PERSEDIAAN
MENGHADAPI HARI ESOK
Hak
Pemilikan Rumah Dan Penabungan Uang Lawan Kebiasaan Pemborosan
Saudara dan Saudari B belum
mempelajari bagaimana cara menghemat . . . . Mereka menghabiskan semuanya uang
yang didapat pada hari ini, demikianlah seterusnya untuk hari demi hari. Mereka
hidup bersenang-senang, kemudian, apabila kesusahan datang kepada mereka,
persediaan mereka tidak cukup untuk menghadapinya . . . . Sekiranya Saudara dan
Saudari B bertindak sebagai pengusaha yang hemat, dengan mengadakan penghematan
dalam penyangkalan diri, sebelum ini terjadi mereka sebenarnya sudah dapat
memiliki sebuah rumah sendiri dan di samping itu mereka sudah dapat menggunakan
uang yang mereka tabung selama ini yang cukup mereka pakai dalam menghadapi
keadaan darurat. Tetapi mereka tidak mau menghemat sebagaimana orang lain yang
sudah berhemat, sehingga kadang-kadang mereka selama ini bergantung kepadanya.
Kalau mereka lalai mempelajari pelajaran penghematan ini, tabiat mereka niscaya
tidak akan sempurna pada hari Allah itu. 1
Nasihat
Ini Dapat Menolong Saudara
Selama ini Saudara sudah
mempunyai suatu usaha yang kadang-kadang menghasilkan keuntungan-keuntungan
besar sekaligus untuk Saudara. Sesudah Saudara mendapat keuntungan-keuntungan
itu, Saudara tidak belajar berhemat guna menghadapi saat bilamana uang tidak
dapat dicari dengan mudah, melainkan memboroskan banyak uang untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan yang sebenarnya hanya dibuat-buat saja. Sekiranya Saudara
dan istri menganggap sebagai kewajiban yang sudah ditentukan Allah kepada
Saudara untuk mengendalikan selera dan keinginan-keinginan hati lalu mengadakan
persediaan untuk menghadapi hari esok gantinya hanya hidup untuk hari ini saja,
sebenarnya selama ini Saudara sudah dapat menunaikan kewajiban itu dan keluarga
saudara sudah dapat memperoleh barang-barang yang dapat menyenangkan hidup.
Saudara harus mempelajari satu pelajaran . . . . Yaitu menarik manfaat yang
sebanyak-banyaknya dari persediaan uang yang sekecil-kecilnya. 2
Kepada
Satu Keluarga yang Seharusnya Menabung Secara Teratur
Sebenarnya pada hari ini Saudara
sudah mempunyai sejumlah modal uang yang sudah tersedia untuk dipakai dalam
keadaan darurta dan untuk memajukan pekerjaan Allah sekiranya Saudara selama
ini sudah berhemat sebagaimana yang seharusnya. Setiap minggu sebagian dari
upah yang Saudara terima haruslah ditabung dan sekali-kali tidak boleh disentuh
kecuali Saudara benar-benar memerlukannya atau mengembalikannya kepada
Pemberinya berupa persembahan kepada Allah . . . .
Uang yang Saudara dapat selama
ini tidak digunakan dengan bijaksana dan tidak dibelanjakan dengan hemat
sehingga tidak ada sisanya untuk ditabung guna dipakai apabila Saudara sendiri
sakit dan keluarga Saudara kalau kehilangan mata pencaharian yang selama ini
Saudara sanggupi untuk membiayai hidup mereka. Keluarga Saudara haruslah dapat
menyandarkan diri pada sesuatu persediaan uang apabila Saudara berada dalam
keadaan darurat. 3
Keluarga
yang Lain Dinasihati Tentang Menabung Uang
Setiap minggu Saudara harus
menabung dalam sesuatu tempat yang aman untuk limaratus atau seribu rupiah
(kata aslinya, disebut dollar-pent) yang tidak boleh digunakan kecuali apabila
ada yang sakit. Dengan pengendalian yang bijaksana maka Saudara dapat menabung
sebagian uang sesudah membayar hutang. 4
Saya mengenal satu keluarga yang
mendapat duapuluh lima rupiah satu minggu, yang menghabiskan seluruh jumlah
itu, sementara keluarga yang lain yang besarnya sama, berpenghasilan hanya
duabelas ribu rupiah seminggu, melakukan hal ini dengan menahan diri dari
membeli barang-barang yang tampaknya memang perlu tetapi tidak terpaksa. 5
Amankan
Harta Kekayaan Dengan Surat Wasiat yang Sepantasnya
Mereka yang menjadi penatalayan
yang setia dari harta kekayaan Allah haruslah mengetahui dengan tepat bagaimana
keadaan usaha mereka dan seperti orang-orang yang bijaksana, mereka harus
mempersiapkan diri dalam keadaan darurat yang bagaimanapun bentuknya. Sekiranya
pintu kasihan bagi mereka ditutup dengan tiba-tiba, merekapun tidak
meninggalkan kekacauan yang begitu besar kepada orang-orang yang berkewajiban
untuk menentukan status harta kekayaan mereka.
Banyak orang yang tidak
menghiraukan masalah surat wasiat ini sementara mereka masih dalam keadaan
sehat. Tetapi persiapan ini harus diadakan oleh saudara-saudara kita. Mereka
harus tahu keadaan keuangan mereka dan tidak boleh membiarkan usaha mereka
berada dalam keadaan kusut berantakan. Mereka wajib mengatur harta milik mereka
itu sedemikian rupa sehingga mereka dapat meninggalkannya setiap saat.
Surat-surat wasiat harus
dipersiapkan sedemikian rupa sehingga memenuhi syarat-syarat hukum yang sedang
berlaku. Sesudah diadakan surat wasiat itu masih dapat diperpanjang masa
berlakunya untuk bertahun-tahun lamanya dan tidak ada bahayanya, walaupun
sumbangan-sumbangan diperlukan dari waktu ke waktu sesuai dengan kebutuhan
pekerjaan Tuhan. Maut bukan berarti terus datang atau satu hari lebih cepat,
hai saudara-saudara hanya karena Saudara sudah mengadakan surat wasiat itu.
Dalam membagi-bagikan harta kekayaan Saudara itu kepada kaum keluargamu, buat
suatu kepastian bahwa Saudara tidak melupakan pekerjaan Allah. Saudara adalah seorang
penatalayan yang menjaga harta kekayaanNya; dan hakNya wajiblah menjadi pokok
pertimbangan Saudara yang terutama. Istri Saudara dan anak-anakmu sudah tentu
tidak boleh dibiarkan melarat; persediaan haruslah diadakan bagi mereka kalau
mereka kelak kekurangan. Tetapi janganlah hanya karena kebiasaan yang demikian,
janganlah cantumkan satu daftar yang panjang dari nama-nama kaum keluarga yang
tidak berkekurangan. 6
Ingatlah
Pekerjaan Allah Sementara Masih Hidup
Janganlah ada orang yang
berpendapat bahwa ia melaksanakan kemauan Kristus dalam menimbun harta kekayaan
sepanjang umur hidupnya dan kemudian pada waktu ajalnya sudah hampir tiba
meninggalkan warisan itu sebagian untuk persembahan amal. 7
Ada orang yang dengan kikirnya
menahan uang mereka pada waktu mereka masih hidup, kemudian merasa yakin bahwa
mereka dapat mengimbangi untuk menutupi kekikiran mereka selama hidupnya itu
dengan meninggalkan sebagian dari warisannya untuk dipakai memajukan pekerjaan
Tuhan. Tetapi tidak ada separohpun yang diserahkannya dalam cara legal demikian
akan dapat bermanfaat bagi usaha yang dimaksudkan. Saudara-saudara yang
kekasih, adalah lebih baik kamu sendiri yang menabung uangmu di Bank Sorga dan
jangan mempercayakan penatalayanmu kepada orang lain. 8
Penatalayan
yang Dialihkan Kepada Anak-anak Tidaklah Bijaksana
Para orang tua harus sangat
berhati-hati mengalihkan talenta-talenta keuangan yang sudah dipercayakan Allah
kepada mereka, kecuali mereka mempunyai bukti yang tepat dipercaya bahwa
anak-anak mereka itu menaruh perhatian, kasih dan pengabdian yang lebih besar
kepada pekerjaan Allah daripada yang ada pada mereka sendiri, dan anak-anak ini
akan lebih bersungguh-sungguh serta lebih giat memajukan pekerjaan Allah, lebih
murah hati untuk melanjutkan aneka ragam usaha yang ada kaitannya dalam
keperluan uang. Tetapi banyak orang yang mempercayakan harta kekayaan mereka
kepada anak-anaknya, dengan cara demikian melontarkan kepada anak-anak mereka
tersebut kewajiban mereka untuk berbuat demikian. Dengan berbuat yang demikian
mereka langsung menyerahkan harta kekayaan itu kepada pihak musuh. Setan
mempunyai siasat yang demikian sehingga sesuai dengan maksudnya sendiri
menghambat pekerjaan Allah, nantinya banyak uang akan tertimbun tidak
digunakan. 9
Laknat
Akan Jatuh Atas Uang yang Ditimbun
Mereka yang mencari harta
kekayaan untuk maksud menimbunnya, meninggalkan laknat kekayaan itu kepada
anak-anak mereka. Adalah suatu dosa, yaitu dosa yang amat dahsyat dan yang
membinasakan jiwa, apabila ibu-bapa berbuat hal ini dan dosa ini akan diwarisi
oleh keturunan mereka. Seringkali anak-anak itu memboroskan harta kekayaan
mereka itu dalam kemewahan yang bodoh, dalam kehidupan yang serba rusuh tidak
karuan sehingga akhirnya mereka menjadi pengemis. Mereka tidak mengetahui nilai
warisan yang sudah mereka boroskan itu. Adakah para ibu bapa telah memberi
mereka teladan yang sepantasnya, bukan dalam menimbun melainkan dalam
memanfaatkan harta kekayaan mereka itu, sebenarnya mereka sudah dapat menabung
harta mereka di sorga dan menerima imbalannya walaupun masih di dalam dunia ini
berupa kesejahteraan dan kebahagiaan dan kehidupan di masa depan berupa harta kekayaan yang kekal. 10
Tidak ada komentar:
Posting Komentar