Apakah
yang begitu berbeda dalam ajaran tentang Bait Suci yang menjadikan Masehi Advent Hari Ketujuh (MAHK)
unik dalam dunia teologi?1
Mengapa
dikatakan bahwa menghapuskan kebe-naran
tentang Bait Suci sesungguhnya sama de-ngan
mengumumkan bahwa seseorang bukan lagi seorang MAHK?
Biarlah dikatakan secara sederhana dan jelas: Ajar-an
Alkitab tentang Bait Suci, sebagaimana yang diyakini oleh Gereja MAHK, adalah
pusat gravitasi dari rencana keselamatan, poros dari roda teolo-gia, yang
menjelaskan dan menghubungkan selu-ruh kebenaran Alkitab yang sangat dihargai
oleh orang Kristen, khususnya kebenaran-kebenaran yang telah diabaikan selama
berabad-abad.
Ellen White, salah satu pemimpin Gereja MAHK yang mula-mula,
menulis bahwa ajaran tentang Bait Suci
“membuka
kepada pandangan tentang satu sis-tem yang lengkap tentang kebenaran, yang
saling berhubungan dan selaras, yang menunjukkan bahwa tangan Tuhan telah
menuntun pergerakan advent yang besar dan menyatakan kewajiban masa kini karena
ajaran ini menjelaskan keduduk-an dan pekerjaan umat Tuhan.”—The Great Contro-versy, hlm. 423.
Banyak kaum terpelajar Advent telah memberi penekanan
serupa pada ajaran tentang Bait Suci. Stephen N. Haskell, penulis buku The Cross and Its Shadow, mencatat bahwa
“kita tidak dapat menaksir terlalu tinggi akan arti penting pertanyaan tentang Bait
Suci … Melalui pokok bahasan inilah kita memperoleh pemahaman yang terang
tentang misteri penebusan … Ini adalah pekerjaanNya sendiri di surga, yang
dinyatakan dalam kehidupan umatNya di bumi, yang menghubungkan setiap jiwa
dengan Tuhan…Perta-nyaan tentang Bait Suci haruslah menyatakan Kristus,
pekerjaanNya di dalam pengadilan surga, sebagai-mana dilanjutkan di dalam hati
para murid-Nya. Maka jelaslah bahwa pekerjaan
di dalam hati umat haruslah bersesuaian dengan pekerjaan Kristus di surga…
“Seluruh
pekerjaan yang dinyatakan melalui Bait Suci di bumi yang menjadi bayangan dari
pekerja-an Kristus yang sesungguhnya di surga adalah demi penyucian GerejaNya
di bumi, dan oleh kare-na itu pengabaian akan pengetahuan tentang ke-benaran-kebenaran
ini akan menyebabkan orang tidak siap bagi penghakiman Tuhan yang akan segera
terjadi, senyata orang-orang Yahudi yang tidak siap bagi kehancuran yang
menimpa mere-ka.”—“The Sanctuary Question From the Standpoint
of the Book of Hebrews,” Review and
Herald, 3 Agustus 1901.
Maka, ajaran tentang Bait Suci bukanlah pokok bahasan tidak
wajib atau sampingan bagi pelajar Alkitab tingkat lanjutan, atau bagi mereka
yang kebe-tulan tertarik kepada hal-hal yang eksotis dan miste-rius. Pokok ini
adalah bagi setiap orang percaya.
Ini bukanlah sebuah tema yang dapat dipahami secara lengkap atau bahkan
dipahami sebagian saja, hanya oleh para peneliti intelektual saja. Untuk dapat
mema-haminya sepenuhnya, kita harus juga mengalami kebenaran yang digambarkan
dalam ajaran tentang Bait Suci.2
W.W.
Prescott,
seorang pemimpin Advent yang memiliki wawasan luas dan editor dari koran gereja
sedunia 70 tahun yang lalu, menulis secara lengkap tentang hubungan antara
ajaran tentang Bait Suci dengan misi
khusus Gereja Advent. Dalam sebuah khotbah yang disampaikan pada pertemuan
General Conference tahun 1903, ia mengatakan, “Ada sesuatu dalam
langkah-langkah yang berbeda ini dalam per-kembangan tujuan Tuhan tentang keselamatan dari dosa, sebagaimana yang dinyatakan dalam Bait Suci dan pelayanannya, yang membuat
suatu perbedaan bagi umat Tuhan, yang harus mereka ke-tahui. Adalah menjadi tujuan Tuhan bahwa mereka
harus mengetahui hal ini, dan adalah keharusan bagi mereka untuk mengetahuinya,
untuk dapat bekerja sama secara cerdas
dengan perkembang-an tujuan Tuhan tentang keselamatan sebagai-mana terdapat
dalam pertanyaan ini”— “The Gos-pel Message for Today,” General Conference Bulletin, 2 April
1903, hlm. 52.
Dalam serangkaian artikel yang ada dalam Review and Herald selama krisis
panteisme, Prescott menco-ba menunjukkan perbedaan-perbedaan antara orang-orang
yang bertikai tentang pandangan bahwa semua orang adalah Bait Suci yang hidup
bagi kehadiran Tuhan, dan orang-orang yang percaya bahwa hanya orang-orang bertobatlah yang
menjadi Bait Suci Tuhan. Pemahaman akan perbedaan ini bergantung kepada
pemahaman yang benar tentang ajaran Bait Suci dan tentang pembenaran oleh iman.
Ia menyampaikan bahwa “inti dari pertanyaan tentang Bait
Suci terdapat dalam kebenaran yang agung bahwa adalah tujuan Tuhan untuk
berdiam di dalam daging…
“Adalah cukup jelas bahwa ketika Kristus pembenar-an kita
berdiam di dalam hati melalui iman, menjadi-kan daging ini Bait SuciNya, kita
memiliki pengalaman yang sesungguhnya tentang pembenaran oleh iman, maka dengan
demikian pemikiran pokok dalam per-tanyaan tentang Bait Suci adalah pembenaran
oleh iman, atau penghakiman oleh iman.”—“Studies in the Gospel Message,’ Review and Herald, 15 Juli 1902, hlm. 6.
Ajaran tentang Bait Suci adalah cara Tuhan untuk menggambarkan
rencana keselamatan—baik yang menjadi bagian Tuhan maupun bagian kita.
Pelayan-an di dalam Bait Suci, sebagaimana yang diajarkan kepada orang-orang
Israel dalam pengalaman di padang belantara mereka dan lebih lengkap lagi diterangkan
dalam Perjanjian Baru, bukanlah dimak-sudkan untuk mengaburkan rencana
keselamatan, melainkan untuk menyederhanakan
dan menggu-gah. Tampaknya perlu bagi
kita untuk menekankan butir ini karena bagi banyak orang, masalah Bait Suci telah
menjadi asing dan tidak menarik.
Ketika kebenaran tentang Bait Suci dipahami secara benar,
ini akan menghilangkan misteri dan bukan menciptakannya. Jika dipandang dari
dari situasi Perjanjian Baru, ajaran tentang Bait Suci kehilangan bayangannya
dan menjelaskan kebenaran tentang peranan yang dimainkan oleh Tuhan dan manusia
dalam rencana keselamatan yang agung dan mulia—bahkan sebagaimana matahari di
siang hari mene-rangi jalan-jalan yang gelap dan menyinari warna bunga geranium
dan mawar.
Maka pertanyaan yang masih ada: Mengapa ajaran tentang Bait Suci sebagai ajaran Kristen menjadi misteri bagi banyak orang MAHK, apalagi bagi mereka yang tidak memiliki
pengalaman MAHK? Mengapa bagi begitu banyak orang ajaran ini menjadi halangan
yang begitu sulit, rumit dan seringkali tidak menarik dalam rantai pelajaran
Alkitab yang dipelajari oleh seseorang bukan Advent sebelum mereka dibaptiskan,
dan sangat jarang dipelajari kemudian?
Barangkali karena penekanan seringkali diberikan lebih pada
bayangan dari gambaran Perjanjian Lama daripada terang matahari siang hari yang
dijelaskan dalam Perjanjian Baru. Barangkali karena ajaran ten-tang Bait Suci telah
dianggap lebih sebagai pokok bahasan yang harus dipelajari daripada sebuah kebenaran yang harus dialami.
Barangkali karena rincian-rincian dasar diulang-ulang, sehingga mem-beri kesan
bahwa tidak ada lagi yang harus dipelajari.
Sebagai contoh, memperlakukan ajaran tentang Bait Suci sebagaimana
yang dilakukan sebagian besar ahli
teologia atau penjelasan sistematis Protestan atau Katolik, tidak memberi
sesuatu yang berbeda dan berkesan kepada pelajar dalam pemikiran mere-ka.
Semata-mata meragukan perkataan bahwa Yesus adalah Iman Besar kita—bahwa Ia
mengantarai siang dan malam bagi umatNya, bahwa pengorbananNya di salib
“membayar upah” bagi penebusan kita, bahwa Ia menyediakan pengampunan bagi
dosa-dosa harian umatNya—adalah tidak cukup. Kebenaran-kebenaran agung ini
adalah mendasar dalam memahami kebe-naran Alkitab mengenai Bait Suci surgawi
dan fungsi Tuhan kita sebagai Imam Besar. Namun pengamatan seperti ini, betapapun mulianya, belumlah cerita selu-ruhnya.
Malah
ini cenderung menyesatkan.
Ahli-ahli teologia
liberal cenderung mengabaikan hal-hal yang adikodrati (supernatural) dan oleh kare-nanya menghentikan perhatian mereka
tentang pe-ranan Tuhan kita dalam rencana keselamatan di kayu salib. Mereka
memandang Dia sebagai seorang guru yang agung yang mati untuk tujuanNya, suatu
per-tunjukan manusia yang brilian dengan atribut ilahi. Namun, bagi mereka,
tidak ada peranan imam besar, tidak ada Bait Suci surgawi, tidak ada
penghakiman yang akan datang, tidak ada Kedatangan Kedua.
Ahli-ahli teologia
korservatif, kendati mereka meng-akui keberadaan adikodrati Tuhan kita
sebelum men-jadi manusia dan bahwa Ia naik ke surga dan diting-gikan secara
adikodrati, mereka juga cenderung, untuk tujuan-tujuan praktis, untuk berfokus
secara hampir eksklusif kepada kematianNya. Sangat sedikit terdapat, bahkan
dalam penelitian-penelitian yang mendalam tentang pekerjaan Yesus Kristus
sekali-pun, tentang tempat, tujuan, dan fungsi dari peranan-Nya sebagai Imam Besar,
kecuali bahwa Ia ada di surga, duduk di sebelah kanan Tuhan, menjadi peng-antara
melalui doa-doa yang dilayangkanNya bagi umatNya. Memusatkan pada kematian
Tuhan kita sementara mengabaikan perananNya sebagai Imam Besar dan pengaruhnya
bagi umatNya di bumi adalah sama artinya dengan salah memahami rencana
penebusan.
Maka, mempelajari dan mempelajari kembali tentang beberapa
kebenaran tanpa melihat gambaran yang seutuhnya akan sama saja dengan apa yang
diperin-tahkan oleh si jahat. Dalam keadaan seperti ini, gantinya menjangkau
orang seutuhnya dengan peng-alaman, kebenaran-kebenaran sebagian hanya akan
menjadi fakta yang harus dipelajari. Ketika sering-sering dikemukakan,
pendengar yang penuh minat akan mendapati si pembicara atau penulis ini sangat
membosankan, karena ia semata-mata mengatakan sesuatu yang telah nyata. Hal ini
serupa dengan kebosanan dan ketidakberminatan seorang anak sekolah yang telah
mengetahui aritmatika dasar namun harus menahan kesabaran atas latihan-latihan
harian bagi mereka yang masih belum mengerti. Tidak ada yang lebih tidak
memikat daripada meng-ulang-ulang sesuatu yang telah nyata. Namun yang lebih
buruk lagi adalah jika para murid menganggap bahwa mengetahui cara berhitung
tambah dan kurang adalah seluruh isi dunia matematika, dan bahwa mereka yang
menggunakan angka-angka ini dalam bahasa yang disebut aljabar adalah memanjakan
diri dalam spekulasi pribadi semata.
Tuhan
tidak pernah bermaksud bahwa ajaran tentang Bait Suci harus menciptakan
kebosanan, ketidak-acuhan, atau bahkan misteri.3 Itu
bukanlah Tuhan yang mengesankan penulis Mazmur ketika menuliskan, “Ya Allah,
jalan-Mu adalah kudus! Allah manakah yang begitu besar seperti Allah kami?”
(Mazmur 77:14).
Bangsa Israel di padang
belantara
dapat mengang-kat pandangan mereka dan melihat asap dari upacara korban harian
naik ke surga dan keagungan terang kehadiran Tuhan yang dengan penuh kemuliaan
menyirami Bilik Maha Suci. Bagi mereka Bait
Suci bukanlah suatu topik yang membosankan. Itu adalah pusat dari kehidupan
mereka.
Bagi orang
Kristen, apa yang diajarkan dalam ajaran Bait Suci tentang Yesus haruslah juga menjadi pusat dalam pengalamannya, inti dari imannya, otot teologia yang hidup dan
berdenyut yang memungkinkan adanya iman, pengharapan dan kasih.
Ketika orang-orang Kristen, dengan alasan apapun, menjadi
kekurangan darah secara rohani, dan kehi-dupan itu sendiri menjadi membosankan,
terbeban oleh rasa bersalah dan putus asa, dan diselimuti oleh kabut
ketidakbermaknaan, maka pemulihan rohani akan dapat dipercepat ketika mereka menyegarkan
diri mereka dengan kebenaran dari ajaran tentang Bait Suci . Saya yakin!
Apakah itu kebenaran-kebenaran yang terbungkus dalam Bait
Suci yang menghilangkan beban masa lalu, memberi kuasa untuk masa kini dan
pengharap-an untuk masa depan?
Sederhana saja, terima kasih Tuhan! ajaran tentang Bait
Suci menjelaskan apa yang telah
dilakukan Tuhan bagi kita dan apa yang
ingin dilakukanNya di dalam kita.
Ia bukan saja membuat ketetapan
untuk mengampuni dan membatalkan dosa-dosa kita; Ia sendiri membayar harga rekonsiliasi ini melalui
kehidupan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus. Lebih dari pada itu, kepada semua orang yang sungguh-sungguh
menerima ketetapanNya, Ia mem-berikan
kasih karunia dan kuasa yang sama de-ngan kasih karunia dan kuasa yang telah menjaga
Yesus agar tidak berdosa, sehingga Ia akan memiliki suatu umat yang benar-benar
kudus, peringatan yang kekal akan kasih dan karunia. Kebenaran-kebenaran
mulia ini akan kita gali dalam halaman-halaman selanjutnya.
“Sebab
Kristus bukan masuk ke dalam tempat kudus buatan tangan manusia yang hanya
merupakan gam-baran saja dari yang sebenarnya, tetapi ke dalam sorga sendiri
untuk menghadap hadirat Allah guna kepentingan
kita” (Ibrani 9:24).
---------
1 “Pemahaman yang benar tentang pelayanan dalam Bait Suci surgawi adalah
landasan iman kita.”—Ellen G. White, Evangelism,
hlm. 221.
2 “Kita sekarang berada dalam masa hari penda-maian, dan kita harus
bekerja selaras dengan pe-kerjaan Kristus menyucikan Bait Suci dari dosa-dosa
umat. Janganlah ada orang yang ingin kedapatan mengenakan pakaian pesta
perkawin-an, menolak Tuhan kita dalam pekerjaanNya. Se-bagaimana dia,
demikianlah seharusnya pengikut-Nya di dunia ini. Kita sekarang harus menunjuk-kan
di hadapan orang-orang, yang melalui iman kita melihat pekerjaan yang sedang
diselesaikan oleh Imam Besar kita di Bait
Suci di surga. Mere-ka yang tidak bersimpati dengan Yesus dalam pekerjaanNya di
pengadilan surga, yang tidak membersihkan Bait Suci jiwa dari setiap keko-toran,
tetapi yang terlibat dalam usaha-usaha yang tidak selaras dengan pekerjaan ini,
adalah sedang bergabung dengan musuh Tuhan dan manusia yang sedang menggiring
pikiran-pikiran menjauh dari kebenaran dan pekerjaan pada masa kini …
“Pekerjaan
dalam Bait Suci surga menjadi kabur dalam pikiran orang-orang yang dikuasai
oleh pencobaan si jahat, dan mereka terlibat dalam persoalan-persoalan tambahan
untuk memuaskan tujuan-tujuan mementingkan diri mereka, dan pen-dirian moral
mereka yang sesungguhnya ditentu-kan oleh pekerjaan-pekerjaan mereka…
“Adalah
usaha keras Setan untuk menjadikan penyelamatan tidak berbekas, menguji
kebenaran melalui kehidupan
orang-orang yang mengabar-kan kebenaran kepada orang lain dan mereka yang dalam
kehidupan sehari-hari menolak apa yang mereka ajarkan.”—Ellen G. White
dalam Review and Herald, 21 Januari
1890.
3 Sebagai contoh
perhatian Advent tentang penurun-an minat kepada ajaran tentang Bait Suci,
pengamat-an-pengamatan berikut ini adalah sangat biasa: “Se-bagian orang
mungkin merasa bahwa kebenaran tentang Bait Suci adalah relevan 131 tahun yang
lalu, namun ketinggalan zaman di masa sekarang ini. Ba-rangkali inilah sebabnya
mengapa terjadi penurunan dalam minat dan penelitian tentang Bait Suci akhir-akhir
ini. Namun, Bait Suci dan pelayanannya harus selalu bermakna dan penting bagi
orang MAHK.”—J.A. McMillan, “Is the Sanctuary Truth Relevant Today?” Review & Herald, 5 Juni 1975, hlm.
10.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar