Kamis, 15 Juni 2017

6. APAKAH SEBABNYA KITA MASIH BERADA DI DUNIA INI ?

APAKAH SEBABNYA KITA MASIH BERADA DI DUNIA INI ?




  1. Dua Macam Cawan

Banyak pada hari ini yang berada di dalam gereja Masehi Advent Hari Ketujuh menanyakan suatu pertanyaan,” Mengapa Yesus belum datang kembali ?”  Mengapa kita masih berada di dunia ini ?” Banyak yang menjawab bahwa hal itu dikarenakan terlalu banyak orang-orang berdosa di dalam gereja. Yang lain berkata bahwa gereja terlalu banyak membahasnya secara teori atau Tuhan telah menentukan kapan Ia akan datang, dan tak ada suatu apa pun  yang dapat mengubahnya. Apakah itu benar ? Mari kita lihat apa yang dikatakan oleh Alkitab dan penerang kecil kita, yaitu tulisan-tulisan yang diilhamkan melalui Roh Nubuat.



Pada waktu Daniel berhasil membacakan arti tulisan-tulisan yang ditulis oleh jari-jari tangan misterius pada kapur dinding istana raja Beltsyazar, dia diberikan pakaian indah kebesaran kerajaan Babilon atau Babel, yaitu “kain ungu dengan hiasan kalung dari emas”, identik dengan perempuan yang digambarkan dalam Wahyu 17 : 4 - 5 :

“Dan perempuan itu memakai kain ungu dan kain kirmizi yang dihiasi dengan emas, permata dan mutiara, dan di tangannya ada suatu cawan emas penuh dengan segala kekejian dan kenajisan percabulannya.Dan pada dahinya tertulis suatu nama, suatu rahasia: "Babel besar, ibu dari wanita-wanita pelacur dan dari kekejian bumi."
Dengan begitu, perempuan yang mengenakan pakaian ungu itu dipanggil dengan nama “BABEL”. Perempuan itu memegang sebuah cawan emas di dalam tangannya dan cawannya itu terisi ‘penuh’.  Rupanya Yohanes diberi penglihatan oleh Tuhan pada saat kejahatan Babel telah mencapai pada puncaknya. Cawan emas yang dipegangnya itu sudah penuh dengan segala pelajaran-pelajaran yang bertentangan dengan Firman Allah. Ia telah membuat semua bangsa-bangsa dan raja-raja di bumi minum dari kekejian dan kenajisan percabulannya. Ya… perempuan itu telah berhasil untuk memerintah atas semua raja-raja di bumi ini, Wahyu 17:18,

“Dan perempuan yang telah kaulihat itu, adalah kota besar yang memerintah atas raja-raja di bumi."
Semua para penguasa di bumi ini tunduk kepadanya, dan telah telah ikut serta dalam mengambil pelajaran-pelajarannya yang menyesatkan. Dan apa yang akan dilakukan oleh perempuan itu bersama-sama dengan para penguasa di bumi ini ?

“Mereka akan berperang melawan Anak Domba.” (Wahyu 17:14)

Itu adalah cawan emas pertama yang dipegang oleh perempuan cabul, yang berisikan pelajaran-pelajaran yang menyesatkan seluruh penduduk dan para penguasa di bumi ini, selanjutnya terdapat cawan emas yang kedua, yang terdapat di dalam Wahyu 15:7,

“Dan satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup sampai selama-lamanya”
Cawan-cawan dari emas ini akan terisi penuh dengan murka Allah sebagai jawaban manakala cawan dari emas yang dipegang oleh perempuan Babel itu sudah penuh dengan kekejian dan kenajisannya. Murka Allah yang maha dahsyat akan ditimpakan kepada penduduk bumi ini pada saat mereka menggabungkan diri bersama perempuan Babel untuk berperang melawan DIA !

Puncak pemberontakan terhadap Anak Domba Allah haruslah dicapai terlebih dahulu sebelum Allah bertindak dan membersihkan pemberontakan dari permukaan bumi ini !  Barulah setelah itu, Yesus akan datang !  Saudara-saudara yang kekasih, waspadalah akan tanda-tanda nubuatan jaman yang telah diilhamkan oleh Roh Suci pada kita. Percayailah akan tuntunanNya !


  1. Sebelum Penuaian, Gandum dan Lalang Harus Matang Dahulu

Setan

Setan, si ‘ular tua’ itu telah memberontak terhadap pemerintahan Allah di sorga. Dan setan tidak langsung dibinasakan oleh Allah saat itu, karena buah-buah pemberontakannya harus dibiarkan matang terlebih dahulu agar seluruh alam semesta dapat melihat akibat memberontak terhadap Allah.

Alam semesta yang sebelum pemberontakan setan, hanya mengenal hidup dalam kasih, damai dan sejahtera, sekarang harus melihat kekejian, kejahatan, kekejaman, kerusakan, kehancuran, dan pembunuhan. Alam semesta dibiarkan melihat langsung perbandingan antara hidup di bawah perintah Allah yang Maha Pengasih dan hidup di bawah kendali si ‘ular tua’ itu.



Nuh dan Dunia Mula Pertama

Mengapa Nuh harus berkhotbah selama 120 tahun sebelum air bah diturunkan untuk membinasakan dunia yang jahat ?  Alasannya sama saja !  Agar supaya perbuatan setan dibiarkan berkembang sampai pada titik puncak kejahatannya. Keadilan Allah sedang dipertaruhkan di hadapan segenap penghuni semesta alam !  Tetapi penundaan waktu sampai selama 120 tahun itu bukanlah berarti bahwa Tuhan berdiam diri dan tidak akan menindak kejahatan. Pada saatnya tiba, apabila cawan emas pemberontakan itu sudah terisi penuh, Allah akan bertindak !  Air Bah pun turun membinasakan mereka yang tidak mau mendengarkan amaran Allah yang penuh kasih itu !


Menara Babel

Dunia sudah bersih karena Air Bah telah menyapu habis semua orang-orang jahat. Tinggal 8 orang yang masih hidup di bumi ini, yaitu Nuh, Sem, Ham, dan Yafet beserta para isteri mereka masing-masing, dan memulai hidup baru di dunia yang telah diperbaharui. Tetapi setan dan para malaikat jahatnya, yang menjadi akar dari segala kejahatan, masih hidup dan belum dibinasakan. Mengapa ?  Karena semesta alam diperkenankan oleh Allah untuk melihat dan membuktikan sendiri apa yang akan terjadi dengan dunia yang telah dibersihkan, tetapi dengan setan yang masih diperkenankan hidup. Tidak lama kemudian, terbukti bahwa manusia telah terhasut oleh godaan-godaan setan dan mulai memberontak lagi kepada Allah di sorga. Keturunan Ham memilih untuk memisahkan diri dari Tuhan dan mencari hidup di lembah-lembah yang kaya. Mereka dihasut oleh setan untuk tidak mempercayai apa yang telah difirmankan Tuhan, yaitu bahwa Tuhan tidaka akan membinasakan bumi ini dengan Air Bah lagi. Mereka tidak percaya akan Firman Tuhan, walau pun tanda yang jelas telah dinyatakan oleh Tuhan pada mereka, yaitu busur ‘pelangi’, sebagai tanda perjanjian Tuhan dengan manusia. Maka mereka pun mendirikan menara Babel untuk berjaga-jaga sekiranya Allah berdusta.



Manusia tidak akan pernah mengerti betapa panjang sabarnya Allah kalau tidak melihat bagaimana perlakuan Tuhan terhadap setan dan manusia-manusia yang telah mengikuti hasutan-hasutannya itu. Allah telah dihina, direndahkan dan dianggap sebagai angin lalu. Tetapi sungguh besar dan betapa ajaibnya kasih Allah itu !  IA sabar demi beberapa gelintir orang yang masih setia kepadaNya, dan sabar demi merebut kembali bumi ini dari kekuasaan setan dengan jalan yang sah.

Nenek moyang kita, Adam yang pertama, telah menjual hak kesulungannya atas dunia ini untuk makanan yang telah dilarang oleh Tuhan. Dan Adam yang kedua harus datang ke dunia ini untuk menebus kegagalan Adam yang pertama itu. YESUS harus berjuang setapak demi setapak. IA tidak dapat merebut dunia ini dengan memakai kekuasaan IlahiNya. IA harus menjadi seperti Adam, mengambil tempatnya, dan mengalahkan setan dengan cara dan jalan yang tersedia bagi Adam. Yesus harus mengambil sifat kemanusiaan Adam pertama yang telah jatuh dalam dosa. Yesus tidak boleh mengalahkan setan dengan jalan dan cara yang lain.


Generasi Terakhir dan Laodikea

Kita telah memasuki periode sidang Allah yang ke tujuh, yaitu Laodikea. Berarti bahwa generasi ini adalah generasi yang terakhir. Kita tahu bahwa Pekabaran Tiga Malaikat sudah dimulai sejak tahun 1844 dan pekabaran ini telah dikumandangkan selama 162 tahun. Lebih lama dari jangka waktu pekabaran Nuh kepada dunia ini sebelumnya. Apakah ada sesuatu yang salah?  Tidak ada yang salah !  Lebih Alkitab dipelajari, lebih kita akan menjadi yakin dari hal ini !

Sekitar tahun 1964, mendekati 120 tahun dari pekabaran malaikat yang ketiga, ada beberapa anggota gereja yang membuat persiapan-persiapan yang lebih dari biasanya. Ada yang bangun pagi-pagi tiap hari untuk mengadakan persekutuan doa. Ada yang tidak berhasrat lagi untuk menyekolahkan anak-anak mereka lagi. Segala pekerjaan di dunia seolah-olah sia-sia saja !  Yesus sudah mau datang. Bukankah Yesus telah berkata bahwa kedatanganNya adalah seperti pada jaman Nuh ?  Nuh berkhotbah selama 120 tahun. Pekabaran tiga malaikat telah berjalan hampir 120 tahun pada waktu itu. Ada yang hatinya berdebar-debar. Akankah Yesus datang pada tahun 1964 ?  Tetapi orang yang mempercayai tuntunan dan mempelajari Alkitab dan Roh Nubuat, hatinya tetap tinggal tenang. Tuntunan Roh Nubuat sangat penting !  Mengerti nubuatan adalah sangat penting !  Itulah sebabnya kita bersama-sama sekarang mempelajari Alkitab dan Roh Nubuat.
Alkitab dan Roh Nubuat yang benar akan memberikan pagar perlindungan pada kita, agar supaya kita tidak mudah terkecoh oleh apa pun yang akan dihadapkan pada kita masing-masing.

Lalu apa yang terjadi pada tahun 1964 ?  Yesus tidak datang !  Akhirnya mereka yang mengharapkan adanya kebenaran dalam menyamakan pekerjaan Nuh dan pekabaran malaikat ketiga menjadi tidak bersemangat lagi seperti sebelumnya dalam hal kerohanian. Inilah akibatnya kalau kita tidak berhati-hati dalam mempertimbangkan kebenaran firman Tuhan.

Jalan yang paling aman adalah mempercayai dengan teguh pimpinan Roh Suci melalui hamba-hambaNya yang telah  diberikan ilham olehNya. Yang berpegang teguh pada pimpinan Roh Nubuat, akhirnya akan didapati setia !

Apakah pekabaran malaikat yang ketiga selama 162 tahun ini mengurangi keyakinan kita pada kabar kedatanganNya ?  Kita boleh saja berkata ‘Tidak’, tetapi bila kita tidak mau berusaha mempelajari dan mendalami Alkitab dan Roh Nubuat, akhirnya akan bisa kehilangan keyakinannya !  Ini pasti walau pun mungkin belum kita sadari sepenuhnya. Kita boleh menunggu sampai ‘Perempuan’ yang dilihat oleh Yohanes di pulau Patmos itu benar-benar sudah memenuhi cawan emasnya dengan segala kekejian dan kenajisannya, maka barulah kita akan tahu !

Kita tidak perlu meragukan kebenaran firman Tuhan walau pun kita masih harus berada di dunia ini untuk suatu jangka waktu yang tidak ditentukan. Ini tidak berarti bahwa kita akan lengah dan mengambil sikap yang tidak perduli. Siapa saja yang mengenal kebenaran firman Tuhan akan memastikan tujuannya di dalam hidup ini dengan tidak lagi menghitung-hitung waktunya. KEBENARAN sudah menjadi keyakinannya dan hidup di dunia ini adalah terbungkus di dalam KEBENARAN itu.


ORANG YANG PERCAYA TIDAK MENGHITUNG-HITUNG WAKTU.

Ini sangat penting untuk didoakan agar supaya boleh menjadi kenyataan di dalam hidup kita. Orang yang mengaku percaya, tetapi sesungguhnya tidak percaya, hanya akan ingat kewajibannya kalau baru di-khotbahi. Sebaliknya, orang yang sungguh-sungguh percaya , akan mencari Juruselamatnya dengan tujuan yang tidak terbelokkan walau pun tidak ada khotbah. Orang yang hanya percaya dalam pengakuan saja, hanya akan ingat Tuhan kalau merasa dirinya takut atau membutuhkan sesuatu. Kalau alam goncang, ia akan mencari Tuhan karena pada sangkanya kedatangan Tuhan sudah dekat. Tetapi kalau segala sesuatu kembali menjadi tenang dan normal kembali, ia akan merasa santai lagi. Inilah kita semua yang berada di dalam sidang Laodikea! Tetapi kita semua harus bergumul dalam doa agar supaya boleh ditolong untuk keluar dari keadaan yang membahayakan ini !  Mempelajari kebenaran Firman Tuhan merupakan obat bagi keadaan kita yang belum stabil ini !

Orang yang mulai mau menerima pimpinan Roh Suci, akan mempercayai tulisan Rasul Petrus dalam 2 Petrus 3:8,

Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.”
Yang hidup dalam alam kekekalan nanti bersama Allah, waktu tidak ada hitungannya lagi. Di dunia yang baru nanti, waktu juga tidak dihitung. Mengapa begitu ?  Sebab hidup tidak lagi dibatasi oleh kematian. Kematian tidak akan ada lagi di sana !  1 hari = 1000 tahun, 1000 tahun = 1 hari. Apa yang mau dibuat untuk menghitung hari kalau tidak ada perputaran siang dan malam hari ?? 

Lagipula kita sudah tidak perlu lagi pusing soal umur kita nantinya karena umur tohh ..tidak ada artinya lagi. Buat apa menghitung-hitung umur kita kalau kita tidak pernah akan mati lagi ?   Kita pun nanti tidak akan pernah menjadi tua dan layu. Kita akan awet muda terus. Barangsiapa yang mencari obat awet muda, carilah Alkitab dan KebenaranNya !  Inilah obat awet muda yang sejati itu !

Petrus mengajar kita untuk menyelami jalan pikiran Allah. Kita sering menjadi bimbang, sebab apa yang kita beritakan itu tidak juga tampak kegenapannya !  Apalagi kalau kita sudah diejek-ejek oleh orang dengan sindiran-sindiran bahwa sejak dahulu keadaan dunia tidak juga berubah. Bahkan dunia semakin maju dan berkembang dalam teknologi dan pengetahuan. Kejahatan makin banyak dan kejam, kehidupan makin makmur, gereja –gereja bertumbuh pesat, perpuluhan semakin meningkat. Mana janji kedatanganNya itu ?

Saudara-saudara yang terkasih, cawan emas yang dipegang oleh perempuan yang dilihat oleh Yohanes belum penuh saat sekarang ini !  Ia belum memabukkan seluruh penduduk bumi !  Ia belum berkuasa di atas semua raja-raja sepenuhnya !  Tetapi cawan emas itu pasti akan penuh, dan sekarang dalam proses pemenuhannya. Pasti terjadi ! Mengapa ?  karena Allah telah mengatakan begitu melalui ilham Roh Nubuat. Percayailah akan nubuatanNya !  Percayailah akan firmanNya !  Banyak saudara-saudara kita yang tidak percaya ketika diberitahu bahwa negara Uni Sovyet (komunis) akan runtuh oleh negara Amerika dan Vatikan. Wahh…itu tidak mungkin ! Sovyet adalah negara yang sangat kuat ! 

Siapa yang bisa meruntuhkannya ? Mustahil bisa runtuh !  Apa yang mustahil bagi penglihatan mata fisik kita, tidaklah mustahil bagi Allah yang telah berfirman dalam nubuatanNya dalam Daniel 11:40-45. 

Apa yang kita lihat dan yang terjadi pada tahun 1991-1992 adalah kegenapan dari nubuatan firman Tuhan tersebut. Dan akan terus terjadi sampai nubuatan itu digenapi seluruhnya.

Orang percaya tidak akan menghitung-hitung waktu. Ia akan serahkan waktu terjadinya kepada Tuhan. Buat tiap orang yang percaya bunyi Firman Tuhan adalah yang terpenting! Menjadi yakin akan Firman Kebenaran itu adalah harapan hatinya!  Allah berfirman dan ia percaya! Itulah ciri-ciri dari setiap orang yang akan bersuka cita dalam kemenangan Kristus.     
    

  1. Bayangan dan Kegenapannya

Tuhan menggunakan banyak cara untuk menyampaikan kebenaranNya kepada kita. Terkadang Ia menggunakan perumpamaan-perumpamaan, dan seringkali pula Ia memakai prinsip ‘bayangan’ dan ‘kegenapan’. Prinsip ini dinyatakan oleh Rasul Paulus dalam 1 Korintus 10:11,

“Semuanya ini telah menimpa mereka sebagai contoh dan dituliskan untuk menjadi peringatan bagi kita yang hidup pada waktu, di mana jaman akhir telah tiba.”

Ada banyak sekali manfaatnya bagi kita yang sedang mempersiapkan diri dan akan menyambut kedatangan Tuhan yang kedua kali, untuk meneliti dengan cermat peristiwa yang telah dialami oleh nenek moyang kita pada jaman dahulu kala. Sebagai contoh, dapat dilihat seperti daftar di bawah ini, tetapi perlu diingat bahwa daftar itu masih dapat diperluas dan diperpanjang lagi :



BAYANGAN
KEGENAPAN
1
Adam pertama
Kristus, yaitu Adam kedua
2
Nabi Elia
Orang-orang yang masih hidup


pada waktu kedatangan Yesus


yang kedua kali. Mereka akan


diubah tanpa mengalami kematian


dan langsung diangkat ke sorga,


seperti halnya Elia.
3
Nabi Musa
Orang-orang benar yang sudah


mati akan dibangkitkan pada


waktu Yesus datang.
4
Nuh dan Air Bah
Pekabaran 3 Malaikat dan


kebinasaan dunia ini
5
Perjalanan Israel dari
Perjalanan umat Advent  dari

Mesir ke tanah Kanaan
bumi ke sorga dan dunia baru

Bayangan-bayangan tersebut tidak selalu digenapi dengan kegenapannya dalam setiap detilnya. Misalnya, Adam yang pertama telah jatuh ke dalam dosa dan kehilangan haknya atas dunia ini. Dan hal ini bukan berarti bahwa Yesus juga akan jatuh dalam dosa. Bukan begitu !  Adam adalah manusia pertama yang telah gagal dalam menghadapi setan dan mendatangkan hukuman kematian pada segenap umat manusia.  Yesus datang ke bumi ini sambil mengenakan sifat kemanusiaan Adam pertama yang telah jatuh dalam dosa dan Yesus adalah manusia pertama yang telah menang dalam menghadapi setan dan mendatangkan hidup kekal kepada umat manusia.

Apabila kita membaca Matius 13 : 11-13 yang berbunyi :

“Jawab Yesus: "Kepadamu diberi karunia untuk mengetahui rahasia Kerajaan Sorga, tetapi kepada mereka tidak. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Itulah sebabnya Aku berkata-kata dalam perumpamaan kepada mereka; karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.”
Kita memperhatikan bahwa Yesus memberikan perumpamaan-perumpamaan dan itu akan menjadi terang bagi orang yang percaya akan pimpinan Roh Suci, tetapi hal itu akan menjadi rahasia bagi orang-orang yang melawan Roh Suci atau yang bersandar kepada pengertiannya sendiri.

“ Allah menghendaki umatNya pada jaman akhir ini untuk meneliti kembali dengan kerendahan hati dan roh yang bersedia diajar dengan ujian-ujian yang dilalui oleh bangsa Israel dahulu kala.”
(Para Nabi dan Bapa, hal. 293)

Pengertian kita dari hal firman Tuhan hanya datang dari Roh Suci. Oleh sebab itu, kalau pikiran kita tidak diterangi oleh Roh Suci, maka perumpamaan-perumpamaan Tuhan Yesus atau pun catatan kebenaran-kebenaran dalam ‘bayangan’ dan ‘kegenapannya’ akan kita salah terapkan.

“… karena sekalipun melihat, mereka tidak melihat dan sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti.” (Matius 13:13)

Ini penting sekali. Kondisi hati kita amat menentukan. Maukah kita diajar oleh Roh Suci ?  Diajar oleh Roh Suci bukan berarti bahwa kita hanya akan dibawa kepada perkara-perkara yang sesuai dengan harapan dan pandangan kita. Kalau kita mau bersedia diajar oleh Roh Suci, kita harus rela dan mau mendengar perkara-perkara dan hal-hal yang tidak menyenangkan hati kita.
KEBENARAN SEJATI dari Tuhan tidak hanya menyatakan hal-hal yang menyenangkan hati kita saja, tetapi juga menyatakan hal-hal yang tidak menyenangkan hati kita. Tuhan mencari, mendapatkan dan akan memproses kita dengan caraNya sendiri. Di dalam setiap proses pemulihan kita kembali kepada Tuhan, tidak ada yang enak. Semua hal-hal yang dulunya menyenangkan buat kita secara duniawi akan dibuang oleh Roh Suci. Dan ini bukan proses yang menyenangkan hati kita ! Ini proses yang menyakitkan hati kita !  Tetapi ingatlah bahwa Tuhan mendidik dan menghajar orang-orang yang dikasihiNya. Proses ini tidak berjalan secara sekaligus, tetapi secara perlahan-lahan. Pimpinan Tuhan berlaku selangkah demi selangkah. Tetapi kita harus terlebih dahulu menyatakan kesediaan kita untuk mau menerima segala kebenaran walau pun mungkin kebenaran-kebenaran itu akan menentang segala kesenangan-kesenangan kita sekali pun.

Saudara-saudara, sepertinya ini mudah sekali kalau hanya diucapkan saja !  Janganlah kita menjadi terlalu gegabah untuk berkata bahwa kita akan bersedia menerima segala sesuatu yang akan diajarkan oleh Roh Suci. Jangan saudara-saudara !  Adalah jauh lebih baik bagi kita untuk menyadari ketegar-tengkukan dan keras kepalanya kita ini. Kalau kita belum benar-benar dihadapkan pada kebiasaan-kebiasaan yang benar-benar kita sukai, kita masih akan mudah berkata bahwa kita akan bersedia menerima semua yang dikatakan oleh Roh Suci. Tetapi kalau sudah menyentuh kebiasaan-kebiasaan yang menjadi kesayangan kita, maka persoalannya akan menjadi lain. Ketegar-tengkukan dan keras kepala kita akan muncul ke muka dan kita akan berkata, “Wahh…kalau yang menyangkut masalah saya yang itu, TUNGGU DULU !”  Kalau Roh Suci menuntun kita untuk menyapa terlebih dahulu kepada orang yang mungkin telah menyakiti hati kita di gereja, kita akan berkata ,” Tunggu dulu….dia yang bersalah, dia yang membuat sakit hati saya, kenapa harus saya yang lebih dulu menyapa dia ? Tidak ! Saya tidak mau ! Dia yang harus menyapa dan meminta maaf pada saya terlebih dulu, baru setelah itu saya akan menyapanya.”   EGO dan KERAS KEPALA kita akan muncul otomatis melawan begitu ada ajakan Roh Suci untuk mengajak kita diajar dengan rendah hati ! 

Saudara yang terkasih, marilah kita semua menyadari keadaan diri kita sendiri. Marilah kita berdiam diri dan berdoa !  Marilah kita meneliti ke dalam hati kita masing-masing dan mulai menyadari bahwa apa yang dinyatakan oleh Tuhan adalah benar, yaitu hati kita semuanya adalah penipu belaka !  Tidak ada seorang pun yang ‘baik’ di antara kita. Kita belum benar-benar menyukai kebenaran Firman Tuhan !  Kita belum mengasihi Dia seperti Yesus mengasihi kita semua dengan kasih AGAPE !  Kita belum benar-benar mengharapkan kedatanganNya !  Kita belum merindukan sorga !  Kita belum mau hidup yang kekal !  Benarkah ini ?  Sungguh benar !  Kalau kita mau diajar oleh Roh Suci, maka kita akan menjadi manusia-manusia yang lain dan berbeda dengan dunia ini !  Apabila kita mau diajar oleh Roh Suci, maka kita akan menjadi orang yang sabar kalau dihina, menerima dengan baik walau pun dicela, senyum di dalam walau pun dihantam, mau mengampuni walau difitnah. Itulah ciri khas orang yang mau diajar oleh Roh Suci. Walau pun begitu, Tuhan masih dengan panjang sabar memberi kesempatan kepada kita masing-masing untuk menyambut undanganNya.


  1. Jerat-Jerat Iblis Diletakkan Di Hadapan Kita

“Jerat-jerat iblis diletakkan di hadapan kita sama seperti di hadapan bangsa Israel dekat sebelum mereka masuk ke dalam tanah Kanaan. Kita akan mengulangi sejarah bangsa itu.”
(5 Testimonies 160)

“ Allah menghendaki umatNya pada jaman akhir ini untuk meneliti kembali….. pencobaan-pencobaan yang dilalui Israel dahulu kala, agar supaya mereka boleh diajar dalam persiapan mereka masuk ke dalam Kanaan semawi.”
(Para Nabi dan Bapa, hal. 293)
Banyak pelajaran dan hikmah yang kita bisa ambil dari pengalaman bangsa Israel dahulu. Tuhan menghendaki kita meneliti kembali pencobaan-pencobaan yang dilalui bangsa itu. Ini penting bagi persiapan-persiapan kita sendiri untuk memasuki Kanaan sorga.

Salah satu kegagalan bangsa Israel yang menyolok adalah meragukan pimpinan Roh Tuhan yang dinyatakan melalui Musa, nabi pilihanNya !  Apakah penerapannya pada kita semua yang hidup di akhir jaman ini ?  Tidakkah kita juga sering kali merasa ragu-ragu dan bimbang  bahkan menentang pimpinan Roh Nubuat ?  Bukan hanya secara pribadi-pribadi saja, bahkan secara organisasi atau secara jemaat kita telah gagal dalam menuruti pimpinan Roh Nubuat!

Dapatkah pernyataan ini dipertanggung jawabkan ? Ataukah kita hanya sekedar menabur benih-benih keragu-raguan yang dapat menimbulkan sikap tidak percaya kepada pimpinan organisasi kita ?

Bangsa Israel dahulu kala dipimpin oleh Tuhan dan bukan dipimpin oleh manusia. Sidang Allah yang terakhir, yaitu jemaat Laodikea, juga dipimpin oleh Tuhan melalui tulisan-tulisan ilham Roh Nubuat dan bukan dipimpin oleh manusia. Ini harus kita mengerti dan kita sadari dengan baik-baik. Manusia boleh saja gagal, tetapi Tuhan tidak pernah gagal.

Bangsa Israel, sebagai suatu organisasi, telah gagal masuk ke tanah Kanaan, karena kebimbangan mereka dan tidak mempercayai pimpinan Tuhan. Akibatnya perjalanan mereka diperpanjang selama 40 tahun dan mengembara berputar-putar di padang gurun. Tetapi akhirnya, bangsa Israel tetap masuk ke tanah Kanaan di bawah pimpinan Tuhan. Tuhan tidak pernah gagal !

Bahwa kita pun di jaman akhir ini mengalami penundaan masuk ke tanah Kanaan sorgawi adalah benar dan tidak boleh lagi dibantah oleh siapa pun !  Karena hal itu telah dinyatakan oleh Roh Nubuat dalam Kemenangan Akhir, hal. 458,

Bukanlah maksud Allah agar kedatangan Kristus ditunda begitu lama dan umatNya tinggal bertahun-tahun di dalam dunia yang penuh dosa dan kesengsaraan ini.”
Jelas sekali dalam pernyataan di atas bahwa kegagalan bukan dari pihak Allah, tetapi dari pihak kita sebagai umatNya yang sisa. Kita tidak akan sanggup mengatasi kegagalan ini kecuali dengan pimpinan Allah dan urapan kuat kuasa RohNya saja. Di manakah letak kegagalan kita ?  Apa saja jerat-jerat setan yang telah dipasangnya di sepanjang perjalanan kita sehingga kita belum masuk ke tanah Kanaan sorgawi ?


  1. Analisa Dari Pimpinan Organisasi Gereja Kita

Jangan sampai ada salah satu di antara kita yang mengira bahwa kita membuat sesuatu yang memojokkan pimpinan organisasi kita. Dijauhkan kiranya pikiran atau prasangka seperti itu !

Kutipan-kutipan di bawah ini diambil dari majalah kita, Review and Herald, tanggal 6 Desember 1973, dan merupakan Annual Council Appeal tahun 1973 (Rapat Tahunan para pemimpin kita tahun 1973).

“Kami percaya bahwa kembalinya Kristus sudah tertunda sangat lama, bahwa alasan-alasan penundaan itu tidak terselubung dalam rahasia-rahasia, dan bahwa pertimbangan yang pertama yang berada di hadapan gereja Masehi Advent Hari Ketujuh adalah untuk mengatur kembali apa yang perlu di dahulukan secara perorangan dan secara badan hukum agar supaya kedatangan Tuhan kita dapat dipercepat.”

“Sebagai satu organisasi gereja yang masih berada dalam keadaan Laodikea sebagaimana yang dinyatakan oleh Saksi Yang Benar dalam Wahyu 3:14-19.

Oleh sebab itu dalam usaha untuk menemukan penyebab pokok yang mengakibatkan kegagalan dan penundaan, rapat telah memperhatikan tiga faktor utama, yaitu :

  1. Pimpinan dan umat belum menerima sepenuhnya sebagai pekabaran pribadi berdasarkan analisa dan himbauan Kristus kepada Laodikea (Wahyu 3:14-22)
  2. Pimpinan dan umat dalam beberapa hal tidak menurut petunjuk-petunjuk Ilahi, baik dalam pengalaman pribadi mau pun dalam melaksanakan tugas kegerejaan.
  3. Pimpinan dan umat belum menyelesaikan tugas gereja.”

“Sebagai pemimpin-pemimpin gereja pada kesempatan rapat tahunan ini, kami telah mempertimbangkan dengan jujur suatu kenyataan bahwa ada keganjilan-keganjilan di antara apa yang diajarkan oleh gereja dan apa yang dikerjakan, dan untuk membiarkan keganjilan-keganjilan ini berjalan terus akan dengan sendirinya menghambat penyelesaian tugas gereja dan kedatangan Kristus.”



“Pada kesempatan rapat tahunan ini, kelompok studi kecil yang terdiri dari para pemimpin gereja telah mempelajari dengan sungguh-sungguh bagian-bagian di mana ada kemungkinan kegagalan untuk mengikuti nasehat Ilahi……….

Kelompok studi kecil ini telah memeriksa seluruh bidang lembaga-lembaga Masehi Advent Hari Ketujuh dan telah menunjuk pada kenyataan-kenyataan bahwa beberapa lembaga dalam beberapa hal telah kehilangan sifat-sifat khas mereka sebagai suatu alat Tuhan untuk memajukan pekerjaan Allah di dunia ini. (Lihat ‘Fundamentals of Christian Education’ hal. 351). Manakala usaha yang sungguh-sungguh telah dilakukan untuk merubah (melakukan reformasi), harus diakui bahwa semakin besar lembaga itu, semakin besar kesulitannya untuk mengadakan perubahan.”  

“Telah diakui bahwa ancaman-ancaman yang terus menerus terhadap kerohanian timbul sebagai akibat dari kenikmatan hidup yang semakin meningkat, kesejahteraan yang makin meningkat, dan keinginan akan gaji atau upah yang lebih tinggi atau menyamai apa yang disajikan oleh dunia.

Hamba Tuhan menulis : ‘Pekerjaan kebenaran masa ini harus dibangun atas penyangkalan diri dan pengorbanan diri….. Kita harus berhati-hati jangan sampai kita meninggalkan jiwa kesederhanaan dan suka berkorban yang telah menandai pekerjaan kita pada tahun-tahun permulaan.”
(Selected Messages 2, hal. 197)
  
Nada seruan yang dikeluarkan oleh Rapat Tahunan para pemimpin gereja kita ini tidak dapat disalah-tafsirkan, bahwa kita sekarang memang berada di dalam keadaan yang tercela di hadapan Tuhan, dan di dalam banyak hal kita telah tidak menurut akan nasihat Roh Suci.

Di antara apa yang diajarkan dan apa yang dikerjakan gereja kita terdapat banyak keganjilan-keganjilan. Pengakuan kita tinggi tetapi iman kita kecil. Kata-kata kita banyak dan janji muluk-muluk, tetapi perbuatan kita sedikit. Kita sebagai satu organisasi diperingatkan oleh Tuhan  agar kita menyadari keadaan diri kita dan segera berpaling kepada Dia. Tetapi kita mendapatkan diri kita di dalam keadaan yang membuat kita sulit untuk membuat satu reformasi secara bersama-sama, karena dikatakan tadi bahwa semakin besar lembaga itu menjadi, semakin sulit usaha reformasi itu. Lalu bagaimana ?

Kita harus berterima kasih kepada para pemimpin kita itu yang tidak menyembunyikan kenyataan. Itu lah sifat pemimpin sejati yang ingin melihat domba-dombanya selamat dan sejahtera. Para pemimpin yang membuka kesulitan-kesulitannya kepada Tuhan dan pada segenap umatNya akan disambut  dengan dukungan oleh sorga mau pun segenap umat yang masih percaya akan pimpinan Allah.


  1. Belajar Dari Pengalaman Bangsa Israel

Kita bersama-sama ikut merasa prihatin memikirkan keadaan gereja kita. Kita berada di dalam satu perahu yang sama. Perahu kita saat ini sedang menuju ke arah yang berlawanan yang membuat kedatangan Tuhan kita tertunda. Ada banyak tangan yang ingin campur tangan dalam memegang kemudi kapal kita sehingga menjadi serba sulit untuk mengubah arah jalannya kapal kita itu.

Apa yang harus kita perbuat sekarang ? Adalah jelas bahwa satu-satunya cara adalah menyerahkan sepenuhnya kemudi kapal kita kepada Jurumudi kita, Yesus Kristus, yang telah mengenal betul arah jalannya. Jikalau tidak, kapal kita akan terombang-ambing oleh ombak ganas dan akan kehilangan arah jalan dan kedatangan Yesus akan terus tertunda.

Marilah kita belajar dari pengalaman bangsa Israel dan mengikuti petunjuk Roh Nubuat dalam menemukan jalan pemecahannya.


Perbatasan Kadesh-Barnea

Bangsa Israel telah tiba di perbatasan Kadesh-Barnea. Tanah Kanaan telah terlihat dan tinggal diseberangi saja. Tetapi bangsa Israel menghendaki agar 12 orang pengintai dikirimkan terlebih dahulu untuk memeriksa medan. Israel tidak mempercayai kemampuan Tuhan. Mereka menghendaki bukti-bukti kenyataan yang dapat dilihat oleh mata fisik bahwa tanah Kanaan dapat dimiliki menurut cara-cara berpikirnya manusia. Karena bangsa Israel menghendaki agar supaya ke-12 orang pengintai itu diutus lebih dulu, maka Allah membiarkan rencana itu dijalankan. Sungguh panjang sabar Tuhan kita itu !  Dari 12 orang pengintai yang kembali dan melaporkan keadaan di sana, 10 orang mengatakan bahwa bangsa Israel tidak akan mampu menduduki tanah Kanaan. Ke-10 pengintai itu telah memakai akal pikiran manusia dengan perhitungan-perhitungan yang dibuat dengan ilmu dan falsafah manusia.

Tetapi 2 orang pengintai lainnya, yaitu Kaleb dan Yosua, memberikan laporan yang berlainan. Laporan mereka berdasarkan iman dan pimpinan Tuhan. Mereka berkata bahwa bangsa Israel akan sanggup menduduki tanah Kanaan dengan pimpinan Tuhan. Mereka berdua menghendaki bangsa Israel maju atas dasar Firman Allah.

Tetapi apa pendapat umum pada waktu itu ?  Apakah bangsa Israel memilih mempercayai pimpinan Tuhan ?  TIDAK !  Yang dipilih adalah pendapat yang dibuat berdasarkan perhitungan manusia. Akibatnya bangsa Israel harus berputar-putar di padang gurun selama 40 tahun !      

Marilah kita belajar dari pengalaman bangsa Israel itu untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Tetapi sedihnya kita harus akui bahwa kenyataan sampai hari ini kita masih berada di dunia ini dan belum sampai di pelabuhan sorga. Sampai kapan kita tidak mempercayai pimpinan Tuhan ?

Pendeta Morris L. Venden dalam bukunya ‘From Exodus To Advent’ halaman 8 mengatakan :

Untuk mengakui bahwa kita telah berputar-putar mengembara di dunia ini tanpa tujuan, dan berusaha untuk mempelajari kembali dari hal iman dan kepercayaan, adalah suatu pengalaman yang mengecilkan kesombongan ke-berorganisasi-an kita.”

Tetapi memang untuk apa kita sombong ?  Mampukah kita mengemudikan sendiri kapal kita ke arah pelabuhan melalui ombak besar yang membutakan penglihatan ?

Di manakah Kaleb-kaleb dan Yosua-yosua umat Advent ?  Apakah sudah tidak ada lagi ?  Sungguh kita bersyukur pada Tuhan. Ia masih menyimpan hamba-hambaNya yang ber-iman. Masih ada banyak kaleb-kaleb dan Yosua-yosua di antara kita. Di antara para pengerja konferens, pendeta-pendeta di ladang, penjual-penjual buku, perawat-perawat, tukang-tukang penjaga mesin, dan anggota-anggota awam di gereja-gereja masih banyak terdapat Kaleb-kaleb dan Yosua-yosua.

Seperti halnya bintang-bintang di langit yang pada siang hari tidak kelihatan oleh penglihatan mata kita, akan kelihatan nantinya pada malam hari dan bersinar dengan terangnya, demikian pula hamba-hamba Tuhan yang setia dan ber-iman tidak akan kelihatan pada saat keadaan damai sekarang ini, tetapi akan kelihatan seperti bintang-bintang yang cemerlang di malam hari pada waktu masa kesusahan besar terjadi.

Hamba-hamba Tuhan yang setia akan muncul dan berdiri teguh mempertahankan panji-panji sorga !

Oleh karena itu, KEBENARAN FIRMAN TUHAN harus dihadapkan pada setiap orang. Apa pun akibatnya, KEBENARAN harus ditinggikan lebih dari organisasi gereja atau lembaga-lembaga kita.

Perpuluhan mungkin akan berkurang, jumlah keanggota-an gereja mungkin akan menyusut dan target atau sasaran kita tidak tercapai, tetapi KEBENARAN FIRMAN TUHAN harus disampaikan!






Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh Gito Siswojo Kadarman  (alm.)

Jember, Hari Sabat, 23 Juli 1983

Tidak ada komentar:

Posting Komentar