- KEMANUSIAAN YESUS - SUATU LADANG PENUH HARTA
KEROHANIAN YANG PERLU DIGALI
-Bagian 1-
1. Sambil Menggali, Sambil Berjaga-jaga Agar Tidak Terjerumus Ke Dalam
Alam Spekulasi
Walaupun manusia suka mengira
bahwa dirinya adalah besar, sesungguhnya manusia adalah sangat kecil. Lebih
kita dapat menyadari keadaan diri kita ini, lebih Allah dapat bekerja untuk
menyatakan sebagian dari rahasia keilahian-Nya kepada kita!
Kemanusiaan Yesus di dalam
ke-AllahanNya adalah suatu rahasia yang sangat besar. Janganlah sampai
seorangpun di antara kita yang akan mengira bahwa ia dapat mengerti segala
rahasia yang menyelimuti kemanusiaan Kristus! Tetapi, seberapa banyak dari
rahasia itu yang diperlukan oleh manusia untuk keselamatannya, akan dijelaskan
oleh Allah melalui Alkitab dan Roh Nubuat.
“Bidang pelajaran tentang
penjelmaan Kristus adalah suatu ladang yang dapat menghasilkan banyak buah, dan
akan mendatangkan upah bagi dia yang menggali sangat dalam untuk kebenaran yang
tersembunyi.” – Ms. 67, 1898 (Diambil dari
tape yang disajikan oleh Dennis Priebe, seorang dosen Pacific Union
College ).
Dengan adanya suatu
pernyataan seperti yang di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa ada sesuatu yang
amat penting tentang kemanusiaan Yesus yang akan dinyatakan kebenarannya oleh
Allah demi keselamatan kita!
Biarlah kita selalu menjaga
diri kita dari keinginan-keinginan kita yang seringkali tidak berfaedah untuk
mengetahui terlalu banyak dari hal kemanusiaan Kristus! Hal ini akan
membuat kita berdebat di antara kita sendiri tanpa ujung pangkal tentang
perkara-perkara yang kita sendiri tidak dapat menjelaskannya! Biarlah kita
bersedia membatasi diri kita pada perkara-perkara yang dinyatakan kebenarannya
dengan pasti oleh Alkitab dan Roh Nubuat, sehingga kita tidak membuat
terkaan-terkaan dan belajar untuk sungguh-sungguh menghormati firman Tuhan!
Kita harus menghindarkan diri kita dari nafsu perdebatan kita! Tidakkah Yesus
sudah lama menderita melihat perpecahan-perpecahan yang selalu terjadi di
kalangan umat-Nya? Bukankah Yesus berdoa untuk persatuan di antara kita
sebagaimana Dia, Allah Bapa dan Roh Kudus itu satu adanya?
Tetapi, apakah arti PERSATUAN
yang telah didoakan-Nya itu? (Yohanes 17:11,21,22). Apakah itu suatu persatuan
sebagaimana yang dikejar oleh manusia pada umumnya yang berada di bumi ini?
Apakah itu suatu persatuan yang hanya
dapat dilihat di luar sedangkan di dalamnya didapati iri hati, perebutan
pangkat, perselisihan pelajaran dan sebagainya?
“Supaya mereka semua menjadi
satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau.” – Yohanes 17:21.
Bapa di dalam Yesus dan Yesus
di dalam Bapa – apakah itu artinya?? Persatuan yang didoakan oleh Yesus supaya
dapat menjadi suatu kenyataan, bukanlah suatu persatuan seperti yang kita lihat
di antara kita sekarang! Saudara-saudara, marilah kita bangun dan menjadi sadar
bahwa Allah menghendaki suatu persatuan di antara kita yang sama sekali lain!!
Ya, suatu persatuan sama seperti persatuan yang ada di antara Yesus dan
Allah Bapa melalui Roh Kudus!! Satu persatuan yang senafas, sehati, seperasaan,
seperjuangan, dan seiman!
Bagi kita, suatu persatuan
yang seperti di atas adalah suatu khayalan belaka! Persatuan seperti itu adalah
di luar jangkauan kita! Bagus! Kesadaran itu akan membuat kita melihat bahwa
persatuan kita di bawah organisasi kita dewasa ini, adalah suatu persatuan yang
semu dan masih dipaksakan! Persatuan kita dewasa ini adalah suatu persatuan
demi keutuhan organisasi saja! Persatuan kita masih merupakan suatu persatuan
yang didasarkan etika dan kesopanan! Persatuan kita belumlah merupakan suatu
persatuan yang sepenuhnya digerakkan Roh Suci dengan kepenuhan kuasa-Nya!
Bagaimanakah persatuan
seperti yang didoakan oleh Kristus itu boleh diciptakan di antara kita?? Apakah
hal itu dapat terjadi dengan cara-cara dan metode-metode kita? Apakah hal itu
boleh terjadi apabila kita mengikuti filsafah-filsafah dan akal budi
orang-orang dunia? Apakah hal itu dapat diwujudkan oleh cara-cara berpikir
pemimpin-pemimpin kita dalam organisasi apabila cara-cara berpikir itu tidak
disesuaikan dengan firman Allah yang dijelaskan oleh Roh Allah??
Marilah kita memperhatikan
kepada Bapa-Nya bahwa doa persatuan Kristus itu disertai suatu permohonan yang
lain.
“Kuduskanlah
mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. …… Aku menguduskan diri-Ku
bagi mereka, supaya merekapun dikuduskan dalam kebenaran.” ---- Yohanes 17:17,19.
Persatuan yang didoakan oleh Yesus
tidak akan dapat menjadi kenyataan di antara kita sebelum kita merelakan hati
kita dikosongkan dari segala kesombongan dan kepentingan diri kita dan kita
bersedia dikuduskan di dalam kebenaran oleh Roh Suci melalui firman
Allah.
Sepanjang hidup-Nya dan selama
perjuangan-Nya di dunia ini Yesus telah menguduskan diri-Nya dalam kebenaran
firman Allah agar Ia dapat menguduskan kita dalam kebenaran yang sama. Tetapi,
kita tidak menghargai pengorbanan Juruselamat kita itu! Apakah sebabnya Yesus,
yang asal-usulnya adalah FIRMAN dan KEBENARAN itu sendiri, mau mengosongkan
diri-Nya dari KEBENARAN itu dan menjadi manusia yang tidak tahu apa-apa
sehingga Ia harus diajar tentang KEBENARANNYA sendiri dari dasar yang paling
pertama?? Apakah sebabnya Ia, yang tadinya MAHATAU mau dijadikan bodoh
untuk diajar kembali dari hal kebenaran firman-Nya?? Yesus memberi teladan
kepada kita bahwa kekudusan Allah itu hanya akan menjadi bagian kita apabila
kita mau menerima segala kebenaran firman itu; dan kebenaran firman itu hanya
akan menjadi milik pusaka kita apabila kita mau menerima kebenaran itu seperti
seorang anak bayi kecil yang baru dilahirkan! Itulah sebabnya Yesus telah
mengajar kita, melalui penjelmaan-Nya sebagai manusia, bahwa kita semua harus
dilahirkan kembali apabila kita hendak masuk ke dalam Kerajaan Allah!
Penjelmaan Kristus sebagai manusia
adalah berita pokok dari Injil keselamatan-Nya itu! Hal ini merupakan landasan
dari segala pelajaran tentang kerendahan hati! Pelajaran ini adalah bagi pemimpin kita yng tertinggi sampai anggota
gereja kita yang terendah! Penerimaan pelajaran ini adalah kunci dari persatuan
kita yang telah didoakan oleh Kristus!
Kita harus menyelidik
kebenaran Alkitab dan Roh Nubuat dengan sikap bahwa kita belum mempunyai
pengertian apa-apa dari hal kebenaran sebelum ini, sehingga kita harus belajar
dari permulaan! Apabila Kristus telah melakukan hal itu, apakah
professor-professor dan ahli-ahli teologia kita akan merasa terlalu hina untuk
melakukan hal yang sama? Apabila masih ada yang merasa dirinya sangat dihina
oleh anggapan bahwa dirinya adalah bodoh, kita khawatir bahwa orang itu belum
merelakan Roh Suci bekerja di dalam hatinya! Apapun kedudukan seseorang, apapun
pendidikannya, dan berapa lama pun pengalamannya dalam pekerjaan penginjilan
untuk Tuhan, ia harus dilahirkan kembali dan menjadi seorang bayi yang belum
tahu apa-apa dalam perkara-perkara Allah. Innilah jalan yang telah ditempuh
oleh Yesus Kristus, Teladan kita! Kecuali Masehi Advent Hari Ketujuh bersedia
mengikuti jejak Kristus, kita akan tetap saja terpecah belah sampai saatnya
tiba di mana Tuhan akan mengguncangkan dan menampi kita!!
2.
Perbedaan
Pendapat Di Antara Kita Perihal Kemanusiaan Kristus
Pendeta William G. Johnson, editor
majalah kita Adventist Review, telah memuat suatu karangan bersambung yang
diberinya judul “Apakah sebabnya saya adalah seorang Adventis?” Dalam salah satu karangannya yang dimuat dalam Adventist
Review, 31 Januari 1985, pendeta kita menulis:
“Sebagian orang Advent
berdebat tentang sifat kemanusiaan Yesus. Sedangkan satu kelompok menekankan
bahwa Yesus telah datang dengan sifat kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya,
yang lain berpendapat bahwa Ia telah mengambil sifat kemanusiaan Adam setelah
kejatuhannya. Kedua belah pihak berusaha untuk melindungi kepribadian Yesus:
pihak yang pertama, dari anggapan bahwa ada dosa di dalam-Nya; dan pihak yang
kedua, dari segala kecenderungan untuk menyangkal kebenaran kemanusiaan-Nya.”
Siapakah yang dimaksudnya dengan
kata-kata “sebagian orang Advent?” Apakah mereka pemimpin-pemimpin kita? Apakah
mereka anggota-anggota kita yang tidak berpengaruh? Apakah perdebatan itu
terjadi di antara pemimpin-pemimpin kita dengan anggota-anggota awam dalam
sidang? Perlukah kita ikut-ikut menanggapi permasalahan tersebut?
Sebagai anggota-anggota gereja kita
perlu mengetahui apakah yang telah terjadi di antara kita. Apakah
kejadian-kejadian itu merupakan perkara-perkara yang remeh saja? Ataukah
kejadian-kejadian itu mempunyai akibat yang dapat mempengaruhi jalan
keselamatan kita? Paling sedikit kita harus mencari tahu apakah yang
dikehendaki Tuhan dari masing-masing kita dalam menanggapi masalah-masalah yang
seperti itu!
Kita semua diberi tugas oleh Tuhan
dalam menegakkan Injil-Nya sebagaimana kitajuga diberi tugas untuk menyebarkan
Injil-Nya! Kita semua harus secara aktif melibatkan diri dalam segala urusan
yang menyangkut Injil Kristus! Tetapi, kita harus melakukan hal itu di bawah
pimpinan Roh dengan kebijaksanaan-Nya! Roh Nubuat menulis:
“Anggota-anggota
gereja kita melihat bahwa ada perbedaan-perbedaan pendapat di antara
pemimpin-pemimpin kita, dan mereka sendiri telah ikut berdebat tentang
pelajaran-pelajaran yang dipermasalahkan. Kristus meminta persatuan. Tetapi
Ia tidak meminta kita untuk
bersatu atas dasar yang salah. Allah sorga membuat suatu perbedaan yang nyata
di antara kebenaran yang murni, mengangkat jiwa dan memuliakan dan pelajaran-pelajaran
yang salah dan menyesatkan. ……. Saya mendesak saudara-saudara kita untuk
bersatu atas dasar Alkitab yang benar.” – 1 S.M. 175.
Rupanya kita hanya mengulang-ulangi
sejarah saja! Rupanya bukan satu kali ini saja di mana pemimpin-pemimpin kita
telah di dapati tidak bersatu dalam pelajaran. Mereka telah berdebat, dan
anggota-anggota gereja kita telah ikut berdebat. Tetapi, Tuhan meminta
persatuan!!
Apakah yang telah kita lakukan untuk
mencapai ‘persatuan’ yang telah diminta oleh Tuhan? Gantinya kita meremukkan
diri kita masing-masing, lalu pergi ke Kristus untuk meminta pernyataan dari
Roh Suci apakah yang merupakan kebenaran, kita telah membuat kesalahan yang
fatal dengan menerima dua konsep yang masih diperdebatkan sebagai
pelajaran-pelajaran yang dapat direima kedua-duanya di antara kita.
Sejarah telah memberitahukan bahwa
kita telah melakukan hal yang sama pada waktu Armageddon, Raja Utara dari
Daniel 11, Raja-raja dari sebelah matahari terbit (Wahyu 16:12) dan pengeringan
sungai Efrat (Wahyu 16:12) diperdebatkan. Untuk memelihara ‘persatuan’ dan
melayani satu pihak yang berpegang pada kesalahan dan belum mau melihat
kesalahannya itu, kita telah membiarkan dua paham yang bertentangan untuk
beredar-edar di antara kita. Apakah hasilnya? Kita memang telah memelihara
‘persatuan’, tetapi tidak atas dasar yang telah diserukan oleh Allah; yaitu
persatuan atas dasar kebenaran firman Tuhan yang murni, yang meninggikan jiwa
dan yang memuliakan!
Ada lagi satu akibat yang dapat kita
lihat, yaitu, tidak dibicarakannya pokok-pokok pelajaran itu lagi di antara
kita! Dengaan kata lain, sebagai akibat dari tindakan yang telah kita ambil,
pokok-pokok pelajaran yang penting-penting itu telah melenyap dari
kalangan kita! Cobalah kita bertanya kepada anggota-anggota gereja kita yang
baru dibaptis, ataupun yang dibaptis 20, 25, 30 tahun yang lalu tentang Raja
Utara, Raja Selatan, pengeringan Sungai Efrat atau Raja-raja yang datang dari
timur. Mereka akan menjawab bahwa mereka tidak pernah mendengar dari hal kebenaran-kebenaran
tersebut. Apakah dengan kenyataan itu, kita telah maju dengan pemberitaan
pekabaran kita?
Belum lagi kalau kita mengaji
‘kemajuan’ pekerjaan penginjilan kita dengan tulisan-tulisan Roh Nubuat yang
menganjurkan kita untuk mempelajari kebenaran-kebenaran yang telah kita sebut
di atas! Apabila kita melakukan hal ini, kita akan tahu bahwa kita telah
menyimpang jauh dari petunjuk-petunjuk Allah dengan tindakan-tindakan yang
telah kita ambil secara organisasi. Kita tidak menyesali apa yang telah terlanjur
terjadi, tetapi sedikitnya kita harus menjadi sadar bahwa kita telah membuat
banyak kesalahan-kesalahan di masa-masa yang lampau supaya kita tidak
mengulangi atau membuat kesalahan-kesalahan yang sama sekarang.
DEWASA ini kita masih berada di tengah-tengah
berkecamuknya perdebatan tentang kemanusiaan Yesus. Telah dikatakan oleh
Pendeta Willian G. Johnson bahwa satu pihak berpendapat bahwa Yesus telah
menjelma ke dalam kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya dan pihak yang
lainnya berpendapat bahwa Yesus telah datang dengan kemanusiaan Adam 4000
tahun setelah kejatuhannya. Orang-orang ‘besar’ dan orang-orang
berpendidikan yang memegang kedudukan-kedudukan yang penuh tanggung jawab
berada di kedua belah pihak! Kita belum dapat disatukan hingga hari ini!
Pada tahun 1976 sebuah komite yang
telah dibentuk untuk mempelajari Righteousness by Faith (Dibenarkan oleh Iman),
telah mengeluarkan pernyataan yang tidak menyalahkan ataupun membenarkan kedua
pendapat tentang kemanusiaan Yesus tersebut (Baca laporan Komite tersebut dalam
R.&.H. 27 Mei 1976 dan Ministry Agustus 1976). Dengan kata lain,
kedua-duanya dianggap sebagai pelajaran yang dapat diterima di kalangan kita.
Apakah hal ini akhirnya tidak akan membuat pelajaran tentang kemanusiaan Yesus
menghilang juga dari antara kita?? Artinya, demi ‘persatuan’ secara organisasi,
satu pihak akhirnya tidak akan membicarakan kemanusiaan Yesus lagi supaya tidak
menyinggung yang lainnya, dan pihak yang lain juga akan melakukan hal yang
sama, sehingga kemanusiaan Yesus sama sekali tidak akan dibicarakan lagi dalam
gereja-gereja kita. Padahal Roh Nubuat telah menganjurkan kita untuk menggali
dalam-dalam tentang kebenaran yang satu ini dan menemukan harta yang masih
terpendam!
Apabila dengan
kebijaksanaan-kebijaksanaan kita yang dulu, kita telah menyingkirkan dengan
tidak sengaja, sebagian dari kebenaran-kebenaran tiga malaikat yang telah
diserahkan kepada kita, apakah hari ini kita mau, dengan kebijaksanaan kita
yang sama, menyingkirkan lagi sebagian dari jantung pekabaran kita?
Apakah sebabnya kita harus memilih
untuk mundur atau terus dalam pengertian kita tentang pekabaran kita?
3. Hanya Satu Saja Di Antara Dua Pendapat Yang Betul
Apabila Injil dipelajari
dengan baik-baik, kita akan mengetahui bahwa Allah Bapa hanya ada satu, Kristus
hanya ada satu, Roh Suci juga hanya ada satu. Roh Suci yang satu adanya, tentu
hanya dapat mengilhamkan satu kebenaran! Satu kebenaran tentu akan menghasilkan
satu pelajaran dan satu pelajaran akan membentuk satu iman. Dua macam pendapat
dengan sendirinya tidak dapat dibenarkan kedua-duanya! Atas dasar ini, kita
masing-masing mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk bergumul dengan
Tuhan dan memohon kepada-Nya agar mau menyatakan kepada kita kebenaran-Nya.
Apakah sebabnya PERSATUAN
sebagaimana yang telah didoakan oleh Kristus belum dapat menjadi bagian kita?
Oleh sebab kita tidak mengikuti jejak Teladan kita itu!!! Kita merasa bahwa
diri kita adalah berpengetahuan dan kita telah menyelidik kebenaran Alkitab
yang paling lama. Oleh sebab itu kita bertahan bahwa pendapat kita adalah yang
benar.
Apakah sebabnya Yesus telah
mengosongkan diri-Nya dari segala pengetahuan yang telah ada pada-Nya sebelum
dunia dijadikan? Oleh sebab Ia hendak memberi teladan kepada kita bahwa untuk
dapat mengerti KEBENARAN, kita harus terlebih dahulu mau mengosongkan diri kita
dari konsep-konsep kita agar Roh dapat mengisi kita dengan kebenaran-Nya!
Apabila pemimpin-pemimpin
kita yang berdebat mau memandang Kristus dan mau mempraktekkan kebenaran
penjelmaan Kristus itu dalam diri mereka masing-masing, tentu tidak akan ada
perdebatan lagi! Masing-masing masih dipenuhi dengan rasa ‘kebesaran akunya’
sehingga kemanusiaan Kristus tidak lagi dipraktekkan sebagai kuasa yang dapat
mengubah perangai kita, melainkan dijadikan bahan untuk diperdebatkan.
Apabila pemimpin telah
berdebat dengan pemimpin, masalahnya tentu adalah serius! Kedua belah pihak
tentu akan berpegang pada ayat-ayat Alkitab dan Roh Nubuat! Teetapi, kita
bertanya: Apabila kedua belah pihak berpegang pada ayat-ayat Alkitabdan
tulisan-tulisan Roh Nubuat, dapatkah kedua-duanya menjelaskan ayat-ayat Alkitab
dan Roh Nubuat tidak mengeluarkan paham yang saling bertentangan, apabila
terjadi perselisihan salah satu pihak pasti telah membuat kesalahan dengan
menafsirkan Alkitab dan Roh Nubuat secara kurang cermat.
Sekiranya hal ini dapat
diterima oleh semua pihak, akan datang kesadaran dalam diri masing-masing bahwa
dirinyalah yang mungkin berada di pihak yang salah itu demi PERSATUAN yang
telah didoakan oleh Kristus dan demi PERSATUAN yang harus dilandaskan atas
KEBENARAN, semua akan bersedia untuk mengosongkan hati dari “egoismenya”
masing-masing dan mendoakan kebenaran yang datang dari Roh agar dapat diterima
menjadi kuasa bagi sidang ini untuk
mengemban tugasnya!
Sayangnya, kita tidak
mengikuti petunjuk-petunjuk Kristus! Pemimpin telah berdebat dengan pemimpin,
masing-masing belum mau melepaskan pendapatnya sedangkan masing-masing memegang
jabatan dan kedudukan yang penting! Apakah yang harus kita buat? Untuk bertindak
adil terhadap kedua belah pihak, secara organisasi, kita telah menerima kedua
pendapat yang ada agar dengan demikian organisasi dapat diselamatkan! Tetapi,
dengan tindakan-tindakan yang telah kita ambil ini, kita telah melemahkan diri
kita! Kebenaran semakin menjadi luntur oleh sebab bagian-bagian yang vital
telah melenyap dari kita! Itulah sebabnya kita berada dalam keadaan yang
suam-suam kuku yang mengakibatkan kita diancam oleh Tuhan untuk diludahkan dari
mulut-Nya!
4. Kita Harus Memilih Satu Di Antara Dua Paham
Memilih barang adalah mudah,
tetapi memilih KEBENARAN adalah suatu pekerjaan yang harus dilakukan dengan
segenap kerendahan hati kita agar kita dapat dibantu oleh Roh.
Mengenai kemanusiaan Yesus,
dua paham pokok berada di depan kita untuk kita pilih:
a.
Yesus telah
mengambil kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya ke dalam dosa.
b.
Yesus telah
mengambil kemanusiaan Adam sekitar 4000 tahun sesudah kejatuhannya ke dalam
dosa.
Perlu dicatat bahwa ada paham
yang ketiga yang baru belakangan ini muncul di antara kita! Nampaknya kita
bukannya semakin mendekat kepada PERSATUAN, melainkan kita semakin menjauh!
Pendapat yang ketiga ini dapat dibaca
dalam buku THE SANCTUARY AND THE
ATONEMENT, halaman 701. Buku ini diterbitkan oleh “The Biblical Research Committee
of The General Conference of Seventh-day Adventists”. Paham ini merupakan suatu
kompromi di antara kedua paham yang telah kita sebut di atas; yaitu Yesus tidak
mengambil kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya dan juga bukan kemanusiaan Adam
sesudah kejatuhannya, melainkan suatu sifat kemanusiaan Yesus uang khusus
(the unique ‘Christ’s nature’).
Dari manakah timbul istilah
“kemanusiaan Yesus yang khusus ini”? Istilah ini tidak dapat ditemukan di dalam
tulisan-tulisan Alkitab maupun Roh Nubuat! Istilah ini hanya muncul oleh sebab
kita hendak mendamaikan dua paham yang bertentangan! Dengan kata lain, kita
hendak membuat suatu kebenaran baru dengan cara menggabungkan
‘kebenaran’ dengan ‘kesalahan’. Dapatkah hal yang semacam ini dibuat? Apakah
sebabnya Masehi Advent Hari Ketujuh suka menempuh jalan ini?
Kita mengerti bahwa
saudara-saudara kita tidak suka melihat perpecahan terjadi di kalangan kita! Kita mengerti bahwa saudara-saudara
kita sangat merindukan PERSATUAN karena hal ini telah didoakan oleh Kristus.
Tetapi bolehkan PERSATUAN itu dikejar dengan mengorbankan kebenaran?
Tidak seorang pun yang akan merasa
melihat gereja kita digoncangkan oleh Tuhan! Tidak ada seorang pun yang akan
merasa gemar melihat beberapa di antara pemimpin kita jatuh berguguran seperti
bintang-bintang yang digoncang dari langit. Namun, apabila kita tidak bertindak
hati-hati di hadapan Allah kita, kita justru akan mengalami apa yang telah
dinubuatkan oleh hamba Tuhan!!!
Telah ada dua paham tentang
kemanusiaan Kristus yang telah membuat kepala kita menjadi pusing. Hariskah ada
paham yang ketiga untuk lebih memusingkan kita?? Marilah kita berusaha, oleh
anugerah Roh Kudus, untuk dapat memperkecil perbedaan-perbedaan pendapat yang
ada di antara kita. Marilah kita berusaha untuk mencari yang manakah yang benar
di antara dua paham yang telah ada di antara kita tanpa perlunya menambah satu
paham lagi untuk lebih membingungkan anggota-anggota gereja kita!
5.
Mengaji
Kebenaran Dengan Faham-Faham Injil Yang Sederhana
Dalam pelajaran kita yang berikut,
kita akan berusaha untuk mengutip ayat-ayat Alkitab dan tulisan-tulisan Roh
Nubuat yang telah digunakan dalam perdebatan-perdebatan di antara kita. Dalam
pelajaran ini, kita akan menggunakan dasar-dasar pengertian Alkitab yang sangat
sederhana untuk melihat yang manakah di antara kedua pendapat yang ada, dapat
memenuhi syarat-syarat kebenaran secara keseluruhan!
Kita mengetahui bahwa untuk dapat
menebus manusia, Yesus harus MATI untuk membayar pelanggaran-pelanggaran kita.
Mati berarti sungguh-sungguh diceraikan dari Allah. Alkitab telah
menggariskan bahwa “UPAH DOSA IALAH MAUT” (Roma 6:23). Dengan kata lain, tanpa
adanya dosa, MAUT tidak pernah akan ada. MAUT hanya dapat terjadi kalau ada
dosa, atau kutuk dari dosa
Kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya
ke dalam dosa, tidak dapat mati. Kemanusiaan itu masih berada dalam
keadaan yang KUDUS sehingga belum terkena kutuk dosa! Apabila Yesus mengambil
sifat kemanusiaan yang ini, Yesus tidak akan dapat mati kecuali Ia sendiri
telah berbuat dosa seperti Adam!
Tetapi Yesus telah berkata: “Siapakah
di antaramu yang membuktikan bahwa Aku berbuat dosa?” (Yohanes 8:46).
Selanjutnya, kita dapat membaca 2 Korintus 5:21; Ibrani 4:15; dan 1 Petrus 2:22
untuk mengetahui bahwa Yesus tidak pernah melakukan dosa selama hidup-Nya.
Jadi, kita telah memperoleh rumus ini:
Kemanusiaan
Adam sebelum ia berdosa + kehidupan Yesus yang tanpa dosa = Yesus tidak
dapat MATI.
Bahwa kehidupan Yesus di dunia ini
adalah tanpa dosa, sudah tidak dapat diganggu gugat lagi. Ini merupakan suatu
kebenaran yang sudah PASTI. Kita tahu bahwa untuk dapat menebus manusia, Yesus
harus sungguh-sungguh mati dan diceraikan dari Allah Bapa. Untuk
dapat menggenapi syarat ini, hanya tinggal satu perkara dalam rumus kita yang
di atas yang masih dapat dibetulkan, yaitu bagian SYARAT KEMANUSIAAN YESUS.
Agar Yesus dapat MATI, Yesus harus mengambil sifat
kemanusiaan Adam SETELAH KEJATUHANNYA KE DALAM DOSA. Inilah maknanya sebutan: “Dia yang tidak mengenal dosa
telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita” (2 Korintus 5:21).
Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab dan Roh Nubuat
oleh alm. Gita Siswojo Kadarman - Raya Dieng 31, Hari Sabat, 20 Juli 1985.
(Diketik
oleh Janice & Delfirah Singkuang – CP BSD – Januari 2007)
dipublish di blog oleh klavierlenk agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar