Minggu, 28 Juni 2015

7. MAKAN TERLALU BANYAK


MAKAN TERLALU BANYAK


          
         Dosa Biasa Namun Serius
Membebani perut adalah satu dosa biasa. Apabila terlalu banyak makanan dimasukkan ke dalam, maka seluruh alat pencernaan itu dibebani. Hidup dan vitalitas berkurang gairahnya bukannya bertambah. Inilah yang direncanakan oleh Setan. Manusia menghabiskan tenaga vital oleh pekerjaan yang tidak penting dengan melebihkan porsi makanan. Dengan memakan makanan terlalu banyak, kita bukan hanya dengan gegabah membuang berkat-berkat Allah yang disediakan untuk kebutuhan alam, tetapi kita juga sangat merusak seluruh tubuh. Kita mencemari kaabah Allah; tubuh itu dilemahkan dan dilumpuhkan, alam tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik dan saksama, sebagaimana telah Allah sediakan yang terbaik. Oleh karena pemanjaan selera ini, manusia telah menekan kuasa alam dengan memaksanya supaya melakukan pekerjaan yang tidak harus dilakukan.


Kebiasaan makan terlalu banyak akan merusak mesin tubuh dan menghalangi pekerjaannya, walaupun makanan itu berkualitas tinggi.

Sekiranya manusia mengenal kehidupan mesin tubuh mereka maka mereka tidak akan melakukan kesalahan ini, kecuali mereka gandrung akan pemanjaan diri begitu rupa sehingga mereka terus-menerus bunuh diri, lalu mengalami kematian dini atau hidup bertahun-tahun sebagai beban kepada diri sendiri dan kepada sahabat-sahabatnya.

Merusak Mesin Tubuh
Bisa saja kita memakan makanan yang menyehatkan dengan cara yang tidak sederhana. Bukan berarti kalau seorang sudah membuang bahan makanan yang merusak dia dapat memakan sebanyak yang dia suka. Kebiasaan makan terlalu banyak akan merusak mesin tubuh dan menghalangi pekerjaannya, walaupun makanan itu berkualitas tinggi.
Tidak bertarak dalam hal makan walaupun makanan yang menyehatkan akan membawa akibat buruk ke seluruh tubuh dan akan menumpulkan mental dan kuasa moral.
Hampir seluruh anggota keluarga umat manusia memakan makanan melebihi takaran. Kelebihan makanan ini membusuk dan menjadi gumpalan yang bau busuk…. Jikalau makanan yang kualitas sederhana pun dimasukkan ke dalam perut melebihi takaran yang dibutuhkan mesin tubuh, kelebihan ini menjadi beban. Alat pencernaan berusaha keras membusukkannya sehingga kerja lembur ini menimbul-kan rasa capek dan lelah. Sebagian orang yang makan terus-menerus menyebutkan ini pemuasan rasa lapar. Tetapi ini disebabkan oleh kerja lembur alat pencernaan.
Keluhan dan beban yang tak perlu ada hanya karena keinginan untuk memamerkan dalam menjamu tamu. Untuk menyediakan cukup ragam makanan di atas meja, nyonya rumah kerja keras. Karena banyak ragam makanan yang disediakan, tamu pun makan banyak. Penyakit dan penderitaan hasil kerja keras di satu pihak dan akibat makan terlalu banyak di lain pihak, keduanya menanggung akibatnya. Pesta yang mewah ini adalah satu beban dan malapetaka.
Pesta yang mengandung kerakusan dan makanan yang dimasukkan ke dalam perut di luar jam makan, keduanya meninggalkan pengaruh terhadap setiap jaringan alat pencernaan. Pikiran juga dipengaruhi oleh apa yang kita makan dan minum.
Kerja terlalu keras adalah berbahaya kepada remaja yang sedang bertumbuh; tetapi, ratusan orang telah ambruk karena melanggar peraturan kerja keras itu sendiri, tidak bergerak, makan terlalu banyak dan berfoya-foya, semuanya menanam bibit penyakit di dalam tubuh ribuan orang yang segera menuju pembusukan yang pasti.

Kegelojohan Satu Perlawanan yang Utama
Sebagian orang tidak berlatih untuk mengendalikan seleranya, tetapi memanjakan selera itu dengan mengorbankan kesehatan. Sebagai akibatnya, pikiran berkabut dan malas sehingga gagal untuk melakukan apa yang seharusnya dilakukan jika mereka menyangkal diri dan hidup sederhana. Hal ini berarti merampas Allah, yaitu tenaga fisik dan mental yang seharusnya dibaktikan untuk pekerjaan-Nya jika pertarakan dalam segala hal sudah dilakukan.
Paulus adalah seorang reformator kesehatan. Katanya: “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah mem-beritakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” Dia merasa bahwa tanggung jawab diletakkan padanya untuk memelihara semua kuasa tubuhnya untuk tetap awet, agar ia dapat menggunakannya untuk kemuliaan Allah. Jikalau Paulus sendiri merasakan ketidakbertarakan itu berbahaya, maka kita sedang berada dalam bahaya yang lebih besar, karena kita tidak merasa dan mengakui seperti dia tentang pentingnya memuliakan Allah di dalam tubuh dan roh kita, yang adalah milik-Nya. Makan terlalu banyak adalah dosa zaman ini.
Firman Allah menempatkan dosa kegelojohan dan kemabukan dalam daftar yang sama. Begitu hebatnya dosa ini di pemandangan Allah, sehingga diberikan-Nya petunjuk kepada Musa bahwa seorang bocah yang tidak dibatasi seleranya tetapi menjejali dirinya dengan apa saja yang dirindukan seleranya, anak itu harus dibawa oleh orangtuanya ke hadapan tua-tua Israel, supaya dilempari dengan batu sampai mati. Keadaan kegelojohan dianggap tidak berpengharapan. Dia tidak berguna bagi orang lain dan kutuk bagi dirinya sendiri. Dia tak dapat dipercaya dalam hal apa pun. Pengaruhnya senantiasa mencemari orang lain. Dunia ini akan lebih baik tanpa tabiat seperti itu, karena pengaruhnya yang mengerikan itu akan berkepanjangan. Tidak ada di antara orang yang merasa bertanggung jawab kepada Allah akan membiarkan sifat hewani menguasai pertimbangan sehat. Mereka yang melakukannya bukanlah orang Kristen, apa pun dia, betapa tinggi pun jabatannya. Kristus menekankan: “Hendaklah kamu sempurna seperti Bapamu yang di surga sempurna adanya.” Di sini Dia menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat menjadi sempurna dalam lingkungan kita sebagaimana Allah sempurna dalam lingkungan-Nya.

Yang Membangkitkan Kegelojohan
Banyak orang yang telah meninggalkan makanan daging dan sejumlah bahan makanan yang membahayakan, berpikir bahwa makanan mereka itu sederhana dan menyehatkan sehingga mereka bebas memanjakan selera tanpa batas, mereka makan sebanyak-banyaknya, kadang-kadang sampai gelojoh. Ini adalah satu kesalahan. Alat pencernaan seharusnya tidak dibebani dengan kuantitas atau kualitas makanan yang akan membebani alat pencernaan.
Adat kebiasaan telah menentukan bahwa makanan yang ditempat-kan di atas meja haruslah bervariasi. Karena tidak mengetahui jenis makanan apa yang akan disajikan berikutnya, maka seorang memakan makanan yang banyak walaupun itu bukan makanan yang cocok baginya. Bilamana jenis makanan terakhir dihidangkan, maka dia sering mencoba melampaui batas lalu memakan makanan cuci mulut yang menggiurkan itu, yang kelihatannya cocok baginya. Sekiranya semua jenis makanan disajikan sekaligus pada awal, maka seorang mempunyai kesempatan untuk memilih yang terbaik baginya.
Kelebihan makanan membebani alat pencernaan sehingga timbullah demam dan keadaan tidak sehat. Sejumlah darah diperlukan di dalam organ perut sehingga kaki dan tangan merasa dingin dengan segera. Satu beban berat menimpa alat pencernaan, dan setelah alat ini melakukan tugasnya, maka tubuh terasa letih dan lelah. Banyak orang yang terus-menerus makan terlalu banyak lalu menyebut ini sebagai pemuas rasa lapar. Tetapi itu disebabkan oleh kerja lembur alat pencernaan. Kadang-kadang otak terasa lumpuh dengan melemahnya mental dan fisik.


Makanan yang berkelebihan itu menghambat perputaran mesin tubuh. Alat pencernaan terganggu dan tak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Alat-alat tubuh yang penting dibebani oleh sesuatu yang tidak perlu.

Gejala yang tidak menyenangkan ini dapat dirasakan karena alam telah melaksanakan tugasnya dengan mem-buang tenaga vital sehingga orangnya sama sekali kehabisan tenaga. Perut berteriak: “Berikan aku cukup waktu istirahat!” Tetapi bagi beberapa orang, rasa letih itu dianggap satu tuntutan untuk memakan lebih banyak lagi. Jadi, gantinya memberi perut waktu untuk istirahat, beban baru ditempatkan di atasnya. Sebagai akibatnya, alat pencernaan kehabisan tenaga yang seharusnya dia sanggup melakukan pekerjaan yang baik.

Penyebab Kelemahan Fisik dan Mental
Sebagai satu umat, dengan segala pengetahuan kita tentang reformasi kesehatan, kita sering makan terlalu banyak. Pemanjaan selera adalah penyebab utama kelemahan fisik dan mental dan hal ini meletakkan sebagian besar dasar kelesuan yang nyatanya terdapat di mana-mana.
Banyak orang yang telah menerima reformasi kesehatan meninggalkan segala sesuatu yang merusak. Tetapi, apakah karena mereka sudah meninggalkan perkara-perkara ini sehingga mereka dapat memakan makanan sebanyak yang mereka sukai? Mereka menghadapi meja makan; tanpa memikirkan berapa banyak makanan yang mereka harus makan, mereka menyerah kepada selera sehingga mereka makan secara berlebihan. Kemudian perut itu memaksa diri harus melakukan-nya, sambil mengeluh karena beban yang ditimpakan kepadanya pada sisa hari itu. Semua makanan yang dimasukkan ke dalam perut menjadi beban alam, dan perut tidak dapat mengolah keuntungan dari padanya. Makanan yang berkelebihan itu menghambat perputaran mesin tubuh. Alat pencernaan terganggu dan tak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Alat-alat tubuh yang penting dibebani oleh sesuatu yang tidak perlu. Kuasa saraf otak dikerahkan ke bagian perut untuk menolong alat pencernaan melaksanakan tugasnya, yaitu membuang sejumlah makanan yang seyogianya tidak diperlukannya….
Pengaruh apakah yang diberikan oleh kebiasaan makan terlalu banyak kepada perut? Perut itu semakin lelah, alat pencernaan dilemahkan, dan akhirnya muncullah penyakit setelah serentetan kejahatan. Kalau orang itu sudah diserang penyakit sebelumnya, maka mereka mengalami lebih banyak kesulitan, dan tenaga inti semakin berkurang setiap hari. Mereka mengerahkan kuasa vital mereka untuk tugas yang tidak perlu untuk mengolah makanan yang mereka masukkan ke dalam perut. Betapa mengerikan kondisi seperti ini!
Kita mengetahui sesuatu tentang penyakit perut dari pengalaman. Kita mengalaminya dalam lingkungan keluarga; kita merasa bahwa itu adalah satu jenis penyakit yang sangat ditakuti. Apabila seorang meng-alami kejang perut, dia sangat menderita secara fisik dan mental. Sahabat-sahabatnya juga pasti menderita kecuali mereka bersikap brutal.
Engkau akan berkata: “Apa yang saya makan, atau apa yang saya inginkan bukanlah urusanmu!” Adakah di sekitarmu yang menderita kejang perut? Cobalah mengganggu mereka dengan cara apa saja. Betapa alamiah untuk seorang menjadi cerewet. Mereka merasa tidak enak dan anak-anak mereka pun nampaknya bersikap tidak baik. Mereka tidak bisa berbicara dengan tenang kepada anak-anak. Mereka tidak bisa bertindak dengan tenang di rumah tanpa anugerah khusus. Semua orang di sekitar mereka terpengaruh dengan penyakit mereka sendiri. Semua orang telah menderita akibat kesalahan mereka. Mereka menghamparkan bayangan gelap. Sekarang bukankah kebiasaanmu dalam hal makan dan minum mempengaruhi orang lain? Tentu saja ya. Maka kamu harus berhati-hati memelihara dirimu agar tetap sehat dalam kondisi puncak agar kamu dapat melayani Allah dengan sempurna dan kamu dapat melakukan tugas untuk masyarakat dan keluarga.
Reformator kesehatan juga dapat berbuat kesalahan dalam hal kuantitas makanan. Mereka memakan makanan berkualitas yang menyehatkan tetapi dengan cara yang tidak sederhana.
Tuhan telah memberitahukan pada saya bahwa secara umum kita mengisi perut dengan makanan yang terlalu banyak. Banyak orang tidak merasa nyaman karena makan terlalu banyak, dan akhirnya mereka jatuh sakit. Tuhan tidak membawa hukuman ini kepada mereka. Mereka mengundangnya sendiri. Allah menginginkan agar mereka menyadari bahwa rasa sakit adalah akibat pelanggaran.
Banyak orang makan terlalu cepat. Yang lain memakan makanan yang tidak cocok. Sekiranya mereka mau mengingat betapa banyak kali mereka menyiksa diri pada waktu menyiksa perut, dan betapa dalam Kristus dihina apabila perut itu disalahgunakan, maka mereka akan berani menyangkal diri dengan memberikan kesempatan pada perut untuk memulihkan kesehatannya. Sementara duduk mengelilingi meja makan, kita dapat melakukan pekerjaan penginjilan oleh makan dan minum demi kemuliaan Allah.

Mengantuk Sewaktu Acara Kebaktian
Apabila kita makan melewati batas kita berdosa terhadap tubuh kita sendiri. Pada hari Sabat, di dalam rumah Allah, orang yang gelojoh akan duduk dan tertidur sementara kebenaran Allah dikumandangkan. Mereka tidak bisa membuka matanya karena mengantuk. Mereka tidak dapat memahami khotbah yang diberikan. Apakah kamu pikir orang seperti ini memuliakan Allah melalui tubuh dan rohnya yang adalah milik Tuhan? Tidak, mereka tidak menghormati-Nya dan orang yang kejang perut, apakah sebabnya dia mengalami kejang perut? Karena hal itu sedang dilakukan, gantinya menganut keteraturan, dia telah membiarkan selera menguasai dirinya sehingga mau makan di antara waktu makan. Kalau kebiasaannya adalah kebanyakan duduk, dia tidak mendapat udara surga yang menguatkan untuk membantu pekerjaan pencernaan; boleh jadi dia tidak cukup melakukan gerak badan demi kesehatannya.
Janganlah kita menyediakan makanan yang lebih banyak pada hari Sabat atau ragam makanan yang lebih banyak dibanding hari-hari biasa. Gantinya, makanan haruslah lebih sederhana, lebih sedikit dimakan, supaya pikiran lebih jernih dan kuat untuk memahami perkara-perkara rohani. Gangguan pada perut berarti gangguan pada otak. Kata-kata yang paling indah boleh jadi didengar tetapi tidak dihargai, karena pikiran itu kacau oleh cara makan yang tidak benar. Jikalau makan terlalu banyak pada hari Sabat, banyak orang bertindak lebih banyak tetapi berpikir lebih sedikit, sehingga mereka tidak layak menerima keuntungan dari kesempatan yang mulia itu.

Penyebab Lupa
Tuhan telah memberi terang kepadamu tentang masalah bertarak dalam segala hal. Engkau tidak bertarak dalam hal kebiasaan makan. Seringkali engkau mengisi perutmu dengan makanan yang dua kali lebih banyak daripada yang diperlukan tubuh. makanan ini membusuk; napasmu bau busuk; terjadi kesulitan karena peradangan yang buruk; perutmu kerja lembur, tenaga dikerahkan dari otak ke perut untuk menggiling bahan makanan yang kamu telah masukkan ke dalam perut. Dalam hal ini, kamu telah menunjukkan kurang belas kasihan kepada dirimu sendiri. Engkau seorang yang rakus di meja makan. Inilah sebab utama mengapa engkau menjadi pelupa dan kehilangan ingatan. Engkau mengatakan sesuatu yang saya tahu engkau sudah katakan, kemudian engkau memutarnya dan mengatakan sesuatu yang sama sekali berbeda. Saya mengetahui hal ini, tetapi ingatlah bahwa itu adalah akibat kebiasaan terlalu banyak makan. Apa gunanya hal ini dibicarakan, itu tidak akan menyembuhkan kejahatan.

Nasihat kepada Pendeta dan Pekerja yang Kebanyakan Duduk
Kebiasaan makan terlalu banyak berbahaya khususnya bagi mereka yang berwatak lamban. Orang seperti ini harus makan sedikit dan gerak badan lebih banyak. Ada yang memiliki kecakapan istimewa yang alamiah, tanpa latihan pengendalian diri dalam hal pengendalian selera, mereka tidak dapat melaksanakan setengah dari yang seharusnya dapat dilaksanakan. Banyak penulis dan ahli pidato gagal dalam hal ini. Setelah makan dengan sepuasnya, mereka bekerja dengan duduk-duduk sambil membaca, belajar atau menulis dengan tidak menggunakan waktu untuk gerak badan. Sebagai akibatnya, aliran pikiran dan kelancaran kata-kata terpaksa terganggu. Mereka tidak dapat berbicara atau menulis secara efisien untuk menjamah hati pembaca atau pendengar. Usaha mereka lemah dan tidak berhasil.


Banyak rencana yang seharusnya menjadi berkat kepada dunia ini telah disisihkan. Banyak patokan yang tidak adil, bersifat menekan bahkan kejam yang ditetapkan. Inilah akibat keadaan pikiran yang sakit karena kebiasaan makan yang salah.

Mereka yang memegang tanggung jawab penting, di atas segala sesuatu, para wali perkara-perkara rohani, seharusnyalah adalah orang-orang yang mempunyai naluri yang tajam dan pikiran yang cerdas. Yang paling penting, mereka perlu bertarak dalam hal makanan. Makanan yang mewah yang seharusnya tidak mendapat tempat di atas meja makan mereka.
Setiap hari, orang-orang yang memegang posisi kepercayaan mem-buat keputusan penting. Seringkali mereka harus berpikir cepat. Hal ini dapat dilakukan dengan baik hanya oleh mereka yang mempraktikkan pertarakan yang ketat. Pikiran dikuatkan oleh pemeliharaan kuasa tubuh dan mental dengan cara yang benar. Jikalau pikirannya tidak terlalu tegang, kekuatan baru datang pada setiap kali diperlukan. Tetapi seringkali pekerjaan dari mereka yang mempunyai perencanaan penting yang harus diperhatikan dan membuat keputusan yang penting di-pengaruhi hal-hal yang jahat akibat makanan yang tidak teratur. Perut yang kacau akan menghasilkan keadaan pikiran yang kacau pula dan tidak berketentuan. Seringkali muncul gangguan, kekasaran dan ketidak-adilan. Banyak rencana yang seharusnya menjadi berkat kepada dunia ini telah disisihkan. Banyak patokan yang tidak adil, bersifat menekan bahkan kejam yang ditetapkan. Inilah akibat keadaan pikiran yang sakit karena kebiasaan makan yang salah.
Di sini ada anjuran bagi mereka yang bekerja memeras otak dan kebanyakan duduk: Biarlah mereka yang mempunyai cukup keberanian moral dan pengendalian diri mencobanya. Setiap kali makan, ambillah makanan sederhana yang terdiri dari dua atau tiga macam. Makanlah secukupnya hanya untuk memuaskan rasa lapar. Adakanlah gerak badan setiap hari dan saksikanlah apakah engkau tidak mendapat manfaat.
Orang-orang kuat yang bekerja keras secara fisik tidak dipaksa supaya berhati-hati dengan kuantitas atau kualitas makanan seperti mereka yang kebanyakan duduk. Tetapi jauh lebih bagus apabila mereka mengendalikan diri dalam hal makan dan minum untuk memperoleh kesehatan yang lebih baik.
Beberapa orang menginginkan satu peraturan yang tepat untuk mengatur makanan mereka. Mereka makan terlalu banyak tetapi kemudian menyesalinya. Dengan demikian mereka senantiasa memikir-kan apa yang mereka makan dan apa yang mereka minum. Bukanlah demikian seharusnya. Seorang tidak dapat membuat peraturan yang tepat untuk orang lain. Setiap orang harus melatih pertimbangan sehat dan pengendalian diri, mereka juga harus bertindak menuruti prinsip.

Ketidaksanggupan Mencerna dan Rapat Dinas
Seringkali orang makan lebih banyak makanan yang sukar dicerna karena meja makan melimpah ruah. Perut yang terlalu banyak beban, tidak dapat melakukan tugasnya dengan baik. Akibatnya ialah perasaan yang kacau dan otak yang tumpul, sehingga pikiran tidak dapat bekerja dengan cepat. Gangguan pencernaan terjadi karena perpaduan makanan yang tidak serasi. Terjadilah fermentasi, darah dicemarkan dan pikiran dikacaukan.
Kebiasaan makan terlalu banyak atau makan terlalu banyak ragam makanan sekaligus itu seringkali menyebabkan sakit kejang perut. Lalu alat pencernaan mengalami luka yang serius. Perut memprotes dengan percuma. Perut itu mengajak otak untuk mempertimbangkan masalah sebab-akibat. Kelebihan jumlah makanan yang diambil atau perpaduan makanan yang tidak serasi keduanya akan merusak. Percuma tanda diberikan sebagai amaran jauh-jauh sebelumnya. Akibatnya adalah penderitaan dan kemudian menyusul penyakit.
Orang boleh bertanya: apakah hubungannya ini dengan rapat dinas? Hubungannya sangat erat. Akibat dari kebiasaan cara makan yang salah terbawa ke rapat dinas. Otak itu dipengaruhi oleh kondisi perut. Perut yang tidak teratur menghasilkan keadaan pikiran yang tidak teratur pula dan tidak menentu. Perut yang sudah sakit mengakibatkan kondisi otak yang sakit. Hal ini sering membuat seseorang mengungkapkan opini yang salah dan bersifat menentang. Kebijaksanaan orang seperti itu bagi Allah adalah kebodohan. Saya menghadapkan hal ini sebagai satu sebab dari situasi banyaknya rapat dinas dan pertemuan, di mana berbagai masalah perlu dipertimbangkan dengan saksama, namun tidak terlalu diperhatikan sehingga keputusan diambil dengan tergesa-gesa. Seringkali terjadi apabila diperlukan ketegasan dalam satu hal, anggota rapat memutuskan hal-hal yang negatif sehingga suasana berubah sama sekali dalam rapat itu. Segala akibat seperti ini telah berulang-ulang ditunjukkan kepada saya.
Saya menghadapkan masalah ini sekarang karena saya mendapat instruksi untuk mengatakannya kepada saudara-saudaraku di bagian penggembalaan. Kalau tidak bertarak dalam hal makanan, engkau menempatkan dirimu tidak layak untuk melihat dengan jelas perbedaan antara api yang suci dan api yang biasa. Dengan perlakuan ini engkau juga menyatakan bahwa dirimu adalah seorang yang tidak menghargai amaran yang telah diberikan Tuhan kepadamu. Firman-Nya mengatakan kepadamu begini: “Siapakah di antara kamu yang takut akan Tuhan dan mendengar suara hamba-Nya, yang berjalan di dalam kegelapan karena tidak mendapat terang? Biarlah dia percaya di dalam nama Tuhan dan bergantung pada Allahnya.” . . . Apakah kita tidak mendekati Tuhan, agar Dia menyelamatkan kita dari semua masalah tidak bertarak dalam hal makan dan minum, dari semua nafsu daging yang tidak suci dan dari semua kejahatan. Apakah kita tidak merendahkan diri di hadapan Allah sambil menyisihkan semua yang merusak tubuh dan roh, agar dalam takut akan Tuhan kita dapat menyempurnakan kesucian tabiat?

Tidak Ada Rekomendasi Reformasi Kesehatan
Para pendeta kita tidak cukup memperhatikan kebiasaan mereka dalam hal makanan. Mereka makan terlalu banyak makanan dan terlalu banyak ragam makanan sekaligus. Sebagian adalah reformator tetapi hanya dalam nama. Mereka tidak mempunyai peraturan untuk mengatur makanan, tetapi memanjakan selera dan memakan buah-buahan dan kacang-kacangan di antara jam makan, dengan demikian mereka menempatkan beban yang terlalu berat di atas alat pencernaan. Sebagian makan tiga kali sehari sedangkan dua kali makan sehari lebih menunjang kesehatan fisik dan rohani. Jikalau hukum yang Allah telah buat dipakai untuk menguasai tubuh itu dirusak, maka hukumannya pasti menyusul.
Oleh karena manusia kurang bijaksana dalam hal makanan maka sebagian orang mengalami saraf yang setengah lumpuh, dengan demikian mereka mengantuk dan bermalas-malasan. Para pendeta yang bermuka pucat ini karena mereka menderita akibat pemanjaan selera sendiri tidak memberikan rekomendasi reformasi kesehatan. Apabila seorang bekerja terlalu keras lebih baik dia tidak makan satu kali untuk memberi kesempatan kepada alam membetulkan dirinya. Para pekerja kita dapat melakukan lebih banyak melalui teladan untuk memaju-kan reformasi kesehatan daripada mengkhotbah-kannya. Apabila sahabat mereka dengan sengaja menyediakan makanan bagi mereka, biasanya mereka tergoda untuk melanggar prinsip. Tetapi dengan menolak makanan mewah, makanan lezat-lezat, teh dan kopi, mereka akan membuktikan diri sebagai reformator kesehatan yang praktis. Sebagian sedang menderita akibat dari


Oleh karena manusia kurang bijaksana dalam hal makanan maka sebagian orang mengalami saraf yang setengah lumpuh, dengan demikian mereka mengantuk dan bermalas-malasan.

pelanggar-an hukum kehidupan sehingga meninggalkan noda dalam pekerjaan reformasi kesehatan.
Pemanjaan yang berlebih-lebihan dalam hal, makan minum, tidur, atau memandang sesuatu itu adalah dosa. Semua tindakan kuasa tubuh dan pikiran yang sehat dan harmonis akan membawa kebahagiaan. Lebih murni dan lebih tinggi kuasa itu, lebih murni dan lebih besar kebahagiaan.

Menggali Kuburan dengan Gigi
Banyak di antara gembala kita gagal mengadakan gerak badan yang cukup serta memanjakan selera dengan makan terlalu banyak, itulah sebabnya mengapa mereka mengeluh karena sakit. Mereka tidak memahami bahwa cara yang demikian membahayakan tubuh yang paling tangguh sekalipun. Mereka yang berperangai lamban seperti ini, harus makan lebih sedikit dan jangan takut gerak badan. Banyak di antara gembala kita menggali kuburannya dengan gigi mereka sendiri. Dengan demikian beban ditempatkan di atas alat pencernaan sehingga alat itu menderita, dan otak mendapat siksaan yang berat. Bagi setiap pelanggaran hukum kesehatan, pelanggar itu harus menerima hukumannya dalam tubuhnya sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar