Oleh Dave Westbrook
Dengan berkembangnya minat dan diskusi mengenai subjek
tentang meninggalkan kota-kota besar, banyak orang bertanya, “Sekarangkah
waktunya untuk keluar dari kota-kota?” Kita telah banyak mendengar pendapat
yang saling bertentangan. Beberapa orang meyakinkan kita bahwa kita tidak perlu
merasa takut, tetapi di lain pihak melalui berita kita mendengar seluruh
kota-kota “terhanyutkan,” dan entah di mana di dalam pikiran kita sebagai orang
Advent, hal itu membangunkan kita (Baca Testimonies
for the Church Vol.7, 82-83 & Evangelism,
29). Beberapa orang berkata bahwa “tanda” untuk meninggalkan kota-kota telah
tiba, yang lainnya dengan penuh keyakinan mengatakan bahwa kita tidak perlu
khawatir saat ini, karena tandanya akan terjadi di masa depan ketika
Undang-undang Hari Minggu telah disahkan.
Bagaimana agar kita tahu
cara menjawab pertanyaan ini? Hanya ada satu cara—“Dengan demikian kami makin diteguhkan oleh firman yang telah
disampaikan oleh para nabi. Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama
seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar
menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.”—2 Ptr.
1:19.
SEKARANGKAH WAKTUNYA?
Tuhan telah memberikan amaran-amaran ini sekitar 100
tahun yang lalu: “Dunia Protestan telah mendirikan sabat berhala menggantikan
tempat di mana Sabat Tuhan seharusnya berada, dan mereka sedang menapaki
langkah kaki Kepausan. Dengan alasan ini, saya melihat kebutuhan akan umat Allah untuk pergi keluar dari kota-kota ke
pedalaman [tempat] yang terasingkan di mana mereka dapat mengolah tanah dan
menumbuhkan bahan pakan sendiri.—Letter
90, 1987. {Country Living (CL)
21.1}
Sebagai umat Allah yang
memelihara hukum, kita harus meninggalkan
kota-kota. Sama seperti apa yang Henokh lakukan, kita harus bekerja di
kota-kota, tapi tidak berdiam di dalamnya.—Evangelism,
78-79 (1899) {CL 30.4}
Kata pembawa pesan
Allah, “Bukankah kota-kota perlu diperingatkan? Ya, bukan dengan umat Allah berdiam di dalamnya, tapi dengan
mengunjungi mereka, untuk mengamarkan tentang apa yang akan menimpa ke atas
dunia.”—Manuscript Release (MR), vol.
1, 253 (1902).
Tinggalkan kota-kota,
dan seperti Henokh datanglah dari tempat pengasinganmu untuk memperingatkan
orang-orang di kota-kota.—1MR 250.2 (1902).
Berulang-ulang kali Allah telah
menginstruksikan umatNya untuk membawa keluarga mereka pergi dari
kota-kota, ke pedalaman, di mana mereka bisa mengumpulkan bekal mereka sendiri;
karena nantinya hal menjual dan membeli akan menjadi masalah yang serius. Kita
seharusnya mulai dari sekarang memperhatikan instruksi yang diberikan kepada
kita berulang-ulang kali: Keluarlah
dari kota-kota ke distrik pedesaan atau pedalaman, di mana rumah-rumah tidak
ramai berdekatan, dan di mana engkau akan bebas dari gangguan musuh-musuh.—Letter 5, 1904. {CL 9-10}
Biarlah anak-anak tidak lagi dihadapkan kepada
godaan-godaan kota-kota besar yang siap untuk kebinasaan. Allah telah
mengirimkan kepada kita peringatan dan
nasihat untuk keluar dari kota-kota. Maka dari itu, marilah kita tidak lagi
menanamkan investasi di kota-kota. Ayah-ayah dan ibu-ibu, seberapa besarkah
engkau menghargai jiwa-jiwa anak-anakmu? Apakah engkau mempersiapkan
anggota-anggota keluarga-keluargamu untuk
diangkat ke tempat surgawi? Apakah engkau mempersiapkan mereka untuk
menjadi anggota keluarga kerajaan? Anak-anak Raja Surgawi? “Apa gunanya seorang
memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?” Apalah ketentraman,
kenyamanan, kemudahan, bila dibandingkan dengan nilai jiwa-jiwa anak-anakmu?—Manuscript 76, 1905. {CL 12}
“Keluar dari kota-kota!
Keluar dari kota-kota!”—Ini adalah pesan yang Allah sedang berikan kepadaku. Banyak gempa bumi akan terjadi; banjir akan
melanda; dan kita bukanlah untuk menetap di kota-kota jahat, di mana sang
musuh dilayani dalam segala hal, dan di mana Tuhan seringkali dilupakan. {RH,
July 5, 1906 par. 10}
Keluar dari kota-kota, adalah pesanku untuk masa kini. Yakinlah bahwa panggilan ini
untuk umat kita agar pindah bermil-mil jauhnya dari kota. Satu pengamatan akan
San Fransisco apa adanya hari ini akan berbicara kepada pikiranmu yang cerdas,
menunjukkan kepadamu keperluan untuk meninggalkan kota-kota... {LDE 95.2}
Allah memanggil umatNya
untuk pindah jauh dari kota-kota,
karena pada saat ini ketika engkau tak menyadarinya, api dan batu belerang akan
dicurahkan dari surga ke atas kota-kota itu. Sesuai dengan dosa mereka akan
menjadi upah mereka. Ketika satu kota
dimusnahkan, janganlah umat kita menganggap hal ini sebagai hal yang ringan,
dan berpikir bahwa jika ada kesempatan, mereka dapat membangun rumah-rumah di
kota yang sama yang dimusnahkan itu... {LDE 95.3}
Biarkan mereka yang
mengerti hal-hal ini membaca pasal
kesebelas dari buku Wahyu. Baca setiap ayat, dan pelajarilah hal-hal yang
akan terjadi di kota-kota. Bacalah juga penglihatan-penglihatan yang
digambarkan di pasal kedelapanbelas
buku yang sama.—MR 1518, 10 Mei 1906. {LDE 95.4}
Instruksi ini masih akan
terus diberikan. Pindahlah keluar dari
kota-kota.—Letter 26, 1907. {CL 28.4}
Siapakah yang akan
diperingatkan? Kami mengatakannya sekali
lagi, Keluar dari kota-kota.—Manuscript
85, 1908 {CL 14}
Berdasarkan
pernyataan-pernyataan di atas, seharusnya sudah sangatlah jelas bahwa telah
tiba waktunya untuk meninggalkan kota-kota sejak lebih dari 100 tahun yang
lalu.
TETAPI BUKANKAH UNDANG-UNDANG HARI MINGGU HARUS DATANG TERLEBIH DAHULU?
Perhatikan pernyataan berikut ini yang menjelaskan
tentang tanda untuk umat Allah untuk meninggalkan kota-kota:
Waktunya tidaklah jauh, ketika, seperti murid-murid
pertama, kita akan dipaksa untuk mencari perlindungan di tempa-tempat yang
terpencil dan sunyi. Sama seperti
pengepungan Yerusalem oleh tentara Romawi adalah tanda untuk pelarian bagi
orang Kristen Yudea, jadi asumsi
akan kekuasaan dari bangsa kita [Amerika Serikat] dalam hukum yang
memaksakan sabat Kepausan akan menjadi peringatan bagi kita. Saat itu
masanya akan tiba untuk meninggalkan kota-kota besar, persiapan untuk
meninggalkan kota-kota kecil ke rumah-rumah yang tersembunyi di tempat-tempat
yang terpencil di pegunungan.—5T 464-465.
Beberapa orang
menyatakan melalui kutipan ini bahwa tak akan ada waktu untuk meninggalkan
kota-kota sampai Undang-undang Hari Minggu benar-benar disahkan. Satu masalah
dengan pandangan ini adalah bahwa bila memang belum waktunya, maka Nyonya White
salah ketika ia menyatakan semua pernyataan dikutip di atas, yang mana banyak
menyerukan kebutuhan yang mendesak, mengenai kebutuhan umat Allah untuk
meninggalkan kota-kota. Dapatkah Nyonya White memberikan nasihat yang saling
bertentangan? Adakah cara lain untuk melihat masalah ini yang selaras dengan
nasihatnya yang lain?
Sudah merupakan cara
orang Advent untuk membandingkan ayat demi ayat dan membentuk pendapat kita
dengan memadukan semua firman Tuhan. Kita tidak membangun doktrin kita hanya
melalui satu pernyataan—terutama dengan mengorbankan sejumlah besar bukti
alkitabiah. Kita harus mengikuti prinsip yang sama apabila kita ingin
mempelajari tanda untuk meninggalkan kota-kota.
Berikut ini adalah empat bukti, menunjukkan kepada kita
bahwa tanda untuk meninggalkan kota-kota sudahlah tiba.
BUKTI NO. 1
Pertama, perhatikan
bahwa tanda untuk meninggalkan kota-kota di akhir zaman diambil dari paralel dalam sejarah, yaitu pengepungan tentara Romawi sekitar kota
Yerusalem. Beginilah Nyonya White menjelaskannya di Great Controversy (Kemenangan
Akhir), hal. 26: “Bilamana tiang-tiang berhala orang Roma didirikan di atas tanah suci,
beberapa ratus meter di luar tembok kota, maka pengikut-pengikut Kristus
menyelamatkan diri dengan melarikan diri.” Pengepungan ini dipimpin oleh Jenderal
Romawi Cestius. Pengikut Kristus di kota Yerusalem mengenalinya sebagai
tanda untuk meninggalkan kota itu, tetapi mereka tidak dapat melarikan diri
karena terkepung. Lalu suatu hari, tanpa alasan tertentu, tentara Romawi
mundur, memberikan kesempatan kepada orang Kristen untuk melarikan diri, dan
itulah yang mereka lakukan. Beberapa
tahun kemudian, tentara Romawi datang kembali di bawah pimpinan Titus. Akhirnya, mereka menguasai kota
itu dan menghancurkan bait suci. Jadi, ada
dua pengepungan, yang pertama menjadi tanda untuk meninggalkan kota-kota.
Ada bukti dari
Roh Nubuat bahwa tandanya, atau “pengepungan yang pertama,” telah tiba. Mari kita memperiksa kembali
deskripsi dari pengepungan yang pertama di bawah Cestius dalam Great Controversy, sambil memperhatikan
kata-kata yang digunakan: “Bilamana tiang-tiang
berhala orang Roma didirikan
di atas tanah suci, beberapa ratus meter di luar tembok kota, maka
pengikut-pengikut Kristus menyelamatkan diri dengan melarikan diri.” (hal. 26). Sekarang perhatikan baik-baik kutipan berikut: “Dunia Protestan telah mendirikan sabat berhala menggantikan tempat di
mana Sabat Tuhan seharusnya berada, dan mereka sedang menapaki langkah kaki
Kepausan. Dengan alasan ini, saya melihat kebutuhan akan umat Allah untuk pergi
keluar dari kota-kota ke pedalaman [tempat] yang terasingkan di mana mereka
dapat mengolah tanah dan menumbuhkan bahan makanan sendiri.”—Letter 90, 1897. Perhatikan kata-kata
yang hampir serupa di antara dua kutipan tersebut. Ini adalah bukti yang tak
dapat disangkal bahwa paralel zaman
modern—pengepungan pertama—telah tiba! Tapi apakah yang dapat menjadi tanda
itu?
Pada tahun 1888, terjadilah suatu perkembangan
yang luar biasa dalam hal Undang-undang
Hari Minggu secara nasional di Amerika Serikat. Pada tahun itu, Senator H.W. Blair dari New Hampshire memperkenalkan
sebuah undang-undang kepada kongres yang sekarang dikenal dengan sebutan “Undang-undang Blair” (Blair Bill). Ini adalah usaha pertama untuk mengesahkan
undang-undang hari Minggu setingkat federal. Sebelum ini, sudah ada
undang-undang hari Minggu negara bagian, tapi undang-undang ini, jika disahkan
sebagai suatu hukum, akan membuat hari Minggu menjadi hari peribadatan yang sah
di semua daerah kekuasaan federal. Dikarenakan perjuangan A.T. Jones di sidang-sidang di hadapan komite kongres,
Undang-undang Blair tidak disahkan
menjadi sebuah undang-undang. Dengan berjalannya waktu, masalah ini sepertinya
mereda.
Beberapa orang akan
menanggapi, “Tapi Undang-undang Hari Minggu belum disahkan!” Hal itu benar—sama
seperti pengepungan pertama tidak menghancurkan kota Yerusalem, hal ini
merupakan paralel yang luar biasa. Tapi dapatkah hal ini merupakan “asumsi
kekuasaan” jika undang-undang itu tidak disahkan? Marilah kita membiarkan
Nyonya White menegaskan istilah “asumsi kekuasaan.” Ia menggunakan lagi istilah
itu dalam Signs of The Times, 22 November
1899: “Tetapi tidak bolehlah ada asumsi kekuasaan dalam umat Allah. Mereka yang
menerima perintah-perintah dari Kristus haruslah
tidak mencoba untuk memaksa orang lain untuk menurut hukum Yehovah.”
Perhatikan bahwa sekedar “mencoba” untuk
memaksa orang lain merupakan sebuah “asumsi kekuasaan.” Tapi bagaimana
dengan kata “melaksanakan”—bukankah itu berarti bahwa undang-undang itu harus
disahkan? Tidak. Menurut Kamus Webster’s Edisi New Collegiate Kesembilan, “melaksanakan” (enforce) dapat berarti “mendesak dengan usaha”.
Adalah juga penting
untuk memperhatikan bahwa sementara pengepungan sekitar Yerusalem adalah tanda
untuk melarikan diri ke pegunungan, pararel zaman modern, menurut Nyonya White
akan sedikit berbeda. Bukannya merupakan tanda untuk melarikan diri
secepatnya—meninggalkan semua pekerjaan di kota-kota, tanda zaman modern akan menunjukkan umat Allah kapan waktunya
untuk memulai membuat tindakan-tindakan bijaksana keluar dari pusat
metropolitan ke kota-kota yang lebih kecil, sebelum pindah ke tempat-tempat
kediaman terpencil di pegunungan. Sama seperti jangkauan dari aplikasi
zaman modern mengenai Pembinasa Keji lebih luas (mencakup seluruh dunia, bukan
hanya kota Yerusalem), kerangka waktu yang terlibat juga jauh lebih luas—di
mana hal ini pastilah konsisten dengan Tuhan yang penuh kasih yang kita sembah!
Di dalam buku Patriarchs and Prophets (Para Nabi dan Bapa), kita menemukan
bukti yang lebih mengejutkan lagi yang menyatakan bahwa benar tanda zaman
modern telah nampak. Di bab yang berjudul “Destruction
of Sodom” (Pembinasaan Kota Sodom), Nyonya White menarik suatu paralel
antara Pembinasa Keji dan peringatan kepada Lot untuk meninggalkan Sodom. Ia
kemudian menegaskan dengan jelas bahwa peringatan yang sama sedang diberikan di
zamannya:
“Sebelum pembinasaan
kota Sodom, Tuhan mengirimkan pesan kepada Lot, ‘Larilah, selamatkanlah
nyawamu; janganlah menoleh ke belakang, dan janganlah berhenti di manapun juga
di Lembah Yordan, larilah ke pegunungan, supaya engkau jangan mati lenyap.’
Suara yang sama telah didengar oleh murid-murid Kristus sebelum keruntuhan kota
Yerusalem: ‘Apabila kamu melihat Yerusalem dikepung oleh tentara-tentara,
ketahuilah, bahwa keruntuhannya sudah dekat. Pada waktu itu
orang-orang yang berada di Yudea harus melarikan diri ke pegunungan.’—Lukas
21:20, 21. Mereka tidak boleh berlambat-lambat untuk menyelamatkan apapun dari
harta benda mereka, tapi haruslah menggunakan kesempatan itu sebaik-baiknya
untuk melarikan diri.
“Adalah sebuah jalan
keluar, sebuah pemisahan yang berdasarkan keputusan dari yang jahat, sebuah
jalan keluar menuju kehidupan. Begitu
jugalah pada zaman Nuh, begitu jugalah dengan Lot; begitu jugalah dengan
para rasul sebelum keruntuhan kota Yerusalem; dan begitu jugalah nantinya
di akhir zaman. Sekali lagi suara Tuhan terdengar di dalam pekabaran
peringatan, memohon umatNya untuk memisahkan diri mereka dari kejahatan yang berkuasa.”
{PP 166}
Apakah peringatan ini
ditujukan secara khusus untuk pekabaran keluar dari kota-kota? Perhatikan
pernyataan berikut ini:
“Saya tidak dapat tidur melewati jam dua pagi ini. Tadi
malam, saya berada di sebuah pertemuan. Saya sedang memohon kepada beberapa
keluarga untuk menolong diri mereka sendiri sebagai sarana yang ditentukan
Allah, dan keluar dari kota-kota
untuk menyelamatkan anak-anak mereka. Beberapa orang berlengah, tak
mengeluarkan usaha sama sekali. Malaikat-malaikat kemurahan hati menggegas Lot
dan istrinya dan anak-anak perempuannya dengan memegang tangan mereka. Andaikan
Lot bergegas seperti yang dikehendaki Allah, istrinya tak akan menjadi patung
garam. Lot memiliki terlalu banyak roh yang berlengah-lengah. Marilah kita
tidak menjadi seperti dia. Suara yang
sama yang memperingatkan Lot untuk meninggalkan Sodom mengundang kita,
“Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, ... dan
janganlah menjamah apa yang najis.” Mereka yang menuruti amaran ini akan menemukan
perlindungan. Biarlah setiap orang
terbangun dan sadar demi diri mereka sendiri, dan berusaha menyelamatkan
keluarganya. Biarlah ia mempersiapkan dirinya untuk pekerjaan itu. Allah akan
menunjukkan tahap demi tahap apa yang perlu dilakukan selanjutnya.” {RH, 11
Desember 1900, par. 10}
Bagaimana mungkin kita
dapat menarik kesimpulan yang lain dari ini: yaitu bahwa pekabaran yang
diberikan di zaman Nyonya White adalah untuk dimengerti sebagai paralel dengan
peringatan untuk Lot, dan juga peringatan yang diberikan Kristus bagi
murid-muridNya mengenai si Pembinasa Keji.
BUKTI NO. 2
Kedua, perhatikan apa
yang diperintahkan untuk kita lakukan ketika tanda itu muncul: “Saat itu masanya akan tiba untuk
meninggalkan kota-kota besar, persiapan untuk meninggalkan kota-kota kecil ke
rumah-rumah yang tersembunyi di tempat-tempat yang terpencil di pegunungan.”
Di sini kita melihat satu tahap lebih maju—pertama
meninggalkan kota-kota besar dan pindah ke kota-kota yang lebih kecil. Akhirnya, akan ada pergerakan dari
kota-kota kecil ke perumahan pedalaman yang terpencil. Kita telah melihat
bahwa Nyonya White memberikan panggilan yang jelas untuk keluar dari kota-kota
di zamannya. Tapi di tahun-tahun selanjutnya, ia mulai memberikan instruksi
khusus untuk meninggalkan kota-kota “besar.” Sebagai contoh, perhatikan
pernyataan ini: “Tinggalkan kota-kota
besar secepat mungkin”—6T, 195. Hal itu seharusnya menangkap perhatian
kita, karena langkah pertama yang diperintahkan kepada kita ketika tanda itu
muncul adalah untuk meninggalkan kota-kota besar. Satu-satunya kesimpulan yang
paling jelas adalah bila kita harus mengambil langkah pertama itu, maka
tandanya pastilah telah muncul.
BUKTI NO. 3
Perkara untuk
meninggalkan kota-kota menjadi semakin tak dapat disangkal ketika kita
mempertimbangkan kutipan berikut yang dimuat dalam Review and Herald tak lama setelah sidang-sidang mengenai
Undang-undang Blair. Ingat bahwa Asosiasi
Reformasi Nasional (National Reform Association) adalah pendukung utama
Undang-undang Blair.
“Sehubungan dengan
peristiwa-peristiwa yang sedang terjadi saat ini yang berhubungan dengan
pergerakan Reformasi Nasional (National Reform movement), kita harus
menunjukkan kepada dunia, bahwa kita mengenali penggenapan nubuatan. Selama
tiga puluh atau empat puluh tahun lamanya, yang mana telah kita serukan akan
muncul, akhirnya ada di sini sekarang; dan sangkakala setiap penjaga di atas
gerbang-gerbang Sion akan meniupkan tanda bahaya.” {RH, 1 January 1889,
par. 3}
BUKTI NO. 4
Hanya beberapa tahun
setelah Undang-undang Blair, pada tanggal 5
Agustus 1892, Amerika Serikat sesungguhnya mengesahkan undang-undang hasil
dari Kongres untuk menutup Pekan Raya Dunia di Chicago (Chicago World’s Fair)
yang diselenggarakan setiap hari Minggu.
Tak heran apabila Nyonya
White mengatakan: “Dunia Protestan telah mendirikan sabat berhala
menggantikan tempat di mana Sabat Tuhan seharusnya berada...”—Letter 90,
189.
Oh ya, sekarang kita
mendengar gemuruh kembalinya tentara Romawi. Tapi kali ini merupakan Pengepungan Kedua! Katekisme
Lengkap Gereja Katolik (Edisi 1994) {The
Unabridged Catechism Catholic Church, 1994 Edition} menyerukan pengesahan
hari Minggu. Persekutuan Hari Tuhan (The
Lord’s Day Alliance) hidup, dan berjalan dengan baik, dan mengumumkan tak
lama setelah kejadian 9-11 (pengeboman gedung WTC 11 September) bahwa kita
telah memasuki suatu masa akan kesempatan khusus untuk menegakkan hari Minggu.
(Secara tak sengaja, Persekutuan Hari Tuhan adalah pendukung utama
Undang-undang Blair di tahun 1888 yang lain. Sampai saat ini kepala surat resmi
mereka berbunyi “Melayani Gereja-gereja
dan Negara sejak 1888”). Sesungguhnya, waktunya telah tiba!
Kenapa Nyonya White Terkadang Menggunakan Kata-kata Seperti “Secepat
Mungkin “ dan “Bilamana Memungkinkan”?
Beberapa orang menunjuk
kepada penggunaan Nyonya White akan kata-kata seperti “secepat mungkin” dan
“bilamana memungkinkan” menyarankan bahwa semua
orang tidak perlu memperhatikan amaran untuk keluar dari kota-kota.
Pertimbangan yang seksama dan menyeluruh akan pernyataan-pernyataan ini
sesungguhnya menunjukkan suatu pandangan yang selaras dengan segunung amaran
bahwa seluruh umat Allah perlu untuk pindah keluar dari kota-kota besar.
Perhatikan pernyataan-pernyataan di bawah ini: “Keluar dari kota-kota besar secepat
mungkin.” 6T, 195 {CL 12} (1900)
Bilamana memungkinkan, adalah tugas para orang tua untuk
membangun rumah-rumah di pedesaan bagi anak-anak mereka. Anak-anak dan
pemuda-pemudi haruslah dilindungi dengan hati-hati. Mereka seharusnya dijauhkan
dari sumber-sumber kejahatan yang ditemukan di kota-kota kita. Letter 268, 1906. {CL 12.2}
Sekarang perhatikan
pernyataan-pernyataan tersebut dalam terang kutipan berikut ini:
Waktunya telah tiba, ketika
Tuhan membuka jalan, keluarga-keluarga haruslah keluar dari kota-kota. Manuscript 50, 1903
Perhatikan, hal ini
merupakan peringatan akan tindakan yang terburu-buru. Kita haruslah bergerak
dengan bijaksana dan berhati-hati dalam terang bimbingan
Tuhan, bergantung sepenuhnya kepada tuntunanNya. Perhatikan juga pernyataan
berikut ini yang memberikan terang yang lebih dalam topik ini:
Bertahun-tahun kita telah diamarkan bahwa saudara dan
saudari kita, dan terutama keluarga-keluarga dengan anak-anak, seharusnya
merencanakan untuk meninggalkan kota-kota ketika
jalan terbuka di hadapan mereka untuk melaksanakannya. Banyak orang harus
bekerja keras dengan sungguh-sungguh untuk menolong membuka jalan tersebut. RH, 27 September 1906
Di sini kita melihat
bahwa Tuhan harus membuka jalan, dan
satu-satunya cara kita mengetahui bahwa hal itu “mungkin” adalah jika kita
sesungguhnya mengerahkan usaha dalam hal ini. Malahan, bagaimana kita dapat
berharap mengetahui bahwa kita bergerak “secepat mungkin” kecuali kita dengan sungguh-sungguh mencari jalan keluar dari
kota. Pernyataan-pernyataan ini berhadapan dengan bagaimana kita bergerak
maju, bukan apakah kita perlu atau tidak memperhatikan amaran Tuhan.
Tetapi Bukankah Keluarga-keluarga Diamarkan Untuk Pindah
Ke Kota-kota?
Akhirnya, beberapa orang
mengutip pernyataan-pernyataan di mana Nyonya White menganjurkan
keluarga-keluarga untuk pindah ke kota-kota untuk melaksanakan pekerjaan
misionari. Sekali lagi, mereka berusaha menggunakan pernyataan-pernyataan ini
untuk tidak menghiraukan pernyataan lain yang banyak yang memperjelas tugas
kita untuk keluar dari kota-kota. Tetapi melalui penyelidikan yang seksama dan
dengan menimbang seluruh nasihat Suara Nubuatan, kita sekali lagi menemukan
bahwa ada keselarasan.
Kita melihat kebutuhan yang besar akan pekerjaan
misionari untuk membawa kebenaran tak hanya ke bangsa-bangsa asing, tetapi
kepada mereka yang di sekitar kita. Di dekat kita adalah kota-kota besar dan
kota-kota yang mana tak ada usaha dikerahkan untuk menyelamatkan jiwa-jiwa.
Mengapa tidak seharusnya keluarga-keluarga yang mengenal kebenaran masa kini
berdiam di kota-kota dan pedusunan ini, untuk mengangkat standar Kristus di
sana, bekerja dengan kerendahan hati, tidak melalui cara mereka sendiri, tapi
jalan Tuhan, untuk membawa terang kepada mereka yang tidak memiliki pengetahuan
akan hal itu? {ChS 180.1}
Bukanlah kehendak Allah bahwa umatNya harus berdiam atau
menetap bersama di komunitas-komunitas
yang besar. Murid-murid Kristus adalah wakilNya di atas dunia, dan Allah
merancang bahwa mereka akan terpencar di seluruh bangsa, di dalam kota,
kota-kota besar dan pedusunan, bagaikan terang di tengah kegelapan dunia.
Mereka adalah untuk menjadi misionari
bagi Tuhan, melalui iman dan perbuatan mereka memberikan kesaksian kepada
kedatangan JuruSelamat yang makin mendekat. {8T 244-245}
Pertama, ingatlah bahwa umat Allah diperintahkan secara
terang-terangan untuk meninggalkan kota-kota besar terlebih dahulu, pindah ke
kota-kota yang lebih kecil. (5T, 464-465). Hal ini ditegaskan
di tahun 1900 ketika Nyonya White
menulis, “Keluar dari kota-kota besar
secepat mungkin.” 6T, 195. Demikianlah hal ini selaras dengan nasihat Nyonya
White untuk tinggal di kota-kota yang lebih kecil pada waktu itu. Pandangan
yang dapat menyelaraskan semua nasihat dalam topik ini adalah bahwa ia pastilah
bermaksud kota-kota kecil. Untuk mengajukan interpretasi yang lain akan
menimbulkan kontradiksi yang begitu jelas. Perhatikan bahwa kata-kata dalam
kutipan-kutipan ini menyebutkan
kota-kota dalam konteks kota-kota kecil (towns) dan pedesaan (villages):
“kota-kota besar dan kota-kota kecil” (“cities and towns”), “kota-kota dan pedesaan”
(“cities and villages”), dan “kota-kota kecil, kota-kota besar, dan pedesaan”
(towns, cities, and villages”).
Tapi Bagaimana Dengan Evangelisasi Di Kota-kota?
Tak perlu dipertanyakan
lagi bahwa Nyonya White memiliki kerinduan yang kuat untuk mencari yang
tersesat di kota-kota dengan pekabaran tiga malaikat.
“Umat Allah tidak melaksanakan pekerjaan yang Ia kehendaki mereka untuk
lakukan untuk kota-kota. Saya telah memberikan kesaksian ini berulang-ulang
kali sampai sepertinya umat Allah tidak akan melakukan pekerjaan tersebut; tapi
kota-kota harus dimasuki. Kita tidak bisa membiarkan orang-orang yang tidak
mengenal kuasa kuat hukum Allah binasa. Kita memiliki tanggung jawab. Tuhan
menghendaki kita untuk bangun. Kita harus bergerak maju, atau penghakiman Allah
dengan pasti akan menimpa kita. Beberapa bulan ini pekerjaan yang mulia telah
dimulai di kota-kota besar. Begitu kota-kota dimasuki, rasa sakit di hatiku
mulai tersembuhkan.” {PUR, 12 Januari 1911, par. 3}
Walaupun Nyonya White
tidak menganjurkan untuk menghentikan segala pekerjaan di kota-kota begitu saja
untuk pindah ke pedesaan, ia dengan jelas menyatakan bahwa Tuhan menghendaki kita untuk bekerja tanpa harus berdiam di kota-kota
untuk menjangkau orang banyak yang tersesat di pusat-pusat metropolitan
bangsa kita. Nasihatnya adalah bahwa sementara kita tetap mengerahkan tenaga
kita untuk menolong yang tersesat di kota-kota, kita tetap harus berusaha untuk
pindah supaya kita dapat mengikuti rencana Allah dalam program jangkauan
evangelisasi kita:
“Biarkan anak-anak
manusia dengan pertimbangan yang logis ditunjuk, bukan untuk menyebarluaskan
niat mereka, tapi untuk mencari tanah di
daerah pedalaman, dengan akses yang mudah ke kota, sesuai untuk sekolah
pelatihan kecil bagi para pekerja, dan di mana fasilitas dapat tersedia untuk
merawat jiwa-jiwa yang sakit dan terbeban yang tidak mengenal kebenaran.
Carilah tempat-tempat seperti ini tak jauh dari kota-kota besar, di mana
bangunan-bangunan yang sesuai dapat berdiri teguh, entah sebagai pemberian dari
si pemilik atau dibeli dengan harga yang sesuai melalui pemberian umat kita.
Jangan mendirikan bangunan di kota-kota yang bising.”—Medical Ministry, hal. 308-309 (1909) {CL 30.3}
Kata pembawa pesan Allah, “Apakah kota-kota tak perlu
diperingatkan? Ya, bukan dengan umat Allah berdiam di dalamnya, tapi dengan mengunjungi mereka, untuk mengamarkan
tentang apa yang akan menimpa ke atas dunia.” Manuscript Release, Vol. 1, hlm. 253
(1902)
Sebagai umat Allah yang memelihara hukum, kita harus
meninggalkan kota-kota. Sama seperti apa yang Henokh lakukan, kita harus
bekerja di kota-kota, tapi tidak berdiam di dalamnya.—Evangelism, hal. 78,79 (1899)
{CL 30.4}
Adakah Yang Mengkhawatirkan Tentang Hal Ini?
Keadaan yang mendesak
tentang umat Allah meninggalkan kota-kota membebani Nyonya White begitu
beratnya sehingga ia tak dapat tidur mengkhawatirkan hal ini. Sayangnya, kekhawatiran ini berkurang pada zaman ini.
Saya tidak dapat tidur melewati jam dua pagi ini. Tadi
malam, saya berada di sebuah pertemuan. Saya sedang memohon kepada beberapa
keluarga untuk menolong diri mereka sendiri sebagai sarana yang ditentukan
Allah, dan keluar dari kota-kota untuk menyelamatkan anak-anak mereka. Beberapa
orang berlengah, tak mengeluarkan usaha sama sekali. {CL 6.6}
Malaikat-malaikat kemurahan hati menggegas Lot dan
istrinya dan anak-anak perempuannya dengan memegang tangan mereka. Andaikan Lot
bergegas seperti yang dikehendaki Allah, istrinya tak akan menjadi patung
garam. Lot memiliki terlalu banyak roh yang berlengah-lengah. Marilah kita
tidak menjadi seperti dia. Suara yang sama yang memperingatkan Lot untuk
meninggalkan Sodom mengundang kita, “Keluarlah kamu dari antara mereka, dan
pisahkanlah dirimu dari mereka, ... dan janganlah menjamah apa yang najis.” Mereka yang menuruti amaran ini akan
menemukan perlindungan. Biarlah
setiap orang terbangun dan sadar demi diri mereka sendiri, dan berusaha
menyelamatkan keluarganya. Biarlah ia mempersiapkan dirinya untuk pekerjaan
itu. Allah akan menunjukkan tahap demi tahap apa yang perlu dilakukan
selanjutnya. Review and Herald,
11 Desember 1900 {CL 6.7}
Semoga Tuhan mengasihani kita!
Diterjemahkan oleh Monik Amelia, September 2007, Florida-USA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar