Sabtu, 18 Februari 2017

ARTI PENTING KEBENARAN TENTANG BAIT SUCI



Apakah yang begitu berbeda dalam ajaran tentang Bait Suci  yang menjadikan Masehi Advent Hari Ketujuh (MAHK) unik dalam dunia teologi?1

Mengapa dikatakan bahwa menghapuskan kebe-naran tentang Bait Suci  sesungguhnya sama de-ngan mengumumkan bahwa seseorang bukan lagi seorang MAHK?

Biarlah dikatakan secara sederhana dan jelas: Ajar-an Alkitab tentang Bait Suci, sebagaimana yang diyakini oleh Gereja MAHK, adalah pusat gravitasi dari rencana keselamatan, poros dari roda teolo-gia, yang menjelaskan dan menghubungkan selu-ruh kebenaran Alkitab yang sangat dihargai oleh orang Kristen, khususnya kebenaran-kebenaran yang telah diabaikan selama berabad-abad.

Ellen White, salah satu pemimpin Gereja MAHK yang mula-mula, menulis bahwa ajaran tentang Bait Suci  “membuka kepada pandangan tentang satu sis-tem yang lengkap tentang kebenaran, yang saling berhubungan dan selaras, yang menunjukkan bahwa tangan Tuhan telah menuntun pergerakan advent yang besar dan menyatakan kewajiban masa kini karena ajaran ini menjelaskan keduduk-an dan pekerjaan umat Tuhan.”The Great Contro-versy, hlm. 423.

Banyak kaum terpelajar Advent telah memberi penekanan serupa pada ajaran tentang Bait Suci. Stephen N. Haskell, penulis buku The Cross and Its Shadow, mencatat bahwa “kita tidak dapat menaksir terlalu tinggi akan arti penting pertanyaan tentang Bait Suci … Melalui pokok bahasan inilah kita memperoleh pemahaman yang terang tentang misteri penebusan … Ini adalah pekerjaanNya sendiri di surga, yang dinyatakan dalam kehidupan umatNya di bumi, yang menghubungkan setiap jiwa dengan Tuhan…Perta-nyaan tentang Bait Suci haruslah menyatakan Kristus, pekerjaanNya di dalam pengadilan surga, sebagai-mana dilanjutkan di dalam hati para murid-Nya. Maka jelaslah bahwa pekerjaan di dalam hati umat haruslah bersesuaian dengan pekerjaan Kristus di surga…

“Seluruh pekerjaan yang dinyatakan melalui Bait Suci di bumi yang menjadi bayangan dari pekerja-an Kristus yang sesungguhnya di surga adalah demi penyucian GerejaNya di bumi, dan oleh kare-na itu pengabaian akan pengetahuan tentang ke-benaran-kebenaran ini akan menyebabkan orang tidak siap bagi penghakiman Tuhan yang akan segera terjadi, senyata orang-orang Yahudi yang tidak siap bagi kehancuran yang menimpa mere-ka.”—“The Sanctuary Question From the Standpoint of the Book of Hebrews,” Review and Herald, 3 Agustus 1901.

Maka, ajaran tentang Bait Suci bukanlah pokok bahasan tidak wajib atau sampingan bagi pelajar Alkitab tingkat lanjutan, atau bagi mereka yang kebe-tulan tertarik kepada hal-hal yang eksotis dan miste-rius. Pokok ini adalah bagi setiap orang percaya. Ini bukanlah sebuah tema yang dapat dipahami secara lengkap atau bahkan dipahami sebagian saja, hanya oleh para peneliti intelektual saja. Untuk dapat mema-haminya sepenuhnya, kita harus juga mengalami kebenaran yang digambarkan dalam ajaran tentang Bait Suci.2

W.W. Prescott, seorang pemimpin Advent yang memiliki wawasan luas dan editor dari koran gereja sedunia 70 tahun yang lalu, menulis secara lengkap tentang hubungan antara ajaran tentang Bait Suci  dengan misi khusus Gereja Advent. Dalam sebuah khotbah yang disampaikan pada pertemuan General Conference tahun 1903, ia mengatakan, “Ada sesuatu dalam langkah-langkah yang berbeda ini dalam per-kembangan tujuan Tuhan tentang keselamatan dari dosa, sebagaimana yang dinyatakan dalam Bait Suci dan pelayanannya, yang membuat suatu perbedaan bagi umat Tuhan, yang harus mereka ke-tahui. Adalah menjadi tujuan Tuhan bahwa mereka harus mengetahui hal ini, dan adalah keharusan bagi mereka untuk mengetahuinya, untuk dapat bekerja sama secara cerdas dengan perkembang-an tujuan Tuhan tentang keselamatan sebagai-mana terdapat dalam pertanyaan ini”— “The Gos-pel Message for Today,” General Conference Bulletin, 2 April 1903, hlm. 52.

Dalam serangkaian artikel yang ada dalam Review and Herald selama krisis panteisme, Prescott menco-ba menunjukkan perbedaan-perbedaan antara orang-orang yang bertikai tentang pandangan bahwa semua orang adalah Bait Suci yang hidup bagi kehadiran Tuhan, dan orang-orang yang percaya  bahwa hanya orang-orang bertobatlah yang menjadi Bait Suci Tuhan. Pemahaman akan perbedaan ini bergantung kepada pemahaman yang benar tentang ajaran Bait Suci dan tentang pembenaran oleh iman.

Ia menyampaikan bahwa “inti dari pertanyaan tentang Bait Suci terdapat dalam kebenaran yang agung bahwa adalah tujuan Tuhan untuk berdiam di dalam daging…

“Adalah cukup jelas bahwa ketika Kristus pembenar-an kita berdiam di dalam hati melalui iman, menjadi-kan daging ini Bait SuciNya, kita memiliki pengalaman yang sesungguhnya tentang pembenaran oleh iman, maka dengan demikian pemikiran pokok dalam per-tanyaan tentang Bait Suci adalah pembenaran oleh iman, atau penghakiman oleh iman.”—“Studies in the Gospel Message,’ Review and Herald, 15 Juli 1902, hlm. 6.

Ajaran tentang Bait Suci adalah cara Tuhan untuk menggambarkan rencana keselamatan—baik yang menjadi bagian Tuhan maupun bagian kita. Pelayan-an di dalam Bait Suci, sebagaimana yang diajarkan kepada orang-orang Israel dalam pengalaman di padang belantara mereka dan lebih lengkap lagi diterangkan dalam Perjanjian Baru, bukanlah dimak-sudkan untuk mengaburkan rencana keselamatan, melainkan untuk menyederhanakan dan menggu-gah. Tampaknya perlu bagi kita untuk menekankan butir ini karena bagi banyak orang, masalah Bait Suci telah menjadi asing dan tidak menarik.

Ketika kebenaran tentang Bait Suci dipahami secara benar, ini akan menghilangkan misteri dan bukan menciptakannya. Jika dipandang dari dari situasi Perjanjian Baru, ajaran tentang Bait Suci kehilangan bayangannya dan menjelaskan kebenaran tentang peranan yang dimainkan oleh Tuhan dan manusia dalam rencana keselamatan yang agung dan mulia—bahkan sebagaimana matahari di siang hari mene-rangi jalan-jalan yang gelap dan menyinari warna bunga geranium dan mawar.

Maka pertanyaan yang masih ada: Mengapa ajaran tentang Bait Suci sebagai ajaran Kristen menjadi misteri bagi banyak orang MAHK, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki pengalaman MAHK? Mengapa bagi begitu banyak orang ajaran ini menjadi halangan yang begitu sulit, rumit dan seringkali tidak menarik dalam rantai pelajaran Alkitab yang dipelajari oleh seseorang bukan Advent sebelum mereka dibaptiskan, dan sangat jarang dipelajari kemudian?

Barangkali karena penekanan seringkali diberikan lebih pada bayangan dari gambaran Perjanjian Lama daripada terang matahari siang hari yang dijelaskan dalam Perjanjian Baru. Barangkali karena ajaran ten-tang Bait Suci telah dianggap lebih sebagai pokok bahasan yang harus dipelajari daripada sebuah kebenaran yang harus dialami. Barangkali karena rincian-rincian dasar diulang-ulang, sehingga mem-beri kesan bahwa tidak ada lagi yang harus dipelajari.

Sebagai contoh, memperlakukan ajaran tentang Bait Suci sebagaimana yang dilakukan sebagian besar ahli teologia atau penjelasan sistematis Protestan atau Katolik, tidak memberi sesuatu yang berbeda dan berkesan kepada pelajar dalam pemikiran mere-ka. Semata-mata meragukan perkataan bahwa Yesus adalah Iman Besar kita—bahwa Ia mengantarai siang dan malam bagi umatNya, bahwa pengorbananNya di salib “membayar upah” bagi penebusan kita, bahwa Ia menyediakan pengampunan bagi dosa-dosa harian umatNya—adalah tidak cukup. Kebenaran-kebenaran agung ini adalah mendasar dalam memahami kebe-naran Alkitab mengenai Bait Suci surgawi dan fungsi Tuhan kita sebagai Imam Besar. Namun pengamatan seperti ini, betapapun mulianya, belumlah cerita selu-ruhnya. Malah ini cenderung menyesatkan.

Ahli-ahli teologia liberal cenderung mengabaikan hal-hal yang adikodrati (supernatural) dan oleh kare-nanya menghentikan perhatian mereka tentang pe-ranan Tuhan kita dalam rencana keselamatan di kayu salib. Mereka memandang Dia sebagai seorang guru yang agung yang mati untuk tujuanNya, suatu per-tunjukan manusia yang brilian dengan atribut ilahi. Namun, bagi mereka, tidak ada peranan imam besar, tidak ada Bait Suci surgawi, tidak ada penghakiman yang akan datang, tidak ada Kedatangan Kedua.

Ahli-ahli teologia korservatif, kendati mereka meng-akui keberadaan adikodrati Tuhan kita sebelum men-jadi manusia dan bahwa Ia naik ke surga dan diting-gikan secara adikodrati, mereka juga cenderung, untuk tujuan-tujuan praktis, untuk berfokus secara hampir eksklusif kepada kematianNya. Sangat sedikit terdapat, bahkan dalam penelitian-penelitian yang mendalam tentang pekerjaan Yesus Kristus sekali-pun, tentang tempat, tujuan, dan fungsi dari peranan-Nya sebagai Imam Besar, kecuali bahwa Ia ada di surga, duduk di sebelah kanan Tuhan, menjadi peng-antara melalui doa-doa yang dilayangkanNya bagi umatNya. Memusatkan pada kematian Tuhan kita sementara mengabaikan perananNya sebagai Imam Besar dan pengaruhnya bagi umatNya di bumi adalah sama artinya dengan salah memahami rencana penebusan.

Maka, mempelajari dan mempelajari kembali tentang beberapa kebenaran tanpa melihat gambaran yang seutuhnya akan sama saja dengan apa yang diperin-tahkan oleh si jahat. Dalam keadaan seperti ini, gantinya menjangkau orang seutuhnya dengan peng-alaman, kebenaran-kebenaran sebagian hanya akan menjadi fakta yang harus dipelajari. Ketika sering-sering dikemukakan, pendengar yang penuh minat akan mendapati si pembicara atau penulis ini sangat membosankan, karena ia semata-mata mengatakan sesuatu yang telah nyata. Hal ini serupa dengan kebosanan dan ketidakberminatan seorang anak sekolah yang telah mengetahui aritmatika dasar namun harus menahan kesabaran atas latihan-latihan harian bagi mereka yang masih belum mengerti. Tidak ada yang lebih tidak memikat daripada meng-ulang-ulang sesuatu yang telah nyata. Namun yang lebih buruk lagi adalah jika para murid menganggap bahwa mengetahui cara berhitung tambah dan kurang adalah seluruh isi dunia matematika, dan bahwa mereka yang menggunakan angka-angka ini dalam bahasa yang disebut aljabar adalah memanjakan diri dalam spekulasi pribadi semata.

Tuhan tidak pernah bermaksud bahwa ajaran tentang Bait Suci harus menciptakan kebosanan, ketidak-acuhan, atau bahkan misteri.3 Itu bukanlah Tuhan yang mengesankan penulis Mazmur ketika menuliskan, “Ya Allah, jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?” (Mazmur 77:14).

Bangsa Israel di padang belantara dapat mengang-kat pandangan mereka dan melihat asap dari upacara korban harian naik ke surga dan keagungan terang kehadiran Tuhan yang dengan penuh kemuliaan menyirami Bilik Maha Suci. Bagi mereka Bait Suci bukanlah suatu topik yang membosankan. Itu adalah pusat dari kehidupan mereka.

Bagi orang Kristen, apa yang diajarkan dalam ajaran Bait Suci tentang Yesus haruslah juga menjadi pusat dalam pengalamannya, inti dari imannya, otot teologia yang hidup dan berdenyut yang memungkinkan adanya iman, pengharapan dan kasih.

Ketika orang-orang Kristen, dengan alasan apapun, menjadi kekurangan darah secara rohani, dan kehi-dupan itu sendiri menjadi membosankan, terbeban oleh rasa bersalah dan putus asa, dan diselimuti oleh kabut ketidakbermaknaan, maka pemulihan rohani akan dapat dipercepat ketika mereka menyegarkan diri mereka dengan kebenaran dari ajaran tentang Bait Suci . Saya yakin!

Apakah itu kebenaran-kebenaran yang terbungkus dalam Bait Suci yang menghilangkan beban masa lalu, memberi kuasa untuk masa kini dan pengharap-an untuk masa depan?

Sederhana saja, terima kasih Tuhan! ajaran tentang Bait Suci menjelaskan apa yang telah dilakukan Tuhan bagi kita dan apa yang ingin dilakukanNya di dalam kita. Ia bukan saja membuat ketetapan untuk mengampuni dan membatalkan dosa-dosa kita; Ia sendiri membayar harga rekonsiliasi ini melalui kehidupan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus. Lebih dari pada itu, kepada semua orang yang sungguh-sungguh menerima ketetapanNya, Ia mem-berikan kasih karunia dan kuasa yang sama de-ngan kasih karunia dan kuasa yang telah menjaga Yesus agar tidak berdosa, sehingga Ia akan memiliki suatu umat yang benar-benar kudus, peringatan yang kekal akan kasih dan karunia. Kebenaran-kebenaran mulia ini akan kita gali dalam halaman-halaman selanjutnya.

“Sebab Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya merupakan gam-baran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan kita” (Ibrani 9:24).

---------
1 “Pemahaman yang benar tentang pelayanan dalam Bait Suci surgawi adalah landasan iman kita.”—Ellen G. White, Evangelism, hlm. 221.

2 “Kita sekarang berada dalam masa hari penda-maian, dan kita harus bekerja selaras dengan pe-kerjaan Kristus menyucikan Bait Suci dari dosa-dosa umat. Janganlah ada orang yang ingin kedapatan mengenakan pakaian pesta perkawin-an, menolak Tuhan kita dalam pekerjaanNya. Se-bagaimana dia, demikianlah seharusnya pengikut-Nya di dunia ini. Kita sekarang harus menunjuk-kan di hadapan orang-orang, yang melalui iman kita melihat pekerjaan yang sedang diselesaikan oleh Imam Besar kita  di Bait Suci di surga. Mere-ka yang tidak bersimpati dengan Yesus dalam pekerjaanNya di pengadilan surga, yang tidak membersihkan Bait Suci jiwa dari setiap keko-toran, tetapi yang terlibat dalam usaha-usaha yang tidak selaras dengan pekerjaan ini, adalah sedang bergabung dengan musuh Tuhan dan manusia yang sedang menggiring pikiran-pikiran menjauh dari kebenaran dan pekerjaan pada masa kini …

“Pekerjaan dalam Bait Suci surga menjadi kabur dalam pikiran orang-orang yang dikuasai oleh pencobaan si jahat, dan mereka terlibat dalam persoalan-persoalan tambahan untuk memuaskan tujuan-tujuan mementingkan diri mereka, dan pen-dirian moral mereka yang sesungguhnya ditentu-kan oleh pekerjaan-pekerjaan mereka…

“Adalah usaha keras Setan untuk menjadikan penyelamatan tidak berbekas, menguji kebenaran melalui kehidupan orang-orang yang mengabar-kan kebenaran kepada orang lain dan mereka yang dalam kehidupan sehari-hari menolak apa yang mereka ajarkan.”—Ellen G. White dalam Review and Herald, 21 Januari 1890. 

3 Sebagai contoh perhatian Advent tentang penurun-an minat kepada ajaran tentang Bait Suci, pengamat-an-pengamatan berikut ini adalah sangat biasa: “Se-bagian orang mungkin merasa bahwa kebenaran tentang Bait Suci adalah relevan 131 tahun yang lalu, namun ketinggalan zaman di masa sekarang ini. Ba-rangkali inilah sebabnya mengapa terjadi penurunan dalam minat dan penelitian tentang Bait Suci akhir-akhir ini. Namun, Bait Suci dan pelayanannya harus selalu bermakna dan penting bagi orang MAHK.”—J.A. McMillan, “Is the Sanctuary Truth Relevant Today?” Review & Herald, 5 Juni 1975, hlm. 10.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar