Senin, 15 Juni 2015

64. KEJUJURAN DALAM USAHA

KEJUJURAN DALAM USAHA

Alkitab Sebuah Buku Sumber Prinsip-prinsip Usaha

Tidak ada cabang usaha yang sah di mana Alkitab tidak menyediakan persiapan yang penting. Prinsip-prinsip itu ialah tentang kerajinan, kejujuran, penghematan, pertarakan dan kemurnian ialah rahasia sukses yang sejati. Prinsip-prinsip ini, sebagaimana dikemukakan dalam Alkitab Amsal, merupakan perbendaharaan kebijaksanaan yang praktis. Di mana pedagang, artis dan para pemimpin dalam bidang usaha apapun dapat lebih baik menemukan pepatah bagi diri sendiri atau para karyawannya daripada yang dijumpai dalam ucapan-ucapan orang arif bijaksana ini:
“Pernahkah engkau melihat orang yang cakap dalam pekerjaannya? Di hadapan raja-raja ia akan berdiri, bukan di hadapan orang yang hina.”
“Dalam tiap jerih payah ada keuntungan, tetapi kata-kata belaka mendatangkan kekurangan saja.”
“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia.”
“Karena si peminum dan si pelalap menjadi miskin, dan kantuk membuat orang berpakaian compang-camping.” . . .
Betapa banyaknya orang yang sebenarnya dapat terhindar dirinya dari kebangkrutan dan kekandasan keuangan sekiranya amaran-amaran yang begitu sering diulang-ulangi dan ditekan-tekankan dalam alkitab ini mereka perhatikan:
“Tetapi orang yang ingin cepat menjadi kaya, tidak akan luput dari hukuman.”
“Harta yang cepat diperoleh akan berkurang, tetapi siapa yang mengumpulkan sedikit, menjadi kaya.”
“Memperoleh harta benda dengan lidah dusta adalah kesia-siaan yang lenyap dari orang yang mencari maut.”
“ . . . Yang berhutang menjadi budak dari yang menghutangi.”
“Sangat malanglah orang yang menanggung orang lain, tetapi siapa yang membenci pertanggungan, amanlah ia.” 1
Hukum kedelapan mempersalahkan . . . perbuatan mencuri dan merampok. Hukum itu meminta kejujuran yang keras sampai kepada perkara-perkara kecil dalam kehidupan. Hukum itu melarang penipuan dalam perdagangan dan menuntut pembayaran hutang dan upah yang layak. 2

Pikiran Dan Tabiat Direndahkan Oleh Ketidakjujuran

Orang yang berdusta atau mempraktekkan penipuan, kehilangan harga diri sendiri. Mungkin dia tidak sadar bahwa Allah melihat dia dan mengetahui setiap urusan dagangnya, demikian juga malaikat yang suci sedang menimbang-nimbang dorongan hatinya serta mendengarkan ucapan-ucapannya dan upahnya sudah tentu setimpal dengan perbuatannya. Tetapi seandainya ia dapat untuk menyembunyikan perbuatan yang salah itu dari pemeriksaan manusia dan Tuhan, fakta menunjukkan yang ia sendiri mengetahui kesalahan itu, inilah yang merendahkan pikiran dan tabiatnya. Satu perbuatan memang tidak dapat menentukan tabiat, tetapi perbuatan yang satu itu dapat merubuhkan alat pencegah, sehingga penggodaan yang berikutnya lebih mudah dilayani, akibatnya kebiasaan menipu dan tidak jujur dalam usahapun terbentuklah dan orang itu tidak dapat dipercaya lagi. 3
Sementara kita melayani sesama manusia dengan perbuatan-perbuatan yang tidak jujur dalam perkara kecil, atau yang tidak terlalu besar, mungkin dengan penipuan yang lebih berani, maka demikian itu pula kita akan melayani Allah. Orang yang terus-menerus melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak jujur niscaya akan terus-menerus mengikuti prinsip mereka itu hingga akhirnya mereka menipu jiwa mereka sendiri dan tidak mendapat sorga dan kehidupan kekal. Mereka akan mengorbankan kehormatan diri sendiri dan agama demi keuntungan duniawi yang tidak berarti itu. 4

Hindari Hutang

Banyak keluarga yang kurang beruntung menjadi miskin karena mereka membelanjakan uang yang ada pada mereka segera sesudah mereka mendapatnya. 5
Engkau harus mengetahui bahwa seseorang tidak boleh memakai uang dengan cara demikian sehingga terjerumus ke dalam hutang . . . . Apabila seseorang sudah terlibat dalam hutang, ia sudah berada dalam salah satu jaringan jerat setan, yang sudah dipasangnya menjerat jiwa-jiwa . . . .
Mengambil atau memakai uang untuk maksud apapun, sebelum menjadi kepunyaan kita sendiri, memang menjadi satu jerat. 6

Nasihat Bagi Seseorang yang Hidup Melebihi Penghasilannya

Engkau tidak boleh membiarkan diri merasa malu dengan cara fanatik, karena fakta membuktikan dengan adanya hutangmu, imanmu menjadi lemah dan cenderung memberikan kekecewaan bagimu; dan pikiran itu membuat engkau menjadi sangat gelisah. Engkau perlu mengurangi anggaran belanjamu itu dan berusaha keras untuk mencukupkan kekurangan itu di dalam tabiatmu. Engkau dapat dan harus mengambil keputusan untuk mengendalikan watakmu sehingga tidak membelanjakan uang yang melebihi penghasilanmu. 7

Pekerjaan Allah Dapat Celaan

Dunia berhak mengharapkan suatu kejujuran sejati dari orang-orang yang mengaku diri sebagai umat Kristen yang mengikuti ajaran Alkitab. Karena sikap seorang yang masa bodoh untuk melunaskan hutang-hutangnya, sehingga semua anggota jemaat Advent berada dalam bahaya sebab dianggap orang-orang yang tidak dapat dipercaya. 8
Semua orang yang menyebut diri beribadat wajiblah mengharumkan pengajaran yang mereka akui dan janganlah dibiarkan orang berkesempatan untuk mencela kebenaran karena perbuatan mereka yang tidak pantas. “Janganlah kamu berhutang barang apapun kepada siapapun,” kata Rasul Paulus. 9

Nasihat Bagi Seorang yang Berhutang

Buatlah suatu tekad untuk tidak jatuh dalam hutang yang lain lagi. Bertaraklah terhadap seribu macam keinginan hatimu daripada jatuh dalam hutang yang memalukan. Inilah yang menjadi laknat dalam kehidupanmu, yaitu jatuh ke dalam jurang hutang. Hindarkanlah itu seperti menghindarkan penyakit cacar.
Buatlah suatu perjanjian yang tekun dengan Allah, oleh berkatNya engkau akan melunaskan hutang-hutangmu, kemudian jangan berhutang lagi kepada siapapun, kalau perlu engkau dapat hidup dengan makan bubur dan roti. Memang mudah sekali menghidangkan makanan yang agak lezat apabila ditambahkan beberapa rupiah lagi yang dikeluarkan dari persediaan kantong. Tetapi, simpanlah rupiah-rupiah itu, maka akan terkumpul nanti ribuan rupiah. Ratusan rupiah yang dibelanjakan di sana-sini untuk membeli yang ini dan yang itu serta yang lain-lain itulah kemudian menjadi bertumpuk menjadi ribuan rupiah. Tahanlah diri sendiri, sekurang-kurangnya sementara dalam keadaan hutang yang mencekam . . . . Janganlah bimbang, jangan kecewa atau berbalik mundur. Tahanlah keinginan dan selera makanmu, tabunglah uangmu kemudian lunasilah hutangmu itu. Usahakanlah pelunasan hutang itu selekas mungkin. Apabila engkau sudah dapat berdiri tegak sebagai seorang yang bebas sekarang, tidak berhutang kepada siapapun juga, engkaupun sudah memperoleh kemenangan yang besar yang gilang-gemilang. 10

Perlihatkanlah Pertimbangan Sehat Kepada Orang-orang yang Bernasib Sial

Kalau ada orang yang jatuh ke dalam hutang dan benar-benar tidak sanggup melunasi hutangnya, mereka itu tidak boleh diperlakukan dengan paksa untuk bertindak di luar kemampuan mereka. Haruslah mereka diberi kesempatan yang baik dengan membebaskan dari hutang mereka itu dan tidak boleh ditempatkan di mana mereka sepenuhnya tidak dapat membebaskan diri dari hutang. Walaupun penagihan hutang dianggap perkara yang adil, itu bukanlah belas-kasihan dan kasih yang berasal dari Allah. 11





Bahaya Dalam Keadaan yang Berlebih-lebihan


Ada saudara-saudara yang tidak bijaksana dan mengadakan hutang-hutang yang sebenarnya dapat dielakkan. Ada pula orang yang terlalu berhati-hati sehingga menggambarkan roh tidak yakin kepada Tuhan. Cara yang baik ialah dengan menarik keuntungan dari pelbagai keadaan, pada suatu waktu kita dapat mengumpulkan uang sehingga pekerjaan Allah dapat dimajukan pada waktu yang sama berpegang teguh pada prinsip-prinsip yang benar. 12

Tidak ada komentar:

Posting Komentar