Minggu, 28 Juni 2015

8. PENGENDALIAN SELERA



PENGENDALIAN SELERA

           
          Kegagalan dalam Pengendalian Diri adalah Dosa Pertama
Di Taman Eden, Adam dan Hawa memiliki bentuk tubuh yang indah, cantik, simetris dan sempurna. Mereka tidak berdosa, mereka berada dalam keadaan kesehatan yang sempurna. Keadaannya sangat berbeda dengan keadaan umat manusia zaman sekarang! Keindahan pun hilang, kesehatan yang sempurna tidak dikenal. Di mana-mana kita melihat penyakit, cacat dan kelemahan. Waktu saya tanyakan penyebab kemerosotan ini Allah balik menunjuk ke Taman Eden. Hawa yang cantik ditipu oleh ular dengan memakan buah dari satu-satunya pohon yang dilarang Allah untuk dimakan, ataupun dijamah, supaya mereka tidak mati.
Hawa memiliki segala sesuatu demi kebahagiaannya. Dia dikelilingi oleh buah-buahan berbagai jenis. Namun buah larangan itu nampaknya lebih menarik kepadanya daripada buah pohon-pohon lainnya yang ada di taman yang mereka dapat makan dengan bebas. Dia tidak bertarak dalam hal keinginannya. Dia makan bersama suaminya setelah dipengaruhi olehnya, lalu keduanya mendapat kutuk. Bumi ini juga terkutuk karena dosa mereka. Sejak kejatuhan manusia, maka tidak bertarak hampir dalam segala hal pun muncul. Selera telah menguasai pertimbangan sehat. Keluarga umat manusia telah mengikuti satu arah melawan Allah, dan seperti Hawa telah ditipu oleh Setan untuk tidak menghargai larangan yang telah ditetapkan Allah, mereka pun membanggakan diri bahwa akibatnya tidak akan sehebat yang mereka pikirkan. Keluarga umat manusia telah melanggar hukum kesehatan. Mereka telah melangkahi hampir segala sesuatu. Penyakit bertambah terus-menerus. Setiap penyebab membawa akibat tersendiri.

Zaman Nuh dan Zaman Kita
Sementara duduk di atas bukit Zaitun, Yesus memberikan petunjuk kepada murid-murid-Nya tentang tanda-tanda yang mendahului kedatangan-Nya: “Sebab sebagaimana halnya pada zaman Nuh, demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia. Sebab sebagaimana mereka pada zaman sebelum air bah itu makan dan minum, kawin dan mengawinkan, sampai kepada hari Nuh masuk ke dalam bahtera. Mereka tidak tahu akan sesuatu, sebelum air bah itu datang dan melenyapkan mereka semua. Demikian pula halnya kelak pada kedatangan Anak Manusia.” Dosa yang sama yang telah membawa penghakiman kepada dunia di zaman Nuh, dosa yang sama pula terdapat di zaman kita. Sekarang manusia membawa kebiasaan makan dan minum begitu jauh sampai berakhir pada kegelojohan dan kemabukan. Dosa yang merajalela ini, yaitu dosa pemanjaan selera yang salah, telah membakar nafsu daging manusia pada zaman Nuh, dan telah membawa kebusukan yang menyebar. Kekerasan dan dosa telah sampai ke surga. Polusi moralitas ini akhirnya disapu dari muka bumi dengan air bah. Dosa kegelojohan dan kemabukan yang sama, melumpuhkan kepekaan moral penduduk Sodom, sehingga kejahatan nampaknya menjadi kesenangan di kota yang jahat itu, lalu Yesus memberikan amaran kepada dunia: “Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka membeli dan menjual, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikian halnya kelak pada hari, di mana Anak Manusia menyatakan diri-Nya.”
Di sini Kristus meninggalkan satu pelajaran yang paling penting bagi kita. Dia mau memaparkan di hadapan kita bahaya yang disebabkan oleh pemusatan pemikiran pada makanan dan minuman. Dia menghadapkan akibat dari selera yang dimanjakan dan tidak dibatasi. Kuasa moral dilemahkan, sehingga dosa tidak tampak lagi jahat. Kejahatan dianggap sepele, dan nafsu daging menguasai pikiran sampai prinsip-prinsip yang baik dan hati nurani dicabut, dan Allah dihujat. Semuanya ini adalah akibat dari cara makan dan minum yang berlebih-lebihan. Kondisi seperti inilah yang dinyatakan Kristus akan terdapat pada kedatangan-Nya yang kedua kali.
Juruselamat menghadapkan kepada kita sesuatu yang lebih tinggi yang harus dikerjakan, lebih tinggi daripada apa yang kita makan dan apa yang kita minum, dan apa yang kita pakai. Makan, minum, dan berpakaian telah dilakukan begitu berlebihan sehingga menjadi kejahatan. Dosa ini adalah dosa zaman akhir merupakan tanda kedatangan Kristus yang segera. Waktu, uang, dan kekuatan, yang adalah milik Tuhan, dan yang telah dipercayakannya kepada kita, semuanya disia-siakan dalam kemewahan pakaian dan kemewahan makanan demi selera yang salah, yang menurunkan vitalitas tubuh dan membawa penderitaan dan kebusukan. Mustahil bagi kita untuk mempersembahkan tubuh kita sebagai satu persembahan yang hidup kepada Allah apabila kita masih tetap memenuhinya dengan kebusukan dan penyakit oleh pemanjaan diri kita sendiri yang penuh dosa itu.
Salah satu pencobaan yang paling berat yang harus dihadapi manusia ialah masalah selera. Pada mulanya Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan sempurna. Kemudian manusia bertumbuh semakin memanjakan diri sampai kesehatan sudah dikorbankan di atas mezbah selera. Penduduk dunia, sebelum air bah, tidak bertarak dalam hal makan dan minum. Mereka menggandrungi makanan daging walaupun pada waktu itu Allah tidak memberi izin untuk memakan makanan daging. Mereka makan dan minum sampai pemanjaan nafsu daging tidak mengenal batas, mereka menjadi begitu jahat sehingga Allah tidak dapat mempertahankan mereka lagi. Piala kejahatan sudah penuh dan Dia membersihkan bumi ini dengan air bah dari segala polusi moral.

Sodom dan Gomora


Makan, minum, dan berpakaian telah dilakukan begitu berlebihan sehingga menjadi kejahatan. Dosa ini adalah dosa zaman akhir merupakan tanda kedatangan Kristus yang segera.

Pada waktu penduduk bumi bertambah-tambah sesudah air bah, sekali lagi mereka melupakan Allah, dan merusak cara hidup mereka di hadapan-Nya. Ketidakbertarakan dalam segala bentuk bertambah-tambah, sampai seluruh dunia menyerah kepada pengaruhnya. Kota-kota besar sudah dihapuskan dari permukaan bumi karena kejahatan besar dan pelanggaran yang membuat mereka menjadi satu noda di taman Allah yang indah. Pemuasan selera yang tidak alamiah menuntun kepada dosa yang menyebabkan pemusnahan Sodom dan Gomora. Allah membuat kota Babel sebagai contoh kegelojohan dan kemabukan. Pemanjaan selera dan nafsu daging adalah fondasi dari segala macam dosa mereka.

Esau Dikalahkan Selera
Esau bernafsu memperoleh sepiring makanan sehingga mengorbankan hak kesulungannya untuk memuaskan selera. Setelah dipuaskan seleranya yang penuh nafsu itu, dia pun melihat kebodohannya. Tetapi ia tidak mendapati peluang untuk pertobatan sekalipun itu dicarinya dengan hati-hati dan dengan air mata. Sangat banyak orang seperti Esau. Dia mewakili segolongan orang yang mempunyai berkat berharga yang khusus di dalam batas jangkauannya, yaitu warisan kekal, kehidupan yang sama panjang dengan kehidupan Allah, Pencipta alam semesta, kebahagiaan yang tak terhingga, dan seberkas kemuliaan yang kekal, tetapi mereka sudah lama memanjakan selera, nafsu daging, kecenderungan, sehingga kuasa untuk membedakan dan menghargai nilai perkara-perkara kekal, semuanya itu sudah dilemahkan.
Esau mempunyai keinginan yang kuat untuk memakan sejenis makanan tertentu. Sudah lama ia memuaskan diri sehingga dia tidak merasakan perlunya berbalik dari makanan yang penuh pencobaan dan rasa ingin itu. Dia memikirkannya, tetapi tidak berusaha untuk membatasi seleranya sampai kuasa selera itu menjatuhkan pertimbangan lain serta mengendalikan dia, dan dia membayangkan bahwa dia akan menderita serba kekurangan ataupun kematian jikalau dia tidak dapat memiliki makanan tersebut. Lebih banyak dia memikirkannya lebih kuat keinginannya sampai hak kesulungannya, yang kudus itu, kehilangan nilai dan kesuciannya.

Orang Israel Menggandrungi Makanan Daging
Ketika Allah Israel membawa umat-Nya keluar dari Mesir, Dia menjauhkan makanan daging dari mereka pada umumnya, tetapi Dia memberikan roti dari surga, dan air dari celah batu kepada mereka. Orang Israel tidak merasa puas dengan ini. Mereka membenci makanan yang diberikan kepada mereka, mereka rindu pulang ke Mesir di mana mereka dapat menikmati makanan daging. Mereka memilih lebih baik menjadi hamba untuk menginginkan kematian daripada tidak makan daging. Allah meluluskan keinginan mereka lalu memberikan makanan daging. Allah membiarkan mereka memakan daging itu sampai kegelojohan membawa bala yang membunuh banyak di antara mereka.

Semuanya Ini Menjadi Contoh
Banyak contoh dapat diberikan untuk menunjukkan akibat penyerahan diri kepada selera. Nampaknya hal ini menjadi persoalan kecil bagi nenek moyang kita yang pertama untuk melanggar perintah Allah dengan tindakan yang satu itu yaitu memakan buah pohon yang begitu indah dipandang mata dan begitu menggiurkan selera, tetapi tindakan itu sudah mematahkan penurutan mereka kepada Allah dan membuka gerbang banjir kesalahan dan petaka yang telah menghanyutkan dunia ini.

Dunia Sekarang Ini
Kejahatan dan penyakit bertambah-tambah dari satu generasi kepada generasi yang berikut. Ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum, dan pemanjaan nafsu kebinatangan, telah melemahkan pikiran manusia yang agung. Pertimbangan sehat yang seharusnya memerintah telah menjadi hamba selera sampai melewati batas. Keinginan yang memuncak akan makanan mewah telah dimanjakan, sampai itu menjadi kebiasaan untuk menjejali perut dengan sebanyak mungkin makanan tersebut. Istimewa pada pesta-pesta selera itu dimanjakan tanpa batas. Makan siang yang mewah dan makan malam yang terlambat disajikan kepada tamu, di mana makanan itu berisi daging yang sudah dibumbui, saus yang berminyak, kue, pie, minuman es, teh, kopi dan lain-lain. Tidak heran bahwa dengan makanan seperti itu orang menjadi pucat dan menderita sakit perut yang amat sangat.
Keadaan dunia sekarang ini sudah ditunjukkan di hadapanku. Pemandangan itu mengerikan. Saya merasa heran bahwa penduduk bumi tidak dimusnahkan seperti penduduk Sodom dan Gomora. Saya melihat cukup banyak bukti akan keadaan kemerosotan sekarang ini dan kematian di dunia ini. Nafsu yang membabi buta me-nguasai pertimbangan dan setiap pertimbangan sehat telah dikorbankan kepada nafsu.
Kejahatan besar yang pertama ialah ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum. Laki-laki dan perempuan telah menjadikan dirinya hamba selera. Mereka tidak bertarak dalam hal kerja. Sejumlah besar pekerjaan yang sukar dilakukan hanya untuk memperoleh makanan untuk disajikan di meja makan yang sangat membahayakan dan membebani tubuh yang sangat letih. Para wanita menggunakan lebih banyak waktu di atas tungku api yang panas untuk menyiapkan makanan, membumbuinya dengan rempah-rempah demi kepuasan cita rasa. Sebagai akibatnya, anak-anak diabaikan. Mereka tidak menerima pengajaran agama dan bimbingan moral. Ibu yang sudah bekerja terlalu keras itu lupa membentuk tabiat yang manis yang menjadi sinar surya dalam rumah tangga. Perhatian akan perkara yang kekal sekarang dinomorduakan. Seluruh waktunya telah digunakan untuk menyediakan perkara-perkara ini guna memuaskan selera yang merusak kesehatan, merusak tabiat dan merusak pertimbangan sehat.
Kita menemukan ketidakbertarakan di mana-mana. Kita melihatnya di dalam mobil, di kapal, dan ke mana saja kita pergi; dan kita harus bertanya pada diri sendiri apakah yang sedang kita lakukan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa dari genggaman si penggoda. Setan selalu siap siaga untuk menempatkan umat manusia sepenuhnya di bawah kekuasaannya. Pegangannya yang paling ketat ialah melalui selera, dan dia berusaha merangsangnya dengan cara apa pun. Semua bahan perangsang yang tidak alamiah sangat berbahaya, dan ini menimbul-kan keinginan akan minuman keras. Bagaimanakah


Kejahatan besar yang pertama ialah ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum. Laki-laki dan perempuan telah menjadikan dirinya hamba selera.

kita dapat menggembirakan manusia sambil mencegah kejahatan besar yang diakibatkan oleh perkara-perkara ini! Apakah kita sudah melakukan segala sesuatu yang dapat kita lakukan dalam hal ini?

Berbakti di Dalam Kuil Selera yang Salah
Allah telah memberikan terang besar kepada umat ini, namun kita tidak ditempatkan di luar jangkauan penggodaan. Siapakah di antara kita yang mencari pertolongan dari ilah Ekron? Lihat gambar ini bukan dilukiskan dengan imajinasi. Berapa banyak, sifat yang mudah mempengaruhi dapat dilihat termasuk pada umat Allah? Seorang penderita cacat, nampaknya sangat sadar, namun ditipu oleh perasaan cukup, dengan bebas menghina hukum kesehatan dan aturan hidup, yang dengan kemurahan Ilahi telah menuntun kita sebagai satu umat untuk menerimanya. Makanannya harus disediakan begitu rupa untuk memuaskan seleranya yang sudah menyimpang. Bukannya duduk di meja makan di mana disediakan makanan yang menyehatkan malah dia memilih restoran karena di sana dia dapat memanjakan selera tanpa batas. Seorang pembela pertarakan yang cakap, dia tidak menghormati fondasi prinsip-prinsip tersebut. Dia ingin melepaskan diri tetapi menolak untuk memperolehnya dengan harga penyangkalan diri. Orang itu berbakti di dalam kuil selera yang salah. Dia seorang penyembah berhala. Kuasa yang disucikan dan ditinggikan, yang harus digunakan untuk menghormati Allah, dilemahkan lalu diserahkan kepada pelayanan yang ringan. Sifat yang gampang tersinggung, pikiran yang kacau, saraf yang tegang, semua adalah akibat dari pelanggaran hukum alam. Dia tidak efisien dalam pekerjaan, dan tidak dapat dipercaya.

Kemenangan Kristus Demi Kita
Di padang belantara pencobaan, Kristus menghadapi pencobaan besar yang dapat mengalahkan manusia. Di sana Dia berjuang, dan dengan seorang diri melawan musuh yang licik dan bernafsu dan dikalahkan-Nya. Pencobaan besar yang pertama menyangkut selera; pencobaan kedua menyangkut kesombongan; pencobaan ketiga menyangkut cinta akan dunia. Setan telah mengalahkan berjuta-juta orang dengan menggoda mereka untuk memanjakan selera. Melalui pemuasan citarasa, susunan saraf akan terangsang dan kuasa otak akan dilemahkan sehingga seseorang mustahil dapat berpikir dengan tenang berdasarkan rasio. Pikiran itu tidak seimbang. Pikiran yang mulia dengan yang lebih tinggi diselewengkan untuk melayani nafsu kebinatangan, dan keinginan kekal yang suci tidak dihargai. Apabila hal ini diperoleh, Setan dapat menyerang dengan dua buah penggodaan lain yang sudah diberikannya. Penggodaannya yang berlipat ganda itu bertumbuh dari ketiga inti pencobaan ini.
Dari semua pelajaran yang dapat disimak dari penggodaan besar yang dihadapi Tuhan Yesus, tidak ada yang lebih penting daripada bertahan dan mengendalikan selera serta nafsu. Dalam segala zaman penggodaan yang menyangkut fisik sangat berhasil dalam memerosotkan dan merusakkan umat manusia. Dengan kebiasaan tidak bertarak, Setan bekerja untuk merusak kuasa mental dan moral yang telah diberikan Allah kepada manusia sebagai hadiah yang tidak ternilai. Dengan demikian mustahillah bagi mereka untuk menghargai perkara-perkara yang bernilai abadi. Dengan pemanjaan nafsu, Setan berusaha menghambat jiwa supaya tidak serupa dengan Allah.
Pemanjaan yang tidak dapat dikendalikan, yaitu yang mengakibatkan penyakit dan kemerosotan yang ada pada kedatangan Kristus yang pertama, akan muncul kembali, dengan kejahatan yang lebih besar, sebelum kedatangan-Nya yang kedua kali. Kristus mengumumkan bahwa keadaan dunia akan menjadi seperti keadaan sebelum air bah dan seperti Sodom dan Gomora. Setiap angan-angan hati dan pikiran manusia adalah jahat semata-mata. Pada penghujung waktu yang menakutkan itu yang sekarang kita sedang hidup, maka kepada kita ditekankan puasa Juruselamat itu harus diresapi. Hanya dengan penderitaan yang tidak terperikan yang telah ditanggung Kristus, kita dapat memahami kejahatan oleh karena pemanjaan yang tidak terbatas. Contoh kehidupan-Nya menyatakan bahwa satu-satunya harapan kita untuk memperoleh hidup kekal ialah usaha mengendalikan selera dan nafsu dan menyerahkannya kepada kehendak Allah.

Pandanglah Juruselamat
Dengan kekuatan kita sendiri, mustahil bagi kita untuk menyangkal jeritan-jeritan alam, yang sudah berdosa. Melalui saluran ini Setan membawa penggodaan kepada kita. Kristus mengetahui bahwa musuh akan datang kepada setiap makhluk manusia untuk mengambil kesempatan akan kelemahan yang diwariskan, dan dengan godaannya yang palsu akan menjerat semua orang yang tidak percaya pada Tuhan. Dengan melewati wilayah yang harus dilalui manusia, Tuhan telah menyediakan satu jalan bagi kita untuk beroleh kemenangan. Bukanlah kehendak-Nya agar kita harus ditempatkan pada satu tempat yang tidak beruntung dalam pertempuran melawan Setan. Dia tidak


Dengan kebiasaan tidak bertarak, Setan bekerja untuk merusak kuasa mental dan moral yang telah diberikan Allah kepada manusia sebagai hadiah yang tidak ternilai.

menghendaki kita supaya ditekan dan dikecewakan oleh serangan ular. Kata-Nya: “Bergembiralah karena Aku telah mengalahkan dunia ini.”
Biarlah dia yang sedang bergumul melawan kuasa selera, memandang kepada Juruselamat di padang belantara pencobaan. Lihatlah Dia di dalam penderitaan-Nya di kayu salib sementara Dia berteriak: “Aku haus!” Dia telah menanggung semua yang dapat ditanggung supaya kita dapat menanggungnya. Kemenangan-Nya adalah milik kita.
Yesus bergantung pada kebijaksanaan dan kekuatan Bapa-Nya yang di surga. Dia menyatakan: “Tetapi Tuhan menolong Aku; sebab itu Aku tidak mendapat noda…. Sebab itu Aku meneguhkan hati-Ku seperti keteguhan gunung batu…. Karena Aku tahu bahwa Aku tidak akan mendapat malu…. Sesungguhnya Tuhan Allah menolong Aku.” Menunjuk kepada contoh kehidupan-Nya, Dia berkata pada kita: “Siapa di antaramu yang takut akan Tuhan,… yang hidup dalam kegelapan dan tidak ada cahaya bersinar baginya. Baiklah ia percaya kepada nama Tuhan dan bersandar kepada Allahnya.”
Kata Yesus: “Penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.” Tidak ada sesuatu dalam diri-Nya yang menanggapi argumentasi Setan. Dia tidak berkompromi dengan dosa. Tidak pernah ia pikirkan untuk menyerah kepada pencobaan. Demikian juga dengan kita. Kemanusiaan Kristus telah dipersatukan dengan Keilahian. Dia dikuatkan menghadapi pertarungan itu oleh kehadiran Roh Kudus dalam diri-Nya. Dia datang untuk menjadikan kita pewaris Keilahian. Selama kita dipersatukan dengan Dia oleh iman, dosa tidak lagi berkuasa atas kita. Allah menjangkau tangan iman yang di dalam diri kita untuk menuntunnya supaya tetap berpegang teguh kepada Keilahian Kristus, agar kita beroleh kesempurnaan tabiat.
Setan mendekati manusia sebagaimana ia telah mendekati Kristus, dengan penggodaannya yang berkuasa itu agar kita memanjakan selera. Dia tahu dengan jelas bahwa dia mempunyai kuasa untuk mengalahkan kita dalam hal ini. Dia telah mengalahkan Adam dan Hawa di Taman Eden mengenai selera sehingga mereka kehilangan tempat tinggal mereka yang indah itu. Kesengsaraan dan kejahatan yang bertumpuk telah memenuhi dunia kita ini sebagai akibat kejatuhan Adam. Kota-kota besar telah disapu dari permukaan bumi oleh karena kejahatan besar dan dosa


Selama kita dipersatukan dengan Dia oleh iman, dosa tidak lagi berkuasa atas kita.

pemberontakan yang membuat satu noda di alam semesta. Pemanjaan selera adalah fondasi semua dosa mereka.
Kristus memulai pekerjaan penebusan di mana keruntuhan itu mulai nampak. Ujian pertama yang dihadapi-Nya ialah masalah yang sama di mana Adam gagal. Adalah melalui pencobaan yang ditujukan kepada selera di mana Setan telah mengalahkan sebagian besar umat manusia, dan keberhasilannya memberi kesan kepadanya bahwa penguasaan planet berdosa ini berada di tangannya. Tetapi di dalam Kristus dia mendapati seorang yang sanggup menolaknya sehingga dia meninggalkan medan laga sebagai musuh yang sudah dikalahkan. Yesus mengatakan: “Ia tidak berkuasa sedikit pun atas diri-Ku.” Kemenangan-Nya merupakan satu jaminan bahwa kita juga boleh keluar sebagai pemenang dalam pergumulan melawan musuh. Tetapi bukanlah maksud Bapa di surga menyelamatkan kita tanpa usaha di pihak kita untuk bekerjasama dengan Kristus. Kita harus melakukan bagian kita, barulah kuasa Ilahi, ditambah dengan usaha kita akan membawa kemenangan.

Contoh Daniel dalam Mengalahkan Pencobaan
Pencobaan terhadap pemanjaan selera memiliki satu kuasa yang dapat dikalahkan hanya oleh pertolongan Allah. Tetapi untuk setiap pencobaan, kita mendapat janji Allah bahwa ada satu jalan keluar. Kalau begitu, mengapa begitu banyak orang yang dikalahkan? Sebabnya ialah: mereka tidak menaruh percaya di dalam Allah. Mereka tidak melengkapi diri dengan sarana keselamatan yang telah disediakan. Alasan yang diberikan untuk membela pemuasan selera yang salah, itu tidak diterima oleh Allah.
Daniel menghargai kesanggupannya sebagai manusia, tetapi dia tidak menaruh percaya pada itu. Dia percaya dalam kekuatan yang Allah telah janjikan bagi semua yang mau datang kepada-Nya, yang mau bergantung pada-Nya dan yang mau bersandar sepenuhnya kepada kuasa-Nya.
Dia menentukan dalam hati bahwa dia tidak akan mencemari dirinya dengan bagian dari makanan raja, atau dengan minuman anggurnya. Dia mengetahui bahwa makanan seperti itu tidak akan menguatkan tubuhnya atau menambah kesanggupan mentalnya. Dia tidak akan mempergunakan anggur, atau bahan perangsang yang tidak alami lainnya. Dia tidak akan melakukan sesuatu untuk menggelapkan pikirannya, sehingga Allah memberikan padanya  “pengetahuan dan kepandaian tentang berbagai-bagai tulis-an dan hikmat” dan juga “pengertian tentang berbagai-bagai penglihatan dan mimpi. . . .”
Orang tua Daniel telah melatih dia pada masa kanak-kanak tentang kebiasaan ketat dalam pertarakan. Mereka telah mengajarnya bahwa dia harus menuruti hukum alam dalam segala kebiasaannya. Kebiasaan makan dan minum mempunyai pengaruh langsung atas keadaan mental dan moralnya sehingga dia bertanggung jawab kepada Allah atas kesanggupannya. Dia memegang semuanya ini sebagai satu pemberian Allah. Pemberian ini tidak akan mengerdilkan atau melumpuhkannya dalam tindakan apa pun. Sebagai hasil pengajaran ini, hukum Allah ditinggikan dalam pikirannya dan dihormati dalam hatinya. Selama tahun-tahun pertama perbudakan, Daniel berkesempatan mengikuti upacara yang memperkenalkan padanya kemuliaan istana yang dibarengi dengan kemunafikan dan kekafiran. Inilah satu lembaga pendidikan yang unik baginya untuk mempersiapkan dirinya dalam satu kehidupan kerendahan hati, kerajinan dan kesetiaan! Namun dia hidup tanpa pencemaran dalam suasana kejahatan yang mengelilinginya.
Pengalaman Daniel dan sahabat-sahabatnya yang masih muda itu, menggambarkan keuntungan yang diperoleh sebagai hasil dari kesederhanaan makanan. Hal ini menunjukkan apa yang Allah lakukan bagi mereka yang mau bekerja sama dengan Dia dalam menyucikan dan mengangkat jiwa. Mereka menjadi kehormatan bagi Allah, dan menjadi terang yang bersinar di Istana Babel.
Dalam penulisan sejarah ini, kita mendengar suara Allah ditujukan kepada kita secara perorangan. Dia menyuruh kita mengumpulkan semua terang indah mengenai pertarakan orang Kristen. Dia menempatkan diri kita dalam hubungan yang benar dengan hukum kesehatan.
Apakah yang akan terjadi sekiranya Daniel dan kawan-kawan berkompromi dengan pegawai kafir itu, lalu menyerah kepada situasi dan kondisi yang mendesak sehingga mereka makan dan minum sesuai dengan adat kebiasaan orang Babilon? Hanya sekali saja menyimpang dari prinsip itu sudah cukup melemahkan kesadaran akan yang benar dan kebencian akan yang salah. Pemanjaan selera akan melibatkan pengorbanan tenaga fisik dan kejernihan pikiran, begitu juga kuasa kerohanian. Langkah yang salah akan menuntun orang lain sampai hubungan dengan surga sudah terputus, dan mereka akan tersapu oleh penggodaan.

Tugas Kita sebagai Orang Kristen
Bilamana kita menyadari tuntutan Allah, kita akan melihat bahwa Dia menuntut kita supaya bertarak dalam segala hal. Tujuan penciptaan terhadap kita ialah memuliakan Allah di dalam tubuh kita dan roh kita yang adalah milik-Nya. Bagaimanakah kita dapat melakukan ini kalau kita memanjakan selera demi merusak kuasa mental dan moral? Allah menghendaki agar kita mempersembahkan tubuh kita menjadi satu korban yang hidup. Kemudian tugas itu dipercayakan kepada kita agar kita memelihara tubuh dalam kondisi puncak, kondisi kesehatan yang terbaik, agar kita menuruti tuntutan-Nya. “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”
Rasul Paulus menuliskan: “Tidak tahukah kamu, bahwa dalam gelanggang pertandingan, semua peserta turut berlari, tetapi bahwa hanya satu orang saja yang mendapat hadiah. Karena itu, larilah begitu rupa, sehingga kamu memperolehnya! Tiap-tiap orang yang turut mengambil bagian dalam pertandingan, menguasai dirinya dalam segala hal. Mereka berbuat demikian untuk memperoleh satu mahkota yang fana, tetapi kita untuk memperoleh satu mahkota yang abadi. Sebab itu aku tidak berlari tanpa tujuan, dan aku bukan petinju yang sembarangan saja memukul. Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.” 1 Kor 9:24-27.
Banyak orang di dunia ini yang memanjakan kebiasaan jahat. Selera adalah hukum yang memerintah mereka. Karena kebiasaan yang salah, moralitas merosot, dan kuasa membedakan perkara-perkara suci sebagian besar dimusnahkan. Tetapi orang Kristen perlu bertarak dengan ketat. Mereka harus mengangkat standar tinggi-tinggi. Pertarakan dalam hal makan, minum dan berpakaian adalah penting. Seharusnya prinsip yang menguasai bukannya selera atau fantasi. Mereka yang makan terlalu banyak, atau makanannya berkualitas rendah, akan mudah mendapat kekacauan pikiran. Mereka mudah terjerumus ke dalam “berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.” 1 Tim  6:9. “Rekan sekerja Allah” harus menggunakan setiap langkah pengaruh mereka untuk mendorong penyebaran prinsip pertarakan yang benar.
Itu berarti bahwa kita harus setia kepada Allah. Dia mempunyai tuntutan bagi semua orang yang bekerja bagi-Nya. Dia menginginkan agar tubuh dan pikiran dipelihara dalam kondisi kesehatan yang terbaik, setiap kuasa dan anugerah ditempatkan di bawah kuasa Ilahi dan kebiasaan pertarakan yang ketat akan dapat melakukannya dengan kuat dan berhati-hati. Kita berada di bawah tuntutan Allah untuk menyerahkan diri kita kepada-Nya tanpa tedeng aling-aling, baik tubuh dan jiwa, dengan semua kuasa pikiran dihargai sebagai pemberian yang indah yang dipercayakan kepada kita untuk pelayanan pekerjaan-Nya.
Seluruh tenaga dan kesanggupan kita senantiasa dikuatkan dan dibarui selama masa percobaan ini. Hanya mereka yang menghargai prinsip ini, yang telah dilatih untuk memelihara tubuhnya dengan bijaksana dan di dalam takut akan Allah, akan terpilih untuk memikul tanggung jawab dalam pekerjaan ini. Mereka yang sudah lama berada dalam kebenaran, namun belum dapat membedakan prinsip kebenaran yang murni dari prinsip kejahatan, yang pengertiannya tentang keadilan, kemurahan dan kasih Allah sudah dikelamkan, harus dibebaskan dari tanggung jawab. Setiap jemaat membutuhkan kesaksian yang jelas dan tajam dan membunyikan terompet dalam nada tertentu.
Jikalau kita dapat membangkitkan perasaan moral bangsa kita mengenai masalah pertarakan, satu kemenangan besar akan diraih. Bertarak dalam segala hal dalam hidup ini, itulah yang harus diajarkan dan diamalkan. Pertarakan dalam hal makan, minum dan berpakaian adalah salah satu prinsip utama kehidupan beragama. Kebenaran yang dimasukkan ke dalam kaabah jiwa itu akan memimpin kita dalam pemeliharaan tubuh. Tidak ada yang menyangkut kesehatan tubuh manusia yang kita terima dengan setengah hati. Kesejahteraan kita yang kekal bergantung kepada penggunaan kekuatan dan pengaruh kita dalam kehidupan di zaman ini.

Hamba Selera
Ada segolongan orang yang mengaku percaya kepada kebenaran, yang tidak menggunakan tembakau, teh dan kopi, namun mereka bersalah dalam memuaskan selera dengan cara yang lain. Mereka merindukan makanan daging dengan bumbu pedas, kaldu daging, dan sebagainya, dan selera mereka sudah diselewengkan sehingga mereka tidak merasa puas dengan makanan daging itu sendiri, kecuali dipersiapkan dengan cara yang merusak. Perut itu dibakar, alat pencernaan dibebani, lagi pula perut itu bekerja lembur untuk membuang beban yang dipaksakan itu. Setelah perut melaksanakan tugasnya, maka tenaganya terkuras, dan orangnya bisa pingsan. Di sini banyak orang tertipu, dan berpikir bahwa kekurangan makananlah yang menimbulkan perasaan demikian, dan tanpa memberikan waktu kepada perut untuk istirahat, mereka pun makan lagi sehingga untuk sementara, rasa letih itu hilang. Semakin dimanjakan selera itu, semakin mendesak dia supaya dipuaskan. Kelelahan ini biasanya diakibatkan oleh makanan daging, atau makan terlalu sering, atau terlalu banyak.

Semakin dimanjakan selera itu, semakin mendesak dia supaya dipuaskan.

Karena itu sudah menjadi kebiasaan, untuk menyesuaikan dengan selera yang salah maka bahan-bahan yang merusak seperti kue mewah, pastel dan puding dan berbagai makanan yang merusak, semuanya dimasukkan ke dalam perut. Meja makan itu harus diisi dengan makanan yang bervariasi, kalau tidak selera yang salah tidak dapat dipuaskan. Di pagi hari para hamba selera ini sering mengeluarkan napas yang bau; lidahnya kotor. Mereka tidak menikmati kesehatan, dan merasa heran mengapa mereka menderita rasa nyeri, sakit kepala dan penyakit lainnya. Banyak orang makan tiga kali sehari ditambah dengan sekali makan sebelum tidur. Dalam waktu yang singkat alat pencernaan kehabisan tenaga dan alat tidak mempunyai waktu untuk istirahat. Orang seperti ini akan segera menderita penyakit kejang perut sambil merasa heran apa yang menyebabkannya. Penyebab penyakit membawa akibat yang pasti. Makanan kedua seharusnya tidak dimakan sebelum perut itu mempunyai cukup waktu untuk istirahat dari tugas mencerna makanan sebelumnya. Kalau makanan ke tiga harus dimakan sama sekali, makanan itu haruslah ringan dan waktu makan beberapa jam sebelum tidur.
Banyak penganut ketidakbertarakan yang tidak mau mengubah pendiriannya memanjakan kegelojohan karena beberapa pertimbangan. Tidak lama kemudian mereka mengorbankan kesehatan, dan mati secara dini, daripada membatasi selera yang tidak bertarak. Banyak pula orang yang tidak mengetahui hubungan kebiasaan makan dan minum dengan kesehatan. Sekiranya orang seperti itu dapat diberi penerangan, mereka akan mempunyai kekuatan moral untuk menyangkal selera, dan mau memakan sedikit makanan yang menyehatkan saja, dan dengan tindakan seperti ini, akan menyelamatkan diri dari sejumlah penderitaan.

Didiklah Seleramu
Orang yang memanjakan selera dengan memakan daging secara bebas bersama bumbu pedas ditambah dengan kue-kue mewah tidak dapat segera menikmati makanan sederhana yang bergizi dan menyehatkan. Selera mereka sudah disalahgunakan sehingga mereka tidak berselera memakan buah-buahan yang menyehatkan, roti dan sayur-sayuran. Mereka tidak perlu mengharapkan kenikmatan makanan pertama yang begitu berbeda dari makanan yang memanjakan selera mereka. Jikalau mereka pertama kali tidak dapat menikmati makanan yang sederhana, mereka harus berpuasa sampai mereka dapat. Puasa itu akan membuktikan kepada mereka manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan obat-obatan, karena perut yang sudah disalahgunakan akan menemukan bahwa istirahat yang sudah lama didambakan, dan rasa lapar yang sebenarnya dapat dipuaskan dengan makanan yang sederhana. Untuk memulihkan selera dari penyalahgunaan yang telah diterima, supaya kembali kepada keadaan semula akan memakan waktu. Tetapi kesabaran di dalam menyangkal diri dalam hal makan dan minum, itu akan segera membuat makanan sederhana yang menyehatkan terasa nikmat, makanan itu akan segera dimakan dengan kepuasan yang lebih besar daripada kepuasan seorang petapa dalam menikmati makanan mewah.
Perut itu tidak terbakar oleh makanan daging dan tidak dijejali tetapi itu berada dalam kondisi sehat dan siap melakukan tugasnya. Janganlah bertangguh dalam hal reformasi. Usahakanlah memelihara dengan teliti sisa kekuatan tenaga inti, dengan menyingkirkan setiap beban yang tidak perlu. Mungkin perut itu tidak sembuh seluruhnya, tetapi cara makan yang teratur akan menyelamatkannya dari kelelahan, dan sedikit banyaknya ada banyak yang sembuh kecuali mereka sudah terlanjur jauh ke dalam proses bunuh diri melalui kegelojohan.
Mereka yang membiarkan diri diperhamba oleh selera kegelojohan, sering melangkah lebih jauh, lebih merosot dengan memanjakan nafsu daging, yang telah dirangsang dengan ketidakbertarakan dalam hal makan dan minum. Mereka melepaskan kekang nafsu kebinatangan itu sampai kesehatan dan intelek sangat menderita. Pertimbangan sehat sebagian besar dimusnahkan oleh kebiasaan jahat.

Pengaruh Pemanjaan Fisik, Mental dan Moral
Banyak pelajar yang tidak tahu bahwa faktor makanan sangat mempengaruhi kesehatan. Sebagian orang tidak pernah berusaha dengan sungguh-sungguh untuk menguasai selera, atau menuruti aturan makan yang benar. Mereka makan terlalu banyak, sekalipun waktu makan; sebagian lagi makan di antara waktu makan setiap kali godaan itu dihadapi. Apabila mereka yang mengaku Kristen ingin memecahkan persoalan yang membingungkan mereka, mengapa otak mereka begitu tumpul, mengapa aspirasi keagamaan begitu lemah, mereka tidak perlu bertanya di luar meja makan dalam beberapa kejadian; inilah penyebab utama, kalau bukan yang lain.


Banyak orang memisahkan diri dari Allah dengan memanjakan selera.

Banyak orang memisahkan diri dari Allah dengan memanjakan selera. Dia yang memperhatikan kejatuhan seekor burung pipit; Dia yang menghitung jumlah helai rambut di kepala, Dia pula yang mencatat dosa mereka yang memanjakan selera yang salah dengan mengorban-kan kuasa fisik, melumpuhkan intelek dan mematikan kuasa pemahaman moral.

Masa Depan yang Penuh Penyesalan
Banyak yang tidak sanggup bekerja dengan fisik atau mental karena makan terlalu banyak dan memuaskan nafsu daging. Sifat kebinatangan dikuatkan sementara moral dan rohani dilemahkan. Bilamana kita berdiri di hadapan takhta putih yang besar, catatan kehidupan seseorang yang bagaimanakah dihadapkan. Di situlah mereka akan melihat apa yang telah mereka lakukan sekiranya mereka tidak merendahkan kuasa yang berasal dari Allah. Kemudian barulah mereka menyadari ukuran derajat intelek yang akan mereka peroleh sekiranya mereka menyerahkan kepada Allah semua tenaga fisik dan mental yang telah dipercayakan-Nya kepada mereka. Dengan penyesalan yang sangat mendalam, mereka rindu kalau boleh mengulangi kehidupan yang lampau dengan cara yang benar.

Selera yang Tidak Alamiah Dibatasi
Kemurahan telah memimpin umat Allah keluar dari kebiasaan dunia yang di luar batas itu, jauh dari pemanjaan selera dan nafsu, untuk berdiri di podium penyangkalan diri, dan pertarakan dalam segala hal. Umat yang dipimpin Allah itu adalah unik. Mereka tidak akan sama dengan manusia duniawi. Jikalau mereka mengikuti pimpinan Allah, mereka akan melakukan rencana-Nya, dan akan menyerahkan kehendaknya kepada kehendak Allah. Kristus akan tinggal di dalam hati. Kaabah Allah menjadi kudus. Sebagaimana Rasul mengatakan bahwa tubuhmu adalah kaabah Roh Kudus. Allah tidak menuntut anak-anak-Nya menyangkal dirinya sampai merusak kekuatan fisik. Dia, menuntut mereka untuk menuruti hukum alam, dengan demikian mereka memelihara kesehatan fisik. Jalan alam itulah jalan yang Dia tunjuk, dan jalan itu cukup lebar untuk setiap orang Kristen. Dengan tangan yang penuh kasih sayang, Allah menyediakan bagi kita persediaan yang melimpah ruah untuk menunjang kehidupan dan juga kebahagiaan. Tetapi agar kita menikmati selera yang alamiah, yang akan memelihara kesehatan dan memperpanjang hidup. Dia membatasi selera. Dia katakan, sadarlah! Batasi, sangkal, semua selera yang tidak alamiah. Sekiranya kita menciptakan selera yang salah, kita melanggar hukum tubuh dan memikul tanggung jawab karena menyalahgunakan tubuh kita dan membawa penyakit kepada diri kita sendiri.
Mereka yang menerima petunjuk tentang bahaya penggunaan makanan daging, teh, kopi, dan makanan mewah yang tidak menyehatkan, dan mereka yang memutuskan untuk berjanji kepada Allah dengan pengorbanan, tidak akan meneruskan pemanjaan selera akan makanan yang mereka tahu tidak menyehatkan. Allah menuntut agar selera itu disucikan, dan penyangkalan diri diamalkan terhadap perkara-perkara yang tidak baik. Inilah satu pekerjaan yang harus dilaksanakan sebelum umat-Nya dapat berdiri di hadapan-Nya sebagai satu umat yang sempurna.
Allah tidak berubah, dan Dia tidak bermaksud mengubah susunan tubuh kita, supaya kita boleh melanggar satu hukum tanpa merasakan akibat pelanggarannya. Tetapi banyak orang dengan sengaja menutup mata terhadap terang…. Dengan memanjakan keinginan dan selera, mereka melanggar hukum kehidupan dan kesehatan. Jikalau mereka menuruti hati nurani, mereka harus dikuasai oleh prinsip dalam hal makan dan berpakaian, bukan dipimpin oleh keinginan, adat kebiasaan, atau selera.

Kegunaan Pekerja Allah Bergantung pada Selera yang Dikuasai
Paparkanlah di hadapan bangsa itu pentingnya menolak penggodaan pemanjaan selera. Dalam hal inilah banyak orang yang gagal. Terangkan betapa erat hubungan tubuh dengan pikiran, dan tunjukkan betapa penting memelihara keduanya dalam kondisi puncak. Semua orang yang memanjakan selera membuang tenaga tubuh dan melemahkan kuasa moral. Mereka lambat laun akan merasakan akibat pelanggaran hukum fisik.
Kristus menyerahkan nyawanya untuk membayar penebusan orang-orang berdosa. Penebus dunia mengetahui bahwa pemanjaan selera membawa kelemahan pada tubuh dan mematikan daya pikir sehingga perkara-perkara suci dan abadi tak dapat dibedakan. Dia tahu bahwa pemanjaan diri itu berarti menyelewengkan kuasa moral. Kebutuhan manusia yang utama ialah pertobatan dalam hati dan pikiran dan jiwa, dari kehidupan pemanjaan diri kepada kehidupan penyangkalan diri dan pengorbanan diri. Kiranya Allah menolong engkau sebagai hamba-Nya untuk membujuk para pendeta dan membangunkan jemaat yang sedang tertidur. Biarlah usahamu selaku dokter dan pendeta dapat bekerja sama. Untuk inilah maka sanatorium kita didirikan, untuk mengkhotbahkan kebenaran dan per-tarakan yang benar….


Penebus dunia mengetahui bahwa pemanjaan selera membawa kelemahan pada tubuh dan mematikan daya pikir sehingga perkara-perkara suci dan abadi tak dapat dibedakan.

Sebagai satu bangsa kita perlu mengadakan reformasi khususnya kepada para pendeta dan guru, mereka perlu mengadakannya. Saya mendapat petunjuk untuk mengatakannya kepada pendeta, dan ketua-ketua daerah: kegunaanmu selaku pekerja Allah di dalam tugas menyembuhkan jiwa-jiwa yang sedang binasa, tergantung banyak pada kemajuanmu dalam mengalahkan selera. Kalahkanlah keinginan untuk pemuasan selera, jikalau engkau lakukan ini maka nafsumu dengan mudah dapat dikendalikan. Maka kuasa mental dan moralmu akan lebih kuat. “Dan mereka mengalahkan dia dengan darah Anak Domba dan oleh perkataan kesaksian mereka.”

Ajakan kepada Seorang Teman Sekerja
Allah telah memilih untuk melakukan pekerjaan-Nya, dan apabila engkau bekerja dengan hati-hati, bijaksana, serta mengendalikan kebiasaan makanmu dengan pengetahuan dan akal sehat, maka engkau akan mengalami waktu-waktu yang gembira dan menyenangkan daripada apabila engkau bertindak dengan tidak bijaksana.
Injaklah pedal remmu, tahanlah seleramu oleh pengawasan yang ketat, kemudian serahkanlah dirimu dalam tangan Allah. Perpanjanglah hidupmu oleh pengawasan secara saksama atas dirimu.
Mereka yang bekerja dalam penyampaian pekabaran terakhir kepada dunia, satu pekabaran yang menentukan nasib jiwa-jiwa, harus mengamalkan dalam kehidupan mereka kebenaran yang mereka khotbahkan kepada orang lain. Mereka harus menjadi contoh kepada bangsa itu dalam cara makan, cara minum, dan di dalam percakapan dan perangai. Kegelojohan, pemanjaan nafsu kebinatangan, dan dosa-dosa keji, semuanya tersembunyi di bawah jubah kesalehan oleh banyak orang yang mengaku wakil Kristus di dunia. Banyak orang yang memiliki kesanggupan alamiah tetapi ternyata pekerjaan mereka tidak dilaksanakan separuh dari yang seharusnya mereka dapat lakukan kalau bertarak dalam segala hal. Pemanjaan selera dan nafsu menggelapkan pikiran, mengurangi tenaga fisik dan melemahkan kuasa moral. Pemikiran mereka tidak jernih. Kata-kata mereka tidak diucapkan dengan kuasa karena tidak dihidupkan dengan Roh Allah agar dapat menjamah hati pendengar.
Sementara nenek moyang kita yang pertama kehilangan Taman Eden karena pemanjaan selera, satu-satunya harapan kita untuk memperoleh Eden kembali adalah dengan penyangkalan selera dan nafsu dengan ketat. Makanan sederhana dan pengendalian semua nafsu itu akan memelihara intelek dan memberikan kekuatan mental dan moral untuk menyanggupkan manusia dalam menempatkan sifat-sifatnya di bawah pengendalian kuasa yang lebih tinggi, dan membedakan yang benar dari yang salah yang suci dari yang biasa. Semua orang yang merasakan pengorbanan Kristus, dalam meninggalkan istana-Nya di surga dan datang ke bumi ini agar Dia dengan kehidupan-Nya sendiri dapat menunjukkan bagaimana melawan penggodaan, akan dengan girang menyangkal diri dan memilih untuk menjadi pewaris penderitaan Kristus.


Hanya oleh penurutan dan usaha yang berkesinambungan maka kita dapat menang sebagaimana Kristus telah menang.

Takut akan Tuhan itulah permulaan segala hikmat. Mereka yang telah menang sebagaimana Kristus telah menang, perlu senantiasa melindungi diri dari serangan pencobaan Setan. Selera dan nafsu harus dibatasi di bawah pengendalian hati nurani yang benar, agar intelek tidak rusak, daya pikir jernih dan dengan demikian pekerjaan Setan dengan semua jeratnya jangan dianggap bersumber dari Allah. Banyak orang menginginkan upah terakhir dan kemenangan yang akan diberikan kepada para pemenang tetapi tidak rela menanggung beban berat, masalah pribadi, penyangkalan diri, sebagaimana telah dilakukan oleh Penebus mereka. Hanya oleh penurutan dan usaha yang berkesinambungan maka kita dapat menang sebagaimana Kristus sudah menang.
Kuasa pengendalian selera akan membuktikan keruntuhan beribu-ribu orang. Apabila mereka menang dalam hal ini, mereka akan memiliki kuasa moral untuk meraih kemenangan atas setiap pencobaan lainnya dari Setan. Tetapi mereka yang menjadi hamba selera akan gagal dalam penyempurnaan tabiat Kekristenan. Pelanggaran manusia yang terus-menerus selama enam ribu tahun telah membawa penyakit, rasa sakit, dan kematian sebagai buahnya. Dan sementara kita mendekati akhir zaman, pencobaan Setan tentang pemanjaan selera akan lebih berkuasa dan lebih sulit untuk dikalahkan.

Hubungan Kebiasaan dengan Penyucian
Mustahil bagi siapa pun untuk menikmati berkat penyucian sementara mereka bersifat rakus dan mementingkan diri. Orang-orang seperti ini meraung di bawah beban kelemahan karena kebiasaan-kebiasaan salah dalam hal makan dan minum, yang menginjak-injak hukum alam dan kesehatan. Banyak orang melemahkan alat pencernaannya dengan pemanjaan selera yang salah. Kuasa manusia itu ajaib karena dapat menolak penyalahgunaannya; tetapi kebiasaan salah yang berkesinambungan dalam hal makan dan minum yang terlalu banyak itu akan melemahkan setiap fungsi tubuh. Biarlah orang-orang lemah seperti ini menyadari jikalau mereka hidup bertarak, betapa hebat keadaannya dalam meningkatkan kesehatan bukannya menyalahgunakan-nya. Dalam pemuasan selera dan nafsu yang salah, orang-orang yang mengaku Kristen pun melumpuhkan alam di dalam pekerjaannya dan mengurangi kuasa fisik, mental dan moral. Sebagian yang melakukan hal ini mengaku disucikan Allah; tetapi pengakuan seperti itu tidak mempunyai landasan….
“Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di mana hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman Tuhan semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: ‘dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?’ Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: ‘Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?’ Dengan cara menyangka: ‘Meja Tuhan boleh dihinakan!’ Apabila kamu membawa seekor binatang buta untuk dipersembahkan, tidakkah itu jahat? Apabila kamu membawa binatang yang timpang dan sakit, tidakkah itu jahat? Cobalah menyampaikannya kepada bupatimu apakah dia berkenan kepadamu apalagi menyambut engkau dengan baik? Firman Tuhan semesta alam. . . . Kamu membawa binatang yang dirampas, binatang yang timpang dan yang sakit, kamu membawanya sebagai persembahan. Akan berkenankah Aku menerimanya dari tanganmu? firman Tuhan.”
Marilah kita memperhatikan dengan teliti semua amaran dan teguran. Kalaupun itu ditujukan kepada Israel zaman dulu, itu yang berlaku kepada umat Allah zaman ini. Kita harus memperhatikan ucapan rasul sebagai ajakan kepada saudara-saudaranya, untuk mempersembahkan tubuh mereka dengan rahmat Allah sebagai “Satu korban yang hidup, yang kudus dan berkenan kepada Allah.” Inilah penyucian yang benar. Itu bukanlah hanya teori atau emosi atau bentuk kata-kata, tetapi satu prinsip yang aktif dalam memasuki kehidupan sehari-hari. Hal ini menuntut bahwa kebiasaan makan, minum dan cara berpakaian kita, dilakukan begitu rupa sehingga dengan memelihara kesehatan fisik, mental dan moral, kita boleh mempersembahkan tubuh kita kepada Tuhan, bukan satu persembahan yang dicemari oleh kebiasaan buruk yang busuk, tetapi sebagai “Satu persembahan yang hidup, yang suci, dan berkenan kepada Allah.”
Janganlah seorang yang mengaku saleh menganggap sepele akan kesehatan tubuh, dan memuji diri mereka sendiri bahwa ketidakbertarakan bukan dosa, dan itu tidak akan mempengaruhi kerohanian mereka. Ada hubungan erat antara tubuh dan moral.

Diperlukan Penegasan Tabiat
Untuk menyangkal selera, kita memerlukan penegasan tabiat karena kekurangan penegasan ini, maka orang banyak sudah mengalami keruntuhan. Banyak orang yang lemah, loyo, gampang terpengaruh, gagal menjadi manusia seperti yang dikehendaki Allah. Mereka yang kekurangan penegasan tabiat, tidak dapat maju dalam usaha mengalahkan pencobaan sehari-hari. Dunia penuh dengan orang-orang yang bermental lemah, tidak bertarak dan mabuk. Betapa sukar bagi mereka untuk menjadi orang Kristen yang murni.
Apakah yang dikatakan oleh misionaris Penyembuh itu? “Setiap orang yang mau mengikut Aku harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku.” Adalah pekerjaan Setan untuk menggoda manusia agar menggoda yang lain. Dia berusaha mempengaruhi manusia supaya bekerja sama dengan dia dalam tugas penghancuran dunia. Dia berusaha memimpin mereka supaya menyerahkan diri sepenuhnya kepada pemanjaan selera dan juga kepada hiburan dan kebodohan yang secara alamiah digandrungi manusia tetapi firman Allah melarangnya dengan tegas. Mereka akan digolongkan sebagai pembantu-pembantunya, yang bekerja baginya untuk memusnahkan citra Allah di dalam manusia.
Banyak orang terjerat di dalam penggodaan penguasa dan kuasa. Mereka menjadi hamba selera sehingga mengalami kemerosotan moral. . . . “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh daripada Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu!”
Mereka yang tetap menyadari bahwa mereka yang berdiri dalam hubungan ini kepada Allah, tidak akan memasukkan ke dalam perutnya sesuatu yang memuaskan selera dan yang merusak alat pencernaan. Mereka tidak akan merusak milik Allah dengan memanjakan kebiasaan yang tidak baik dalam hal makan, minum dan berpakaian. Mereka akan menjaga mesin tubuhnya dengan sangat berhati-hati dengan kesadaran bahwa mereka harus melakukan ini supaya dapat bekerja bersama dengan Allah.Adalah kehendak-Nya agar manusia tetap sehat, gembira dan berguna. Tetapi untuk menjadi seperti itu, mereka harus menempatkan kemauan mereka di pihak kemauan Allah.
Pencobaan yang menipu yang telah mengikuti nafsu daging, keinginan mata dan kesombongan hidup, semuanya akan dihadapi dari segala segi. Mempraktikkan prinsip yang teguh, dan penguasaan selera dan nafsu, dalam nama Yesus Pemenang itu, adalah satu-satunya yang membawa kita dengan selamat mengarungi hidup ini.

Sia-sia Usaha Reformasi secara Bertahap
Apabila seseorang berusaha menghibur diri dalam hal penggunaan minuman keras dan tembakau, biasanya dia akan berkata: Aku akan meninggalkannya secara bertahap. Tetapi Setan ketawa mendengar keputusan seperti itu. Dia berkata: Dia ini aman dalam kuasaku. Aku tidak meragukannya dalam hal ini. Tetapi Setan tahu bahwa dia tidak mempunyai kuasa atas orang, yang kalau digoda, orang berdosa mempunyai kekuatan moral untuk mengatakan: Tidak! dengan tegas dan positif. Orang seperti itu telah memutuskan hubungannya dengan si jahat. Selama dia berpegang kepada Yesus Kristus, dia akan selamat. Dia berdiri di mana malaikat surga berhubungan dengannya dan memberikan kuasa moral kepadanya untuk mengalahkannya.

Ajakan Petrus
Rasul Petrus memahami hubungan pikiran dengan tubuh, sehingga dia berseru dengan nyaring memberikan amaran kepada saudara-saudaranya: “Saudara-saudaraku, aku menasihati kamu, supaya sebagai pendatang dan perantau, kamu menjauhkan diri dari keinginan-keinginan daging yang berjuang melawan jiwa.” Banyak orang menganggap ayat ini sebagai satu amaran yang hanya menyangkut moralitas. Tetapi itu mempunyai arti yang sangat luas. Ayat itu melarang setiap pemanjaan selera dan nafsu yang membahayakan. Setiap selera yang diselewengkan itu akan menjadi nafsu, yang menyatakan perang. Kita diberikan selera untuk satu maksud yang baik, bukan sebagai pelayan kematian melalui selera yang disalahgunakan, sehingga merosot menjadi “Nafsu yang menyatakan perang melawan jiwa….”
Kekuatan penggodaan untuk memanjakan selera dapat diukur hanya dengan derita Penebus kita yang tidak terperikan pada waktu berpuasa di padang belantara. Dia


Adam jatuh karena pemanjaan selera; Kristus menang karena menyangkal selera.

mengetahui bahwa pemanjaan selera yang salah akan mematikan daya pikir manusia sehingga dia tidak dapat mengenal perkara-perkara suci. Adam jatuh karena pemanjaan selera; Kristus menang karena menyangkal selera. Dan satu-satunya harapan kita untuk memperoleh Eden kembali ialah melalui pengendalian diri yang ketat. Jikalau kuasa pengendalian diri ini begitu kuat melawan bangsa, sehingga Anak Allah demi kepentingan manusia, harus menjalani puasa hampir enam minggu, betapa besar tugas orang Kristen itu! Namun seberapa hebat pun pergumulan, Dia tetap menang. Dengan pertolongan kuasa Ilahi yang sedang menyaksikan penggodaan yang kejam itu, ia juga bisa menang sepenuhnya dalam pertempuran melawan si jahat, dan kemudian akan mengenakan mahkota kemenangan di dalam kerajaan Allah.

Oleh Kuasa Kemauan dan Kemurahan Allah
Melalui selera, Setan menguasai pikiran dan seluruh tubuh. Ribuan orang yang seharusnya hidup, sekarang ini masuk kuburan sebagai puing-puing fisik, mental dan moral. Ini terjadi karena mereka mengorbankan seluruh kuasa mereka untuk memanjakan selera. Kebutuhan manusia generasi sekarang ini jauh lebih besar daripada beberapa generasi yang lalu. Mereka memerlukan kuasa kemauan yang dikuatkan oleh anugerah Allah, supaya dapat melawan penggodaan Setan dan menolak pemanjaan selera yang salah. Tetapi generasi sekarang mempunyai kuasa pengendalian diri yang lebih sedikit dibanding dengan mereka yang hidup waktu yang lalu.
Hanya sedikit orang yang mempunyai kekuatan moral untuk melawan pencobaan, istimewa pencobaan selera dan pengamalan penyangkalan diri. Bagi beberapa orang itu adalah satu penggodaan yang terlalu besar untuk dilawan jikalau melihat orang lain makan tiga kali sehari; dan mereka membayangkan mereka lapar, padahal perasaan bukanlah amaran dari perut supaya mendapat makanan, tetapi sesungguhnya satu keinginan pikiran yang belum dilindungi dengan prinsip yang teguh dan disiplin penyangkalan diri. Benteng pengendalian diri dan pembatasan diri seharusnya jangan runtuh pada kejadian yang bagaimanapun. Paulus, rasul kepada orang kafir, berkat, “Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasai seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri ditolak.”
Mereka yang tidak mengalahkan perkara-perkara kecil, tidak mempunyai kuasa moral untuk melawan penggodaan yang lebih besar.
Perhatikanlah makananmu dengan teliti. Pelajarilah masalah sebab dan akibat. Pupuklah pengendalian diri. Jagalah seleramu tetap di bawah pengendalian pertimbangan sehat. Jangan pernah menyalahgunakan perut dengan makan terlalu banyak, tetapi janganlah menahan diri dari makanan yang menyehatkan dan menarik sesuai dengan tuntutan kesehatan.
Dalam pergaulan dengan orang-orang yang tidak seiman janganlah biarkan dirimu terseret jauh dari prinsip yang benar. Apabila kamu duduk di meja makan mereka, makanlah dengan cara bertarak, makanlah hanya makanan yang tidak akan mengacaukan pikiran. Jauhkanlah dirimu dari ketidakbertarakan. Kamu tidak dapat melemahkan kuasa mental dan fisikmu, sampai kamu tidak dapat mengenal perkara-perkara rohani. Jagalah pikiranmu dalam keadaan yang demikian rupa sehingga Allah dapat mengesankannya dengan firman kebenaran-Nya yang indah.

Masalah Kekuatan Moral


Apabila kamu memenuhi undangan makan hindarilah makanan yang terlalu bervariasi yang dihidangkan tuan rumah bagimu.

Sebagian di antara kamu merasa seakan-akan kamu memerlukan seseorang untuk memberitahukan berapa banyak yang harus kamu makan. Ini bukanlah cara yang sebenarnya. Kita bertindak berdasarkan pandangan agama dan standar moral. Kita harus bertarak dalam segala hal karena sebuah mahkota abadi telah disediakan surga untuk kita. Sekarang saya ingin mengatakan kepada saudara-saudaraku, saya ingin mempunyai kekuatan moral untuk menyatakan pendirian dan untuk memerintah diriku sendiri. Saya tidak mau mengalihkannya kepada orang lain. Kamu makan terlalu banyak kemudian kamu merasa menyesal lalu kamu selalu berpikir mengenai apa yang kamu makan dan apa yang kamu minum. Makanlah apa yang terbaik bagimu dan berjalanlah dengan perasaan yang jernih di hadapan surga dan jangan menyesali hati nuranimu. Kita tidak percaya penghapusan penggodaan secara keseluruhan pada lingkungan anak-anak atau orang dewasa. Kita selalu menghadapi pertempuran dan kita harus berdiri dalam satu posisi untuk melawan penggodaan Setan dan kita mau menyadari bahwa kita memilih kuasa dalam diri kita untuk melakukan ini.
Saya mendapat satu pekabaran untuk disampaikan kepadamu: makanlah secara teratur tepat pada waktunya. Dengan kebiasaan salah dalam hal makan engkau mempersiapkan dirimu untuk penderitaan di kemudian hari. Tidak selamanya aman untuk menerima setiap undangan makan sekalipun undangan itu datang dari saudaramu atau sahabatmu yang mau menyenangkan hatimu dengan berbagai makanan yang melimpah ruah. Kamu mengetahui bahwa kamu dapat memakan dua atau tiga jenis makanan sekaligus tanpa merusak alat pencernaanmu. Apabila kamu memenuhi undangan makan hindarilah makanan yang terlalu bervariasi yang dihidangkan tuan rumah bagimu. Ini harus kamu lakukan jikalau kamu mau menjadi pengawal yang setia. Apabila makanan dihidangkan di hadapan kita janganlah memakannya kalau itu akan memaksa alat pencernaan bekerja keras berjam-jam lamanya, kalau kita memakan makanan ini, janganlah kita, mempersalahkan orang yang menghidangkan makanan itu. Allah mengharapkan kita agar kita menentukan bagi diri kita sendiri memakan hanya makanan yang tidak menyebabkan penderitaan kepada alat pencernaan.

Kemenangan melalui Kristus
Kristus bergumul dalam peperangan melawan selera, dan Dia keluar sebagai pemenang, dan kita juga dapat mengalahkan penggodaan dengan kekuatan yang berasal dari pada-Nya. Siapakah yang akan masuk melalui gerbang kota? –Bukanlah mereka yang menyatakan bahwa mereka tidak dapat mematahkan kuasa selera. Kristus telah menolak kuasa Setan yang mau memperhamba kita, walaupun dilemahkan karena berpuasa selama empat puluh hari, namun Dia menang melawan penggodaan, dan hal ini membuktikan bahwa kasus kita bukan tanpa pengharapan. Saya tahu kita tidak dapat memperoleh kemenangan itu sendiri! Dan betapa besar rasa syukur kita karena kita memiliki Seorang Juruselamat yang hidup, yang siap sedia dan mau menolong kita!
Satu kehidupan agung yang murni satu kehidupan yang menang atas selera dan nafsu, ini dapat diperoleh setiap orang yang mau menyatukan kemauan manusiawinya yang lemah dan tidak teguh itu dengan kemauan Allah yang teguh dan penuh kuasa.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar