Sabtu, 27 Juni 2015

6. MAKAN TIDAK TERATUR



MAKAN TIDAK TERATUR
SATU PENYEBAB PENYAKIT

         
          Satu Warisan Kemerosotan
Manusia jadi dari tangan Penciptanya dalam keadaan tubuh yang sempurna dan bentuk yang indah. Telah enam ribu tahun manusia menahan beban dosa yang semakin bertambah berat karena penyakit dan kejahatan. Itulah satu bukti utama bahwa manusia pernah menerima kuasa daya tahan tubuh yang kuat. Walaupun penduduk bumi sebelum Air Bah umumnya menyerahkan diri kepada dosa tanpa henti-hentinya, barulah setelah lebih dari dua ribu tahun, akibat pelanggaran hukum alam itu dapat dirasakan. Sekiranya Adam tidak memiliki kuasa tubuh yang lebih besar dibanding dengan manusia sekarang, maka umat manusia sudah lama hampir punah.
Sejak kejatuhan manusia ke dalam dosa, generasi-generasi yang berikut mempunyai kecenderungan yang terus-menerus merosot. Bibit penyakit telah dipindahkan dari orangtua kepada anak-anak dan dari satu generasi kepada generasi yang lain. Anak-anak bayi pun menderita sengsara karena dosa orangtua mereka.


Sekiranya manusia menuruti Sepuluh Hukum dengan menghidupkan prinsip hukum itu, kutuk penyakit yang sekarang membanjiri dunia seharusnya tidak ada.

Musa selaku penulis sejarah yang pertama memberikan perincian yang hampir pasti tentang kehidupan sosial dan pribadi pada permulaan sejarah dunia; tetapi kita tidak mendapati catatan bahwa seorang bayi telah dilahirkan dalam keadaan buta, tuli, timpang atau lemah saraf. Satu peristiwa pun tidak tercatat tentang kematian bayi, anak atau remaja secara wajar. Dalam buku Kejadian, riwayat hidup seorang yang mati hanya tercatat demikian: “Jadi Adam mencapai umur sembilan ratus tiga puluh tahun, lalu ia mati.” “Jadi Set mencapai umur sembilan ratus dua belas tahun, lalu ia mati.” Tentang yang lainnya catatan berbunyi demikian: “Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur.” Sangat jarang terjadi seorang anak mati mendahului ayahnya, sehingga peristiwa itu dianggap penting untuk dicatat. “Haran meninggal mendahului ayahnya yaitu Terah.” Para Bapa dari Adam hingga Nuh hidup hampir seribu tahun dengan sedikit pengecualian. Sejak itu panjang rata-rata usia manusia sudah berkurang.
Pada kedatangan Kristus yang pertama kali umat manusia meng-alami kemerosotan karena bukan hanya orang tua dan yang setengah umur, tetapi orang muda juga dibawa dari setiap kota kepada Juruselamat, untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Banyak yang menderita di bawah beban kemelaratan yang tidak terperikan.
Pelanggaran hukum fisik dengan segala akibatnya seperti pen-deritaan dan kematian dini, telah lama menyebar sehingga akibat ini dianggap sebagai nasib umat manusia. Allah tidak menciptakan umat manusia dalam keadaan lemah seperti itu. Keadaan seperti ini bukanlah hasil pekerjaan Allah, tetapi akibat ulah manusia. Kebiasaan-kebiasaan yang salah telah dilakukan dengan melanggar hukum Allah yang seharusnya mengatur kehidupan manusia. Pelanggaran hukum alam secara terus-menerus adalah juga pelanggaran hukum Allah secara terus-menerus. Sekiranya manusia menuruti Sepuluh Hukum dengan menghidupkan prinsip hukum itu, kutuk penyakit yang sekarang membanjiri dunia seharusnya tidak ada. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah; dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan harganya telah lunas dibayar karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” Apabila manusia bertindak membuang tenaganya dengan percuma untuk merusak inteleknya maka mereka berdosa terhadap Allah. Mereka tidak memuliakan Dia di dalam tubuh dan Roh yang menjadi milik-Nya. Namun sekalipun manusia menghina Allah, kasih Allah masih tetap diberikan kepada umat manusia. Dia membiarkan terang bercahaya sehingga manusia dapat melihat, agar manusia dapat hidup sempurna, dan harus menuruti hukum alam yang mengatur kehidupannya. Betapa penting bahwa manusia harus berjalan di jalan terang ini sambil mengenakan semua kuasanya demi kemuliaan Allah, apakah kuasa tubuh atau pikiran.
Kita hidup di dunia yang bertentangan dengan kebenaran atau dengan kesempurnaan tabiat, khususnya pertumbuhan dalam anugerah. Ke mana pun kita memandang kita melihat pencemaran dan kebusukan. Betapa besar perbedaan hal ini dengan pekerjaan yang harus dilakukan dalam diri kita sebelum menerima hadiah kekekalan! Umat pilihan Allah harus berdiri tanpa cela di antara kebusukan yang mengepung mereka di zaman akhir ini. Tubuh mereka harus disucikan dan roh mereka harus dimurnikan. Kalau pekerjaan ini harus dilaksanakan, itu dilaksanakan segera dan dengan sungguh-sungguh dan penuh pengertian. Roh Allah harus menguasai sepenuhnya dan mempengaruhi setiap tindakan….
Manusia telah mencemari kaabah tubuh. Allah memanggil mereka supaya bangun dan berusaha sekuat tenaga untuk mencapai kembali keadaan manusia yang asli yang diberikan Tuhan. Tidak ada yang dapat meyakinkan dan mengubah hati manusia selain dari anugerah Allah. Budak-budak kebiasaan dapat memperoleh kuasa dari Dia sendiri untuk membuka belenggu yang mengikat mereka. Mustahil bagi seseorang untuk mempersembahkan tubuhnya sebagai satu persembahan yang hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah, sementara terus memanjakan kebiasaan yang merusak tubuh, mental dan kuasa moral. Sekali lagi rasul itu berkata: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaruan budimu, sehingga kamu bisa membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.”

Kesengajaan dalam Mengabaikan Hukum Hidup
Sangat mengherankan bahwa prinsip itu sudah tidak ada dalam kehidupan manusia. Inilah yang menjadi ciri khas generasi sekarang, yang mengabaikan hukum kehidupan dan hukum kesehatan. Masalah ini sangat diabaikan sementara, terang bersinar di sekitar mereka. Bagi mayoritas umat manusia, keinginan utama mereka ialah: apa yang aku akan makan? Apa yang aku akan minum? dan apa yang aku akan pakai? Walaupun banyak dikatakan dan dituliskan tentang bagaimana kita harus memelihara tubuh, hukum yang besar ialah selera yang mengatur laki-laki dan perempuan pada umumnya.
Kuasa moral dilemahkan, karena laki-laki dan perempuan tidak mau hidup menurut hukum kesehatan, dan menjadikan hal itu sebagai satu tugas pribadi. Orangtua mewariskan kebiasaan mereka yang jelek kepada keturunannya, sehingga penyakit-penyakit yang mengerikan telah mencemari darah dan merusak otak. Mayoritas laki-laki dan perempuan tetap bersikap masa bodoh terhadap hukum fisik, lalu memanjakan selera dan nafsu dengan mengorbankan intelek dan moral. Nampaknya mereka tetap bersikap begini karena akibat pelanggaran hukum alam. Mereka memanjakan dan merendahkan hawa nafsu dengan menggunakan racun berkadar rendah yang merusak darah dan kuasa saraf. Maka terjadilah penyakit dan kematian sebagai akibatnya. Teman-teman mereka menyebut akibat ini sebagai dispensasi dari Allah. Dalam hal ini mereka menghina seluruh surga. Mereka berontak melawan hukum alam lalu menderita hukuman sebagai akibatnya. Penderitaan dan kematian sekarang merajalela di mana-mana terutama di antara anak-anak. Betapa besar perbedaan generasi ini dengan mereka yang hidup pada masa 2000 tahun pertama!

Akibat Selera yang Tidak Dikendalikan di Bidang Sosial
Alam akan mengeluarkan protesnya terhadap pelanggaran hukum kehidupan. Alam itu menahan selama dia dapat tetapi akhirnya pembalasan tiba. Pembalasan itu mempengaruhi kuasa mental dan tubuh. Itu tidak berakhir pada pelanggar itu sendiri tetapi akibat pemanjaannya jelas kelihatan dalam diri keturunannya. Demikianlah kejahatan itu diturunkan dari satu generasi ke generasi yang berikut!


Sekiranya manusia hidup sesuai dengan rencana Pencipta, kesengsaraan tidak akan timbul di dunia ini.

Orang muda adalah modal untuk membentuk masyarakat yang akan datang. Sementara kita memandang mereka, apakah yang dapat kita harapkan di masa yang akan datang? Mayoritas orang muda menggandrungi hiburan dan membenci pekerjaan. Mereka kekurangan semangat moral untuk menyangkal diri dan tuntutan dapat kewajiban. Kuasa mengendalikan diri sangat tipis; mereka terperanjat dan marah karena hal-hal yang kecil. Di setiap zaman dan tingkat kehidupan banyak yang hidup tanpa prinsip dan hati nurani. Dengan pikiran yang malas dan kebiasaan suka memboros mereka terjun ke dalam kejahatan sehingga mencemari masyarakat sampai dunia kita ini menjadi Sodom kedua. Jikalau selera dan nafsu berada di bawah penguasaan akal sehat dan pengaruh agama, masyarakat akan mempunyai aspek yang sangat berbeda. Allah tidak pernah menciptakan kondisi yang menyedihkan seperti ini. Itu terjadi karena pelanggaran hukum alam secara membabi buta.

Hukum Alam dan Hukum Rohani yang Dilanggar
Kepada banyak orang yang tersiksa yang telah menerima penyembuhan, Kristus berkata: “Engkau telah sembuh, jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Demikianlah Dia mengajarkan bahwa penyakit timbul akibat pelanggaran hukum Allah baik yang alamiah atau rohaniah. Sekiranya manusia hidup sesuai dengan rencana Pencipta, kesengsaraan tidak akan timbul di dunia ini.
Kristus menjadi penuntun dan guru bagi Israel zaman dulu dan Dia telah mengajar mereka bahwa hidup sehat adalah upah penurutan kepada hukum Allah. Tabib besar yang menyembuhkan penyakit di Palestina yang berbicara kepada umat-Nya dari tiang awan memberitahukan kepada mereka apa yang harus mereka lakukan dan apa yang Allah akan lakukan kepada mereka. “Firman-Nya: jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan suara Tuhan Allahmu, dan melakukan apa yang benar di mata-Nya, dan memasang telingamu kepada perintah-perintah-Nya dan tetap mengikuti segala ketetapan-Nya, maka Aku tidak akan menimpakan kepadamu penyakit mana pun yang telah Kutimpakan kepada orang Mesir; sebab Akulah Tuhan yang menyembuhkan engkau.” Kristus memberikan kepada orang Israel instruksi yang pasti tentang kebiasaan hidup mereka dan Dia meyakinkan mereka: “Tuhan, akan menjauhkan segala penyakit dari padamu, dan tidak ada satu dari wabah celaka yang kau kenal di Mesir itu akan ditimpakan-Nya kepadamu.” Setelah mereka memenuhi persyaratan itu, maka janji itu dipenuhi untuk mereka. “Tidak ada orang yang lemah di antara suku bangsa mereka.”
Pelajaran ini ditujukan pada kita. ada persyaratan yang harus dipenuhi oleh semua orang yang mau memelihara kesehatan: Semua harus mempelajari persyaratan ini. Tuhan tidak senang kalau kita mengabaikan hukum-hukum-Nya, baik hukum alam maupun hukum rohani. Kita adalah kawan sekerja Allah dalam memulihkan kesehatan tubuh dan kesehatan jiwa.

Penderitaan yang Diundang Sendiri
Manusia telah mengundang penyakit bagi diri mereka sendiri dalam berbagai bentuk oleh kebiasaan yang salah. Mereka belum mempelajari bagaimana caranya hidup sehat, dan pelanggaran hukum alam telah mengakibatkan kondisi yang menyedihkan. Manusia jarang menghubungkan penderitaan mereka dengan sebab yang benar yaitu tindakan mereka yang salah. Mereka telah memanjakan selera dan tidak bertarak waktu makan dan telah memperilah selera mereka sendiri. Dalam kebiasaan mereka telah menunjukkan sikap tidak peduli terhadap kesehatan dan masalah hidup. Ketika mereka diserang penyakit mereka meyakinkan diri sendiri bahwa Allah sendirilah yang menyebabkan penyakit itu, padahal ini terjadi sebagai akibat tindakan yang salah.
Penyakit tidak pernah timbul tanpa sebab. Jalan disediakan dan penyakit diundang dengan mengabaikan hukum kesehatan. Banyak orang menderita karena akibat pelanggaran orangtua mereka. Sementara mereka tidak bertanggung jawab terhadap apa yang orangtua lakukan; namun itulah tugas mereka untuk membedakan apa yang disebut pelanggaran atau apa yang bukan pelanggaran hukum kesehatan. Mereka harus menghindarkan kebiasaan salah dari orangtua mereka; dengan kehidupan yang benar, mereka menempatkan diri dalam kondisi yang lebih baik.
Lebih banyak yang menderita karena tindakan mereka yang salah. Mereka menganggap sepele prinsip-prinsip kesehatan dalam kebiasaan makan, minum dan kebiasaan bekerja dan berpakaian. Pelanggaran hukum alam membawa akibat yang pasti. Pada waktu penyakit menyerang mereka, banyak orang tidak mengaitkan penderita itu dengan penyebabnya yang sebenarnya, tetapi bersungut-sungut kepada Allah oleh karena siksaan itu, tetapi Allah tidak bertanggung jawab terhadap penderitaan yang datang akibat pelanggaran hukum alam….
Seringkali penyakit timbul karena tidak bertarak dalam hal makan. Apa yang paling dibutuhkan oleh alam ialah kelepasan daripada beban yang ditanggungkan atasnya.

Penyakit Timbul karena Pemanjaan Selera
Banyak orang mengundang penyakit bagi dirinya sendiri dengan pemanjaan diri. Mereka hidup tidak sesuai dengan hukum alam dan prinsip-prinsip kesucian yang ketat. Yang lain telah menganggap sepele hukum kesehatan, dalam kebiasaan mereka, dalam makan, minum, berpakaian dan bekerja.
Pikiran itu tidak pudar atau rusak begitu sering karena belajar dengan rajin dan keras. Tetapi hal itu sering terjadi karena memakan makanan yang tidak sehat pada waktu yang tidak tepat dan kurang perhatian terhadap hukum kesehatan. . . . Belajar dengan rajin bukanlah penyebab utama dari kemerosotan tenaga mental. Penyebab utama ialah cara makan yang salah dan tidak teratur dan kurang gerak badan. Jam-jam yang tidak teratur untuk makan dan tidur menyedot tenaga otak.
Banyak yang menderita, banyak pula yang masuk ke liang kubur karena pemanjaan selera. Mereka memakan makanan yang cocok dengan selera mereka yang salah, dengan demikian alat pencernaan dilemahkan dan daya serap dirusak sehingga sari makanan tidak dapat menunjang kehidupan. Ini membawa penyakit yang akut dan seringkali kematianlah yang menyusul, organ tubuh yang halus itu kemudian menjadi aus oleh praktik bunuh diri dari mereka yang harus mengetahui lebih baik.
Jemaat harus berdiri teguh dan jujur kepada terang yang telah diberikan Allah. Setiap anggota keluarga harus bekerja dengan rajin untuk membuang dari kehidupannya setiap selera yang salah.

Langkah-langkah Seorang Peminum Sebelum Dia Mabuk
Seringkali ketidakbertarakan dimulai di rumah dengan penggunaan makanan mewah yang tidak menyehatkan, alat pencernaan dilemahkan maka timbullah keinginan akan makanan yang lebih merangsang. Maka selera itu dididik untuk terus menginginkan sesuatu yang lebih merangsang. Keinginan terhadap bahan perangsang lebih sering timbul dan lebih sulit ditolak. Alat pencernaan sedikit banyaknya diisi dengan racun sehingga menjadi lebih lemah tetapi keinginan lebih besar. Satu langkah dalam jurusan yang salah akan menyediakan jalan pada yang lain. Banyak orang yang tidak lagi merasa bersalah menempatkan minuman keras di meja makan atau anggur alkohol bersama makanan yang akan menimbulkan rasa haus akan minuman keras sehingga tidak mungkin lagi menolak penggodaan yang demikian. Kebiasaan yang salah dalam hal makan dan minum itu merusak kesehatan dan menyediakan jalan untuk kemabukan.
Sakit Liver karena Makanan yang Salah
Hari Sabat yang lalu, sementara saya sedang berkhotbah wajahmu yang pucat itu menonjol di hadapan saya sebagaimana telah ditunjukkan pada saya. Saya melihat


Hendaklah kamu ketahui bahwa Allah tidak akan mengerjakan satu mukjizat untuk menyelamatkan kamu dari akibat tindakanmu sendiri….

kondisi kesehatan dan penderitaan yang kamu tanggung begitu lama. Kepadaku telah ditunjukkan bahwa kamu hidup dengan cara yang tidak menyehatkan. Selera makanmu sudah tidak sehat lagi. Kamu telah memuaskan selera dengan mengorban-kan perut. Kamu telah memasukkan ke dalam perutmu bahan makanan yang tidak mungkin dapat diolah menjadi darah yang baik. Ini telah meletakkan beban berat bagi liver, karena alat pencernaan itu sudah terganggu. Saudara berdua memiliki sakit liver. Reformasi kesehatan akan membawa keuntungan besar bagi kamu berdua, jikalau kamu menjalankannya dengan ketat. Kamu telah gagal melakukannya itu. Seleramu tidak sehat, oleh karena kamu tidak mengecap makanan sederhana yang terdiri dari tepung gandum, sayuran dan buah-buahan yang disediakan tanpa lemak dan rempah-rempah, maka kamu senantiasa melanggar hukum yang Allah telah tetapkan dalam tubuhmu. Sementara kamu melakukannya kamu harus menderita hukumannya; karena bagi setiap pelanggaran ditentukan satu hukuman. Namun kamu merasa heran melihat kesehatan yang terus-menerus merosot. Hendaklah kamu ketahui bahwa Allah tidak akan mengerjakan satu mukjizat untuk menyelamatkan kamu dari akibat tindakanmu sendiri….

Makanan Mewah dan Demam
Tidak ada pengobatan yang dapat membebaskan kamu dari kesulitan yang sekarang sementara kamu makan dan minum sesukanya. Kamu dapat melakukan itu untuk dirimu sendiri tetapi dokter yang paling berpengalaman tidak akan dapat melakukannya. Aturlah menu makananmu. Untuk memuaskan selera, kamu sering memberikan beban berat bagi alat pencernaan oleh mengisi perut dengan makanan yang bukan menyehatkan, dan kadang-kadang kuantitasnya tidak tentu. Ini meletihkan perut sehingga tidak sanggup lagi menerima makanan yang paling menyehatkan sekalipun. Kamu mempertahankan perutmu dalam keadaan yang senantiasa dilemahkan, karena kebiasaan salah dalam hal makan. Makananmu terlalu mewah. Makanan itu disediakan bukan dengan cara sederhana dan alamiah dan sama sekali tidak cocok bagi perutmu karena kamu menyediakannya untuk memenuhi seleramu sendiri. Alam dibebani, dan berusaha untuk menolak usahamu untuk melumpuhkannya. Timbullah demam sebagai akibatnya karena usaha untuk menghindarkan beban pikulannya. Kamu harus menderita hukum-an pelanggaran hukum alam. Allah telah menetapkan aturan di dalam tubuhmu yang tidak dapat kamu langgar tanpa hukuman. Kamu telah membentuk selera tanpa mempertimbangkan kesehatan. Kamu telah membuat beberapa perubahan, tetapi hanya mengambil langkah pertama saja dalam reformasi kesehatan. Allah menginginkan kita supaya bertarak dalam segala hal. “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”

Menuduh Allah
Dari semua keluarga yang saya kenal, tidak ada yang memerlukan keuntungan dari reformasi kesehatan lebih daripada engkau sendiri. Engkau meraung karena rasa sakit yang kamu sendiri tidak tahu, dan engkau mencoba menyerahkan dan menahan anugerah sambil berpikir bahwa siksaan adalah bagianmu dan Allah sendiri menyetujuinya. Kalau engkau membuka mata sehingga dapat melihat langkah-langkah yang telah kau ambil selama hidup sampai engkau berada dalam kondisi kesehatan yang merosot sekarang ini engkau akan merasa heran melihat kebutaanmu yang engkau tidak ketahui tentang keadaan masalah itu sebelumnya. Engkau telah menciptakan selera yang tidak alamiah dan engkau tidak menikmati makananmu sepenuhnya karena engkau menggunakan selera dengan cara yang salah. Engkau telah memutar balik alam sehingga engkau menderita akibatnya.

Upah “Makan Besar”
Alam dapat menahan penyalahgunaan selama dia tidak melakukan penolakan. Kemudian dia bangkit dan berusaha dengan keperkasaannya untuk membuang beban dan perlakuan jahat yang telah dia derita. Datanglah sakit kepala, menggigil, demam, gemetar, kelumpuhan dan hal-hal lainnya yang tidak perlu disebut jumlahnya. Cara makan dan minum yang salah akan merusak kesehatan dan menghilangkan kenikmatan hidup. Oh, berapa kali engkau membeli makanan yang engkau sebut makan besar dengan akibat demam, selera yang hilang dan kehilangan tidur! Ketidaksanggupan menikmati makanan, maka malam penuh ke-gelisahan berjam-jam menderita, semua karena makan yang hanya memuaskan selera!
Ribuan orang telah memanjakan selera yang salah setelah makan besar sebagaimana yang mereka sebutkan, maka timbullah akibat seperti demam atau beberapa macam penyakit akut lainnya begitu juga kematian. Itulah kesenangan yang dibeli dengan harga yang mahal. Namun banyak orang melakukannya dan orang-orang pembunuh diri ini dinyatakan oleh pidato dari teman-teman dan pendeta, bahwa mereka akan langsung masuk surga pada saat kematian. Suatu pemikiran yang hebat. Apakah ada kegelojohan di surga? Tidak, tidak; hal seperti itu tidak pernah memasuki gerbang mutiara kota Allah yang terbuat dari emas itu. Hal seperti itu tidak pernah ditinggikan ke tangan kanan Yesus, Juruselamat yang indah, manusia Golgota yang menderita, yang seluruh kehidupan-Nya adalah penuh dengan penyangkalan diri dan pengorbanan. Orang-orang seperti itu mendapat tempat di antara golongan yang tidak layak, yang tidak mendapat bagian dalam kehidupan yang lebih baik yaitu warisan baka.

Perangai Dipengaruhi Kebiasaan Makan Tidak Teratur
Banyaklah orang merusak perangainya sendiri dengan kebiasaan makan tidak teratur. Kita harus berhati-hati mempelajari masalah reformasi kesehatan sebagaimana kita menyediakan pelajaran di sekolah dengan sempurna. Karena kebiasaan yang kita bentuk dalam hal ini dapat menolong kita dalam pembentukan tabiat di kemudian hari. Maka adalah mungkin bagi seseorang untuk merusak pengalaman ke-rohanian dengan menyalahgunakan perut.

Ajakan untuk Reformasi
Di mana kebiasaan makan telah dimanjakan, pekerjaan reformasi janganlah ditunda di sana. Apabila penyalahgunaan perut membawa akibat penyakit, kita harus berusaha dengan teliti untuk memelihara sisa tenaga dalam tubuh kita, dengan membuang setiap beban yang memberatkan. Kemungkinan perut itu tidak dapat disembuhkan dengan sempurna setelah waktu yang cukup lama, tetapi cara makan yang teratur akan menyelamatkan orang itu dari kejatuhan yang lebih dalam. Banyak orang dipulihkan secara cepat atau lambat, sempurna atau tidak. Tidak mudah untuk membuat satu peraturan yang cocok untuk setiap persoalan, tetapi kalau prinsip makanan yang benar diperhatikan, reformasi besar di-lakukan, maka juru masak tidak perlu lagi bekerja keras seterusnya untuk menggoda selera. Orang yang makan dengan cara yang sederhana akan mendapat upah kekuatan mental dan moral; itu juga menolong mereka dalam pengendalian nafsu.


Pemanjaan selera adalah penyebab utama kelemahan mental dan fisik yang menjadi dasar ketidakmampuan dan kematian. Biarlah orang yang mencari karunia roh dapat mengingat bahwa di dalam Kristus ada kuasa untuk menguasai selera.

Kita harus memilih bahan makanan yang terbaik untuk memenuhi sari makanan yang diperlukan dalam pembentukan tubuh. Dalam hal memilih, selera bukanlah yang menjadi patokan. Dengan kebiasaan makan yang salah, selera sudah dirusakkan. Selera ini sering menuntut jenis makanan yang merusak kesehatan yang menyebabkan kelemahan bukan mendatangkan kekuatan. Kita tidak dapat dipengaruhi oleh kebiasaan masyarakat. Penyakit dan penderitaan yang terdapat di mana-mana banyak dipengaruhi oleh kesalahan umum menyangkut cara makan.
Kita dapat menyadari sepenuhnya kejahatan yang diakibatkan oleh makan tidak teratur, hanya kalau saja kita cakap memperhatikan prinsip hidup sehat. Setelah menyadari kesalahannya, mereka yang berani mengubah kebiasaannya akan mendapati bahwa proses reformasi memerlukan satu pergumulan dan banyak kesabaran. Tetapi apabila selera yang benar sekali dibentuk, mereka akan menyadari bahwa penggunaan makanan yang tadinya mereka anggap tidak berbahaya, akan meletakkan dasar penyakit perut dan penyakit lainnya secara lambat tetapi pasti.
Allah menuntut umat-Nya supaya maju terus. Kita perlu mengetahui bahwa selera yang dimanjakan adalah penghalang besar bagi perbaikan mental dan penyucian jiwa. Kita memiliki segala pengetahuan tentang reformasi kesehatan, namun masih banyak di antara kita yang makan tidak teratur. Pemanjaan selera adalah penyebab utama kelemah-an mental dan fisik yang menjadi dasar ketidakmampuan dan kematian. Biarlah orang yang mencari karunia roh dapat mengingat bahwa di dalam Kristus ada kuasa untuk menguasai selera.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar