MENU MAKANAN PADA MASA
KEHAMILAN
P
|
engaruh pada
Masa Sebelum Kelahiran
Akibat dari
pengaruh masa sebelum kelahiran sering dianggap orangtua sebagai satu masalah sepele,
tetapi surga tidak menganggapnya demikian. Pekabaran ini disampaikan oleh
malaikat Allah, dua kali diberikan dalam suasana yang sangat khidmat. Ini
memerlukan pemikiran kita yang paling dalam.
Dalam kata-kata
yang diucapkan oleh seorang ibu berkebangsaan Ibrani, Allah berbicara kepada
semua ibu di sepanjang masa. Malaikat itu berkara: “Biarlah dia memperhatikan
semua yang kuperintahkan padanya, biarlah dia menurutinya.” Kesejahteraan anak
akan dipengaruhi oleh kebiasaan sang ibu. Selera dan nafsu dagingnya harus
dikuasai dengan prinsip yang kuat. Ada sesuatu yang harus ia hindari, sesuatu
yang harus dilawan, jikalau saja dia memenuhi maksud Allah baginya dalam
memberikan anak itu kepadanya. Jikalau, sebelum kelahiran anaknya, dia
memanjakan diri, mementingkan diri dan kurang sabar atau cerewet, maka perangai
seperti ini akan dipantulkan dalam tabiat anak itu. Dengan demikian banyak anak
yang mendapat kecenderungan berbuat jahat yang tak dapat dikalahkan sebagai
suatu hak asasi.
Tetapi apabila
sang ibu berpegang teguh pada prinsip yang benar, jika dia bertarak dan menahan
diri, jika dia baik hati, lemah lembut, tidak mementingkan diri, maka dia akan
menurunkan sifat-sifat ini kepada anaknya. Jelas sekali perintah kepada si ibu
tentang larangan penggunaan air anggur. Setiap tetes minuman keras yang
diminumnya untuk memuaskan selera, itu akan membahayakan kesehatan fisik,
mental dan moral anaknya, dan itu adalah dosa langsung terhadap Pencipta.
Banyak penasihat
yang menganjurkan agar setiap keinginan ibu dikabulkan. Bilamana dia
menginginkan sejenis makanan yang ternyata berbahaya sekalipun, dia harus
bebas, memuaskan seleranya. Nasihat seperti itu salah dan jahat. Kebutuhan
fisik sang ibu bagaimanapun jangan diabaikan. Ada dua nyawa yang bergantung
padanya. Keinginannya dipenuhi dengan baik, begitu juga kebutuhannya harus
dilengkapi. Tetapi pada saat seperti ini, di atas segala sesuatu, dia harus
menghindari apa saja yang mengurangi kekuatan fisik dan mental, apakah dalam
hal makanan atau bidang lain. Atas perintah Allah sendiri, dia ditempatkan di
bawah kewajiban yang paling ketat untuk melatih pengendalian diri.
Ketika Tuhan
membesarkan Simson sebagai penyelamat bangsa-Nya, Dia menegaskan kepada sang
ibu kebiasaan hidup yang benar sebelum kelahiran anaknya. Larangan yang sama
ditekankan kepada si anak sejak mulanya, karena sejak lahir dia diasingkan bagi
Allah sebagai seorang nazir.
Malaikat Allah
menampakkan diri kepada istri Manoah. Dia memberitahukan kepadanya bahwa dia
akan mengandung seorang anak lelaki. Sehubungan dengan hal ini dia memberikan
petunjuk yang penting: “Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur
atau minuman yang memabukkan, dan jangan makan sesuatu yang haram.”
Ibu yang cocok menjadi
guru anak-anaknya seharusnya membentuk tabiat penyangkalan diri dan
penguasaan diri; karena sang ibu memindahkan tabiatnya kepada anaknya.
|
“Biarlah
Dia berhati-hati”
Kata-kata yang diucapkan
kepada istri Manoah mengandung satu kebenaran yang sebaiknya dipelajari oleh
ibu-ibu zaman sekarang. Dengan berbicara kepada semua ibu yang gelisah dan
susah pada zaman itu, begitu juga kepada ibu-ibu pada generasi yang berikut.
Ya, setiap ibu harus memahami kewajibannya. Dia mungkin mengetahui bahwa tabiat
anaknya akan lebih banyak bergantung pada kebiasaannya sebelum kelahiran
anaknya, dan juga atas usaha pribadinya setelah anak itu lahir, dibanding
dengan atas kesempatan yang baik atau yang tidak baik.
“Biarlah dia
berhati-hati,” kata malaikat itu. Biarlah dia siap sedia berdiri menghadapi
penggodaan. Selera dan nafsu dagingnya harus dikuasai oleh prinsip. Untuk
setiap ibu kita dapat mengatakan: “Biarlah dia berhati-hati.” Ada sesuatu yang
harus dihindarkannya, sesuatu yang harus dilawan, jikalau dia memenuhi kehendak
Allah dalam memberikan kepadanya, seorang anak….
Ibu yang cocok
menjadi guru anak-anaknya seharusnya membentuk tabiat penyangkalan diri dan
pengendalian diri; karena sang ibu memindahkan tabiatnya kepada anaknya, sifat
tabiat yang lemah atau yang kuat. Musuh jiwa lebih memahami masalah ini
daripada para orang tua. Dia akan membawa pencobaan kepada sang ibu. Dia tahu kalau
si ibu tidak menolaknya, dia dapat mempengaruhi anaknya melalui dia sendiri.
Satu-satunya pengharapan si ibu ialah Allah. Dia boleh lari kepada-Nya untuk
kekuatan dan kemurahan. Dia tidak akan sia-sia mencari pertolongan. Allah akan
menyanggupkan si ibu untuk memindahkan semacam kualitas kepada turunannya, yang
dapat menolong mereka dalam mencapai sukses dalam hidup ini dan memenangkan
hidup kekal.
Selera
Jangan Membabi Buta
Adalah satu
kesalahan kalau kita tidak membedakan kehidupan seorang wanita sebelum
melahirkan. Pada saat yang penting ini tugas ibu itu harus diringankan. Banyak
terjadi perubahan besar dalam tubuhnya. Diperlukan jumlah darah yang lebih
banyak, karena itu dibutuhkan penambahan makanan yang berkualitas baik dan
paling menyehatkan untuk diolah menjadi darah. Kecuali dia mendapat persediaan
makanan yang bergizi, dia tidak dapat mempertahankan kekuatan fisiknya sehingga
anaknya tidak bertenaga. Pakaiannya juga menuntut perhatian. Dengan hati-hati,
tubuhnya harus dilindungi dari udara dingin. Dia tidak perlu membuang tenaga
untuk mencukupkan pakaian. Jikalau si ibu tidak memperoleh cukup makanan
bergizi yang menyehatkan, maka dia akan kekurangan darah dalam kualitas dan
kuantitas. Peredaran darah tidak lancar, dan sang orok juga mengalami hal yang
sama. Anak itu tidak sanggup menyerap sari makanan yang akan diolah menjadi
darah yang menghidupkan tubuh. Kesehatan ibu dan anak tergantung pada pakaian
yang baik dan hangat dan persediaan makanan yang bergizi. Apa saja yang
menunjang vitalitas ibu haruslah diperhatikan dan disediakan.
Tetapi
sebaliknya pemikiran bahwa wanita dapat membiarkan seleranya dengan membabi
buta karena kondisi khusus, itu adalah kesalahan berdasarkan adat kebiasaan,
tetapi bukan berdasarkan perasaan sehat. Selera wanita dalam keadaan seperti
ini bervariasi, kuat dan sukar dipuaskan. Adat kebiasaan tidak menghalanginya
untuk memakan makanan kesukaannya tanpa memperhatikan pikiran sehat apakah
makanan itu dapat memelihara tubuhnya dan menunjang pertumbuhan anaknya.
Makanan itu harus bergizi, tetapi yang tidak merangsang. Menurut adat
kebiasaan, jikalau dia menginginkan daging, sop, makanan berbumbu
rempah-rempah, pastei dan sebagainya, biarlah dia memakannya, seleralah yang
menentukan. Ini satu kesalahan besar, yang menimbulkan bahaya. Besarnya bahaya
itu tak dapat ditentukan. Jikalau sekiranya diperlukan kesederhanaan makanan
dan ketelitian memilih jenis makanan untuk dimakan, inilah saat yang paling
penting.
Wanita tidak
akan berpaling dari kesederhanaan makanan pada saat seperti ini kalau saja
mereka sudah diajar dengan baik dan mereka memiliki prinsip. Mereka akan
memperhatikan bahwa satu nyawa bergantung pada mereka. Mereka akan berhati-hati
dalam segala kebiasaan termasuk dalam hal makan. Mereka tidak memakan makanan
yang merangsang dan tidak bergizi walaupun rasanya lezat. Terlalu banyak
penasihat mengajak mereka untuk melakukan hal-hal di luar pertimbangan sehat.
Karena pemuasan
selera orang tua, anak-anak dilahirkan berpenyakitan. Tubuh tidak menuntut
variasi makanan yang digandrungi pikiran. Satu kesalahan besar bagi perempuan
beriman ialah memakan jenis makanan yang setiap saat timbul dalam pikiran.
Janganlah membiarkan angan-angan hati menguasai kebutuhan tubuh. Mereka yang
membiarkan selera menguasai diri akan menderita hukuman pelanggaran hukum alam
fisik. Permasalahannya tidak berhenti di sini. Keturunan mereka yang tidak
bersalah itu juga akan menderita.
Alat-alat
pembuat darah tidak dapat mengolah rempah-rempah, pastei, sop berbumbu tinggi
dan makanan daging yang sudah tercemar, menjadi darah yang baik. Jikalau begitu
banyak makanan yang dimasukkan ke dalam perut sehingga alat pencernaan dipaksa,
kerja lembur untuk membuangnya, dan membebaskan tubuh dari bahan-bahan yang
mengganggu itu, dalam hal ini si ibu telah bertindak tidak adil terhadap
dirinya karena dia telah meletakkan dasar penyakit dalam tubuh anaknya. Jika
dia harus memakan apa yang ia sukai, apa yang menarik seleranya tanpa
mempedulikan akibatnya, maka dia akan menerima hukuman, tetapi bukan sendirian.
Anaknya yang tak berdosa itu juga harus menderita karena tindakannya yang tidak
terpuji.
Pengaruh
Kerja Keras dan Makanan Minim
Dalam banyak
kasus sebelum kelahiran anaknya, sang ibu dibiarkan bekerja pagi atau sore
memanaskan darahnya…. Tenaganya harus dibangun dengan pelan-pelan…. Beban dan
keluhannya jarang diringankan. Maka saat itu yang seharusnya baginya adalah
saat untuk istirahat, menjadi saat kelelahan, kesedihan dan kemurungan. Oleh
karena bekerja terlalu keras, anaknya tidak mendapatkan gizi yang disediakan
alam baginya. Dengan memanaskan darahnya sendiri, maka dia membagikan darah
berkualitas rendah kepada anaknya. Maka anak itu kehilangan vitalitas, tenaga
fisik dan mental.
Telah
ditunjukkan kepada saya cara kehidupan saudara B di dalam keluarga. Dia
bertindak kejam dan suka menguasai. Dia menerima reformasi kesehatan dari
saudara C, dan, seperti saudara C, dia bersikap keterlaluan. Oleh karena dia
tidak mempunyai pertimbangan sehat, maka dia melakukan beberapa kebodohan yang
menyusahkan dan akibatnya tak terhapus oleh waktu. Ditambah dengan bahan-bahan
yang terkumpul dari beberapa buku, dia mulai melaksanakan teorinya yang
diperoleh dari saudara C. Dia menentukan satu titik yang menjadi standarnya
sendiri. Dia mengatur keluarganya dengan peraturan yang kaku itu, tetapi gagal
menguasai sifat keterlaluannya. Dia gagal mencapai target dan menguasai
tubuhnya. Sekiranya dia mempunyai pengetahuan yang benar tentang reformasi
kesehatan, dia pasti mengetahui bahwa istrinya bukan berada dalam satu kondisi
untuk melahirkan anak yang sehat. Nafsunya yang tak dikuasai itu merajalela
tanpa memikirkan masalah sebab akibat.
Sebelum masa
kelahiran anaknya, dia tidak memperlakukan istrinya sebagaimana layaknya dalam
kondisi seperti itu…. Dia tidak menyediakan makanan berkualitas cukup yang
perlu mempertahankan dua nyawa, bukan hanya satu. Satu nyawa yang lain
bergantung padanya, namun tubuhnya tidak menerima makanan bergizi yang
menyehatkan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Maka tubuhnya
berkekurangan baik dalam hal kuantitas atau kualitas. Tubuhnya memerlukan
perubahan, yaitu variasi dan kualitas makanan yang menyehatkan. Anak-anaknya
dilahirkan dengan alat-alat pencernaan yang lemah dan darah yang berkualitas
rendah. Sang ibu tak dapat menghasilkan darah berkualitas tinggi dari makanan
yang dipaksakan kepadanya, maka dia melahirkan anak-anak yang lucu-lucu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar