Senin, 29 Juni 2015

9. MAKAN TERATUR

MAKAN TERATUR

BAGIAN I BERAPA KALI MAKAN SEHARI


            Perut Memerlukan Istirahat
Perut harus mendapat perhatian yang penuh. Janganlah perut itu senantiasa bekerja. Berikanlah alat yang sering disalahgunakan ini suatu kedamaian, ketenangan dan istirahat. Setelah perut itu bekerja melaksanakan tugasnya mencerna makanan janganlah segera memberikan pekerjaan baru padanya sebelum dia sempat istirahat, dan sebelum ia mempunyai cukup getah lambung yang disediakan untuk mencerna makanan lebih banyak. Harus ada jarak waktu makan paling sedikit lima jam, dan ingatlah selalu kalau kamu mau mencobanya, dua kali makan sehari lebih baik daripada tiga kali.

Makan Pagi yang Cukup
Adat kebiasaan masyarakat ialah memakan sarapan pagi yang ringan. Tetapi bukanlah ini cara yang terbaik untuk memelihara perut. Pada jam makan pagi perut itu berada dalam kondisi puncak untuk menampung lebih banyak makanan daripada jam makan kedua atau ketiga pada hari itu. Kebiasaan makan pagi yang ringan dan makan siang yang berat adalah salah. Seharusnyalah makan pagi dijadikan makanan yang terbaik pada hari itu.

Terlambat Makan Malam
Bagi orang yang bekerja kebanyakan duduk, makan malam yang terlambat adalah berbahaya. Bagi mereka, gangguan yang ditimbulkan adalah sering menjadi permulaan penyakit yang akhirnya membawa kematian. Dalam banyak hal, badan terasa lelah sehingga menginginkan makanan yang lebih banyak, karena alat pencernaan bekerja keras sepanjang hari. Setelah selesai mencerna makanan, alat pencernaan memerlukan istirahat. Jarak antara dua waktu makan paling sedikit harus


Jarak antara dua waktu makan paling sedikit harus ada lima sampai enam jam dan kebanyakan orang yang mencobanya, mendapati bahwa dua kali makan lebih baik daripada tiga kali sehari.

ada lima sampai enam jam dan kebanyakan orang yang mencobanya, mendapati bahwa dua kali makan lebih baik daripada tiga kali sehari.
Banyak orang terbenam dalam kebiasaan yang berbahaya yaitu makan malam dekat sebelum jam tidur. Mereka mungkin sudah makan tiga kali sehari; namun karena ada rasa lelah, seakan-akan merasa lapar, mereka tergoda untuk makan yang keempat kalinya. Dengan memanjakan diri dalam kebiasaan yang salah ini, lama-lama itu menjadi kebiasaan. Mereka merasa seolah-olah tidak dapat tidur kalau tidak makan sebelum tidur. Dalam banyak kasus, penyebab rasa lelah ini ialah karena alat pencernaan telah bekerja keras sepanjang hari untuk membuang makanan yang tidak menyehatkan yang terlalu sering dipaksakan ke dalam perut dalam kuantitas yang relatif besar. Alat pencernaan yang dipaksa itu sekarang menjadi letih, dan memerlukan istirahat sepenuhnya dari pekerjaan untuk mengembalikan tenaga yang sudah habis terkuras. Makan yang kedua kalinya seharusnya tidak dilakukan, sampai perut telah mempunyai waktu istirahat dari pekerjaan mencerna makanan sebelumnya. Jadi, kalau makan ketiga kalinya masih diperlukan, itu haruslah ringan, waktu makan itu haruslah beberapa jam sebelum tidur.
Tetapi perut yang malang itu yang sudah capek, memprotes keletihannya dengan sia-sia, dan ini terjadi bagi kebanyakan orang. Lebih banyak lagi makanan yang dipaksakan ke dalam perut, sehingga alat itu terpaksa bergerak lagi melakukan tugasnya sepanjang jam tidur. Biasanya jam tidur terganggu dengan mimpi yang muluk-muluk yang tidak menyenangkan, lalu pada pagi hari mereka bangun dengan perasaan yang tidak segar. Rasa malas timbul dan dia kehilangan selera. Seluruh tubuh terasa kurang tenaga. Pada waktu yang singkat alat pencernaan kehilangan tenaga karena tidak mempunyai waktu istirahat. Maka timbullah penyakit kejang perut, dan mereka merasa heran apa yang telah terjadi. Hal ini telah membawa akibat yang pasti. Kalau kebiasaan ini dilakukan dalam waktu yang lama, maka kesehatan pasti terganggu. Darah menjadi tidak bersih, wajah jadi pucat, dan sering marah. Kamu akan sering mendengar keluhan dari orang seperti itu, yaitu rasa sakit dan nyeri di daerah perut. Sementara sedang bekerja, perut itu lelah, kemudian mogok dan harus istirahat. Nampaknya orang itu merasa kehilangan tenaga. Sebenarnya, kalau kebiasaan ini dibuang, mereka akan tetap sehat.

PENYEBAB DAN PENGOBATAN RASA ANEH

Mereka yang mau mengubah kebiasaan makan dari tiga kali menjadi dua kali, pada mulanya akan terganggu dan merasa lemah, khususnya pada waktu jam makan yang ketiga yang biasa mereka lakukan. Tetapi jikalau mereka bersabar untuk sementara, rasa lemah ini akan hilang juga.
Apabila kita berbaring untuk tidur, perut seharusnya sudah selesai bekerja, supaya dia dapat menikmati istirahat sebagaimana bagian tubuh lainnya. Pekerjaan pencernaan seharusnya tidak berlangsung selama jam-jam tidur. Setelah perut melakukan tugasnya yang berat itu, ia kehabisan tenaga dan orangnya merasa lelah. Dalam hal ini banyak orang tertipu, dan mereka berpendapat bahwa perasaan seperti itu timbul karena kurang makan, jadi, tanpa memberikan waktu istirahat kepada perut, mereka makan lagi yang lebih banyak yang untuk sementara menghilangkan rasa lelah. Semakin dimanjakan selera itu, semakin nyaring suaranya meminta dipuaskan. Rasa lelah itu biasanya disebabkan karena memakan daging, dan makan terlalu sering atau terlalu banyak. Perut itu jadi capek karena terus-menerus bekerja membuang makanan yang tidak menyehatkan. Karena tidak mempunyai waktu untuk istirahat, alat pencernaan menjadi lemah. Jadi timbullah perasaan “aneh” dan keinginan untuk makan lebih sering. Pengobatannya ialah: jangan sering makan dan jangan terlalu bebas. Merasa puaslah dengan makanan sederhana, makan dua kali sehari, dan atau, paling banyak tiga kali. Perut itu harus mempunyai waktu teratur untuk bekerja dan istirahat; karena itu, makan tidak teratur dan makan di antara jam makan, itulah pelanggaran hukum kesehatan yang paling jahat. Dengan kebiasaan yang teratur dan makanan yang menyehatkan, perut itu lambat laun akan pulih kembali.
Perut dapat dididik begitu rupa untuk menginginkan makan delapan kali sehari, dan merasa letih kalau tidak diisi. Tetapi ini bukanlah argumentasi mengenai frekuensi makan terlalu sering.

Rencana Dua Kali Makan Sehari
Dalam banyak hal, dua kali makan sehari lebih baik daripada tiga kali. Makan malam yang dilakukan terlalu cepat akan mengganggu pencernaan makan siang. Kalau dilakukan agak lambat, itu tidak dapat dicerna sebelum tidur. Dengan demikian perut gagal memperoleh istirahat yang baik. Tidur terganggu, otak dan saraf letih, nafsu makan pagi juga terganggu, seluruh tubuh tidak terasa segar, dan tidak siap menghadapi tugas hari itu.
kebiasaan makan dua kali seharu umumnya membawa keuntungan bagi kesehatan; namun dalam keadaan tertentu, seorang mungkin perlu makan tiga kali sehari. Namun kalau ini diperlukan, makanan ketiga haruslah ringan, terdiri dari bahan yang mudah dicerna. Roti kering, biskuit, crackers, buah-buahan, adalah makanan yang cocok untuk makan malam.
Kebanyakan orang akan menikmati kesehatan yang lebih baik kalau mereka makan dua kali sehari daripada tiga kali. Yang lain, dalam keadaan tertentu, boleh jadi memerlukan sesuatu untuk dimakan pada malam hari. Tetapi makanan ini haruslah makanan ringan. Janganlah seorang merasa dirinya menjadi patokan untuk semua orang, agar setiap orang melakukan seperti yang dilakukannya.
Janganlah membohongi perut dengan tidak memberikan makanan yang dituntut oleh kesehatan. Jangan pula menyalahgunakannya dengan mengisinya dengan beban yang tidak dapat ditanggung. Pupuklah pengendalian diri. Batasi selera, pergunakanlah pertimbangan sehat. Jangan merasa perlu memenuhi meja makan dengan makanan yang tidak menyehatkan jikalau kamu kedatangan tamu. Kesehatan keluargamu dan pengaruh terhadap anak-anakmu itulah yang harus diperhatikan, di samping kebiasaan dan selera tamu itu.
Bagi beberapa orang, melihat orang lain makan tiga kali sehari adalah satu penggodaan yang terlalu besar untuk ditolak. Mereka membayangkan yang mereka merasa lapar, sedangkan perasaan itu bukanlah tanda dari perut yang meminta makan, tetapi satu keinginan pikiran yang belum dibentengi dengan prinsip yang kokoh dan penyangkalan diri yang berdisiplin.

Sebagai Pengobatan Gangguan Saraf
Kebiasaan hidup saudara H bukanlah seperti yang semestinya. Keinginan dan ketidakinginannya sangatlah besar. Dia belum mengendalikan perasaannya dengan pertimbangan sehat. Saudara H, kesehatanmu sangat terganggu karena terlalu banyak makan, dan juga frekuensi makan tidak teratur. Ini menyebabkan otak kekurangan darah. Pikiran jadi kacau, dan engkau tidak menguasai diri dengan sebaiknya. Engkau kelihatan seperti orang yang pikirannya tidak beres. Engkau membuat gerakan yang cepat, dan gampang tersinggung, engkau memandang sesuatu dalam keadaan muluk-muluk dan serba salah. Adakanlah banyak gerak badan di alam terbuka. Makanlah makanan sederhana yang akan menunjang kesehatan tubuhmu. Janganlah makan lebih dari dua kali sehari. Kalau engkau merasa perlu makan malam, minumlah air dingin; dan pada pagi hari engkau akan merasa lebih sehat karena tidak makan malam.

Tidak Ada yang Dipaksa Menghentikan Makan Malam
Menanggapi masalah makanan, hal ini harus ditangani dengan kebijaksanaan begitu rupa sehingga tidak terdapat keterlaluan. Harus ditunjukkan bahwa makan dua kali sehari jauh lebih baik untuk kesehatan daripada tiga kali. Tetapi janganlah ada paksaan yang otoritatif. Janganlah ada orang di sanatorium yang dipaksakan untuk menuruti sistem dua kali makan. Bujukan lebih tepat dibanding dengan paksaan….
Hari-hari semakin singkat, namun itulah waktu yang baik memperkenalkan gagasan ini. Sementara hari-hari itu semakin singkat, biarlah makan siang lebih lambat sedikit, kemudian, makan ketiga tidak perlu lagi.
Menanggapi makan ketiga kali, janganlah memaksakan dua kali makan. Sebagian orang lebih baik memakan tiga kali sehari dan apabila mereka dibatasi dengan makan dua kali mereka menganggapnya kejam.

Bukan sebagai Ujian
Saya makan hanya dua kali sehari. Tetapi saya pikir masalah berapa kali makan sehari bukanlah satu ujian. Jikalau ada orang yang lebih sehat jikalau makan tiga kali sehari itulah kesempatan mereka untuk makan tiga kali sehari. Saya memilih dua kali. Selama tiga puluh lima tahun, saya telah mempraktikkan makan dua kali sehari.

Akibat Buruk yang akan Terjadi Kalau Memaksakan Makan Dua Kali dalam Sekolah Pendidikan Kita
Ada kesan dalam pikiran banyak orang bahwa masalah makanan dibawa dengan cara keterlaluan. Bilamana para pelajar menggabung pekerjaan fisik dan mental begitu banyak seperti mereka melakukannya di sekolah ini (avondale), maka tidak ada lagi pertentangan tentang makan malam. Kemudian tidak ada orang merasa disalahgunakan. Mereka yang dengan ketat memper-tahankan kebiasaan dua kali makan sehari tidak perlu sama sekali mengubahnya….
Sebagian guru dan mahasiswa mendapat kesempatan makan di kamar mereka sendiri hal ini tidak membentuk pengaruh yang menyehatkan. Seharusnya terdapat tindakan yang serasi dalam mengatur jadwal makan. Apabila mereka yang hanya makan dua kali sehari berpikir bahwa mereka harus makan banyak pada siang hari sebagai pengganti makan malam, mereka merusak alat pencernaan mereka. Biarlah mahasiswa itu makan tiga kali sehari yaitu makan malam tanpa sayur, tetapi dengan makanan sederhana yang menyehatkan seperti buah-buahan dan roti.

BAGIAN II – MAKAN DI ANTARA JAM MAKAN

Keteraturan Sangat Penting
Setelah selesai makan, perut harus diizinkan istirahat selama lima jam. Janganlah sepotong makanan pun dimasukkan ke dalamnya sampai jam makan berikut. Selama periode di antara makan, perut melaksanakan tugasnya, terutama dalam kondisi setelah mendapat makanan yang lebih banyak.
Dalam hal apapun, janganlah ada ketidakteraturan dalam jadwal makan. Kalau makan siang dilakukan satu dua jam sebelum waktunya, perut itu tidak siap menghadapi beban baru, karena dia belum membuang makanan yang sebelumnya dan belum mempunyai tenaga inti untuk tugas baru. Dengan demikian alat pencernaan itu diberatkan. Jangan pula waktu makan ditunda satu dua jam untuk menyesuaikan dengan keadaan, atau untuk menyelesaikan sebagian pekerjaan. Perut meminta makanan pada waktu yang biasa ia menerimanya. Kalau waktu itu ditunda, tenaga intinya akan berkurang akhirnya mencapai titik rendah sehingga selera itu hilang sama sekali. Kalau pada saat itu makanan dimasukkan, maka perut itu tidak siap menerimanya. Makanan itu tidak dapat diolah menjadi darah yang baik.
Kalau semua orang makan pada waktunya, dan tidak mencicipi makanan apa pun di antara jam makan maka mereka akan siap pada jam makan dan akan memakan makanan itu dengan gembira, dan usaha mereka itu tidak sia-sia.
Keteraturan dalam hal makan adalah satu hal yang penting. Haruslah ditetapkan waktu tertentu untuk makan pagi, siang dan malam. Pada saat ini biarlah setiap orang memakan apa yang diperlukan tubuh, dan jangan lagi memakan apa pun sebelum jam makan yang berikut. Banyak orang yang makan pada saat tubuhnya belum memerlukan makanan di antara jam makan, karena mereka tidak mempunyai cukup kekuatan untuk menolak keinginan. Pada saat mengadakan perjalanan, seorang mungkin tetap mengunyah sesuatu yang bisa dijangkau. Ini sangat berbahaya. Sekiranya pelancong dengan teratur memakan makanan sederhana dan bergizi, mereka tidak merasa sangat letih atau menderita penyakit.
Keteraturan dalam hal makan haruslah ditanggapi dengan serius. Janganlah memakan apa-apa di antara jam makan, jajan berbentuk apa pun seperti kacang, buah-buahan atau makanan apa saja. Kebiasaan makan tidak teratur akan merusak keserasian cara bekerja alat pencernaan sehingga menurunkan tingkat kesehatan dan kegembiraan. Apabila anak-anak duduk di meja makan, mereka tidak dapat menikmati makanan sehat; selera mereka menginginkan sesuatu yang merusak kesehatan mereka.
Di dalam keluarga ini tidak ada pengaturan yang benar tentang makanan; yang ada hanyalah ketidakteraturan. Seharusnya ditetapkan waktu tertentu untuk setiap kali makan, dan makanan itu seharusnya disediakan dalam bentuk sederhana, bebas dari lemak;


Janganlah memakan apa-apa di antara jam makan, jajan berbentuk apa pun seperti kacang, buah-buahan atau makanan apa saja.

berusahalah menyediakannya yang bergizi, menyehatkan dan menarik selera. Sebagaimana keluarga lainnya, dalam keluarga ini masih diadakan persediaan khusus untuk tamu. Banyak jenis makanan yang disediakan seringkali dibuat terlalu mewah, sehingga mereka yang duduk mengelilingi meja makan tergoda untuk makan lebih banyak. Kemudian, setelah tamu-tamu pergi, maka timbullah reaksi yang berbeda, tidak ada lagi persiapan hebat untuk meja makan. Makanan itu sedikit dan kurang bergizi. Mereka berpikir, tidak apa-apalah karena “hanya untuk kita.” Makanan itu sering dimakan, dan jam makan pun tidak dihiraukan lagi. Setiap anggota keluarga terancam sakit karena kebiasaan yang demikian. Adalah dosa bagi kaum wanita kalau menyediakan makanan luar biasa bagi tamu, tetapi bagi keluarga hanya sedikit saja sehingga tidak dapat menyehatkan tubuh.
Saya merasa heran karena setelah semua terang yang telah diberikan mengenai hal ini, namun masih banyak di antara kamu makan di antara jam makan! Janganlah membiarkan secuil pun makanan melewati bibirmu di antara jam makan yang sudah ditentukan. Makanlah apa yang harus kamu makan, tetapi satu kali makan. Kemudian, tunggulah sampai jam makan berikut.
Banyak yang meninggalkan terang dan pengetahuan, kemudian mengorbankan prinsip demi selera. Mereka makan sewaktu tubuh tidak memerlukan makanan dan di antara jam makan secara tidak teratur, karena mereka tidak mempunyai kekuatan moral untuk menolak keinginan hati. Sebagai akibatnya, maka perut yang sudah disalahgunakan itu memberontak, lalu datanglah penderitaan. Keteraturan dalam hal makan sangat penting bagi kesehatan tubuh dan ketenangan pikiran. Janganlah


Janganlah membiarkan secuil pun makanan melewati bibirmu di antara jam makan yang sudah ditentukan.

membiarkan secuil pun makanan melewati bibirmu di antara jam makan yang sudah ditentukan.
Kemudian timbullah penyakit kejang perut, kebiasaan seperti inilah yang menyebabkannya. Gantinya menanggapi keteraturan, dia telah membiarkan selera menguasai dirinya dengan makan di antara jam makan.
umumnya anak-anak tidak diajar tentang kapan, bagaimana dan apa yang harus dimakan. Mereka diizinkan untuk memanjakan selera mereka dengan bebas, mereka makan kapan saja, bebas mengambil buah-buahan kalau mata mereka tergoda. Semuanya ini; termasuk kue, roti dan keju, permen yang hampir terus-menerus dikunyah, membuat mereka rakus dan sakit kejang perut. Alat pencerna, seperti mesin giling yang terus-menerus berputar, bergerak lambat, dan tenaga inti dikuras dari otak untuk menolong perut melakukan kerja lemburnya, dan dengan demikian kuasa mental jadi lemah. Rangsangan yang tidak alamiah ditambah dengan pengurasan tenaga inti, menjadikan mereka gemetar, tidak sabar menahan, keras kepala dan mudah tersinggung.
Banyak orang tua memanjakan anak-anak dalam hal makan dan minum kapan saja mereka suka. Mereka menghindari tugas untuk mendidik anak-anak tentang kebiasaan penyangkalan diri dan bagaimana cara yang baik menggunakan berkat-berkat Allah. Selera dan pemanjaan diri akan bertumbuh bersamaan dengan pertumbuhan anak-anak, dan akan menjadi kuat sementara mereka bertambah besar dan kuat, kecuali itu dicegah secara positif (Lihat 347).
Bagi penduduk dunia ini, kebiasaan makan tiga kali sehari adalah kebiasaan umum, selain makan tidak teratur di antara jam makan; dan makan malam biasanya adalah yang paling disukai, dan itu dilakukan dekat sebelum istirahat tidur. Ini memutar balik aturan alam; orang-orang ini mengubah kebiasaan mereka lalu makan dua kali sehari dan tidak makan di antara jam makan, apakah itu kacang, buah apel atau buah apa pun, maka hasilnya akan dapat dilihat dalam bentuk selera yang baik dan kesehatan yang ditingkatkan mutunya.
Pada waktu mengadakan perjalanan, sebagian orang hampir senantiasa mengunyah, kalau ada makanan yang dapat dijangkau. Ini adalah praktik yang paling berbahaya. Binatang yang tidak mempunyai pertimbangan sehat, yang tidak mengenal beban mental, dapat melakukannya tanpa bahaya, tetapi binatang bukanlah patokan untuk makhluk yang bisa berpikir yang mempunyai kuasa mental yang harus digunakan untuk Allah dan sesama manusia.
Pesta-pora dengan kerakusan, makanan yang dimasukkan ke dalam perut sebelum waktunya, akan meninggalkan pengaruh pada setiap jaringan tubuh.
Banyak orang yang makan sepanjang hari, tanpa menghiraukan hukum kesehatan. Kemudian kabut menutupi pikiran. Bagaimanakah manusia dapat dihormati dengan sinar Ilahi sementara tidak mempedulikan kebiasaannya. Bagaimanakah mereka dapat mengenal terang Allah yang telah diberikan dalam hal ini? Saudara, bukankah sekarang waktunya untukmu bertobat dalam hal pemanjaan diri?
Tiga kali makan sehari tanpa makanan ekstra, walaupun itu sebuah apel, seharusnyalah itu menjadi batas maksimum pemanjaan diri. Mereka yang melangkah lebih jauh melanggar hukum alam dan akan menderita akibatnya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar