Sabtu, 15 Agustus 2015

- KEMANUSIAAN YESUS - SUATU LADANG PENUH HARTA KEROHANIAN YANG PERLU DIGALI -Bagian 1-

- KEMANUSIAAN YESUS - SUATU LADANG PENUH HARTA KEROHANIAN YANG PERLU DIGALI
-Bagian 1-


1.    Sambil Menggali, Sambil Berjaga-jaga Agar Tidak Terjerumus Ke Dalam Alam Spekulasi

Walaupun manusia suka mengira bahwa dirinya adalah besar, sesungguhnya manusia adalah sangat kecil. Lebih kita dapat menyadari keadaan diri kita ini, lebih Allah dapat bekerja untuk menyatakan sebagian dari rahasia keilahian-Nya kepada kita!

Kemanusiaan Yesus di dalam ke-AllahanNya adalah suatu rahasia yang sangat besar. Janganlah sampai seorangpun di antara kita yang akan mengira bahwa ia dapat mengerti segala rahasia yang menyelimuti kemanusiaan Kristus! Tetapi, seberapa banyak dari rahasia itu yang diperlukan oleh manusia untuk keselamatannya, akan dijelaskan oleh Allah melalui Alkitab dan Roh Nubuat.

“Bidang pelajaran tentang penjelmaan Kristus adalah suatu ladang yang dapat menghasilkan banyak buah, dan akan mendatangkan upah bagi dia yang menggali sangat dalam untuk kebenaran yang tersembunyi.” – Ms. 67, 1898 (Diambil dari tape yang disajikan oleh Dennis Priebe, seorang dosen Pacific Union College).

Dengan adanya suatu pernyataan seperti yang di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang amat penting tentang kemanusiaan Yesus yang akan dinyatakan kebenarannya oleh Allah demi keselamatan kita!

Biarlah kita selalu menjaga diri kita dari keinginan-keinginan kita yang seringkali tidak berfaedah untuk mengetahui terlalu banyak dari hal kemanusiaan Kristus! Hal ini akan membuat kita berdebat di antara kita sendiri tanpa ujung pangkal tentang perkara-perkara yang kita sendiri tidak dapat menjelaskannya! Biarlah kita bersedia membatasi diri kita pada perkara-perkara yang dinyatakan kebenarannya dengan pasti oleh Alkitab dan Roh Nubuat, sehingga kita tidak membuat terkaan-terkaan dan belajar untuk sungguh-sungguh menghormati firman Tuhan! Kita harus menghindarkan diri kita dari nafsu perdebatan kita! Tidakkah Yesus sudah lama menderita melihat perpecahan-perpecahan yang selalu terjadi di kalangan umat-Nya? Bukankah Yesus berdoa untuk persatuan di antara kita sebagaimana Dia, Allah Bapa dan Roh Kudus itu satu adanya?

Tetapi, apakah arti PERSATUAN yang telah didoakan-Nya itu? (Yohanes 17:11,21,22). Apakah itu suatu persatuan sebagaimana yang dikejar oleh manusia pada umumnya yang berada di bumi ini? Apakah itu suatu persatuan  yang hanya dapat dilihat di luar sedangkan di dalamnya didapati iri hati, perebutan pangkat, perselisihan pelajaran dan sebagainya?

“Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.” – Yohanes 17:21.

Bapa di dalam Yesus dan Yesus di dalam Bapa – apakah itu artinya?? Persatuan yang didoakan oleh Yesus supaya dapat menjadi suatu kenyataan, bukanlah suatu persatuan seperti yang kita lihat di antara kita sekarang! Saudara-saudara, marilah kita bangun dan menjadi sadar bahwa Allah menghendaki suatu persatuan di antara kita yang sama sekali lain!! Ya, suatu persatuan sama seperti persatuan yang ada di antara Yesus dan Allah Bapa melalui Roh Kudus!! Satu persatuan yang senafas, sehati, seperasaan, seperjuangan, dan seiman!

Bagi kita, suatu persatuan yang seperti di atas adalah suatu khayalan belaka! Persatuan seperti itu adalah di luar jangkauan kita! Bagus! Kesadaran itu akan membuat kita melihat bahwa persatuan kita di bawah organisasi kita dewasa ini, adalah suatu persatuan yang semu dan masih dipaksakan! Persatuan kita dewasa ini adalah suatu persatuan demi keutuhan organisasi saja! Persatuan kita masih merupakan suatu persatuan yang didasarkan etika dan kesopanan! Persatuan kita belumlah merupakan suatu persatuan yang sepenuhnya digerakkan Roh Suci dengan kepenuhan kuasa-Nya!

Bagaimanakah persatuan seperti yang didoakan oleh Kristus itu boleh diciptakan di antara kita?? Apakah hal itu dapat terjadi dengan cara-cara dan metode-metode kita? Apakah hal itu boleh terjadi apabila kita mengikuti filsafah-filsafah dan akal budi orang-orang dunia? Apakah hal itu dapat diwujudkan oleh cara-cara berpikir pemimpin-pemimpin kita dalam organisasi apabila cara-cara berpikir itu tidak disesuaikan dengan firman Allah yang dijelaskan oleh Roh Allah??
Marilah kita memperhatikan kepada Bapa-Nya bahwa doa persatuan Kristus itu disertai suatu permohonan yang lain.

“Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. …… Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.” ---- Yohanes 17:17,19.

Persatuan yang didoakan oleh Yesus tidak akan dapat menjadi kenyataan di antara kita sebelum kita merelakan hati kita dikosongkan dari segala kesombongan dan kepentingan diri kita dan kita bersedia dikuduskan di dalam kebenaran oleh Roh Suci melalui firman Allah.

Sepanjang hidup-Nya dan selama perjuangan-Nya di dunia ini Yesus telah menguduskan diri-Nya dalam kebenaran firman Allah agar Ia dapat menguduskan kita dalam kebenaran yang sama. Tetapi, kita tidak menghargai pengorbanan Juruselamat kita itu! Apakah sebabnya Yesus, yang asal-usulnya adalah FIRMAN dan KEBENARAN itu sendiri, mau mengosongkan diri-Nya dari KEBENARAN itu dan menjadi manusia yang tidak tahu apa-apa sehingga Ia harus diajar tentang KEBENARANNYA sendiri dari dasar yang paling pertama?? Apakah sebabnya Ia, yang tadinya MAHATAU mau dijadikan bodoh untuk diajar kembali dari hal kebenaran firman-Nya?? Yesus memberi teladan kepada kita bahwa kekudusan Allah itu hanya akan menjadi bagian kita apabila kita mau menerima segala kebenaran firman itu; dan kebenaran firman itu hanya akan menjadi milik pusaka kita apabila kita mau menerima kebenaran itu seperti seorang anak bayi kecil yang baru dilahirkan! Itulah sebabnya Yesus telah mengajar kita, melalui penjelmaan-Nya sebagai manusia, bahwa kita semua harus dilahirkan kembali apabila kita hendak masuk ke dalam Kerajaan Allah!

Penjelmaan Kristus sebagai manusia adalah berita pokok dari Injil keselamatan-Nya itu! Hal ini merupakan landasan dari segala pelajaran tentang kerendahan hati! Pelajaran ini adalah bagi pemimpin kita yng tertinggi sampai anggota gereja kita yang terendah! Penerimaan pelajaran ini adalah kunci dari persatuan kita yang telah didoakan oleh Kristus!

Kita harus menyelidik kebenaran Alkitab dan Roh Nubuat dengan sikap bahwa kita belum mempunyai pengertian apa-apa dari hal kebenaran sebelum ini, sehingga kita harus belajar dari permulaan! Apabila Kristus telah melakukan hal itu, apakah professor-professor dan ahli-ahli teologia kita akan merasa terlalu hina untuk melakukan hal yang sama? Apabila masih ada yang merasa dirinya sangat dihina oleh anggapan bahwa dirinya adalah bodoh, kita khawatir bahwa orang itu belum merelakan Roh Suci bekerja di dalam hatinya! Apapun kedudukan seseorang, apapun pendidikannya, dan berapa lama pun pengalamannya dalam pekerjaan penginjilan untuk Tuhan, ia harus dilahirkan kembali dan menjadi seorang bayi yang belum tahu apa-apa dalam perkara-perkara Allah. Innilah jalan yang telah ditempuh oleh Yesus Kristus, Teladan kita! Kecuali Masehi Advent Hari Ketujuh bersedia mengikuti jejak Kristus, kita akan tetap saja terpecah belah sampai saatnya tiba di mana Tuhan akan mengguncangkan dan menampi kita!!

2.    Perbedaan Pendapat Di Antara Kita Perihal Kemanusiaan Kristus

Pendeta William G. Johnson, editor majalah kita Adventist Review, telah memuat suatu karangan bersambung yang diberinya judul “Apakah sebabnya saya adalah seorang Adventis?” Dalam salah satu karangannya yang dimuat dalam Adventist Review, 31 Januari 1985, pendeta kita menulis:

“Sebagian orang Advent berdebat tentang sifat kemanusiaan Yesus. Sedangkan satu kelompok menekankan bahwa Yesus telah datang dengan sifat kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya, yang lain berpendapat bahwa Ia telah mengambil sifat kemanusiaan Adam setelah kejatuhannya. Kedua belah pihak berusaha untuk melindungi kepribadian Yesus: pihak yang pertama, dari anggapan bahwa ada dosa di dalam-Nya; dan pihak yang kedua, dari segala kecenderungan untuk menyangkal kebenaran kemanusiaan-Nya.”



Siapakah yang dimaksudnya dengan kata-kata “sebagian orang Advent?” Apakah mereka pemimpin-pemimpin kita? Apakah mereka anggota-anggota kita yang tidak berpengaruh? Apakah perdebatan itu terjadi di antara pemimpin-pemimpin kita dengan anggota-anggota awam dalam sidang? Perlukah kita ikut-ikut menanggapi permasalahan tersebut?

Sebagai anggota-anggota gereja kita perlu mengetahui apakah yang telah terjadi di antara kita. Apakah kejadian-kejadian itu merupakan perkara-perkara yang remeh saja? Ataukah kejadian-kejadian itu mempunyai akibat yang dapat mempengaruhi jalan keselamatan kita? Paling sedikit kita harus mencari tahu apakah yang dikehendaki Tuhan dari masing-masing kita dalam menanggapi masalah-masalah yang seperti itu!

Kita semua diberi tugas oleh Tuhan dalam menegakkan Injil-Nya sebagaimana kitajuga diberi tugas untuk menyebarkan Injil-Nya! Kita semua harus secara aktif melibatkan diri dalam segala urusan yang menyangkut Injil Kristus! Tetapi, kita harus melakukan hal itu di bawah pimpinan Roh dengan kebijaksanaan-Nya! Roh Nubuat menulis:


“Anggota-anggota gereja kita melihat bahwa ada perbedaan-perbedaan pendapat di antara pemimpin-pemimpin kita, dan mereka sendiri telah ikut berdebat tentang pelajaran-pelajaran yang dipermasalahkan. Kristus meminta persatuan. Tetapi Ia tidak meminta kita untuk bersatu atas dasar yang salah. Allah sorga membuat suatu perbedaan yang nyata di antara kebenaran yang murni, mengangkat jiwa dan memuliakan dan pelajaran-pelajaran yang salah dan menyesatkan. ……. Saya mendesak saudara-saudara kita untuk bersatu atas dasar Alkitab yang benar.” – 1 S.M. 175.

Rupanya kita hanya mengulang-ulangi sejarah saja! Rupanya bukan satu kali ini saja di mana pemimpin-pemimpin kita telah di dapati tidak bersatu dalam pelajaran. Mereka telah berdebat, dan anggota-anggota gereja kita telah ikut berdebat. Tetapi, Tuhan meminta persatuan!!

Apakah yang telah kita lakukan untuk mencapai ‘persatuan’ yang telah diminta oleh Tuhan? Gantinya kita meremukkan diri kita masing-masing, lalu pergi ke Kristus untuk meminta pernyataan dari Roh Suci apakah yang merupakan kebenaran, kita telah membuat kesalahan yang fatal dengan menerima dua konsep yang masih diperdebatkan sebagai pelajaran-pelajaran yang dapat direima kedua-duanya di antara kita.

Sejarah telah memberitahukan bahwa kita telah melakukan hal yang sama pada waktu Armageddon, Raja Utara dari Daniel 11, Raja-raja dari sebelah matahari terbit (Wahyu 16:12) dan pengeringan sungai Efrat (Wahyu 16:12) diperdebatkan. Untuk memelihara ‘persatuan’ dan melayani satu pihak yang berpegang pada kesalahan dan belum mau melihat kesalahannya itu, kita telah membiarkan dua paham yang bertentangan untuk beredar-edar di antara kita. Apakah hasilnya? Kita memang telah memelihara ‘persatuan’, tetapi tidak atas dasar yang telah diserukan oleh Allah; yaitu persatuan atas dasar kebenaran firman Tuhan yang murni, yang meninggikan jiwa dan yang memuliakan!

Ada lagi satu akibat yang dapat kita lihat, yaitu, tidak dibicarakannya pokok-pokok pelajaran itu lagi di antara kita! Dengaan kata lain, sebagai akibat dari tindakan yang telah kita ambil, pokok-pokok pelajaran yang penting-penting itu telah melenyap dari kalangan kita! Cobalah kita bertanya kepada anggota-anggota gereja kita yang baru dibaptis, ataupun yang dibaptis 20, 25, 30 tahun yang lalu tentang Raja Utara, Raja Selatan, pengeringan Sungai Efrat atau Raja-raja yang datang dari timur. Mereka akan menjawab bahwa mereka tidak pernah mendengar dari hal kebenaran-kebenaran tersebut. Apakah dengan kenyataan itu, kita telah maju dengan pemberitaan pekabaran kita?

Belum lagi kalau kita mengaji ‘kemajuan’ pekerjaan penginjilan kita dengan tulisan-tulisan Roh Nubuat yang menganjurkan kita untuk mempelajari kebenaran-kebenaran yang telah kita sebut di atas! Apabila kita melakukan hal ini, kita akan tahu bahwa kita telah menyimpang jauh dari petunjuk-petunjuk Allah dengan tindakan-tindakan yang telah kita ambil secara organisasi. Kita tidak menyesali apa yang telah terlanjur terjadi, tetapi sedikitnya kita harus menjadi sadar bahwa kita telah membuat banyak kesalahan-kesalahan di masa-masa yang lampau supaya kita tidak mengulangi atau membuat kesalahan-kesalahan yang sama sekarang.

DEWASA ini kita masih berada di tengah-tengah berkecamuknya perdebatan tentang kemanusiaan Yesus. Telah dikatakan oleh Pendeta Willian G. Johnson bahwa satu pihak berpendapat bahwa Yesus telah menjelma ke dalam kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya dan pihak yang lainnya berpendapat bahwa Yesus telah datang dengan kemanusiaan Adam 4000 tahun setelah kejatuhannya. Orang-orang ‘besar’ dan orang-orang berpendidikan yang memegang kedudukan-kedudukan yang penuh tanggung jawab berada di kedua belah pihak! Kita belum dapat disatukan hingga hari ini!

Pada tahun 1976 sebuah komite yang telah dibentuk untuk mempelajari Righteousness by Faith (Dibenarkan oleh Iman), telah mengeluarkan pernyataan yang tidak menyalahkan ataupun membenarkan kedua pendapat tentang kemanusiaan Yesus tersebut (Baca laporan Komite tersebut dalam R.&.H. 27 Mei 1976 dan Ministry Agustus 1976). Dengan kata lain, kedua-duanya dianggap sebagai pelajaran yang dapat diterima di kalangan kita. Apakah hal ini akhirnya tidak akan membuat pelajaran tentang kemanusiaan Yesus menghilang juga dari antara kita?? Artinya, demi ‘persatuan’ secara organisasi, satu pihak akhirnya tidak akan membicarakan kemanusiaan Yesus lagi supaya tidak menyinggung yang lainnya, dan pihak yang lain juga akan melakukan hal yang sama, sehingga kemanusiaan Yesus sama sekali tidak akan dibicarakan lagi dalam gereja-gereja kita. Padahal Roh Nubuat telah menganjurkan kita untuk menggali dalam-dalam tentang kebenaran yang satu ini dan menemukan harta yang masih terpendam!

Apabila dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan kita yang dulu, kita telah menyingkirkan dengan tidak sengaja, sebagian dari kebenaran-kebenaran tiga malaikat yang telah diserahkan kepada kita, apakah hari ini kita mau, dengan kebijaksanaan kita yang sama, menyingkirkan lagi sebagian dari jantung pekabaran kita?

Apakah sebabnya kita harus memilih untuk mundur atau terus dalam pengertian kita tentang pekabaran kita?


3.    Hanya Satu Saja Di Antara Dua Pendapat Yang Betul

Apabila Injil dipelajari dengan baik-baik, kita akan mengetahui bahwa Allah Bapa hanya ada satu, Kristus hanya ada satu, Roh Suci juga hanya ada satu. Roh Suci yang satu adanya, tentu hanya dapat mengilhamkan satu kebenaran! Satu kebenaran tentu akan menghasilkan satu pelajaran dan satu pelajaran akan membentuk satu iman. Dua macam pendapat dengan sendirinya tidak dapat dibenarkan kedua-duanya! Atas dasar ini, kita masing-masing mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk bergumul dengan Tuhan dan memohon kepada-Nya agar mau menyatakan kepada kita kebenaran-Nya.

Apakah sebabnya PERSATUAN sebagaimana yang telah didoakan oleh Kristus belum dapat menjadi bagian kita? Oleh sebab kita tidak mengikuti jejak Teladan kita itu!!! Kita merasa bahwa diri kita adalah berpengetahuan dan kita telah menyelidik kebenaran Alkitab yang paling lama. Oleh sebab itu kita bertahan bahwa pendapat kita adalah yang benar.

Apakah sebabnya Yesus telah mengosongkan diri-Nya dari segala pengetahuan yang telah ada pada-Nya sebelum dunia dijadikan? Oleh sebab Ia hendak memberi teladan kepada kita bahwa untuk dapat mengerti KEBENARAN, kita harus terlebih dahulu mau mengosongkan diri kita dari konsep-konsep kita agar Roh dapat mengisi kita dengan kebenaran-Nya!

Apabila pemimpin-pemimpin kita yang berdebat mau memandang Kristus dan mau mempraktekkan kebenaran penjelmaan Kristus itu dalam diri mereka masing-masing, tentu tidak akan ada perdebatan lagi! Masing-masing masih dipenuhi dengan rasa ‘kebesaran akunya’ sehingga kemanusiaan Kristus tidak lagi dipraktekkan sebagai kuasa yang dapat mengubah perangai kita, melainkan dijadikan bahan untuk diperdebatkan.

Apabila pemimpin telah berdebat dengan pemimpin, masalahnya tentu adalah serius! Kedua belah pihak tentu akan berpegang pada ayat-ayat Alkitab dan Roh Nubuat! Teetapi, kita bertanya: Apabila kedua belah pihak berpegang pada ayat-ayat Alkitabdan tulisan-tulisan Roh Nubuat, dapatkah kedua-duanya menjelaskan ayat-ayat Alkitab dan Roh Nubuat tidak mengeluarkan paham yang saling bertentangan, apabila terjadi perselisihan salah satu pihak pasti telah membuat kesalahan dengan menafsirkan Alkitab dan Roh Nubuat secara kurang cermat.

Sekiranya hal ini dapat diterima oleh semua pihak, akan datang kesadaran dalam diri masing-masing bahwa dirinyalah yang mungkin berada di pihak yang salah itu demi PERSATUAN yang telah didoakan oleh Kristus dan demi PERSATUAN yang harus dilandaskan atas KEBENARAN, semua akan bersedia untuk mengosongkan hati dari “egoismenya” masing-masing dan mendoakan kebenaran yang datang dari Roh agar dapat diterima menjadi kuasa bagi sidang  ini untuk mengemban tugasnya!

Sayangnya, kita tidak mengikuti petunjuk-petunjuk Kristus! Pemimpin telah berdebat dengan pemimpin, masing-masing belum mau melepaskan pendapatnya sedangkan masing-masing memegang jabatan dan kedudukan yang penting! Apakah yang harus kita buat? Untuk bertindak adil terhadap kedua belah pihak, secara organisasi, kita telah menerima kedua pendapat yang ada agar dengan demikian organisasi dapat diselamatkan! Tetapi, dengan tindakan-tindakan yang telah kita ambil ini, kita telah melemahkan diri kita! Kebenaran semakin menjadi luntur oleh sebab bagian-bagian yang vital telah melenyap dari kita! Itulah sebabnya kita berada dalam keadaan yang suam-suam kuku yang mengakibatkan kita diancam oleh Tuhan untuk diludahkan dari mulut-Nya!


4.    Kita Harus Memilih Satu Di Antara Dua Paham

Memilih barang adalah mudah, tetapi memilih KEBENARAN adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan segenap kerendahan hati kita agar kita dapat dibantu oleh Roh.

Mengenai kemanusiaan Yesus, dua paham pokok berada di depan kita untuk kita pilih:

a.            Yesus telah mengambil kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya ke dalam dosa.
b.            Yesus telah mengambil kemanusiaan Adam sekitar 4000 tahun sesudah kejatuhannya ke dalam dosa.

Perlu dicatat bahwa ada paham yang ketiga yang baru belakangan ini muncul di antara kita! Nampaknya kita bukannya semakin mendekat kepada PERSATUAN, melainkan kita semakin menjauh! Pendapat yang ketiga ini  dapat dibaca dalam buku  THE SANCTUARY AND THE ATONEMENT, halaman 701. Buku ini diterbitkan oleh “The Biblical Research Committee of The General Conference of Seventh-day Adventists”. Paham ini merupakan suatu kompromi di antara kedua paham yang telah kita sebut di atas; yaitu Yesus tidak mengambil kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya dan juga bukan kemanusiaan Adam sesudah kejatuhannya, melainkan suatu sifat kemanusiaan Yesus uang khusus (the unique ‘Christ’s nature’).

Dari manakah timbul istilah “kemanusiaan Yesus yang khusus ini”? Istilah ini tidak dapat ditemukan di dalam tulisan-tulisan Alkitab maupun Roh Nubuat! Istilah ini hanya muncul oleh sebab kita hendak mendamaikan dua paham yang bertentangan! Dengan kata lain, kita hendak membuat suatu kebenaran baru dengan cara menggabungkan ‘kebenaran’ dengan ‘kesalahan’. Dapatkah hal yang semacam ini dibuat? Apakah sebabnya Masehi Advent Hari Ketujuh suka menempuh jalan ini?

Kita mengerti bahwa saudara-saudara kita tidak suka melihat perpecahan terjadi di kalangan kita! Kita mengerti bahwa saudara-saudara kita sangat merindukan PERSATUAN karena hal ini telah didoakan oleh Kristus. Tetapi bolehkan PERSATUAN itu dikejar dengan mengorbankan kebenaran?

Tidak seorang pun yang akan merasa melihat gereja kita digoncangkan oleh Tuhan! Tidak ada seorang pun yang akan merasa gemar melihat beberapa di antara pemimpin kita jatuh berguguran seperti bintang-bintang yang digoncang dari langit. Namun, apabila kita tidak bertindak hati-hati di hadapan Allah kita, kita justru akan mengalami apa yang telah dinubuatkan oleh hamba Tuhan!!!

Telah ada dua paham tentang kemanusiaan Kristus yang telah membuat kepala kita menjadi pusing. Hariskah ada paham yang ketiga untuk lebih memusingkan kita?? Marilah kita berusaha, oleh anugerah Roh Kudus, untuk dapat memperkecil perbedaan-perbedaan pendapat yang ada di antara kita. Marilah kita berusaha untuk mencari yang manakah yang benar di antara dua paham yang telah ada di antara kita tanpa perlunya menambah satu paham lagi untuk lebih membingungkan anggota-anggota gereja kita!


5.    Mengaji Kebenaran Dengan Faham-Faham Injil Yang Sederhana

Dalam pelajaran kita yang berikut, kita akan berusaha untuk mengutip ayat-ayat Alkitab dan tulisan-tulisan Roh Nubuat yang telah digunakan dalam perdebatan-perdebatan di antara kita. Dalam pelajaran ini, kita akan menggunakan dasar-dasar pengertian Alkitab yang sangat sederhana untuk melihat yang manakah di antara kedua pendapat yang ada, dapat memenuhi syarat-syarat kebenaran secara keseluruhan!

Kita mengetahui bahwa untuk dapat menebus manusia, Yesus harus MATI untuk membayar pelanggaran-pelanggaran kita. Mati berarti sungguh-sungguh diceraikan dari Allah. Alkitab telah menggariskan bahwa “UPAH DOSA IALAH MAUT” (Roma 6:23). Dengan kata lain, tanpa adanya dosa, MAUT tidak pernah akan ada. MAUT hanya dapat terjadi kalau ada dosa, atau kutuk dari dosa

Kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya ke dalam dosa, tidak dapat mati. Kemanusiaan itu masih berada dalam keadaan yang KUDUS sehingga belum terkena kutuk dosa! Apabila Yesus mengambil sifat kemanusiaan yang ini, Yesus tidak akan dapat mati kecuali Ia sendiri telah berbuat dosa seperti Adam!

Tetapi Yesus telah berkata: “Siapakah di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?” (Yohanes 8:46). Selanjutnya, kita dapat membaca 2 Korintus 5:21; Ibrani 4:15; dan 1 Petrus 2:22 untuk mengetahui bahwa Yesus tidak pernah melakukan dosa selama hidup-Nya. Jadi, kita telah memperoleh rumus ini:

Kemanusiaan Adam sebelum ia berdosa + kehidupan Yesus yang tanpa dosa = Yesus tidak dapat MATI.



Bahwa kehidupan Yesus di dunia ini adalah tanpa dosa, sudah tidak dapat diganggu gugat lagi. Ini merupakan suatu kebenaran yang sudah PASTI. Kita tahu bahwa untuk dapat menebus manusia, Yesus harus sungguh-sungguh mati dan diceraikan dari Allah Bapa. Untuk dapat menggenapi syarat ini, hanya tinggal satu perkara dalam rumus kita yang di atas yang masih dapat dibetulkan, yaitu bagian SYARAT KEMANUSIAAN YESUS. Agar Yesus dapat MATI, Yesus harus mengambil sifat kemanusiaan Adam SETELAH KEJATUHANNYA KE DALAM DOSA. Inilah maknanya sebutan: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita” (2 Korintus 5:21).


Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab dan Roh Nubuat oleh alm. Gita Siswojo Kadarman - Raya Dieng 31, Hari Sabat, 20 Juli 1985.


(Diketik oleh Janice & Delfirah Singkuang – CP BSD – Januari 2007)
dipublish di blog oleh klavierlenk agustus 2015



Tidak ada komentar:

Posting Komentar