Memperhatikan Tanda-tanda Zaman
Di dalam Matius 24:33 Yesus berkata:
“Demikian juga kita kamu melihat semuanya itu, ketahuilah, bahwa waktunya sudah
dekat, sudah di ambang pintu.” Apa yang
dimaksud oleh Yesus dengan ‘semuanya’ itu?
Apakah hanya masalah bencana alam?
Tentu saja lebih dari itu. Kita
sudah banyak mendengar dan tahu tentang berbagai tanda dan kegenapannya. Barangkali yang perlu kita diingatkan adalah
bahwa semua tanda-tanda itu tidak terjadi secara sporadis atau
terpisah-pisah. Semua kejadian itu
saling terkait dan akan terjadi secara serentak dan semakin meningkat dalam
frekuensi dan intensitasnya. Tanda-tanda
itu dibagi atas 1) kejadian dan bencana alam, 2) tindakan dan perilaku manusia.
Kejadian
dan bencana alam
Sejak 20 tahun terakhir ada banyak kejadian
alam yang mempunyai dampak negatif yang besar.
Hal ini semakin menunjukkan kepada kita bagaimana semua peristiwa itu
saling melengkapi dalam menciptakan satu dunia yang penuh dengan kesesakan
seperti yang belum pernah terjadi sejak ada bangsa-bangsa (Daniel 12:1).
Bencana Tanah
Gempa bumi.
Gempa berkekuatan 9.1 SR di Aceh pada bulan Desember 2004 yang akhirnya
menimbulkan bencana tsunami terbesar di abad 21 sampai saat ini dan menelan
korban sampai 225.000 jiwa. Gempa 7.6 SR
di Pakistan pada tahun 2005 yang memakan hampir 80.000 korban jiwa. Gempa 7.9 SR di provinsi Sichuan, Cina pada
12 Mei 2008 di mana pemerintah Cina
memperkirakan jumlah korban dapat mencapai 50.000 jiwa.
Bencana Air
Banjir.
Banjir besar di AS yang dikenal dengan sebutan the Great Flood of 1993
meliputi wilayah yang terbentang sepanjang 1.200 km dengan lebar 700 km akibat
meluapnya Sungai Mississippi sehingga daerah seluas 80.000 km2 terendam banjir
selama hampir 200 hari dan menimbulkan kerugian sampai USD15 miliar. Yangtze River Flood tahun 1998 di Cina
mengakibatkan 14 juta penduduk kehilangan tempat tinggalnya. Mozambique Flood tahun 2000 mengakibatkan
sebagian besar dari negara Afrika tersebut terendam air selama 3 minggu. Kalau selama ini kita sering mendengar banjir
melanda Amerika dan Asia, maka benua Eropa yang selama ini relatif kurang
terkena bencana sekarang mengalami banjir besar. Kompas 19 Agustus 2002. Eropa Banjir,
Diadakan KTT Banjir. Di sini dikatakan:
air yang menyembur dari sebuah bendungan mengarah menuju Wittenberg, kota yang
pernah menjadi salah satu pusat budaya Eropa dan tempat asal teolog Martin
Luther.
Badai.
Tropical Storm Allison yang menyerang Houston, Texas pada tahun
2001. Hurricane Katrina yang menyerang
pantai selatan AS dan ‘menenggelamkan’ kota New Orleans pada tahun 2005 setelah
badai dengan kekuatan penuh (skala 5) menjebol tanggul yang membentengi New
Orleans dari kepungan air. Myanmar
Cyclone pada 6 Mei 2008 yang menyerbu Myanmar dan memakan korban sampai 100.000
jiwa. Tsunami. Bencana tsunami Aceh tahun 2004 dianggap
sebagai bencana tsunami terbesar kedua dalam sejarah yang menghantam puluhan
negara yang berada di sekitar Samudra Hindia.
Bencana
Cuaca
Kekeringan. Sejarah dunia mencatat puluhan jutaan penduduk meninggal karena kekeringan. Manusia tidak mampu mengatasinya sebagaimana kekeringan yang melanda Australia. Hampir 5 tahun terakhir ini benua Australia dilanda kekeringan dan pengaruh kekeringan kini mulai dirasakan oleh daerah perkotaan. Provinsi Sichuan, Cina yang dua minggu lalu mengalami gempa bumi besar pada tahun 2006 telah mengalami musim kemarau terburuk dalam zaman modern ini di mana 8 juta penduduk dan 7 juta hewan kekurangan air.
Udara
Panas.
Benua Eropa yang selama ini dianggap
relatif dingin tiba-tiba ditimpa udara panas pada tahun 2003 yang memakan
korban 35.000 jiwa meninggal. Suhu udara
rata-rata bertambah 10C dan yang tertinggi mencapai 48C, seperti: Portugal 48C,
Spanyol 41-47C, Swiss yang terkenal dingin dengan daerah pengunungannya saja
mencapai 42C. Tidak heran kalau sekarang
pergi ke Eropa maka hotel-hotel yang tadinya hanya dilengkapi dengan heater
sekarang sudah memasang alat pendingin udara.
Kebakaran Hutan.
Kebakaran hutan bukan hanya milik bangsa Indonesia. Kekeringan menyebabkan hutan gampang terbakar dan sulit untuk dipadamkan. Kebakaran hutan yang sangat besar terjadi di Yunani pada pertengahan tahun 2007 sementara pada saat itu Inggris dilanda banjir. Asap yang ditimbulkan oleh kebakaran merupakan salah satu penyumbang terbesar dari pemanasan global. Ibarat lingkaran setan. Suhu bumi yang meningkat menyebabkan kebakaran mudah terjadi dan asap kebakaran akan menambah karbon dioksida di atmosfir. Hal ini menyebabkan naiknya suhu bumi karena panas matahari tidak dapat dipantulkan ke luar dari atmosfir karena terhalang oleh karbon dioksida.
Bencana
Kesehatan dan Penyakit
Epidemik dan pandemik flu. Epidemik adalah penyakit yang menyebar dengan
cepat antar manusia. Pandemik adalah
epidemik yang menyebar secara global. Pandemik
flu Spanyol pada akhir PD I memakan korban 50 juta jiwa, lebih banyak dari yang
tewas akibat PD I. Kita bisa saja
berdebat bahwa flu Spanyol itu sudah lama.
Tetapi pandemik flu Asia dan flu Hongkong masing-masing terjadi pada
tahun 1957-1958 dan 1968-1969 meminta korban sampai jutaan orang. Pada pergantian milenium muncul penyakit
baru SARS (severe acute respiratory syndrome) penyakit sulit bernafas. SARS dianggap berkategori pandemik tetapi
masih pada tahap awal.
Penyakit Dari Serangga. Masih sulit untuk membayangkan jenis
penyakitnya. Tetapi kita bisa
membayangkan bahwa akan muncul jenis penyakit yang berkaitan dengan
serangga. Dalam bukunya An Inconvenient
Truth, Al Gore menjelaskan bahwa naiknya suhu bumi sampai temperatur tertentu dapat
menyebabkan jenis serangga tertentu
yang berbahaya bagi manusia berkembang
lebih cepat. Di samping munculnya
serangga tertentu, menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC)
jika suhu bumi meningkat antara 1.5-2.5C dapat menyebabkan 30% hewan mati. IPCC lebih lanjut memprediksi bahwa suhu bumi
akan meningkat sampai 4C pada akhir abad ini.
Barangkali perkiraan waktu itu terlalu optimis. Wajar karena mereka tidak mengerti nubuatan
bahwa dunia akan segera berakhir.
Dalam banyak peristiwa kita harus dapat
melihat bahwa bencana-bencana yang terjadi tidak ada yang luput dari pandangan
Tuhan. Bahkan dalam banyak hal boleh jadi bencana itu
justru merupakan peringatan dari Tuhan bahwa ada yang perlu diperbaiki di
daerah yang tertimpa bencana. Pekabaran
injil dan rencana keselamatan harus disampaikan ke seluruh dunia sebelum Yesus
datang. Tetapi ada banyak bagian dunia
yang tidak peduli, menutup diri bahkan melarang disebarkannya pekabaran injil,
sehingga diperlukan satu peristiwa alam yang dahsyat untuk menyadarkannya.
Tuhan mungkin saja sedang berbicara kepada
para pemimpin Myanmar yang represif melalui badai Nargif. Sekalipun dikucilkan dunia junta militer
Myanmar masih tetap bertahan karena dukungan Cina yang membela Myanmar demi
kepentingannya untuk mendapatkan akses ke Samudra Hindia. Tetapi Tuhan juga berbicara kepada pemerintah
Cina yang represif terhadap kebebasan beragama melalui gempa bumi di provinsi
Sichuan. Sebelum badai Katrina datang
pada Agustus 2005, sebenarnya akan dilangsungkan perayaan besar-besaran
perkumpulan gay di New Orleans tetapi terhalang karena datangnya badai. Udara panas yang melanda Eropa tahun 2003
mengingatkan penduduk Eropa yang kurang mempedulikan agama untuk menyadari
bahwa keadaan tidak selamanya baik dan bisa berubah dari yang
diperkirakan. Tsunami tahun 2004 melanda
negara-negara di sekitar Samudra Hindia di mana kebebasan beragama masih belum
sepenuhnya dilaksanakan.
Keterkaitan
Bencana Satu Sama Lain
Jika diperhatikan maka umumnya bencana yang
datang semuanya saling terkait dan saling mempengaruhi. Di dalam 2 Timotius
3:1, 2 dikatakan, bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar, di
mana manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mari kita coba dari pemanasan global, isu
yang sedang dan akan semakin menjadi perhatian penduduk dunia.
Pemanasan global terjadi karena ulah
manusia. Pembakaran di bumi menghasilkan
karbon dioksida (CO2) yang naik ke udara ke lapisan yang berada di antara bumi
dan atmosfir. Lapisan ini disebut juga
greenhouse gases dan menimbulkan greenhouse effect (efek rumah kaca). CO2 tadi timbul dari pembakaran bahan bakar
baik dari batubara, minyak bumi maupun gas bumi yang berasal dari pabrik dan
kendaraan serta pemakaian pendingin udara di gedung-gedung dan perumahan. CO2 juga timbul akibat kebakaran hutan yang
sebagian oleh karena disengaja manusia sebagai
jalan pintas pembebasan hutan.
Semakin menebalnya greenhouse gases mempunyai dua efek yaitu semakin
menipisnya lapisan ozon (yang sebenarnya berguna untuk menyaring sinar
ultraviolet yang dipantulkan matahari) di atmosfir menyebabkan panas matahari
semakin banyak memasuki bumi tetapi pada saat akan dipantulkan kembali ke
atmosfir (pada malam hari) tertahan oleh greenhouse gases sehingga panasnya
tetap tinggal di bumi dan menyebabkan pemanasan global.
Pemanasan global selanjutnya berdampak pada
mulai mencairnya sebagian es di kutub yang sebenarnya berfungsi untuk menjaga
kestabilan cuaca di dunia. Es yang
mencair menyebabkan permukaan air laut naik.
Eko sistem yang terganggu berdampak pada terganggunya pergerakan angin,
timbulnya udara panas dan dingin serta tekanan udara yang tidak merata. Pada
gilirannya hal ini menimbulkan typhoon, cyclone, hurricane atau badai
dan sejenisnya yang intensitasnya semakin hari semakin besar.
Pemanasan global juga telah menimbulkan
kekeringan yang semakin parah di berbagai
belahan bumi yang pada gilirannya membuat kebakaran hutan semakin
gampang terjadi. Kebakaran hutan ini
hanya akan semakin memperparah keadaan dengan semakin banyaknya CO2 tertahan di
greenhouse gases dan suhu bumi akan semakin panas. Hal yang saling terkait ini lama kelamaan
semakin besar dampaknya (terakumulasi dan menimbulkan efek bola salju). Dalam buku An Inconvenient Truth, Al Gore
menjelaskan bahwa suhu bumi meningkat drastis sejak tahun 2005 dibanding
puluhan bahkan ratusan tahun sebelumnya.
Kita bahkan bisa melihatnya 20 tahun belakangan ini. Bandung dan Cisarua yang tadinya dingin pada
siang hari sekarang panas. Danau Toba
yang tadinya dingin pada malam hari sekarang terasa biasa.
Pemanasan global akibat terganggunya
ekosistem menimbulkan berbagai penyakit yang selama ini belum pernah ada. Pada suhu yang lebih tinggi nyamuk malaria
tertentu berkembang sangat pesat. Fakta
menunjukkan bahwa ternyata bukan hanya ilmu pengetahuan yang berkembang tetapi
juga jenis penyakit. Bisa dibayangkan
dengan keadaan ekonomi yang semakin memburuk akan semakin banyak orang yang
tidak mampu menjaga kebersihan lingkungan.
Tempat-tempat kumuh yang semakin banyak akan menjadi sasaran dan tempat
berkembang biaknya berbagai jenis penyakit dan penduduknya dapat menjadi
carrier (yang membawa atau menyebarkan penyakit).
Pemanasan global juga telah membuat manusia
mencoba mengembangkan bahan bakar biofuel yang katanya bebas karbon
dioksida. Tetapi hal ini ternyata
membuat lahan yang tadinya dipakai untuk mengembangkan bahan makanan telah
dipakai untuk mengembangkan biofuel. Hal
ini membuat suplai bahan makanan berkurang dan akhirnya harga-harga bahan
makanan melambung.
Pemanasan global akan menimbulkan dampak
kerusakan yang lebih besar ketika terjadi tsunami karena permukaan air laut
yang telah naik. Sejauh ini kita melihat
tsunami terutama terjadi ketika terjadi gempa bumi tektonik akibat pergerakan
lempengan di dasar lautan. Air yang
turun di dasar laut dan kemudian naik akan menimbulkan gelombang tsunami. Tetapi pernahkan kita memikirkan dampak yang
akan terjadi jika sebuah benda angkasa, katakanlah sebuah asteroid yang
berdiameter 1 km jatuh di tengah laut?
Ini bukan sesuatu yang tidak mungkin, tetapi sangat mungkin. Bukankah Yesus sudah mengamarkannya di dalam
Lukas 21:26. Orang akan mati ketakutan
karena kecemasan berhubung dengan segala apa yang menimpa bumi ini, sebab
kuasa-kuasa langit akan goncang. Jangan
kita lupa bahwa ada ribuan meteor dan asteroid yang beredar di sekitar planet
bumi kita ini yang sewaktu-waktu dapat menuju ke bumi dan terjadi tabrakan
dahsyat. Gelombang sedahsyat apa yang
akan ditimbulkannya? Itu kalau jatuh di
laut, bagaimana kalau di darat?
Menarik untuk memperhatikan tulisan di
Kompas, 19 Nopember 1999. Hujan
Meteor. Dalam tulisan itu dikatakan
bahwa meteor Leonid akan muncul sekali dalam 33 tahun, tetapi tepat 2 tahun kemudian meteor Leonid
sudah muncul sebagaimana diberitakan dalam Jakarta Post, 20 Nopember 2001. Asia gazes at
Leonid meteor showers. Apakah
para ilmuwan salah? Apakah alat yang
mereka pakai tidak bisa diandalkan? Para
ilmuwan telah berhasil menjelajahi angkasa dan mendaratkan manusia di
bulan. Mereka tidak bodoh tetapi manusia
perlu tahu bahwa di luar kemampuan berpikir manusia ada satu kuasa yang lebih
besar yang mengontrol semesta alam.
Perhitungan manusia bisa meleset walaupun dalam hal tertentu mereka bisa
akurat. Jika perhitungan manusia
bertentangan dengan rencana Allah, maka semua perhitungan manusia menjadi tidak
kena sasaran. Pada saat yang sama kita
harus ingat bahwa sekalipun manusia mengatakan bahwa semuanya aman, tetapi jika
Tuhan mengatakan bahwa waktunya telah
tiba, maka meteor atau asteroid atau benda langit lainnya dapat digunakan Tuhan
untuk menjadi pemicu kehancuran dunia.
1Tesalonika 5:3 berkata: “Apabila mereka mengatakan: Semuanya damai dan
aman – maka tiba-tiba mereka ditimpa oleh kebinasaan, seperti seorang perempuan
yang hamil ditimpa oleh sakit bersalin – mereka pasti tidak akan luput.”
Tindakan
manusia
Sejarah dunia menunjukkan bahwa dari zaman
Adam manusia cenderung membela dan menyatakan dirinya yang benar. Padahal salah satu sifat orang berdosa adalah
ingin menguasai serta memiliki apa yang dimiliki orang lain. Konflik kepentingan tidak bisa dihindarkan
dan terjadilah perang. Sebagian karena
merasa tidak mampu berhadapan secara langsung mereka kemudian melakukan
tindakan terorisme. Manusia sering tidak
puas dengan keadaan yang normal dan ingin melakukan hal-hal aneh yang
bertentangan dengan etika dan moral.
Perang
Alkitab mencatat begitu banyak peperangan
di zaman Perjanjian Lama yang berlanjut sampai saat ini. Terpaksa memasuki perang karena membela diri
mungkin lebih dapat diterima, tetapi jika dilakukan karena ingin mengambil
milik pihak lain tentu saja sangat disesalkan.
Dalam konteks negara sering disebut agresi atau invasi. Sebuah
negara ingin menambah luas wilayahnya atau mengeksploitasi sumber alam
negara lain kemudian mencari gara-gara.
Jika perang berakhir maka negara yang kalah diduduki dan dieksploitir. Sejarah dunia mencatat dua Perang Dunia yang
meminta korban puluhan juta jiwa. Semua
itu tidak lepas dari sifat egois dan kerakusan manusia. PD I yang terjadi di Eropa (1914-1918)
menyebabkan hampir 40 juta tentara yang menjadi korban (16 juta di antaranya
tewas atau hilang) belum termasuk penduduk sipil. Biaya perang mencapai USD340 miliar menurut
perhitungan saat itu. Jika
memperhitungkan inflasi dan dibandingkan dengan biaya saat ini dapat mencapai
di atas USD10 triliun. PD II yang lebih
panjang (1939 – 1945) dan terjadi di 5 benua diperkirakan menewaskan lebih 70
juta jiwa (termasuk 50 juta korban sipil).
Belum pernah data biaya dikeluarkan kecuali hanya disebutkan bahwa
biayanya sungguh luar biasa besarnya.
Perang tidak akan pernah berhenti bahkan
akan semakin meningkat. Kita mengenal
berbagai jenis perang seperti Perang Dunia, Perang Dingin, Perang Teluk, perang
regional, perang antar negara, perang saudara bahkan perang antar suku. Perang dan konflik terjadi merata hampir di
setiap wilayah di dunia. Perang saudara
di Srilanka telah berlangsung hampir 25 tahun; perang di Darfur, Sudan sejak
2003 telah menelan korban sampai 400 ribu jiwa; konflik Israel-Palestina sejak
1948 tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti karena banyaknya kepentingan
yang terlibat; konflik di Peru sejak 1980; perang saudara di Uganda sejak 1987;
perang saudara di Somalia sejak tahun 1988; konflik di Kashmir sejak 1989;
perang Chechnya di selatan Rusia sejak 1999.
Belum termasuk pergolakan di Tibet-Cina, Moro-Pilipina, Myanmar,
Kurdi-Afghanistan, IRA-Inggris yang tak kunjung selesai, demikian pula
ketegangan di semenanjung Korea. Sementara perang yang bermula dari abad lalu
belum selesai, pada pergantian milenium muncul perang dan konflik baru seperti
di Thailand selatan, perang di Chad, Afrika, pemberontakan Maois di India,
konflik Kivu di Kongo, bahkan konflik antara Hamas dan Fatah di jalur Gaza,
yang mestinya bersatu melawan Israel tetapi tidak bisa menyatukan visinya. Dan tentu saja Perang Irak sejak 2003 yang menjadi
berita besar dan belum tahu kapan berakhir.
Perang Irak yang dimulai tahun 2003 sampai
sekarang belum berakhir. Mereka yang
menentang mengatakan bahwa AS telah menanggung biaya sampai USD3 triliun karena
perang tersebut. Apakah hal itu
merupakan kerugian atau keuntungan?
Tergantung siapa yang mengatakannya dan apa kepentingannya. Ada pihak yang melihat hal itu sebagai
keuntungan strategis yang bersifat jangka panjang. Melihat letak geografisnya, kawasan Asia
Kecil (di mana Irak & Afghansistan terletak) merupakan ‘pusat dunia’ –
berada di antara kekuatan lama (Eropa) dan kekuatan baru (Asia), diapit oleh
Laut Tengah dan Samudra Hindia dan menyimpan sesuatu yang dibutuhkan oleh
seluruh dunia yaitu minyak. Pantas jika
yang memimpin dan berkuasa di pusat dunia tersebut adalah ‘polisi dunia’ yang
akan bekerja sama dengan ‘penasehat dunia’ sebagaimana telah dinubuatkan di
dalam Wahyu 13.
Bahwa perang tidak akan terus berlanjut,
sekalipun PBB dan negara-negara besar giat membicarakan upaya perdamaian,
terlihat dari peningkatan yang besar dari anggaran pertahanan tiap negara,
termasuk untuk pengembangan senjata-senjata mutakhir. Menarik untuk melihat bahwa pada tahun 2006
dunia mengeluarkan biaya sampai USD1.2 triliun untuk keperluan militer (belum
termasuk biaya yang dikeluarkan kalau terlibat dalam perang). Perlu dicatat bahwa dari jumlah di atas, AS
menyedot setengahnya sebesar USD620 miliar.
Yang perlu dipahami adalah bahwa sejarah
telah membuat manusia tidak saling percaya.
Ketika kekayaan negara bertambah, ancaman untuk diinvasipun terasa
semakin besar. Mau tak mau masing-masing
negara harus memperkuat pertahanannya.
Lihat saja, Arab Saudi yang tidak punya banyak penduduk tetapi sangat
kaya mengeluarkan biaya pertahanan sampai USD21 miliar (bandingkan dengan
Indonesia yang hanya USD4.7 miliar).
Tentu Arab Saudi tidak ingin mengalami nasib yang sama dengan Kuwait
ketika diinvasi oleh Irak pada tahun 1991.
Bisa dimengerti jika kemudian anggaran pertahananpun bertambah dari
waktu ke waktu. Kalau saja digunakan
untuk mensejahterakan rakyat dengan meningkatkan kesehatan dan memberantas
kemiskinan, mungkin dapat mengurangi kejahatan, keserakahan, kerakusan dan
saling tidak percaya. Tetapi Alkitab
telah menubuatkan bahwa hal itu hanya akan tinggal harapan.
Terorisme
Tindakan manusia yang sangat menakutkan
adalah teror. Manusia menggunakan
kekuatan atau kekerasan terhadap sesamanya atau kepentingan lainnya dengan
melanggar peraturan. Mereka bertujuan untuk
mengintimidasi, menimbulkan rasa takut di masyarakat agar mereka diperhatikan
dan keinginannya dipenuhi, memaksa atau meminta uang tebusan
Sepuluh tahun terakhir media banyak
memberitakan aksi teror yang diwujudkan dalam bentuk penculikan, pembajakan,
pembunuhan, ancaman bom, bom bunuh diri, ancaman penggunakan senjata pemusnah
massal (weapon of mass destruction-WMD) seperti senjata biologi, senjata kimia,
senjata radioaktif bahkan senjata nuklir.
Yang sering menjadi sasaran adalah selain kepentingan militer, juga
fasilitas umum seperti pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran termasuk
lapangan udara.
Semua tindakan teror yang merupakan
tindakan karena tidak terpenuhinya keinginan pihak-pihak tertentu akan semakin
meningkat jika kehidupan bertambah sulit.
Tidak heran kalau Tuhan menganjurkan agar umat-Nya meninggalkan
kota-kota besar jika keruntuhan nasional (kesulitan luar biasa dalam
sendi-sendi kehidupan) terjadi tidak lama setelah National Sunday Law diberlakukan.
Ledakan bom (termasuk bom bunuh diri). Dunia ini sungguh menjadi tidak aman ketika
seseorang yang nekat melakukan bunuh diri.
Saat PD II, AS sangat khawatir menghadapi tentara Jepang yang melakukan
aksi kamikaze, di mana sang pilot bersedia menabrakkan pesawatnya ke kapal
perang AS. Orang lalu bertanya mengapa ada orang yang mau mengorbankan dirinya
secara konyol. Jangan lupa, yang
mengatakan konyol bukan si pelaku. Jika
si pelaku melakukan hal itu karena asal kepercayaan, sulit untuk
mencegahnya. Bukankah banyak orang yang
juga heran mengapa umat Advent mau mengorbankan dirinya tidak mengikuti hal-hal
yang menyenangkan bagi dunia, seperti makanan, perhiasan, entertainment pada
hari Sabtu, sementara kita merasa hal itu wajar? Bukankah kita juga mempunyai pemahaman bahwa
demi Yesus kita rela mengorbankan nyawa kita?
Lalu jika tiba saatnya kita harus memilih hari perbaktian (yang bagi
sebagian orang tidak ada bedanya) bukankah kitapun bersedia untuk berkorban
demi mempertahankan kepercayaan kita?
Nah, sekarang kita sudah bisa bayangkan jika Sunday Law akan
diberlakukan. Ada banyak orang yang
bukan Kristen yang tidak dapat menerimanya dan mungkin saja melakukan aksi
teror di atas yang tentu akan membuat keadaan di akhir zaman ini semakin berbahaya.
Senjata biologi. Ini sesuatu yang sangat berbahaya dan telah
terdengar ancaman akan penggunaannya.
Para pelaku mungkin akan menggunakan bakteri, virus atau toxin atau
bahkan antrax. Barang berbahaya ini jika
disebar di udara dapat merusak bahkan membunuh manusia, hewan dan tetumbuhan. Barangkali kita berpikir bahwa kita akan
berhati-hati menjaga diri. Tetapi
bagaimana dengan hewan dan tetumbuhan?
Jika mereka terkena dan mati, manusia akan kehilangan bahan
makanan. Atau mungkin mereka tidak mati
tetapi membawa penyakit, lalu manusia memakannya. Bahan berbahaya tersebut dapat juga mengena
ke air yang diperlukan untuk kehidupan.
Dalam kasus ekstrim, si pelaku bahkan dapat menyalurkan bahan berbahaya
tersebut ke dalam saluran pipa air minum (PAM).
Sungguh mengerikan. Bencana kelaparan ternyata bukan hanya akibat
kekeringan, tetapi karena perbuatan teror oleh manusia.
Senjata kimia. Sebagaimana senjata biologi, senjata kimia
dapat menimbulkan korban massal ketika disebar di udara. Sebagian bahan kimia itu tidak menimbulkan
bau atau rasa. Namun ketika dihirup atau
terkena dengan manusia dapat menimbulkan iritasi atau sukar bernafas.
Perilaku
manusia
Manusia adalah makhluk sosial dan sangat
dipengaruhi oleh lingkungannya. Di dalam
interaksi ini sering timbul salah pengertian.
Dosa telah membuat manusia lebih mementingkan dirinya terutama di akhir
zaman ini. Manusia berdosa memiliki
sifat tidak pernah puas. Ingin memiliki
apa yang bukan miliknya. Tidak perlu
heran karena sifat itu terlebih dahulu telah dimiliki oleh Lucifer ketika masih
di surga. Lucifer menginginkan takhta
Allah. Itu sebabnya dia dicampakkan ke
dunia. Keenam bagian kedua dari hukum
Taurat sebenarnya dimaksudkan Tuhan agar manusia menghormati hak dan milik
sesamanya dan jangan menginginkannya.
Tetapi perilaku manusia berdosa telah sedemikian rupa mengikuti sifat
Setan. Manusia bukan hanya menginginkan
milik orang lain, tetapi menginginkan sesuatu yang tidak wajar, sebagaimana
Lucifer secara tidak wajar menginginkan takhta Allah.
Hubungan
seksual
Ketika menciptakan dunia ini, Tuhan
menetapkan dua lembaga suci yang melambangkan hubungan-Nya dengan manusia. Lembaga rumah tangga dan lembaga hari
Sabat. Setan ingin agar manusia tidak
menghargai lambang itu agar manusia melupakan Pencipta-nya. Sejauh ini usaha Setan kelihatannya
berhasil. Moral manusia sudah begitu
rusak dan sebagian manusia telah melupakan hari yang merupakan lambang hubungan
Allah dan manusia. Bagaimana bejatnya
moral manusia sebenarnya sudah terlihat ketika penduduk Sodom meminta Lut untuk
memberikan kedua tamunya kepada mereka (Kejadian 19:5). Peristiwa yang terjadi kira-kira 4000 tahun
(sepertiga dari usia dunia saat ini) yang lalu itu diakhiri dengan kebinasaan
kota Sodom.
Ketika hurricane Katrina melanda kota New
Orleans pada 29 Agustus 2005, sebenarnya dua hari lagi akan dilaksanakan
perayaan dari satu tradisi yang telah berlangsung 35 tahun yaitu Southern
Decadence Day oleh para gay di AS.
Decadence artinya kemunduran.
Adakah maksud mereka bahwa mereka bergembira melihat dan sedang
merayakan kemunduran moral manusia?
Ketika perayaan itu batal karena adanya bencana Katrina, dan orang
mengatakan bahwa hal itu merupakan hukuman dari Tuhan, ada pihak-pihak yang
mencoba memberi bantahan dengan alasan sebagai berikut: 1) hurricane datang
tidak pada saat berlangsungnya perayaan dan banyak peserta yang belum datang,
2) ini perayaan yang ke-35, mengapa baru sekarang Tuhan marah? 3) mengapa
bagian kota di mana akan dilaksanakannya perayaan itu justru merupakan bagian
yang paling tidak rusak? 4) jika ini merupakan amarah dari Tuhan mengapa negara
bagian lain seperti Mississippi dan Alabama harus juga terkena? Pihak yang membela perayaan tersebut
mempertanyakan hak orang untuk menghakimi karena bencana toh datang di
mana-mana.
Mereka kemudian membuat pooling untuk
mengetahui bagaimana pendapat masyarakat setelah mendengar argumentasi mereka
dengan mengajukan pertanyaan sebagai berikut: Apakah menurut anda bahwa
hurricane Katrina merupakan hukuman Tuhan pada kota New Orleans? Jawabannya bisa Ya, Tidak atau Tidak Yakin.
Jika seseorang menjawab pooling dari internet maka orang tersebut tidak dapat
mengetahui jawaban dari peserta sebelumnya.
Menarik untuk mengetahui bahwa dari 120,000 lebih orang yang mengikuti
pooling tersebut ternyata 93% memberikan jawaban Ya, bahwa badai Katrina
merupakan hukuman dari Tuhan. Hanya 7%
mengatakan Tidak, dan tidak satupun jawaban yang mengatakan Tidak Yakin. Kehancuran dahsyat akibat hurricane Katrina
boleh jadi telah menyadarkan banyak pihak yang melihat hal itu sebagai
kejahatan.
Tetapi tidak bagi para peserta dan
pecandu. Karena pada Agustus 2007, para
gay ini menyelenggarakan perayaan ke-36 secara besar-besaran. Begitulah kalau sudah akhir zaman, amaran
yang sudah jelas dari Tuhanpun sudah sulit untuk diterima. Kita beruntung karena Tuhan panjang sabar.
Para gay salah, itu jelas. Tetapi mungkin kita bisa lebih memahaminya
ketika membandingkannya dengan kasus pedofil. Pelecehan seksual terhadap murid
remaja oleh pastor di AS. Kasus pedofil
ini melibatkan ribuan pastor yang berlangsung selama lebih 50 tahun. Bagaimana mau mengharapkan umat
mempertahankan kebenaran Alkitab, kalau para pemimpin sendiri selain telah
memutarbalikan kebenaran Sabat juga terlibat dalam pelanggaran yang bahkan oleh
hukum dunia dianggap salah.
Gay marriage
Dunia memang sudah semakin tua. Negara bagian Massachussetts di AS telah
mengeluarkan undang-undang yang mensahkan perkawinan sejenis. Wow Bagaimana
mungkin ada seseorang yang mengaku sebagai seorang pendeta dapat mengesahkan
satu perkawinan yang menurut Alkitab adalah haruslah antara seorang laki-laki dan
seorang perempuan? Banyak hal-hal yang
sudah sangat jelas di Alkitab tetapi manusia berani merubahnya. Mengapa tidak? Apakah kurang jelas pengakuan Gereja Katolik
yang mengatakan bahwa mereka mempunyai kuasa untuk memindahkan kesucian hari
Sabat ke hari Minggu? (Katakismus Gereja
Katolik). Dan pada saat ini negara
bagian California sedang menunggu pengesahan undang-undang yang mengizinkan
perkawinan sejenis.
AS
sesungguhnya sedang menghimpun berbagai keadaan yang mempersiapkan negara ini
menuju kepada keruntuhan nasional.
Sebenarnya perkawinan sejenis sudah diizinkan di Belanda, Belgia dan
Spanyol. Tetapi kita memang perlu banyak
memperhatikan apa yang terjadi di AS karena negara ini memegang peranan yang
penting di akhir sejarah dunia.
Incest
marriage
Dunia gempar ketika pada bulan April 2008
yang lalu, terbongkar kasus incest marriage di Austria. Seorang pria bernama Josef Friztl menyandera
dan ‘menikahi’ anak kandungnya selama 24 tahun di ruang bawah tanah yang
melahirkan 7 anak baginya. Sebagian
orang mengatakan ini adalah kasus pelecehan terbesar sepanjang sejarah. Sungguh tidak pernah terpikirkan bagaimana
Josef Friztl dapat melakukan tindakan kriminal dan amoral itu selama kurun
waktu itu tanpa seorangpun mengetahuinya.
Selama kurun waktu itu tidak seorangpun
yang mencurigai Fritzl yang terlihat biasa saja termasuk istrinya yang hidup
bersamanya di rumah yang sama. Peristiwa
ini mengingatkan kita untuk berhati-hati terhadap tipu daya iblis. Ada banyak kegiatan dan perbuatan yang oleh
dunia diterima sebagai sesuatu hal yang biasa, tetapi sesungguhnya hal itu
merupakan perbuatan salah di mata Tuhan.
Kita hanya dapat membedakan yang salah dari yang benar, jika kita
mengetahui kebenaran Alkitab. Kita perlu
lebih banyak menyediakan diri untuk mempelajari firman Tuhan untuk mengetahui
kebenaran sesungguhnya, karena guru-guru palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul
di akhir zaman ini. Hanya mereka yang
mengetahui yang benarlah yang dapat mengetahui kalau sesuatu itu salah. Ibarat kalau kepada kita diberikan satu
lembar mata uang rupiah dengan nilai 25.000.
Kita segera mengetahui bahwa uang itu palsu karena kita tahu bahwa tidak
ada uang rupiah bernilai 25.000. Tetapi
jika kita memberikannya kepada seorang turis dari Afrika, belum tentu turis itu
tahu bahwa itu palsu. Karena itu kita
harus tetap waspada karena Setan berjalan berkeliling sama seperti singa yang
mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya (1Petrus 5:8). Lalu apakah kira-kira perilaku manusia yang
sungguh sangat berbahaya dan merugikan manusia dan pekerjaan Tuhan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar