- KEMANUSIAAN YESUS - SUATU LADANG PENUH HARTA
KEROHANIAN YANG PERLU DIGALI
- Bagian 3 -
1. Roh Nubuat Menegaskan Persamaan Kemanusiaan Yesus Dengan
Kemanusiaan Kita
Banyak
di antara kita telah salah menafsirkan tulisan Roh Nubuat. Ucapan ini memang
dapat diberi arti seolah-olah hanya kita saja yang dapat menafsirkan tulisan
Roh Nubuat dengan betul. Bukan begitu! Semua orang mempunyai kesempatan yang
sama untuk mengerti tulisan-tulisan Roh Nubuat dan juga mempunyai kesempatan
yang sama untuk mengerti tulisan-tulisan Roh Nubuat dan juga mempunyai
kesempatan yang sama untuk tidak mengerti tulisan-tulisan Roh Nubuat. Kunci
untuk mengerti tulisan-tulisan ilham telah kita kemukakan dalam pelajaran yang
lalu pada halaman yang kedua. Apabila kunci itu tidak kita gunakan untuk
membuka rahasia tulisan-tulisan ilham, kita pasti akan membuat
kesalahan-kesalahan.
Tulisan Roh
Nubuat yang sering digunakan untuk membuktikan bahwa daging kemanusiaan Yesus
tidaklah sama dengan daging kemanusiaan yang kita miliki adalah yang di bawah:
“Dalam
membahas kemanusiaan Kristus, saudara harus berjaga-jaga dengan sekuat tenaga
dalam membuat pernyataan-pernyataan, agar kata-kata saudara tidak diberi arti
lebih dari apa yang dimaksud. …Janganlah sekali-kali meninggalkan kesan dalam
pikiran orang-orang bahwa ada satu gores kejahatan, atau kecenderungan kepada
kejahatan, yang boleh didapati dalam diri Kristus. …Biarlah semua orang
menerima amaran untuk tidak membuat Yesus seluruhnya sama dengan manusia
seperti kita; oleh sebab hal itu tidak dapat terjadi.” – E.
G. W. Questions on Doctrine hal 62.
Bagian
yang digaris bawahi di atas, dalam bahasa aslinya berbunyi demikian:
“Let
every human being be warned from the ground of making Christ altogether human,
such as one as ourselves; for it cannot be.”
Apakah
yang dimaksud oleh hamba Allah dengan tulisannya yang di atas? Sebelum kita
membuat suatu usaha untuk membandingkan tulisan Roh Nubuat dengan tulisan Roh
Nubuat, biarlah kita menambahkan satu kutipan lagi yang seolah-olah mendukung
konsep bahwa daging kemanusiaan Yesus adalah tidak sama dengan daging
kemanusiaan kita yang telah mendatangkan begitu banyak malapetaka bagi kita.
“Kita tidak
boleh mempunyai pengertian-pengertian yang salah tentang sifat kemanusiaan
Yesus yang sama sekali tidak mengandung dosa.” – EGW, Q. O.
D. 60, 61.
Dalam bahasa aslinya kutipan itu berbunyi:
“We
should not have no misgivings in regard to the perfect sinlessness of the human
nature of Christ.”
Adalah
jelas bahwa kesulitan-kesulitan dapat timbul! Itulah sebabnya para pimpinan
kita telah berdebat di antara mereka sendiri dengan satu kandang bertahan bahwa
daging kemanusiaan Yesus adalah sama dengan daging kemanusiaan kita, dan
kandang yang lain bertahan bahwa daging kemanusiaan Yesus adalah sama dengan daging
kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya ke dalam dosa!
Apakah yang
harus menjadi pendirian kita? Apakah kita harus ikut terombang-ambingkan di
antara dua kandang pendapat yang ada? Apakah kita harus membentuk kandang yang
ketiga dengan harapan bahwa kedua kandang yang telah ada dapat dilenyapkan?
Apakah kita harus memilih jalur yang netral atau tidak membicarakan sifat
kemanusiaan Yesus sama sekali?
Kita harus
membuat satu pilihan bagi diri kita masing-masing! Kita dapat memilih bahwa
kemanusiaan Yesus adalah sama dengan kemanusiaan kita; atau kemanusiaan Yesus
adalah sama dengan kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya; atau Yesus mempunyai
kemanusiaan yang hanya dimiliki oleh Yesus sendiri; atau kita tidak mau
membicarakan kemanusiaan Yesus sama sekali! Yang manakah yang akan kita pilih?
Atas dasar apakah kita akan memilih? Apakah kita akan memilih atas dasar
banyaknya orang yang bakal berpihak
dengan kita? Apakah kita akan memilih atas dasar apa yang dipercayai oleh
General Conference Presiden kita? Atau, apakah kita akan memilih atas dasar
ungkapan Roh Nubuat bahwa “Injil mempunyai kuasa untuk membuktikan keilahiannya
sendiri kepada orang yang rendah hati dan menyadari keadaannya yang penuh
dosa”?
Semua di
antara kita yang akan membuat pilihan atas dasar ilham Roh yang ada di atas,
akan dipimpin oleh Roh kepada persatuan iman orang-orang saleh, dan akan
menikmati pimpinan Roh untuk selanjutnya hingga Yesus menyatakan diriNya di
awan-awan!
Kita tidak
berani mengaku bahwa kitalah yang telah berpegang pada ajaran yang benar;
tetapi, kita berani berkata bahwa ada ajaran yang benar, dan ajaran yang benar
itu akan dinyatakan oleh Roh kepada semua yang merindukan persatuan IMAN di
antara umat Allah di bawah kuasaNya!! Barangsiapa yang memilih untuk membeli
celak mata agar dapat melihat kebesaran pekerjaan Roh Suci di hari-hari yang
akan datang akan pada hari ini, menyediakan dirinya untuk dikubur oleh Roh agar
Ia dapat bekerja dengan leluasa untuk menyiapkan umatNya bagi kecurahan HUJAN
AKHIR!
Tidak akan
ada kecurahan HUJAN AKHIR sebelum umat Allah mau dipersatukan dalam IMAN!
Oleh sebab
itu, sekaranglah kewajiban kita untuk segera bekerja bagi persatuan yang telah
didoakan oleh Kristus! Kebenaran tentang kemanusiaan Kristus harus dicari dan
digali. Janganlah kita menjadi penghalang-penghalang dan perintang-perintang
bagi usaha Roh Suci untuk menyatukan umatNya. Barangsiapa memilih untuk
menghalang-halangi pekerjaan Roh Suci akan menyesal pada saatnya oleh karena
akan menemukan dirinya tersaring di luar kandang orang-orang saleh.
Marilah kita
sekarang berusaha untuk menganalisa
segala kemungkinan yang ada tentang kemanusiaan Yesus, agar kita dapat
mempunyai satu konsep yang dapat kita pakai bersama-sama untuk mendatangkan
persatuan IMAN yang diminta oleh Tuhan!
- Apakah Yesus memiliki
suatu sifat kemanusiaan yang dimiliki Adam sebelum kejatuhannya di dalam
dosa?
“Surat-surat
telah berdatangan kepada saya, menekankan bahwa Kristus tidak mungkin mempunyai
sifat yang sama seperti sifat manusia, oleh sebab apabila demikian, Ia pasti
akan jatuh di bawah pencobaan-pencobaan yang sama. Apabila Ia tidak memiliki
sifat kemanusiaan, Ia tidak dapat menjadi teladan kita. Apabila Ia tidak
mengambil bagian dalam sifat kita, Ia tidak dapat digoda sebagaimana manusia
telah digoda.” – 1. S. M. 408.
Adalah jelas
sekali bahwa Yesus tidak mengambil suatu jenis kemanusiaan yang lain dari apa
yang kita kenal.
Tetapi
kutipan ini ‘mungkin’ masih belum memastikan apakah kemanusiaan Yesus adalah
seperti yang dimiliki Adam sebelum kejatuhannya atau seperti yang dimiliki
manusia setelah kejatuhannya dalam dosa. Kita harus membaca dengan lebih
teliti.
Sebetulnya,
kutipan yang di atas sudah memastikan bahwa kemanusiaan yang dikenakan Yesus
adalah kemanusiaan yang telah dikutuk dosa. Kata-kata “menjadi teladan kita”
berperan sebagai “kunci”. Yesus tidak menjadi teladan bagi Adam sebelum
kejatuhannya. Seandainya Adam tidak jatuh, Yesus sama sekali tidak perlu
menjelma sebagai manusia. Adam yang tidak jatuh tidak perlu diberi contoh.
Adalah Adam yang telah jatuh dalam dosa, dan kita semua sebagai
keturunan-keturunannya, yang diberi contoh oleh Yesus! Untuk menjadi contoh
kita, Ia telah “mengambil bagian dalam sifat kita”, agar Ia dapat
memberi petunjuk-petunjuk bagaimana kita dapat menang! Inilah tujuannya yang
penting!
Dalam
mempelajari Alkitab dan tulisan-tulisan Roh Nubuat kita tidak boleh mengikat
diri kita pada bunyi kata-kata melulu. Kita harus mencari dasar-dasar atau
prinsip-prinsip kebenarannya. Dengan begitu, kita baru akan mencapai
kebenarannya!!!
Pada
pelajaran yang lalu, kita telah memperoleh suatu rumus. Rumus itu menyatakan
satu prinsip kebenaran. Satu prinsip kebenaran, apabila telah diperoleh, tidak
akan banyak dipengaruhi oleh kata-kata yang mungkin tidak sangat jelas penggunaannya.
Rumus atau prinsip yang telah kita peroleh adalah:
Kemanusiaan
Adam sebelum ia berdosa + kehidupan Yesus yang tanpa dosa = kemanusiaan Yesus
yang tidak dapat mati.
Apabila
Yesus telah mengenakan kemanusiaan yang tidak dapat mati, Yesus tidak dapat
menebus dosa-dosa kita dengan ‘kematianNya’. Dengan rumus ini, semua tulisan Alkitab dan Roh Nubuat harus dimengerti.
Contoh
yang lain: Kita tahu bahwa semesta alam yang menjadi tempat pemerintahan
Kerajaan Allah adalah suci, kudus, dan bebas dari noda dosa. Hanya dunia kita
ini saja yang telah dinodai dosa. Dunia kita telah menjadi suatu keganjilan
dalam pemerintahan Allah! Itulah sebabnya, Yesus telah turun tangan dan
merelakan diriNya untuk menebus kembali dunia kita ini agar supaya akhirnya
noda dosa dapat dihapus dari dunia ini untuk selama-lamanya. Dengan lain kata,
semesta alam akan dibersihkan kembali dari segala hasil perbuatan dosa bahkan
ingatan akan dosa. Ini adalah suatu prinsip kebenaran: Allah tidak mau melihat
atau mengingat dosa itu lagi! Dengan prinsip kebenaran ini, kita dapat
memperoleh pengertian yang tepat dari hal NERAKA! NERAKA bukanlah tempat di
mana orang berdosa akan dibakar untuk selama-lamanya sehingga Tuhan dan semua
penghuni semesta alam akan mengingat dosa itu untuk seterusnya. Walaupun
kata-kata Alkitab berbunyi:
“Mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.” –Wahyu 20:10.
Kita
tahu bahwa:
“Hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan
setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh
hari yang datang itu, … sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.”
– Maleakhi 4:1.
“Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi
dalam hati.” – Yesaya 65:17.
Jadi,
apabila kita membaca tulisan-tulisan Alkitab dan Roh Nubuat dengan mencari
prinsip-prinsip kebenarannya secara menyeluruh, kita akan mendapatkan
kebenaran-kebenaran tulisan-tulisan tersebut.
Kita tidak boleh mengikat diri kita pada bunyi kata-kata melulu, oleh
sebab kalau kita melakukan hal ini, kita akan mudah sekali dibelokkan dari
kebenaran untuk mendukung pendapat-pendapat kita sendiri! Marilah kita
bersama-sama belajar untuk tidak melakukan hal ini! Kita semua harus ingat
bahwa dalam mempelajari kebenaran firman Allah, bukanlah diri kita atau nama
kita yang perlu ditinggikan dan disanjung-sanjung! Kemuliaan kita harus dikubur
di dalam debu agar Yesus Kristus saja yang kita tinggikan!
Kita
telah menemukan prinsip bahwa tujuan Yesus mengambil kemanusiaan kita adalah
agar Ia dapat menjadi TELADAN kita agar kita boleh mengetahui bagaimana kita
seharusnya hidup untuk mengalahkan setan dalam persiapan kita untuk menyongsong
kedatangan Yesus yang kedua kali.
“Dalam diri Kristus, keilahian dan kemanusiaan telah disatukan. ……. Tetapi
rencana Allah, yang telah dibuat untuk keselamatan manusia (jadi untuk
manusia yang sudah berdosa), telah diatur agar Kristus mengenal kelaparan,
kemiskinan, dan setiap segi dari pengalaman manusia. Ia telah
mengalahkan setiap pencobaan, dengan kuasa yang dapat dimiliki manusia.
Ia berpegang pada takhta Allah, dan tidak ada seorang pria atau wanita yang
tidak dapat memperoleh pertolongan yang sama oleh iman pada Allah. …… Kristus
telah datang untuk menyatakan sumber kekuasaan-Nya, agar manusia jangan pernah
bersandar kepada kemampuan kemanusiaannya yang tidak diberi pertolongan.” – 1 S.M. 408, 409.
Dalam diri Kristus, keilahian dan kemanusiaan telah disatukan. Terlalu sering kita mengartikan sebutan ini bahwa di
dalam diri Kristus didapati penyatuan di antara kemanusiaan dan keilahian-Nya
sendiri. Memang Yesus bukanlah seorang manusia yang biasa. Yesus bukanlah 100%
seperti kita. Kemanusiaan Yesus menyelubungi keilahian-Nya. Tetapi yang
dimaksud oleh tulisan yang di atas bukanlah ini!
Tulisan
yang di atas berbicara tentang “rencana keselamatan Allah bagi manusia yang
telah jatuh dalam dosa”. Dalam rencana tersebut telah diatur agar Yesus
“mengenal kelaparan, kemiskinan, dan setiap segi pengalaman manusia” yang
hendak diselamatkan-Nya! Yesus tidak datang dengan kemanusiaan Adam yang belum
mengenal arti “mementingkan diri sendiri”. Kemanusiaan Yesus, apabila tidak
dikendalikan oleh KUASA KEILAHIAN yang selalu dipegang-Nya (bukan kuasa
keilahian-Nya sendiri), akan segera dikalahkan setan!!
Kita
tahu bahwa hamba Allah tidak berbicara tentang KUASA KEILAHIAN YESUS SENDIRI
oleh sebab ia mengatakan bahwa KUASA YANG SAMA atau PERTOLONGAN YANG SAMA dapat
diperoleh setiap pria dan wanita yang menaruh iman pada Allah. Yesus harus
ditolong sebagaimana kita harus ditolong. Yesus telah berpegang pada takhta
Allah sebagaimana kita harus berpegang pada takhta Allah. Yesus telah datang
untuk ”menyatakan sumber kekuasaan-Nya”. Sumber kekuasaan-Nya adalah Roh Suci
dan Sabda Allah. Sumber kekuasaan-Nya bukanlah keilahian-Nya sendiri. Apabila
keilahian-Nya sendiri yang merupakan sumber kekuasaan-Nya itu, kita semua tidak
akan memiliki kuasa itu oleh sebab kita bukanlah “ilahi”.
- Kemanusiaan Yesus adalah
sama dengan kemanusiaan kita
Yesus telah
menghampakan diri-Nya lebih dari apa yang kita perkirakan. Sekiranya Yesus
mengambil sifat kemanusiaan Adam sebelum kejatuhan-Nya ke dalam dosa, hal itu
telah merupakan suatu hinaan yang luar biasa bagi-Nya. Tetapi Roh Nubuat telah
menyatakan bahwa Ia telah melakukan sesuatu yang lebih dari itu.
“Sungguhlah
merupakan kehinaan yang tidak terhingga bagi Anak Allah untuk mengambil sifat
manusia, sekali pun ketika Adam masih dalam keadaannya yang tidak berdosa di
Eden dahulu kala. Tetapi Yesus rela
menjadi manusia setelah bangsa manusia itu dilemahkan oleh dosa selama 4000
tahun. Seperti setiap anak Adam, Ia menerima segala akibat buatan
undang-undang keturunan yang besar. …… Ia (Allah Bapa) mengijinkan Dia
(Kristus) …….. bertempur dalam peperangan sebagaimana setiap anak manusia wajib
bertempur.” – 1 KSZ 39.
Adalah jelas
sekali bahwa Yesus bertempur sebagaimana kita harus bertempur. Yesus telah
bertempur dengan keadaan manusia yang tidak dibebaskan dari undang-undang
keturunan yang besar. Yesus harus bertempur di tempat kita, agar Ia dapat
memberikan teladan kepada kita bagaimana kita semua seharusnya bertempur.
Dengan
pegangan pada prinsip-prinsip kebenaran yang di atas, kita sekarang dapat
menganalisa tulisan-tulisan Roh Nubuat yang nampaknya agak membingungkan. Kita
kutip sekali lagi:
“Dalam membahas
kemanusiaan Kristus, saudara harus berjaga-jaga dengan sekuat tenaga dalam
membuat pernyataan-pernyataan, agar kata-kata saudara tidak diberi arti yang
lebih dari apa yang dimaksud. ……. Janganlah sekali-kali meninggalkan kesan
dalam pikiran orang-orang bahwa ada satu gores kejahatan, atau kecenderungan
kepada kejahatan, yang boleh didapati dalam diri Kristus. …. Biarlah semua
orang menerima amaran untuk tidak membuat Yesus seluruhnya sama dengan manusia
seperti kita; oleh sebab hal itu tidak dapat terjadi.” -- EGW, Q.O.D. 62.
“Kita tidak
boleh mempunyai pengertian yang salah dari hal kemanusiaan Yesus yang sama
sekali tidak mengadung dosa.” – EGW, Q.O.D. 60, 61.
Roh Nubuat
membuat perbandingan di antara manusia yang hidupnya tidak dikendalikan Roh
Kudus, dan Kristus yang hidup-Nya sepenuhnya dikendalikan oleh Roh Kudus.
Kita
mengetahui bahwa manusia yang hidupnya tidak sepenuhnya dikendalikan Roh
Kudus, telah berbuat dosa.
“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”
-- Roma 3:23.
Dalam
hal “berbuat dosa” ini, sama sekali tidak ada perbedaan di antara manusia yang
satu dengan manusia yang lainnya. Semua berada di dalam satu kapal. Tetapi,
walaupun Yesus telah mengenakan kemanusiaan kita, kemanusiaan yang telah menerima
“segala akibat undang-undang keturunan yang besar”, kita diamarkan untuk tidak
menyamakan Yesus dengan kita yang berdosa ini. Itulah sebabnya Roh Nubuat telah
berkata:
“Janganlah sekali-kali meninggalkan kesan dalam pikiran orang-orang bahwa
ada satu gores kejahatan, atau kecenderungan kepada kejahatan, yang boleh
didapati dalam diri Kristus. …. Biarlah semua orang menerima amaran untuk tidak
membuat Yesus seluruhnya sama dengan manusia seperti kita; oleh sebab hal itu
tidak dapat terjadi.”
Rasul Paulus
telah membuat semua manusia sama dengan tiada perbedaan-perbedaannya dalam hal
“berbuat dosa”, tetapi kita telah diamarkan untuk tidak menyamakan Yesus
“seluruhnya sama dengan manusia seperti kita” dalam hal mempunyai “gores
kejahatan” atau “kecenderungan kepada kejahatan”. “Kemanusiaan Yesus sama
sekali tidak mengandung dosa”. Yesus telah menang!
Yesus
telah 100% menang dalam pertempuran-Nya dengan keadaan kemanusiaan seperti
kemanusiaan kita, dan Ia hendak menyatakan sumber kekuasaan-Nya kepada kita.
Yesus hendak memberi tahu kepada kita bahwa Ia telah menang bukan disebabkan
keilahian-Nya atau kemanusiaan-Nya yang lebih unggul dari kemanusiaan kita; Ia telah menang oleh karena penyatuan kemanusiaan-Nya
dengan keilahian Roh Kudus dan Bapa yang di sorga. Jalur ini
dinyatakan-Nya terbuka bagi masing-masing kita!
Disadur Ulang dari Seri
Pelajaran Alikitab & Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswoyo Kadarman - Raya
Dieng 31, Hari Sabat, 21 September 1985.
(Diketik oleh Janice & Delfirah
Singkuang – CP BSD, Januari 2007)
Dipublish di blog by klavierlenk, agustus 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar