Rencana Allah Semula Dalam
Pendidikan
Sistem pendidikan yang diadakan
di Taman Eden berpusat di sekitar keluarga. Adam adalah “anak Allah” (Luk
3:38), dan dari Bapanyalah anak-anak Yang Maha Tinggi itu menerima pengajaran. Dalam
arti yang sebenarnya, sekolah mereka itu ialah suatu sekolah keluarga.
Dalam rencana pendidikan ilahi
sebagaimana telah disesuaikan kepada keadaan manusia berdosa, Kristus berdiri
sebagai wakil Bapa, yang menjadi mata rantai penghubung di antara Allah dan
manusia; Dia adalah Guru Besar bagi manusia. Maka Ia menentukan supaya para
pria dan wanita yang menjadi wakil-wakilNya. Keluarga itulah sebuah sekolah,
dan para ibu bapa adalah guru-gurunya.
Pendidikan yang berpusat di dalam
keluarga ialah pendidikan yang berlaku pada zaman leluhur dahulu kala. Pada
sekolah-sekolah yang didirikan dengan cara demikian, Allah menyediakan kondisi
yang sangat baik untuk perkembangan tabiat. Orang-orang yang di bawah
pimpinanNya masih terus menjalankan rencana kehidupan yang telah ditentukanNya
sejak mula pertama. Orang-orang yang meninggalkan Allah membangun bagi dirinya
kota-kota, dan oleh berkumpul di kota-kota itu, bermegah-megah dalam kemuliaan,
kemewahan, dan kejahatan yang membuat kota-kota pada zaman ini menjadi kesombongan
dunia dan kutuknya. Akan tetapi orang-orang yang berpegang teguh kepada prinsip
kehidupan Allah tinggal di tengah-tengah ladang dan bukit-bukit. Mereka adalah
pekerja di ladang-ladang dan pemelihara kawan ternak dan hewan-hewan; maka di
dalam kehidupan yang bebas dan berdiri sendiri ini, dengan segala kesempatan
untuk bekerja dan belajar serta mengadakan renungan, mereka belajar tentang
Allah lalu mengajar anak-anak mereka tentang segala perbuatan tangan dan
jalan-jalanNya. Inilah metode pendidikan yang Allah inginkan untuk didirikan di
antara orang Israel. 1
Dalam kehidupan biasa, keluarga
itulah menjadi sekolah dan jemaat, para ibu bapa yang menjadi guru-gurunya
dalam keduniaan dan juga dalam bidang keagamaan. 2
Lingkungan Keluarga Ialah
Sebuah Sekolah
Dalam hikmatNya Tuhan telah
memutuskan supaya keluarga itu menjadi perwakilan pendidikan yang paling besar
dari semuanya. Di dalam rumah tanggalah pendidikan harus dimulai. Di sinilah
sekolahnya yang pertama. Di sini, ibu bapanya sebagai guru-gurunya, ia harus
belajar segala pelajaran yang akan memimpin dia sepanjang umur hidupnya, yaitu
pelajaran tentang penghormatan, penurutan, rasa takut dan hormat, dan
pengendalian diri. Pengaruh-pengaruh pendidikan rumah tangga itu adalah suatu
kuasa yang pasti untuk kebaikan atau untuk kejahatan. Pengaruh tersebut di
dalam banyak hal diam-diam dan pelahan-lahan, tetapi kalau dikerahkan pada
pihak yang benar, pengaruh-pengaruh itu menjadi suatu kuasa yang jauh
pengaruhnya untuk kebenaran dan keadilan. Kalau anak itu tidak diajar dengan
benar di sini, Setan akan mendidik dia melalui perwakilannya sendiri. Kalau
demikian, alangkah pentingnya sekolah di dalam rumah tangga itu! 3
Pandanglah kepada lingkungan
keluarga itu sebagai suatu sekolah pendidikan, di mana engkau sedang
menyediakan anak-anakmu untuk melaksanakan tugas-tugas mereka di rumah tangga,
dalam masyarakat, dan di dalam jemaat. 4
Terutama Pentingnya Pendidikan
Rumah Tangga
Suatu kenyataan yang menyedihkan,
hampir diakui dan disesalkan di seluruh dunia, bahwa pendidikan dan latihan
rumah tangga bagi orang-orang muda pada zaman ini telah dilalaikan. 5
Tidak ada lagi lapangan usaha
yang lebih penting daripada yang diserahkan kepada para pembangun dan para
pemelihara rumah tangga. Tidak ada lagi suatu pekerjaan yang dipercayakan
kepada manusia yang ada kaitannya dengan perkara-perkara yang lebih besar atau
jauh lebih berpengaruh daripada pekerjaan para bapa dan ibu.
Para pemuda dan anak-anak pada
zaman inilah yang menentukan masa depan masyarakat, dan apakah yang menjadi
sebab mengapa para pemuda dan anak-anak ini bergantung kepada rumah tangga.
Oleh kekurangan pendidikan yang benar inilah didapati bagian yang terbesar dari
penyakit, kesengsaraan, dan kejahatan yang mengutuk manusia. Kalau kehidupan
rumah tangga itu suci dan benar, kalau anak-anak yang keluar dari penjagaan
rumah tangga telah disediakan untuk menghadapi segala kewajiban hidup dan
bahayanya, betapa adanya suatu perobahan yang akan kelihatan dalam dunia ini! 6
Yang Lain Menjadi Nomor Dua
Setiap anak yang didatangkan ke
dunia ini adalah milik Yesus Kristus, itu sebabnya ia harus dididik dengan
pengajaran dan teladan untuk mengasihi dan menurut Allah; tetapi lebih banyak
jumlah ibu bapa yang melalaikan tugas yang diberikan Allah kepada mereka, oleh
kegagalan mendidik dan mengajar anak-anaknya, sejak anak-anak itu mulai
berpikir untuk mengenal dan mengasihi Kristus. Oleh usaha yang sungguh-sungguh
para ibu bapa harus mengamati pikiran yang sedang berkembang dan sudi menerima
pelajaran serta menjadikan segala sesuatu dalam kehidupan rumah tangga sebagai
nomor dua terhadap kewajiban yang positif, yang telah dianjurkan Allah kepada
mereka itu, yaitu mendidik anak-anak mereka di dalam nasihat dan pemeliharaan
Tuhan. 7
Para ibu bapa sekali-kali tidak
boleh membiarkan keluh-kesah dari perusahaannya, adat istiadat dunia, dan mode
dunia yang mengendalikan kuasa mereka itu sehingga mereka melalaikan anak-anak
mereka ketika anak-anak masih bayi dan gagal memberikan kepada anak-anak itu
pengajaran yang pantas pada waktu usia mereka semakin bertambah. 8
Suatu alasan yang paling besar
mengapa begitu banyak kejahatan di dalam dunia pada zaman ini ialah karena para
ibu bapa memenuhi pikiran mereka dengan perkara-perkara lain daripada yang
terpenting, yaitu bagaimana menyesuaikan diri mereka kepada pekerjaan mengajar
anak-anak mereka dengan lemah lembut dalam jalan-jalan Tuhan. Kalau kiranya
tirai itu dapat dibukakan, seharusnya kita dapat melihat lebih banyak, sangat
banyak anak yang telah sesat, telah hilang dari pengaruh-pengaruh yang baik
oleh kelalaian yang demikian ini. Hai para ibu bapa, mampukah kamu melakukan
yang demikian dalam pengalamanmu? Engkau seharusnya tidak mempunyai pekerjaan
yang penting lain lagi, sehingga dicegah engkau memberikan kepada anak-anakmu
segala waktu yang perlu untuk menjadikan mereka memahami apakah artinya menurut
dan berharap kepada Tuhan dengan sepenuhnya . . . .
Apakah yang akan kamu tuai
sebagai upah segala usahamu? Engkau akan menemukan anak-anakmu berada di
sampingmu, suka membantu dan bekerja sama dengan engkau dalam jurusan yang
engkau anjurkan. Maka pekerjaanmu itu akan berjalan dengan lancar. 9
Perwakilan Pendidikan Allah
Dalam Sekolah Rumah Tangga
Dalam arti yang khusus haruslah
para ibu bapa memandang dirinya sendiri sebagai wakil Allah untuk mengajar
anak-anak mereka, seperti yang dilakukan oleh Abraham, untuk memeliharakan
jalan-jalan Tuhan. Mereka perlu menyelidiki Alkitab dengan rajin, untuk
mengetahui apakah jalan Tuhan itu, supaya mereka dapat mengajarkannya kepada
rumah tangganya. Nabi Mikha berkata, “Hai manusia, telah diberitahukan kepadamu
apa yang baik, dan apakah yang dituntut Tuhan daripadamu: selain berlaku adil,
mencintai kesetiaan, dan hidup dengan rendah hati di hadapan Allahmu?” (Mik
6:8). Supaya dapat menjadi guru, hendaklah para ibu bapa menjadi pelajar,
mengumpulkan terang senantiasa yang dari perkataan Allah dan oleh nasihat dan
teladan membawakan terang yang indah itu ke dalam pendidikan anak-anak mereka. 10
Dari terang yang diberikan Allah
kepadaku, saya mengetahui bahwa suami dan isteri dalam rumah tangga menjadi
pendeta, dokter, perawat, dan guru, mengikat anak-anak mereka kepadanya dan
kepada Allah, mendidik mereka itu supaya menghindarkan segala sifat, agar satu
waktu kelak tidak melawan pekerjaan Allah di dalam tubuh, serta mengajar mereka
itu merawat semua bagian dari anggota tubuh yang hidup. 11
Sang ibu haruslah selamanya
menjadi yang terkemuka di dalam pekerjaan mendidik anak-anak ini; sedangkan
kewajiban-kewajiban yang tekun dan penting terletak kepada pundak bapa, seorang
ibu, oleh pergaulan yang senantiasa dekat dengan anak-anaknya, khususnya ketika
mereka masih kecil, menjadi pendidik dan teman mereka yang istimewa. Ia harus
memperhatikan dengan seksama dalam mempertumbuhkan kebersihan dan peraturan
pada diri anak-anaknya, memimpin mereka itu dalam membentuk tabiat dan selera
yang benar; ia harus melatih supaya rajin, percaya pada diri sendiri, dan suka
menolong orang lain; supaya hidup dan bertindak serta bekerja yang seolah-olah
mereka selalu di dalam pemandangan Allah. 12
Kakak-kakak perempuan dapat
mengerahkan pengaruh yang kuat kepada anggota-anggota keluarga yang lebih muda.
Anak yang lebih muda, oleh menyaksikan teladan dari yang lebih tua, akan lebih
terpimpin lagi oleh prinsip meniru daripada nasihat-nasihat yang diberikan
berulang-ulang. Anak gadis yang lebih dewasa haruslah selamanya merasa
berkewajiban sebagai seorang Kristen untuk membantu ibu dalam bebannya yang
berat itu. 13
Para ibu bapa haruslah
menggunakan banyak waktunya di rumah. Oleh nasihat dan teladan mereka harus
mengajar anak-anak mereka tentang cinta dan takut akan Allah; mengajar mereka
itu supaya cerdik, suka bergaul dan berbelas kasihan; mempertumbuhkan kebiasaan
kerajinan, penghematan, dan penyangkalan diri. Dengan memberikan kepada
anak-anak mereka kasih, sambutan cinta, dan kegembiraan di rumah, para ibu bapa
boleh menyediakan bagi mereka suatu tempat pertahanan yang selamat dan
menyambut penyegaran dari banyak penggodaan dunia ini. 14
Persiapan Untuk Sekolah Gereja
Di dalam sekolah rumah tangga
itulah anak-anak kita pria dan wanita dipersiapkan untuk memasuki Sekolah
Gereja. Haruslah para ibu bapa mengingat ini senantiasa, dan sebagai guru dalam
rumah tangga, mereka harus menyerahkan segala kuasa keadaannya kepada Allah,
agar mereka boleh menggenapkan tugas mereka yang kudus dan mulia. Pengajaran
yang rajin dan setia dalam rumah tangga adalah persiapan paling baik yang dapat
diterima oleh anak-anak sekolah untuk kehidupan. 15
Perintah Allah Harus
Ditinggikan
Kita mempunyai peraturan dalam
Alkitab yang menjadi penuntun bagi semua orang, baik para orang tua dan anak-anak,
suatu standar yang tinggi dan kudus dan tidak boleh ditolak. Perintah Allah itu
haruslah ditinggikan. Biarlah ibu dan bapa di dalam keluarga membentangkan
sabda Allah itu di hadapanNya, yang menyelidik hati, dan bertanyalah dengan
sungguh-sungguh, “Apakah yang dikatakan Allah?” 16
Ajarkanlah anak-anakmu untuk
mengasihi kebenaran karena itu adalah kebenaran, dan mereka harus disucikan
melalui kebenaran supaya mereka layak berdiri pada pemeriksa agung itu,
menentukan dengan segera apakah mereka layak memasuki pekerjaan yang mulia dan
menjadi anggota keluarga kerajaan, dan menjadi anak-anak Kerajaan Sorga. 17
Bersedia Menghadapi
Pertentangan yang Akan Datang
Setan sedang menyusun rombongan
yang besar; dan apakah kita telah bersedia untuk menghadapi pertentangan besar
yang sudah ada di hadapan kita? Sudahkah kita mempersiapkan anak-anak kita
menghadapi krisis yang besar itu? Apakah kita sudah persiapkan diri kita dan
penghuni rumah tangga kita untuk memahami kedudukan musuh-musuh itu dan cara
bagaimana dia berperang? Apakah anak-anak kita sudah membentuk sifat-sifat yang
tegas, sehingga sanggup bertahan dan tidak menyerah pada prinsip apapun dan
dalam tugas? Saya berdoa kiranya kita semua boleh memahami tanda-tanda akhir
zaman, dan supaya dapat menyediakan diri kita dan anak-anak kita pada masa
pertentangan nanti, dan semoga Allah menjadi benteng perlindungan dan
pertahanan kita. 18
Tidak ada komentar:
Posting Komentar