12. Siapapun yang
hidup terpisah dari Allah, hidup di dalam dosa.
Jika masalah dosa yang sebenarnya terletak dalam ruang lingkup hubungan, daripada tingkah laku, maka siapapun yang hidup terpisah dari Allah, hidup di dalam dosa. Bahkan, “perbuatan baik” sekalipun yang dilakukan terpisah dari sebuah hubungan dengan Allah adalah dosa. “Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa.” Roma 14:23. Dan ketika Yesus meng-gambarkan pekerjaan Roh Kudus kepada orang berdosa, Dia berkata, “Akan dosa, karena mereka tetap tidak percaya kepada-Ku.” Yohanes 16:9. Saat kita bergumul dengan kebenaran ini, marilah kita memikirkan tentang halaman rumput sang janda.
Seandainya seorang janda hidup di seberang jalan depan rumahku, dan setiap hari Minggu siang saya memangkas halaman rumputnya. Apakah itu perbuatan baik atau perbuatan buruk? Itu mungkin perbuatan baik sejauh yang dilihat tetanggaku. Tetapi bagaimana dengan hatiku sendiri? Tesis ini akan tetap mengatakan bahwa bahkan memangkas halaman rumput seorang jandapun akan menjadi dosa jika saya hidup terpisah dari Allah.
Seorang Atheis bisa saja memutuskan untuk memangkas rumput tetangganya. Apakah hal itu akan membuatnya menjadi seorang Kristen? Seorang yang sekedar menjadi anggota gereja, yang tidak akan berpikir untuk melakukan perbuatan yang salah, tetapi dia juga tidak memiliki waktu pribadi untuk berdoa, belajar firman TUHAN dan berhubungan erat dengan TUHAN setiap hari, bisa saja memangkas rumput sang janda itu. Tetapi jika tindakan itu dilakukan terpisah dari sebuah hubungan yang vital dengan Allah, hati adalah jahat, dan berarti tindakan itu menjadi dosa untuknya juga.
Contohnya, saya bisa saja memangkas halaman rumput sang janda karena saya ingin tetangga saya melihat bahwa saya adalah orang yang baik. Saya bisa saja memangkas rumput sang janda karena saya sedang berusaha menebus dosa-dosa saya di masa lalu. Saya bisa saja memangkas halaman rumput sang janda karena saya mendengar bahwa dia memiliki harta yang banyak, dan saya berharap dia akan mengingat saya saat menuliskan
Adalah mungkin bagi penampilan luar yang menyenangkan untuk menyelubungi dosa yang paling buruk. Selama berabad-abad, alam semesta telah ditakjubkan karena sering kali orang yang paling lemah dan bimbang berada paling dekat dengan Allah, sementara orang yang paling kuat dan berkelakuan terbaik menolak Dia sepenuhnya.Di antara murid-murid, seorang yang kelihatannya paling banyak dipilih untuk sukses berbalik menjadi seorang yang mengkhianati Yesus. Para pemimpin agama pada zaman-Nya menolak Dia dan menyalibkan-Nya, sementara rakyat jelata, wanita tuna susila, dan para pencuri menjadi pengikut setia-Nya. “Penggoda itu seringkali paling sukses bekerja melalui orang-orang yang paling tidak dicurigai berada di bawah kendalinya….
Banyak orang
yang berpendidikan dan berkelakuan baik, yang tidak akan mau tunduk kepada apa
yang biasanya disebut tindakan tidak bermoral, adalah alat yang berkilauan di
tangan Setan.”—The
Great Controversy, hlm. 509. Dan Steps
to Christ, hlm. 58, mengatakan kepada kita, “Cinta akan pengaruh dan hasrat untuk mendapatkan penghargaan dari orang
lain bisa menghasilkan sebuah hidup
yang teratur dan tertib. Kehormatan diri bisa menuntun kita menghindari
penampilan yang jahat. Hati yang
mementingkan diri dapat mempertunjukkan tindakan yang berkemurahan.”
Jika hati penuh dosa, sebuah hidup yang baik dan tertib pun dapat menjadi penipuan yang lebih besar. Mana yang lebih berbahaya: sebuah botol berwarna coklat tua di tempat sampah, dengan tengkorak dan tulang bersilang digambar pada botol tersebut, dan di dalamnya terdapat racun? Atau sebuah botol di dalam lemari es dan diberi merek “7 Up” dengan racun di dalamnya?
Apakah engkau hidup dalam dosa hari ini? Hanya sedikit
perbedaannya apakah engkau orang yang lemah dan bimbang atau apakah engkau
seorang Farisi di antara para Farisi, seperti Paulus sebelum dia bertemu Yesus
di jalan menuju Damaskus. Cara untuk bebas dari dosa —apakah dosa itu
ditunjukkan dalam perbuatan “baik” atau perbuatan “buruk”—adalah datang kepada
Yesus untuk keselamatan, dan tetap datang kepada-Nya. Hanya Yesus yang dapat
membawa kita dari dosa kepada kebenaran.
Tesis 3 : Mencari Yesus
tesis 4 : Kekristenan dan Keselamatan tidak didasarkan pada apa yang engkau lakukan, tetapi pada siapa yang engkau kenal.
Tesis 5 : Berbuat benar dengan cara tidak berbuat salah sama dengan tidak berbuat benar.
Tesis 6 : Kebenaran akan membuatmu bermoral, tetapi moralitas tidak akan membuatmu benar.
7. Perbuatan-perbuatan baik kita tidak ada hubungannya dengan alasan agar kita diselamatkan. Perbuatan-perbuatan jahat kita tidak ada hubungan-nya dengan alasan agar kita dibinasakan.
8. Setiap orang dilahirkan penuh dosa
tesis 4 : Kekristenan dan Keselamatan tidak didasarkan pada apa yang engkau lakukan, tetapi pada siapa yang engkau kenal.
Tesis 5 : Berbuat benar dengan cara tidak berbuat salah sama dengan tidak berbuat benar.
Tesis 6 : Kebenaran akan membuatmu bermoral, tetapi moralitas tidak akan membuatmu benar.
7. Perbuatan-perbuatan baik kita tidak ada hubungannya dengan alasan agar kita diselamatkan. Perbuatan-perbuatan jahat kita tidak ada hubungan-nya dengan alasan agar kita dibinasakan.
8. Setiap orang dilahirkan penuh dosa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar