Sabtu, 15 Agustus 2015

- KEMANUSIAAN YESUS - SUATU LADANG YANG PENUH HARTA KEROHANIAN YANG PERLU DIGALI
- Bagian 2 -



  1. Kemanusiaan Yesus Harus Menjadi Pelajaran Kita

“Kemanusiaan Anak Allah adalah segala sesuatu bagi kita. Perkara itu adalah  rantai emas yang mengikat kita kepada Kristus, dan melalui Kristus kepada Allah. Ini harus menjadi pelajaran kita. ……. Kita harus melakukan penyelidikan ini dengan kerendahan hati seorang pelajar, dengan hati yang penuh penyesalan karena dosa. Maka pelajaran tentang kemanusiaan Kristus akan menjadi sebuah ladang yang akan menghasilkan banyak buah, dan akan memberi upah kepada dia yang menggali sangat dalam untuk kebenaran yang masih tersembunyi.” – 1 S.M. 244.

Pernyataan Roh Nubuat yang di atas merupakan sebuah pernyataan yang penuh arti. Bagi kita yang sudah berpuluh-puluh tahun berada dalam gereja Masehi Advent Hari Ketujuh, kemanusiaan Yesus mungkin sudah tidak mempunyai daya tarik lagi untuk dipelajari. Ada kecenderungan yang sangat besar bagi kita untuk merasa bahwa kita sudah mengetahui segala sesuatu tentang kemanusiaan Yesus dan kita menginginkan pelajaran-pelajaran yang lebih merangsang imajinasi kita.

Beragama dalam arti yang sesungguhnya sedikit sekali hubungannya dengan rangsangan imajinasi kita. Agama yang benar tidak menyajikan sesuatu yang menggemparkan. Agama yang benar berkiblat kepada kesucian, agar manusia yang najis dapat disucikan untuk dapat berdampingan dengan Khaliknya kembali!

Roh Nubuat yang lebih mengetahui segala seluk-beluk tentang agama, memberi tahu kepada kita bahwa masih ada banyak kebenaran yang tersembunyi tentang kemanusiaan Kristus, dan bahwa kebenaran ini “adalah segala sesuatu bagi kita”. Hal ini mempunyai konotasi bahwa hidup atau mati kita tergantung pada sikap kita terhadap kebenaran yang satu ini.

Dikatakan bahwa kemanusiaan Kristus “adalah rantai emas yang mengikat kita kepada Kristus, dan melalui Kristus kepada Allah.” Nyatalah bahwa kemanusiaan Kristus merupakan sesuatu yang menjalin hubungan kita dengan Kristus dan melalui Kristus dengan Allah. Bila demikian, bolehkah kita mempunyai pengertian tentang kemanusiaan-Nya itu yang tidak atau kurang tepat? Akankah kita dibenarkan untuk membiarkan dua pengertian yang ada di antara kita kita bertumbuh terus tanpa adanya suatu penyelesaian? Membolehkan hal ini berjalan terus di antara kita berarti bahwa kita tidak mempunyai konsep atau pengertian tentang pentingnya kemanusiaan Yesus itu sebagai rantai emas yang akan mengikat kita kepada-Nya, dan melalui Dia kepada Allah Bapa! Ini berarti bahwa kita akan menyia-nyiakan doa Kristus agar kita boleh menjadi satu dengan-Nya sebagaimana Dia satu adanya dengan Allah Bapa! Ini juga berarti bahwa kita pada hakekatnya tidak menyukai Injil ini diberitakan di seluruh ujung bumi!!

Kita dapat saja mengaku bahwa kita bekerja mati-matian untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia agar Yesus boleh datang, tetapi selama kita masih mempunyai pengertian yang samar-samar tentang kemanusiaan Yesus yang menjadi INTI atau POKOK daripada berita Injil itu, kita tidak dapat memberitakan Injil Kristus tersebut! Apalagi kalau kita masih terus mempertengkarkan kemanusiaan Yesus itu!!  Dapatkah satu umat yang mempertengkarkan kemanusiaan Yesus di antara mereka sendiri, memberitakan Injil yang berintikan kemanusiaan Yesus itu?? Cobalah kita memikirkan hal ini dengan baik-baik tanpa dikendalikan emosi! Dapatkah kita menyelesaikan pekerjaan memberitakan Injil, sambil mempertengkarkan Injil itu sendiri di antara kita???

Adakalanya kita merasa jemu untuk mengatakan bahwa cara kita memberitakan Injil sekarang ini tidak akan menghasilkan kedatangan Yesus! Haruskah hal ini diulang-ulangi secara terus-menerus? Kadang-kadang kita merasa seperti seorang pemain biola yang tidak pindah-pindah not. Tetapi selama kita belum mau menyadari bahwa jalan kita adalah salah, kesalahan itu masih harus ditekankan terus! Siapakah yang salah – orang yang tak henti-hentinya membangunkan kawannya yang tidur nyenyak sedangkan rumahnya terbakar, atau kawannya yang tidur terus dengan tidak menyadari bahwa rumahnya sedang terbakar?

Kemanusiaan Yesus adalah INTI Injil. Kalau yang mempertengkarkan kemanusiaan Yesus adalah segelintir anggota-anggota awam yang tidak mendatangkan suatu konsekuensi, kita tidak akan menjadi gusar! Tetapi yang bertengkar adalah tokoh-tokoh kita sendiri! Ini mempunyai pengaruh besar terhadap keadaan kita sebagai sidang Laodikea! Ini mempengaruhi jalannya pemberitaan Injil!

Pemecahan masalah ini hanya dapat dicapai apabila kita “melakukan penyelidikan” dengan “kerendahan hati seorang pelajar” serta “dengan hati yang penuh penyesalan karena dosa”. Tidak ada jalan yang lain yang boleh ditempuh yang akan mendatangkan hasil!!


  1. Pengertian Dari Hal Injil Tidak Tergantung Pada Kemampuan Berpikir Manusia

“Allah telah mengatur bahwa pengertian dari hal Injil tidak tergantung pada kemampuan berpikir manusia. ……. Injil mempunyai kuasa untuk membuktikan keilahiannya sendiri kepada orang yang rendah hati dan menyadari keadaannya yang penuh dosa itu.”  -- 1 S.M. 245.

Injil mempunyai kuasa di dalam dirinya sendiri. Injil tidak membutuhkan apapun dari manusia untuk membuktikan bahwa sumbernya adalah ILAHI! Injil memiliki kecukupan untuk membuktikan hak hidupnya di dalam dunia yang jahat ini, dan akan memperlihatkan bahwa apa saja yang merintangi pekerjaannya untuk menyelamatkan dunia ini, akan digilas oleh kekuasaannya!

Adalah sama sekali tidak berfaedah bagi manusia yang fana untuk berlaku tidak jujur terhadap Injil Kristus! Seegala pembelaan diri, dan segala usaha manusia untuk membenarkan dirinya sendiri dengan membelokkan arti Injil, tidak akan dapat tahan pada akhirnya! Pertahanan semacam itu hanya dapat berlaku untuk sementara waktu saja. Pada akhirnya Kristus sendiri akan bertindak. Allah Bapa akan mengijinkan tindakan-Nya untuk diberlakukan dan Roh Kudus akan menyatakan kuasa-Nya yang tidak dapat dihalang-halangi oleh manusia dalam kedudukannya atau kebesarannya yang apapun!

Adalah menjadi kewajiban kita untuk menghadapi kebenaran Injil Kristus dengan kerendahan hati dan suatu kesadaran bahwa kita adalah manusia-manusia yang berdosa dan perlu diselamatkan oleh Injil itu! Hanya ada dua unsur ini saja yang akan membuat kita mengerti Injil! Tidak ada ketinggian I.Q. kita yang akan menentukan pengertian kita dari hal Injil! Tidak ada pengertian logika kita yang akan membawa kita kepada pengertian Injil itu! Dua unsur yang di atas adalah pemberian-pemberian yang sangat berharga dari Khalik kita, tetapi apabila kedua unsur ini kita tinggikan di atas Roh Kudus sendiri, kedua-duanya akan mendatangkan kehancuran bagi diri kita sendiri.

Saatnya sudah tiba bagi kita yang berada di dalam gereja masehi Advent Hari Ketujuh untuk memeriksa kembali kerendahan hati kita dan kesadaran kita akan dosa-dosa kita di bawah TERANG KEMULIAAN Injil Kristus! Kita tidak perlu menyatakan kerendahan hati kita dan menunjukkan kesadaran akan dosa-dosa kita di hadapan sesama manusia. Sesama manusia kita tidak akan mengetahui apakah kita sudah polos dan jujur terhadap diri kita sendiri. Kita dapat memperoleh angka 100 di mata manusia, dan masih memperoleh anka 0 kosong di mata Allah! Adalah kerendahan hati kita dan kesadaran akan dosa-dosa kita di hadapan Allah yang akan membuat kita mengerti Injil! Kepada orang-orang yang demikian inilah Roh Suci akan berkenan untuk membuka segala rahasia Injil Kristus itu!

Pengertian dari hal Injil merupakan suatu PEMBERIAN yang Cuma-Cuma dari Roh Kudus! Pemberian ini hanya dapat disalurkan kepada orang yang sudah mulai belajar untuk merendah di hadapan Roh! Kelengkapan kerendahan hati tidak akan diperoleh dalam sekejap mata! Hal ini adalah suatu hasil dari pekerjaan Roh yang akan mendisplinkan kita hari demi hari! Oleh sebab itu pengertian kita dari hal Injil Kristus juga tidak akan kita peroleh dalam sekejap mata! Hal ini pun akan berjalan melalui suatu proses! Apabila kerendahan hati kita itu sudah lengkap dan kesadaran akan dosa-dosa kita itu juga sudah menjiwai diri kita, maka TERANG INJIL KRISTUS itu akan bercahaya sebagaimana terang itu telah bercahaya di dalam diri Kristus. Kristus tidak pernah berbuat dosa. Di dalam diri Kristus tidak didapati dosa yang terkecil pun. Tetapi Kristus menyadari sepenuhnya bahwa pada saat Ia berada di dunia kita ini, Ia berjalan di dalam sepatu orang berdosa dan mengenakan pakaian orang berdosa. Keadaan kemanusiaan-Nya yang berdosa itu harus Ia serahkan kepada Roh Kudus untuk diselimuti dengan keilahian Roh! Kristus harus merendah secara sempurna di hadapan Roh Kudus! Kristus harus mewakili kita yang berdosa dan menganggap diri-Nya sebagai orang yang berdosa, sehingga Ia tidak melawan dalam hal yang terkecil sekali pun, segala pimpinan Roh Kudus dalam hidup-Nya! Kecuali Kristus melakukan hal ini, dalam kemanusiaan-Nya yang sama seperti kemanusiaan kita, Ia akan dikalahkan iblis! Kecuali Kristus menyembunyikan kemanusiaan-Nya di dalam keilahian Roh Kudus, Kristus akan dibabit oleh setan!



Bagaimanakah caranya Roh Kudus mempersenjatai Kristus dalam menghadapi setan? Kristus telah dipersenjatai dengan kebenaran Injil! “Adalah tertulis”, itulah senjata Kristus! Terang Injil itu telah dimengerti oleh Yesus dan telah menjiwai seluruh kepribadian Kristus oleh sebab, melalui kerendahan hati-Nya dan kesadaran akan kemanusiaan-Nya yang lemah yang sedang Ia kenakan, Roh Kudus dapat menyatakan kebenaran Injil itu kepada-Nya! Injil telah berhasil untuk menjadi kuasa-Nya! Di mana Injil dapat berkuasa, Roh Kudus akan berkuasa! Itulah rahasia kemenangan Kristus sekali pun kemanusiaan yang telah dikenakan-Nya adalah kemanusiaan Adam setelah dilemahkan oleh dosa selama 4000 tahun!

 
  1. Jenis Kemanusiaan Yesus Tidak Ada Perbedaannya Dengan Jenis Kemanusiaan Kita

Dalam pelajaran yang lalu, kita telah memeriksa melalui asas-asas Injil, bahwa untuk dapat menebus dan menyelamatkan manusia yang telah jatuh dalam dosa, Kristus harus mati dan membayar upah dosa bagi manusia.

Kita juga telah memeriksa bahwa bagi Yesus untuk dapat menggenapi tuntutan kematian itu, satu-satunya kemungkinan adalah bagi Yesus untuk mengambil sifat kemanusiaan Adam setelah ia jatuh ke dalam dosa. Kemanusiaan yang dikenakan Yesus haruslah kemanusiaan yang telah dikutuk dosa. Sekiranya tidak, maka kematian Yesus adalah tidak sungguh-sungguh, dan segala macam kematian yang tidak sungguh-sungguh, tidak dapat menggenapi tuntutan keadilan hukum Allah.

Atas dasar kebenaran Injil yang satu ini saja, kita sudah dapat menentukan bahwa kemanusiaan Yesus adalah kemanusiaan yang berada di bawah kutuk dosa. Hal ini tidak dapat diganggu gugat dan seyogyanya akan membuat kita sepaham dan tidak berdebat lagi. Itulah sebabnya Roh Nubuat menjelaskan rahasia kemanusiaan Yesus itu sebagai berikut:

“Sungguhlah merupakan kehinaan yang tidak terhingga bagi Anak Allah untuk mengambil sifat-sifat manusia, sekali pun ketika Adam masih dalam keadaannya yang tidak berdosa di Eden dahulu kala. Tetapi Yesus sudi menjadi manusia setelah bangsa manusia itu dilemahkan oleh dosa selama 4000 tahun. Seperti setiap anak Adam, Ia menerima segala akibat buatan undang-undang keturunan yang besar. ……. Ia (Allah Bapa) mengijinkan Dia (Kristus) …… bertempur dalam peperangan sebagaimana tiap anak manusia wajib bertempur dengan resiko kegagalan dan kematian yang kekal.” – 1 KSZ 39.

Kutipan yang di atas sudah menetapkan bagi kita bahwa kemanusiaan Yesus bukanlah kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya ke dalam dosa, melainkan kemanusiaan yang telah dilemahkan selama 4000 tahun oleh dosa. Inilah kemanusiaan yang sejenis dengan kemanusiaan kita. Ini kemanusiaan yang berada di bawah “undang-undang keturunan yang besar”. Inilah kemanusiaan yang sungguh-sungguh dapat mati, dan dalam kasus Kristus, apabila ditambah dengan dosa dari pihak Kristus sendiri, akan mendatangkan kematian yang kekal.

Dengan kelengahan yang sedikit saja dari pihak Kristus; dengan menceraikan diri-Nya sebentar saja dari kebenaran Injil serta keilahian Roh Kudus, Yesus akan dikalahkan oleh daging kemanusiaan-Nya yang cepat dikendalikan setan! Tetapi kerendahan hati Kristus adalah sempurna dan kesadaran akan kelemahan kemanusiaan-Nya adalah selalu di bawah kendali Injil. Itulah sebabnya Roh Kudus telah berhasil bekerja di dalam kemanusiaan Yesus sehingga Juruselamat kita telah memenangkan perjuangan-Nya bagi kita!! Pada titik ini patutlah setiap orang yang dilahirkan di bawah kolong langit meneriakkan “puji syukur” dan “haleluya” bagi Allahnya oleh sebab jalan keselamatan telah disediakan oleh-Nya melalui Yesus Kristus Tuhan kita!

Tidak ada manusia yang dapat menaklukkan setan! Tidak ada manusia yang dapat melepaskan dirinya dari kutuk dosa yang mendatangkan maut! Kita tidak tahu caranya bagaimana kita harus berperang menghadapi setan! Itulah sebabnya Roh Nubuat telah menjelaskan bahwa,

“Ia datang dengan sifat keturunan yang demikian itu (mengikuit sifat keturunan kita yang dipengaruhi oleh akibat undang-undang keturunan yang besar) untuk turut memikul segala duka dan segala pencobaan yang menimpa diri kita, dan untuk memberikan kepada kita teladan suatu kehidupan yang bebas dari dosa.” – 1 KSZ 39.

Manusia tidak tahu bagaimana caranya ia harus berperang melawan setan. Masehi Advent Hari Ketujuh pun belum tahu! Itulah sebabnya masih didapati perdebatan-perdebatan yang sengit di antara kita tentang kemanusiaan Yesus. Sekiranya lita sudah mengetahui bagaimana kita seharusnya berperang melawan setan, kita akan berhenti berdebat tentang kemanusiaan Yesus, oleh sebab pengertian akan kemanusiaan-Nya itulah yang akan membuka rahasia cara berperang kita melawan setan!! Dengan mengambil sifat kemanusiaan kita, Yesus “memberikan kepada kita teladan suatu kehidupan yang bebas dari dosa”.

Apabila kita sudah mengetahui bahwa kemanusiaan Yesus adalah sama dengan kemanusiaan kita, kita akan berhenti berkata bahwa Yesus adalah lain dari kita. Oleh karena kelainan-Nya itu, maka hanya Dialah yang dapat hidup mengalahkan setan, dan kita semua tidak dapat. Begitu kita membiarkan paham ini menguasai diri kita, IMAN kita akan mengalami pembatasan oleh sebab kita telah berkata kepada diri kita sendiri bahwa Roh Kudus tidak mempunyai cukup kuasa untuk mendatangkan kemenangan bagi diri kita!!!

Yesus memang adalah lain dari kita di dalam hal bahwa kemanusiaan-Nya itu menyelubungi “ke-Allahan”. Kita tidak! Kita adalah manusia belaka! Tetapi kemanusiaan Yesus sendiri adalah sama dengan kemanusiaan kita. Keilahian Yesus sendiri tidak boleh berfungsi. Yesus harus “bertempur dalam peperangan sebagaimana tiap anak manusia wajib bertempur”. Dalam hal ini Ia ”memberikan kepada kita teladan suatu kehidupan yang bebas dari dosa”. Dengan kata lain, Yesus telah menunjukkan kepada kita caranya untuk berperang menghadapi setan. Sebagaimana Ia telah merendahkan diri-Nya secara total di hadapan Roh Kudus dan telah menundukkan diri-Nya kepada “demikianlah firman Allah”, Yesus mengajar kita bagaimana seharusnya kita berperang!

Masehi Advent Hari Ketujuh belum mengikuti cara berperang Tuhan kita itu! Masehi Advent Hari Ketujuh masih mengandalkan kekuatannya sendiri dan kebenarannya sendiri. Masehi Advent Hari Ketujuh masih terlalu membesarkan dirinya sendiri! Itulah sebabnya sampai detik ini kita masih saja menjadi bulan-bulanan setan dan tinggal di dalam cengkeramannya sebagai mangsanya! Mari, saudara-saudara, marilah kita berbalik dari kebodohan kita itu dan pergi ke Juruselamat kita! Marilah kita mulai membolehkan diri kita disalib oleh Roh, agar kebenaran Yesus boleh hidup di dalam diri kita, dan Ia dapat memulaikan pekerjaan pembaharuan-Nya di dalam diri kita masing-masing! Marilah kita belajar mengasihi Tuhan kita! Marilah kita membolehkan Dia menjalankan segala rencana-Nya dalam sidang-sidang kita agar tidak lama lagi kuasa Roh boleh dilihat dan Kristus dapat mengakhiri pekerjaan keimamatan-Nya dan menyediakan diri-Nya untuk datang menjemput kita!


  1. Rantai Emas Yang Mengikat Kita Kepada Kristus Adalah Tangga Yang Telah Dilihat Oleh Yakub



Kisah Yakub adalah penting bagi kita yang akan memasuki “masa kepicikan Yakub” pada akhir jaman.

Kita semua telah mengetahui siapakah Yakub itu! Kita tidak akan mengulangi pembahasan detailnya kehidupan Yakub. Kita hanya akan menarik kesimpulan-kesimpulan dari kisah kehidupannya.

Dari namanya kita telah diberi tahu oleh Tuhan bahwa Yakub adalah seorang yang merampas hak orang lain dengan cara penipuan. Dengan kata lain, Yakub hendak mewarisi Kerajaan Allah dengan cara-caranya dan metode-metodenya sendiri. Pertama-tama Yakub telah merampas dengan membeli hak kesulungan Esau dengan apa yang dimiliki. Kemudian ia telah merampas berkat bagi hak kesulungan Esau itu dengan menyembelih binatang yang bukan merupakan binatang yang seharusnya disembelih. Dalam melakukan hal ini Yakub telah menyebut nama Tuhan dan telah berkata bahwa Allah Ishak sendiri yang telah menyediakan binatang itu bagi-Nya!

Masehi Advent Hari Ketujuh sebagai kegenapan Yakub pada akhir jaman, telah melakukan hal-hal yang serupa walaupun tidak persisnya sama. Masehi Advent Hari Ketujuh telah banyak mengandalkan penyelesaian pekerjaan Tuhan agar dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah atas kekuatan uang dan peralatan-peralatan lainnya yang kita miliki. Kita telah berusaha utnuk membeli “hak kesulungan” bagi Kerajaan Allah dengan harta milik kita sendiri. Di samping itu, kita juga telah berusaha untuk mewarisi Kerajaan Allah dengan menyembelih domba yang bukan Domba Allah. Dengan kata lain, kita telah memberitakan Injil yang masih kita perdebatkan sendiri! Kita belum memiliki kebenaran sebagaimana kebenaran itu dinyatakan dalam Yesus Kristus. Kita telah ditegur oleh Tuhan dan telah dianjurkan untuk membeli segala sesuatu dari Dia. Dengan kata lain, kita telah dianjurkan untuk mempelajari cara-cara Yesus berperang melawan setan dan memperhatikan bagaimana Ia, sebagai saudara kita, telah mencapai kemenangan-Nya!

Pada tahun 1888 kita telah mengabaikan kebenaran Injil yang telah mengungkapkan kepada kita jalan kemenangan itu, dan hari ini, kita masih berdebat dan belum mengetahui secara persisnya jalan manakah yang harus kita tempuh!

Yakub telah dikejar dosa-dosanya. Yakub telah merasa dirinya terkucilkan dari Allahnya! Yakub tidak mengetahui ia harus berpaling ke mana? Dalam kelelahannya, ia telah tidur di atas batu! Batu itu adalah lambang Yesus Kristus yang kemudian telah ia urapi sebagai asas dan tiang rumah Allah yang ia beri nama BETEL.

Dalam kelelahannya dan keputusasaannya oleh karena tidak dapat melepaskan  dirinya dari tuduhan dosa-dosanya, Yakub telah didekati oleh Yesus. Yakub telah diberi suatu penglihatan oleh Yesus dalam mimpi. Yakub telah melihat sebuah tangga yang menghubungkan bumi berdosa ini dengan sorga. Yakub telah diberi tahu oleh Yesus bahwa untuk menjadi anak-anak sulung yang akan mewarisi Kerajaan Sorga, Yakub tidak boleh menggunakan cara-caranya dan metode-metodenya sendiri. Sorga hanya dapat dicapai melalui TANGGA PENGHUBUNG yang dilihatnya itu!

“Maka bermimpilah ia, di bumi (tangga itu berpijak di bumi, dan tidak tergantung di atas bumi) ada didirikan sebuah yang ujungnya samapi di langit, dan tampaklah mailakat-malaikat Allah turun naik di tangga itu.” – Kejadian 28:12.

Bumi kta yang berdosa ini seharusnya sudah dikucilkan dari persekutuan dunia-dunia kesucian Allah. Bumi ini seharusnya sudah dibinasakan pada saat dosa masuk ke dalamnya. Sekiranya tidak ada kesediaan Yesus untuk menjadi korban bagi penghapusan dosa sebelum dunia ini dijadikan (Baca Wahyu 13:8 Alkitab terjemahan lama), Adam sudah tidak akan dapat menurunkan Yakub! Kita semua sudah tidak akan berada di dunia ini!!

Tanpa pengorbanan Yesus, tidak ada seorang malaikat pun yang boleh mengunjungi bumi ini! Itulah sebabnya dalam mimpi itu Yakub telah melihat malaikat-malaikat itu turun naik di atas tangga itu. Yesus berkata:

“Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia.” – Yohanes 1:51.

Komentar-komentar kita dapat mendatangkan atau menimbulkan kesalahan. Oleh sebab itu, kita akan mendengarkan Roh Nubuat menjelaskan segala sesuatu bagi kita.

“Kristus adalah anak tangga yang dilihat Yakub, alasnya di bumi ini, dan ujungnya sampai di pintu sorga, di ambang pintu kemuliaan. Jikalau tangga itu telah gagal oleh satu langkah mencapai bumi ini, sudah pasti kita hilang. Tetapi Kristus telah mendapatkan kita di mana kita berada. Ia telah mengambil sifat kita dan mengalahkannya, agar kita oleh mengambil sifat-Nya dapat mengalahkannya,  ‘di dalam rupa manusia yang berdosa’ (Roma 8:3), Ia hidup tanpa dosa.” – 1KSZ 291.

“Yesus di dalam segala sesuatu dijadikan sama dengan saudara-saudaraNya. Ia menjadi daging, sama seperti kita.” – 1KSZ 290.

Itulah Yesus Kristus, tangga Yakub itu! Ujung bawah tangga itu adalah kemanusiaan Yesus yang sama dengan kemanusiaan masing-masing kita. Sekiranya Yesus tidak ‘mendapatkan kita di mana kita berada’, kita semua sudah pasti hilang, oleh sebab tidak ada jalan keluar-nya bagi kita untuk dikembalikan kepada kemuliaan sorga. Ujung atas tangga itu adalah keilahian Kristus.

Sekiranya Ilahi tidak rela untuk menjalani rencana keselamatan bagi manusia dengan segala resikonya, kita sudah tidak ada pengharapan apa pun untuk dirujukkan kembali dengan Allah. Allah ....

“Dengan jalan mengutus Anak-Nya sendiri dalam daging, yang serupa dengan daging yang dikuasai dosa ……. Telah menjatuhkan hukuman atas dosa di dalam daging.” – Roma 8:3.



Disadur ulang dari Seri Pelajaran Alkitab dan Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswojo Kadarman - Raya Dieng 31, Hari Sabat, 17 Agustus 1985

(Diketik oleh Janice & Delfirah – CP BSD, Januari 2007)
Dipublish di blog oleh klavierlenk agustus 2015






Tidak ada komentar:

Posting Komentar