DARI EDEN KE EDEN, TIGA PANGGILAN
KELUAR DARI BABEL,
KEDATANGAN TUHAN (Bagian
4)
1.
Bayangan Dan Kegenapan
Prinsip BAYANGAN dan KEGENAPAN digunakan di dalam Alkitab
secara terus-menerus. Itulah cara yang dipakai oleh Tuhan untuk menyatakan
KEBENARANNYA. Walau pun tidak semua kejadian-kejadian yang berlaku pada waktu
BAYANGAN akan diulangi secara terperinci pada saat KEGENAPANNYA,
kebenaran-kebenaran pokoknya mempunyai persamaan. Persamaan-persamaan itulah
yang perlu kita cari agar kita dapat mengetahui kehendak Allah bagi kita yang
hidup pada akhir zaman.
- Pada waktu
Abram dipanggil untuk keluar dari Babel, Abram dipimpin oleh Kristus melalui
janji-janji dan nubuatan-nubuatanNya.
- Pada waktu
Yehuda berada di ambang tawanan, kemudian selama mereka berada dalam tawanan,
dan seterusnya pada waktu mereka dilepaskan dari tawanan raja Babel, mereka
dipimpin oleh Kristus melalui janji-janji dan nubuatan-nubuatanNya.
- Pada akhir
zaman ini, pada saat mana kita hendak dilepaskan dari tawanan Babel yang
terakhir dan diberi kewajiban untuk memanggil semua bangsa, bahasa dan kaum
untuk keluar dari Babel menyongsong KEDATANGAN TUHAN YANG KEDUA KALI sebagai
langkah pendahuluan untuk memulihkan EDEN di atas bumi ini, dapatkah kita
mengharapkan pimpinan Kristus dalam bentuk yang lain? Janji-janji dan
nubuatan-nubuatan KRISTUS masih menjadi TERANG yang akan memimpin kita sampai
kepada kemenangan!
Ada satu perkara yang lain yang perlu menjadi perhatian
kita: Abram menang dengan IMAN karena hubungannya dengan KRISTUS secara
pribadi! Daniel dan kawan-kawannya yang berada dalam tawanan Babel telah menang
karena IMAN dan hubungan mereka secara pribadi dengan KRISTUS! Maukah kita
menang dengan jalan yang lain? Saudara-saudara, ini bukan teori yang diolah,
diindahkan, atau dicocok-cocokkan untuk mengisi hati kita dengan keinsafan yang
dipaksakan! Yang kita bahas adalah kebenaran firman Allah! Yesus tidak perlu
menakut-nakuti kita supaya kita selamat! Itu bukan caraNya. Yang Ia hadapkan
kepada kita adalah kasihNya yang tak terukur dan tak terjangkau itu! Ia tidak
memaksakan keselamatan kita! Ia tidak suka kita hidup dalam paksaan tanpa
kerelaan. Kristus hanya menyambut penurutan kita apabila kita merasa sangat
berbahagia dalam penurutan kita itu. Ia ingin kita menciptakan satu hubungan
yang hidup-hidup dengan Dia—seperti Abram dan Daniel—oleh karena itu, merupakan
jalan satu-satunya melalui mana kita dapat memperoleh kemenangan.
Tetapi janganlah kita merasa kecil hati dan putus asa
oleh karena kita belum berhasil untuk menjalin satu hubungan yang hidup secara
pribadi dengan KRISTUS. Di dalam buku Tulisan Pertama terdapat satu pasal yang
membahas DOA dan IMAN. (Halaman 72 dalam bahasa Inggris). Kita mungkin merasa
heran bahwa IMAN bukan dinyatakan pada waktu kita merasa terangkat karena
disertai ROH. IMAN tidak didapati pada waktu kita merasa senang karena segala
sesuatu berjalan menurut harapan kita.
“Saat
di mana kita perlu menggunakan iman adalah pada waktu kita merasa ditinggalkan
oleh ROH. Pada waktu awan gelap sepertinya menudungi pikiran kita, itulah
saatnya untuk membiarkan iman menembusi kegelapan dan menyebarkan awan-awan. Iman yang sejati berpegang kepada
janji-janji yang terdapat di dalam firman Allah”.
Ini berarti bahwa apabila kita belum berhasil untuk menjalin
satu hubungan pribadi dengan Kristus, kita tidak boleh putus asa. Kita justru
harus datang kepada firmanNya dengan percaya.
- Kesetiaan
Juru-juru Kabar Allah Merupakan Lambang Kesetiaan Yang Diharapkan Dari
Kita
Yehezkiel, Yeremia, dan Daniel merupakan nabi-nabi Allah
yang hidup bersamaan pada masa yang terkritis dalam sejarah bangsa Israel.
Yehezkiel yang terbawa sebagai tawanan ke negeri Babel bertindak sebagai nabi
bagi bangsa Yehuda yang tertawan. Yeremia yang tinggal di Yerusalem bertindak
sebagai nabi Allah bagi mereka yang tertinggal di Yudea. Daniel bertindak
sebagai nabi Allah di istana raja. Tiga juru kabar yang setia yang diberi beban
untuk menyampaikan firman Allah kepada umatNya!
Tugas mereka bukan merupakan tugas yang ringan. Mereka
harus menghadapi amarah dari pemimpin-pemimpin bangsa mereka sendiri. Mereka
harus menghadapi amarah raja dan rencana-rencana kejam dari musuh-musuh bangsa
mereka. Di bawah segala macam ancaman dan tekanan, mereka harus berdiri setia
kepada firman Allah.
Dalam pelajaran yang lalu kita telah melihat bagaimana
Yeremia dengan tulus hatinya telah mengamarkan penduduk Yehuda bahwa Tuhan akan
membuat rumah sembahyang mereka seperti di Silo apabila mereka tidak
mengindahkan perkataan hamba-hamba Allah, para nabi. Kemudian Yeremia
meramalkan terkepungnya kota Yerusalem dan akan dibakarnya kota itu oleh raja
Babel apabila Zedekia, raja Yehuda, tidak mau menyerah kepada Nebukadnezar.
Yeremia tidak menahan kebenaran walaupun kebenaran itu harus menentang umatnya
yang ia cinta dan meramalkan keruntuhan bagi kota dan tempat sembahyangnya
sendiri.
Pada akhir zaman ini, kita diberkati dengan seorang juru
kabar yang mempunyai kesetiaan dan ketulusan seperti Yeremia. Kita pernah
diberi amaran bahwa beberapa gedung lembaga kita akan musnah dibakar apabila
kita tidak mau memperdulikan firman TUHAN! Kebakaran telah terjadi. Dengan
jalan itu, Tuhan telah membuktikan bahwa Ia akan amat mengasihi umatNya apabila
mereka mematuhi firmanNya, tetapi Ia dapat juga menghancurkan gedung-gedung yang
kita sebut sebagai milikNya apabila kita tidak menghiraukan firmanNya!
Ramalan Yeremia, walaupun tidak disukai bangsanya,
benar-benar digenapi.
“Zedekia
memberontak terhadap raja Babel. Maka pada tahun kesembilan dari
pemerintahannya, dalam bulan yang kesepuluh, pada tanggal sepuluh bulan itu,
datanglah Nebukadnezar, raja Babel, dengan segala tentaranya menyerang
Yerusalem. Ia berkemah mengepungnya dan mendirikan tembok pengepungan
sekelilingnya.”—2 Raja2
24:20-25:1.
Zedekia tidak mau mematuhi firman TUHAN yang telah
menasihatinya supaya menyerah kepada Nebukadnezar. Zedekia mengandalkan bantuan
dari raja Mesir, oleh sebab itu ia berani memberontak terhadap raja Babel.
Disebabkan oleh pemberontakannya, Nebukadnezar menyerang Yerusalem dan
mengepung kota itu. Raja Mesir dengan pasukannya datang dari sebelah selatan
untuk memberi bantuan kepada Yehuda. Melihat datangnya tentara Mesir dari
selatan, Nebukadnezar membubarkan kepungannya terhadap Yerusalem dan menuju ke
selatan untuk menghadapi tentara Mesir. Melihat tentara Babel yang meninggalkan
Yerusalem, Raja Zedekia berbesar hati dan meminta kepada Yeremia untuk berdoa
kepada Tuhan bagi diselamatkannya bangsa Yahudi. Tetapi Yeremia menjawab:
“Beginilah
firman TUHAN: Janganlah kamu membohongi dirimu sendiri dengan mengatakan:
Orang-orang Kasdim itu telah pergi untuk selamanya dari pada kita! Padahal
mereka tidak pergi untuk selamanya! Dan seandainya kamu
memukul kalah segenap tentara orang Kasdim yang telah memerangi kamu itu,
sehingga di antara mereka hanya tinggal orang-orang yang luka parah,
masing-masing di kemahnya mereka akan bangun dan menghanguskan kota ini dengan
api.”—Yer. 37:9-10.
Ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil dari
pengalaman bangsa Israel untuk kita terapkan pada diri kita sendiri sebagai
satu sidang. Ada banyak di antara kita yang tidak mau mendengarkan nubuatan
yang datang dari Allah. Banyak di antara kita berkata bahwa ada negara-negara
yang menjamin kebebasan beragama di dalam wilayah pemerintahannya. Tidak
mungkin ada penganiayaan atau tekanan sehubungan dengan hari Minggu sebagai
hukum negara di dalam wilayah pemerintahan negara-negara tersebut! Banyak
negara di Asia tidak mementingkan hari Minggu!
TUHAN bukanlah TUHAN seandainya hanya dapat menubuatkan
yang masuk dalam akal manusia! TUHAN justru membuktikan diriNya sebagai TUHAN
karena meramalkan sesuatu yang tidak terpikirkan kemungkinannya oleh otak
manusia!
Walaupun sebagian di antara kita tidak merasa bahwa kita
sudah bersikap seperti Raja Zedekia dalam hal kita tidak mau mempercayai apa
yang dinubuatkan hamba Allah dan bertindak melawan apa yang telah dinubuatkan
oleh karena mengharapkan bantuan dari “negara yang bersahabat,” kita telah
berbuat yang sama. Dengan mempunyai harapan bahwa kita akan bebas dari penganiayaan
atas dasar kebebasan beragama yang berlaku dalam negara tertentu, kita
sebenarnya sudah mengandalkan “bantuan” dari negara tersebut! Apa yang telah
terjadi kepada Zedekia dikarenakan tidak mau mempercayai apa yang dikatakan
Yeremia dan memilih untuk lebih bergantung kepada bantuan manusia? Zedekia
akhirnya mati.
Firman Tuhan telah berkata bahwa pada akhir zaman raja
Babel yang melambangkan gereja Roma, akan mengepung gereja Tuhan—Yerusalem.
Walaupun Nebukadnezar untuk sementara waktu mengangkat kepungannya terhadap
Yerusalem karena hendak menyelesaikan tentara Mesir yang datang yang hendak
membantu Yehuda, firman TUHAN tidak gagal. Nebukadnezar kembali lagi dan
menyelesaikan pekerjaannya membakar kota Yerusalem! Pada saat sekarang ini
belum sepenuhnya nampak bahwa gereja Roma akan berhasil untuk menyatukan dunia
dan memaksakan hari Minggu. Tetapi belum berhasil tidak berarti bahwa ia tidak
akan berhasil. Sekarang masih ada beberapa persoalan yang harus diatasi
terlebih dahulu. Ia masih mengkesampingkan Yerusalem, karena ia masih harus
menghadapi tentara Mesir. Tetapi begitu kerajaan Mesir hancur (atheisme
lenyap), ia akan datang untuk mengepung kota Yerusalem (gereja TUHAN)! Nubuatan
ini pasti!
Jangan kita membohongi diri kita! Yeremia berkata bahwa
walaupun tentara Babel mungkin kalah perang dan hanya tinggal orang-orang yang
luka saja, mereka akan datang dan menghanguskan Yerusalem dengan api. Begitu
tegasnya pernyataan firman Allah! Yang tidak mungkin terjadi menurut pikiran
kita, akan terjadi dengan kuasa dan kehendak Allah. Jangan kita coba-coba untuk
melunakkan sabda Allah atau memberi arti yang tidak dimaksudkan oleh sabda itu
karena pikiran kita yang terbatas tidak dapat menjangkau apa yang difirmankan
oleh Tuhan. Adalah lebih baik bagi kita untuk melepas alas kaki kita dengan
segala kerendahan hati di saat kita mendengar suaraNya di dalam belukar yang
menyala!
Tuhan telah berfirman bahwa gereja Roma akan kembali ke
puncak kejayaannya dengan bantuan Amerika Serikat (Wahyu 13). Kalaupun Amerika
Serikat nampaknya kalah dalam perlombaan kekuasaan dalam dunia ini, dan tentara
mereka hanya tersisa yang luka parah saja, mereka tetap akan menggenapi firman
Allah dan akan mengangkat gereja Roma ke puncak kekuasaannya!!!
Saudara-saudara, kita tidak perlu dukungan dari dunia politik untuk membuktikan
kebenaran firman Allah! Firman Allah didukung oleh ROH KEBENARAN dan tidak
memerlukan dukungan yang lain setiap saat. Akhirnya, dunia politik akan
bermain sendiri untuk menyesuaikan keadaan dengan firman TUHAN! Benih PEREMPUAN,
Yesus Kristus, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi, telah
menyatakan semua demi umatNya yang sangat Ia kasihi! Ya, karena umatNya,
Israel, Ia telah menyatakan semua agar apa yang dinubuatkan pada mula pertama
di hadapan ular tua si Iblis dan wanita Hawa di EDEN; dan apa yang dinubuatkan
kepada Ibrahim tatkala dia dipanggil keluar dari Babel; dan yang dinubuatkan
kepada Israel pada saat mereka ditawan di negeri Babel; dan yang dinubuatkan
kepada kita yang akan menggenapi boyongan keluar dari Babel tahap terakhir,
boleh terjadi!
James
White, pelopor kita yang setia
dalam IMAN sampai wafatnya, telah berdiri membela nubuatan Allah pada saat
segala sesuatu nampaknya berlawanan dengan apa yang diajarkan oleh nubuatan.
Pada tahun 1870, Paus kehilangan kuasa politiknya karena tentara Itali telah
menduduki wilayah yang pada saat itu masih berada di bawah kekuasaannya.
Sebagai akibat pendudukan itu, Paus telah menyatakan dirinya sebagai tawanan di
Vatikan, dan Paus tidak muncul lagi selama 59 tahun. Pada tahun 1877, pada saat
kepausan tidak ada dan pada saat banyak di antara pemimpin-pemimpin kita
merubah pendapat mereka dari kepausan ke Turki dengan alasan bahwa kepausan
tidak mungkin lagi dapat menggenapi nubuatan, James White dengan IMAN yang tak
terbelokkan, walaupun harus menentang arus yang sangat populer yang didukung
oleh mayoritas, berpegang kepada KEBENARAN FIRMAN ALLAH dan menyatakan bahwa
kepausan merupakan kuasa yang terakhir yang akan dibinasakan oleh Allah untuk
menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali.
Adakah IMAN seperti imannya di antara kita sekarang?
Semoga ROH SUCI meniupkan nafasnya ke dalam umatNya agar jangan satu, jangan
dua, melainkan semua boleh memiliki IMAN seperti pelopor kita. (Yehezkiel
37:1-10).
- Nasib
Berat Yang Harus Dialami Juru-juru Kabar Allah Karena Kesetiaan Mereka
“Ketika
tentara orang Kasdim itu telah angkat kaki dari Yerusalem oleh karena takut
kepada tentara Firaun, maka keluarlah Yeremia dari
Yerusalem untuk pergi ke daerah Benyamin dengan maksud mengurus di sana
pembagian warisan di antara kaum keluarga. Tetapi ketika ia
sampai ke pintu gerbang Benyamin, maka di sana ada seorang kepala jaga yang
bernama Yeria bin Selemya bin Hananya; ia menangkap nabi Yeremia sambil
berteriak: ‘Engkau mau menyeberang kepada orang Kasdim!’
Dan sekalipun Yeremia menjawab: ‘Itu bohong, aku tidak hendak menyeberang
kepada orang Kasdim!’, tetapi Yeria tidak mendengarkan, lalu ia menangkap
Yeremia dan membawanya menghadap para pemuka. Para pemuka
ini menjadi marah kepada Yeremia; mereka memukul dia dan memasukkannya ke dalam
rumah tahanan, rumah panitera Yonatan itu; adapun rumah itu telah dibuat mereka
menjadi penjara. Demikianlah halnya Yeremia masuk ke dalam
ruang cadangan air di bawah tanah itu. Dan lama Yeremia tinggal di sana.”—Yer. 37:11-16.
Pengalaman Yeremia ini perlu kita teliti dengan baik.
Yeremia adalah seorang nabi yang sangat patuh kepada TUHAN. Pada saat negeri
Israel telah diserahkan kepada bangsa Babel, Yeremia diperintahkan oleh Tuhan
untuk membeli sebidang tanah. Yeremia tidak mengerti maksud Allah, tetapi ia
mematuhi perintah itu. Yeremia berada di dalam penjara; tentara raja Babel sedang mengepung
Yerusalem; TUHAN sendiri telah menyatakan bahwa kota itu akan dibakar hangus,
mengapa TUHAN menyuruhnya membeli sebidang tanah di daerah Benyamin?
Dalam keterbatasan pandangannya yang membuatnya tidak
dapat menjangkau maksud-maksud Allah, Yeremia berbicara dengan TUHAN dan
menelusuri kembali keajaiban pimpinan TUHAN tatkala Ia membawa bangsaNya keluar
dari Mesir dan memberikan kepada mereka satu negeri untuk menjadi milik pusaka
mereka. Karena kedurhakaan bangsanya, negeri itu telah diserahkan kepada bangsa
yang lain dan semuanya telah menjadi satu kenyataan. Maka bertanyalah Yeremia
kepada TUHAN:
“Namun
Engkau, ya Tuhan ALLAH, telah berfirman kepadaku: Belilah ladang itu dengan
perak dan panggillah saksi-saksi! --padahal kota itu telah diserahkan ke dalam
tangan orang-orang Kasdim.”—Yer. 32:25.
Apabila kita membaca seluruh pasal 32, kita akan melihat
bahwa walaupun TUHAN meramalkan satu malapetaka bagi bangsaNya dan negeri
mereka, ramalan itu bukan finalnya. TUHAN masih berpegang kepada janjiNya
dengan Abraham. UmatNya akan dikembalikan ke negeri mereka dan mereka akan
menjualbelikan tanah lagi.
“Sebab beginilah
firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Rumah, ladang dan kebun anggur akan
dibeli pula di negeri ini!”—Yer. 32:15.
Untuk mewujudkan IMAN dengan PERBUATAN, maka Yeremia
telah diperintahkan untuk membeli sebidang tanah di daerah Benyamin. Seorang juru
kabar diharapkan untuk mempercayai firman ALLAH bukan saja pada saat firman itu
sudah menjadi nyata kebenarannya, tetapi juga jauh sebelum kebenaran firman itu
terbukti. Seorang juru kabar diminta untuk berjalan dengan TUHAN melalui IMAN.
Ia harus dapat melihat perkara-perkara yang belum terlihat dengan mata IMANnya!
Ia harus berani mengarahkan pekerjaan, usaha, dan perbuatan-perbuatannya sesuai
dengan apa yang ia percayai! Kadang-kadang ia harus bekerja hanya dengan TUHAN
saja di tengah-tengah perlawanan dari orang-orang lain yang berada di
sekelilingnya.
Karena penurutannya kepada firman ALLAH, dan perbuatannya
yang memperlihatkan IMANnya kepada firman ALLAH itu, Yeremia ditangkap sebab
hendak melihat tanahnya yang telah ia beli di daerah Benyamin. Yeremia diincar
oleh keturunan Hananya, nabi palsu yang telah menubuatkan bahwa Yehuda tidak
akan diperhamba selama tujuh puluh tahun, melainkan hanya dua tahun saja. Iri
hati, dendam dan rasa benci merupakan racun yang dapat membutakan seseorang
untuk melihat fakta, kebenaran, dan kenyataan. Unsur-unsur yang berbahaya itu
mematikan kasih dan menghalang-halangi seseorang untuk mempercayai firman
TUHAN. Yeremia, yang melakukan segala yang diperintahkan TUHAN, yang
memperlihatkan kesetiaan kepada setiap perkataan yang dikeluarkan ALLAH, telah
dituduh membantu dan bersekutu dengan musuh! Yeremia dianggap melawan induk
semangnya, yaitu kehendak bangsanya. Yeremia dilempar ke dalam penjara di bawah
tanah. Tertutup, terkunci, dan terpencil dari orang lain teteapi tidak terpisah
dari TUHAN!
- Kesetiaan
Yeremia Yang Tak Terpadamkan
a.
Kesetiaannya Di Bawah Empat Mata
“Pada
suatu kali raja Zedekia menyuruh orang mengambil dia. Lalu dengan diam-diam
bertanyalah raja di istananya kepadanya: ‘Adakah datang firman dari TUHAN?’
Jawab Yeremia: ‘Ada!’ Lagi katanya: ‘Bunyinya: Engkau akan diserahkan ke dalam
tangan raja Babel!’—Yer. 37:17.
Telah kita pelajari bahwa apa yang terjadi kepada
juru-juru kabar ALLAH dan bangsanya pada zaman dahulu kala secara garis
besarnya merupakan ‘bayangan’ tentang apa yang bakal terjadi pada akhir zaman.
Kita diharapkan mempunyai kesetiaan seperti yang dimiliki Yeremia. Sudahkah
terlihat kesetiaan itudi dalam hidup kita? Belum! Jauh belum! Walaupun begitu
kesetiaan Yeremia harus kita letakkan di depan pandangan kita, supaya kita tahu
apa yang seharusnya kita mohonkan dan doakan ke hadapan hadirat Kristus.
Yeremia dibawa ke istana raja. Di bawah empat mata raja
bertanya kepada Yeremia apakah ada firman dari TUHAN. Raja gelisah hatinya! Ia
telah melawan firman ALLAH dan telah membawa umatnya untuk bersama-sama dengan
dia memberontak terhadap firman TUHAN. Sekarang raja menjadi takut. Secara
diam-diam ia bertanya kepada Yeremia apakah mungkin ada firman dari TUHAN yang
masih memberi kepadanya satu kemungkinan untuk terlepas dari malapetaka.
Zedekia tidak berani untuk berdiri di atas kebenaran untuk menentang kehendak
rakyatnya, ia masih mengharapkan adanya kemungkinan bagi KEBENARAN ALLAH untuk
menyesuaikan diri dengan kehendak orang banyak. Bukankah seringkali kita
bertindak seperti Raja Zedekia dan bani Israel? Kalau kita sudah berjalan jauh
melawan kehendak TUHAN, kita tidak memohon agar kita diberi anugerahNya untuk
kembali kepadaNya, tetapi kita mengharapkan ALLAH mengubah pendirianNya agar
kita boleh selamat selagi melawan Dia! Memang kita belum dapat melawan Iblis
dan mengalahkan dia sekaligus. Kita sangat lemah. Kita tidak mempunyai daya
upaya untuk menghadapi kuasa kegelapan yang berada di udara di mana-mana. Untuk
itu kita membutuhkan ROH SUCI. Oleh sebab itu, kita harus mengambil langkah
pertama untuk mencari kebenaran firmanNya! firmanNya harus bertumbuh terlebih
dahulu di dalam hati kita. Itulah jalan yang telah digariskan TUHAN untuk
mencapai kemenangan. Cintailah firmanNya. Carilah kebenaranNya, maka segala
sesuatu akan ditambahkan kepada kita pada saatnya!
Untuk memberitakan firman TUHAN dengan tidak mengurangi
sepatah katapun bukan merupakan satu perkara yang mudah, apalagi kalau kita
harus berhadapan empat mata dengan seorang presiden, menteri, atau pembesar
negara yang lain. Pada saat tidak ada orang lain yang menyaksikan apa yang kita
katakan, adalah mudah bagi kita untuk melunakkan firman Tuhan supaya dapat
menyenangkan hati orang besar itu. Tanggung jawab seorang juru kabar Allah
adalah sangat besar. Oleh sebab itu, janganlah seorangpun di antara kita yang
cepat-cepat mempunyai anggapan bahwa dirinya adalah seorang juru kabar Allah.
Untuk menjadi seorang juru kabar yang setia, kita harus dilatih terlebih dahulu
dalam segala perkara iman dan kerendahan hati sehingga menjadi bersedia
dipimpin ROH SUCI ke mana Ia menghendaki kita pergi dan apa yang Ia kehendaki
untuk diucapkan. ROH SUCI harus mematahkan segenap rasa penting diri, besar
diri, pemanjaan perasaan, pemanjaan kesukaan dan sebagainya sebelum kita siap
untuk dijadikan juru kabarNya. Kita boleh membaca tulisan-tulisan Nyonya White
yang sangat banyak, dan kita akan diyakinkan bahwa kita harus dekat dengan
firman Allah sebelum kita akan dibuatNya bersedia untuk menerima kecurahan ROH
SUCI dan dijadikan juru-juru kabarNya pada akhir zaman.
Kristus memenangkan peperanganNya melawan Iblis dengan
FIRMANNYA. SenjataNya adalah KALAM yang tertulis. Oleh sebab itu, semua
pengikutNya harus tahu bahwa senjata mereka juga adalah FIRMANNYA! ROH SUCI berada
di dalam KALAM karena Ia telah mengilhamkan KALAM itu. Untuk mengenal DIA, kita
harus berpaling kepada KALAM ilhamNya tersebut! Adalah seperti 1+1=2. Tidak ada
jalan lain bagi kita untuk memperoleh kemenangan melawan Iblis!
b.
Kesetiaannya Di Hadapan Orang Banyak
Yeremia setia di bawah empat mata. Kepada Raja Zedekia ia
telah berkata sesuai firman TUHAN bahwa raja “akan diserahkan ke dalam tangan
raja Babel!” Tetapi Yeremia tidak luput untuk membujuk Raja Zedekia supaya
bertobat dan mematuhi firman TUHAN agar ia dapat terselamatkan.
“Tetapi
Sefaca..., Gedalya..., Yukhal... dan Pasyhur ... mendengar perkataan yang tidak henti-henti
diucapkan oleh Yeremia kepada segenap orang banyak itu: ‘Beginilah
firman TUHAN: Siapa yang tinggal di kota ini akan mati karena pedang, karena
kelaparan dan karena penyakit sampar; tetapi siapa yang keluar dari sini
mendapatkan orang Kasdim, ia akan tetap hidup; ...Kota ini
akan pasti diserahkan ke dalam tangan tentara raja Babel yang akan merebutnya.’
Maka berkatalah para pemuka itu kepada raja: ‘Baiklah orang
ini dihukum mati! Sebab sebenarnya dengan mengatakan hal-hal seperti itu maka
ia melemahkan semangat prajurit-prajurit yang masih tinggal di kota ini dan
semangat segenap rakyat. Sungguh, orang ini tidak mengusahakan kesejahteraan
untuk bangsa ini, melainkan kemalangan.’ Raja Zedekia
menjawab: ‘Baiklah, ia ada dalam kuasamu! Sebab raja tidak dapat berbuat
apa-apa menentang kamu!’ Maka mereka mengambil Yeremia dan
memasukkannya ke dalam perigi … mereka menurunkan Yeremia dengan tali. Di
perigi itu tidak ada air, hanya lumpur, lalu terperosoklah Yeremia ke dalam
lumpur itu.”—Yer. 38:1-6.
Suara-suara seperti yang dikumandangkan oleh para pemuka
bani Yehuda sering juga terdengar di antara kita. Apabila nubuatan diajarkan
banyak yang mengemukakan keberatan bahwa nubuatan-nubuatan akhir zaman itu
menakut-nakuti dan melemahkan semangat, dan orang-orang yang mengajar nubuatan
tidak mengusahakan kesejahteraan umat Allah. Nada nubuatan terlalu serius dan
tidak mendatangkan rasa gembira di antara umat TUHAN.
GEMBIRA dan BAHAGIA: di mana terletak perbedaannya di
antara dua hal itu? Yeremia pasti tidak merasa GEMBIRA, tetapi Yeremia
BERBAHAGIA. Kristus tidak GEMBIRA tapi Kristus BERBAHAGIA. Orang yang
mempelajari nubuatan dan berdoa dengan sungguh-sungguh agar dapat mempersiapkan
diri dan membantu mempersiapkan orang lain menghadapi perkara-perkara yang
telah dinubuatkan, tidak akan merasa RIANG GEMBIRA, tetapi mereka akan merasa
BERBAHAGIA. Marilah kita membaca Matius pasal 5 untuk mengenali orang-orang
yang dikatakan BERBAHAGIA oleh Kristus! Berbahagialah orang yang lapar dan haus
akan kebenaran karena merekalah yang akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang
dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang akan memiliki kerajaan
surga. Mengapa berbahagia walaupun harus menghadapi aniaya yang menakutkan?
Karena ketenangan jiwa sebagai akibat persekutuan dengan Kristus melalui
SabdaNya!
Kristus tahu apa yang akan mendatangkan kebahagiaan yang
sejati. Ia tidak memberi kebahagiaan seperti yang dijanjikan dunia. Jenis
kebahagiaanNya adalah lain. Janganlah kita takut mempelajari firman Allah.
Janganlah kita takut menyelidiki nubuatan. Yesus tahu apa yang dibutuhkan
umatNya. Itulah sebabnya Ia telah memberikan nubuatanNya kepada kita.
“Berbahagialah
ia yang membacakan dan mereka yang mendengarkan kata-kata nubuat ini, dan yang
menuruti apa yang ada tertulis di dalamnya, sebab waktunya sudah dekat.”—Wah. 1:3.
Apakah yang membacakan kata-kata nubuat tidak
mengusahakan kesejahteraan umat Allah? Anggapan seperti itu tidak benar!
Janganlah kita mau dibujuk Iblis! Ia tahu bahwa apabila umat Allah menyelidiki
dan menghidupkan nubuatan, kuasanya akan dipatahkan! UmatNya pada akhirnya akan
terlepas dari perhambaannya. Mereka akan keluar dari Babel!
Oleh karena kesetiaannya dalam memberitakan firman TUHAN,
Yeremia dimasukkan ke dalam perigi oleh pemuka-pemuka bangsanya. Ia diturunkan
dengan tali sehingga Yeremia terperosok di dalam lumpur. Bagaimana bangsa
pilihan Allah dapat memperlakukan hamba TUHAN yang hanya ‘bersalah’ karena
kesetiaannya kepada firman TUHAN dengan kebengisan seperti itu, adalah satu hal
yang sukar untuk dicerna. Tetapi begitulah kenyataannya dan hamba TUHAN, Nyonya
White, juga menulis bahwa pada akhir zaman adalah umat pilihanNya sendiri
yang akan menjadi penentang-penentang firman TUHAN yang paling keras.
“Selalu
ada satu kelas yang mengaku kesalehan yang gantinya ikut terus untuk mengenal
kebenaran, telah membuat praktek untuk mencari kelemahan-kelemahan tabiat atau
kesalahan-kesalahan pelajaran (iman) dari orang-orang dengan siapa mereka tidak
sepaham. Orang-orang itu merupakan pembantu-pembantu tangan kanan Setan.
Orang-orang yang mendakwa saudara-saudara mereka tidak sedikit jumlahnya; dan
mereka selalu giat bilamana Allah bekerja, dan hamba-hambaNya memberi
penghormatan kepadaNya dengan sungguh-sungguh. Mereka akan membubuhi satu corak
yang tidak benar kepada kata-kata dan perilaku orang-orang yang mengasihi dan
menurut kebenaran. Mereka akan menggambarkan hamba-hamba Kristus yang sungguh-sungguh,
penuh pengabdian dan penyangkalan diri sebagai tersesat atau menyesatkan.
Adalah pekerjaan mereka untuk salah menggambarkan maksud-maksud dari perbuatan
yang tulus dan mulia, untuk menyebarkan sindiran-sindiran secara tak langsung
dan membangkitkan curiga di dalam pikiran orang-orang yang belum berpengalaman.
Dengan cara apa saja yang dapat dipikirkan, mereka akan berusaha untuk membuat
yang murni dan benar supaya dianggap curang dan menyesatkan.”—GC 519.
Sungguh beratlah apa yang harus dipikul oleh Yeremia.
Tetapi Kristus menjaga hambaNya yang setia kepadaNya. Yeremia ditolong dan
dikeluarkan dari dalam perigi (Baca Yer. 38:7-13). Pada pembicaraannya yang
terakhir dengan Raja Zedekia sewaktu raja menyuruh orang untuk membawa Yeremia
di rumah TUHAN, berkatalah Yeremia kepada raja:
“Beginilah
firman TUHAN, Allah semesta alam, Allah Israel: Jika engkau keluar menyerahkan
diri kepada para perwira raja Babel, maka nyawamu akan terpelihara, dan kota
ini tidak akan dihanguskan dengan api; engkau dengan keluargamu akan hidup. Tetapi jika engkau tidak menyerahkan diri kepada para perwira
raja Babel, maka kota ini akan diserahkan ke dalam tangan orang-orang Kasdim
yang akan menghanguskannya dengan api; dan engkau sendiri tidak akan luput dari
tangan mereka.”—Yer. 38:17-18.
Yeremia sangat mengasihi rajanya dan bangsanya. Ia
membujuk mereka dengan segenap perasaannya dan kemampuannya agar mereka dapat
memilih jalan yang benar dan diselamatkan oleh TUHAN. Tetapi kasih bagi
bangsanya tidak membuatnya tidak setia kepada firman Allah. Bagi Yeremia firman
TUHAN dan kebenaran yang terdapat di dalamnya adalah yang utama! Yeremia
berdiri tegap meninggikan SABDA TUHAN, walaupun ia harus dibuang ke dalam
perigi yang gelap sekalipun!
Cerita Yeremia dalam memimpin bangsanya sebagai juru
kabar Allah merupakan bayangan yang akan digenapkan oleh umat Allah yang harus
memanggil orang-orang keluar dari Babel pada akhir zaman. Bukan saja cerita
Yeremia, tetapi juga cerita Yehezkiel dan Daniel, karena mereka adalah
nabi-nabi sezaman dan Yeremia dalam memimpin umat Allah keluar dari Babel. Ada
satu persiapan besar yang harus dikerjakan dengan sungguh-sungguh pada saat
sekarang ini. Kita tidak boleh lengah! Kita harus berjaga-jaga! Kita harus
membangun rumah-rumah Allah dan sekolah-sekolah, bukan untuk mencari prestasi
bagi diri kita sendiri, tetapi untuk menggenapi nubuatan, untuk mendidik tua
dan muda di dalam kebenaran firman TUHAN, agar sebanyaknya boleh diselamatkan!
Disadur ulang dari seri pelajaran Alkitab
& Roh Nubuat oleh Gito Siswoyo Kadarman (Sie Tiong Gie) alm. – Arief
Margono, Sabat, 17 April 1982
(Monik Amelia, Oktober 2007 – Florida, USA)
dipublish di blog oleh klavierlenk 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar