Tugas Kewajiban Dalam
Pemerintahan Rumah Tangga
Sebaiknya Dibagi-bagi
Hendaklah dalam persatuan dan
penuh permintaan doa ibu dan bapa melaksanakan tugas kewajiban yang maha
penting itu untuk menuntun anak-anak mereka dengan benar. 1
Para orang tua haruslah bekerja
sama dalam satu kesatuan. Tidak boleh ada perpecahan. Tetapi banyak orang tua
yang bertentangan dalam tujuan. Oleh sebab itu, anak-anak menjadi manja serta
rusak karena salah urus . . . . Kadang-kadang salah seorang dari antara ibu
bapa itu terlalu memanjakan dan yang seorang lagi terlalu keras. Pertentangan
ini tidak akan membawa kebaikan kepada pembentukan tabiat anak-anak mereka itu.
Tidak boleh menggunakan paksaan yang kasar untuk mengadakan perubahan-perubahan
dalam diri anak-anak itu. Tetapi pada saat yang sama tidak boleh ada yang
memanjakan ditunjukkan. Sang ibu tidak boleh membutakan mata sang ayah terhadap
kesalahan-kesalahan anak-anak mereka, atau mempengaruhi mereka supaya melakukan
hal-hal yang dilarang oleh bapa mereka untuk dilakukan. Jangan ada satu bibit
keragu-raguan yang ditanamkan oleh ibu itu ke dalam pikiran anak-anaknya
mengenai kebijaksanaan pengaturan yang dilaksanakan oleh bapa itu. Ia tidak
boleh oleh kelakuannya untuk menentang usaha pekerjaan sang ayah. 2
Kalau para ibu bapa saling
bertentangan, yang seorang berusaha melawan pengaruh yang lain, niscaya akhlak
keluarga itu akan merosot, sehingga baik pihak bapa maupun ibu tidak akan
mendapat penghormatan dan keyakinan yang penting bagi suatu keluarga yang
teratur . . . . Anak-anak itu cepat mengerti segala sesuatu yang menyangkut
hukum-hukum dan peraturan-peraturan rumah tangga, terutama peraturan yang
membatasi tingkah laku mereka itu. 3
Ibu-bapa haruslah bersatu dalam
menjalankan hukuman terhadap anak-anak mereka. Mereka masing-masing harus
memikul sebagian beban pertanggungjawaban serta mengaku diri bertanggung jawab terhadap
janji kepada Allah untuk mendidik keturunan mereka sedemikian rupa sehingga
anak-anak mereka itu sedapat mungkin, memiliki tubuh yang sehat dan
tabiat-tabiat yang baik perkembangannya. 4
Bagaimana Pelajaran-pelajaran Penipuan
Diajarkan
Ada ibu-ibu manja yang membiarkan
adanya kesalahan pada anak-anak mereka yang sebenarnya tidak boleh dibiarkan
satupun. Kesalahan anak-anak itu kadang-kadang disembunyikan dari hadapan sang
ayah. Bahan-bahan pakaian atau kegemaran lain dibiarkan oleh ibu itu dengan
pengertian bahwa pihak bapa tidak perlu tahu sesuatu tentang hal itu, sebab ia
tentu akan menegur masalah ini.
Ini adalah suatu pelajaran
penipuan yang sangat efektif diajarkan kepada anak-anak. Kemudian kalau bapa
menemukan kesalahan-kesalahan ini, dikemukakannyalah segala macam maaf dan
kebenaranpun hanya diberitahu setengahnya. Ini berarti bahwa ibu tidak berhati
terbuka. Ia tidak mempunyai tanggapan yang sewajarnya, seorang bapa menaruh
perhatian yang sama pada anak-anak mereka seperti ia sendiri dan ia sebagai
bapa tidak boleh tidak harus mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekeliruan
yang harus diperbaiki dalam diri mereka sementara anak-anak itu masih muda.
Hal-hal yang tidak baik telah ditutup-tutupi. Dengan keadaan yang demikian
anak-anak mengetahui bahwa persatuan kurang di antara orang tua mereka, dan ini
mempunyai efek yang kurang baik dalam diri mereka. Sehingga anak-anak itu
mulailah menipu sejak masa muda, menutup-nutupi kesalahan serta memberitahu
hal-hal yang berbeda dari yang sebenarnya kepada ibu dan bapa mereka.
Membesar-besarkan sesuatu masalah sudah menjadi kebiasaan, dan dusta-dusta
besar dikemukakan tanpa disertai perasaan bersalah atau templakan dalam hati
nurani.
Kesalahan-kesalahan ini dimulai
oleh sang ibu dengan menyembunyikan kenyataan daripada ayah, yang mempunyai
perhatian yang sama dengan dia pada pembentukan tabiat anak-anak itu yang
sedang berkembang. Daripada bapa itulah seharusnya dimintai nasihat secara
bebas. Seharusnyalah segala sesuatu dibentangkan di hadapannya tanpa
sembunyi-sembunyi. Tetapi tindakan yang bertentangan dengan ini dibuat,
kesalahan-kesalahan mereka disembunyikan yang menimbulkan dalam diri mereka
suatu tabiat menipu, tabiat yang tidak benar dan tidak jujur. 5
Hendaknya selalu ada prinsip yang
tetap pada orang tua untuk bersatu dalam mengatur anak-anak mereka. Ada suatu
kesalahan dalam hal ini pada beberapa orang tua, yaitu dengan tidak adanya
persatuan. Kesalahan itu kadang-kadang di pihak bapa, tetapi lebih sering di
pihak ibu. Ibu yang sangat mencintai itu sering memanjakan anak-anaknya.
Pekerjaan seorang bapa itulah yang memaksa dia lebih sering keluar rumah dan
tidak dapat bergaul selalu dengan anak-anaknya. Pengaruh ibu itu yang memegang
peranan penting. Teladan yang diberikannya memberi sumbangan besar dalam
masalah pembentukan tabiat anak-anak itu. 6
Anak-anak Jadi Bingung Karena
Perbedaan Pendapat Para Orang Tua
Ikatan keluarga itu haruslah
diatur dengan sebaik-baiknya. Ibu-bapa haruslah bersama-sama memikirkan kewaijban
mereka dan dengan pengertian yang terang melaksanakan tugas kewajiban mereka
masing-masing. Tidak boleh ada perbedaan pendapat yang dapat dilihat anak-anak.
Ibu-bapa itu sekali-kali tidak boleh saling mengeritik rencana dan pertimbangan
masing-masing di pihak di hadapan anak-anak mereka.
Kalau ibu itu belum berpengalaman
dalam hal pengetahuan tentang Allah, ia harus memikirkan semua masalah mulai
dari sebab hingga kepada akibat serta mencari tahu apakah disiplin yang
diberikannya bersifat memperbesar kesulitan-kesulitan pada pihak bapa sementara
ia bekerja demi keselamatan anak-anak mereka. Apakah saya sedang mengikuti
jalan Tuhan? Inilah suatu pertanyaan yang sangat penting. 7
Kalau orang tua belum sependapat,
ada baiknya mereka pergi meninggalkan anak-anak itu dahulu sampai ada sesuatu
persetujuan tercapai. 8
Sering terjadi bahwa para orang
tua tidak bersatu dalam pemerintahan keluarga. Bapa itu hanya mempunyai sedikit
waktu bersama-sama dengan anak-anaknya, dan tidak tahu-menahu tentang keistimewaan
perangai dan watak anak-anaknya, sering bertindak kasar dan kejam. Dia sering
tidak mengendalikan nafsu amarahnya, tetapi selalu mengadakan perbaikan dengan
kemarahan. Anak-anak itu mengetahui hal ini, dan gantinya mereka tunduk, mereka
dipenuhi dengan kemarahan karena hukuman itu. Sang ibu sering tidak
menghiraukan sesuatu perbuatan yang salah pada suatu waktu tertentu, kemudian
dihukumnya dengan kejam pada waktu yang lain. Anak-anak tidak mengetahui apakah
yang akan terjadi kemudian dan tergoda untuk melihat berapa jauh mereka dapat
melanggar peraturan tentang tidak dihukum. Demikianlah caranya bibit kejahatan
itu tertanam yang kemudian bertumbuh dan menghasilkan buahnya. 9
Seandainya para orang tua itu
bekerja sama dalam usaha memberi disiplin, anak itu akan mengerti apa yang
dituntut dari mereka. Akan tetapi kalau seorang bapa oleh perkataan atau dengan
pandangan menunjukkan bahwa ia tidak menyetujui disiplin yang diberikan oleh
ibu itu; kalau ia merasa bahwa ibu itu
terlalu keras dan bapa harus mengimbangi kekerasan itu dengan menepuk-nepuk
serta memanjakan anak-anak itu, niscaya anak-anak itu akan rusak. Segera bapa
mempelajarinya bahwa ia dapat melakukan demikian sebagaimana yang disukainya.
Para orang tua yang berbuat dosa ini kepada anak-anaknya bertanggung jawab atas
kebinasaan jiwa mereka itu. 10
Malaikat-malaikat memandang
setiap keluarga dengan perhatian yang besar, untuk melihat bagaimanakah
anak-anak itu diperlakukan oleh para orang tuanya, wali atau sahabat-sahabat
mereka. Betapa anehnya salah urus yang mereka saksikan dalam keluarga di mana
ibu-bapa tidak sependapat! Nada suara para bapa dan ibu, pandangan mereka,
kata-kata mereka, semuanya ini menunjukkan bahwa mereka tidak bersatu dalam
mengurus anak-anak mereka itu. Bapa itu menghamburkan kata-kata celaan kepada
ibu dan menyebabkan anak-anak itu tidak menghargai kelemahlembutan serta kasih
sayang ibu itu yang dicurahkannya kepada anak-anaknya. Ibu itu berpendapat
bahwa ia terpaksa mencurahkan banyak kasih sayang kepada anak-anak itu karena
ia merasa bapa anak-anaknya terlalu keras dan tidak sabar, oleh sebab itu ia
harus berusaha mengimbangi pengaruh kekerasannya itu. 11
Dibutuhkan Banyak Doa Dan
Pemikiran yang Tenang
Cinta kasih tidak tahan lama
dalam lingkungan keluarga, kecuali ada persesuaian kemauan dan tabiat dengan
kemauan Allah. Segala kemampuan dan hawa nafsu harus diselaraskan di bawah
pengendalian sifat-sifat Yesus Kristus. Kalau ibu bapa itu ingin mempersatukan
perhatian mereka dalam cinta kasih dan takut akan Allah demi mendapat kuasa
mengatur keluarga, pastilah mereka merasakan pentingnya banyak permintaan doa
dan banyak pemikiran yang tenang. Dan sementara mereka mencari Allah, mata
merekapun akan terbukalah melihat utusan-utusan sorgawi hadir untuk melindungi
mereka dalam usaha menjawab doa yang disertai iman. Mereka akan dapat
mengalahkan kelemahan tabiat mereka, kemudian maju terus dalam kesempurnaan. 12
Segenap Hati Itu Harus Dijalin
Oleh Tali Kasih Sutera
Hai ibu dan bapa, jalinlah hati
kamu masing-masing dalam persatuan yang paling bahagia. Janganlah saling
menjauhkan diri satu dengan yang lain, tetapi jalinlah diri kamu masing-masing
makin lama semakin erat seorang dengan yang lain; kemudian kamu telah siap
untuk menjalin hati anak-anakmu kepada dirimu sendiri dengan tali kasih sutera.
13
Teruskanlah taburkan bibit yang
baik itu demi kehidupan sekarang maupun untuk kehidupan kekal yang akan datang.
Segenap sorga sedang memperhatikan usaha-usaha yang dilakukan setiap orang tua
Kristen. 14
Tidak ada komentar:
Posting Komentar