Kamis, 11 Juni 2015

53. BERSATU DI GARIS DEPAN

BERSATU DI GARIS DEPAN

Tugas Kewajiban Dalam Pemerintahan Rumah Tangga
Sebaiknya Dibagi-bagi

Hendaklah dalam persatuan dan penuh permintaan doa ibu dan bapa melaksanakan tugas kewajiban yang maha penting itu untuk menuntun anak-anak mereka dengan benar. 1
Para orang tua haruslah bekerja sama dalam satu kesatuan. Tidak boleh ada perpecahan. Tetapi banyak orang tua yang bertentangan dalam tujuan. Oleh sebab itu, anak-anak menjadi manja serta rusak karena salah urus . . . . Kadang-kadang salah seorang dari antara ibu bapa itu terlalu memanjakan dan yang seorang lagi terlalu keras. Pertentangan ini tidak akan membawa kebaikan kepada pembentukan tabiat anak-anak mereka itu. Tidak boleh menggunakan paksaan yang kasar untuk mengadakan perubahan-perubahan dalam diri anak-anak itu. Tetapi pada saat yang sama tidak boleh ada yang memanjakan ditunjukkan. Sang ibu tidak boleh membutakan mata sang ayah terhadap kesalahan-kesalahan anak-anak mereka, atau mempengaruhi mereka supaya melakukan hal-hal yang dilarang oleh bapa mereka untuk dilakukan. Jangan ada satu bibit keragu-raguan yang ditanamkan oleh ibu itu ke dalam pikiran anak-anaknya mengenai kebijaksanaan pengaturan yang dilaksanakan oleh bapa itu. Ia tidak boleh oleh kelakuannya untuk menentang usaha pekerjaan sang ayah. 2
Kalau para ibu bapa saling bertentangan, yang seorang berusaha melawan pengaruh yang lain, niscaya akhlak keluarga itu akan merosot, sehingga baik pihak bapa maupun ibu tidak akan mendapat penghormatan dan keyakinan yang penting bagi suatu keluarga yang teratur . . . . Anak-anak itu cepat mengerti segala sesuatu yang menyangkut hukum-hukum dan peraturan-peraturan rumah tangga, terutama peraturan yang membatasi tingkah laku mereka itu. 3
Ibu-bapa haruslah bersatu dalam menjalankan hukuman terhadap anak-anak mereka. Mereka masing-masing harus memikul sebagian beban pertanggungjawaban serta mengaku diri bertanggung jawab terhadap janji kepada Allah untuk mendidik keturunan mereka sedemikian rupa sehingga anak-anak mereka itu sedapat mungkin, memiliki tubuh yang sehat dan tabiat-tabiat yang baik perkembangannya. 4

Bagaimana Pelajaran-pelajaran Penipuan Diajarkan

Ada ibu-ibu manja yang membiarkan adanya kesalahan pada anak-anak mereka yang sebenarnya tidak boleh dibiarkan satupun. Kesalahan anak-anak itu kadang-kadang disembunyikan dari hadapan sang ayah. Bahan-bahan pakaian atau kegemaran lain dibiarkan oleh ibu itu dengan pengertian bahwa pihak bapa tidak perlu tahu sesuatu tentang hal itu, sebab ia tentu akan menegur masalah ini.
Ini adalah suatu pelajaran penipuan yang sangat efektif diajarkan kepada anak-anak. Kemudian kalau bapa menemukan kesalahan-kesalahan ini, dikemukakannyalah segala macam maaf dan kebenaranpun hanya diberitahu setengahnya. Ini berarti bahwa ibu tidak berhati terbuka. Ia tidak mempunyai tanggapan yang sewajarnya, seorang bapa menaruh perhatian yang sama pada anak-anak mereka seperti ia sendiri dan ia sebagai bapa tidak boleh tidak harus mengetahui kesalahan-kesalahan atau kekeliruan yang harus diperbaiki dalam diri mereka sementara anak-anak itu masih muda. Hal-hal yang tidak baik telah ditutup-tutupi. Dengan keadaan yang demikian anak-anak mengetahui bahwa persatuan kurang di antara orang tua mereka, dan ini mempunyai efek yang kurang baik dalam diri mereka. Sehingga anak-anak itu mulailah menipu sejak masa muda, menutup-nutupi kesalahan serta memberitahu hal-hal yang berbeda dari yang sebenarnya kepada ibu dan bapa mereka. Membesar-besarkan sesuatu masalah sudah menjadi kebiasaan, dan dusta-dusta besar dikemukakan tanpa disertai perasaan bersalah atau templakan dalam hati nurani.
Kesalahan-kesalahan ini dimulai oleh sang ibu dengan menyembunyikan kenyataan daripada ayah, yang mempunyai perhatian yang sama dengan dia pada pembentukan tabiat anak-anak itu yang sedang berkembang. Daripada bapa itulah seharusnya dimintai nasihat secara bebas. Seharusnyalah segala sesuatu dibentangkan di hadapannya tanpa sembunyi-sembunyi. Tetapi tindakan yang bertentangan dengan ini dibuat, kesalahan-kesalahan mereka disembunyikan yang menimbulkan dalam diri mereka suatu tabiat menipu, tabiat yang tidak benar dan tidak jujur. 5
Hendaknya selalu ada prinsip yang tetap pada orang tua untuk bersatu dalam mengatur anak-anak mereka. Ada suatu kesalahan dalam hal ini pada beberapa orang tua, yaitu dengan tidak adanya persatuan. Kesalahan itu kadang-kadang di pihak bapa, tetapi lebih sering di pihak ibu. Ibu yang sangat mencintai itu sering memanjakan anak-anaknya. Pekerjaan seorang bapa itulah yang memaksa dia lebih sering keluar rumah dan tidak dapat bergaul selalu dengan anak-anaknya. Pengaruh ibu itu yang memegang peranan penting. Teladan yang diberikannya memberi sumbangan besar dalam masalah pembentukan tabiat anak-anak itu. 6

Anak-anak Jadi Bingung Karena Perbedaan Pendapat Para Orang Tua

Ikatan keluarga itu haruslah diatur dengan sebaik-baiknya. Ibu-bapa haruslah bersama-sama memikirkan kewaijban mereka dan dengan pengertian yang terang melaksanakan tugas kewajiban mereka masing-masing. Tidak boleh ada perbedaan pendapat yang dapat dilihat anak-anak. Ibu-bapa itu sekali-kali tidak boleh saling mengeritik rencana dan pertimbangan masing-masing di pihak di hadapan anak-anak mereka.
Kalau ibu itu belum berpengalaman dalam hal pengetahuan tentang Allah, ia harus memikirkan semua masalah mulai dari sebab hingga kepada akibat serta mencari tahu apakah disiplin yang diberikannya bersifat memperbesar kesulitan-kesulitan pada pihak bapa sementara ia bekerja demi keselamatan anak-anak mereka. Apakah saya sedang mengikuti jalan Tuhan? Inilah suatu pertanyaan yang sangat penting. 7
Kalau orang tua belum sependapat, ada baiknya mereka pergi meninggalkan anak-anak itu dahulu sampai ada sesuatu persetujuan tercapai. 8
Sering terjadi bahwa para orang tua tidak bersatu dalam pemerintahan keluarga. Bapa itu hanya mempunyai sedikit waktu bersama-sama dengan anak-anaknya, dan tidak tahu-menahu tentang keistimewaan perangai dan watak anak-anaknya, sering bertindak kasar dan kejam. Dia sering tidak mengendalikan nafsu amarahnya, tetapi selalu mengadakan perbaikan dengan kemarahan. Anak-anak itu mengetahui hal ini, dan gantinya mereka tunduk, mereka dipenuhi dengan kemarahan karena hukuman itu. Sang ibu sering tidak menghiraukan sesuatu perbuatan yang salah pada suatu waktu tertentu, kemudian dihukumnya dengan kejam pada waktu yang lain. Anak-anak tidak mengetahui apakah yang akan terjadi kemudian dan tergoda untuk melihat berapa jauh mereka dapat melanggar peraturan tentang tidak dihukum. Demikianlah caranya bibit kejahatan itu tertanam yang kemudian bertumbuh dan menghasilkan buahnya. 9
Seandainya para orang tua itu bekerja sama dalam usaha memberi disiplin, anak itu akan mengerti apa yang dituntut dari mereka. Akan tetapi kalau seorang bapa oleh perkataan atau dengan pandangan menunjukkan bahwa ia tidak menyetujui disiplin yang diberikan oleh ibu itu;  kalau ia merasa bahwa ibu itu terlalu keras dan bapa harus mengimbangi kekerasan itu dengan menepuk-nepuk serta memanjakan anak-anak itu, niscaya anak-anak itu akan rusak. Segera bapa mempelajarinya bahwa ia dapat melakukan demikian sebagaimana yang disukainya. Para orang tua yang berbuat dosa ini kepada anak-anaknya bertanggung jawab atas kebinasaan jiwa mereka itu. 10
Malaikat-malaikat memandang setiap keluarga dengan perhatian yang besar, untuk melihat bagaimanakah anak-anak itu diperlakukan oleh para orang tuanya, wali atau sahabat-sahabat mereka. Betapa anehnya salah urus yang mereka saksikan dalam keluarga di mana ibu-bapa tidak sependapat! Nada suara para bapa dan ibu, pandangan mereka, kata-kata mereka, semuanya ini menunjukkan bahwa mereka tidak bersatu dalam mengurus anak-anak mereka itu. Bapa itu menghamburkan kata-kata celaan kepada ibu dan menyebabkan anak-anak itu tidak menghargai kelemahlembutan serta kasih sayang ibu itu yang dicurahkannya kepada anak-anaknya. Ibu itu berpendapat bahwa ia terpaksa mencurahkan banyak kasih sayang kepada anak-anak itu karena ia merasa bapa anak-anaknya terlalu keras dan tidak sabar, oleh sebab itu ia harus berusaha mengimbangi pengaruh kekerasannya itu. 11

Dibutuhkan Banyak Doa Dan Pemikiran yang Tenang

Cinta kasih tidak tahan lama dalam lingkungan keluarga, kecuali ada persesuaian kemauan dan tabiat dengan kemauan Allah. Segala kemampuan dan hawa nafsu harus diselaraskan di bawah pengendalian sifat-sifat Yesus Kristus. Kalau ibu bapa itu ingin mempersatukan perhatian mereka dalam cinta kasih dan takut akan Allah demi mendapat kuasa mengatur keluarga, pastilah mereka merasakan pentingnya banyak permintaan doa dan banyak pemikiran yang tenang. Dan sementara mereka mencari Allah, mata merekapun akan terbukalah melihat utusan-utusan sorgawi hadir untuk melindungi mereka dalam usaha menjawab doa yang disertai iman. Mereka akan dapat mengalahkan kelemahan tabiat mereka, kemudian maju terus dalam kesempurnaan. 12

Segenap Hati Itu Harus Dijalin Oleh Tali Kasih Sutera

Hai ibu dan bapa, jalinlah hati kamu masing-masing dalam persatuan yang paling bahagia. Janganlah saling menjauhkan diri satu dengan yang lain, tetapi jalinlah diri kamu masing-masing makin lama semakin erat seorang dengan yang lain; kemudian kamu telah siap untuk menjalin hati anak-anakmu kepada dirimu sendiri dengan tali kasih sutera. 13

Teruskanlah taburkan bibit yang baik itu demi kehidupan sekarang maupun untuk kehidupan kekal yang akan datang. Segenap sorga sedang memperhatikan usaha-usaha yang dilakukan setiap orang tua Kristen. 14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar