Kita telah mengetahui bahwa ajaran tentang Bait Suci bukan saja menjelaskan
pentingnya tahun 1844, me-lainkan juga memberi unsur pemersatu bagi banyak
kebenaran teologis, seperti Kedatangan Kedua, peng-hakiman, pentingnya Sepuluh
Hukum, peran sentral Yesus Kristus sebagai wakil dan pengantara manusia, dan
kemendesakan waktu dalam penyelesaian perin-tah Injil.
Ellen White mencatat bahwa ajaran tentang Bait Suci yang semakin meningkat
“membuka kepada pan-dangan kepada sebuah sistem kebenaran yang lengkap,
berhubungan dan selaras, yang menunjuk-kan bahwa tangan Tuhan telah menuntun pergerak-an advent yang besar
dan menyatakan kewajiban masa kini tentang kedudukan dan pekerjaan umat-Nya.”—The Great Controversy, hlm. 423.
Sebagaimana yang dilihat oleh pergerakan Advent berpuluh tahun yang lalu,
dan akhirnya masuk kepada abad kedua dari keberadaannya, ajaran tentang Bait Suci
menolong menjelaskan mengapa waktunya di-tunda terus, telah jauh lewat hari
ketika seharusnya Yesus telah kembali ke bumi. Tanpa penjelasan ini,
sungguh-sungguh akan sulit bagi kita untuk meng-hadapi dunia, sebagaimana
anak-anak kita sendiri, tahun demi tahun, sementara mengabarkan bahwa
kedatangan Yesus sudah amat dekat. Tanpa ajaran tentang Bait Suci , “amat
dekat” akan kehilangan arti pentingnya setelah lebih dari satu setengah abad.
Setelah kekecewaan pada tanggal 22 Oktober 1844, orang-orang Advent
mula-mula menjelaskan hakekat peristiwa yang telah terjadi, yang menjelaskan
Keke-cewaan tersebut. Mereka mengetahui bahwa gantinya datang ke bumi untuk
menyucikannya dalam pengha-kiman, Yesus telah memulai fase terakhir dari peran
Imam BesarNya di dalam Bait Suci surga. Mereka te-tap percaya bahwa akhir dari
segala sesuatu sudah dekat. Dengan berlalunya waktu, perhatian utama mereka,
sebagaimana yang mereka pahami, adalah untuk memperingatkan orang-orang akan
saat peng-hakiman dan bahwa Yesus akan segera datang.
Namun Tuhan masih memiliki sesuatu yang harus di-ajarkan kepada umatNya,
dan melalui mereka, kepa-da semua orang yang jujur mencari kebenaran di ma-na-mana.
Apa yang telah berusaha diajarkanNya ha-nya ditangkap dengan lambat oleh
umatNya. Ini bu-kanlah karena ajaran itu sulit, melainkan karena ini adalah
ajaran yang paling ditakuti dan dibenci oleh Setan, dan ajaran yang paling
mengganggu untuk da-pat diterima oleh orang-orang Kristen yang kebetulan.
Alasan mengapa Yesus tidak datang segera setelah 1844—pada zaman generasi
yang melihat tanda-tanda besar pada matahari, bulan dan bintang—ada-lah bahwa
“umatNya belum siap untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Masih diperlukan
pekerjaan persiapan yang harus diselesaikan bagi mereka. Terang harus diberikan,
yang menuntun pikiran mere-ka kepada Bait Suci Tuhan di surga; dan sementara
mereka dengan iman harus mengikuti Imam Besar mereka dalam pelayanan di sana,
kewajiban-kewa-jiban baru akan dinyatakan. Pekabaran peringatan dan petunjuk
yang lain harus diberikan kepada gereja.”—Ibid.,
hlm. 424, 425.
Apakah peringatan dan petunjuk yang harus diberikan ini, bukan terutama
bagi dunia, melainkan bagi gere-ja? Untuk menjawab pertanyaan
ini, Ellen White membukakan arti penting yang mendalam dari ajaran tentang Bait
Suci : “Mereka yang hidup di bumi ini ketika pengantaraan Kristus berakhir
di dalam Bait Suci di atas harus berdiri memandang Tuhan yang kudus tanpa
seorang pengantara. Pakaian mereka haruslah tanpa noda, tabiat mereka harus-lah
disucikan dari dosa oleh tetesan darah. Mela-lui
kasih karunia Tuhan dan usaha mereka yang rajin mereka harus menjadi pemenang
dalam pe-perangan melawan kejahatan. Sementara pengha-kiman pemeriksaan
berlangsung di surga, semen-tara dosa-dosa yang diakui oleh orang-orang per-caya
dibersihkan dari Bait Suci, haruslah ada suatu pekerjaan penyucian yang khusus,
yaitu menjauhkan dosa dari antara umat Tuhan di bumi. Pekerjaan ini lebih jelas
dinyatakan dalam peka-baran-pekabaran dalam Wahyu 14. “Ketika peker-jaan ini selesai, para
pengikut Kristus akan siap menyambut
kedatanganNya.”—Ibid., hlm. 425.
Ajaran tentang satu umat yang siap adalah sesuai dengan Alkitab,1
bukan sesuatu yang diusahakan oleh
orang-orang MAHK. Inilah ajaran yang tampak-nya paling dibenci oleh Setan,
karena ajaran ini mem-buka kebohongan-kebohongannya dan kekalahan-nya. Setan
suka mengejek Yesus sementara Ia berdiri dalam peran sebagai Imam Besar, yang
sedang beru-saha untuk mewakili para pengikutNya yang nama-namanya
dipertimbangkan dalam penghakiman pe-meriksaan. Dengan kegembiraan yang kejam
Setan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang-orang yang mengakui nama Kristus
namun bukan kuasaNya; dengan logika yang dapat dipahami, ia mengatakan bahwa
para pelanggar hukum Tuhan itu tidak “layak” bagi kehidupan yang kekal melebihi
dirinya, dan bah-wa Kristus benar-benar tidak adil jikalau Ia mengabai-kan
dosa-dosa mereka.2
Maka, orang Kristen yang menang menggiring Setan kepada kemarahan dan
keputusasaan (Wahyu 12: 17). Pria dan wanita ini membuktikan bahwa Tuhan tidak
menuntut terlalu banyak dari anak-anakNya keti-ka Ia menuntut ketaatan mereka;
mereka menyele-saikan sekali dan untuk selamanya pertentangan besar tentang
apakah Tuhan layak menerima kasih, penghormatan dan ketaatan dari ciptaanNya.
Karena alasan-alasan inilah “Setan mengusahakan rencana-rencana untuk
menyibukkan pikiran kita, se-hingga kita tidak memikirkan pekerjaan yang
seharus-nya kita terlibat di dalamnya. Si penipu ulung itu mem-benci
kebenaran-kebenaran besar yang menyatakan tentang pengorbanan pendamaian dan
pengantara yang penuh kuasa. Ia mengetahui bahwa segala se-suatunya bergantung pada
kemampuannya membe-lokkan pikiran dari Yesus dan kebenaranNya...
“Melalui kekurangan-kekurangan dalam tabiat, Setan bekerja untuk memperoleh
kontrol atas pikiran secara menyeluruh, dan ia mengetahui bahwa jika keku-rangan-kekurangan ini dipelihara, ia akan berha-sil. Maka ia
terus menerus berusaha untuk menipu para pengikut Kristus dengan penyesatan-penyesatan
yang mematikan sehingga tidak mungkin bagi manu-sia untuk menang.” Ibid., hlm. 488, 489.
Pekabaran tentang “peringatan dan petunjuk” ini (ibid., hlm. 425), yang akan membangunkan sepenuh-nya orang-orang
yang menunggu Yesus datang kem-bali dengan kemuliaan, telah disebut, pada
kesempat-an lain, sebagai “nasehat dari
Saksi yang Benar,” atau pekabaran Laodikea.3
Pekabaran ini adalah bagi anggota-anggota gereja yang secara salah telah percaya bahwa Yesus akan menyelamatkan umatNya dalam keadaan berdosa mereka dan bahwa
mereka tidak perlu membuat suatu
persiapan khusus untuk dapat mempercepat saat kedatanganNya.
Ellen White mengumumkan bahwa
pekabaran Laodi-kea berlaku bagi orang percaya Advent dan bahwa tu-juan
utamanya adalah untuk menyucikan hati
dari segala dosa. Penerapan ilahi ini menggegerkan ge-reja pada pertengahan
tahun 1850-an dan sebagian orang percaya bahwa penekanan Laodikea “akan ber-akhir
dalam seruan nyaring malaikat ketiga” (Testi-monies,
vol. 1, hlm. 186).
Namun tujuan yang sesungguhnya dari pekabaran ini tidak
dipahami secara umum bahkan oleh mereka yang tergerak oleh arti pentingnya.
Banyak yang kehi-langan semangat karena waktu berjalan terus tanpa ada suatu
demonstrasi dari pemeliharaan Tuhan. Me-reka mencari ke luar lebih daripada
mencari ke dalam untuk hasil-hasil yang dijanjikan dalam “nasehat dari Saksi
yang Benar.”
Karena mereka tidak benar-benar percaya bahwa Tuhan mengharapkan umatNya
untuk menghidupkan kehidupan yang menang “sebagaimana Aku pun telah menang”
(Wahyu 3:21), “pekabaran” itu tidak dapat sepenuhnya melakukan tugasnya. Ellen
White melihat masalah ini: “Saya melihat bahwa pekabaran ini tidak akan
menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa bulan yang pendek saja. Ini dirancang
untuk mem-bangkitkan umat Tuhan, untuk menunjukkan bagi me-reka kemunduran
mereka, dan menuntun kepada per-tobatan yang sungguh-sungguh, sehingga mereka
berkenan bagi kehadiran Yesus, dan layak bagi seru-an nyaring dari malaikat
ketiga… Jikalau nasehat dari Saksi yang Benar itu benar-benar diperhatikan,
Tuhan tentu telah mengaruniakan kepada umatNya suatu kuasa yang besar…
“Jikalau pekabaran itu hanya dalam masa yang pen-dek sebagaimana yang
diduga banyak orang, maka tidak akan ada waktu bagi mereka untuk
mengem-bangkan tabiat. Banyak
yang digerakkan oleh pe-rasaan, bukan oleh prinsip dan iman, dan peka-baran
yang khidmat dan penuh kuasa ini meng-gerakkan mereka. Pekabaran itu
menyentuh perasa-an mereka, dan menyebabkan mereka merasa takut, namun tidak
menyelesaikan pekerjaan yang seharus-nya yang telah dirancang oleh Tuhan”—Ibid., hlm. 186, 187..
Perkembangan tabiat yang memisahkan umat Tuhan di akhir zaman perlu waktu.
Namun tidak akan pernah lebih lama dari satu generasi. Jikalau persiapan tabiat
ini tidak diselesaikan dalam generasi yang mengalami kekecewaan besar tahun
1844 (sebagaimana yang seharusnya terjadi) maka Tuhan akan menunggu anak-anak
mereka untuk belajar tentang petunjuk dan manfaat dari peringatan yang telah diterapkan
secara salah oleh orangtua mereka. Jikalau bukan anak-anak mereka, maka
cucu-cucu mereka.
Namun janji itu adalah pasti. Beberapa generasi Ad-vent akan memahami unsur
yang penting dalam ajar-an tentang Bait Suci ini—ini bisa saja adalah kita.
Orang-orang ini akan menyatakan dan mempertahan-kan di hadapan alam semesta
tentang lengan “sang pengantara yang penuh kuasa” yang perkasa yang sekarang
berdiri di hadapan Bapa kita di surga, me-nunggu untuk membentuk umat yang akan
layak bagi “hujan akhir” dan oleh karenanya “layak untuk diubahkan” (Ibid., hlm. 187).
Betapa khidmatnya gambaran tentang umat Tuhan seharusnya pada hari-hari
terakhir segera sebelum penutupan pintu kasihan. Adakah kata-kata yang le-bih
menyentuh: “Saya juga melihat bahwa banyak
yang tidak menyadari bagaimana mereka seharus-nya untuk dapat hidup di
hadapan Tuhan tanpa seo-rang Imam Besar di dalam Bait Suci selama masa-masa
aniaya. Mereka yang menerima meterai dari Tuhan yang hidup dan dipelihara pada
masa aniaya harus mencerminkan citra Yesus sepenuhnya.
“Saya melihat bahwa banyak orang
yang mengabai-kan persiapan yang begitu diperlukan dan menantikan waktu
“penyegaran” dan “hujan akhir” yang melayak-kan mereka untuk berdiri pada hari
Tuhan dan hidup di hadapanNya. Oh, berapa
banyak yang saya lihat pada masa aniaya tanpa suatu tempat perlindungan!
Mereka telah mengabaikan persiapan
yang begitu di-perlukan; maka mereka tidak
dapat menerima penyegaran yang harus dimiliki semua orang agar mereka layak
untuk hidup di hadapan Tuhan yang kudus.”—Early
Writings, hlm. 71.
Marilah kita masing-masing mempertimbangkan bagi-an kita masing-masing
dalam pertentangan besar ini; marilah kita mempercepat untuk menerima pengam-punanNya,
lengkap dan sempurna, bagi dosa-dosa yang diakui. Janganlah kita membiarkan
satu jam le-wat tanpa mencari kuasaNya demi kita bagi pekerjaan perkembangan
tabiat kita menjadi cerminan yang setia dari polaNya yang penuh kasih dan tanpa
dosa. Tidak ada perkataan yang dapat menyatakan betapa Yesus ingin untuk
menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, untuk memberikan kita kehidupan penuh
sukaci-ta dan kedamaian yang tanpa putus sekarang ini, dan secara pribadi
menyambut kita ke dalam kerajaan-Nya.
Waktunya begitu mendesak bagi kita
semua. Bah-kan tidak seorangpun dari kita mengetahui berapa hari lagi ia akan
hidup; betapapun ia masih muda ataupun sudah tua. Namun yang lebih penting dari-pada kematian fisik adalah penutupan pintu kasih-an. Ini tertutup bagi setiap orang, tanpa disadari namun
pasti. Seseorang akan menjadi lebih seperti Yesus atau lebih seperti iblis.
Seseorang akan memi-liki kebiasaan lebih mengasihi , jujur dan murah hati,4 atau secara spontan akan
menjadi lebih memanjakan diri sendiri, perhitungan dan tidak terduga. Gandum
atau ilalang, panenan akan menjadi masak.5 Setiap orang akan
menunjukkan benih apa (yaitu, prinsip hu-bungan pribadi dengan Tuhan atau
manusia) yang te-lah disirami dan dipeliharanya. Segera seluruh dunia akan
terbagi menjadi mereka yang mengizinkan be-nih-benih dari Injil menjadi masak
ke dalam kedewa-saan seperti Kristus dan mereka yang telah mengi-zinkan
benih-benih dari pemberontakan untuk ber-bunga.
Anda dan saya adalah seperti seorang pelukis muda di sebuah kelas melukis William
Hunt, artis selebritis itu, yang mengajar di pinggir danau menjelang mata-hari
terbenam. Hunt mengamati bahwa si artis muda-nya ini menghabiskan
goresan-goresannya untuk me-lukis sebuah gudang merah yang sudah lapuk, bukan-nya
menangkap keindahan matahari terbenam. Sam-bil berdiri di sebelahnya, guru yang
bijak ini berkata dengan tegas dan tenang: “Anakku, terang ini tidak akan
berlangsung lama. Kamu harus segera memilih antara potongan-potongan kayu
penutup atap atau matahari terbenam. Hanya ada cukup waktu untuk salah satunya
saja.”
Bagi orang-orang MAHK, yang telah mengetahui sejak begitu lama mengapa Yesus masih menunggu,
peringatan yang tenang bahwa kita harus memilih antara kayu-kayu lapuk itu dan
matahari terbenam barangkali adalah pembaharuan dari sebuah komit-men bahwa
Tuhan akan segera menghargai dengan hujan akhir. Ia memohon kepada umatNya di
mana saja, apapun afiliasi rohani mereka saat ini; Berga-bunglah kepada
kelompok yang bersungguh-sungguh tentang perintah-perintah Tuhan dan beriman
kepada Yesus. Biarlah Aku melakukan bagimu apa yang telah Aku janjikan. Jadilah
bagian dari umat yang tidak menginginkan apapun lebih daripada melihat pelayan-an
Kristus sebagai Imam Besar dalam Bilik
Maha Suci selesai. Biarlah Aku memakai engkau sebagai pernyataan dengan warna
yang hidup dari keindahan Yesus Kristus yang menang. Ketika engkau
melakukannya, kehidupanmu baru saja dimulai.
------------
1 Matius 24:44-51; Efesus 4:13; 2 Petrus 3:11-14; 1
Yohanes 3:2, 3; Wahyu 7:1-4; 14:1-14.
2 Setan tidak
pernah sepenuhnya menerima kenyata-an bahwa Yesus telah membeli penebusan
manusia melalui pengorbananNya di bumi yang luar biasa; bahwa Yesus, melalui
pengalamanNya sebagai ma-nusia yang sejati, telah membuktikan bahwa manusia
dapat hidup dalam ketaatan dan tanpa berdosa; dan bahwa pria dan wanita yang
setia dapat hidup dalam jaminan penuh akan penerimaan Tuhan karena peng-antaraan
Yesus Kristus yang murah hati (lihat The
Desire of Ages, hlm. 761-764).
3 Testimonies, vol. 1, hlm. 185-195; vol.
3, hlm. 252-260; Early Writings, hlm.
270; The SDA Bible Com-mentary,
Komentar Ellen G. White tentang Wahyu 3:14-20, hlm. 961-967.
4 “Jikalau hati
kita begitu dilembutkan dan berserah melalui kasih karunia Kristus, dan
bercahaya dengan kebaikan dan kasih Tuhan, maka akan ada aliran ke luar yang
alamiah dari kasih, simpati, dan kelembutan kepada orang lain.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 606.
“Kasih karunia Kristus harus membentuk keseluruhan diri kita, dan
kemenangan tidak akan sempurna hing-ga alam semesta surga menyaksikan
kelembutan perasaan yang sudah menjadi kebiasaan, kasih se-perti Kristus, dan
perbuatan-perbuatan kudus dalam pengembalaan anak-anak Tuhan.”—Ellen G. White, Amazing Grace, hlm. 235.
“Ketika diri dileburkan di dalam Kristus, kasih meman-car keluar secara spontan. Kelengkapan tabiat Kristen
diperoleh ketika dorongan untuk menolong dan memberkati orang lain memancar
terus menerus dari dalam.”—Christ’s
Object Lessons, hlm. 384.
“Apa yang pada awalnya tampak sulit, dengan peng-ulang-ulangan terus
menerus akan bertumbuh men-jadi mudah, hingga pemikiran dan tindakan yang benar
menjadi kebiasaan.”—Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 491.
“Prinsip hukum Tuhan akan berdiam di dalam hati, dan mengatur
tindakan-tindakan. Maka akan menjadi alamiah bagi kita untuk mencari kemurnian
dan keku-dusan, untuk menghindari roh dan contoh dari dunia, dan berusaha
memberi manfaat bagi semua orang di sekitar kita, sebagaimana para malaikat
kemuliaan melaksanakan misi kasih yang diperintahkan kepada mereka.”-- Ellen G.
White, dalam Review and Herald, 23 Oktober 1888.
5 Perkembangan kerajaan Tuhan diumpamakan se-perti sebuah
panen, namun tidak semua yang masak adalah buah dari benih yang baik; di samping
mereka yang menerima undangan Roh Kudus, akan ada orang-orang lain yang menerima benih Injil namun tidak pernah
meneruskan untuk memeliharanya; ciri kematangan penuh dari kedua kelompok ini
diumpa-makan seperti pertumbuhan gandum dan ilalang (Matius 13:18-30; Markus
4:26-29). Pada masa panen bumi, manusia di seluruh penjuru Planet Bumi akan
melihat benih Injil yang masak yang dinyatakan oleh orang-orang yang dewasa
seperti Kristus dalam masa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya—tekanan
yang terutama disebabkan oleh produk keja-hatan yang telah masak,
pikiran-pikiran yang memen-tingkan diri sendiri dan tindakan-tindakan pemberon-takan
yang dinyatakan oleh orang-orang yang yang dilambangkan dengan ilalang. Efek
sedunia dari sak-si-saksi seperti Kristus
yang mengumumkan undang-an Tuhan tentang belas kasihan dan pengharapan
ini menyelesaikan perintah Injil yang digambarkan dalam Matius 24:14.
Seluruh dunia akan dibagi antara mereka yang mencerminkan
citra Yesus dan mereka yang mencer-minkan citra Setan. Oleh karenanya,
sementara akhir semakin menjelang, perbuatan-perbuatan jahat, anar-ki moral,
dan kehancuran benteng-benteng otoritas dan integritas seolah akan menyapu
dunia ke dalam keputusasaan yang mengerikan yang akan mendo-rong pria dan
wanita mencari pemecahannya melalui kediktatoran dunia yang berorientasikan
pada krisis.
Tentang ketegangan di seluruh dunia ini, Ellen White
menuliskan bahwa Tuhan tidak akan mengizin-kan tujuanNya di bumi ditelan oleh
kekuatan-kekuatan Setan—gandum tidak
akan tercekik oleh ilalang: “Ada batas-batas bahkan pada kesabaran Tuhan,
dan banyak yang melewati batasan-batasan ini. Mereka telah melampaui batas
kasih karunia; sehingga Tuhan harus campur tangan dan mempertahankan kehor-matanNya
Sendiri... Dengan ketepatan yang tanpa salah, Dia yang Tak Terhingga masih
memiliki catatan tanggung jawab kepada seluruh bangsa. Sementara belas
kasihanNya adalah lembut, dengan panggilan kepada pertobatan, catatan ini akan
tetap terbuka, na-mun ketika jumlahnya sudah mencapai angka tertentu yang telah
ditentukan oleh Tuhan, pelayanan kemur-kaanNya dimulai. Buku catatan itu
ditutup. Kesabaran ilahi selesai.”—Testimonies,
vol. 5, hlm. 208 (1882).
Di tahun 1902 ia menulis, “Kejahatan penduduk dunia
hampir memenuhi ambang batas kejahatan mereka. Bumi ini hampir mencapai titik
di mana Tuhan mengizinkan si penghancur untuk melaksana-kan kehendaknya.”—Ibid., vol. 7, hlm. 141.
Sementara gandum menjadi masak, yaitu, keti-ka umat Tuhan
semakin nyata mencerminkan “citra Yesus sepenuhnya” (Early Writings, hlm. 71) dan ke-mudian mengumandangkan Injil
kerajaan lebih penuh (Matius 24:14), terjadi juga pemasakan ilalang, yaitu
mereka yang semakin penuh mencerminkan citra binatang itu (Wahyu 13:14).
Saatnya akan tiba ketika Tuhan berkata sudah selesai: “Barangsiapa yang berbuat
jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; … dan barangsiapa yang benar, biarlah ia
terus berbuat kebenaran” (Wahyu 22:11). Pintu kasihan tertutup baik bagi yang
selamat maupun yang tidak selamat.
Maka ada “batas yang di atasnya penghakiman Yehovah tidak
dapat lagi ditunda.” Batas itu tercapai hanya ketika “ujian terakhir telah
diberikan kepada dunia, dan bahwa semua orang yang telah membuk-tikan diri
mereka setia kepada perintah-perintah ilahi telah menerima “meterai dari Tuhan
yang hidup.’… Pengekangan sebelumnya terhadap orang-orang ja-hat dilepaskan,
dan Setan memiliki kontrol sepenuh-nya dari orang-orang yang menyesal kemudian.
Pen-deritaan
Tuhan yang begitu lama telah berakhir.”—The
Great Controversy, hlm. 613, 614.
Termasuk
di dalam keadilan Tuhan adalah perhatianNya kepada permainan yang adil. Tuhan “tidak akan mengirimkan kepada dunia
pengha-kimanNya kepada orang-orang yang tidak taat dan pelanggaran-pelanggaran sebelum
Ia terlebih da-hulu mengirimkan juru-kabar-jurukabar yang memberi mereka
peringatan itu. Ia tidak akan menutup masa pintu kasihan sebelum pekabaran
dikumandangkan secara nyata.”—Testimonies,
vol. 6, hlm.19.
Pemasakan
ilalang, penutupan buku catatan orang-orang jahat, selesainya kesabaran Ilahi,
tidak akan mendahului pemasakan gandum, yaitu pemeteraian umat Tuhan yang telah
menyatakan secara adil dan menang akan kebenaran tentang kerajaan Tuhan. Catatan
terhadap orang jahat ditutup hanya ketika mereka telah memiliki kesempatan yang
cukup untuk mendengar dan melihat kebenaran tentang Tuhan, sebagaimana
dinyatakan oleh mereka yang memeli-hara hukum-hukum Tuhan dan iman kepada Yesus
(Wahyu 14:12), dan kemudian mereka menolak kera-jaan yang taat kepada hukum dan
kasih tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar