Senin, 08 Juni 2015

48. PENILAIAN SORGA AKAN ANAK-ANAK

PENILAIAN SORGA AKAN ANAK-ANAK

Anak-anak Itu Dibeli Dengan Darah Kristus

Kristus memberi penilaian yang tinggi kepada anak-anak saudara sehingga Ia mau mengorbankan jiwaNya untuk mereka. Sebab itu perlakukanlah mereka sebagai makhluk tebusan darahNya. Didiklah mereka dengan keteguhan dan sabar. Disiplinkanlah mereka dengan kasih dan kesabaran. Sementara engkau melakukan yang demikian, mereka akan menjadi mahkota kesukaan kepadamu dan akan bersinar bagaikan terang di dunia ini. 1
Anak yang kecil sekalipun yang mencintai dan takut kepada Allah adalah lebih berguna dalam pemandanganNya daripada seorang yang berbakat dan terpelajar tetapi melalaikan keselamatan yang besar itu. Para pemuda yang sudah menyerahkan hati dan kehidupan mereka kepada Tuhan, dengan melakukan yang demikian, berarti sudah menempatkan diri mereka sendiri dalam suatu perhubungan dengan Sumber segala kebijaksanaan dan keunggulan. 2

“Bagi Mereka Itulah Kerajaan Sorga”

Jiwa seorang anak kecil yang percaya kepada Allah sama indahnya dengan malaikat-malaikat yang mengelilingi takhtaNya dalam pemandangan Tuhan. Oleh sebab itu wajiblah mereka dibawa kepada Kristus dan dididik bagiNya. Mereka harus dituntun pada jalan penurutan dan tidak boleh dimanjakan dalam nafsu makan dan kegemaran-kegemaran yang sia-sia. 3
Kalau saja kita mau mempelajari pelajaran-pelajaran ajaib yang ingin diajarkan Yesus kepada murid-muridNya dari seorang anak kecil, maka betapa banyak masalah yang nampaknya merupakan kesulitan-kesulitan yang tidak teratasi itu lenyap seluruhnya! Ketika murid-murid datang kepada Yesus dan berkata, “Siapakah yang terbesar dalam kerajaan sorga?” . . . . Yesus memanggil seorang anak kecil datang kepadaNya dan dibawa ke tengah-tengah mereka itu lalu berkata: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga.” 4


Milik Allah yang Dipercayakan Kepada Para Orang Tua

Kehidupan dan adanya anak-anak itu berasal dari pada para orang tua, namun melalui kuasa ciptaan Allah maka anak-anak saudara itu mempunyai kehidupan karena Allah itulah Pemberi Hidup. Biarlah diingat dengan baik bahwa anak-anak itu tidak boleh diperlakukan yang seolah-olah mereka itu milik kita sendiri. Anak-anak itu adalah makhluk pusaka dari Tuhan dan rencana keselamatan meliputi keselamatan mereka juga sama seperti keselamatan para orang tua. Mereka telah dipercayakan kepada para orang tua dengan pengertian bahwa mereka dipelihara dan mendapat teguran dari Tuhan supaya mereka sanggup melaksanakan tugas mereka pada waktu dan kekekalan.5
Hai para ibu, perlakukanlah anak-anakmu itu dengan baik. Kristus sendiri sudah pernah hidup seperti anak kecil juga. Demi kepentinganNya hormatilah anak-anak itu. Pandanglah mereka sebagai suatu tanggung jawab yang kudus, bukan untuk menyenangkan hatimu saja, bukan untuk disayang-sayang saja dan didewa-dewakan, melainkan untuk dididik supaya hidup suci dan berbudi. Mereka adalah milik Allah; Ia mengasihi mereka dan meminta kamu supaya bekerja sama dengan Dia untuk menolong mereka membentuk tabiat yang sempurna. 6
Jikalau kamu mau bertemu dengan Allah dalam damai, berikanlah makanan kawanan dombaNya itu sekarang dengan makanan rohani karena setiap anak mempunyai kemungkinan mendapat kehidupan kekal. Anak-anak dan para pemuda adalah harta kekayaan Allah unik. 7
Para pemuda perlu diberi kesan dengan kebenaran bahwa bakat-bakat mereka itu bukanlah milik mereka sendiri. Tenaga, waktu, dan kecerdasan mereka adalah harta yang dipinjamkan saja. Kesemuanya itu adalah milik Allah sebab itu setiap orang muda haruslah bertekad untuk menggunakannya dengan sebaik mungkin. Dia adalah ibarat sebuah cabang daripadanya Allah mengharapkan buah-buah; seorang penatalayan yang modalnya harus membawa hasil-hasil yang lebih besar. Ia adalah sebuah terang yang bertugas menerangi kegelapan dunia. Setiap pemuda, tiap-tiap anak, mempunyai tugas untuk dilaksanakan demi kemuliaan Allah dan meninggikan nasib umat manusia. 8

Jalan Ke Sorga Itu Disesuaikanlah Dengan Kesanggupan Anak-anak


Saya melihat bahwa Yesus mengetahui kelemahan-kelemahan kita dan telah berusaha merasakan sendiri pengalaman-pengalaman kita dalam segala hal kecuali dalam dosa. Oleh sebab itu Ia telah sediakan bagi kita sebuah jalan yang sesuai dengan kekuatan dan kesanggupan kita dan sebagaimana Ayub dahulu kala telah berjalan maju dengan perlahan-lahan dan bersama-sama dengan anak-anak sesuai dengan yang dapat ditahan mereka supaya Ia dapat menjadi pemimpin tetap bagi kita. Ia tidak meremehkan, melalaikan atau meninggalkan anak-anak kawanan dombaNya itu. Ia tidak mengajak kita maju dan meninggalkan mereka itu. Dia tidak berjalan terlalu cepat sehingga meninggalkan kita bersama anak-anak kita di belakang. Oh, tidak. Melainkan Ia telah datang menertibkan jalan menuju hidup kekal bagi anak-anak kecil sekalipun. Itulah sebabnya para orang tua dituntut demi namaNya untuk memimpin mereka sepanjang jalan yang sempit itu. Allah telah menunjuk kita sebagai suatu jalan yang sesuai dengan kekuatan dan kesanggupan anak-anak itu. 9

Tidak ada komentar:

Posting Komentar