MENU
MAKANAN PADA MASA KANAK-KANAK
N
|
asihat
Berdasarkan Petunjuk Ilahi
Pertanyaan bapa
dan ibu seharusnya begini: “Apakah yang harus kami lakukan bagi anak yang akan
dilahirkan bagi kami?” Kami telah memaparkan kepada para pembaca apa yang
dikatakan Allah tentang kewajiban seorang ibu sebelum memberikan kelahiran
kepada anak-anaknya. Tetapi ini belumlah cukup. Malaikat Gabriel diutus dari
istana surga untuk memberikan petunjuk bagaimana memelihara anak setelah
dilahirkan agar orang tua memahami tugasnya sepenuhnya.
Menjelang
kedatangan Kristus yang pertama, Malaikat Gabriel datang kepada Zakharia dengan
satu pekabaran yang sama yang pernah diberikan kepada Manoah. Imam tua itu
mendapat kabar bahwa istrinya akan melahirkan seorang anak laki-laki, namanya
pun ditentukan, yaitu Yohanes. Malaikat itu berkata: “Engkau akan bersukacita
dan bergembira, bahkan banyak orang akan bersukacita akan kelahirannya itu.
Sebab ia akan menjadi besar di hadapan Tuhan, dan ia tidak akan minum anggur
dan minuman keras dan ia akan penuh dengan Roh Kudus mulai dari rahim ibunya.”
Anak perjanjian ini akan dibesarkan dengan kebiasaan pertarakan ketat. Satu
pekerjaan pembaruan yang penting dipercayakan padanya, yaitu merintis jalan
bagi Kristus.
Ketidakbertarakan
dalam pelbagai bentuk terdapat pada bangsa itu. Pemanjaan diri dengan anggur
dan makanan mewah menurunkan kekuatan fisik, dan merendahkan derajat moral
begitu rupa sehingga pemberontakan pun tidak lagi dianggap jahat. Suara Yohanes
berkumandang di padang belantara sebagai tempelakan kepada bangsa yang
memanjakan kejahatan. Kebiasaan hidupnya yang sederhana itu merupakan satu
tempelakan bagi perbuatan keterlaluan pada zamannya.
PERMULAAN REFORMASI YANG BENAR
Usaha para pekerja pertarakan
tidak cukup jauh menjangkau untuk mengenyahkan kutuk ketidakbertarakan di
negeri kita. Sekali kebiasaan dibentuk, kebiasaan itu sukar diubah. Reformasi
harus dimulai oleh ibu sebelum melahirkan anak-anaknya. Jikalau kita dengan
setia menuruti petunjuk Allah, maka tidak akan ada ketidakbertarakan.
Setiap ibu harus
berusaha terus untuk menyesuaikan kebiasaannya dengan kehendak Allah, agar dia
dapat bekerjasama dengan Allah untuk memelihara anak-anaknya dari serangan
kejahatan yang merusak hidup dan kesehatan pada zaman ini. Biarlah semua ibu
menempatkan dirinya tanpa bertangguh dalam hubungan yang benar dengan Pencipta
agar mereka menjadi pembantu kemurahan-Nya yang melindungi anak-anak bagaikan
benteng terhadap ketidakbertarakan dan kekacauan. Sekiranya ibu-ibu mau menuruti
langkah seperti itu, mereka akan dapat melihat anak-anak mereka mencapai moral
standar yang tinggi dan kecakapan seperti anak muda, Daniel. Mereka akan
menjadi berkat bagi masyarakat dan kemuliaan bagi Penciptanya.
Sang
Bayi
Makanan bayi
yang terbaik ialah makanan yang disediakan alam. Janganlah memandang enteng
masalah ini. Adalah suatu tindakan yang kejam bilamana seorang ibu berusaha
membebaskan dirinya dari kewajiban menyusui dan merawat bayinya demi kesenangan
atau acara sosial.
Ibu yang membiarkan
anak bayinya dirawat oleh orang lain haruslah mempertimbangkan akibatnya.
Sedikit banyaknya pengaruh itu akan membagikan perangai dan tabiatnya kepada
bayi yang dirawatnya.
Sekali kebiasaan dibentuk, kebiasaan itu sukar diubah.
Reformasi harus dimulai oleh ibu sebelum melahirkan anak-anaknya.
|
Banyak ibu yang
mengorbankan tugas keibuannya dalam merawat anak-anaknya hanya karena terlalu
banyak kesusahannya kalau terikat dengan anak-anaknya yang adalah buah
kandungannya. Ruang dansa dan tontonan kepelesiran telah mempengaruhi si ibu sehingga
perasaan jiwanya pun jadi lumpuh. Hal-hal seperti ini lebih menarik kepada si
ibu daripada tugas keibuan terhadap anak-anak. Mungkin dia menyerahkan
anak-anaknya kepada pembantu untuk melakukan tugas itu bagi mereka, yang
seharusnya tugas itu menjadi milik pusakanya sendiri. Kebiasaannya yang salah
ini telah menjadikan tugas-tugas itu tidak cocok lagi baginya, sedangkan tugas
itu harus dilakukan dengan perasaan gembira. Dia takut kalau tugas pemeliharaan
anaknya akan mengganggu kehidupan modern. Seorang asing melakukan tugas sang
ibu dan menyusui bayi itu untuk kelangsungan hidupnya.
Ibu-ibu yang sebenarnya dapat menyusui anaknya tetapi
menggantikannya dengan susu botol adalah ibu yang berbisnis dingin tanpa
hati nurani.
|
Ibu-ibu yang
sebenarnya dapat menyusui anaknya tetapi menggantikannya dengan susu botol
adalah ibu yang berbisnis dingin tanpa hati nurani sebagaimana tampak kepada
saya. Dalam kasus itu, susu haruslah berasal dari sapi yang sehat, botol bersih
dan susu itu cukup manis. Biasanya masalah ini diabaikan sebagai akibatnya,
bayi itu menderita. Perut bayi dan ususnya boleh jadi terganggu. Kemudian bayi
yang malang itu jatuh sakit sekalipun dia sehat waktu dilahirkan.
Masa ketika bayi
menerima perawatan sang ibu adalah masa kritis. Banyak ibu yang dibiarkan kerja
lembur dan memanaskan darahnya sementara memasak, padahal tugas mereka adalah
merawat bayi dan perawatan bayi banyak terganggu, air susu ibu dipanaskan,
darah ibu diracuni dengan makanan yang tak menyehatkan, yang mem-bakar seluruh
tubuh, dengan demikian mempengaruhi darah sang bayi. Bayi itu juga ter-pengaruh
oleh keadaan pikiran si ibu. Jikalau dia tidak berbahagia, mudah tersinggung,
mudah marah, hal ini membuka jendela untuk luapan nafsu, maka makanan susu,
yang didapat dari itu, akan menyebabkan radang, dan hal ini sering mengakibatkan
kejang perut, rasa nyeri, dan dalam kasus tertentu akan mengakibatkan otot
tersentak-sentak.
Tabiat anak
sedikit banyaknya dipengaruhi oleh cara perawatan sang ibu. Betapa penting bagi
seorang ibu memelihara ketenangan pikiran sementara menyusui bayinya, biarlah
dia menguasai semangatnya sepenuhnya. Dengan demikian, makanan bayi itu tidak
rusak. Sikap ibu yang tenang, konsentrasi penuh sementara menyusui anaknya itu
banyak mempengaruhi pembentukan tabiat sang bayi. Jikalau bayi itu gemetar dan
mudah terbangun, maka sikap ibu yang berhati-hati dan tidak terburu-buru akan
memberikan pengaruh yang menenangkan, maka dengan itu kesehatan bayi sangat
ditingkatkan.
Bayi diremehkan
dengan perawatan yang tidak wajar. Apabila anak itu rewel, maka dia diberi
makan supaya diam. Sebenarnya, pada kebanyakan kasus penyebab utama
kerewelannya itu ialah karena telah menerima terlalu banyak makanan. Ini
berbahaya karena kebiasaan jelek si ibu. Semakin ditambah makanan, semakin
susah bayi itu, karena perutnya terlalu penuh.
Keteraturan
Jam Makan
Pendidikan
pertama yang harus didapatkan anak-anak dari ibunya semasa kanak-kanak ialah
tentang kesehatan tubuh mereka. Mereka harus diberikan makanan sederhana yang
berkualitas tinggi dan yang mempertahankan kondisi kesehatan. Makanan ini hanya
dimakan pada jam makan yang sudah ditentukan, jangan lebih dari tiga kali
sehari, malahan dua kali makan lebih baik daripada tiga kali. Jikalau anak-anak
diatur dengan benar, mereka segera dapat mempelajari bahwa mereka tidak akan
mendapat apa-apa dengan menangis atau merengek. Ibu yang bijaksana anak
mendidik anak-anaknya bukan hanya demi kesenangannya yang sekarang, tetapi
kebaikan mereka di kemudian hari. Untuk mencapai maksud ini, dia akan mengajar
anak-anaknya satu pelajaran penting, yaitu penguasaan selera dan penyangkalan
diri, supaya mereka makan, minum dan berpakaian hanya sehubungan dengan
kesehatan.
Janganlah
membiarkan anak-anakmu memakan permen, buah-buahan, kacang atau makanan apa
saja di antara jam makan. Dua kali makan sehari lebih baik dari tiga kali.
Jikalau orang tua memberikan contoh dengan melanggar prinsip, anak-anak akan
segera mengikutinya. Ketidakteraturan dalam hal makan akan merusak keserasian
alat pencernaan. Bilamana anak-anak datang ke meja makan, mereka tidak menikmati
makanan sehat. Selera mereka menginginkan sesuatu yang paling berbahaya bagi
mereka. Seringkali anak-anakmu menderita penyakit demam yang menyerang secara
mendadak karena kebiasaan makan tidak teratur. Orangtualah yang bertanggung
jawab atas penyakit ini. Adalah kewajiban orang tua untuk memperhatikan
kebiasaan-kebiasaan yang dibentuk anak-anak, apakah itu menunjang kesehatan
sehingga mengurangi banyak kesusahan.
Anak-anak juga
terlalu sering diberi makan. Ini menimbulkan demam dan penderitaan dalam pelbagai
bentuk. Janganlah memaksa perut itu bertugas terus; biarlah dia mempunyai waktu
istirahat. Kalau tidak, anak-anak akan rewel, gelisah dan mudah diserang
penyakit.
Pendidikan
Selera secara Dini
Pendidikan anak
dalam hal kebiasaan makan dapat disalahtafsirkan. Anak kecil perlu mempelajari
bahwa mereka makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan. Latihan harus dimulai
pada saat ibu menggendong bayi itu. Bayi itu harus diberi makan hanya pada
waktu yang sudah ditentukan. Semakin besar, frekuensinya lebih sedikit.
Janganlah memberikan padanya permen atau makanan orang dewasa. Dia tidak dapat
mencernanya. Keteraturan dan ketelitian dalam memberikan makan bayi itu bukan
hanya meningkatkan kesehatan dan memenangkan dia untuk berlaku manis, tetapi
akan meletakkan dasar kebiasaan yang membawa berkat padanya di kemudian hari.
Sementara anak itu beranjak
dari masa kanak-kanak, masih diperlukan ketelitian untuk mendidik cita rasa dan
seleranya. Sering mereka dibiarkan memilih makanan mereka dan memakannya kapan
saja tanpa memperhatikan kesehatan. Sering diguna-kan uang untuk membeli
makanan mewah yang tidak menyehatkan sehingga anak-anak dapat berpikir bahwa
tujuan utama dalam hidup ialah pemuasan selera. Seringkali mereka dibiarkan
memakan makanan pilihannya sendiri tanpa menghiraukan kesehatan. Jerih payah
dan uang yang digunakan untuk makanan mewah ini menimbul-kan pemikiran pada
otak orang muda bahwa tujuan utama di dalam hidup dan apa yang akan memberikan
kebahagiaan yang paling besar adalah memanjakan selera. Akibat latihan seperti
ini ialah kerakusan. Kemudian, timbullah penyakit yang biasanya diikuti dengan penggunaan
obat-obat beracun.
Orang tua harus
melatih selera anak-anak mereka. Janganlah pernah membiarkan anak-anak
menggunakan makanan yang tidak menyehatkan. Tetapi usahakanlah mengatur makanan
itu. Hati-hatilah, jangan kita bersalah dengan memaksa anak-anak memakan
makanan yang tidak enak, atau memakan lebih dari yang diperlukan. Anak-anak
mempunyai hak, mereka berhak memilih. Jikalau pilihan mereka masuk diakal,
mereka harus dihormati….
Ibu-ibu yang
memuaskan keinginan anak-anaknya dengan mengorbankan kesehatan dan perangai
yang gembira, mereka menabur benih kejahatan yang akan bertumbuh dan berbuah.
Kebiasaan pemanjaan diri bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan si anak.
Kesehatan mental dan fisik, keduanya dikorbankan. Ibu yang melakukan hal ini
akan menuai dengan rasa pahit. Mereka menyaksikan anak-anak mereka bertumbuh
dengan pikiran dan tabiat yang tidak layak untuk melakukan sesuatu yang agung
dan berguna di masyarakat atau di rumah. Kekuasaan fisik, mental dan rohani
menderita di bawah pengaruh makanan yang tidak menyehatkan. Naluri atau hati
nurani dilemahkan, maka daya tangkap otak sudah timpang.
Sementara
anak-anak harus diajar menguasai selera dan makan berdasarkan aturan kesehatan,
biarlah dijelaskan bahwa mereka menyangkal diri hanya dari yang mem-bahayakan
diri mereka. Mereka membuang yang menyakitkan untuk yang lebih baik. Biarlah
meja makan itu diatur menarik dan mengundang selera. Biarlah itu diisi dengan
makanan yang baik yang diberikan Allah dengan limpahnya. Biarlah waktu makan
itu menyenangkan dan menggembirakan. Sementara kita menikmati pemberian Allah,
biarlah kita mengucap syukur kepada si Pemberi itu.
Banyak orang tua
memanjakan anak-anak dalam hal makan dan minum seenaknya dan kapan saja. Ini
dilakukan untuk menghindari tugas mendidik anak akan kebiasaan penyangkalan
diri. Mereka tidak menuntun anak-anak bagaimana caranya menggunakan semua berkat Allah
dengan benar. Selera dan pemanjaan yang mementingkan diri akan bertumbuh
bersamaan dengan pertumbuhan anak dan menjadi kuat bersamaan dengan kekuatan
anak, kalau tidak dicegah. Bilamana anak-anak ini memulai kehidupan dengan diri
sendiri dan mengambil tempat di tengah-tengah masyarakat, mereka tidak berkuasa
melawan pencobaan. Kekotoran moral dan kejahatan besar merajalela di mana-mana.
Pencobaan memanjakan selera dan memuaskan keinginan tidak berkurang dengan
pertambahan tahun. Umumnya orang muda diperintah oleh perasaan sehingga mereka
menjadi hamba selera. Kita dapat melihat kejahatan akibat pendidikan yang
timpang di dalam diri orang malas, orang rakus, perokok dan pemabuk.
Pemanjaan
dan Kebejatan Moral
Anak-anak yang
tidak teratur makan biasanya lemah, pucat, kerdil, gelisah, gampang marah dan
mudah tersinggung. Segala sesuatu yang agung telah dikorbankan demi selera dan
nafsu kebinatangan. Kehidupan anak-anak dari umur lima sampai sepuluh tahun dan
yang berumur lima belas tahun nampaknya ditandai dengan kebejatan moral. Mereka
memiliki pengetahuan tentang hampir semua macam kejahatan. Dalam hal ini
orangtualah yang bersalah paling banyak. Kepada mereka akan ditimpakan
dosa-dosa anak-anak mereka karena tingkah laku merekalah yang menuntun
anak-anak ke dalam dosa. Mereka menggoda anak-anak memanjakan selera dengan
menyajikan makanan daging di atas meja makan, begitu juga makanan berbumbu
rempah-rempah berkadar tinggi yang cenderung membangkitkan nafsu kebinatangan.
Dengan teladan hidup, mereka mengajar anak-anak supaya tidak bertarak dalam hal
makan. Mereka memanjakan diri untuk makan kapan saja sepanjang hari, sehingga
alat pencernaan senantiasa dibebani. Kaum ibu hanya mempunyai sedikit waktu
untuk mengajar anak-anak. Waktu yang berharga itu digunakan untuk memasak
pelbagai macam makanan yang tidak menyehatkan untuk disajikan di meja makan.
Banyak orang tua
telah mengizinkan anak-anak mereka menuju keruntuhan sementara mereka mencoba
mengatur kehidupan yang penuh gaya. Jikalau datang tamu, mereka ingin agar
mengelilingi meja makan yang penuh makanan mewah seperti menjamu tamu agung.
Banyak uang dan waktu digunakan untuk maksud ini. Untuk menjaga gengsi, makanan
mewah disediakan, yaitu yang sesuai dengan selera mereka. Orang yang mengaku
Kristen pun melakukan hal yang sama. Mereka mengundang sekelompok orang. Tujuan
utama para undangan itu ialah menikmati makanan mewah. Orang Kristen harus
mengadakan pembaruan dalam hal ini. Sewaktu mereka menjamu tamu-tamu mereka
dengan sopan, janganlah mereka menjadi hamba gengsi dan selera.
Belajarlah
Sederhana
Makanan harus
begitu sederhana sehingga penyediaannya tidak akan menyita seluruh waktu si
ibu. Memang benar bawa meja makan harus diisi dengan makanan yang menyehatkan
yang juga menarik selera. Janganlah engkau mengira bahwa apa saja yang diramu
lalu disajikan sebagai makanan itu sudah cukup baik untuk anak-anak. Gunakanlah
sedikit waktu saja untuk penyediaan makanan yang tidak menyehatkan, untuk
memuaskan selera yang salah, dan lebih banyak waktu untuk mendidik dan melatih
anak-anak. Biarlah tenaga yang engkau gunakan untuk merencanakan apa yang
engkau akan makan dan minum, dan apa yang engkau hendak pakai, digunakan untuk
memelihara jiwa mereka tetap bersih dan pakaian mereka tetap rapi.
Daging berbumbu
kadar tinggi, ditambah dengan makanan cuci mulut yang mewah, semuanya menguras
tenaga inti alat pencernaan anak-anak. Sekiranya mereka dibiasakan dengan
makanan sederhana yang menyehatkan, maka selera mereka tidak akan menginginkan
makanan ekstra yang non-alamiah dan yang bercampur baur. . . . Makanan daging
bagi anak-anak bukanlah yang terbaik untuk memastikan sukses. . . . Adalah
berbahaya bagi anak-anak untuk mendidik mereka supaya bergantung pada makanan
daging. Lebih mudah menciptakan selera non-alamiah daripada membetulkan dan
membaiki selera setelah menjadi sifat alamiah sekunder.
Membantu
Sifat Tidak Bertarak
Walaupun kaum
ibu menangisi sifat tidak bertarak yang terdapat di mana-mana mereka tidak
melihat dalam-dalam apa yang menyebabkannya. Setiap hari mereka menyediakan
pelbagai macam makanan yang berbumbu kadar tinggi, yang menarik selera dan
mendorong orang supaya makan terlalu banyak. Meja makan orang Amerika biasanya
dilengkapi begitu rupa sehingga orang menjadi pemabuk. Selera adalah prinsip
pengatur bagi kebanyakan orang. Barangsiapa yang memanjakan selera supaya makan
terlalu sering, yaitu makanan yang tidak berkualitas menyehatkan, dia
melemahkan kuasanya untuk menolak seruan selera dan nafsu dalam segi lain
sebanding dengan sifat kebiasaan dia makan yang tidak benar. Kaum ibu perlu
diyakinkan akan kewajiban mereka kepada Allah dan kepada dunia untuk mengisi
masyarakat dengan anak-anak yang sudah membangun tabiat baik. Laki-laki dan
perempuan bertindak dengan prinsip yang teguh akan dapat berdiri teguh pada
zaman polusi dan kemerosotan moral ini….
Banyak wanita
yang mengaku Kristen mengisi meja makannya setiap hari dengan bermacam-macam
jenis makanan yang mengganggu perut dan merusak mesin tubuh. Makanan daging
adalah makanan utama yang terdapat di meja makan banyak keluarga, sampai darah
mereka mengandung bibit kanker yang merusak. Tubuh mereka terbentuk dari apa
yang mereka makan. Tetapi, apabila penderitaan dan penyakit menyerang mereka,
mereka menganggap siksaan itu datang dari Tuhan.
Kami ulangi,
sifat tidak bertarak dimulai di meja makan kita. Selera dimanjakan sampai
pemanjaan itu menjadi sifat alamiah sekunder. Dengan menggunakan teh dan kopi ,
selera dibentuk untuk menginginkan tembakau, dan tembakau mendorong selera
untuk minuman keras.
Biarlah orang
tua mulai bergerak untuk membasmi sifat tidak bertarak di ruang keluarga. Dalam
prinsip, biarlah mereka mengajar anak-anak untuk mengikuti, sejak bayi, maka
mereka dapat mengharapkan sukses.
Dengan menggunakan teh dan
kopi, selera dibentuk untuk menginginkan tembakau, dan tembakau mendorong
selera untuk minuman keras.
|
Banyak orang tua
mendidik cita rasa anak-anaknya dan membentuk selera. Mereka memanjakan dengan
makanan daging dan meminum teh dan kopi; yang sebagian ibu mendorong anak-anak
menggunakannya. Ini menyediakan jalan bagi mereka untuk menginginkan bahan
perangsang yang lebih keras, seperti tembakau. Penggunaan tembakau mendorong
selera untuk minuman keras. Kemudian penggunaan tembakau dan minuman keras
melemahkan kuasa saraf.
Jikalau cita
rasa orang Kristen dibangkitkan mengenai pelajaran pertarakan dalam segala hal,
mereka dapat memulainya di meja makan dengan teladan menolong mereka yang lemah
dalam pengendalian diri, yang hampir lumpuh menolak keinginan selera. Jikalau
kita menyadari bahwa kebiasaan yang kita bentuk dalam kehidupan ini akan
mempengaruhi keinginan kita yang abadi, bahwa tujuan kita sangat bergantung
pada kebiasaan pertarakan kita, maka kita akan mengusahakan pertarakan yang ketat
dalam hal makan dan minum.
Dengan contoh
kehidupan dan usaha pribadi, kita menjadi sarana dalam penyelamatan banyak jiwa
dari kemerosotan sifat tidak bertarak, kejahatan dan kematian. Kaum wanita
dapat melakukan banyak hal demi keselamatan orang lain dengan mengisi meja
makan mereka hanya dengan makanan bergizi yang menyehatkan. Boleh saja mereka
menggunakan waktunya yang berharga dalam mendidik cita rasa dan selera
anak-anaknya, supaya membentuk kebiasaan bertarak dalam segala hal. Mereka
dapat mendorong penyangkalan diri dan kedermawanan demi kebaikan orang lain.
Sekalipun
Kristus telah memberikan contoh bagi kita di padang belantara pencobaan, yaitu
dengan menyangkal selera, dan mematahkan kuasanya, namun masih banyak ibu yang
menyediakan bagi anak-anaknya menjadi orang rakus dan pemabuk. Ini dilakukan
dengan contoh kehidupan dan ajaran yang diberikan kepada anak-anak. Anak-anak
sering dimanjakan untuk memakan apa yang mereka pilih dan kapan memakannya
tanpa memperhatikan kesehatan. Banyak anak-anak yang terdidik menjadi rakus
sejak bayi. Melalui pemanjaan selera, mereka menderita kejang perut pada usia
yang relatif muda. Pemanjaan diri dan sifat tidak bertarak dalam hal makan
tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan mereka dan menjadi kuat bersamaan dengan
pertambahan kekuatan. Tenaga mental dan fisik dikorbankan karena pemanjaan
orang tua. Cita rasa sudah terbentuk bagi bahan makanan tertentu. Dari bahan
ini mereka tidak menerima keuntungan, yang ada hanya kerusakan, tubuh dibebani
dan seluruhnya lemah.
Ajarkanlah
Kebencian terhadap Bahan Perangsang
Ajarlah
anak-anakmu supaya membenci bahan perangsang. Berapa banyak yang tanpa sadar
memiliki selera bahan-bahan perangsang seperti ini. Di Eropa, saya melihat
perawat menaruh gelas anggur atau bir ke bibir anak kecil yang tidak berdosa.
Dengan demikian mereka membentuk satu cita rasa untuk bahan perangsang.
Sementara mereka bertumbuh dewasa, mereka belajar untuk bergantung sedikit demi
sedikit pada zat ini, sampai mereka terkalahkan dan tak dapat ditolong lagi.
Akhirnya mereka menjadi pemabuk.
Tetapi bukan
hanya itu akibat selera yang diselewengkan dan dijadikan jerat. Makanan itu
sering membangkitkan keinginan untuk minuman yang merangsang. Makanan mewah
disajikan kepada anak-anak, yaitu makanan berbumbu tinggi, sop lemak hewani,
kue dan makanan cuci mulut. Makanan berbumbu kadar tinggi ini mengganggu perut,
sehingga menimbulkan satu keinginan untuk bahan perangsang yang lebih keras.
Selera bukan hanya digoda untuk makanan yang tidak sesuai yang dimakan anak-anak
dengan bebas waktu makan, tetapi mereka dibiarkan makan di antara jam makan.
Pada saat mereka berusia empat belas tahun, mereka menjadi penderita sakit
kejang perut.
Mungkin engkau
pernah melihat gambar lambang seorang pemabuk. Kondisi yang sama dihasilkan
oleh pengaruh rempah-rempah pedas yang mengganggu. Dengan perut yang dalam
keadaan demikian, ada keinginan akan sesuatu yang lebih pedas untuk memenuhi
keinginan selera, sesuatu yang lebih pedas dan lebih pedas lagi. Kemudian
engkau akan mendapati anakmu itu merokok di jalanan.
Makanan
yang Berbahaya Khusus bagi Anak-anak
Mustahil bagi
mereka yang dikekang selera akan memperoleh kesempurnaan tabiat. Perasaan
moralitas anak-anakmu tak dapat dibangunkan dengan mudah, kecuali engkau
berhati-hati memilih jenis makanan bagi mereka. Banyak ibu yang mengisi meja
makan yang menjadi jerat bagi keluarga. Makanan daging, mentega, keju, makanan
cuci mulut yang mewah, makanan berbumbu rempah-rempah berkadar tinggi, dan
sebagainya dengan bebas disantap oleh orangtua dan anak-anak. Bahan makanan ini
menghambat pencernaan, menegangkan saraf dan melemahkan otak. Alat pembuat
darah tak dapat mengolah bahan seperti itu menjadi darah yang baik. Lemak yang
ada dalam makanan menyulitkan pencernaan. Pengaruh keju membahayakan. Roti yang
terbuat dari tepung halus tidak merawat tubuh seperti tepung kasar. Makanan
seperti itu tidak memelihara tubuh dalam kondisi puncak. Rempah-rempah
mengganggu lapisan halus dari lambung, tetapi akhirnya merusak kepekaan lapisan
yang halus ini. Darah mendidih, sifat kebinatangan dibangkitkan, sedangkan
kuasa moral dan mental dilemahkan. Akhirnya orang itu menjadi hamba nafsu yang
tak terkendalikan. Sang ibu harus mempelajari bagaimana caranya menyajikan
makanan sederhana namun bergizi kepada anggota keluarganya.
Memerangi
Kecenderungan Jahat
Maukah kaum ibu
generasi sekarang merasakan kesucian tugas mereka. Janganlah mencoba bersaing
dengan tetangga yang kaya dalam penampilan, tetapi usahakan supaya melebihi
mereka dalam melakukan tugas pendidikan anak-anak dengan setia
Jangan mencoba bersaing dengan tetangga yang kaya dalam
penampilan, tetapi usahakan supaya melebihi mereka dalam melakukan tugas
pendidikan anak-anak dengan setia demi hidup yang terbaik.
|
Orangtua harus
mendahulukan tugas utama yaitu memahami hukum hidup dan hukum kesehatan, agar
apa yang mereka lakukan dalam penyediaan makanan, atau melalui kebiasaan
lainnya, tidak akan membangun kecenderungan yang salah dalam diri anak-anak
mereka. Seorang ibu harus mempelajari dengan teliti bagaimana caranya menyediakan
meja makan dengan makanan yang paling sederhana dan menyehatkan. Alat
pencernaan tidak lagi dilemahkan, kuasa saraf tidak lagi timpang, dan anak-anak
mereka tidak lagi melawan petunjuk yang mereka dapat. Semuanya itu bersumber
dari makanan yang disajikan di hadapan mereka. Makanan ini bisa melemahkan alat
pencernaan atau menguatkannya dan itu memegang peranan penting dalam mengatur
kesehatan fisik dan moral anak-anak, yang adalah milik Allah yang sudah dibeli
dengan darah. Betapa suci tugas yang dipercayakan kepada orangtua untuk menjaga
pem-bentukan fisik dan moral anak-anak, agar susunan saraf seimbang dan jiwa
tidak terancam bahaya! Mereka yang memanjakan selera anak-anak mereka dan tidak
mengendalikan nafsu mereka, akan melihat kesalahan besar yang mereka telah
lakukan, contohnya dalam hal kesukaan akan tembakau, hamba minuman keras. Saraf
mereka sudah dilumpuhkan dan bibir mereka mengucapkan kepalsuan dan penghinaan
atau hujat.
Kejamnya
Pemanjaan
Telah
ditunjukkan pada saya bahwa satu penyebab utama mengapa terjadi hal-hal yang
menyedihkan ialah: Orang tua tidak merasa bertanggung jawab untuk membesarkan
anak-anak mereka dalam penyesuaian diri dengan hukum alam. Kaum ibu menyayangi
anak-anak mereka dengan kasih akan penyembahan berhala dan memanja-kan
seleranya walaupun mereka mengetahui bahwa itu merusak kesehatan dengan
demikian anak-anak mendapat penyakit dan ketidakbahagiaan. Kebaikan yang kejam
dinyatakan sampai sekian jauh dalam generasi yang sekarang ini. Keinginan
anak-anak dipuaskan dengan mengorbankan kesehatan dan perangai gembira, karena
untuk sementara, lebih mudah bagi ibu untuk memuaskan mereka daripada
menahankan apa yang mereka inginkan.
Kaum ibu menanam
benih yang akan bertumbuh dan berbuah. Anak-anak tidak dididik untuk menyangkal
selera dan membatasi keinginan lalu mereka mementingkan diri, rewel, suka
melawan, tidak berterima kasih dan tidak suci. Para ibu yang melakukan seperti
ini akan menuai kepahitan, yaitu buah hasil benih yang mereka telah tanam.
Mereka telah berdosa terhadap surga dan terhadap anak-anak mereka. Allah akan
menuntut pertanggungjawabannya.
Apabila orangtua
dan anak-anak bertemu pada saat perhitungan terakhir, pemandangan yang
bagaimanakah akan terlihat? Ribuan anak yang menjadi hamba selera dan kejahatan
yang memalukan, yang kehidupan mereka hanyalah reruntuhan moral, mereka akan
saling tatap muka dengan orangtua yang membuat mereka demikian. Bukankah
orangtua yang harus memikul tanggung jawab yang dahsyat ini? Apakah Tuhan
menciptakan anak-anak muda ini bejat? Oh, tidak! Kalau begitu, siapakah yang
sudah melakukan pekerjaan yang dahsyat ini? Bukankah dosa orangtua dipindahkan
ke dalam diri anak-anak mereka dalam bentuk selera yang salah dan nafsu?
Bukankah pekerjaan itu disempurnakan oleh mereka yang mengabaikan pendidikan
mereka? Bukankah mereka harus dididik supaya sesuai dengan citra Allah?
Sebagaimana pastinya kehadiran mereka, para orang tua ini akan melewati
pengadilan Allah.
Perhatian
Sementara dalam Perjalanan
Sementara berada
dalam mobil, saya mendengar komentar orang tua bahwa selera anak-anak mereka
sangat peka. Kalau tidak ada makanan daging atau kue, mereka tidak bisa makan.
Sesudah makan siang, saya memperhatikan kualitas makanan yang diberikan kepada
anak-anak ini. Makanan itu terbuat dari tepung halus, daging yang dilapisi
dengan rempah-rempah hitam, sop yang dibumbui rempah-rempah pedas, kue dan
makanan ringan. Wajah anak-anak yang serba pucat itu jelas menunjukkan
penyalahgunaan perut yang sedang menderita. Dua di antara anak-anak ini mem-perhatikan
anak-anak keluarga lain sedang makan keju bersama makanan lain. Mereka
kehilangan selera melihat hal itu, sampai ibu yang memanjakan ini meminta
sepotong keju untuk anak-anaknya. Dia takut kalau anak-anak tidak mau makan
sama sekali. Si ibu menyeletuk: Anak-anak saya suka ini atau itu begitu banyak.
Jadi saya membiarkan mereka memakan apa yang disukai, karena selera
menginginkan makanan yang diperlukan tubuh.
Ini mungkin
benar kalau selera itu belum diselewengkan. Ada selera alamiah, ada pula selera
yang sudah diselewengkan. Orang tua yang sudah mengajar anak-anak mereka supaya
memakan makanan yang merangsang dan tidak menyehatkan selama hidup, sampai cita
rasa itu sudah dirusakkan sehingga mereka ingin makan tanah liat, batu tulis,
kopi gosong, teh kental, kulit manis, bawang putih, rempah-rempah, tidak boleh
mengatakan bahwa selera menuntut apa yang diperlukan tubuh. Selera sudah
dididik dengan salah, sampai selera itu diselewengkan. Alat pencernaan yang
halus sudah dirangsang dan terbakar sampai kehilangan kepekaannya. Makanan
sederhana yang menyehatkan nampaknya hambar bagi mereka. Perut yang sudah
disalahgunakan itu tidak akan melakukan tugasnya, kecuali didorong dengan bahan
yang paling merangsang. Sekiranya anak-anak ini telah dilatih untuk memakan
hanya makanan sehat yang disediakan dengan cara yang paling sederhana dan
menjaga sari alamiahnya jangan sampai hilang, menghindari makanan daging,
lemak, segala jenis rempah-rempah, maka cita rasa dan selera tidak akan rusak.
Sebagaimana telah ditunjukkan, makanan alamiah adalah makanan terbaik untuk
memenuhi kebutuhan tubuh. Sementara orangtua dan anak-anak sedang memakan
makanan mewah, saya dengan suami pada jam 1:00 siang memakan makanan kami yang
sederhana yang terdiri dari roti jelai tanpa mentega bersama buah-buahan yang
banyak. Kami makan dengan rasa nikmat dan perasaan bersyukur. Kami tidak harus
membawa belanjaan yang limpah untuk memuaskan selera secara bebas. Kami makan
dengan sepuas-puasnya tanpa merasa lapar lagi sampai besok paginya. Anak lelaki
yang memakan jeruk, kacang, jagung dan permen menganggap kami sebagai pembeli
yang tidak mampu. Makanan berkualitas rendah yang mereka makan itu tak dapat
diolah menjadi darah yang baik dan perangai yang baik pula. Anak-anak mereka
pucat pasi. Ada di antaranya yang mempunyai luka busuk di dahi dan tangan. Yang
lain hampir buta dengan mata yang sakit, yang merusak kecantikan wajahnya. Yang
lain mempunyai borok di kulit, tersiksa dengan batuk, mata rabun, sakit
kerongkongan dan paru-paru. Saya memperhatikan seorang anak lelaki umur tiga
tahun yang menderita karena mencret. Dia demam, tetapi tampaknya dia hanya
memerlukan makanan. Setiap menit dia meminta kue, daging ayam dan sop. Si ibu
memenuhi semua permintaannya seperti seorang hamba penurut. Jikalau makanan
yang diminta itu tidak muncul segera setelah diminta, anak itu menangis dan
kata-kata itu semakin tidak menyenangkan. Lalu si ibu berkata: “Baik, baik
sayang, engkau akan mendapatkannya!” Setelah makanan itu ditempatkan di
tangannya, makanan itu dibuang di lantai mobil dengan nada marah, karena
makanan itu tidak cepat diberikan kepadanya. Seorang perempuan kecil sedang
memakan daging rebus, sop berbumbu rempah-rempah, roti dan mentega. Ketika dia
melirik pada piring saya, dia menginginkan sesuatu. Inilah rupanya yang belum
pernah dimakannya. Lalu dia merengek dan tidak mau makan. Anak yang berumur
enam tahun itu mengatakan dia mau sepiring makanan. Saya kira dia menginginkan
apel merah yang sedang saya makan. Meskipun persediaan kami sangat terbatas,
saya merasa kasihan kepada orang tua itu. Jadi saya memberikan anak itu sebuah
apel besar. Dia merenggutnya dari tangan saya, lalu dengan geram dia
melemparkannya dengan cepat ke lantai mobil. Saya berpikir, kalau anak ini
terus dibiarkan mengikuti kemauannya, maka dia akan membawa rasa malu kepada
ibunya.
Proses pertumbuhan tubuh diperlambat dengan susunan
makanan yang tidak baik. Otak dan saraf dipengaruhi, dan nafsu terangsang
dengan mudahnya.
|
Seorang anak
berusia sekitar sepuluh tahun menderita. Demam dan menggigil, sehingga tidak
mau makan. Sang ibu membujuknya, makanlah sedikit kue agar-agar ini. Ini daging
ayam yang enak. Maukah engkau mencicipi makanan yang ini? Akhirnya anak itu
memakan makanan cukup banyak untuk seorang yang sehat. Makanan yang dipaksakan
padanya tidak baik untuk perut demi kesehatan. Seharusnya makanan itu tidak
diberikan kepada orang sakit. Dalam tempo dua jam, sementara membersihkan
kepala anak itu, si ibu mengatakan yang ia tidak dapat mengerti mengapa anak
itu demam tinggi. Dia telah menambahkan, bahan bakar kepada api, lalu merasa
heran mengapa api itu menyala. Sekiranya anak itu dibiarkan sehingga alam yang
mengambil alih pengobatan, perut anak itu sempat istirahat seperlunya dan
penderitaannya jauh berkurang. Ibu seperti ini tidak siap membesarkan anak-anak
atau melahirkannya. Penyebab utama penderitaan manusia ialah karena tidak
berpengetahuan tentang bagaimana caranya memperlakukan tubuh kita.
Pertanyaan
kebanyakan orang ialah: Apakah yang akan saya makan? Bagaimana caranya saya
hidup untuk menikmati masa yang sekarang? Kewajiban dan prinsip disisihkan demi
kepuasan hidup sekarang ini. Jika kita mau hidup sehat, kita harus
menghidupkannya. Orang tua sangat bertanggung jawab atas kesehatan fisik dan
moral anak-anaknya. Mereka harus mengajar anak-anaknya dan mendorong mereka
untuk menyesuaikan diri dengan hukum kesehatan demi kesejahteraan mereka, dan
untuk menyelamatkan diri dari penderitaan dan kesusahan. Betapa aneh kalau ibu
memanja-kan anak-anak mereka untuk merusak kesehatan fisik, mental dan moral
bagaimanakah kira-kira tabiat orang seperti itu? Para ibu seperti ini
menjadikan anak-anak mereka tidak berbahagia dalam hidup ini, sehingga masa
depan anak-anak itu suram.
Penyebab
Kegelisahan dan Mudah Tersinggung
Hidup teratur
haruslah menjadi peraturan dalam membentuk tabiat anak-anak. Para ibu sering
membuat kesalahan yang besar dalam mengizinkan mereka untuk makan sesuatu di
antara makan. Perut menjadi kacau oleh praktek hidup seperti itu, dan hal itu
telah meletakkan dasar bagi kesulitan pada masa mendatang. Keresahan terjadi
karena makanan yang tidak menyehatkan yang masih belum dicerna; namun si ibu
merasa bahwa dia tidak mempunyai waktu untuk memikirkan sebab-sebabnya terjadi
demikian, dan atau berusaha untuk memperbaikinya. Iapun tidak mau menenangkan
kegelisahannya. Ibu pun segera memberikan kepada anaknya yang masih kecil itu
sepotong kue atau makanan yang lain untuk menenangkan mereka, namun cara ini
hanyalah membuat kesalahan itu lebih besar lagi. Ada ibu-ibu yang lain, dalam
kecemasan, mereka melakukan pekerjaan yang begitu banyak, menderita ketegangan
sehingga mereka lebih mudah tersinggung daripada anak-anak, lalu memarahi dan
malah memukul mereka dan berusaha untuk menakuti anak mereka agar bisa tenang.
Ibu sering
mengeluh akan kesehatan anak mereka, lalu meminta nasihat dari dokter, padahal,
apabila mereka mau menggunakan sedikit akal sehat, maka mereka akan melihat
bahwa kesulitan itu terjadi karena kesalahan dalam makanan.
Orangtua harus memberikan pekerjaan kepada anak-anak
mereka. Tidak ada yang lebih pasti sumber kejahatannya daripada tak berbuat
apa-apa.
|
Orangtua harus
memberikan pekerjaan kepada anak-anak mereka. Tidak ada yang lebih pasti sumber
kejahatannya daripada tak berbuat apa-apa. Dengan melakukan pekerjaan akan
memberikan kekuatan bagi otot-otot akan memberikan selera makan untuk makanan
yang sederhana namun menyehatkan dan anak yang diberikan pekerja-an yang
teratur tidak akan bangkit dari meja sambil mengeluh karena tidak ada makanan
daging dan berbagai makanan lainnya yang menggoda selera makannya.
Yesus, Anak
Allah, dalam bekerja dengan tangan-Nya pada perusahaan kayu, telah memberikan
satu teladan kepada orang-orang muda. Biarlah mereka yang enggan untuk
melakukan kewajiban hidup itu mengingat bahwa Yesus sangat penurut pada
orangtua-Nya, dan berusaha menolong untuk menghidupi keluarga-Nya. Hanya
sedikit hal yang mewah terlihat di atas meja makan dari Yusuf dan Maria, karena
mereka adalah yang termasuk keluarga miskin dan ramah.
Hubungan
Makanan dengan Pembangunan Akhlak
Kuasa Setan
sangat dahsyat mempengaruhi anak muda dewasa ini. Kecuali pikiran anak-anak
kita teguh dan serasi dengan prinsip agama, moral mereka akan merosot karena
contoh jahat dari orang-orang yang mereka hubungi. Bahaya orang muda paling
besar ialah kurang pengendalian diri. Para orang tua memanjakan dan tidak
mendidik anaknya tentang penyangkalan diri. Makanan yang mereka sajikan di
hadapan mereka ialah yang mengganggu perut. Rangsangan yang ditimbulkannya akan
dihubung-kan dengan otak, dan sebagai akibatnya, nafsu pun dibangkitkan. Ini
tidak boleh terlalu sering berulang. Apa yang dimasukkan ke dalam perut bukan
hanya mempengaruhi tubuh, tetapi sangat mempengaruhi pikiran juga. Makanan yang
merangsang dan yang kacau susunannya akan memanaskan darah, merangsang saraf,
sering menumpulkan persepsi moral sehingga pertimbangan sehat dan hati nurani
ditunjang oleh keinginan nafsu. Sulit atau hampir tidak mungkin bagi seorang
yang tidak bertarak dalam hal makan untuk melatih kesabaran dan pengendalian
diri. Oleh sebab itu, anak-anak perlu diberikan hanya makanan yang menyehatkan
dan tidak merangsang, karena tabiat anak belum terbentuk seluruhnya. Dalam
kasih sayang, Allah kita yang di surga memancarkan terang reformasi kesehatan
untuk melindungi kita dari kejahatan akibat dari pemanjaan selera yang tidak
dibatasi.
“Jika engkau
makan, atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain,
lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.” Apakah orang tua me-lakukan hal
ini sementara mereka menyediakan makanan di atas meja makan lalu me-manggil
seluruh keluarga untuk menikmatinya? Apakah mereka menyajikan makanan yang
mereka tahu hanya itulah yang dapat menjadikan darah yang baik, yang akan memelihara
tubuh dalam menghadapi demam ringan, dan menempatkannya pada hubungan yang
terbaik dengan hidup dan kesehatan? Atau, apakah mereka menyajikan makanan yang
mengganggu, merangsang dan tidak menyehatkan, tanpa memperhatikan masa depan
anak-anaknya?
Para pembaru
kesehatan pun bisa bersalah dalam hal kuantitas makanan. Mereka dapat makan
tanpa batas makanan berkualitas tinggi yang menyehatkan. Mereka belum pernah
menentukan pendirian. Sebagian bersalah dalam hal kualitas. Mereka memilih
untuk memakan dan meminum apa yang mereka sukai dan melakukan-nya kapan saja.
Dalam hal ini mereka sudah merusak tubuh mereka. Bukan hanya itu. Mereka
merusak anggota keluarga dengan menyajikan makanan pedas yang menambah sifat
kebinatangan anak-anak mereka, sehingga mereka tidak mempedulikan
perkara-perkara surgawi. Dengan demikian orangtua menguatkan nafsu kebinatangan
dan mengurangi kuasa rohani anak-anak mereka. Betapa besar hukuman yang mereka
terima pada akhirnya! Kemudian mereka merasa heran mengapa anak-anak mereka begitu
lemah moralnya.
Kejahatan
di Antara Anak-anak
Kita hidup pada
zaman yang penuh kejahatan. Sekaranglah waktunya ketika Setan tampaknya
menguasai hampir seluruhnya pikiran yang tak pasrah kepada Allah. Karena itu,
tanggung jawab besar terletak pada orangtua atau wali yang membesarkan
anak-anak. Orangtua telah memikul tanggung jawab dalam melahirkan anak-anak
ini. Sekarang, apakah tugas mereka? Apakah membiarkan mereka bertumbuh semaunya
atau seadanya. Izinkanlah saya berkata: Tanggung jawab berat terletak pada para
orang tua ini….
Saya telah
mengatakan bahwa beberapa di antara saudara bersifat mementingkan diri. Kamu
tidak memahami apa yang saya maksudkan. Kamu telah mempelajari makanan apa yang
paling menarik selera. Selera dan kesenanganlah yang menguasai kamu, bukan
kemuliaan Allah. Maka tidak ada keinginan untuk maju dalam hidup Ilahi, atau
menyempurnakan kesucian di dalam takut akan Allah. Kamu mencari kesenangan diri
dan selera sendiri. Sementara kamu melakukannya, Setan berhasil memasuki dirimu
sehingga pada umumnya dia mengacaukan usahamu setiap saat.
Sebagian dari
para bapa telah membawa anaknya ke dokter untuk pemeriksaan badan. Saya dapat
memberitahukan padamu dalam dua menit apa masalahnya. Kesehatan anakmu sudah
merosot. Setan telah menguasainya. Dia masuk pada saat engkau sudah atau sedang
istirahat, sedang bingung atau sedang tertidur. Setan menyadari posisimu
sebagai allah bagi mereka, yang akan melindungi mereka. Allah telah
memerintahkan kamu untuk membesarkan mereka di dalam takut akan Allah dan
pemeliharaan-Nya. Tetapi Setan telah masuk mendahului engkau. Dia telah
mengikat anakmu dengan tali pengikat yang kuat. Lalu kamu tertidur lagi.
Kiranya surga mengasihani engkau dan anak-anakmu, karena kamu semuanya
memerlukan pengasihan-Nya.
SEKIRANYA BEGINI… KEADAAN PASTI BERUBAH
Sekiranya engkau
memegang pendirian dalam reformasi kesehatan; sekiranya engkau menambahkan
kebajikan kepada iman, dan pengetahuan kepada kebajikan, dan pertarakan kepada
pengetahuan, keadaan pasti berubah. Tetapi engkau hanya setengah terangsang
karena kebusukan dan kejahatan yang ada di rumahmu….
Engkau
seharusnya mengajar anak-anakmu. Engkau harus mengajar mereka bagaimana
menangkal kejahatan dan kebusukan zaman ini. Sebaliknya, banyak orang mengajar
bagaimana caranya memperoleh sesuatu yang enak untuk dimakan. Engkau menyajikan
di meja makan yaitu makanan seperti mentega, telur dan makanan daging. Lalu
anak-anakmu melahapnya. Mereka diberi makan dengan bahan makanan yang
merangsang nafsu daging. Lalu engkau datang kepada Allah untuk meminta Dia
memberkati anak-anakmu dan menyelamatkan mereka. Berapa jauhkah doamu itu
melayang? Engkau mempunyai tugas yang harus dilaksanakan lebih dulu. Setelah
melakukan segala sesuatu bagi anak-anakmu yaitu yang ditugaskan Allah padamu,
kemudian dengan keyakinan engkau dapat menuntut pertolongan khusus yang
dijanjikan Allah kepadamu.
Engkau harus
belajar bertarak dalam segala hal. Engkau harus mempelajarinya, apa yang engkau
makan dan minum. Tetapi engkau berkata: “Bukan urusan siapa-siapa tentang apa
yang saya makan, atau apa yang saya minum, atau apa yang saya sajikan di meja
makan saya.” Itu adalah urusan seseorang, kecuali engkau mengurung anak-anakmu
lalu pergi ke padang gurun di mana mereka hidup bergaul.
Ajarlah
Anak-anakmu Bagaimana Caranya Menghadapi Pencobaan
Awasilah seleramu. Ajarlah
anak-anakmu dengan pengajaran dan teladan hidup bagaimana menggunakan makanan
sederhana. Ajarlah mereka supaya rajin, bukan hanya sibuk, tetapi melakukan
pekerjaan yang bermanfaat. Usahakan mem-bangunkan kepekaan moral. Ajarlah
mereka bahwa Allah menuntut mereka sejak kecil. Beritahukan
Ajarlah anak-anakmu dengan pengajaran dan teladan hidup
bagaimana menggunakan makanan sederhana. Ajarlah mereka supaya rajin, bukan
hanya sibuk, tetapi melakukan pekerjaan yang bermanfaat.
|
Kristus berdoa
untuk murid-murid-Nya, bukan supaya mereka diangkat dari dunia ini, tetapi
supaya mereka terlindung dari kejahatan, supaya mereka tidak menyerah kepada
pencobaan yang mereka hadapi setiap saat. Inilah doa yang harus dilayangkan
oleh setiap bapa dan ibu. Tetapi apakah begitu caranya mereka memohon kepada
Allah demi anak-anaknya, lalu kemudian meninggalkannya untuk melakukan apa saja
yang mereka mau lakukan? Haruskah mereka memanjakan selera sampai selera itu
menguasainya, lalu kemudian mereka mengharapkan, anak-anak dapat dibatasi?
Tidak! Pertarakan dan pengendalian diri harus diajarkan sejak bayi. Tanggung
jawab terletak lebih banyak pada ibu dalam hal ini. Ikatan batin yang paling
halus di dunia ialah antara ibu dan anaknya. Anak itu lebih terpengaruh dengan
contoh kehidupan ibunya daripada dengan bapanya. Ini terjadi karena ikatan
halus yang mempersatukan. Namun tanggung jawab si ibu berat sehingga, dia
memerlukan bantuan bapa senantiasa.
Aku akan membayarmu, hai kaum
ibu, untuk menggunakan waktu yang berharga yang diberikan Allah bagimu untuk
membentuk tabiat anak-anakmu, dan mengajar mereka supaya berpegang teguh pada
prinsip pertarakan dalam hal makan dan minum. . . .
Setan melihat
bahwa dia tidak dapat menguasai pikiran sepenuhnya jikalau selera itu dikuasai;
karena itu dimanjakan, dia senantiasa bekerja untuk menuntun manusia kepada
pemanjaannya. Di bawah pengaruh makanan yang tidak menyehatkan, hati nurani
jadi lemah, pikiran dikelamkan dan daya ingatan jadi timpang. Tetapi dosa
pelanggar itu tidak berkurang karena hati nurani sudah dilanggar sampai menjadi
kebal.
Bapa dan ibu,
berdoalah senantiasa. Jagalah dengan ketat sifat tidak bertarak dalam bentuk
apa pun. Ajarlah anak-anakmu prinsip reformasi kesehatan yang benar. Ajarlah
mereka apa yang perlu dihindari untuk memelihara kesehatan. Murka Allah sudah
mulai dicurahkan atas anak-anak yang tidak menurut. Kejahatan apa, dosa apa,
perbuatan jahat yang bagaimana, semua dinyatakan setiap saat! Sebagai satu
umat, kita sangat berhati-hati melindungi anak-anak kita dari teman-teman
mereka yang memalukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar