Jumat, 24 Februari 2017

MENGAPA WAKTU DITUNDA


Kita telah mengetahui bahwa ajaran tentang Bait Suci bukan saja menjelaskan pentingnya tahun 1844, me-lainkan juga memberi unsur pemersatu bagi banyak kebenaran teologis, seperti Kedatangan Kedua, peng-hakiman, pentingnya Sepuluh Hukum, peran sentral Yesus Kristus sebagai wakil dan pengantara manusia, dan kemendesakan waktu dalam penyelesaian perin-tah Injil.

Ellen White mencatat bahwa ajaran tentang Bait Suci yang semakin meningkat “membuka kepada pan-dangan kepada sebuah sistem kebenaran yang lengkap, berhubungan dan selaras, yang menunjuk-kan bahwa tangan Tuhan  telah menuntun pergerak-an advent yang besar dan menyatakan kewajiban masa kini tentang kedudukan dan pekerjaan umat-Nya.”—The Great Controversy, hlm. 423.

Sebagaimana yang dilihat oleh pergerakan Advent berpuluh tahun yang lalu, dan akhirnya masuk kepada abad kedua dari keberadaannya, ajaran tentang Bait Suci menolong menjelaskan mengapa waktunya di-tunda terus, telah jauh lewat hari ketika seharusnya Yesus telah kembali ke bumi. Tanpa penjelasan ini, sungguh-sungguh akan sulit bagi kita untuk meng-hadapi dunia, sebagaimana anak-anak kita sendiri, tahun demi tahun, sementara mengabarkan bahwa kedatangan Yesus sudah amat dekat. Tanpa ajaran tentang Bait Suci , “amat dekat” akan kehilangan arti pentingnya setelah lebih dari satu setengah abad.

Setelah kekecewaan pada tanggal 22 Oktober 1844, orang-orang Advent mula-mula menjelaskan hakekat peristiwa yang telah terjadi, yang menjelaskan Keke-cewaan tersebut. Mereka mengetahui bahwa gantinya datang ke bumi untuk menyucikannya dalam pengha-kiman, Yesus telah memulai fase terakhir dari peran Imam BesarNya di dalam Bait Suci surga. Mereka te-tap percaya bahwa akhir dari segala sesuatu sudah dekat. Dengan berlalunya waktu, perhatian utama mereka, sebagaimana yang mereka pahami, adalah untuk memperingatkan orang-orang akan saat peng-hakiman dan bahwa Yesus akan segera datang.

Namun Tuhan masih memiliki sesuatu yang harus di-ajarkan kepada umatNya, dan melalui mereka, kepa-da semua orang yang jujur mencari kebenaran di ma-na-mana. Apa yang telah berusaha diajarkanNya ha-nya ditangkap dengan lambat oleh umatNya. Ini bu-kanlah karena ajaran itu sulit, melainkan karena ini adalah ajaran yang paling ditakuti dan dibenci oleh Setan, dan ajaran yang paling mengganggu untuk da-pat diterima oleh orang-orang Kristen yang kebetulan.

Alasan mengapa Yesus tidak datang segera setelah 1844—pada zaman generasi yang melihat tanda-tanda besar pada matahari, bulan dan bintang—ada-lah bahwa “umatNya belum siap untuk bertemu dengan Tuhan mereka. Masih diperlukan pekerjaan persiapan yang harus diselesaikan bagi mereka. Terang harus diberikan, yang menuntun pikiran mere-ka kepada Bait Suci Tuhan di surga; dan sementara mereka dengan iman harus mengikuti Imam Besar mereka dalam pelayanan di sana, kewajiban-kewa-jiban baru akan dinyatakan. Pekabaran peringatan dan petunjuk yang lain harus diberikan kepada gereja.”—Ibid., hlm. 424, 425.

Apakah peringatan dan petunjuk yang harus diberikan ini, bukan terutama bagi dunia, melainkan bagi gere-ja? Untuk menjawab pertanyaan ini, Ellen White membukakan arti penting yang mendalam dari ajaran tentang Bait Suci : “Mereka yang hidup di  bumi ini ketika pengantaraan Kristus berakhir di dalam Bait Suci di atas harus berdiri memandang Tuhan yang kudus tanpa seorang pengantara. Pakaian mereka haruslah tanpa noda, tabiat mereka harus-lah disucikan dari dosa oleh tetesan darah. Mela-lui kasih karunia Tuhan dan usaha mereka yang rajin mereka harus menjadi pemenang dalam pe-perangan melawan kejahatan. Sementara pengha-kiman pemeriksaan berlangsung di surga, semen-tara dosa-dosa yang diakui oleh orang-orang per-caya dibersihkan dari Bait Suci, haruslah ada suatu pekerjaan penyucian yang khusus, yaitu menjauhkan dosa dari antara umat Tuhan di bumi. Pekerjaan ini lebih jelas dinyatakan dalam peka-baran-pekabaran dalam Wahyu 14. “Ketika peker-jaan ini selesai, para pengikut Kristus akan siap menyambut kedatanganNya.”Ibid., hlm. 425.

Ajaran tentang satu umat yang siap adalah sesuai dengan Alkitab,1 bukan sesuatu yang diusahakan oleh orang-orang MAHK. Inilah ajaran yang tampak-nya paling dibenci oleh Setan, karena ajaran ini mem-buka kebohongan-kebohongannya dan kekalahan-nya. Setan suka mengejek Yesus sementara Ia berdiri dalam peran sebagai Imam Besar, yang sedang beru-saha untuk mewakili para pengikutNya yang nama-namanya dipertimbangkan dalam penghakiman pe-meriksaan. Dengan kegembiraan yang kejam Setan menunjukkan kesalahan-kesalahan orang-orang yang mengakui nama Kristus namun bukan kuasaNya; dengan logika yang dapat dipahami, ia mengatakan bahwa para pelanggar hukum Tuhan itu tidak “layak” bagi kehidupan yang kekal melebihi dirinya, dan bah-wa Kristus benar-benar tidak adil jikalau Ia mengabai-kan dosa-dosa mereka.2

Maka, orang Kristen yang menang menggiring Setan kepada kemarahan dan keputusasaan (Wahyu 12: 17). Pria dan wanita ini membuktikan bahwa Tuhan tidak menuntut terlalu banyak dari anak-anakNya keti-ka Ia menuntut ketaatan mereka; mereka menyele-saikan sekali dan untuk selamanya pertentangan besar tentang apakah Tuhan layak menerima kasih, penghormatan dan ketaatan dari ciptaanNya.

Karena alasan-alasan inilah “Setan mengusahakan rencana-rencana untuk menyibukkan pikiran kita, se-hingga kita tidak memikirkan pekerjaan yang seharus-nya kita terlibat di dalamnya. Si penipu ulung itu mem-benci kebenaran-kebenaran besar yang menyatakan tentang pengorbanan pendamaian dan pengantara yang penuh kuasa. Ia mengetahui bahwa  segala se-suatunya bergantung pada kemampuannya membe-lokkan pikiran dari Yesus dan kebenaranNya...

“Melalui kekurangan-kekurangan dalam tabiat, Setan bekerja untuk memperoleh kontrol atas pikiran secara menyeluruh, dan ia mengetahui bahwa jika keku-rangan-kekurangan ini  dipelihara, ia akan berha-sil. Maka ia terus menerus berusaha untuk menipu para pengikut Kristus dengan penyesatan-penyesatan yang mematikan sehingga tidak mungkin bagi manu-sia untuk menang.” Ibid., hlm. 488, 489.

Pekabaran tentang “peringatan dan petunjuk” ini (ibid., hlm. 425), yang akan membangunkan sepenuh-nya orang-orang yang menunggu Yesus datang kem-bali dengan kemuliaan, telah disebut, pada kesempat-an lain, sebagai “nasehat dari Saksi yang Benar,” atau pekabaran Laodikea.3

Pekabaran ini adalah bagi anggota-anggota gereja yang secara salah telah percaya bahwa Yesus akan menyelamatkan umatNya dalam keadaan berdosa mereka dan bahwa mereka tidak perlu membuat suatu persiapan khusus untuk dapat mempercepat saat kedatanganNya.

Ellen White mengumumkan  bahwa pekabaran Laodi-kea berlaku bagi orang percaya Advent dan bahwa tu-juan utamanya adalah untuk menyucikan hati dari segala dosa. Penerapan ilahi ini menggegerkan ge-reja pada pertengahan tahun 1850-an dan sebagian orang percaya bahwa penekanan Laodikea “akan ber-akhir dalam seruan nyaring malaikat ketiga” (Testi-monies, vol. 1, hlm. 186).

Namun tujuan yang sesungguhnya dari pekabaran ini  tidak dipahami secara umum bahkan oleh mereka yang tergerak oleh arti pentingnya. Banyak yang kehi-langan semangat karena waktu berjalan terus tanpa ada suatu demonstrasi dari pemeliharaan Tuhan. Me-reka mencari ke luar lebih daripada mencari ke dalam untuk hasil-hasil yang dijanjikan dalam “nasehat dari Saksi yang Benar.”

Karena mereka tidak benar-benar percaya bahwa Tuhan mengharapkan umatNya untuk menghidupkan kehidupan yang menang “sebagaimana Aku pun telah menang” (Wahyu 3:21), “pekabaran” itu tidak dapat sepenuhnya melakukan tugasnya. Ellen White melihat masalah ini: “Saya melihat bahwa pekabaran ini tidak akan menyelesaikan pekerjaannya dalam beberapa bulan yang pendek saja. Ini dirancang untuk mem-bangkitkan umat Tuhan, untuk menunjukkan bagi me-reka kemunduran mereka, dan menuntun kepada per-tobatan yang sungguh-sungguh, sehingga mereka berkenan bagi kehadiran Yesus, dan layak bagi seru-an nyaring dari malaikat ketiga… Jikalau nasehat dari Saksi yang Benar itu benar-benar diperhatikan, Tuhan tentu telah mengaruniakan kepada umatNya suatu kuasa yang besar…

“Jikalau pekabaran itu hanya dalam masa yang pen-dek sebagaimana yang diduga banyak orang, maka tidak akan ada waktu bagi mereka untuk mengem-bangkan tabiat. Banyak yang digerakkan oleh pe-rasaan, bukan oleh prinsip dan iman, dan peka-baran yang khidmat dan penuh kuasa ini meng-gerakkan mereka. Pekabaran itu menyentuh perasa-an mereka, dan menyebabkan mereka merasa takut, namun tidak menyelesaikan pekerjaan yang seharus-nya yang telah dirancang oleh Tuhan”—Ibid., hlm. 186, 187..

Perkembangan tabiat yang memisahkan umat Tuhan di akhir zaman perlu waktu. Namun tidak akan pernah lebih lama dari satu generasi. Jikalau persiapan tabiat ini tidak diselesaikan dalam generasi yang mengalami kekecewaan besar tahun 1844 (sebagaimana yang seharusnya terjadi) maka Tuhan akan menunggu anak-anak mereka untuk belajar tentang petunjuk dan manfaat dari peringatan yang telah diterapkan secara salah oleh orangtua mereka. Jikalau bukan anak-anak mereka, maka cucu-cucu mereka.

Namun janji itu adalah pasti. Beberapa generasi Ad-vent akan memahami unsur yang penting dalam ajar-an tentang Bait Suci ini—ini bisa saja adalah kita. Orang-orang ini akan menyatakan dan mempertahan-kan di hadapan alam semesta tentang lengan “sang pengantara yang penuh kuasa” yang perkasa yang sekarang berdiri di hadapan Bapa kita di surga, me-nunggu untuk membentuk umat yang akan layak bagi “hujan akhir” dan oleh karenanya “layak untuk diubahkan” (Ibid., hlm. 187).

Betapa khidmatnya gambaran tentang umat Tuhan seharusnya pada hari-hari terakhir segera sebelum penutupan pintu kasihan. Adakah kata-kata yang le-bih menyentuh: “Saya juga melihat bahwa banyak yang tidak menyadari bagaimana mereka seharus-nya untuk dapat hidup di hadapan Tuhan tanpa seo-rang Imam Besar di dalam Bait Suci selama masa-masa aniaya. Mereka yang menerima meterai dari Tuhan yang hidup dan dipelihara pada masa aniaya harus mencerminkan citra Yesus sepenuhnya.

“Saya melihat bahwa banyak orang yang mengabai-kan persiapan yang begitu diperlukan dan menantikan waktu “penyegaran” dan “hujan akhir” yang melayak-kan mereka untuk berdiri pada hari Tuhan dan hidup di hadapanNya. Oh, berapa banyak yang saya lihat pada masa aniaya tanpa suatu tempat perlindungan! Mereka telah mengabaikan persiapan yang begitu di-perlukan; maka mereka tidak dapat menerima penyegaran yang harus dimiliki semua orang agar mereka layak untuk hidup di hadapan Tuhan yang kudus.”—Early Writings, hlm. 71.

Marilah kita masing-masing mempertimbangkan bagi-an kita masing-masing dalam pertentangan besar ini; marilah kita mempercepat untuk menerima pengam-punanNya, lengkap dan sempurna, bagi dosa-dosa yang diakui. Janganlah kita membiarkan satu jam le-wat tanpa mencari kuasaNya demi kita bagi pekerjaan perkembangan tabiat kita menjadi cerminan yang setia dari polaNya yang penuh kasih dan tanpa dosa. Tidak ada perkataan yang dapat menyatakan betapa Yesus ingin untuk menyelamatkan kita dari dosa-dosa kita, untuk memberikan kita kehidupan penuh sukaci-ta dan kedamaian yang tanpa putus sekarang ini, dan secara pribadi menyambut kita ke dalam kerajaan-Nya.

Waktunya begitu mendesak bagi kita semua. Bah-kan tidak seorangpun dari kita mengetahui berapa hari lagi ia akan hidup; betapapun ia masih muda ataupun sudah tua. Namun yang lebih penting dari-pada kematian fisik adalah penutupan pintu kasih-an. Ini tertutup bagi setiap orang, tanpa disadari namun pasti. Seseorang akan menjadi lebih seperti Yesus atau lebih seperti iblis. Seseorang akan memi-liki kebiasaan lebih mengasihi , jujur dan murah hati,4 atau secara spontan akan menjadi lebih memanjakan diri sendiri, perhitungan dan tidak terduga. Gandum atau ilalang, panenan akan menjadi masak.5 Setiap orang akan menunjukkan benih apa (yaitu, prinsip hu-bungan pribadi dengan Tuhan atau manusia) yang te-lah disirami dan dipeliharanya. Segera seluruh dunia akan terbagi menjadi mereka yang mengizinkan be-nih-benih dari Injil menjadi masak ke dalam kedewa-saan seperti Kristus dan mereka yang telah mengi-zinkan benih-benih dari pemberontakan untuk ber-bunga.

Anda dan saya adalah seperti seorang pelukis muda di sebuah kelas melukis William Hunt, artis selebritis itu, yang mengajar di pinggir danau menjelang mata-hari terbenam. Hunt mengamati bahwa si artis muda-nya ini menghabiskan goresan-goresannya untuk me-lukis sebuah gudang merah yang sudah lapuk, bukan-nya menangkap keindahan matahari terbenam. Sam-bil berdiri di sebelahnya, guru yang bijak ini berkata dengan tegas dan tenang: “Anakku, terang ini tidak akan berlangsung lama. Kamu harus segera memilih antara potongan-potongan kayu penutup atap atau matahari terbenam. Hanya ada cukup waktu untuk salah satunya saja.”

Bagi orang-orang MAHK, yang telah mengetahui sejak begitu lama mengapa Yesus masih menunggu, peringatan yang tenang bahwa kita harus memilih antara kayu-kayu lapuk itu dan matahari terbenam barangkali adalah pembaharuan dari sebuah komit-men bahwa Tuhan akan segera menghargai dengan hujan akhir. Ia memohon kepada umatNya di mana saja, apapun afiliasi rohani mereka saat ini; Berga-bunglah kepada kelompok yang bersungguh-sungguh tentang perintah-perintah Tuhan dan beriman kepada Yesus. Biarlah Aku melakukan bagimu apa yang telah Aku janjikan. Jadilah bagian dari umat yang tidak menginginkan apapun lebih daripada melihat pelayan-an Kristus sebagai Imam  Besar dalam Bilik Maha Suci selesai. Biarlah Aku memakai engkau sebagai pernyataan dengan warna yang hidup dari keindahan Yesus Kristus yang menang. Ketika engkau melakukannya, kehidupanmu baru saja dimulai.

------------

1 Matius 24:44-51; Efesus 4:13; 2 Petrus 3:11-14; 1 Yohanes 3:2, 3; Wahyu 7:1-4; 14:1-14.

2  Setan tidak pernah sepenuhnya menerima kenyata-an bahwa Yesus telah membeli penebusan manusia melalui pengorbananNya di bumi yang luar biasa; bahwa Yesus, melalui pengalamanNya sebagai ma-nusia yang sejati, telah membuktikan bahwa manusia dapat hidup dalam ketaatan dan tanpa berdosa; dan bahwa pria dan wanita yang setia dapat hidup dalam jaminan penuh akan penerimaan Tuhan karena peng-antaraan Yesus Kristus yang murah hati (lihat The Desire of Ages, hlm. 761-764).

3  Testimonies, vol. 1, hlm. 185-195; vol. 3, hlm. 252-260; Early Writings, hlm. 270; The SDA Bible Com-mentary, Komentar Ellen G. White tentang Wahyu 3:14-20, hlm. 961-967.

4  “Jikalau hati kita begitu dilembutkan dan berserah melalui kasih karunia Kristus, dan bercahaya dengan kebaikan dan kasih Tuhan, maka akan ada aliran ke luar yang alamiah dari kasih, simpati, dan kelembutan kepada orang lain.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 606.

“Kasih karunia Kristus harus membentuk keseluruhan diri kita, dan kemenangan tidak akan sempurna hing-ga alam semesta surga menyaksikan kelembutan perasaan yang sudah menjadi kebiasaan, kasih se-perti Kristus, dan perbuatan-perbuatan kudus dalam pengembalaan anak-anak Tuhan.”—Ellen G. White, Amazing Grace, hlm. 235.

“Ketika diri dileburkan di dalam Kristus, kasih meman-car keluar secara spontan. Kelengkapan tabiat Kristen diperoleh ketika dorongan untuk menolong dan memberkati orang lain memancar terus menerus dari dalam.”—Christ’s Object Lessons, hlm. 384.

“Apa yang pada awalnya tampak sulit, dengan peng-ulang-ulangan terus menerus akan bertumbuh men-jadi mudah, hingga pemikiran dan tindakan yang benar menjadi kebiasaan.”—Ellen G. White, The Ministry of Healing, hlm. 491.

“Prinsip hukum Tuhan akan berdiam di dalam hati, dan mengatur tindakan-tindakan. Maka akan menjadi alamiah bagi kita untuk mencari kemurnian dan keku-dusan, untuk menghindari roh dan contoh dari dunia, dan berusaha memberi manfaat bagi semua orang di sekitar kita, sebagaimana para malaikat kemuliaan melaksanakan misi kasih yang diperintahkan kepada mereka.”-- Ellen G. White, dalam  Review and Herald, 23 Oktober 1888.


5 Perkembangan kerajaan Tuhan diumpamakan se-perti sebuah panen, namun tidak semua yang masak adalah buah dari benih yang baik; di samping mereka yang menerima undangan Roh Kudus, akan ada orang-orang lain yang  menerima benih Injil namun tidak pernah meneruskan untuk memeliharanya; ciri kematangan penuh dari kedua kelompok ini diumpa-makan seperti pertumbuhan gandum dan ilalang (Matius 13:18-30; Markus 4:26-29). Pada masa panen bumi, manusia di seluruh penjuru Planet Bumi akan melihat benih Injil yang masak yang dinyatakan oleh orang-orang yang dewasa seperti Kristus dalam masa tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya—tekanan yang terutama disebabkan oleh produk keja-hatan yang telah masak, pikiran-pikiran yang memen-tingkan diri sendiri dan tindakan-tindakan pemberon-takan yang dinyatakan oleh orang-orang yang yang dilambangkan dengan ilalang. Efek sedunia dari sak-si-saksi seperti Kristus  yang mengumumkan undang-an Tuhan tentang belas kasihan dan pengharapan ini menyelesaikan perintah Injil yang digambarkan dalam Matius 24:14.
Seluruh dunia akan dibagi antara mereka yang mencerminkan citra Yesus dan mereka yang mencer-minkan citra Setan. Oleh karenanya, sementara akhir semakin menjelang, perbuatan-perbuatan jahat, anar-ki moral, dan kehancuran benteng-benteng otoritas dan integritas seolah akan menyapu dunia ke dalam keputusasaan yang mengerikan yang akan mendo-rong pria dan wanita mencari pemecahannya melalui kediktatoran dunia yang berorientasikan pada krisis.
Tentang ketegangan di seluruh dunia ini, Ellen White menuliskan bahwa Tuhan tidak akan mengizin-kan tujuanNya di bumi ditelan oleh kekuatan-kekuatan Setan—gandum tidak akan tercekik oleh ilalang: “Ada batas-batas bahkan pada kesabaran Tuhan, dan banyak yang melewati batasan-batasan ini. Mereka telah melampaui batas kasih karunia; sehingga Tuhan harus campur tangan dan mempertahankan kehor-matanNya Sendiri... Dengan ketepatan yang tanpa salah, Dia yang Tak Terhingga masih memiliki catatan tanggung jawab kepada seluruh bangsa. Sementara belas kasihanNya adalah lembut, dengan panggilan kepada pertobatan, catatan ini akan tetap terbuka, na-mun ketika jumlahnya sudah mencapai angka tertentu yang telah ditentukan oleh Tuhan, pelayanan kemur-kaanNya dimulai. Buku catatan itu ditutup. Kesabaran ilahi selesai.”—Testimonies, vol. 5, hlm. 208 (1882).
Di tahun 1902 ia menulis, “Kejahatan penduduk dunia hampir memenuhi ambang batas kejahatan mereka. Bumi ini hampir mencapai titik di mana Tuhan mengizinkan si penghancur untuk melaksana-kan kehendaknya.”—Ibid., vol. 7, hlm. 141.
Sementara gandum menjadi masak, yaitu, keti-ka umat Tuhan semakin nyata mencerminkan “citra Yesus sepenuhnya” (Early Writings, hlm. 71) dan ke-mudian mengumandangkan Injil kerajaan lebih penuh (Matius 24:14), terjadi juga pemasakan ilalang, yaitu mereka yang semakin penuh mencerminkan citra binatang itu (Wahyu 13:14). Saatnya akan tiba ketika Tuhan berkata sudah selesai: “Barangsiapa yang berbuat jahat, biarlah ia terus berbuat jahat; … dan barangsiapa yang benar, biarlah ia terus berbuat kebenaran” (Wahyu 22:11). Pintu kasihan tertutup baik bagi yang selamat maupun yang tidak selamat.
Maka ada “batas yang di atasnya penghakiman Yehovah tidak dapat lagi ditunda.” Batas itu tercapai hanya ketika “ujian terakhir telah diberikan kepada dunia, dan bahwa semua orang yang telah membuk-tikan diri mereka setia kepada perintah-perintah ilahi telah menerima “meterai dari Tuhan yang hidup.’… Pengekangan sebelumnya terhadap orang-orang ja-hat dilepaskan, dan Setan memiliki kontrol sepenuh-nya dari orang-orang yang menyesal kemudian. Pen-deritaan Tuhan yang begitu lama telah berakhir.”—The Great Controversy, hlm. 613, 614.
Termasuk di dalam keadilan Tuhan adalah perhatianNya kepada permainan yang adil. Tuhan “tidak akan mengirimkan kepada dunia pengha-kimanNya kepada orang-orang yang tidak taat dan pelanggaran-pelanggaran sebelum Ia terlebih da-hulu mengirimkan juru-kabar-jurukabar yang memberi mereka peringatan itu. Ia tidak akan menutup masa pintu kasihan sebelum pekabaran dikumandangkan secara nyata.”—Testimonies, vol. 6, hlm.19.


Pemasakan ilalang, penutupan buku catatan orang-orang jahat, selesainya kesabaran Ilahi, tidak akan mendahului pemasakan gandum, yaitu pemeteraian umat Tuhan yang telah menyatakan secara adil dan menang akan kebenaran tentang kerajaan Tuhan. Catatan terhadap orang jahat ditutup hanya ketika mereka telah memiliki kesempatan yang cukup untuk mendengar dan melihat kebenaran tentang Tuhan, sebagaimana dinyatakan oleh mereka yang memeli-hara hukum-hukum Tuhan dan iman kepada Yesus (Wahyu 14:12), dan kemudian mereka menolak kera-jaan yang taat kepada hukum dan kasih tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar