DARI
EDEN KE EDEN,
TIGA
PANGGILAN KELUAR DARI BABEL,
KEDATANGAN
TUHAN (Bagian 3)
ENGKAU HARUS BERNUBUAT LAGI - WAHYU 10:11
Sebelum kita melanjutkan
penyelidikan Alkitab yang menyangkut panggilan keluar dari Babel yang ketiga
kali, kita akan memperhatikan beberapa pelajaran penting yang bersangkutan
dengan pembuangan ke Babel dan cara-cara Tuhan untuk membawa umatNya keluar
dari Babel dan mendirikan kembali tembok-tembok kota Yerusalem dan membangun
kembali bait Allah.
A. NUBUATAN YANG BENAR SEBAGAI PETUNJUK JALAN
BAGI UMATNYA
Karunia bernubuat merupakan
salah satu dari karunia-karunia yang diberikan oleh Roh Suci. Walaupun karunia
bernubuat bukan merupakan karunia yang terpenting, namun karunia itu harus
berada di antara umat Allah. Nubuatan tanpa kasih tidak mempunyai arti apa-apa.
Sebaliknya, kasih dengan tiada nubuatan akan kehilangan arah. Sebetulnya,
tidaklah mungkin ada nubuatan yang benar yang tidak disertai kasih Kristus.
Karunia-karunia Roh bukanlah karunia-karunia yang terpisah-pisah. Walaupun akan
ada orang-orang yang secara khusus lebih diberkati dengan salah satu karunia,
tetapi tiap umat Allah yang akan dilengkapkan bagiNya, akan memiliki
karunia-karunia Roh itu secara menyeluruh.
Tanpa nubuatan, manusia akan
menjadi bingung, apalagi bilamana malapetaka sedang menimpa. Tuhan mengetahui
hal itu. Oleh sebab itu, umatNya selalu diterangi dengan nubuatan agar mereka
boleh mempunyai pegangan di tengah-tengah keadaan yang kacau dan membingungkan.
Israel yang akan mengalami
pembuangan ke Babel, di mana mereka akan hidup sebagai orang asing, tidak
ditinggalkan oleh Allah tanpa petunjuk-petunjuk melalui nubuatan. Begitu
besarnya kasih Yesus itu sehingga walaupun Ia harus menghukum umatNya karena
pemberontakan mereka melalui firmanNya, agar pada masa yang sukar, siapa saja
yang masih mau mengasihi Dia dapat menemukan jalan mereka untuk pulang kembali
ke rumah Bapa.
“Sesungguhnya, Aku akan
mengerahkan semua kaum dari utara--demikianlah firman TUHAN--menyuruh memanggil
Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu; Aku akan mendatangkan mereka melawan
negeri ini, melawan penduduknya dan melawan bangsa-bangsa sekeliling ini, yang
akan Kutumpas dan Kubuat menjadi kengerian, menjadi sasaran suitan dan menjadi
ketandusan untuk selama-lamanya... Maka seluruh negeri ini akan menjadi
reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja
Babel tujuh puluh tahun lamanya.”—Yer. 25:9, 11.
B.
MEMPELAJARI
NUBUATAN BUKAN SEKEDAR MENAMBAH PENGETAHUAN TETAPI BERSIAP SEDIA UNTUK
MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH DAN MEMBERITAKAN FIRMAN
Semoga tiap pelajar nubuatan
mengerti bahwa Tuhan menyatakan nubuatanNya bukan untuk memuaskan rasa ingin
tahu kita, tetapi untuk mempersiapkan kita melaksanakan kehendakNya dan
memberitakan firman Allah kepada orang-orang yang perlu diselamatkan. Keinsafan
semacam ini merupakan syarat mutlak untuk dapat mengerti nubuatan.
Perintah Tuhan adalah: “Engkau
harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.”—Wahyu
10:11.
Perintah yang di atas adalah
sama dengan perintah Kristus untuk memberitakan Injil ke seluruh ujung bumi.
Yang menyangkal bahwa amaran Allah harus diberitakan kepada tiap orang sebelum
Kristus dapat datang, tidak memiliki kebenaran. Tetapi kita harus tahu
bahwa pemberitaan Injil ke seluruh dunia bukan merupakan satu-satunya syarat
untuk kedatangan Kristus yang kedua kali. Masih ada syarat-syarat yang lain.
Lagipula, kita harus tahu bahwa pemberitaan Injil tidak akan dapat diselesaikan
dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan kita sendiri.
Perintah Kristus untuk membawa
Injil ke seluruh dunia, disisipi satu perintah untuk tinggal di Yerusalem untuk
menerima kuasa ROH SUCI sebagai hujan awal. Murid-murid Kristus belum siap
untuk membawa Injil. Mereka belum menyelami arti Injil dengan kuasanya untuk
mencipta manusia kembali menurut peta Allah. Mereka masih berlomba di antara
mereka sendiri untuk kedudukan dan kekuasaan. ROH SUCI diperlukan untuk mengolah
hati mereka terlebih dahulu! Setelah ROH SUCI turun ke atas murid-murid
Kristus, barulah Injil diberitakan dengan kuasa yang besar dan dunia yang
dikenal pada waktu itu diterangi dengan kebenaran Kristus.
Apa yang telah terjadi pada
waktu hujan awal harus dimengerti dengan tepat. Kejadian itu tidak dicatat
hanya untuk mengemukakan satu fakta sejarah tetapi untuk memberitahukan kepada
kita bagaimana pekerjaan Injil akan diselesaikan pada waktu hujan akhir. Hujan
awal mengajarkan kita tentang hujan akhir. Itulah nubuatan Alkitab! Kita
harus mengerti nubuatan sebelum kita dapat bernubuat untuk melaksanakan
kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan mengamarkan penduduk dunia. Ini
sangat logis. Bagaimana kita dapat bernubuat kalau kita sendiri tidak mengerti
jalannya nubuatan? Bagaimana kita dapat menyelesaikan pekerjaan Injil kalau
kita melakukan yang salah yang bertentangan dengan apa yang telah dinubuatkan
oleh Injil? Marilah kita memecahkan persoalan ini dengan sebaik-baiknya agar
tidak ada perselisihan di antara kita dan kita boleh bergerak maju bersama-sama
untuk melaksanakan perintah Tuhan.
Alkitab mengikuti prinsip
‘bayangan’ dan ‘kegenapan.’ Apa yang terjadi pada waktu bangsa Israel merupakan
‘bayangan’ dan apa yang akan terjadi pada akhir zaman merupakan ‘kegenapan’.
Bait Allah yang ada di padang belantara, di Silo, dan di Yerusalem, semua
merupakan ‘bayangan’ dan gereja yang ada sekarang dengan Kristus sebagai IMAM
BESAR di dalam kaabah surga merupakan ‘kegenapannya.’ Pemberitaan Injil ke dunia
yang dikenal pada waktu itu dengan disertai kuasa ROH SUCI sebagai hujan
awal merupakan ‘bayangan’ dari pekerjaan ROH SUCI pada akhir zaman yang akan
menyelesaikan pekerjaan membawa Injil ke seluruh ujung bumi. Kalau untuk
menerima kuasa Roh Suci pada waktu hujan awal diperlukan satu pekerjaan
persiapan di antara pengikut-pengikut Yesus di Yerusalem, maka untuk menerima
kuasa Roh Suci pada waktu hujan akhir juga diperlukan satu pekerjaan persiapan
di antara pengikut-pengikut Yesus di gereja-gereja. Itulah nubuatan!
Prinsip-prinsipnya sederhana sekali, tetapi sangat tepat untuk membuat kita
tahu apa yang harus kita lakukan.
Ada satu kelompok ‘orang-orang
percaya’ yang menentang usaha pengabaran Injil kepada orang-orang luar. Harap
dimengerti bahwa Alkitab tidak menentang pemberitaan Injil kepada orang-orang
luar. Roh nubuat juga tidak menentang pekerjaan itu. Kita semua mengabar
Injil kepada orang luar! Tetapi Alkitab dan Roh Nubuat juga memfokuskan
penginjilan kepada orang-orang dalam yang ditegur Kristus sebagai orang-orang
yang miskin, buta, telanjang, dan celaka! Yang salah adalah untuk berpikir
bahwa umat Allah sudah tidak membutuhkan KEBENARAN ALLAH yang lebih lanjut, dan
bahwa dengan keadaan kita yang seperti sekarang ini kita akan dapat
menyelesaikan pekabaran Injil dengan cara-cara banting tulang menurut
rencana-rencana kita sendiri. Janganlah kita berharap dapat menyelesaikan pekerjaan
Tuhan dengan tidak memberi makan domba-domba yang kelaparan di dalam kandang!
Janganlah kita berharap dapat menyelesaikan pekerjaan Tuhan dengan tidak
memberi makan diri kita dengan KEBENARAN KRISTUS! Jangan berharap,
Saudara-saudara! Nubuatan firman Allah tidak mengajar kita konsep-konsep yang
salah seperti itu! Kita harus tahu bahwa tidak akan ada penyelesaian pekerjaan
Injil ke seluruh ujung bumi kecuali ROH SUCI datang dengan KUASANYA yang besar.
ROH SUCI hanya akan datang apabila umat Allah sudah mengadakan penyelidikan
ALKITAB secara intensif dan menerima KEBENARAN-KEBENARAN yang terdapat di
dalamnya ke dalam hidup mereka. Nubuatan-nubuatan harus dipelajari dan
dimengerti untuk diberitakan. Sebagaimana ada pekerjaan di rumah Tuhan pada
zaman Yeremia, begitu pula ada pekerjaan di dalam sidang Tuhan dewasa ini.
Kristus berseru:
“Berdirilah di pelataran rumah
TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk
sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada
mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun!”—Yer. 26:2
Ada pekabaran yang harus
dibawa kepada umat Allah. Sudahkah pekerjaan ini dilaksanakan? Sudahkah umat
Allah mendalami kitab-kitab Daniel dan Wahyu sebagaimana dianjurkan oleh ROH
NUBUAT? Sidang harus bangun! Firman Allah harus diselidiki! Kebenaran-kebenaran
baru harus digali! Teguran-teguran dan berita-berita harapan Kristus kepada
sidangNya harus disampaikan! Tidak boleh dikurangi sepatah katapun! Semua harus
dikerjakan!
C.
JURU-JURU KABAR
ALLAH TIDAK BOLEH MEMPERHITUNGKAN UNTUNG RUGI BAGI DIRI MEREKA SENDIRI
Kristus memanggil kita untuk dijadikan
juru-juru kabarNya. Apabila hal ini kita pikirkan dengan seksama, kita akan
mendapatkan jawabannya mengapa sebenarnya Kristus belum dapat datang. Apabila
HUJAN AKHIR turun ke atas kita, tidak ada seorangpun yang tidak menjadi juru
kabar Allah. Tidak akan ada lagi orang yang datang ke gereja untuk mendengarkan
khotbah lalu pulang ke rumah untuk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa. Itulah
keadaan kita pada dewasa ini. Tetapi apabila HUJAN AKHIR turun ke atas umat
Allah, tidak akan ada lagi orang yang pergi ke ‘gereja.’ ‘Gereja’ sudah tidak
merupakan tempat kebaktian. Kita sudah mundur ke kota-kota kecil dan kita hanya
turun ke tempat-tempat pemukiman manusia untuk memanggil mereka keluar dari
peribadatan-peribadatan yang salah. Dapatkah kita melihat mengapa ada begitu banyak
selisih paham di antara kita? Karena kita tidak mengenal nubuatan Allah. Kita
semua berbicara dengan pikiran dan pendapat kita sendiri. Itulah sebabnya ada
banyak kekacauan dan kesimpangsiuran di antara kita. Tanpa nubuatan kita tidak
akan mempunyai arah.
Sekarang ini kita sedang dilatih dan disiapkan untuk menjadi juru-juru
kabar Tuhan. Kita dilatih untuk menjadi juru-juru kabar yang tidak
memperhitungkan untung-rugi kita. Kita harus menerima firman Tuhan dengan tulus
hati dan memberitakan firman itu dengan tulus hati pula. Firman Tuhan tidak
boleh dipilih-pilih menurut kesukaan kita sendiri—yang cocok dengan diri kita,
kita terima, dan yang tidak cocok, kita tolak. Memberitakan firman juga tidak
boleh disesuaikan dengan kesukaan atau ketidak-sukaan orang. “Janganlah
kaukurangi sepatah kata pun,” begitulah perintah Tuhan. Dengan jujur hati kita
harus mengemukakan firman Allah dengan apa adanya!
Firman Allah mempunyai fungsi tertentu. Apabila firman itu digunakan di
luar fungsi tersebut, firman itu akan kehilangan kuasanya. Juru kabar yang
masih menggunakan perhitungan-perhitungan dalam memberitakan firman Allah,
memakai firman itu di luar fungsinya. Roh tidak akan menyertai FIRMAN yang
digunakan di luar fungsinya. Oleh sebab itu, kuasa Roh Suci tidak akan ada.
Di mana ROH KUDUS tidak ada,
firman itu akan menjadi kesalahan.
Firman Allah tidak boleh dipermainkan. Orang yang menyentuh firman Tuhan
harus melakukan hal itu dengan hati yang tulus dan murni. Firman itu harus
ditangani atas dasar YA kalau YA, dan TIDAK kalau TIDAK. Arti firman Allah
tidak boleh dibelok-belokkan menurut keuntungan kita. Apa yang dikehendaki oleh
Tuhan harus disampaikan sesuai dengan pengertian kita yang sejujur-jujurnya dan
setulus-tulusnya. Hanya apabila firman Allah diperlakukan begitu, firman itu
akan menjadi berkat dan, sebagai darah dan daging Kristus yang dimakan, akan
membentuk perangai kita menurut sifat keilahianNya.
Yeremia merupakan juru kabar Allah yang sangat tulus hati. Ia memberitakan
firman Allah tanpa memperhitungkan bahaya yang harus ia hadapi.
“Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau
mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan
tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus
Kuutus kepadamu... maka Aku akan membuat rumah ini sama
seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.”—Yer.
26:4-6.
Silo adalah tempat di mana kaabah Tuhan terletak. Baca 1 Samuel 4. Karena
bangsa Israel tidak menurut firman Allah, rumah Allah di Silo ditinggalkan
Tuhan. Bangsa Israel kalah berperang. Pada waktu mereka membawa tabut
perjanjian ke medan perang dengan perhitungan bahwa Tuhan akan menyertai mereka
dalam peperangan apabila tabut perjanjian itu dibawa, mereka tambah dikalahkan.
Tuhan telah meninggalkan bangsaNya, dan rumahNya tidak disertai hadiratNya.
Ramalan seperti itu dikemukakan oleh Yeremia kepada bangsa Yehuda. Mereka
diberitahu bahwa walaupun maksud mendirikan rumah Allah adalah agar Allah dapat
bertemu dengan umatNya, Allah akan meninggalkan bangunan-bangunan kaabah yang
didirikan bagiNya apabila umatNya tidak mau menurut firmanNya. Amaran seperti
yang di atas juga berlaku bagi kita. Gedung-gedung gereja yang indah tidak
mempunyai arti apa-apa selama kebenaran firman Allah tidak diindahkan di dalam
gedung gereja tersebut. KEBENARAN FIRMAN ALLAH adalah yang terutama! Semoga
kita menyadari hal ini!
“Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan
TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan
seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: ‘Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah
ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga
tidak ada lagi penduduknya?’”—Yer. 26:8-9.
Apa sebabnya iman-imam, nabi-nabi, dan rakyat bangsa Yehuda dapat menjadi
marah terhadap Yeremia yang membawakan firman Tuhan dengan jujur hati? Jawabnya
dapat kita berikan sendiri. Intinya adalah penolakan akan firman Tuhan.
D. JURU-JURU KABAR ALLAH BERGANTUNG SEPENUHNYA
KEPADA TANGAN PENJAGAAN TUHAN
Kita mempelajari firman Allah supaya kita dapat belajar menggantungkan diri
sepenuhnya kepada Tuhan. Iman kita dipupuk dan dilatih oleh Tuhan..
Pada waktu Yeremia diancam untuk dibunuh karena memberitakan kabar yang
negatif tapi benar, Yeremia tidak melawan dengan sifat takabur, melainkan
menyerahkan dirinya kepada kehendak hati lawan-lawannya tanpa mengingkari
firman Allah dalam hal yang terkecil sekalipun! Itulah kekuatan iman yang ada
pada tiap orang yang mengasihi KEBENARAN FIRMAN ALLAH. Sama halnya dengan
kekuatan iman yang dimiliki Yesus Kristus. Ia menyerah tanpa melawan kepada
penguasa-penguasa yang ada. Inilah sifat yang harus dimiliki oleh tiap juru
kabar Allah yang akan memberitakan INJIL ke seluruh ujung bumi untuk
menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali. Tidak cukup untuk berkata bahwa
pekerjaan Injil akan diselesaikan dengan kuasa ROH SUCI dalam satu atau dua
khotbah. ROH SUCI baru dapat menguasai hati seseorang yang dengan patuh mencari
KEBENARAN FIRMAN ALLAH selama masa persiapan untuk menerima kecurahan
HUJAN AKHIR. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan kesungguh-sungguhan dan
ketekunan yang mengandung latihan untuk menyalibkan dan menyerahkan diri 100%
kepada kehendak Allah. Tidak kurang dari persiapan-persiapan yang dilakukan
Daniel beserta kawan-kawannya, sehingga dapat menang pada saat dipaksa untuk
menyembah patung yang didirikan oleh penguasa-penguasa kerajaan Iblis di Babel,
diperlukan!
Tuhan sendiri telah mengamarkan kita melalui hambaNya bahwa “Tidak
seorangpun kecuali mereka yang telah memperkuat pikiran mereka dengan
kebenaran-kebenaran Kitab Suci akan bertahan melalui pertentangan besar yang
terakhir.”—GC 593. Sudahkah umat Advent menyadari hal ini sepenuhnya? Siapa di
antara kita yang pikirannya sudah penuh dengan kebenaran Alkitab, sehingga
pilihan-pilihan yang dibuat dan keputusan-keputusan yang diambil sudah setuju
dengan kehendak Allah? Ada? Kalau belum ada, apakah tidak perlu berusaha untuk
memperkuat pikiran kita dengan kebenaran firman Allah terlebih dahulu?
Apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pemberitaan Injil sebelum
Yesus datang tidaklah sama dengan apa yang diperlukan pada masa-masa
sebelumnya. Umat Allah yang diminta mempertahankan KEBENARAN FIRMAN ALLAH pada akhir zaman membutuhkan kuasa
sebagaimana yang belum pernah dimiliki oleh pengikut-pengikut Allah pada zaman
yang manapun. Persiapan-persiapan untuk kita adalah yang paling cermat dan
terpusat. Segenap kekuatan surga dalam bentuk kecurahan ROH SUCI pada saat
HUJAN AKHIR harus diberikan kepada umat Allah. Kita menghadapi puncak
peperangan di antara kuasa baik dan jahat. Setan akan menggunakan segenap
kekuatannya untuk memusnahkan umat Allah. Ia akan berusaha melenyapkan umat
percaya dari permukaan bumi ini. Setan akan menggunakan pelajaran-pelajaran
yang menyesatkan; rasa segan di antara sesama manusia agar umat Allah tidak
melawan ajakan-ajakan persatuan di antara umat beragama; mukjizat-mukjizat yang
mengherankan dalam berbagai bentuk; hiburan-hiburan yang menawan hati dalam
bentuk penemuan-penemuan modern; ambisi, kedudukan, keberhasilan dalam
pekerjaan; perbuatan-perbuatan yang sosial dengan penuh kasih dan kemurahan
hati; pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan yang lain; peperangan, kekacauan,
kejahatan, kebengisan, dan kekejaman; dan apabila semua cara masih saja gagal
untuk menceraikan umat Allah dari KEBENARAN FIRMAN TUHAN, ia akan menggunakan
kekerasan dan ancaman untuk memusnahkan mereka dari permukaan bumi ini. Umat
Allah yang hidup pada akhir zaman membutuhkan satu kekuatan yang belum pernah
terlihat di antara pengikut-pengikut Yesus sebelumnya. Ini tidak dapat diperoleh
dengan cara-cara dan pikiran kita sendiri. Kekuatan ini hanya dapat diperoleh
melalui KEBENARAN FIRMAN ALLAH yang disertai ROH SUCI!
Umat Allah akan dididik dan dilatih dalam penyerahan diri kepada Tuhan
sepenuhnya agar dapat bertindak seperti nabi Yeremia di bawah ancaman
pembunuhan terhadap dirinya dengan kata-kata:
“Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota
ini untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu… Tetapi
aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik
dan benar di matamu. Hanya ketahuilah
sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah
orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab
TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini
kepadamu.”—Yer. 26:12-15.
Satu kesetiaan yang seperti jarum kompas menunjuk ke arah utara dan tidak
dapat dibelokkan oleh godaan, bujukan-bujukan manis, atau ancaman-ancaman dalam
bentuk apa pun sedang dipersiapkan oleh Tuhan bagi umatNya! Maukah kita
mengerti??
E.
JURU-JURU KABAR
PALSU JUGA BERNUBUAT DEMI NAMA ALLAH
Tuhan menuntun umat Israel yang ditawan di Babel melalui nubuatan. Dengan
perantaraan nabi Yeremia, mereka diberitahu bahwa mereka harus tinggal dalam
tawanan selama tujuh puluh tahun.
Tetapi Nabi Hananya berkata:
“Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan
kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan
mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN yang telah diambil dari
tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel. Juga… raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang
dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah firman TUHAN!
Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!”—Yer. 28:2-4.
“Kemudian nabi Hananya mengambil gandar itu dari pada tengkuk nabi Yeremia,
lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan mata
seluruh rakyat itu: ‘Beginilah firman TUHAN: Dalam dua tahun ini begitu jugalah
Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, dari pada tengkuk segala
bangsa!’”--Yer. 28:10-11.
Kita tidak boleh mengira bahwa pemberitaan Setan pasti tidak meyakinkan.
Setan bukan malaikat kelahiran kemarin. Ia mempunyai pengalaman dalam menipu
dan menjatuhkan manusia enam ribu tahun lamanya. Keberhasilannya dapat kita
baca dalam Roma 3:23 yang berbunyi, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah
kehilangan kemuliaan Allah.” Semua orang telah dibuat bertekuk lutut oleh
Setan. Oleh sebab itu, pemberitaan-pemberitaannya pasti meyakinkan! Ia membuka
tutur katanya dengan: Beginilah firman Tuhan. Sepertinya sebutan Tuhan masih
belum cukup meyakinkan seseorang, ia tambah dengan kata-kata ‘semesta alam.’
Itupun belum dianggapnya cukup. Ia tambah lagi dengan ‘Allah Israel’ sehingga
menjadi “Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel.” Kalau pendahuluan
itu belum juga mengundang kepercayaan, ia atur supaya pokok beritanya menawan
para pendengarnya. Israel susah hati karena ditawan. Tawanan tujuh puluh tahun
adalah sangat lama. Oleh sebab itu, ia hadapkan satu hiburan yang menyingkat
waktu penderitaan itu dari tujuh puluh tahun menjadi dua tahun saja! Dalam
waktu dua tahun itu ia menjanjikan pengembalian segala perkakas rumah Tuhan dan
semua orang beserta raja mereka yang telah dibawa ke Babel! Bukankah berita itu
menyukakan hati? Cobalah kita menempatkan diri kita di pihak orang-orang Yehuda
yang ditawan. Berita manakah yang akan lebih kita sukai? Menunggu pelepasan
selama tujuh puluh tahun atau menunggu pelepasan selama dua tahun saja? Kabar
yang mengurangi penderitaan kita dan yang mendatangkan harapan akan kemenangan
yang lebih segera tentu lebih memikat kita untuk percayai. Tetapi apakah
pekabaran yang menyenangkan kita itu selalu benar? Apakah itu merupakan kebenaran
Allah?
Untuk meyakinkan umat Yehuda bahwa apa yang diberitakan Hananya adalah
benar, dibuat satu demostrasi. Gandar dari kayu yang melingkar di leher Nabi
Yeremia dipatahkannya. Kemudian Hananya berkata, “Beginilah firman Tuhan: Dalam
dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel
itu, dari pada tekuk segala bangsa.”
Apa yang diperbuat Yeremia? Yang dilakukan Nabi Yeremia, menurut harapan
jangka pendek, sangat mengecewakan kita. Bukankah kita seringkali ingin mengadu
kebenaran firman Allah dengan konsep-konsep yang salah dalam satu perdebatan
yang terbuka? Kita berharap supaya pada saat seperti itu, orang yang mewakili
kebenaran Tuhan dapat membekuk sampai tutup mulut orang-orang yang mengajarkan
yang salah. Tetapi Yeremia sangat mengecewakan orang yang mempunyai harapan
agar ia menunjukkan kekuatannya. Yeremia undur dan pergi.
Yeremia tidak gegabah. Ia belum mempunyai instruksi dari Tuhan. Oleh sebab
itu, ia undur dan pergi dari gelanggang ‘pertempuran.’ Sebagai nabi Allah, ia
tidak takabur. Ia menunggu petunjuk-petunjuk dari Allah.
“Maka sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi
Yeremia, datanglah firman TUHAN kepada Yeremia: ‘Pergilah
mengatakan kepada Hananya: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah mematahkan
gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel
(Pengakuan pihak yang tulen dan yang palsu seringkali tidak berbeda!): Kuk besi
akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada
Nebukadnezar, raja Babel; sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan
binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya.’”—Yer. 28-12-14.
Saudara-saudara! Kita harus sangat berhati-hati dengan firman Tuhan! Kita
tidak boleh takabur sebab kita mudah dijebak Iblis dan memperlakukan firman
Allah hanya menurut kesukaan kita sendiri. Tuhan mengamarkan kita bahwa:
“Banyak yang akan berdiri di atas mimbar-mimbar kita dengan obor nubuatan palsu
di dalam tangan mereka.”—Testimonies to Ministers 409.
Kita tidak perlu menunjuk tangan kepada orang lain, tetapi kita perlu
sangat berhati-hati. Semoga masing-masing kita mau tunduk kepada Kristus,
mempelajari firmanNya dengan sungguh-sungguh agar kita terhindar dari tipu
muslihat Iblis dan boleh dipakai sebagai perkakas-perkakas yang indah di dalam
tangan TUHAN. Perjalanan menuju ke surga memang rumit dan sulit. Biarlah kita
mengarahkan pandangan kepada Kristus agar kita jangan tergelincir dan jatuh ke
dalam kegelapan!
Disadur ulang dari seri Pelajaran Alkitab
& Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswoyo, Arief Margono, Sabat, 3 April 1982
Diketik oleh Monik Amelia, Oktober 2007 –
Florida, USA
dipublish di blog oleh klavierlenk 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar