman muka yang
bersedih ini menjadi gembira yang hidup-hidup jikalau engkau suka berbuat
demikian . . . .
Anak-anak itu membaca
roman muka seorang ibu; mereka mengetahui apakah kasih atau kebencian yang
diungkapkan di sana. Engkau tidak menyadari pekerjaan yang sedang engkau
lakukan. Bukankah anak-anak kecil ini menunjukkan roman muka yang bersedih, keluhan
yang meluap-luap dari dalam hati, seruan kerinduan akan cinta kasih dan
membangkitkan belas kasihan? 2
Akibat-akibat
Kekerasan yang Tidak Pada Tempatnya
Beberapa waktu yang
lalu kepada saya ditunjukkan kasus Saudari J. Segala kesalahan dan
kekurangannya dilukiskan dengan benar-benar di hadapannya; tetapi dalam
pemandangan yang terakhir yang diberikan kepada saya, saya melihat bahwa
kesalahan-kesalahan itu masih ada, bahwa ia masih tetap membeku dan tidak
berbelas kasih kepada anak-anak suaminya. Perbaikan dan teguran tidak
diberikannya. Hanya untuk kesalahan-kesalahan yang besar saja, tetapi untuk
perkara yang kecil yang harus dibiarkan begitu saja. Mencari-cari kesalahan
terus-menerus adalah suatu kesalahan, dan Roh Kristus tidak dapat tinggal dalam
hati di mana sifat yang demikian masih ada. Ia cenderung melupakan
perkara-perkara yang baik yang dilakukan anak-anaknya tanpa suatu ucapan
penghargaan, tetapi selalu siap untuk menyemburkan kata-kata celaan kalau ada
sesuatu kesalahan yang dilakukan. Perbuatan yang demikian selalu mengecewakan
hati anak-anak dan membawa kepada kebiasaan yang tidak sudi memperbaiki.
Dihasutnya kejahatan dalam hati dan menyebabkan hati itu memuntahkan lumpur dan
kotoran. Di antara anak-anak yang sudah biasa dicela akan ada suatu roh, “Saya
tidak perduli,” dan amarah yang jahat akan sering dinyatakan tidak perduli akan
segala akibatnya . . . .
Saudari J haruslah
mempertumbuhkan cinta dan belas kasihan. Ia harus menyatakan kasih sayang yang
lemah lembut bagi anak-anak yang kehilangan ibu yang di dalam pemeliharaannya.
Ini akan menjadi suatu berkat kepada anak-anak yang dicintai Allah dan akan
dipantulkan kembali kepadanya dalam kasih sayang dan cinta. 3
Bilamana
Diperlukan Perhatian Dua Kali Lipat
Anak-anak yang telah
kehilangan seseorang, yang di dalam dadanya cinta ibu telah mengalir, telah
mengalami suatu kehilangan yang tidak pernah dapat dipenuhi. Tetapi bilamana
ada seorang yang berani berdiri di tempat ibu itu kepada kawanan kecil yang
malang itu, suatu perhatian dan beban yang dua kali lipat terletak atasnya supaya
lebih mengasihi lagi jikalau mungkin, dapat menahan teguran dan ancaman
daripada ibunya boleh berbuat tadinya, dan dalam cara demikian ini dapat
mencukupkan kehilangan yang telah diderita oleh kawanan kecil itu. 4
Tidak ada komentar:
Posting Komentar