Kamis, 15 Juni 2017

7. ALLAH TIDAK MALU MEMANGGIL KITA UMAT PILIHANNYA

ALLAH TIDAK MALU MEMANGGIL KITA
UMAT PILIHANNYA



1. Yang Manakah Umat Allah ?

“Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin dengan seorang perempuan Lewi; lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang anak laki-laki…….”  
(Keluaran 2 : 1-2)

Seluruh pasal 2 tersebut tidak menyebutkan siapa laki-laki Lewi yang menikah itu. Juga tidak disebutkan siapakah perempuan Lewi yang dinikahinya itu. Pasal 3, 4, dan 5 juga tidak memberi keterangan apa pun. Baru di dalam pasal 6 ayat 19 disebutkan :

“Dan Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya, menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa baginya…..”

Yokhebed adalah seorang buangan dan seorang budak bersama-sama dengan bangsa Israel lainnya. Sebagai seorang wanita, kekuatan fisiknya tidak dapat diandalkan, tetapi Yokhebed memiliki suatu “kekuatan iman”  melalui mana rencana Allah dapat dijalankan.

“Para tua-tua bangsa Israel telah diajarkan oleh malaikat-malaikat sorga bahwa saat pelepasan mereka sudah dekat.”  (Para Nabi dan Bapa, hal. 245)

Dan hal ini telah diketahui oleh Yokhebed. Oleh sebab itu, walau pun perintah Raja Mesir untuk membuang setiap bayi laki-laki yang dilahirkan di kalangan orang Yahudi ke dalam sungai sedang gencar-gencarnya, Amram dan Yokhebed tidak takut sama sekali dan bertekad untuk tidak mengorbankan anak mereka ’Musa’.

Iman kepada Allah telah menguatkan hati mereka, dan mereka tidak takut akan perintah raja.’ (Para Nabi dan Bapa hal. 243)

 “Karena iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak takut akan perintah raja.”
(Ibrani 11:23)

Kita dapat melihat bahwa bukanlah tingginya tingkat pendidikan kita, atau latihan-latihan dalam penataran-penataran oleh ahli-ahli Alkitab atau dalam perguruan-perguruan tinggi teologia, yang membuat kita siap untuk melaksanakan kehendak Allah. Pendidikan adalah penting. Penataran juga penting. Tetapi kita harus dididik dalam kebenaran firman Allah dan ditatar dalam kebenaran yang sama ; sedangkan yang menentukan akhirnya adalah IMAN KITA.

Menyelidiki Alkitab seperti yang kita usahakan sekarang ini sama sekali tidak bermanfaat sekiranya kita tidak bersedia terlebih dahulu untuk menyatakan IMAN kita pada firman yang kita pelajari itu. 

Yokhebed menaruh percaya kepada Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Walau pun bangsa Israel diperbudak oleh bangsa Mesir, dan Yokhebed harus ikut serta dalam perbudakan itu, IMANnya tidak dapat dibelokkan dan memegang teguh apa yang telah dikatakan oleh para malaikat Tuhan kepadanya. Yokhebed percaya bahwa Allah akan menyediakan pelepasan bagi bangsanya dengan cara-caranya sendiri.

Yokhebed mendoakan bayi Musa pada waktu ia meletakkan bayi itu di pinggir sungai. Ia tidak membahayakan keselamatan bayinya itu dengan menjaganya sendiri. Ia meninggalkan bayi itu pada tangan penjagaan dan pemeliharaan Allah. Hanya anaknya, Miriam, kakak Musa, yang mengikuti dan melihat dari jauh apa yang bakal terjadi pada Musa. Yokhebed berada di rumah dan berdoa dengan sunguh-sungguh dan tekun pada Allah memohonkan penjagaan bagi Musa. Itulah IMAN !  Iman yang tidak menggantungkan diri pada kemampuan diri sendiri ; Iman yang tidak santai dan tinggal bermalas-malasan dengan perasaan masa bodoh karena sudah “berserah kepada Allah”. IMAN adalah suatu kekuatan bagi kita untuk bergumul dengan Allah dalam rangka rencanaNya yang telah dinyatakan melalui firmanNya. IMAN akan membuat kita bersembunyi di bawah penjagaan Tuhan dan membuat kita berhenti untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan !  
Dan IMAN tidak akan membuat umat Allah jadi lemah. IMAN mempercayai sabda Tuhan dengan sungguh-sungguh dan IMAN membuat seseorang yang percaya merasa tidak takut pada perintah seorang raja sekali pun ! 
IMAN yang sejati kepada Tuhan akan membuat seseorang berdiri teguh mempertahankan panji-panji sorga apa pun resiko yang diterimanya.

Tetapi jangan salah dan ingatlah selalu bahwa IMAN bukanlah kekuatan dari kita sendiri. IMAN hanya membuat kita percaya pada Allah dan bergantung sepenuhnya kepada Allah, tetapi kekuatannya berasal dari Allah. Kekuatan itu adalah milik Allah.

Yang menggerakkan hati dan mengirim puteri raja Firaon ke tepi sungai untuk menjumpai bayi Musa adalah malaikat-malaikat Tuhan dan yang membuat Musa menangis sehingga menyentuh perasaan puteri Firaon adalah karena Allah yang menjaganya. Musa telah dipelihara oleh Tuhan dan Musa dikembalikan kepadanya, Yokhebed, yang telah mendoakan keselamatan bayi itu bukan untuk kepentingannya sendiri saja, melainkan untuk seluruh bangsa Israel, bangsa pilihan Allah yang mewakili kerajaan Allah. 
 
Yokhebed hidup memikirkan Allah dan KerajaanNya !  Berbeda sekali dengan kita pada dewasa ini. Pernahkah kita bergumul dalam doa yang sungguh-sungguh demi keselamatan jiwa orang lain ? Pernahkah kita tercurah air mata kita dan hancur hati kita karena memikirkan keselamatan jiwa orang itu ? Pernahkan kita mendoakan sungguh-sungguh orang yang mungkin telah menyakiti hati kita agar orang itu diselamatkan ? Jika belum, jangan kuatir, Tuhan akan membuat kita seperti Yokhebed apabila kita mau dan bersedia. Tuhan sedang mempersiapkan suatu umat yang akan disebut umat pilihanNya !


Yokhebed tahu bahwa Musa adalah bukan miliknya sendiri. Musa adalah milik Allah walau pun secara resmi Musa telah diambil sebagai anak oleh puteri Firaon dan Allah telah mengarahkan puteri Firaon untuk menunjuk Yokhebed mengasuh Musa. Sungguh ajaib tangan penjagaan Tuhan !  Yokhebed tidak mendidik Musa untuk manusia walau pun Musa adalah puteri Firaon. Ia mendidik Musa dengan rajin dan tekun dalam kebenaran firman Tuhan yang telah dinyatakan melalui para malaikat Tuhan. Yokhebed membekali Musa bagi Allah dan umat pilihanNya. Yokhebed tahu di mana ‘peperangan’ itu harus dilakukan. Ia mempersiapkan Musa untuk kerajaan Allah sebab ia tahu bahwa kelak Musa harus diserahkan pada puteri Firaon untuk dididik dalam kebesaran dan keberhalaan bangsa Mesir yang bertentangan dengan kehendak Allah !
Dengan tekun Yokhebed memperkenalkan Musa kepada umat pilihan Allah. Yang mana umat Allah itu ?  Aduhh…... memalukan sekali !  Ternyata umat pilihan Allah adalah orang-orang menjadi budak dan diperhamba oleh bangsa Mesir !  Umat Allah adalah yang hina dina, yang berbau menyengat hidung, dan yang dicambuki dan dipaksa untuk bekerja keras. Umat pilihan Allah adalah orang-orang yang tidak sedap dipandang oleh mata !  Tetapi ALLAH tidak malu menganggap bangsa Israel sebagai umat pilihanNya !  Yokhebed pun tidak malu. Ia memperkenalkan umat itu kepada Musa sejak dini, agar supaya apabila Musa telah berada di dalam lingkungan kerajaan Mesir kelak, ia tidak akan lupa dan tetap ingat akan kerajaan Allah dan umatNya itu.
  DI MANAKAH UMAT ALLAH DEWASA INI ??

Mengapa kita tidak melihat suatu umat yang suci, bersih, agung, mulia, dan murni yang bebas dari segala bentuk dosa?  Mengapa kita justru melihat dan menjumpai umat Advent, yang mengaku sebagai jemaat pilihan Tuhan, yang sedang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus kedua kali, …. justru penuh dengan noda dan cela ?

Kadang-kadang kita merasa malu untuk memperkenalkan diri kita sebagai umat Advent kepada masyarakat sekitar kita. Kita merasa jengah dan tidak enak hati, karena si ‘A’ ….. anggota gereja Advent ….. dikenal oleh masyarakat luas sebagai seorang koruptor, pencuri dan penipu. Si ‘B’ …anggota gereja Advent ….. dikenal sebagai pelanggar hukum ini dan itu. Si ‘C’ … pendeta sidang X… dan si ‘D’…pendeta sidang Y… saling bersaing, untuk memperebutkan kedudukan di konferens, dan lain-lain. Sungguh menyedihkan keadaan umat Allah ini. Memang, umat Allah adalah umat yang sedang diperhamba oleh dosa. Namanya lebih sering jelek dari pada baik. Kita patut merasa sedih dan menjadi sangat prihatin. Tetapi sedih dan prihatin karena siapa ?  Apakah karena si ‘A’, ‘B’ atau si ‘C’ atau para pengerja ?  

Kita patut merasa prihatin karena DIRI KITA SENDIRI. Kita pun sering melakukan hal-hal yang sama walau pun dalam bentuk yang berbeda tanpa kita sadari. Merasa diri benar, merasa bangga menjadi ketua majelis dan semua anggota harus menurut kepadanya, kalau tidak harga dirinya akan tersinggung. Merasa diri paling terhormat dalam kedudukan majelis jemaat, dalam konferens, divisi dan sebagainya. Merasa diri terhormat karena lulusan dari perguruan tinggi dengan banyak gelar Phd, MM, MBA, dan lain-lain.

Tetapi Apakah Allah malu untuk memanggil kita sebagai UMATNYA ?

Pilihan Allah atas manusia bukan pilihan atas dasar keadaan manusia itu, melainkan atas dasar perjanjian Allah dengan manusia itu melalui Yesus Kristus. Bangsa Israel dianggap sebagai umatNya disebabkan,

“PerjanjianNya dengan Abraham, Ishak, dan Yakub.” (Keluaran 2:24)
Perjanjian itu dilakukan atas dasar YESUS KRISTUS. (Bacalah Galatia 3 :16). Oleh sebab itu manakala bangsa Israel menolak Kristus pada waktu kedatanganNya yang pertama kali, perjanjian dengan mereka menjadi batal dan perjanjian itu beralih kepada mereka yang mempercayai KRISTUS, yaitu gerejaNya. Kemudian gereja Tuhan itu menggenapi nubuatan Alkitab dan memasuki 7 masa peralihan. 

Dan sekarang kita berada di peralihan yang terakhir, yaitu masa sidang LAODIKEA. Walau pun sidang kita dikenal sebagai jemaat yang suam-suam kuku, tidak panas mau pun dingin, tercela dan penuh cacat cela di hadapan Allah, KEBENARAN firman Allah tetap berada di situ dan Laodikea masih merupakan sidangNYA dan umat yang berada di dalam kandang itu masih merupakan umatNYA.

Umat Allah berada di dalam perhambaan dosa dewasa ini, seperti halnya bangsa Israel di bawah perhambaan bangsa Mesir pada waktu itu. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa Allah tinggal diam. Melalui firmanNya, Ia telah mengatakan bahwa Ia telah menyediakan jalan kelepasan bagi kita dari perhambaan dosa.  Itu sebabnya Laodikea diminta untuk menyadari keadaan dirinya sendiri. Ia minta Laodikea untuk mengakui kepemimpinanNya, sebab Ia telah menyediakan jalan kelepasan dari dosa menuju kepada pembentukan PETA ALLAH kembali. Laodikea diminta untuk BERTOBAT dan MENGIKUTI DIA. Tuhan rindu untuk segera melepaskan kita dari perhambaan dosa, dan domba-dombaNya yang lain yang masih berada di kandang-kandang yang lain, akan ikut dipanggil untuk dilepaskan !  Kita sedang memasuki TAHAP TERAKHIR dari pekerjaan Allah di dunia ini. Laodikea harus bertobat kepada Allah atau akan mengalami peludahan keluar dari mulutNya !


2. Allah Menyertai UmatNya Yang Hina

Kita telah diberitahu oleh Roh Nubuat bahwa pengalaman bangsa Israel pada masa lalu adalah suatu lambang bagi pengalaman kita yang hidup di akhir jaman ini. Pada waktu bangsa Israel hidup di bawah tekanan perhambaan bangsa Mesir, Allah berkata kepada Musa:

“Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Keluaran 3 : 9 - 10) 
Maksud dan tujuan Pekabaran Tiga Malaikat adalah untuk hal yang sama, agar supaya kita dibebaskan dari perhambaan dosa. Hanya kita sendiri yang belum memiliki pandangan dan pengertian kerohanian yang cukup untuk menangkap maksud Allah yang sebenarnya.

Tiap jenis perhambaan yang dilakukan terhadap umat Allah (dahulu atau sekarang) oleh kuasa-kuasa yang dikendalikan iblis adalah untuk maksud dan tujuan yang sama. Perhambaan itu tidak terlepas dari tujuan untuk memusnahkan KEBENARAN ALLAH dari dunia ini. Dan karena KEBENARAN itu dipercayakan oleh Allah kepada umatNya, maka umatNya itulah yang menjadi sasaran setan. Jadi, kita bisa lihat bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh setan dalam setiap jaman untuk menekan dan memusnahkan umat Allah melalui bangsa-bangsa yang memperbudak bangsa Israel dari jaman bangsa Mesir, bangsa Asyur, bangsa Babel, bangsa Gerika-Yunani, bangsa Romawi, dan sampai pada jaman modern di mana kita hidup sekarang ini.


Pada waktu bangsa Israel ditawan oleh bangsa Babel, pada jaman Daniel, perabotan Bait Allah dibawa ke Babel dan diletakkan di tempat berhala-berhala raja Babel. Dengan kata lain, kebenaran Allah dan kerajaanNya yang dilambangkan dengan Bait Suci itu, sedang dihina dan diinjak-injak. Daniel yang mewakili bangsanya waktu itu berteriak memohon pada Allah memohon kelepasan , bukan semata-mata bagi dirinya dan bangsa yang ia wakili, tetapi demi kerajaan Allah dan Bait SuciNya yang sedang diinjak-injak itu. Semua permintaan Daniel adalah dalam kerangka perjanjian Allah dengan Abraham yang mana Allah berjanji menyediakan suatu negeri yang akan diperintah oleh YESUS KRISTUS.

Oleh sebab itu, Allah menyatakan kebenaranNya kepada Daniel yang meliputi banyak hal. Allah tidak hanya menyinggung pelepasan bangsa Israel dari tawanan pada waktu itu saja. Tetapi pelepasan yang dijanjikan Tuhan adalah menyangkut perkara-perkara pelepasan yang akan terjadi di masa-masa akhir jaman ini. Kepada Daniel diberitahukan bahwa sesudah lewat 2300 tahun, maka Bait Suci akan dipulihkan dan KEBENARAN ALLAH akan ditegakkan kembali. Dan sesuai dengan yang telah difirmankanNya itu, maka pada tahun 1844 berdirilah para wakil-wakil dari kerajaan kebenaranNya yang membawa Pekabaran Tiga Malaikat. Pandangan umat Allah diarahkan kepada Bait Suci yang di sorga di mana Yesus sedang bertugas sebagai Imam Besar dalam persiapanNya untuk kembali ke dunia ini dan menjadi RAJA di atas segala para raja-raja.

Dengan begitu, kita mengetahui bahwa PEKABARAN TIGA MALAIKAT adalah pekabaran pelepasan dari belenggu setan yang menawan kita dalam perhambaan dosa. Allah masih menyertai umatNya yang jelek, yang berbau busuk karena akibat keringat dari perbuatan-perbuatan dosa yang dipaksakan oleh setan. Allah akan melepaskan umatNya yang menaruh percaya pada DIA dan pimpinanNya. Pada jaman Mesir, Allah memanggil Musa, dan pada jaman Babel, Allah memanggil Yeremia, Daniel, dan Yehezkiel sebagai para nabi, dan Ezra, Nehemia, dan Zerubabel sebagai para pelaksana. Dan pada jaman akhir ini, Allah telah memanggil para pelopor pergerakan Advent untuk melaksanakan kehendakNya. Apakah kita benar-benar percaya bahwa Allah telah memimpin kita melalui hamba pilihanNya yaitu Ellen Gold White ?

3. Cara-Cara Allah Melepaskan UmatNya

Ini perlu sekali kita pelajari agar supaya kita dapat mengetahui apa arti IMAN yang sebenarnya. 

Pada waktu bangsa Israel berkeluh-kesah karena tindakan yang kejam dan sewenang-wenang oleh bangsa Mesir, Allah tidak segera melepaskan bangsa Israel. Allah sedang mempersiapkan seorang pemimpin yang masih harus diselamatkan dari tepi sungai, kemudian dididik oleh ibunya sampai umur 12 tahun, lalu dilatih ketahanan dan kesetiaannya di tengah-tengah pencobaan kemewahan dan keberhalaan bangsa Mesir, untuk kemudian dididik Allah sendiri selama 40 tahun di antara domba-domba dungu dan di dalam kesunyian padang gurun. Mana akal pikiran manusia dapat menangkap maksud-maksud Allah ?  Sebagaimana langit itu jauh di atas langit bumi, begitu juga pikiran Allah di atas pikiran manusia. Kalau pikiran manusia tidak diterangi oleh Roh Allah, maka ia tidak dapat memahami Allah !  

Saudara-saudara yang terkasih, kecuali kita menyadari hal ini dengan sungguh-sungguh, dan kita mau merendahkan diri kita di hadapan Allah untuk menerima terang yang datang dari Roh Suci melalui firman kebenaranNYa, maka kita akan tersesat dan tidak akan ikut ambil bagian dalam keselamatanNya !  Hal ini sangat serius !  Masing-masing kita harus dilahirkan kembali oleh Roh Suci !

Setelah Musa mengerti akan tugasnya untuk melepaskan bangsa Israel dari perhambaan Mesir, maka ia melaksanakan tugasnya menurut ilmu yang ia miliki. Musa Memahami ilmu perang bangsa Mesir. Musa mengetahui bagaimana menggunakan kekuatan otot-ototnya itu.

“Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.” (Keluaran 2:11-12)

Apakah Tuhan akan melepaskan bangsa Israel dengan cara Musa ?  Rupanya tidak !  Apa yang telah dilakukan Musa didengar oleh raja Firaun, lalu Firaun mencari ikhtiar untuk membunuh Musa. Musa ketakutan dan ia melarikan diri ke padang belantara.

Selama 40 tahun di padang belantara yang sunyi, Musa dididik kembali oleh Tuhan dengan cara-caraNya sendiri. Musa dilatih dalam hal penurutan, kerendahan hati, ketekunan, dan kesabaran, dalam menggembalakan domba-domba. Bayangkan !  Dari seorang pangeran kerajaan yang hidup penuh dengan kenyamanan, kemewahan, dan dididik dengan segala ilmu pengetahuan manusia yang tertinggi pada waktu itu, harus menjadi seorang gembala sederhana yang jauh dari keramaian, jauh dari kemewahan hidup dan dididik di tengah alam yang keras dan penuh bahaya. 
 
Apa yang dipelajari Musa di istana kerajaan, yaitu segala ilmu kemanusiaan yang mengandalkan kekuatan dan pikiran manusia sendiri, harus dihapus dan diganti dengan pelajaran untuk bergantung sepenuhnya pada Allah dalam segala hal. Mengapa ?  Karena dalam perang melawan setan dan pasukannya bukanlah dengan kepercayaan dan kekuatan diri sendiri. 
Dalam menghadapi setan, manusia harus sepenuhnya bergantung kepada Allah Yang Maha Kuasa. Mudah berkata seperti itu. Tetapi bagaimana caranya ?


Umat Katolik percaya bahwa mereka sudah sepenuhnya bergantung kepada Allah. Tidak ketinggalan umat Protestan, Islam, Budha, Hindu, dan lain-lain. Tetapi dapatkah dua umat atau lebih yang sama-sama bergantung sepenuhnya kepada Allah mempunyai paham yang berbeda ?  Mustahil !  Manakala ada paham yang berbeda tentu ada pihak yang belum bergantung sepenuhnya kepada Allah. 

Kita hanya dapat bergantung sepenuhnya kepada Allah apabila kita mengenal kehendak Allah. Kehendak Allah dinyatakan melalui kebenaran firmanNya. Jadi kita harus mencari KEBENARAN yang hanya ada satu saja. Marilah kita semua mau merendahkan diri kita dan mengijinkan Roh Suci untuk mengendalikan kita agar kebenaranNya dapat dinyatakan kepada kita. Untuk inilah kita bersama-sama mempelajari firman Tuhan dalam seri pelajaran Alkitab dan Roh Nubuat ini !!


4. Ciri-ciri Orang Yang Sudah Dipersiapkan oleh Allah

Sesudah Tuhan mempersiapkan Musa, datanglah firman Tuhan kepadanya :

“Sekarang seruan orang Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." 
(Keluaran 3:9-10)

Musa menghadapi suatu tugas yang amat berat. Ia harus berhadapan dengan kekuatan setan di pusat markas besarnya. Oleh sebab itu Musa berkata :

"Siapakah aku ini, maka aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari Mesir?" (ayat 11)
 
Itulah ucapan yang dinantikan oleh Tuhan. Selama kita masih merasa diri kita cukup kuat dalam menghadapi tugas-tugas dan problema-problema hidup dan selama kita masih merasa yakin bahwa kita dapat menolong diri kita sendiri keluar dari ancaman dan bahaya, maka kita tidak akan bergantung sepenuhnya kepada Allah. Musa akan dihadapkan secara langsung kepada raja yang paling berkuasa saat itu, yaitu raja Firaun. Tugas itu tidak boleh diwakilkan kepada orang lain, Musa harus menghadapi sendiri. Hal ini lah yang membuat Musa menjadi gentar dan merasa tidak sanggup. Tetapi Allah dapat bekerja melalui orang yang merasa dirinya tidak sanggup !

Apa sebabnya Tuhan tidak menyembunyikan hal-hal yang menakutkan dari kita dan hanya memberitahu kita perkara-perkara yang menyenangkan, yang membesarkan hati, yang memberi harapan dan kesukaan, damai dan sejahtera ?  Karena Tuhan sangat mengasihi umatNya, Ia ingin umatNya mengetahui setiap muslihat setan yang jahat di akhir jaman ini agar tidak tertipu dan Tuhan tahu bahwa setan tidak akan berhenti dalam usahanya untuk melenyapkan umat Allah dari permukaan bumi ini. Tuhan harus memberitahu umatNya apa yang benar. Ia memberitahu bahwa umatNya harus berurusan dengan setan, dan umatNya hanya akan dapat menang apabila mereka bergantung sepenuhnya kepada Tuhan !

 

Kepada Musa yang sekarang sudah belajar untuk meragukan kekuatan dan kemampuannya sendiri, Tuhan berkata : 

“Bukankah AKU akan menyertai engkau ?” (ayat 12)


5. Empat Kesulitan Musa Yang Akan Dialami Oleh Pembawa Pekabaran Tiga Malaikat Yang Akan Melepaskan Penduduk Dunia Dari Perhambaan Setan

a. Siapa Yang Mengutus Kita ? Siapa NamaNya?

Pada waktu Yesus berada di dunia ini, Ia juga dihadapkan pada pertanyaan yang sama. Perjalanan Yesus di dunia pada waktu itu sangatlah sulit. Ia harus menghadapi ketidak-percayaan umatNya sendiri !

Pada waktu Yesus dituduh bahwa Ia kerasukan setan, Yesus menjawab bahwa Ia tidak kerasukan setan dan bahwa Ia menghormati BapaNya.

Kemudian Ia berkata, dalam Yohanes 8:51,


 “Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya." 

Yesus telah mengemukakan kebenaran. Tetapi sulitnya yang mendengarkan Dia tidak mau percaya. Mereka tidak merindukan kebenaran. Mereka hanya ingin mempersalahkan Yesus. Apa yang dikatakanNya hanya mereka pegang sebagai bukti bahwa tuduhan mereka terhadap Dia adalah benar.
 “Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"  (Yohanes 8:52-53)

Tetapi Yesus adalah sumber KEBENARAN. Apa yang telah dikatakan oleh orang-orang Yahudi untuk menyudutkan Dia dipakaiNya untuk mengungkapkan KEBENARAN lebih lanjut. Yesus berkata :

"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU telah ada." 

Kata ‘AKU telah ada’ dalam Alkitab bahasa Inggris disebut ‘I AM’. Ucapan Yesus itu erat sekali hubungannya dengan apa yang dipercakapkan antara Yesus dengan Musa sebelum Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa bertanya :

"Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? -- apakah yang harus kujawab kepada mereka?" (Keluaran 3:13)

Firman Allah kepada Musa: "AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya: "Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu." (Keluaran 3:14)

Alkitab bahasa Inggris berkata : “I AM THAT I AM.” Namanya adalah AKU --- I AM. Itulah yang dikatakan Yesus kepada bangsa Yahudi. Ia memperkenalkan diriNya sebagai AKU yang ada sebelum Abraham ada.  

Ia juga memperkenalkan diri kepada Musa sebagai ‘AKU ADALAH AKU’, artinya : Yang Mula-Mula dan Yang Terakhir, Yang mempunyai Hidup dan Tidak Berkesudahan sampai selama-lamanya.

Dan sebagaimana Tuhan yang mengutus Musa untuk melepaskan bangsa Israel dari perhambaan bangsa Mesir, demikian pula sejak tahun 1844 Tuhan telah menyuruh para hambaNya yang setia untuk membawakan Pekabaran Tiga Malaikat untuk melepaskan penduduk dunia dari perhambaan setan dan diajar untuk berkata :

"Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia, karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air." (Wahyu 14:7)


Siapa yang mengutus pembawa Pekabaran Tiga Malaikat yang akan melepaskan dunia dari perhambaan setan untuk selama-lamanya ?  Tidak adalah YESUS --- AKU ADALAH AKU, pencipta langit dan bumi beserta isinya, yang ada sebelum Abraham jadi !  IA telah berjanji untuk menyertai Musa, dan kepada kita sekarang yang membawa Pekabaran Tiga Malaikat pada akhir jaman ini, Yesus berkata :

“Aku akan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir jaman.”  (Matius 28:20) 

 
b. Bagaimana Seandainya Kita Tidak Dipercaya?

Kesulitan Musa yang kedua tercetus dalam kata-kata :

"Bagaimana jika mereka tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata: TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?"
(Keluaran 4:1)

Tuhan meminta pada Musa agar supaya tongkat yang ada dalam tangannya itu dilemparkan ke tanah dan tongkat Musa itu berubah menjadi ular. Musa takut dan melarikan diri dari ular tersebut. Tetapi firman Tuhan berkata kepada Musa :

"Ulurkanlah tanganmu dan peganglah ekornya"
(ayat 4)

Musa sedang dilatih dalam percaya kepada Tuhan sebelum ia dapat membuat orang lain percaya pada Tuhan. Walau pun takut, Musa menurut pada perintah Tuhan dan ia mengulurkan tangannya dan memegang ekor ular itu dan ular tersebut berubah kembali menjadi tongkat di tangan Musa. Kemudian Tuhan meminta Musa untuk memasukkan tangannya ke dalam bajunya. Setelah tangan itu ditarik keluar, tangan Musa berubah menjadi putih terkena sakit kusta. Tuhan memerintahkan untuk memasukkan tangan Musa kembali ke dalam bajunya, dan setelah ditarik keluar, tangan Musa menjadi pulih kembali. Lalu Tuhan berkata :

Dan jika mereka tidak juga percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu." (Keluaran 4:9)

Peristiwa air menjadi darah terdapat dalam Keluaran 7:17-18, dan Wahyu 16:3-4. Kedua peristiwa itu memperlihatkan bahwa kutukan Tuhan berlaku terhadap bangsa yang melawanNya dan tidak mau mempercayai firmanNya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa apabila bangsa Israel tidak mau mempercayai apa yang dikatakan oleh Musa dengan tanda-tanda mujizat yang terjadi, maka mereka akan menghadapi bahaya kematian karena ditinggalkan Tuhan.

Bagi tiap peristiwa pelepasan, Tuhan telah memilih sendiri para juru kabarNya. Para juru kabarNya itu terlebih dahulu dilatih dalam mempercayai pimpinan Tuhan. Tuhan menyatakan kekuasaanNya melalui tanda-tanda mujizat. Setelah juru kabar itu menjadi yakin akan pimpinan Tuhan, mereka diminta untuk menyampaikan pekabaran Tuhan kepada umatNya.      
Umat Tuhan diharapkan untuk mempercayai para juru kabarNya itu. Tuhan akan menyatakan kebenaran firmanNya melalui para juru kabar pilihanNya itu. Air akan dapat dijadikan darah bagi yang tidak percaya. Dengan lain kata, ketidak-percayaan seseorang akan dapat membuatnya hilang!  Ini penting sekali untuk diperhatikan dan ditaruh dalam hati !

Bagi Masehi Advent Hari Ketujuh sudah dipilih seorang juru kabar. Pekerjaan juru kabar ini dimulai dengan tanda-tanda ajaib untuk membuat umat Allah pada waktu itu percaya. Tetapi bukan tanda-tanda ajaib itu yang menentukan hadirat Allah. Tanda-tanda ini adalah sekedar suatu alat pembantu dan alat pengenal. Yang paling penting dan menentukan adalah KEBENARAN firman Allah yang terdapat dalam pekabaran-pekabaran yang disampaikan oleh juru kabar kita itu !

 

Kita perlu mempelajari sejarah bangsa Israel. Berulang-ulang bangsa itu meragukan dan melawan pimpinan Musa, dan tiap kali mereka berbuat begitu, mereka menjauh dari Tuhan dan jatuh dalam kesukaran. Akibatnya adalah satu generasi yang tidak percaya binasa di padang belantara dan tidak masuk tanah Kanaan perjanjian. Kita perlu menyadarkan diri dan melangkah dengan hati-hati. Tuhan tidak dapat dipermainkan!  Walau pun Ia panjang sabar, Ia berharap untuk dipercaya dan diturut !

 
c. Kita Tidak Pandai Berbicara

Lalu kata Musa kepada TUHAN : 

"Ah, Tuhan, aku ini tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."
(Keluaran 4 : 10)

Banyak sekali kesulitan Musa. Ia merasa dirinya tidak sanggup untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan. Bagaimana kalau ia tidak dapat berbicara di hadapan raja Firaun ?

Kita pun mempunyai perasaan yang sama. Apakah kita sanggup untuk berkata-kata mempertahankan kebenaran firman Tuhan apabila kita sudah diminta untuk berhadapan dengan para penguasa pemerintahan dan gereja-gereja ?  Apakah kita tidak bakal dilanda rasa ketakutan dan kehilangan segala kemampuan untuk berkata-kata dalam situasi dan kondisi seperti itu ?
 Tetapi TUHAN berfirman kepadanya: 
 "Siapakah yang membuat lidah manusia, siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta; bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4 : 11-12)

Sebutan Tuhan kepada Musa adalah sama dengan jaminanNya kepada kita pada akhir jaman ini. JanjiNya pada kita semua :

“Apabila mereka menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan berkata-kata di dalam kamu.”
(Matius 10 : 19-20)

Betapa gegabahnya kita seringkali dalam menghadapi firman Tuhan !  Gantinya merasa diri kita kecil dan tidak layak untuk mempersembahkan firman Tuhan, kita seringkali ingin tampil ke depan walau pun yang kita bawa adalah hasil pengolahan otak kita sendiri !  Kita terlalu sembrono. Seringkali kita mengatakan sesuatu yang tidak benar. Kiranya hal ini boleh lambat laun menyingkir dari diri kita, dan kita boleh melihat umat Advent lebih merendahkan diri di hadapan Tuhan dan dengan tekun mempelajari serta menghayati firman Tuhan di bawah bisikan ROH SUCI. Kiranya KEBENARAN firmanNya lambat laun dapat menguasai hidup kita sepenuhnya sehingga apabila kita membicarakan firman Tuhan, kita sudah benar-benar berkata-kata bukan menurut kehendak kita sendiri lagi melainkan menggenapi apa yang dikehendaki oleh ROH SUCI. Kiranya kita mau ditolong oleh Tuhan dalam hal ini.


d. Kirimlah Orang Lain

Tetapi Musa berkata: 

"Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang patut Kauutus." (Keluaran 4 : 13)

Tuhan menjadi marah terhadap Musa. Dengan segala jaminan yang sudah diperlihatkan oleh Tuhan, Musa masih tetap kurang percaya dan meminta agar Tuhan mengutus orang lain saja. Bukankah kita juga melakukan hal yang sama ?  Apabila kita mempertimbangkan segala kesulitan-kesulitan yang akan kita hadapi dalam menyampaikan Pekabaran Tiga Malaikat kepada dunia, kita cenderung untuk meminta kepada Tuhan agar supaya mengutus orang lain saja. Biarlah para pendeta atau para anggota majelis saja yang melakukan tugas itu. Saya tidak pandai bicara, saya ini orangnya pendiam, saya tidak pintar berkhotbah, dan macam lain alasan untuk berdalih.  Dunia akan memusuhi kita dan akan mengancam keselamatan kita. Ya… menurut pandangan kita, adalah lebih baik kalau kita tidak mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.

Tetapi apakah Musa benar-benar begitu kecil hatinya? Apakah segala usaha ibunya, Yokhebed, dalam mendidik Musa menjadi sia-sia ? Apakah usaha Tuhan dalam melatih Musa selama 40 tahun tidak berhasil ?  Apakah Musa yang sudah diselamatkan dari pembuangan ke dalam sungai Nil mempunyai jiwa yang akan mengkhianati Tuhan ?  Tidak !  Musa hanya memerlukan suatu dukungan dan Tuhan memberikan seseorang yaitu, Harun, kakak Musa sendiri, untuk menyertainya dalam pekerjaaan yang ditugaskan oleh Tuhan kepadanya.   

Tetapi Tuhan berpesan kepada Musa :

“Dan bawalah tongkat ini di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat.”  (Keluaran 4 : 17)

Walau pun Musa diberikan seorang teman, ia masih harus menggantungkan dirinya kepada Tuhan. Musa harus selalu membawa tongkatnya.

Dalam melaksanakan tugas Pekabaran Tiga Malaikat, kita diberikan oleh Tuhan, kawan-kawan dan sahabat-sahabat seperjuangan dalam se-iman. Para kawan dan para sahabat ini merupakan hiburan bagi diri kita yang sangat berharga. Walau pun begitu, yang terpenting dan terutama dalam melaksanakan tugas suci tersebut adalah ketergantungan kita kepada Tuhan. Kita masih harus menggantungkan diri kepada kuasa Allah yang akan dinyatakan sepenuhnya kelak dalam pencurahan Roh Suci pada saat hujan akhir nanti. Tuhan menjanjikan pelepasan dari perhambaan setan. Ia menjamin kemenangan bagi setiap orang yang menaruh percaya kepadaNya.

Biarlah kita boleh mengikuti teladan Musa. Walau pun kita merasa takut dan bimbang, walau pun kita terkadang berkeinginan untuk mundur dan mengharapkan orang lain saja untuk tampil ke depan, biarlah kita boleh menurut kepada Tuhan, memegang tongkat kita dan maju ke depan mengikuti Tuhan kemana pun Ia pimpin ! 


6. Rasa Bimbang Masih Dapat Menghantui Musa. Pekerjaan Pelepasan Malah Memperhebat Perhambaan

Pada waktu Musa dan Harun menghadap pada rajan Firaun, mereka berkata :

"Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku di padang gurun."  (Keluaran 5 : 1)

Tetapi raja Firaun menjawab :

"Siapakah TUHAN itu yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel pergi." (Keluaran 5 : 2)

Dan pada hari itu juga Firaun memerintahkan agar supaya orang Israel tidak lagi diberi jerami untuk membuat batu bata. Mereka harus mengumpulkan jerami itu sendiri dan jumlah bata yang harus diselesaikan dalam satu hari tidak boleh berkurang. Pekerjaan orang-orang Israel makin diperberat, dan ketika mereka tidak dapat menyelesaikannya, maka para mandor orang Israel itu dipukuli. 

Kemudian para mandor Israel itu pergi menghadap raja Firaun untuk mengeluh. Tetapi Firaun menjawab :

"Pemalas kamu, pemalas! Itulah sebabnya kamu berkata: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan korban kepada TUHAN ! Jadi sekarang, pergilah, bekerja ! Jerami tidak akan diberikan lagi kepadamu, tetapi jumlah batu bata yang sama harus kamu serahkan."  (Keluaran 5 : 17-18)

Pada waktu para mandor Israel itu meninggalkan tempat Firaun, mereka bertemu dengan Musa dan Harun. Segera saja mereka melontarkan caci maki dan tuduhan-tuduhan yang pahit terhadap para hamba Allah tersebut :

 

"Kiranya TUHAN memperhatikan perbuatanmu dan menghukumkan kamu, karena kamu telah membusukkan nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami."  (Keluaran 5 : 21)
Resiko untuk menjadi seorang pemimpin adalah sangat besar. Apalagi kalau para saudara kita sendiri berbalik untuk menyerang kita !  Musa sudah menyerahkan dirinya untuk dipakai oleh Tuhan. Musa sudah mempercayai Tuhan. Ia sudah memberanikan diri untuk menghadap Firaun dan telah menyampaikan firman Tuhan. Tetapi apa hasil pekerjaannya ?  Keluhan Musa kepada Tuhan saja yang paling dapat melukiskan perasaannya :

"Tuhan, mengapakah Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus? Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama sekali." (Keluaran 5 : 22-23)

Kiranya kita membaca keluhan Musa itu dengan perasaan. Bagaikan seorang anak telah berbicara kepada Bapanya yang di sorga. Mereka sangat saling mengenal dan sudah lama mereka bergaul. Anak itu sudah mempercayai Bapanya dengan sepenuh hati. Anak itu sudah melakukan apa yang telah diperintahkan Bapanya untuk dilakukan. Bapanya telah mendengarkan seruan derita dari para saudaranya  dan telah menjanjikan pelepasan. Tetapi apa yang telah terjadi ?  Saudara-saudaranya bukannya dilepaskan dari penderitaan mereka, tetapi justru mereka makin disiksa dan diperberat pekerjaannya. Yang paling buruk adalah bahwa dirinya sekarang dituduh oleh para saudaranya sendiri sebagai penyebab dari penderitaan mereka itu !

Ada suatu pelajaran yang sangat penting yang bisa diambil bagi kita yang membawa Pekabaran Tiga Malaikat dari pengalaman Musa tersebut. 

Manakala pekabaran ini, di hari-hari yang akan datang, memuncak dalam intensitasnya, kita tidak boleh berharap bahwa setan akan dengan rela hati melepaskan penduduk dunia ini dari cengkeramannya. Setan akan memperkuat pegangannya atas diri mereka. Ia akan mengikat penduduk dunia ini dengan segala macam tanda keheranan dan kepalsuan yang dahsyat. Dan pada saat yang sama ia akan marah sekali terhadap para pembawa kabar sorga tersebut. Ia akan sangat mempersulit ruang lingkup gerak mereka. Ini akan membuat umat Allah yang setia akan dituduh sebagai umat Allah yang tidak setia. Yang setia akan dikatakan sebagai penyebab amarah dunia terhadap umat Advent yang sedang menikmati kedamaian hidup di antara umat-umat di dunia. Bekas saudara-saudara kita di dalam gereja akan menjadi musuh-musuh kita yang terganas. Ini sungguh tidak menyenangkan hati kita dan tidak enak didengar. Tetapi Tuhan telah memberitahu kita terlebih dahulu. Percayailah firmanNya !


7. Tangan Kuat Allah Diperlihatkan

Dan Tuhan menjawab pada Musa :

"Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan Kulakukan kepada Firaun; sebab dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan membiarkan mereka pergi, ya dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan mengusir mereka dari negerinya.”
(Keluaran 5 : 24)

Tuhan berhadapan dengan setan. Siapa yang lebih kuat ?  Tuhan telah memperlihatkan kesabaranNya demi keselamatan umat manusia yang masih mau bertobat. Tuhan belum bertindak oleh karena masih ada orang yang dapat diselamatkan. Tetapi kekejaman setan akan terus meningkat dan penderitaan umat Allah akan semakin bertambah. Tuhan tidak dapat tinggal diam selamanya. Ia harus memanggil Musa-MusaNya pada akhir jaman ini untuk melaksanakan kehendakNya demi pelepasan umatNya yang sudah sangat menderita. Setan akan sangat marah dan akan menunjukkan kekuatannya. Hari ini kita sudah mulai melihat betapa ganasnya serangan setan untuk memusnahkan umat manusia melalui bencana-bencana alam, kecelakaan, pembunuhan, kebakaran, kelaparan, dan lain sebagainya. Bencana alam yang dahsyat telah kita lihat dalam bencana tsunami di Aceh, yang telah membinasakan ratusan ribu jiwa-jiwa manusia hanya dalam hitungan menit, bencana badai Katrina di New Orleans, Amerika; kekejaman pembunuhan antar manusia yang sudah semakin tidak masuk akal lagi, anak-orang tua saling bunuh, ancaman bom teroris di mana-mana; makin lemahnya moral manusia, di satu sisi umat manusia bersenang-senang makan-minum berpesta-pora, sedangkan di sisi lain jutaan manusia banyak yang mati kelaparan; penyakit-penyakit baru bermunculan, flu burung, AIDS, virus Ebola yang dalam hitungan hari organ dalam tubuh manusia hancur seperti bubur; kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja, di rumah, di jalan, di toko, di gereja; manusia berlomba-lomba memegahkan dirinya sendiri, pamer kekayaan, pamer pangkat dan kedudukan, perebutan gelar-gelar dunia; semuanya itu menunjukkan pada kita bahwa kita hidup di dunia yang sudah sangat bobrok dan mulai hancur, tidaklah mungkin kita hidup terus di dunia yang telah berusia 6000 tahun ini. Bumi di mana kita tinggal ini akan segera berakhir tidak lama lagi. Dan kita bersyukur bahwa Allah Maha Pengasih telah memberikan amaranNya pada kita untuk waspada dan percaya kepada pimpinanNya melalui Roh Suci, dalam bentuk tulisan-tulisan Roh Nubuat. Setan akan terus meningkatkan serangan dan penipuannya untuk berusaha membinasakan sebanyak-banyaknya umat manusia, bahkan kalau boleh orang-orang yang terpilih sekali pun. Puncak penipuan setan terdahsyat nanti adalah pada waktu ia akan menyamar persis seperti Kristus dalam gaya bicaranya, perilakunya, dan caranya dalam memberkati dan menyembuhkan orang-orang. Sungguh dahsyat penipuan setan ini. Jangan berbicara gegabah bahwa kita tidak akan tertipu walau pun kita telah diberitahu oleh Tuhan. Kecuali kita berserah total pada Tuhan dan Tuhan melindungi kita, tidak ada kuasa lain yang bisa mencegah dahsyatnya tipuan setan itu. Ingat saudara-saudara, kita adalah manusia yang sangat lemah, jangan berbicara seperti Petrus sebelum bertobat. Marilah kita terus, terus, terus, terus, dan terus merendahkan hati kita dan berhubungan pribadi dengan Yesus kita setiap hari melalui doa dan firmanNya.

Peperangan antara Kristus dengan setan dalam memperebutkan umat manusia telah berlangsung lama sejak dari sorga dan dilanjutkan di bumi kita ini. 
Peperangan ini sungguh-sungguh dahsyat. Pikiran kita tidak akan bisa melihat bagaimana dahsyatnya peperangan antara Kristus dan setan. Setan sangat jahat, setiap ada kesempatan bahkan dalam tidur kita pun, ia berusaha membinasakan kita. Tetapi jangan takut, asalkan kita percaya, Tuhan selalu menjaga kita siang dan malam seperti Ia menjaga dan memelihara bangsa Israel dalam tiang awan dan tiang api selama di padang gurun. Baca dan renungkan dalam-dalam sejarah perjalanan bangsa Israel kembali di buku Alfa dan Omega jilid 1. Apabila Tuhan berkenan mencelikkan mata kita, maka kita akan bisa melihat bagaimana sepasukan malaikat-malaikat sorga berperang melawan setan dalam menjaga kita setiap hari. Ingat cerita hamba nabi Elisa yang dicelikkan oleh Tuhan pada waktu ia ketakutan melihat kotanya dikepung oleh musuh ?  Dengan ijin Tuhan, hamba Elisa itu melihat sepasukan kuda berapi dari sorga menjaga dan mengelilingi kota itu. Ingat juga bagaimana sekolah Advent kita, UNAI-Bandung, di masa lalu juga dijaga oleh pasukan dari sorga.

Peperangan ini nyata dan sungguh-sungguh terjadi, saudara-saudara. Marilah kita bangun dan berdiri di bawah panji Kristus !  Peperangan ini tidak akan berlangsung selamanya dan akan berakhir segera, dengan kemenangan  mutlak di tangan Yesus Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Tetapi peperangan saat ini belum berhenti. Siapa yang akan mendaftar di bawah kepemimpinan Jenderal kita, Mikhael ?  Siapa yang akan membawa Pekabaran Tiga Malaikat ?  Yang berpihak kepada Tuhan, jiwanya akan terancam. Tetapi siapa yang pada akhirnya akan menang ?  Siapa yang akan terlepas dari perhambaan setan ?  Hanya mereka yang percaya dan memilih untuk berpihak kepada Tuhan.

Mari kita arahkan pandangan kita untuk menjangkau jauh ke depan. Jangan kita menghitung-hitung yang sekarang. Perhatikan Musa. Walau pun ia dapat memilih tinggal di istana Mesir dan menikmati kebahagiaan hidup bagi dirinya, tetapi ia lebih memilih untuk berpihak kepada umat Allah yang hina dan dijelekkan oleh dosa. Ini bukan sekedar teori atau omongan belaka. Ini merupakan pilihan kita untuk hidup.

HARI INI, SIAPAKAH YANG KITA PILIH UNTUK MENGENDALIKAN HIDUP KITA ?  SETAN ATAU TUHAN?  SEMOGA KITA MAU DIPIMPIN OLEH ROH ALLAH DAN MEMILIH HIDUP SAMPAI PADA AKHIRNYA!

Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh  Gito Siswojo Kadarman (alm), Jember, Hari Sabat, 27 Agustus 1983



Tidak ada komentar:

Posting Komentar