Sabtu, 15 Agustus 2015

- KEMANUSIAAN YESUS - SUATU LADANG PENUH HARTA KEROHANIAN YANG PERLU DIGALI - Bagian 3 -

- KEMANUSIAAN YESUS - SUATU LADANG PENUH HARTA KEROHANIAN YANG PERLU DIGALI
- Bagian 3 -


1.    Roh Nubuat Menegaskan Persamaan Kemanusiaan Yesus Dengan Kemanusiaan Kita

Banyak di antara kita telah salah menafsirkan tulisan Roh Nubuat. Ucapan ini memang dapat diberi arti seolah-olah hanya kita saja yang dapat menafsirkan tulisan Roh Nubuat dengan betul. Bukan begitu! Semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk mengerti tulisan-tulisan Roh Nubuat dan juga mempunyai kesempatan yang sama untuk mengerti tulisan-tulisan Roh Nubuat dan juga mempunyai kesempatan yang sama untuk tidak mengerti tulisan-tulisan Roh Nubuat. Kunci untuk mengerti tulisan-tulisan ilham telah kita kemukakan dalam pelajaran yang lalu pada halaman yang kedua. Apabila kunci itu tidak kita gunakan untuk membuka rahasia tulisan-tulisan ilham, kita pasti akan membuat kesalahan-kesalahan.

Tulisan Roh Nubuat yang sering digunakan untuk membuktikan bahwa daging kemanusiaan Yesus tidaklah sama dengan daging kemanusiaan yang kita miliki adalah yang di bawah:

“Dalam membahas kemanusiaan Kristus, saudara harus berjaga-jaga dengan sekuat tenaga dalam membuat pernyataan-pernyataan, agar kata-kata saudara tidak diberi arti lebih dari apa yang dimaksud. …Janganlah sekali-kali meninggalkan kesan dalam pikiran orang-orang bahwa ada satu gores kejahatan, atau kecenderungan kepada kejahatan, yang boleh didapati dalam diri Kristus. …Biarlah semua orang menerima amaran untuk tidak membuat Yesus seluruhnya sama dengan manusia seperti kita; oleh sebab hal itu tidak dapat terjadi.” – E. G. W. Questions on Doctrine hal 62.

Bagian yang digaris bawahi di atas, dalam bahasa aslinya berbunyi demikian:

“Let every human being be warned from the ground of making Christ altogether human, such as one as ourselves; for it cannot be.”

Apakah yang dimaksud oleh hamba Allah dengan tulisannya yang di atas? Sebelum kita membuat suatu usaha untuk membandingkan tulisan Roh Nubuat dengan tulisan Roh Nubuat, biarlah kita menambahkan satu kutipan lagi yang seolah-olah mendukung konsep bahwa daging kemanusiaan Yesus adalah tidak sama dengan daging kemanusiaan kita yang telah mendatangkan begitu banyak malapetaka bagi kita.

“Kita tidak boleh mempunyai pengertian-pengertian yang salah tentang sifat kemanusiaan Yesus yang sama sekali tidak mengandung dosa.” – EGW, Q. O. D. 60, 61.

Dalam bahasa aslinya kutipan itu berbunyi:

“We should not have no misgivings in regard to the perfect sinlessness of the human nature of Christ.”

Adalah jelas bahwa kesulitan-kesulitan dapat timbul! Itulah sebabnya para pimpinan kita telah berdebat di antara mereka sendiri dengan satu kandang bertahan bahwa daging kemanusiaan Yesus adalah sama dengan daging kemanusiaan kita, dan kandang yang lain bertahan bahwa daging kemanusiaan Yesus adalah sama dengan daging kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya ke dalam dosa!

Apakah yang harus menjadi pendirian kita? Apakah kita harus ikut terombang-ambingkan di antara dua kandang pendapat yang ada? Apakah kita harus membentuk kandang yang ketiga dengan harapan bahwa kedua kandang yang telah ada dapat dilenyapkan? Apakah kita harus memilih jalur yang netral atau tidak membicarakan sifat kemanusiaan Yesus sama sekali?

Kita harus membuat satu pilihan bagi diri kita masing-masing! Kita dapat memilih bahwa kemanusiaan Yesus adalah sama dengan kemanusiaan kita; atau kemanusiaan Yesus adalah sama dengan kemanusiaan Adam sebelum kejatuhannya; atau Yesus mempunyai kemanusiaan yang hanya dimiliki oleh Yesus sendiri; atau kita tidak mau membicarakan kemanusiaan Yesus sama sekali! Yang manakah yang akan kita pilih? Atas dasar apakah kita akan memilih? Apakah kita akan memilih atas dasar banyaknya orang yang  bakal berpihak dengan kita? Apakah kita akan memilih atas dasar apa yang dipercayai oleh General Conference Presiden kita? Atau, apakah kita akan memilih atas dasar ungkapan Roh Nubuat bahwa “Injil mempunyai kuasa untuk membuktikan keilahiannya sendiri kepada orang yang rendah hati dan menyadari keadaannya yang penuh dosa”?

Semua di antara kita yang akan membuat pilihan atas dasar ilham Roh yang ada di atas, akan dipimpin oleh Roh kepada persatuan iman orang-orang saleh, dan akan menikmati pimpinan Roh untuk selanjutnya hingga Yesus menyatakan diriNya di awan-awan!

Kita tidak berani mengaku bahwa kitalah yang telah berpegang pada ajaran yang benar; tetapi, kita berani berkata bahwa ada ajaran yang benar, dan ajaran yang benar itu akan dinyatakan oleh Roh kepada semua yang merindukan persatuan IMAN di antara umat Allah di bawah kuasaNya!! Barangsiapa yang memilih untuk membeli celak mata agar dapat melihat kebesaran pekerjaan Roh Suci di hari-hari yang akan datang akan pada hari ini, menyediakan dirinya untuk dikubur oleh Roh agar Ia dapat bekerja dengan leluasa untuk menyiapkan umatNya bagi kecurahan HUJAN AKHIR!

Tidak akan ada kecurahan HUJAN AKHIR sebelum umat Allah mau dipersatukan dalam IMAN!

Oleh sebab itu, sekaranglah kewajiban kita untuk segera bekerja bagi persatuan yang telah didoakan oleh Kristus! Kebenaran tentang kemanusiaan Kristus harus dicari dan digali. Janganlah kita menjadi penghalang-penghalang dan perintang-perintang bagi usaha Roh Suci untuk menyatukan umatNya. Barangsiapa memilih untuk menghalang-halangi pekerjaan Roh Suci akan menyesal pada saatnya oleh karena akan menemukan dirinya tersaring di luar kandang orang-orang saleh.

Marilah kita sekarang  berusaha untuk menganalisa segala kemungkinan yang ada tentang kemanusiaan Yesus, agar kita dapat mempunyai satu konsep yang dapat kita pakai bersama-sama untuk mendatangkan persatuan IMAN yang diminta oleh Tuhan!


  1. Apakah Yesus memiliki suatu sifat kemanusiaan yang dimiliki Adam sebelum kejatuhannya di dalam dosa?



“Surat-surat telah berdatangan kepada saya, menekankan bahwa Kristus tidak mungkin mempunyai sifat yang sama seperti sifat manusia, oleh sebab apabila demikian, Ia pasti akan jatuh di bawah pencobaan-pencobaan yang sama. Apabila Ia tidak memiliki sifat kemanusiaan, Ia tidak dapat menjadi teladan kita. Apabila Ia tidak mengambil bagian dalam sifat kita, Ia tidak dapat digoda sebagaimana manusia telah digoda.” – 1. S. M. 408.

Adalah jelas sekali bahwa Yesus tidak mengambil suatu jenis kemanusiaan yang lain dari apa yang kita kenal.

Tetapi kutipan ini ‘mungkin’ masih belum memastikan apakah kemanusiaan Yesus adalah seperti yang dimiliki Adam sebelum kejatuhannya atau seperti yang dimiliki manusia setelah kejatuhannya dalam dosa. Kita harus membaca dengan lebih teliti.

Sebetulnya, kutipan yang di atas sudah memastikan bahwa kemanusiaan yang dikenakan Yesus adalah kemanusiaan yang telah dikutuk dosa. Kata-kata “menjadi teladan kita” berperan sebagai “kunci”. Yesus tidak menjadi teladan bagi Adam sebelum kejatuhannya. Seandainya Adam tidak jatuh, Yesus sama sekali tidak perlu menjelma sebagai manusia. Adam yang tidak jatuh tidak perlu diberi contoh. Adalah Adam yang telah jatuh dalam dosa, dan kita semua sebagai keturunan-keturunannya, yang diberi contoh oleh Yesus! Untuk menjadi contoh kita, Ia telah “mengambil bagian dalam sifat kita”, agar Ia dapat memberi petunjuk-petunjuk bagaimana kita dapat menang! Inilah tujuannya yang penting!

Dalam mempelajari Alkitab dan tulisan-tulisan Roh Nubuat kita tidak boleh mengikat diri kita pada bunyi kata-kata melulu. Kita harus mencari dasar-dasar atau prinsip-prinsip kebenarannya. Dengan begitu, kita baru akan mencapai kebenarannya!!!

Pada pelajaran yang lalu, kita telah memperoleh suatu rumus. Rumus itu menyatakan satu prinsip kebenaran. Satu prinsip kebenaran, apabila telah diperoleh, tidak akan banyak dipengaruhi oleh kata-kata yang mungkin tidak sangat jelas penggunaannya. Rumus atau prinsip yang telah kita peroleh adalah:

Kemanusiaan Adam sebelum ia berdosa + kehidupan Yesus yang tanpa dosa = kemanusiaan Yesus yang tidak dapat mati.

Apabila Yesus telah mengenakan kemanusiaan yang tidak dapat mati, Yesus tidak dapat menebus dosa-dosa kita dengan ‘kematianNya’. Dengan rumus ini, semua tulisan Alkitab dan Roh Nubuat harus dimengerti.

Contoh yang lain: Kita tahu bahwa semesta alam yang menjadi tempat pemerintahan Kerajaan Allah adalah suci, kudus, dan bebas dari noda dosa. Hanya dunia kita ini saja yang telah dinodai dosa. Dunia kita telah menjadi suatu keganjilan dalam pemerintahan Allah! Itulah sebabnya, Yesus telah turun tangan dan merelakan diriNya untuk menebus kembali dunia kita ini agar supaya akhirnya noda dosa dapat dihapus dari dunia ini untuk selama-lamanya. Dengan lain kata, semesta alam akan dibersihkan kembali dari segala hasil perbuatan dosa bahkan ingatan akan dosa. Ini adalah suatu prinsip kebenaran: Allah tidak mau melihat atau mengingat dosa itu lagi! Dengan prinsip kebenaran ini, kita dapat memperoleh pengertian yang tepat dari hal NERAKA! NERAKA bukanlah tempat di mana orang berdosa akan dibakar untuk selama-lamanya sehingga Tuhan dan semua penghuni semesta alam akan mengingat dosa itu untuk seterusnya. Walaupun kata-kata Alkitab berbunyi:

“Mereka disiksa siang malam sampai selama-lamanya.” –Wahyu 20:10.

Kita tahu bahwa:

“Hari itu datang, menyala seperti perapian, maka semua orang gegabah dan setiap orang yang berbuat fasik menjadi seperti jerami dan akan terbakar oleh hari yang datang itu, … sampai tidak ditinggalkannya akar dan cabang mereka.” – Maleakhi 4:1.

“Hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.” – Yesaya 65:17.

Jadi, apabila kita membaca tulisan-tulisan Alkitab dan Roh Nubuat dengan mencari prinsip-prinsip kebenarannya secara menyeluruh, kita akan mendapatkan kebenaran-kebenaran tulisan-tulisan tersebut.  Kita tidak boleh mengikat diri kita pada bunyi kata-kata melulu, oleh sebab kalau kita melakukan hal ini, kita akan mudah sekali dibelokkan dari kebenaran untuk mendukung pendapat-pendapat kita sendiri! Marilah kita bersama-sama belajar untuk tidak melakukan hal ini! Kita semua harus ingat bahwa dalam mempelajari kebenaran firman Allah, bukanlah diri kita atau nama kita yang perlu ditinggikan dan disanjung-sanjung! Kemuliaan kita harus dikubur di dalam debu agar Yesus Kristus saja yang kita tinggikan!

Kita telah menemukan prinsip bahwa tujuan Yesus mengambil kemanusiaan kita adalah agar Ia dapat menjadi TELADAN kita agar kita boleh mengetahui bagaimana kita seharusnya hidup untuk mengalahkan setan dalam persiapan kita untuk menyongsong kedatangan Yesus yang kedua kali.

“Dalam diri Kristus, keilahian dan kemanusiaan telah disatukan. ……. Tetapi rencana Allah, yang telah dibuat untuk keselamatan manusia (jadi untuk manusia yang sudah berdosa), telah diatur agar Kristus mengenal kelaparan, kemiskinan, dan setiap segi dari pengalaman manusia. Ia telah mengalahkan setiap pencobaan, dengan kuasa yang dapat dimiliki manusia. Ia berpegang pada takhta Allah, dan tidak ada seorang pria atau wanita yang tidak dapat memperoleh pertolongan yang sama oleh iman pada Allah. …… Kristus telah datang untuk menyatakan sumber kekuasaan-Nya, agar manusia jangan pernah bersandar kepada kemampuan kemanusiaannya yang tidak diberi pertolongan.” – 1 S.M. 408, 409.

Dalam diri Kristus, keilahian dan kemanusiaan telah disatukan. Terlalu sering kita mengartikan sebutan ini bahwa di dalam diri Kristus didapati penyatuan di antara kemanusiaan dan keilahian-Nya sendiri. Memang Yesus bukanlah seorang manusia yang biasa. Yesus bukanlah 100% seperti kita. Kemanusiaan Yesus menyelubungi keilahian-Nya. Tetapi yang dimaksud oleh tulisan yang di atas bukanlah ini!

Tulisan yang di atas berbicara tentang “rencana keselamatan Allah bagi manusia yang telah jatuh dalam dosa”. Dalam rencana tersebut telah diatur agar Yesus “mengenal kelaparan, kemiskinan, dan setiap segi pengalaman manusia” yang hendak diselamatkan-Nya! Yesus tidak datang dengan kemanusiaan Adam yang belum mengenal arti “mementingkan diri sendiri”. Kemanusiaan Yesus, apabila tidak dikendalikan oleh KUASA KEILAHIAN yang selalu dipegang-Nya (bukan kuasa keilahian-Nya sendiri), akan segera dikalahkan setan!!

Kita tahu bahwa hamba Allah tidak berbicara tentang KUASA KEILAHIAN YESUS SENDIRI oleh sebab ia mengatakan bahwa KUASA YANG SAMA atau PERTOLONGAN YANG SAMA dapat diperoleh setiap pria dan wanita yang menaruh iman pada Allah. Yesus harus ditolong sebagaimana kita harus ditolong. Yesus telah berpegang pada takhta Allah sebagaimana kita harus berpegang pada takhta Allah. Yesus telah datang untuk ”menyatakan sumber kekuasaan-Nya”. Sumber kekuasaan-Nya adalah Roh Suci dan Sabda Allah. Sumber kekuasaan-Nya bukanlah keilahian-Nya sendiri. Apabila keilahian-Nya sendiri yang merupakan sumber kekuasaan-Nya itu, kita semua tidak akan memiliki kuasa itu oleh sebab kita bukanlah “ilahi”.


  1. Kemanusiaan Yesus adalah sama dengan kemanusiaan kita



Yesus telah menghampakan diri-Nya lebih dari apa yang kita perkirakan. Sekiranya Yesus mengambil sifat kemanusiaan Adam sebelum kejatuhan-Nya ke dalam dosa, hal itu telah merupakan suatu hinaan yang luar biasa bagi-Nya. Tetapi Roh Nubuat telah menyatakan bahwa Ia telah melakukan sesuatu yang lebih dari itu.

“Sungguhlah merupakan kehinaan yang tidak terhingga bagi Anak Allah untuk mengambil sifat manusia, sekali pun ketika Adam masih dalam keadaannya yang tidak berdosa di Eden dahulu kala. Tetapi Yesus rela menjadi manusia setelah bangsa manusia itu dilemahkan oleh dosa selama 4000 tahun. Seperti setiap anak Adam, Ia menerima segala akibat buatan undang-undang keturunan yang besar. …… Ia (Allah Bapa) mengijinkan Dia (Kristus) …….. bertempur dalam peperangan sebagaimana setiap anak manusia wajib bertempur.” – 1 KSZ 39.

Adalah jelas sekali bahwa Yesus bertempur sebagaimana kita harus bertempur. Yesus telah bertempur dengan keadaan manusia yang tidak dibebaskan dari undang-undang keturunan yang besar. Yesus harus bertempur di tempat kita, agar Ia dapat memberikan teladan kepada kita bagaimana kita semua seharusnya bertempur.

Dengan pegangan pada prinsip-prinsip kebenaran yang di atas, kita sekarang dapat menganalisa tulisan-tulisan Roh Nubuat yang nampaknya agak membingungkan. Kita kutip sekali lagi:

“Dalam membahas kemanusiaan Kristus, saudara harus berjaga-jaga dengan sekuat tenaga dalam membuat pernyataan-pernyataan, agar kata-kata saudara tidak diberi arti yang lebih dari apa yang dimaksud. ……. Janganlah sekali-kali meninggalkan kesan dalam pikiran orang-orang bahwa ada satu gores kejahatan, atau kecenderungan kepada kejahatan, yang boleh didapati dalam diri Kristus. …. Biarlah semua orang menerima amaran untuk tidak membuat Yesus seluruhnya sama dengan manusia seperti kita; oleh sebab hal itu tidak dapat terjadi.”  -- EGW, Q.O.D. 62.

“Kita tidak boleh mempunyai pengertian yang salah dari hal kemanusiaan Yesus yang sama sekali tidak mengadung dosa.” – EGW, Q.O.D. 60, 61.

Roh Nubuat membuat perbandingan di antara manusia yang hidupnya tidak dikendalikan Roh Kudus, dan Kristus yang hidup-Nya sepenuhnya dikendalikan oleh Roh Kudus.

Kita mengetahui bahwa manusia yang hidupnya tidak sepenuhnya dikendalikan Roh Kudus, telah berbuat dosa.

“Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.”  -- Roma 3:23.

Dalam hal “berbuat dosa” ini, sama sekali tidak ada perbedaan di antara manusia yang satu dengan manusia yang lainnya. Semua berada di dalam satu kapal. Tetapi, walaupun Yesus telah mengenakan kemanusiaan kita, kemanusiaan yang telah menerima “segala akibat undang-undang keturunan yang besar”, kita diamarkan untuk tidak menyamakan Yesus dengan kita yang berdosa ini. Itulah sebabnya Roh Nubuat telah berkata:

“Janganlah sekali-kali meninggalkan kesan dalam pikiran orang-orang bahwa ada satu gores kejahatan, atau kecenderungan kepada kejahatan, yang boleh didapati dalam diri Kristus. …. Biarlah semua orang menerima amaran untuk tidak membuat Yesus seluruhnya sama dengan manusia seperti kita; oleh sebab hal itu tidak dapat terjadi.”

Rasul Paulus telah membuat semua manusia sama dengan tiada perbedaan-perbedaannya dalam hal “berbuat dosa”, tetapi kita telah diamarkan untuk tidak menyamakan Yesus “seluruhnya sama dengan manusia seperti kita” dalam hal mempunyai “gores kejahatan” atau “kecenderungan kepada kejahatan”. “Kemanusiaan Yesus sama sekali tidak mengandung dosa”. Yesus telah menang!

Yesus telah 100% menang dalam pertempuran-Nya dengan keadaan kemanusiaan seperti kemanusiaan kita, dan Ia hendak menyatakan sumber kekuasaan-Nya kepada kita. Yesus hendak memberi tahu kepada kita bahwa Ia telah menang bukan disebabkan keilahian-Nya atau kemanusiaan-Nya yang lebih unggul dari kemanusiaan kita; Ia telah menang oleh karena penyatuan kemanusiaan-Nya dengan keilahian Roh Kudus dan Bapa yang di sorga. Jalur ini dinyatakan-Nya terbuka bagi masing-masing kita!




Disadur Ulang dari Seri Pelajaran Alikitab & Roh Nubuat oleh alm. Gito Siswoyo Kadarman - Raya Dieng 31, Hari Sabat, 21 September 1985.

(Diketik oleh Janice & Delfirah Singkuang – CP BSD, Januari 2007)
Dipublish di blog by klavierlenk, agustus 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar