ALLAH TIDAK MALU MEMANGGIL KITA
UMAT PILIHANNYA
1. Yang
Manakah Umat Allah ?
“Seorang laki-laki dari keluarga Lewi kawin
dengan seorang perempuan Lewi; lalu mengandunglah ia dan melahirkan seorang
anak laki-laki…….”
(Keluaran 2 : 1-2)
Seluruh pasal 2 tersebut tidak menyebutkan siapa
laki-laki Lewi yang menikah itu. Juga tidak disebutkan siapakah perempuan Lewi
yang dinikahinya itu. Pasal 3, 4, dan 5 juga tidak memberi keterangan apa pun.
Baru di dalam pasal 6 ayat 19 disebutkan :
“Dan Amram mengambil Yokhebed, saudara ayahnya,
menjadi isterinya, dan perempuan ini melahirkan Harun dan Musa
baginya…..”
Yokhebed adalah seorang buangan dan seorang
budak bersama-sama dengan bangsa Israel lainnya. Sebagai seorang wanita,
kekuatan fisiknya tidak dapat diandalkan, tetapi Yokhebed memiliki suatu “kekuatan
iman” melalui
mana rencana Allah dapat dijalankan.
“Para tua-tua bangsa Israel telah diajarkan
oleh malaikat-malaikat sorga bahwa saat pelepasan mereka sudah dekat.” (Para Nabi dan Bapa, hal. 245)
Dan hal ini telah diketahui oleh Yokhebed.
Oleh sebab itu, walau pun perintah Raja Mesir untuk membuang setiap bayi
laki-laki yang dilahirkan di kalangan orang Yahudi ke dalam sungai sedang
gencar-gencarnya, Amram dan Yokhebed tidak takut sama sekali dan bertekad untuk
tidak mengorbankan anak mereka ’Musa’.
‘Iman kepada Allah telah
menguatkan hati mereka, dan mereka tidak takut akan perintah raja.’ (Para Nabi
dan Bapa hal. 243)
“Karena
iman maka Musa, setelah ia lahir, disembunyikan selama tiga bulan oleh orang
tuanya, karena mereka melihat, bahwa anak itu elok rupanya dan mereka tidak
takut akan perintah raja.”
(Ibrani 11:23)
Kita dapat melihat bahwa bukanlah tingginya
tingkat pendidikan kita, atau latihan-latihan dalam penataran-penataran oleh
ahli-ahli Alkitab atau dalam perguruan-perguruan tinggi teologia, yang membuat
kita siap untuk melaksanakan kehendak Allah. Pendidikan adalah penting.
Penataran juga penting. Tetapi kita harus dididik dalam kebenaran firman
Allah dan ditatar dalam kebenaran yang sama ; sedangkan yang menentukan
akhirnya adalah IMAN KITA.
Menyelidiki Alkitab seperti yang kita
usahakan sekarang ini sama sekali tidak bermanfaat sekiranya kita tidak
bersedia terlebih dahulu untuk menyatakan IMAN kita pada firman yang kita
pelajari itu.
Yokhebed menaruh percaya kepada Allah
Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Walau pun bangsa Israel diperbudak oleh
bangsa Mesir, dan Yokhebed harus ikut serta dalam perbudakan itu, IMANnya
tidak dapat dibelokkan dan memegang teguh apa yang telah dikatakan oleh para
malaikat Tuhan kepadanya. Yokhebed percaya bahwa Allah akan menyediakan
pelepasan bagi bangsanya dengan cara-caranya sendiri.
Yokhebed mendoakan bayi Musa pada waktu ia
meletakkan bayi itu di pinggir sungai. Ia tidak membahayakan keselamatan
bayinya itu dengan menjaganya sendiri. Ia meninggalkan bayi itu pada tangan
penjagaan dan pemeliharaan Allah. Hanya anaknya, Miriam, kakak Musa, yang
mengikuti dan melihat dari jauh apa yang bakal terjadi pada Musa. Yokhebed
berada di rumah dan berdoa dengan sunguh-sungguh dan tekun pada Allah
memohonkan penjagaan bagi Musa. Itulah IMAN !
Iman yang tidak menggantungkan diri pada kemampuan diri sendiri ; Iman
yang tidak santai dan tinggal bermalas-malasan dengan perasaan masa bodoh
karena sudah “berserah kepada Allah”. IMAN adalah suatu kekuatan bagi kita
untuk bergumul dengan Allah dalam rangka rencanaNya yang telah dinyatakan
melalui firmanNya. IMAN akan membuat kita bersembunyi di bawah penjagaan Tuhan
dan membuat kita berhenti untuk memaksakan kehendak kita kepada Tuhan !
Dan IMAN tidak akan membuat umat Allah jadi
lemah. IMAN mempercayai sabda Tuhan dengan sungguh-sungguh dan IMAN membuat
seseorang yang percaya merasa tidak takut pada perintah seorang raja sekali pun
!
IMAN yang sejati kepada Tuhan akan membuat
seseorang berdiri teguh mempertahankan panji-panji sorga apa pun resiko yang
diterimanya.
Tetapi jangan salah dan ingatlah selalu bahwa
IMAN bukanlah kekuatan dari kita sendiri. IMAN hanya membuat kita percaya pada
Allah dan bergantung sepenuhnya kepada Allah, tetapi kekuatannya berasal dari
Allah. Kekuatan itu adalah milik Allah.
Yang menggerakkan hati dan mengirim puteri
raja Firaon ke tepi sungai untuk menjumpai bayi Musa adalah malaikat-malaikat
Tuhan dan yang membuat Musa menangis sehingga menyentuh perasaan puteri Firaon
adalah karena Allah yang menjaganya. Musa telah dipelihara oleh Tuhan dan Musa
dikembalikan kepadanya, Yokhebed, yang telah mendoakan keselamatan bayi itu bukan
untuk kepentingannya sendiri saja, melainkan untuk seluruh bangsa
Israel, bangsa pilihan Allah yang mewakili kerajaan Allah.
Yokhebed hidup memikirkan Allah dan
KerajaanNya ! Berbeda sekali dengan kita
pada dewasa ini. Pernahkah kita bergumul dalam doa yang sungguh-sungguh demi
keselamatan jiwa orang lain ? Pernahkah kita tercurah air mata kita dan hancur
hati kita karena memikirkan keselamatan jiwa orang itu ? Pernahkan kita
mendoakan sungguh-sungguh orang yang mungkin telah menyakiti hati kita agar
orang itu diselamatkan ? Jika belum, jangan kuatir, Tuhan akan membuat kita
seperti Yokhebed apabila kita mau dan bersedia. Tuhan sedang mempersiapkan
suatu umat yang akan disebut umat pilihanNya !
Yokhebed tahu bahwa Musa adalah bukan miliknya
sendiri. Musa adalah milik Allah walau pun secara resmi Musa telah diambil
sebagai anak oleh puteri Firaon dan Allah telah mengarahkan puteri Firaon untuk
menunjuk Yokhebed mengasuh Musa. Sungguh ajaib tangan penjagaan Tuhan ! Yokhebed tidak mendidik Musa untuk manusia
walau pun Musa adalah puteri Firaon. Ia mendidik Musa dengan rajin dan tekun
dalam kebenaran firman Tuhan yang telah dinyatakan melalui para malaikat Tuhan.
Yokhebed membekali Musa bagi Allah dan umat pilihanNya. Yokhebed tahu di mana
‘peperangan’ itu harus dilakukan. Ia mempersiapkan Musa untuk kerajaan Allah
sebab ia tahu bahwa kelak Musa harus diserahkan pada puteri Firaon untuk
dididik dalam kebesaran dan keberhalaan bangsa Mesir yang bertentangan dengan
kehendak Allah !
Dengan tekun Yokhebed memperkenalkan Musa kepada
umat pilihan Allah. Yang mana umat Allah itu ?
Aduhh…... memalukan sekali !
Ternyata umat pilihan Allah adalah orang-orang menjadi budak dan
diperhamba oleh bangsa Mesir ! Umat
Allah adalah yang hina dina, yang berbau menyengat hidung, dan yang dicambuki
dan dipaksa untuk bekerja keras. Umat pilihan Allah adalah orang-orang yang
tidak sedap dipandang oleh mata ! Tetapi
ALLAH tidak malu menganggap bangsa Israel sebagai umat pilihanNya ! Yokhebed pun tidak malu. Ia memperkenalkan
umat itu kepada Musa sejak dini, agar supaya apabila Musa telah berada di dalam
lingkungan kerajaan Mesir kelak, ia tidak akan lupa dan tetap ingat akan kerajaan
Allah dan umatNya itu.
DI
MANAKAH UMAT ALLAH DEWASA INI ??
Mengapa kita tidak melihat suatu umat yang
suci, bersih, agung, mulia, dan murni yang bebas dari segala bentuk dosa? Mengapa kita justru melihat dan menjumpai
umat Advent, yang mengaku sebagai jemaat pilihan Tuhan, yang sedang
mempersiapkan jalan bagi kedatangan Yesus kedua kali, …. justru penuh dengan
noda dan cela ?
Kadang-kadang kita merasa malu untuk
memperkenalkan diri kita sebagai umat Advent kepada masyarakat sekitar kita.
Kita merasa jengah dan tidak enak hati, karena si ‘A’ ….. anggota gereja Advent
….. dikenal oleh masyarakat luas sebagai seorang koruptor, pencuri dan penipu. Si
‘B’ …anggota gereja Advent ….. dikenal sebagai pelanggar hukum ini dan itu. Si
‘C’ … pendeta sidang X… dan si ‘D’…pendeta sidang Y… saling bersaing, untuk
memperebutkan kedudukan di konferens, dan lain-lain. Sungguh menyedihkan
keadaan umat Allah ini. Memang, umat Allah adalah umat yang sedang diperhamba
oleh dosa. Namanya lebih sering jelek dari pada baik. Kita patut merasa sedih
dan menjadi sangat prihatin. Tetapi sedih dan prihatin karena siapa ? Apakah karena si ‘A’, ‘B’ atau si ‘C’ atau
para pengerja ?
Kita patut merasa
prihatin karena DIRI KITA SENDIRI.
Kita pun sering melakukan hal-hal yang sama walau pun dalam bentuk yang berbeda
tanpa kita sadari. Merasa diri benar, merasa bangga menjadi ketua majelis dan
semua anggota harus menurut kepadanya, kalau tidak harga dirinya akan tersinggung.
Merasa diri paling terhormat dalam kedudukan majelis jemaat, dalam konferens,
divisi dan sebagainya. Merasa diri terhormat karena lulusan dari perguruan
tinggi dengan banyak gelar Phd, MM, MBA, dan lain-lain.
Tetapi Apakah Allah malu
untuk memanggil kita sebagai UMATNYA ?
Pilihan Allah atas
manusia bukan pilihan atas dasar keadaan manusia itu, melainkan atas dasar
perjanjian Allah dengan manusia itu melalui Yesus Kristus. Bangsa Israel
dianggap sebagai umatNya disebabkan,
“PerjanjianNya dengan
Abraham, Ishak, dan Yakub.” (Keluaran 2:24)
Perjanjian itu dilakukan
atas dasar YESUS KRISTUS. (Bacalah Galatia 3 :16). Oleh sebab itu manakala
bangsa Israel menolak Kristus pada waktu kedatanganNya yang pertama kali,
perjanjian dengan mereka menjadi batal dan perjanjian itu beralih kepada mereka
yang mempercayai KRISTUS, yaitu gerejaNya. Kemudian gereja Tuhan itu menggenapi
nubuatan Alkitab dan memasuki 7 masa peralihan.
Dan sekarang kita berada
di peralihan yang terakhir, yaitu masa sidang LAODIKEA. Walau pun sidang kita
dikenal sebagai jemaat yang suam-suam kuku, tidak panas mau pun dingin, tercela
dan penuh cacat cela di hadapan Allah, KEBENARAN firman Allah tetap berada di
situ dan Laodikea masih merupakan sidangNYA dan umat yang berada di dalam
kandang itu masih merupakan umatNYA.
Umat Allah berada di
dalam perhambaan dosa dewasa ini, seperti halnya bangsa Israel di bawah
perhambaan bangsa Mesir pada waktu itu. Tetapi hal itu tidak berarti bahwa
Allah tinggal diam. Melalui firmanNya, Ia telah mengatakan bahwa Ia telah
menyediakan jalan kelepasan bagi kita dari perhambaan dosa. Itu sebabnya Laodikea diminta untuk menyadari
keadaan dirinya sendiri. Ia minta Laodikea untuk mengakui kepemimpinanNya,
sebab Ia telah menyediakan jalan kelepasan dari dosa menuju kepada pembentukan
PETA ALLAH kembali. Laodikea diminta untuk BERTOBAT dan MENGIKUTI DIA. Tuhan
rindu untuk segera melepaskan kita dari perhambaan dosa, dan domba-dombaNya
yang lain yang masih berada di kandang-kandang yang lain, akan ikut dipanggil
untuk dilepaskan ! Kita sedang memasuki
TAHAP TERAKHIR dari pekerjaan Allah di dunia ini. Laodikea harus bertobat
kepada Allah atau akan mengalami peludahan keluar dari mulutNya !
2. Allah Menyertai UmatNya Yang Hina
Kita telah diberitahu oleh Roh Nubuat bahwa
pengalaman bangsa Israel pada masa lalu adalah suatu lambang bagi pengalaman
kita yang hidup di akhir jaman ini. Pada waktu bangsa Israel hidup di bawah
tekanan perhambaan bangsa Mesir, Allah berkata kepada Musa:
“Sekarang seruan orang Israel telah sampai
kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir menindas mereka.
Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun untuk membawa
umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir." (Keluaran 3 : 9 - 10)
Maksud dan tujuan Pekabaran Tiga Malaikat
adalah untuk hal yang sama, agar supaya kita dibebaskan dari perhambaan dosa.
Hanya kita sendiri yang belum memiliki pandangan dan pengertian kerohanian yang
cukup untuk menangkap maksud Allah yang sebenarnya.
Tiap jenis perhambaan yang dilakukan terhadap
umat Allah (dahulu atau sekarang) oleh kuasa-kuasa yang dikendalikan iblis
adalah untuk maksud dan tujuan yang sama. Perhambaan itu tidak terlepas dari
tujuan untuk memusnahkan KEBENARAN ALLAH dari dunia ini. Dan karena KEBENARAN
itu dipercayakan oleh Allah kepada umatNya, maka umatNya itulah yang menjadi
sasaran setan. Jadi, kita bisa lihat bagaimana usaha-usaha yang dilakukan oleh
setan dalam setiap jaman untuk menekan dan memusnahkan umat Allah melalui
bangsa-bangsa yang memperbudak bangsa Israel dari jaman bangsa Mesir, bangsa
Asyur, bangsa Babel, bangsa Gerika-Yunani, bangsa Romawi, dan sampai pada jaman
modern di mana kita hidup sekarang ini.
Pada waktu bangsa Israel ditawan oleh bangsa
Babel, pada jaman Daniel, perabotan Bait Allah dibawa ke Babel dan diletakkan
di tempat berhala-berhala raja Babel. Dengan kata lain, kebenaran Allah dan
kerajaanNya yang dilambangkan dengan Bait Suci itu, sedang dihina dan
diinjak-injak. Daniel yang mewakili bangsanya waktu itu berteriak memohon pada Allah
memohon kelepasan , bukan semata-mata bagi dirinya dan bangsa yang ia wakili,
tetapi demi kerajaan Allah dan Bait SuciNya yang sedang diinjak-injak itu.
Semua permintaan Daniel adalah dalam kerangka perjanjian Allah dengan Abraham
yang mana Allah berjanji menyediakan suatu negeri yang akan diperintah oleh
YESUS KRISTUS.
Oleh sebab itu, Allah menyatakan kebenaranNya
kepada Daniel yang meliputi banyak hal. Allah tidak hanya menyinggung pelepasan
bangsa Israel dari tawanan pada waktu itu saja. Tetapi pelepasan yang
dijanjikan Tuhan adalah menyangkut perkara-perkara pelepasan yang akan terjadi
di masa-masa akhir jaman ini. Kepada Daniel diberitahukan bahwa sesudah lewat
2300 tahun, maka Bait Suci akan dipulihkan dan KEBENARAN ALLAH akan ditegakkan
kembali. Dan sesuai dengan yang telah difirmankanNya itu, maka pada tahun 1844
berdirilah para wakil-wakil dari kerajaan kebenaranNya yang membawa Pekabaran
Tiga Malaikat. Pandangan umat Allah diarahkan kepada Bait Suci yang di sorga di
mana Yesus sedang bertugas sebagai Imam Besar dalam persiapanNya untuk kembali
ke dunia ini dan menjadi RAJA di atas segala para raja-raja.
Dengan begitu, kita mengetahui bahwa PEKABARAN
TIGA MALAIKAT adalah pekabaran pelepasan dari belenggu setan yang menawan kita
dalam perhambaan dosa. Allah masih menyertai umatNya yang jelek, yang berbau busuk
karena akibat keringat dari perbuatan-perbuatan dosa yang dipaksakan oleh
setan. Allah akan melepaskan umatNya yang menaruh percaya pada DIA dan
pimpinanNya. Pada jaman Mesir, Allah memanggil Musa, dan pada jaman Babel,
Allah memanggil Yeremia, Daniel, dan Yehezkiel sebagai para nabi, dan Ezra,
Nehemia, dan Zerubabel sebagai para pelaksana. Dan pada jaman akhir ini, Allah
telah memanggil para pelopor pergerakan Advent untuk melaksanakan kehendakNya.
Apakah kita benar-benar percaya bahwa Allah telah memimpin kita melalui hamba
pilihanNya yaitu Ellen Gold White ?
3. Cara-Cara Allah Melepaskan
UmatNya
Ini perlu sekali kita
pelajari agar supaya kita dapat mengetahui apa arti IMAN yang sebenarnya.
Pada waktu bangsa Israel
berkeluh-kesah karena tindakan yang kejam dan sewenang-wenang oleh bangsa
Mesir, Allah tidak segera melepaskan bangsa Israel. Allah sedang mempersiapkan
seorang pemimpin yang masih harus diselamatkan dari tepi sungai, kemudian
dididik oleh ibunya sampai umur 12 tahun, lalu dilatih ketahanan dan
kesetiaannya di tengah-tengah pencobaan kemewahan dan keberhalaan bangsa Mesir,
untuk kemudian dididik Allah sendiri selama 40 tahun di antara domba-domba
dungu dan di dalam kesunyian padang gurun. Mana akal pikiran manusia dapat
menangkap maksud-maksud Allah ?
Sebagaimana langit itu jauh di atas langit bumi, begitu juga pikiran
Allah di atas pikiran manusia. Kalau pikiran manusia tidak diterangi oleh Roh Allah, maka ia
tidak dapat memahami Allah !
Saudara-saudara yang terkasih, kecuali kita
menyadari hal ini dengan sungguh-sungguh, dan kita mau merendahkan diri kita di
hadapan Allah untuk menerima terang yang datang dari Roh Suci melalui firman
kebenaranNYa, maka kita akan tersesat dan tidak akan ikut ambil bagian dalam
keselamatanNya ! Hal ini sangat serius
! Masing-masing kita harus dilahirkan
kembali oleh Roh Suci !
Setelah Musa mengerti akan tugasnya untuk
melepaskan bangsa Israel dari perhambaan Mesir, maka ia melaksanakan tugasnya
menurut ilmu yang ia miliki. Musa Memahami ilmu perang bangsa Mesir. Musa
mengetahui bagaimana menggunakan kekuatan otot-ototnya itu.
“Pada waktu itu, ketika Musa telah dewasa, ia
keluar mendapatkan saudara-saudaranya untuk melihat kerja paksa mereka; lalu
dilihatnyalah seorang Mesir memukul seorang Ibrani, seorang dari
saudara-saudaranya itu. Ia menoleh ke sana sini dan ketika dilihatnya tidak ada
orang, dibunuhnya orang Mesir itu, dan disembunyikannya mayatnya dalam pasir.” (Keluaran 2:11-12)
Apakah Tuhan akan melepaskan bangsa Israel
dengan cara Musa ? Rupanya tidak ! Apa yang telah dilakukan Musa didengar oleh
raja Firaun, lalu Firaun mencari ikhtiar untuk membunuh Musa. Musa ketakutan
dan ia melarikan diri ke padang belantara.
Selama 40 tahun di padang belantara yang
sunyi, Musa dididik kembali oleh Tuhan dengan cara-caraNya sendiri. Musa
dilatih dalam hal penurutan, kerendahan hati, ketekunan, dan kesabaran, dalam
menggembalakan domba-domba. Bayangkan !
Dari seorang pangeran kerajaan yang hidup penuh dengan kenyamanan,
kemewahan, dan dididik dengan segala ilmu pengetahuan manusia yang tertinggi
pada waktu itu, harus menjadi seorang gembala sederhana yang jauh dari
keramaian, jauh dari kemewahan hidup dan dididik di tengah alam yang keras dan
penuh bahaya.
Apa yang dipelajari Musa di istana kerajaan,
yaitu segala ilmu kemanusiaan yang mengandalkan kekuatan dan pikiran manusia
sendiri, harus dihapus dan diganti dengan pelajaran untuk bergantung sepenuhnya
pada Allah dalam segala hal. Mengapa ?
Karena dalam perang melawan setan dan pasukannya bukanlah dengan
kepercayaan dan kekuatan diri sendiri.
Dalam menghadapi setan, manusia harus sepenuhnya
bergantung kepada Allah Yang Maha Kuasa. Mudah berkata seperti itu. Tetapi bagaimana
caranya ?
Umat Katolik percaya bahwa mereka sudah
sepenuhnya bergantung kepada Allah. Tidak ketinggalan umat Protestan, Islam,
Budha, Hindu, dan lain-lain. Tetapi dapatkah dua umat atau lebih yang sama-sama
bergantung sepenuhnya kepada Allah mempunyai paham yang berbeda ? Mustahil !
Manakala ada paham yang berbeda tentu ada pihak yang belum bergantung
sepenuhnya kepada Allah.
Kita hanya dapat bergantung sepenuhnya kepada
Allah apabila kita mengenal kehendak Allah. Kehendak Allah dinyatakan melalui
kebenaran firmanNya. Jadi kita harus mencari KEBENARAN yang hanya ada satu
saja. Marilah kita semua mau merendahkan diri kita dan mengijinkan Roh Suci
untuk mengendalikan kita agar kebenaranNya dapat dinyatakan kepada kita. Untuk
inilah kita bersama-sama mempelajari firman Tuhan dalam seri pelajaran Alkitab
dan Roh Nubuat ini !!
4. Ciri-ciri Orang Yang Sudah
Dipersiapkan oleh Allah
Sesudah Tuhan mempersiapkan Musa, datanglah
firman Tuhan kepadanya :
“Sekarang seruan orang
Israel telah sampai kepada-Ku; juga telah Kulihat, betapa kerasnya orang Mesir
menindas mereka. Jadi sekarang, pergilah, Aku mengutus engkau kepada Firaun
untuk membawa umat-Ku, orang Israel, keluar dari Mesir."
(Keluaran 3:9-10)
Musa menghadapi suatu tugas yang amat berat.
Ia harus berhadapan dengan kekuatan setan di pusat markas besarnya. Oleh sebab
itu Musa berkata :
"Siapakah aku ini, maka
aku yang akan menghadap Firaun dan membawa orang Israel keluar dari
Mesir?" (ayat
11)
Itulah ucapan yang dinantikan oleh Tuhan.
Selama kita masih merasa diri kita cukup kuat dalam menghadapi tugas-tugas dan
problema-problema hidup dan selama kita masih merasa yakin bahwa kita dapat
menolong diri kita sendiri keluar dari ancaman dan bahaya, maka kita tidak akan
bergantung sepenuhnya kepada Allah. Musa akan dihadapkan secara langsung kepada
raja yang paling berkuasa saat itu, yaitu raja Firaun. Tugas itu tidak boleh
diwakilkan kepada orang lain, Musa harus menghadapi sendiri. Hal ini lah yang
membuat Musa menjadi gentar dan merasa tidak sanggup. Tetapi Allah dapat
bekerja melalui orang yang merasa dirinya tidak sanggup !
Apa sebabnya Tuhan tidak
menyembunyikan hal-hal yang menakutkan dari kita dan hanya memberitahu kita
perkara-perkara yang menyenangkan, yang membesarkan hati, yang memberi harapan
dan kesukaan, damai dan sejahtera ?
Karena Tuhan sangat mengasihi umatNya, Ia ingin umatNya mengetahui
setiap muslihat setan yang jahat di akhir jaman ini agar tidak tertipu dan
Tuhan tahu bahwa setan tidak akan berhenti dalam usahanya untuk melenyapkan
umat Allah dari permukaan bumi ini. Tuhan harus memberitahu umatNya apa yang
benar. Ia memberitahu bahwa umatNya harus berurusan dengan setan, dan umatNya
hanya akan dapat menang apabila mereka bergantung sepenuhnya kepada Tuhan !
Kepada Musa yang sekarang
sudah belajar untuk meragukan kekuatan dan kemampuannya sendiri, Tuhan berkata
:
“Bukankah AKU akan menyertai
engkau ?” (ayat 12)
5. Empat Kesulitan Musa Yang
Akan Dialami Oleh Pembawa Pekabaran Tiga Malaikat Yang Akan Melepaskan Penduduk
Dunia Dari Perhambaan Setan
a. Siapa
Yang Mengutus Kita ? Siapa NamaNya?
Pada waktu Yesus berada
di dunia ini, Ia juga dihadapkan pada pertanyaan yang sama. Perjalanan Yesus di
dunia pada waktu itu sangatlah sulit. Ia harus menghadapi ketidak-percayaan
umatNya sendiri !
Pada waktu Yesus dituduh
bahwa Ia kerasukan setan, Yesus menjawab bahwa Ia tidak kerasukan setan dan
bahwa Ia menghormati BapaNya.
Kemudian Ia berkata,
dalam Yohanes 8:51,
“Sesungguhnya barangsiapa menuruti
firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
Yesus telah mengemukakan
kebenaran. Tetapi sulitnya yang mendengarkan Dia tidak mau percaya. Mereka
tidak merindukan kebenaran. Mereka hanya ingin mempersalahkan Yesus. Apa yang
dikatakanNya hanya mereka pegang sebagai bukti bahwa tuduhan mereka terhadap
Dia adalah benar.
“Sekarang kami tahu, bahwa Engkau kerasukan
setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau
berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai
selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang
telah mati! Nabi-nabi pun telah mati; dengan siapakah Engkau samakan
diri-Mu?" (Yohanes 8:52-53)
Tetapi Yesus adalah
sumber KEBENARAN. Apa yang telah dikatakan oleh orang-orang Yahudi untuk
menyudutkan Dia dipakaiNya untuk mengungkapkan KEBENARAN lebih lanjut. Yesus
berkata :
"Aku berkata kepadamu,
sesungguhnya sebelum Abraham jadi, AKU telah ada."
Kata ‘AKU telah
ada’ dalam Alkitab bahasa Inggris disebut ‘I AM’. Ucapan Yesus itu erat
sekali hubungannya dengan apa yang dipercakapkan antara Yesus dengan Musa
sebelum Musa memimpin bangsa Israel keluar dari Mesir. Musa bertanya :
"Tetapi apabila aku
mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah
mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang
nama-Nya? -- apakah yang harus kujawab kepada mereka?" (Keluaran
3:13)
Firman Allah kepada Musa:
"AKU ADALAH AKU." Lagi firman-Nya:
"Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU
telah mengutus aku kepadamu." (Keluaran 3:14)
Alkitab bahasa Inggris berkata : “I AM THAT I
AM.” Namanya adalah AKU --- I AM. Itulah yang dikatakan Yesus kepada bangsa
Yahudi. Ia memperkenalkan diriNya sebagai AKU yang ada sebelum Abraham
ada.
Ia juga memperkenalkan diri kepada Musa sebagai
‘AKU ADALAH AKU’, artinya : Yang Mula-Mula dan Yang Terakhir, Yang mempunyai
Hidup dan Tidak Berkesudahan sampai selama-lamanya.
Dan sebagaimana Tuhan yang mengutus Musa untuk
melepaskan bangsa Israel dari perhambaan bangsa Mesir, demikian pula sejak
tahun 1844 Tuhan telah menyuruh para hambaNya yang setia untuk membawakan
Pekabaran Tiga Malaikat untuk melepaskan penduduk dunia dari perhambaan setan
dan diajar untuk berkata :
"Takutlah akan Allah dan muliakanlah Dia,
karena telah tiba saat penghakiman-Nya, dan sembahlah Dia yang telah menjadikan
langit dan bumi dan laut dan semua mata air." (Wahyu 14:7)
Siapa yang mengutus pembawa Pekabaran Tiga
Malaikat yang akan melepaskan dunia dari perhambaan setan untuk selama-lamanya
? Tidak adalah YESUS --- AKU ADALAH AKU,
pencipta langit dan bumi beserta isinya, yang ada sebelum Abraham jadi ! IA telah berjanji untuk menyertai Musa, dan
kepada kita sekarang yang membawa Pekabaran Tiga Malaikat pada akhir jaman ini,
Yesus berkata :
“Aku akan menyertai kamu
senantiasa sampai kepada akhir jaman.” (Matius 28:20)
b. Bagaimana Seandainya
Kita Tidak Dipercaya?
Kesulitan Musa yang kedua tercetus dalam
kata-kata :
"Bagaimana jika mereka
tidak percaya kepadaku dan tidak mendengarkan perkataanku, melainkan berkata:
TUHAN tidak menampakkan diri kepadamu?"
(Keluaran 4:1)
Tuhan meminta pada Musa agar supaya tongkat
yang ada dalam tangannya itu dilemparkan ke tanah dan tongkat Musa itu berubah
menjadi ular. Musa takut dan melarikan diri dari ular tersebut. Tetapi firman
Tuhan berkata kepada Musa :
"Ulurkanlah tanganmu
dan peganglah ekornya"
(ayat 4)
Musa sedang dilatih dalam percaya kepada
Tuhan sebelum ia dapat membuat orang lain percaya pada Tuhan. Walau pun takut,
Musa menurut pada perintah Tuhan dan ia mengulurkan tangannya dan
memegang ekor ular itu dan ular tersebut berubah kembali menjadi tongkat di
tangan Musa. Kemudian Tuhan meminta Musa
untuk memasukkan tangannya ke dalam bajunya. Setelah tangan itu ditarik
keluar, tangan Musa berubah menjadi putih terkena sakit kusta. Tuhan
memerintahkan untuk memasukkan tangan Musa kembali ke dalam bajunya, dan
setelah ditarik keluar, tangan Musa menjadi pulih kembali. Lalu Tuhan berkata :
Dan jika mereka tidak juga
percaya kepada kedua tanda mujizat ini dan tidak mendengarkan perkataanmu, maka
engkau harus mengambil air dari sungai Nil dan harus kaucurahkan di tanah yang
kering, lalu air yang kauambil itu akan menjadi darah di tanah yang kering itu."
(Keluaran 4:9)
Peristiwa air menjadi darah terdapat dalam
Keluaran 7:17-18, dan Wahyu 16:3-4. Kedua peristiwa itu memperlihatkan bahwa
kutukan Tuhan berlaku terhadap bangsa yang melawanNya dan tidak mau mempercayai
firmanNya. Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa apabila bangsa Israel tidak
mau mempercayai apa yang dikatakan oleh Musa dengan tanda-tanda mujizat yang
terjadi, maka mereka akan menghadapi bahaya kematian karena ditinggalkan Tuhan.
Bagi tiap peristiwa pelepasan, Tuhan telah
memilih sendiri para juru kabarNya. Para juru kabarNya itu terlebih dahulu
dilatih dalam mempercayai pimpinan Tuhan. Tuhan menyatakan kekuasaanNya melalui
tanda-tanda mujizat. Setelah juru kabar itu menjadi yakin akan pimpinan Tuhan,
mereka diminta untuk menyampaikan pekabaran Tuhan kepada umatNya.
Umat Tuhan diharapkan untuk mempercayai para juru
kabarNya itu. Tuhan akan menyatakan kebenaran firmanNya melalui para juru kabar
pilihanNya itu. Air akan dapat dijadikan darah bagi yang tidak percaya. Dengan
lain kata, ketidak-percayaan seseorang akan dapat membuatnya hilang! Ini penting sekali untuk diperhatikan dan
ditaruh dalam hati !
Bagi Masehi Advent Hari Ketujuh sudah dipilih
seorang juru kabar. Pekerjaan juru kabar ini dimulai dengan tanda-tanda ajaib
untuk membuat umat Allah pada waktu itu percaya. Tetapi bukan tanda-tanda ajaib
itu yang menentukan hadirat Allah. Tanda-tanda ini adalah sekedar suatu alat
pembantu dan alat pengenal. Yang paling penting dan menentukan adalah KEBENARAN
firman Allah yang terdapat dalam pekabaran-pekabaran yang disampaikan oleh juru
kabar kita itu !
Kita perlu mempelajari
sejarah bangsa Israel. Berulang-ulang bangsa itu meragukan dan melawan pimpinan
Musa, dan tiap kali mereka berbuat begitu, mereka menjauh dari Tuhan dan jatuh
dalam kesukaran. Akibatnya adalah satu generasi yang tidak percaya binasa di
padang belantara dan tidak masuk tanah Kanaan perjanjian. Kita perlu
menyadarkan diri dan melangkah dengan hati-hati. Tuhan tidak dapat dipermainkan! Walau pun Ia panjang sabar, Ia berharap untuk
dipercaya dan diturut !
c. Kita Tidak Pandai Berbicara
Lalu kata Musa kepada
TUHAN :
"Ah, Tuhan, aku ini
tidak pandai bicara, dahulu pun tidak dan sejak Engkau berfirman kepada
hamba-Mu pun tidak, sebab aku berat mulut dan berat lidah."
(Keluaran 4 : 10)
Banyak sekali kesulitan Musa. Ia merasa
dirinya tidak sanggup untuk melaksanakan pekerjaan Tuhan. Bagaimana
kalau ia tidak dapat berbicara di hadapan raja Firaun ?
Kita pun mempunyai
perasaan yang sama. Apakah kita sanggup untuk berkata-kata mempertahankan
kebenaran firman Tuhan apabila kita sudah diminta untuk berhadapan dengan para
penguasa pemerintahan dan gereja-gereja ?
Apakah kita tidak bakal dilanda rasa ketakutan dan kehilangan segala
kemampuan untuk berkata-kata dalam situasi dan kondisi seperti itu ?
Tetapi TUHAN berfirman kepadanya:
"Siapakah yang membuat lidah manusia,
siapakah yang membuat orang bisu atau tuli, membuat orang melihat atau buta;
bukankah Aku, yakni TUHAN? Oleh sebab itu, pergilah, Aku akan menyertai lidahmu
dan mengajar engkau, apa yang harus kaukatakan." (Keluaran 4 : 11-12)
Sebutan Tuhan kepada Musa
adalah sama dengan jaminanNya kepada kita pada akhir jaman ini. JanjiNya pada
kita semua :
“Apabila mereka
menyerahkan kamu, janganlah kamu kuatir akan bagaimana dan akan apa yang harus
kamu katakan, karena semuanya itu akan dikaruniakan kepadamu pada saat itu
juga. Karena bukan kamu yang berkata-kata, melainkan Roh Bapamu; Dia yang akan
berkata-kata di dalam kamu.”
(Matius 10 : 19-20)
Betapa gegabahnya kita
seringkali dalam menghadapi firman Tuhan !
Gantinya merasa diri kita kecil dan tidak layak untuk mempersembahkan
firman Tuhan, kita seringkali ingin tampil ke depan walau pun yang kita bawa
adalah hasil pengolahan otak kita sendiri !
Kita terlalu sembrono. Seringkali kita mengatakan sesuatu yang tidak
benar. Kiranya hal ini boleh lambat laun menyingkir dari diri kita, dan kita
boleh melihat umat Advent lebih merendahkan diri di hadapan Tuhan dan dengan
tekun mempelajari serta menghayati firman Tuhan di bawah bisikan ROH SUCI.
Kiranya KEBENARAN firmanNya lambat laun dapat menguasai hidup kita sepenuhnya
sehingga apabila kita membicarakan firman Tuhan, kita sudah benar-benar
berkata-kata bukan menurut kehendak kita sendiri lagi melainkan menggenapi apa
yang dikehendaki oleh ROH SUCI. Kiranya kita mau ditolong oleh Tuhan dalam hal ini.
d. Kirimlah Orang Lain
Tetapi Musa berkata:
"Ah, Tuhan, utuslah kiranya siapa saja yang
patut Kauutus." (Keluaran 4 : 13)
Tuhan menjadi marah terhadap Musa. Dengan segala
jaminan yang sudah diperlihatkan oleh Tuhan, Musa masih tetap kurang percaya
dan meminta agar Tuhan mengutus orang lain saja. Bukankah kita juga melakukan
hal yang sama ? Apabila kita
mempertimbangkan segala kesulitan-kesulitan yang akan kita hadapi dalam
menyampaikan Pekabaran Tiga Malaikat kepada dunia, kita cenderung untuk meminta
kepada Tuhan agar supaya mengutus orang lain saja. Biarlah para pendeta atau
para anggota majelis saja yang melakukan tugas itu. Saya tidak pandai bicara,
saya ini orangnya pendiam, saya tidak pintar berkhotbah, dan macam lain alasan
untuk berdalih. Dunia akan memusuhi kita
dan akan mengancam keselamatan kita. Ya… menurut pandangan kita, adalah lebih
baik kalau kita tidak mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan.
Tetapi apakah Musa
benar-benar begitu kecil hatinya? Apakah segala usaha ibunya, Yokhebed, dalam
mendidik Musa menjadi sia-sia ? Apakah usaha Tuhan dalam melatih Musa selama 40
tahun tidak berhasil ? Apakah Musa yang
sudah diselamatkan dari pembuangan ke dalam sungai Nil mempunyai jiwa yang akan
mengkhianati Tuhan ? Tidak ! Musa hanya memerlukan suatu dukungan dan
Tuhan memberikan seseorang yaitu, Harun, kakak Musa sendiri, untuk menyertainya
dalam pekerjaaan yang ditugaskan oleh Tuhan kepadanya.
Tetapi Tuhan berpesan
kepada Musa :
“Dan bawalah tongkat ini
di tanganmu, yang harus kaupakai untuk membuat tanda-tanda mujizat.” (Keluaran 4 : 17)
Walau pun Musa diberikan
seorang teman, ia masih harus menggantungkan dirinya kepada Tuhan. Musa harus
selalu membawa tongkatnya.
Dalam melaksanakan tugas
Pekabaran Tiga Malaikat, kita diberikan oleh Tuhan, kawan-kawan dan
sahabat-sahabat seperjuangan dalam se-iman. Para kawan dan para sahabat ini
merupakan hiburan bagi diri kita yang sangat berharga. Walau pun begitu, yang
terpenting dan terutama dalam melaksanakan tugas suci tersebut adalah ketergantungan
kita kepada Tuhan. Kita masih harus menggantungkan diri kepada
kuasa Allah yang akan dinyatakan sepenuhnya kelak dalam pencurahan Roh Suci
pada saat hujan akhir nanti. Tuhan menjanjikan pelepasan dari perhambaan setan.
Ia menjamin kemenangan bagi setiap orang yang menaruh percaya kepadaNya.
Biarlah kita boleh
mengikuti teladan Musa. Walau pun kita merasa takut dan bimbang, walau pun kita
terkadang berkeinginan untuk mundur dan mengharapkan orang lain saja untuk
tampil ke depan, biarlah kita boleh menurut kepada Tuhan, memegang tongkat kita
dan maju ke depan mengikuti Tuhan kemana pun Ia pimpin !
6. Rasa
Bimbang Masih Dapat Menghantui Musa. Pekerjaan Pelepasan Malah Memperhebat Perhambaan
Pada waktu Musa dan Harun menghadap pada
rajan Firaun, mereka berkata :
"Beginilah firman
TUHAN, Allah Israel: Biarkanlah umat-Ku pergi untuk mengadakan perayaan bagi-Ku
di padang gurun." (Keluaran
5 : 1)
Tetapi raja Firaun menjawab :
"Siapakah TUHAN itu
yang harus kudengarkan firman-Nya untuk membiarkan orang Israel pergi? Tidak
kenal aku TUHAN itu dan tidak juga aku akan membiarkan orang Israel
pergi." (Keluaran
5 : 2)
Dan pada hari itu juga Firaun memerintahkan
agar supaya orang Israel tidak lagi diberi jerami untuk membuat batu bata.
Mereka harus mengumpulkan jerami itu sendiri dan jumlah bata yang harus
diselesaikan dalam satu hari tidak boleh berkurang. Pekerjaan orang-orang
Israel makin diperberat, dan ketika mereka tidak dapat menyelesaikannya, maka
para mandor orang Israel itu dipukuli.
Kemudian para mandor
Israel itu pergi menghadap raja Firaun untuk mengeluh. Tetapi Firaun menjawab :
"Pemalas kamu,
pemalas! Itulah sebabnya kamu berkata: Izinkanlah kami pergi mempersembahkan
korban kepada TUHAN ! Jadi sekarang, pergilah, bekerja ! Jerami tidak akan
diberikan lagi kepadamu, tetapi jumlah batu bata yang sama harus kamu
serahkan." (Keluaran 5 :
17-18)
Pada waktu para mandor
Israel itu meninggalkan tempat Firaun, mereka bertemu dengan Musa dan Harun.
Segera saja mereka melontarkan caci maki dan tuduhan-tuduhan yang pahit
terhadap para hamba Allah tersebut :
"Kiranya TUHAN
memperhatikan perbuatanmu dan menghukumkan kamu, karena kamu telah membusukkan
nama kami kepada Firaun dan hamba-hambanya dan dengan demikian kamu telah
memberikan pisau kepada mereka untuk membunuh kami." (Keluaran 5 : 21)
Resiko untuk menjadi
seorang pemimpin adalah sangat besar. Apalagi kalau para saudara kita sendiri
berbalik untuk menyerang kita ! Musa
sudah menyerahkan dirinya untuk dipakai oleh Tuhan. Musa sudah mempercayai Tuhan.
Ia sudah memberanikan diri untuk menghadap Firaun dan telah menyampaikan firman
Tuhan. Tetapi apa hasil pekerjaannya ?
Keluhan Musa kepada Tuhan saja yang paling dapat melukiskan perasaannya
:
"Tuhan, mengapakah
Kauperlakukan umat ini begitu bengis? Mengapa pula aku yang Kauutus?
Sebab sejak aku pergi menghadap Firaun untuk berbicara atas nama-Mu, dengan
jahat diperlakukannya umat ini, dan Engkau tidak melepaskan umat-Mu sama
sekali." (Keluaran 5 : 22-23)
Kiranya kita membaca keluhan Musa itu dengan
perasaan. Bagaikan seorang anak telah berbicara kepada Bapanya yang di sorga.
Mereka sangat saling mengenal dan sudah lama mereka bergaul. Anak itu sudah
mempercayai Bapanya dengan sepenuh hati. Anak itu sudah melakukan apa yang
telah diperintahkan Bapanya untuk dilakukan. Bapanya telah
mendengarkan seruan derita dari para saudaranya
dan telah menjanjikan pelepasan. Tetapi apa yang telah terjadi ? Saudara-saudaranya bukannya dilepaskan dari
penderitaan mereka, tetapi justru mereka makin disiksa dan diperberat
pekerjaannya. Yang paling buruk adalah bahwa dirinya sekarang dituduh oleh para
saudaranya sendiri sebagai penyebab dari penderitaan mereka itu !
Ada suatu pelajaran yang
sangat penting yang bisa diambil bagi kita yang membawa Pekabaran Tiga Malaikat
dari pengalaman Musa tersebut.
Manakala pekabaran ini,
di hari-hari yang akan datang, memuncak dalam intensitasnya, kita tidak boleh
berharap bahwa setan akan dengan rela hati melepaskan penduduk dunia ini dari
cengkeramannya. Setan akan memperkuat pegangannya atas diri mereka. Ia akan
mengikat penduduk dunia ini dengan segala macam tanda keheranan dan kepalsuan
yang dahsyat. Dan pada saat yang sama ia akan marah sekali terhadap para
pembawa kabar sorga tersebut. Ia akan sangat mempersulit ruang lingkup gerak
mereka. Ini akan membuat umat Allah yang setia akan dituduh sebagai umat Allah
yang tidak setia. Yang setia akan dikatakan sebagai penyebab amarah dunia
terhadap umat Advent yang sedang menikmati kedamaian hidup di antara umat-umat
di dunia. Bekas saudara-saudara kita di dalam gereja akan menjadi musuh-musuh
kita yang terganas. Ini sungguh tidak menyenangkan hati kita dan tidak enak
didengar. Tetapi Tuhan telah
memberitahu kita terlebih dahulu. Percayailah firmanNya !
7. Tangan Kuat Allah Diperlihatkan
Dan Tuhan menjawab pada Musa :
"Sekarang engkau akan melihat, apa yang akan
Kulakukan kepada Firaun; sebab dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan membiarkan
mereka pergi, ya dipaksa oleh tangan yang kuat ia akan mengusir mereka dari
negerinya.”
(Keluaran 5 : 24)
Tuhan berhadapan dengan setan. Siapa yang
lebih kuat ? Tuhan telah memperlihatkan
kesabaranNya demi keselamatan umat manusia yang masih mau bertobat. Tuhan belum
bertindak oleh karena masih ada orang yang dapat diselamatkan. Tetapi kekejaman
setan akan terus meningkat dan penderitaan umat Allah akan semakin bertambah.
Tuhan tidak dapat tinggal diam selamanya. Ia harus memanggil Musa-MusaNya pada
akhir jaman ini untuk melaksanakan kehendakNya demi pelepasan umatNya yang
sudah sangat menderita. Setan akan sangat marah dan akan menunjukkan
kekuatannya. Hari ini kita sudah mulai melihat betapa ganasnya serangan setan
untuk memusnahkan umat manusia melalui bencana-bencana alam, kecelakaan,
pembunuhan, kebakaran, kelaparan, dan lain sebagainya. Bencana alam yang
dahsyat telah kita lihat dalam bencana tsunami di Aceh, yang telah membinasakan
ratusan ribu jiwa-jiwa manusia hanya dalam hitungan menit, bencana badai
Katrina di New Orleans, Amerika; kekejaman pembunuhan antar manusia yang sudah
semakin tidak masuk akal lagi, anak-orang tua saling bunuh, ancaman bom teroris
di mana-mana; makin lemahnya moral manusia, di satu sisi umat manusia
bersenang-senang makan-minum berpesta-pora, sedangkan di sisi lain jutaan
manusia banyak yang mati kelaparan; penyakit-penyakit baru bermunculan, flu
burung, AIDS, virus Ebola yang dalam hitungan hari organ dalam tubuh manusia
hancur seperti bubur; kecelakaan bisa terjadi di mana dan kapan saja, di rumah,
di jalan, di toko, di gereja; manusia berlomba-lomba memegahkan dirinya
sendiri, pamer kekayaan, pamer pangkat dan kedudukan, perebutan gelar-gelar
dunia; semuanya itu menunjukkan pada kita bahwa kita hidup di dunia yang sudah
sangat bobrok dan mulai hancur, tidaklah mungkin kita hidup terus di dunia yang
telah berusia 6000 tahun ini. Bumi di mana kita tinggal ini akan segera
berakhir tidak lama lagi. Dan kita bersyukur bahwa Allah Maha Pengasih telah
memberikan amaranNya pada kita untuk waspada dan percaya kepada pimpinanNya
melalui Roh Suci, dalam bentuk tulisan-tulisan Roh Nubuat. Setan akan terus
meningkatkan serangan dan penipuannya untuk berusaha membinasakan
sebanyak-banyaknya umat manusia, bahkan kalau boleh orang-orang yang terpilih
sekali pun. Puncak penipuan setan terdahsyat nanti adalah pada waktu ia akan
menyamar persis seperti Kristus dalam gaya bicaranya, perilakunya, dan caranya
dalam memberkati dan menyembuhkan orang-orang. Sungguh dahsyat penipuan setan
ini. Jangan berbicara gegabah bahwa kita tidak akan tertipu walau pun kita
telah diberitahu oleh Tuhan. Kecuali kita berserah total pada Tuhan
dan Tuhan melindungi kita, tidak ada kuasa lain yang bisa
mencegah dahsyatnya tipuan setan itu. Ingat saudara-saudara, kita adalah
manusia yang sangat lemah, jangan berbicara seperti Petrus sebelum bertobat. Marilah
kita terus, terus, terus, terus, dan terus merendahkan hati kita dan
berhubungan pribadi dengan Yesus kita setiap hari melalui doa dan firmanNya.
Peperangan antara Kristus
dengan setan dalam memperebutkan umat manusia telah berlangsung lama sejak dari
sorga dan dilanjutkan di bumi kita ini.
Peperangan ini sungguh-sungguh dahsyat.
Pikiran kita tidak akan bisa melihat bagaimana dahsyatnya peperangan antara
Kristus dan setan. Setan sangat jahat, setiap ada kesempatan bahkan dalam tidur
kita pun, ia berusaha membinasakan kita. Tetapi jangan takut, asalkan kita
percaya, Tuhan selalu menjaga kita siang dan malam seperti Ia menjaga dan
memelihara bangsa Israel dalam tiang awan dan tiang api selama di padang gurun.
Baca dan renungkan dalam-dalam sejarah perjalanan bangsa Israel kembali di buku
Alfa dan Omega jilid 1. Apabila Tuhan berkenan mencelikkan mata kita, maka kita
akan bisa melihat bagaimana sepasukan malaikat-malaikat sorga berperang melawan
setan dalam menjaga kita setiap hari. Ingat cerita hamba nabi Elisa yang
dicelikkan oleh Tuhan pada waktu ia ketakutan melihat kotanya dikepung oleh
musuh ? Dengan ijin Tuhan, hamba
Elisa itu melihat sepasukan kuda berapi dari sorga menjaga dan mengelilingi
kota itu. Ingat juga bagaimana sekolah Advent kita, UNAI-Bandung, di masa lalu
juga dijaga oleh pasukan dari sorga.
Peperangan ini nyata dan
sungguh-sungguh terjadi, saudara-saudara. Marilah kita bangun dan berdiri di
bawah panji Kristus ! Peperangan ini
tidak akan berlangsung selamanya dan akan berakhir segera, dengan
kemenangan mutlak di tangan Yesus
Kristus, Tuhan dan Juruselamat kita. Tetapi peperangan saat ini belum berhenti.
Siapa yang akan mendaftar di bawah kepemimpinan Jenderal kita, Mikhael ? Siapa yang akan membawa Pekabaran Tiga
Malaikat ? Yang berpihak kepada Tuhan,
jiwanya akan terancam. Tetapi siapa yang pada akhirnya akan menang ? Siapa yang akan terlepas dari perhambaan
setan ? Hanya mereka yang percaya dan
memilih untuk berpihak kepada Tuhan.
Mari kita arahkan pandangan kita untuk
menjangkau jauh ke depan. Jangan kita menghitung-hitung yang sekarang. Perhatikan
Musa. Walau pun ia dapat memilih tinggal di istana Mesir dan menikmati
kebahagiaan hidup bagi dirinya, tetapi ia lebih memilih untuk berpihak kepada
umat Allah yang hina dan dijelekkan oleh dosa. Ini bukan sekedar teori atau
omongan belaka. Ini merupakan pilihan kita untuk hidup.
HARI INI, SIAPAKAH YANG KITA PILIH UNTUK
MENGENDALIKAN HIDUP KITA ? SETAN ATAU
TUHAN? SEMOGA KITA MAU DIPIMPIN OLEH ROH
ALLAH DAN MEMILIH HIDUP SAMPAI PADA AKHIRNYA!
Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab
& Roh Nubuat oleh Gito Siswojo
Kadarman (alm), Jember, Hari Sabat, 27 Agustus 1983
Tidak ada komentar:
Posting Komentar