Sabtu, 15 Agustus 2015

DARI EDEN KE EDEN, TIGA PANGGILAN KELUAR DARI BABEL, KEDATANGAN TUHAN (Bagian 3)

DARI EDEN KE EDEN,
TIGA PANGGILAN KELUAR DARI BABEL,
KEDATANGAN TUHAN (Bagian 3)



ENGKAU HARUS BERNUBUAT LAGI - WAHYU 10:11
Sebelum kita melanjutkan penyelidikan Alkitab yang menyangkut panggilan keluar dari Babel yang ketiga kali, kita akan memperhatikan beberapa pelajaran penting yang bersangkutan dengan pembuangan ke Babel dan cara-cara Tuhan untuk membawa umatNya keluar dari Babel dan mendirikan kembali tembok-tembok kota Yerusalem dan membangun kembali bait Allah.
A.   NUBUATAN YANG BENAR SEBAGAI PETUNJUK JALAN BAGI UMATNYA
Karunia bernubuat merupakan salah satu dari karunia-karunia yang diberikan oleh Roh Suci. Walaupun karunia bernubuat bukan merupakan karunia yang terpenting, namun karunia itu harus berada di antara umat Allah. Nubuatan tanpa kasih tidak mempunyai arti apa-apa. Sebaliknya, kasih dengan tiada nubuatan akan kehilangan arah. Sebetulnya, tidaklah mungkin ada nubuatan yang benar yang tidak disertai kasih Kristus. Karunia-karunia Roh bukanlah karunia-karunia yang terpisah-pisah. Walaupun akan ada orang-orang yang secara khusus lebih diberkati dengan salah satu karunia, tetapi tiap umat Allah yang akan dilengkapkan bagiNya, akan memiliki karunia-karunia Roh itu secara menyeluruh.
Tanpa nubuatan, manusia akan menjadi bingung, apalagi bilamana malapetaka sedang menimpa. Tuhan mengetahui hal itu. Oleh sebab itu, umatNya selalu diterangi dengan nubuatan agar mereka boleh mempunyai pegangan di tengah-tengah keadaan yang kacau dan membingungkan.
Israel yang akan mengalami pembuangan ke Babel, di mana mereka akan hidup sebagai orang asing, tidak ditinggalkan oleh Allah tanpa petunjuk-petunjuk melalui nubuatan. Begitu besarnya kasih Yesus itu sehingga walaupun Ia harus menghukum umatNya karena pemberontakan mereka melalui firmanNya, agar pada masa yang sukar, siapa saja yang masih mau mengasihi Dia dapat menemukan jalan mereka untuk pulang kembali ke rumah Bapa.
“Sesungguhnya, Aku akan mengerahkan semua kaum dari utara--demikianlah firman TUHAN--menyuruh memanggil Nebukadnezar, raja Babel, hamba-Ku itu; Aku akan mendatangkan mereka melawan negeri ini, melawan penduduknya dan melawan bangsa-bangsa sekeliling ini, yang akan Kutumpas dan Kubuat menjadi kengerian, menjadi sasaran suitan dan menjadi ketandusan untuk selama-lamanya...  Maka seluruh negeri ini akan menjadi reruntuhan dan ketandusan, dan bangsa-bangsa ini akan menjadi hamba kepada raja Babel tujuh puluh tahun lamanya.”—Yer. 25:9, 11.
B.    MEMPELAJARI NUBUATAN BUKAN SEKEDAR MENAMBAH PENGETAHUAN TETAPI BERSIAP SEDIA UNTUK MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH DAN MEMBERITAKAN FIRMAN
Semoga tiap pelajar nubuatan mengerti bahwa Tuhan menyatakan nubuatanNya bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita, tetapi untuk mempersiapkan kita melaksanakan kehendakNya dan memberitakan firman Allah kepada orang-orang yang perlu diselamatkan. Keinsafan semacam ini merupakan syarat mutlak untuk dapat mengerti nubuatan.
Perintah Tuhan adalah: “Engkau harus bernubuat lagi kepada banyak bangsa dan kaum dan bahasa dan raja.”—Wahyu 10:11.
Perintah yang di atas adalah sama dengan perintah Kristus untuk memberitakan Injil ke seluruh ujung bumi. Yang menyangkal bahwa amaran Allah harus diberitakan kepada tiap orang sebelum Kristus dapat datang, tidak memiliki kebenaran. Tetapi kita harus tahu bahwa pemberitaan Injil ke seluruh dunia bukan merupakan satu-satunya syarat untuk kedatangan Kristus yang kedua kali. Masih ada syarat-syarat yang lain. Lagipula, kita harus tahu bahwa pemberitaan Injil tidak akan dapat diselesaikan dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan kita sendiri.
Perintah Kristus untuk membawa Injil ke seluruh dunia, disisipi satu perintah untuk tinggal di Yerusalem untuk menerima kuasa ROH SUCI sebagai hujan awal. Murid-murid Kristus belum siap untuk membawa Injil. Mereka belum menyelami arti Injil dengan kuasanya untuk mencipta manusia kembali menurut peta Allah. Mereka masih berlomba di antara mereka sendiri untuk kedudukan dan kekuasaan. ROH SUCI diperlukan untuk mengolah hati mereka terlebih dahulu! Setelah ROH SUCI turun ke atas murid-murid Kristus, barulah Injil diberitakan dengan kuasa yang besar dan dunia yang dikenal pada waktu itu diterangi dengan kebenaran Kristus.
Apa yang telah terjadi pada waktu hujan awal harus dimengerti dengan tepat. Kejadian itu tidak dicatat hanya untuk mengemukakan satu fakta sejarah tetapi untuk memberitahukan kepada kita bagaimana pekerjaan Injil akan diselesaikan pada waktu hujan akhir. Hujan awal mengajarkan kita tentang hujan akhir. Itulah nubuatan Alkitab! Kita harus mengerti nubuatan sebelum kita dapat bernubuat untuk melaksanakan kehendak Allah dan menyelesaikan pekerjaan mengamarkan penduduk dunia. Ini sangat logis. Bagaimana kita dapat bernubuat kalau kita sendiri tidak mengerti jalannya nubuatan? Bagaimana kita dapat menyelesaikan pekerjaan Injil kalau kita melakukan yang salah yang bertentangan dengan apa yang telah dinubuatkan oleh Injil? Marilah kita memecahkan persoalan ini dengan sebaik-baiknya agar tidak ada perselisihan di antara kita dan kita boleh bergerak maju bersama-sama untuk melaksanakan perintah Tuhan.
Alkitab mengikuti prinsip ‘bayangan’ dan ‘kegenapan.’ Apa yang terjadi pada waktu bangsa Israel merupakan ‘bayangan’ dan apa yang akan terjadi pada akhir zaman merupakan ‘kegenapan’. Bait Allah yang ada di padang belantara, di Silo, dan di Yerusalem, semua merupakan ‘bayangan’ dan gereja yang ada sekarang dengan Kristus sebagai IMAM BESAR di dalam kaabah surga merupakan ‘kegenapannya.’ Pemberitaan Injil ke dunia yang dikenal pada waktu itu dengan disertai kuasa ROH SUCI sebagai hujan awal merupakan ‘bayangan’ dari pekerjaan ROH SUCI pada akhir zaman yang akan menyelesaikan pekerjaan membawa Injil ke seluruh ujung bumi. Kalau untuk menerima kuasa Roh Suci pada waktu hujan awal diperlukan satu pekerjaan persiapan di antara pengikut-pengikut Yesus di Yerusalem, maka untuk menerima kuasa Roh Suci pada waktu hujan akhir juga diperlukan satu pekerjaan persiapan di antara pengikut-pengikut Yesus di gereja-gereja. Itulah nubuatan! Prinsip-prinsipnya sederhana sekali, tetapi sangat tepat untuk membuat kita tahu apa yang harus kita lakukan.
Ada satu kelompok ‘orang-orang percaya’ yang menentang usaha pengabaran Injil kepada orang-orang luar. Harap dimengerti bahwa Alkitab tidak menentang pemberitaan Injil kepada orang-orang luar. Roh nubuat juga tidak menentang pekerjaan itu. Kita semua mengabar Injil kepada orang luar! Tetapi Alkitab dan Roh Nubuat juga memfokuskan penginjilan kepada orang-orang dalam yang ditegur Kristus sebagai orang-orang yang miskin, buta, telanjang, dan celaka! Yang salah adalah untuk berpikir bahwa umat Allah sudah tidak membutuhkan KEBENARAN ALLAH yang lebih lanjut, dan bahwa dengan keadaan kita yang seperti sekarang ini kita akan dapat menyelesaikan pekabaran Injil dengan cara-cara banting tulang menurut rencana-rencana kita sendiri. Janganlah kita berharap dapat menyelesaikan pekerjaan Tuhan dengan tidak memberi makan domba-domba yang kelaparan di dalam kandang! Janganlah kita berharap dapat menyelesaikan pekerjaan Tuhan dengan tidak memberi makan diri kita dengan KEBENARAN KRISTUS! Jangan berharap, Saudara-saudara! Nubuatan firman Allah tidak mengajar kita konsep-konsep yang salah seperti itu! Kita harus tahu bahwa tidak akan ada penyelesaian pekerjaan Injil ke seluruh ujung bumi kecuali ROH SUCI datang dengan KUASANYA yang besar. ROH SUCI hanya akan datang apabila umat Allah sudah mengadakan penyelidikan ALKITAB secara intensif dan menerima KEBENARAN-KEBENARAN yang terdapat di dalamnya ke dalam hidup mereka. Nubuatan-nubuatan harus dipelajari dan dimengerti untuk diberitakan. Sebagaimana ada pekerjaan di rumah Tuhan pada zaman Yeremia, begitu pula ada pekerjaan di dalam sidang Tuhan dewasa ini. Kristus berseru:
“Berdirilah di pelataran rumah TUHAN dan katakanlah kepada penduduk segala kota Yehuda, yang datang untuk sujud di rumah TUHAN, segala firman yang Kuperintahkan untuk kaukatakan kepada mereka. Janganlah kaukurangi sepatah katapun!”—Yer. 26:2
Ada pekabaran yang harus dibawa kepada umat Allah. Sudahkah pekerjaan ini dilaksanakan? Sudahkah umat Allah mendalami kitab-kitab Daniel dan Wahyu sebagaimana dianjurkan oleh ROH NUBUAT? Sidang harus bangun! Firman Allah harus diselidiki! Kebenaran-kebenaran baru harus digali! Teguran-teguran dan berita-berita harapan Kristus kepada sidangNya harus disampaikan! Tidak boleh dikurangi sepatah katapun! Semua harus dikerjakan!
C.   JURU-JURU KABAR ALLAH TIDAK BOLEH MEMPERHITUNGKAN UNTUNG RUGI BAGI DIRI MEREKA SENDIRI
Kristus memanggil kita untuk dijadikan juru-juru kabarNya. Apabila hal ini kita pikirkan dengan seksama, kita akan mendapatkan jawabannya mengapa sebenarnya Kristus belum dapat datang. Apabila HUJAN AKHIR turun ke atas kita, tidak ada seorangpun yang tidak menjadi juru kabar Allah. Tidak akan ada lagi orang yang datang ke gereja untuk mendengarkan khotbah lalu pulang ke rumah untuk berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa. Itulah keadaan kita pada dewasa ini. Tetapi apabila HUJAN AKHIR turun ke atas umat Allah, tidak akan ada lagi orang yang pergi ke ‘gereja.’ ‘Gereja’ sudah tidak merupakan tempat kebaktian. Kita sudah mundur ke kota-kota kecil dan kita hanya turun ke tempat-tempat pemukiman manusia untuk memanggil mereka keluar dari peribadatan-peribadatan yang salah. Dapatkah kita melihat mengapa ada begitu banyak selisih paham di antara kita? Karena kita tidak mengenal nubuatan Allah. Kita semua berbicara dengan pikiran dan pendapat kita sendiri. Itulah sebabnya ada banyak kekacauan dan kesimpangsiuran di antara kita. Tanpa nubuatan kita tidak akan mempunyai arah.
Sekarang ini kita sedang dilatih dan disiapkan untuk menjadi juru-juru kabar Tuhan. Kita dilatih untuk menjadi juru-juru kabar yang tidak memperhitungkan untung-rugi kita. Kita harus menerima firman Tuhan dengan tulus hati dan memberitakan firman itu dengan tulus hati pula. Firman Tuhan tidak boleh dipilih-pilih menurut kesukaan kita sendiri—yang cocok dengan diri kita, kita terima, dan yang tidak cocok, kita tolak. Memberitakan firman juga tidak boleh disesuaikan dengan kesukaan atau ketidak-sukaan orang. “Janganlah kaukurangi sepatah kata pun,” begitulah perintah Tuhan. Dengan jujur hati kita harus mengemukakan firman Allah dengan apa adanya!
Firman Allah mempunyai fungsi tertentu. Apabila firman itu digunakan di luar fungsi tersebut, firman itu akan kehilangan kuasanya. Juru kabar yang masih menggunakan perhitungan-perhitungan dalam memberitakan firman Allah, memakai firman itu di luar fungsinya. Roh tidak akan menyertai FIRMAN yang digunakan di luar fungsinya. Oleh sebab itu, kuasa Roh Suci tidak akan ada.
Di mana ROH KUDUS tidak ada, firman itu akan menjadi kesalahan.
Firman Allah tidak boleh dipermainkan. Orang yang menyentuh firman Tuhan harus melakukan hal itu dengan hati yang tulus dan murni. Firman itu harus ditangani atas dasar YA kalau YA, dan TIDAK kalau TIDAK. Arti firman Allah tidak boleh dibelok-belokkan menurut keuntungan kita. Apa yang dikehendaki oleh Tuhan harus disampaikan sesuai dengan pengertian kita yang sejujur-jujurnya dan setulus-tulusnya. Hanya apabila firman Allah diperlakukan begitu, firman itu akan menjadi berkat dan, sebagai darah dan daging Kristus yang dimakan, akan membentuk perangai kita menurut sifat keilahianNya.
Yeremia merupakan juru kabar Allah yang sangat tulus hati. Ia memberitakan firman Allah tanpa memperhitungkan bahaya yang harus ia hadapi.
“Beginilah firman TUHAN: Jika kamu tidak mau mendengarkan Aku, tidak mau mengikuti Taurat-Ku yang telah Kubentangkan di hadapanmu, dan tidak mau mendengarkan perkataan hamba-hamba-Ku, para nabi, yang terus-menerus Kuutus kepadamu... maka Aku akan membuat rumah ini sama seperti Silo, dan kota ini menjadi kutuk bagi segala bangsa di bumi.”—Yer. 26:4-6.
Silo adalah tempat di mana kaabah Tuhan terletak. Baca 1 Samuel 4. Karena bangsa Israel tidak menurut firman Allah, rumah Allah di Silo ditinggalkan Tuhan. Bangsa Israel kalah berperang. Pada waktu mereka membawa tabut perjanjian ke medan perang dengan perhitungan bahwa Tuhan akan menyertai mereka dalam peperangan apabila tabut perjanjian itu dibawa, mereka tambah dikalahkan. Tuhan telah meninggalkan bangsaNya, dan rumahNya tidak disertai hadiratNya. Ramalan seperti itu dikemukakan oleh Yeremia kepada bangsa Yehuda. Mereka diberitahu bahwa walaupun maksud mendirikan rumah Allah adalah agar Allah dapat bertemu dengan umatNya, Allah akan meninggalkan bangunan-bangunan kaabah yang didirikan bagiNya apabila umatNya tidak mau menurut firmanNya. Amaran seperti yang di atas juga berlaku bagi kita. Gedung-gedung gereja yang indah tidak mempunyai arti apa-apa selama kebenaran firman Allah tidak diindahkan di dalam gedung gereja tersebut. KEBENARAN FIRMAN ALLAH adalah yang terutama! Semoga kita menyadari hal ini!
“Lalu sesudah Yeremia selesai mengatakan segala apa yang diperintahkan TUHAN untuk dikatakan kepada seluruh rakyat itu, maka para imam, para nabi dan seluruh rakyat itu menangkap dia serta berkata: ‘Engkau harus mati! Mengapa engkau bernubuat demi nama TUHAN dengan berkata: Rumah ini akan sama seperti Silo, dan kota ini akan menjadi reruntuhan, sehingga tidak ada lagi penduduknya?’”—Yer. 26:8-9.
Apa sebabnya iman-imam, nabi-nabi, dan rakyat bangsa Yehuda dapat menjadi marah terhadap Yeremia yang membawakan firman Tuhan dengan jujur hati? Jawabnya dapat kita berikan sendiri. Intinya adalah penolakan akan firman Tuhan.

D.   JURU-JURU KABAR ALLAH BERGANTUNG SEPENUHNYA KEPADA TANGAN PENJAGAAN TUHAN
Kita mempelajari firman Allah supaya kita dapat belajar menggantungkan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Iman kita dipupuk dan dilatih oleh Tuhan..
Pada waktu Yeremia diancam untuk dibunuh karena memberitakan kabar yang negatif tapi benar, Yeremia tidak melawan dengan sifat takabur, melainkan menyerahkan dirinya kepada kehendak hati lawan-lawannya tanpa mengingkari firman Allah dalam hal yang terkecil sekalipun! Itulah kekuatan iman yang ada pada tiap orang yang mengasihi KEBENARAN FIRMAN ALLAH. Sama halnya dengan kekuatan iman yang dimiliki Yesus Kristus. Ia menyerah tanpa melawan kepada penguasa-penguasa yang ada. Inilah sifat yang harus dimiliki oleh tiap juru kabar Allah yang akan memberitakan INJIL ke seluruh ujung bumi untuk menyongsong kedatangan Kristus yang kedua kali. Tidak cukup untuk berkata bahwa pekerjaan Injil akan diselesaikan dengan kuasa ROH SUCI dalam satu atau dua khotbah. ROH SUCI baru dapat menguasai hati seseorang yang dengan patuh mencari KEBENARAN FIRMAN ALLAH selama masa persiapan untuk menerima kecurahan HUJAN AKHIR. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan kesungguh-sungguhan dan ketekunan yang mengandung latihan untuk menyalibkan dan menyerahkan diri 100% kepada kehendak Allah. Tidak kurang dari persiapan-persiapan yang dilakukan Daniel beserta kawan-kawannya, sehingga dapat menang pada saat dipaksa untuk menyembah patung yang didirikan oleh penguasa-penguasa kerajaan Iblis di Babel, diperlukan!
Tuhan sendiri telah mengamarkan kita melalui hambaNya bahwa “Tidak seorangpun kecuali mereka yang telah memperkuat pikiran mereka dengan kebenaran-kebenaran Kitab Suci akan bertahan melalui pertentangan besar yang terakhir.”—GC 593. Sudahkah umat Advent menyadari hal ini sepenuhnya? Siapa di antara kita yang pikirannya sudah penuh dengan kebenaran Alkitab, sehingga pilihan-pilihan yang dibuat dan keputusan-keputusan yang diambil sudah setuju dengan kehendak Allah? Ada? Kalau belum ada, apakah tidak perlu berusaha untuk memperkuat pikiran kita dengan kebenaran firman Allah terlebih dahulu?
Apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pemberitaan Injil sebelum Yesus datang tidaklah sama dengan apa yang diperlukan pada masa-masa sebelumnya. Umat Allah yang diminta mempertahankan KEBENARAN FIRMAN ALLAH  pada akhir zaman membutuhkan kuasa sebagaimana yang belum pernah dimiliki oleh pengikut-pengikut Allah pada zaman yang manapun. Persiapan-persiapan untuk kita adalah yang paling cermat dan terpusat. Segenap kekuatan surga dalam bentuk kecurahan ROH SUCI pada saat HUJAN AKHIR harus diberikan kepada umat Allah. Kita menghadapi puncak peperangan di antara kuasa baik dan jahat. Setan akan menggunakan segenap kekuatannya untuk memusnahkan umat Allah. Ia akan berusaha melenyapkan umat percaya dari permukaan bumi ini. Setan akan menggunakan pelajaran-pelajaran yang menyesatkan; rasa segan di antara sesama manusia agar umat Allah tidak melawan ajakan-ajakan persatuan di antara umat beragama; mukjizat-mukjizat yang mengherankan dalam berbagai bentuk; hiburan-hiburan yang menawan hati dalam bentuk penemuan-penemuan modern; ambisi, kedudukan, keberhasilan dalam pekerjaan; perbuatan-perbuatan yang sosial dengan penuh kasih dan kemurahan hati; pekerjaan-pekerjaan kemanusiaan yang lain; peperangan, kekacauan, kejahatan, kebengisan, dan kekejaman; dan apabila semua cara masih saja gagal untuk menceraikan umat Allah dari KEBENARAN FIRMAN TUHAN, ia akan menggunakan kekerasan dan ancaman untuk memusnahkan mereka dari permukaan bumi ini. Umat Allah yang hidup pada akhir zaman membutuhkan satu kekuatan yang belum pernah terlihat di antara pengikut-pengikut Yesus sebelumnya. Ini tidak dapat diperoleh dengan cara-cara dan pikiran kita sendiri. Kekuatan ini hanya dapat diperoleh melalui KEBENARAN FIRMAN ALLAH yang disertai ROH SUCI!
Umat Allah akan dididik dan dilatih dalam penyerahan diri kepada Tuhan sepenuhnya agar dapat bertindak seperti nabi Yeremia di bawah ancaman pembunuhan terhadap dirinya dengan kata-kata:
“Tuhanlah yang telah mengutus aku supaya bernubuat tentang rumah dan kota ini untuk menyampaikan segala perkataan yang telah kamu dengar itu…  Tetapi aku ini, sesungguhnya, aku ada di tanganmu, perbuatlah kepadaku apa yang baik dan benar di matamu. Hanya ketahuilah sungguh-sungguh, bahwa jika kamu membunuh aku, maka kamu mendatangkan darah orang yang tak bersalah atas kamu dan atas kota ini dan penduduknya, sebab TUHAN benar-benar mengutus aku kepadamu untuk menyampaikan segala perkataan ini kepadamu.”—Yer. 26:12-15.
Satu kesetiaan yang seperti jarum kompas menunjuk ke arah utara dan tidak dapat dibelokkan oleh godaan, bujukan-bujukan manis, atau ancaman-ancaman dalam bentuk apa pun sedang dipersiapkan oleh Tuhan bagi umatNya! Maukah kita mengerti??



E.    JURU-JURU KABAR PALSU JUGA BERNUBUAT DEMI NAMA ALLAH
Tuhan menuntun umat Israel yang ditawan di Babel melalui nubuatan. Dengan perantaraan nabi Yeremia, mereka diberitahu bahwa mereka harus tinggal dalam tawanan selama tujuh puluh tahun.
Tetapi Nabi Hananya berkata:
“Beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel: Aku telah mematahkan kuk raja Babel itu. Dalam dua tahun ini Aku akan mengembalikan ke tempat ini segala perkakas rumah TUHAN yang telah diambil dari tempat ini oleh Nebukadnezar, raja Babel, dan yang diangkutnya ke Babel. Juga… raja Yehuda, beserta semua orang buangan dari Yehuda yang dibawa ke Babel akan Kukembalikan ke tempat ini, demikianlah firman TUHAN! Sungguh, Aku akan mematahkan kuk raja Babel itu!”—Yer. 28:2-4.
“Kemudian nabi Hananya mengambil gandar itu dari pada tengkuk nabi Yeremia, lalu mematahkannya. Berkatalah Hananya di depan mata seluruh rakyat itu: ‘Beginilah firman TUHAN: Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, dari pada tengkuk segala bangsa!’”--Yer. 28:10-11.
Kita tidak boleh mengira bahwa pemberitaan Setan pasti tidak meyakinkan. Setan bukan malaikat kelahiran kemarin. Ia mempunyai pengalaman dalam menipu dan menjatuhkan manusia enam ribu tahun lamanya. Keberhasilannya dapat kita baca dalam Roma 3:23 yang berbunyi, “Semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Semua orang telah dibuat bertekuk lutut oleh Setan. Oleh sebab itu, pemberitaan-pemberitaannya pasti meyakinkan! Ia membuka tutur katanya dengan: Beginilah firman Tuhan. Sepertinya sebutan Tuhan masih belum cukup meyakinkan seseorang, ia tambah dengan kata-kata ‘semesta alam.’ Itupun belum dianggapnya cukup. Ia tambah lagi dengan ‘Allah Israel’ sehingga menjadi “Beginilah firman Tuhan semesta alam, Allah Israel.” Kalau pendahuluan itu belum juga mengundang kepercayaan, ia atur supaya pokok beritanya menawan para pendengarnya. Israel susah hati karena ditawan. Tawanan tujuh puluh tahun adalah sangat lama. Oleh sebab itu, ia hadapkan satu hiburan yang menyingkat waktu penderitaan itu dari tujuh puluh tahun menjadi dua tahun saja! Dalam waktu dua tahun itu ia menjanjikan pengembalian segala perkakas rumah Tuhan dan semua orang beserta raja mereka yang telah dibawa ke Babel! Bukankah berita itu menyukakan hati? Cobalah kita menempatkan diri kita di pihak orang-orang Yehuda yang ditawan. Berita manakah yang akan lebih kita sukai? Menunggu pelepasan selama tujuh puluh tahun atau menunggu pelepasan selama dua tahun saja? Kabar yang mengurangi penderitaan kita dan yang mendatangkan harapan akan kemenangan yang lebih segera tentu lebih memikat kita untuk percayai. Tetapi apakah pekabaran yang menyenangkan kita itu selalu benar? Apakah itu merupakan kebenaran Allah?
Untuk meyakinkan umat Yehuda bahwa apa yang diberitakan Hananya adalah benar, dibuat satu demostrasi. Gandar dari kayu yang melingkar di leher Nabi Yeremia dipatahkannya. Kemudian Hananya berkata, “Beginilah firman Tuhan: Dalam dua tahun ini begitu jugalah Aku akan mematahkan kuk Nebukadnezar, raja Babel itu, dari pada tekuk segala bangsa.”
Apa yang diperbuat Yeremia? Yang dilakukan Nabi Yeremia, menurut harapan jangka pendek, sangat mengecewakan kita. Bukankah kita seringkali ingin mengadu kebenaran firman Allah dengan konsep-konsep yang salah dalam satu perdebatan yang terbuka? Kita berharap supaya pada saat seperti itu, orang yang mewakili kebenaran Tuhan dapat membekuk sampai tutup mulut orang-orang yang mengajarkan yang salah. Tetapi Yeremia sangat mengecewakan orang yang mempunyai harapan agar ia menunjukkan kekuatannya. Yeremia undur dan pergi.
Yeremia tidak gegabah. Ia belum mempunyai instruksi dari Tuhan. Oleh sebab itu, ia undur dan pergi dari gelanggang ‘pertempuran.’ Sebagai nabi Allah, ia tidak takabur. Ia menunggu petunjuk-petunjuk dari Allah.
“Maka sesudah nabi Hananya mematahkan gandar dari pada tengkuk nabi Yeremia, datanglah firman TUHAN kepada Yeremia: ‘Pergilah mengatakan kepada Hananya: Beginilah firman TUHAN: Engkau telah mematahkan gandar kayu, tetapi Aku akan membuat gandar besi sebagai gantinya! Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam, Allah Israel (Pengakuan pihak yang tulen dan yang palsu seringkali tidak berbeda!): Kuk besi akan Kutaruh ke atas tengkuk segala bangsa ini, sehingga mereka takluk kepada Nebukadnezar, raja Babel; sungguh, mereka akan takluk kepadanya! Malahan binatang-binatang di padang telah Kuserahkan kepadanya.’”—Yer. 28-12-14.
Saudara-saudara! Kita harus sangat berhati-hati dengan firman Tuhan! Kita tidak boleh takabur sebab kita mudah dijebak Iblis dan memperlakukan firman Allah hanya menurut kesukaan kita sendiri. Tuhan mengamarkan kita bahwa: “Banyak yang akan berdiri di atas mimbar-mimbar kita dengan obor nubuatan palsu di dalam tangan mereka.”—Testimonies to Ministers 409.
Kita tidak perlu menunjuk tangan kepada orang lain, tetapi kita perlu sangat berhati-hati. Semoga masing-masing kita mau tunduk kepada Kristus, mempelajari firmanNya dengan sungguh-sungguh agar kita terhindar dari tipu muslihat Iblis dan boleh dipakai sebagai perkakas-perkakas yang indah di dalam tangan TUHAN. Perjalanan menuju ke surga memang rumit dan sulit. Biarlah kita mengarahkan pandangan kepada Kristus agar kita jangan tergelincir dan jatuh ke dalam kegelapan!


Disadur ulang dari seri Pelajaran Alkitab & Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswoyo, Arief Margono, Sabat, 3 April 1982
Diketik oleh Monik Amelia, Oktober 2007 – Florida, USA
dipublish di blog oleh klavierlenk 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar