Kewajiban Ibu Bapa yang Tidak
Dapat Dipikul Oleh Orang Lain
Hai para ibu bapa, engkau memikul
segala kewajiban yang orang lain tidak dapat memikul bagimu. Selama kamu masih
hidup, kamu bertanggungjawab kepada Allah supaya memeliharakan jalan-Nya . . .
. Para ibu bapa yang menjadikan sabda Allah itu penuntunnya, dan menyadari
betapa bergantungnya pembentukan tabiat anak-anaknya kepada mereka, akan
memberikan suatu teladan yang akan selamat untuk diikuti anak-anak mereka. 1
Para ibu bapa bertanggungjawab
untuk kesehatan, keadaan jasmani, serta perkembangan tabiat anak-anak mereka.
Tidak dapat pekerjaan ini dipindah kepada siapapun. Untuk menjadi ibu bapa
kepada anak-anak, kamu harus bekerja sama dengan Tuhan dalam mendidik anak-anak
itu dalam prinsip-prinsip kesehatan. 2
Betapa menyedihkan karena banyak
ibu bapa membiarkan begitu saja tanggung jawab kepada anak-anak yang diberikan
Allah kepada mereka, dan relakan kepada orang-orang asing memikul tanggung
jawab itu bagi mereka! Mereka suka supaya orang-orang lain harus bekerja bagi
anak-anak mereka dan membebaskan mereka dari segala pikiran dalam masalah itu. 3
Banyak orang yang meratapi
pendurhakaan anak-anaknya sekarang, yang seharusnya mereka sendirilah yang
dipersalahkan. Biarlah orang-orang itu memandang kepada Alkitabnya sendiri dan
periksa apa yang diperintahkan Allah kepada mereka sebagai ibu bapa dan
pengawas. Biarlah mereka memikul segala kewajiban mereka yang sudah lama
dilalaikan itu. Mereka perlu merendahkan diri dan bertobat di hadapan Allah
karena kesalahan mereka untuk menurut petunjuk-petunjuk demi pendidikan
anak-anak mereka. Mereka perlu mengubah arah perbuatan mereka serta mengikuti
isi Alkitab dengan tegas dan teliti sebagai penuntut dan penasihat mereka. 4
Jemaat Sendiri Tidak Mungkin
Memikul Tanggung Jawab Itu
Aduh, coba kalau orang-orang muda
dan anak-anak suka menyerahkan hatinya kepada Kristus! Mereka akan menjadi
suatu tentara yang besar yang dapat dikerahkan untuk menarik orang-orang lain
kepada kebenaran! Tetapi janganlah para ibu-bapa membiarkan pekerjaan ini
dilaksanakan oleh jemaat sendiri. 5
Tidak Sanggup Kalau Hanya
Pendeta
Kamu menyerahkan tanggung jawab
yang besar itu di atas pundak pendeta serta menjadikan dia bertanggungjawab
untuk jiwa anak-anakmu; tetapi kamu tidak merasa tanggung jawab sendiri sebagai
ibu bapa dan sebagai guru . . . . Anak-anakmu pria dan wanita menjadi jahat
oleh teladanmu sendiri serta nasihat-nasihat yang lengah; dan walaupun tidak
ada pendidikan rumah tangga, kamu mengharap agar pendeta meniadakan pekerjaanmu
sehari-hari serta melaksanakan perolehan yang sangat ajaib dalam mendidik hati
mereka lalu hidup dalam kebaikan dan peribadatan. Setelah pendeta melakukan
segala sesuatu yang dapat dilakukannya bagi jemaat dengan setia dan dengan belas kasihan, disiplin yang sabar, dan
berdoa tekun untuk mengembalikan serta menyelamatkan jiwa itu, namun tidak
berhasil dengan baik, para bapa dan ibu sering mempersalahkan dia karena
anak-anak mereka tidak bertobat, sedang hal itu sebenarnya adalah karena
kelalaian mereka sendiri. Pikulan itu ditanggungkan di atas pundak bapa dan
ibu; oleh sebab itu maukah mereka mengemban pekerjaan yang telah diamanatkan
Allah kepada mereka serta melakukannya dengan setia? Maukah mereka maju ke
depan dan naik ke atas, bekerja dengan rendah hati, sabar, dan bertetap hati
untuk mencapai derajat yang tinggi bagi mereka sendiri dan membawa anak-anaknya
bersama mereka? 6
Bukankah tidak banyak ibu bapa
meletakkan segala tanggungjawabnya kepada tangan orang-orang lain? Bukankah
tidak banyak orang berpikir bahwa pendeta harus memikul beban itu dan melihat
supaya anak-anak mereka bertobat dan meterai Allah dimateraikan di atas mereka
itu. 7
Sekolah Sabatpun Tidak Dapat
Adalah kemampuan bagi mereka
(para ibu-bapa) untuk menolong anak-anaknya untuk memperoleh pengetahuan yang
mereka boleh bawa ke dalam kehidupan di masa yang akan datang. Tetapi oleh
sesuatu sebab, banyak ibu bapa yang tidak suka memberikan kepada anak-anaknya
pendidikan tentang agama. Mereka membiarkan anak-anak itu mengambil di Sekolah
Sabat pengetahuan yang harus mereka beri tentang kewajiban mereka kepada Allah.
Para ibu bapa yang demikian perlu memahami bahwa Allah ingin agar mereka
mendidik, mendisplin, dan melatih anak-anak, selalu mengingatkan kepada mereka
itu kenyataan bahwa mereka sedang membangun tabiat untuk sekarang dan untuk
kehidupan di masa yang akan datang. 8
Janganlah bergantung kepada
guru-guru di Sekolah Sabat untuk melakukan pekerjaan mendidik anak-anakmu dalam
jalan yang harus mereka jalani. Sekolah Sabat adalah suatu berkat yang besar;
Sekolah Sabat mungkin menolong kamu dalam pekerjaanmu, tetapi tidak akan pernah
Sekolah itu menggantikan kamu. Allah telah memberikan kepada semua bapa dan ibu
kewajiban untuk membawa anak-anak mereka kepada Yesus, mengajar mereka itu
bagaimana meminta doa serta percaya kepada Sabda Allah.
Dalam pendidikan anak-anakmu
janganlah kesampingkan kebenaran Alkitab yang besar itu, dan menyangka bahwa
Sekolah Sabat dan pendeta akan melakukan pekerjaan yang dilalaikan itu. Alkitab
bukannya terlalu suci dan terlalu mulia untuk dibuka setiap hari dan diselidik
dengan rajin. Kebenaran Alkitab harus dipertemukan dengan segala perkara
kehidupan yang disangka suci. Kalau dipandang dengan benar, akan
digembirakannyalah kehidupan yang biasa, menyediakan dorongan hati untuk
menurut dan prinsip-prinsip untuk pembangunan tabiat yang benar. 9
Tidak ada komentar:
Posting Komentar