ORANG
TUA LANJUT USIA
“Hormatilah ayahmu dan ibumu”
Tugas kewajiban yang dipercayakan
kepada anak-anak ialah untuk menghormati orang tua menjadi tugas seumur hidup.
Kalau para orang tua itu sudah lemah dan lanjut usianya, cinta kasih dan
perhatian anak haruslah diberikan sesuai dengan kebutuhan ibu dan bapa. Dengan
jiwa besar dan tekad yang bulat, anak-anak itu haruslah mengatur tingkah laku
mereka, walaupun hal itu meminta pengorbanan diri, supaya segenap keadaan
pikiran yang cemas dan bingung dapat dihilangkan dari dalam pikiran para orang
tua itu . . . .
Anak-anak haruslah dididik untuk
mengasihi serta mengurus ibu bapa mereka dengan lemah lembut. Peliharalah
mereka itu hai anak-anak dan dirimu sendiri; karena tidak ada tangan lain yang
dapat melakukan perbuatan cinta kasih yang kecil itu selain tanganmu sendiri.
Pergunakanlah dengan sebaik-baiknya kesempatanmu yang berharga itu untuk
menyebarkan bibit-bibit kebajikan. 1
Kewajiban kita terhadap para
orang tua kita tidak pernah berhenti. Kasih sayang kepada mereka dan cinta
kasih mereka kepada kita tidaklah dapat diukur dengan tahun atau jarak dan
tanggung jawab kita itu tidak boleh sama sekali diabaikan. 2
Biarlah anak-anak mengingat
baik-baik bahwa bagaimanapun baiknya keadaan orang tua yang sudah lanjut usia
itu tidak dapat banyak lagi kesukaan dan kesenangannya. Kedukaan apakah yang
mendatangkan kesusahan besar ke dalam hati mereka, dalam kelalaian anak-anak
mereka mengurus mereka? Dosa apakah yang lebih besar yang dapat dilakukan oleh
anak-anak daripada mendatangkan duka kepada ibu bapa yang sudah lanjut usianya?
3
Ratakanlah
Jalan Itu
Sesudah anak-anak meningkat
dewasa, beberapa dari antara mereka menyangka bahwa kewajiban mereka sudah
selesai kalau mereka sudah menyediakan tempat tinggal untuk para orang tua
mereka. Sementara mereka memberikan makanan dan tempat tinggal untuk orang tua
mereka, anak-anak itu tidak memberikan orang tuanya kasih dan simpati. Pada
masa tuanya orang tua mereka itu, pada saat mereka membutuhkan kasih sayang dan
simpati, tanpa mengindahkan anak-anak itu tidak memperhatikan mereka lagi.
Tidak ada satu masa di mana anak-anak itu tidak menghormati lagi ayah dan ibu
mereka. Sementara orang tua itu masih hidup, wajarlah bagi anak-anak itu
menjadi kesukaan untuk menghormati dan memuliakan mereka. Mereka harus berusaha
sedemikian rupa untuk membawa kegembiraan dan sinar matahari kesukaan kepada
kehidupan orang tua yang sudah lanjut usia itu. Mereka harus meratakan jalan
orang tua menuju akhir hayat. Tidak ada pujian yang lebih baik di dunia ini
daripada seorang anak menghormati orang tuanya, tidak ada catatan yang lebih
bernilai dalam buku-buku sorga daripada ia mencintai dan menghormati
ibu-bapanya. 4
Sikap
Tidak Berterimakasih Kepada Orang Tua
Apakah mungkin bahwa perasaan
anak-anak itu sudah kebal terhadap hak-hak ibu-bapanya, sehingga mereka tidak
berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghilangkan segala sumber dukacita,
memelihara mereka tanpa mengenal lelah? Apakah mungkin bahwa mereka tidak
menganggap sebagai suatu kesenangan untuk menjadikan hari-hari terakhir dari
hidup orang tuanya sebagai hari-hari yang sangat menyenangkan? Bagaimanakah seorang anak pria dan seorang
anak wanita mau meninggalkan ibu atau bapanya di bawah pemeliharaan orang lain?
Walaupun ibu itu bukan seorang Kristen dan tidak dapat menyesuaikan diri,
anak-anak sekali-kali tidaklah bebas dari kewajiban yang sudah diberikan Allah
kepadanya untuk mengurus orang tuanya. 5
Beberapa
Orang Tua yang Bertanggung Jawab Atas
Sikap
Tidak Hormat Anak-anak
Apabila para orang tua membiarkan
seorang anak menunjukkan sikap tidak hormat kepada mereka pada waktu anak itu
masih kecil, membiarkan mereka berbicara dengan membentak dan kasar, akan
mengerikanlah tuaian yang akan disabit di kemudian hari. Bilamana para orang tua
tidak sanggup menuntut penurutan yang segera dan sempurna dari anak-anak
mereka, mereka gagal meletakkan fondamen tabiat yang baik dalam diri anak-anak
mereka yang masih kecil itu. Mereka telah mempersiapkan anak-anak mereka untuk
tidak menghormati mereka sendiri apabila mereka sudah tua nanti serta
mendatangkan dukacita ke dalam hati bilamana mereka sudah hampir mendekati
kematian, kecuali anugerah Kristus yang mengubah hati dan tabiat anak-anak
mereka. 6
Jangan
Tunjukkan Pembalasan Kepada Orang Tua yang Tidak Adil
Ada seorang yang berkata tentang
ibunya: “Saya selalu membenci ibu saya dan ibuku membenci saya.” Kata-kata ini
tercatat di dalam buku-buku sorga untuk dibuka dan dibacakan pada hari
pehukuman nanti, pada saat itu setiap orang akan diberi upah yang setimpal
dengan perbuatan masing-masing.
Kalau anak-anak berpendapat bahwa
mereka diperlakukan dengan kejam pada waktu mereka masih kecil, dapatkah mereka
ditolong agar bertumbuh dalam rakhmat dan dalam pengetahuan akan Kristus? Akan
dapatkah mereka mencerminkan petaNya, apabila mereka memupuk roh membalas
dendam kepada para orang tua mereka, terutama bilamana mereka sudah tua dan
lemah? Haruskah tidak berdayanya para orang tua sehingga mereka meminta kasih
sayang daripada anak-anaknya? Bukankah keperluan-keperluan ibu-bapa yang sudah
tua itu yang menggugah perasaan-perasaan hati yang luhur dan atas rakhmat
Kristus? Tidakkah para orang tua itu harus diperlakukan dengan penuh perhatian
dan kasih sayang serta perasaan hormat oleh keturunan mereka? Aduh, janganlah
kiranya hati anak-anak itu dikeraskan seperti besi baja menentang ibu-bapa
mereka! Bagaimanakah seorang anak perempuan yang mengaku pengikut Kristus dapat
merasa dendam benci terhadap ibunya, terutama apabila ibu itu sakit dan sudah
tua! Hendaklah rasa sayang dan kasih, yaitu yang menjadi buah-buah yang paling
manis dari hidup kekristenan itu, mendapat tempat dalam hati anak-anak terhadap
orang tua mereka. 7
Bersabarlah
Terhadap Kelemahan
Sungguh mengerikan kalau ada
seorang anak yang membenci ibunya yang sudah tua dan lemah sekali yang berlaku
seperti anak-anak. Betapa perlunya anak-anak itu bersikap sabar dan lemah
lembut terhadap ibu yang demikian! Kata-kata yang lembut yang tidak
menjengkelkan haruslah diucapkan. Seorang Kristen sejati tidak pernah berlaku
jahat, dalam keadaan yang bagaimanapun tidak pernah melalaikan mengurus
ibu-bapanya melainkan melaksanakan dengan pasti perintah yang berbunyi:
“Berilah hormat akan bapamu dan ibumu.” Allah berfirman: “Di hadapan orang yang
berambut putih hendaklah kamu bangkit berdiri; berilah hormat kepada orang
tua.” . . . .
Hai anak-anak, biarlah para orang
tuamu yang sudah lemah dan tidak sanggup mengurus dirinya itu merasa bahwa pada
hari terakhir, mereka penuh dengan perasaan puas, damai dan kasih. Demi Kristus
biarlah mereka turun ke liang lahat dengan mendapat kepuasan oleh kata-kata
lemah lembut, kasih sayang, belas kasihan dan pengampunan daripada kamu. Kamu
menginginkan agar Tuhan mengasihi dan mencintai serta mengampuni kamu pada
waktu kamu sakit. Dan tidakkah kamu memperlakukan orang lain sebagaimana kamu
sendiri ingin diperlakukan? 8
Rencana
Allah Untuk Mengurus Orang-orang
Yang
Sudah Berusia Lanjut
Usaha untuk mengurus
saudara-saudara dan saudari-saudari kita yang sudah lanjut usia, yang tidak
mempunyai rumah sudah menjadi suatu masalah yang mendesak. Apakah yang dapat
kita perbuat untuk mereka? Terang yang telah diberikan Tuhan kepada saya sudah
diulangi kembali. Apakah tidak baik untuk mendirikan lembaga-lembaga untuk
mengurus orang-orang yang sudah lanjut usia itu, di mana mereka dapat hidup
bersama-sama. Atau tidakkah lebih baik untuk menempatkan mereka di suatu tempat
lain di luar rumah sendiri untuk diasuh di sana. Biarlah anggota-anggota
keluarga masing-masing mengurus anggota-anggota keluarga mereka sendiri.
Apabila hal ini tidak mungkin, usaha ini dipertanggungjawabkan kepada jemaat
dan usaha ini haruslah diterima sebagai kewajiban dan kesempatan mulia. Semua
orang yang memiliki roh Kristus haruslah memperlakukan orang-orang yang lemah
dan sudah lanjut usia dengan perasaan hormat dan mempunyai sikap lemah lembut
yang khusus. 9
Kesempatan
Mulia yang Mendatangkan Perasaan Puas Dan Sukacita
Pemikiran yang dimiliki anak-anak
untuk mendatangkan kesenangan kepada para orang tua mereka sungguh menimbulkan
perasaan puas dalam hati anak-anak itu seumur hidup dan khususnya mendatangkan
perasaan senang kepada mereka bilamana mereka sendiri sedang memerlukan simpati
dan kasih sayang. Mereka yang hatinya dipenuhi dengan kasih akan menganggap
kesempatan untuk meratakan jalan menuju kuburan bagi para orang tua mereka,
sebagai kesempatan mulia yang tiada terhingga harganya. Mereka akan bersukacita
karena mereka turut ambil bagian untuk mendatangkan kesenangan dan
kesejahteraan sampai kepada hari-hari terakhir dari para orang tua mereka yang
dikasihi itu. Bila bertindak sebaliknya, yaitu tidak memberikan kepada para
orang tua yang sudah tidak berdaya itu perawatan yang disertai cinta kasih dari
anak-anak lelaki dan perempuan, tentu jiwa itu akan dipenuhi dengan penyesalan
yang amat mendalam, sekiranya hati kita itu belum dikeraskan dan membeku
seperti batu. 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar