Kamis, 16 Februari 2017

SEKARANGKAH WAKTUNYA UNTUK KELUAR DARI KOTA-KOTA?



Oleh Dave Westbrook

Dengan berkembangnya minat dan diskusi mengenai subjek tentang meninggalkan kota-kota besar, banyak orang bertanya, “Sekarangkah waktunya untuk keluar dari kota-kota?” Kita telah banyak mendengar pendapat yang saling bertentangan. Beberapa orang meyakinkan kita bahwa kita tidak perlu merasa takut, tetapi di lain pihak melalui berita kita mendengar seluruh kota-kota “terhanyutkan,” dan entah di mana di dalam pikiran kita sebagai orang Advent, hal itu membangunkan kita (Baca Testimonies for the Church Vol.7, 82-83 & Evangelism, 29). Beberapa orang berkata bahwa “tanda” untuk meninggalkan kota-kota telah tiba, yang lainnya dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa kita tidak perlu khawatir saat ini, karena tandanya akan terjadi di masa depan ketika Undang-undang Hari Minggu telah disahkan.
Bagaimana agar kita tahu cara menjawab pertanyaan ini? Hanya ada satu cara—“Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.”—2 Ptr. 1:19.

SEKARANGKAH WAKTUNYA?

Tuhan telah memberikan amaran-amaran ini sekitar 100 tahun yang lalu: “Dunia Protestan telah mendirikan sabat berhala menggantikan tempat di mana Sabat Tuhan seharusnya berada, dan mereka sedang menapaki langkah kaki Kepausan. Dengan alasan ini, saya melihat kebutuhan akan umat Allah untuk pergi keluar dari kota-kota ke pedalaman [tempat] yang terasingkan di mana mereka dapat mengolah tanah dan menumbuhkan bahan pakan sendiri.—Letter 90, 1987. {Country Living (CL) 21.1}
Sebagai umat Allah yang memelihara hukum, kita harus meninggalkan kota-kota. Sama seperti apa yang Henokh lakukan, kita harus bekerja di kota-kota, tapi tidak berdiam di dalamnya.—Evangelism, 78-79 (1899) {CL 30.4}
Kata pembawa pesan Allah, “Bukankah kota-kota perlu diperingatkan? Ya, bukan dengan umat Allah berdiam di dalamnya, tapi dengan mengunjungi mereka, untuk mengamarkan tentang apa yang akan menimpa ke atas dunia.”—Manuscript Release (MR), vol. 1, 253 (1902).
Tinggalkan kota-kota, dan seperti Henokh datanglah dari tempat pengasinganmu untuk memperingatkan orang-orang di kota-kota.—1MR 250.2 (1902).
Berulang-ulang kali Allah telah menginstruksikan umatNya untuk membawa keluarga mereka pergi dari kota-kota, ke pedalaman, di mana mereka bisa mengumpulkan bekal mereka sendiri; karena nantinya hal menjual dan membeli akan menjadi masalah yang serius. Kita seharusnya mulai dari sekarang memperhatikan instruksi yang diberikan kepada kita berulang-ulang kali: Keluarlah dari kota-kota ke distrik pedesaan atau pedalaman, di mana rumah-rumah tidak ramai berdekatan, dan di mana engkau akan bebas dari gangguan musuh-musuh.—Letter 5, 1904. {CL 9-10}
Biarlah anak-anak tidak lagi dihadapkan kepada godaan-godaan kota-kota besar yang siap untuk kebinasaan. Allah telah mengirimkan kepada kita peringatan dan nasihat untuk keluar dari kota-kota. Maka dari itu, marilah kita tidak lagi menanamkan investasi di kota-kota. Ayah-ayah dan ibu-ibu, seberapa besarkah engkau menghargai jiwa-jiwa anak-anakmu? Apakah engkau mempersiapkan anggota-anggota keluarga-keluargamu untuk  diangkat ke tempat surgawi? Apakah engkau mempersiapkan mereka untuk menjadi anggota keluarga kerajaan? Anak-anak Raja Surgawi? “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Apalah ketentraman, kenyamanan, kemudahan, bila dibandingkan dengan nilai jiwa-jiwa anak-anakmu?—Manuscript 76, 1905. {CL 12}
“Keluar dari kota-kota! Keluar dari kota-kota!”—Ini adalah pesan yang Allah sedang berikan kepadaku. Banyak gempa bumi akan terjadi; banjir akan melanda; dan kita bukanlah untuk menetap di kota-kota jahat, di mana sang musuh dilayani dalam segala hal, dan di mana Tuhan seringkali dilupakan. {RH, July 5, 1906 par. 10}
Keluar dari kota-kota, adalah pesanku untuk masa kini. Yakinlah bahwa panggilan ini untuk umat kita agar pindah bermil-mil jauhnya dari kota. Satu pengamatan akan San Fransisco apa adanya hari ini akan berbicara kepada pikiranmu yang cerdas, menunjukkan kepadamu keperluan untuk meninggalkan kota-kota... {LDE 95.2}
Allah memanggil umatNya untuk pindah jauh dari kota-kota, karena pada saat ini ketika engkau tak menyadarinya, api dan batu belerang akan dicurahkan dari surga ke atas kota-kota itu. Sesuai dengan dosa mereka akan menjadi upah mereka. Ketika satu kota dimusnahkan, janganlah umat kita menganggap hal ini sebagai hal yang ringan, dan berpikir bahwa jika ada kesempatan, mereka dapat membangun rumah-rumah di kota yang sama yang dimusnahkan itu... {LDE 95.3}
Biarkan mereka yang mengerti hal-hal ini membaca pasal kesebelas dari buku Wahyu. Baca setiap ayat, dan pelajarilah hal-hal yang akan terjadi di kota-kota. Bacalah juga penglihatan-penglihatan yang digambarkan di pasal kedelapanbelas buku yang sama.—MR 1518, 10 Mei 1906. {LDE 95.4}
Instruksi ini masih akan terus diberikan. Pindahlah keluar dari kota-kota.—Letter 26, 1907. {CL 28.4}
Siapakah yang akan diperingatkan? Kami mengatakannya sekali lagi, Keluar dari kota-kota.Manuscript 85, 1908 {CL 14}
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, seharusnya sudah sangatlah jelas bahwa telah tiba waktunya untuk meninggalkan kota-kota sejak lebih dari 100 tahun yang lalu.

TETAPI BUKANKAH UNDANG-UNDANG HARI MINGGU HARUS DATANG TERLEBIH DAHULU?

Perhatikan pernyataan berikut ini yang menjelaskan tentang tanda untuk umat Allah untuk meninggalkan kota-kota:
Waktunya tidaklah jauh, ketika, seperti murid-murid pertama, kita akan dipaksa untuk mencari perlindungan di tempa-tempat yang terpencil dan sunyi. Sama seperti pengepungan Yerusalem oleh tentara Romawi adalah tanda untuk pelarian bagi orang Kristen Yudea, jadi asumsi akan kekuasaan dari bangsa kita [Amerika Serikat] dalam hukum yang memaksakan sabat Kepausan akan menjadi peringatan bagi kita. Saat itu masanya akan tiba untuk meninggalkan kota-kota besar, persiapan untuk meninggalkan kota-kota kecil ke rumah-rumah yang tersembunyi di tempat-tempat yang terpencil di pegunungan.—5T 464-465.
Beberapa orang menyatakan melalui kutipan ini bahwa tak akan ada waktu untuk meninggalkan kota-kota sampai Undang-undang Hari Minggu benar-benar disahkan. Satu masalah dengan pandangan ini adalah bahwa bila memang belum waktunya, maka Nyonya White salah ketika ia menyatakan semua pernyataan dikutip di atas, yang mana banyak menyerukan kebutuhan yang mendesak, mengenai kebutuhan umat Allah untuk meninggalkan kota-kota. Dapatkah Nyonya White memberikan nasihat yang saling bertentangan? Adakah cara lain untuk melihat masalah ini yang selaras dengan nasihatnya yang lain?
Sudah merupakan cara orang Advent untuk membandingkan ayat demi ayat dan membentuk pendapat kita dengan memadukan semua firman Tuhan. Kita tidak membangun doktrin kita hanya melalui satu pernyataan—terutama dengan mengorbankan sejumlah besar bukti alkitabiah. Kita harus mengikuti prinsip yang sama apabila kita ingin mempelajari tanda untuk meninggalkan kota-kota.
Berikut ini adalah empat bukti, menunjukkan kepada kita bahwa tanda untuk meninggalkan kota-kota sudahlah tiba.

BUKTI NO. 1

Pertama, perhatikan bahwa tanda untuk meninggalkan kota-kota di akhir zaman diambil dari paralel dalam sejarah, yaitu pengepungan tentara Romawi sekitar kota Yerusalem. Beginilah Nyonya White menjelaskannya di Great Controversy (Kemenangan Akhir), hal. 26: “Bilamana tiang-tiang berhala orang Roma didirikan di atas tanah suci, beberapa ratus meter di luar tembok kota, maka pengikut-pengikut Kristus menyelamatkan diri dengan melarikan diri.” Pengepungan ini dipimpin oleh Jenderal Romawi Cestius. Pengikut Kristus di kota Yerusalem mengenalinya sebagai tanda untuk meninggalkan kota itu, tetapi mereka tidak dapat melarikan diri karena terkepung. Lalu suatu hari, tanpa alasan tertentu, tentara Romawi mundur, memberikan kesempatan kepada orang Kristen untuk melarikan diri, dan itulah yang mereka lakukan. Beberapa tahun kemudian, tentara Romawi datang kembali di bawah pimpinan Titus. Akhirnya, mereka menguasai kota itu dan menghancurkan bait suci. Jadi, ada dua pengepungan, yang pertama menjadi tanda untuk meninggalkan kota-kota.
Ada bukti dari Roh Nubuat bahwa tandanya, atau pengepungan yang pertama,” telah tiba. Mari kita memperiksa kembali deskripsi dari pengepungan yang pertama di bawah Cestius dalam Great Controversy, sambil memperhatikan kata-kata yang digunakan: Bilamana tiang-tiang berhala orang Roma didirikan di atas tanah suci, beberapa ratus meter di luar tembok kota, maka pengikut-pengikut Kristus menyelamatkan diri dengan melarikan diri.” (hal. 26). Sekarang perhatikan baik-baik kutipan berikut: Dunia Protestan telah mendirikan sabat berhala menggantikan tempat di mana Sabat Tuhan seharusnya berada, dan mereka sedang menapaki langkah kaki Kepausan. Dengan alasan ini, saya melihat kebutuhan akan umat Allah untuk pergi keluar dari kota-kota ke pedalaman [tempat] yang terasingkan di mana mereka dapat mengolah tanah dan menumbuhkan bahan makanan sendiri.”—Letter 90, 1897. Perhatikan kata-kata yang hampir serupa di antara dua kutipan tersebut. Ini adalah bukti yang tak dapat disangkal bahwa paralel zaman modern—pengepungan pertama—telah tiba! Tapi apakah yang dapat menjadi tanda itu?
Pada tahun 1888, terjadilah suatu perkembangan yang luar biasa dalam hal Undang-undang Hari Minggu secara nasional di Amerika Serikat. Pada tahun itu, Senator H.W. Blair dari New Hampshire memperkenalkan sebuah undang-undang kepada kongres yang sekarang dikenal dengan sebutan “Undang-undang Blair” (Blair Bill). Ini adalah usaha pertama untuk mengesahkan undang-undang hari Minggu setingkat federal. Sebelum ini, sudah ada undang-undang hari Minggu negara bagian, tapi undang-undang ini, jika disahkan sebagai suatu hukum, akan membuat hari Minggu menjadi hari peribadatan yang sah di semua daerah kekuasaan federal. Dikarenakan perjuangan A.T. Jones di sidang-sidang di hadapan komite kongres, Undang-undang Blair tidak disahkan menjadi sebuah undang-undang. Dengan berjalannya waktu, masalah ini sepertinya mereda.
Beberapa orang akan menanggapi, “Tapi Undang-undang Hari Minggu belum disahkan!” Hal itu benar—sama seperti pengepungan pertama tidak menghancurkan kota Yerusalem, hal ini merupakan paralel yang luar biasa. Tapi dapatkah hal ini merupakan “asumsi kekuasaan” jika undang-undang itu tidak disahkan? Marilah kita membiarkan Nyonya White menegaskan istilah “asumsi kekuasaan.” Ia menggunakan lagi istilah itu dalam Signs of The Times, 22 November 1899: “Tetapi tidak bolehlah ada asumsi kekuasaan dalam umat Allah. Mereka yang menerima perintah-perintah dari Kristus haruslah tidak mencoba untuk memaksa orang lain untuk menurut hukum Yehovah.” Perhatikan bahwa sekedar “mencoba” untuk memaksa orang lain merupakan sebuah “asumsi kekuasaan.” Tapi bagaimana dengan kata “melaksanakan”—bukankah itu berarti bahwa undang-undang itu harus disahkan? Tidak. Menurut Kamus Webster’s Edisi New Collegiate Kesembilan, “melaksanakan” (enforce) dapat berarti “mendesak dengan usaha”.
Adalah juga penting untuk memperhatikan bahwa sementara pengepungan sekitar Yerusalem adalah tanda untuk melarikan diri ke pegunungan, pararel zaman modern, menurut Nyonya White akan sedikit berbeda. Bukannya merupakan tanda untuk melarikan diri secepatnya—meninggalkan semua pekerjaan di kota-kota, tanda zaman modern akan menunjukkan umat Allah kapan waktunya untuk memulai membuat tindakan-tindakan bijaksana keluar dari pusat metropolitan ke kota-kota yang lebih kecil, sebelum pindah ke tempat-tempat kediaman terpencil di pegunungan. Sama seperti jangkauan dari aplikasi zaman modern mengenai Pembinasa Keji lebih luas (mencakup seluruh dunia, bukan hanya kota Yerusalem), kerangka waktu yang terlibat juga jauh lebih luas—di mana hal ini pastilah konsisten dengan Tuhan yang penuh kasih yang kita sembah!
Di dalam buku Patriarchs and Prophets (Para Nabi dan Bapa), kita menemukan bukti yang lebih mengejutkan lagi yang menyatakan bahwa benar tanda zaman modern telah nampak. Di bab yang berjudul “Destruction of Sodom” (Pembinasaan Kota Sodom), Nyonya White menarik suatu paralel antara Pembinasa Keji dan peringatan kepada Lot untuk meninggalkan Sodom. Ia kemudian menegaskan dengan jelas bahwa peringatan yang sama sedang diberikan di zamannya:
“Sebelum pembinasaan kota Sodom, Tuhan mengirimkan pesan kepada Lot, ‘Larilah, selamatkanlah nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.’ Suara yang sama telah didengar oleh murid-murid Kristus sebelum keruntuhan kota Yerusalem: ‘Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara, ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan.’—Lukas 21:20, 21. Mereka tidak boleh berlambat-lambat untuk menyelamatkan apapun dari harta benda mereka, tapi haruslah menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya untuk melarikan diri.
“Adalah sebuah jalan keluar, sebuah pemisahan yang berdasarkan keputusan dari yang jahat, sebuah jalan keluar menuju kehidupan. Begitu jugalah pada zaman Nuh, begitu jugalah dengan Lot; begitu jugalah dengan para rasul sebelum keruntuhan kota Yerusalem; dan begitu jugalah nantinya di akhir zaman. Sekali lagi suara Tuhan terdengar di dalam pekabaran peringatan, memohon umatNya untuk memisahkan diri mereka dari kejahatan yang berkuasa.” {PP 166}
Apakah peringatan ini ditujukan secara khusus untuk pekabaran keluar dari kota-kota? Perhatikan pernyataan berikut ini:
“Saya tidak dapat tidur melewati jam dua pagi ini. Tadi malam, saya berada di sebuah pertemuan. Saya sedang memohon kepada beberapa keluarga untuk menolong diri mereka sendiri sebagai sarana yang ditentukan Allah, dan keluar dari kota-kota untuk menyelamatkan anak-anak mereka. Beberapa orang berlengah, tak mengeluarkan usaha sama sekali. Malaikat-malaikat kemurahan hati menggegas Lot dan istrinya dan anak-anak perempuannya dengan memegang tangan mereka. Andaikan Lot bergegas seperti yang dikehendaki Allah, istrinya tak akan menjadi patung garam. Lot memiliki terlalu banyak roh yang berlengah-lengah. Marilah kita tidak menjadi seperti dia. Suara yang sama yang memperingatkan Lot untuk meninggalkan Sodom mengundang kita, “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, ... dan janganlah menjamah apa yang najis.” Mereka yang menuruti amaran ini akan menemukan perlindungan. Biarlah setiap orang terbangun dan sadar demi diri mereka sendiri, dan berusaha menyelamatkan keluarganya. Biarlah ia mempersiapkan dirinya untuk pekerjaan itu. Allah akan menunjukkan tahap demi tahap apa yang perlu dilakukan selanjutnya.” {RH, 11 Desember 1900, par. 10}
Bagaimana mungkin kita dapat menarik kesimpulan yang lain dari ini: yaitu bahwa pekabaran yang diberikan di zaman Nyonya White adalah untuk dimengerti sebagai paralel dengan peringatan untuk Lot, dan juga peringatan yang diberikan Kristus bagi murid-muridNya mengenai si Pembinasa Keji.

BUKTI NO. 2     

Kedua, perhatikan apa yang diperintahkan untuk kita lakukan ketika tanda itu muncul: “Saat itu masanya akan tiba untuk meninggalkan kota-kota besar, persiapan untuk meninggalkan kota-kota kecil ke rumah-rumah yang tersembunyi di tempat-tempat yang terpencil di pegunungan.” Di sini kita melihat satu tahap lebih maju—pertama meninggalkan kota-kota besar dan pindah ke kota-kota yang lebih kecil. Akhirnya, akan ada pergerakan dari kota-kota kecil ke perumahan pedalaman yang terpencil. Kita telah melihat bahwa Nyonya White memberikan panggilan yang jelas untuk keluar dari kota-kota di zamannya. Tapi di tahun-tahun selanjutnya, ia mulai memberikan instruksi khusus untuk meninggalkan kota-kota “besar.” Sebagai contoh, perhatikan pernyataan ini: “Tinggalkan kota-kota besar secepat mungkin”—6T, 195. Hal itu seharusnya menangkap perhatian kita, karena langkah pertama yang diperintahkan kepada kita ketika tanda itu muncul adalah untuk meninggalkan kota-kota besar. Satu-satunya kesimpulan yang paling jelas adalah bila kita harus mengambil langkah pertama itu, maka tandanya pastilah telah muncul.

BUKTI NO. 3

Perkara untuk meninggalkan kota-kota menjadi semakin tak dapat disangkal ketika kita mempertimbangkan kutipan berikut yang dimuat dalam Review and Herald tak lama setelah sidang-sidang mengenai Undang-undang Blair. Ingat bahwa Asosiasi Reformasi Nasional (National Reform Association) adalah pendukung utama Undang-undang Blair.
“Sehubungan dengan peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi saat ini yang berhubungan dengan pergerakan Reformasi Nasional (National Reform movement), kita harus menunjukkan kepada dunia, bahwa kita mengenali penggenapan nubuatan. Selama tiga puluh atau empat puluh tahun lamanya, yang mana telah kita serukan akan muncul, akhirnya ada di sini sekarang; dan sangkakala setiap penjaga di atas gerbang-gerbang Sion akan meniupkan tanda bahaya.” {RH, 1 January 1889, par. 3}

BUKTI NO. 4

Hanya beberapa tahun setelah Undang-undang Blair, pada tanggal 5 Agustus 1892, Amerika Serikat sesungguhnya mengesahkan undang-undang hasil dari Kongres untuk menutup Pekan Raya Dunia di Chicago (Chicago World’s Fair) yang diselenggarakan setiap hari Minggu.
Tak heran apabila Nyonya White mengatakan: “Dunia Protestan telah mendirikan sabat berhala menggantikan tempat di mana Sabat Tuhan seharusnya berada...”—Letter 90, 189.
Oh ya, sekarang kita mendengar gemuruh kembalinya tentara Romawi. Tapi kali ini merupakan Pengepungan Kedua! Katekisme Lengkap Gereja Katolik (Edisi 1994) {The Unabridged Catechism Catholic Church, 1994 Edition} menyerukan pengesahan hari Minggu. Persekutuan Hari Tuhan (The Lord’s Day Alliance) hidup, dan berjalan dengan baik, dan mengumumkan tak lama setelah kejadian 9-11 (pengeboman gedung WTC 11 September) bahwa kita telah memasuki suatu masa akan kesempatan khusus untuk menegakkan hari Minggu. (Secara tak sengaja, Persekutuan Hari Tuhan adalah pendukung utama Undang-undang Blair di tahun 1888 yang lain. Sampai saat ini kepala surat resmi mereka berbunyi “Melayani Gereja-gereja dan Negara sejak 1888”). Sesungguhnya, waktunya telah tiba!

Kenapa Nyonya White Terkadang Menggunakan Kata-kata Seperti “Secepat Mungkin “ dan “Bilamana Memungkinkan”?

Beberapa orang menunjuk kepada penggunaan Nyonya White akan kata-kata seperti “secepat mungkin” dan “bilamana memungkinkan” menyarankan bahwa semua orang tidak perlu memperhatikan amaran untuk keluar dari kota-kota. Pertimbangan yang seksama dan menyeluruh akan pernyataan-pernyataan ini sesungguhnya menunjukkan suatu pandangan yang selaras dengan segunung amaran bahwa seluruh umat Allah perlu untuk pindah keluar dari kota-kota besar. Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini: “Keluar dari kota-kota besar secepat mungkin.” 6T, 195 {CL 12} (1900)
Bilamana memungkinkan, adalah tugas para orang tua untuk membangun rumah-rumah di pedesaan bagi anak-anak mereka. Anak-anak dan pemuda-pemudi haruslah dilindungi dengan hati-hati. Mereka seharusnya dijauhkan dari sumber-sumber kejahatan yang ditemukan di kota-kota kita. Letter 268, 1906. {CL 12.2}
Sekarang perhatikan pernyataan-pernyataan tersebut dalam terang kutipan berikut ini:
Waktunya telah tiba, ketika Tuhan membuka jalan, keluarga-keluarga haruslah keluar dari kota-kota. Manuscript 50, 1903
Perhatikan, hal ini merupakan peringatan akan tindakan yang terburu-buru. Kita haruslah bergerak dengan bijaksana dan berhati-hati dalam terang bimbingan Tuhan, bergantung sepenuhnya kepada tuntunanNya. Perhatikan juga pernyataan berikut ini yang memberikan terang yang lebih dalam topik ini:
Bertahun-tahun kita telah diamarkan bahwa saudara dan saudari kita, dan terutama keluarga-keluarga dengan anak-anak, seharusnya merencanakan untuk meninggalkan kota-kota ketika jalan terbuka di hadapan mereka untuk melaksanakannya. Banyak orang harus bekerja keras dengan sungguh-sungguh untuk menolong membuka jalan tersebut. RH, 27 September 1906
Di sini kita melihat bahwa Tuhan harus membuka jalan, dan satu-satunya cara kita mengetahui bahwa hal itu “mungkin” adalah jika kita sesungguhnya mengerahkan usaha dalam hal ini. Malahan, bagaimana kita dapat berharap mengetahui bahwa kita bergerak “secepat mungkin” kecuali kita dengan sungguh-sungguh mencari jalan keluar dari kota. Pernyataan-pernyataan ini berhadapan dengan bagaimana kita bergerak maju, bukan apakah kita perlu atau tidak memperhatikan amaran Tuhan.
Tetapi Bukankah Keluarga-keluarga Diamarkan Untuk Pindah Ke Kota-kota?
Akhirnya, beberapa orang mengutip pernyataan-pernyataan di mana Nyonya White menganjurkan keluarga-keluarga untuk pindah ke kota-kota untuk melaksanakan pekerjaan misionari. Sekali lagi, mereka berusaha menggunakan pernyataan-pernyataan ini untuk tidak menghiraukan pernyataan lain yang banyak yang memperjelas tugas kita untuk keluar dari kota-kota. Tetapi melalui penyelidikan yang seksama dan dengan menimbang seluruh nasihat Suara Nubuatan, kita sekali lagi menemukan bahwa ada keselarasan.
Kita melihat kebutuhan yang besar akan pekerjaan misionari untuk membawa kebenaran tak hanya ke bangsa-bangsa asing, tetapi kepada mereka yang di sekitar kita. Di dekat kita adalah kota-kota besar dan kota-kota yang mana tak ada usaha dikerahkan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa. Mengapa tidak seharusnya keluarga-keluarga yang mengenal kebenaran masa kini berdiam di kota-kota dan pedusunan ini, untuk mengangkat standar Kristus di sana, bekerja dengan kerendahan hati, tidak melalui cara mereka sendiri, tapi jalan Tuhan, untuk membawa terang kepada mereka yang tidak memiliki pengetahuan akan hal itu? {ChS 180.1}
Bukanlah kehendak Allah bahwa umatNya harus berdiam atau menetap bersama di komunitas-komunitas yang besar. Murid-murid Kristus adalah wakilNya di atas dunia, dan Allah merancang bahwa mereka akan terpencar di seluruh bangsa, di dalam kota, kota-kota besar dan pedusunan, bagaikan terang di tengah kegelapan dunia. Mereka adalah untuk menjadi misionari bagi Tuhan, melalui iman dan perbuatan mereka memberikan kesaksian kepada kedatangan JuruSelamat yang makin mendekat. {8T 244-245}
Pertama, ingatlah bahwa umat Allah diperintahkan secara terang-terangan untuk meninggalkan kota-kota besar terlebih dahulu, pindah ke kota-kota yang lebih kecil. (5T, 464-465). Hal ini ditegaskan di tahun 1900 ketika Nyonya White menulis, “Keluar dari kota-kota besar secepat mungkin.” 6T, 195. Demikianlah hal ini selaras dengan nasihat Nyonya White untuk tinggal di kota-kota yang lebih kecil pada waktu itu. Pandangan yang dapat menyelaraskan semua nasihat dalam topik ini adalah bahwa ia pastilah bermaksud kota-kota kecil. Untuk mengajukan interpretasi yang lain akan menimbulkan kontradiksi yang begitu jelas. Perhatikan bahwa kata-kata dalam kutipan-kutipan ini menyebutkan kota-kota dalam konteks kota-kota kecil (towns) dan pedesaan (villages): “kota-kota besar dan kota-kota kecil” (“cities and towns”), “kota-kota dan pedesaan” (“cities and villages”), dan “kota-kota kecil, kota-kota besar, dan pedesaan” (towns, cities, and villages”).

Tapi Bagaimana Dengan Evangelisasi Di Kota-kota?

Tak perlu dipertanyakan lagi bahwa Nyonya White memiliki kerinduan yang kuat untuk mencari yang tersesat di kota-kota dengan pekabaran tiga malaikat.
Umat Allah tidak melaksanakan pekerjaan yang Ia kehendaki mereka untuk lakukan untuk kota-kota. Saya telah memberikan kesaksian ini berulang-ulang kali sampai sepertinya umat Allah tidak akan melakukan pekerjaan tersebut; tapi kota-kota harus dimasuki. Kita tidak bisa membiarkan orang-orang yang tidak mengenal kuasa kuat hukum Allah binasa. Kita memiliki tanggung jawab. Tuhan menghendaki kita untuk bangun. Kita harus bergerak maju, atau penghakiman Allah dengan pasti akan menimpa kita. Beberapa bulan ini pekerjaan yang mulia telah dimulai di kota-kota besar. Begitu kota-kota dimasuki, rasa sakit di hatiku mulai tersembuhkan.” {PUR, 12 Januari 1911, par. 3}
Walaupun Nyonya White tidak menganjurkan untuk menghentikan segala pekerjaan di kota-kota begitu saja untuk pindah ke pedesaan, ia dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan menghendaki kita untuk bekerja tanpa harus berdiam di kota-kota untuk menjangkau orang banyak yang tersesat di pusat-pusat metropolitan bangsa kita. Nasihatnya adalah bahwa sementara kita tetap mengerahkan tenaga kita untuk menolong yang tersesat di kota-kota, kita tetap harus berusaha untuk pindah supaya kita dapat mengikuti rencana Allah dalam program jangkauan evangelisasi kita:
Biarkan anak-anak manusia dengan pertimbangan yang logis ditunjuk, bukan untuk menyebarluaskan niat mereka, tapi untuk mencari tanah di daerah pedalaman, dengan akses yang mudah ke kota, sesuai untuk sekolah pelatihan kecil bagi para pekerja, dan di mana fasilitas dapat tersedia untuk merawat jiwa-jiwa yang sakit dan terbeban yang tidak mengenal kebenaran. Carilah tempat-tempat seperti ini tak jauh dari kota-kota besar, di mana bangunan-bangunan yang sesuai dapat berdiri teguh, entah sebagai pemberian dari si pemilik atau dibeli dengan harga yang sesuai melalui pemberian umat kita. Jangan mendirikan bangunan di kota-kota yang bising.”—Medical Ministry, hal. 308-309 (1909) {CL 30.3}
Kata pembawa pesan Allah, “Apakah kota-kota tak perlu diperingatkan? Ya, bukan dengan umat Allah berdiam di dalamnya, tapi dengan mengunjungi mereka, untuk mengamarkan tentang apa yang akan menimpa ke atas dunia.” Manuscript Release, Vol. 1, hlm. 253 (1902)
Sebagai umat Allah yang memelihara hukum, kita harus meninggalkan kota-kota. Sama seperti apa yang Henokh lakukan, kita harus bekerja di kota-kota, tapi tidak berdiam di dalamnya.Evangelism, hal. 78,79 (1899) {CL 30.4}

Adakah Yang Mengkhawatirkan Tentang Hal Ini?

Keadaan yang mendesak tentang umat Allah meninggalkan kota-kota membebani Nyonya White begitu beratnya sehingga ia tak dapat tidur mengkhawatirkan hal ini. Sayangnya, kekhawatiran ini berkurang pada zaman ini.
Saya tidak dapat tidur melewati jam dua pagi ini. Tadi malam, saya berada di sebuah pertemuan. Saya sedang memohon kepada beberapa keluarga untuk menolong diri mereka sendiri sebagai sarana yang ditentukan Allah, dan keluar dari kota-kota untuk menyelamatkan anak-anak mereka. Beberapa orang berlengah, tak mengeluarkan usaha sama sekali. {CL 6.6}
Malaikat-malaikat kemurahan hati menggegas Lot dan istrinya dan anak-anak perempuannya dengan memegang tangan mereka. Andaikan Lot bergegas seperti yang dikehendaki Allah, istrinya tak akan menjadi patung garam. Lot memiliki terlalu banyak roh yang berlengah-lengah. Marilah kita tidak menjadi seperti dia. Suara yang sama yang memperingatkan Lot untuk meninggalkan Sodom mengundang kita, “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, ... dan janganlah menjamah apa yang najis.” Mereka yang menuruti amaran ini akan menemukan perlindungan. Biarlah setiap orang terbangun dan sadar demi diri mereka sendiri, dan berusaha menyelamatkan keluarganya. Biarlah ia mempersiapkan dirinya untuk pekerjaan itu. Allah akan menunjukkan tahap demi tahap apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Review and Herald, 11 Desember 1900 {CL 6.7}
Semoga Tuhan mengasihani kita!



Diterjemahkan oleh Monik Amelia, September 2007, Florida-USA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar