MAKAN
TERATUR
BAGIAN I –
BERAPA KALI MAKAN SEHARI
Perut Memerlukan Istirahat
Perut harus mendapat perhatian yang
penuh. Janganlah perut itu senantiasa bekerja. Berikanlah
alat yang sering disalahgunakan ini suatu kedamaian, ketenangan dan istirahat.
Setelah perut itu bekerja melaksanakan tugasnya mencerna makanan janganlah
segera memberikan pekerjaan baru padanya sebelum dia sempat istirahat, dan
sebelum ia mempunyai cukup getah lambung yang disediakan untuk mencerna makanan
lebih banyak. Harus ada jarak waktu makan paling sedikit lima jam, dan ingatlah
selalu kalau kamu mau mencobanya, dua kali makan sehari lebih baik daripada tiga
kali.
Makan Pagi yang Cukup
Adat kebiasaan masyarakat ialah memakan
sarapan pagi yang ringan. Tetapi bukanlah ini cara yang terbaik untuk
memelihara perut. Pada jam makan pagi perut itu berada dalam kondisi puncak
untuk menampung lebih banyak makanan daripada jam makan kedua atau ketiga pada
hari itu. Kebiasaan makan pagi yang ringan dan makan siang yang berat adalah
salah. Seharusnyalah makan pagi dijadikan makanan yang terbaik pada hari itu.
Terlambat Makan Malam
Bagi orang yang bekerja kebanyakan
duduk, makan malam yang terlambat adalah berbahaya. Bagi mereka, gangguan yang
ditimbulkan adalah sering menjadi permulaan penyakit yang akhirnya membawa
kematian. Dalam banyak hal, badan terasa lelah sehingga menginginkan makanan
yang lebih banyak, karena alat pencernaan bekerja keras sepanjang hari. Setelah
selesai mencerna makanan, alat pencernaan memerlukan istirahat. Jarak antara
dua waktu makan paling sedikit harus
Jarak antara dua waktu makan paling sedikit harus ada
lima sampai enam jam dan kebanyakan orang yang mencobanya, mendapati bahwa
dua kali makan lebih baik daripada tiga kali sehari.
|
Banyak orang terbenam dalam kebiasaan
yang berbahaya yaitu makan malam dekat sebelum jam tidur. Mereka mungkin sudah
makan tiga kali sehari; namun karena ada rasa lelah, seakan-akan merasa lapar,
mereka tergoda untuk makan yang keempat kalinya. Dengan memanjakan diri dalam
kebiasaan yang salah ini, lama-lama itu menjadi kebiasaan. Mereka merasa
seolah-olah tidak dapat tidur kalau tidak makan sebelum tidur. Dalam banyak
kasus, penyebab rasa lelah ini ialah karena alat pencernaan telah bekerja keras
sepanjang hari untuk membuang makanan yang tidak menyehatkan yang terlalu
sering dipaksakan ke dalam perut dalam kuantitas yang relatif besar. Alat
pencernaan yang dipaksa itu sekarang menjadi letih, dan memerlukan istirahat
sepenuhnya dari pekerjaan untuk mengembalikan tenaga yang sudah habis terkuras.
Makan yang kedua kalinya seharusnya tidak dilakukan, sampai perut telah
mempunyai waktu istirahat dari pekerjaan mencerna makanan sebelumnya. Jadi,
kalau makan ketiga kalinya masih diperlukan, itu haruslah ringan, waktu makan
itu haruslah beberapa jam sebelum tidur.
Tetapi perut yang malang itu yang sudah
capek, memprotes keletihannya dengan sia-sia, dan ini terjadi bagi kebanyakan
orang. Lebih banyak lagi makanan yang dipaksakan ke dalam perut, sehingga alat
itu terpaksa bergerak lagi melakukan tugasnya sepanjang jam tidur. Biasanya jam
tidur terganggu dengan mimpi yang muluk-muluk yang tidak menyenangkan, lalu
pada pagi hari mereka bangun dengan perasaan yang tidak segar. Rasa malas
timbul dan dia kehilangan selera. Seluruh tubuh terasa kurang tenaga. Pada
waktu yang singkat alat pencernaan kehilangan tenaga karena tidak mempunyai
waktu istirahat. Maka timbullah penyakit kejang perut, dan mereka merasa heran
apa yang telah terjadi. Hal ini telah membawa akibat yang pasti. Kalau
kebiasaan ini dilakukan dalam waktu yang lama, maka kesehatan pasti terganggu.
Darah menjadi tidak bersih, wajah jadi pucat, dan sering marah. Kamu akan
sering mendengar keluhan dari orang seperti itu, yaitu rasa sakit dan nyeri di
daerah perut. Sementara sedang bekerja, perut itu lelah, kemudian mogok dan
harus istirahat. Nampaknya orang itu merasa kehilangan tenaga. Sebenarnya,
kalau kebiasaan ini dibuang, mereka akan tetap sehat.
PENYEBAB DAN PENGOBATAN RASA ANEH
Mereka yang mau mengubah kebiasaan
makan dari tiga kali menjadi dua kali, pada mulanya akan terganggu dan merasa
lemah, khususnya pada waktu jam makan yang ketiga yang biasa mereka lakukan.
Tetapi jikalau mereka bersabar untuk sementara, rasa lemah ini akan hilang
juga.
Apabila kita berbaring untuk tidur,
perut seharusnya sudah selesai bekerja, supaya dia dapat menikmati istirahat
sebagaimana bagian tubuh lainnya. Pekerjaan pencernaan seharusnya tidak
berlangsung selama jam-jam tidur. Setelah perut melakukan tugasnya yang berat
itu, ia kehabisan tenaga dan orangnya merasa lelah. Dalam hal ini banyak orang
tertipu, dan mereka berpendapat bahwa perasaan seperti itu timbul karena kurang
makan, jadi, tanpa memberikan waktu istirahat kepada perut, mereka makan lagi
yang lebih banyak yang untuk sementara menghilangkan rasa lelah. Semakin
dimanjakan selera itu, semakin nyaring suaranya meminta dipuaskan. Rasa lelah
itu biasanya disebabkan karena memakan daging, dan makan terlalu sering atau
terlalu banyak. Perut itu jadi capek karena terus-menerus bekerja membuang
makanan yang tidak menyehatkan. Karena tidak mempunyai waktu untuk istirahat,
alat pencernaan menjadi lemah. Jadi timbullah perasaan “aneh” dan keinginan
untuk makan lebih sering. Pengobatannya ialah: jangan sering makan dan jangan
terlalu bebas. Merasa puaslah dengan makanan sederhana, makan dua kali sehari,
dan atau, paling banyak tiga kali. Perut itu harus mempunyai waktu teratur
untuk bekerja dan istirahat; karena itu, makan tidak teratur dan makan di
antara jam makan, itulah pelanggaran hukum kesehatan yang paling jahat. Dengan
kebiasaan yang teratur dan makanan yang menyehatkan, perut itu lambat laun akan
pulih kembali.
Perut dapat dididik begitu rupa untuk
menginginkan makan delapan kali sehari, dan merasa letih kalau tidak diisi.
Tetapi ini bukanlah argumentasi mengenai frekuensi makan terlalu sering.
Rencana Dua Kali
Makan Sehari
Dalam banyak hal, dua kali makan sehari
lebih baik daripada tiga kali. Makan malam yang dilakukan terlalu cepat akan
mengganggu pencernaan makan siang. Kalau dilakukan agak lambat, itu tidak dapat
dicerna sebelum tidur. Dengan demikian perut gagal memperoleh istirahat yang
baik. Tidur terganggu, otak dan saraf letih, nafsu makan pagi juga terganggu,
seluruh tubuh tidak terasa segar, dan tidak siap menghadapi tugas hari itu.
kebiasaan makan dua kali seharu umumnya
membawa keuntungan bagi kesehatan; namun dalam keadaan tertentu, seorang
mungkin perlu makan tiga kali sehari. Namun kalau ini diperlukan, makanan
ketiga haruslah ringan, terdiri dari bahan yang mudah dicerna. Roti kering, biskuit,
crackers, buah-buahan, adalah makanan yang cocok untuk makan malam.
Kebanyakan orang akan menikmati
kesehatan yang lebih baik kalau mereka makan dua kali sehari daripada tiga
kali. Yang lain, dalam keadaan tertentu, boleh jadi memerlukan sesuatu untuk
dimakan pada malam hari. Tetapi makanan ini haruslah makanan ringan. Janganlah
seorang merasa dirinya menjadi patokan untuk semua orang, agar setiap orang
melakukan seperti yang dilakukannya.
Janganlah membohongi perut dengan tidak
memberikan makanan yang dituntut oleh kesehatan. Jangan pula menyalahgunakannya
dengan mengisinya dengan beban yang tidak dapat ditanggung. Pupuklah
pengendalian diri. Batasi selera, pergunakanlah pertimbangan sehat. Jangan
merasa perlu memenuhi meja makan dengan makanan yang tidak menyehatkan jikalau
kamu kedatangan tamu. Kesehatan keluargamu dan pengaruh terhadap anak-anakmu
itulah yang harus diperhatikan, di samping kebiasaan dan selera tamu itu.
Bagi beberapa orang, melihat orang lain
makan tiga kali sehari adalah satu penggodaan yang terlalu besar untuk ditolak.
Mereka membayangkan yang mereka merasa lapar, sedangkan perasaan itu bukanlah
tanda dari perut yang meminta makan, tetapi satu keinginan pikiran yang belum
dibentengi dengan prinsip yang kokoh dan penyangkalan diri yang berdisiplin.
Sebagai Pengobatan
Gangguan Saraf
Kebiasaan hidup saudara H bukanlah
seperti yang semestinya. Keinginan dan ketidakinginannya sangatlah besar. Dia
belum mengendalikan perasaannya dengan pertimbangan sehat. Saudara H,
kesehatanmu sangat terganggu karena terlalu banyak makan, dan juga frekuensi
makan tidak teratur. Ini menyebabkan otak kekurangan darah. Pikiran jadi kacau,
dan engkau tidak menguasai diri dengan sebaiknya. Engkau kelihatan seperti
orang yang pikirannya tidak beres. Engkau membuat gerakan yang cepat, dan
gampang tersinggung, engkau memandang sesuatu dalam keadaan muluk-muluk dan
serba salah. Adakanlah banyak gerak badan di alam terbuka. Makanlah makanan
sederhana yang akan menunjang kesehatan tubuhmu. Janganlah makan lebih dari dua
kali sehari. Kalau engkau merasa perlu makan malam, minumlah air dingin; dan
pada pagi hari engkau akan merasa lebih sehat karena tidak makan malam.
Tidak Ada yang
Dipaksa Menghentikan Makan Malam
Menanggapi masalah makanan, hal ini
harus ditangani dengan kebijaksanaan begitu rupa sehingga tidak terdapat
keterlaluan. Harus ditunjukkan bahwa makan dua kali sehari jauh lebih baik
untuk kesehatan daripada tiga kali. Tetapi janganlah ada paksaan yang
otoritatif. Janganlah ada orang di sanatorium yang dipaksakan untuk menuruti
sistem dua kali makan. Bujukan lebih tepat dibanding dengan paksaan….
Hari-hari semakin singkat, namun itulah
waktu yang baik memperkenalkan gagasan ini. Sementara hari-hari itu semakin
singkat, biarlah makan siang lebih lambat sedikit, kemudian, makan ketiga tidak
perlu lagi.
Menanggapi makan ketiga kali, janganlah
memaksakan dua kali makan. Sebagian orang lebih baik memakan tiga kali sehari
dan apabila mereka dibatasi dengan makan dua kali mereka menganggapnya kejam.
Bukan sebagai Ujian
Saya makan hanya dua kali sehari.
Tetapi saya pikir masalah berapa kali makan sehari bukanlah satu ujian. Jikalau
ada orang yang lebih sehat jikalau makan tiga kali sehari itulah kesempatan
mereka untuk makan tiga kali sehari. Saya memilih dua kali. Selama tiga puluh
lima tahun, saya telah mempraktikkan makan dua kali sehari.
Akibat Buruk yang
akan Terjadi Kalau Memaksakan Makan Dua Kali dalam Sekolah Pendidikan Kita
Ada kesan dalam pikiran banyak orang
bahwa masalah makanan dibawa dengan cara keterlaluan. Bilamana para pelajar
menggabung pekerjaan fisik dan mental begitu banyak seperti mereka melakukannya
di sekolah ini (avondale), maka tidak ada lagi pertentangan tentang makan
malam. Kemudian tidak ada orang merasa disalahgunakan. Mereka yang dengan ketat
memper-tahankan kebiasaan dua kali makan sehari tidak perlu sama sekali
mengubahnya….
Sebagian guru dan mahasiswa mendapat
kesempatan makan di kamar mereka sendiri hal ini tidak membentuk pengaruh yang
menyehatkan. Seharusnya terdapat tindakan yang serasi dalam mengatur jadwal
makan. Apabila mereka yang hanya makan dua kali sehari berpikir bahwa mereka
harus makan banyak pada siang hari sebagai pengganti makan malam, mereka
merusak alat pencernaan mereka. Biarlah mahasiswa itu makan tiga kali sehari yaitu
makan malam tanpa sayur, tetapi dengan makanan sederhana yang menyehatkan
seperti buah-buahan dan roti.
BAGIAN II – MAKAN DI ANTARA JAM MAKAN
Keteraturan Sangat
Penting
Setelah selesai makan, perut harus
diizinkan istirahat selama lima jam. Janganlah sepotong makanan pun dimasukkan
ke dalamnya sampai jam makan berikut. Selama periode di antara makan, perut
melaksanakan tugasnya, terutama dalam kondisi setelah mendapat makanan yang
lebih banyak.
Dalam hal apapun, janganlah ada
ketidakteraturan dalam jadwal makan. Kalau makan siang dilakukan satu dua jam
sebelum waktunya, perut itu tidak siap menghadapi beban baru, karena dia belum
membuang makanan yang sebelumnya dan belum mempunyai tenaga inti untuk tugas
baru. Dengan demikian alat pencernaan itu diberatkan. Jangan pula waktu makan
ditunda satu dua jam untuk menyesuaikan dengan keadaan, atau untuk
menyelesaikan sebagian pekerjaan. Perut meminta makanan pada waktu yang biasa
ia menerimanya. Kalau waktu itu ditunda, tenaga intinya akan berkurang akhirnya
mencapai titik rendah sehingga selera itu hilang sama sekali. Kalau pada saat
itu makanan dimasukkan, maka perut itu tidak siap menerimanya. Makanan itu
tidak dapat diolah menjadi darah yang baik.
Kalau semua orang makan pada waktunya,
dan tidak mencicipi makanan apa pun di antara jam makan maka mereka akan siap
pada jam makan dan akan memakan makanan itu dengan gembira, dan usaha mereka
itu tidak sia-sia.
Keteraturan dalam hal makan adalah satu
hal yang penting. Haruslah ditetapkan waktu tertentu untuk makan pagi, siang
dan malam. Pada saat ini biarlah setiap orang memakan apa yang diperlukan
tubuh, dan jangan lagi memakan apa pun sebelum jam makan yang berikut. Banyak
orang yang makan pada saat tubuhnya belum memerlukan makanan di antara jam
makan, karena mereka tidak mempunyai cukup kekuatan untuk menolak keinginan.
Pada saat mengadakan perjalanan, seorang mungkin tetap mengunyah sesuatu yang
bisa dijangkau. Ini sangat berbahaya. Sekiranya pelancong dengan teratur
memakan makanan sederhana dan bergizi, mereka tidak merasa sangat letih atau
menderita penyakit.
Keteraturan dalam hal makan haruslah
ditanggapi dengan serius. Janganlah memakan apa-apa di antara jam makan, jajan
berbentuk apa pun seperti kacang, buah-buahan atau makanan apa saja. Kebiasaan
makan tidak teratur akan merusak keserasian cara bekerja alat pencernaan
sehingga menurunkan tingkat kesehatan dan kegembiraan. Apabila anak-anak duduk
di meja makan, mereka tidak dapat menikmati makanan sehat; selera mereka
menginginkan sesuatu yang merusak kesehatan mereka.
Di dalam keluarga ini tidak ada
pengaturan yang benar tentang makanan; yang ada hanyalah ketidakteraturan.
Seharusnya ditetapkan waktu tertentu untuk setiap kali makan, dan makanan itu
seharusnya disediakan dalam bentuk sederhana, bebas dari lemak;
Janganlah memakan apa-apa di antara jam makan, jajan
berbentuk apa pun seperti kacang, buah-buahan atau makanan apa saja.
|
Saya merasa heran karena setelah semua
terang yang telah diberikan mengenai hal ini, namun masih banyak di antara kamu
makan di antara jam makan! Janganlah membiarkan secuil pun makanan melewati
bibirmu di antara jam makan yang sudah ditentukan. Makanlah apa yang harus kamu
makan, tetapi satu kali makan. Kemudian, tunggulah sampai jam makan berikut.
Banyak yang meninggalkan terang dan
pengetahuan, kemudian mengorbankan prinsip demi selera. Mereka makan sewaktu
tubuh tidak memerlukan makanan dan di antara jam makan secara tidak teratur,
karena mereka tidak mempunyai kekuatan moral untuk menolak keinginan hati.
Sebagai akibatnya, maka perut yang sudah disalahgunakan itu memberontak, lalu
datanglah penderitaan. Keteraturan dalam hal makan sangat penting bagi
kesehatan tubuh dan ketenangan pikiran. Janganlah
Janganlah membiarkan secuil pun makanan melewati bibirmu
di antara jam makan yang sudah ditentukan.
|
Kemudian timbullah penyakit kejang
perut, kebiasaan seperti inilah yang menyebabkannya. Gantinya menanggapi
keteraturan, dia telah membiarkan selera menguasai dirinya dengan makan di
antara jam makan.
umumnya anak-anak tidak diajar tentang
kapan, bagaimana dan apa yang harus dimakan. Mereka diizinkan untuk memanjakan
selera mereka dengan bebas, mereka makan kapan saja, bebas mengambil
buah-buahan kalau mata mereka tergoda. Semuanya ini; termasuk kue, roti dan
keju, permen yang hampir terus-menerus dikunyah, membuat mereka rakus dan sakit
kejang perut. Alat pencerna, seperti mesin giling yang terus-menerus berputar,
bergerak lambat, dan tenaga inti dikuras dari otak untuk menolong perut
melakukan kerja lemburnya, dan dengan demikian kuasa mental jadi lemah.
Rangsangan yang tidak alamiah ditambah dengan pengurasan tenaga inti,
menjadikan mereka gemetar, tidak sabar menahan, keras kepala dan mudah
tersinggung.
Banyak orang tua memanjakan anak-anak
dalam hal makan dan minum kapan saja mereka suka. Mereka menghindari tugas
untuk mendidik anak-anak tentang kebiasaan penyangkalan diri dan bagaimana cara
yang baik menggunakan berkat-berkat Allah. Selera dan pemanjaan diri akan
bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan anak-anak, dan akan menjadi kuat
sementara mereka bertambah besar dan kuat, kecuali itu dicegah secara positif (Lihat 347).
Bagi penduduk dunia ini, kebiasaan
makan tiga kali sehari adalah kebiasaan umum, selain makan tidak teratur di
antara jam makan; dan makan malam biasanya adalah yang paling disukai, dan itu
dilakukan dekat sebelum istirahat tidur. Ini memutar balik aturan alam;
orang-orang ini mengubah kebiasaan mereka lalu makan dua kali sehari dan tidak
makan di antara jam makan, apakah itu kacang, buah apel atau buah apa pun, maka
hasilnya akan dapat dilihat dalam bentuk selera yang baik dan kesehatan yang ditingkatkan
mutunya.
Pada waktu mengadakan perjalanan,
sebagian orang hampir senantiasa mengunyah, kalau ada makanan yang dapat
dijangkau. Ini adalah praktik yang paling berbahaya. Binatang yang tidak
mempunyai pertimbangan sehat, yang tidak mengenal beban mental, dapat
melakukannya tanpa bahaya, tetapi binatang bukanlah patokan untuk makhluk yang
bisa berpikir yang mempunyai kuasa mental yang harus digunakan untuk Allah dan
sesama manusia.
Pesta-pora dengan kerakusan, makanan
yang dimasukkan ke dalam perut sebelum waktunya, akan meninggalkan pengaruh
pada setiap jaringan tubuh.
Banyak orang yang makan sepanjang hari,
tanpa menghiraukan hukum kesehatan. Kemudian kabut menutupi pikiran.
Bagaimanakah manusia dapat dihormati dengan sinar Ilahi sementara tidak mempedulikan
kebiasaannya. Bagaimanakah mereka dapat mengenal terang Allah yang telah
diberikan dalam hal ini? Saudara, bukankah sekarang waktunya untukmu bertobat
dalam hal pemanjaan diri?
Tiga kali makan sehari tanpa makanan
ekstra, walaupun itu sebuah apel, seharusnyalah itu menjadi batas maksimum
pemanjaan diri. Mereka yang melangkah lebih jauh melanggar hukum alam dan akan
menderita akibatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar